DISERTASI
ASPEK STILISTIKA DALAM TEKS SRIMAD BHAGAVATAM: KAJIAN TERJEMAHAN DARI BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA
NI KETUT DEWI YULIANTI
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016
DISERTASI
ASPEK STILISTIKA DALAM TEKS SRIMAD BHAGAVATAM: KAJIAN TERJEMAHAN DARI BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA
NI KETUT DEWI YULIANTI NIM 1290171004
PROGRAM DOKTOR PROGRAM STUDI LINGUISTIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016
ASPEK STILISTIKA DALAM TEKS SRIMAD BHAGAVATAM: KAJIAN TERJEMAHAN DARI BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA
Disertasi untuk Memperoleh Gelar Doktor pada Program Doktor, Program Studi Linguistik Program Pascasarjana Universitas Udayana
NI KETUT DEWI YULIANTI NIM 1290171004
PROGRAM DOKTOR PROGRAM STUDI LINGUISTIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016
ii
iii
Disertasi ini telah dinilai pada Ujian Terbuka Tanggal 16 Agustus 2016
Panitia Penguji Disertasi Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No:2923/UN.14.4/HK/2016 Tanggal 28 Juni 2016
Susunan Panitia Penilai Disertasi Program Doktor (S-3) Linguistik Program Pascasarjana Universitas Udayana
Ketua
: Prof. Dr. I Nengah Sudipa, M.A.
Anggota
: Prof. Dr. I Wayan Pastika, M.S. (Promotor) Prof. Dr. Drs. Ketut Artawa, M.A. (Kopromotor I) Prof. Dr. Drs. I.B. Putra Yadnya, M.A. (Kopromotor II) Prof. Drs. I Made Suastra, Ph.D. Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A. Prof. Drs. I Dewa Komang Tantra, MSc.,Ph.D Dr. Ida Ayu Made Purspani, M.Hum.
iv
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Rasa syukur dan terima kasih yang sangat mendalam penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan anugrah-Nya penulisan disertasi berjudul “Aspek Stilistika dalam Teks Srimad Bhagavatam: Kajian Terjemahan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia” ini dapat diselesaikan dengan baik. Segala kendala dan kesulitan dapat dilalui dengan kesabaran dan ketabahan, karena penulis yakin kendala dan kesulitan tersebut juga adalah karunia dalam hidup. Proses yang penuh dinamika dalam penyusunan disertasi ini dimulai dari pemilihan judul, penyusunan proposal, pengumpulan data, penelitian, bimbingan berkali-kali, presentasi penelitian sampai pada tahap ujian, baik ujian kualifikasi maupun ujian proposal, semuanya dapat dilalui dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari motivasi dan doa dari keluarga, institusi, serta berbagai pihak sehingga tulisan ini dapat diselesaikan dengan baik walaupun tentunya tidak luput dari kekurangan. Atas segala dukungan dan doa untuk penulisan disertasi ini, peneliti menyampaikan terima kasih dengan tulus kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Ucapan terima kasih disampaikan pada pihak-pihak berikut ini. Prof. Dr. I Wayan Pastika, M.S. sebagai Promotor, Prof. Drs. Ketut Artawa, M.A., PhD. sebagai Kopromotor I, Prof. Dr. Drs. I.B. Putra Yadnya, M.A., sebagai Kopromotor II yang dengan tulus,
vi
tekun, dan penuh kesabaran
memberikan bimbingan serta ide-ide, pengetahuan, serta dukungan semangat dalam penyempurnaan dan penyelesaian tulisan ini. Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD KEMD, selaku Rektor Universitas Udayana yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan pada Program Doktor Linguistik Program Pascasarjana Universitas Udayana. Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S(K), selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Asisten Direktur I, Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A., Asisten Direktur II, Prof. Made Sudiana Mahendra, PhD., atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa dan menyelesaikan pendidikan pada Program Doktor (S-3) Linguistik, Program Pascasarjana, Universitas Udayana. Penulis juga menghaturkan terima kasih kepada Prof. Dr. I Nengah Sudipa, M.A., beserta Ibu Dr. Made Sri Satyawati, M.Hum., selaku Ketua dan Sekretaris Program Doktor Linguistik, Program Pascasarjana Universitas Udayana, dan Prof. Dr. Drs Ida Bagus Putra Yadnya, M.A selaku Pembimbing Akademik Penulis, yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan, baik secara formal maupun informal. Para Penguji: Prof. Dr. I Wayan Pastika, M.S., Prof. Dr. Ketut Artawa, M.A., Prof. Dr. Drs. I. B. Putra Yadnya, M.A., Prof. Dr. I Nengah Sudipa, M.A. (anggota), Prof. Drs. I Made Suastra, Ph.D., (anggota), Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A. (anggota), Prof. Drs. I Dewa Komang Tantra, MSc.,Ph.D. (anggota), Dr. Ida Ayu Made Puspani, M.Hum. (anggota), yang telah memberi masukan berharga dan mengkritisi dengan bijaksana serta sabar tulisan ini.
