BAB 1 PENDAHULUAN Fungsi bank merupakan penghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan kemudian uang tersebut diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk kredit. Dari fungsi tersebut dapat disimpulkan, bahwa bank memiliki fungsi intermediasi dalam kehidupan bermasyarakat. Jumlah bank di Indonesia pada saat ini telah mencapai angka 130 (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2006), hal ini menjadi indikasi tingkat persaingan dalam bidang bisnis perbankan. Pelayanan jasa perbankan pada umumnya adalah sama, terdiri atas jasa simpanan, pinjaman, transfer, e‐banking, dan sebagainya. Kondisi ini menyebabkan para pemain dalam bisnis ini harus memiliki diferensiasi, untuk menjadi perusahaan, yang selain memiliki profit tinggi, juga memiliki nasabah yang setia dan pemilik market share terbesar. Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan salah satu bank pemerintah yang mencetak laba tertinggi pada tahun 2006, yaitu sebesar 4,26 triliun Rupiah (Firdanianty, 2007) dengan omset terbesar kedua setelah Bank Mandiri. Bank Dunia pun menyebut BRI sebagai salah satu pelaksana microfinance tersukses di dunia, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pakar dari universitas top seperti Harvard yang belajar mengenai microfinance best practice di BRI. BRI dianggap telah mengakar dengan presepsi sebagai bank pedesaan. Mayoritas nasabah BRI, sebesar 35 juta (bri.go.id, 2007), adalah nasabah dengan status ekonomi menengah ke bawah dan ini merupakan segmen terbesar dari masyarakat Indonesia. BRI mengembangkan pasar UMKM dengan pangsa pasar di daerah pedesaan sebesar 30‐40%, bahkan lebih, dan dari total dana kredit yang
1
dikucurkan, 87% diberikan kepada pasar UMKM dan 13% untuk korporasi (Firdanianty, 2007). Produk simpanan yang dikeluarkan oleh BRI adalah tabungan Simpedes (Simpanan Pedesaan) dan Tabungan BRI BritAma. Simpedes telah dikenal luas oleh masyarakat, sehingga terkadang masyarakat menganggap BRI sebagai “Bank Simpedes”. Sayangnya untuk Tabungan BRI BritAma–yang memiliki segmen yang berbeda, belum dikenal secara luas seperti halnya Simpedes. 1.1.
Sejarah Perusahaan
BRI mulanya bernama Hulp‐en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Bank ini didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja pada tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1946 Pasal 1 disebutkan, bahwa BRI adalah bank pemerintah pertama di Republik Indonesia. Perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948 menyebabkan kegiatan BRI terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949, dan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Melalui PERPU No. 41 Tahun 1960 terbentuk Bank Koperasi, Tani, dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan, dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 Tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Pada tahun yang sama Penpres ini diperbarui dengan dikeluarkannya Penpres No. 17 Tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, 2
Tani, dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia Unit I bidang rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia Unit II bidang ekspor impor (exim). Undang‐undang No. 14 Tahun 1967 tentang Undang‐undang Pokok Perbankan dan Undang‐undang No. 13 Tahun 1968 tentang Undang‐undang Bank Sentral, mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II bidang rural dan exim dipisahkan masing‐masing menjadi dua bank, yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya BRI kembali memiliki tugas‐tugas pokok sebagai bank umum. Status BRI berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya masih 100% di tangan Pemerintah sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang‐undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 Tahun 1992. Sejak didirikannya (1895) BRI (Persero) sampai saat ini masih tetap konsisten memberikan pelayanan pada masyarakat kecil, yaitu fokus pemberian fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. 1.2.
Visi dan Misi Perusahaan
Visi BRI Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. 3
Misi BRI •
Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.
•
Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek good corporate governance.
•
Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak‐pihak yang berkepentingan.
1.3.
