Visi
MENUJU KOMUNITAS ASEAN 2015
ASEAN EDISI 4, TAHUN I, SEPTEMBER 2010
Isu Keamanan Maritim Regional
ASEAN Menjadi Mitra Dagang Terbesar ke-4 Bagi China dok.old.asean.or.jp
Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN
Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110
Telepon : 021-3813480
Faksimili : 021-3513094
Email:
[email protected]
Visi
ASEAN
Dok. Diplomasi
Bloger Sosialisasikan Komunitas ASEAN
Djauhari Oratmangun Dirjen Kerjasama ASEAN
2
D
alam rangka melakukan sosialisasi Piagam ASEAN kepada masyarakat, Direktorat Jendral Kerjasama ASEAN Kemlu RI menggandeng Komunitas Blogger. Kerjasama konstruktif antara Komunitas Blogger Bekasi dan Kemlu RI diwujudkan dalam sebuah Seminar yang menghadirkan sejumlah pejabat tinggi Kemlu RI dan jurnalis senior Harian Kompas, Pepih Nugraha. Seminar siselenggarakan pada 7 Agustus 2010 di Hotel Horizon, Bekasi. Dalam kesempatan tersebut Dirjen Kerjasama ASEAN Kemlu RI, Jauhari Oratmangun, membawa serta tiga orang direktur untuk mendampinginya, yaitu Jose Tavares, Direktur Mitra Wicara Antar Kawasan ASEAN; Irmawan Emir Wisnandar, Direktur Kerjasama Fungsional ASEAN; dan Foster Gultom, Direktur Kerjasama Ekonomi ASEAN. Seminar sosialisasi pengembangan Komunitas ASEAN di Bekasi ini merupakan kegiatan yang ketiga dari dua kegiatan serupa yang pernah diadakan di Surabaya (kerjasama dengan Komunitas Blogger Tugu Pahlawan) dan Solo (kerjasama
Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN
dengan komunitas Blogger Bengawan). Tidak kurang dari 100 orang peserta yang hadir dalam Seminar ini, termasuk juga para mahasiswa dan pelajar di wilayah Bekasi. Inisiatif melaksanakan seminar dengan melibatkan blogger, yang memiliki spirit egaliter, non partisan dan tentu saja punya ikatan persaudaraan yang kuat, menjadi sebuah pertimbangan strategis bagi Kemlu RI. Karena melalui tulisan-tulisan para blogger diharapkan akan membantu masyarakat mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai semangat “ASEAN Awareness” melalui informasi yang disampaikan secara referal. Penyebarluasan informasi mengenai program kemitraan ASEAN, terlebih terkait dengan posisi Indonesia yang menyandang sebagai Ketua Komunitas ASEAN pada 2011 nanti, merupakan langkah antisipatif mendorong upaya untuk meningkatkan komitmen masyarakat di Indonesia dan negaranegara ASEAN guna membantu mensosialisasikan pembentukan Komunitas ASEAN. Blogger Indonesia telah menyelenggarakan Pesta Blogger sebanyak tiga kali, dan pada tahun 2010 ini akan melaksanakan Pesta Blogger yang ke-4. Event tersebut bisa dikatakan sebagai momen pertemuan blogger terbesar di dunia selama ini, karena dihadiri oleh tidak kurang dari 1.200 blogger. Dengan posisi strategis serta pengalaman yang dimiliki oleh Blogger Indonesia, bukanlah hal yang mustahil untuk ikut menggagas dan mencanangkan hadirnya komunitas Blogger ASEAN yang mewadahi blogger-blogger regional di kawasan Asia Tenggara. Kehadiran komunitas blogger ASEAN, selain akan mendukung program Kemlu dalam membentuk Komunitas ASEAN 2015 juga akan menjadi sebuah momentum dashyat mempersatukan blogger regional Asia Tenggara yang secara budaya, geopolitik dan geografis memiliki sejumlah kesamaan. Gagasan ini diharapkan mendapatkan dukungan penuh dari Kemlu RI sebagai salah satu pihak yang berkompoten untuk mewujudkannya, khususnya melakukan koordinasi dengan negaranegara anggota ASEAN. Bagi blogger Indonesia sendiri, ini merupakan sebuah kesempatan berharga untuk menunjukkan eksistensi serta menjalin dialog konstruktif lintas negara di kawasan Asia Tenggara.[]
Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110
Telepon : 021-3813480
Faksimili : 021-3513094
Visi Spektrum
ASEAN
EDISI 4, TAHUN I, SEPTEMBER 2010
Dok. china-embassy.org
ASEAN Menjadi Mitra Dagang Terbesar ke-4 Bagi China
Marolop Nainggolan Konselor Perdagangan Indonesia untuk China
Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN
P
ada tanggal 1 Januari lalu, Kawasan Perdagangan Bebas China-ASEAN (CAFTA) mulai diresmikan dan perdagangan kedua pihak memasuki era ‘nol tarif’. Pada paro pertama tahun ini, volume perdagangan bilateral tercatat 136,5 miliar USD atau naik sekitar 55% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sekarang ini ASEAN telah menjadi mitra dagang terbesar ke-4 bagi China, dan CAFTA ini akan mendorong lebih lanjut hubungan ekonomi dan perdagangan kedua pihak serta menginjeksikan daya hidup baru ke dalam perkembangan ekonomi kawasan. Berdasarkan Persetujuan Perdagangan Bebas yang ditanda-
Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110
Telepon : 021-3813480
tangani China dan ASEAN, maka sejak tanggal 1 Januari tahun 2010, China dan enam negara ASEAN yaitu Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand telah menghapuskan tarif perdagangan. Sementara itu, pasar jasa dan investasi kedua pihak juga akan dibuka secara berturut-turut. Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China ini akan mendorong lebih lanjut kerja sama saling menguntungkan antara perusahaan-perusahaan di kedua negara disamping juga meningkatkan daya saing perusahaan-perusahaan tersebut di pasar internasional. Dibandingkan dengan sebelum dibentuknya kawasan perdagangan bebas, hubungan ekonomi dan dagang kedua negara sekarang ini mencapai perkembangan yang sangat jauh. Kerjasama perusahaan kedua pihak dalam kerangka Kawasan Perdagangan Bebas ini telah membawa keuntungan yang berarti bagi kedua pihak. Meningkatnya pertukaran dan kerjasama di bidang iptek dan produksi, telah membantu perusahaan kedua pihak untuk menghadapi pasar internasional dengan tenang. Karena taraf perkembangan ekonomi 10 negara ASEAN berbeda jauh, maka berdasarkan persetujuan, proses penurunan tarif antara China dengan empat anggota baru ASEAN yaitu Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam ditunda 5 tahun hingga 2015.[]
Faksimili : 021-3513094
3
Visi
ASEAN Ulang Tahun ASEAN Ke - 43
Menlu RI : Indonesia Mendorong Peran Sentral ASEAN
Dok. infomed
P
ada tanggal 8 Agustus 2010, ASEAN merayakan hari ulang tahun ke-43. Hari bersejarah ini dirayakan tidak saja di Indonesia, melainkan juga di sembilan negara anggota ASEAN lainnya. Pada hari ini, kita semua, negara-negara ASEAN, menegaskan kembali komitmen untuk menciptakan kawasan yang aman, damai serta makmur bagi kesejahteraan seluruh rakyatnya. Selama 43 tahun, ASEAN telah memberikan manfaat yang nyata bagi kawasan Asia Tenggara. ASEAN telah memberikan sumbangan besar terhadap terciptanya suasana damai yang kondusif bagi pembangunan politik, ekonomi dan sosial budaya di Asia Tenggara. Di hari ulang tahunnya yang ke-43 ini, ASEAN menghadapi perkembangan global dan regional yang sangat dinamis. Proses
Spektrum
EDISI 4, TAHUN I, SEPTEMBER 2010
globalisasi yang ditandai semakin meningkatnya ketergantungan antar bangsa. Suatu kondisi yang juga ditandai oleh munculnya berbagai tantangan baru yang saling terkait. Bisa dipastikan, tidak ada satupun negara yang mampu mengatasinya sendiri. Kerjasama global untuk menyelesaikan tantangan global merupakan suatu keniscayaan. Pendek kata, telah terjadi perubahan mendasar dalam seluruh tatanan kehidupan masyarakat dunia pada seluruh tingkatan, baik pada tingkat global, regional maupun nasional. Untuk menghadapi tantangan global dan regional dimaksud, tidak ada pilihan lain, kecuali kita harus dapat merealisasikan komunitas ASEAN pada tahun 2015. Sebuah komunitas yang memiliki ketahanan dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut. Bahkan sebuah komunitas yang
mampu menjadi bagian dari solusi untuk menjawab berbagai permasalahan global dan regional. Indonesia, sebagai sebuah bangsa yang juga telah melakukan transformasi sejak satu dekade yang lalu, harus dapat memberikan ketauladanan dan kepemimpinan. Dalam perjalanan ke arah terbentuknya komunitas ASEAN, tidak ada pilihan lain bagi kita semua, terkecuali memastikan ASEAN dapat menjadi organisasi yang bermanfaat bagi masyarakat di ASEAN. Setidaknya terdapat tiga hal dimana Indonesia dapat berkontribusi. Pertama, Indonesia memiliki keyakinan kawasan ASEAN harus terus menjadi kawasan yang stabil dan bahkan memberikan kontribusi bagi penciptaan kawasan yang damai dan stabil. Indonesia juga senantiasa mendorong peran sentral ASEAN dalam mengembangkan tatanan kawasan yang memiliki keseimbangan dinamis atau dynamic equilibrium. Sehingga tercipta hubungan yang saling menguntungkan dan harmonis di antara para pemangku kepentingan negara di kawasan. Selain itu, Indonesia juga akan senantiasa mendorong komunitas ASEAN yang terbuka terhadap pengembangan dan penerapan nilai-nilai demokrasi, penghormatan hak asasi manusia dan tata kelola pemerintahan yang baik.
