BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Material sebagai salah satu sumber daya yang dibutuhkan merupakan kebutuhan yang diperlukan untuk keberlangsungan dan kelancaran opersional suatu perusahaan atau bisnis. Karena tidak semua perusahaan atau bisnis dapat melakukan pengadaan sendiri material yang dibutuhkannya maka banyak perusahaan atau bisnis yang memposisikan diri sebagai pelanggan material dari pemasok material tertentu sesuai kebutuhan perusahaan dan bisnis tersebut. Bagi perusahaan atau bisnis yang memerlukan pasokan material dari pemasok diluar perusahaan atau bisnis tersebut, pengadaan barang dan jasa (procurement) menjadi tahap yang penting untuk keberlangsungan operasional perusahaan. Walau demikian secara keseluruhan pengadaan barang dan jasa untuk memperoleh material tertentu yang dibutuhkan perusahaan atau bisnis tetap melibatkan kegiatan manajerial dalam bentuk manajamen proses rantai suplai (supply chain management). Dalam pada itu, manajemen proses rantai suplai merupakan kegiatan yang sepenuhnya menentukan keberhasilan operasional PT Pertamina EP sebagai anak perusahaan PT Pertamina (Persero). Kondisi ini karena PT Pertamina EP sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi di Indonesia dan merupakan salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dari SKKMIGAS (Satuan Kerja Khusus Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK MIGAS), senantiasa membutuhkan line pipe (pipa alir) untuk
1
mengalirkan minyak mentah (crude oil) yang diproduksikan dari lapanganlapangan PT Pertamina EP yang belum diproduksi sendiri oleh PT Pertamina EP. Karena pengadaan line pipe sebagai material yang dibutuhkan oleh PT Pertamina EP membutuhkan pasokan dari pihak lain, maka manajemen proses rantai pasokan untuk line pipe membutuhkan proses yang handal untuk menjamin ketersediaannya. Manajemen proses rantai suplai pipa air untuk kebutuhan PT Pertamina EP menjadi semakin penting bagi PT Pertamina EP karena kebutuhan akan line pipe merupakan kebutuhan material dengan pergerakan pemakaian yang cepat (fast moving material). Sebagai kebutuhan PT Pertamina EP, material line pipe akan selalu dibutuhkan oleh PT Pertamina EP selama PT Pertamina EP beroperasi. Namun proses pengadaan yang membutuhkan waktu tertentu dikaitkan dengan kebutuhan operasional yang mengharuskannya segera tersedia tepat waktu pada rencana program operasional perusahaan yang telah tersusun mengharuskan PT Pertamina EP untuk menentukan metode yang efektif dan efisien dalam pengadaannya. Long- term price forecasts mempunyai pengaruh yang khusus, dimana keputusan investasi jangka panjang di sejumlah cabang, termasuk besi baja, adalah berdasar pada pemahaman terhadap trend harga selama penerapan dan fase pay-off dari sebuah proyek, sehingga ini adalah suatu hal yang vital bahwa trend dari harga produk akhir dapat dibandingkan dengan ekspektasi dinamika biaya (Malanichev dan Vorobyev, 2010).
2
Secara grafis, kondisi tersebut diatas sejalan dengan kondisi harga bahan baku baja, harga rata-rata baja dan kapasitas sediaan baja pada level global serta harga baja secara aktual dan prediksi berdasarkan regresi harga baja sebagaimana terlihat pada Gambar 1.1 berikut ini.
