DRS. SYAHDIAN, M.Si
KEPALA SEKSI PEMETAAN DAN SUPERVISI LPMP SUMATERA UTARA. PEMBINA TINGKAT I, IV/b. MANTAN WIDYAISWARA. INSTRUKTUR NASIONAL KURIKULUM 2013.
Pendidikan: • Pendidikan Biologi - IKIP Medan. • Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan – USU Medan
1
Oleh Hamid Muhammad, Ph.D Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Disampaikan pada Seminar Nasional Ikatan Guru Indonesia, Gunungsitoli-Nias, 03 September 2016
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2
Perceiving & Drawing Counting & Calculating
LITERASI Kemampuan dalam MENGAKSES, MEMAHAMI, dan MENGGUNAKAN informasi secara cerdas
Komponen Literasi
Basic Literacy
Catalog & Indexes
Library Literacy
Broadcast
Hardware
Information Literacy Types
Dewey System
Research Process
Reading & Writing
Speaking & Listening
Types of materials
Online
Print
Ethics & Etiquette
Tools Software
Media Literacy
Technology Literacy
Inform
online Purpose
Visual Literacy
Production
Entertain Persuade
Print
Presentation
Sumber: Clay (2001)
3
GERAKAN LITERASI SEKOLAH Tujuan GLS Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Target Pencapaian Menyenangkan dan ramah anak sehingga menumbuhkan semangat warganya dalam belajar. Menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan. Semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama. Memampukan warganya untuk cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada lingkungan sosialnya. Mengakomodasi partisipasi seluruh warga dan lingkungan eksternal sekolah.
4
Implementasi GLS di Sekolah
Sosialisasi
Strategi
1. Pemangku kepentingan 2. Pelatihan Kurikulum Sekolah Sasaran 3. Mitra pendidikan (Pegiat literasi, lembaga donor internasional [USAID, UNICEF, dll])
5
Masyarakat Ekonomi Asean
Perubahan di tingkat lokal dan global di bidang ekonomi, sosial, dan budaya
Gerakan Literasi Sekolah
Meningkatkan kemampuan berliterasi kepada siswa (literasi dini, dasar, media, perpustakaan, teknologi, visual)
Permendiknas No. 84/2008 Pedoman Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan
Gerakan Literasi Sekolah
Multiliterasi berperspektif gender
6
Kompetensi Siswa Abad XXI
SD 13.572.756 12.431.427
SMP 5.117.428 4.942.977
SMA 1.966.351 2.445.589 Sumber: Dapodik
Literasi Dasar 1. 2. 3. 4.
Literasi Numerasi Literasi sains Literasi teknologi informasi 5. Literasi finansial 6. Literasi budaya dan kewarganegaraan Kompetensi 7. Berpikir kritis/ penyelesaian masalah 8. Kreativitas 9. Komunikasi 10. Kolaborasi Kualitas Karakter 11. Rasa ingin tahu 12. Inisiatif 13. Kegigihan 14. Adaptasi 15. Kepemimpinan 16. Kepedulian sosial dan budaya
7
Kompetensi Guru Abad XXI
SD Menggerakkan
576.802 1.082.049
Menginspirasi
SMP 274.369
Mendidik
378.699
Mengajar
SMA 132.256 174.099 Sumber: Dapodik
8
PEMBELAJARAN ABAD 21 9
Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21 Ciri Abad 21
Informasi (tersedia dimana saja, kapan saja)
Komputasi (lebih cepat memakai mesin)
Otomasi (menjangkau segala pekerjaan rutin)
Komunikasi (dari mana saja, ke mana saja)
Model Pembelajaran Pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu
Pembelajaran diarahkan untuk mampu merumuskan masalah [menanya], bukan hanya menyelesaikan masalah [menjawab] Pembelajaran diarahkan untuk melatih berfikir analitis [pengambilan keputusan] bukan berfikir mekanistis [rutin] Pembelajaran menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah 10
Kerangka Kompetensi Abad 21 Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008 Kehidupan dan Karir • Fleksibel dan adaptif • Berinisiatif dan mandiri • Keterampilan sosial dan budaya • Produktif dan akuntabel • Kepemimpinan&tanggung jawab
Pembelajaran dan Inovasi • Kreatif dan inovasi • Berfikir kritis menyelesaikan masalah • Komunikasi dan kolaborasi
Informasi, Media and Teknologi • Melek informasi • Melek Media • Melek TIK
Kerangka ini menunjukkan bahwa berpengetahuan [melalui core subjects] saja tidak cukup, harus dilengkapi: -Berkemampuan kreatif - kritis -Berkarakter kuat [bertanggung jawab, sosial, toleran, produktif, adaptif,...] Disamping itu didukung dengan kemampuan memanfaatkan informasi dan berkomunikasi Partnership: Perusahaan, Asosiasi Pendidikan, Yayasan,...
