BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan perkotaan dalam sektor pusat bisnis dan hunian makin pesat, semua developer berlomba-lomba untuk mengembangkan kawasan tertentu menjadi kawasan superblok dan menyediakan fasilitas bagi penggunanya sehingga tidak perlu keluar kawasan tersebut. Seperti halnya pada tapak penelitian ini yang berada di jl.Cinere Raya nomor 1A Limo-Depok 16514, kawasan ini akan di kembangkan oleh PT.Megapolitan Developments. Lahan seluas 15 HA ini akan di desain menjadi sebuah masterplan kawasan superblock di beri nama Centro Cinere, di dalam kawasan superblock ini nantinya akan terdapat beberapa fungsi seperti apartemen, office, hotel, dan pusat perbelanjaan . Tapak yang di gunakan oleh penulis memiliki fungsi apartement dan pusat perbelanjaan , lokasi persisnya terdapat pada gambar masterplan yang di beri warna kuning.
Gambar 1.1 Area Masterplan Centro Cinere (2013) Sumber: Google Maps dan hasil olahan pribadi
1
2
Gambar 1.1 Masterplan Centro Cinere (2013) Sumber: http://cinerebellevuesuites.com
Latar Belakang Fungsi
Seiring dengan semakin berkembangnya perkotaan khususnya di Jakarta bila di tinjau dari bidang ekonomi, menimbulkan dampak kepadatan penduduk yang berasal dari meningkatnya angka urbanisasi dikarenakan banyak yang ingin mengadu nasib di kota. Banyaknya masyarakat yang pindah ke kota, menyebabkan populasi penduduk di Jakarta menjadi padat dan kebutuhan akan tempat tinggal pun menjadi suatu permasalahan dengan lahan yang terbatas di Jakarta. Menyikapi permasalahan di atas, maka timbul pemecahan yaitu membuat suatu hunian yang dibuat secara vertikal yang kemudian dikenal dengan nama Apartemen. Seiring perkembangan gaya hidup di kota maka, apartemen pun lambat laun digabungkan dengan fungsi lain seperti kantor atau pertokoan (Akmal, 2007). Konsep penggabungan tersebut yang dikenal dengan nama mixed use karena dianggap selain mengatasi masalah keterbatasan lahan, juga dipercaya dapa
3
mengurangi kemacetan dikarenakan penghuni apartemen tidak perlu pergi ke tempat lain untuk berbelanja maupun bekerja. 1.1.2 Latar Belakang Tapak
Gambar 1.2Letak tapak (2013) Sumber: Google Maps dan Hasil Olahan Pribadi
Tapak berukuran 9983 m2 dengan garis sempadan bangunan (GSB) 15m, koefisien luas bangunan (KLB) 6 = 59.898 m2 , luas total yang boleh di bangun (KDB) 5989 m2 dan ketinggian maksimal 18 lantai akan di buat high rise apartement yang terdiri atas 18 lantai dengan fasilitas pendukung yaitu pusat perbelanjaan berupa Departement Store yang didesain untuk memenuhi kebutuhan penghuni. Untuk hunian vertikal seperti apartemen, kenyamanan merupakan hal yang sangat penting bagi penghuni. Bila di lihat dari segi arsitektur bukaan merupakan hal yang perlu di perhatikan, penulis mengambil fungsi yang tergolong penting pada proyek ini yaitu unit kamar pada apartemen. Oleh karena itu bukaan sangat berpengaruh terhadap sinar matahari yang masuk.
