Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Menurut Kridalaksana dalam Kushartanti ( 2005,hal.3) ,bahasa mempunyai enam konsep yaitu, pertama , bahasa adalah sistem , artinya unsur-unsur bahasa diatur seperti pola-pola yang berulang sehingga kalau hanya salah satu bagian saja tidak tampak , maka keseluruhan ujarannya dapatlah diramalkan atau dibayangkan. Contohnya, kalimat berangkat ... kantor . Pada kalimat tersebut dapat kita ramalkan keseluruhan ujarannya walaupun salah satu bagian dalam kalimat ini dihilangkan. Kedua, supaya orang dapat bekerja dan berkomunikasi , bahasa digunakan berdasarkan kesepakatan , artinya bahasa diberi makna tertentu oleh para anggota masyarakat tertentu dan para pengguna baru tinggal mempelajarinya. Contohya , sesuai dengan kesepakatan manusia bahwa sesuatu barang dinamakan meja, dengan ciri-ciri terbuat dari kayu maupun besi berbentuk persegi empat atau bulat, memiliki kaki yang disebut dengan kaki meja, fungsinya bisa dipakai untuk menaruh sesuatu, tempat makan, tempat belajar ,dan sebagainya . Tidak mungkin benda tersebut dinamakan jema, ajme, jame, dan sebagainya. Ketiga, bahasa sebagai identifikasi diri dalam bersosialisasi. Diantara semua ciri budaya, bahasa adalah ciri pembeda yaing paling menonjol karena dengan bahasa ,setiap kelompok sosial merasa diri sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok lain. Dengan kata lain, bahasa menunjukkan bangsa .
1
Keempat , bahasa adalah sistem bunyi. Pada dasarnya bahasa itu berupa bunyi atau disebut juga bahasa tutur .Tulisan itu bersifat sekunder karena manusia dapat berbahasa tanpa mengenal tulisan. Kelima , bahasa adalah sistem tanda . Tanda adalah hal atau benda yang mewakili sesuatu atau hal yang menimbulkan reaksi yang sama apabila orang menanggapi apa yang diwakilinya itu. Tanggapan itu berupa penglihatan , pendengaran , penciuman , dan sebagainya .Setiap bagian dari bahasa tentulah mewakili sesuatu. Dengan kata lain , bahasa itu bermakna, bahasa itu berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan dan alam sekitarnya yang memakainya. Keenam, bahasa bersifat unik. Artinya , bahasa mempunyai sistem yang khas berbeda yang tidak sama dengan bahasa lain. Misalnya , bahasa Indonesia mempunyai lebih dari 50 kata untuk menggambarkan berbagai bentuk daun yang tidak dikenal dalam bahasa lain. Menurut Verhaar ( 2004,hal.3) , dalam berbahasa tentunya harus mempunyai ilmu khusus untuk memperkuat keyakinan diri dalam berbahasa .Ilmu yang mempelajari tentang bahasa disebut linguistik. Menurut Verhaar ( 2004,hal.4) ,dalam ilmu linguistik, tidak hanya meneliti satu bahasa saja, melainkan juga meneliti bahasa pada umumnya . Contohnya , dalam bahasa Indonesia terdapat kata memperbesar sedangkan dalam bahasa Inggris terdapat kata to be friend . Persamaan dalam kedua kalimat tersebut terletak pada kedua makna dalam kedua kalimat tersebut yaitu, menjadi. Sedangkan Kata dalam bahasa Indonesia, memperbesar mempunyai arti yaitu, menyebabkan sesuatu menjadi lebih besar sedangkan kata dalam bahasa Inggris ,
to be friend
mempunyai arti yaitu menjadikan sahabat . Dari kedua contoh tersebut , dapat disimpulkan bahwa meskipun bahasa di dunia berbeda satu sama lain , akan tetapi di sisi 2
lain pasti ditemukan persamaan. Itulah sebabnya mengapa linguistik sering dikatakan bersifat umum. Menurut Verhaar (2004,hal.9 ), setiap bidang ilmu pengetahuan dibagi atas bidang – bidang “bawahan “ atau “cabang “. Misalnya , ilmu kimia organik dan kimia anorganik. Begitu juga dengan ilmu linguistik. Ilmu linguistik dibagi menjadi linguistik antropologis dan sosiolinguistik . Linguistik antropologis yang dimanfaatkan oleh para ahli antropologi budaya
sedangkan linguistik sosiolinguistik untuk meneliti