Gambar 1.1 Forecast Global Steel Price (Sumber : Malanichev dan Vorobyev, 2010)
Dengan mencermati gambar diatas terlihat bahwa pada level global selama dekade 1981 sampai 2009, terdapat harga bahan baku baja yang berfluktuasi dibawah harga rata-rata baja serta harga rata-rata baja yang juga berfluktuasi berada dibawah kapasitas sediaan baja. Kondisi tersebut pada gilirannya, memperlihatkan seperti pada gambar diatas bahwa harga baja secara aktual yang berfluktuasi hampir berhimpitan dengan prediksi berdasarkan regresi harga baja yang juga berfluktuasi selama dekade 1981 sampai 2009. Dengan memperhatikan kondisi tersebut diatas, maka kontribusi relatif dari kapasitas produksi baja dan faktor harga bahan baku pembuatan baja menentukan terhadap pertumbuhan harga baja, yang masing-masingnya juga
3
berfluktuasi. Secara khusus, kontribusi relatif dari kapasitas produksi baja dan faktor harga bahan baku pembuatan baja tersebut terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 1.2 Kontribusi Relatif Dari Kapasitas Produksi Baja Dan Faktor Harga Bahan Baku Pembuatan Baja (Sumber : Malanichev dan Vorobyev, 2010)
Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa kontribusi relatif dari kapasitas produksi baja dan faktor harga bahan baku pembuatan baja yang saling berfluktuasi, sehingga pada gilirannya akan menghasilkan harga baja yang juga akan berfluktuasi dengan relatif cepat. Dengan kemungkinan harga baja yang berfluktuasi dengan relatif cepat sebagai bahan baku pembuatan line pipe sebagai faktor yang mempengaruhi proses pengadaan line pipe produsen pemasok yang pada gilirannya mempengaruhi harga line pipe yang disuplai oleh pemasok kepada PT Pertamina EP. Dengan memperhatikan berbagai kondisi nyata tentang faktor yang dapat mempengaruhi manajemen proses rantai suplai line pipe sebagai kebutuhan operasional PT Pertamina EP, maka tersedia berbagai perspektif yang dapat digunakan oleh perusahaan. Manajemen proses rantai suplai pada intinya
4
mengasumsikan bahwa perusahaan mendirikan aliansi dengan anggota dari rantai yang sama untuk meningkatkan keunggulan kompetitif yang diungkapkan oleh kinerja operasional yang unggul dari semua anggota rantai. Dipengaruhi oleh berbagai bidang seperti pembelian dan logistik, konsep manajamen proses rantai suplai berkembang dari perspektif proses integrasi ke arah yang lebih sistemik dan strategis. Dalam persepektif proses integrasi, anggota yang berbeda dari rantai pasokan yang sama bergabung dengan upaya untuk mengkoordinasikan kegiatan bisnis sebagai kegiatan spesifik untuk meningkatkan kepuasan pelanggan akhir (Cooper et al., 1997 dalam Miguel dan Brito, 2011). Sedangkan dalam perspektif sistemik dan strategis, perusahaan menetapkan sumber daya dan upaya untuk mencapai strategi rantai unik yang akan menghasilkan keunggulan kompetitif melalui biaya yang lebih rendah dan kepuasan pelanggan yang meningkat (Mentzer et al., 2001 dalam Miguel dan Brito, 2011). Dengan memperhatikan adanya perspektif integrasi serta persepektif sistemik dan strategis tentang proses manajemen rantai suplai, maka kegiatan bisnis yang dilakukan oleh PT Pertamina EP sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi memerlukan pilihan perspektif yang sesuai dengan kebutuhan operasional PT Pertamina EP. Pilihan yang sesuai dari pengadaan line pipe yang sepenuhnya mengandalkan manajemen proses rantai suplai line pipe untuk sebagiannya adalah persepektif sistemik dan strategis terutama karena line pipe merupakan sumber daya material starategis untuk keberlangsungan bisnis PT Pertamina EP.