4
1.1.3 Latar Belakang Sun Shading
Sinar matahari merupakan satu elemen dalam kehidupan manusia selain memberikan pencahayaan juga terbukti memiliki efek yang positif bagi kesehatan manusia. Akan tetapi, dalam dunia arsitektur cahaya matahari yang berlebih juga dapat mengganggu kenyamanan thermal dan mengganggu kenyamanan visual (silau) (Kensek 2011). Oleh karena itu dibutuhkan suatu bentuk penahan sinar matahari pada bukaan yang mampu mengontrol sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan yang di sebut sun shading (Olgyay , 195.).Secara astronomis Indonesia terletak diantara 6° LU dan 11° LS. Berdasarkan letak astronomis tersebut, Indonesia termasuk kedalam daerah tropis dan mempunyai suhu rata-rata umumnya dapat mencapai 35°c (Talarosha 2005). Berdasarkan kutipan teori tersebut di lakukanlah analisa pada bentuk massa bangunan di tapak yang berhubungan dengan suhu, pencahayaan matahari dan radiasi matahari. Dari hasil analisa tersebut di dapatkan kesimpulan akhir bahwa radiasi sinar matahari pada tapak mencapai 70Wh/m2, pencahayaan mencapai +3000 lux, dan temperatur mencapai 30°C. Berdasarkan data NASA tentang iklim pada tapak, diketahui suhu nyaman pada tapak yaitu antara 21.52°C -28.3°C, hasil analisa menunjukan bahwa suhu pada tapak melewati batas nyaman. Berdasarkan dari hasil analisa tersebut maka dibutuhkan sesuatu untuk mereduksi panas, salah satu pemecahannya adalah dengan penggunaan sun shading sehingga rambatan panas tidak langsung menyentuh dinding unit apartemen. 1.1.4 Latar Belakang Kinetis Sun Shading
Dewasa ini perkembangan arsitektur pada era modern ini sangat pesat, seperti banyak yang menggabungkan arsitektur dengan teknologi canggih, contohnya adalah kinetic sun shading. Desain sun shading dengan penambahan mekanisme penggerak dapat dianggap sebagai solusi gabungan dari arsitektur dan situasi siang hari (daylight) untuk mengoptimalkan fungsi dari sun shading sehingga sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan dapat terkontrol dengan optimal (Wei 2009). Pada penelitian ini kinetic sun shading memiliki acuan bergerak berdasarkan perubahan letak matahari yang menyinari bangunan, pada penelitian ini pergerakan matahari hanya diambil pada titik titik ekstrim, di harapkan pergerakannya dapat mengoptimalkan kinerja sun shading, lalu untuk waktu bergerakannya dapat diatur
5
sendiri oleh penggunanya dalam rangka meningkatkan kinerja fungsinya (Wigginton 2002). Untuk mekanisme cara bergerak penulis berencana untuk memakai mekanisme penggerak otomatis (motor). 1.2 Masalah Isu Pokok
Berdasarkan latar belakang pada tapak, muncul masalah tentang kenaikan suhu yang melewati batas nyaman sehingga di butuhkan solusi untuk mereduksi panas, salah satunya dengan menggunakan sun shading, menurut Wei (2009) dalam master thesis nya parameter yang digunakan dalam mendesain sun shading yaitu HSA dan VSA. HSA dan VSA bisa didapatkan dengan analisa terlebih dahulu terhadap massa bangunan pada tapak dengan orientasi matahari. Massa bangunan yang dibuat pada tapak terbentuk berdasarkan regulasi tapak setempat.
Gambar 1.3 Gubahan Massa Bangunan Sumber: Hasil Olahan Pribadi
Massa bangunan yang terbentuk ini akan digunakan sebagai model untuk disimulasikan dengan menggunakan software ecotect. Hal ini dilakukan guna mencari area mana saja yang krusial pada tapak yang membutuhkan sun shading dengan menganalisis solar radiation pada massa bangunan. Untuk memastikan simulasi yang di lakukan akurat berdasarkan letak tapak maka harus mesaukan data letak geografisnya yang berada pada -6.317º (latitude) dan 106.783º (longitude). Analisa akan dilakukan pada setiap sisi bangunan, berikut adalah penamaan pada tiap sisi:
6
4 3
6 2
5 1
Gambar 1.4 Tapak Atas Massa Bangunan Sumber: Olahan Pribadi
Setelah mendapatkan HSA dan VSA maka di lanjutkan dengan menganalisa panjang dari sun shading untuk mendapatkan batas terpanjang pada setiap sisi dari massa bangunan untuk menjadi tolak ukur gerak kinetis yang acuannya pada pergerakan matahari. 1.3 Formulasi Masalah
Penggunaan sun shading merupakan suatu elemen penting pada bangunan, terutama pada bangunan tropis dimana suhu rata-rata tinggi menjadi masalah pada bukaan. Oleh karena itu, penrancangansun shading haruslah menjadi bahan pertimbangan
saat merancang
bangunan
(Tzempelikos,
2005).
Untuk
itu
pengoptimalan sun shading diperlukan untuk menghasilkan sun shading yang efektif, salah satu caranya dengan membuat kinetic sun shading. Dalam penelitian ini, akan dilakukan analisa terhadap bentuk sun shading dengan HSA (Horizontal Shadow Angle) dan VSA (Vertical Shadow Angle), lalu analisa batas pergerakan sun shading terhadap pergerakan matahari. Berikut adalah target yang akan dicapai dalam penelitian ini:
7 •
Mencari orientasi bentuk massa bangunan yang terbaik berdasarkan pergerakan matahari pada tapak.
•
Mencari bentuk sun shading yang sesuai dengan pergerakan serta orientasi matahari yang ada pada tapak.
•
Menentukan batas pergerakan kinetic sun shading berdasarkan pergerakan matahari yang diambil pada titik ekstrim.
