KEPEMIMPINAN ISLAM Rahmat Nasution Abstrak: Tulisan ini membahas tentang kepemimpinan dalam kontek Islam. Berbagai teori dikemukakan
dan
dibahas
secara
mendalam
tentang
kepemimpinan.
Membicarakan masalah kepemimpinan sesuatu yang tidak ada habis-habisnya. Teori yang ada belum dapat menjawab semua permasalahan yang muncul dalam kepemimpinan. Pembahasan ini memuat secara ringkas bagaimana Islam memberi gambaran tentang kepemimpinan. Dengan demikian pembahasan dimulai dari n
atau dalil yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam
kepemimpinan, dilanjutkan dengan aspek sejarah kepemimpinan Islam, dilengkapi dengan sifat-sifat kepemimpinan Nabi Muhammad dan karakteristik kepemimpinannya. Kesemuanya itu merupakan suatu gambaran dalam kepemimpinan Islam. Kata kunci: kepemimpinan, gambaran, Islam.
Pendahuluan Kepemimpinan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Perubahan budaya dan perilaku manusia pada umumnya dapat terjadi disebabkan oleh jasa seorang pemimpin. Pemimpinlah sesungguhnya yang mengubah wajah dunia ini. Pemimpinlah yang membawa perubahan dari suatu budaya lama menuju budaya baru. Berangkat dari corak tradisional menuju corak modern. Oleh sebab itu pemimpin dan kepemimpinan menjadi bagian penting dalam setiap kelompok masyarakat baik kelompok kecil terlebih lagi kelompok besar. Studi tentang kepemimpinan telah banyak dilakukan. Berbagai perguruan tinggi terkenal telah melakukan banyak studi tentang kepemimpinan tersebut. Studi-studi tersebut melahirkan banyak teori tentang kepemimpinan. Namun demikian membahas tentang kepemimpinan menjadi sesuatu yang unik. Dikatakan unik karena kepemimpinan yang melekat pada individu seseorang selalu berbeda antara satu individu dengan individu yang
1
lain. Artinya, teori tentang kepemimpinan apabila diimplementasikan oleh seseorang pemimpin akan mengalami perbedaan dengan pemimpin lain. Dengan demikian individu si pemimpin sangat menentukan terhadap kepemimpinan yang dipraktekkannnya. Islam dengan tokoh pemimpinnya Nabi Muhammad memiliki karakteristik tersendiri dalam kepemimpinan. Pengaruh dan perubahan yang dilakukan Nabi dalam membawa umat ke arah yang lebih baik memiliki corak tersendiri yang patut dipelajari dan dibahas secara mendalam. Terlebih lagi bahwa keberhasilan Nabi dalam memimpin umat dapat digolongkan pada level yang tercepat dan terbaik. Dalam waktu yang relatif singkat wajah dunia Arab telah dapat diubah menjadi dunia yang memiliki peradaban yang tinggi. Tulisan ini mencoba sepintas lalu bagaimana corak kepemimpinan Islam dengan tokohnya Nabi Muhammad sebagai leader atau pemimpin. Kemungkinan di sana sini terdapat kekurangan dan kedangkalan pengetahuan penulis. Akan tetapi yang diharapkan sebagai rangsangan untuk melakukan pembahasan lebih luas dan mendalam.
Aspek
dalam Kepemimpinan su
Qur
-
r u r
-Qur
st
p
t s
r s r
p
t
-
اهــامatau ائـوـة
artinya pemimpin.1 Ada juga kata خلــيـفة, bentuk jamaknya خــالئــفatau خـلفـــاء. Terdapat juga kata ســلطاى, kata اولً االهــر, dan kata قىاهــىىberasal dari kata قــائـن. Kata الـوـلكdan kata lainnya berbentuk ism musytaq seperti هــلـك
atau هــالـكsebagiannya dapat juga
diartikan pemimpin atau penguasa. Dengan demikian terdapat banyak kata yang bermakna pemimpin atau kepemimpinan di dalam al-Qur Kata imām atau ’imm h p
p
t r p t
Q s s
p
-Qur
sur t t-T u
- sr
p
-
t u -
s-Sajadah/32: 24. Kata kh līf h, kh lāif, atau khul fā' terdapat
dalam surat al-Baqar tr
-
S - sr
-
r
us
t
ul ān t r p t
sur t
S
s-S
t
r -
1
A.W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap (Yogyakarta: PP AlMunawwir, 1984), hlm. 44.
