Bagi tenaga kesehatan dijadikan sebagai bahan konseling khususnya bagi
1.
ibu -ibu yang punya bayi. 2.
Bagi masyarakat khususnya ibu – ibu yang mempunyai bayi dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pengetahuan tentang pengukuran suhu tubuh bayi saat demam.
3.
Bagi responden dapat dijadikan sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan.
4.
Bagi peneliti dapat dijadikan sebagai penambah latihan dalam membuat suatu penelitian. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengetahuan
2.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian pengetahuan manusia melalui telinga dan mata (Notoatmodjo, 2005). 2.1.2 Tingkat Pengetahuan Pengetahuan mempunyai enam tingkatan menurut Notoatmodjo, yaitu : a. Tahu Tahu adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat mengingat sesuatu yang
telah dipelajari sebelumnya.
Tahu
ini
merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. b. Paham Paham diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mampu menjelaskan dengan benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Universitas Sumatera Utara
c. Aplikasi Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. d. Analisis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu objek ke dalam komponen-komponen yang masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain, misalnya mengelompokkan dan membedakan.
e. Sintesis Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f. Evaluasi Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. 2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Widianti (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : a. Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. b. Tingkat pendidikan Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah. c. Keyakinan
Universitas Sumatera Utara
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun-temurun, baik keyakinan yang positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. d. Fasilitas Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan lain-lain. e. Penghasilan Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik.
f. Sosial budaya Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.
2.2.
Pendidikan
Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2003). Pendidikan terdiri dari tiga unsur, yaitu : a. Input yaitu: sasaran pendidikan dan pendidik. b. Proses yaitu: upaya yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain. c. Output yaitu: hasil yang diharapkan.
2.3 DEMAM 2.3.1 Defenisi demam
Universitas Sumatera Utara
Demam adalah kenaikan suhu tubuh yang ditengahi oleh kenaikan titik ambang regulasi panas hipotalamus. Pusat regulasi atau pengatur panas hipotalamus mengendalikan suhu tubuh dengan menyeimbangkan sinyal dari reseptor – reseptor neuronal perifer dingin dan panas. Faktor pengatur lainnya adalah suhu darah yang bersirkulasi dalam hipotalamus. Integrasi sinyal – sinyal ini mempertahankan agar suhu dalam normal pada titik ambang 370C (Nelson, 2002).
Pendapat para ahli tentang peran dari demam, sebagai respon terhadap masuknya benda penyerang asing, misalnya virus, bakteri, jamur, sel – sel darah putih dalam tubuh membuat hormon yang disebut interleukin, yang kemudian berjalan ke otak untuk memberi perintah pada hipotalamus untuk menaikkan suhu tubuh. Tampaknya, pada suhu tubuh yang lebih tinggi sistem daya tahan tubuh lebih mampu memerangi infeksi. Demam juga dapat menurunkan kadar zat besi, sementara menaikkan kebutuhan benda penyerang asing terhadap zat besi tersebut, dengan demikian membuat mereka kelaparan. Dan jika yang melakukan penyerang adalah virus, demam membantu meningkatkan produksi interferon dan bahan antivirus lainya di dalam tubuh (Eisenberg, dkk, 1997).
Peningkatan suhu tubuh > 37,50C pada bayi ini dikatakan demam, hal ini menyebabkan terjadinya vasodilatasi, peningkatan rata-rata metabolisme tubuh dan peningkatan kehilangan cairan tubuh (Kosim, dkk, 2008).
Normalnya, suhu tubuh berada pada keadaan paling rendah (serendah 35,80C, diukur melalui mulut ) antara jam 2 dan 4 pagi, dan relatif rendah (360C) ketika kita bangun pagi, kemudian suhu tubuh perlahan – lahan menaik sampai mencapai puncaknya antara 6 dan 10 malam, yaitu sekitar 37,10C.
Universitas Sumatera Utara
suhu tubuh cenderung lebih tinggi di cuaca panas, lebih rendah di cuaca dingin, lebih tinggi selama olahraga daripada pada saat istirahat. Pada bayi dan anak, suhu tubuh lebih cepat berubah dan lebih bervariasi daripada orang dewasa (Eisenberg, dkk, 1997).
