BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Tangerang sebagai salah satu wilayah satelit dari ibukota Jakarta mengalami pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor khususnya dari sektor pertumbuhan penduduk, ekonomi, dan perindustrian. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya nilai investasi di kota Tangerang dan perkembangan infrastruktur yang terus membaik (Kabag Perekonomian Pemkot Tangerang, Muhammad Noor, 2011). Pertumbuhan yang pesat ini memicu pembangunan jalur transportasi untuk memudahkan mobilisasi penduduk serta perindustrian secara mikro antara Jakarta dan Tangerang, serta secara makro antara Sumatera dan Jawa. Salah satu wujud nyatanya merupakan pembangunan jalan tol JakartaTangerang-Merak sepanjang 98 km yang sudah mulai dioperasikan tahun 1984 dan dikelola oleh PT Jasa Marga (Persero). Jalan tol Jakarta-Merak terbagi atas 2 bagian yaitu jalan tol JakartaTangerang dan jalan tol Tangerang-Merak. Sebagai jalur perhubungan utama antara Jakarta dengan Tangerang dan sekitarnya, jalan tol Jakarta-Tangerang merupakan salah satu jalan tol tersibuk di samping jalan tol Jabodetabek lainnya. Dengan lintas harian rata-rata (LHR) yang tinggi yaitu 294.745 kendaraan/hari, (berdasarkan data rekapitulasi BPJT, 2012), kemacetan kerap terjadi pada jamjam sibuk di hari-hari kerja. Kondisi lalu lintas ini perlu diantisipasi oleh operator jalan tol sebagai pihak pengelola dengan memenuhi segala persyaratan aspek dan prasarana yang berkaitan dengan jalan tol agar dapat mencegah kemungkinan-kemungkinan terjadinya ketidaknyamanan seperti kemacetan atau
1
2 bahkan hal-hal fatal seperti kecelakaan lalu lintas. Hal ini sudah diatur di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 392/PRT/M/2005 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan Tol. Dengan demikian, pihak operator sebagai pengelola jalan tol memiliki parameter yang jelas yang harus dicapai untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat pengguna jalan tol. Untuk memenuhi standar pelayanan minimal jalan tol, ada beberapa aspek yang harus ditinjau, yaitu kondisi jalan tol, kecepatan tempuh rata-rata, aksesibilitas, mobilitas, keselamatan lalu lintas, serta unit pertolongan, penyelamatan, dan bantuan pelayanan. Masing-masing memiliki kriteria yang menjadi tolok ukur dalam menentukan penilaian sebuah jalan tol apakah sudah memenuhi SPM atau belum. Aspek-aspek inilah yang akan dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini untuk menentukan prioritas pemenuhan SPM dan mengevaluasi kinerja jalan tol, khususnya Tol Jakarta-Tangerang.
1.2
Identifikasi Masalah Masalah-masalah yang menjadi pendorong dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Peningkatan volume kendaraan khususnya pada jam-jam sibuk di pagi dan sore hari secara rutin mengakibatkan antrean panjang di gerbanggerbang tol sepanjang ruas tol Jakarta-Tangerang. b. Penumpukan kendaraan juga sering terjadi menjelang area peristirahatan di sepanjang ruas tol Jakarta-Tangerang, khususnya pada jam-jam sibuk di hari kerja.
3 c. Banyaknya kendaraan bermuatan barang dengan ukuran besar yang melintasi jalan tol Jakarta-Tangerang mengakibatkan kondisi perkerasan jalan mengalami banyak kerusakan di beberapa segmen tertentu dan membahayakan pengemudi kendaraan penumpang. d. Peningkatan volume kendaraan yang terjadi setiap tahun juga diiringi dengan peningkatan frekuensi kejadian kecelakaan lalu lintas di ruas tol Jakarta-Tangerang yang mengakibatkan kerugian mulai dari materi hingga korban jiwa. e. Kondisi permukaan jalan di beberapa titik di sepanjang ruas tol tidak rata dan berlubang, prasarana keselamatan lalu lintas seperti penerangan jalan dan pagar rumija belum tersedia di beberapa segmen jalan, dan waktu transaksi di gerbang tertentu menyebabkan antrean kendaraan panjang yang menjadi dasar pertimbangan untuk mengevaluasi pemenuhan SPM oleh pihak operator/BUJT di ruas tol Jakarta-Tangerang.
1.3
Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Ruas tol yang dijadikan fokus pengamatan adalah ruas tol JakartaTangerang. b. Penentuan prioritas SPM (Standar Pelayanan Minimal) jalan tol dilakukan melalui pengumpulan data berupa kuesioner. c. Kriteria yang perlu dipenuhi untuk dapat menjadi responden adalah sebagai berikut :
4 •
Laki-laki atau perempuan dengan rentang usia 15-64 tahun (usia produktif),
•
Merupakan
pengguna
jalan
tol
Jakarta-Tangerang
(baik
pengemudi kendaraan atau penumpang), •
Mengetahui unsur-unsur yang terdapat di dalam substansi pelayanan jalan tol, khususnya ruas tol Jakarta-Tangerang.
d. Data kuesioner diolah menggunakan program komputer berbasis Analytic Hierarchy Process (AHP) yaitu Expert Choice versi 11. e. Kriteria penilaian SPM (Standar Pelayanan Minimal) jalan tol berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pekerjaan
Umum
Nomor
392/PRT/M/2005 tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol. f. Kriteria yang dinilai dan ditinjau sebagaimana tercantum di dalam SPM yaitu Kondisi Jalan Tol, Kecepatan Tempuh Rata-Rata, Aksesibilitas, Mobilitas,
Keselamatan
Lalu
Lintas,
serta
Unit
Pertolongan,
Penyelamatan, dan Bantuan Pelayanan. g. Data sekunder yang dijadikan acuan dalam evaluasi adalah data Rekapitulasi Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) jalan tol periode 2010-2012 dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Indonesia. h. Survei/peninjauan dilakukan secara random di titik-titik sepanjang ruas tol Jakarta-Tangerang berdasarkan kriteria penilaian dan berkaitan langsung dengan aspek yang ditinjau sesuai SPM jalan tol.