2
Qas s
qq
-
t uli al-amr terdapat dalam surat an-Nisa'/4: 59
dan 83. Kata q wwāmūn terdapat dalam surat an-
s
-M
Kata al-muluk, m lik , mālik n, l-maliku, al-mulūk, m l kū , m līk terdapat d - t
q r
-
-
-
r -
r
T
-
tr
t-T
- s
su
- sr
-
-Muk
s
S
Mukmin/40: 16 dan 29, az-Zu r Ju
sur t
u
- urq -Zumar/39: 6,
-Qamar/54: 55, al-Hasyar/59: 23, al-
Selain yang bersifat teks, al-Qur‟
u
2
s
-Mulk/67: 1, dan anu t
p
t s
p
p
p r
rasul. Bagaimana style dan karakteristik kepemimpinan rasul-rasul diterangkan dalam s
berbagai surat di dalam al-Qur‟
r su
t r o ong ulu al-‘ zmi seperti
Ibrahim, Musa, dan Nuh diceritakan dalam beberapa surat. Ini menunjukkan betapa pentingnya sejarah kepemimpinan mereka. Sebagai contoh, kisah Ibrahim dalam melaksanakan perintah Tuhannya untuk menyembelih anaknya Ismail dapat digolongkan contoh kepemimpinan yang tangguh, ulet, dan terpercaya. Kendati perintah untuk penyembelihan anaknya berupa wahyu, namun Ibrahim masih menawarkan kepada anaknya apakah sudah siap untuk disembelih. Suatu tawaran yang menggetarkan hati. Sekalipun per t r p
s
t t p
p
o r ts
r
p
p
r
r
–
-
s -S u r
r
s p
t
sur t
M r s-S r
Musa, perseteruan panjang yang menghabiskan
- 113.
tu
t-T u –
t t p u u
t sur t s-S
Penghancuran berhala oleh Ibrahim dan corak k p q r
r s
t
–
-
– 99. Lain lagi dengan
t r Mus
r u
p t
dijadikan contoh sejarah kepemimpinan untuk mengubah kemusyrikan menjadi ketauhidan. Kisah Musa ditemukan pada surat al-
r
101, Ibrahim/14: 5 – 8, al-Isra'/17: 101 –
– T
us –
– -Mu
– –
2
Ayat-ayat yang tercantum dalam pembahasan ini diambil dari kitab h - hmān li ālibi Ayā al-Qur'ān oleh Ahmad bin Hasan (Beirut: al-M b ’ h l-Ahliyah, 1323 H dan dari kitab al- āz l-Qu ’ān al-K īm o Mu u - q ( st u D r -Fikry, 1981).
3
s -S u r
–
–
-
-Q
– 34, dan an-
t r
26. Sedangkan kisah Nuh dalam memimpin umatnya dapat dilihat pada surat al–
us
– 73, H
s -S u r –
-Q
–
– r s
r
t
-
–
–
s-S
–
-Mu t
–
Mu
3
u s uru
t stu
–
-
–
t
skan tentang pemimpin atau
kepemimpinan. Dari sejumlah
r
-
t
p
p
t r
ْ عٙ هــ ْسؤُو ٌلٙ ــلـ ُك ْن ؐ و ُكٙ اع ر ِعــيّــتِـــه روا ه البـخاريٙ ــي ٍ رٙ فـــ ُك ؐـلـ ُك ْنٙ Artinya: Tiap-tiap kamu pemimpin dan tiap-tiap kamu akan diminta pertanggung- jawaban tentang kepemimpinannya. 4
راعً االهــةdengan makna pemimpin umat.5
Kata راعberasal dari kata ً الراعmenjadi t r p t
Mus „ r u 6 ٙ ٙ ٙ ثٙ جٙ ـرٙ خٙ ذاٙ ِا ٙ حــ ُدهُـ ْن روا ه ابي عـىًـةٙ ُؤ ّهــرُوْ ا عـل ْي ِه ْن أٙ ف ْلـيٙ فرٙ ٙالثـــةٌ فًِ س Artinya: Apabila di antara kamu ada tiga orang dalam perjalanan maka angkatlah satu orang menjadi pemimpin.
