B T M = ZAT BERACUN ? Oleh : Estien Yazid, M.Si || Dosen Biokimia Akademi Analis Kesehatan Delima Husada Gresik http://mandirinews.com/?p=4726 Juni 2015
anpa sadar, sebenarnya kita sering memasukkan zat “beracun” ke dalam tubuh
T
melalui makanan atau minuman yang kita konsumsi sehari-hari. Pada umumnya
makanan yang masuk ke dalam tubuh mengandung zat-zat kimia dan bahan pengawet. Bahan-bahan kimia tersebut sengaja ditambahkan dalam makanan melalui proses pengolahan (pembuatan) maupun saat penanaman. Pada tanaman seperti sayur-sayuran dan buah-buahan zat berbahaya yang sering diberikan adalah insektisida dan pestisida. Di negara maju seperti Amerika, beberapa jenis bahan ini penggunaannya sudah dilarang karena dianggap berbahaya dan mencemari lingkungan. Pemakaian zat kimia ini akan melekat pada sayuran atau buahbuahan. Jika bahan-bahan tersebut dikonsumsi setiap hari tanpa pengolahan yang benar, maka residunya juga akan masuk dan mengendap dalam tubuh. Pada daging hewan ternak, zat kimia yang ditambahkan berupa antibiotik dan hormon. Kedua bahan kimia ini biasanya diberikan dengan cara disuntikkkan pada unggas atau hewan ternak agar lebih cepat gemuk untuk segera disembelih. Residu dari bahan tersebut dapat tertinggal dalam daging, unggas, susu dan telur yang ikut masuk ke dalam tubuh sewaktu dikonsumsi. Ikan-ikan segar yang kita konsumsi juga tidak seperti tampaknya. Di daerah tertentu pernah dilaporkan bahwa ikan dan kerang sudah tercemar oleh logam-logam berat berbahaya seperti timbal dan merkuri. Kalaupun tidak tercemar logam berbahaya, pengemasannya juga ada yang ditambahkan pewarna buatan (sintetis) ataupun bahan pengawet. Pewarna sintetis Rhodamin B yang biasa di dipakai dalam industri tekstil banyak dipakai untuk memberi warna pada makanan dan kosmetik. Belakangan ini juga ramai dibicarakan tentang penggunaan bahan pengawet berbahaya seperti formalin dan boraks. Meskipun kedua bahan kimia ini sudah dilarang pengunaannya, karena efek toksiknya dapat berdampak langsung bagi tubuh, tetapi kenyataannya sampai saat ini masih beredar dan di jual bebas di pasaran dengan menggunakan nama lain. Misalnya senyawa boraks (asam borat) di Jawa Timur dikenal dengan nama “pijer”. Boraks sebagai bahan campuran detergen digunakan dalam bahan pangan sebagai pengenyal ataupun sebagai pengawet. Dari berbagai penelitian diperoleh
ARTIKEL ILMIAH / VI/2015
AAK DELIMA HUSADA GRESIK - 1
data bahwa boraks sering ditambahkan pada lontong, kerupuk dan kebanyakan bakso. Sedangkan senyawa formaldehid dipasaran dikenal dengan nama formalin atau formol, bahan yang biasa digunakan dalam industri plastik, kertas, tekstil, cat dan pengawet mayat. Saat ini formalin sering ditambahkan pada ayam, ikan basah, ikan asin, tahu, susu, dan mie. Jenis makanan pokok sepeti beras juga pernah dilaporkan tidak steril dari bahan beracun. Beberapa produsen “nakal” sering menambahkan pada beras tersebut bahan pemutih pakaian agar beras tampak putih mengkilap. Hal tersebut dilakukan untuk menaikkkan harga jual beras sehingga menjadi lebih mahal. Bahan pemutih pakaian mengandung zat berbahaya yang disebut klorin. Masih banyak jenis produk makanan lain, baik dari hasil olahan teknologi modern maupun yang langsung dari hasil pertanian atau peternakan yang sengaja ditambahkan bahan kimia. DAMPAK BAGI KESEHATAN Secara umum semua bahan kimia jika digunakan dalam jumlah berlebihan akan bersifat sebagai racun, baik bagi hewan dan manusia. Jika zat kimia tersebut masuk ke dalam tubuh, maka dapat meningkatkan jumlah radikal bebas. Zat ini bersifat sangat reaktif sehingga mudah menyerang sel sehat di dalam tubuh. Secara tidak langsung senyawa radikal bebas berpotensi merusak molekul makro pembentuk sel seperti : protein, karbohidrat dan bahan genetik pembentuk DNA. Akibatnya sel menjadi rusak, mati atau mengalami mutasi dalam inti sel. Hal ini yang menjadi faktor penyebab timbulnya hampir setiap penyakit, termasuk penyakit degeneratif dan proses penuaan dini (premature aging). Dari hasil penelitian banyak jenis penyakit yang bisa muncul diakibatkan oleh radikal bebas. Diantaranya seperti : kanker, kardiovaskuler, stroke, atherosklerosis, hipertensi, diabetes mellitus, berbagai gangguan inflamasi (radang) kronis dan lainlain. Pada Jurnal Kesehatan Dunia menyebutkan, bahwa lebih dari 90% manusia dengan gaya hidup modern meninggal akibat penyakit yang dipicu oleh kelainan sel seperti kanker yang disebabkan oleh makanan, minuman dan lingkungan yang tercemar oleh bahan-bahan kimia. Sampai saat ini penyakit kanker masih tergolong penyakit mematikan dan menempati urutan kelima di dunia. Sekitar 60.000 per tahun manusia terkena penyakit tersebut. Di Indonesia sendiri kanker serviks (leher rahim) dianggap merupakan kanker pembunuh perempuan nomor satu. Diperkirakan 20 orang meninggal setiap harinya karena penyakit ini. Kanker serviks terbanyak muncul pada saat puncak usia reproduktif 30 – 50 tahun.
