-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-
KESEPADANAN TERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH TEKNOLOGI INFORMASI DALAM TEKS SAMSUNG: QUICK START GUIDE (DARI BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA) Zainal Ari in Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta zainal_ari
[email protected]
Abstract The second-year study aims to describe and analyze the translation of information technology terms in text Samsung: Quick Start Guide. It employed a descriptive-qualitative approach. The data were the terms of English and Indonesian information technology. The data sources consisted of informants (raters) and documents: Samsung: Quick Start Guide and its translation Samsung: Petunjuk Praktis Pemakaian. The data collection employed a content analysis, questionnaires, and depth-interview. The data validity employed a technique of theory and data (or source) triangulation. The data analysis applied an interactive model: data reduction, data display, and conclusion. The results of the study show that the information technology terms could be translated into Indonesian although some terms couldn’t be replaced with Indonesian. Furthermore, their meanings or messages are equivalent to Indonesian’s ones although some terms are borrowed by referring to the General Guide of Term Formation in Indonesian. Keywords: terms, information technology, translation
Abstrak Tujuan penelitian tahun kedua ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis kesepadanan terjemahan istilah-istilah teknologi informasi dalam teks Samsung: Quick Start Guide. Data adalah istilah-istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Sumber data berupa informan (rater) dan dokumen, yang meliputi teks bahasa sumber Samsung: Quick Start Guide dan terjemahannya Samsung: Petunjuk Praktis Pemakaian. Pengumpulan data menggunakan teknik simak-catat, kuesioner dan wawancara mendalam. Validitas data menggunakan triangulasi teori dan data. Analisis data menggunakan model interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjemahan istilah-istilah teknologi informasi dalam teks tersebut dapat ditemukan maknanya dalam bahasa Indonesia sekalipun beberapa istilah lainnya tidak ditemukan maknanya dalam bahasa Indonesia. Secara lebih jauh, penerjemah mampu mengalihkan pesan atau maknanya ke bahasa Indonesia secara sepadan sekalipun beberapa istilah hanya diserap dengan mengubah ejaannya yang disesuaikan dengan Pedoman Umum Pembentukan Istilah dalam Bahasa Indonesia. Kata kunci: istilah, teknologi informasi, terjemahan
Pendahuluan Dalam tahun-tahun belakangan ini, perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat. Oleh karenanya, tidak dapat dihindari bahwa perkembangan tersebut menghasilkan temuan-temuan baru yang akhirnya dapat memunculkan istilah-istilah baru untuk penamaan temuan tersebut. Secara umum, perkembangan ini diinisiasi oleh bangsa Barat yang kebanyakan menggunakan bahasa Inggris sebagai media untuk memperkenalkan dan sekaligus menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi barunya ke berbagai pelosok dunia. Walaupun demikian, komunikasi ini menimbulkan kendala-kendala bagi masyarakat yang kurang menguasai bahasa Inggris. Untuk mengatasi hambatan bahasa tersebut, Tabrizi dan Mahshid Pezeshki (2015) menyarankan bahwa Translation has a major role in the dissemination of science, and de initely this worldwide role for transfer of knowledge cannot be ignored. Penerjemahan berperan penting dalam menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kata lain, penerjemahan mampu menjembatani alih ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu bahasa ke bahasa lain. 174
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-