Aspek Sejarah “S
su tu
us
up
dalam pembahasan ini k r S
u
sp
u s
s
t tu s
pu
rt p t
” 7 Sejarah kepemimpinan Nabi Muhammad perlu diangkat “
s
r su Mu
r
r
r r t
s or
p
u s
p
S
ru ur
u
s r t u t u
t
t
”8
p u r
9
tatkala kalangan pemimpin Quraisy berselisih pendapat tentang siapa yang berhak meletakkan kembali hajar al-aswad –batu hitam– ke tempat semula setelah diadakan 3
(M s r M r
Ayat-ayat yang tercantum dalam pembahasan ini diambil dari kitab Ah n l-Q o „ r u u Rangkaian Cerita dalam al-Qur'ān oleh Bey Arifin (Bandung: al-
4
Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al-Bukh ry al-J hīh Bukhāry ( rut D r u sr 1987), hlm. 848. 5 A. W. Munawwir, Kamus, hlm. 547. 6 al„ ‟qu s q -Asfarani, Musnad Abi ‘Aw n h ( rut D r M ‟r t t 7 Juraid Abdul Latief, Manusia, Filsafat, dan Sejarah (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 36. 8 Richard C. Martin (ed.), Pendekatan terhadap Islam dalam Studi Agama, terj. Zakiyuddin Baidhawy (Yoyakarta: Suka-Press, 2010), hlm. 61. 9 al- u r ū l-Y qī, fi ī i yyid l-Mu līn, (Kairo: al- st q ), hlm. 14.
4
renovasi, terpilihlah Muhammad sebagai hakim yang akan memberi putusan. Posisi sebagai hakim –pemimpin– ia mengambil batu tersebut kemudian meletakkannya dalam sehelai kain yang sudah terbentang, kemudian para pemimpin Quraisy diminta untuk memegang tepi kain tersebut untuk bersama-sama mengangkat hajar al-aswad tersebut, setelah mendekat beliau mengambil batu tersebut dan meletakkannya pada tempat semula. Selesai sudah silang pendapat di kalangan Quraisy dengan putusan yang diambil Muhammad sebagai decision maker. “
Mu
t u ”10 “S
t t
t u R su u
r su
t
ncapai usia empat puluh
r
r s
u
-sembunyi
dan dakwahnya itu hanya disampaikan kepada orang yang diyakini akan menerima s
” 11 Terdiri dari orang-orang yang dekat dengannya yakni isteri, kerabat, dan
sahabatnya. Penyiaran Islam dilanjutkan dengan cara publikasi. Suatu ketika 12 Nabi memulai dakwahnya dengan memanggil masyarakat dan pemuka Quraisy, lalu ia berkata: Bagaimana pendapat kamu kalau sekiranya saya memberi kabar bahwa pasukan berkuda musuh sedang mengelilingi kita untuk menyerang kita. Apakah kamu percaya? Jawab mereka: Tentu percaya karena Anda belum pernah berdusta. Sementara itu, kaum kafir Quraisy mulai melakukan perlawanan karena mengganggu stabilitas keyakinan mereka. “P rt tangan antara Nabi Muhammad dengan kaum Quraisy mulai panas dan ” 13 Mereka tidak segan-segan ingin melumpuhkan semua aktivitas yang
u
dilakukan Nabi. Ketika Nabi mengalami kesulitan menghadapi perlawanan kafir Quraisy terhadap pengikutnya, Nabi menyeru pengikutnya14 untuk hijarah ke
s
“P
t u
kerasulannya, Nabi menetapkan Habsyah (Ethiopia) sebagai negeri tempat pengungsian
10
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, terj. A. Bahauddin (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), hlm. 144. 11 Ibid., hlm. 149. 12 Anonim, Sīrah Sayyid al-Mu līn (Beirut: al-Maktab at-T r 13 Rus Lintasan Sejarah Islam (Jakarta: Purnawiasta, 1976), hlm. 56. 14 „ ur u In ān l-‘Uyūn fi ī h l-Amīn l-Ma'mūn (M s r Must u
