SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
Tipe Kepribadian, Keterlibatan Pemakai dan Keadilan Prosedural dalam Perancangan Sistem Informasi Akuntansi (Penelitian pada Manajer Keuangan Perusahaan Manufaktur di Kota Bandung)
ARVIAN TRIANTORO Universitas Pendidikan Indonesia LILI SUGENG WIYANTORO* Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Abstract: This study examined the relationship among personality, user involvement, and procedural justice in the design of accounting information system (AIS). Accounting and finance manager were surveyed to determine their perception of actual and desired involvement and procedural justice with AIS implementation project of their choice. A proposed research model was presented based on Personality Type Theory, Doll and Torkzadeh Discrepancy Model of User computing Involvement and Hunton and Price model integrating Procedural Justice with user participation concept. This model was used to classify each respondent into 16 Myers-Briggs personality types and into an involvement state based on measures of perceived involvement and desired involvement. Personality type were compared to determine if there were differences in perceived involvement, desired involvement, involvement state and perceptions of procedural justice. Relationships among perceived involvement, desired involvement, involvement state and procedural justice were also examined. The result suggested that personality type was not an influence on involvement or procedural justice perceptions. However, the result also suggested : (1) that desired involvement influence perceived involvement,(2) desired involvement influence procedural justice perceptions,(3) perceived involvement influence procedural justice perceptions. Keywords:
*
Desired Involvement, Perceived Involvement, Procedural Justice, Myers-Briggs Personality Type.
Corresponding author:
[email protected]
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1757
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
1.
Pendahuluan Perkembangan riset perilaku berkaitan dengan organisasi dan individu dalam
organisasi selalu menarik untuk diteliti. Pada tahun 1970an, menurut Cook (2006) penelitian seputar sistem informasi sangat dipengaruhi oleh Theory of Planed Organizational Change dan konsep partisipasi dalam pengambilan keputusan (Alutto dan Belasco, 1972 dalam Cook, 2006). Secara umum dinyatakan bahwa pengembangan sistem informasi berkaitan erat dengan hubungan positif yang terbangun antara partisipasi dalam hal pengambilan keputusan dan keberhasilan dalam implementasi dari sistem informasi tersebut. Fokus penelitian berhubungan dengan end-user dari sistem tersebut dengan keberadaan informasi yang dihasilkan oleh sistem apakah berguna dan dipahami oleh pemakai informasi. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Doll dan Torkzadeh (1989, 1991) dengan membangun model pertentangan (discrepancy) dari keterlibatan end-user computing. Model ini mencoba membandingkan antara harapan pemakai (should be, expectation, needs) dengan kondisi yang diperoleh atau diterima pemakai, dimana hasil penelitian menyatakan bahwa keinginan user untuk terlibat (desired involvement) memoderasi hubungan antara keterlibatan sesungguhnya (actual involvement) dengan kepuasan (satisfaction). Efektifitas dari setiap aplikasi komputer termasuk aplikasi sistem informasi akuntansi dipengaruhi oleh keterlibatan user dalam proses perancangan dan pengembangan sistem informasi dan oleh kualitas dukungan yang diberikan kepada sumber. Pada saat yang sama berkembang pula teori seputar keadilan prosedural (procedural justice) yang merupakan bagian dari keadilan organisasi dengan didasarkan oleh Equity Theory. Teori ini menggambarkan tentang rasa kejujuran dalam pengambilan keputusan (Laventhal). Penelitian terbaru dilakukan oleh Cook (2006) dengan menggabungkan antara keterlibatan user yang dibangun oleh Doll dan Torlzadeh (1991) dengan persepsi atas keadilan prosedural ditinjau dari sisi personal user. Kajian terbaru dari penelitian ini adalah
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1758
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
