PENGARUH KOMITMEN PIMPINAN, PARTISIPASI KONSUMEN INTERNAL, HUBUNGAN PEMASOK, DESAIN KURIKULUM TERHADAP PRODUKTIVITAS PENDIDIKAN DI AKBID PALAPA HUSADA MEDAN Oleh : Drs. Imran Subakti, MM Dosen Akbid Palapa Husada, Medan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komitmen pimpinan, partisipasi konsumen internal, hubungan pemasok, desain kurikulum terhadap produktivitas pendidikan di AKBID Palapa Husada, Medan. Penelitian ini dilakukan di AKBID Palapa Husada, Medan. Variable-variabel dependen dengan variable dependen melalui pengujian hipotesis yang telah ditetapkan sebelum penelitian dilakukan, sehingga penelitian ini di katergorikan dalam explanatory research. Penelitian ini menganalisis setiap variabel dari manajemen mutu terpadu yang fokus pada dimensi kontruk (X) yang meliputi komitmen pimpinan puncak. (X1), partisipasi konsumen internal (X2). Hubungan pemasok. (X3), dan desain kurikulum (X4) yang memberikan kontribusi positif untuk meningkatkan produktivitas pendidikan (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan manajemen mutu terpadu yang berkelanjutan dalam praktek manajemen keseluruhan dan penerapan manajemen mutu terpadu dari input, proses dan output di industry pendidikan akan meningkatkan produktifitas pendidikan AKBID Palapa Husada, Medan sebesar 80%, hal ini akan memberikan kemampuan yang besar untuk keluaran akademik yang mempunyai kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia dan standar akademik dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia. Kata kunci : komitmen pimpinan, partisipasi konsumen, pemasok dan kurikulum Indonesia maupun negara-negara yang memberikan fasilitas beasiswa pendidikan untuk mahasiswa, dosen, staf maupun calon dosen atau calon mahasiswa. Pendidikan memberikan kontribusi terhadap keunggulan dalam memberdayakan sumber daya manusia.
1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Di era Globalisasi ini pendidikan telah mendunia sebagai pendidikan formal.Pesatnya perkembangan pemasaran pendidikan ini ternyata telah mengundang beberapa negara tetangga juga ikut mempromosikan lembaga pendidikan dari
1
Saat ini pendidikan juga merupakan salah satu azas yang secara ekonomis, sosial budaya, politik dan hak azazi manusia dapat meningkatkan peluang kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masayarakat, karena besarnya permintaan dunia kerja lokal maupun Internasional terhadap kualitifikasi individu di lihat dari produktivitas output dari Perguruan tinggi pada. Pertumbuhan industri pendidikan semakin besar, sehingga perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan formal semakin ketat bersaing dan meningkatkan kinerja produktivitas pendidikan dengan harus mampu menerapakan manajemen mutu terpadu untuk menjaga kualitas produk lulusan (output) sehingga sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, dunia kerja, shareholder dan stakeholder seiring dengan apa yang dikatakan Philip Kolter (1994): “Quality is our best assurance of custemer allegiance, our strongest defence against foreign competition and the only path to sustair growth and earnings”.