5
Pelaksanaan proses pengadaan termasuk pengadaan line pipe untuk kebutuhan operasional PT Pertamina EP merupakan suatu kegiatan yang rutin dengan siklus yang sudah terstruktur sesuai dengan prosedur yang tetap dan memerlukan jangka waktu tertentu dalam prosesnya. Pengaturan proses pengadaan yang harus dipedomani oleh PT Pertamina EP sebagai KKKS dari SKKMIGAS diatur dalam Pedoman Tata Kerja BP MIGAS No. PTK 007 RevisiII/PTK/I/2011. Karena masih bersifat pedoman, maka pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang merupakan material kebutuhan operasional masih harus dijabarkan oleh PT Pertamina EP sesuai dengan kebutuhan material termasuk kebutuhan material line pipe bagi PT Pertamina EP demi kinerja operasional yang lebih optimal. Pelaksanaan pengadaan line pipe melalui manajemen proses rantai suplai memiliki dampak pada kinerja operasional yang dapat memanifestasikan dirinya dalam semua dimensi. Dampak kinerja operasional terlihat pada dimensi kerjasama, proses integrasi, hubungan jangka panjang, berbagi informasi yang memungkinkan adanya perbaikan proses dan persediaan dan pengurangan waktu tunggu dalam pengadaan (Cooper et al., 1997; Cooper dan Ellram, 1993; Bechtel dan Jayaram, 1997; Mentzer et al., 2001 dalam Miguel dan Brito, 2011). Kerangka konseptual tersebut memperlihatkan bahwa pelaksanaan pengadaan line pipe yang dikontrakkan oleh PT Pertamina EP kepada pihak kontraktor penyedia line pipe (supplier) harus diorientasikan oleh adanya kerjasama, proses integrasi, hubungan jangka panjang, berbagi informasi yang memungkinkan adanya perbaikan proses dan persediaan dan pengurangan waktu tunggu dalam pengadaan line pipe.
6
Kerjasama dan proses integrasi antara PT Pertamina EP dengan pihak kontraktor penyedia line pipe, tetap harus mempertimbangkan biaya dan waktu serta peningkatan kualitas dan fleksibilitas, agar kinerja operasional PT Pertamina EP tetap merupakan kinerja operasional yang optimal. Demikian pula dengan system kontrak yang dipilih antara PT Pertamina EP dengan pihak kontraktor line pipe seharusnya tetap dalam mekanisme tata kelola material line pipe yang efektif untuk menjamin keberlangsungan operasional PT Pertamina EP. Kondisi ini karena secara konsepsional, Min dan Mentzer (2004) dalam Miguel dan Brito (2011) menyimpulkan bahwa manajemen proses rantai suplai adalah konstruk multidimensi berdampak pada kinerja perusahaan secara keseluruhan. Dalam pada itu, karena pengadaan line pipe merupakan titik strategis yang menentukan keberlangsungan dan keberhasilan operasional PT Pertamina EP, maka pengadaan line pipe yang dilakukan dengan sistem kontrak dengan pihak ketiga sebagai pemasok line pipe. Dalam pengadaan line pipe melalui sistem kontrak dengan kontraktor pemasok line pipe, pilihan PT Pertamina EP adalah dengan menerapkan kontrak jangka panjang Supply Line Pipe dengan sistem calloff order. Sesuai dengan kondisinya, frame kontrak menggunakan sistem call-off order merupakan kontrak pengadaan barang/jasa untuk jangka waktu satu tahun atau lebih, dimana penyedia barang/jasa harus menyediakan barang/jasa dalam jenis dan jumlah yang diminta sewaktu-waktu oleh PT Pertamina EP sebagai kontraktor KKS. Dalam frame kontrak call-off order tersebut dicantumkan perkiraan jumlah dan nilai pemesanan, namun pengguna barang/jasa hanya akan membayar sejumlah barang/jasa yang diminta/dipesan serta penentuan harga yang
7