Namun demikian, kegiatan penerjemahan bukan merupakan pekerjaan mudah. Penerjemah harus mampu mengalihkan pesan atau makna ke bahasa lain. Penerjemah harus mampu menemukan kesepadanan makna atau pesan ke bahasa lain. Kesepadanan terjemahan teks inilah yang harus dipertimbangkan oleh penerjemah karena kegiatan penerjemahan bertumpu pada penemuan kesepadanan makna teks yang harus selaras dengan makna teks bahasa aslinya. Catford (1965: 20) menyatakan bahwa penerjemahan merupakan replacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual material in another language (TL). Menurut Machali (2000: 12), istilah penerjemahan merupakan upaya mencari kesepadanan makna antara materi teks bahasa sumber dan materi teks bahasa sasaran. Demikian pula, Larson (1984: 2) menyatakan sebagai berikut: Translation consists of studying the lexicon, grammatical structure, communication situation, and cultural context of the source language text, analyzing it in order to determine its meaning, and then reconstructuring this same meaning using the lexicon and grammatical structure which are appropriate in the receptor language and its cultural context. Selain itu, penerjemahan seringkali menyebabkan permasalahan ketidaksepadanan makna atau pesan teks. Ketidaksepadanan ini antara lain disebabkan lexical gaps, perbedaan kaidah struktur gramatikal atau budaya antara kedua bahasa. Berdasarkan de inisi kamus penerjemahan (2004), a lexical gap appears “if one word in one language does not have any counterpart in another language” which causes the translator to paraphrase source term. Lyons (1997) mende inisikan lexical gap as empty places in semantic ields where a language needs to compact some concepts, he also looked at lexical gaps through hierarchical lexical structures and believed lexical gaps are potential but non existing words. Darwish (2010) menyatakan bahwa lexical gaps can occur in translation if a same concept is expressed. Menurut Baker (1995: 21-25), permasalahan ketidaksepadanan disebabkan sebagai berikut: culture-speci ic concepts, the source-language concept is not lexicalized in the target language, the source-language word is semantically complex; the source and target language make different distinctions in meaning; the target language lacks a superordinate; the target language lacks a speci ic term (hyponym); differences in physical or interpersonal perspective; differences in expressive meaning; differences in form; differences in frequency and purpose of using speci ic forms; the use of loan words in the source text.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu peneliti mendeskripsikan dan menganalisis terjemahan istilah-istilah teknologi informasi dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Data meliputi istilah-istilah teknologi informasi baik dalam bahasa Inggris ataupun bahasa Indonesia. Sumber data berupa dokumen teks Samsung: Quick Start Guide dan terjemahannya Samsung: Petunjuk Praktis Pemakaian dan informan (rater). Pengumpulan data menggunakan teknik simak-catat, kuesioner dan wawancara mendalam. Validitas data dalam penelitian menggunakan triangulasi teori dan data. Analisis data menggunakan model interaktif. Pembahasan 1. Hasil Analisis Menyangkut kesepadanan pengalihan makna atau pesan istilah-istilah teknologi informasi ke bahasa Indonesia, istilah device, software, equipment, dan keys dialihkan maknanya masingmasing menjadi perangkat lunak, perangkat, peralatan, dan tombol. Istilah service providers, device layout, touch screen, dan power button masing-masing diterjemahkan menjadi penyedia jasa, tata letak perangkat, layar sentuh, dan tombol daya. Istilah speaker, chargers, power switch,
175
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-
