ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.”L” G3P2A0 DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI HJ. IMAS R YUSFAR KAB. BANDUNG TAHUN 2013
LAPORAN STUDI KASUS
MIRA DIANAWATI IKB 10019
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN „AISYIYAH BANDUNG PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN TAHUN 2013
KATA PENGANTAR Bismillahirohmanirohim, Alhamdulillahirobil‟alamin, segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi kasus ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan Diploma III Kebidanan di Stikes „Aisyiyah Bandung, yang berjudul ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.”L” DI BPM HJ. IMAS R YUSFAR KAB.BANDUNG TAHUN 2013. Penulis menyadari kemampuan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki, sehingga penyusunan laporan studi kasus ini jauh dari sempurna. Namun Laporan Studi Kasus ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi kita semua. Dalam membuat penyusunan Laporan Studi Kasus ini penulis banyak bimbingan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dra. Hj. Marliah M. Kes, selaku Ketua STIKes „Aisyiyah Bandung 2. Fatiah Handayani, SST selaku pembimbing dalam penulisan laporan studi kasus ini, yang telah banyak meluangkan waktu, bimbingan dan sarannya kepada penulis yang sangat berarti untuk menyelesaikan Laporan Studi Kasus ini. 3. Ny.”L” dan keluarga yang telah mengizinkan penyusun untuk mendampingi Ny.”L” selama masa hamil hingga masa nifas.
i
4. Bidan HJ. Imas R Yusfar Am.Keb, selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan tempat untuk dijadikan lahan praktik. 5. Suami dan anak saya tercinta yang telah memberikan semangat dan do‟a. 6. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan dorongan moril dan materil pada penulis serta yang tidak pernah berhenti untuk selalu mendoakan semoga Allah SWT membalasnya dengan berlipat ganda. Amin. 7. Dan semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, penulis ucapkan terima kasih atas bantuanya. Penulis menyadari Laporan studi Kasus ini jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak dan semoga Laporan studi Kasus ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi kita semua. Akhir kata semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan berkahNya serta membalas kebaikan kita semua.
Bandung, April 2013
ii
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR ………………………………………….....…….……….…... i DAFTAR ISI …………………………………………………...............……….…...iii BAB I PENDAHULUAN………..……………………………………………...........1 A. Latar belakang..…….………………………....................................................1 B. Rumusan masalah…...………………………...........………………................3 C. Tujuan………………………………………………....……………................4 D. Manfaat……………………………………………......……...………….........4 E. Jadwal kegiatan...............................................................................................5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………….............6 A. Kehamilan……………………………...……….............................................6 B. Antenatal Care……………………………...………......................................11 C. Persalinan….....................................................................................................16 D. Nifas.................................................................................................................23 E. Bayi Baru Lahir................................................................................................30 BAB III TINJAUAN KASUS….......……………………………………………... .41 A. Asuhan Kebidanan Antenatal……...…………….....…………………..........41 B. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin………………...………..…………….........49 C. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas………………………...……................49 iii
D. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir………………………..………...….......65 BAB IV PEMBAHASAN………………………………………...............................75 BAB V SIMPULAN DAN SARAN…………………………………….…...............83 A. Simpulan…………..……………………………………...............................83 B. Saran……..……..............................................................................................84 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) disuatu Negara dapat dilihat dari kemampuan untuk memberikan pelayanan obstetrik yang bermutu dan menyeluruh. Di Indonesia AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk menunjukkan tujuan pembangunan kesehatan masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus (Depkes, 2009). Menurut data World Health Organization (WHO), sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. WHO memperkirakan jumlah kematian ibu mencapai 500 orang pada tahun 2008 dan tahun 2009 sejumlah 440 orang ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan dan nifas. Berdasarkan perhitungan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) diperoleh AKI tahun 2007 sebesar 248/100.000 KH. Jika dibandingkan dengan AKI tahun 2002 sebesar 307/100.000 KH, AKI tersebut sudah jauh menurun, namun masih jauh dari target MDG‟S 2015 (102/100.000 KH) sehingga masih memerlukan kerja keras dari semua komponen untuk mencapai target tersebut. Depkes menargetkan pada tahun 2009 AKI menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara angka harapan hidup berkisar rata-rata 70,6 tahun. (Depkes RI, 2007). 1
2
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009, angka kematian maternal di Indonesia mencapai 207/100.000 kelahiran hidup, berarti 100,000 kelahiran hidup masih ada sekitar 207 ibu yang meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Dalam upaya penurunan kesakitan dan kematiaan ibu, perlu diantisipasi adanya keterbatasan kemampuan untuk menatalaksana komplikasi pada jenjang pelayanan tertentu. Kompetensi petugas, pengenalan jenis komplikasi, dan ketersediaan sarana pertolongan menjadi penentu keberhasilan penatalaksanaan komplikasi yang umumnya akan selalu berbeda menurut derajat, keadaan dan tempat terjadinya. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang masih tinggi telah lama mengundang perhatian pemerintah. Menurut hasil berbagai survei, tinggi rendahnya angka kematian ibu dan kematin bayi di suatu negara dapat di lihat dari kemampuan untuk memberikan pelayanan obstetri yang kurang berkualitas dan bermutu (WHO, 2008). Dengan pendekatan yang dianjurkan menganggap bahwa semua kehamilan beresiko sehingga setiap ibu hamil mempunyai akses ke tenaga kesehatan, yang salah satunya adalah bidan, maka seorang bidan harus mempunyai kompetensi dalam memberikan pertolongan persalinan yang aman dan memberikan pelayanan obstetrik sesuai kewenangan. Salah satunya adalah BPM Bd.”I” yang berada di wilayah Bandung yang memberikan pelayanan,
3
khususnya kesehatan ibu dan anak, seperti pemeriksaan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi. Untuk memperoleh gambaran yang sesuai dan jelas tentang pelayanan yang dilaksanakan, penulis perlu untuk melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif pada seorang ibu dimulai dari kehamilan, bersalin hingga masa nifas serta pemberian asuhan pada bayi baru lahir, sehingga dapat pengalaman nyata dilapangan tentang praktik pelayanan kebidanan komprehensif. Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk membuat study kasus dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.L G3P2A0 DI BPM HJ. IMAS R YUSFAR KAB.BANDUNG”. Untuk itu pada kesempatan ini sebagai aplikasi dari yang telah didapat penulis tertarik untuk menyusun laporan asuhan kebidanan komprehensif mulai dari kehamilan, persalinaan, nifas, dan bayi baru lahir yang di lakukan di BPM tersebut. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Ny.”L” pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir di BPM ”I” selama tanggal 11 Maret – 5 Mei 2013 ?
4
C. Tujuan 1. Tujuan umum Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui gambaran pelayanan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.”L” di BPM “I” yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan. 2. Tujuan khusus 1. Memberikan asuhan kebidanan selama kehamilan. 2. Memberikan asuhan kebidanan selama persalinan 3. Memberikan asuhan kebidanan selama masa nifas 4. Memberikan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir 5. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan D. Manfaat 1. Bagi penulis Dapat menambah ilmu dan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin nifas, dan bayi baru lahir. 2. Bagi pelayanan (BPM) Sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan, khususnya pada asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir
5
3. Bagi Institusi Hasil dari asuhan kebidanan yang telah diberikan bisa dijadikan
sebagai
referensi
bagi
mahasiswi
dalam
rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga menghasilkan lulusan bidan yang profesional Tabel 1.1 Tahapan Kegiatan Studi Kasus Hari / Tanggal
Kegiatan
Selasa,
Memberikan asuhan pada BPM masa Antenatal
19 Maret 2013 Senin, 25 Maret 2013
Keterangan
Memberikan asuhan pada BPM masa Intranatal & BBL
Senin, 25 Maret 2013
Memberikan asuhan pada BPM ibu nifas 6 jam & BBL 6 jam
Sabtu, 30 Maret 2013
Memberikan asuhan pada Kunjungan rumah ibu nifas 6 hari & BBL 6 hari
Sabtu, 6 April 2013
Memberikan asuhan pada Kunjungan rumah ibu nifas 12 hari & BBL 12 hari
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KEHAMILAN 1. Pengertian Kehamilan Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu), triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (12-28 minggu), triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40 minggu). (Saifuddin,2009) 2. Tanda dan gejala kehamilan a. Presumtif 1. Amenoroe (tidak dapat haid) Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan dapat ditaksir tanggal persalinan. 2. Mual dan muntah Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama.
6
7
3. Mengidam Ibu hamil sering meminta makan atau minuman tertentu terutama pada bulan-bulan pertama triwulan I. 4. Tidak tahan terhadap bau-bauan. 5. Pingsan, Bila berada pada tempat-tempat yang sesak dan padat bisa pingsan. 6. Tidak ada selera makan 7. Payudara membesar tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh hormone estrogen dan progesterone yang merangsang ductus adan alveoli payudara, kelenjar montgomeri terlihat lebih membesar. 8. Sering kencing, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan
menghilang pada triwulan kedua
kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini timbul kembali karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin. 9. Konstipasi atau obstipasi, karena tonus otot-otot usus menurun karena pengaruh hormone progesterone. 10. Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone kortikosteroid. Dijumpai dimuka (Cloasma gravidarum),areola, payudara, leher dan dinding perut (linea nigra) 11. Pembesaran vena-vena (varices) dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva biasanya dijumpai pada triwulan terakhir. (Prawirohardjo, 2010)
8
b. Tanda-tanda kemungkinan kehamilan
c.
1.
Perut membesar
2.
Uterus membesar
3.
Tanda hegar
4.
Tanda chadwik
5.
Tanda piscacek
6.
Teraba ballottement
7.