vii
Seluruh staf pengajar pada Program Doktor Linguistik Universitas Udayana: Prof. Dr. Aron Meko Mbete., Prof. Dr. I Gusti Made Sutjaya, M.A., Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A., Prof. Dr. Drs. Ida Bagus Putra Yadnya, M.A., Prof. Drs. I Made Suastra, Ph.D., Prof. Dr. I Nengah Sudipa, M.A., Prof. Dr. I Wayan Simpen, M.Hum., Prof. Dr. I Ketut Riana, S.U., Prof. Dr. I Wayan Pastika, M.S., Prof. Dr. Nyoman Suparwa, M.Hum., Dr. Ni Made Dhanawaty, M.S., Dr. A.A. Putu Putra, M.Hum., Prof. Dewa Komang Tantra, M.Sc.,Ph.D., Prof. Dr. I Ketut Darma Laksana, M.Hum., dan Dr. I Nyoman Sedeng, M.Hum., yang telah banyak memberikan pelajaran berharga baik secara formal maupun secara informal. Ucapan terima kasih yang sangat khusus penulis haturkan bagi Bapak Prof. Drs. Ketut Artawa, M.A., Ph.D. yang telah memberikan ide tentang kemasan gramatikal dengan kajian metafungsi bahasa
(Functional Grammar) dalam
analisis penelitian disertasi ini, serta dengan sabar mengajarkan teori yang dikemukakan oleh Halliday ini kepada penulis. Demikian pula ungkapan terima kasih yang tulus penulis haturkan bagi seluruh staf administrasi, I Nyoman Sadra, S.S., Ida Bagus Suanda, I.G.A Putu Supadmini., Komang Tiani, SE., I Ketut Ebuh, S.Sos., dan para pustakawan di Perpustakaan Linguistik atas bantuan mereka yang tulus untuk memudahkan penyelesaian studi penulis. Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar beserta Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, Wakil Rektor III, Wakil Rektor IV, Dekan Fakultas Seni Pertunjukan, Kaprodi Karawitan, Ayu Rahmawati, S.S. (staf UPT. Lab Bahasa ISI Denpasar), serta seluruh civitas akademika yang sudah memberi dukungan dan motivasi yang tidak
viii
pernah putus, dan juga ijin serta kesempatan untuk menempuh studi dan menyelesaikan tulisan ini. Rektor ISBI Tanah Papua Prof. Dr. I Wayan Rai S.,M.A. beserta Ibu Dr. I Gst Ayu Serinatih, S.ST. M.Si., dan Prof. Dr. I Wayan P.Windia, S.H., M.Si. atas motivasi dan dukungan doanya yang tak berkesudahan untuk penyelesaian disertasi ini. Prof. Dr. I Wayan Simpen, M.Hum. atas kesediaannya menyelaraskan bahasa tulisan ini serta memberikan pemahaman dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Drs. I Nyoman Gede Adi, I Ketut Suyadnya, S.H., Drg. Pande Nyoman Puspaninghyun, M.For., Dr. I Putu Wira Putra, Dr. Ni Ketut Putri Ariani, Sp.KJ., Drs. I Nengah Suardhana, M.Pd., Dr. Desak Putu Eka Pratiwi, S.S., M.Hum., I Gst Agung Sri Rwa Jayantini, S.S., M.Hum., Dr. Agus Darmayoga, S.S.,M.Hum., Dr. Ni Made Erfiani, S.S.,M.Hum., dan Dr. A.A. Kade Sri Yudari, M.Si. atas kesediaannya mengulurkan tangan kepada penulis dalam penyelesaian disertasi ini. Untuk keluarga tercinta, I Putu Suartama (ayahanda tercinta) dan Ni Putu Suatri (ibunda terkasih) yang tidak pernah henti berdoa untuk penulis, serta selalu mengingatkan penulis untuk selalu menjaga kesehatan, menasehati dengan sabar, memberi tuntunan,
dukungan moral dan finansial, disertasi ini penulis
persembahkan dengan sepenuh hati. Demikian juga untuk kakak-kakak tercinta Ni Putu Ayu Erawati dan I Kadek Dedy Kusumajaya,S.E., adik tersayang I Putu
ix
Agus Anuarta yang selalu memberi dukungan penuh dan perhatian dalam penulisan ini. Permata hati, my oxygen, yang selalu memberi inspirasi dan menjadi kekuatan bagi penulis, mereka adalah I Gusti Ayu P. Jesika Sita Devi N., putri tercinta dan I Gusti Bagus Krisma Surya Deva N., putra terkasih, atas segala cinta, kasih sayang, doa, serta perhatian yang selalu tercurah untuk penulis, yang dengan tulus dan penuh kesabaran mengulurkan tangan untuk membantu menyelesaikan tulisan ini. Curahan kasih dan cinta mereka yang tulus adalah modal utama penyelesaian disertasi ini. Untuk itu, dengan ketulusan cinta dan ucapan terima kasih yang tulus, disertasi ini kiranya dapat menjadi hadiah terindah bagi mereka dan dapat memberi inspirasi untuk terus belajar agar tetap menjadi pribadi yang humble. Akhir kata, semoga tulisan ini berguna dan dapat memberikan hikmat kepada masyarakat terutama di bidang linguistik. Tak ada gading yang tak retak. Masih terdapat beberapa kekurangan dalam penulisan disertasi ini yang mesti diperbaiki. Untuk itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaannya.
Denpasar, 1 Juli 2016 Penulis Ni Ketut Dewi Yulianti
x
ABSTRAK
ASPEK STILISTIKA DALAM TEKS SRIMAD BHAGAVATAM: KAJIAN TERJEMAHAN DARI BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA Penelitian ini merupakan penelitian terjemahan deskriptif yang berfokus pada tipe-tipe majas sebagai aspek stilistika yang digunakan dalam Srimad Bhagavatam dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini bertolak dari paradigma penerjemahan Srimad Bhagavatam sebagai produk dan menggunakan tema teks dalam menganalisis majas dalam teks BS dan terjemahannya dalam teks BT karena tema merupakan motivating force dari penggunaan majas. Memahami tema akan mengarah pada pemahaman majas yang digunakan dalam teks karena penggunaan majas tersebut dimotivasi oleh tema teks. Selain analisis majas yang digunakan dalam Srimad Bhagavatam, penelitian ini juga berfokus pada kemasan gramatikal dari kalimat-kalimat yang mengandung majas melalui analisis metafungsi bahasa, yaitu metafungsi tekstual, ideasional, dan metafungsi interpersonal. Dalam hal metafungsi tekstual, kalimatkalimat bermajas dianalisis dari Theme dan Rheme (Klausa sebagai pesan) , dalam hal metafungsi ideasional, kalimat-kalimat bermajas tersebut dianalisis berdasarkan proses, partisipan, dan sirkumstansi (Klausa sebagai representasi), dan dalam hal metafungsi interpersonal, kalimat-kalumat tersebut dianalisis dari mood kalimat tersebut (Klausa sebagai pertukaran). Penelitian ini adalah penelitian pustaka. Metode yang diterapkan dalam mengumpulkan data adalah metode observasi, yaitu dengan membaca secara seksama teks yang dikaji dengan melihat kalimat-kalimat yang mengandung majas. Teknik pengumpulan datanya adalah teknik qualitatif, yaitu dengan menentukan dan menjelaskan makna dari majas berdasarkan relevansinya dengan tema teks. Langkah kedua difokuskan pada strategi, metode, dan ideologi yang dianut penerjemah dalam menerjemahkan majas-majas tersebut. Untuk melihat makna dari kalimat bermajas, analisis kemasan gramatikalnya dilakukan melalui analisis metafungsi bahasa, yaitu metafungsi tekstual, ideasional, dan interpersonal. Dari hasil analisis, ditemukan tiga belas jenis majas dalam penelitian ini, yaitu alegori, antithesis, hiperbola, idiom, interupsi, metafora, paradoks, personifikasi, pleonasme, repetisi, sarkasme, simile, dan sinisme. Dari semua majas tersebut, majas sinisme yang paling banyak digunakan pada teks. Kemasan gramatikal kalimat yang mengandung majas yang dianalisis berdasarkan teori metafungsi bahasa, khususnya transitivitas yang digagas oleh Halliday menunjukkan bahwa proses relasional mendominasi teks yang dikaji. Penelitian ini menunjukkan bahwa strategi penerjemahan majas yang paling banyak diterapkan adalah dengan mengganti majas BS dengan majas BT. Ideologi yang dianut penerjemah adalah domestikasi dengan menerapkan metode literal translation pada 1 kalimat bermajas, adaptation pada 4 kalimat bermajas, free
