Kriteria Layak Pantau Tabel 7. Kriteria Zona Layak Pantau Dataset Fisik
Sosio-Eko Teknik
Layer Hutan Lindung Cagar Alam Kelerengan Sungai Jalan Pemukiman Hot springs Geologis Faults
Area Tidak Sesuai 700 m buffer 2,5 km buffer > 40 % 200 m buffer 100 m buffer 600 m buffer -
Gambar 6. Peta Kriteria Zona Layak Pantau 20
Zona Prioritas Pemantauan
21
Permodelan Pemantauan Lingkungan Tabel 8. Kriteria Geoprocessing Data
No
Fitur Permodelan
Dataset Tutupan Lahan Fisik
1
Lokasi Pengeboran
Sosio-Eko
Layer Hutan Lindung Cagar Alam Kelerengan Jenis Tanah Sungai Jalan Pemukiman Hotsprings
Geologis Faults
2
Pembuatan Akses Jalan
Tutupan Lahan
Rumput/ Tanah Kosong Semak Belukar Tegalan
Fisik
Kelerengan
Sosio-Eko
Tutupan Lahan 3
Pembuatan Jalur Pipa
Fisik Sosio-Eko
Geoprocessing Hindari 700 m buffer Hindari 2,5 km buffer Tidak boleh > 40% Andosol Hindari 200 m buffer Hindari 100 m buffer Hindari 600 m buffer Berada/ dekat dengan layer tersebut Berada/ dekat dengan layer tersebut Berada pada layer tersebut Berada pada layer tersebut Berada pada layer tersebut Class 1 : 0 - 8 % Class 2 : 8 - 15 %
Jalan Lokal
Terhubung dengan jalan lokal
Pemukiman Rumput/ Tanah Kosong Semak Belukar Tegalan
Hindari 300 m buffer Berada pada layer tersebut Berada pada layer tersebut Berada pada layer tersebut Class 1 : 0 – 8 % Class 2 : 8 –15 % Pada Permeabilitas rendah -
Kelerengan Jenis Tanah Jalan Pemukiman
22
Permodelan Pemantauan Lingkungan 1. Lokasi Pengeboran Dalam tahap ini dilakukan plotting wilayah sebesar 100 m2 dengan melakukan buffering 5,7 meter dari titik pengeboran.
Gambar 7. Lokasi Pengeboran
23
Permodelan Pemantauan Lingkungan 2. Pembuatan Akses Jalan
Tabel 9. Memilih Rute Terpendek Point 4-6
Point 5-6
Point 3-6
Point 2-6
Rute 1
16905,22 m 14408,53 m 15250,95 m 20815,83 m
Rute 2
16170,68 m 18667,37 m 17824,94 m 9866,13 m
Rute Terpilih
Gambar 8. Menentukan Akses Jalan dengan Network Analyst Tools
16170,68 m 14408,53 m 15250,95 m 9866,13 m Rute 2
Rute 1
Rute 1
Rute 2
24
Permodelan Pemantauan Lingkungan 3. Pembuatan Jalur Pipa Membubuhkan layer kelerengan yang relatif datar dengan kelerengan 0-8% dan kurva yang rendah (ditunjukkan dengan peta curvature). Menambahkan layer rumput kering, vegetasi jarang, dan lahan pertanian. Gambar 9. Menentukan Jalur Pipa dengan Network Analyst Tools
25
Analisa Pemantauan Dampak Lingkungan 1. Pembebasan Lahan Tabel 10. Prediksi Luas Pembebasan Lahan
Tutupan Lahan
8006 8012,97
10000 8000
6054 6059,88
6000 4000 2000
3372 2182 2189,16 13863384,72 1386,63
0
268 269,01
Hutan Perkebunan Tegalan Rerumputan Pemukiman Semak Belukar
Luas Semula (ha) 8012,97 2189,16 1386,63 3384,72 269,01 6059,88
Luas Pembebasan Lahan (ha) Pengebora Pembuatan Pembuatan n Jalan Jalur Pipa 0,007154 5,649 0,948 7,542 0,008 0,12 0,17 0,025925 11,882 1,152 0,649 0,009 0,017951 4,742 1,371
Total Luas (ha) 6,60 7,55 0,29 13,06 0,66 6,13
Sumber : Hasil Analisa, 2013 Tabel 11. Luas Eksisting terhadap Luas Prediksi Pembebasan Lahan
Luas Eksisting (Ha)
Sumber : Hasil Analisa, 2013
Luas Prediksi (Ha)
Hutan Perkebunan Tegalan Rerumputan Permukiman Semak Belukar