5
karena Negus (r
”15 “T r
r tu s or
pp
ut
s
tinggal di Mekkah bersama suku Bani Hasyim dilakukan pemboikotan. Tindakan r
s
t
Walaupun Nabi menghadapi berbagai rintangan dalam upaya mer or
s t t
pemboikotan yang dimulai pada tahun kes r
t M
u
p ru
r ut r
o
ut
r
S t s t r
”17
r T
Syawal tahun keT
t
o
s M
ot
r
t
t s
u r ot rs
s
u
t u ”16 up
s tu “S s r
t
r
p r
t
p
r
Z
r
o
r
su
T
p
T r
t
p
u s r
t
r r
u tu
p
s
–Madinah sekarang– sebagai pilihan yang tepat. Diceritakan18 r
u
uuM
r p
r
r u t
Sesampai di Madinah,
19
r s
o
t „
r
rs
u r
Nabi membangun sebuah masjid yang merupakan
bangunan pertama dalam Islam. Kemudian menjalin persaudaraan yang kuat antara kaum Muh ji īn –masyarakat pendatang– dengan kaum An ā “P r st
r
rup
tt
p t
–masyarakat asli Madinah–. ”20 Di kota ini Nabi
up
dengan leluasa mereformasi masyarakatnya menjadi masyarakat baru yang adil dan s
t r
s ”21 “S t
u s
r
t
t r
pemimpin penduduk kota tu ” s
p
“
22
Mu p
u u Y
r
tu “
pu
p
r ”23
O
t t p u
-lah yang memegang tampuk
s
īb (Madinah), Nabi resmi menjadi u u
u
Untuk menyatukan warganegara yang majemuk itu, baik latar belakang sosiokultural maupun keagamaan, dipandang perlu adanya suatu perjanjian yang disepakati
15
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 22. Ibid., hlm. 23. 17 „ ur u In ān, hlm. 51 – 52. 18 Ibid., hlm. 215. 19 M u S t t arūl l-Qāid (t D r -Qalam, 1964), hlm. 56. 20 Michael H. Hart, Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, terj. Mahbub Junaidi (Jakarta: Pustaka Jaya, 1983), hlm. 28. 21 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, Jilid I (Jakarta: UI-Press, 1985), hlm. 56. 22 Badri Yatim, Sejarah, hlm. 25. 23 Harun Nasution, Islam, hlm. 101. 16
6
bersama. Perjanjian itu disebut Piagam Madinah. 24 Piagam tersebut berfungsi untuk menyatukan masyarakat Madinah yang dihuni oleh kaum Muh ji īn, An ā , dan Yahudi. Pada akhirnya, negara Madinah menjadi negara yang memiliki peradaban yang tinggi berkat jasa kepemimpinan Nabi Muhammad. Lebih lanjut dikatakan bahwa inti dari Piagam Madinah yang terdiri dari 47 butir tersebut sebagaimana dikemukakan Syadzali dalam Sagaf25 adalah: (1) Semua pemeluk agama Islam meskipun berasal dari banyak suku tetapi merupakan suatu komunitas, (2) Hubungan antara sesama komunitas Islam dan komunitas lainnya didasarkan atas prinsip: a. bertetangga baik, b. saling membantu dalam menghadapi musuh, c. membela mereka yang dizalimi, d. saling menasehati dan menghormati kebebasan beragama. Namun demikian, sejarah tidak menutup mata bahwa masyarakat Madinah pernah mengalami beberapa kali pertempuran dengan kaum Musyrikin. Penyebab terjadinya peperangan karena kafir Quraisy telah memusuhi dan menyakiti kaum Muslimin sampaisampai mereka diusir dari kampung halaman mereka sendiri dengan meninggalkan harta benda mereka, pada akhirnya Allah mengizinkan kaum Muslimin untuk mengangkat senjata. 26 “P r
s s
menjalank itu, diterangkan
r
28
r Ru u
s
usu t p
r t r p u
s
”27 Oleh sebab
bahwa tujuan perang bukan penyebaran Islam melainkan upaya