xi
translation pada 1 kalimat bermajas, dan communicative translation pada 64 kalimat bermajas. Di samping itu, dalam hal transitivitas, terdapat 48 proses relasional, 41 proses material , 11 proses mental, 2 proses eksistensial, dan 1 proses verbal ditemukan dalam penelitian ini. Kata kunci: stilistika, penerjemahan, kemasan gramatikal, Srimad Bhagavatam
xii
ABSTRACT
STYLISTIC ASPECTS IN SRIMAD BHAGAVATAM: A STUDY ON ENGLISH-INDONESIAN TRANSLATION This is a descriptive translation study focusing on the types of English figurative expressions as the aspect of stylistics used in Srimad Bhagavatam translated into Indonesian. This study departed from the paradigm of Srimad Bhagavatam translation as product and use the theme of the text to analyze the figure of speech in the source language and its translation in the target language text because the theme is the motivating force in the use of figure of speech. Understanding the theme will lead to the understanding of the figure of speech used in the text for the use of the figure of speech is motivated by the theme of the text In addition to the analysis of figure of speech used in the Srimad Bhagavatam, the study also focuses on the packaging of grammatical sentences that contain a figure of speech through analysis of language metafunction (textual, ideational, and interpersonal metafunction). In terms of textual metafunction, the sentences are analyzed from the Theme and Rheme (Clause as message), in terms of ideational meta-function, the sentences are analyzed based on the process, participant, and the circumstances (Clause as representation), and in terms of interpersonal metafunction, they are analyzed from their Mood (Clause as exchange). This study was conducted through a library research. The method adopted for collecting the data was observation by reading closely the texts under study. The technique of analyzing the data in this study was the qualitative, in which the meaning of the figurative expressions was determined and described explicitly based on its relevance to the theme of the text. The second step of the analysis was focused on seeing the strategy, method, and ideology adopted in translating the figurative expressions. The analysis of the grammar packaging of the sentences that contain figurative expressions was done through the analysis of language metafunction, namely textual, ideational, and interpersonal metafunction in order to see the meaning. There are thirteen types of figurative expression found in this research, namely allegory, antithesis, hyperbole, idiom, interruption, metaphor, paradox, personification, pleonasm, repetition, sarcasm, simile, and cynicism. From those figurative expressions, cynicism is the most frequent used in the text. The grammar packaging of the sentences contain figure of speech which are analyzed based on language metafunction theory, especially transitivity proposed by Halliday to show that relational process (process of being) dominates the text under study. This study shows that the mostly applied strategy in translating figurative expressions is replacing the figurative expression of the SL with a figurative expression in the TL. The ideology adopted by the translator is domestication by
xiii
applying literal translation method in 1 sentence, adaptation in 4 sentences, free translation in 1 sentence, and communicative translation in 64 sentences. Besides, in term of transitivity, there are 48 relational process, 41 material process, 11 mental process, 2 existential process, and 1 verbal process found in this study. Keywords: figurative expression, stylistics, translation, grammatical packaging, Srimad Bhagavatam
xiv
RINGKASAN
ASPEK STILISTIKA DALAM TEKS SRIMAD BHAGAVATAM: KAJIAN TERJEMAHAN DARI BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Majas yang merupakan bagian dari gaya bahasa memainkan peranan penting dalam penerjemahan, bahwa majas dimaksudkan untuk mengeksplorasi bahasa atau secara khusus menguraikan kreativitas penggunaan bahasa. Majas dapat memperkaya pandangan tentang bahasa karena majas memberikan aspek keindahan dalam penggunaan bahasa. Penggunaan majas dalam teks religi Srimad Bhagavatam juga dimaksudkan untuk tujuan yang sama, yaitu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat teks semakin indah. Beranjak dari pemaparan di atas, maka kajian tipe-tipe majas dalam penerjemahan teks menjadi sebuah kajian yang sangat menarik. Teks berbahasa Inggris yang menjadi sumber data penelitian ini menjelaskan tentang keberadaan dan karakteristik sang jiwa khususnya mengenai kehidupan manusia yang sesungguhnya dimaksudkan untuk mengerti Tuhan, hubungan makhluk hidup dengan Tuhan, dan kegiatan dalam pelayanan kepada Tuhan. Dengan demikian, kajian terhadap teks ini merupakan sebuah kebutuhan dalam upaya membantu keberhasilan pendidikan nasional di Indonesia. Srimad Bhagavatam merupakan sumber tertinggi pengetahuan dan sekaligus sastra tertinggi, yang menguraikan hubungan penyembah murni Tuhan dengan kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, sehingga tidak diragukan lagi pilihan kata (diksi) dalam kitab ini merupakan katakata yang sangat tinggi tingkat keindahan bahasanya. Teks Srimad Bhagavatam juga mengandung berbagai simbol-simbol untuk menjelaskan hal-hal yang bersifat spiritual. Simbol-simbol ini sangat tepat dikaji dengan menggunakan teori gaya bahasa. Gaya bahasa yang diungkapakan ke dalam berbagai tipe majas dalam teks religi dengan realita bahwa kehidupan dunia material adalah pantulan terbalik dari kehidupan dunia rohani, segala sesuatu yang ada di dunia material sifatnya bertentangan dengan yang ada di dunia rohani, sehingga segala sesuatu yang ada di dunia material menjadi sinisme dari pandangan dunia rohani, yang berdampak pada penerapan lebih banyak majas sinisme pada teks ini. Kemudian untuk menentukan makna yang terkandung di dalam strukturstruktur kalimat bermajas, teori functional grammar (tata bahasa fungsional) sangat tepat digunakan karena tata bahasa ini melihat suatu bahasa sebagai sumber yang memberikan makna dan mendeskripsikannya dalam penggunaan yang nyata dan lebih berfokus pada teks dan konteks. Untuk mencari tahu makna di balik struktur bahasa, Halliday (2014) merealisasikannya melalui tiga sistem metafungsi, yaitu makna ideasional, interpersonal, dan tekstual.
