1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Jaringan komputer didefinisikan sebagai sekumpulan peralatan komputer yang dihubungkan agar dapat saling berkomunikasi dengan tujuan membagi sumber daya, dimana dibutuhkan layanan-layanan dan aturan-aturan (protocols) yang mengaturnya. Sehingga dapat dikatakan jaringan komputer merupakan jaringan komunikasi data, yaitu pertukaran data minimal antar dua entitas. Internet merupakan kumpulan dari banyak jaringan komputer yang terhubung satu sama lain, yang bisa diakses publik, dan mengirimkan data dengan packet switching menggunakan standar Internet Protocol (IP). Internet merupakan jaringan dari jaringan yang terdiri dari jutaan jaringan yang lebih kecil seperti jaringan domestik, akademis, bisnis dan pemerintahan. Seluruh jaringan tersebut membawa berbagai informasi dan layanan, seperti email, chatting online, transfer file, halaman web yang saling terhubung, serta sumber-sumber lainnya yang berasal dari World Wide Web. Komunikasi, baik data, suara, maupun video menjadi kebutuhan semua kalangan. Media komunikasi menjadi kunci utama untuk mencapai komunikasi yang cepat dan efektif saat ini. Perkembangan dunia komunikasi bukan hanya itu saja, pekerja kini dituntut bergerak cepat dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tren bekerja saat ini tidak lagi terikat oleh tempat dan waktu, Anda bisa menyelesaikan
2 pekerjaan dimana pun berada. Wide Area Network (WAN) adalah kunci utama untuk komunikasi data jarak jauh. Teknologi WAN broadband atau jalur pita lebar yang umum digunakan untuk menghantarkan koneksi internet di dunia pun berbagai macam, meliputi xDSL, cable modem dan wireless. Memang DSL bukan satu-satunya teknologi dibalik broadband, namun teknologi ini yang paling banyak dan umum digunakan terutama di Amerika dan sudah banyak juga digunakan di wilayah Asia. DSL (Digital Subscriber Line) merupakan teknologi yang menggunakan jalur telepon dengan memanfaatkan kabel telepon yang ada, sehingga tidak perlu menambah jaringan atau nomor telepon baru khusus untuk DSL. Jalur komunikasi suara (telepon) pasti sudah memiliki infrastruktur yang luas, sehingga tidak akan sulit untuk membuat jalur komunikasi data didalam infrastrukturnya. Selain kecepatan koneksi yang lebih cepat, kelebihan xDSL dibanding dial-up biasa yaitu pada jalur telepon yang sedang digunakan untuk akses internet, dapat juga digunakan untuk menelepon keluar dan melakukan percakapan seperti biasa. Sedangkan pada dial-up, jalur telepon untuk akses internet tidak bisa digunakan untuk menelepon keluar secara bersamaan. Dari segi ekonomis, xDSL jauh lebih murah biaya infrastrukturnya dibanding penggunaan UTP (Unshielded Twisted Pair), fiber optic dan wireless. UTP terbatas pada jarak yaitu maksimum 100m. Wireless juga terbatas pada jarak jangkauannya dan mudah dipengaruhi oleh banyak faktor seperti interferensi dan sinyal yang terhalang oleh bangunan tinggi. Hal ini dapat melemahkan sinyal pada saat diterima oleh device pengguna layanan. xDSL memiliki jarak jangkauan yang bervariasi antara 300 meter sampai dengan 6,5 km (dari pengguna ke Central Office). Fiber
3 optic memang memiliki kemampuan yang lebih baik daripada yang lain dalam hal jarak jangkauannya yang jauh dan juga memiliki bandwidth yang besar, namun biaya infrastrukturnya tergolong cukup mahal dan pemasangannya yang rumit. Melihat
keuntungan
ini,
Universitas
Bina
Nusantara
juga
turut
mengaplikasikan teknologi xDSL ini pada jaringan Binus@ccessnya, yaitu ADSL. Binus@acces merupakan kerja sama antara Universitas Bina Nusantara dengan PT Bina Indonusa System. Pada awalnya, Binus@access merupakan perkembangan dari Cyber@ccess yang bertujuan untuk menyediakan layanan internet untuk mahasiswa dalam mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) secara online. Saat itu layanan internet masih tergolong cukup sulit untuk diakses dan juga mahal. Oleh karena itu dari pihak Bina Nusantara mengadakan kerja sama dengan warung internet (warnet) yang ada di sekitar Universitas Bina Nusantara dengan menggunakan media wireless, agar mahasiswa dapat memperoleh kemudahan akses internet dan dengan biaya yang murah. Namun dengan semakin banyaknya permintaan mahasiswa akan layanan internet, maka dimulailah penggunaan ADSL. Layanan ADSL sendiri dimulai sekitar bulan September pada tahun 2006, dan mencakup mahasiswa yang tinggal di dekat dengan lingkungan Universitas Bina Nusantara yaitu seperti rumah kos, rumah kontrak, maupun warnet. Binus Access saat ini sudah menyediakan layanan internet dengan menggunakan media-media seperti ADSL, fiber optic, dan wireless. Penggunaan fiber optic diperuntukan melayani permintaan bandwidth yang tinggi, misalnya pada kos-kos yang besar, dan penyaluran koneksi internet pada ISP (Internet Service Provider) serta operator atau reseller yang telah bekerja sama dengan Binus Access.
