AYAT-AYAT KEPEMIMPINAN Rahmat Nasution Abstrak Kepemimpinan telah dipraktekkan sejak manusia muncul di permukaan bumi ini yakni Nabi Adam dan Siti Hawa. Nabi Adam bertindak sebagai pemimpin terhadap keluarganya.Secara perlahan tetapi pasti implementasi kepemimpinan berkembang luas sehingga pada akhirnya membentuk suatu disiplin ilmu.Ilmu kepemimpinan juga berkembang sesuai dengan perkembangan teori yang ditemukan para ahli kepemimpinan. Sejalan dengan itu pula type dan gaya kepemimpinan pun semakin beragam yang dilakukan oleh para tokoh-tokoh dunia. Semuanya itu menambah hazanah ilmu kepemimpinan yang berkembang secara dinamis.Tulisan ini fokus pada ayat-ayat al-Qur'anyang menjelaskan atau memberi isyarat tentang kepemimpinan.Referensi yang digunakan selain al-Qur'an juga didukung oleh kitab-kitab tafsir dan sejumlah literatur lainnya. Kata kunci: kepemimpinan, ilmu, Al-Qur'an.
Pendahuluan Kepemimpinan
menjadi
bagian
yang
penting
dalam
sejarah
kehidupan
manusia.Perubahan dunia yang terkadang begitu cepat dan terkadang begitu lamban tidak terlepas dari kepemimpinan yang muncul pada setiap dekade dan zaman. Seorang pemimpin akan melakukan berbagai upaya di dalam mengubah tradisi yang ada dalam suatu masyarakat untuk membawa masyarakatnya menuju masyarakat baru dalam bingkai kedamaian dan kesejahteraan. Tidak mengherankan setiap pemimpin yang terlahir ke atas dunia ini melakukan berbagai gerakan yang tujuan akhirnya agar masyrakat mengalami perubahan kearah yang lebih baik. Kepemimpinan substansinya terletak pada upaya memengaruhi orang lain untuk mencapai suatu tujuan. Secara etimologi, kata kepemimpinan berasal dari kata pimpin, pelakunya disebut pemimpin artinya “orang yang memimpin.”1 Sedangkan kepemimpinan artinya “perihal memimpin.”2 Menurut Pinkerton dalam Terry,3 kepemimpinan dalam bahasa
1
Anonim, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hlm. 684. Ibid, hlm. 684. 3 Robert W. Terry, Kepemimpinan Autentik, terj. Hari Suminto (Batam: Interaksara, 2002), hlm. 39. 2
1
Yunani disebut agogos, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi to lead. Kemudian menjadi kata leadership artinya “kepemimpinan.”4 Dilihat dari terminologi, kepemimpinan mengandung banyak pengertian, sesuai dengan sudut pandang masing-masing ahlinya. Menurut Hersey dan Blanchard dalam Dubrin5 kepemimpinan adalah suatu proses memengaruhi aktivitas individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu dalam situasi tertentu. Keith dan Girling6 mengatakan bahwa kepemimpinanberkenaan dengan hubungan antara pemimpin dan pengikut dengan menggunakan power, visi, dan pengaruh untuk mencapai kesuksesan bagi manajer dalam tugasnya. Sedangkan Evans‟ dalam Turney et al.7 berpendapat bahwa kepemimpinanadalah proses memengaruhi seseorang dalam kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Lebih dari itu, Mulyasa8 berpendapat bahwa kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memengaruhi orangorang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Bagaimana kepemimpinan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat menjadi menarik untuk dilakukan kajian yang lebih mendalam. Hal yang demikian tidak mengherankan karena walaupun teori kepemimpinan yang digunakan memiliki konsep yang sama oleh beberapa pemimpin tetapi implementasi di