Reaksi kehamilan positif Tanda pasti kehamilan
1. Gerakan janin dapat dilihat, dirasa atau diraba juga bagian-bagian kecil janin. 2. Denyut jantung janin 3. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen (Mochtar.R, 2008) 3. Menentukan Usia Kehamilan a. Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri (Menurut Leopold) a.12 minggu 1-2 jari atas symphysis b.16 minggu pertengahan antara Symphysis - pusat c.20 minggu fundus uteri 3 jari bawah pusat d.24 minggu setinggi pusat (http://www.brooksiderperss.org.com)
9
e.28 minggu 3 jari atas pusat f.32 minggu pertengahan Px-pusat g.36 minggu 3 jari dibawah Px h.40 minggu pertengahan Px dan pusat b.Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri dalam cm (Menurut Mc-Donald) Rumus : Tinggi Fundus Uteri dalam (cm) =Tuanya kehamilan dalam bulan 3,5 cm Tabel 1.2 Tinggi fundus berdasarkan usia kehamilan Tinggi fundus Uteri (cm)
Usia Kehamilan dalam bulan
20
5
23
6
26
7
30
8
33
9
(Prawirohardjo, 2010) 4. Perubahan psikologis pada wanita hamil a. Trimester pertama Pada trimester pertama wanita hamil akan selalu mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya memang hamil, setiap perubahan
10
yang terjadi pada dirinya akan selalu diperhatikan dengan seksama dan merasa tidak
nyaman
dengan perubahan yang terjadi pada
dirinya. b. Trimester kedua Pada trimester kedua biasanya ibu hamil akan merasa sehat, terbiasa dengan hormone yang lebih tinggi dengan rasa tidak nyaman akan mulai berkurang. Ibu sudah dapat menerima kehamilannya, dapat merasakan gerakan janinnya dan mulai menggunakan energi serta pikirannya secara konstruktif. c. Trimester ketiga Pada trimester ketiga sering disebut periode menunggu dan waspada, sebab pada saat ini ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir
sewaktu-waktu,
ini
menyebabkan
ibu
meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala persalinan. Kebanyakan ibu akan bersifat melindungi bayinya dan akan menghindarkan orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul sewaktu melahirkan. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. (Sulistyawati, 2009)
11
B. ANTENATAL CARE 1. Pengertian Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada perkembangan janin dalam rahim.(Manuaba, 2008). 2. Tujuan antenatal care a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social ibu dan bayi c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat. Ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. 3. Lima prinsip ANC a. Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali dalam kehamilan:
12
Trimester I: kehamilan 0-12 minggu
Trimester II kehamilan 12-28 minggu
Trimester III kehamilan 28-40 minggu
b. Mengupayakan kehamilan yang sehat c. Melakukan deteksi dini, komplikasi, melakukan pelaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan. d. Persiapan persalinan yang berdsih dan aman. e. Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan bila terjadi komplikasi (Saifuddin,2006) 4. Pelayanan dan asuhan standar minimal “14 T” a. Timbang berat badan b. Tekanan darah c. Tinggi fundus uteri d. Tetanus toxoid lengkap e. Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan f. Tes penyakit menular seksual (PMS) g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan h. Terapi kebugaran i. Tes VDRL j. Tes reduksi urine k. Tes protein urine
13
l. Tes Hb (Haemoglobin) m. Terapi iodium n. Terapi malaria (Dinkes, 2008) 5. Asuhan pada kehamilan normal a. Anamnesis dan pemeriksaan lengkap pada kunjingan antenatal awal b. Memantau kemajuan kehamilan pada kunjungan berikutnya, seperti : tekanan darah dibawah 140/90 mmHg, bertambah berat badan minimal 6,5 kg selama kehamilan, edema hanya pada ekstremetas, tinggi fundus uteri dalam cm atau menggunakan jari-jari tangan dapat disamakan dengan usia kehamilan. c. Memberikan zat besi minimal 90 tablet selama hamil d. Memberikan Imunisasi Tetanus Toxoid Kebutuhan yang lain selama hamil adalah pemberian imunisasi TT yang mana gunanya untuk mencegah tetanus pada Bayi baru lahir dan ibu nifas. Jadwal pemberian imunisasi Tetanus Toxoid dapat dilihat dibawah ini :
14
Tabel 1.3 Jadwal Pemberian Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) Antigen
Interval (selang waktu)
TT1
Pada kunjungan antenatal pertama 4 minggu setelah TT1 6 minggu TT2 1 tahun TT3 1 tahun TT4
TT2 TT3 TT4 TT5
Lama Perlindungan
-
3 tahun 5 tahun 10 tahun 25 tahun/seumur hidup (Saifudin, 2009)
% perlindungan 80% 95% 95% 99%
Apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan maka Bayi yang dilahirkan akan terlindungi dari Tetanus Neonatorum. (Saifudin,2009) e. Memberikan konseling
Gizi : peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori perhari
Latihan : istirahat jika lelah
Perubahan fisiologis : tambah berat badan, perubahan payudara, tingkat tenaga yang bias menurun, mual selama triwulan pertama, rasa panas,atau varices, hubungan suami istri boleh dianjurkan selama kehamilan (dianjurkan memakai kondom)
Memberitahu ibu kapan kembali untuk pemantauan lanjutan kehamilan
Menasehati ibu untuk mencari pertolongan segera jika ibu mendapat tanda-tanda bahaya seperti berikut, yaitu : perdarahan
15
pervaginam, sakit kepala yang menetap, gangguan penglihatan, pembengkakan pada wajah/tangan, nyeri epigastrik, pergerakan janin berkurang atau tidak dirasakan dari biasanya.
Mempersiapkan kelahiran yang aman dan bersih di rumah, seperti : sabun, air, handuk dan selimut bersih untuk bayi, makanana dan minuman untuk ibu selama persalinan, mendiskusikan praktikpraktik
tradisional,
posisi
melahirkan
dan
harapan-
harapan.mengidentifikasi siapa yang dapat membantu bidan selama persalinan dirumah 6. Tanda-tanda bahaya kehamilan a. Perdarahan Perdarahan pada hamil muda dapat menyebabkan keguguran. Perdarahan hamil tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan b. Bengkak di kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala kadangkala disertai kejang, penglihatan kabur atau berbayang Bengkak/ sakit kepala pada ibu hamil bisa membehayakan keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan c. Demam Tinggi Biasanya karena infeksi atau malaria. Demam tinggi dapat membahayakan keselamatan jiwa ibu, menyebabkan keguguran atau kelahiran kurang bulan
16
d. Keluar air ketuban sebelum waktunya Merupakan tanda adanya gangguan pada kehamilan dan dapat membahayakan bayi dalam kandungan e. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak Gerakan janin sudah dirasakan oleh ibu pada kehamilan 10 minggu.Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam.gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. jika hal ini terjadi ini merupakan tanda bahaya pada janin f. Nyeri abdomen yang hebat Masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat,menetap dan tidak hilang setelah istirahat.(Saifudin, 2009)
C. PERSALINAN 1. Pengertian Persalinan adalah serangkaian kejadinan yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. (Sulaiman,2007) Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37- 42 minggu), lahir spontan dengan
17
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Saifuddin, 2009) 2. Jenis-jenis persalinan a. Persalinan spontan Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir. b. Persalinan buatan Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya ekstraksi dengan forceps, atau dilakukan operasi section caesarea. c. Persalinan anjuran Persalinan yang berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.(Sulaiman, 2007) 3. Faktor-faktor penting dalam persalinan a. Power (HIS atau kontraksi otot rahim) Kontraksi otot dinding Ketegangan dalam kontraksi ligamentum rotundum b. Passanger :Janin dan plasenta c. Passage: Jalan lahir lunak dan jalan tulang d. Psikis ibu Dapat berupa cemas,khawatir, tidak percaya diri bahwa persalinan dapat berlangsung lancar
18
e. Penolong Dapat berupa keterampilan penolong dalam melakukan asuhan kebidanana maupun mengambil keputusan. 4. Faktor penyebab persalinan Sebab terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah teori-teori yang kompleks antara lain a. Teori penurunan kadar progesterone Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot rahim.Sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selam kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone meturun sehingga timbul his. b. Teori oxytocin Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim. c. Keregangan otot-otot Seperti halnya kandung kencing dan lambung, bila dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.
19
d. Pengaruh janin Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya memegang peranan, oleh karena pada anenchepalus kehamilan sering lebih lama dari biasa. e. Teori prostaglandin Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas, disangka menjadi salah satu sebab permulaan persalinan.Hasil percobaan menunjukan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan ekstraamnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu hamilsebelum melahirkan atau selama persalinan.(Sulaiman, 2007) 5. Perubahan fisiologis pada saat persalinan a. Tekanan darah Tekanan darah meningkat selama terjadinya kontraksi (sistolik ratarata naik 15 (10-20) mmHg, diastolic 5-10 mmHg). Diantara kontraksi, tekanan darah kembali normal pada level sebelum persalinan. Rasa sakit, takut, dan cemas juga akan meningkatkan tekanan darah. b. Metabolism Metabolism karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat secara berangsur disebabkan karena kecemasan dan aktivitas otot-otot skeletal.
20
Peningkatan ini ditandai dengan adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, kardiak output, pernafasan, dan cairan yang hilang c. Suhu tubuh Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka suhu tubuh sedikit meningkat selama persalinan, terutama selama dan segera setelah persalinan. Peningkatan ini tidak boleh melebihi 0,5 0 C sampai dengan 1,00C. d. Detak jantung Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung secara dramatis naik selama kontraksi.Diantara kontraksi detak jantung sedikit meningkat dibandingkan sebelum persalinan. f. Pernafasan Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka terjadi sedikit peningkatan laju pernafasan yang dianggap normal, hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal dan bias menyebabkan alkalosis. g. Perubahan pada ginjal Poliuria sering terjadi selama persalinan, disebabkan oleh peningkatan kardiak output.Peningkatan filtrasi glomerolus dan peningkatan aliran plasma ginjal.Proteinuria yang sedikit dianggap biasa dalam persalinan. h. Perubahan pada gastrointestinal
21
Motilitas lambung dan absorpsi makanan padat secara substansial berkurang banyak sekali selama persalinan.Selain itu, pengeluaran getah lambung berkurang, menyebabkan aktifitas pencernaan hamper berhenti, dan pengosongan lambung menjadi sangat lamban.Cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut dalam tempo yang biasa.Mual dan muntah biasa terjadi sampai ibu mencapai akhir kala I. i. Perubahan hematologi Hemoglobin meningkat sampai dengan 1,2 gram/100ml selama persalinan dan akan kembali pada tingkat semula sebelum persalinan sehari setelah pasca persalinan kecuali ada perdarahan postpartum. (Widyastuti, 2009) 6. Perubahan psikologis pada saat persalinan Persalinan merupakan saat yang paling menegangkan dan menggugah emosi dan keluarganya, malahan dapat pula menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan pada ibu. Untuk meringankan kondisi tersebut, pastikan bahwa setiap ibu akan mendapatkan asuhan saying ibu selama masa persalinan dan kelahiran. (Asuhan Persalinan Normal). 7. Pembagian fase/ kala persalinan Persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu : a. Kala I atau kala pembukaan Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm),. Proses ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8jam) serviks membuka sampai
22
3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif. b. Kala II Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. c. Kala III Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. d. Kala IV Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum. (Saifuddin, 2006) 8. Rupture perineum Tempat yang paling sering mengalami perlukaan akibat persalinan adalah perineum. Tingkat perlukaan pada perineum dapat dibagi dalam :
Tingkat I :Robekan terjadi hanya pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa mengenai kulit perineum
Tingkat II :Robekan mengenai selaput lemdir vagina dan otot perinea transversalis, tetapi tidak mengenai otot spingter ani
Tingkat III :Robekan mengenai perineum sampai spingter ani
Tingkat IV :Robekan mengenai perineum sampai dengan otot spingter ani dan mukosa rectum
23
Robekan sekitar klitoris dan uretra dapat menimbulkan perdarahan hebat dan mungkin sangat sulit untuk diperbaiki. Penolong harus melakukan penjahitan reparasi dan hemostasis.(Saifudin, 2006)
D. NIFAS 1.
Pengertian Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa
nifas
berlangsung
selama
kira-kira
6
minggu.
