BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Berdasarkan data World Health Organisation (WHO) tahun 2005 menunjukkan
bahwa 90% dari anak didunia mengalami masalah kerusakan gigi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, karies gigi diderita oleh 72,1% penduduk Indonesia dan dalam 12 bulan terakhir sebanyak 23,4% penduduk Indonesia mengeluhkan adanya masalah pada gigi dan mulutnya. Dari jumlah tersebut, hanya 29,6% yang mencari pertolongan dan mendapatkan perawatan dari tenaga kesehatan. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 tersebut ditunjukkan pula bahwa 24% penduduk Bali mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut, dan hanya 38,8% yang bermasalah tersebut memperoleh pelayanan perawatan secara medis. Hal ini mengindikasikan masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi. Hasil penelitian Pranata, dkk (2015), menunjukkan bahwa sebagian besar (91,8%) penduduk Bali berumur 10 tahun ke atas memiliki kebiasaan menyikat gigi setiap hari. Namun hanya 4,1% yang menyikat gigi tepat waktu, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Sebagian besar penduduk Bali menyikat gigi pada saat mandi pagi dan sore hari. Hasil penelitian yang di lakukan oleh Dewi S. dkk (2008) di Play Group diwilayah Denpasar menunjukkan dari 36 anak yang di periksa ditemukan sebagian besar anak menderita karies gigi yaitu sebanyak 55,6%. Penelitian ini menunjukkan bahwa anak usia prasekolah yang berusia 0-59 bulan merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut. 1
2
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan lembaga kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang melalui prinsip “Dari oleh dan untuk masyarakat”. Posyandu merupakan wadah yang diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan sosial dasar masyarakat. (Kemenkes RI, 2013). Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/ pilihan.Salah satu kegiatan pengembangan posyandu yaitu usahan kesehatan gigi masyarakat tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Pelaksaaan penyuluhan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dilakukan oleh kader dan akan diselenggarakan di meja empat ( Kemenkes RI,2011). Kader Posyandu merupakan salah satu peran serta masyarakat dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, dan salah satu tugas kader adalah memberikan penyuluhan kepada sasaran posyandu (Depkes RI, 2005). Kader memiliki peranan yang penting dalam mengajak sasaran untuk datang ke posyandu dan memberikan edukasi terkait masalah kesehatan khususnya masalah kesehatan gigi (Kemenkes RI,2011). Kader membutuhkan pelatihan untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat karena kader merupakan ujung tombak bagi kesehatan masyarakat. Kader ini diberikan pelatihan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, sehingga nantinya dapat disosialisasikan kepada masyarakat ( Dwi,N.,dkk). Secara umun dalam proses pendidikan kesehatan tidak bisa secara langsung disampaikan melainkan melalui bantuan media, salah satunya adalah media cetak (Notoatmojo, 2007). Media ini dipilih dalam promosi kesehatan karena praktis dan tidak menuntut perangkat pendukung yang rumit, serta dengan mudah dapat dibawa kemanamana. Jenis dan ragam media cetak sangat banyak ,namun tidak semua madia cetak bisa merubah perilaku responden (Anitah, 2008). Media cetak merupakan media yang paling
3
umum digunakan dalam pembelajaran, seperti buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, lembaran lepas, booklet dan leaflet(Arsyad, 2013). Booklet adalah media komunikasi masa yang bertujuan untuk menyampaikan pesan yang bersifat promosi, anjuran, larangan- larangan kepada masyarakat serta berbentuk cetakan. Media Booklet merupakan alternatif media penyuluhan yang memberikan efektivitas dan efisiensi dalam hasil dan proses penyuluhan. Booklet adalah alat pendidikan yang baik karena mudah di bagikan, bisa dibaca berulang kali dan mudah di simpan. Kelebihan dari media booklet yaitu lebih terperinci, jelas proses penyimpanannya sesuai dengan kondisi dan mudah di bawa ke mana- mana (Purwanto, 2008). Penelitian Putu dan Dewa (2012), mengatakan kelebihan media booklet adalah dapat disajikan lebih lengkap, dapat disimpan lama, mudah dibawa dan dapat memberikan informasi yang lebih detail. Menurut Purwanto (2008), mengatakan bahwa media booklet memiliki kelemahan yaitu tidak bisa menyebar ke seliruh masyarakat karena keterbatasan penyebaran, penyampaian tidak secara langsung dan memerlukan banyak tenaga untuk penyebarannya. Media Leaflet adalah selembaran kertas yang berisikan tulisan dengan kalimatkalimat yang singkat, padat, mudah di mengerti dan gambar- gambar yang sederhana. Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah. Media leaflet banyak berisikan tulisan dengan sedikit gambar, sehingga perlu kemampuan untuk membaca (Dinkes Sleman, 2012). Penelitia Putu dan Dewa (2012), mengatakan kelebihan dari media leaflet adalah efektif untuk pesan singkat, padat dan mudah dibawa. Menurut Dinkes Sleman (2012), mengatakan bahwa leaflet memiliki kelemahan yaitu salah dalam desain tidak akan menarik untuk di baca, hanya untuk dibagikan tidak bisa di tempel dan dibutuhkan kemampuan untuk membaca.