Kedua, Kesejahteraan rakyat merupakan sesuatu yang senantiasa menjadi salah satu prioritas ASEAN. Komunitas Ekonomi ASEAN memungkinkan peluang yang lebih besar, baik bagi Indonesia maupun negara ASEAN untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dan daya saingnya di kancah global. Ketiga, bagi Indonesia ASEAN harus relevan bagi masyarakatnya, termasuk bagi rakyat Indonesia. Pembangunan komunitas ASEAN harus melibatkan seluruh komponen masyarakat negara-negara ASEAN. ASEAN harus dekat dengan masyarakatnya. ASEAN juga harus mampu menampung aspirasi luas seluruh pemangku kepentingan. Ini pada gilirannya akan membangun semangat keASEANan yang tinggi di kalangan masyarakat ASEAN. Indonesia telah diberi kepercayaan untuk menjadi Ketua ASEAN tahun 2011. Hal ini merupakan kesempatan yang baik bagi kita semua untuk memberikan kontribusi terhadap pencapaian komunitas ASEAN tahun 2015. Sebagai tuan rumah bagi berbagai pertemuan ASEAN, ini juga merupakan kesempatan bagi kita untuk menunjukkan identitas dan citra kita sebagai bangsa yang sedang bergerak maju di segala bidang. Untuk itu marilah kita bersama-sama mempersiapkan diri untuk menyongsong Keketuaan Indonesia tersebut. Saya ucapkan dirgahayu ASEAN. Satu Visi, Satu Identitas, Satu Komunitas.[]
Total Nilai Perdagangan China di ASEAN Mencapai US$ 6 Miliar
P
roduk domestik ASEAN dan China jika digabungkan akan mencapai sekitar US$ 6 triliun dengan pangsa pasar sekitar 1,9 miliar penduduk. Oleh karena itu pada tanggal 29 Agustus 2010 ini, ASEAN dan China menandatangani perjanjian kerjasama yang diharapkan akan merangsang hubungan ekonomi masing-masing negara secara signifikan. Penandatanganan tersebut dilakukan usai penyelenggaraan pertemuan tahunan Menteri Perdagangan dan Ekonomi ASEAN
4
dengan Menteri Perdagangan China, Chen Deming di Bangkok, Thailand. Total nilai perdagangan China di ASEAN mencapai US$ 6 miliar atau sekitar Rp 60 triliun hingga Juni 2009, atau meningkat sekitar US$ 2,2 miliar atau Rp 22 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. Ini merupakan perjanjian penting yang ditandatangani oleh ASEAN dalam pertemuan Menteri-Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) ke-41 pasca-penandatanganan perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan India, dan telah se-
Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN
kian lama mengalami penundaan. Dalam sebuah pernyataan bersama ASEAN-China disebutkan bahwa perjanjian ini merupakan “sebuah keberhasilan signifikan”, karena dengan perjanjian ini maka sebuah FTA yang komprehensif yang meliputi produk, jasa dan perdagangan diantara kedua pihak akan dapat diwujudkan. Penandatanganan perjanjian ini akan memberikan isyarat positif kepada dunia bahwa ASEAN dan China bergerak secara bersama-sama untuk mengatasi krisis keuangan global dengan
Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110
menyediakan dana bagi kerjasama ASEAN-China. Para Menteri ASEAN menyambut baik pembentukan Dana Kerjasama Perdagangan ASEANChina, dimana China mengumumkan akan mengucurkan dana sebesar US$ 10 miliar atau sekitar Rp 100 triliun untuk membiayai proyek kerjasama perdagangan utama di dalam infrastuktur, tenaga dan sumber daya manusia, teknologi-informasi, dan komunikasi. [] (Sumber : Direktorat Kerjasama Ekonomi ASEAN)
Telepon : 021-3813480
Faksimili : 021-3513094
Visi Spektrum
ASEAN Melakukan Penjajakan Kerjasama Dengan Rusia Gusmardi Bustami
Dok.aseanregionalforum.org
Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan International (KPI) Kementerian Perdagangan RI
N
ASEAN
EDISI 4, TAHUN I, SEPTEMBER 2010
egara-negara anggota ASEAN saat ini tengah melakukan rencana penjajakan kerjasama ekonomi dengan Rusia. Rencana penjajakan tersebut akan digodok dalam pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers/AEM) yang akan digelar di Da Nang, Vietnam 24-27 Agustus 2010 mendatang. Dalam pertemuan tersebut Rusia akan diundang untuk pertama kalinya sebagai tamu. Dalam pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN tersebut dimungkinkan terjadinya penjajakan kerjasama ASEAN dengan Rusia seperti kerjasama ASEAN dengan negara-negara lainnya seperti China, Australia dan juga India. Mengenai bagaimana arah pertemuan ini nantinya, saya belum bisa memperkirakan,
karena ini merupakan pertemuan yang pertama kali. Biasanya akan banyak hal yang dibahas, tapi tentunya terkait dengan bagaimana mengembangkan perdagangan ASEAN dengan Rusia. Pertemuan para menteri ekonomi ini antara lain juga akan membahas kemajuan perjanjian perdagangan barang (ASEAN Trade in Goods Agreement/ATIGA). ATIGA merupakan pengganti perjanjian Common Effective Preferential Tariffs atau CEPT. ATIGA merupakan penyederhanaan, dari yang sebelumnya terpencar di CEPT kemudian dijadikan satu untuk mempermudah pelaku usaha melihat ketentuan ASEAN. Saat ini ATIGA sudah mulai berlaku namun ada masa peralihan selama 180 hari bagi penerapan CEPT dalam kegiatan perdagangan di kawasan ASEAN. Form D CEPT-AFTA maupun ATIGA tetap diterima sampai masa transisi ini berakhir pada bulan November mendatang. Pada pekan pertama bulan November nanti yang diterbitkan hanya form ATIGA, tapi form CEPT tetap diterima sepanjang masih berlaku, soal ini berlaku selama satu tahun. Pertemuan juga akan membahas masalah
Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN
Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110
penyederhanaan surat keterangan asal (SKA) barang yang ditujukan untuk memfasilitasi pelaku usaha memanfaatkan berbagai preferensi tarif baik dalam CEPT-AFTA maupun antara ASEAN dengan mitra dialog seperti China, Korea, Jepang, Australia-Selandia Baru, dan India. Kita telah memiliki jaringan FTA yang melibatkan enam mitra dialog penting ASEAN. Kita harus memastikan bahwa jejaring FTA ini tidak menimbulkan kebingungan para pelaku usaha karena harus memahami SKA yang mungkin berbeda jauh antara satu dengan yang lain. Sebaliknya, kita harus bisa menciptakan rejim SKA yang lebih fasilitatif dengan tetap memperhatikan manajemen resikonya. Pada kesempatan itu forum Dewan Kawasan Investasi ASEAN juga akan membahas kemajuan serta hambatan perjanjian ASEAN di bidang investasi (ASEAN Comprehensive Investment Agreement/ACIA). Isu lain yang akan dibahas, antara lain terkait kemajuan dan tantangan dalam menjalankan cetak biru komunitas ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community Blueprint) tahun 2015, strategi komunikasi ASEAN Economic Community 2015, dan laporan sementara penyusunan rencana induk Konektivitas ASEAN (Master Plan on ASEAN Connectivity). Selain dijadwalkan bertemu dengan mitra dialog dari Australia, China, India, Jepang, Korea, Selandia Baru, Uni Eropa, dan Rusia, para Menteri juga akan membahas kinerja perdagangan ASEAN dalam tiga tahun terakhir dan mencari cara untuk mendorong peningkatannya di masa mendatang. Pada 2009, perdagangan barang ASEAN sempat mengalami penurunan sebesar 19 persen dari 1,9 menjadi 1,5 triliun dolar AS, ini dikarenakan pengaruh krisis ekonomi dunia. Ekspor juga tercatat mengalami penurunan 17,1 persen dari 977,5 miliar dolar AS menjadi 810,5 miliar AS sementara impor menurun 21 persen dari 919,6 miliar AS menjadi 726,4 miliar AS. Perdagangan intra-ASEAN juga mengalami penurunan pada periode yang sama sebesar 20 persen dari 470,1 miliar dolar AS pada 2008 menjadi 376,2 miliar AS tahun 2009. Pertemuan di Da Nang, Vietnam ini meliputi pertemuan Dewan AFTA, Dewan Kawasan Investasi ASEAN, Menteri Ekonomi ASEAN, Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN, serta serangkaian konsultasi antara para menteri ekonomi ASEAN dengan mitra dialognya. Pertemuan ini memiliki nilai strategis karena berlangsung di tengah proses pemulihan ekonomi global yang masih lemah, perubahan gravitasi ekonomi dunia ke arah Asia Timur, dan meningkatnya daya tarik ASEAN di mata kelompok negara lain.[]