(Saifuddin,2006) 2.
Periode Nifas pada periode nifas ini dibagi dalam 3 tahap antara lain : a.
Immediate Puerperium Keadaan yang terjadi segera setelah persalinan sampai 24 jam setelah persalinan.
b.
Early puerperium Masa 24 jam setelah persalinan sampai hari ke-7 postpartum
c.
Late Puerperium Masa minggu pertama sampai minggu ke-6 postpartum.
3.
Perubahan Fisiologis pada masa nifas Perubahan normal pada masa nifas meliputi : a. Involusi uterus
24
Involusi uterus adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan sehingga mencapai keadaan sebelum hamil. Hari 1
: TFU setinggi pusat
Hari ke 2 : TFU 1 jari bawah pusat Hari ke 3 ; TFU 2 jari bawah pusat Hari ke 4 : TFU 2 jari atas sympysys Hari ke 7 : TFU 1 jari atas sympysys Hari ke 10 : Stinggi sympysys b.
Involusi tempat plasenta Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan
kasar,
tidak
rata
dan
kira-kira
sebesar
telapak
tangan.Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke 2 hanya sebesar 3-4 cm. Dan pada akhir nifas 1-2 cm. c.
Perubahan pembuluh darah Rahim Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak, maka arteri harus mengecil kembali dalam masa nifas.
d. Perubahan pada cervix dan vagina Beberapa hari setelah persalinan, ostium externum dapat dilalui oleh 2 jari, pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan
25
dalam persalinan.pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja, dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas canalis cervicallis. Pada cervix terbentuk sel-sel otot baru, karena hyperplasi ini dank arena retraksi dari cervix, robekan cervix menjadi sembuh. Vagina yang sangat diregang waktu persalinan, lambat laun menvapai ukuran-ukurannya yang normal.Pada minggu ke-3 postpartum rugae mulai nampak kembali. e. Dinding perut dan peritoneum Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu. f. Saluran kencing Kandung
kencing
dalam
puerperium
kurang
sensitive
dan
kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kencing penuh atau sesudah kencing masih tinggal urin residual.Sisa urin ini dan trauma pada dinding kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi.Dilatasi ureter dan pyelum, normal kembali dalam waktu 2 minggu. g. Lochea Lochea adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus dan luka jalan lahir dari vagina dalam masa nifas. Dalam keadaan normal lochea berbau amis berasal dari berkas melekatnya plasenta.
26
Macam-macam lochea : 1.
Lochea rubra (Cruenta) Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo dan meconium.Berwarna merah, keluar pada hari ke-1 sampai hari ke2 postpartum.
2.
Lochea sanguinolenta Pada hari ke-3 sampai hari ke-7 postpartum, berwarna kekuningkuningan berisi darah dan lendir
3.
Lochea serosa Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-14 berwarna kekuningan
4.
Lochea alba Keluar pada 2 minggu postpartum, berwarna putih
5.
Lochea purulenta Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah, berbau busuk.
h. Laktasi Laktasi adalah pembentukan dan pengeluaran ASI yang yang terjadi pada kelenjar-kelenjar buah dada. Pembentukan ASI dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu: 1. Hormon estrogen, progesteron dan prolaktin 2. Rangsangan isapan bayi 3. Susunan makanan ibu yang cukup bergizi 4. Kesehatan fisik dan ketenangan jiwa ibu
27
5. Istirahat 6. Pengosongan buah dada yang teratur.
4. Masalah dan komplikasi yang mungkin timbul saat nifas a.
Keadaan abnormal pada uterus atau Rahim 1). Sub involusi uterus Proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilanya terlambat. Penyebab terjadinya sub involusi uteri adalah terjadi infeksi pada endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya terdapat bekuan darah 2). Perdarahan Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama sehabis persalinan akibat infeksi, sisa plasenta atau selaput ketuban. 3). Flegmasia alba dolens Yaitu salah satu bentuk infeksi puerperalis yang mengenai pembuluh darah vena femoralis. 4).Infeksi nifas Yaitu mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman ke dalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas. 5). Keadaan abnormal pada payudara
28
Mastitis Dalam masa nifas daat terjadi infeksi dan peradangan pada mamae melalui luka pada putting susu atau melalui peredaran darah yang ditandai dengan kenaikan suhu, tidak nafsu makan. 6).Bendungan ASI dan Abses payudara 5. Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas Rubin melihat beberapa faktor aktifitas penting sebelum seseorang menjadi ibu. a. Takking on Pada masa ini dikenal tahap meniru, pada takking on fantasi wanita tidak hanya meniru tapi sudah mulai membayangkan peran yang dilakukannya pada tehap sebelumnya, sedang pada tahap letting go fase dimana wanita mengingat proses dan aktivitas yang telah dilakukannya. b. Takking in Periode ini terjadi 1-2 hari setelah melahirkan, ibu mungkin baru perhatianya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya, ia mungkin akan mengulang-ulang pengalamanya waktu bersalin dan melahirakan. c. Takking Hold Periode ini berlangsung pada hari ke 2-4 postpartum, ibu menjadi perhatian pada kemampuanyamenjadi orang tua yang sukses dan menjadi bertanggung jawab terhadap bayinya.Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan merawat bayi, pada masa ini ibu agak
29
sensitive dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal-hal tersebut. Cenderung menerima nasehat bidan atau perawat karena ia terbuka untuk menerima pengetahuan dan kritikan yang bersifat pribadi. d. Letting go Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah, pada ibu yang bersalin di klinik, dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga. 6.
Jadwal Pemeriksaan Paling sedikit 4x kunjungan, masa nifas dilakukan untuk melihat status ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah,mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. a. Kunjungan pertama (6-8 jam setelah persalinan) Tujuan : 1.
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
2.
Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan.
3.
Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
4.
Pemberian ASI awal
5.
Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.
b.Kunjungan kedua (2-6 hari setelah persalinan) Tujuan : 1. Memastikan involusi uterus berjalan normal
30
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, perdarahan abnormal. 3. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyakit 4. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi sehari-hari c. Kunjungan ketiga (2 minggu postpartum) Tujuannya sama dengan diatas (6 hari setelah persalinan) d.Kunjungan keempat (6 minggu postpartum) Tujuan : 1. Menanyakan kepada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami 2. Memberikan konseling untuk berKB secara dini (Saifudin, 2006) E. BAYI BARU LAHIR 1.
Pengertian Bayi baru lahir adalah suatu organism yang sedang tumbuh, yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. (Mochtar R,2008). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan yang aterm (37 minggu-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500 – 4000 gr (Mochtar R,2008).
2. Perubahan fisiologis pada bayi a.
Gangguan Metabolisme
31
Oleh karena kadar gula darah tali pusat yang 65 mg/100 ml akan menurun menjadi 50 mg/100ml dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang diperlukan neonates pada jam-jam pertama sesudah lahir di ambil dari metabolism asam lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120/100ml. b.
Gangguan umum Sesaat sesudah bayi lahir ia akan berada ditempat yang suhunya lebih rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Bila dibiarkan saja dalam suhu kamar 25 0 C, maka bayi akan kehilangan panas, melalui evavorasi, konveksi, dan radiasi sebanyak 200 kalori/kg BB/menit. Akibat suhu tubuh yang menurun, metabolism jaringan akan meningkat dan asidosis metabolic yang ada (terdapat pada semua neonatus) akan bertambah berat, sehingga kebutuhan oksigen pun akan meningkat.
c.
Perubahan sistem pernafasan Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik sesudah kelahiran.Pernafasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainya, seperti kemoreseptor carotid yang sangat peka terhadap kekurangan oksigen, rangsangan hipoksemia, sentuhan dan perubahan suhu di dalam uterus dan di luar uterus.Hal ini menyebabkan perangsangan pusat pernafasan dalam otak yang
32
melanjutkan rangsangan tersebut untuk menggerakan diafragma serta otot-otot pernafasan lainnya.Tekanan rongga dada bayi pada waktu melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan bahwa paru-paru yang ada pada janin normal cukup bulan mengandung 80 -100 ml cairan, kehilangan 1/3 dan cairan ini.Sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti dengan udara.Paru-paru berkembang, sehingga rongga dada kembali pada bentuk semula. d. Perubahan Sistem sirkulasi Dengan berkembangnya paru-paru, tekanan oksigen didalam alveoli meningkat, sebaliknya tekanan karbondioksida menurun. Hal tersebut mengakibatkan turunya resistensi pembuluh-pembuluh darah paru, sehingga aliran darah ke alat tersebut meningkat, sehingga darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-parudn duktus arteriosus menutup. Dengan menciutnya arteri dan
vena umbilikalis, dan
kemudian dipotongnya tali pusat, aliran darah dari plasenta melalui vena kava inferior dan foramen oval eke atrium kiri berhenti. Dengan diterimanya darah oleh atrium kiri dari paru-paru, tekanan di atrium kiri menjadi lebih tinggi dari pada tekanan di atrium kanan, ini menyebabkan foremen ovale menutup. Sehingga sirkulasi janin berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar tubuh ibu.(Winkjosastro, 2007).
33
3. Penatalaksanaan awal Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama satu jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukan usaha pernafasan spontan dengan sedikit
bantuan/gangguan.
Aspek-aspek
penting
dari
asuhan
segera bayi baru lahir adalah menjaga bayi tetap kering dan hangat, usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya sesegera mungkin. (Saifudin,2006) a.
Segera setelah dilahirkan badan bayi 1.
Sambil secara cepat menilai pernafasannya, letakan bayi dengan handuk diatas perut ibu dengan kain bersih dan kering atau kassa, lap darah atau lendir dari wajah bayi untuk mencegah terhalangnya jalan udara.
2.
Periksa ulang pernafasan bayi.
b. Dalam waktu 24 jam, bila bayi tidak mengalami masalah apapun, berikanlah asuhan berikut : 1.Pertahankan Suhu Tubuh Bayi a). Hindari memandikan bayi sehingga sedikitnya 6 jam dan hanya setelah itu jika suhunya 36,50C. b). Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, kepala bayi harus tertutup 2.Pemeriksaan Fisik Bayi
34
Lakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap, ketika memeriksa bayi batu lahir haruslah diperhatikan hal-hal berikut: a). Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan b). Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi. c). Lihat, dengarkan, dan rasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala, dan berlanjut secara sistematik menuju jari kaki. d). Jika ditemukan faktor resiko atau masalah, carilah bantuan lebih lanjut yang memang diperlukan. c.
Pemberian vitamin K Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir, lakukan hal-hal tersebut : 1.Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari. 2. Bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg/IM.
d.
