ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.P KEHAMILAN DENGAN PEB(PREEKLAMSIA BERAT)DIRUANG MAWAR I RUMAH SAKIT Dr.MOEWARDI
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh : RATIH SARALANGI J 200 110 039
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
ii
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.P KEHAMILAN DENGAN PEB(PREEKLAMSIA BERAT) DIRUANG MAWAR I RUMAH SAKIT Dr.MOEWARDI (Ratih Saralangi, 2014, 45 halaman)
ABSTRAK Latar Belakang : preeklamsia berat sering ditemukan pada wanita hamil pada trimester ketiga dengan penyebab yang belum diketahui dan sering terjadi pada usia 30 tahun ke atas. Preeklampsia merupakan suatu penyakit yang langsung disebabkan oleh kehamilan yang hingga kini penyebabnya masih belum diketahui dengan pasti, yang ditandai dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi, edema dan proteinuria yang masih merupakan sebab utama kematian ibu dan sebab kematian perinatal yang tinggi Tujuan : untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan preeeklamsia berat meliputi pengkajian, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan Hasil : setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam didapatkan hasil odem pasien berkurang, pasien sudah tidak sesak nafas Kesimpulan : kerjasama antar tim kesehatan dan pasien/ keluarga sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien, komunikasi teraupetik dapat mendorong pasien lebih kooperatif Kata kunci : preeklamsia, kehamilan, tekanan darah
iii
NURSING CARE IN PREGNANCY NY.P PEB (severe preeclampsia) IN THE ROSE I HOSPITAL Dr.MOEWARDI (Ratih Saralangi, 2014, 45 pages)
ABSTRACT Background : Severe preeclampsia often found in pregnant women in the third trimester with is unknown cause and often occurs at the age of 30 years and above. Preeclampsia is a disease that is directly caused by the pregnancy, which until now the cause is still not known with certainty, which is characterized by hypertension or high blood pressure, edema and proteinuria are still a major cause of maternal mortality and perinatal mortality is high because. Aim of Researce : to know the nursing care in patients with severe preeeklamsia include assessment, intervention, implementation, and evaluation of nursing. Result : after 3x24 hour nursing care of patients showed reduced edema, the patient had no shortness of breath. Conclusion : cooperation among the health care team and patient / family is indispensable for the success of nursing care to patients, teraupetik communication can encourage more cooperative patients. Key words : preeclampsia, pregnancy, blood pressure.
iv
PENDAHULUAN Setiap
wanita
hamil
menunjukkan angka 450/100.000
mempunyai
potensi
resiko
kelahiran
komplikasi
persalinan
dengan
dampak
(Dinas
Kesehatan,2009)
ketidaknyamanan,
Berdasarkan data dari rekam
ketidakpuasan, bahkan kematian.
medik Rs Dr Moewardi dari
Preeklampsia
suatu
periode Januari sampai Maret 2014
langsung
berkisar 32orang pasien hamil
disebabkan oleh kehamilan yang
dengan preeklamsia berat. Hal ini
hingga kini penyebabnya masih
membuktikan
belum diketahui dengan pasti, yang
kejadian preeklampsia merupakan
ditandai dengan hipertensi atau
masalah
tekanan darah tinggi, edema dan
penanganan secara serius di Rs Dr
proteinuria yang masih merupakan
Moewardi maka penulis ingin
sebab utama kematian ibu dan
membuat
sebab kematian perinatal yang
pada
tinggi
preeklamsia berat.
penyakit
merupakan yang
,
untuk
preeklamsia dengan
mendeteksi
sedini
melalui
mungkin
bahwa
yang
Asuhan
Ny.P
tingginya
memerlukan
Keperawatan
kehamilan
dengan
Berdasarkan banyaknya kasus
pemeriksaan
dan
pentingnya
penanganan
kehamilan secara teratur mulai
penyakit
trimester I sampai trimester III
masalah
dalam
“Bagaimana asuhan keperawatan
upaya
mencegah
preeklamsia, penulis
preeklampsia menjadi lebih berat.