xv
Makna yang terkandung dalam struktur bahasa teks kajian dalam penelitian ini tentu memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan tema teks yaitu tentang keberadaan dan karakteristik sang jiwa yang terperangkap dalam badan. Struktur bahasa yang menjelaskan tentang sebuah keberadaan akan direalisasikan ke dalam transitivitas dengan jenis proses yang paling dominan yaitu proses relasional (relational process). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, ada empat masalah pokok yang dipecahkan dalam penelitian ini. Keempat masalah pokok tersebut adalah sebagai berikut. (1) Bagaimanakah teks majas sebagai aspek stilistika diterapkan dalam teks Srimad Bhagavatam berbahasa Inggris dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia? (2) Bagaimanakah kemasan gramatikal khususnya kalimat bermajas sebagai aspek stilistika yang terdapat dalam teks Srimad Bhagavatam dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia? (3) Strategi penerjemahan majas apakah yang diterapkan dalam menerjemahkan majas yang terdapat dalam teks Srimad Bhagavatam? (4) Metode dan ideologi penerjemahan apakah yang diterapkan dalam menerjemahkan majas yang terdapat dalam teks Srimad Bhagavatam? 1.3 Tujuan Penelitian Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk meneliti penerjemahan majas sebagai aspek stilistika yang terdapat dalam teks Srimad Bhagavatam berbahasa Inggris, dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tipe-tipe majas sebagai aspek stilistika dalam teks Srimad Bhagavatam berbahasa Inggris serta terjemahannya dalam bahasa Indonesia, mengidentifikasi kemasan gramatikal kalimat bermajas sebagai aspek stilistika teks Srimad Bhagavatam dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia, mengidentifikasi strategi yang diadopsi dalam penerjemahan majas teks Srimad Bhagavatam dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, dan untuk mendiskripsikan metode dan ideologi penerjemahan yang digunakan dalam penerjemahan majas pada teks Srimad Bhagavatam dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini bermanfaat dalam mengembangkan model kajian terjemahan aspek stilistika bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, khususnya majas dan kemasan gramatikal, yang sarat akan muatan budaya religi, memperkaya teori penerjemahan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, khususnya yang menyangkut strategi penerjemahan majas, metode penerjemahan serta ideologi penerjemahan aspek stilistika, dan memperkuat argumen bahwa sistem kepercayaan dan sistem nilai yang dianut oleh penerjemah dan pembaca sasaran akan berpengaruh pada metode penerjemahan dan ideologi penerjemahan yang digunakan serta kualitas penerjemahan yang dihasilkan.
xvi
2. Kajian Pustaka, Konsep dan Landasan Teori Penelitian ini berorientasi pada fungsi dan produk. Untuk itu, penelitianpenelitain yang mengarah pada fungsi, produk, dan proses yang sudah pernah dilakukan perlu dibahas, yaitu penelitian Soemarno (1988) , Kiraly (1995), Putra Yadnya (2004), Dewi Yulianti (2005), Kurniawati (2006), Nababan (2007), Silalahi (2009), Al-Ma‟ruf (2009), Brata (2010), Swandana (2011), Kadhim (2013), Elewa (2014). Sejumlah konsep yang gayut dengan penelitian ini adalah konsep tentang: penerjemahan, penerjemahan stilistik, padanan, stilistika, majas, dan metafungsi bahasa. Zabalbeascoa (2000) menyatakan bahwa sebagai proses, istilah penerjemahan dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Secara sempit, proses penerjemahan, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, adalah proses mental, yang pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan yang berlangsung dalam otak penerjemah dan rangkaian kegiatan tersebut dilakukan dengan cara sengaja untuk menghasilkan sesuatu. Catford (1965:20) menggunakan istilah”the replacement of textual material in one language”, sedangkan Newmark (1988) menggunakan “rendering the meaning of a text”. Padanan merupakan masalah pokok dalam penerjemahan. Suatu teks, misalnya, akan disebut sebagai terjemahan yang baik jika terjemahan tersebut sepadan dengan teks BS. Penerjemahan stilistik adalah penerjemahan yang mempertimbangkan aspek gaya bahasa sehingga bahasa itu memiliki kekhasan. Penerjemahan stilistik adalah pemindahan atau reproduksi suatu pesan dari BS ke dalam BT dengan padanan terdekatnya, dengan ukuran kesepadanan makna atau kandungan isi, dan yang utama adalah kesepadanan gaya bahasanya (Nida, 1982; Simpson, 2004). Majas adalah jenis gaya bahasa yang merupakan cara untuk mengungkapkan pikiran melalui bahasa supaya bahasa terlihat indah dan imajinatif. Metafungsi bahasa adalah tiga sistem metafungsi yang terdiri dari metafungsi ideasional, interpersonal, dan tekstual, yang merupakan fungsi bahasa realisasi dari tata bahasa fungsional Halliday (2014). Disertasi ini merupakan penelitian dengan kajian terjemahan. Teori penerjemahan yang digunakan adalah teori Padanan Dinamis (Nida, 1982:23), dan teori Pergeseran (Shift) pada Tataran dan Kategori (Catford, 2000). Karena kajian utama penelitian ini adalah penerjemahan majas, maka teori tentang penerjemahan majas stilistik juga diperlukan dalam analisis. Teori yang dikemukakan oleh Simpson (2004), Holman(1992), Halliday (1985), Martinich (1996), McArthur (1992), Larson (1998), Setyana (1999), Keraf (2002), serta Waridah (2014) tentang majas digunakan dalam análisis untuk menganalisis majas sebagai aspek stilistika dalam teks. Teori functional grammar Halliday (1985, 2014) juga diterapkan dalam analisis kemasan gramatikal struktur kalimat bermajas. Strategi penerjemahan majas oleh Larson juga diadopsi, di samping metode penerjemahan Newmark untuk menganalisis ideologi penerjemahan yang diterapkan penerjemah (Hatim, 2004). Secara singkat dapat dikatakan bahwa dalam kajian ini diterapkan teori-teori sebagai berikut. Teori stilistika oleh Simpson (2004) dan Wright (1996), teori penerjemahan oleh Nida (1982), Nida (2004), Kraft (2000), teori pergeseran
xvii