1.4
Tujuan dan Manfaat Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
5 a. Mengetahui prioritas pemenuhan SPM (Standar Pelayanan Minimal) di ruas jalan tol Jakarta-Tangerang berdasarkan penilaian masyarakat selaku pengguna jalan tol yang bersangkutan. b. Mengevaluasi pemenuhan substansi pelayanan di lapangan (jalan tol) dengan SPM (Standar Pelayanan Minimal) sebagai upaya mengatasi berbagai masalah yang terjadi di ruas tol Jakarta-Tangerang. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan memberikan manfaat bagi operator dan regulator yaitu sebagai bahan evaluasi dalam memenuhi SPM jalan tol. Di sisi lain, bagi para pengguna jalan tol juga akan memberikan manfaat selain sebagai sosialisasi mengenai SPM jalan tol, juga dapat menilai dan memberikan masukan kepada pihak operator (dalam hal ini PT Jasa Marga) dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pelayanan pada ruas jalan tol Jakarta-Tangerang.
1.5
Metodologi Penelitian Untuk menentukan prioritas dalam pemenuhan SPM (Standar Pelayanan Minimal) jalan tol, diperlukan adanya penilaian atau pembobotan dari setiap substansi pelayanan oleh masyarakat selaku pengguna jalan tol. Hal ini dilakukan untuk memperkuat suatu penilaian berdasarkan pilihan masyarakat dengan perolehan skala tertinggi dari masing-masing aspek yang dinilai. Untuk itu, dilakukan penyebaran kuesioner kepada pengguna jalan tol, khususnya ruas tol Jakarta-Tangerang, yang berisi mengenai penilaian kriteria-kriteria dalam SPM. Responden akan menilai kriteria mana yang paling penting di setiap substansi pelayanan melalui perbandingan berpasangan (Parwise Comparison) dari setiap kriteria di dalamnya. Dari sinilah penulis akan memperoleh pembobotan
SPM
tertinggi
berdasarkan
penilaian
masyarakat
setelah
6 pengolahan data secara komputerisasi menggunakan program Expert Choice yang berbasis Analytic Hierarchy Process (AHP) yaitu suatu metode pengambilan keputusan secara matematis. Setelah didapatkan hasil berupa prioritas pemenuhan SPM, maka selanjutnya dilakukan evaluasi pemenuhan SPM berdasarkan data rekapitulasi periode 20102012 dari BPJT dan survei ke lapangan (di ruas tol Jakarta-Tangerang) untuk meninjau secara langsung pemenuhan kriteria SPM tersebut, yakni apakah sudah sesuai dengan standar atau belum. Apabila belum, maka perlu dicarikan solusi atau saran yang tepat untuk memenuhi kriteria SPM tersebut.
1.6
Sistematika Penulisan Penelitian ini akan diuraikan ke dalam berapa bagian : •
Bab 1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijabarkan mengenai latar belakang permasalahan yang mendorong dilakukannya penelitian, identifikasi masalah, batasan atau ruang lingkup penelitian, tujuan dilakukannya penelitian, manfaat yang didapatkan dari penelitian, serta metodologi dan sistematika penulisan laporan.
•
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan Pada bagian ini akan menguraikan beberapa landasan teori yang digunakan dalam pembahasan penelitian seperti jalan tol, standar pelayanan minimal (SPM) jalan tol dan kriteria-kriteria di dalamnya (mencakup Kondisi Jalan Tol, Kecepatan Tempuh Rata-Rata, Aksesibilitas,
Mobilitas,
Keselamatan
Lalu
Lintas,
serta
Unit
Pertolongan, Penyelamatan, dan Bantuan Pelayanan), serta teori
7 mengenai metode Analytic Hierarchy Process yang digunakan dalam mengolah data kuesioner. •
Bab 3 Metodologi Pada bagian ini akan ditampilkan bagan alir tahapan-tahapan dalam penelitian. Selain itu juga akan dijelaskan mengenai pendekatan penelitian dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam tahap analisis dan gambaran umum mengenai obyek penelitian yaitu jalan tol Jakarta-Tangerang.
•
Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab ini akan menguraikan hasil pengumpulan data dari kuesioner dan membahas secara
terperinci metode pengolahan data
tersebut
menggunakan perhitungan metode AHP (Analytic Hierarchy Process) dan
menggunakan
program
komputer
Expert
Choice.
Dari
pengolahan/analisis data tersebut akan didapatkan hasil berupa penilaian kriteria SPM tertinggi yang akan dijadikan prioritas dalam pemenuhan SPM dan evaluasi serta survei/peninjauan di lapangan. Selanjutnya, pembahasan dari hasil analisis data diuraikan beserta evaluasi dari data sekunder. Informasi pendukung lainnya dari hasil peninjauan atau survei di lapangan juga akan dipaparkan secara terperinci agar dapat terlihat kriteria mana saja yang sudah memenuhi maupun yang belum memenuhi persyaratan di dalam SPM jalan tol. •
Bab 5 Simpulan dan Saran Pada bagian terakhir ini akan dipaparkan kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan saran untuk pemenuhan kriteria SPM di jalan tol Jakarta-Tangerang agar dapat mengatasi permasalahan yang ada di
8 dalamnya sehingga keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dapat terwujud.