melalui pengujian hipotesis yang telah ditetapkan sebelum penelitian dilakukan, sehingga penelitian ini di katergorikan dalam explanatory research. Penelitian ini menganalisis setiap variabel dari manajemen mutu terpadu yang fokus pada dimensi kontruk (X) yang meliputi komitmen pimpinan puncak. (X1), partisipasi konsumen internal (X2). Hubungan pemasok. (X3), dan desain kurikulum (X4) yang memberikan kontribusi positif untuk meningkatkan produktivitas pendidikan (Y). 2. Tinjauan Pustaka Edward Deming (1972) sangat menyadari bahwa ia telah memberikan pelajaran tentang pengendalian mutu secara statistik kepada para insinyur bukan kepada para manajer yang mempunyai wewenang untuk memutuskan. Katanya : “Quality is not determined on the shop floor but in the executive suite”. Pada 1950, beliau diundang oleh, “The Union to Japanese Scientists and Engineers (JUSE)” untuk memberikan ceramah tentang mutu. Pendekatan Deming dapat disimpulkan sebagai berikut : Quality is primarily the result of senior management actions and not the results of actions taken by workers. The system of work that determines how work is performed and only managers can create system. Only manager can allocate resources, provide training to workers, select the equipment and tools that worekers use,
1.2. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komitmen pimpinan, partisipasi konsumen internal, hubungan pemasok, desain kurikulum terhadap produktivitas pendidikan di AKBID Palapa Husada, Medan. 1.3. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di AKBID Palapa Husada, Medan. Variable-variabel dependen dengan variable dependen
2
and provide the plant and environment necessary to achieve quality. Only senior managers determine the market in which the firm will participate and what product or service will be solved. Hal ini berarti bahwa tanpa keterlibatan pimpinan secara aktif tidak mungkin tercapai manajemen mutu terpadu. Menurut Cassio seperti yang dikutip oleh Hadari Nawawi (2005 : 127), ia memberi pengertian bahwa “Manajemen Mutu Terpadu, a philosophy and set of guiding principles that represent the foundation of a continuosly improving organization, include seven broad components: 1. A focus on the customer or user of a product or service, ensuring the customer’s need an expectations are satisfied consistenly. 2. Active leadership from executives to establish quality as a fundamental value to be incorporated into a company’s managemen philosophy. 3. Quality concept (e.g. statistical process control or computer assisted design, engineering, and manufacturing) that are thoroughly integrated throughout all activities of or a company. 4. A corporate culture, established and reinforced by top executives, that involves all employees in contributing to quality improvement. 5. A focus on employee involvement, teamwork, and training at all levels in order to strengthen employee
commitment to continous quality improvement. 6. An approach to problem solving that is base on continously gathering, evaluating, and acting on facts and data is a systematic manner. 7. Recognition of supliers as full partners in quality management process. SNI 19-8402-1996 mendefinisikan manajemen mutu terpadu sebagai suatu pendekatan manajemen dari suatu organisasi yang dipusatkan pada masalah mutu, didasarkan pada partisipasi seluruh anggotanya dan bertujuan mencapai keberhasilan dalam jangka-panjang melalui kepuasan pelanggan dan bermanfaat bagi seluruh anggota organisasi dan masyarakat. Lebih lanjut dapat kita lihat, banyak terdapat konsep yang menjelaskan tentang manajemen mutu terpadu. Setiap pakar dibidang manajemen mutu memiliki konsep tersendiri tentang manajemen mutu terpadu. Namun pada intinya konsep manajemen mutu terpadu bertujuan untuk mencapai kepuasan pelanggan. Beberapa prinsip dasar yang berkaitan dengan konsep manajemen mutu terpadu diantaranya adalah : 1. Mutu merupakan tanggung jawab dari setiap orang 2. Melakukan dengan benar pada saat pertama kali dan pada setiap saat (do it right at the first and every time) 3. Kekuatan kerjasama tim 4. Keseimbangan antara pengembangan sistem (proses), kebudayan (manusia)