lapangan tidak ada yang sama antara satu pemimpin dengan pemimpin yang lain. Di sinilah letaknya bahwa kepemimpinan itu selalu menarik untuk dilakukan studi-studi yang lebih konprehenship. Sebenarnya apa latar belakang yang mendasar sehingga antara satu pemimpin dengan pemimpin lain terjadi perbedaan? Apakah dilatarbelakangi oleh teori yang dipelajari atau ditentukan oleh karakter pribadi si pemimpin? Studi tentang kepemimpinan telah banyak dilakukan dan berjalan tanpa berhenti. Berbagai perguruan tinggi terkenal telah melakukan banyak studi tentang kepemimpinan tersebut. Studi-studi tersebut melahirkan banyak teori tentang kepemimpinan. Setiap dilakukan penelitian tentang kepemimpinan maka akan menemukan teori baru tentang kepemimpinan. Oleh sebab itu studi tentang kepemimpinan tidak boleh berhenti terlebih lagi di masa kini bahwa masyarakat membutuhkan pemimpin yang jujur, bersih, dan berwibawa yang akan menjadi nakhoda yang bertugas menakhodai masyarakat untuk membawa masyarakat menuju masyarakat 4
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggeris Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1990), hlm. 351. Andrew J. Dubrin, Essential of Management (Cincinnati: South-Western Publishing Co, 1990), hlm. 255. 6 Sherry Keith dan R. H. Girling, Education, Management, and Participation (Boston: Allyn and Bacon, 1995), hlm. 57. 7 C. Turney, et al., The School Manager (Sydney: Allen & Unwin, 1992), hlm. 48. 8 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.107. 5
2
yang damai dalam ridha Ilahi dan sejahtera dalam kehidupan. Al-Qur'anmemberi istilah dengan بلذة طيبت و رب غفىر, negeri yang nyaman dalam ridha Ilahi. Pembahasan pada tulisan ini difokuskan pada ayat-ayat al-Qur'anyang membicarakan tentang kepemimpinan. Apabila ditelaah lebih jauh bahwa ayat-ayat tentang kepemimpinan tersebut jumlahnya tidak sedikit. Itu pun hanya yang bersifat teks belum termasuk ayat-ayat yang merupakan implementasi kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang rasul. Sesungguhnya setiap rasul itu adalah pemimpin bagi umatnya. Dengan demikian ayat-ayat yang menceritakan tentang kepemimpinan semakin bertambah jumlahnya. Dilihat dari segi makna pemimpin atau kepemimpinan menurut al-Qur'anterbagi dalam beberapa teks. Al-Qur'an memberi istilah pemimpin dengan kata اهــامatau ائـوـتartinya pemimpin.9Ada juga kata
خلــيـفت, bentuk jamaknya
خــالئــفatau خـلفـــاء. Terdapat juga
kataســلطاى,kataاولً االهــر, dan kata قىاهــىىberasal dari kata قــائـن. Kata الـوـلكdan kata lainnya berbentuk ism musytaq seperti هــلـكatau هــالـكsebagiannya dapat juga diartikan pemimpin atau penguasa. Dengan demikian terdapat banyak kata yang bermakna pemimpin atau kepemimpinan di dalam al-Qur'an. Oleh sebab itu, pembahasan ini hanya membicarakan enam ayat al-Qur'an yang dianggap begitu penting dalam menjelaskan tentang pemimpin atau kepemimpinan.Dipilih enam ayat dengan harapan apabila ayat-ayat kepemimpinan ini dijadikan mata kuliah pada program studi tertentu dapat membantu dosen untuk dijadikan materi kuliah untuk setengah semester atau enam kali tatap muka.
Enam ayat pilihan 1. Al-An‟am 165:
Artinya: Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 9
A.W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap (Yogyakarta: PP Al-Munawwir, 1984), hlm. 44.
