BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Arsitektur merupakan konstruksi yang dengan sengaja mengubah lingkungan fisik menurut suatu bagan pengaturan (Rapoport dalam Snyder, 1992). Arsitektur dibagi menjadi dua tahap, yaitu wujud dan konsep. Wujud arsitektur adalah tatanan yang diekspresikan melalui proses pemilihan, citra yang terkandung, dan bentuk yang diberikan dari suatu pandangan dari lingkungan yang ideal, sedangkan konsep arsitektur adalah pemikiran mengenai cara beberapa unsur atau karakteristik dapat digabungkan menjadi satu hal saja. Konsep sebagai identifikasi bagaimana aspek persyaratan dalam sebuah karya digabungkan dalam satu
pemikiran
spesifik
yang
langsung
mempengaruhi
rancangan
dan
konfigurasinya. Konsep sendiri terbagi menjadi prinsip rancangan, metode rancangan, dan konsep rancangan (Snyder, 1992). Gutman (1976) menjelaskan Arsitektur merupakan lingkungan buatan yang bukan saja menjembatani antara manusia dengan lingkungan melainkan sekaligus merupakan wahana ekspresi kultural untuk menata kehidupan jasmaniah, psikologis dan sosial manusia. Arsitektur dalam skala bangunan diidentifikasi memiliki empat komponen, yaitu fungsi (function), bentuk (form), teknik (technique), dan konteks(context) (Ching, 1979 dalam Wijono, 2011) Sumalyo (2005) menyatakan perkembangan arsitektur sejalan dengan kebudayaan manusia, yaitu : pola pikir dan pola hidupnya. Pola pikir manusia dipengaruhi oleh cara pandangnya terhadap dunia, realitas yang tampak dan tak tampak. Jencks (1995) dalam Ikhwanuddin (2004) menyatakan wujud arsitektur dipengaruhi oleh world view manusia dan masyarakatnya dengan prinsip “form follow world view”. Sejak tahun 1930 gerakan modern Jepang melonjak cepat berkembang dan menghasilkan berbagai karya arsitektur penting. Perkembangan arsitektur modern Jepang pada waktu itu tidak berlangsung lama setelah dijatuhkannya bom atom 1
oleh Amerika di Hiroshima dan Nagasaki . Falsafah Less is more seperti konsep kemurnian de stijl dan international style, dipadukan dengan menonjolkan secara jujur elemen-elemen konstruksi kolom, balok, bidang dan lain-lain sudah sejak lama menjadi konsep dalam arsitektur tradisional Jepang. Setelah terjadinya Perang Dunia ke II negara Jepang mengalami kehancuran dimana-mana terutama 2 kota besar yaitu Hiroshima dan Nagasaki. Untuk memperbaiki dan membangun kota dari awal, maka pemerintah Jepang mengadakan sayembara-sayembara besar untuk memperingati kehancuran 2 kota tersebut. Salah satunya adalah sayembara Hiroshima Memorial Park yang dimenangkan oleh Kenzo Tange. Dari desain inilah kemudian para arsitek-arsitek lain berlomba-lomba untuk mengajukan proposal desain mereka untuk memperbaiki Jepang secara seutuhnya. .Pertumbuhan perkotaan yang sebelumnya bergerak ke arah horizontal, sebenarnya ingin diatasi oleh arsitek modern awal dengan menciptakan sistem superblok. Di mana mulai muncul ide mengenai superblok dengan bangunan skyscraper oleh Le Corbusier misalnya. Namun kecanggihan teknologi yang ada dinilai terlalu kering, sehingga beberapa arsitek Jepang pada Tokyo World Design Conference merasa perlu mengkaitkannya dengan tradisi lokal. Pada awal tahun 1960-an sebuah gerakan dicetuskan oleh sekelompok arsitek Inggris yang kreatif dan penuh dedikasi yang meyebut dirinya “Archigram” yang terdiri dari arsitek-arsitek muda saat itu yaitu : Peter Cook, Ron Herron, Warren Chalk, Michael Webb, Dennis Crompton dan David Greene. “Archigram “ dibentuk dari kombinasi kata “architecture” dan “telegram”, yang dimaksud untuk menyampaikan pentingnya isi dari pamflet mereka.
Mereka
mengemukakan berbagai usulan arsitektur futuris yang penuh imajinasi tentang pemanfaatan teknologi modern dalam bidang arsitektur. Bangunan-bangunan masa depan diprediksi akan berjalan secara mekanik tanpa perlu manusia ikut campur tangan. Kota dan arsitektur yang serba otomatis dan serba cepat, movable maupun portable diterjemahkan ke dalam pemikiran ide konsep Instant City.
