Ayo Pantau Pemilu 2014 Pendahuluan Pemilu 2014 akan menjadi perhelatan besar yang menelan ongkos sangat besar yaitu sekitar 22 trilyun. Pemilu 2014 akan melibatkan sebanyak empat juta petugas di 545,788 TPS. Petugas akan mengelola 744 juta kertas suara. Ada 19.700 kandidat akan bertarung dalam pemilu 2014. Pemilu legislatif (DPR dan DPD) akan dilaksanakan pada tanggal 9 April 2014. Pemilu presiden akan dilaksanakan tanggal 9 Juli 2014 untuk putaran pertama dan September untuk putaran yang kedua. Sejak pemilu 1999, partisipasi pemilih secara konstan menurun lebih dari sepuluh persen. Jumlah surat suara yang tidak sah juga cenderung miningkat. Semua ini menjadi pertanda bahwa pemilu di masa pasca reformasi belum memuaskan masyarakat. Mereka yang terpilih dalam pemilu 1999, 2004 dan 2009 kinerjanya cenderung mengecewakan. Banyak pemimpin yang duduk dalam jabatan lewat pemilu berakhir di kursi pengadilan karena tersangkut korupsi. Kwalitas pemilu tidak semata tergantung kepada peserta, pelaksana dan pengawas, namun juga banyak tergantung kepada pemilih. Pemilih yang rasional dan cerdas, memilih dengan pengetahuan yang cukup menjadi prasyarat bermutu tidaknya pemilu. Pemilu pada dasarnya adalah alat uji untuk melahirkan pemimpin baru, menghentikan pemimpin lama yang busuk, termasuk janji-‐janji muluk yang dulu diungkapkan apakah terbukti atau tidak. Dalam konteks ini maka keberadaan pemantau menjadi penting. Karena pemantau bisa menjadi elemen kritis untuk mengawasi siapapun yang terkait dengan pemilu, apakah mereka semua bekerja sesuai dengan azas dan prinsip-‐prinsip pemilu yang baik dan benar. Tujuan dari pemantauan adalah ; 1. Mengetahui adanya pelanggaran atau kecurangan. 2. Mengantisipasi pelanggaran dan kecurangan. 3. Menjamin hak-‐hak politik rakyat dihormati. 4. Meminimalisir potensi pelanggaran pemilu. Dengan pemantauan yang kuat diharapkan pemilu akan : 1. Diselenggarakan sesuai dengan asas jurdil. Setiap pihak yang terlibat akan diberi kesempatan yang sama. 2. Pemilih akan berpartisipasi dengan tingkat kesadaran yang tinggi dan menentukan pilihan berdasarkan pengetahuan yang cukup. 3. Peserta pemilu akan menjaring calon-‐calon yang berkualitas, bersih dari politik uang dalam memperoleh suara atau dukungan. 4. Terpilih para pejabat, pemimpin pemerintahan yang memiliki legitimasi kuat dan integritas yang tinggi. 5. Pemerintah dan jajaran birokrasi mampu menjaga independensinya dalam pemilu.