11
KERANGKA KOMPETENSI ABAD 21 Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008 • Mendukung Keseimbangan Perlunya mempersiapkan proses penilaian yang tidak penilaian: tes standar serta penilaian hanya tes saja, tetapi dilengkapi dengan penilaian lain normatif dan sumatif termasuk portofolio siswa. Disamping itu dierlukan • Menekankan pada pemanfaatan dukungan lingkungan pendidikan yang memadai umpan balik berdasarkan kinerja peserta didik • Membolehkan pengembangan portofolio siswa • Menciptakan latihan pembelajaran, dukungan SDM dan infrastruktur • Memungkinkan pendidik untuk berkolaborasi, berbagi pengalaman dan integrasinya di kelas • Memungkinkan peserta didik untuk belajar yang relevan dengan konteks dunia • Mendukung perluasan keterlibatan komunitas dalam pembelajaran, baik langsung maupun online
12
PENTINGNYA KREATIVITAS
GRAFIK HUBUNGAN INOVASI DAN DAYA SAING 7
Competitiveness Score
6
Indonesia 5
4 3 y = 0,051x + 1,6176 Koef Korelasi = 0,91
2 1
GCI: Global Competitiveness Index ICI: Innovation Capability Index
0
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Innovation Score Sumber: World Economic Forum. The Global Competitiveness Report 2012–2013. Augusto López-Claros. The Innovation for Development Report 2010–2011.
14
Koef Korelasi = 0,84
Source: Martin Prosperity Institute. 2011. Creativity and Prosperity: The Global Creativity Index.
15
PERGESERAN PENGERTIAN TENTANG KREATIVITAS Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat diterapkan dimana saja, sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan keterampilan kreatif
Pemahaman Lama
Pemahaman Baru
Terbatas untuk seni Murni bakat
Untuk semua mata pelajaran Keterampilan yang dapat dipelajari
Originalitas
Originalitas dan nilai (asas manfaat)
Tidak perlu pengetahuan pendukung
Pengetahuan lapangan sangat diperlukan Keterampilan berfikir (kontribusi dalam pengembangan) Stimulation play (terarah) dan discovery
Terobosan besar Free play (bebas) dan discovery
Anuscha Ferrari et al. 2009. Innovation and Creativity in Education and Training
16
PERSEPSI & PEMAHAMAN GURU TTG KREATIVITAS (tidak mudah menilai kreativitas tantangan bagi sistem pendidikan, bukan dihindari)
Pengertian Kreativitas
% Setuju
Berlaku untuk setiap ranah pengetahuan Berlaku untuk tiap mata pelajaran Tidak terbatas pada seni Tiap orang dapat menjadi kreatif Bakat bawaan lahir Keterampilan dasar yang sebaiknya dikembangkan di sekolah
98 96 86 88 21 95
Dapat diajarkan Dapat dinilai
70 50
R. Cachia and A. Ferrari. 2010. Creativity in Schools: A survey of Teachers in Europe. JRC Scientific & Technical Reports. 17
PROSES PEMBELAJARAN YANG MENDUKUNG KREATIVITAS Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review: • 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik. • Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik. Pembelajaran berbasis • Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: kecerdasan tidak akan -
Observing [mengamat] Questioning [menanya] Personal Experimenting [mencoba] Associating [menalar] Networking [Membentuk jejaring]
memberikan hasil siginifikan (hanya peningkatan 50%) dibandingkan yang berbasis kreativitas (sampai 200%)
Inter-personal
Perlunya merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, 18 dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning 18
Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity: what can we learn from research? Guru dapat membuat peserta didik berperilaku kreatif melalui: • tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar, • mentolerir jawaban yang nyeleneh, • menekankan pada proses bukan hanya hasil saja, • memberanikan peserta didik untuk: - mencoba, - menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap informasi, - memiliki interpretasi sendiri terkait pengetahuan/kejadian, • memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktur dan spontan/ekspresif 19
Proses
Karakteristik Penguatan Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar,....