3
dan kemampuan (perusahaan) yang ada harus dicapai 5. Pengendalian terhadap proses 6. Peningkatan mutu secara terus menerus melalui kosep “plan-do-checkaction= PDCA” 7. Bench marking 8. Penggunaan statistical process control. Penerapan manajemen mutu terpadu dalam suatu orgainsasi melibatkan empat fase yang satu sama lain saling berkaitan, yaitu : Fase pertama: Menciptakan dan membangkitkan kesadaran terhadap pentingnya budaya mutu dalam perusahaan kepada seluruh lapisan dalam organisasi perusahaan. Fase kedua: Memberikan pendidikan dan pelatihan, mengembangkan tim yang akan menjadi dinamisator dan fasilitator pemasyarakatan budaya mutu dan peningkatan mutu secara terus menerus. Membentuk ifrastruktur yang diperlukan Fase ketiga: Melaksanakan peningkatan secara terus menerus melalui metoda PDCA (plan-do-check-action). Fase keempat: Peningkatan terus menerus melalui “Bench Marking” bagi semua proses bisnis yang ada, serta perencanakan produk dan jasa-jasa yang baru dan inovatif, untuk memenuhi kebutuhan pasar yang ada dan yang akan datang. Apabila tujuan organisasi manajemen mutu hanya memperhatikan tahap yang pertama dan kedua saja,
organisasi tersebut dianggap hanya mencakup Jaminan Mutu saja. Agar sistem manajemen mutu menjadi efektif diperlukan adanya: 1. Partisipasi aktif dan komitmen sepenuhnya dari seluruh lapisan organisasi perusahaan. 2. Komunikasi yang terbuka mulai dari lapisan bawah hingga pimpinan. Penerapan sistem yang efektif dan handal adalah sangat penting bagi mutu produk dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari TQM (manajemen mutu terpadu) dalam aktivitas dan budaya organisasi perusahaan. Sistem ini dapat dipergunakan sebagai : 1. Sarana untuk menentukan dan mengendalikan keragaman mutu produk atau jasa. 2. Sarana untuk merencanakan pencapaian kebutuhan dan harapan pelanggan. 3. Sistem terdokumentasi dimana setiap orang bekerja. 4. Struktur untuk pengumpulan dan pencatatan fakta dan data. 5. Sarana untuk mengendalikan proses 6. Sarana untuk mengkonsolidasikan perbaikan. Penerapan manajemen mutu terpadu dapat disamakan dengan menginstalasi sebuah peralatan baru yaitu diharapkan adanya suatu pengembalian investasi yang melampaui biaya peralatan. Penerapan manajemen mutu terpadu akan memberikan keuntungan baik yang bersifat finansial maupun keuntungan dari segi organisasional. Beberapa keuntungan
4
organisasional yang diperoleh diantaranya adalah : 1. Meningkatkan kinerja dan umpan balik pemasok 2. Pengurangan pekerjaan ulang dan keterlambatan 3. Pengurangan resiko kehilangan produksi atau produk 4. Meningkatkan kinerja internal perusahaan melalui peningkatan motivasi dan moral karyawan, meningkatkan kemauan belajar, peningkatan komunikasi, kerjasama, proses kerja yang stabil, dan terpliharanya standar kerja. 5. Memperbaiki tingkat keamanan 6. Peningkatan mutu pelayanan pelanggan dan kesan profesional perusahaan. Sementara itu, keuntungan finansial dapat diperoleh melalui : 1. Pengurangan dalam pemborosan 2. Pengurangan pekerjaan ulang 3. Proses yang lebih hemat waktu dan biaya 4. Peningkatan pengendalian finansial 5. Proses analisis biaya yang lebih mudah Untuk memudahkan pemahaman, maka pengertian TQM dapat dikemukakan sebagai berikut: "Total Quality Managemen merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya. Berdasarkan definisi-defini tentang TQM seperti di atas, Goetsch dan Davis mengungkapkan sepuluh unsur