Manajemen Pemantauan Dalam pemilu 2014, FH Pokja 30 akan melaksanakan pendidikan pemilih untuk pemantauan korupsi pemilu. FH Pokja 30 akan bekerja bersama mitra yang terdiri atas 7 organisasi di Kota Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Mereka adalah : PMII Metro Kukar, GMKI Komisariat Kukar, HMI Kukar, Komkep KAS, KPMDKT, PMII Samarinda dan IMM Samarinda. FH Pokja 30 akan berhubungan dengan masing-‐masing organisasi melalui LO (penghubung) yang ditunjuk untuk mewakili organisasi. Masing-‐masing sekretariat organisasi mitra juga akan menjadi posko pemantauan korupsi pemilu. Masing-‐masing posko akan bekerja independen dan berhubungan secara koordinatif dengan sekretariat FH Pokja 30 yang akan berfungsi sebagai posko bersama. Disebut sebagai posko bersama karena akan menjadi pusat informasi dan sumberdaya untuk seluruh pelaksanaan pemantauan dan mengkoordinasi kegiatan di Kota Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Sebelum melakukan pemantauan, FH Pokja 30 akan melakukan pelatihan TOT Fasilitator Korupsi Pemilu kepada organisasi mitra. Setelah selesai peserta akan kembali ke organisasi masing-‐masing untuk melatih relawan pemilu yang direkrut oleh masing-‐masing organisasi. Setelah menerima pelatihan para relawan akan memulai proses pemantauan di daerah kerjanya masing-‐masing. Daerah kerja akan berdasar pada basis daerah pemilihan. Masing-‐masing mitra akan memilih satu daerah pemilihan agar tidak terjadi penumpukan pemantau pada suatu wilayah. Hasil pemantauan akan dikumpulkan di posko, atau dikirim baik oleh relawan maupun LO dan atau akan diambil oleh PO Jejaring dan Pemantauan dari FH Pokja 30. Selain pemantauan yang dilakukan bersama relawan dari organisasi mitra, FH Pokja 30 juga akan mendorong tumbuhnya pemantau mandiri di kalangan masyarakat umum. Hasil pantauan dari pemantau mandiri akan dikirimkan melalui account sosial media dan email, atau pemantau mandiri bisa menyerahkan ke posko pemantauan terdekat. Mereka yang tertarik untuk memantau secara mandiri bisa mendapatkan panduan dan form pemantauan di blog Gergaji Kaltim (www.gergaji-‐kaltim.org). Pesiapan Pemantauan Untuk melakukan pemantauan diperlukan berbagai persiapan agar bisa berjalan dengan lancar. Persiapan yang harus dilakukan adalah : 1. Buat rencana kegiatan pemantauan (pribadi maupun kelompok). 2. Susun agenda detailnya. 3. Siapkan alat bantu pemantauan (form, alat tulis, HP dan atau kamera). Setiap orang berhak untuk memantau baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi antar pemantau atau lembaga yang memantau menjadi penting agar persebaran pemantau semakin meluas, tidak tertumpuk pada area atau wilayah tertentu. Pemantau mandiri yang tidak bergabung dengan organisasi yang memantau tetap penting untuk berkomunikasi dengan
pemantau lainnya agar bisa mendapat dukungan pengetahuan, prosedur dan format pemantauan, dukungan jika tersangkut permasalahan yang terkait dengan laporannya. Setelah menentukan wilayah atau daerah yang akan dipantau secara khusus, pemantau mesti mengetahui kegiatan terkait dengan tahapan kepemiluan di wilayah itu. Pemantau misalnya harus tahu jadwal kampanye umum, tatap muka yang akan dilakukan oleh partai dan kandidat di wilayah tersebut. Informasi tempat dan waktu kampanye bisa diperoleh dari KPU, berita media atau di organisasi pemantau pemilu. Pemantau mandiri yang tidak memperoleh pelatihan dari organisasi pemantau bisa memperoleh panduan pemantauan di blog atau situs organisasi pemantau. Download dan baca panduan pemantauan juga form-‐form pemantauan. Perbanyak form sesuai dengan yang dibutuhkan. Dan bangun komunikasi dengan organisasi pemantau. I. Tata Cara Pemantauan Pemantauan Pemilu dilakukan dengan cara mengamati, mewawancarai dan mengumpulkan data pendukung untuk memastikan setiap tahapan yang telah ditentukan oleh KPU berjalan sesuai dengan peraturan serta berjalan luber dan jurdil. Fokus pemantauan adalah : Sosialisasi Pemilu ( sampai dengan 31 Maret) Pemantauan ini ditujukan untuk melihat apakah lembaga penyelenggara pemilu melakukan penyebarluasan informasi tentang Pemilu yang dapat menyentuh seluruh elemen masyarakat pemilih. Pertanyaan Pemantauan : Apakah di wilayah pemantauan ada spanduk, stiker, banner, baliho dan lain lain yang dipasang di tempat umum dan atau disebarkan ke masyarakat yang berisi informasi tentang pemilu atau ajakan untuk memilih dari KPU setempat?. Cara Pemantauan : • Lihatlah di sekeliling kita, apakah terdapat media yang berisi materi sosialisasi pemilu atau ajakan memilih dari penyelenggara pemilu. • Rekam atau foto gambar itu dengan alat yang tersedia (kamera, HP, Smartphone). • Uplod gambar atau rekaman ke account masing-‐masing pemantau dan tag, mention atau kirim link-‐nya ke FB Gergaji Kaltim atau mention ke @GergajiKaltim Blusukan Partai Caleg(sampai dengan 8 April) Pemantauan ‘blusukan’ caleg adalah melihat apa yang yang dilakukan para caleg dan tim-‐nya dalam berbagai kegiatan di masyarakat. Apakah dalam pertemuan para kandidat dengan masyarakat ada transaksi material, jasa atau uang serta klaim bantuan lainnya. Sampai dengan hari H para kandidat dan partai pasti akan melakukan berbagai kegiatan untuk meraih suara masyarakat.