Bidang Usaha
BRI merupakan bank yang memiliki network dengan kegiatan operasional terbesar di Indonesia. Saat ini BRI mempunyai Unit Kerja berjumlah 4.447 buah dan terus bertambah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi/SPI, 170 Kantor Cabang(dalam negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT, 3.705 BRI UNIT, dan 357 Pos Pelayanan Desa. Sebanyak 1.598 unit kerja telah memiliki jaringan real time on line system pada akhir tahun 2006 dan 1.033 unit kerja yang lain direncanakan akan menyusul untuk memiliki jaringan tersebut. Saat ini BRI melayani berbagai layanan simpanan devisa dan nondevisa, pinjaman untuk UMKM dan ritel, Brivestama, serta layanan kerjasama lainnya, seperti pembayaran telepon, listrik, kredit kendaraan, dan lainnya. Fasilitas yang telah dicapai oleh BRI adalah teknologi real time on line, fasilitas e‐banking, dan lainnya yang tidak kalah dengan produk kompetitor lain.
4
BRI memiliki 982 mesin ATM untuk mendukung kegiatan operasional. Kerjasama ATMsharing dengan 3 network utama Link/Himbara, ATM Bersama, dan ATM Prima memberikan keunggulan tersendiri bagi BRI, karena memudahkan nasabahnya melakukan transaksi perbankan. BRI juga bekerjasama dengan Cirrus dan Maestro ATM networks, sehingga memungkinkan para nasabahnya untuk melakukan transaksi di seluruh dunia. 1.4.
Produk Simpanan Tabungan BRI BritAma
Dana dari tabungan masyarakat merupakan core funding BRI, oleh karena itu BRI memiliki 2 jenis tabungan yang dipasarkan untuk segmen yang berbeda, yaitu Tabungan BRI BritAma untuk segmen menengah ke atas dan Simpedes untuk segmen menengah ke bawah. Produk tabungan yang akan dibahas lebih lanjut adalah Tabungan BRI BritAma. Tabungan BRI BritAma adalah nama produk tabungan pihak ketiga dalam mata uang Rupiah (IDR) yang penyetoran dan pengambilannya tidak dibatasi, baik frekuensi, maupun jumlahnya, sepanjang memenuhi ketentuan (Surat Edaran Direksi,
2003). Pasar
nonperorangan,
seperti
sasarannya perusahaan,
adalah
nasabah
koperasi,
perseorangan
yayasan,
dan
badan/lembaga
pemerintah, dan badan usaha lainnya kecuali bank. Untuk mendapatkan Tabungan BRI BritAma, nasabah cukup membawa KTP/SIM/Paspor/KIMS/KITAP dan mengisi formulir yang telah disediakan oleh customer service, atau bagi nasabah nonperorangan, surat kuasa, NPWP, dan SIUP, SITU, atau ijin usaha lainnya untuk membuka rekening. Penyetoran minimum saldo awal adalah Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) dan nasabah akan mendapatkan kartu classic Tabungan BRI BritAma Primecard dengan biaya administrasi (all in) Rp. 7.500,00 (tujuh ribu lima ratus rupiah) tiap bulan. 5
Gambar 1.1. Logo Tabungan BRI BritAma Features dan fasilitas Tabungan BRI BritAma yang didapatkan oleh nasabah adalah sebagai berikut: 1. Real Time Online Setoran dan penarikan Tabungan BRI BritAma dapat dilakukan pada lebih 2.000 unit kerja BRI yang tersebar di seluruh Indonesia. 2. Gratis Fasilitas Asuransi Kecelakaan Diri (Personal Accident) Nasabah Tabungan BRI BritAma dilindungi oleh fasilitas asuransi kecelakaan diri yang diberikan secara gratis kepada nasabah dengan saldo mengendap minimal Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah). Pertanggungan diberikan apabila terjadi klaim sebesar 250% dari saldo akhir atau maksimal sebesar Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). 3. Fasilitas Transfer Dana Otomatis •
Automatic Funds Transfer (AFT) Fasilitas untuk mentransfer dana dari rekening Tabungan BRI BritAma ke rekening lainnya di BRI, pada tanggal tertentu yang ditetapkan oleh nasabah.
•
Account Sweep Fasilitas untuk mentransfer dana dari rekening Tabungan BRI BritAma ke rekening lainnya secara otomatis, dengan saldo minimal atau saldo maksimalnya telah di set‐up sebelumnya.
6
•
Automatic Grab Fund (AGF) Fasilitas untuk menarik (mendebet) dana secara otomatis oleh satu rekening dari rekening Tabungan BRI BritAma, misalnya untuk pembayaran rekening pinjaman dengan cara mendebet Tabungan BRI BritAma.