pertahanan diri. Penyebaran Islam dengan pedang sama artinya dengan pemaksaan. Islam melarang pemaksaan dalam beragama. Sifat-sifat Kepemimpinan Nabi Muhammad
24
Mohammad Shoelhi (ed.), Demokrasi Madinah (Jakarta: Republika, 2003), hlm. 2. di dalam buku tersebut dijelaskan juga perbedaan pendapat tentang kapan lahirnya Piagam Madinah tersebut. Wellhausen dan Caetani berpendapat piagam tersebut dibuat pada awal priode Madinah, sedangkan Grimme berpendapat dibuat pada tahun ke-2 H atau tahun 624 M. 25 Sagaf Al-Munawar, “P M P rsp t P S” Disertasi (Jambi: Sulthan Thaha Press IAIN STS Jambi, 2009), hlm. 47. 26 Mahm S t t arūl, hlm. 27. 27 Ibid., hlm. 27. 28 Ibid., hlm. 28.
7
Keberhasilan Nabi Muhammad di dalam memimpin ditopang oleh sifat-sifatnya yang terpuji. Sifat-sifat terpuji itu menurut Ibrahim al-Baijury29 disebut sifat yang wajib bagi rasul sebanyak empat sifat yaitu
- idqu,
blī , mān h, dan f ān h.
Lebih lanjut dikatakan bahwa pengertian dari sifat-sifat rasul tersebut adalah sebagai berikut: Sidik artinya benar atau jujur. Artinya setiap rasul mempunyai sifat jujur dalam menyatakan sesuatu yang benar atau salah. Kejujuran itu dilakukan semata-mata karena ketaatannya kepada Allah SWT dan kecintaannya kepada umat manusia. Ungkapan yang dikatakannya tidak ada yang dusta atau mengandung hal-hal yang akan mencelakakan manusia. Kejujuran inilah yang menyebabkan rasul dapat dipercaya umatnya. Amanah maksudnya kepercayaan yang dilimpahkan Allah SWT kepada rasul untuk menjadi penuntun manusia. Tak ada seorang rasul pun yang berkhianat karena sifat khianat bertentangan dengan kedudukannya sebagai makhluk yang mulia dan utama. Tablig berarti menyampaikan. Maksudnya, rasul itu menyampaikan segala sesuatu yang diperintahkan Tuhan untuk disampaikan kepada umat. Tak ada satu pun yang disimpan atau disembunyikan, meskipun hal yang disampaikan itu pahit didengar orang. t rt s S or r su rus s t t s ia akan mampu melaksanakan tugas dengan baik dan menyelesaikan setiap persoalan dengan baik pula.30 Kontek kekinian
- idqu dapat diterjemahkan dengan kejujuran, kebenaran, dan
keadilan. T blī dapat diterjemahkan dengan transparansi atau keterbukaan dan komunikasi yang baik. Amān h dapat diterjemahkan dengan dapat dipercaya dan bertanggung jawab. ān h dapat diterjemahkan dengan kecerdasan. “Fathanah juga berarti orientasi maslahat, manfaat. Dalam kaitan ini Nabi selalu mencari efisien, efektif. Beliau selalu mencari yang termudah bila terdapat beberapa cara untuk mencapai suatu tujuan. Beliau juga mengharamkan kepemilikan atau penggunaan barang secara sia-sia.”31 Sifat-sifat Nabi Muhammad yang dijadikan sebagai pondasi di dalam memimpin didukung lagi oleh akhlaknya yang memiliki sifat-sifat terpuji. Membicarakan akhlak rasul
29
Ibrahim al-Baijury, hqīq l-M qām ‘ l Kifāy h l-‘Awām (Semarang: Thaha Putra, 1359H), hlm. 77 – 78. 30 Anonim, Ensiklopedi Islam (Jakarta: Ichtiar Baru van Houve, 2002), hlm. 157. 31 Sanusi Uwes, Visi dan Pondasi Pendidikan: Dalam Perspektif Islam (Jakarta: Logos, 2003), hlm. 189.