Pertanyaan Pemantauan : Apakah di wilayah pemantauan ada kegiatan yang dilakukan oleh partai atau kandidat?. Apa jenis kegiatan yang dilakukan, siapa yang melaksanakan dan apakah aparat setempat (kepala desa, RT) membantu pelaksanakan kegiatan itu?. Cara Pemantauan : • Carilah informasi dari masyarakat apakah aka nada kegiatan partai atau kandidat di wilayah pantauan?. Atau minta kepada orang yang kita kenal untuk memberitahukan jika ada kegiatan partai atau kandidat di wilayahnya. • Hadirilah kegiatan itu, amati apa yang terjadi. Fokuskan perhatian pada siapa yang hadir, siapa yang menyelenggarakan, apa bentuk kegiatannya dan apakah ada pembagian materi, uang atau hal lain dari kandidat/partai ke hadirin. • Dokumentasikan hal yang aneh, janggal atau yang menurut pemantau melanggar peraturan. • Uplod gambar atau rekaman ke account masing-‐masing pemantau dan tag, mention atau kirim link-‐nya ke FB Gergaji Kaltim atau mention ke @GergajiKaltim Kampanye Terbuka Kampanye terbuka adalah kegiatan rapat umum yang dilakukan oleh partai politik dimasa kampanye yang akan berlangsung dari tanggal 16 Maret hingga 5 April. Fokus atau tujuan pemantauan dalam kampanye terbuka ini adalah untuk memastikan ada tidaknya fasilitas negara yang dipakai untuk kepentingan kampanye. Apakah ada keterlibatan pejabat pemerintah, pegawai negeri atau TNI/Polri dalam kampanye itu. Pertanyaan Pemantauan : Apakah partai politik pada saat kampanye terbuka menggunakan fasilitas Negara (misalnya mobil, gedung) milik pemerintah, mengikutsertakan pejabat , pegawai negeri sipil dan atau TNI/Polri? Cara Pemantauan : • Carilah informasi tentang jadwal kampanye, bisa minta ke KPUD, Banwas/Panwas atau lembaga lain yang menyediakan informasi. • Pilih 3 sampai 5 kegiatan kampanye untuk dipantau. Pantaulah kegiatan kampanye dari partai ayng berbeda. • Datangi kampanye terbuka tersebut, pantau apakah dalam pelaksanaan kampanye tersebut terdapat fasilitas Negara yang digunakan, diikuti oleh pejabat, pegawai negeri sipil dan atau TNI/Polri. • Ambillah gambar situasi kampanye tersebut, kirim melalui facebook dan twitter, mention atau tag ke @GergajiKaltim atau FB Gergaji Kaltim atau kirim email ke
[email protected]. Data Pemilih Manipulasi data pemilih menjadi salah satu problem dalam pemilu. Maka pemantauan data pemilih ditujukan untuk memastikan bahwa semua warga masyarakat yang mempunyai hak pilih untuk dapat menggunakan haknya memilih masuk dan terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Pemantauan ini dilakukan dari 26 Maret s/d 8 April 2014.