1.4 Ruang Lingkup
Objek penelitian penyusun yaitu merancang apartemen high rise dengan fungsi penunjang Departement store dengan topik penerapan sirip penangkal sinar matahari kinetis, penelitian ini bersifat kualitatif. Adapun variabel yang akan di teliti oleh penyusun adalah mengoptimalkan pergerakan kinetic sun shading untuk meningkatkan efektifitas sun shading pada objek desain, sample penelitian di ambil pada fungsi yang tergolong penting yaitu unit pada apartemen dan, sample ini di ambil
berdasarkan
kebutuhan
ruangan
yang
memerlukan
sinar
matahari.
Mengoptimalkan pergerakan kinetic sun shading untuk menutupi solar window yang dimaksud adalah merancang kinetic sun shading dengan menitik beratkan penelitian pada pergerakan sun shading yang berdasarkan pada pergerakan matahari dan kebutuhan penggunanya. Hasil akhir penelitian ini berupa simulasi pergerakan kinetic sun shading yang dapat menutipi solar window sehingga lebih optimal dan efektif di bandingkan dengan passive sun shading.
1.5 Maksud dan Tujuan
Maksud dari kegiatan penelitian ini adalah untuk merancang apartemen dengan fasilitas penunjang pusat perbelanjaan dengan memperhatikan orientasi matahari
8
serta iklim pada site yang yang akan dijadikan parameter sebagai perancangan sun shading. Untuk mencapai maksud tersebut maka, tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui keadaan kontekstual pada tapak sehingga dapat mengetahui masalahmasalah yang ada pada tapak serta penyelesaiannya. 2. Mengetahui penerapan sun shading yang sesuai dan memberikan penambahan mekanisme bergerak dalam rangka mengoptimalkan kinerja sun shading agar lebih efektif . 3. Menerapkan kinetic sun shading tersebut pada bangunan apartemen sesuai dengan hasil analisa yang telah diperoleh
1.6 Kerangka Berfikir
Bab 1 1.Latarbelakang belakang
2.Latarbelakang
tentang penggunaan
tapak
shading
3.Perkembangan
4.
sun konsep sun shading
berdasarkan
Hubungan
fungsi dengan kinetic
tapak
sun
shading
Bab 2 5.Teori daylighting 6.Teori dan sun shading
Adaptive 7.
Architecture
Mendesain
shading
sun 8. Studi proyek
dengan sejenis / tema
menggunakan
sejenis
analisis software
Bab 3 9. data
Pengumpulan pendukung
semua 10. Menentukan parameter 11. untuk untuk
mendesain
Menentukan
tahap-
sun tahap dan urutan untuk
9
melakukan penelitian
shading
melakukan penelitian
Bab 4 12.
13.
14.
15.
16.
Menganalisis
Menganalisis
Mensimulasikan
Menganalisis
Penerapan
bentuk
massa bentuk
bangunan
sun penerapan
shading
shading
pada sun
terhadap fungsi terhadap radiasi massa bangunan radiasi
dan sinar matahari sinar
terhadap
kurun
kinetis mekanisme shading penggerak
bangunan terhadap orbit langkah 14
matahari
matahari
sun arah
pada
sun
shading
dalam
waktu
1
tahun
17.
Mensimulasikan
penerapan shading
kinetic pada
sun massa
bangunan terhadap orbit matahari
dalam
kurun
waktu 1 tahun.
Bab 5 18. Menyimpulkan hasil dari penerapan 19. Memberikan saran bagi yang ingin kinetic sun shading terhadap objek melanjutkan penelitian ini desain
1.6 Tinjauan Pustaka
Generative Sun Shade Design (ren wei, Germany, 2009.) Isi dari jurnal di atas adalah menerangkan bagaimana cara mendesain sun shading dari mulai elemen apa saja yang di perhatikan supaya penggunaan sun shading lebih akurat dan optimal sampai bagai mana cara mensimulasikannya. Pada jurnal ini juga di bahas beberapa perkembangan sun shading design dengan contoh
10
kasus bangunan yang sudah terbangun seperti “esplanade theatre” yang menggunakan reactive sun shading dimana sun shading bereaksi terhadap pergerakan matahari di jelaskan di dalam jurnal ini. Lalu terdapat statement yang penting menurut penyusun yaitu : Sun shade design can be regarded as combined solution from architecture and daylight situation. Statement ini menjelaskan bahwa desain sun shading merupakan sebuah solusi dari arsitektur dan situasi siang hari (daylight)
Kesimpulannya dari jurnal ini adalah sunshading merupakan sebuah solusi untuk memecahkan masalah terhadap sinar matahari berlebih yang memberikan dampak kenaikan suhu dan mengganggu kenyamanan visual (silau). Selain itu jurnal ini memberikan edukasi tentang cara mendesain sun shading yang baik dan memberikan edukasi tentang perkembangan sun shading di dunia dengan cara mengambil kasus pada bangunan yang sudah terbangun