BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis sangatlah ketat, khususnya di perguruan tinggi akuntansi, karena ilmu akuntansi sangat berperan penting dalam perkembangan dunia bisnis. Sehingga tentunya setiap perguruan tinggi di tuntut untuk bisa meningkatkan mutu dan kualitasnya, agar dapat menciptakan seorang akuntan yang berkualitas dan profesional. Perguruan tinggi khususnya program studi akuntansi di harapkan mampu mempersiapkan mahasiswanya yang siap untuk menghadapi dunia kerja, dengan cara mendidik dan melatih para mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman matakuliah akuntansi yang baik. Pemahaman matakuliah akuntansi yang baik tercermin dalam kemampuan dan nilai akademis yang di milikinya. Tingkat kmampuan mahasiswa dalam bidang akuntansi sangat mempengaruhi kesuksesan. Adapun factor lain yang menentukan kesuksesan seseorang adalah kecerdasan emosional dan komunikasi antar pribadi. Lapangan kerja yang semakin kompetitif dan penuh persaingan membuat setiap individu tak dapat bekerja sendiri tanpa bekerjasama dalam tim.
Melandy dan Aziza (2006) menyatakan hasil survey yang dilakukan di Amerika Serikat tentang kecerdasan emosional menjelaskan bahwa apa yang diinginkan oleh pemberi kerja tidak hanya keterampilan tekhnik saja melainkan dibutuhkan kemampuan dasar untuk belajar dalam pekerjaan yang bersangkutan. Diantaranya adalah kemampuan mendengarkan dan berkomunikasi lisan, adaptasi, kreativitas, ketahanan mental terhadap
1
kegagalan, kepercayaan diri, motivasi, kerjasama tim, dan keinginan memberi kontribusi terhadap perusahaan. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan mampu mengendalikan emosinya sehingga dapat menghasilkan optimalisasi pada fungsi kerjanya. Menurut swardjono (1999) proses belajar adalah suatu kegiatan yang terencana, dan Kuliah adalah merupakan kegiatan untuk memperkuat mahasiswa terhadap materi pengetahuan sebagai hasil kegiatan belajar mandiri. Sundem (1993) dalam Machfoedz (1998) menghawatirkan ketidakjelasan industri akuntansi yang di hasilkan oleh pendidikan tinggi tidak sanggup membuat anak didiknya menguasai dengan baik pengetahuan dan ketrampilan “hidup”, karena yang di ajarkan hanya hafalan saja. Prakarsa (1996) mengkritisi pendidikan tinggi akuntansi karena leluasanya kurang memiliki
ketrampilan
dan
orientasi
professional
yang
di
perlukan
guna
mengimplementasikan pengetahuan yang dimiliki kedalam dunia nyata. Kelemahan tersebut diperparah karena peserta didik kurang mendapat pendidikan yang memadai dalam intelektual, komunikasi, serta interpersonal. Kecerdasan emosional dan komunikasi antar pribadi, keduanya berinteraksi secara dinamis. Pada kenyataanya perlu diakui bahwa kecerdasan emosional dan komunikasi antar pribadi mempunyai peranan penting untuk mencapai kesuksesan di sekolah, tempat kerja, dan dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat. Kecerdasan akademis praktis tidak menawarkan persiapan untuk menghadapi gejolak atau kesempatan yang di timbulkan oleh kesulitan – kesulitan hidup. IQ yang tinggi tidak menjamin kesejahteraan, gengsi, atau kebahagiaan hidup.