Pertanyaan pemantauan : Apakah masih ada pemilih yang punya hak pilih tetapi tidak terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT)? Cara pemantauan : • Kunjungilah warga di daerah pemantauan. • Tanyakan kepada beberapa orang, seperti teman, tetangga, ketua RT atau orang lainnya apakah masih ada warga yang tidak terdaftar sebagai pemilih di DPT. • Jika ada warga yang tidak terdaftar sebagai pemilih, silahkan dicacat nama dan tempat tinggalnya. • Segera laporkan ke PPS di kelurahan dimana warga tersebut tinggal. • Catat apa respon dari PPS ketika anda melaporkan nama yang tidak terdaftar tersebut. • Tulis hasil pemantauan dan laporkan ke posko atau kirim via email ke
[email protected]. Logistik Pemilu (5 s/d 8 Maret 2014) Pelaksanaan pelmunggutan suara diatur dalam tata laksana tertentu. Apa yang diperlukan harus tersedia secara merata di masing-‐masing TPS. Logistik Pemilu adalah segala barang, alat dan keperluan lainnya untuk pelaksanaan pemungutan suara di TPS misalnya kotak suara, surat suara, tinta, bilik suara, alat coblos dan lain-‐lain. Pemantauan logistik Pemilu dimaksudkan untuk memastikan setiap alat dan barang-‐barang untuk menyelenggarakan Pemilu tersebut sudah ada di lokasi sesuai dengan jadwal, tepat jumlahnya dan kualitasnya tidak berubah. Pertanyaan Pemantauan : Apakah seluruh logistik Pemilu telah tersedia di desa/kelurahan? Bagaimana kondisi seluruh logistik tersebut? Cara Pemantauan : • Datanglah ke kantor PPS (Ada di kantor kelurahan/desa) untuk melihat dan memeriksa logistik Pemilu yang akan didistribusikan ke TPS sebelum hari pemungutan suara (9 April). • Amatilah atau tanyakan apakah logistik Pemilu yang ada di kantor PPS tersebut sudah lengkap. • Bila diperkenankan, silahkan menfoto logistik tersebut. Uplod dengan men-‐tag Facebook dan mention twitter ke @GergajiKaltim atau Fb Gergaji Kaltim • Tulis hasil pemantauan anda di formulir pemantauan, serahkan ke posko atau kirim via email ke
[email protected] Politik Uang ( s/d 9 april) Politik uang adalah suatu bentuk pemberian uang dan barang untuk tujuan supaya pemilih yang menerimanya menjalankan haknya dengan cara tertentu dan memilih partai atau calon dari yang memberikan uang atau barang tersebut. Politik uang adalah bentuk pelanggaran pidana yang berat. Modus politik uang adalah praktik peserta pemilu (partai politik atau calon) dalam
mempengaruhi pilihan pemilih. Fokus pemantauan politik uang terutama ditujukan pada masa tenang atau hari-‐hari menjelang pemunggutan suara yang biasa dikenal sebagai serangan fajar. Pertanyan Pemantauan : Apakah ada tindakan praktik politik uang seperti pemberian uang dan barang di wilayah yang menjadi daerah pemantauan?. Cara Pemantauan : 1. Carilah informasi dan temuan di wilayah pemantauan anda apakah ada tindakan politik uang. 2. Pastikan temuan anda tentang politik uang dengan mencatat pemberi, penerima, bukti politik uang dan ceritakan kejadiannya. 3. Kirimkan kejadian laporan politik uang hanya melalui email dan telpon (TIDAK melaporkan dengan media sosial) Surat Pemberitahuan Pemilih (6 – 8 April 2014) Pemilih yang telah terdaftar akan mendapat formulir Model C6 (surat pemberitahuan/undangan memilih) menjelang hari pemunggutan suara atau paling lambat 3 hari sebelum Hari dan tanggal pemungutan suara. Pemantauan ini ingin memastikan seluruh pemilih yang terdaftar telah mendapatkan surat undangan sehari sebelum pemungutan suara (8 April 2014) Pertanyaan Pemantauan : Apakah satu hari jelang pemungutan suara masih ada warga yang belum menerima surat undangan untuk memilih di TPS? (8 April) Cara pemantauan : • Pantaulah dengan keliling di wilayah yang menjadi daerah pemantauan. • Cari tahu dan informasi ke teman, saudara, tetangga, ketua RT, ketua RW dan lannya apakah masih ada warga yang belum menerima surat undangan pemberitahuan untuk memilih. • Jika anda mendapatkan warga yang belum menerima surat undangan pemberitahuan untuk memilih, silahkan dicacat nama dan tempat tinggalnya. • Segera laporkan ke PPS di kelurahan dimana warga tersebut tinggal. • Catat apa respon dari PPS ketika anda melaporkan nama yang belum menerima surat undangan pemberitahuan untuk memilih. • Tulis hasil proses pemantauan dan laporkan ke posko atau kirim via email ke
[email protected] Hari Pemunggutan dan Rekapitulasi Suara (9 April 2014) Tanggal 9 April 2014 akan menjadi hari pemungutan suara untuk memilih anggota legislative (DPR dan DPD). Masyarakat akan mendatangi TPS untuk menggunakan hak pilihnya. Pada hari ini pemantauan dimaksukan untuk memastikan apakah proses pemunggutan suara berjalan sesuai dengan azas pemilu.