power cords or plugs, dan screen masing-masing dialihkan maknanya menjadi pengeras suara, pengisi daya, kabel atau colokan listrik, dan layar. Demikian pula, terjemahan istilah-istilah berikut sepadan dengan makna aslinya. Misalmnya, frasa storage system, retrieval system, electric socket, home screen, mobile devices, dan loud sounds masing-masing diterjemahkan menjadi, sistem penyimpanan, sistem pengambilan, steker, layar utama, perangkat seluler, dan suara keras. Istilah sender, network, full power, power source dan wireless devices, mobile phone masing-masing diterjemahkan menjadi pengirim, jaringan, daya penuh, sumber daya, ponsel dan perangkat nirkabel. Demikian pula, istilah carriers, light sensor, dan shortcut masing-masing diterjemahkan menjadi operator, sensor cahaya, dan pintasan. Namun demikian, penerjemah tidak mengalihkan makna atau pesan istilah-istilah teknologi informasi, kecuali hanya menyerap istilah tersebut yang disesuaikan dengan Pedoman Umum Pembentukan Istilah dalam bahasa Indonesia. Terjemahan istilah ini bisa dikatakan sepadan. Misalnya, istilah accessories, applications, dan microphone masing-masing diserap menjadi aksesori, aplikasi, dan mikrofon. Istilah cable dan telephones diserap menjadi kabel dan telepon. Istilah non-harmonised frequency, internet application dan websites diserap menjadi frekuensi non-harmoni, aplikasi internet dan situs web. Kesepadanan istilah dapat pula ditemukan dalam terjemahan istilah-istilah bebrikut ini. Misalnya, istilah (yang berupa frasa) teknologi informasi diterjemahkan dan sekaligus diserap dengan mengubah ejaan atau tidak megubah ejaan. Misalnya, istilah menu button, front camera, volume button masing-masing diterjemahkan dan diserap menjadi tombol menu, kamera depan, dan tombol volume. Istilah rear camera, main antenna, headset jack, SIM card slot dan memory card slot masing-masing diserap dan diterjemahkan menjadi kamera belakang, antena utama, colokan headset, slot kartu SIM dan slot kartu memori. Istilah power adaptor dan audio equipments masing-masing diterjemahkan dan diserap menjadi adaptor daya dan peralatan audio. Istilah battery charge status, radio wave, phone numbers, battery life, magnetic ields dan generic batteries masing-masing diterjemahkan dan diserap menjadi status pengisian daya, gelombang baterai, nomor telepon, masa pakai baterai, medan magnet dan baterai umum. Demikian pula, multipurpose jack dialihkan maknanya menjadi konektor multifungsi. Namun demikian, istilah teknologi informasi ini maknanya tidak sepadan karena tidak dialihkan maknanya ke bahasa Indonesia. Misalnya, istilah earpiece semestinya dialihkan menjadi alat bantu pendengaran dan speakerphone menjadi pengeras suara. 2. Pembahasan Dari hasil analisis terjemahan istilah-istilah teknologi informasi, beberapa terjemahan istilah tersebut dapat ditemukan padanan maknanya dalam bahasa Indonesia. Penerjemah mampu menemukan maknanya yang selaras dengan makna teks aslinya. Penerjemah tidak mengalami kesulitan untuk mengalihkan pesan tersebut dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Misalnya, Misalnya, istilah device, software dan equipment dengan mudah dialihkan maknanya masing-masing menjadi perangkat lunak, perangkat, dan peralatan. Namun demikian, terjadi pergeseran satuan lingual khususnya kata software menjadi satuan lingual frasa perangkat lunak. Demikian pula, nomina jamak keys dalam bahasa Inggris menjadi nomina tunggal tombol dalam bahasa Indonesia. Pergeseran ini tidak menyebabkan pesannya menyimpang dalam bahasa Inggris. Demikian pula, terjemahan istilah-istilah teknologi informasi ini sepadan maknanya dengan bahasa Inggris. Misalnya, istilah service providers, device layout, touch screen, dan power button masing-masing diterjemahkan menjadi penyedia jasa, tata letak perangkat, layar sentuh, dan tombol daya. Frasa storage system, retrieval system, electric socket, home screen, mobile devices, dan loud sounds masing-masing diterjemahkan menjadi, sistem penyimpanan, 176
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-