disepakati dengan sistim pembayaran menggunakan sistim kontrak berdasar harga satuan. Kondisi nyata kontrak call-off order yang telah digunakan oleh PT Pertamina EP dalam melakukan pengadaan line pipe sebagai material utama kebutuhan operasional diberikan beberapa ketentuan. Ketentuan yang dicantumkan pada dokumen kontrak pengadaan line pipe antara pihak penyedia line pipe dengan PT Pertamina EP yang telah dilakukan selama ini menyebutkan bahwa (1) harga tetap selama kontrak berjalan (2) jangka waktu 3 tahun atau berjangka panjang dan dapat diamandemen (3) material line pipe dengan berbagai ukuran yang mempunyai frekuensi pemakaian cukup tinggi (4) suplai selama 3 tahun terjamin. Saat ini kontrak call-off order telah digunakan oleh PT Pertamina EP dalam melakukan pengadaan line pipe sebagai material utama kebutuhan operasional. Pelaksanaan kontrak call-off order yang telah digunakan oleh PT Pertamina EP dalam melakukan pengadaan line pipe, pada gilirannya berkaitan dengan kinerja operasional PT Pertamina EP. Karena walau bagaimanapun juga keberhasilan pengadaan line pipe sesuai dengan kebutuhan PT Pertamina EP adalah kondisi yang sepenuhnya berkaitan dengan kinerja operasional PT Pertamina EP selaku kontraktor KKS minyak dan gas bumi. Karena itu dengan sepenuhnya memperhatikan frame kontrak call-off order yang telah digunakan oleh PT Pertamina EP dalam melakukan pengadaan line pipe, maka PT Pertamina EP dapat mengevaluasi seberapa jauh manfaat kontrak tersebut bagi peningkatan kinerja operasional PT Pertamina EP. Apakah frame kontrak call-off order dalam
8
pengadaan line pipe PT Pertamina EP dapat menghasilkan peningkatan kinerja operasional PT Pertamina EP ? Disamping untuk mengeksplorasi dan mendalami manfaat kontrak call-off order yang telah digunakan oleh PT Pertamina EP dalam melakukan pengadaan line pipe sesuai dengan frame kontrak yang telah dilakukan selama ini, maka konsekuensi yang dimunculkan oleh frame kontrak tersebut juga harus dieksplorasi lebih jauh. Kondisi ini karena setiap frame kontrak termasuk frame kontrak call-off order yang telah digunakan oleh PT Pertamina EP dalam melakukan pengadaan line pipe tentu memberikan konsekuensi tertentu baik bagi PT Pertamina EP maupun pihak penyedia barang dan jasa yang memasok line pipe kebutuhan material yang digunakan untuk menghasilkan kinerja operasional PT Pertamina EP. Bagaimanakah konsekuensi yang harus diperhitungkan dan diterima oleh PT Pertamina EP dari frame kontrak call-off order dalam pengadaan line pipe PT Pertamina EP ? Diatas semuanya itu, terkerangka bahwa frame kontrak call-off order yang telah digunakan oleh PT Pertamina EP dalam melakukan pengadaan line pipe tentunya memiliki keterkaitan dengan kinerja operasional PT Pertamina EP serta konsekuensi kontrak call-off order yang telah digunakan oleh PT Pertamina EP dalam melakukan pengadaan line pipe bagi PT Pertamina EP serta penyedia barang dan jasa sebagai pemasok line pipe untuk kebutuhan operasional PT Pertamina EP. Kondisi inilah pada gilirannya yang menjadi landasan utama untuk melakukan analisis tentang peningkatan kinerja operasional PT Pertamina EP dengan frame kontrak call-off order dalam pengadaan line pipe sebagai material
9
utama kebutuhan operasional PT Pertamina EP serta faktor-faktor apa saja yang harus diperhitungkan dalam menggunakan frame kontrak tersebut.
1.2 Rumusan Masalah Dengan melakukan pencermatan terhadap ulasan pada bagian latar belakang, maka rumusan masalah tentang peningkatan kinerja operasional PT Pertamina EP dengan frame kontrak call-off order dalam pengadaan line pipe sebagai material utama kebutuhan operasional PT Pertamina EP diformulasikan masing-masingnya sebagai berikut : 1. Apakah frame kontrak call-off order dalam pengadaan line pipe PT Pertamina EP dapat menghasilkan peningkatan kinerja operasional PT Pertamina EP? 2. Faktor-faktor apa yang perlu diperhitungkan oleh PT Pertamina EP dalam melakukan frame kontrak call-off order untuk pengadaan line pipe PT Pertamina EP?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian tentang peningkatan kinerja operasional PT Pertamina EP dengan frame kontrak call-off order dalam pengadaan line pipe sebagai material utama kebutuhan operasional PT Pertamina EP, masing-masingnya adalah untuk: 1. Mengevaluasi apakah frame kontrak call-off order dalam pengadaan line pipe PT Pertamina EP dapat menghasilkan peningkatan kinerja operasional PT Pertamina EP.