dengan memasukkan tipe kepribadian yang dimiliki oleh user dan hubungannya dengan keterlibatan pemakai dan keadilan prosedural dalam perancangan SIA. Digunakannya Myers Briggs Personality Type Indicator (MBTI® Type Indicator) sebagai instrumen untuk pengukuran tipe atau karakteristik kepribadian dari user, diharapkan oleh Cook (2006) sebagai solusi untuk mengetahui karakteristik user yang terlibat dalam perancangan,sehingga hasilnya menjadi masukan bagi organisasi untuk proses seleksi pemilihan orang-orang yang cocok untuk perancangan dan pengembangan SIA. Penelitian oleh Cook (2006) menunjukkan bahwa terdapat hubungan berkebalikan antara variabel perceived involvement dengan variabel desired involvement. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Doll dan Torkzadeh (1991) dimana desired involvement mempengaruhi perceived involvement. Selanjutnya dinyatakan oleh Cook, baik desired involvement maupun perceived involvement berpengaruh terhadap
persepsi
pemakai atas keadilan prosedural dalam perancangan SIA. Sedangkan tipe kepribadian dari pemakai yang menggunakan MBTI® Type Indicator, penelitian Cook (2006) menunjukkan ternyata tidak memiliki perbedaan dan tidak berpengaruh terhadap variabel keterlibatan pemakai (desired involvement, perceived involvement dan involvement state) dan keadilan prosedural dalam perancangan SIA. Penelitian ini pada dasarnya mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Cook (2006) dengan menguji kembali pengaruh keterlibatan pemakai (desired involvement, perceived involvement dan involvement state) terhadap keadilan prosedural. Modifikasi penelitian dilakukan terhadap instrumen untuk variabel tipe kepribadian dengan harapan dapat memberikan hasil yang berbeda dibandingkan penelitian sebelumnya. Setting penelitian manajer keuangan pada perusahaan manufaktur di Kota Bandung dan sekitarnya (Kota Bandung, Cimahi dan Kab. Bandung) yang turut/ pernah terlibat dalam perancangan sistem informasi akuntansi.
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1759
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
2.
Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
2.1 Teori Keterlibatan Pemakai Menurut Barki dan Hartwick (1994) keterlibatan pemakai (user involvement) diartikan sebagai “a subjective psychological state reflecting the (level of) importance and personal relevance that the user attaches to a given sistem” atau “keadaan psikologis subjektif yang merefleksikan tingkat kepentingan dan keterkaitan individu sebagai pemakai atas keikutsertaan mereka terhadap sistem yang telah ditentukan”. Berbeda dengan partisipasi pemakai (user participation) yang diartikan oleh Barki dan Hartwick (1994) sebagai “assignments, activities, and behaviours that users or their representatives perform during the systems development process” atau “ penugasan, aktivitas dan perilaku dari pemakai atau keterwakilan pelaksanaan mereka selama proses pengembangan sistem”. Pengambilan keputusan dalam perancangan sistem informasi akuntansi selalu melibatkan faktor individu maupun kelompok yang terlibat didalamnya (Hunton dan Gibson, 1999). Setidaknya terdapat tiga tipe kelompok keterlibatan pemakai dalam perancangan, ketiga kelompok tersebut meliputi : consultative, representative dan consensus (Mumford, 1981, 1983; Mumford dan Henshall, 1979 dalam Cook, 2006).
2.4.1. Keterlibatan Pemakai, Keadilan Prosedural dalam Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Desired Involvement adalah hasrat atau keinginan dari user untuk terlibat dalam perancangan SIA (Cook, 2006), jika desired involvement dari user tinggi maka kecenderungan tingkat kepuasan yang tinggi semakin besar dikarenakan user sangat antusias untuk terlibat dalam perancangan sistem. Hal ini ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Doll dan Torkzadeh (1991); Cook, 2006 dimana desired involvement berpengaruh terhadap perceived involvement dalam perancangan SIA. Desired involvement SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1760
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
yang tinggi meningkatkan motivasi user untuk terlibat dalam perancangan SIA. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cook (2006) menunjukkan bahwa user yang memiliki level perceived involvement yang tinggi (saturation) atau seimbang (equilibrium) dengan desired involvement akan beranggapan bahwa keadilan prosedural yang diterapkan selama proses perancangan berlangsung tinggi, hal ini berarti user beranggapan bahwa proses keadilan telah berlangsung baik. Berdasarkan paparan di atas maka hipotesis yang diambil dalam penelitian ini adalah : H1
: Desired Involvement berpengaruh terhadap Perceived Involvement user dalam perancangan SIA.
H2 : Desired Involvement berpengaruh terhadap Keadilan Prosedural dalam perancangan SIA. H3
: Perceived Involvement berpengaruh terhadap Keadilan Prosedural dalam perancangan SIA.
H4
: Involvement State berpengaruh terhdap Keadilan Prosedural dalam perancangan sistem.
