BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Sejak pemerintah mengeluarkan deregulasi ijin operator penerbangan tiga tahun lalu, beberapa pengusaha di Indonesia menyambutnya dengan gegap gempita. Peta dunia industri penerbangan dalam negeri pun berubah. Banyak maskapai penerbangan baru yang bermunculan meramaikan industri penerbangan ikut menambang penumpang. Akibatnya, tak bisa dihindari, persaingan antar maskapai juga mencuat ke permukaan. Kancah bisnis industri penerbangan di Indonesia seperti lomba dayung di sungai berair tenang yang menjelma menjadi kompetisi arung jeram. Perusahaan – perusahaan penerbangan yang tergolong pendatang baru mulai mendongkrak dinamika pasar. Perang tarif antar maskapai pun tak terelakkan. Usaha untuk merebut pangsa pasar konsumen semakin gencar dilakukan. Maskapai penerbangan selain semakin menurunkan harga tiket, juga menawarkan berbagai hadiah menarik untuk merangkul konsumen mereka. Namun, perang tarif antar maskapai penerbangan yang muncul tiga tahun terakhir, ternyata tidak hanya disambut gegap gempita oleh publik yang memanfaatkan keuntungan sebagai konsumen, tetapi juga menyisakan sejumlah kekhawatiran. Meskipun sebagian masyarakat pengguna merasa diuntungkan dengan turunnya harga tiket pesawat terbang, kekhawatiran
2
bahwa fenomena ini akan menjurus pada penurunan mutu pelayanan dan keselamatan penerbangan cukup besar. Aspek lain yang mendapat penilaian adalah mengenai ketepatan waktu keberangkatan maupun kedatangan pesawat terbang. ( Jajak Pendapat “ Kompas ”, Fokus Kompas, Sabtu 24 April 2004 ). Persaingan yang semakin ketat dalam industri penerbangan, memang tak terelakkan lagi. Oleh karenanya, untuk dapat bertahan menghadapi persaingan tersebut, ada dua aspek yang dapat diperhatikan oleh perusahaan penerbangan : a. Perusahaan harus dapat menjaga tingkat kepuasan konsumen, diantaranya dalam hal tingkat keselamatan, kualitas pelayanan, dan ketepatan waktu. b. Optimalisasi dalam biaya operasional yang dikeluarkan, mengingat tingginya biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh perusahaan penerbangan.
Terkait dengan kedua aspek di atas, terlihat bahwa penjadwalan memegang peranan penting dalam suatu industri penerbangan. Bahkan dapat dikatakan, penjadwalan adalah inti dari suatu industri penerbangan. Hampir setiap aspek dalam operasi penerbangan dapat dikategorikan sebagai penjadwalan. Mulai dari pesawat, awak pesawat yang bertugas, pengisian bahan bakar, hingga aspek – aspek lainnya seperti makanan untuk penumpang, harus diorganisasikan secara efisien. Tanpa adanya penjadwalan
3
yang baik, sangat dimungkinkan bahwa operasi perusahaan penerbangan tersebut akan sangat kacau. Biaya operasional yang tinggi, banyak masalah keterlambatan terjadi, konsumen yang kecewa, dan masih banyak lagi akibat – akibat yang mungkin terjadi karena tidak adanya penjadwalan yang baik. Penjadwalan awak pesawat adalah salah satu kegiatan penjadwalan yang perlu mendapatkan prioritas dalam industri penerbangan. Mengingat biaya awak pesawat adalah biaya kedua terbesar setelah biaya bahan bakar. Terlebih lagi dalam persaingan yang semakin ketat antar maskapai penerbangan, tuntutan akan optimalisasi biaya perlu mendapatkan perhatian. Banyaknya jumlah awak pesawat yang ditugaskan untuk melayani setiap rute penerbangan tentunya akan sangat mempengaruhi besarnya biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh maskapai penerbangan. PT. Mandala Airlines sebagai salah satu maskapai penerbangan terkemuka di Indonesia juga memperhatikan masalah ini. Kegiatan penjadwalan mendapatkan prioritas penting dalam operasional perusahaan. Namun selama ini, dalam usaha penjadwalan awak pesawat yang dilakukan, terutama pada penjadwalan periode tugas ( duty periods ) dan rotasi penugasan ( pairing ), PT. Mandala Airlines masih menggunakan cara manual berdasarkan metode coba – coba ( trial and error ), yang berakibat pada tingginya biaya awak pesawat yang harus dikeluarkan serta tidak jarang terjadi kesalahan dalam kegiatan penjadwalan tersebut.