pada
( Wiknjosastro, 2008)
preeklamsia berat”
Ny.P
rumusan adalah
kehamilan
dengan
Angka kematian Ibu (AKI) di
Dari uraian diatas, maka dalam
Indonesia masih berada pada angka
hal ini peneliti melakukan penelitian
226/100.000
kelahiran
hidup,
dengan
sedangkan
menurut
WHO
KEPERAWATAN 1
hidup.
judul
“ASUHAN PADA
NY.P
KEHAMILAN
DENGAN
(PREEKLAMSIA
atau
PEB
DIRUANG MAWAR I RUMAH
yang timbul setelah 20 minggu
Tujuan Penelitian ini adalah
kehamilan
penulis mampu mengetahui dan
keperawatan terhadap pasien Ny. P preeklamsia
dengan
terjadi
dalam
triwulan
dalam
kehamilan,
ketiga
atau
segera
setelah persalinan.
berat sesuai setandar keperawatan
( Prawirohardjo, 2008)
1. Pengertian
2. KLASIFIKASI
Preeklamsia adalah kelainan multiorgan
spesifik
PREEKLAMSIA
pada
Menurut Wiknjosastro (2008)
kehamilan yang ditandai dengan adanya
disertai
proteinuria, penyakit ini umumnya
asuhan
dengan
persalinan
Preeklamsia adalah hipertensi
SAKIT Dr.MOEWARDI’
kehamilan
setelah
(Mansjoer, 2006)
BERAT)
menggambarkan
segera
hipertensi,
proteinuria
edema
tetapi
preeklamsia dibagi menjadi :
dan
a) Preeklamsia ringan, bila disertai
tidak
keadaan sebagai berikut:
menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler
atau
hipertensi
1) Tekanan darah 140/90mmHg
sebelumnya,
adapun
gejalanya
atau lebih yang diukur pada
biasanya muncul setelah kehamilan
posisi berbaring terlentang,
berumur 20 minggu (Obgynacea,
atau
2009)
diastolic
Preeklamsia timbulanya proteinuria
dan
edema
kenaikkan
15mmHg
atau
lebih,atau kenaikan sistolik
adalah
hipertensi
dengan
30mmHg atau lebih. Cara
disertai
pengukuran
akibat
kurangnya
kehamilan setelah usia 20 minggu
pemeriksaan
sekurangpada
2
kali
dengan
jarak
periksa 1jam, sebaiknya 6jam 2
2) Edema
umum,
tangan
dan
kaki, muka
jari
ikterus,
serta
pada
retina, tromosit kurang dari
kenaikkan berat badan 1kg
100.000 /mm.
atau lebih setiap minggunya
3. ETIOLOGI
3) Proteinuria kwantitatif 0,3 gr
Menurut
Bobak
(2005)
umumnya
terjadi
atau lebih per liter, kwalitatif
preeklamsia
1 + atau 2+ pada urin kateter
pada
atau midstream
kehamilan diusia remaja dan
1) Tekanan
darah
160/100
namun
mmHg atau lebih
pertama,
ada
beberapa
faktor
resiko yang dapat menyebabkan terjadinya preeklamsia, faktor
2) Proteinuria 5gr atau lebih per
tersebut adalah :
liter 3) Oliguria, yaitu jumlah urin
a. Riwayat
kurang dari 500 cc per 24
b. Riwayat
gangguan visus, dan rasa
c. Kegemukan
sianosis
d. Riwayat
6) Keluhan subjektif : nyeri
mengalami
preeklamsia sebelumnya
gangguan
e. Riwayat preeklamsia pada
kepala,
ibu atau saudara perempuan
odema paru, dan sianosis
f. Gizi buruk
gangguan kesadaran.