8
berarti membicarakan etika seseorang yang dija u r
s
32
s
o
up
-
bahwa akhlak terpuji dan etika dari Nabi Muhammad terdiri
dari: ilmuan, berhati baik, penyabar, selalu bersyukur, berlaku adil, zuhud, rendah hati, pemaaf, ‘iff h (menjauhkan diri dari yang tidak bermanfaat), pemurah, pemberani, pemalu, menjaga kehormatan diri, pendiam, toleran, tenang, penyayang, perilaku terpuji, bergaul baik dan menjalin persaudaraan. Kebaikan perilakunya apabila bertemu dengannya, tanpa disadari timbul rasa senang melihatnya. r pu
Al-Qur
t r
p
Mu
sur t
-
Qalam/68: 5 dijelaskan: (٥ )القـلن. Artinya: Sesungguhnya engkau (Muhammad) memiliki akhlak yang mulia.
Karakteristik Kepemimpinan Nabi Muhammad Pribadi Nabi Muhammad memiliki karakteristik tersendiri dalam bidang p
p
“
r
t or -teori kepemimpinan yang dikemukakan oleh guru
leadership, to some extent ditemukan pada pribadi dan kepemimpinan Muhammad S W ”33 Oleh sebab itu pembahasan tentang karakteristik kepemimpinan Nabi cukup luas dan mendalam. Pada pembahasan ini hanya dikemukakan secara garis besarnya. Posisi Nabi Muhammad dalam melakukan aktivitas kepemimpinannya tidak melebihi dari seorang manusia biasa. Yang membedakannya dari manusia biasa beliau menerima wahyu. Oleh sebab itu kepemimpinan rasul di sini tidak lebih dari perilakunya sebagai seorang manusia biasa. Q. S. al-
uss
t
s
.(٦ و فصلـت١١١ )الكـهـف. Artinya: Katakanlah (ya Muhammad) sesungguhnya saya adalah manusia biasa seperti kamu, diturunkan wahyu kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan itu Maha Esa.
32
- u r ū al-Y qīn, hlm. 276. Muhammad Syafii Antonio, Muhammad SAW The Super Leader Super Manager (Jakarta: Tazkia Publishing & ProLM Centre, 2008), hlm. 19. 33
9
p t34 bahwa karakteristik kepemimpinan rasul secara garis
rp
besarnya terdiri dari: (1) al-Musyawarah, (2) l-Qudw h lM ūliy h, (4) I dāu
n-
īh h, (5)
l-Iqnāʻu bi
n h, (3) ar- iʻ y h w al-
l- u n , dan (6)
qq
- āʻ h.
Penjelasan masing-masing karakter tersebut sebagai berikut: a. Al-Musyawarah. Kata al-musyawarah telah diindonesiakan menjadi musyawarah. Setiap langkah penting yang akan dilakukan Nabi Muhammad selalu dimusyawarahkan bersama sahabat dan pengikutnya. “
Mu
S W s
segala hal, apalagi dalam urusan peperang
u ”35
r us
r
r
r t
u
M
36
Wajib
bagi pemerintah mengadakan musyawarah dengan ulama apabila ada hal-hal yang tidak diketahui hukumnya. Begitu juga tentang urusan dunia yang menemui kesulitan cara penyelesaiannya. Wajib bermusyawarah dengan tentera tentang urusan peperangan, bermusyawarah
dengan
masyarakat
umum
tentang
urusan
kepentingan
umum,
bermusyawarah dengan kaum terpelajar, para eksekutif, dan para pegawai tentang urusan negara dan pembangunannya. Asas musyawarah menjadi penting dalam segala urusan.