2
Banyak bukti memperlihatkan bahwa orang yang cakap secara sabar, yaitu mampu mengetahui dan menangani perasaan mereka sendiri dengan baik, dan mampu membaca dan menghadapi perasaan orang lain dengan efektif, memiliki keuntungan dalam setiap bidang kehidupan, entah itu dalam hubungan asmara dan persahabatan ia juga mampu menangkap aturan – aturan tak tertulis yang menentukan keberhasilan dalam politik organisasi. Orang dengan ketrampilan dan kesabaran yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka. Orang yang tidak dapat menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosionalnya akan mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka untuk berkonsentrasi pada karier (pekerjaan) ataupun memiliki pikiran yang jernih. Proses belajar mengajar dan dalam berbagai aspeknya sangat berkaitan dengan Kecerdasan emosional dan komunikasi antar pribadi. Kecerdasan emosional mampu untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, motivasi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosional dan komunikasi antar pribadi dapat melatih mahasiswa dalam mengelola perasaanya, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, kesanggupan untuk tetap tegar dalam menghadapi stress, serta dapat bekerja sama dengan orang lain. Kemampuan–kemampuan inilah yang dapat mendukung seorang mahasiswa untuk mencapai cita–citanya. Dari pendapat-pendapat para ahli bahasa di atas dapat di simpulkan bahwa Kecerdasan emosional dan komunikasi antar pribadi mempunyai hubungan yang sangat erat terhadap perilaku mahasiswa, khususnya mahasiswa akuntansi dalam meningkatkan pemahaman akuntansinya.
3
Berdasrkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh kecerdasn emosional dan komunikasi antar pribadi mahasiswa akuntansi terhadap tingkat pemahaman matakuliah akuntansi. Diharapkan dengan adanya penelitan ini mampu menunjukan pengaruh dan dapat memberikan umpan balik kepada perguruan tinggi, agar dapat menciptakan para Akuntan yang berkualitas. 1.2.
Rumusan masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: •
Apakah kecerdasan
emosional dan komunikasi antar pribadi mempengaruhi tingkat
pemahaman mata kuliah akuntansi?
1.3. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai : •
Pengaruh kecerdasan emosional dan komunikasi antar pribadi terhadap tingkat pemahaman matakuliah akuntansi.
1.4. Kontribusi penelitian Dalam penelitian ini kontribusi yang ingin di capai oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis: •
Sebagai sarana untuk menerapkan teori-teori yang di peroleh penulis selama di bangku perkuliahan, dan untuk memenuhi kewajiban sbagai syarat strata 1 (satu) “Wisuda” pada program studi akuntansi Universitas Kristen Dutawacana Yogyakarta. 4
2. Bagi Mahasiswa akuntansi UKDW dan Dosen: •
Sebagai obyek penelitian yang dapat membantu untuk dapat mengevaluasi dan mengetahui sejauh mana mereka dapat mengelola Kecerdasan emosional dan komunikasi antar pribadi dengan baik, sehingga dapat meningkatkan pemahaman matakuliah akuntansi.
•
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk menyusun dan menyempurnakan sistem yang diterapkan dalam jurusan atau program studi akuntansi tersebut dalam rangka menciptakan seorang akuntan yang berkualitas. Bagi Mahasiswa penelitian ini memberikan masukan dalam rangka mengembangkan kecerdasan emosional dan komunikasi diri untuk memperoleh pemahaman akuntansi yang baik dan sempurna.
•
Penelitian ini dapat memberikan motivasi kepada mahasiswa akuntansi untuk dapat meningkatkan kecerdasan emosionalnya agar dapat mencapai prestasi akademik yang optimal.
•
Untuk memberikan informasi dan motifasi kepada Dosen, karena dengan mengetahui penelitian ini, di harapakan para Dosen lebih maksimal dalam menyampaikan atau mengajar matakuliah akuntansi.
3. Bagi pembaca: Sebagai referensi ataupun guna untuk melanjutkan penelitian, khususnya penelitian yang berhubungan komunikasi antar pribadi.
5
dengan
kecerdasan
emosional
dan
1.5 Batasan Penelitian Batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengukur pemahaman matakuliah akuntansi pada penelitian ini di ukur dengan indeks kumulatif mahasiswa (IPK) 2. Mahasiswa yang akan di jadikan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi akuntansi yang masih aktif, dan masih kuliah di Universitas Kristen Duta Wacana. 3. Kecerdasan emosional di ukur dan diteliti melalui 5 komponen yaitu: Pengenalan diri, Pengendalian diri, Motivasi, Empati dan Ketrampilan sosial.
6