Luas Eksisting (Ha) 8012,97 2189,16 1386,63 3384,72 269,01 6059,88
Luas Pembebasan (Ha) 6,60 7,55 0,29 13,06 0,66 6,13
Prosentase 0,08 0,34 0,02 0,39 0,25 0,10
Sumber : Hasil Analisa, 2013
26
Analisa Pemantauan Dampak Lingkungan 2. Kualitas Udara
Gambar 12. Windrose atau Peta Arah Angin di stasiun meteorologi Banyuwangi (stasiun terdekat) tahun 1998-2007
Gambar 11. DEM Daerah Eksplorasi Panas Bumi Di Kecamatan Sempol
27
Analisa Pemantauan Dampak Lingkungan 3. Getaran dan Kebisingan Kecepatan dump truck yang melintas pada daerah yang memiliki radius kurang dari 350 m tidak boleh lebih dari 10 km/jam, untuk menghindari kerusakan kategori B.
Gambar 10. Analisis Dampak Getaran pada Akses Jalan dengan Euclidean Distance
28
Analisa Pemantauan Dampak Lingkungan 4. Penyediaan Air
Daerah Air Tanah Langka
Gambar 10. Peta Hidrogeologi
29
Kesimpulan 30
Kondisi fisik wilayah Kecamatan Sempol memiliki topografi yang dominan curam sehingga berpotensi terjadi bencana Erosi.
Sub-DAS Banyuputih berbatasan dengan hilir DAS Sampean, karakteristik menyempit, sementara arah akumulasi aliran bermuara ke tempat tersebut sehingga berpotensi banjir.
32
getaran kualitas udara kebisingan lalu lintas penyediaan air pengeboran
33
Daftar Pustaka Buku dan Jurnal • Aronoff, S. 1993. Geographic Information System: A Management Perspective. Third Printing, ISBN 0-921804-91-1, P: 294. Canada • Bisri, Mohammad. 2009. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Malang: C.V. Asrori. • Burrough, P. A. Dan McDonnell, R. A. 1998. Principles of Geographical Information Systems. New York: Oxford University Press. • Carter, Bonham. 1994. Geographic Information Systems for Geoscientists: Modelling with GIS. Ottawa, Canada: Geological Survey of Canada. • Elly, Muhamad Jafar. 2009. Sistem Informasi Geografi. Jakarta. Graha Ilmu • Lovett, A.A and Appleton, K. 2011. GIS for Environmental Decision-Making (Innovations in Gis). Skotlandia: CRC Press. • MacDonald, Andrew. 1999. Building a Geodatabase. California, USA: ESRI • Munir, Moch. 2003. Geologi Lingkungan. Malang : Bayumedia. • Nayak, S and Zlatanova, S. 2008. Remote Sensing and GIS Technologies for Monitoring and Prediction of Disasters. Berlin, Jerman: Springer-Verlag Berlin Heidelberg. 34
Daftar Pustaka • • • •
• • •
Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis (Konsep-Konsep Dasar Perspektif Geodesi dan Geomatika.Bandung. Informatika Bandung. R. Jones, dan M. Barron. 2005. Site selection of Petroleum Pipelines: A GIS Approach to Minimize Environmental Impacts and liabilities. Raju.P.I.N. 2005. Fundamentals Of Geographical Information System. Dehra Dun, India: Indian Institute of Remote Sensing, Dehra Dun. Rigaux, P. 2001. Spatial Databases: With Application to GIS (The Morgan Kaufmann Series in Data Management Systems). San Fransisco: Morgan Kaufmann Publishers. Sanders, L. 2007. Models In Spatial Analysis. Newport Beach, USA: Iste. Verbyla, D.L. 2003. Practical GIS Analysis. London: Taylor & Francis. __________2010. Flash Flood Early Warning System Reference Guide. Boulder : The University Corporation for Atmospheric Research. 35