bagaimanakah dalam bahasa itu dicerminkan hal-hal sosial dalam golongan tertentu .Bidang –bidang bawahan tersebut mengandaikan pengetahuan linguistik yang mendasarinya . Bidang yang mendasari itu adalah bidang yang menyangkut struktur – struktur dasar tertentu, yaitu : fonetik dan fonologi ( struktur bunyi bahasa) , morfologi (struktur kata) , sintaksis (struktur antar kata dalam kalimat) , pemakaian suatu bahasa , semantik (makna) dan pragmatik (hubungan tuturan bahasa dengan apa yang dibicarakan). Seperti yang sudah dijelaskan tadi bahwa setiap negara mempunyai budaya masingmasing –masing yang berbeda dengan negara lainnya, begitupun bahasa yang dimiliki tiap-tiap negara . Seperti halnya dengan bahasa Jepang yang mempunyai kriteria yang unik, karena tidak ada masyarakat negara lain yang memakai bahasa Jepang sebagai bahasa nasionalnya. Sementara bangsa lain ada yang memakai lebih dari satu bahasa sebagai bahasa nasionalnya. Contohnya, bangsa Kanada memakai dua bahasa sebagai bahasa resminya yaitu, bahasa Inggris dan bahasa Perancis.Dengan menguasai salah satu bahasa tersebut , kita dapat berkomunikasi dengan orang Kanada. Akan tetapi , apabila kita ingin berkomunikasi dengan orang Jepang , kita harus menguasai satu bahasa yaitu yang kita kuasai
(Sutedi , 2011,hal.11) . Banyak pemelajar bahasa Jepang mengalami 3
kesulitan dalam mempelajari bahasa Jepang. Karena kurang pengetahuan mengenai tata bahasa Jepang . Menurut Sutedi (2011,hal.73), kalimat berfungsi untuk menyampaikan makna. Predikat suatu kalimat merupakan bagian terpenting , karena fungsi dan makna suatu kalimat bergantung pada bentuk predikatnya . Penggolongan satuan bahasa berdasarkan pada bentuk , fungsi
dan makna disebut kategori gramatikal . Menurut Sutedi
(2011,hal.77), Kategori gramatikal pada predikat kalimat verbal dalam bahasa Jepang biasanya
mencakup
tingkat
kehalusannya
(teineisa)
,bentuk
positif
dan
negatif(mitomekara) ,diatesis(rai) ,aspek(sou) ,kala atau tense(jisei), dan modalitas(hou). Nitta ( 1991,hal.18 ) memberikan definisi modalitas , yaitu : 〈モダリティ〉とは,現実との関わりにおける,発話時の話し手の立場から した,言表事態に対する把握のし方,および,それらについての話し手の 発話・伝達的態度のあり方の表し分けに関わる文法的表現である。 Terjemahan : Modalitas adalah cara pandang terhadap keadaan tertentu ,dan Ungkapan tata bahasa berdasarkan sikap si penutur dalam berkomunikasi. Hal serupa juga dikemukakan oleh Chaer (2002,hal.262) bahwa modalitas adalah keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan , yaitu mengenai perbuatan , keadaan dan permintaan atau ajakan. Modalitas dalam sebuah kalimat disebut keterangan predikat .Beliau juga menyatakan bahwa modalitas dibagi menjadi empat jenis , yaitu : 1. Modalitas intensional yaitu modalitas yang menyatakan keinginan, harapan, permintaan atau juga ajakan. 2. Modalitas epistemik yaitu modalitas yang menyatakan kemungkinan dan kepastian. 3. Modalitas deontik yaitu modalitas yang menyatakan keizinan atau keperkenaan
4
4. Modalitas dinamik yaitu modalitas yang menyatakan kemampuan. Menurut Widjono ( 2008,hal.152-153) , modalitas mempunyai dua fungsi , yaitu : 1. Mengubah nada : dari nada tegas menjadi ragu-ragu atau sebaliknya . Ungkapan yang dapat digunakan antara lain : barangkali, tentu dan mungkin. 2. Menyatakan sikap. Jika ingin mengungkapkan dengan nada kepastian dapat digunakan ungkapan : pasti, pernah, tentu , sering , jarang dan kerapkali. Sedangkan dalam bahasa Jepang , menurut Masuoka dalam Sutedi (2011,hal.93 ) , modalitas bahasa Jepang dibagi menjadi 10 jenis berdasarkan fungsinya , yaitu : 1. Kakugen「格言」, yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang dianggap pasti atas keyakinan pembicara. Biasanya diungkapkan dengan kalimat pernyataan. 2. Meirei「命令」, yaitu modalitas yang digunakan untuk memerintah lawan bicara agar melakukan sesuatu. 3. Kinshi-kyoka「禁止・許可」, yaitu modalitas untuk menyatakan larangan dan ijin untuk melakukan suatu perbuatan. 4. Irai「以来」, yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan permohonan kepada orang lain, agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu. 5. Toui「当為」, adalah modalitas yang digunakan untuk menyatakan keharusan atau saran kepada seseorang. 6. Ishi-moushide-kanyuu「意志·申し出·勧誘」, merupakan modalitas yang digunakan untuk menyatakan maksud melakukan sesuatu, menawarkan sesuatu, dan mengajak sesuatu kepada orang lain. 7. Ganbou「願望」, yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan keinginan,