b. Al-Qudw h l-
n h
Istilah ini populer disebut u w h h qudwah dengan uswah
rs o
n h (contoh, teladan yang baik). Kata rt
s
“
r
o to
up
Rasulullah SAW itu, jika digunakan sebagai panutan akan menambah getaran iman di t ”37 Pribadi rasul dapat dijadikan contoh dalam semua hal termasuk dalam bidang kepemimpinan. Keteladan Nabi Muhammad bukan hanya dapat ditiru oleh umat muslim saja tetapi dapat juga dicontoh oleh umat-umat yang nonmuslim. c. Ar- iʻ y h w
l-M ūliy h
34
al-Fikru al-Idā y l-I lāmy w l-Maqārin ( ro D r -Fikr al– 200. 35 A. W. Munawwir, Kamu., hlm. 73. 36 „ Mu - s r -Qurtu l- āmiʻ li-Ahkām l-Qu 'ān, Juz III (M s r D r -Kutub, 1968), hlm. 250. 37 Kamal Muhammad Isa, Manajemen Pendidikan Islam, terj. Chairul Halim (Jakarta: Fikahati Aneska, 1994), hlm. 59. „ r
10
Ar- i ʻy h artinya pertanggungjawaban.
الـحفــظ
perhatian, pengawasan.
Maksudnya,
pengawasan
38
Al-M ūliy h artinya
dilakukan
dalam
upaya
pertanggungjawaban tugas. Islam mengajarkan adanya sistem pengawasan. Sampai-sampai adanya malaikat yang bertugas sebagai pengawas terhadap pekerjaan baik dan pekerjaan buruk yang dilakukan umat manusia. Pertanggungjawaban menjadi suatu keharusan dalam kepemimpinan. Semua aktivitas pemimpin mesti dipertanggungjawabkan. d. I dāu n-
īh h
I dāu n-
īh h bermakna pemberian nasihat atau bimbingan. Seorang pemimpin
seharusnya selalu memberikan bimbingan kepada pengikut atau orang-orang yang dipimpinnya. Al-M r
r p
s
39
bahwa sabar terbagi tiga: sabar terhadap
kejahatan manusia, sabar terhadap betapa susahnya menjalankan ibadah, dan sabar terhadap bala' yang diturunkan Tuhan. Keberhasilan tidak jarang diperoleh melalui kesabaran dalam menghadapi kegagalan. e. Al-Iqnāʻu bi l- u n Al-Iqnāʻu bi
l- u n
maksudnya mengutamakan efektivitas. Rasul dalam
memimpin tidak pernah lelah mengajak umat untuk mengerjakan kebaikan. Bekerja mengutamakan efektivitas merupakan ciri kepemimpinan beliau. f.
qq
- āʻ h qq
- āʻ h artinya loyalitas, kesetiaaan. Loyalitas di sini dimaksudkan adalah
loyalitas dua arah. Antara pemimpin dan yang dipimpin saling memiliki loyalitas. s
s
t
t
dianggap keluar dari j mā’ h t u or
o
t s “Or
t
o
t s
s s ”40 Oleh sebab itu pula dalam berbagai hal
bahwa kepentingan umum didahulukan atas kepentingan pribadi.