3
10
:هعًٌ الوفرداث
= = جوع خليفت اٌ يخلف بعضكن بعضا فيها menjadi pemimpin sebagian kamu terhadap sebagian yang lain menguji kamu = = ليختبركن Ia berikan kepada kamu= = اعطاكن Kandungan ayat: “Ayat ini menegaskan, bahwa Allah-lah yang menjadikan manusia penguasa-penguasa di bumi untuk mengatur kehidupan rakyatnya dan Dia pualalah yang meninggikan derajat sebagian mereka dari sebagian yang lain. Semua itu adalah menurut sunnatullah untuk menguji mereka masing-masing bagaimana mereka menyikapi karunia Allah yang diberikan Tuhan kepadanya. Mereka akan mendapat balasan dari ujian itu, baik di dunia maupun di akhirat.‟11
Ayat ini menjelaskan bahwa seseorang yang menjadi pemimpin atau penguasa di muka bumi ini tidak terlepas dari kehendak dari Allah. Allah-lah pada hakikatnya yang menjadikan seseorang menjadi pemimpin. Walaupun terkadang proses untuk menjadi pemimpin melalui jalan panjang yang menghabiskan banyak waktu, pemikiran, tenaga, dan materi tetapi semuanya itu merupakan upaya atau ikhtiar dari manusia, keputusan akhir berada di tangan Allah. Tidak jarang ditemukan walaupun sudah banyak berkorban ternyata kalau belum mendapat restu dari Allah maka tidak akan menjadi pemimpin. Contoh konkrit, ketika dilakukan pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah, manusia boleh berikhtiar tetapi keputusan berada pada Allah swt. Seandainya berhasil menjadi pemimpin maka sesungguhnya itu suatu anugrah dari Allah sehingga pemimpin itu derjatnya lebih tinggi dari masyarakat biasa. Hanya saja setelah menjadi pemimpin bukan berarti dilepas begitu saja tetapi harus diingat bahwa mendapat kepercayaan sebagai pemimpin adalah ujian bagi dirinya. Hal ini tidak mengherankan karena si pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar untuk membawa umat yang dipimpinnya ke jalan yang benar. Di sinilah letaknya bahwa si pemimpin diuji sejauh mana ia dapat menjalankan 10
Makna al-mufrodatdalam pembahasan ini sebagain besar diambil dari Tafsir al-Qur’an al-Karim oleh Jalaluddin Muhammad bin Ahmad al-Mahally dan Jalaluddin Abd al-Rahman bin Abi Bakr as-Suyuthi, Juz I dan II Dar al-„Ilmi (tanpa kota dan tahun) 11 Anonim, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jld III ( Jakarta: Departemen Agama, 2009), hlm. 287.
4
kewajibannya terhadap umat yang dipimpinnya. Apabila ia berhasil maka sesungguhnya ia berada pada derjat yang mulia di sisi Allah. Sebaliknya harus diingat bahwa apabila seorang pemimpin berlaku zalim, curang, dan semena-mena maka siksa Allah segera datang tidak menunggu sampai di akhirat tetapi di dunia ini dapat dilihat. Bukankah banyak penguasa atau pejabat karena jabatannya itulah membawa ia celaka. Substansi ayat ini adalah bahwa jabatan itu adalah anugrah yang harus dipertanggungjawabkan. Bahkan jabatan itu adalah ujian, jika jabatan itu dijalankan dengan benar akan mendapat tempat terhormat di sisi Allah, sebaliknya jika berlaku zalim maka murka Allah segera datang. 2. Isra‟ 80:
Artinya: Dan katakanlah: Ya Tuhanku, masukkanlah aku dengan cara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku dengan cara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang menolong. :هعًٌ الوفرداث مدخل صدق = ادخاال مرضيا الارى فيه مااكره Masuk yang diridhai tidak ada kebencian padanya مخرج صدق = اخراجا ال التفت بقلبي اليها Keluar yang tidak ada lagi tambatan hati kepadanya سلطانا نصيرا = قوة تنصرنى بها على اعدائك Kekuatan yang dapat menolong saya terhadap musuh-musuh-Mu
Kandungan ayat: Ayat ini diturunkan ketika Nabi Muhammad hendak hijrah ke Madinah. “Allah swt memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar mengucapkan doa yang tersebut dalam ayat ini.”12“Kata ) (سلطانsulthan dapat mencakup berbagai makna, seperti kekuasaan, kerajaan, bukti yang jelas. Masing-masing makna ini dapat dicakup bahkan ketiganya dapat dipahami sebagai kandungan permohonan Nabi saw.”13 12 13
Anonim, Op. Cit, Jld. V, hlm. 530. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Vol. VII(Jakarta: Lentera Hati, 2004), hlm. 530.
