BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir kita sering mendengar berita bahwa PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah mengalami banyak perubahan dan perkembangan yang sangat pesat. Dahulu kereta api dan stasiun di Indonesia identik dengan kekumuhan dan kesemrawutan, banyak keluhan dari masyarakat akan buruknya pelayanan, juga masalah keterlambatan kereta, keamanan, dan kenyamanan. PT KAI adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara. PT KAI satusatunya perusahaan yang menyediakan, mengatur, dan mengurus jasa angkutan kereta api di Indonesia. Tetapi meskipun satu – satunya (Monopoli) tidak menjadikan Perusahaan BUMN tersebut bisa berjaya dengan mudah, Sarana dan Prasarana yang tidak memadai dan sudah tua menjadikan hambatan yang begitu besar dan tertinggal dengan alat transportasi lain, seperti Bus dan Pesawat. Harga tiket yang bersaing dan bahkan harga tiket Pesawat yang tidak jauh berbeda dengan harga tiket kereta membuat banyak pelanggan yang beralih ke Pesawat. Belum lagi buruknya pelayanan dan banyaknya oknum yang menjual tiket secara ilegal. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab PT KAI pernah terpuruk dan mengalami kerugian. Tetapi sekarang wajah baru telah ditampilkan oleh PT KAI, mulai dari stasiun yang bersih, kereta api yang nyaman, tanpa asap rokok, tanpa
1
2
asongan, sudah tidak ada berdesak-desakan di atas kereta, pembelian tiket lebih mudah bisa dimana saja dan kapan saja tidak harus mengantri di stasiun, dan masih banyak lagi perubahan dan inovasi yang di lakukan PT KAI. Perubahan dan Kemajuan PT KAI diawali dengan perombakan direksi pada tahun 2009. Melalui surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: KEP-33/MBU/2009 tanggal 24 Februari 2009, Menteri Negara BUMN selaku RUPS memberhentikan dengan hormat Ronny Wahyudi, Direktur Utama PT KAI dan mengangkat Ignasius Jonan sebagai Direktur Utama dan Sulistyo Wimbo Hardjito sebagai Anggota Direksi . Pada awal Ignasius Jonan dilantik, beliau langsung mengutarakan bahwa PT KAI akan
berkonsentrasi pada empat hal yang akan
direstrukturisasi, yaitu pelayanan, keamanan, kenyamanan, dan ketepatan waktu (detikFinance, 2009). Empat pilar tersebut dijadikan beliau sebagai konsentrasi utama untuk membenahi perubahan orientasi perusahaan yang semula product oriented
menjadi customer oriented . Selain pembenahan
aspek eksternal, beliau juga membenahi aspek internal (SDM), mulai dari perubahan struktur organisasi yang semula konvensional menjadi lebih modern, revitalisasi aset-aset perusahaan, pembenahan prosedur perusahaan, dan
pengelolaan SDM perusahaan secara menyeluruh. Dengan kerja keras, disiplin dan inovasi yang berkesinambungan
akhirnya membuahkan hasil yang cukup memuaskan. PT KAI telah bertransformasi dan menerima banyak penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri, beberapa diantaranya adalah Best of The Best BUMN Inovatif
3
Terbaik tahun 2012, Pemenang I “Inovasi Manajemen BUMN Terbaik” tahun 2012, Pemenang I “Inovasi Pelayanan Publik BUMN Terbaik” tahun 2012, The Best For Change Management tahun 2012, The Best For CEO Commitment tahun 2012, Juara I Pelayanan Publik BUMN Berdaya Saing Terbaik tahun 2013, penghargaan Best Practice Award 2014, Direktur Utama PT KAI mendapatkan predikat sebagai The Best Chief Strategy tahun 2014, The Best Service Excellent Of The Year tahun 2014, Direktur Utama PT KAI terpilih sebagai The First Rank The Best CEO 2014. Dilihat dari kinerja perusahaan, kesuksesan PT KAI tidak terlepas dari kinerja keuangan yang efektif dan efesien. Melalui perbincangan Online Direktur Keuangan PT KAI (Kurniadi Atmosasmito) dengan Fardil Khalidi pada tanggal 10 Juli 2014 (swa.co.id), Direktur Keuangan PT KAI memaparkan ”Kinerja keuangan yang sebelumnya merugi Rp 83 miliar (2008) menjadi laba (net income) berturut-turut sebesar Rp 155 miliar (2009), Rp 216 miliar (2010), Rp 201 miliar (2011), Rp 425 miliar (2012), dan Rp 561miliar (2013). Dalam lima tahun Laba Bersih meningkat menjadi lebih dari 3,6 kali lipat (dari 2009)”. Dengan perubahan yang cukup signifikan tersebut, penulis menjadi tertarik untuk mengkaji dan menganilisis kinerja keuangan PT KAI (Persero). Menurut Agnes Sawir (2005:6) kinerja keuangan adalah untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis memerlukan beberapa tolak ukur yang digunakan adalah ratio dan indeks, yang menghubungkan dua data keuangan antara satu dengan yang lain. Sedangkan menurut Fahmi