Sifat demam akan berbeda sesuai penyakitnya. Pada beberapa penyakit, demam dapat tetap tinggi sampai bayi sembuh, pada penyakit lain demam bisa rendah di pagi hari dan meninggi pada malam hari, dan meningkat dengan tiba-tiba secara periodik atau datang dan pergi tanpa pola yang jelas. Pola demam ini kadang- kadang dapat membantu dokter untuk menentukan diagnosis (Eisenberg, dkk, 1997).
2.3.2 Penyebab demam. Demam yang berarti suhu tubuh diatas batas normal, dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksin yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit – penyakit yang disebabkan bakteri, virus, tumor otak, dan dehidrasi (Guyton dalam Wijayati, 2008).
2.3.3 Mekanisme demam. Mekanisme terjadinya demam
Infeksi atau toksin ↓ Neutrofil
Universitas Sumatera Utara
Sehingga mengeluarkan ↓ Pirogen endogen (IL-1, TNF, IL-6) ↓ Prostaglandin ↓ ↑titik patokan hipotalamus ↓ Mengawali”respon dingin” ↓ Meningkatkan produksi panas Menurunkan penurunan panas ↓ Peningkatan suhu tubuh ke titik patokan yang baru Yang disebut demam (Sherwood, 2001)
Demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh sebagai akibat dari infeksi atau peradangan. Sebagai respon terhadap invasi mikroba, sel – sel darah putih tertentu mengeluarkan suatu zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen, yang memiliki banyak efek untuk melawan infeksi dan juga bekerja pada pusat termoregulasi hipotalamus untuk meningkatkan patokan termostat. Hipotalamus mempertahankan suhu tubuh normal. Jika, sebagai contoh, pirogen endogen
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan titik patokan menjadi 38,90C, hipotalamus merasa bahwa suhu normal demam sebesar 370C terlalu dingin, dan organ ini akan memicu mekanisme - mekanisme respon dingin untuk meningkatkan suhu menjadi 38,90C. Menggigil ditimbulkan agar dengan cepat meningkatkan produksi panas, sementara vasokontriksi kulit juga berlangsung untuk dengan cepat mengurangi pengeluaran panas, kedua mekanisme tersebut mendorong suhu naik . Mekanisme - mekanisme tersebut akan menimbulkan rasa dingin menggigil secara mendadak, tapi kalau bayi belum bisa menimbulkan respon menggigil, oleh karena itu reaksi yang ditimbulakan oleh bayi yaitu : dengan perubahan aktifitas otot yang bersifat volunter dan reflektif merupakan cara utama untuk meningkatkan kecepatan produksi panas, termogenesis (kimiawi) non menggigil juga berperan dalam termoregulasi. Termogenesis non menggigil berperan penting pada bayi baru lahir karena bayi belum mampu menggigil. Termoregulasi non menggigil diperantarai oleh hormon epinefrin dan hormon tiroid, keduanya yang meningkatkan produksi panas melalui perangsangan metabolism lemak khususnya yang dikenal sebagai lemak coklat, yang mampu mengubah energi kimia menjadi panas (Sherwood, 2001).
2.3.4
Diagnosis.
Tanda dan gejala : Demam ditandai dengan perabaan hangat atau panas, iritabel, takipnea dan takikardi, tidak mau minum, tonus otot aktifitas menurun, berkeringat. Jika demam tinggi atau keadaan demam yang berat akan menybabkan hipoksia, asidosis metabolik, hiperglikemi, hipotensi, kejang dan kematian (Kosim, dkk, 2008)
2.3.5 Akibat demam.
Universitas Sumatera Utara
Pada hiperpireksi (demam > 410C) dapat merusak jaringan tubuh. Temuan patologis pada orang yang meninggal karena hiperpireksi adalah perdarahan lokal dan degenerasi parenkim maltose pada sel – sel di seluruh tubuh terutama di otak (Guyton dalam wijayati, 2008 ).
Akibat demam yang lain diantaranya menyebabkan vasokontriksi prifer sering disertai keadaan menggigil, yang dapat di tampakkan sebagai dingin menggigil atau kaku, menghasilkan produksi panas, penghematan panas, dan suhu serta berakibat pada pengeluaran panas melalui paru – paru dan kulit berupa nafas cepat dan berkeringat yang berlebihan menyebabkan terjadinya kekurangan cairan dan eloktrolit (Standford et al dalam Wijayati, 2008 ).