2
Gambar 1.1 . Konsep Instant City oleh Archigram Sumber :www.archigram.net, akses 2013
Di saat yang hampir bersamaan pada tahun 1960 di Jepang, muncullah sebuah gerakan arsitektur yang menyerupai Archigram. Sekelompok arsitek muda diantaranya ada yang belajar dan bekerja pada Kenzo Tange dan Kunio Maekawa, bersama-sama mencetuskan gerakan yang dinamakannya “Metabolism”. Gerakan ini melihat bahwa arsitektur maupun kota di masa yang akan datang harus di rencanakan dengan waktu yang cepat, mudah dan dapat diganti secara periodik menggunakan teknologi yang maju dan memudahkan manusia untuk mengontrol lingkungannya. Ide-ide yang sebelumnya oleh Archigram hanya ide proposal semata, oleh gerakan ini dijentawahkan ke dalam produk yang nyata pada Osaka Expo 1970. Franklin Ross, AIA mengatakan bahwa kemampuan khas Jepang dalam merangkul dan mensenyawakan teknologi modern dengan warisan kultur dan arsitektur tradisional mereka telah menarik perhatian dan merangsang imajinasi arsitek-arsitek di seluruh pelosok dunia (Budihardjo, 1984: 19). Ada suatu keyakinan kuat bahwa masa depan dari arsitektur modern akan banyak sekali dipengaruhi oleh apa yang sudah dibangun di Jepang. Suatu periode yang penuh kecaman, tantangan dan cercaan terhadap konsep-konsep gerakan Arsitektur Modern. Hasil karya arsitek-arsitek seperti Kenzo Tange, Kisho Kurokawa, Kiyonori Kikutake, Fumihiko Maki serta Arata Isozaki yang berada pada jalur perancangan Arsitektur Modern telah melangkah lebih jauh melewati tahap derivasi dan imitasi. Mereka telah berhasil menimbulkan kesan identitas pribadi (sense of self-identity) dan menciptakan arsitektur yang penuh vitalitas serta orisinalitas (Budiharjo, 1984:20).
3
“Metabolisme” muncul pada saat transisi dalam sejarah Jepang - saat pasca-perang restrukturisasi telah menyebabkan perkembangan ekonomi yang pesat dan densifikasi perkotaan. Dengan Kenzo Tange sebagai pemimpin kelompok de facto itu, Metabolis berusaha untuk membangun arsitektur yang memiliki kemampuan untuk mengubah, memperluas dan mengubah dalam menanggapi kondisi lingkungan. Mereka memiliki mimpi dan visi menciptakan Jepang yang baru. “We regard human society as a vital process, a continious development from atom to nebula. The reason why we use the biological word metabolism is that we believe design and technology should be denote human vitality. (Metabolism 1960 ; a Proposal for a New Urbanism) “ Metabolis menganggap arsitektur dan kota sebagai jasad hidup yang kapabel dalam bereaksi terhadap berbagai tingkat perubahan yang terjadi. Salah satu tujuan dari grup ini adalah memperkembangkan suatu building system yang dapat mengatasi masalah-masalah di dalam kehidupan masyarakat yang selalu berubah-rubah dengan cepat dan pada saat yang sama melestarikan tata kehidupan yang sudah mantap /stabil (Budihadjo,1984:24). Sedangkan manifesto dari kelompok ini merupakan koleksi dari sudut pandangan yang divergen tentang masa depan dari arsitektur dan perencanaan kota. Nama gerakan ini dicetuskan bersamaan dengan adanya World Design Conference pada tahun 1960. Tokoh-tokohnya antara lain; arsitek : Kisho Kurokawa, Fumihiko Maki, Kiyonori Kikutake, Masato Otaka; desainer grafis Kiyoshi Awazu; desainer industri Kenji Ekuan, dan fotografer Shomei Tono (Kurokawa, 1988). Gerakan ini seiring dengan politik Jepang dan merupakan propagada memasarkan produknya ke Eropa, dengan puncak kegiatannya Osaka World’s Fair tahun 1970.
4
Gambar 1.2. Ide pemikiran metabolisme seperti apa kota di masa depan (Arata Isozaki) Sumber: GA.Architect.Arata Isozaki, 2014
Tokoh-tokoh arsitek tersebut secara bersamaan mengungkapkan pemikiran mereka akan Arsitektur Metabolisme berdasarkan versi mereka masing-masing baik secara yang telah dibangun maupun yang masih berupa ide proposal (unbuilt) . Seperti Kisho Kurokawa dengan bangunan fenomenalnya yaitu Nakagin Capsule Tower yang dibangun pada tahun 1972, dan Yamagata Hawaii Dreamland tahun 1966.
