Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Di zaman sekarang ini rasanya sudah tidak asing lagi bagi kita dengan kata drama. Drama sendiri berarti perbuatan, tindakan, menurut Yapi Tambayong (2012 : Hal 189), dalam bukunya 123 Ayat tentang Seni, drama berasal dari bahasa Yunani. “dramaturgi” yang berarti berbuat, berlaku dan bertindak, sedang sebutan untuk orang yang menulis dramaturgi itu, dalam bahasa Yunani-nya adalah dramatourgos. Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media. Diatas panggung, film, dan atau televisi. Menurut Ratih Mihardja (2012 : Hal 40), dalam Buku Pintar Sastra Indonesia, drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera. Pertama-tama harus diketahui dengan betul bahwa kata dramaturgi yang dikenal dan popular di kalangan orang-orang teater dan orang film, belakangan ini berkembang rancu dan tidak lagi dimengerti seperti awalnya kosakata ini dikenal dalam bahasa Yunani dramaturgi. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini perlu diingatkan kembali disini pengertiannya yang sederhana sekaligus sejati. Menurut Wiyanto (2007 : Hal 7-10), berdasarkan sarana atau alat yang digunakan untuk menyampaikan kepada penonton atau pendengar, drama dapat dibedakan menjadi enam jenis, yaitu drama panggung, drama radio, drama televisi, drama film, drama wayang dan drama boneka. Zaman sekarang ini ada berbagai macam
drama yang juga berasal dari bermacam-macam negara. Seperti dari negara Indonesia yang kita kenal dengan nama sinetron, dan yang berasal dari negara Jepang dengan nama dorama. Pada umumnya episode dorama tidaklah sebanyak sinetron, biasanya hanya berkisar antara 10 sampai 12 episode, kecuali untuk drama keluarga di stasiun televisi NHK yang biasanya memiliki episode di atas 100. Hal ini dapat dibuktikan dengan pendapat Macwilliams dalam bukunya Japanese Visual Culture (2008 : Hal 60), yang mengatakan bahwa program penyajian drama yang memakan waktu bertahuntahun adalah suatu pengecualian bagi Jepang. Perlu diketahui juga bahwa banyak drama yang sekarang dikenal dan diterima dunia secara luas yang berasal dari Korea, menggeser posisi dorama, akan tetapi di sini penulis akan mengambil dan membahas tema yang berasal dari dorama Jepang. Dalam penelitian ini penulis akan menganalisi drama dengan jenis drama televisi (terebi dorama), yaitu drama yang dapat didengar dan dilihat (meskipun hanya gambar), namun drama televisi tidak dapat diraba. Selain didominasi oleh cakapan yang langsung itu (verbal), drama juga memperlihatkan adanya semacam petunjuk pemanggungan yang akan memberikan gambar tentang suasana, lokasi, atau apa yang dilakukan oleh tokoh (non verbal) Penulis akan membahas dorama Jepang yang bertema kehidupan sosial pada masyarakat Jepang dan berbagai sifat atau elemen – elemen yang ada di dalamnya. judul dorama yang penulis teliti adalah ‘Last Friend’ , yang menceritakan tentang hubungan asmara, persahabatan dan juga pekerjaan. Penulis tertarik karena di dalam dorama ini sungguh mencerminkan kehidupan masyarakat Jepang pada umumnya. Satu hal yang
menarik adalah sifat posesif yang sangat berlebihan yang terdapat pada salah satu karakter utama. Drama ini ditayangkan di Jepang pada tahun 2008 di Stasiun Fuji TV yang disutradarai oleh Endo Mitsutaka, Moriwaki Tomonobu dan Miyaki Shogo. Tokoh utama dari drama ini bernama Aida Michiru yang diperankan oleh Nagasawa Masami. Aida Michiru memiliki seorang kekasih bernama Oikawa Sousuke yang bekerja di Departmen Kesejahteraan Anak. Sousuke memiliki masa kecil yang kelam, ayahnya suka melakukan kekerasan fisik seperti memukulinya. Hal ini mengakibatkan luka yang dalam pada diri Sousuke sehingga Sousuke tumbuh sebagai pribadi yang memiliki gangguan jiwa ‘ambang’ atau yang dikenal dengan nama Borderline dan cenderung menggunakan kekerasan.. Selama berpacaran dengan Michiru, Sousuke selalu dipenuhi oleh kecurigaan. Ia suka memeriksa kotak pesan dari telepon genggam milik Michiru, kemudian menanyakan apakah Michiru bertemu dengan seorang pria. Walaupun Michiru sudah menjelaskan bahwa ia sama sekali tidak bertemu dengan seorang pria, Sousuke sulit untuk percaya dan selalu meminta bukti, ia mulai menjadi kasar dalam kata – kata dan tindakan, sampai memukuli Michiru hingga terluka fisik cukup parah, seperti lebam atau memar di sekitar wajah dan sekujur tubuh. Sousuke juga sempat curiga bahwa Michiru menyukai pria lain sehingga ia juga melukai atau memukul pria tersebut. Michiru yang merasa takut dan sesak seperti tidak ada ruang gerak akhirnya lari dan pergi meninggalkan Sousuke ke sisi teman – temannya yang dapat mengerti, mendukung dan melindunginya dari kejaran Sousuke.