utama (karakteristik) total quality management, sebagai berikut: 1. Fokus Pada Pelanggan Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas manusia, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa. 2. Obsesi Terhadap Kualitas Dalam organisasi yang menerapkan TQM, penentu akhir kualitas pelanggan internal dan eksternal. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan tersebut. 3. Pendekatan Ilmiah Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan. 4. Komitmen jangka Panjang TQM merupakan paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan
5
perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses. 5. Kerja sama Team (Teamwork) Dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerja sama tim, kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya. 6. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan Setiap poduk atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang sudah ada perlu diperbaiki secara terus menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat meningkat. 7. Pendidikan dan Pelatihan Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar, yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal batas usia. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya. 8. Kebebasan Yang Terkendali Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan "rasa memiliki" dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang dibuat. Selain itu unsur ini
juga dapat memperkaya wawasan dan pandangan dalam suatu keputusan yang diambil, karena pihak yang terlibat lebih banyak. Meskipun demikian, kebebasan yang timbul karena keterlibatan tersebut merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik. 9. Kesatuan Tujuan Agar TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Namun hal ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan atau kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan mengenai upah dan kondisi kerja. 10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam penerapan TQM. Pemberdayaan bukan sekedar melibatkan karyawan tetapi juga melibatkan mereka dengan memberikan pengaruh yang sungguh berarti. Dengan demikian penelitian ini mengekplorasi faktor-faktor yang mempengarui Manajemen Mutu Terpadu. 3. Pembahasan Penerapan Manajemen mutu terpadu secara komprehensif pada AKBID Palapa Husada, Medan selama ini selalu berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik buat pelanggan yang telah mempercayainya ataupun pelangganpelanggan baru, mereka terus fokus
6
terhadap kepuasan yang akan diterima pelanggan internal dan eksternal yaitu mahasiswa dan perusahaan atau industry yang memerlukan lulusan yang memiliki kredibilitas dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan mereka karena yang menentukan kualitas produk yaitu para pelanggan yang telang menggunakan produk tersebut. AKBID Palapa Husada Medan telah menetapkan kualitas yang terbaik buat para pelangganya sehingga AKBID Palapa Husada Medan bisa memberikan kualitas yang lebih dariyang telah di tetapkan. Dalam melakukan kegiatanya sehari-hari AKBID Palapa Husada Medan tetap selalu memperhatikan kinerja dari para karyawanya yaitu melakukan pendekatan ilmiah yang terjadi dalam kegiatanya agar karyawan lebih nyaman untuk bekerja dan memiliki motivasi untuk apa ia bekerja, pendekatan tidah hanya berguna untuk karyawan namun juga sangat berguna buat perusahaan untuk kedepanya karena setiap manager harus bisa memikirkan kemajuan jangka panjangya perusahaannya tersebut sehingga dapat berjalan secara optimal, selain itu AKBID Palap Husada Medan terus menjaga kestabilan produktifitasnya dengan cara menjaga hubungan dengan para karyawan dan terutama sekali AKBID Palapa Husada Medan harus menjaga hubungan dengan pihak penerbangan karena apabila hubungan tidak baik maka proses pengiriman barang akan terganggu. Setiap perusahaan akan selalu berfikir untuk memajukan usahanya yaitu