g. Gangguan aliran darah ke
7) Pemeriksaan : kadar enzim meningkat
darah
kehamilan
5) Terdapat edema paru atau
nyeri
tekanan
tinggi yang kronis sebelum
nyeri pada epigastrium
penglihatan,
manis,
rematoid arthritis
4) Adanya gangguan serebal,
epigastrium,
kencing
kelainan ginjal, lupus atau
jam
hati
kehamilan
kehamilan wanita diatas 40th,
b) Preeklamsia berat
Rahim
disertai
h. Kehamilan kembar 3
perdarahan
Tanggal masuk RS: 09 Maret
4. PATOFISIOLOGI Menurut Mochtar (2011) pada
preeklamsia
2014 (19.00 WIB)
terdapat
b. Identitas
penanggung
penurunan plasma dalam sirkulasi
jawab
dan terjadi peningkatan hematokri,
Nama Suami
: Tn. S
dimana perubahan pokok pada
Umur
: 30 th
preeklamsia
Agama
: Islam
yaitu
mengalami
spasme pembuluh darah, perlu adanya
kompensasi
2. Keluhan Utama
hipertensi
Pasien
mengatakan
bengkak
yaitu suatu usaha untuk mengatasi
pada kaki dan mata saat bangun
kenaikan
tidur
tekanan
perifir
agar
oksigenasi jaringan tercukupi).
3. Riwayat penyakit pasien a. Riwayat
A. PENKAJIAN Pengkajian
Sekarang dilakukkan
pada
Pasien mengatakan satu hari
tanggal 11 Maret 2014, jam 10.00
sebelum masuk rumah sakit
WIB diruang Mawar I RSUD Dr.
pasien
Moewardi
kandungan,
a. Identitas pasien
pemeriksaan
Nama
: Ny. P
Umur
: 32 th
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
ke
klinik dalam
didapatkan
bahwa TD pasien 180/100 mmHgndan oedem pada kaki, kemudian pasien dianjurkan untuk dirawat intensive di RS
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Dr.
Alamat: Klodran, Boyolali
Moewardi
karena
kehamilan disertai PEB, pada
Status Perkawinan : Kawin
tanggal ( 9 maret 2014(19.00
: 01245266
wib) pasien datang ke RS Dr. 4
memeriksakan
kandungannya
1. Identitas
No. RM
Penyakit
Moewardi dan didapatkan TD pasien
180/110
c. Riwayat
mmHg,
Kesehatan
Keluarga
kemudian pasien diberi injeksi
Pasien
MGSO4
kemudian
keluarganya tidak ada yang
pasien dirawat diruang mawar
menderita penyakit yang sama
b. Riwayat
dengan klien maupun penyakit
4gr/im,
Kesehatan
mengatakan
menurun
seperti
Pasien mengatakan satu tahun
Militus,
Hipertensi
yang lalu pernah keguguran
penyakit menular seperti TBC,
anak
Hepatitis dan HIV
Dahulu
pertama
berumur
saat 8
dikarenakan
janin minggu
aktivitas
yang
berat dan sebelumnya juga tidak
pernah
menderita
B. Implementasi
penyakit hipertensi Tabel 3.6 hasil implementasi keperawatan hari pertama No. Jam Dx 1 11/03/14 08.00wib
2
09.00
Implementasi
Respon
TTD
DS:pasien Mengaustalsi mengatakkan suara nafas sesak nafas tambahan dan memonitor pola DO : pasien tampak lemah RR: 28x/m Saralangi nafas Menganjurkan Tidak ada suara pasien posisi semi nafas tambahan fowler DS: pasien Mengkaji status mengatakan pusing nyeri pasien dan seperti tertusukmenganjurkan tusuk, pusing hilang nafas dalam timbul, pasien juga mengatakan akan mencoba nafas dalam ketika pusing DO: pasien tampak 5
Diabitus serta
3
memonitor intake dan output cairan, dan memonitor berat badan
12.00
menahan rasa sakit P: pusing Q: tertusuk-tusuk S :7 R : kepala T :hilang timbul Saralangi DS : pasien mengatakan minum satu gelas air, pasien juga mengatakan BB sebelum hamil 55kg dan saat hamil 74kg DO : pasien tampak lemah output urine pasien 100cc Saralangi
Tabel 3.7 hasil implementasi keperawatan hari kedua No. Jam Dx 12/03/14 1 08.00wib
Implementasi
Respon
TTD
Memonitor status DS: pasien respirasi pasien mengatakkan sesak nafas, Memonitor pasien adanya mengatakan kecemasan sedikit cemas Saralangi karena penyakitnya DO : pasien tampak lemah terpasang kanul oksigen 3l RR: 26x/m
2
09.00
Melakukan pengkajian nyeri