Pada hari pemunggutan perlu dipastikan apakah logistic sudah tersedia sebelum pemungutan suara dimulai. Apakah logistic yang tersedia kwalitasnya bagus, sebab jika tidak maka bisa menggangu proses pemunggutan suara. Logistik yang menjadi fokus pemantauan JPPR adalah surat suara, form rekapitulasi, tinta, DPT dan alat bantu (template) tuna netra) Pertanyaan Pemantauan : Apakah ada logistik (peralatan pemungutan suara) yang kurang di TPS pada saat hari pemungutan? (logistik TPS yang dipantau yaitu surat suara, form rekapitulasi, tinta, DPT calon dan alat bantu (template) tuna netra. Cara Pemantauan : • Pastikan pemantau sudah hadir di TPS sebelum jam 07.00 pagi. • Tanyakan berapa jumlah surat suara, form rekapitulasi, kualitas tinta, adanya DPT, dan daftar calon tetap. • Tanyakan ke petugas TPS apakah ada alat bantu (template) bagi pemilih tuna netra. • Tulis hasil proses pemantauan dan laporkan ke posko atau kirim via email ke
[email protected] Daftar Pemilih Tetap (DPT) harus dipasang di papan pengumuman di TPS. Pemasangan DPT ini bersama dengan pemasangan Daftar Calon Tetap (DCT) dan Petunjuk tata cara pencoblosan. Pemasangan DPT dimaksudkan untuk mempublikasi nama-‐nama yang berhak memilih di TPS tersebut. Pemantauan ini ingin memastikan DPT terpasang di papan pengumuman agar pemilih dapat memastikan namanya terdaftar. Pertanyaan Pemantauan : Apakah pada saat hari pemungutan suara, DPT dipasang di papan pengumuman di TPS? (9 April) Cara Pemantauan : Periksalah papan pengumuman di TPS apakah DPT ditempel atau tidak. Bila tidak, silahkan bertanya ke petugas di TPS tentang DPT tersebut diletakkan dimana. Fotolah DPT yang dipasang di papan pengumuman. Upload ke account masing-‐masing dan tag ke FB Gergaji Kaltim atau mention ke @GergajiKaltim Dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) terdapat kolom keterangan yang ditujukan untuk menjelaskan keterangan disabilitas/kecacatan pemilih yang terdaftar di DPT. Penjelasan dalam kolom Keterangan ini untuk memberikan kemudahan bagi petugas TPS dalam membantu pemilih penyandang disabilitas tersebut.