Identifikasi Bayi Alat pengenal untuk mempermudah identifikasi bayi, perlu segera dipasang setelah persalinan.Alat pengenal yang efektif harus
35
diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya/terpasang sampai waktu bayi dipulangkan. Hal-hal yang harus diperhatikan : 1. Alat yang digunakan, hendaknya kebal air dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek, dan tidak mudah lepas. 2. Pada
alat/gelang identifikasi
harus tercantum
: nama
(ibu,bayinya, tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin) 3. Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir 4. Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicetak dicatatan yang tidak mudah hilang. Ukurlah berat badan lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut, dan dicatat dalam rekam medis. e.
Perawatan Lain 1. Lakukan Perawatan Tali Pusat a) Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan tutupi dengan kain bersih secara longgar. b) Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci dengan sabun dan air bersih, dan keringkan betul-betul c) Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi dipulangkan kerumah, berikan imunisasi BCG, polio oral,dan Hepatitis B.
36
d) Ajarkan tanda-tanda bahaya pada bayi dan beritahu orang tua agar merujuk bayi segera untuk perawatan lebih lanjut, jika ditemui tanda-tanda tersebut. e) Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi mereka dan perawatan harian untuk bayi baru lahir : 1) Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), mulai dari hari pertama. 2) Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat, dan kering dengan mengganti popok dan selimut sesuai dengan kebutuhan. Pastikan bayi tidak terlalu dingin (dapat menyebabkan dehidrasi, ingat bahwa kemampuan pengaturan suhu bayi masih dalam perkembangan). Apa saja yang masuk ke dalam mulut bayi haruslah bersih. 3) Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering 4) Peganglah, sayangi, dan nikmati kehidupan bersama bayi. 5) Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu 6) Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit atau infeksi 7) Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik
37
Tabel 1.3 Jadwal Pemberian Imunisasi Umur 0-7 hari 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 9 bulan
Jenis Imunisasi HB 0 BCG, Polio 1 DPT/HB 1, Polio 2 DPT/HB 2, Polio 3 DPT/HB 3, Polio 4 Campak (Buku KIA, Depkes RI, 2008)
4. Reflek-reflek pada Bayi Baru Lahir a.
Blinking Refleks ini ditandai bila bayi menutupkan kedua matanya begitu terkena kilatan cahaya atau hembusan udara
b.
Rooting Reflek ini ditandai dengan bayi menoleh kearah stimulus, membuka mulutnya, memasukan putting dan menghisap.
c.
Reflek menelan Reflek ini ditandai dengan bayi menelan secar tepat cairan yang dimasukan ke dalam mulut, reflek ini dapat dengan mudah diobservasi pada saat menyusui.
d.
Reflek menggenggam (Grasping) Reflek ini ditandai dengan jari-jari tangan bayi menggenggam jari-jari tangan pemeriksa
38
e.
Reflek Moro Bila bayi tiba-tiba kaget begitu mendengar suara, atau disebut reflek kejutan.
f.
Reflek Babinski Bila tapak kaki bayi disentuh, jari-jari kakinya akan mengembang
g. Reflek swimming Reflek ini ditandai bila ditelungkupkan di dalam air, secara otomatis tubuhnya akan membuat gerakan-gerakan seolah hendak berenang. h. Refleks tonic neck Reflek ini ditandai bila ditelentangkan, kedua tangannya akan menggenggam dan kepalanya menengok ke kanan dalam posisi seperti pemain anggar. 5. Pencegahan Kehilangan panas Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperature tubuhnya secara memadai. Jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti, mungkin akan mengalani hipotermia, meskipun berada dalam ruangan yang relative hangat. a.
Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat terjadi melalui mekanisme berikut : 1). Evaporasi Cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi. Kehilangan panas terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi
39
setelah lahir karena bayi tidak cepat dikeringkan, atau terjadi setelah bayi dimandikan 2). Konduksi Kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Bayi yang diletakan di atas meja, tempat tidur atau timbangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas tubuh melalui konduksi 3). Konveksi Kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan dalam ruang yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas.Kehilangan panas juga terjadi jika ada tiupan kipas angin, aliran udara atau penyejuk ruangan. 4). Radiasi Kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda yang mempunyai temperature tubuh lebih rendah dari temperature tubuh bayi. Bayi akan mengalami kehilangan panas melalui cara ini meskipun benda yang lebih dingin tersebut tidak bersentuhan langsung dengan tubuh bayi. b. Cara mencegah agar bayi tidak kehilangan panas 1.
Keringkan bayi secara seksama
40
2.
Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering, dan hangat
3.
Tutup bagian kepala bayi
4.
Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
5.
Jangan
segera
menimbang
atau
memandikan
bayi
(memandikan bayi setelah 6 jam) 6.
Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
6. Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada Bayi Baru Lahir a. Pernafasan, sulit atau lebih dari 60x/menit b. Kehangatan, terlalu panas (<380C atau terlalu dingin < 360). c. Warna kulit, kuning (terutama pada 24 jam pertama, biru atau pucat, memar) d. Pemberian makan, jika hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah. e. Tali pusat, merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah. f. Infeksi, suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah) bau busuk, pernafasan sulit g. Tinja/kemih, tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, warna hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja.
41
h. Aktivitas, mengigil, atau tangis tidak seperti biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang,kejang halus, tidak bias tenang, menangis terus menerus. Cari pertolongan medis jika timbul hal tersebut diatas. (Saifudin, 2006)
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Asuhan kebidanan Antenatal Hari/Tanggal
: Selasa / 19 Maret 2013
Pukul
: 09.00 WIB
Pengkaji
: Mira Dianawati
Tempat
: BPM Bd.”I”
I. Data subjektif a. Identitas Nama istri
: Ny.”L”
Nama suami : Tn.”A”
Umur
: 41 thn
Umur
: 43 thn
Agama
: Islam
Agama
Islam
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Jl. Kopo Sukaleueur Rt 04 Rw 07 Desa Babakan Asih
b. Keluhan utama Ibu mengeluh sakit pinggang bagian bawah
42
43
c. Penggalian Riwayat Kesehatan
42 Riwayat kesehatan keluarga
Di keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit yang serius, seperti hipertensi, diabetes mellitus, jantung.
Riwayat kesehatan ibu Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit yang serius, seperti epilepsi, jantung, hipertensi
Riwayat penyakit menular seksual Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit menular seksual, seperti pengeluaran vagina yang abnormal, rasanyeri pada saat berkemih.
Riwayat Ginekologi Ibu tidak pernah mempunyai riwayat ginekologi, seperti pengobatan infertilitas, operasi pada vagina.
Riwayat menstruasi Usia menarche
: 13 tahun
Siklus menstruasi
: Teratur
Lama dan jumlah darah
: 6 hari, 2-3x ganti pembalut / hari
Rasa sakit pada saat menstruasi
: Tidak ada
Riwayat kontrasepsi Metode yang pernah digunakan
: KB suntik 1 bulan
44
Kapan berhenti dan alasannya
: 1th yang lalu, ingin punya anak lagi
Lama penggunaan kontrasepsi sebelum hamil
: 4 tahun
Riwayat kehamilan sekarang HPHT : 16-06-2012
TP : 23-03-2013
Gerakan janin pertama
: Usia kehamilan 4 bulan
Pergerakan janin dalam 24 jam terkhir
: Aktif
Obat-obatan yang dikonsumsi
: Obat yang diberi oleh bidan (kalsium)
Kekhawatiran-kekhawatiran khusus
: Tidak ada
Riwayat kehamilan yang lalu Hamil ke
:3
Jumlah anak yang hidup
:2
Kelahiran premature
:0
Riwayat keguguran
:0
Persalinan dengan tindakan
: Tidak ada
Riwayat persalinan dengan perdarahan
: Tidak ada
Kehamilan dengan darah tinggi
: Tidak ada
Berat badan bayi < 2,5 atau > 4 kg
: Tidak ada
Riwayat sosial ekonomi Status perkawinan
: Menikah
Lama menikah
: 12 tahun
45
Bahasa yang digunakan
: Sunda
Dukungan selama hamil
: Baik
Imunisasi tetanus toxoid
: 2x, waktu usia kehamilan 4
bulan dan 6 bulan
Beban kerja dan kegiatan sehari hari
: Sedang
Pengambil keputusan dalam keluarga
: Bersama-sama
Rencana tempat persalinan
: BPM
Rencana penolong persalinan
: Bidan
Pola aktifitas Sehari hari Makan
: 2-3x / hari, nasi lauk pauk sayuran, tidak ada masalah,
tidak
ada pantangan Minum
: 7 gelas / hari, air putih, tidak ada masalah, tidak ada pantangan
Olahraga
: kadang jalan-jalan pagi, frekuensi tidak menentu, tidak ada masalah
Istirahat
: Tidur 7 jam / hari, tidak ada masalah
Pola eliminasi BAK
: > 5x / hari
BAB
: 1x / hari
Masalah
: Tidak ada
46
II. Objektif a. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
1) Tanda-tanda vital TD
: 120/80 mmHg
S : 36,70 C
N
: 84x/menit
R : 22x/menit
Berat Badan
: 68 kg
TB
: 155 cm
Berat Badan sebelum hamil : 56 kg Peningkatan BB
: 11 kg
2). Muka Kelopak mata
: Tidak oedema
Konjungtiva
: Merah Muda
Sclera
: Putih
3). Mulut dan gigi Mulut
: Lidah dan geraham bersih, warna bibir merah muda, tidak ada stomatitis
Gigi 4). Leher
: Tidak ada caries pada gigi
47
Kelenjar Tyroid
: Tidak ada pembesaran
Kelenjar Getah Bening
: Tidak ada pembesaran
5). Dada Jantung
: Bunyi regular
Paru-paru
: Tidak ada bunyi whezzing / ronchi
6). Payudara
: Bentuk
simetris,
putting
menonjol,
tidak
ada
massa/benjolan, tidak ada nyeri tekan, Pengeluaran ASI ada. 7). Abdomen a). Inspeksi Bekas luka operasi
: Tidak ada
Bentuk perut
: Membesar, sesuai umur kehamilan
b). Palpasi TFU
: 33 cm
TBBJ
: (33-11)x155= 3410 gr
Leopold I
: Teraba lunak kurang bulat kurang melenting (Bokong)
Leopold II
:Teraba
tahanan
disebelah
keras,
kanan
seperti
ibu (Punggung), dan teraba
bagian kecil disebelah Leopold III
memanjang
kiri
bagian-
ibu (Ekstremitas)
: Teraba bagian bulat, keras dan melenting pada bagian bawah (kepala). Bagian terendah janin sudah sulit untuk digoyangkan
Leopold IV
papan
: Divergen
48
a) Auskultasi DJJ
: 139x/menit, regular
8). Genitalia Varices
: Tidak ada
Luka
: Tidak ada
Kelenjar bartholini
: Tidak ada pembesaran
Kelenjar Skene
: Tidak ada pembesaran
Nyeri
: Tidak ada
9). Ekstremetas Atas
: Kuku tidak pucat, Tangan tidak ada oedema, pergerakan normal
Bawah
: Kaki tidak ada oedema, reflek patella (+/+), tidak ada varices
III. Analisa data G3P2A0 gravida 39 minggu, Janin tunggal, hidup intrauterin IV. Penatalaksanaan 1.
Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaannya, bahwa keadaan ibu dan janin baik. Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya.