Telepon : 021-3813480
Faksimili : 021-3513094
5
Visi
ASEAN
Spektrum
EDISI 4, TAHUN I, SEPTEMBER 2010
ASEAN Berkomitmen Memajukan UKM Tri Purnajaya Direktorat Kerjasama Ekonomi ASEAN Dok.Diplomasi
S
ektor Usaha Mikro Kecil dan menegah (UMKM) atau yang biasa juga dikenal denganUKM merupakan basis ekonomi nasional yang memiliki kelenturan gerak usaha sehingga bisa beradaptasi terhadap perubahan lingkungan ekonomi global. Karena itu, sektor UMKM mempunyai potensi yang besar sebagai penyerap tenaga kerja, penyumbang devisa, penghasil berbagai barang murah dan terjangkau oleh kekuatan ekonomi rakyat, dan distribusinya yang memancar luas melewati batas-batas teritorial dan sosial. Sektor UMKM telah memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM 2009, jumlah populasi UMKM telah mencapai 48,9 juta unit usaha atau 99,98% dari total unit usaha di Indonesia. Sementara itu, jumlah tenaga kerjanya mencapai 91,8 juta orang. Bahkan, berdasarkan survei HSBC pada 2009 lalu, di tengah krisis finansial sektor UMKM justru mencatat pertumbuhan yang baik. Dalam survei tersebut dinyatakan bahwa indeks kepercayaan UMKM di Indonesia pada semester 11/2009 masih di atas rata-rata. Indeks kepercayaan sektor ini masih berada di angka 101 poin atau satu tingkat di atas indeks netral sebesar 100 poin. Hal ini membuat UMKM menjadi level usaha yang paling banyak mendominasi dunia usaha di Indonesia, dan semakin mengukuhkan kekuatannya terhadap krisis. Di balik kinerja gemilang yang berhasil ditunjukkan sektor UMKM di atas, temyata sektor ini masih menyimpan segudang permasalahan yang sangat mendasar. UMKM, terutama sektor usaha mikro, masih lemah dalam kemampuan manajemen usaha, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang masih terbatas, skala dan teknik produksi yang masih rendah, serta lemahnya akses ke lembaga keuangan, khususnya perbankan. Sebagian besar UMKM belum dikelola oleh SDM yang profesional, sehingga pengelolaan usaha masih dilakukan secara tradisional. Mereka belum mengadministrasikan aktivitas usahanya dengan baik, sehingga sangat sulit menemukan data tertulis mengenai kinerjanya. Rendahnya akses UKM terhadap dunia perbankan dapat dilihat dari indikator masih rendahnya tingkat penyaluran kredit ke sektor UMKM. Karena permasalahan UKM di Indonesia adalah modal
6
Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN
dan agunan. UKM terkadang mengalami masalah pada saat mencari kredit ke bank karena tidak memiliki agunan. Karena itu, Direktorat Kerjasama Ekonomi ASEAN Kementerian Luar Negeri RI gencar melakukan sosialisasi mulai dari universitas hingga ke sektor perbankan. Baru-baru ini, kami melakukan kunjungan ke kampus-kampus untuk mensosialiasikan manfaat UKM. Hal itu dilakukan untuk meloby para pejabat universitas guna menerapkan kurikulum UKM agar para mahasiswa terdorong untuk memajukan UKM di Indonesia. Selain melakukan kunjungan ke kampus-kampus, kami juga gencar melakukan seminarseminar dan pertemuan dengan para stakeholder UKM, para pejabat pemerintah terkait, dan dunia perbankan baik swasta maupun pemerintah untuk mencari jalan keluar bagaimana supaya UKM bisa menerima kucuran kredit. Sampai dengan November 2009, jumlah kredit yang disalurkan kepada sektor UMKM mencapai Rp 724,81 triliun atau sekitar 51,34% dari total kredit perbankan nasional yang mencapai Rp 1.398 triliun. Jumlah pelaku UMKM yang sudah dilayani kredit baru sekitar 19,1 juta unit usaha atau sekitar 39% dari jumlah UMKM di Indonesia. Saat ini diperkirakan masih ada sekitar 30 juta unit usaha UMKM yang menunggu kucuran pembiayaan dari perbankan. Sektor UKM ini telah teruji menyelamatkan perekonomian nasional. Ketika krisis ekonomi dan moneter tahun 1997-1998, banyak perusahaan skala besar yang ambruk karena beban utang yang sangat besar. Namun sektor UMKM telah bertindak sebagai katup pengaman perekonomian nasional. Selain itu, pada krisis fi-
Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110
nansial global tahun 2008 lalu, sektor UMKM kembali membuktikan daya tahannya. Bahkan pada 2008-2009, UMKM justru mengalami pertumbuhan yang positif ketimbang sektor lain. Di awal 2010, sektor ini kembali akan diuji ketangguhannya dengan pemberlakuan perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) ASEAN-China. Ketika krisis ekonomi global masih dalam tahap pemulihan, pemberlakuan FTA merupakan ujian berat bagi sektor ekonomi kita. Bahkan banyak pihak berpendapat bahwa Indonesia belum siap memasuki era perdagangan bebas kawasan ASEANChina. Tapi, siap tidak siap, era ini harus kita hadapi. Daya saing produk dalam negeri akan diuji dengan masuknya produk murah dari dari negara-negara ASEAN dan China. Kondisi ini bisa menjadi ancaman serius bagi sektor UMKM. Meskipun sektor ini tahan banting, jika berbagai kelemahan yang dimilikinya tidak segera diperbaiki mulai dari sekarang, bisa berdampak secara luas bagi perekonomian nasional. Kendati demikian, saat ini masih banyak negara-negara di Asean yang belum terlalu familiar dan masih terbelakang dalam hal UKM, seperti halnya Laos, Kamboja, dan Vietnam. Karena itu, ASEAN berkomitmen untuk mendorong daya saing untuk membangun UKM di negara-negara tersebut demi mendorong daya saing yang tinggi di tingkat global, sehingga bisa bersaing dengan ekonomi global. Jika kawasan tersebut nanti sudah atraktif untuk berinvestasi, maka banyak negara lain yang bisa bekerja sama dengan ASEAN. Dengan adanya kerjasama bidang ekonomi di kawasan ASEAN, peluang untuk memasarkan produk-produk UKM Indonesia semakin besar.[]
Telepon : 021-3813480
Faksimili : 021-3513094
Visi Spektrum
ASEAN
EDISI 4, TAHUN I, SEPTEMBER 2010
Isu Keamanan Maritim Regional
Z