DS: pasien mengatakan pusing sudah berkurang Memberikan DO: pasien tampak Saralangi injeksi MGSO4 menahan rasa sakit, 4gr/Im obat masuk dengan benar 6
3
12.00
DS: pasien mengatakan masih ada oedema pada Menyarankan kedua kaki, pasien pasien minum mengatakan akan Saralangi dibatasi membatasi minum 500ml/hari DO:pasien tampak mengerti dan akan membatasi jumlah cairan, masih terdapat edeme pada ekstremitas bawah kanan dan kiri Mengobservasi keadaan odema
Table 3.8 hasil implementasi keperawatan hari ketiga No. Jam Dx 1 13/03/14 08.00wib
Implementasi
2
Memberikan DS: pasien injeksi MGSO4 mengatakan sudah 4gr/Im tidak pusing DO : obat masuk dengan benar TD : 140/100mmHg Saralangi
09.00
Respon
Memonitor status DS: pasien respirasi pasien mengatakkan sudah tidak sesak nafas DO : pasien tampak Saralangi membaik,RR:20x/m
3
12.00
Mengobservasi keadaan edema
DS : pasien mengatakan masih terdapat bengkak pada kaki, minum setengah kelas kecil DO : pasien tampak
7
TTD
lemah, terdapat edema pada kedua kaki Saralangi
C. Evaluasi Tabel 3.9 Evaluasi Hari pertama 11Maret 2014 No. Dx 1
Jam
Evaluasi
TTD
14.00 WIB
2
14.00 WIB
3
14.00 WIB
S : pasien mengatakan masih sesak nafas O : pasien terlihat lemah terpasang kanul oksigen 3liter RR:28x/m A : masalah belum teratasi P : intervensi dilanjutkan: 1. Monitor respirasi dan status O2 pasienMonitor pola nafas pasien Saralangi S : pasien mengatakan pusing O : TD : 190/100mmHg N : 86 x/menit A :masalah belum teratasi P : intervensi dilanjutkan : 1. Monitor vital sign tiap 4 jam 2. Observasi tanda-tanda eklamsia 3. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi Saralangi S : pasien mengatakan BB sebelum hamil 55kg saat hamil 74kg, pasien mengatakan akan mengurangi minum O: terdapat edema pada ekstremitas bawah kanan dan kiri A : masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan: Saralangi 1. observasi keadaan edema 2. Monitor intake dan output klien 8
Tabel 3.10 Evaluasi Hari kedua 12maret 2014 No. Dx 1
Jam
Evaluasi
TTD
14.00 WIB
2
14.00 WIB
3
14.00 WIB
S : pasien mengatakan masih sesak nafas O : pasien terlihat lemah terpasang kanul oksigen 3liter RR:26x/m A : masalah belum teratasi P : intervensi dilanjutkan: 1. Monitor respirasi dan status O2 pasien Saralangi 2. Monitor pola nafas pasien S : pasien mengatakan pusing berkurang O : TD : 160/100mmHg N : 86 x/menit A :masalah belum teratasi P : intervensi dilanjutkan : 1. Monitor vital sign tiap 4 jam 2. Observasi tanda-tanda eklamsia 3. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi Saralangi 4. Kurangi faktor penyebab nyeri S : pasien mengatakan masih terdapat edema O: tampak edema pada kedua ektremitas bawah A : masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan: 1. observasi keadaan odema Saralangi 2. Monitor intake dan output klien
9
Tabel 3.11 Evaluasi Hari ketiga 13 Maret 2014 No. Dx 1
Jam
Evaluasi
TTD
14.00 WIB
S : pasien mengatakan sudah tidak sesak nafas O : pasien terlihat lemah terpasang kanul oksigen 3liter RR:20x/m A : masalah sudah teratasi P : intervensi dihentikan 2 14.00 S : pasien mengatakan sudah tidak WIB pusing O : TD : 160/100mmHg N : 86 x/menit A :masalah teratasi sebagian P : intervensi dilanjutkan : 1. Monitor vital sign tiap 4 jam 2. Observasi tanda-tanda eklamsia 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi 3 14.00 S : pasien mengatakan masih terdapat WIB edema O: tampak edema pada kedua ektremitas bawah A : masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan: 1. observasi keadaan odema 2. Monitor intake dan output klien A. Diagnosa keperawatan c. 1. Adapun diagnosa yang
Saralangi
Saralangi
Saralangi
Kelebihan cairan
muncul dalam kasus adalah :
volume gangguan
mekanisme regulasi.