2.
Menjelaskan kepada ibu tentang keluhan yang ibu rasakan yaitu sakit pinggang bagian belakang bisa disebabkan karena beberapa faktor, seperti peningkatan
49
hormon, pengaruh gravitasi karena perut yang semakin membesar, berat badan bertambah. Ibu mengerti tentang apa yang dijelaskan. 3.
Anjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup, kurangi aktifitas dan hindari pekerjaan yang berat. Ibu mengerti
4.
Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya dalam kehamilan
Serta
memberitahu ibu untuk segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan terdekat jika mendapatkan tanda-tanda seperti di bawah ini : a. Sakit kepala yang hebat, dan menetap b. Pandangan kabur c. Gerakan janin tidak dirasakan d. Perdarahan dari jalan lahir e. Pembengkakan pada wajah dan tangan Ibu mengerti dan akan mewaspadai setiap tanda bahaya yang mungkin terjadi. 5.
Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan, seperti : a. Timbul mules dengan sifat mules melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan secara teratur makin lama makin sering dan kuat b. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir c. Keluar cairan yang banyak dari jalan lahir Ibu mengerti dan merasa jelas
6.
Memberikan motivasi kepada ibu serta meyakinkan ibu bahwa ibu dapat melewati proses kehamilan dan proses persalinan nanti dengan baik. Dengan cara memeriksakan kehamilannya secara rutin. Ibu mengerti dan terlihat lebih tenang
50
7.
Menganjurkan kepada ibu untuk banyak makan-makanan yang mengandung karbohidrat, protein, mineral, vitamin dan zat besi. Seperti daging, nasi, ikan sayuran hijau, buah, air. Ibu mengerti dan akan melakukannya
8.
Menjadwalkan kunjungan ulang berikutnya satu minggu kemudian atau apabila ibu telah merasakan tanda-tanda persalinan. Ibu mengerti dan ibu bersedia akan memeriksakan kehamilannya 1 minggu kemudian dan atau jika ibu merasakan tanda-tanda persalinan
B. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Hari/Tanggal masuk : Senin / 25 Maret 2013 Pukul
: 03. 00 WIB
Pengkaji
: Mira Dianawati
Kala I (Jam 03.00 wib) I. Data Subjektif Keluhan utama saat masuk : Ibu mengatakan mules-mules dari jam 01.00, disertai keluar lendir bercampur darah serta keluar sedikit air dari jalan lahir. Gerakan janin masih dirasakan ibu. II. Data Objektif a. Tanda-tanda vital TD : 110/80 mmHg
S : 36,60 C
51
N
: 82x/menit
b. Palpasi Abdomen
R : 22x/menit :
TFU
: 33 cm
TBBJ
: (33-11) x 155 = 3410 gr
Leopold I
: Teraba lunak kurang bulat kurang melenting (Bokong)
Leopold II
:Teraba disebelah
tahanan
keras,
kanan
bagian kecil disebelah Leopold III
memanjang
seperti
ibu (Punggung), dan teraba kiri
ibu (Ekstremitas)
: Teraba bagian bulat, keras dan melenting pada bagian bawah (kepala). Bagian terendah janin sudah sulit untuk digoyangkan
Leopold IV
: Divergen
Kontraksi
: frekuensi 4x dalam 10 menit selama 40 detik
Kandung kemih
: Tidak penuh
Auskultasi
: DJJ (+) 140x/menit, regular
c. Genitalia a. Inspeksi : Tidak ada kelainan, tidak ada luka, tidak ada varices b. Pemeriksaan dalam V/V
: Tidak ada kelainan
Portio
: Tebal lunak
Pembukaan
: 7 cm
Ketuban
: Utuh
papan bagian-
52
Presentasi
: Kepala
stasion
: -1
III. Analisa data G3P2A0 parturient 40-41 minggu kala I fase aktif, janin
hidup tunggal
intrauterine presentasi kepala, dengan keadaan ibu dan janin baik. IV. Penatalaksanaan 1.
Memberitahukan hasil pemeriksaan dan kemajuan persalinan pada ibu dan keluarga. Ibu dan keluarga mengetahui kondisinya.
2.
Mengajarkan ibu untuk menarik nafas panjang ketika ada mules untuk mengurangi rasasakit saat kontraksi. Ibu mengerti dan melakukannya.
3.
Meminta suami / salah satu anggota keluarga untuk mendampingi ibu saat bersalin.
4.
Menganjurkan ibu untuk makan dan minum di sela sela kontraksi untuk mempersiapkan tenaga saat nanti waktunya bersalin. Ibu melakukannya.
5.
Melakukan observasi BJA, pembukaan, his, tekanan darah. Hasil observasi tertulis di partograf.
6.
Mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan kapan ibu harus meneran. Ibu mengerti dan melakukannya.
7.
Meminta ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya setiap 1 jam. Bidan meraba kandung kemih ibu setiap 1 jam.
8.
Mempersiapkan pakaian ibu dan janin serta alat untuk pertolongan persalinan. Pakaian dan alat sudah disiapkan.
53
Kala II (Jam 03.45 wib) I. Data Subjektif Ibu mengatakan mules yang semakin sering dan kuat, ada rasa ingin meneran seperti ingin BAB yang tidak bisa ditahan setiap ada his. II. Data Objektif. Keadaan umum
: Tampak kesakitan
Kesadaran
: Composmentis
a. Abdomen His
: 5x dalam 10 menit, lamanya > 40 detik
DJJ
: 132x/mnt, regular
b. Tanda dan gejala kala II : terlihat adanya dorongan meneran, adanya tekanan pada anus, perineum menonjol, dan vulva membuka. c. Pemeriksaan Dalam V/V
: Tidak ada kelainan, bloody show keluar banyak
Portio
: Tidak teraba
Pembukaan
: lengkap
Ketuban
: Pecah pada pukul 03.50, warna jernih
Presentasi
: Belakang kepala/ubun-ubun kecil
Stasion
: +2
III. Analisa data G3P2A0, 40-41 minggu kala II, janin hidup tunggal intrauterine, presentasi belakang kepala dengan keadaan ibu dan janin baik
54
IV. Penatalaksanaan 1.
Memberitahu pada keluarga hasil pemeriksaan, bahwa ibu akan segera melahirkan. Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan
2.
Memberikan dukungan kepada ibu dengan tetap menghadirkan keluarganya. Ibu ditemani suaminya
3.
Menjaga kebersihan ibu dengan segera membersihkan lendir dan darah dari jalan lahir. Darah dan lendir telah dibersihkan
4.
Memberikan kecukupan nutrisi untuk menambah tenaga dengan dibantu oleh keluarga untuk memberikan teh manis. Ibu mau minum teh manis ±50 cc
5.
Mengajarkan kepada ibu cara mengedan yang baik yaitu saat ada kontraksi tarik nafas dahulu lalu mengedan dengan kepala diangkat, hingga dagu mendekat ke dada dan kedua tangan memegang kaki. Ibu mengerti dan bisa melakukannya saat ada kontraksi
6.
Memimpin persalinan pada saat ada his, ibu dipimpin meneran dan dipuji, pada saat tidak ada his, ibu dipersilahkan istirahat dan mengatur nafas. Serta memberikan minum teh manis. Ibu mau meneran saat dipimpin dan ibu mau minum
7.
Menganjurkan ibu untuk berdoa sesuai dengan keyakinannya. Ibu mau berdoa dan dibantu keluarganya
8.
Mengecek alat-alat, mematahkan obat, membuka partus set memasukan spuit kedalam bak instrument dan mempersiapkan diri dengan memakai celemek,
55
masker, cuci tangan kemudian memasukan oksitosin kedalam spuit dengan teknik satu tangan. Obat dan alat siap digunakan dan berada didekat pasien 9.
Melakukan pertolongan persalinan bila diameter kepala sudah terlihat 5-6cm
di
depan vulva dan bila diameter kepala yang terlihat semakin besar lakukan steneng.pimpinan persalinan telah dilakukan. 10. Setelah kepala lahir tunggu putaran paksi luar sambil memeriksa apakah ada lilitan tali pusat di leher bayi. Lilitan talipusat tidak ada. 11. Setelah putaran paksi luar lakukan sangga susur ketika badan bayi lahir. Sangga susur telah dilakukan bayi lahir spontan pukul 04.00 WIB, jenis
kelamin
perempuan, tonus otot kuat, aktif, kulit kemerahan. 12. Mengeringkan badan bayi dan lakukan penjepitan tali pusat + pemotongan tali pusat. Bayi telah dikeringkan dan tali pusat telah dipotong. 13. Memeriksa janin kedua. Janin kedua tidak ada. Kala III (Jam 04.00 Wib) I. Data Subjektif Ibu mengatakan sedikit mules dan merasa kelelahan tetapi bahagia atas kelahiran bayinya II. Data objektif Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
a. Abdomen TFU
: Setinggi pusat
56
Kandung kemih
: Kosong
b. Genitalia Perdarahan
: Normal, ± 100cc
Laserasi
: Derajat 1 (Mukosa)
III. Analisa data P3A0, parturient kala III IV. Penatalaksanaan 1.
Memastikan tidak ada janin kedua. Janin kedua tidak ada.
2.
Memberitahu ibu untuk penyuntikan oksitosin. Ibu bersedia untuk disuntik.
3.
Menginjeksi oksitosin 10 IU secara IM pada paha kanan ibu bagian luar. Oksitosin sudah disuntikkan.
4.
Memindahkan klem tali pusat 5 cm di depan vulva. Klem sudah dipindahkan.
5.
Memposisikan tangan kiri di atas symphisis pubis untuk melakukan palpasi dorsokranial. Tangan kiri sudah diposisikan.
6.
Menegangkan tali pusat bila sudah terlihat tanda-tanda pelepasan plasenta. Tali pusat memanjang da nada semburan darah. Tali pusat diregangkan.
7.
Memutar kelahiran plasenta searah jarum jam untuk menghindari sisa plasenta yang tertinggal di dalam uterus. Plasenta lahir lengkap pukul 04.10
8.
Melakukan massage uterus Massage sudah dilakukan dan plasenta lengkap.
9.
Memeriksa kelengkapan plasenta. Plasenta sudah diperiksa dan lengkap.