Demam yang tinggi pada bayi dan anak – anak dapat menyebabkan kejang, dan kejang ini tidak menyebabkan kerusakan persarafan atau mental di kemudian hari tapi beresiko terjadinya epilepsi atau ayan di masa yang akan datang. Para bayi yang pernah satu kali mengalami kejang karena demam, mempunyai 30 – 40% lebih besar kemungkinan untuk mendapatkan kejang ulangan (Eisenberg, dkk, 1997).
2.3.6 Penatalaksanaan Demam Hasil penelitian ternyata 80% orang tua mempunyai fobia demam. Orang tua mengira bahwa bila tidak diobati, demam anaknya akan semakin tinggi. Kepercayaan tersebut tidak terbukti berdasarkan fakta. Karena konsep yang salah ini banyak orang tua mengobati demam ringan yang sebetulnya tidak perlu diobati. Demam < 39 C pada anak yang sebelumnya sehat pada umumnya tidak memerlukan pengobatan. Bila suhu naik > 390 C, anak cenderung tidak nyaman dan pemberian obat-obatan penurun panas sering membuat anak merasa lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
Pada dasarnya menurunkan demam pada anak dapat dilakukan secara fisik, obat obatan maupun kombinasi keduanya. 1. Secara Fisik a) Anak demam ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal b) Pakaian anak diusahakan tidak tebal c) Memberikan minuman yang banyak karena kebutuhan air meningkat d) Memberikan kompres. 2. Obat-obatan Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan demam dan sangat berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis, kelainan metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang demam. Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik terdiri dari golongan yang bermacam-macam dan sering berbeda dalam susunan kimianya tetapi mempunyai kesamaan dalam efek pengobatannya. Tujuannya menurunkan set point hipotalamus melalui pencegahan pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase. Asetaminofen merupakan derivat para-aminofenol yang bekerja menekan pembentukan prostaglandin yang disintesis dalam susunan saraf pusat. Dosis terapeutik antara 10-15 mgr/kgBB/kali tiap 4 jam maksimal 5 kali sehari. Dosis maksimal 90 mgr/kbBB/hari. Pada umumnya dosis ini dapat ditoleransi dengan baik. Dosis besar jangka lama dapat menyebabkan intoksikasi dan kerusakkan hepar. Pemberiannya dapat secara per oral maupun rektal. Turunan asam propionat seperti ibuprofen juga bekerja menekan pembentukan prostaglandin. Obat ini bersifat antipiretik, analgetik dan anti inflamasi. Efek samping yang timbul berupa mual, perut kembung dan perdarahan, tetapi lebih
Universitas Sumatera Utara
jarang dibandingkan aspirin. Efek samping hematologis yang berat meliputi agranulositosis dan anemia aplastik. Efek terhadap ginjal berupa gagal ginjal akut (terutama bila dikombinasikan dengan asetaminopen). Dosis terapeutik yaitu 5-10 mgr/kgBB/kali tiap 6 sampai 8 jam.
Metamizole
(antalgin)
bekerja
menekan
pembentukkan
prostaglandin.
Mempunyai efek antipiretik, analgetik dan anti inflamasi. Efek samping pemberiannya berupa agranulositosis, anemia aplastik dan perdarahan saluran cerna. Dosis terapeutik 10 mgr/kgBB/kali tiap 6-8 jam dan tidak dianjurkan untuk anak kurang dari 6 bulan. Pemberiannya secara per oral, intramuskular atau intravena. Asam mefenamat suatu obat golongan fenamat. Khasiat analgetiknya lebih kuat dibandingkan sebagai antipiretik. Efek sampingnya berupa dispepsia dan anemia hemolitik. Dosis pemberiannya 20 mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis. Pemberiannya secara per oral dan tidak boleh diberikan anak usia kurang dari 6 bulan. Pemberian obat pada usia dibawah 6 bulan harus rekomendasi dokter.
2.3.7 Kondisi – kondisi demam yang memerlukan perawatan medis •
Bayi mengalami kejang untuk pertama kalinya, mata terbalik ke atas, tangan dan kaki seperti memukul.
•
Bayi menangis dan tidak dapat ditenangkan
•
Bayi
mendapat
kesulitan
bernafas
setelah
anda
membersihkan saluran nafas pada pad hidungnya. •
Leher bayi tampak kaku, bayi menahan kepalanya jika ditarik kedepan ke arah dada
•
Dokter telah memberikan perintah untuk menghubunginya jika bayi anda mengalami demam.