Gambar 1.3. Yamagata Hawaii Dreamland (Kiri) analogi sel, dan Nakagin Capsule (kanan) analogi pohon Sumber: From Metabolism to Symbiosis, 2014
Dilanjutkan dengan Kiyonori Kikutake dengan ide-ide arsitektur lautnya, Kikutake menganalogikan bahwa bangunan di masa yang akan datang akan seperti hewan-hewan laut tetapi tetap memiliki nilai lokalitas Jepang, seperti Aquapolis di Okinawa yang dibangun tahun 1975. Fumihiko Maki yang awalnya menolak untuk ikut terlibat dalam gerakan ini menyumbangkan ide yang dianggap 5
oleh Kurokawa merupakan ide yang representatif untuk mewakili arsitektur metabolisme.
Gambar 1.4. Aquapolis (Kiri) analogi hewan laut, dan Hillside Terace (kanan) bentuk collective form Sumber: Metabolism: Project Talks,.., 2014
Sedangkan Kenzo Tange yang merupakan pencetus gerakan ini memandang metabolisme arsitektur merupakan perpaduan arsitektur modern Barat dengan budaya lokal Jepang.
Gambar 1. 5. Yamanashi Broadcast Centre Sumber: Metabolism: Project Talks,.., 2014
Menurut Pernice (2004), gerakan ‘metabolisme’ sebagai bagian dari teori arsitektur bertujuan memecahkan persoalan akibat tingginya jumlah penduduk dan semakin sesaknya kota Jepang selama pertumbuhan ekonomi yang pesat pada waktu itu, juga sebagai sebuah teori kritis terhadap analisa sosial dalam sudut pandang arsitektur. Lebih lanjut Pernice (2004) menyatakan bahwa gerakan ini berusaha menghubungkan antara kebudayaan Jepang dan arsitektur kontemporer melalui pembauran dan selanjutnya mentransformasikan tatanan nilai barat untuk
6
menghasilkan model yang cocok untuk tradisi budaya Jepang. Kelompok ini memiliki maksud untuk menghasilkan suatu sistem yang membuat manusia menjaga kontrol atas teknologi. Teori ini menawarkan suatu pengaturan ulang untuk membagi arsitektur dan ruang kota pada tataran lanjut dari yang global ke yang mengkhusus dan yang bisa memudahkan manusia untuk mengontrol lingkungannya. Namun gerakan ini tidak berlangsung lama, hanya 10 tahun sejak dideklarasikan pada tahun 1960 dan dibubarkan pada tahun 1970. Momentum puncak dari gerakan ini pada Osaka Fair 1970. Dimana pada ekspo tersebut para tokoh gerakan ini mengeluarkan ide-ide metabolisme versi mereka masingmasing. Dengan masterplan ekspo dibuat oleh Kenzo Tange, para tokoh Metabolis menawarkan ide-ide futuris tentang kota di masa yang akan datang. Konsepkonsep tersebut dikemudian hari ada yang terbangun maupun tidak terbangun atau hanya sebagai cita-cita (utopia). Setelah Osaka Fair 1970 selesai, gerakan ini resmi dibubarkan. Masingmasing tokoh akhirnya berkarya sendiri-sendiri dan berkarya berdasarkan pemikiran baik masih menggunakan konsep metabolisme maupun tidak. Setelah gerakan ini bubar Kurokawa menyatakan bahwa gerakan Metabolisme hanya sebagai filosofi semata dan belum teruji secara nyata keberhasilannya terhadap perkembangan arsitektur dan kota.
1.2.PERMASALAHAN Perkembangan Arsitektur Metabolisme di Jepang berdiri pada tahun 1960 yang ditandai oleh gerakan Metabolisme hingga bubarnya gerakan ini pada tahun 1970 pada Osaka Fair ’70. Dalam perjalanan aliran ini terdapat sejumlah konsepkonsep pemikiran metabolisme yang dibawa oleh para tokoh-tokoh arsitektur Jepang yang menjadi pelopor gerakan Metabolisme.