(shift) oleh Catford (2000), ideologi penerjemahan oleh Hatim & Munday (2004), teori fungsional grammar (Halliday, 1985, 2014) dan metode penerjemahan oleh Newmark (1998). 3. Metode Penelitian Penelitian ini lebih menekankan pada kegiatan mengumpulkan dan mendeskripsikan data kualitatif yang berupa kalimat bermajas serta kemasan gramatikalnya yang terdapat dalam teks Srimad Bhagavatam berbahasa Inggris yang diterbitkan di Los Angeles oleh The Bhaktivedanta Book Trust dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini berupa pedoman observasi, file data primer dan skunder, kertas, pensil, dan stabilo. Instrumen untuk analisis data adalah peneliti sebagai instrumen kunci, lembar analisis jenis-jenis majas, komputer, kertas, dan pensil. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode korpus paralel searah, dan dibantu dengan teknik simak dan catat. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan korpus paralel. Metode dan teknik pengumpulan data penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut. Data penelitian ini dikumpulkan dengan teknik analisis dokumen (content analysis). Teknik ini diterapkan untuk mengumpulkan data berupa kalimat bermajas sebagai aspek stilistika dari teks BS, dan selanjutnya dibandingkan dengan teks BT. Setelah data yang berupa kalimat bermajas terkumpul, struktur bahasanya dianalisis untuk melihat information packaging teks pada BS dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Data yang telah terkumpul, dianalisis strategi penerjemahan majasnya, metode penerjemahan, dan ideologi penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah. Dalam analisis data, teknik yang digunakan adalah menguraikan, membandingkan teks BS dengan teks BT, mengklasifikasikan, dan mentabelkan. Selain itu, untuk mengumpulkan data tentang kualitas terjemahan yang mencakup tiga hal, yaitu tingkat kesepadanan, keberterimaan, dan keterbacaan digunakan kuesioner dan juga wawancara mendalam (in-depth interviewing) terhadap responden untuk memvalidasi tanggapan-tanggapan atau pernyataan-pernyataan yang mereka berikan dalam kuesioner. Penyajian analisis data penelitian ini dilakukan secara informal karena data yang dianalisis berwujud kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf-paragraf yang dinyatakan dalam bentuk narasi yang bersifat deskriptif sebagai ciri khas dari penelitian kualitatif. 4. Majas Sebagai Aspek Stilistika dalam Teks Srimad Bhagavatam dan Strategi, Metode, Serta Ideologi Penerjemahannya ke dalam Bahasa Indonesia. Pada bagian ini dibahas tentang penerjemahan Srimad Bhagavatam dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia dengan fokus analisis pada penanganan penerjemahan majas oleh penerjemah sebagai devices pembangun tema (Themeforming devices). Dalam mengerjakan analisis ini, strategi untuk menerjemahkan majas (figurative expressions) oleh Larson ( 1998 ), dan metode penerjemahan oleh Newmark (1998) serta ideologi penerjemahan oleh Hatim ( 2001) diterapkan
xviii
dalam penelitian ini. Di samping itu teori penerjemahan dari Nida (2000), Nida and Taber (1974) juga diterapkan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini, yang dianalisis adalah skanda 4 Bab 25 yang menguraikan tentang keberadaan dan karakteristik jiwa yang terperangkap dalam badan material. Pada bagian ini, penggunaan majas atau gaya bahasa pada teks BS dan terjemahannya pada BT dianalisis untuk mengidentifikasi strategi penerjemahan majas yang diterapkan dalam penerjemahannya, metode penerjemahan yang diadopsi oleh penerjemah sehingga dapat diidentifikasi ideologi penerjemahan yang dianut oleh penerjemahnya Dari hasil analisis, ditemukan tiga belas tipe majas yaitu: alegori, antitesis, hiperbola, idiom, interupsi, metafora, paradoks, personifikasi, pleonasme, repetisi, sarkasme, simile, dan sinisme, dan sejumlah 68 (97%) diterjemahkan dengan strategi penerjemahan majas tipe kelima, yaitu dengan mengganti majas BS dengan majas BT, 1 data (data 1 Alegori) diterjemahkan dengan strategi penerjemahan majas tipe kedua yaitu majas BS diterjemahkan sebagai simile (dengan menambahkan seperti atau bagaikan), dan 1 data idiom diterjemahkan dengan strategi penerjemahn majas tipe ketiga, yaitu makna metafora diterjemahkan dengan menghilangkan metaphorical imagery-nya. Frekuensi penggunaan majas dapat ditampilkan dalam tabel berikut ini. TIPE MAJAS FREKUENSI PERSENTASE (%) Sinisme 21 30% Simile 13 19% Antitesis 10 14% Alegori 6 9% Personifikasi 5 7% Sarkasme 4 6% Metafora 3 5% Paradoks 2 3% Pleonasme 2 3% Hiperbola 1 1% Idiom 1 1% Interupsi 1 1% Repetisi 1 1% TOTAL 70 100%
5. Kemasan Gramatikal Kalimat Bermajas sebagai Aspek Stilistika dan Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia Kemasan gramatikal sebagai aspek stilistika dianalisis berdasarkan hasil analisis kalimat bermajas merepresentasikan metafungsi tekstual dengan enam kelompok Theme seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
xix
THEME
FREKUENSI
PERSENTASE (%) 28,5% 28,5%
20 Multiple Theme Simple Theme dengan kelompok 20 nominal satu konstituen Simple Theme dengan Adverbial 13 18% Group Klausa sebagai Theme 9 13% Simple Theme dengan 5 7% Prepositional Phrase Simple Theme dengan kelompok 3 5% nominal lebih dari satu konstituen Total 70 100% Metafungsi ideasional atau eksperensial yang disebut juga sistem transitivitas dalam tata bahasa fungsional sistemik (Systemic Functional Grammar) melabelkan sebuah klausa sebagai representasi. Dari hasil analisis kalimat bermajas secara keseluruhan kalimat-kalimat tersebut merepresentasikan seratus tiga proses yang menggambarkan transitivitas yaitu realisasi pengalaman linguistik pemakai bahasa yang melabelkan klausa sebagai representasi, seperti dijelaskan pada tabel di bawah ini. JENIS PROSES FREKUENSI PERSENTASE (%) Relasional 48 47% Material 41 39% Mental 11 11% Eksistensial 2 2% Verbal 1 1% 0 0% Behavioural Total 103 100% 6. Metode dan Ideologi Penerjemahan Majas sebagai Aspek Stilistika dalam Teks Srimad Bhagavatam Teridentifikasi sebanyak empat metode penerjemahan yang diterapkan dalam menerjemahkan kalimat bermajas bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia yang terdapat dalam teks Sriamd Bhagavatam. Keempat metode penerjemahan yang dimaksud adalah (1) Literal, (2) Adaptation, (3) Free Translation, dan (4) Communicative Translation. Dari tujuh puluh data, hanya satu data diterjemahkan dengan metode penerjemahan harfiah yang berpihak pada BS, sedangkan sisanya sebanyak enam puluh sembilan diterjemahkan dengan metode yang berpihak pada BT; 1 data dengan metode free translation, 4 data dengan metode adapatasi, dan 64 data dengan metode komunikatif. Melihat kecendrungan penggunaan metode penerjemahan yang memihak pada BT, maka dapat disimpulkan bahwa ideologi penerjemahan yang diterapkan