5
Nabi disuruh berdoa agar ketika memasuki kota Madinah diterima dan disambut oleh penduduk Madinah dengan penuh suka cita tanpa ada kebencian sedikit pun. Begitu juga ketika keluar atau meninggalkan kota Mekkah tidak ada kerinduan yang membuat hati selalu teringat kepadanya. Begitu juga setelah sampai di Madinah nantinya, Nabi memanjatkan doa kiranya diberikan kekuasaan yang kuat yang dapat mengalahkan musuh-musuh agama. Doa ini ternyata dikabulkan oleh Allah. Walaupun Nabi pada mulanya merasa sedih ketika meninggalkan Mekkah tetapi akhirnya hatinya terobat setelah sampai di Madinah karena penyambutan penduduk Madinah yang penuh keakraban layaknya keluarga dekat sehingga dapat menyenangkan hati Nabi. Bukan hanya sampai di situ tetapi Nabi kemudian menjadi pemimpin atau penguasa kota Madinah sebagai negara pertama dalam Islam. Kepemimpinan Nabi tidak terlepas dari doanya yang selalu mengharapkan kiranya selalu diberi kekuatan dari Allah SWT. Setiap pemimpin hendaknya tidak lupa berdoa agar kepemimpinannya mendapat ridha dan kekuatan dari Allah swt. Perlu diingat bahwa pemimpin yang selalu berdoa adalah pemimpin yang selalu dekat dengan Allah swt. Bagaimana mungkin seorang pemimpin selalu berdoa kalau dengan Tuhan saja sering lupa. Substansi ayat ini bahwa setiap pemimpin hendaknya selalu berdoa dan selalu mengharapkan ma‟unah dan hidayah dari Allah swt sehingga aktivitasnya sebagai pemimpin dapat berjalan dengan baik.
3. Anbiya 73:
Artinya: Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka agar mengerjakan kebajikan, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah. :هعًٌ الوفرداث
6
= يقتدى بهم فى الخير Pemimpin yang dapat diikut untuk melaksanakan kebaikan “Kata ( )ائوتa’immah adalah bentuk jamak dari ( )اهامimam seakar dengan kata ( )اهامamam yang berarti di depan dan ( )امumm yang berarti ibu. Siapa yang di depan biasanya diikuti atau dirujuk.”14 kepada agama Kami باهرًا = الً ديٌٌا
Kandungan ayat: “Allah menyebutkan dalam ayat ini tambahan karunia-Nya kepada Ibrahim.”15 Lebih lanjut diterangkan bahwa ayat ini menjelaskan bahwa pemimpin-pemimpin yang diridhai oleh Allah swt adalah pemimpin yang selalu memberi bimbingan dan arahan kepada manusia agar selalu mengerjakan kebaikan dan menghindari pekerjaan yang buruk. Jangan sekali-kali mencampuradukkan antara pekerjaan yang baik dengan pekerjaan yang jahat. Atau juga melakukan tindakan yang berbeda antara lisan dan perbuatan. Lisannya baik tetapi perbuatannya jauh dari kebaikan. Selain itu, si pemimpin harus menegakkan salat dan berupaya agar kaum muslimin dapat mengeluarkan zakat. Kewajiban zakat hanya bagi orang yang memiliki harta, artinya umat Islam dituntut agar memiliki harta untuk dikeluarkan zakatnya. Pada akhirnya tidak lupa menempatkan dirinya sebagai hamba Allah yang sadar akan tugasnya di muka bumi ini. Substansi ayat ini bahwa setiap pemimpin diwajibkan untuk mengerjakan pekerjaan yang baik-baik saja (fi’lal khairat) dan menjauhi pekerjaan yang terlarang (munkarat).
