BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan gigi dan mulut menjadi perhatian yang sangat penting dalam pengembangan kesehatan yang salah satunya disebabkan oleh rentannya kelompok anak usia sekolah dari gangguan kesehatan gigi.1 Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa 64,9% anak usia 1-4 tahun tidak menyikat giginya dan hanya sebanyak 1% anak usia tersebut yang menyikat giginya pada waktu-waktu yang tepat. Kemudian, pada anak usia sekolah dasar terdapat 23,4% anak yang tidak menyikat giginya dan hanya sebanyak 5,6% anak yang menyikat giginya pada waktu-waktu yang tepat. Berdasarkan hal tersebut, dapat diperkirakan bahwa pengetahuan anak sekolah dasar mengenai waktu yang tepat untuk menyikat gigi ternyata masih rendah. Oleh karena itu, informasi tersebut harus lebih ditekankan lagi, misalnya melalui Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) maupun dengan mengadakan Penyuluhan/Pendidikan Kesehatan Gigi (PKG) ke sekolah-sekolah.2 Penyuluhan merupakan metode yang sering digunakan di dalam pendidikan kesehatan gigi dan mulut.3 Beberapa penelitian berupa penyuluhan kesehatan gigi ternyata dapat memberikan hasil yang positif dalam menurunkan indeks plak. Hasil penelitian pada siswa-siswi kelas IV dan V di dua SD Negeri Medan menunjukkan bahwa penyuluhan dan pelatihan menyikat gigi yang dilakukan cukup efektif untuk menurunkan indeks plak gigi-geligi.4 Hasil penelitian pada siswa-siswi kelas I-VI SD
Universitas Sumatera Utara
2
Negeri Samarinda Kalimantan Timur menunjukkan bahwa penyuluhan dan pelatihan cara menyikat gigi dapat meningkatkan kebersihan gigi dan mulut. Hal ini menunjukkan proses belajar yang mereka dapat melalui program penyuluhan dan pelatihan dapat dimengerti dan dipraktekkan oleh siswa-siswi SD tersebut.5 Penyuluhan / Pendidikan Kesehatan Gigi (PKG) adalah suatu proses belajar yang ditujukan kepada individu dan kelompok masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan gigi yang setinggi-tingginya. Pemilihan metode yang tepat dalam proses penyampaian materi penyuluhan sangat membantu pencapaian usaha mengubah tingkah laku sasaran. Secara garis besar, hanya ada dua jenis metode dalam penyuluhan kesehatan gigi, yaitu : metode satu arah (One Way Method) yang menitikberatkan pendidik yang aktif, sedangkan pihak sasaran tidak diberi kesempatan untuk aktif dan metode dua arah (Two Way Method) yang menjamin adanya komunikasi dua arah antara pendidik dan sasaran.3,6 Pemakaian alat bantu dalam merubah perilaku anak merupakan hal yang sangat penting. Alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang dipakai oleh pendidik di dalam menyampaikan bahan pendidikan. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga, karena berfungsi untuk membantu memperagakan sesuatu di dalam proses pendidikan. Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap siswa dapat diterima atau ditangkap melalui panca indera. Adanya berbagai alat peraga sebagai media penyuluhan seperti peragaan dan video dapat digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan penyuluhan kepada anak sehingga mudah dimengerti.3,7
Universitas Sumatera Utara
3
Usia sekolah merupakan masa untuk meletakkan landasan kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas dan kesehatan merupakan faktor penting yang menentukan kualitas sumber daya manusia.1 Masa usia sekolah dasar berlangsung antara usia 6-12 tahun, dimana masa ini diperinci menjadi dua fase, yaitu masa kelas rendah sekolah dasar (usia 6/7-9/10 tahun) dan masa kelas tinggi sekolah dasar (usia 9/10-12/13 tahun).8 Perkembangan kognitif pada masa tersebut memperlihatkan daya pikir anak berkembang secara berangsur-angsur dari yang sebelumnya masih bersifat imajinatif dan egosentris berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional, dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat sehingga anak benar-benar berada pada stadium belajar.8-11 Penelitian pada siswa-siswi SD Islam Terpadu (SDIT) Imam Bukhari Bandung menunjukkan bahwa terjadi perubahan nilai rata-rata indeks plak anak usia 10-12 tahun selama proses pendidikan penyikatan gigi yang dilakukan dalam 4 kali kunjungan, yaitu kunjungan pertama pada hari kesatu, kunjungan kedua pada hari ketiga, kunjungan ketiga pada hari kelima, dan kunjungan keempat pada hari ketujuh.12 Penelitian pada anak usia 8 dan 10 tahun mengenai efektifitas metode menyikat gigi menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang bermakna antara menyikat gigi dengan metode roll dan horizontal terhadap penurunan indeks plak pada pemeriksaan hari ketiga setelah pengajaran. Dengan berkembangnya fungsi pikiran anak dan daya ingat, anak sudah dapat menerima dan mengingat pendidikan dan pengajaran yang diberikan.13 Masa usia sekolah dasar merupakan saat ideal untuk melatih kemampuan motorik seorang anak, termasuk menyikat gigi. Pengajaran cara menyikat gigi bagi anak-anak sebaiknya menggunakan model dan teknik sesederhana mungkin, serta
Universitas Sumatera Utara
4
disampaikan secara menarik dan atraktif tanpa mengurangi isi, misalnya demonstrasi secara langsung, program audio visual, atau melalui sikat gigi bersama.3 Peneliti berminat melakukan penelitian untuk mengetahui penurunan indeks plak antara metode peragaan dan video pada penyuluhan kesehatan gigi anak usia 8-9 tahun. Penelitian akan dilakukan di SD Negeri Binaan Terpadu 001 Kota Pekanbaru karena sekolah tersebut belum pernah diadakan penyuluhan.
1.2. Rumusan Masalah 1. Apakah ada perbedaan penurunan indeks plak antara metode peragaan dengan metode video dalam penyuluhan kesehatan gigi anak usia 8-9 tahun pada pemeriksaan pertama, kedua, dan ketiga di SD Negeri Binaan Terpadu 001 Kota Pekanbaru? 2. Apakah ada perbedaan efektifitas penyuluhan kesehatan gigi anak usia 8-9 tahun antara metode peragaan dengan metode video pada pemeriksaan kedua yaitu tiga hari setelah pemeriksaan pertama dan pemeriksaan ketiga yaitu seminggu setelah pemeriksaan pertama?
1.3. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis perbedaan penurunan indeks plak antara metode peragaan dengan metode video dalam penyuluhan kesehatan gigi anak usia 8-9 tahun pada pemeriksaan pertama, kedua, dan ketiga di SD Negeri Binaan Terpadu 001 Kota Pekanbaru.
Universitas Sumatera Utara
5
2. Menganalisis perbedaan efektifitas penyuluhan kesehatan gigi anak usia 8-9 tahun antara metode peragaan dengan metode video pada pemeriksaan kedua yaitu tiga hari setelah pemeriksaan dan pemeriksaan ketiga yaitu seminggu setelah pemeriksaan pertama.
1.4. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh FKG USU sebagai bahan dasar program penyuluhan pada anak usia sekolah dasar. 2. Memberikan pengetahuan dan motivasi dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut pada murid SD Negeri Binaan Terpadu 001 Kota Pekanbaru. 3. Bahan masukan dalam perencanaan UKGS di SD Negeri Binaan Terpadu 001 Kota Pekanbaru.
Universitas Sumatera Utara