ARTIKEL ILMIAH / VI/2015
AAK DELIMA HUSADA GRESIK - 2
ALTERNATIF Solusi untuk mencegah timbulnya berbagai macam penyakit di atas adalah kembali mengkonsumsi makanan alami (organik) tanpa bahan kimia dan pengawet. Namun faktanya hal ini cukup sulit dilakukan. Meskipun di tempat tertentu tersedia tetapi jenisnya terbatas dan harganya relatif mahal sehingga hanya terjangkau oleh golongan tertentu saja. Dalam praktik kehidupan sehari-hari, sangat sulit untuk menghindari adanya zat kimia masuk ke dalam tubuh. Karena sebagian besar produk makanan atau minuman yang dijual di pasaran untuk dikonsumsi tidak terlepas dari bahan kimia. Di dalamnya sering diberikan Bahan Tambahan Makanan (BTM) sintetis seperti: pengawet, pemanis, pewarna, pemantap, pemucat, penyedap rasa atau aroma dan lain-lain. Penggunaannya meskipun ada yang diperbolehkan, namun pemakaian dalam jumlah berlebihan akan berakumulasi di dalam tubuh dan berpotensi membahayakan kesehatan. Sebab bahan tersebut bersifat karsinogenik/mutagenik yang dapat menimbulkan kelainan genetik dan kerusakan organ yang lain. Usaha mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan melalui dua cara. Yaitu dengan mengurangi (meminimalisir) dan menetralkan (menetralisir) efek toksik dari bahanbahan kimia yang sudah terlanjur masuk ke dalam tubuh. Beberapa hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
Teliti sebelum membeli Penggunaan bahan aditif pada makanan atau minuman telah di atur ketentuannya oleh pemerintah. Sebagian ada yang diperbolehkan dan dilarang. Bagi konsumen, yang perlu disadari adalah pentingnya mengenali sekaligus memahami dampak buruk yang dapat ditimbulkan bahan tersebut bagi kesehatan. Harus ada keberanian bagi setiap orang untuk membatasi dan lebih selektif memilih bahan makanan. Lebih aman lagi jika dipilih makanan yang mengandung pengawet atau pewarna alami seperti cuka, garam, gula, daun pandan, daun suji, kunyit, dan lain-lain. Konsumsi makanan yang mengandung aditif sebaiknya dikurangi, bahkan kalau bisa dihindari. Terutama kalau makanan tersebut diduga kuat mengandung zat berbahaya seperti boraks atau formalin. Ciri-ciri umum makanan yang ditambahkan pengawet adalah : lebih tahan lama atau tidak mudah membusuk jika disimpan lebih dari 2 hari, teksturnya keras dan kenyal berlebihan. Pada bakso berformalin warnanya terlihat lebih menkilap, menyolok dan merata. Pada ikan segar kalau insangnya berwarna merah tapi saat di tekan dagingnya terasa kenyal.