Pembelajaran
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran
Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu [discovery learning] Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif Mengukur tingkat berfikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi
Penilaian
Menekankan pada pertanyaan yang mebutuhkan pemikiran mendalam [bukan sekedar hafalan] Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa
Menggunakan portofolio pembelajaran siswa 20
Refleksi dari Hasil PISA 2009 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Matematika
Level 6 Level 5 Level 4
IPA
Level 3 Level 2 Level 1 Below Level 1
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Level 6 Level 5
Indonesia
Thailand
Chinese…
Korea
Hong Kong-…
Bahasa Japan
Shanghai-…
Singapore
Level 4 Level 3 Level 2 Level 1b
Hampir semua siswa Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai level 3 saja, sementara negara lain banyak yang sampai level 4, 5, bahkan 6. Dengan keyakinan bahwa semua manusia diciptakan sama, interpretasi dari hasil ini hanya satu, yaitu: yang kita ajarkan berbeda dengan tuntutan zaman penyesuaian
21
Hasil TIMSS Matematika SMP/MTs Kelas VIII 2007 Very Low
Low
2011
Intermediate
High
Advance
Low
Intermediate
High
Advance
Indonesia
Morocco
Saudi Arabia
Iran
Thailand
Malaysia
Turkey
Japan
Korea, Rep. of
Singapore
Chinese Taipei
Saudi Arabia
Morocco
Indonesia
Iran
Malaysia
Thailand
Turkey
Japan
Singapore
Korea, Rep. of
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Chinese Taipei
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Very Low
Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional 22
Hasil TIMSS IPA SMP/MTs Kelas VIII 2007 Very Low
Low
2011
Intermediate
High
Advance
Low
Intermediate
High
Advance
Morocco
Indonesia
Saudi Arabia
Thailand
Malaysia
Iran
Turkey
Japan
Korea, Rep. of
Chinese Taipei
Singapore
Saudi Arabia
Morocco
Indonesia
Iran
Turkey
Thailand
Malaysia
Korea, Rep. of
Japan
Chinese Taipei
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Singapore
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Very Low
Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 40% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional 23
Hasil TIMSS Membaca SD/MI Kelas IV 2006 Very Low
Low
Intermediate
2011 High
Advance
Low
Intermediate
High
Advance
Morocco
Indonesia
Saudi Arabia
Iran
Chinese Taipei
Singapore
Morocco
Indonesia
Iran
Chinese Taipei
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Singapore
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Very Low
Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara lebih dari 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional 24
Model Soal TIMSS TIMSS dan PIRLS membagi soal-soalnya menjadi empat katagori: – Low mengukur kemampuan sampai level knowing – Intermediate mengukur kemampuan sampai level applying – High mengukur kemampuan sampai level reasoning – Advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete information
25
Perbandingan Kurikulum Matematika SD Kelas IV dan Materi TIMSS Domain
Topics
Number
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Concepts of whole numbers, including place value and ordering Adding, subtracting, multiplying, and/or dividing with whole numbers Concepts of fractions Adding and subtracting with fractions Concepts of decimals, including place value and ordering Adding and subtracting with decimals Number sentences Merah: Belum Number patterns
Geometry Shapes and Measurement