Dalam kehidupan nyata juga tidak jarang seorang pria atau wanita yang bersikap posesif terhadap pasangannya. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menganalisis gejala BPD (Borderline Personality Disorder) yang dimiliki oleh tokoh Sousuke terhadap tokoh Michiru dalam Drama Last Friend. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap gangguan jiwa ambang (BPD) yang dimiliki oleh tokoh Sousuke terhadap tokoh Michiru dalam drama Last Friend karya Endo Mitsutaka. Manfaat penelitian ini adalah agar penulis dan pembaca dapat memahami lebih lagi mengenai BPD beserta karakteristiknya yang dimiliki oleh tokoh Sousuke dalam drama Last Friend.
1.2. Rumusan Permasalahan Rumusan permasalahan dalam skripsi ini adalah perilaku BPD (Borderline Personality Disorder) tokoh Sousuke dalam drama Last Friend.
1.3. Ruang Lingkup Permasalahan Ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini adalah meneliti perilaku BPD (Borderline Personality Disorder) pada tokoh utama yaitu Sousuke dalam drama Last Friend episode 1-11.
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku BPD yang dimiliki oleh tokoh Sousuke terhadap tokoh Michiru dalam drama Last Friend karya Endo Mitsutaka. Manfaat yang ingin dicapai adalah agar pembaca, khususnya mahasiswa jurusan sastra Jepang Universitas Bina Nusantara dapat mengetahui lebih jelas tentang sifat dan sikap BPD yang dapat ditemukan dalam drama Last Friend.
1.5. Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan dalam menyusun skripsi ini adalah metode kajian kepustakaan yakni mengumpulkan dan menggunakan sumber data yang berasal dari film yang diharapkan dapat menunjang proses analisa yang dilakukan (Zed, 2004 : Hal 3). Diambil dari perpustakaan Bina Nusantara dan Atma Jaya. Sedangkan metode deskriptif analitis menurut Rahman (2007 : Hal 155) yaitu metode yang menggambarkan
dan
menganalisis
peristiwa
yang
terjadi
secara
kronologis,
menganalisis fakta-fakta secara sistematis dan rasional. Langkah pertama yang penulis lakukan adalah menonton drama-drama Jepang. Kedua, penulis memfilter drama-drama tersebut yang memiliki seorang tokoh dengan sifat yang memiliki gangguan jiwa ‘ambang’ atau yang dikenal Borderline Personality Disorder. Innocent Love dan Last Friends merupakan drama yang memiliki unsur tersebut. Dari kedua drama tersebut, penulis memfilternya lebih lagi dan
memutuskan untuk memilih drama Last Friends sebagai acuan penelitian penulis karena drama tersebut sikap BPD tokoh Sousuke terlihat lebih jelas dan detail. Kemudian penulis akan menganalisis pandangan sikap yang menunjukkan BPD yang dimiliki oleh tokoh Sousuke terhadap tokoh Michiru dari cerita dan dialig-dialog dalam drama tersebut. Terakhir, penulis membuat kesimpulan dari hasil analisis penulis.
1.6. Sistematika Penulisan Untuk mencapai tujuan penulisan mengenai penelitian yang akan penulis teliti, adapun sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab pertama, yaitu Pendahuluan, berisi tentang latar belakang penulisan proposal serta menggambarkan alasan pemilihan topik skripsi. Selain itu juga berisi rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan dan metode penelitian yang akan digunakan. Bab dua adalah tentang landasan teori, berisi teori yang akan menjadi acuan dalam menganalisis data. Bab tiga, berisi tentang pembahasan sikap posesif yang dimiliki oleh tokoh Sousuke terhadap tokoh Michiru dalam drama Last Friends. Dengan menggunakan landasan teori pada bab dua diharapkan akan memudahkan proses analisis dengan cara menganalisis teks. Bab empat, merupakan simpulan dari penelitian dan saran yang dapat penulis kemukakan berdasarkan penelitian yang dilakukan. Bab lima, merupakan penutup yang berisi ringkasan dari bab pertama hingga bab keempat.