4
(2011:239), kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Menurut Munawir (2002:37) teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan ada beberapa metode yaitu Analisis perbandingan laporan keuangan, Trend, Analisis sumber dan penggunaan modal kerja, Laporan persentase per komponen (Common size statement), Analisis sumber dan penggunaan kas (Cash flow statement analysis), Analisis ratio, Analisa perubahan laba kotor (Gross profit analysis), dan Break even point. Dalam hal ini Penulis tertarik untuk menyajikan penilaian kinerja keuangan dengan metode analisis Common size statement dan analisis Trend. Alasan Penulis lebih memilih metode analisis Common size statement dan analisis Trend, adalah dengan menggunakan analisis Common size statement akan relatif lebih mudah membaca data Laporan Keuangan dan dapat mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, struktur permodalan, dan komposisi biaya terhadap penjualan. Jika membandingkan dalam beberapa periode akan terlihat kenaikan atau penurunan sehingga dapat melihat gambaran kondisi perusahaan dalam beberapa periode dan keterkaitan antara pos yang satu dengan yang lainnya. Dengan
menggunakan
metode
analisis
Trend
dapat
mengetahui
kecenderungan arah dari posisi keuangan apakah meningkat, menurun atau tetap. Dengan menggunakan laporan keuangan dalam beberapa periode,
5
memilih tahun dasar dan kemudian menyajikan setiap item secara relatif terhadap jumlah dasar. Berdasarkan uraian di atas Penulis tertarik untuk mengambil judul “Analisis Common size statement dan Analisis Trend untuk menilai kinerja keuangan PT Kereta Api Indonesia (Persero)”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang dikemukakan di atas, maka dapat diindentifikasi suatu rumusan masalah yaitu: Bagaimana kinerja keuangan PT Kereta Api Indonesia (Persero) periode tahun 2009 – 2014 dengan metode analisis Common size statement dan analisis Trend.
1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan Rumusan Masalah di atas tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan PT Kereta Api Indonesia (Persero) periode tahun 2009 – 2014 dengan metode analisis Common size statement dan analisis Trend.
6
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Kontribusi Praktis a. Bagi Manajemen Perusahan PT KAI Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai pertimbangan perusahaan di dalam mengevaluasi kinerja keuangan dan pengambilan keputusan. b. Bagi penulis Melalui
pengalaman
penelitian
ini penulis berharap
memperoleh gambaran sebenarnya dan pengetahuan baru tentang analisis Laporan Keuangan disamping pengetahuan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah. c. Bagi Sekolah dan Mahasiswa Menambah
Pengetahuan
bagi
Mahasiswa
dan
Perbendaharaan bagi Perpustakaan untuk dapat digunakan dalam kepentingan ilmiah khususnya di bidang Manajemen Keuangan.
1.4.2 Kontribusi Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pengembangan Keuangan.
ilmu
pengetahuan
khususnya
ilmu
Manajemen
7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Agar pembahasan dalam penyusunan skripsi ini lebih terarah, tidak mengalami penyimpangan dan perkembangan masalah yang lebih luas maka peneliti membatasi ruang lingkup dalam penelitian sebagai berikut: a. Pada perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) b. Data Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2014. c. Metode Analisis yang digunakan adalah Common size statement dan Trend.