ARTIKEL ILMIAH / VI/2015
AAK DELIMA HUSADA GRESIK - 3
Cuci atau rebus dahulu Sumber makanan alami dari buah-buahan dan sayuran sebelum dikonsumsi sebaiknya dicuci dahulu menggunakan air mengalir dengan cukup. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan adanya pestisida atau insektisida yang menempel. Pada buah atau sayuran tertentu kulitnya dapat dikupas dan dibuang. Sedangkan bahan makanan yang diduga mengandung pengawet formalin atau boraks dapat dilakukan dengan merebusnya dahulu menggunakan air mendidih lalu airnya di buang. Lakukan perebusan sekali lagi baru setelah itu makanan dapat dimasak. Kelemahan pembuangan kulit atau menggunakan perebusan ini adalah sebagian nutrisi akan hilang. Tapi hal ini masih lebih baik daripada dampak yang ditimbulkan bahan pengawet tersebut.
Minum air dengan cukup Air merupakan pelarut universal yang memiliki banyak khasiat. Diantaranya untuk menjaga keseimbangan cairan, mengatur suhu tubuh, melancarkan peredaran darah, membantu proses pencernaan (metabolisme), melemaskan kerja otot sendi dan membantu proses pemulihan penyakit. Selain itu mengkonsumsi air dengan cukup –atau sedikit berlebih- akan membantu mengeluarkan racun (detoksifikasi) yang ada di dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni dan pernafasan. Air akan membersihkan sisa-sisa makanan yang tidak perlukan tubuh melalui ginjal. Untuk memperoleh khasiat secara optimal, sebagian ahli ada yang menyarankan agar minum air putih kira-kira 3 gelas setiap pagi hari habis bangun tidur saat perut masih kosong. Hal ini dimaksudkan untuk membantu mempercepat pelarutan sekaligus menggelontor zat-zat beracun atau sisa-sisa makanan yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan.
Konsumsi Antioksidan Mengkonsumsi zat antioksidan sangat penting dan diperlukan bagi tubuh. Antioksidan berperan untuk menetralisir adanya zat-zat beracun di dalam tubuh. Terutama untuk „menyapu‟ radikal bebas yang dianggap sebagai biang timbulnya berbagai macam penyakit. Sumber antioksidan banyak ditemukan pada buah-buahan dan sayuran segar. Para ahli banyak yang menyarankan agar mengkonsumsi 5 porsi atau lebih buah dan sayuran per hari guna mencukupi kebutuhan nutrisi dan antioksidan yang tinggi sehingga dapat terhindar dari berbagai macam penyakit.
ARTIKEL ILMIAH / VI/2015
AAK DELIMA HUSADA GRESIK - 4
Makan dengan gizi seimbang Mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi serta disiplin mengikuti pola makanan dengan gizi seimbang merupakan faktor yang menentukan bagi kesehatan seseorang. Makanan tersebut mencakup empat sehat lima sempurna, terdiri dari unsur : protein, karbohidrat, lipid, vitamin dan mineral. Kebutuhan nutrisi yang terpenuhi akan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga dapat mencegah terhadap serangan berbagai macam penyakit, terutama yang diakibatkan oleh paparan radikal bebas. Jika kebutuhan nutrisi kurang ditambah mengkonsumsi makanan tidak sehat seperti yang banyak mengandung lemak atau bahan aditif dapat memicu timbulnya berbagai penyakit.
Olahraga secara teratur Secara umum olahraga atau latihan jasmani dapat mempercepat proses metabolisme tubuh. Jika metabolisme tubuh lancar maka akan meningkatkan aktivitas enzim atau hormon-hormon dalam tubuh sehingga dapat membantu mempercepat proses pembuangan zat beracun atau sisa-sisa hasil metabolisme yang tidak diperlukan tubuh. Banyak penelitian yang mengungkap manfaat olahraga bagi kesehatan. Terutama dapat memperkuat organ seperti jantung, paru-paru dan meningkatkan densitas tulang. Kegiatan olahraga tidak harus berlebihan atau seperti yang dilakukan olahragawan. Sebab olahraga berlebihan secara terus menerus juga berpotensi menaikkan jumlah radikal bebas yang dihasilkan dari sisa pembakaran. Pada umumnya yang dianjurkan adalah latihan jasmani secara rutin 3 – 4 kali/minggu selama 0,5 jam dengan pilihan seperti : jalan kaki, jogging, renang, bersepeda, mendayung dan lain-lain. Umur seseorang merupakan rahasia yang hanya diketahui oleh Allah, SWT. Sebagai manusia, kita hanya bisa berusaha semampu yang bisa dilakukan untuk tetap menjaga dan memelihara. Seperti kata orang bijak : “Jika masih berharap untuk “menatap” esok hari, maka jangan minum racun hari ini”.#
ARTIKEL ILMIAH / VI/2015
AAK DELIMA HUSADA GRESIK - 5