Para tokoh asitektur
Metabolisme membuat proposal desain berdasarkan ide dan konsep metabolisme versi mereka. Dengan demikian pertanyaan penelitian yang muncul dari uraian di atas adalah:
7
1. Seperti apa Arsitektur Metabolisme Jepang yang dibangun oleh tokoh gerakan Metabolis antara lain Kenzo Tange, Kiyonori Kikutake, Kisho Kurokawa dan Fumihiko Maki pada karya-karya metabolismenya, serta konsep Metabolisme Arata Isozaki yang bukan merupakan anggota formal dari grup ini? 2. Faktor-faktor
apa
yang
melatarbelakangi
munculnya
Arsitektur
Metabolisme Jepang?
1.3. TUJUAN PENELITIAN Tujuan
penelitian disusun untuk merumuskan Arsitektur Metabolisme
Jepang secara konseptual dengan mengkonstruksikan Konsep Arsitektur Metabolisme yang diangkat oleh tokoh-tokoh gerakan Metabolis yaitu Kenzo Tange, Fumihiko Maki, Kisho Kurokawa, dan Kiyonori Kikutake, serta sumbangan pemikiran dan konsep Metabolisme dari arsitek non-anggota Metabolis yaitu Arata Isozaki. Konsep Metabolisme dilihat pada konsep-konsep karya yang terbangun (built) dan karya tidak terbangun (unbuilt) dari para anggota Metabolis dimana gerakan ini adalah bagian dari fenomena perkembangan arsitektur di Jepang dan di dunia, yang berkembang selama kurun waktu 1960 dan dinyatakan berakhir pada Osaka World Fair tahun 1970.
1.4. KEASLIAN PENELITIAN Letak perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian maupun tesis sebelumnya adalah: a. Objek penelitiannya, yaitu pemikiran, ide dalam bentuk skema/gambar maupun maket, serta konsep metabolisme versi masing-masing
tokoh
arsitektur Metabolist yang sangat berpengaruh pada perkembangan arsitektur modern di Jepang yaitu: Kenzo Tange, Kisho Kurokawa, Fumihiko Maki, dan Kiyonori Kikutake dan tokoh non formal gerakan ini Arata Isozaki. Tiap-tiap wujud karya, pemikiran, ide dan prinsip rancangan
8
dari para tokoh gerakan Metabolis dikaji esensinya. Dari analisis tersebut kemudian disusun kerangka konsep dari Arsitektur Metabolisme Jepang. b.
Fokus penelitiannya yaitu mengkonstruksikan konsep metabolisme tokoh Arsitektur Metabolisme Jepang serta merumuskan seperti apakah konsep arsitektur metabolisme yang dibangun oleh para tokohnya secara konseptual dan faktor-faktor pengaruh apa saja yang melatarbelakangi munculnya Arsitektur Metabolisme.
Kesamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah : a. Tema yang diangkat adalah metabolisme dalam arsitektur dan beberapa tokoh terkait seperti Kisho Kurokawa, Kiyonori Kikutake dan Fumihiko Maki. b. Pada metode yang digunakan yaitu content analysis yang menekankan pada pembahasan kasus berdasarkan pada pemahaman dan analisis tekstual dari beberapa acuan referensi yang digunakan. Mendialogkan teks dan gambar dari berbagai sumber yang dianggap bisa membantu mengkonstruksikan pemahaman Arsitektur Metabolisme. Penelitian ini sendiri memulai pembahasan tentang teori, gerakan dan ajaran yang memiliki ide, konsep atau bentuk yang menyerupai arsitektur metabolisme. Kemudian merekonstruksikan teori, konsep, prisnsip serta menganalisis kasus-kasus arsitektur metabolisme yang terpilih sebagai verifikasi.