Universitas Sumatera Utara
•
Bayi mempunyai penyakit kronis, misalnya jantung, penyakit pada persyarafan
•
Bayi mengalami dehidrasi, menunjukkan tanda-tanda seperti berkurangnya buang air kecil, air kemihnya berwarna kuning tua, ludah dan air mata berkurang, mata cekung.
•
Demam ringan yang telah berlangsung selama dua hari tiba-tiba meningkat, bayi yang sudah batuk pilek selam beberapa hari tiba –tiba mulai demam.
•
Demam tidak mau turun setelah diberi obat.
•
Demam ringan (dibawah 38,90C melalui dubur) disertai gejala batuk – pilek atau flu ringan yang berlangsung lebih dari 3 hari.
•
Demam berlangsung lebih dari 24 jam dan tidak ada tanda –tanda penyakit yang dapat dikenali (Eisenberg A, dkk, 1997).
2.4
Suhu Tubuh
2.4.1 Pengaturan Suhu Tubuh Pengukuran suhu tubuh Ada beberapa macam termometer untuk mengukur suhu tubuh : 1. Termometer air raksa / alkohol 2. Termometer digital 3. Termometer telinga 4. Termometer kulit Dalam bidang kedokteran penggunaan termometer air raksa sangat populer. 1.
Termometer air raksa
Universitas Sumatera Utara
Termometer ini terdiri dari bola gelas A berdinding tipis. Bagian atas bola dihubungkan dengan pipa kapiler B. Air raksa mengisi bola A dan sedikit pada pipa kapilar B. Antara pipa kapiler dan bola A terdapat sesuaatu penyempitan. Tujuannya agar supaya air raksa setelah menemui, tidak mudah kembali ke keadaan semula. Bagian atas kapiler dihampakan udara kemudian ujung kapiler tersebut di tutup. Untuk mengukur tinggi permukaan air raksa dibuat skala yang digoreskan pada dinding pipa tersebut. Pada dinding belakang yang berlawanan dengan skala, disebelah luar ruangan terdapat atau diberikan lapisan perak agar dapat memberikan gambaran skala lebih tajam. Untuk jelasnya di buat potongan penampang lintang pipa kapiler dari sebuah termometer.
Gamabar 1 : Termometer air raksa Termometer air raksa ini bisa digunakan di aksila, di mulut dan rektal, dan bisa digunakan pada semua usia (Gabriel, 1996).
2.
Termometer digital Termometer digital yang ditenagai oleh batere kecil, menggunakan sensor panas elektronik untuk mendeteksi suhu tubuh. Sebagian besar termometer digital ini bisa mengukur suhu tubuh pada mulut, ketiak atau akasila dan pada rektal. Dan hasilnya dapat diketahuai dalam waktu 30 detik atau kurang dari 30 detik. Hasil pembacaan termometer tersebut akan muncul pada layar keccil di bagian atas thermometer. Termometer digital ini mempunyai harga yang lebih ekonomis dan sesuai untuk bayi. Dan paling tepat pengukuran pada bayi yaitu di rektal.
Universitas Sumatera Utara
3.
Termometer tympani (telinga) Merupakan termometer yang mahal, karena menggunakan sinar infra merah untuk mengukur suhu tubuh di dalam telinga, jika kita akan mengukur suhu telinga maka harus tepat pada tulisan ear, tapi bisa juga digunakan pada pemeriksaan rektal yaitu dengan menekan tulisan rektal. Termometer ini bisa digunakan pada semua usia, dianggap mengukur suhu basal, mudah digunakan, tidak bersifat invasive, dan tepat untuk anak – anak kecil, tapi dikontraindikasikan pada bayi karena liang telinga mereka kecil, sedangkan pada anak berumur 3 tahun bisa digunakan dengan cara menaikkan daun telinga kebelakang dan kebawah selama pengukuran.
4.
Termometer kulit Pengukuran menggunakan termometer strip plastik, strip ini mengandung cairan kristal yang dapat bereaksi terhadap panas. Cukup tempelkan saja termometer pada dahi, maka termometer strip tersebut akan mendeteksi suhu tubuh melalui perubahan warna pada cairan . Termometer strip ini dapat dilakukan pada bayi dan anak serta orang dewasa. Tetapi hasil pengukuran ini tidak terlalu akurat. Tapi bisa digunakan dirumah. (Engel, 2009).