4
Oleh karenanya, suatu metode yang tepat dalam kegiatan penjadwalan awak pesawat serta adanya dukungan sistem informasi yang berperan sebgai alat pendukung pengambilan keputusan, akan sangat dibutuhkan oleh pihak operasional PT. Mandala Airlines untuk dapat menghasilkan penjadwalan awak pesawat yang baik.
1.2.
Perumusan Masalah Penjadwalan awak pesawat merupakan salah satu aspek penjadwalan yang sangat kompleks, di mana di dalamnya terdapat tuntutan agar penjadwalan tersebut dibuat secara optimal dengan mempertimbangkan berbagai hal, antara lain seperti : jadwal penerbangan beserta rute - nya, aturan terbang bagi awak pesawat, dan biaya awak pesawat. Penjadwalan awak pesawat di PT. Mandala Airlines, terutama pada penjadwalan periode tugas ( duty periods ) dan rotasi penugasan ( pairing ) selama ini masih dilakukan secara manual menggunakan metode coba – coba. Jadwal yang dibuat tetap memperhatikan aturan terbang bagi awak pesawat, seperti waktu terbang maksimum, waktu tugas maksimum, waktu istirahat maksimum, dan jumlah pendaratan maksimum per hari. Namun apabila ada perubahan jadwal ataupun rute secara mendadak dari departemen niaga, susunan periode tugas serta rotasi penugasan pun harus segera diubah juga. Penjadwalan periode tugas akan berpengaruh terhadap jumlah set crew yang harus disediakan untuk melingkupi penerbangan yang ada. Penjadwalan
5
yang masih dilakukan secara manual dengan metode coba – coba mengakibatkan penyusunan ulang penjadwalan tidak dapat dilakukan secara cepat dan optimal, serta tidak jarang terjadi kesalahan – kesalahan yang mengakibatkan semakin lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyusun jadwal rotasi yang baru.
1.3.
Ruang Lingkup Ruang lingkup masalah dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Penjadwalan awak pesawat yang dibahas dalam penulisan skripsi ini, hanya sampai kepada penjadwalan periode tugas ( duty periods ) awak pesawat, mengingat keterbatasan waktu serta alat bantu perangkat lunak yang tersedia. 2. Satu periode tugas hanya akan diterbangi oleh satu set awak pesawat, mengingat rute – rute yang saat ini dilayani oleh PT. Mandala Airlines adalah rute – rute domestik dengan masing – masing penggal penerbangan yang memakan waktu terbang relatif singkat.
1.4.
Tujuan dan Manfaat
1.4.1. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian dan penulisan skripsi ini adalah :
6
1. Memberikan usulan kuantitatif berupa model matematis untuk optimalisasi penjadwalan awak pesawat. 2. Memberikan susunan periode tugas awak pesawat yang sesuai dengan rute dan jadwal penerbangan yang ditentukan dalam batas – batas aturan terbang awak pesawat yang telah ditentukan. 3. Merancang suatu sistem penjadwalan periode tugas awak pesawat yang dapat memberikan susunan periode tugas awak pesawat yang optimal secara lengkap dan cepat, yang tentunya juga akan mendukung aplikasi Crew Management System yang sudah ada di perusahaan.
1.4.2. Manfaat 1.4.2.1.Manfaat bagi Organisasi 1. Terciptanya suatu sistem penjadwalan periode tugas yang dapat menghasilkan susunan periode tugas yang optimal. 2. Adanya dukungan sistem informasi yang dapat memberikan kemudahan kepada bagian Crew Planning dalam menentukan periode tugas awak pesawat. 3. Meningkatkan kinerja bagian Crew Planning dan bagian scheduling terkait apabila sewaktu – waktu ada perubahan rute dari departemen niaga.
7
1.4.2.2.Manfat bagi Penulis 1. Penulis dapat mempelajari permasalahan dalam industri penerbangan terutama dalam sistem penjadwalan awak pesawat ( crew scheduling ). 2. Penulis dapat menerapkan ilmu riset operasional yang didapatkan selama perkuliahan ke dalam aplikasi praktis. 3. Penulis dapat membantu merancang sistem penjadwalan periode tugas awak pesawat yang dapat mendukung aplikasi Crew Management System yang sudah dimiliki oleh perusahaan.