Penelitian-penelitian tersebut adalah : 1. Manshuri. 2009. Kisho Kurokawa: Kajian Teori, Metode, dan Aplikasi. Penelitiannya difokuskan pada teori, metode dan aplikasi tokoh arsitek Jepang dalam merancang setiap karya-karyanya. Metode yang digunakan adalah content analysis. Temuannya adalah konsep yang banyak digunaakan dalam desain karya nya adalah super domino dan capsule, hybrid style, simuclra, whole and part dan ambiguity. 2. Raffaele Pernice, 2009, Considerations on the Theme of Marine Architectures in the Early Projects of Masato Otaka, Kiyonori Kikutake
9
and Noriaki Kisho Kurokawa, International Conference on East Asian Architectural Culture, Tainan, Taiwan. Penelitian ini berisi konsep dan teori arsitektur laut yang diprakarsai oleh arsitek Masato Otaka, Kiyonori Kikutake, dan Kisho Kurokawa. Kesimpulannya adalah proses pembangunan dan teknologi industrilialisasi yang berkelanjutan dan progresif
sebagai metode konstruksi yang diterapkan pada struktur
bangunan kelautan sebagai dasar untuk merencanakan dan merancang habitat perkotaan yang baru. 3. Fabiano Lemes de Oliveira, 2011, Of Metabolism: future cities for our contemporary world, Architect, Senior Lecturer of Portsmouth School of Architecture, University of Portsmouth, Inggris. Tulisan ini diterbitkan pada jurnal RISCO Vol-14 yang dikeluarkan oleh Instituto de Arquitetura e Urbanismo IAU-USP, Portugal. Tulisannya difokuskan kepada kritik yang mendeskripsikan bahwa manifestasi dari metabolisme adalah soal fakta, arsitektur dan tata kota yang akan menjadi alat utama dalam menggantikan “ketidaksesuaian manusia”. Dalam menghadapi itu, proyek Metabolis mencari sintesis tradisi, teknologi, manusia dan alam. Masa lalu yang kreatif diinterpretasikan dan masa depan diasumsikan sebagai konstruksi kolektif bangsa. 4. Rem Koolhas dan Hans Ulricht Obrist, 2011. Project Japan : Metabolism Talks..., Taschen. Memuat interview maraton dan hasil karya dari beberapa tokoh Metabolis (minus Kenzo Tange yang telah meninggal sebelum buku ini dibuat) yaitu Kiyonori Kikutake, Kisho Kurokawa, Arata Isozaki, Fumihiko Maki, Noboru Kawazoe, Kenji Ekuan dan Masato Otaka.
1.5. BATASAN PENELITIAN Penelitian ini akan membatasi pembahasannya pada pemikiran, ide berupa skema maupun sketsa pada karya terbangun (built ) dan tidak terbangun (unbuilt) dari tokoh gerakan Metabolime dan perumusan konsep Arsitektur Metabolisme yang difokuskan pada 4 tokoh anggota Metabolis yaitu Kenzo Tange, Kisho
10
Kurokawa, Fumihiko Maki dan Kiyonori Kikutake dan 1 arsitek non-anggota metabolisme yaitu Arata Isozaki. Karya-karya yang dilihat dalam riset ini adalah karya-karya arsitektur para tokoh metabolis yang terbangun (built) dan tidak terbangun (unbuilt) yang dihasilkan sejak aliran ini berdiri dari tahun 1960, hingga aliran ini dinyatakan berakhir pada tahun 1970. Lokus penelitian adalah di negara Jepang tempat kelahiran aliran ini. Tokoh lain yang merupakan anggota Metabolis yaitu Masato Otaka karena keterbatasan literatur dan bacaan yang memuat tentangnya maka dalam penelitian ini tidak diikutsertakan, tokoh-tokoh lain seperti desainer grafis Kiyoshi Awazu, desainer industri Kenji Ekuan, dan fotografer Shomei Tono hanya disebutkan pada latar belakang.
1.6. MANFAAT PENELITIAN Buku-buku yang membahas tentang arsitektur metabolisme baik terbitan dalam negeri maupun luar negeri masih dirasakan kurang dari segi kuantitas maupun variasi bahasannya, keberadaan referensi yang bersifat tekstual yang berisikan kajian-kajian arsitektur metabolisme dari sisi esensi dan pemikirannya sangat penting untuk memberikan pemahaman yang lengkap tentang arsitektur metabolisme. Sehingga penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. Akademik •
Sebagai referensi mengenai perumusan Arsitektur Metabolisme yang dipahami melalui tahap yaitu wujud dan konsep
b. Praktis •
Sebagai
referensi
untuk
mendesain
karya-karya
yang
menekankan pada konsep dan prinsip arsitektur metabolisme.
11
1.7. KERANGKA BERPIKIR Kerangka berpikir berisi penjelasan secara singkat uraian permasalahan penelitian, latar belakang munculnya fenomena gerakan Metabolisme, tokoh gerakan Metabolisme yang mengklaim memiliki konsep masing-masing kemudian dari konsep masingmasing tokoh gerakan ini dikonstruksikan menjadi Arsitektur Metabolisme Jepang.
Faktor-faktor apa yang melatarbelakangi munculnya Arsitektur Metabolisme Jepang?
Seperti apa Arsitektur Metabolisme yang dibangun oleh tokoh gerakan Metabolisme antara lain Kenzo Tange, Kiyonori Kikutake, Kisho Kurokawa dan Fumihiko Maki pada karya-karya metabolismenya, serta konsep Metabolisme Arata Isozaki yang bukan merupakan anggota formal dari grup ini?
Bagan 1.1. Kerangka Pemikiran Sumber: dikonstruksikan Penulis, 2014
12