Daftar Pustaka Laporan Penelitian • Chinnayakanahalli, Kiran. 2006. The Multi-Watershed Delineation Tool: GIS Software in Support of Regional Watershed Analyses. Boston, USA : Utah State University. • Delavar and Naghibi. 2003. “Pipeline Routing Using Geospatial Information System Analysis”. Teheran : Dept. of Surveying and Geomatic Eng.University of Tehran, Tehran, IRAN • Manuhua, Devi. 2007. “Estimasi Penyebaran Potensi Erosi Melalui Pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG) Pada Kawasan Hutan Wisata Gunung Meja Manokwari.” Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua Manokwari • Norollahi, Y. 2007. “Geothermal Resources Exploration And Wellsite Selection With Environmental Consideration Using Gis In Sabalan Geothermal Area, Iran.” Kyushu, Jepang: Department of Earth Resources Engineering, Kyushu University • Pramojanee. 2006. “An Application of GIS for Mapping of Flood Hazard and Risk Area in Nakorn Sri Thammarat Province, South of Thailand.” South of Thailand : Prince of Songkla University 36
Daftar Pustaka •
•
•
•
Roche, T. 2010. “Environmental Factors To Be Considered In Geothermal Exploration/Production In Dominica.” Roseau, Dominica : Ministry of National Security, Immigration & Labour Yousefi, H. 2004. “Application Of GIS In The Environtmental Impact Assessment Of Sabalan Geothermal Field, NW-Iran.” Iran, Teheran: Ministry of Energy. Iran Energy Efficiency Organization Yousefi, H. 2008. “GIS Integration Method For Geothermal Power Plant Siteing In Sabalan Area, NW Iran.” Fukuoka, Jepang: Department of Earth Resources Engineering, Kyushu University. Yuwono, Rudi. dkk. 2008. “Memprakirakan Dampak Lingkungan Kualitas Udara.” Jakarta : Deputi Bidang Tata Lingkungan - Kementrian Negara Lingkungan Hidup.
37
Daftar Pustaka Artikel dari internet • Bisnis Jakarta. 2010. 12 Maret. "Optimalisasi Geothermal Tekan Energi Fosil 2,4 Miliar Barel.”
Dikunjungi pada tanggal 4 Desember 2012, jam 15.00. • IGA. 2008. Panas Bumi Jalan Keluar Pasokan Energi. Dikunjungi pada tanggal 15 November 2012, jam 20.10 • Mifda. 2012. “Potensi Geothermal Indonesia dan Pemanfaatannya.” . Dikunjungi pada tanggal 16 November 2012, jam 13.05 • Napitupulu, Evi. 2011. “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.” Dikunjungi pada tanggal 21 Januari 2013, jam 20.10 • http://pge.pertamina.com • http://www.bappenas.go.id/ • http://deptan.go.id • http://esdm.go.id 38
Daftar Pustaka Peraturan dan Perundangan • Keputusan Menteri Lingkungan Hidup 48 No. 2 tahun 1996 mengenai baku mutu tingkat kebisingan. • Keputusan Menteri Lingkungan Hidup 49 No. 2 tahun 1996 mengenai baku mutu tingkat getaran. • Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. • Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 24 tahun 2009 • Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999, Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. Kep-056/Tahun 1994 mengenai kriteria dampak pencemaran udara • Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.18/Menhut-II/2011 mengenai ijin penggunaan hutan. • Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 7/KPTS/II/1980.
39
SEKIAN Terima Kasih Atas Perhatiannya
40