sistem pengambilan, steker, layar utama, perangkat seluler, dan suara keras. Sekalipun terjadi pergeseran struktur gramatikal makna terjemahan tersebut tetap sepadan. Pergeseran ini dikarenakan perbedaan struktur gramatikal antara bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia, khsusunya dalam menyusun struktur satuan lingual frasa. Penemuan padanan makna dalam kegiatan penerjemahan ini didukung dengan hasil penelitian Tabrizi dan Mahshid Pezeshki (2015) yang menyatakan bahwa penerjemah semestinya mengalihkan pesan teks bahasa sumber ke bahasa sasaran karena istilah tersebut ditemukan padanannya dalam bahasa sasaran. Demikian pula, Baker (1995: 27-42) menyatakan bahwa penerjemah semestinya berupaya untuk menemukan kesepadanan makna teks sepanjang teks tersebut ditemukan padanan maknanya dalam bahasa sasaran. Selanjutnya Widyamartaya (1989) menyatakan bahwa salah satu strategi penerjemahan yang dapat digunakan oleh penerjemah adalah pengalihan dengan penerjemahan. Begitu pula, hasil penelitian Ari in, dkk (2013) menyatakan bahwa salah satu strategi penerjemahan istilah-istilah budaya adalah penerjemahan dengan pengalihan. Penerjemah tidak mengalihkan istilah-istilah teknologi informasi dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia kecuali hanya menyerap istilah tersebut dengan menyesuaikan ejaannya dalam bahasa Indonesia. Langkah penerjemah untuk melakukan penyerapan ini dikarenakan istilah-istilah tersebut tidak ditemukan padanannya atau untuk menjaga keterbacaannya dalam bahasa Indonesia agar teks terjemahan ini mudah dipahami. Misalnya, istilah accessories, applications, dan telepohones masing-masing diserap menjadi aksesori, aplikasi, dan telepon. Penyerapan ini menimbulkan pergeseran nomina jamak dalam bahasa Inggris menjadi menjadi nomina tunggal dalam bahasa Indonesia. Namun demikian, terjemahan istilah teknologi informasi ini tetap sepadan. Demikian pula, istilah cable dan microphone masing-masing diserap menjadi kabel dan mikrofon. Tejemahan kedua istilah teknologi ini tidak mengalami pergeseran. Namun demikian, istilah non-harmonised frequency internet application dan websites yang diserap menjadi frekuensi non-harmoni, aplikasi internet dan situs web menimbulkan pergeseran terkait dengan struktur gramatikal frasa nomina. Hal ini sejalan dengan penelitian hasil penelitian Tabrizi dan Mahshid Pezeshki (2015) yang menyatakan bahwa penerjemah dapat menyerap istilah-istilah bahasa sumber dengan menyesuaikan ejaannya. Demikian pula, hasil penelitian Tuan (2011) mendukung hasil penelitian tersebut, yang menyatakan bahwa dalam menerjemahkan istilah teknologi informasi penerjemah dapat menggunakan enam prosedur penerjemahan, yaitu direct borrowing, loan translation, literal translation, modulation, transposition, dan adaptation. Hasil penelitian tersebut juga didukung dengan pendapatnya Baker (1995: 27-42) yang menyatakan bahwa untuk mengatasi ketidaksepadanan makna atau pesan, penerjemah dapat menyerap istilah-istilah bahasa sumber. Dalam menerjemahkan istilah-istilah teknologi informasi, penerjemah dengan mengubah ejaan atau tidak mengubah ejaan. Penerjemahan ini khususnya berkaitan dengan istilah yang terdiri dari dua atau lebih kata di mana satu kata dialihkan ke bahasa Indonesia, sedangkan kata lainnya diserap dengan mengubah ejaan atau sama sekali tidak mengubah ejaannya. Misalnya, istilah menu button dan volume button masing-masing diterjemahkan dan diserap menjadi tombol menu dan tombol volume. Kedua kata button dalam frasa tersebut diterjemahkan menjadi tombol, sedangkan kata menu dan volume diserap dalam bahasa Indonesia tanpa mengubah ejaan. Demikian pula, istilah power adaptor dan audio equipments masing-masing diterjemahkan dan diserap menjadi adaptor daya dan peralatan audio. Kata power dan equipments diterjemahkan menjadi daya dan peralatan, sedangkan kata adaptor dan audio diserap dalam bahasa Indonesia tanpa mengubah ejaan. Terjemahan istilah-istilah ini sepadan dengan teks bahasa Inggris.