ona maritim Asia Tenggara adalah sebuah zona dimana kegiatan ekonomi serta kegiatan ilegal seperti human trafficking dan pembajakan maritim baru-baru ini menunjukkan peningkatan yang signifikan. Tidak dapat dipungkiri fakta bahwa globalisasi perekonomian saat ini saling terkait, rumit dan sangat tergantung pada maritim perdagangan didalam mempertahankan pergerakan energi, bahan baku dan barang jadi. Di perairan di Asia Tenggara, sekitar sepertiga perdagangan dunia dan setengah BBM dunia transit di Selat Malaka yang memainkan peran sangat sentral dalam menghubungkan satu wilayah dengan bagian-bagian dunia lainnya. Negara-negara pantai Asia Tenggara mungkin yang paling khawatir terhadap gangguan pengiriman, karena akan berdampak besar bagi ekonomi mereka. Kekhawatiran seperti itu kemudian mendorong negara-negara di kawasan untuk proaktif melakukan kerjasama keamanan maritim yang lebih kuat untuk melindungi perdagangan mereka dan mencegah kegiatan ilegal. Setiap inisiatif kebijakan maritim wilayah ternyata tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap stabilitas dan keamanan perairan Asia Tenggara, kecuali negara-negara Asia Tenggara secara jelas dan efektif dapat mengidentifikasi sumbersumber ancaman dan tantangan. Keberhasilan dalam mengidentifikasi sumber-sumber ancaman pasti akan mengarah pada pemahaman tentang bagaimana mengelola kerjasama untuk mengatasi ancaman dan tantangan tertentu. Daftar permasalahan yang umum terjadi terkait dengan masalah keamanan maritim dan harus ditangani melalui kerjasama keamanan maritim ASEAN yang efektif adalah : perampokan laut, serangan bajak laut, terorisme
maritim, degradasi lingkungan, penculikan maritim, illegal tracficking senjata dan manusia, penyelundupan narkoba melalui laut (kapal barang/container), keamanan lingkungan maritim, kompetisi sumber daya dan akses strategis, pencurian kargo, dan lain-lainnya. Dalam hal ini keamanan pelabuhan-pelabuhan di Asia Tenggara juga harus dilindungi dengan kebijakan regional. Ancaman keamanan terhadap zona maritim Asia Tenggara akan terus ada sejalan dengan perkembangan di bidang ekonomi dan teknologi informasi dan komunikasi. Negara-negara anggota ASEAN, sebagai salah satu pemangku kepentingan utama, perlu merancang strategi untuk secara efektif dan kontinu mengatasi permasalahan ancaman terhadap keamanan laut. Mengingat ancaman terhadap zona maritim Asia Tenggara ini cukup tinggi, mungkin ASEAN dapat memulai dengan mengembangkan ASEAN Maritime Security Blueprint, untuk menetapkan kebijakan, prosedur dan langkah-langkah keamanan yang berfungsi untuk membentuk suatu kerangka kerja dan konsep strategi mitigasi. Mitigasi di sini dapat didefinisikan sebagai penghindaran atau resolusi yang menguntungkan terhadap ancaman atau insiden melalui salah satu dari tindakan (1) pencegahan, (2) penangkalan, (3) penolakan; (4) deteksi; (5) penahanan, dan (6) respon. Dalam konteks Asia Tenggara, mitigasi ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh penjahat, teroris, pengiriman komersial dan mungkin penumpang gelap, bagi pelabuhan merupakan tujuan dan tantangan utama dalam keamanan maritim. ASEAN harus mengantisipasi kemungkinan bahwa pembajakan bisa menjadi lebih ganas, sarana maritim semakin dimanfaatkan oleh penjahat dan teroris
sehingga ancaman terhadap pengiriman meningkat. Dalam konteks tertentu, prosedur dan tindakan pencegahan, penangkalan, penolakan, deteksi, penampungan, atau respons akan berfungsi untuk mengurangi ancaman keamanan pada tingkat yang memadai. Dengan demikian, orang pasti akan berharap dapat melihat masa depan AMF melalui usulan cetak biru yang strategis sebagai cerminan kekhawatiran ASEAN lebih lanjut terhadap ketidakamanan maritim. Cara ini tidak hanya akan memperkuat kerjasama maritim ASEAN tetapi juga membantu ASEAN untuk secara terus-menerus memperbarui permasalahan terkait dengan keamanan maritim, menghadapi tantangan baru dan menyelesaikan permasalahan lama keamanan maritim di Asia Tenggara secara lebih efektif. Sebagaimana disebutkan di atas, laut adalah sumber dari berbagai bahaya yang antara lain mengancam keamanan negara. Keberhasilan merespon ancaman keamanan maritim secara lebih efektif membutuhkan kerjasama regional dan tindakan aksi bersama. Tindakan secara sendiri-sendiri sudah tentu tidak memadai. Dalam sepuluh tahun ke depan atau lebih, akan terlihat langkah-langkah kolektif ASEAN yang menonjol berkaitan dengan keamanan maritim dan faktor-faktor yang memberikan kontribusi untuk menghasilkan langkah-langkah kerjasama yang lebih banyak. ASEAN tidak boleh hanya menyangkut kerjasama, namun mengoperasionalkan kerjasama keamanan. Kerjasama dalam arti yang lebih luas, terjadi ketika negara berupaya mewujudkan tujuan-tujuan mereka sendiri dan mengubah kebijakan untuk memenuhi preference keamanan negara lain. Kerjasama operasional ini dapat diterapkan dalam konteks Asia Tenggara, dan
Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN
Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110
Telepon : 021-3813480
merupakan bentuk kerjasama yang spesifik dimana kebijakan menangani ancaman ini, umumnya dilakukan oleh pejabat tingkat menengah dari negaranegara yang terlibat dengan atau tanpa pengawasan langsung dari tingkatan strategis pemerintah. Ketidakamanan maritim jelas akan terus menjadi perhatian utama ASEAN, terutama ketika siklus baru globalisasi mengubah cara membangun mereka dari laut, kecuali ASEAN memperhitungkan hal-hal berikut: (1) sensitivitas kedaulatan globalisasi harus mendorong ASEAN untuk membangun jaringan kerjasama keamanan maritim baru yang mencerminkan kondisi perkembangan isu-isu maritim saat ini; (2) kepentingan keamanan regional; (3) prevalensi norma kerjasama, (4) prioritas keamanan maritim, dan (5) meningkatkan, memobilisasi dan memberdayakan sumber daya negara. Pembahasan mengenai AMF terjadi ketika ASEAN sedang mempersiapkan diri untuk bergerak ke arah suatu komunitas yang terintegrasi. Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN adalah entitas yang paling tepat untuk memajukan kerjasama keamanan maritim ASEAN. Meningkatnya keterbukaan ASEAN dalam mempersepsikan masalah keamanan maritim regional baru dan reaksi mereka memberikan kesempatan untuk terwujudnya kerjasama maritim, tidak diperkirakan sebelumnya. Motivasi ASEAN yang kuat untuk meningkatkan kerja sama maritim dan kesadaran bahwa isu keamanan laut tidak dapat ditangani secara independent, harus dapat mengurangi jika tidak dapat menghilangkan kendala untuk melakukan kerjasama. AMF jelas dalam posisi untuk menyuntikkan proyek regional dan inisiatif baru tentang bagaimana kawasan harus menangani masalah-masalah keamanan laut secara lebih efektif.[]
Faksimili : 021-3513094
7
Visi
ASEAN
EDISI 4, TAHUN I, SEPTEMBER 2010
Kerjasama ASEAN Dengan Mitra Wicara
H