Gambar 2 : Termometer digital, tympani dan termometer kulit
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh Penting diingat bahwa suhu tubuh dapat meningkat karena beberapa faktor seperti : aktivitas faktor ektrinsik seperti memakai pakaian tebal, pajanan terhadap suhu lingkungan yang tinggi serta meningkatnya kelembaban dapat juga menaikkan suhu tubuh. Faktor – faktor ini sangat penting pada anak – anak karena luas permukaan per unit volumenya lebih kecil daripada orang dewasa, oleh karena itu permukaan tubuh yang ada untuk mendinginkan menjadi lebih sedikit. Suhu inti normal pada anak – anak dan bayi dapat mencapai 380C. Suhu rektal yang diukur dengan benar mencerminkan suhu inti tubuh. Suplai darah ke membran timpani memiliki suhu yang sama seperti suplai darah ke daerah preoptik hipotalamus, pusat pengaturan suhu tubuh (Schwatz, 2005). Pengeluaran panas (heat loss) dari tubuh ke lingkungan atau sebaliknya berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh dapat kehilangan panas melalui petukaran panas secara radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi. 1.
Radiasi Yaitu perpindahan suhu dari suatu objek panas ke objek yang dingin, misalnya dari bayi dengan suhu yang hangat dikelilingi suhu lingkungan yang lebih dingin. Sumber kehilangan panas dapat berupa suhu lingkungan yang dingin atau suhu inkubator yang dingin.
2.
Konduksi Yaitu perpindahan panas yang terjadi sebagai akibat perbedaan suhu antara kedua obyek. Kehilangan panas terjadi saat terjadi kontak langsung antara kulit bayi dengan permukaan yang lebih dingin. Sumber kehilangan panas terjadi panas terjadi pada bayi yang berada pada permukaan atau alas dingin, seperti pada waktu proses penimbangan.
Universitas Sumatera Utara
3.
Konveksi Yaitu transfer panas terjadi secara sederhana dari selisih suuhu antara permukaan kulit bayi dan aliran udara yang dingin di permukaan tubuh bayi. Sumber kehilangan panas disini berupa : inkubator dengan jendela yang terbuka, atau pada waktu proses transportasi bayi ke rumah sakit.
4.
Evaporasi Yaitu panas terbuang akibat penguapan, melalui permukaan kulit dan traktus respiratorius. Sumber kehilangan panas dapat berupa bayi yang basah setelah lahir, atau pada waktu dimandikan (Kosim, dkk, 2008)
2.4.3 Karena
Pengukran Suhu Tubuh Bayi sentuhan
dengan
bibir
(dapat
punggung
tangan)
pada dahi bayi dapat mendeteksi adanya kenaikan suhu tubuh dengan tepat (90% benar), dan pengukuran suhu tubuh merupakan hal yang sulit pada bayi dan anak kecil, maka beberapa dokter menganjurkan agar para orang tua tidak usah repot – repot mengukur suhu tubuh bayi setelah bayi berusia diatas 6 bulan, tetapi kebanyakan dokter menghendaki petunjuk lebih akurat daripada ciuman seorang ibu. Pengkuran suhu tubuh saat demam atau sakit dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti : “Apakah perawatan yang diberikan sudah efektif menurunkan panas?” atau “ Apakah tubuhnya menaik, yang berarti penyakitnya bertambah parah? “ walaupun pengukuran suhu tubuh ini bermanfaat, namun tidak perlu dilakukan setiap jam. Seperti yang sering dilakukan ibu yang sangat khawatir.
Pada umumnya pengukuran satu kali di pagi hari dan satu kali pada malam hari, sudahlah mencukupi. Lakukan pengukuran satu kali di antaranya, hanya jika bayi tiba – tiba tampak lebih parah. Jika bayi tampaknya membaik dengan pengukuran
Universitas Sumatera Utara
suhu tubuh dengan sentuhan bibir anda pada dahinya juga menunjukkan hal yang sama, maka tidak perlu lagi dilakukan dengan menggunakan termometer. Tiga bagian tubuh yanga dapat mengungkapkan dengan tepat suhu tubuh inti tubuh adalah mulut, rektal, dan aksila. Peletakan termometer pada mulut bayi adalah tindakan yang sangat berbahaya (umumnya dokter tidak menganjurkan pengukuran suhu tubuh di mulut sampai anak berusia empat atau lima tahun), sedangkan pengukuran suhu tubuh pada aksila itu dilakukan pada anak - anak, yang paling akurat pada bayi pengukuran dilakukan di rektal (Eisenberg, dkk, 1997). 2.4.3 Cara pengukuran suhu tubuh 1.