Pertanyaan Pemantauan : Apakah ada penjelasan tentang jenis disabilitas (kecacatan) dalam kolom keterangan di DPT? Cara Pemantauan : Lihatlah DPT yang terpasang di papan pengumuman. Lihatlah di kolom bagian akhir (nama kolom : KETERANGAN) Periksalah apakah di kolom keterangan tersebut ada penjelasan tentang jenis disabilitas pemilih. Silahkan dicatat, jika ada keterangan lain diluar keterangan disabilitas. Fotolah dengan jarak dekat kolom keterangan di DPT tersebut. Upload dan mention ke @GergajiKaltim atau tag ke FB Gergaji Kaltim. Setelah pemungutan suara selesai, proses penghitungan suara dilakukan pada pukul 13.00. KPPS melakukan penghitungan suara untuk menghitung perolehan bagi masing-‐masing partai politik dan calon. Pemantauan ini untuk mendapatkan rincian hasil suara dan dokumentasi atas formulir rekapitulasi tersebut. Pertanyaan Pemantauan : Berapa pemilih yang melakukan pemungutan suara di TPS dari DPT dan berapa hasil perolehan masing-‐masing partai politik dan calon? Cara Pemantauan : • Pastikan anda berada di TPS menjelang penghitungan suara (penghitungan suara dimulai pukul 13.00) • Catat dengan benar berapa jumlah DPT • Catat dengan benar berapa jumlah pemilih yang melakukan pemungutan suara. • Catat dengan benar berapa jumlah pemilih yang tidak menggunakan haknya. • Catat dengan benar berapa jumlah pemilih dari TPS lain dan Pemilih tambahan. Catat dengan benar berapa perolehan suara bagi masing-‐masing partai politik dan calon. • Mintalah izin kepada ketua KPPS apakah formulir rekapitulasi (formulir C1) bisa difoto untuk bahan dokumentasi atau tidak, apabila diperkenankan silahkan difoto secara keseluruhan dan dengan jarak dekat. • Tulis hasil proses pemantauan danlaporkan ke posko atau kirim via email ke
[email protected] Rekapitulasi Suara (9 – 16 April 2014) Proses rekapitulasi suara akan dilakukan secara berjenjang. Setelah rekapitulasi di TPS kemudian akan dilakukan rekapitulasi di tingkat PPS, PPK dan KPU Kabupaten Kota. Pemantauan ini untuk mendapatkan rincian hasil suara dan dokumentasi atas formulir rekapitulasi tersebut.
Pertanyaan Pemantauan : Bagaimana proses rekapitulasi di tingkat PPS, PPK dan Kabupaten/Kota dan berapa perolehan suara masing-‐masing partai politik dan calon? Cara Pemantauan : Carilah informasi tentang waktu rekapitulasi di PPS (kantor desa), PPK (kantor kecamatan dan KPU Kabupaten/Kota. Silahkan melakukan pemantauan pada saat proses rekapitulasi tersebut. Ambillah gambar proses rekapitulasi tersebut dan uplod dan tag ke FB Gergaji kaltim atau mentio ke @GergajiKaltim. Dokumentasikan hasil rekapitulasi untuk masing-‐masing partai politik dan calon di setiap tingkatan. Fotolah formulir rekapitulasi dan upload lalu tag ke FB Gergaji Kaltim atau mention ke @GergajiKaltim. Laporkan hasil pemantauan rekapitulasi ke posko atau kirim via email ke
[email protected] Melaporkan Hasil Pantauan Dalam melakukan laporan hasil pemantauan, tata cara pelaporan adalah sebagai berikut : 1. Add facebook https://www.facebook.com/gergaji.kaltim dan follow twitter @GergajiKaltim untuk mengirimkan hasil foto atau link video yang diupload ke youtube atau vimeo. 2. Kirim hasil pemantauan (catatan lapangan) dengan memakai prinsip penulisan 5 W + 1 H melalui email ke
[email protected] 3. Segera kirim laporan agar tidak kedaluawarsa. 4. Laporan juga bisa diserahkan melalui posko pemantauan korupsi pemilu. II. Pengumpulan Data Pemantauan Relawan pemantau mempunyai tugas untuk mencari data dan informasi melalui berbagai cara antara lain : 1. Observasi/kunjungan lapangan. Observasi atau kunjungan lapangan merupakan cara pencarian data di tempat kejadian, lokasi pemantauan. Pemantau akan mengamati lokasi sekitar kejadian, bertanya pada warga atau masyarakat disitu, bertanya pada aparat pemerintah atau petugas pemilu. Dalam kegiatan dilapangan, relawan pemantau diharapkan melengkapi diri dengan peralatan pencatat, perekam suara maupun gambar (bisa berupa HP atau smartphone). 2. Informasi masyarakat. Relawan pemantau bisa saja mendapatkan informasi dari masyarakat, oleh karena itu perlu menjalin jejaring dengan warga setempat dan memberikan nomor kontak sehingga kalau ada kejadian akan segera tahu. 3. Media tracking. Relawan pemantau juga bisa mendapatkan informasi dari media massa baik cetak maupun elektronik.