ingga saat ini, ASEAN telah mempunyai 11 (sebelas) Mitra Wicara Penuh (Full Dialogue Partner) dan 1 Mitra Wicara Sektoral (Sectoral Dialogue Partner). Mitra Wicara Penuh ASEAN terdiri dari Amerika Serikat, Australia, China, India, Jepang, Kanada, Republik Korea, Rusia, Selandia Baru, Uni Eropa dan UNDP. Sementara Mitra Wicara Sektoral ASEAN adalah Pakistan. Selain itu, ASEAN juga mempunyai kerangka kerjasama dengan China, Jepang dan Republik Korea melalui ASEAN Plus Three. Sementara itu sejak tahun 2005 berkembang pula forum East Asia Summit (EAS) dengan peserta terdiri dari 16 negara, yaitu 10 negara ASEAN, Australia, China, India, Jepang, Republik Korea dan Selandia Baru. Kerjasama ASEAN dengan Organisasi Regional Selain menjalin kerjasama dengan mitra wicara, ASEAN juga menjalin kerjasama dengan organisasi-organisasi regional seperti : Gulf Cooperation Council (GCC) dan MERCOSUR, badan-badan PBB, Andean Group, Asian Development Bank (ADB), negara-negara Timur Tengah dan Asia Tengah yang tergabung dalam Economic Cooperation Organization (ECO), Southern African Development Community (SADC), Shanghai Cooperation Organization (SCO). ASEAN – Australia Kerjasama ASEAN dan Australia telah terjalin sejak Australia menjadi mitra wicara pertama ASEAN pada tahun 1974; Australia melakukan aksesi terhadap Treaty of Amity and Cooperation (TAC) pada tahun 2005. Capaian/Inisiatif penting yang telah diraih adalah: ASEAN – Australia Joint Declaration on Counter-Terrorism, Juli 2004; Joint Declaration on ASEAN – Australia Comprehensive Partnership, 1 Agustus 2007; Plan of Action to Implement the Joint Declaration on the ASEAN – Australia Comprehensive Partnership, November 2007; ASEAN – Australia Development Cooperation Programme (AADCP) tahap I 2002 – 2008 yang dilanjutkan dengan AADCP Tahap II 20082015, Program ini ditujukan untuk membantu integrasi ekonomi ASEAN melalui program penguatan kapasitas Sekretariat ASEAN dan memperkecil perbedaan pembangunan dan ekonomi negara-negara ASEAN. ASEAN – Selandia Baru Hubungan kerjasama ASEAN – Selandia Baru dibentuk tahun 1975 seiring dengan pembentukan ASEAN-New Zealand Dialogue Relations; Selandia Baru mengaksesi TAC pada
8
ASEAN Ministerial Meeting ke-38 di Vientiane, Laos, bulan Juli 2005. ASEAN-New Zealand mempererat kerja samanya dengan penandatanganan ASEAN-New Zealand Framework for Cooperation 2006-2010, pada Pertemuan PMC di Kuala Lumpur, 27 Juli 2006 Beberapa bidang kerja sama yang dilakukan antara ASEAN-Selandia Baru adalah: Pemanfaatan Jakarta Center for Law Enforcement Cooperation (JCLEC) dalam penanggulangan terorisme untuk mengimplementasikan Joint Declaration to Combat International Terrorism ; Framework for AFTA-CER (Closer Economic Partnership) yang disepakati di Brunei, September 2002 - awal pembentukan AFTA-CER FTA ; ASEAN-New Zealand Framework for Cooperation 2006-2010 yang ditandatangani pada Pertemuan PMC+1 tanggal 26 Juli 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia ; ASEAN-Australia, New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) telah disepakati pada tanggal 28 Agustus 2008 di Singapura dalam Pertemuan ASEAN Economic Ministers ; dan Penandatanganan Agreement Establishing the Association of Southeast Asian nations-Australia-New Zealand Free Trade Area (AANZFTA) tanggal 27 Februari 2009 di Chaam, Phetchaburi, Thailand. Pada 18th ASEAN-New Zealand Dialogue Meeting telah di-endorse draft Joint Declaration for ASEAN-New Zealand Comprehensive Partnership serta draft Plan of Action to Implement Joint Declaration for ASEAN-New Zealand Comprehensive Partnership 2010-2015 untuk disahkan pada ASEAN-New Zealand Ministerial Meeting di Ha Noi, Viet Nam, 22 Juli 2010. Pertemuan tersebut juga mengambil keputusan mengenai penyelenggaraan ASEAN-New Zealand Commemorative Summit untuk memperingati 35 tahun hubungan kemitraan ASEAN-Selandia Baru. ASEAN- Uni Eropa Kemitraan ASEAN-European Union (EU) secara informal dimulai tahun 1972 dan ditetapkan secara formal pada tahun 1977. Mekanisme kerja sama ASEAN-EU dijalankan melalui 2 (dua) skema, yaitu, Trans-Regional EU-ASEAN Trade Initiative (TREATI) untuk bidang perdagangan dan investasi, yang diluncurkan tahun 2003; serta Regional EU-ASEAN Dialog Instrument (READI) yang disepakati tahun 2005 untuk isu non-perdagangan. Pada tahun 2007 ASEAN-EU menjalin kerja sama komprehensif melalui pengesahan Nuremberg Declaration on an EU-ASEAN Enhanced Partnership; Joint Declaration on the ASEAN-EU Commemorative Summit; Plan of Action to Implement the Nuremberg Declaration Pada sidang ASEAN-EU Ministerial Meeting (AEMM) ke-18 di Madrid, Spanyol tanggal 25-
Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN
Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110
Spektrum
S
26 Mei 2010, telah dihasilkan dua outcome documents yaitu Co-Chair Statement, Indicative List of Activities for the Plan of Action to Implement the Nuremberg Declaration on an ASEAN-EU Enhanced Partnership (2011-2012) dan Phnom Penh Agenda for the Implementation of the ASEAN-EU Plan of Action (2009-2010) – Achievement to date. ASEAN-Kanada Kerjasama ASEAN-Kanada dimulai pada Februari 1977, dan dikukuhkan melalui penandatanganan ASEAN-Canada Economic Cooperation Agreement (ACECA) tahun 1981. Sedangkan pada tahun 2007: bertepatan dengan 30 tahun hubungan ASEAN-Kanada ditandai dengan Pengesahan 2nd ASEAN-Canada Joint Cooperation Workplan 2007-2010 (ACJCWP). Pada pertemuan ASEAN PMC ke-42 tanggal 22 Juli 2009 di Phuket, Thailand, telah diadopsi Joint Declaration on ASEAN-Canada Enhanced Partnership. Pada pertemuan tersebut juga disepakati bahwa penanda-tanganan aksesi TAC Kanada akan dilakukan pada pertemuan ASEAN PMC ke-43 dengan syarat Kanada menyertakan surat pernyataan resmi untuk menyetujui 3rd Protocol Amendment, sedangkan penandatanganan 3rd Protocol menunggu proses internal Kanada yang diperkirakan memerlukan waktu 2 bulan. Saat ini finalisasi ASEAN-Kanada TIFA masih dalam proses setelah sebelumnya sempat dihentikan pada tahun 2007 karena Kanada menyinggung masalah Myanmar. Isu-isu yang masih pending terkait usulan Kanada untuk memasukkan Human Rights, Corporate Social Responsibilities, dan Labour. ASEAN-Jepang Hubungan dialog informal antara ASEANJepang dimulai tahun 1973, sementara hubungan formalnya dimulai pada tahun 1977. Mulai 28 Juli 2008, seluruh mekanisme pendanaan disatukan dalam JAIF. Dalam pertemuan ASEAN PMC ke-42 di Phuket, Thailand, tanggal 22 Juli 2009, Indonesia secara resmi telah menjadi country coordinator hubungan kerja sama ASEAN-Jepang mulai bulan Juli 2009 sampai Juli 2012 menggantikan Lao PDR. Penguatan kerjasama ASEAN-Jepang dilakukan pada 1981 melalui pembentukan Promotion Centre on Trade, Investment and Tourism atau ASEAN-Japan Centre. Selanjutnya Jepang mengaksesi Treaty of Amity and Cooperation (TAC) , pada 2 Juli 2004, di Jakarta. Pada tahun 2007, ASEAN-Jepang membentuk Eminent Persons’ Group (EPG) dan menandatangani ASEAN-Japan Summit Joint Statement on the Conclusion of the Negotiations for the ASEAN-Japan Economic Partnership Agreement pada November 2007 yang memandatkan penyelesaian dan early entry into force ( AJCEP Agreement) yang telah selesai dan ditandatangani pada awal tahun 2008, selanjutnya dilanjutkan dengan proses ratifikasi entry into force AJCEP 2009.