dengan cara seperti yang di lakukan AKBID Palapa Husada, Medan disini mereka terus mengevaluasi kesalahankesalahan yang terjadi seperti salah mengirimkan barang,kerusakan,dan proses pengiriman yang terjadi, masalah inilah yang terus-menerus diperbaiki oleh AKBID Palapa Husada Medan agar kualitas jasa yang di berikan meningkat. Dalam menjaga mutu atau kualitas pelayanan AKBID Palapa Husada, Medan telah di dukung oleh karyawan-karyawan yang handal dan berpendidikan sehingga mutu pelayanan tetap terjaga sebagaimana mestinya. Dari hasil analisis pada hipotesis Manajemen Mutu Terpadu practice sebesar 85,3%, yaitu. X1.Komitmen pimpinan. X2. Partisipasi konsumen. X3. Hubungan pemasok. X4. Desain Kurikulum dapat di terima dan secara bersama-sama memberikan kontribusi positif terhadap produktivitas pendidikan di AKBID Palapa Husada, Medan dan signifikan secara statistic terhadap produktivitas pendidikan pada AKBID Palapa Husada, Medan. 1. Komitmen pimpinan puncak (X1) Hasil analisis Komitmen pimpinan puncak sebesar 0,368 dengan nilai tstatisti 2,672 artinya, dalam menerapkan manajemen mutu terpadu Manajemen Mutu Terpadu yang berkelanjutan dalam industry pendidikan terbukti secara korelasional yang kuat dan positf untuk meningkatkan produktivitas sebesar 0,368, artinya setiap pelaksanaan Manajemen Mutu Terpadu harus didukung kuat oleh
7
komitmitmen pimpinan puncak. Komitmen puncak dalam perencanaan. Pengorganisasian, penerapan dan control untuk mengaplikasikan Manajemen Mutu Terpadu dalam semua aspek, seperti baik dari teknologi proses, penggunaan infrastruktur dan peningkatan desain pendidikan sesuai dengan permintaan pasar kerja dan tuntutan globalisasi dunia pendidikan yang memiliki standarisasi yang jelas dalam produktivitas sumber daya manusia yang memiliki kredibilitas dan kompentensi yang di butuhkan setiap internal konsumen dan eksternal konsumen. Komitmen pimpinan mempunyai kontribusi yang sangat kuat, dalam hal ini komitmen pimpinan AKBID Palapa Husada, Medan dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pengelolaan manajemen pendidikan di AKBID Palapa Husada, Medan harus kuat dan konsisten sesaui dengan visi dan misi AKBID Palapa Husada, Medan yang akan menghasilkan lulusan yang mampu bersaing didunia kerja dan mampu menjadi enterprenuer yang memberikan peluang kerja bagi masayarakat dilingkungannya. Dalam menunjang implementasi manajemen mutu terpadu komitmen pimpinan tecermin dari keputusan dan kebijakan dalam membuat program kerja staf dan tenaga pengajar yang berorientasi pada perbaikan system pengajaran, perbaikan kurikulum dan sinergisnya kerjasama antara staf administrasi dengan dosen. Seperti dalam manajemen pembuatan jadwal perkuliah,
pemrumusan dan penjadwalan perkuliahan tidak hanya menlibatkan dosen sebagai pengajar akan tetapi juga melibatkan staf administrasi dalam alokasi waktu dan pembagian ruangan kelas untuk setiap pertemuan perkuliahaan. Hal ini berarti bahwa tanpa keterlibatan pimpinan secara aktif tidak mungkin tercapai manajemen mutu terpadu. 2. Partisipasi konsumen internal (X2) Dari hasil analisis partisipasi konsumen internal mempunyai kontribusi sebesar 0,351 dan nilai t-statistik 2,606 artinya Dalam rangka memenuhi kebutuhan pendidikan konsumen internal yaitu para mahasiswa, dosen dan staf pada AKBID Palapa Husada, Medan, dengan adanya evaluasi pembelajaran, system pembelajaran yang menjadi informasi yang akan mempermudah manajemen atau team penjamin mutu dan akademik dalam membuat keputusan dalam perencanaan, pengorganisasian untuk menerapkan Manajemen Mutu Terpadu yang berkelanjutan dalam meningkatkan produktivitas pendidikan AKBID Palapa Husada, Medan yang berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan pendidikan nasional dan global. Keterlibatan konsumen internal dengan menanpung dan merealisasikan partisipasi konsumen internal yaitu para pegawai yang ada dalam setiap departemen seperti bagian kemahasiswaan atau BAAK yang bersentuhan langsung dengan konsumen ekternal yaitu mahasisawa, dengan adanya informasi dari konsumen
8