4. An-Naml 62:
14 15
Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Vol. VIII (Jakarta: Lentera Hati, 2004), hlm. 481. Anonim, Op. Cit, Jld. VI, hlm. 285.
7
Artinya: Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya,yang menghilangkan kesusahan, dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Sedikit sekali kamu yang mengingat-Nya. :هعًٌ الوفرداث menghilangkan kesulitan يجيب المضطر = المكروب الذى مسه الضر menghilangkan kesusahan = و يكشف السوء = خلفاء االرض “Khulafa‟ (jamak dari khalifah) yang bermakna wakil-wakil dan al-ard yang berarti bumi.”16 Kandungan ayat: Ayat ini memberi peringatan keras kepada tiga kelompok manusia yakni (1) orang yang doanya dikabulkan (2) orang yang kesusahannya hilang, dan (3) orang yang menjadi pemimpin. Agar ketiga kelompok ini harus menyadari dirinya bahwa nikmat yang mereka peroleh sematamata karena karunia dari Allah swt. Walaupun mungkin mereka telah bersusah payah untuk mendapatkan yang mereka inginkan tetapi ketentuan akhir berada di tangan Allah swt. Mereka yang menyadari hal yang demikian akan terlihat dalam perilakunya sehari-hari bahwa mereka semakin baik di tengah-tengah masyarakat. Sebaliknya tidak jarang ditemukan ada orang yang seperti anjing terjepit. Ketika terjepit berkaing-kaingmeminta tolong untuk dilepaskan tetapi setelah dilepaskan maka orang yang melepaskan menjadi sasaran untuk digigitnya. “... siapakah yang mengabulkan permohonan orang yang berada dalam kesulitan, apabila ia berdoa kepadaNya. ... Lalu siapakah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi? ... Hanya sedikit sekali manusia yang mau mengingat-Nya.”17Walaupun sedikit sekali manusia yang mengingat Tuhannya tetapi kiranya kita termasuk orang yang sedikit itu. Substansi ayat ini seorang pemimpin harus selalu ingat kepada Allah swt dalam menjalankan kepemimpinannya.
16 17
Anonim, Op. Cit, Jld. VII, hlm. 228. Ibid, hlm. 230
8
5. As-Sajdah 24:
Artinya: Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. :هعًٌ الوفرداث صبروا = علً ديٌهن و علً البالء هي عذوهن Mereka sabar atas agama mereka dan atas ancaman dari musuh mereka. باياتٌا = الذالت علً قذرتٌا ووحذاًيتٌا Ayat-ayat Kami maksudnya kekuasaan Kami dan keesaan Kami. Kandungan ayat: “Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menjadikan di antara Bani Israil yang mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya menjadi pemuka masyarakat.”18 Pemuka masyarakat sama juga artinya dengan pemimpin masyarakat. Pemimpin dimaksud berfungsi sebagai pemberi petunjuk bagi masyarakat berdasarkan perintah Allah. Karena fungsi mereka sebagai pemberi petunjuk maka mereka harus berada pada posisi yang selalu sabar atas agama mereka dan sabar atas ancaman dari musuh mereka serta mereka meyakini akan kekuasan dan keesaan Allah swt. Substansi ayat ini ayat ini adalah pemimpin harus sabar dan yakin terhadap kekuasan Allah swt. 6. Shad 26:
Artinya: Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumimaka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsukarena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat karena mereka melupakan hari perhitungan. :هعًٌ الوفرداث
18
Ibid, hlm. 600.