Telepon : 021-3813480
Faksimili : 021-3513094
Visi Spektrum
Pada pertemuan ke-6 JMC pada tanggal 12 April 2010, Jepang menambah prioritas kerja sama yaitu menjadi: Economic Partnership; Environment and Climate Changes; Disaster Management,Counter Terrorism, Health and Welfare; Maritime Security including piracy; dan People Exchange.
ASEAN-Amerika Serikat
Selama periode 1977-2008 hubungan ASEANAmerika Serikat terus berkembang, mulai dari sektor tradisional (ekonomi dan pembangunan) menjadi kerja sama yang komprehensif dalam bentuk Joint Vision Statement on ASEAN-US Enhanced Partnership dan ASEAN-US Plan of Action (2006-2011). Beberapa inisiatif penting lain yang dilakukan oleh ASEAN-Amerika Serikat adalah: ASEAN-US Declaration for Cooperation to Combat International Terrorism, pada 2002 ; ASEAN-US Trade and Investment Framework Arrangement (TIFA), kerja sama bidang ekonomi, pada 2006 ; ASEAN-US Cooperation Plan (ACP), untuk kerja sama bidang pembangunan dan isu-isu transnasional, pada 2003. Dan ASEAN Development Vision to Advance Economic Integration (ADVANCE), program kegiatan untuk mendukung integrasi ASEAN khususnya dalam bidang ekonomi, pada 2007. Melalui aksesi AS pada Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC) pada 2009, AS menyatakan komitmennya untuk memperkuat lebih lanjut kerjasama politik, ekonomi dan keamanannya dengan ASEAN. ASEAN-US Summit pada bulan Nopember 2009 mengidentifikasi sejumlah arah kerjasama ASEAN-AS yang akan dikembangkan dan diintensifkan, diantaranya perkembangan dalam ekonomi dunia, non-proliferasi nuklir dan pelucutan senjata, perubahan iklim, manajemen bencana, pandemi kesehatan, keamanan energi dan kerjasama penanggulangan kejahatan lintas-batas. Seiring dengan meningkatnya bobot kemitraan ASEAN-AS, salah satu prioritas AS terhadap ASEAN adalah penunjukan Duta Besar AS untuk ASEAN. Dalam hal ini, pihak AS melalui perwakilannya di Indonesia telah menyampaikan rencana pembukaan kantor Perutusan Tetap (Perutap) AS untuk ASEAN.
ASEAN-Korea
Kerjasama ASEAN dan Republic of Korea (ROK) dimulai pada tahun 1989 dan menjadi mitra dialog penuh pada tahun 1991 di Kuala Lumpur. Arah kerja sama ASEAN-ROK saat ini berlandaskan pada Joint Declaration on Comprehensive Cooperation Partnership yang dijabarkan dalam POA to Implement the Joint Declaration on Comprehensive Cooperation Partnership. ROK mengaksesi Treaty of Amity and Cooperation (TAC) pada tahun 2004. Sementara dalam rangka pembentukan ASEAN-ROK Free Trade Area, The Agreement on Trade in Goods telah ditandatangani pada bulan Agustus 2006 di Kuala Lumpur (entry into force pada bulan Juni 2007) dan The Agreement on Trade in Services pada bulan November 2007 di Singapura. Pada tanggal 21 Desember 2007, ASEAN-
Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN
ASEAN
EDISI 4, TAHUN I, SEPTEMBER 2010
Korean mendirikan ASEAN-Korea Centre bertepatan pada penyelenggaraan KTT ASEAN-ROK ke-11. Dalam desempatan tersebut juga dibentuk ASEAN-ROK Eminent Persons’ Group. Pemerintah ROK kemudian mengangkat Duta Besar ROK untuk Indoensia, H.E. Mr. Kim Hoyoung sebagai Duta Besar ROK untuk ASEAN, pada tanggal 28 Desember 2008. Pada tanggal 1-2 Juni 2009 diselenggarakan ASEAN-ROK Commemorative Summit di Jeju Island, ROK untuk memperingati 20 tahun hubungan kemitraan ASEAN-ROK. Tema ASEAN-ROK Commemorative Summit ini adalah “Partnership for Real, Friendship for Good.” ASEAN-ROK Commemorative Summit telah menghasilkan Joint Statement of the ASEAN-Republic of Korea Commemorative Summit yang akan menjadi dasar untuk rencana kerjasama yang lebih erat di masa yang akan datang antara ASEAN dan ROK. ASEAN-China China telah menjadi Mitra Wicara penuh ASEAN pada tahun 1996 dan mengaksesi TAC pada tahun 2003. China juga telah menyampaikan keinginannya untuk mengaksesi Protocol to the Treaty on Southeast Asia Nuclear Weapons-Free Zone. ASEAN dan China telah menyelenggarakan ASEAN-China Commemorative Summit pada tahun 2006 di Nanning, China, pada tahun 2006 11 Bidang Prioritas Kerjasama ASEAN-China meliputi: pertanian, energi, informasi dan teknologi komunikasi (ICT), sumber daya manusia (SDM), mutual investment, Mekong development, transportasi, budaya, pariwisata, kesehatan publik dan lingkungan hidup. Seluruh proses negosiasi ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) telah selesai: negosiasi Agreement on Trade in Goods dan Trade in Service telah diselesaikan pada tahun 2004 dan 2006, dan mulai diimplementasikan sejak Juli 2007. Sementara Agreement on Investment ditandatangani pada bulan Agustus 2009. ASEAN dan China sekarang ini sedang melakukan prosedur hukum untuk pengesahan ASEAN-China Centre yang bertujuan untuk meningkatkan perdagangan, mempermudah aliran investasi, mendorong kunjungan pariwisata dan pertukaran misi kebudayaan dan pendidikan antara Negara-negara Anggota ASEAN dan China. Sebagai tahap pertama pembentukan ASEAN-China Centre, ASEAN-China Virtual Centre akan resmi diluncurkan pada KTT ASEAN-China bulan Oktober 2010 mendatang.
ASEAN-Rusia
Kerjasama ASEAN-Rusia telah dimulai sejak tahun 1991. Rusia secara resmi menjadi mitra wicara ASEAN pada Pertemuan ke-29 AMM/PMC di Jakarta pada bulan Juli 1996. �������������� Bentuk kemiteraan antara ASEAN-Rusia baru terbentuk pada 2005 melalui Joint Declaration on Progressive and comprehensive Partnership. Selanjutnya ada Comprehensive Programme of Action to Promote Cooperation pada 2005-2015 dan juga Agreement on Economic and Development Cooperation. Capaian yang diraih pada hubungan ASEANRusia baru sebatas pada tataran politis: yaitu
Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110
berupa Joint Declaration on Partnership for Peace, Stability and Security in Asia Pacific Region, 2003 ; Joint Declaration on Cooperation to Combat International Terrorism, 2004 ;Aksesi Rusia pada TAC, 2004 ; dan dibukanya ASEAN Center di Moskow, Rusia, tanggal 15 Juni 2010.