10. Memeriksa perdarahan kemungkinan laserasi. Laserasi ada derajat 1 (mukosa) Kala IV (Jam 04.10 Wib)
57
I. Data subjektif Ibu mengatakan merasa lelah tetapi lega, adanya rasa sedikit mules dan perabaan atas symphisis terasa adanya bulatan yang keras. II. Data Objektif Keadaan umum :Baik Kesadaran
: Compos mentis
a. Tanda-tanda vital TD
: 120/70 mmHg
Nadi
: 86x/mnt
Pernafasan
: 20x/menit
Suhu
: 370 C
b. Abdomen Kontraksi uterus : baik Kandung kemih : Tidak Penuh TFU
: 2 jari bawah pusat
c. Genitalia Terdapat laserasi pada perineum derajat 1 Perdarahan normal III. Analisa data P3A0, parturient kala IV
58
IV. Penatalaksanaan 1.
Memberi tahu ibu dan keluarga bahwa proses persalinan sudah selesai. Ibu dan keluarga mengetahuinya.
2.
Mengucapkan selamat atas kelahiran bayinya
3.
Mengevaluasi keberhasilan IMD. IMD berhasil ½ jam setelah bayi lahir.
4.
Mengajarkan ibu massage uterus, supaya uterus tetap berkontraksi. Ibu mengerti dan melakukannya.
5.
Membersihkan ibu dengan air DTT dan membantu ibu memakai pakaian bersih. Ibu sudah dibersihkan dan pakaiannya sudah diganti.
6.
Membereskan alat dan mendekontaminasikan alat di larutan klorin 0,5 %. Alat sudah dibereskan dan didekontaminasikan.
7.
Memberikan bayi kepada ibunya untuk disusui. Bayi dicoba untuk disusui.
8.
Mencuci dan mensterilkan alat. Alat sudah dicuci dan disterilkan.
9.
Mendokumentasikan semua tindakan dan hasil pemeriksaan ke dalam SOAP.
C. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Asuhan pada ibu nifas 6 jam Tanggal
: 25 Maret 2013
Jam
: 10.00 Wib
I. Data Subjektif a. Masalah dan keluhan masa nifas
Tempat : BPS Bd. “I”
59
Ibu tidak merasakan ada keluhan yang berarti pada saat ini hanya merasakan kelelahan, mules pada perut dan sakit pada daerah luka jahitan, Ibu mengatakan sudah BAK ke kamar mandi sendiri dan sudah mengganti pembalutnya b. Riwayat Nifas Mobilisasi dini
: sudah dilakukan sejak 2 jam pertama, ibu mau miring
kekiri dan kanan dan akan mencoba kekamar mandi sendiri Bounding attachment : dilakukan, mulai bayi lahir Respon ibu dan keluarga terhadap anak
: Sangat bahagia
Personal hygiene Ganti pembalut
: Sudah diganti
c. Data Objektif Keadaan umum : Baik Kesadaran
: Compos mentis
Tanda-tanda vital TD
: 110/70 mmHg
N
: 82x/mnt
R
: 20x/mnt
S
: 36,70C
Pemeriksaan fisik 1. Mata
: Konjungtiva merah muda, sclera putih
2. Payudara
: Pengeluaran ASI mulai banyak, tidak bengkak dan tidak
lecet 3. Abdomen
: TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik
60
4. Kandung kemih
: kosong
5. Genital
: lochea rubra, normal
6. Perineum
: Tidak oedema dan tidak merah, luka jahitan basah terawat
III. Analisa data P3A0 post partum 6 jam dengan keadaan baik IV. Penatalaksanaan 1. Melakukan pemantauan kembali kontraksi uterus dan perdarahan dengan meraba fundus uteri dan melihat jumlah perdarahan. Kontraksi uterus baik, teraba keras, TFU 2 jari dibawah pusat, perdarahan normal 2. Mengingatkan kembali cara memeriksa kontraksi uterus. Ibu bisa melakukannya 3. Menganjurkan kepada ibu untuk mencoba tidur atau istirahat ketika bayi tidur. Ibu akan mencoba istirahat seperti yang dianjurkan 4. Memastikan ibu bahwa telah tercukupi kebutuhan nutrisinya. Ibu mengatakan porsi makanan yang disajikan telah dimakan walaupun tidak habis 5. Mengingatkan dan menganjurkan kepada ibu untuk memberikan ASI nya sesuai dengan keinginan bayi dan kebutuhan ibu, jika tidak diberikan ASI setiap 2-3 jam sekali atau minimal setiap 4 jam sekali. Ibu mengerti 6. Menganjurkan kepada ibu untuk selalu mendekap bayinya agar tidak terjadi hipotermi dan menambah kelekatan ibu dan bayinya. Ibu selalu mendekap bayinya 7. Mengigatkan dan menanyakan kembali kepada ibu tentang cara perawatan luka perineum. Ibu mengatakan telah mencuci perineumnya dan sudah dikeringkan.
61
8. Mengajarkan dan menjelaskan kepada ibu cara perawatan tali pusat dan cara merawat bayi di rumah dengan mengharuskan ibu untuk membersihkan tali pusat dengan sabun kemudian dibersihkan dan dikeringkan setiap terkena air kencing atau pada waktu-waktu mandi, tali pusat tidak boleh diberi cairan atau ramuan tertentu cukup ditutup dengan kassa kering atau tidak dibungkus oleh apapun. Ibu mengerti dan merasa jelas
Asuhan ibu nifas 6 hari Tanggal : 31 Maret 2013 Pukul
: 09.00
I. Data Subjektif a. Ibu mengetakan tidak ada keluhan, ibu makan 3x sehari porsi sedang, minum 6-7 gelas sehari, tidak ada makanan yang dipantang b. Ibu mengatakan bayinya sudah menyusu dengan aktif dan ASI yang keluar sudah mulai banyak c. Ibu mengatakan BAK dan BAB sudah lancar kembali, BAK ± 5 kali sehari, BAB 1 kali sehatri. II. Data Objektif a. Keadaan umum Kesadaran
: Baik : Compos mentis
b. Tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg
S : 36,5 0 C
62
N : 82x/mnt
R : 20x/mnt
c. Pemeriksaan fisik 1. Mata
: Konjungtiva merah muda, sclera putih
2. Payudara
: Pengeluaran ASI mulai banyak, tidak bengkak dan
tidak
lecet 3. Abdomen
: TFU 2 jari diatas sympisys
4. Genital
: lochea sanguinolenta, normal tidak berbau
5. Perineum
: Tidak oedema dan tidak merah, luka jahitan sudah kering
6. Ekstremetas
: Oedema -/-, varices -/-
III. Analisa data P1A0 post partum 6 hari dengan keadaan baik IV. Penatalaksanaan 1. Menjelaskan kepada ibu tentang kondisi kesehatanya sekarang bahwa ibu dalam keadaan sehat. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan 2. Mengobservasi tanda-tanda vital, TFU dan perdarahan serta pengeluaran lochea. Hasil pemeriksaan dalam batas normal 3. Memastikan tidak adanya tanda-tanda bahaya masa nifas. Hasil pemeriksaan dan jawaban ibu tidak ada tanda-tanda bahaya . 4. Mengigatkan kembali kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas, dan menganjurkan ibu agar segera menghubungi jika mengalami tanda-tanda seperti : a). Kelelahan dan sulit tidur b). Demam
63
c). Nyeri atau panas pada saat buang air kecil d). Sakit kepala yang terus-menerus e). Nyeri pada daerah perut f). Perdarahan g). Keluar cairan vagina yang berbau h). Pembengkakan payudara, berwarna merah dan sakit, putting susu pecah-pecah atau terbelah i). Perasaan sedih j). Merasa kurang mampu dalam merawat bayinya k). Gangguan penglihatan (Rabun senja) Ibu mengerti dan akan segera kembali apabila ada tanda-tanda tersebut 5. Menyampaikan kepada ibu, bahwa KB yang aman untul ibu menyusui, yaitu IUD, Suntik 3 bulan, pil ibu menyusui karena tidak akan mengurangi ASI, dan menyampaikan juga kekurangan dan kelebihannya. Ibu mengerti dan memilih untuk menggunakan KB pil lagi. 6. Menganjurkan ibu untuk periksa 2 minggu lagi Ibu mengerti dan bersedia untuk kunjungan ulang
Asuhan Kebidanan Ibu Nifas 12 Hari Tanggal
: 6 April 2013
Pukul
: 10.00 Wib
Tempat : BPS Bd. “I”
64
I. Data Subjektif a. Ibu mengatakan sudah tidak ada yang dirasakan lagi, tidak ada kelainan dan tidak ada tanda-tanda bahaya, ibu cukup istirahat, tidak ada gangguan makan dan minum b. Ibu mengatakan dan memastikan kapan harus menggunakan alat kontrasepsi c. BAK dan BAB lancer, ASI banyak, ibu sudah tidak keluar darah lagi II. Data Objektif a. Keadaan umum Kesadaran
: Baik : Compos mentis
b. Tanda-tanda vital TD: 110/70 mmHg
S : 36,60 C
N : 81x/mnt
R :20x/mnt
c. Pemeriksaan fisik 1. Mata
: Konjungtiva merah muda, sclera putih
2. Payudara
: ASI keluar banyak, tidak bengkak dan tidak lecet
3. Abdomen
: TFU sudah tidak teraba
4. Genital
: lochea alba
5. Perineum
: Tidak oedema dan tidak merah, luka jahitan kering
6. Ekstremetas
: Oedema -/-, varices -/-
d. Pemeriksaan laboratorium HB : 11 gr %
65
III. Analisa data P3A0 post partum 12 hari dengan keadaan baik IV. Penatalaksanaan 1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan sehat. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan, dan ibu terlihat senang 2. Melakukan pemeriksaan kembali
mengenai kontraksi uterus, pengeluaran
pervaginam, dan proses involusi. TFU sudah tidak teraba, darah yang keluar sudah lochea alba, tidak ada demam dan tidak ditemukan tanda bahaya nifas 3. Memastikan ibu cukup nutrisi, cairan dan istirahat. Ibu mengatakan makan cukup, begitupun dengan istirahat 4. Mengingatkan kepada ibu apakah ibu tetap menjaga dan selalu merawat luka perineumnya. Ibu mengatakan selalu merawatnya dengan baik sesuai dengan yang dianjurkan dan luka jahitan tidak terjadi infeksi 5. Mengigatkan kembali cara menyusui yang benar dan memberikan ASI ekslusif serta perawatan payudara. Ibu mengatakan akan memberikan ASInya secara Ekslusif 6. Memberitahu kepada ibu, ibu boleh menggunakan alat kontrasepsi setelah bersih atau 40-42 hari setelah melahirkan. Ibu mengerti
D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Asuhan pada bayi baru lahir 2 jam Tanggal
: 25 Maret 2013
Tempat
: BPS “I”
66
Jam
: 06.00 Wib
I. Data Subjektif a. Identitas Bayi Nama
: By.Ny.F
Umur
: 2 jam
Tanggal/Jam lahir : 25 Maret 2013 Jenis kelamin
: Perempuan
Anak Ke
:3