4. Aksesibilitas BRI Primecard Nasabah Tabungan BRI BritAma akan mendapatkan BRI Primecard yang dapat berfungsi sebagai kartu ATM dan kartu debit. BRI Primecard memiliki aksesibilitas tertinggi, karena selain di ATM BRI, dapat digunakan pada jaringan ATM Link, ATM Bersama, ATM Prima, Bank Card, ATM Cirrus. Transaksi yang dapat dilakukan nasabah dengan menggunakan BRI Primecard antara lain transfer antar rekening BRI, jaringan ATM Bersama, dan ATM Prima, pembayaran tagihan telepon seluler, pembayaran telepon, pembayaran listrik, pembelian pulsa, pembayaran kartu kredit, pembayaran angsuran motor dan sebagainya. BRI Primecard dapat digunakan melalui merchant yang berlogo BRI, Maestro, dan Indopay dengan autorisasi PIN (Personal Identification Number) dan merchant berlogo Master Card dengan autorisasi tanda tangan. 5. Transaksi Phone Banking BRI Merupakan layanan informasi dan transaksi perbankan selama 24 jam, yang dapat diakses nasabah melalui Call BRI 14017 dengan hotline 14017 (pulsa lokal) atau melalui nomor 021‐57‐987‐400. 7
6. Transaksi Mobile Banking BRI Nasabah Tabungan BRI BritAma dapat melakukan transaksi perbankan melalui: •
SMS Banking BRI Transaksi yang dapat dilakukan adalah informasi saldo, transfer antar rekening BRI, pembelian pulsa isi ulang, dan pembayaran tagihan.
•
m‐ATM Bersama Transaksi yang dapat dilakukan adalah informasi saldo dan transfer antarrekening bank anggota ATM Bersama.
1.5.
Isu Bisnis
Perkotaan dianggap sebagai pusat transaksi bisnis, sehingga jumlah uang yang beredar di perkotaan lebih tinggi dibandingkan pedesaan atau daerah pelosok lainnya. Peluang ini dimanfaatkan oleh para pemain di bidang perbankan dengan berlomba‐lomba mengumpulkan uang dari segmen masyarakat yang tinggal di perkotaan atau para pelaku transaksi tersebut. Saat ini produk tabungan yang ditawarkan oleh pihak perbankan hampir memiliki features yang sama (generik), mulai dari tingkat bunga, hingga fasilitas perbankan. Pada kondisi pasar majemuk tersebut brand memiliki peranan penting. Tabungan BRI BritAma merupakan produk BRI dengan segmentasi penduduk perkotaan. Tabungan ini merupakan pengganti Simaskot (Simpanan Perkotaan) yang mulai diluncurkan pada tahun 1999. Menurut survei majalah SWA (Firdanianty, 2007) Tabungan BRI BritAma menempati urutan ke‐5 setelah Simpedes dalam hal brand awareness di masyarakat. Melihat kondisi tersebut, pihak manajemen BRI mengadakan undian berskala nasional “Untung Beliung BRI BritAma” yang bertujuan untuk mendongkrak brand awareness BRI BritAma pada masyarakat. 8
Penelitian ini berkonsentrasi pada Kantor Cabang yang berada di wilayah Bandung Raya, yaitu BRI Kantor Cabang Bandung Asia Afrika, Bandung Dewi Sartika, Bandung Naripan, Bandung A.H. Nasution, Cimahi, dan Majalaya. Keenam cabang tersebut termasuk kedalam wilayah Kantor Wilyah BRI Bandung dari 23 Kantor Cabang se‐Jawa Barat yang dibinanya. Kantor cabang Bandung Asia Afrika merupakan kantor cabang Utama yang berlaku juga sebagai kantor cabang koordinator wilayah Jawa Barat. Sedangkan untuk kantor cabang Majalaya merupakan kantor Cabang yang berada di wilayah kewedanaan sehingga struktur organisasi dari kantor cabang ini sedikit berbeda menyesuaikan dengan potensi bisnis di daerah Majalaya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui brand equity dari produk Tabungan BRI BritAma.
9