ASEAN-India
India menjadi Mitra Wicara penuh ASEAN pada saat KTT ke-5 ASEAN di Bangkok tanggal 14-15 Desember 1995 setelah sebelumnya menjadi Mitra Wicara sektoral sejak 1992. India telah mengaksesi TAC pada tanggal 8 Oktober 2003. ASEAN-India Partnership for Peace, Progress and Shared Prosperity dan Plan of Action merupakan dua dokumen inti kemitraan ASEAN-India. Sementara Indonesia menjadi country-coordinator kemitraan ASEAN-India pada Juli 2006-Juli 2009. Di bidang ekonomi, ASEAN dan India telah menandatangani ASEAN-India Trade in Goods Agreement yang berlaku pada 1 Januari 2010 di Bangkok tanggal 13 Agustus 2009. ASEAN dan India akan merayakan tepat 20 tahun hubungan dialog di antara keduanya pada Commemorative Summit tahun 2012 di India. Di bidang sosial budaya, ASEAN-India telah melaksanakan berbagai program: diantaranya Program Visit of 100 ASEAN Students to India dilaksanakan pada tanggal 16-27 November 2008 (Batch ke-1) dan pada tanggal 22 Maret–3 April 2009 (Batch ke-2). Indonesia dan India telah menyepakati pendirian Centre for English Language Training (CELT) di Indonesia dan menunjuk Universitas Al-Azhar Indonesia sebagai pelaksana proyek dimaksud bekerjasama dengan Universitas Hyderabad di India. Dan diharapkan CELT tersebut dapat beroperasi pada tahun 2010 ini. Komitmen India dalam meningkatkan hubungan ASEAN-India terlihat dari kontribusi yang diberikan kepada ASEAN antara lain diwujudkan melalui ASEAN Development Fund dan ASEAN-India Fund.
ASEAN Plus Three
Kerjasama ASEAN plus Three sudah terjalin sejak tahun 1997, dimana pada periode 10 (sepuluh) tahun pertama, yaitu 1997-2007, pelaksanaan kerjasama APT didasarkan kepada Joint Statement on East Asia Cooperation, East Asia Vision Group Report dan Report of the East Asia Study Group. Dalam ASEAN plus Three ini Indonesia menjadi prime-mover bagi pelaksanaan short, medium, dan long term measures dari East Asia Study Group (EASG) : yaitu dengan menyelenggarakan Promotion of Language Programme untuk ASEAN Plus Three Junior Diplomat dan ASEAN Plus Three Diplomatic Training Course untuk short-term measures dalam kerangka ‘Promotion of East Asia Studies’. Capaian yang signifikan dalam konteks ASEAN plus Three ini adalah berupa Chiang Mai Initiative yaitu dalam bentuk skema bilateral Swap Arrangement. CMIM Agreement ini telah berlaku sejak tanggal 24 Maret 2010.{} (Sumber : Dirjen Kerjasama ASEAN)
Telepon : 021-3813480
Faksimili : 021-3513094
9
Visi
ASEAN
A
HA Centre, yang berpusat di Indonesia, dibentuk atas dasar tujuan dan prinsip Deklarasi ASEAN yang menyatakan, bahwa di dalam batas kemampuannya negara anggota wajib memberikan bantuan untuk meringankan beban negara anggota yang tertimpa kesusahan. Melalui Komunitas Sosial‑Budaya, ASEAN wajib meningkatkan kerja sama dalam mengatasi permasalahan yang antara lain berhubungan dengan penanggulangan bencana di kawasan, yang memungkinkan setiap negara anggota untuk merealisasikan potensi pembangunannya semaksimal mungkin guna meningkatkan semangat kebersamaan ASEAN. AHA Center dibentuk juga karena adanya deklarasi mengenai langkah‑Iangkah untuk memperkuat bantuan penanganan darurat, rehabilitasi, rekonstruksi dan pencegahan sebagai dampak dari bencana gempa bumi dan tsunami pada 26 Desember 2004, yang diadopsi pada Pertemuan Khusus para Pemimpin ASEAN tentang Dampak Gempa Bumi dan Tsunami yang diselenggarakan di Jakarta pada 6 Januari 2005. Disamping itu ada pula deklarasi ASEAN mengenai pemberian bantuan timbal balik bencana alam pada 26 Juni 1967, yang meminta kepada negara-negara anggota untuk, antara lain bekerjasama di dalam peningkatan kapasitas penanggulangan bencana, dan memperpanjang pemberian bantuan sebagaimana diperlukan setelah adanya permintaan dari negara anggota yang terlanda bencana. Selanjutnya adalah Persetujuan ASEAN mengenai fasilitasi pencarian pesawat dalam keadaan bahaya dan penyelamatan korban selamat dari kecelakaan pesawat pada 14 April 1972 dan Persetujuan ASEAN mengenai fasilitasi pencarian kapal laut dalam keadaan bahaya dan
10
Opini
EDISI 4, TAHUN I, SEPTEMBER 2010
Pembentukan Rencana Aksi Penanganan Bencana penyelamatan korban selamat dari kecelakaan kapal laut pada 5 Mei 1975, yang meminta negara‑negara anggota ASEAN untuk, antara lain, menyediakan sarana pemberian bantuan bagi pesawat terbang dan kapal laut yang berada dalam keadaan bahaya di wilayah mereka dan menjamin koordinasi dan masuknya personil terlatih yang dibutuhkan untuk operasi pencarian dan penyelamatan. Dalam kerangka kerja Aksi Hyogo yang ditetapkan oleh Konferensi Dunia mengenai Pengurangan Bencana pada Januari 2005, antara lain ditekankan adanya keperluan untuk memperkuat pengembangan pendekatan regional yang terkoordinasi, menciptakan atau meningkatkan kebijakan regional, mekanisme operasional, rencana dan sistem komunikasi sebagai persiapan untuk menjamin penanggulangan bencana secara cepat dan efektif di dalam situasi yang melampaui kapasitas penanggulangan di tingkat nasional. Untuk memberi pengaruh pada Program Regional ASEAN mengenai Penanggulangan Bencana 2004‑2010, diperlukan diterapkannya berbagai proposal proyek dan proposal proyek prioritas, termasuk pembentukan Rencana Aksi Penanganan Bencana. Hal ini mengingat adanya peningkatan frekuensi dan skala bencana di kawasan ASEAN dan dampak kerusakan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Meyakini bahwa syarat penting untuk mencapai tindakan bersama yang dibutuhkan adalah penyelesaian dan pelaksanaan yang efektif persetujuan mengenai Rencana Aksi Penanganan Bencana, maka dibentuklah AHA Center dengan
Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN
tujuan untuk memfasilitasi kerjasama dan koordinasi antara negara-negara anggota ASEAN dengan PBB dan organisasiorganisasi internasional terkait, sebagai upaya meningkatkan kerjasama regional. AHA Center wajib bekerja atas dasar bahwa setiap negara anggota ASEAN wajib mengambil tindakan pertama untuk menangani dan merespon bencana di wilayahnya. Di saat suatu negara memerlukan bantuan untuk menangani situasi yang demikian, negara tersebut dapat meminta bantuan AHA Center untuk memfasilitasi permintaan tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut, AHA Center wajib menjalankan fungsi : Menerima dan mengkonsolidasikan data yang telah dianalisa dan direkomendasikan dalam hal tingkatan resikonya oleh Fokal Poin-Fokal Poin Nasional. Atas dasar informasi tersebut, AHA Center wajib menyebarluaskan ke setiap Negara anggota ASEAN, melalui Fokal Poin Nasionalnya masingmasing, data yang telah dianalisa tingkatan resiko bahayanya dan telah di identifikasi bahaya yang muncul. Dan apabila diperlukan, melakukan analisa atas kemungkinan implikasi yang timbul di tingkat regional. Menerima informasi mengenai sumber daya yang tersedia untuk pengaturan kesiagaan regional dalam penanggulangan bencana dan penanganan darurat. Memfasilitasi penyusunan, pemeliharaan, dan kajian berkala pengaturan kesiagaan regional dalam penanggulangan bencana dan penanganan darurat. Memfasilitasi review secara berkala prosedur tetap regional. Menerima data dan pemutakhirannya
Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110
yang diperuntukan bagi assetaset dan kapasitas-kapasitas, yang mungkin tersedia bagi pengaturan kesiagaan regional dalam penanggulangan bencana dan penanganan darurat, sebagaimana dikomunikasikan oleh setiap negara anggota. Mengkonsolidasikan, memutakhirkan, dan menyebarluaskan data peruntukan aset‑aset dan kapasitas-kapasitas terdaftar tersebut, serta mengkomunikasikannya kepada para negara anggota untuk dipergunakan. Menerima informasi mengenai langkah-langkah yang diambil oleh negara-negara anggota untuk memobilisasi peralatan, fasilitas, material, manusia dan keuangan yang dibutuhkan dalam menanggulangi bencana. Memfasilitasi penanganan darurat gabungan, dan apabila diperlukan, memfasilitasi pemrosesan pembebasan dan fasilitas-fasiltas sesuai dengan ketentuan bantuan. Apabila memungkinkan dan dianggap perlu, memfasilitasi pemrosesan transit personil, peralatan, fasilitas, dan material sesuai dengan persyaratan pemberian bantuan. Memfasilitasi kegiatan-kegiatan kerja sama teknis, kegiatan penelitian teknis dan Ilmiah serta menerima informasi dari setiap negara anggota mengenai penetapan Fokal Poin Nasional dan Otoritas yang Berkompeten, serta perubahan-perubahan berikut penetapannya, dan secara berkala dan cepat menyediakan informasi kepada semua negara anggota, dan apabila perlu juga kepada organisasi-organisasi internasional yang relevan.[]
Telepon : 021-3813480
Faksimili : 021-3513094
Visi Apresiasi
ASEAN
EDISI 4, TAHUN I, SEPTEMBER 2010
Penanganan Bencana Dalam Konteks ASEAN Regional Forum (ARF) Indonesia terus menggiatkan upaya penanganan bencana alam, termasuk melalui kerjasama internasional dan regional. Dalam konteks ini, Indonesia bersama dengan Jepang akan memimpin penyelenggaraan latihan bersama penanggulangan bencana dalam konteks ASEAN Regional Forum (ARF) yang terdiri dari 26 negara ditambah dengan Uni Eropa, pada bulan Maret 2011.
S
Dok.asec
ebagai persiapan latihan tersebut, Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Jepang menyelenggarakan Initial Planning Conference/Site Surveys (IPC/SS) yang merupakan rangkaian persiapan dalam rangka ASEAN Regional Forum Disaster Relief Exercise (ARF DiREx) 2011 di Manado, pada tanggal 2327 Agustus 2010. Konferensi tersebut dihadiri oleh perwakilan dari 15 negara peserta ARF dan Uni Eropa yang merupakan perancang latihan dan pembuat keputusan di bidang penanggulangan bencana. Delegasi Indonesia terdiri dari perwakilan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), selaku focal point di bidang penanggulangan bencana, bekerjasama dengan berbagai kementerian/instansi terkait, antara lain Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Markas Besar TNI, Badan SAR Nasional, dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. IPC/SS diawali dengan diskusi dalam kelompok-kelompok kerja yang dibagi sesuai dengan bidang keahlian dan fungsi masing-masing peserta. Setelah itu, para peserta kemudian melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang akan menjadi titik pelaksanaan field training ex-
Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN
Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110
ercise, yaitu di Pulau Mantehage, Pulau Siladen, Pulau Bunaken, Desa Wori, Desa Kimabajo, Desa Mina Esa, Desa Maasing, Kota Manado, dan Kota Bitung. Selain menjadi tempat pelaksanaan gladi lapangan penanggulangan bencana, di tempat-tempat tersebut juga direncanakan akan dilaksanakan program bakti sosial serta kegiatan-kegiatan lain yang ditujukan untuk kepentingan masya-rakat setempat. Kegiatan IPC/SS ini bertujuan untuk memperkuat konsep-konsep latihan, yaitu Table Top Exercise (TTX) dan Field Training Exercise (FTX) melalui berbagai masukan dari para peserta. Sehingga dengan demikian akan dihasilkan konsep yang konkret dan relevan guna meningkatkan kapasitas dan kapabilitas negara-negara peserta ARF di bidang penanggulangan bencana. Sementara itu pelaksanaan ARF DiREx 2011 bertujuan untuk meningkatkan 2 (dua) aspek koordinasi, yaitu koordinasi antara sipil dan militer di dalam bidang penanggulangan bencana serta koordinasi antara negara korban dengan negara-negara pemberi bantuan. Sebagai elemen utama latihan, kegiatan akan difokuskan pada aktivitas koordinasi di posko penanggulangan bencana, kegiatan evakuasi dan identifikasi korban, perawatan medis dan relokasi para korban.[]
Telepon : 021-3813480
Faksimili : 021-3513094
11
EDISI 4, TAHUN I, SEPTEMBER 2010
Lomba Logo Keketuaan Indonesia di ASEAN Tahun 2011
Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN tahun 2011. Sebagai salah satu pendiri ASEAN, Indonesia harus mampu menunjukkan kepemimpinannya dalam menyongsong terwujudnya komunitas ASEAN dengan tiga pilar utamanya yakni: Politik dan Keamanan; Ekonomi, dan Sosial Budaya. Dalam upaya menghadapi tantangan sekaligus peluang menghadapi dinamika regional maupun global, diperlukan sebuah logo yang mampu merefleksikan spirit kepemimpinan Indonesia sekaligus menggelorakan solidaritas ASEAN. KRITERIA LOGO 1. Ide logo harus merupakan ide orisinal dan belum pernah dipublikasikan atau diikutsertakan dalam lomba serupa 2. Logo mengandung Lambang ASEAN asli (Dapat di lihat di www.aseansec.org/7095.htm) 3. Desain logo dibuat dalam tampilan berwarna, dilengkapi dengan penjelasan dan makna logo. PERSYARATAN LOMBA 1. Lomba terbuka bagi WNI, tidak dipungut biaya 2. Peserta wajib melampirkan identitas diri/Fotokopi KTP dan nomor telepon/ e-mail yanh biasa dihubungi 3. Desain logo dikirim dalam bentuk soft-copy dengan format JPEG besar file maksimal 1 MB dikirim ke
[email protected], dan hard-copy yang dicetak di atas kertas foto ukuran , dikirim paling lambat tgl. 27 September 2010 (cap pos) dalam amplop tertutup bertuliskan: PANITIA LOMBA LOGO KEKETUAAN INDONESIA DI ASEAN TAHUN 2011 SELEKSI PEMENANG 1. Dewan Juri akan memilih 3 (tiga) Finalis untuk menentukan 1(satu) Pemenang Utama serta 2 (dua) Pemenang Harapan 2. Pemenang Utama disediakan hadiah Tabungan sebesar Rp. 20.000.000 (Dua puluh juta rupiah), mengunjungi seremoni Keketuaan Indonesia di Vietnam atas biaya Kementerian Luar Negeri RI serta Sertifikat 3. Pemenang Harapan masing-masing memperoleh Tabungan sebesar Rp. 5.000.000 (Lima juta rupiah) dan Sertifikat 4. Nama Pemenang akan diumumkan melalui website Kemlu (www.deplu.go.id) bulan Oktober 2010. 5. Seluruh desain peserta sepenuhnya menjadi milik Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN, Kementerian Luar Negeri RI.
Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN
Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110
Telepon : 021-3813480
Faksimili : 021-3513094
Email:
[email protected]