xx
adalah ideologi penerjemahan domestikasi, yaitu ideologi penerjemahan yang berorientasi pada BT. 7. Temuan Baru Disertasi 7.1 Temuan Empiris (1) Dari sejumlah majas yang ditemukan dalam penelitian ini, majas sinisme mendominasi penggunaan bahasa dengan menempati frekuensi tertinggi muncul sebanyak dua puluh satu kali (30%) dari total tujuh puluh kalimat bermajas. Hal ini, sangat sesuai dengan uraian yang ada pada teks Srimad Bhagavatam bahwa material world is the perverted reflection of spiritual world, bahwa kehidupan dunia material adalah pantulan terbalik dari kehidupan dunia rohani. Dengan kata lain, dapat dijelaskan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia material sifatnya bertentangan dengan yang ada di dunia rohani, sehingga segala sesuatu yang ada di dunia material menjadi sinisme dari pandangan dunia rohani. (2) Frekuensi tertinggi kedua adalah majas simile, muncul sebanyak tiga belas kali (19%), menggambarkan perbandingan kehidupan dunia material dengan hal-hal yang bersifat baik dan tidak baik sebagai gambaran dualitas kehidupan material. Dari tiga belas data kalimat bermajas simile, enam di antaranya dibandingkan dengan hal-hal baik atau saleh dalam kehidupan (data 2,6,7,8,9,11) dan tujuh sisanya dibandingkan dengan hal-hal tidak baik dalam kehidupan (data 1,3,4,5,10,12,13). Hal ini, menunjukkan bahwa kehidupan dunia material yang berada di bawah kendali tiga sifat alam material (Sattvam, Rajas, Tamas), sesuai dengan tema teks Srimad Bhagavatam lebih cendrung memberikan pengaruh tidak baik terhadap sang jiwa. (3) Frekuensi tertinggi ketiga adalah majas antitesis, muncul sebanyak sepuluh kali (14%). Dalam setiap majas antitesis tersebut tergambar dualitas kehidupan material. Hal ini, menunjukkan bahwa penggunaan majas antitesis sesuai dengan keadaan dunia material yang tidak pernah terlepas dari dualitas, seperti siang-malam, hidup-mati, hitam-putih, senang-sedih, maju-mundur, dan sebagainya. (4) Pemilihan metode komunikatif dalam penerjemahan majas teks Srimad Bhagavatam ke dalam bahasa Indonesia didorong oleh tujuan penerjemahan teks tersebut, yaitu untuk menyampaikan uraian tentang bakti kepada Tuhan bagi masyarakat Indonesia. Bakti itu sangat penting untuk dilakukan oleh setiap orang dan kedudukan setiap orang / jiwa yang sesungguhnya adalah pelayan Tuhan yang kekal. Dengan metode komunikatif, penerjemah mengharapkan konsep tentang Tuhan yang ada dalam teks Srimad Bhagavatam tersebut mudah dipahami dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. (5)Walaupun ideologi penerjemahan yang diterapkan adalah ideologi penerjemahan domestikasi, yaitu ideologi penerjemahan yang berorientasi pada BT, yang sangat relevan dengan tujuan diterjemahkannya teks Srimad Bhagavatam ke dalam bahasa Indonesia, tetapi penerjemah tidak berhasil menyampaikan pesan budaya Barat pada satu-satunya data idiom yang berbunyi: It is not a fact that those who are born with a silver spoon in their mouth are free from the material miseries of birth, old age, disease and death
xxi
(hal.428), diterjemahkan ke dalam BT: Tidaklah benar bahwa mereka yang terlahir dengan disuapi menggunakan sendok perak bebas dari penderitaan material yang berupa kelahiran, usia tua, penyakit dan kematian (hal.9). Penerjemah gagal menyampaikan nilai budaya those who are born with a silver spoon in their mouth, yang artinya adalah mereka yang terlahir di keluarga terpandang atau bangsawan. Hal ini membuktikan bahwa penerjemah hanya memiliki pengetahuan linguistik yang baik, tetapi kurang dalam pemahaman lintas budaya (cross-cultural understanding). 7.2 Temuan Metodologis Kebaruan metode yang muncul sebagai temuan dalam penelitian ini terletak pada metode dan teknik pengumpulan data serta teknik analisis data. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode korpus paralel searah (unidirectional corpus), yaitu teks BS dalam bahasa Inggris dan teks BT dalam bahasa Indonesia yang berisikan konsep tentang keberadaan sang jiwa dan karakterisitiknya dapat digunakan sebagai media untuk self realization yang mengarah pada peningkatan karakter yang merupakan tujuan utama pendidikan nasional, yaitu character building. Hal ini dapat dicapai karena dengan memahami keberadaan sang jiwa adalah pelayan Tuhan yang kekal, maka setiap jiwa harus menjadi pribadi yang rendah hati (humble), sehingga dengan menjadi pribadi yang rendah hati akan mengarahkan sang jiwa pada karakter yang semakin baik. Sedangkan kebaruan dalam hal teknik pengumpulan data, dilakukan dengan mendisain korpus data dalam bentuk perbandingan antara majas teks BS dan majas teks BT yang kemudian dikemas dalam tabel untuk melihat kemasan gramatikalnya dalam hal makna tekstual (Theme-Rheme), dan makna ideasional yang direalisasikan dalam transitivitas bahasanya (participant, process,and circumstances). Contoh Sloka 41. Metafora BS : Every husband is certainly a great hero to his wife (hal.478). BT : Setiap suami tentunya merupakan seorang pahlawan besar bagi istrinya (hal. 70). Kemasan gramatikal kalimat di atas dilihat dari fungsi tekstual yang direalisasikan melalui pola Theme dan Rheme, dan dari fungsi ideasional (transitivitas) dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Every husband is certainly a great hero to his wife. Setiap suami tentunya merupakan seorang pahlawan besar bagi istrinya. Theme
Rheme
Every husband Setiap suami
is -
certainly a great hero to his wife tentunya merupakan seorang pahlawan besar bagi istrinya.