Sebelum anda mulai Cobalah menenangkan bayi selama setengah jam sebelum dilakukan pengukuran, karena menangis atau berteriak dapat sedikit menaikkan suhu tubuh.
2.
Mempersiapkan termometer. Cuci termometer dengan air sabun yang dingin, bilas dan diulas dengan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol. Periksa letak air raksanya, jika ia terletak di atas ukuran terkecil, maka ia perlu diturunkan dengan cara menguncangkannya dengan hati – hati, lakukan hal ini diatas kasur atau kursi empuk, jauh dari permukaan yang keras. Beri pelican (vaselin) pada ujung yang berbentuk bulat pada termometer untuk dubur. Jika menggunakan thermometer digital tidak dilkukan pencucian hanya saja membersihkan bagian ujung dari thermometer digital tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3.
Mengukur suhu tubuh. •
Per rektal, yaitu dengan mempersiapkan termometer dan buka celana bayi, sambil berbicara untuk menenangkan bayi. Kemudian telungkupkan bayi di pangkuan anda atau diatas tempat tidur atau meja ganti (di mana sebuah bantal kecil dibawah pinggul bayi agar bagian bokongnya sedikit terangkat dan mempermudah masuknya termometer). Untuk mengalihkan perhatian bayi, coba nyanyikan lagu kesayangannya, atau letakkan buku atau mainan yang disenanginya. Rentangkan bokong bayi dengan satu tangan lain, masukkan dengan hati – hati ujung yang membalut dari termometer kedalam rektal sedalam kira – kira 2,5 cm dan jangan mendorong dengan keras. Pegangi termometer diantara jari telunjuk dan jari tengah agar bertahan di tempat tersebut selama dua menit, gunakan tangan lain untuk menggunakan kedua bokong agar termometer tidak terdorong keluar dan menahan gerakan bayi. Tetapi, jika bayi menolak keras dengan bergerak sangat aktif , segeralah cabut termometer tersebut.
Jika termometer baru setengah menit berada dalam rektal, kita sudah bisa mencatat perkiraan suhu tubuh bayi dan dapat mencatatat dan melaporkan pada dokter. Usap dulu termometer dengan kapas sebelum di baca, jarang terjadi termometer pecah sementara berada di rektal. Tetapi, jika ini terjadi dan tidak dapat menemukan semua pecahannya, segeralah menghubungi dokter, tapi jangan khawatir jarang terjadi resiko besar daripada sekedar lecet, dan berlawanan dengan pendapat banyak orang, air raksanya sendiri tidak beracun, tapi berhati – hati ketika membersihkan pecahan termometer dan tidak membiarkan air
Universitas Sumatera Utara
raksa menyentuh benda logam yang berharga misalnya cincin emas, karena reaksi kimia dengan air raksa dapar merusak logam tersebut).
•
4.
Melalui aksila : di pakai pada anak yang sudah besar.
Membaca termometer Pengukuran melalui rektal adalah paling akurat karena ia mencatat suhu dari bagian inti tubuh, tetapi pengukuran melalui mulut dianggap pengukuran standar. Suhu tubuh yang didapatkan dari pengukuran melalui rektal pada bayi, biasanya 0,5 – 10C lebih tinggi dibandingkan suhu yang didapatkan dari pengukuran melalui mulut, pengukuran melalui ketiak biasanya 10C lebih rendah daripada pengukuran melalui mulut. Pada termometer mulut, suhu tubuh normal adalah 370C, melalui dubur normalnya adalah 37.50C dan melalui ketiak suhu tubuh normal adalah 36,40C. Demam setinggi 390C yang dicatat melalui dubur setara dengan 38,40C melalui mulut dan 37,80C melalui ketiak. Untuk membaca termometer air raksa, peganglah termometer di tempat yang terang dan putarkanlah sampai anda melihat kolom berwarna keperakan dari air raksa tersebut. Tarik garis dengan permukaan air raksa ke kolom kalibrasi dan angka – angka, yang menandai setiap satu derajat maupun setiap 2 /10 derajat.Titik dimana berakhir menunjukkan suhu tubuh, catat suhu tubuh , juga jam ketika pengukuran dilakukan.