b. Riwayat lingkungan Ibu mengatakan lingkungan sekitar rumah dalam keadaan baik, terhindar dari polusi udara, bising kendaraan, maupun limbah pabrik. Lingkungan yang ditempati terhindar dari faktor faktor yang menyebabkan terjangkitnya penyakit, tetapi di rumah ibu cahaya kurang masuk, sehingga menyebabkan ruamah menjadi lembab. c. Riwayat sosial Ibu mengatakan kehamilan ini merupakan kehamilan yang diinginkan d. Riwayat genetik ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada penyakit keturunan, tidak memiliki keturunan kembar e. Riwayat perinatal ibu mengatakan tidak ada masalah dalam kehamilan, ibu saat hamil tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan selain obat yang diberikan oleh bidan, usia kehamilan ibu cukup bulan, 39-40 minggu
67
f. Riwayat neonatal ibu mengatakan keadaan saat lahir baik, tidak ada penyulit, bayi lahir langsung menangis. II. Data objektif a. Keadaan umum
: Baik
b. Tanda-tanda vital Suhu
: 36,70C
Nadi
: 125x/mnt
Pernafasan
:48x/mnt
c. Pemeriksaan antropometri BB : 3100gr PB : 50 cm d. Pemeriksaan fisik 1. Kepala a). Bentuk
: Simetris
b). Caput Sucedaneum
: Tidak ada
c). Luka Kepala
: Tidak ada
d). Lingkar kepala
: 33 cm (fronto-occipitalis)
e). Kelainan
: Tidak ada
1. Mata a). Bentuk
: Simetris
b). Kotoran
: Tidak ada
c). Pendarahan
: Tidak ada
68
d). Pembengkakan
: Tidak ada
e). Reflek pupil
: Reaksi cahaya +/+
f). Konjungtiva
: Merah muda
g). Sclera
: Tidak terlihat kuning
h). Kelainan
: Tidak ada
3. Hidung a). Bentuk
: Simetris
b). Lubang hidung
: Ada
c). Pernafasan Cuping Hidung
: Tidak ada
d). Keluaran abnormal
: Tidak ada
e). Kelainan
: Tidak ada
4. Mulut a). Bentuk
: Simetris
b). Palatum
: Tidak ada celah
c). Sianosis
: Tidak ada
d). Refleks Rooting
: (+)
e). Refleks menelan
: (+)
5. Telinga a). Bentuk
: Simetris
b). Letak
: Sejajar dengan mata
c). Kelainan
: Tidak ada
6. Leher
69
a). Pembengkakan
: Tidak ada
b). Pergerakan
: Aktif
c). Kelainan
: Tidak ada
7. Dada a). Bentuk
: Simetris
b). Tarikan dinding dada
: Normal
c). Gerakan dada simetris
: Ya
d). Mur-mur
: Tidak ada
e). Wheezing
: Tidak ada
f). Kelainan
: Tidak ada
8. Perut a). Bentuk
: Simetris
b). Bising usus
: Normal
c). Pembengkakan hepar dan lien
: Tidak ada
d). Tali Pusat
: Normal,tidak ada perdarahan
9. Kulit a). Warna
: Kemerahan
b). Lanugo
: Sedikit
c). Perlukaan
: Tidak ada
d). Kelainan
: Tidak ada
10. Punggung a). Bentuk
: Simetris
70
b). Kelainan
: Tidak ada
11. Ekstremitas a). Atas
: Simetris
: Ya
Gerakan
: Aktif
Jumlah Jari
: Normal (10 jari)
Sianosis
: Tidak ada
Refleks grasping
: (+)
b). Bawah : Simetris
: Ya
Gerakan
: Aktif
Jumlah Jari
: 10
Sianosis
: Tidak ada
Refleks Babinsky
: (+)
12. genitalia a). Labia Mayora dan minora
: Ada
b). Introitus Vagina
: Ada
c). Lubang uretra
: Ada, bayi telah BAK
13. Anus. a). Lubang Anus
: Ada
b). Adanya Masa
: Tidak terdapat massa
c). Keadaan Feses
: Normal, warna hitam, bayi telah BAB
71
III. Analisa data Neonatus cukup bulan umur 2 jam sesuai masa kehamilan dengan keadaan baik IV. Penatalaksanaan 1. Menjaga dan mempertahankan kehangatan dengan cara : Mengeringkan tubuh bayi dan mengganti kain yang basah yang terkena air ketuban, memakaikan pakaian bayi, kontak dini dengan ibu sesegera mungkin. Pakaian bayi telah diganti, dan bayi didekap oleh ibunya 2. Menimbang berat badan bayi dan mengukur panjang badan bayi 3. Memberikan obat tetrasiklin salep mata 1% pada kedua belah mata bayi dan memberikan Vit K 1 mg secara IM dipaha kiri bayi. Salep mata dan vit K telah diberikan pada bayi 4. Memberikan penjelasan tentang perawatan bayi, tanda-tanda bahaya pada bayi seperti demam, panas,pernafasan cuping hidung, tali pusat memerah dan berbau. Dan jika ibu mendapatkan tanda-tanda tersebut harus segera menghubungi tenaga kesehatan. Ibu mengerti.
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir 6 Jam Tanggal
: 25 Maret 2013
Jam
: 10.00 Wib
I. Subjektif a). Ibu mengatakan bahwa bayinya sudah dapat menyusui dengan kuat b). Ibu mengatakan tidak mendapatkan tanda-tanda bahaya pada bayinya
72
II. Objektif a). Keadaan umum
: baik
b). Tanda-tanda vital BJA
: 130x/mnt
Respirasi : 52x/mnt Suhu c)
: 36,70 C
Mata
: tidak ikterik
c). Reflek hisap
: (+)
d). Menghisap ASI
: Baik/kuat
e). Keadaan tali pusat
: Bersih dan masuh basah
f). BAB/BAK
: +/+
I. Analisa data Neonatus cukup bulan umur 6 jam dengan keadaan baik II. Penatalaksanaan 1. Menganjurkan kepada ibu untuk selalu mendekap bayinya dan selalu mengganti popok bayinya ketika bayi BAK atau BAB. Ibu mengatakan akan melakukannya 2. Menasehati ibu agar menyusui bayinya secara aktif, membangunkan bayinya secara teratur setiap 2-3 jam, minimal 4 jam sekali, dan menganjurkan ibu untuk
73
menyendawakan bayinya setiap setelah menyusui. Ibu mengatakan akan melakukannya 3. Memandikan bayi dengan air hangat agar kebersihan tubuh bayi bisa terjaga. Bayi telah bersih dan menggunakan pakaian yang bersih dan kering serta memakaikan tutup kepala 4. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya secara rutin setiap jam 08.00 WIB sampai 08.30 WIB secara bertahap yaitu hari pertama selama 5 menit, hari kedua 10 menit, dan seterusnya setiap 15-20 menit. Ibu mengerti dan akan melaksanakannya 5. Jelaskan pada ibu untuk segera memeriksakan bayinya apabila mendapat tandatanda bahaya sebagai berikut: a). Suhu tubuh bayi panas atau seluruh tubuhnya terasa dingin b). Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan berbau busuk dan berdarah c). Pernafasan lebih cepat d). Tidak mau menyusu e). Bayi sangat kuning f). Sianosis sentral (lidah biru) Ibu mengerti dan merasa jelas
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 6 Hari Tanggal
: 31 Maret 2013
Jam
: 09. 00 Wib
74
I. Subjektif a). Ibu mengatakan bahwa bayinya mau dibangunkan untuk menetek b). Ibu mengatakan tidak ada tanda-tanda bahaya yang timbul pada bayi c). Ibu mengatakan tali pusatnya sudah terlepas II. Objektif a). Keadaan Umum Berat Badan
: Baik : 3000 gr
b). Tanda-tanda vital BJA
: 129x/mnt,reguler
Respirasi : 49x/mnt Suhu
: 36,50 C
c). Pemeriksaan fisik 1. Mata (sclera)
: Putih
2. warna kulit
: Seluruh tubuh kemerahan
3. Aktivitas
: Aktif
4. Menangis
: Kuat
5. Menghisap ASI
: Baik/kuat
6. Keadaan Tali Pusat
: Bersih dan sudah kering
7. Tanda Bahaya
: Tidak didapatkan
III. Analisa data Bayi Risna umur 6 hari dengan keadaan baik IV. Penatalaksanaan
75
1.
Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa keadaan bayi baik. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menganjurkan kepada ibu untuk membersihkan pusar bayinya setelah mandi, tanpa diberi alkohol, ataupun betadine. Ibu mengerti 3. Mengingatkan ibu untuk menyendawakan bayinya setiap selesai menyusui Ibu mengatakan telah melakukannya 4. Memberitahu ibu agar memberikan ASI selama 6 bulan tanpa makanan pendamping karena dalam ASI mengandung zat antibody yang berguna untuk pertahanan tubuh dari serangan penyakit. Ibu mengerti dan merasa jelas 5. Memberitahukan kepada ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya. Ibu mengerti
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 12 hari Tanggal
: 6 April 2013
Jam
: 10.00 WIB
I. Subjektif a). Ibu mengatakan bahwa bayinya menyusu dengan kuat dan sering b). Ibu mengatakan tidak ada tanda-tanda bahaya pada bayi II. Objektif 1. Keadaan umum Berat Badan
: Baik : 3300 gr
76
2. Tanda-tanda vital BJA
: 132x/mnt
Respirasi
: 49x/mnt
Suhu
: 36,70 C
2. Pemeriksaan fisik a). Mata (sclera)
: Putih, tidak kekuningan
b). warna kulit
: Seluruh tubuh kemerahan
c). Aktivitas
: Aktif
d). Menangis
: Kuat
e). Menghisap ASI
: Baik/kuat
f). Tanda Bahaya
: Tidak didapatkan
III. Analisa data Bayi Risna umur 12 Hari dengan keadaan baik IV. Penatalaksanaan 1. mengigatkan kembali ibu tentang cara menyusui, jadwal menyusui. Ibu telah melakukannya 2. Mengkaji ulang pengetahuan ibu mengenai tanda-tanda bahaya pada bayi,dan mengigatkan ibu untuk segera menghubungi bidan bila ada tanda-tanda bahaya. Ibu bisa menjelaskannya 3. Menjadwalkan untuk kunjungan imunisasi BCG pada tanggal 25 April 2013. Ibu mengerti dan akan datng ke BPS untuk Imunisasi 4. Mendokumentasikan hasil pengkajian.
BAB IV PEMBAHASAN KASUS
Asuhan kebidanan secara komprehensif dilakukan dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir sampai 1 minggu masa nifas. Penulis melakukan pengkajian pada waktu hamil sebanyak 1 kali yaitu pada kehamilan 39 minggu. Ibu melakukan pemeriksaan awal kehamilan pada trimester I sebanyak 2 kali, selama trimester II sebanyak 2 kali dan pada trimester III sebanyak 1 kali. A. Masa Antenatal Pemeriksaan kehamilan dilakukan pada tanggal 19 Maret 2013 di BPM I dilakukan pemeriksaan fisik. Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan hasilnya ibu mempunyai keluhan ketidaknyamanan pada kehamilan yaitu sakit pinggang. Ny L diberi konseling mengenai ketidaknyamanan tersebut dan memberitahukan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut. Sakit pinggang bagian belakang bisa disebabkan oleh peningkatan hormon, pengaruh gravitasi karena perut yang semakin membesar, dan berat badan bertambah, dapat diatasi dengan menggunakan posisi tubuh yang baik, menggunakan bra yang menopang dengan ukuran yang tepat, gunakan kasur yang keras, gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung.