internal akan memberikan suatu sinergis dalam perencanaan, pengorganisasi dan pengawasan dalam inplementasi manajemen mutu terpadu di perguruan tinggi khususnya penerapan manajemen mutu terpadu pada AKBID Palapa Husada, Medan sekarang dan lebih disempurnakan dimasa yang akan datang dalam mengantisipasi perubahan permintaan pasar dan daya saing AKBID Palapa Husada, Medan dengan fakultas lain dalam memberikan pelayanan pendidikan yang memiliki mutu yang baik serta mampu menyerap aspirasi dari konsumen internal. 3 Hubungan dengan pemasok (X3) Dari hasil analisis hubungan dengan pemasok mempunyai kontribusi positif tidak signifikan sebesar 0,182 dengan nilai t-statistik sebesar 2,967 terhadap kinerja menunjukkan bahwa dimensi konstruk X3 terbukti, yaitu hubungan dengan pemasok (share holder dan stakeholder) positif signifikan terhadap meningkatnya produktivitas pendidikan. Artinya semakin baik hubungan industry pendidikan dengan pemasok dapat mempengaruhi peningkatan produktivitas pendidikan. Selaian itu jumlah pemasok yang cukup banyak dan ketersediaan produk yang beragam, telah menciptakan persaingan yang cukup ketat, sehingga pembeli tidak lagi terpaku pada satu pemasok saja. Pemasok harus dapat bertahan dengan meningkatkan keunggulan daya saingnya. Salah satunya adalah dengan memperhatikan mutu produk yang dipasok, sebagai salah satu persyaratan yang diminta oleh pembeli. Untuk
memberikan mutu yang terbaik kepada pelanggannya, maka pemasok melakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap semua produk yang akan dijual. Biasanya pemeriksaan dan pengujian ini hanya dilakukan pada akhir proses saja, yaitu terhadap produk akhir yang dihasilkan. Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan dan pengujian ini adalah hanya dengan memisahkan produk yang layak jual dan produk yang jelek atau tidak dapat dijual, tanpa bisa mengetahui penyebabnya produk yang jelek serta bagaimana cara pencegahannya. Proses ini dikenal sebagai pemeriksaan produk akhir (end product testing). Adanya kebutuhan untuk memberikan jaminan agar mutu yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan, sehingga tidak lagi diperoleh produk yang jelek, telah melahirkan suatu konsep pengendalian mutu (quality control). Pengendalian mutu dipandang oleh banyak orang sebagai dasar dari gerakan Manajemen Mutu dewasa ini. Kebutuhan masyarakat akan mutu terus berkembang, bahkan di era globalisasi ini pasar tidak hanya puas dengan mutu produk yang baik, tetapi juga menuntut adanya konsistensi dari mutu yang diberikan. Tuntutan ini kemudian melahirkan konsep Jaminan Mutu (quality assurance) dan Sistem Manajemen Mutu (quality management system) serta Manajemen Mutu Terpadu (total quality management). Hubungan dengan pemasok dalam kontek dunia pendidikan adalah sekoloah menengah atas, kerjasama ini dengan
9
pemasok dalam hal iini adalah dengan menawarkan peluang untuk siswa yang memiliki prestasi untuk mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru di AKBID Palap Husada, Medan juga mempunyai hubungan yang cukup baik dengan rumah sakit-rumah sakit dimana setiap perusahaan atau pemasok ini memberikan training. 4. Desain kurikulum (X4) Dari hasil analisis Desain Kurikulum memberikan kontribusi positif signifikan sebesar 0,351 dengan nilai tstatistik sebesar 2,606 untuk meningkatkan produktivitas pendidikan, khususnya di AKBID Palapa Husada, Medan. Ada hubungan yang erat antara mutu produk (barang dan jasa), kepuasan pelanggan, dan manfaat pendidikan. Makin tinggi mutu suatu produk, makin tinggi pula kepuasan pelanggan dan pada waktu yang bersamaan akan mendukung produktivitas yang tinggi dengan biaya rendah. Oleh karena itu program perbaikan mutu bertujuan menaikkan produktifitas pendidikan yang standarisasi nasional ataupun global. Dari penelitian membuktikan ada hubungan yang kuat antara Manajemen Mutu Terpadu dengan produktivitas pendidikan yang memberikan keluaran alumni yang mempunyai kredibilitas dan kompetensi yang dibutuhkan pasar kerja dan kebutuhan akademik dalam meningkatkan mutu sumberdaya manusia secara umum dari aspek pendidikan formal di tingkat perguruan tinggi. Faktor desain kurikulum merupakan faktor penting dalam