Manajemen Data Data yang terkumpul baik melalui posko maupun kekaring sosmed dan email akan disusun secara sistematis berdasarkan urutan penerimaan, lokasi (dapil) dan jenis pantauan. Dengan demikian akan terjadi pemilihan data, data yang sejenis akan dikluster dengan kategori tertentu. Dengan demikian data akan tersusun dalam kerangka yang logis dan terpilah. Data yang tekumpul akan diuji kesahihannya (verifikasi). APakah data tersebut sudah lengkap, bisa dipercaya, bisa ditindaklanjuti atau perlu diperkuat kembali dengan melengkapi berbagai kekurangannya. Laporan yang memenuhi syarat untuk ditindaklanjuti akan dilaporkan ke pihak berwenang yaitu Banwaslu Propinsi Kaltim. Seluruh data yang terkumpul, baik yang memenuhi syarat maupun tidak akan diarsipkan. Arsip akan menjadi sumber data jika sewaktu-‐waktu data itu diperlukan. Data akan diklasifikasi berdasar daerah pemilihan, urutan tanggal laporan kejadian dan jenis kasusnya. Data yang berupa file elektronik juga akan diarsipkan dengan prinsip yang sama. Analisis Data Bagian ini ingin menjelaskan tahapan analisis atas data-‐data yang telah diperoleh dan disusun. Dalam konteks pemantauan Pemilu, kegiatan analisis atas data bermuara pada munculnya indikator-‐indikator yang jelas dan tegas atas Pemilu yang berkualitas. Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif adalah cara mengorganisasi dan menyimpulkan informasi secara numerik dengan memeriksa variabel-‐variabel. Analisis ini berupaya menemukan data kuantatif. Bentuknya dapat berupa persentase, tabel, diagram dan grafik. Dalam konteks pemantauan Pemilu, data yang tersebar di tiap wilayah pemantaun dikumpulkan dan dilakukan rekapitulasi data. Analisis Kualitatif Analisis ini mengandalkan ketajaman dan kedalaman atas data. Hal ini untuk menjelaskan latar belakang peristiwa, menghubungkan aktor-‐aktor, melakukan telaah antara suatu bagian peristiwa dengan bagian lainnya, memeriksa pola hubungan dll. Sifatnya narasi atas suatu peristiwa untuk mendapatkan makna atas suatu peristiwa. Pelaporan Temuan Pemantauan Data terpilah yang memenuhi syarat untuk dilaporkan akan segera diserahkan kepada Banwaslu agar tidak kedaluwarsa. PO Jejaring dan Pemantauan dari FH Pokja 30 yang akan mewakili untuk menyerahkan data tersebut. Publikasi Hasil Pemantauan Secara berkala FH Pokja 30 akan melaporkan hasil pemantauan ke public melalui berbagai cara. Publikasi dimaksudkan menjadi bagian dari advokasi kasus-‐kasus terkait pelanggaran pemilu. Dengan dilakukan publikasi diharapkan pihak yang berwenang akan menangani pelaporan
dengan baik dan segera. Publikasi dimaksudkan juga agar masyarakat terdorong untuk ikut serta dalam pemantauan. Publikasi antara lain akan dilakukan dengan cara : • Mengirimkan pers release kepada media. • Mengadakan konperensi pers. • Menempatkan data di blog. • Menyebarkan melalui sosial media. FH Pokja 30 akan memberlakukan prinsip kesetaraan dalam menjalin kerjasama dengan para mitra. Masing-‐masing mitra tidak dilarang untuk melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh FH Pokja 30. Mitra bisa bertindak sebagai narasumber, baik mewakili lembaganya maupun mengatasnamakan jaringan pemantauan korupsi pemilu.