4 Melihat dari sisi pertumbuhan ADSL yang masih baru berkembang, banyaknya pengguna ADSL di sekitar Universitas Bina Nusantara, persaingan usaha dalam penyediaan layanan internet dan tuntutan dari pengguna layanan internet, maka dilakukan penelitian terhadap ADSL Binus Access dengan melakukan analisa terhadap parameter-parameter yang menentukan Quality of Service seperti availability, time to restore, traffic, usage dan interest factor.
1.2 Ruang Lingkup Ruang Lingkup dari penelitian ini mencakup: 1. Penilaian Quality of Service (QoS) secara operasional. 2. Trafik ADSL Binus Access. 3. Parameter Quality of Service (QoS) yang diukur didasarkan atas data atau indikator yang dilihat dari sisi sistem dan diperoleh dari jaringan Binus sendiri. 4. Parameter yang diukur dan dianalisis terbatas pada availability, time to restore, traffic, usage dan interest factor.
1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui Quality of Service (QoS) dari ADSL Binus Access dalam menyediakan akses internet ditinjau dari sisi operasional. 2. Memahami karakteristik pengguna ADSL di lingkup Binus. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui performa layanan ADSL, yang dapat digunakan untuk membantu memperbaiki kinerja lebih lanjut dan
5 pengembangan ADSL yang lebih baik, bagi pihak Binus Access dalam memberikan layanan akses internet.
1.4 Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan ini mencakup 2 bagian, yaitu: 1. Metode Studi Pustaka Metode ini menggunakan buku acuan, artikel, jurnal, sumber-sumber dari internet dan referensi-referensi lainnya yang mendukung penelitian ini. 2. Metode Penelitian di lapangan Metode ini dilakukan melalui pengumpulan data dari sistem-sistem yang sudah ada pada jaringan ADSL Binus Access dengan bantuan beberapa software tools, kemudian menganalisa dan menarik kesimpulan.
1.5 Sistematika Penulisan Secara umum sistematika penulisan skripsi ini terbagi menjadi 5 bab yang terbagi sebagai berikut: 1. Bab 1: Pendahuluan Bab ini menjabarkan latar belakang penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi yang digunakan dalam penelitian dan sistematika penulisan. 2. Bab 2: Landasan Teori Bab ini berisi tentang teori-teori pendukung yang perlu digunakan dalam pembuatan skripsi ini.
6 3. Bab 3: Sistem Pengambilan Data Bab ini menjelaskan tentang topologi jaringan ADSL Binus Access dan metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian. 4. Bab 4: Hasil Pengambilan dan Analisa Data Bab ini menjelaskan tentang analisa dan evaluasi terhadap data yang dikumpulkan, untuk memperoleh parameter-parameter QoS yang telah ditentukan, yaitu Availability, Time to Restore, Traffic, Usage dan
Interest
Factor. 5. Bab 5: Simpulan dan Saran Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi uraian tentang simpulan yang dapat diambil dari hasil analisa QoS pada layanan ADSL Binus Access, serta ditambahkan dengan beberapa saran untuk perbaikan dan pengembangan yang lebih baik.