4
Desa Gulingan memiliki 12 banjar adat dengan 12 posyandu. Posyandu di Desa Gulingan sudah mencapai peringkat ketiga yang bernama purnama. Posyandu tingkat purnama yaitu
posyandu tingkat
posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari delapan kali pertahun, dengan rata- rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih. Cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50% mampu menyelenggarakan program tambahan. Sumber pembiayaan diperoleh dari dana sehat yang di kelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% kepala keluarga di wilayah kerja poayandu. Posyandu di Desa Gulingan memiliki pengurus sebanyak 5 orang yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara serta anggota yang berasal darianggota PKK dari masing- masing banjar adat. Jumlah kader posyandu di Desa Gulingan sebanyak 60 orang. Data masalah kesehatan gigi di Puskesmas Mengwi I diperoleh bahwa dari 2449 kunjungan pada tahun 2015 ke poli gigi 67,62% masyarakat menderita penyakit gigi dan mulut. Studi pendahuluan
dengan Kepala Desa Gulingan Kecamatan
Mengwi Kabupaten Badung diperoleh informasi bahwa kader posyandu di desa tersebut belum pernah mendapat penyuluhan ataupun pelatihan tentang cara-cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Selain itu hasil wawancara dengan beberapa kader posyandu di Desa tersebut diperoleh informasi bahwa, kader tidak melakukan penyuluhan pada saat pelaksanaan posyandu karena belum pernah mendapatkan informasi tentang cara-cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Oleh karena itu , maka dilakukan pelatihan tentang cara-cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan bantuan media cetak (booklet dan leaflet) bagi kader posyandu di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. Kedua media ini digunakan untuk memberikan pelatihan terhadap kader posyandu yang nantinya akan dilihat media mana yang lebih cepat memberikan perubahan perilaku (post test 1) dan media mana
5
yang dapat mempertahankan perilaku (post test 2). Dimana kedua media ini lebih singkat, padat, jelas, mudah di simpan dan mudah di bawa kemana- mana. 1.2
Rumusan Masalah Penyakit gigi dan mulut pada anak bisa di hindari apabila masyarakat tahu
cara memelihara gigi dan mengenali tanda- tanda gigi mengalami masalah. Data yang diperoleh di Puskesmas Mengwi I bahwa angka kejadian penyakit gigi dan mulut pada tahun 2015 sebesar 67,62%. Ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum tahu cara memelihara gigi.
Untuk itu perlu dilakukan
pelatihan terhadap kader, karena kader merupakan ujung tombak bagi kesehatan masyarakat. Selama ini kader posyandu di desa gulingan belum pernah mendapatkan informasi tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sehingga kader tidak pernah memberikan penyuluhan kepada sasaran posyandu. Pelatihan ini akan menggunakan dua media cetak yaitu media booklet dan media leaflet. Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik ingin mengetahui efektivitas pelatihan menggunakan media cetak booklet untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader posyanduterhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dibandingkan dengan pelatihan penggunakan media cetak leaflet di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung?
1.3 1.3.1
Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelatihan
menggunakan media Booklet dan leaflet dalam meningkatkan pengetahuan dan
6
keterampilan kader posyandu terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung? 1.3.2
Tujuan khusus penelitian
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk : a.
Mengetahui pengetahuan kader posyandu terhadap cara-cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan dengan menggunakan booklet
b.
Mengetahui pengetahuan kader posyandu terhadap cara-cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan dengan menggunakan leaflet.
c.
Mengetahui keterampilan kader posyandu dalam memeliharaan kesehatan gigi dan mulut di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan dengan menggunakan booklet.
d.
Mengetahui keterampilan kader posyandu dalam memeliharaan kesehatan gigi dan mulut di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan dengan menggunakan leaflet.
e.
Mengetahui efektivitas penggunaan media booklet jika dibandingkan dengan media
leaflet dalam meningkatkan pengetahuan kader posyandu tentang
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. f.
Mengetahui efektivitas penggunaan media booklet jika dibandingkan dengan media
leaflet dalam meningkatkan keterampilan kader posyandu tentang
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. 1.4
Manfaat Penelitian
7
Hasil penelitiaan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.4.1
Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang penggunaan dan manfaat media dalam pelatihan kader posyandu terutama media umum yang sering digunakan, yaitu media cetak ( booklet dan leaflet) sehingga diharapkan dapat menjadi dasar bagi pengembangan penelitian selanjutnya.
1.4.2
Bagi kader posyandu, hasil penelitian dapat memberikan informasi dasar mengenai media yang tepat untuk kader dalam memberikan edukasi kepada warga posyandu tentang cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
1.4.3
Bagi Dinas Kesehatan dan puskesmas setempat, penelitian ini diharapkan memberikan masukan untuk menentukan media yang tepat digunakan dalam pelatihan kader posyandu.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berfokus pada sektor kesehatan ibu dan anak khusuanya
bidang promosi kesehatan untuk melihat pengetahuan dan keterampilan kader posyandu yang dilakukan di Desa Gulingan tahun 2016. Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa matrikulasi Program Studi Kesehatan Masyarakat, dengan menggunakan
rancangan
penelitian
quasi
exsperimentaluntuk
mengetahui
pengetahuan dan keterampilan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut bagi kader posyandu.