10
2. Menganalisis faktor-faktor apa yang perlu dipertimbangkan oleh PT Pertamina EP dalam melakukan frame kontrak call-off order untuk pengadaan line pipe PT Pertamina EP.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian tentang peningkatan kinerja operasional PT Pertamina EP dengan frame kontrak call-off order dalam pengadaan line pipe sebagai material utama kebutuhan operasional PT Pertamina EP, diharapkan menghasilkan manfaat praktis dan manfaat teoritis. Manfaat praktis yang diharapkan dihasilkan dari penelitian ini masing-masingnya bagi PT Pertamina EP adalah dapat digunakan sebagai perangkat untuk : 1. Mengevaluasi pelaksanaan frame kontrak call-off order dalam pengadaan line pipe PT Pertamina EP 2. Menganalisis kinerja operasional PT Pertamina EP dalam menggunakan frame kontrak call-off order dalam pengadaan line pipe sebagai material utama kebutuhan operasional PT Pertamina EP. 3. Mempertimbangkan konsekuensi yang harus diperhitungkan oleh PT Pertamina EP dari frame kontrak call-off order dalam pengadaan line pipe PT Pertamina EP. 4. Meminimalkan konsekuensi yang harus diterima oleh PT Pertamina EP dari frame kontrak call-off order dalam pengadaan line pipe PT Pertamina EP.
11
Sedangkan manfaat teoritis yang diharapkan dihasilkan dari penelitian ini masing-masingnya adalah sebagai berikut: 1. Secara konsepsional dapat memetakan manfaat penggunaan dari frame kontrak call-off order dalam pengadaan barang dan jasa yang dilakukan dalam pelaksanaan manajemen proses rantai suplai. 2. Secara konsepsional dapat memetakan konsekuensi yang diperhitungkan oleh para pihak yang terlibat dalam frame kontrak call-off order dalam pengadaan barang dan jasa yang dilakukan dalam pelaksanaan manajemen proses rantai suplai. 3. Secara konsepsional dapat memetakan konsekuensi yang harus diterima oleh para pihak yang terlibat dalam frame kontrak call-off order dalam pengadaan barang dan jasa yang dilakukan dalam pelaksanaan manajemen proses rantai suplai.
1.5 Sistematika Penulisan Secara keseluruhan, penulisan ini dikelompokkan pada enam bab, dan setiap bab akan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bab yang lainnya. Pada masing-masing bab diulas tentang bagian yang sesuai dengan judul masingmasing bab, sehingga setiap bab memiliki kekhususan tersendiri. Bab Pertama adalah Pendahuluan, yang berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab Kedua adalah Tinjauan Kepustakaan yang berisi penjelasan tentang kepustakaan penelitian, kepustakaan konseptual tentang konsep-konsep dan teori yang berhubungan untuk membahas permasalahan yang telah dirumuskan.
12
Bab Ketiga adalah Metode Penelitian yang berisi penjelasan mengenai langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam hal: pendekatan penelitian, metode yang digunakan, operasionalisasi variabel, metode pengumpulan data, populasi dan teknik pengambilan sampel, serta teknik analisis data. Bab Keempat adalah Pembahasan yang berisi data serta fakta-fakta yang telah diperoleh peneliti dari penelitian dengan permasalahan-permasalahan berdasarkan data-data yang dikumpul dengan teori-teori yang ada. Bab Kelima adalah Penutup yang merupakan bagian akhir dari penulisan yang berisi kesimpulan yang diperoleh dari analisis dan pembahasan masalah berdasarkan fakta-fakta di lapangan serta ditutup dengan saran.
13