9
Hawa nafsu =الهىي = هىٌ الٌفس Kandungan ayat: “Pada ayat ini, Allah menjelaskan pengangkatan Nabi Daud sebagai penguasadan penegak hukum di kalangan rakyatnya. ... Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa Dia menyuruh Nabi Daud agar memberi keputusan terhadap perkara yang terjadi antara manusia dengan keputusan yang adil dengan berpedoman pada wahyu yang diturunkan kepadanya. ...Pada akhir ayat Allah menjelaskan akibat dari orang yang memperturutkan hawa nafsu.”19 Sebagai penguasa Nabi Daud dalam menjalankan pemerintahannya agar memerhatikan dua hal penting yakni menegakkan keadilan dan jangan menurutkan hawa nafsu. Ayat ini sangat tegas menyatakan bahwa suatu pemerintahan harus didasari dengan penegakan hukum yang adil. Hukum yang adil akan mendapatkan kepastian hukum. Kepastian hukum akan mendapatkan kenyamanan di kalangan rakyat. Siapa pun yang melakukan kesalahan akan dihukum sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya tanpa pandang buluh. Nabi Muhammad mengatakan: Seandainya Fatimah binti Rasul mencuri pasti akan saya potong tangannya. Penegakan supremasi hukum akan terpelihara dengan baik kalau saja pemerintah atau penguasa itu tidak menurutkan hawa nafsu. Karena sesungguhnya hawa nafsu itu akan membawa manusia ke jalan yang sesat yakni jalan yang menyimpang dari jalan yang telah digariskan oleh Allah swt. Menurutkan hawa nafsu tidak ubahnya seperti meminum air laut semakin banyak diminum semakin haus. Hawa nafsu semakin diturutkan semakin ganas dan semakin membahayakan. Substansi ayat ini adalah penegakan hukum dan menjauhkan diri dari godaan hawa nafsu.
Kesimpulan Ayat pertama, substansinya bahwa jabatan yang diemban seseorang pemimpin adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan dan harus dijalankan dengan selurus-lurusnya dan seadil-adilnya. Ayat kedua, setiap pemimpin harus menyadari bahwa jabatan itu datang dan pergi sesukanya. Oleh sebab itu setiap pemimpin hendaknya selalu berdoa agar jabatan yang diemban tidak membawa mudharat baginya. Ayat ketiga, setiap pemimpin harus mengerjakan pekerjaan yang baik-baik saja diawali dengan amalan salat yang disiplin dan menjauhi pekerjaan jelek seperti melakukan korupsi. Ayat keempat, setiap pemimpin dalam melakukan semua aktivitas
19
Anonim, Op. Cit, Jld. VIII, hlm. 364.
10
kepemimpinannya harus selalu zikir (ingat) kepada Allah. Ayat kelima, setiap pemimpin harus sabar dan yakin terhadap kekuasan Allah swt. Ayat keenam, setiap pemimpin harus menegakkan keadilan berdasarkan hukum. Supremasi hukum adalah di atas segala-galanya. Sekali-kali jangan tergoda oleh hawa nafsu.
11
Daftar Pustaka Anonim, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Departemen Agama, 2009. ---------, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990. Dubrin,Andrew J.,Essential of Management, Cincinnati: South-Western Publishing Co, 1990. Echols,John M. dan Shadily,Hassan,Kamus Inggeris Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1990. Keith,Sherry dan Girling,R. H.,Education, Management, and Participation, Boston: Allyn and Bacon, 1995. al-Mahally, Jalaluddin Muhammad bin Ahmad danas-Suyuthi, Jalaluddin Abd al-Rahman bin Abi Bakr,Tafsir al-Qur’an al-Karim, Juz I dan II, Dar al-„Ilmi (tanpa kota dan tahun). Mulyasa,E.,Manajemen Berbasis Sekolah: Remaja Rosdakarya, 2002.
Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung:
Munawwir,A.W.,Kamus Al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap, Yogyakarta: PP AlMunawwir, 1984. Shihab,Quraish,Tafsir al-Mishbah, Vol. VII, Jakarta: Lentera Hati, 2004. Terry,Robert W.,Kepemimpinan Autentik, terj. Hari Suminto, Batam: Interaksara, 2002. Turney,C., et al., The School Manager, Sydney: Allen & Unwin, 1992.
12