77
78
B. Masa Intranatal Kala I Jam 03.00 WIB ibu datang ke BPM, mengatakan mules-mules dari jam 01.00 WIB, disertai keluar lendir bercampur darah serta keluar sedikit air dari jalan lahir. Gerakan janin masih dirasakan ibu. Setelah dilakukan pemeriksaan diketahui TFU ibu 33 cm, Leopold 1 : bokong, Leopold 2 : punggung disebelah kanan ibu, bagian kecil disebelah kiri ibu, Leopold 3 : kepala. Dilakukan pemeriksaan dalam, pembukaan 7 cm. Berdasarkan kasus di atas, asuhan bersalin pada Ny L berlangsung normal, ibu diobservasi dari fase aktif sampai pembukaan lengkap. Keluhan seperti mules, keluar lendir bercampur darah itu merupakan tanda-tanda persalinan dan hal itu fisiologis.
Kala II Jam 03.45 WIB Ibu mengatakan mules yang semakin sering dan kuat, ada rasa ingin meneran seperti ingin BAB yang tidak bisa ditahan setiap ada his. Dilakukan pemerikasaan dalam, pembukaan 10 cm (lengkap). Bayi lahir spontan pukul 04.00 WIB, jenis kelamin perempuan, tonus otot kuat,aktif,kulit kemerahan. Berdasarkan kasus di atas, asuhan pada kala II berlangsung normal, adapun lama kala II berlangsung selama 15 menit seperti kutipan dalam Buku Acuan APN 2008 bahwa lama kala II pada multigravida 30 menit, walaupun ada kesenjangan antara teori dan praktek tetapi tidak ada penyulit pada kala II seperti tejadi distosia yang
79
bisa dikarenakan his, jalan lahir atau janinnya sendiri. Tidak ada pula lilitan tali pusat. Pada APN 2008 dijelaskan bahwa setelah bayi lahir bayi harus segera melakukan inisiasi menyusu dini, penulis melakukannya karena bayi sudah menangis kuat setelah dilakukan langkah awal resusitasi yaitu menghisap lendir bayi, mengeringkan bayi, dan melakukan rangsangan taktil pada bayi, BB : 3100 gr dan panjang 51 cm, keadaan bayi baik.
Kala III Jam 04.00 WIB ibu mengatakan sedikit mules dan merasa kelelahan, tetapi bahagia atas kelahiran bayinya. TFU sepusat, perdarahan normal ± 100cc, laserasi derajat 1 (mukosa), menginjeksi oksitosin 10 iu secara IM pada paha kanan ibu, plasenta lahir lengkap pukul 04.10 WIB. Berdasarkan kasus diatas, Kala III berlangsung 10 menit sesuai dengan pendapat Hanifa 2005 menyatakan bahwa plasenta lepas 6-15 menit setelah bayi lahir,. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Saifuddin 2002, yaitu tidak lebih dari 30 menit.
Kala IV Jam 04.00 WIB, Ibu mengatakan merasa lelah tetapi lega, adanya rasa sedikit mules dan perabaan atas symphisis terasa adanya bulatan yang keras. TTV dalam batas normal, TFU 2 jari di bawah pusat. Oservasi 2 jam postpartum dalam keadaan normal.
80
Berdasarkan kasus di atas. Setelah plasenta lahir perdarahan normal dan kontraksi uterus baik. TFU 2 jari dibawah pusat dan hal tersebut normal sesuai dengan pernyataan varney 2004 yang menyebutkan bahwa setelah kelahiran plasenta, uterus secara normal ditemukan berada pada garis tengah dari abdomen kira-kira dua pertiga atau tiga perempat antara symphysis pubis dan umbilicus. Uterus harus kokoh atau keras terhadap sentuhan karena uterus yang lembut adalah hipotonik dan tidak berkontraksi sebagaimana seharusnya.
C. Masa Postnatal Pada saat nifas ibu mengalami luka jalan lahir derajat 1 dan telah dijahit.setelah placenta lahir lengkap tinggi fundus uteri 1 jari dibawah pusat, pada saat pemeriksaan menyarankan ibu untuk control jahitan selama 3 hari kemudian ternyata ibu tidak datang dikarenakan ibu masih merasakan linu dan nyeri pada jahitannya yang mengakibatkan ibu merasa malas untuk berpergian.Oleh karena itu saat melakukan kujungan ibu mengeluh masih merasakan linu dan nyeri, tetapi tidak terjadi subinvolusi pada kunjungan rumah hari ke enam lochea berwarna merah, hari ke dua belas lochea berwarna kekuningan dan fundus uteri sudah tidak teraba. 1.
Asuhan pada ibu nifas 2 jam : ibu mengatakan tidak ada keluhan, dan dari hasil pemeriksaan yang dilakukan ibu tidak ada komplikasi yang membahayakan kondisi ibu.
81
2.
Asuhan pada ibu nifas 6 jam : ibu mengatakan tidak ada keluhan, dan dari hasil pemeriksaan yang dilakukan ibu tidak ada komplikasi yang membahayakan kondisi ibu.
3.
Asuhan pada ibu nifas 6 hari : ibu mengatakan tidak ada keluhan, dan dari hasil pemeriksaan yang dilakukan ibu tidak ada komplikasi yang membahayakan kondisi ibu.
4.
Asuhan pada ibu nifas 12 hari : ibu mengatakan tidak ada keluhan, dan dari hasil pemeriksaan yang dilakukan ibu tidak ada komplikasi
yang
membahayakan kondisi ibu. Rencananya ibu akan menggunakan suntik KB 3 bulan, tetapi ibu dasarankan untuk menggunakan KB jangka panjang seperti IUD, karena lebih efektif untuk mencegah kehamilan serta penyulit tidak terlalu berat, sesuai dengan yang diungkapkan dr.Ida Ayu, tetapi ibu tetap menginginkan KB suntik 3 bulan.
D. Bayi Baru Lahir Keadaan bayi normal, pada saat lahir bayi langsung menangis. Pemberian vitamin K dan salep mata langsung saat kala IV. Pemberian imunisasi HBO dilakukan pada 6 Jam setelah dilahirkan dan saat dimandikan. Tidak terdapat tanda-tanda bahaya pada bayi, tetapi terdapat trauma pada kepala karena ibu terus-terus mengedan ketika belum di pimpin. Kepala bayi terdapat caput succedaneum. Tidak terjadi perdarahan dan infeksi pada tali pusat, tali pusat lepas pada hari ke 5 setelah lahir. Bayi menyusu pada ibunya kurang lebih 3-4 kali per hari lamanya
82
kurang lebih 5 menit.Lalu diberi tambahan oleh susu formula sebanyak 5-6 kali, warna feses bayi kuning. Bayi baru lahir ini dipantau sangat ketat karena ketuban rembes yang takutnya bayi keracunan ketuban walaupun air ketubannya jernih, infeksi bisa terjadi lewat apa saja. 1.
Asuhan pada bayi baru lahir 2 jam : dari hasil pemeriksaan yang dilakukan tidak ditemukan adanya komplikasi pada bayi Ny. L.
2.
Asuhan pada bayi baru lahir 6 jam : dari hasil pemeriksaan yang dilakukan tidak ditemukan adanya komplikasi pada bayi Ny. L.
3.
Asuhan pada bayi baru lahir 6 hari : dari hasil pemeriksaan yang dilakukan tidak ditemukan adanya komplikasi pada bayi Ny. L.
4.
Asuhan pada bayi baru lahir 12 hari : ibu mengatakan tidak ada penyulit dalam merawat bayinya, dan dari hasil pemeriksaan yang dilakukan tidak ada komplikasi
yang
membahayakan
pada
kondisi
bayi
Ny.
L.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Setelah melakukan Praktik Klinik Kebidanan III (PKK III) dalam menerapkan keterampilan asuhan kebidanan. Sesuai dengan kurikulum Program D-III Kebidanan di BPM I yang dilaksanakan pada tanggal 11 Maret - 4 Mei 2013 mahasiswa mampu mencapai keterampilan yang diberikan oleh Institusi Pendidikan serta adanya PKK III ini
mahasiswa lebih banyak
mendapatkan pengalaman dan menambah wawasan pengetahuan dalam melaksanakan asuhan kebidanan, dengan cara menerapkan teori-teori yang sudah didapat dibangku kuliah. Maka penulis dapat mengambil kesimpulan, yaitu : 1. Asuhan kebidanan pada masa Antenatal Keadaan ibu pada waktu hamil tidak ditemukan masalah kegawatdaruratan, hanya terdapat keluhan sakit pinggang yang telah teratasi dengan konseling.
83
84
2. Asuhan kebidanan pada masa Persalinan Keadaan ibu pada waktu bersalin baik, dan tidak ditemukan masalah, proses pesalinan berjalan lancar. 3. Asuhan kebidanan pada masa Nifas Asuhan kebidanan postpartum pada Ny. L , pemeriksaan dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu dari 2 jam, 6 jam, 6 hari, 12 hari. Dan tidak ditemukan adanya komplikasi. 4. Asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir Asuhan yang diberikan pada By Ny. L telah sesuai dengan standar asuhan kebidanan, dan tidak ditemukan adanya komplikasi yang serius pada By Ny.L. 5. Pendokumentasian Pendokumentasian dilakukan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. B. Saran 1.
Saran Bagi Lahan Praktik Pelayanan sangat bagus sesuai dengan standar pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan dalam memberikan asuhan segera pada bayi baru lahir sesuai dengan keadaan dan kebutuhan ibu.
85
2.
Saran Bagi Mahasiswa Harus lebih aktif dan bisa membawa diri didalam lingkungan yang baru di tempat praktik klinik kebidanan dan harus bisa menerapkan ilmu pengetahuan yang didapatkan di kampus dengan di lahan praktik.
DAFTAR PUSTAKA
Bari Saifuddin, Abdul. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharohardjo, 2009
Depkes RI.2007. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR. Manuaba, Ida Bagus Gde.2008. Ilmu Kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta : EGC. Mochtar, Rustam. 2008. Synopsis Obstetri. Jakarta : EGC Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sulaiman, 2007. Obstetric Fisiologis Universitas Padjajaran Bandung.Eleman
Sulistyawati, Ari. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika, 2009.
Widyastuti, Yani dkk. Perwatan Ibu Besalin. Yogyakarta : Fitramaya, 2009. Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YPB – SP.