Identified / Token
Process Identifier / Value
Kebaruan dalam hal analisis data dalam penelitian ini adalah dalam analisis tipe-tipe majas pada teks BS dan terjemahannya dalam teks BT berdasarkan
xxii
maknanya yang selalu bergayut dengan tema teks sebagai motivating force. Kemudian kalimat-kalimat bermajas yang telah dianalisis maknanya, dianalisis kembali kemasan gramatikalnya pada teks BS untuk melihat sejauh mana makna kalimat bermajas tersebut dilihat dari transitivitas bahasa, dengan analisis utama dalam hal participant, process, dan circumstance, sepadan dengan teks BT. Selain itu, untuk melihat tingkat kesepadanan penerjemahan tipe-tipe majas diterapkan juga analisis berdasarkan pada prinsip-prinsip kesepadanan yang juga dikelompokkan sesuai dengan ideologi forenisasi dan domestikasi yang juga dikenal sebagai prinsip kesepadanan formal dan dinamis. Kebaruan lainnya dalam hal analisis data dalam penelitian ini adalah kajian terjemahan tipe-tipe majas pada teks Srimad Bhagavatam dengan menggunakan strategi penerjemahan majas dan metode penerjemahan untuk membedah kemasan gramatikal kalimat bermajas tersebut dengan Teori Functional Grammar dengan fokus pada fungsi bahasa ideasional, interpersonal, dan tekstual (metafungsi bahasa) ini menjadi landasan bagi peneliti dalam menentukan kemasan gramatikal kalimat bermajas, yang dapat menuntun peneliti untuk menginvestigasi proses penerjemahan melalui produk terjemahannya. 7.3 Temuan Teoritis (1) Teori functional grammar dapat digunakan dalam pencarian makna ideasional yang maknanya digunakan untuk mengonfirmasi hasil analisis makna tipe-tipe majas, dilakukan melalui analisis kemasan gramatikal dengan melihat participant, process, dan circumstance kalimat bermajas, dengan sebutan transitivitas. Dalam hal ini, tipe-tipe majas sebagai aspek stilistika memberi kontribusi terhadap teori functional grammar. (2) Dari hasil analisis kemasan gramatikal kalimat bermajas berdasarkan teori functional grammar, tampak bahwa proses relasional menempati frekuensi tertinggi pertama (49%). Hal ini menunjukkan bahwa proses relasional yang merupakan process of being sesuai dengan tema teks Srimad Bhagavatam yang menguraikan tentang kehidupan dunia material dan keberadaan sang jiwa yang terperangkap dalam badan yang berusaha untuk selalu melakukan aktivitas yang mengharapkan hasil yang dijadikan sebagai fasilitas untuk menikmati dunia material ini. Hal ini dapat dijelaskan dalam klausa sebagai representasi dengan proses relasional (process of being). (3) Frekuensi tertinggi kedua adalah proses material (40%), yang merupakan process of doing. Keberadaan sang jiwa dengan segala karakteristik yang dimiliki yang dipengaruhi oleh tiga sifat alam material (Sattvam, Rajas, Tamas). Usaha sang jiwa yang selalu ingin melakukan aktivitas menuju kepuasan kenikmatan material dijelaskan dengan klausa sebagai representasi melalui proses material (process of doing). 8. Simpulan dan Saran Bab ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama merupakan simpulan analisis pada bab terdahulu yang sekaligus menjadi jawaban yang dirumuskan pada rumusan masalah. Bagian kedua adalah saran, yaitu sejumlah peluang yang dapat dilakukan dalam penelitian berikutnya.
xxiii
8.1 Simpulan (1) Majas sebagai aspek stilistika yang diterapkan pada teks Srimad Bhagavatam adalah sebanyak 13 majas, yaitu sinisme, simile, antitesis, alegori, personifikasi, sarkasme, metafora, paradoks, pleonasme, idiom, hiperbola, dan interupsi. Dari sejumlah majas tersebut yang digunakan dalam 70 kalimat, hanya satu majas yaitu idiom It is not a fact that those who are born with a silver spoon in their mouth are free from the material miseries of birth, old age, disease and death yang diterjemahkan dengan tidak akurat karena penerjemah gagal menyampaikan cultural value BS ke dalam terjemahan BT: „tidaklah benar bahwa mereka yang terlahir dengan disuapi menggunakan sendok perak bebas dari penderitaan material yang berupa kelahiran, usia tua, penyakit dan kematian.‟ (2) Kemasan gramatikal sebagai aspek stilistika dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan hasil analisis kalimat bermajas yang berjumlah tujuh puluh, secara keseluruhan kalimat-kalimat bermajas tersebut merepresentasikan seratus tiga proses yang menggambarkan transitivitas, yaitu 48 proses relasional, 41 proses material, 11 proses mental, 2 proses eksistensial, dan 1 proses verbal. Dari semua tipe proses tersebut di atas, proses relasional muncul paling banyak. Hal ini sangat sesuai dengan tema teks yang menjelaskan tentang keberadaan dan karakteristik sang jiwa yang terperangkap dalam badan. (3) Dari lima jenis strategi penerjemahan majas yang dikemukakan oleh Larson (1998), sebanyak enam puluh delapan (97%) kalimat bermajas diterjemahkan dengan strategi penerjemahan tipe kelima yaitu majas BS diganti dengan majas BT yang memiliki makna yang sama, dan dua kalimat bermajas lainnya masing-masing diterjemahkan dengan strategi penerjemahan majas tipe kedua (metafora dapat diterjemahkan sebagai simile dengan menambahkan seperti atau bagaikan), dan strategi penerjemahan majas tipe ketiga (makna metafora diterjemahkan dengan menghilangkan metaphorical imagery-nya). (4) Metode penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah dianalisis berdasarkan teori yang dikemukakan Newmark (1998:45) adalah metode literal translation pada 1 kalimat bermajas, Adaptation pada 4 kalimat bermajas, , Free translation pada 1 kalimat bermajas, dan communicative translation pada 64 kalimat bermajas. Dengan melihat penerapan metode penerjemahan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penerjemah menerapkan ideologi domestikasi. 8.2 Saran Kajian terjemahan tipe-tipe majas sebagai aspek stilistika pada teks Srimad Bhagavatam dengan menggunakan strategi penerjemahan majas dan membedah kemasan gramatikalnya dengan teori Functional Grammar dengan fokus pada fungsi bahasa ideasional, interpersonal, dan tekstual baru ada dalam penelitian ini. Ketiga fungsi bahasa ini menjadi landasan bagi peneliti dalam menentukan kemasan gramatikal kalimat bermajas, yang dapat menuntun peneliti untuk menginvestigasi proses penerjemahan melalui produk terjemahannya. Masih ada
xxiv
demikian banyak aspek yang dapat dikaji dari terjemahan teks Srimad Bhagavatam ini. Menerjemahkan tipe-tipe majas bahasa Inggris yang terdapat dalam teks Srimad Bhagavatam ke dalam bahasa Indonesia harus dilakukan secara saksama dengan mempertimbangkan istilah-istilah yang terdapat dalam bahasa dan budaya Indonesia. Hal itu dimaksudkan agar terjemahan tidak hanya akurat, berterima, tetapi juga mudah dipahami oleh pembaca.
xxv
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM .............................................................................................. i PRASYARAT GELAR ........................................................................................ ii LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI .................................................................... iv PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................................... v UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................ vii ABSTRAK............................................................................................................ xi ABSTRACT ............................................................................................................... xiii RINGKASAN ....................................................................................................... xv DAFTAR ISI ........................................................................................................ xxvi DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xxix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 1.3.1 Tujuan Umum .............................................................................................. 1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................................. 1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 1.4.1 Manfaat Teoretis .......................................................................................... 1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................................ 1.5 Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................