memberikan dukungan untuk tercapainya penerapan Manajemen Mutu Terpadu, karena kurikulum meliputi input (dosen, mata kuliah) proses (system pembelajaran, sarana dalam proses pembelajaran) sehingga menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi sesuai dengan perkembangan dunia kerja dan dunia pendidikan. Desain kurikulum dari setiap jurusan manajemen, akuntansi dan ilmu ekonomi pembangunan dibuat sinergis dan mendukung visi dan misi AKBID Palapa Husada Medan serta visi dan misi dari setiap jurusan, perencanaan, pengorganisasi kurikulum dilakukan setiap semesteran dan evaluasi dilakukan si setiap 2 tahun sekali atau sesaui dengan permintaan pasar dunia industry serta keputusan DIKTI. Seperti saat ini di Jurusan manajemen dan akutansi ada mata kuliah enterprenuership, sedangkan di jurusanmanajemen untuk enterprenueship akan di buat program studi kewirausahaan dengan tujuan bahwa lulusan AKBID Palapa Husada, Medan mampu membuat suatu peluang usaha yang berbasis ilmu pengetahuan dan kesusaian perkembanngan pasar saat ini dan mendatang. 4. Kesimpulan 1. Penerapan manajemen mutu terpadu yang berkelanjutan dalam praktek manajemen keseluruhan dan penerapan manajemen mutu terpadu dari input, proses dan output di industry
10
pendidikan akan meningkatkan produktifitas pendidikan AKBID Palapa Husada, Medan sebesar 80%, hal ini akan memberikan kemampuan yang besar untuk keluaran akademik yang mempunyai kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia dan standar akademik dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia. 2. Komitmen Pimpinan Puncak Untuk Melakukan Manajemen Mutu Terpadu dalam perencanaan klasifikasi dan standarisasi mutu terpadu, system pembelajaran dan perencanaan dalam meningkatkan mutu terpadu di AKBID Palapa Husada, Medan secara sinergis antara input,proses dan output searah dengan standarisasi pendidikan perguruan tinggi nasional dan Internasional sesuai dengan visi dan misi pendidikan yang ingin memngeluarkan alumni yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional. 3. Partisipasi konsumen internal sangat memberikan masukan dalam memperbaiki dan penerapan manajemen mutu terpadu di AKBID Palapa Husada, Medan melalui evaluasi dati team penjamin mutu fakultas sehingga dapat meningkatkan produktifitas pendidikan di AKBID Palapa Husada, Medan secara menyeluruh dan berkelanjutan. 4. Desain Kurikulum pendidikan yang dibuat berdasarkan dengan kebutuhan share holder dan stakeholder, standarisasi perguruan tinggi nasional dan internasional serta kemampuan dari
sumberdaya yang ada dalam lingkungan AKBID Palapa Husada, Medan. DAFTAR PUSTAKA Daryono Soebagiyo 1 M. Wahyudi .2008. Analisis Kompetensi Produk Unggulan Daerah Padapendidikan Tulis Dan Cap Solo Di Dati Ii Kota Surakarta. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 9, No. 2, Desember 2008, Hal. 184 – 197. Surakarta. Gumilang, 2007. Pertumbuhan Seni Pendidikan Tradisional Jambi . Jambi. Hadari
Nawawi .2005. Manajemen Strategik, Gadjah Mada Pers : Yogyakarta. Ida Mariyanti, Bsc. Pejabat Fungsional Penyuluh Perindustrian (PF-PP), Dinas Perindustrian. Irma Tambunan. 2009. Ketika Pendidikan Jambi Mengalami “Booming”. Jambi. Porter M.E. 1994. Competitive Strategy. First Edition. Free Press. Sedarmayanti. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Refika Aditama.
11
___________. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Cetakan Ketiga. Bandung: CV. Mandar Maju. Sukmawati, Ferina. 2008. Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di PT. Pertamina (Persero) UPMS III Terminal Transit Utama Balongan, Indramayu. Jurnal Ekonomi & Bisnis, 2 (3): h: 175-193.
12