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Lines: measuring, estimating length of; parallel and perpendicular lines Comparing and drawing angles Using informal coordinate systems to locate points in a plane Elementary properties of common geometric shapes Reflections and rotations Relationships between two-dimensional and three-dimensional shapes Finding and estimating areas, perimeters, and volumes
Data Display
1. Reading data from tables, pictographs, bar graphs, or pie charts 2. Drawing conclusions from data displays 3. Displaying data using tables, pictographs, and bar graphs
Diajarkan di Kelas IV
Ada beberapa topik yang tidak terdapat pada kurikulum saat ini, sehingga menyulitkan bagi siswa kelas IV yang mengikuti TIMSS 26
Persentase Siswa SMP Kelas VIII yang Telah Diajar Topik TIMSS (IPA) All Science (20 Topics) 91
Biology (7 Topics) 82
Chemistry (4 Topics) 98
Physics (5 Topics) 98
Earth Science (4 Topics) 91
Turkey
89
93
99
97
63
Saudi Arabia
88
86
91
85
92
Thailand
74
69
92
67
72
Chinese Taipei
68
92
98
59
5
Indonesia
67
73
82
79
27
Singapore
65
63
80
83
31
Malaysia
63
61
80
72
38
Morocco
57
56
59
55
62
Japan
57
35
86
76
41
Korea, Rep.Of
54
38
42
79
64
Iran
Walaupun hampir semua materi IPA ada pada kurikulum, tetapi tidak semua memperoleh pelajaran tersebut. Menunjukkan banyak materi kurikulum yang tidak diajarkan . Hal ini sangat mungkin terkait dengan kemampuan profesi guru, mengajarkan apa yang mereka pahami, dan melompati yang mereka merasa kurang paham 27 Source: TIMSS 2011 International Science Report.
Pesersentase Siswa SMP Kls VIII yang Telah Diajar Topik TIMSS (Matematika) All Mathematics (19 Topics)
Number (5 Topics)
Algebra (5 Topics)
Geometry (6 Topics)
Data and Chance (3 Topics)
Turkey
94
100
92
89
98
Korea, Rep.Of
92
100
91
92
81
Saudi Arabia
92
99
85
93
88
Japan
91
99
92
93
75
Singapore
88
99
94
75
83
Malaysia
84
98
73
93
63
Iran
80
100
74
81
58
Chinese Taipei
79
99
97
84
4
Thailand
77
98
62
80
65
Indonesia
69
97
84
61
12
Morocco
62
97
61
46
35
Mengingat tidak semua materi matematika TIMSS terdapat pada kurikulum, sehingga wajar apabila persentase siswa yang telah diajar materi TIMSS adalah rendah Source: TIMSS 2011 International Mathematics Report.
28
Tingkat Kesulitan Mata Pelajaran PKN KTSP 2006 Kelas IV
PKN KTSP 2006 Kelas V
•
• •
•
• • • • • • •
Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pem. kecamatan Menggambarkan struktur organisasi desa dan pemerintah kecamatan Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi Menggambarkan struktur organisasi kabupaten, kota, dan provinsi Mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK dan BPK Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti Presiden, Wakil Presiden dan para Menteri Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya
• • • • •
• • •
Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia Pengertian dan pentingnya peraturan perundangundangan tingkat pusat dan daerah Memberikan contoh peraturan perundang- undangan tingkat pusat dan daerah, seperti pajak, anti korupsi, lalu lintas, larangan merokok Mendeskripsikan pengertian organisasi contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat Menampilkan peran serta dalam memilih organisasi di sekolah Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama Mematuhi keputusan bersama
Warna merah: terlalu berat bagi siswa SD 29
Arah Pengembangan: Penguatan Materi • Evaluasi ulang ruang lingkup materi: – Meniadakan materi yang tidak esensial atau tidak relevan bagi siswa – Mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa – Menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan internasional
• Evaluasi ulang kedalaman materi sesuai dengan tuntutan perbandingan internasional [s/d reasoning] • Menyusun kompetensi dasar yang sesuai dengan materi yang dibutuhkan 30
dikdasmen.kemdikbud.go.id
TERIMA KASIH