1 11 12 12 13 13 14 14 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................... 2.2 Konsep ....................................................................................................... 2.2.1 Penerjemahan ............................................................................................. 2.2.2 Padanan ..................................................................................................... 2.2.3 Penerjemahan Stilistik ................................................................................ 2.2.4 Stilistika ..................................................................................................... 2.2.4.1 Majas ......................................................................................................... 2.2.4.2 Metafungsi Bahasa ..................................................................................... 2.3 Landasan Teori .......................................................................................... 2.3.1 Teori Terjemahan ....................................................................................... 2.3.1.1 Teori Padanan Dinamis .............................................................................. 2.3.1.2 Teori Pergeseran ( shift ) pada Tataran dan Kategori .................................. 2.3.2 Teori Stilistik ............................................................................................. 2.3.2.1 Tipe-Tipe Majas ......................................................................................... 2.3.2.2 Metafungsi Bahasa ..................................................................................... 2.3.3 Strategi Penerjemahan Majas ..................................................................... 2.3.4 Ideologi Penerjemahan ............................................................................... 2.3.5 Metode Penerjemahan ................................................................................ 2.4 Model Penelitian ........................................................................................
17 35 35 37 39 39 41 41 42 43 43 46 47 48 72 81 83 86 90
xxvi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Landasan Filosofis ........................................................................................ 3.2 Jenis Penelitian ......................................................................................................... 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian .................................................................. 3.3.1 Jenis Data...................................................................................................... 3.3.2 Sumber Data ................................................................................................ 3.4 Metode, Teknik, dan Instrumen Pengumpulan Data....................................... 3.4.1 Metode pengumpulan data............................................................................. 3.4.2 Teknik pengumpulan data ............................................................................. 3.4.3 Instrumen Pengumpulan Data........................................................................ 3.5 Metode dan Teknik Analisis Data.................................................................. 3.6 Metode dan Teknik Penyajian Data ...............................................................
91 93 93 93 94 102 102 103 106 107 108
BAB IV MAJAS SEBAGAI ASPEK STILISTIKA DALAM TEKS SRIMAD BHAGAVATAM DAN STRATEGI SERTA METODE PENERJEMAHANNYA KE DALAM BAHASA INDONESIA 4.1 Majas pada Teks Srimad Bhagavatam dan Temanya sebagai Motivating Force ........................................................................... 4.2 Penggunaan Majas yang Dimotivasi Tema ................................................. 4.2.1 Alegori ....................................................................................................... 4.2.2 Antitesis ..................................................................................................... 4.2.3 Hiperbola ................................................................................................... 4.2.4 Idiom ....................................................................................................... 4.2.5 Interupsi ..................................................................................................... 4.2.6 Metafora..................................................................................................... 4.2.7 Paradoks..................................................................................................... 4.2.8 Personifikasi............................................................................................... 4.2.9 Pleonasme .................................................................................................. 4.2.10 Repetisi ...................................................................................................... 4.2.11 Sarkasme .................................................................................................... 4.2.12 Simile ....................................................................................................... 4.2.13 Sinisme ...................................................................................................... 4.3 Tingkat Keakuratan Terjemahan ................................................................. 4.4 Frekuensi Penggunaan Majas .....................................................................
111 115 117 124 133 135 137 139 142 144 149 152 154 158 172 193 194
BAB V KEMASAN GRAMATIKAL KALIMAT BERMAJAS SEBAGAI ASPEK STILISTIKA DAN TERJEMAHANNYA DALAM BAHASA INDONESIA 5.1 Pendahuluan .............................................................................................. 5.2 Sistem Metafungsi Bahasa Kalimat Bermajas dan Terjemahnnya dalam Bahasa Indonesia ............................................................................ 5.2.1 Metafungsi Tekstual (Clause as Message) pada Kalimat Bermajas dan Terjemahnnya dalam Bahasa Indonesia ............................................... 5.2.1.1 Simple Theme dengan Nominal Group Satu Konstituen ............................. 5.2.1.2 Simple Theme dengan Nominal Group Lebih dari Satu Konstituen.............
xxvii
195 199 199 201 218
5.2.1.3 5.2.1.4 5.2.1.5 5.2.1.6 5.2.2 5.2.2.1 5.2.2.2 5.2.2.3 5.2.2.4 5.2.2.5 5.2.3
Simple Theme dengan Adverbial Group ........................................................ Simple Theme dengan Prepositional Phrase ................................................. Multiple Theme .............................................................................................. Klausa sebagai Theme ................................................................................... Metafungsi Ideasional (Clause as Representation) pada Kalimat Bermajas dan Terjemahnnya dalam Bahasa Indonesia................................ Proses Relasional ....................................................................................... Proses Material .......................................................................................... Proses Mental ............................................................................................ Proses Eksistensial .................................................................................... Proses Verbal ............................................................................................ Metafungsi Interpersonal (Clause as Exchange) pada Kalimat Bermajas dan Terjemahnnya dalam Bahasa Indonesia ...............................
BAB VI METODE DAN IDEOLOGI PENERJEMAHAN MAJAS SEBAGAI ASPEK STILISTIKA DALAM TEKS SRIMAD BHAGAVATAM . 6.1 Pendahuluan.................................................................................................. 6.2 Metode Penerjemahan Majas dalam teks Srimad Bhagavatam dari .......... Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia.................................................... 6.2.1 Metode Penerjemahan Literal/Harfiah ........................................................... 6.2.2 Metode Penerjemahan Adaptasi (Adaptation) ................................................ 6.2.3 Metode Penerjemahan Bebas (Free translation) ............................................ 6.2.4 Metode Penerjemahan Komunikatif (communicative translation) .................. 6.3 Ideologi Penerjemahan Majas Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia dalam teks Srimad Bhagavatam .......................................................
221 232 237 257 268 270 322 351 361 363 366
368 368 368 370 373 374 381
BAB VII TEMUAN BARU DISERTASI 7.1 Temuan Empiris ............................................................................................ 7.2 Temuan Metodologis ..................................................................................... 7.3 Temuan Teoritis .............................................................................................
383 386 389
BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN 8.1 Simpulan ........................................................................................................ 8.2 Saran ..............................................................................................................
391 393
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
395
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS ..........................................................
403
LAMPIRAN Lampiran 1: Kalimat Bermajas dalam Srimad Bhagavatam Lampiran 2: Daftar Informan Lampiran 3: Tabel Kualitas Terjemahan Lampiran 4: Kuesioner Lampiran 5: Srimad Bhagavatam Bahasa Inggris Lampiran 6: Srimad Bhagavatam Bahasa Indonesia
xxviii
DAFTAR SINGKATAN
BS
: Bahasa Sumber
BT
: Bahasa Target
TSu : Teks Sumber TSa : Teks Sasaran
xxix
xxx