177
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-
Demikian pula, istilah-istilah berikut maknanya sepadan dengan makna aslinya. Misalnya, istilah rear camera dan main antenna jack masing-masing diserap dan diterjemahkan menjadi kamera belakang dan antena utama. Kata antenna dan camera masing-masing diserap dengan mengubah ejaannya menjadi antena dan kamera, sedangkan kata rear dan main masing-masing dialihkan menjadi belakang dan utama. Kata jack diterjemahkan menjadi colokan. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian hasil penelitian Tabrizi dan Mahshid Pezeshki (2015) yang menyatakan bahwa strategi loanlend merupakan salah satu strategi yang paling sering digunakan dalam menerjemahkan scienti ic texts. Penutup Penerjemahan merupakan kegiatan pengalihan pesan atau makna teks dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Makna atau pesan inilah yang seharusnya dialihkan dengan mempertimbangkan kesepadanan karena kegiatan penerjemahan adalah menemukan kesepadanan makna atau pesan teks. Dalam mengalihkan pesan atau makna istilah-istilah teknologi informasi dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia khususnya dalam teks Samsung: Quick Start Guide, istilah-istilah tersebut secara umum dapat dialihkan maknanya ke bahasa Indonesia secara sepadan sekalipun beberapa istilah tersebut tidak dialihkan maknanya kecuali hanya diserap dengan mengubah ejaannya. Namun demikian, beberapa istilah tidak sepadan maknanya karena istilah tersebut tidak dialihkan maknanya ke bahasa Indonesia secara sepadan. Oleh karena itu, penerjemah semestinya menerjemahkan istilah atau teks bahasa sumber ke bahasa Indonesia dengan mempertimbangkan kriteria kesepadanan. Seperti halnya dalam menerjemahkan istilah-istilah teknologi informasi dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, istilah tersebut dialihkan maknanya dengan menekankan pada kesepadanan. Namun demikian, seringkali beberapa istilah-istilah teknologi informasi tidak ditemukan maknanya dalam bahasa Indonesia. Untuk mengatasi permasalahan ini, penerjemah dapat menyerap istilah tersebut yang disesuaikan dengan Pedoman Umum Pembentukan Istilah agar bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya agar. Penyerapan ini dapat dilakukan dengan mengubah ejaannya atau menyerap secara utuh tanpa mengubah ejaannya.
Daftar Pustaka Al-Badani, Najat Ali Muhammad Ahmed, dkk. 2014. Translation Strategies for Reference Switching (IltifĀT) in SŪRah Al-Baqarah. Asian Social Science; Vol. 10, No. 16; 2014 ISSN 1911-2017 E-ISSN 1911-2025 Published by Canadian Center of Science and Education. Anonim. 2013. Samsung: Quick Start Guide. Printed in Vietnam GH68-38967A English (EU). Y. 05/2013.Rev.1.0 Anonim. 2013. Samsung: Petunjuk Praktis Pemakaian. Printed in Vietnam GH68-38967A Indonesian (EU). Y. 06/2013.Rev.1.0 Ari in, Zainal. Dkk. 2013. Translation Strategies of Culture-Speci ic Terms in the Tourism Texts Spotong Ubud di Yogjakarta and Mengantarkan Pulan Sang Pelingsir. IAIN Surakarta: Jurnal Satra dan Bahasa Vol. II Nomor 2 September 2013. Baker, Mona. 1995. In Other Words: a course on book translation. Routledge: London. Catford, J.C. 1974. A Linguistic Theory of Translation. Oxford: Oxford University Press. Chan, S. 2004. A Dictionary of Translation Technology. Hong Kong: Chinese University Press. Darwish, A. 2010. Elements of Translation. Melbourne: Writescope.
178
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-
Jian, dkk. 2014. An Analysis of Mongolian Culture-Loaded Words and Their Translation Strategies. Higher Education Studies; Vol. 4, No. 2; 2014 ISSN 1925-4741 E-ISSN 1925-475X Published by Canadian Center of Science and Education Larson, Mildred A. 1984. Meaning Based Translation: A Guide to Cross-Language Equivalent. New York: University Press of America. Lyons, J. 1997. Semantics (Vol. 1). Cambridge: Cambridge university press. Machali, Rochayah. 2000. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: PT Grasindo. Tabrizi, Hossein Heidari Tabrizi dan Mahshid Pezeshki, dkk. (2015). Strategies Used in Translation of Scienti ic Texts to Cope with Lexical Gaps (Case of Biomass Gasi ication and Pyrolysis Book). ISSN 1799-2591 Theory and Practice in Language Studies, Vol. 5, No. 6, pp. 1173-1178, June 2015 DOI: http://dx.doi.org/10.17507/tpls.0506.07. Tuan, Luon Trung. 2011. Strategies to Trasnlate Information Technology IT Terms. Finland: Academic Publisher. Widyamartaya, A. 1989. Seni Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius.
179