Kesimpulan Kepemimpinan Islam memiliki karakteristik tersendiri yang dipraktekkan langsung oleh Nabi Muhammad. Perwujudan kepemimpinan yang diimplementasikan tersebut didasarkan pada ayat-ayat al-Qur‟
sebagai pedoman umat Islam. Selain itu, sebagai
38
A. W. Munawwir, Kamus, hlm. 547. Ibid., hlm. 230. 40 al-Fikru, hlm. 200. 39
11
manusia biasa Nabi tidak terlepas dari hambatan dan rintangan dalam memimpin umatnya. Akan tetapi dengan sifat-sifat kepemimpinan yang dimiliki berbagai hambatan dan rintangan dapat diatasi yang pada akhirnya dapat membangun masyarakat yang memiliki peradaban yang tinggi. Sifat-sifat Nabi yang dijadikan modal dasar dalam memimpin - idqu (kejujuran),
sebanyak empat sifat yaitu
blī (transparansi), mān h (dipercaya),
dan f ān h (cerdas). Walaupun cuma empat sifat tetapi dapat menjangkau dan menghadapi permasalahan yang begitu banyak dan rumit. Di pihak lain,
terdapat pula sejumlah
karakteristik kepemimpinan Nabi yaitu al-musyawarah (musyawarah), hasanah (keteladanan), ar-riʻ y h w
al-qudwah al-
al-m ūliy h (pertanggungjawaban), i dāu
n īh h (bimbingan), al-iqnāʻu bi l- husna (efektivitas), dan h qq
n-
- āʻ h (loyalitas).
Daftar Pustaka Anonim, ī h
yyid l-Mu
līn, Beirut: al-Maktab at-T
r
-------, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru van Houve, 2002. Antonio, Muhammad Syafii, Muhammad SAW The Super Leader Super Manager, Jakarta: Tazkia Publishing & ProLM Centre, 2008. Arifin, Bey, Rangkaian Cerita dalam al-Qu 'ān, Bandung: al-M „
al-Asfarani, al-Imam D r -M ‟r t t.
s q, Mu n d Abi ‘Aw n h, Beirut:
hqīq l-M qām ‘ l Kifāy h l-‘Awām, Semarang: Thaha
al-Baijury, Ibrahim, Putra, 1359H. al-
‟qu
r
q , Mu
u
, al- āz l-Qu ’ān l-K īm, st
u D r
-Fikry,
1981. Bek,
u r ,
-
ū
l-Y qīn fi ī
i
yyid l-Mu
līn, Kairo: al- st q
1953. Fikry, „
, Ah n l-Q
,M sr
-
.
, al-Fikru al-Idā y l-I lāmy w
alal-Fikr al-„ r M s r Must
-
„
, -
ur
u
In ān
l-‘Uyūn fi
l-M qā in,
ī h
l-Amīn
ro D r l-M 'mūn,
u
-
Hart, Michael H., Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, terj. Mahbub Junaidi, Jakarta: Pustaka Jaya, 1983. Hasan, Ahmad bin, M b ’ h l-Ahliyah, 1323 H
h
-
hmān li
ālibi Ayā
l-Qur'ān oleh (Beirut: al-
12
Hasan, Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, terj. A. Bahauddin, Jakarta: Kalam Mulia, 2006. Isa, Kamal Muhammad, Manajemen Pendidikan Islam, terj. Chairul Halim, Jakarta: Fikahati Aneska, 1994. D r
al-J Mu u sr t
s
Mahmud Syait, ar-
u ūl l-Qāid , t
- u
r ,
hīh ukhā y, Beirut:
D r -Qalam, 1964.
Latief, Juraid Abdul Manusia, Filsafat, dan Sejarah, Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Martin, Richard C. (ed.), Pendekatan terhadap Islam dalam Studi Agama, terj. Zakiyuddin Baidhawy, Yoyakarta: Suka-Press, 2010. Munawwir, A.W., Kamus Al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap, Yogyakarta: PP Al-Munawwir, 1984. Al-Munawar, Sagaf, “P M Sulthan Thaha Press IAIN STS Jambi, 2009.
P rsp t
P S” Disertasi, Jambi:
Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, Jilid I, Jakarta: UI-Press, 1985. -Qurtu „ Mu al-Qu 'ān, Juz III, M s r D r -Kutub, 1968.
-
s r , l- āmiʻ li-Ahkām
Shoelhi, Mohammad (ed.), Demokrasi Madinah, Jakarta: Republika, 2003. Uwes, Sanusi, Visi dan Pondasi Pendidikan: Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Logos, 2003. Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008.
13