a. Pola nafas tidak efektif Kesimpulan
b.d penurunan suplai oksigen
(NANDA,
2013) b. Gangguan rasa nyaman
berat
merupakan
suatu
kelanjutan
dari
preeklamsia
b.d Nyeri 10
Preeklamsia
ringan
dimana
terjadinya
kunjungan
ulang
kenaikan tekanan darah
antenatal
yaitu
160/110mmHg,
pertambahan
berat
proteinuria 5gram atau
badan
lebih dalam 24 jam (+3
besar setiap minggu,
atau +4), oliguria, nyeri
tekanan
epigastrium
serta
gangguan
pengelihatan. keadaan
Dalam
jika
protein
Saran
tidak
Karya tulis ilmiah ini
pasien akan mengalami sudah
disusun
dalam
penyakit
dan
antara lain karena factor (keturunan/
riwayat
keluarga
hipertensi), ganda,
preeklamsia
penulis meminta kritik
berat
genetik
tentang
dalam kehamilan, disini
dalam
preeklamsia
para dapat
memahami
Banyak pasien yang berpotensi
agar
pembaca
tahap eklamsia.
saran
yang
membangun.Semoga makalah ini
kehamilan
DAFTAR PUSTAKA
obesitas,
diabitus militus. Untuk mencegah preeklamsia atau
Bobak,
agar
Lowdermilk. Keperawatan
menjadi
(2005). Maternitas.
Diterjemahkan oleh Cristantie
bahkan
Effendie. Jakarta: EGC
menjadi eklamsia, perlu dipantau dalam setiap 11
kadar
tinggi
dalam urine.
ditangani segera maka
berat
darah
terlalu
preeklamsia
berat,
kejang/
yang
Dinas
Kesehatan.
2009.Angka
Diterjemahkan
kematian Ibu (AKI).Jakarta: Depkes RI Depkes
RI.
2010.
oleh
Sofian,
Amru Jakarta : EGC
Gangguan
Wiknjosastro,
Kehamilan. Jakarta: Depkes RI
Bambang.(2008).Keperawatan
Fauziah,
Maternitas.Jakara:
Yulia.(2012).Patologi
Obstetric.Jakarta:Sinar Medika Firdaus,
Salemba
Medika
Nadya.(2010).keperawatan
Wilkinson, Judith M.2011. Buku Saku
maternitas.Jakarta:salemba medika
Diagnosa Keperawatan. Dia alih
Mansjoer.Arif .(2006).Kapita Selekta
bahasakan Esty Wahyuningsih,
Kedokteran Jilid 1. Jakarta: EGC.
editor bahasa Indonesia, Dwi
NANDA
Widarti. Edisi 9, Jakarta. EGC
NIC-NOC.2013.
Asuhan
Aplikasi
Keperawatan
Berdasarkan
Diagnosa
Medis. Jilid I. Diterjemahkan oleh Amin Huda. N, Hardhi Kusuma.Yogyakarta:Media Action Obgynacea 2009. Nanda NIC NOC jilid 2. Diterjemahkan oleh Amin Huda.
N,
Hardhi
Kusuma.Yogyakarta:Media Action Prawirohardjo,
Sarwono.(2010).Ilmu
Kebidanan.Jakarta:
PT
Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo Rustam
Mochtar.2011.
Obstetri
Fisiologi/
Sinopsis Patologi.
12