5.
Menyimpan termometer Setelah digunakan, cucilah termometer sekali lagi dengan air sabun yang dingin, bilas dan usap dengan alkohol. Dan simpan dalam wadahnya di tempatkan pada suhu 350C, dan di masukkan kedalam
Universitas Sumatera Utara
tempat pendinginan, jika kita ingin menggunakan termometer di keluarkan terlebih dulu dari tempat pendinginan kira – kira 1 jam. Termometer diletakkan jauh dari sumber panas, misalnya dekat jendela yang terkena sinar matahari, dekat radiator, tungku api, pengering pakaian atau kompor di dapur (panas dapat menyebabkan air raksa mengembang dan memecahkan gelasnya) (Eisenberg,dkk, 1997).
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu terhadap Pengukuran Suhu Tubuh Bayi saat Demam di RSU Panyabungan Kabupaten MADINA. Umur
Pendidikan
Pengetahuan Ibu terhadap Pengukuran Suhu Tubuh Bayi
Pekerjaan
3.2. Definisi Operasional N o .
Variabel
Defenisi Operasional
Kategori
1
Umur
Lama waktu hidup atau sejak dilahirkan sampai ibu menjadi responden saat penelitian dilakukan
20-25 tahun 26-30 tahun
Skala
Ordinal
31 – 35
Universitas Sumatera Utara
> 35
•
2
Pendidikan
Usaha untuk mengembangkan kepribadian dan ke mampuan didalam dan di luar sekolah berlangsung seumur hidup
3
Pekerjaan
Kegiatan yang dilakukan itu bersifat menghasilkan uang atau tidak menghasiilkan
4
Pengetahuan ibu terhadap pengukuran suhu tubuh bayi saat demam
Mengetahui pengetahuan ibu terhadap pengukuran suhu tubuh bayi
SD SMP SMA SARJANA DIPLOMA Petani Wiraswasta Pegawai IRT Tahu Tidak tahu
Ordinal
Nominal
Nominal
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian pengetahuan manusia melalui telinga dan mata (Notoatmodjo, 2005). •
Ibu
Ibu adalah wanita yang mempunyai bayi ( dibawah 12 bulan ) di RSU Panyabungan Kabupaten MADINA •
Pengukuran Suhu Tubuh Bayi saat Demam
Pengukuran suhu tubuh bayi merupakan hal yang penting karena suhu tubuh yang tinggi dapat mengakibatkan gangguan pada bayi oleh karena itu pengukuran suhu tubuh bayi meliputi: pengukuran suhu tubuh yang normal, alat yang digunakan dalam pengukuran suhu tubuh bayi, organ – organ yang dilakukan pengukuran, cara penggunannya, manfaat pengukuran suhu tubuh, cara penyimpanan alat pengukur suhu tubuh, akibat peningkatan suhu tubuh.
• Cara Pengukuran
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran dilakukan dengan metode wawancara. • Alat Ukur Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner.
•
Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran dinyatakan dalam tingkat pengetahauan, yang benar diberi nilai 1 dan yang salah diberi nilai 0. Berdasarkan jumlah nilai Pengetahuan ibu terhadap pengukuran suhu tubuh bayi saat demam dapat diukur dengan metode skoring terhadap jawaban yang telah diberi bobot. Setiap jawaban yang diperoleh
responden, maka ukuran tingkat pengetahuan ibu terhadap pengukuran suhu tubuh saat demam menurut Pratomo (1990) : Tingkat pengetahuan baik, bila skor responden >75% dari skor seluruh pertanyaan tentang pengetahuan. Tingkat pengetahuan sedang, bila skor responden 40-75% dari skor seluruh pertanyaan tentang pengetahuan. Tingkat pengetahuan kurang, bila skor responden <40% dari skor seluruh pertanyaan tentang pengetahuan. Dengan demikian, penilaian terhadap pengetahuan responden berdasarkan sistem skoring, yaitu : a. Skor 10-15
: baik
b. Skor 5-10
: sedang
c. Skor <5
: kurang
Universitas Sumatera Utara