5
baik berupa perbuatan yang ingin dilakukan sendiri, maupun menginginkan orang lain melakukan sesuatu perbuatan. 8. Gaigen「外言」, yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan dugaan atau suatu kemungkinan terhadap sesuatu hal, karena pembicara merasa tidak yakin atau menyampaikan sesuatu berita yang pernah didengarnya. 9. Setsumei「説明」, yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan sesuatu alasan ketika menjelaskan sesuatu hal. 10. Hikyou 「比況」, yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan perban― dingan . Karena modalitas itu sendiri memiliki beberapa jenis , maka penulis akan memfokuskan penelitian terhadap salah satu modalitas bahasa Jepang , gaigen 「概言」 yaitu modalitas yang menyatakan dugaan ,salah satunya adalah ~ darou dalam sebuah novel yang berjudul Mado no Sakana . Penulis menggunakan novel Mado no Sakana sebagai korpus data untuk menganalisis fungsi penggunaan modalitas darou . Faktor lain dari pemilihan topik tersebut adalah karena dalam novel tersebut banyak terdapat kalimat yang terdapat fungsi penggunaan modalitas darou di dalamnya .
1.2 Rumusan Permasalahan Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah fungsi ~darou dalam sebuah novel.
6
1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Penulis akan membatasi masalah mengenai fungsi pemakaian ~darou pada kalimat dalam sebuah novel yang berjudul Mado no Sakana .
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memahami fungsi penggunaan modalitas bahasa Jepang ,yaitu ~darou secara baik dan benar dalam kalimat bahasa Jepang . Manfaat dari penelitian ini adalah untuk membantu para pemelajar bahasa Jepang memahami fungsi pemakaian
~darou secara baik dan benar dalam kalimat bahasa
Jepang serta mengurangi kesalahpahaman terhadap fungsi penggunaan modalitas darou dalam kalimat bahasa Jepang dan
dapat dijadikan sebagai referensi bagi yang
membacanya dan sebagai dasar penelitian untuk penelitian selanjutnya.
1.5 Metode Penelitian Untuk mengumpulkan data dan teori pendukung , penulis akan menggunakan metode kepustakaan yaitu metode pengumpulan data yang diperoleh dari buku, jurnal dan internet. Untuk menganalisis data, penulis akan
menggunakan metode
analitis
deskriptif ,yaitu metode penelitian dengan cara menganalisis hasil pencarian data yang telah terkumpul dari metode kepustakaan dan kemudian dianalisis berdasarkan data yang diperoleh.
7
1.6 Sistematika Penulisan Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang permasalahan , metode, rumusan permasalahan , ruang lingkup permasalahan , tujuan dan manfaat penelitian , metode penelitian , dan sistematika penulisan 。 Bab 2 merupakan bab landasan teori , berisikan teori-teori dari sudut pandang para ahli yang digunakan sebagai landasan u Bab 3 merupakan bab analisis data , berisi analisa data kajian mengenai fungsi modalitas gaigen darou dalam novel Mado no Sakana karya Nishi Kanako. Bab 4
simpulan dan saran , berisi kesimpulan dari keseluruhan hasil analisis
penelitian secara singkat dan jelas dan komentar tentang topik yang dibahas penulis . Bab 5 Ringkasan , berisi tentang pembahasan secara singkat isi dari skripsi yang akan ditulis secara keseluruhan yaitu mulai dari latar belakang penelitian hingga kesimpulan sebagai hasil jawaban dari permasalahan yang dibahas penulism sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami isi skripsi.
8