2.4.2. Tipe Kepribadian dan Keterlibatan Pemakai dalam Perancangan Sistem Penelitian yang dilakukan oleh Kovar, et., al (2003) dan Nikolai (1997) dalam Cook (2006) menemukan bahwa sebagian besar individu yang bergerak di bidang pendidikan akuntansi dan profesi akuntansi lainnya memiliki tipe kepribadian STJ yang dominan (baik ISTJ maupun ESTJ). Sebaliknya hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa individu yag memiliki kemampuan tentang sistem informasi dan teknologi dominan memiliki tipe kepribadian non – STJ (Landry, et., al, 1996; Ott et., al, 1990 dalam Cook, 2006). Dalam penelitian berbeda (perancangan anggaran) yang dilakukan oleh James Jay Mackie (1986) menguji pengaruh dari tipe kepribadian kaitannya dengan proses penyusunan/
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1761
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
perancangan anggaran (budgetary setting). Hasil penelitian menunjukkan terdapat tipe yang dominan (STJ) yang dimilki oleh sebagian besar karyawan di departemen produksi, dan tipe kepribadian ini berpengaruh terhadap persepsi karyawan atas level penyusunan anggaran yang berlangsung di perusahaan serta berpengaruh juga terhadap cara mereka dalam melakukan komunikasi atau berinteraksi selama proses penyusunan/ perancangan anggaran berlangsung. Selanjutnya, steffani A Burd (1998) mengkaji keterkaitan diantara karakteristik kepribadian diantara partners dihubungkan dengan keterlibatan dan kepuasan pelanggan dalam setting perancangan branding dari produk perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa karakteristik kepribadian yang melekat dalam partners mempengaruhi keterlibatan mereka dalam organisasi dalam hal ini perancangan branding atau produk. Hal ini berguna bagi organisasi pada saat pengambilan keputusan berkaitan dengan sistem dan teknologi yang akan diterapkan. Atas dasar kajian di atas maka hipotesis yang dimunculkan dalam penelitian ini diantaranya : H5 :
Terdapat perbedaan dalam level perceived involvement di antara user yang diklasifikasikan ke dalam MBTI® Tipe personality dalam perancangan SIA.
H6 :
Terdapat perbedaan dalam level desired involvement di antara user yang diklasifikasikan ke dalam MBTI® Tipe personality dalam perancangan SIA.
H7 :
Terdapat perbedaan dalam level involvement State di antara user yang diklasifikasikan ke dalam MBTI® Tipe personality dalam perancangan SIA.
2.4.3. Tipe Kepribadian dan Keadilan Prosedural dalam Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penelitian yang dilakukan oleh Cook (2006) menyimpulkan bahwa penggunaan MBTI® type indicator sebagai alat untuk mengukur tipe kepribadian dari individu dapat SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1762
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
berfungsi untuk membuat kerjasama tim bekerja lebih baik, sehingga perubahan yang berlangsung di organisasi dapat berjalan lebih baik. Penelitian Cook (2006) yang meyakini bahwa terdapat perbedaan diantara users yang memiliki tipe kepribadian yang khas berdasarkan MBTI® type indicator, kaitannya dengan persepsi mereka atas keadilan prosedural dalam perancangan sistem informasi akuntansi. Tipe kepribadian yang dimiliki oleh individu (introvert vs ekstrovert, sensing vs intuitif, thingking vs feeling, judging vs perceiving), memberikan dampak perbedaan persepsi atas kejadian yang dirasakan dan dikerjakan. Hal tersebut akan berdampak pula pada keputusan yang mereka ambil, termasuk persepsi mereka atas kondisi keadilan prosedural selama perancangan sistem informasi akuntansi berlangsung. Atas dasar kajian di atas maka hipotesis kaitan antara tipe kepribadian dan keadilan prosedural adalah : H8 : Terdapat perbedaan persepsi mengenai keadilan prosedural di antara user yang diklasifikasikan ke dalam MBTI® Tipe personal dalam perancangan SIA.
3.
Metode Riset
3.1. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Sedangkan periode waktu yang digunakan adalah cross sectional yaitu fakta sesaat berupa data yang hanya dapat digunakan sekali dalam suatu periode pengamatan. 3.2. Unit Analisis, Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian Berdasarkan pengertian tersebut, maka unit analisis dalam penelitian ini adalah manajer keuangan pada perusahaan manufaktur di Kota Bandung dan sekitarnya (Kota Bandung, Cimahi dan Kab. Bandung). Responden dalam penelitian ini adalah manajer di bagian keuangan yang terdapat di perusahaan tersebut dan turut/ pernah terlibat dalam perancangan sistem informai akuntansi. Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1763
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
perusahaan manufaktur di Kota Bandung. Ukuran sampel yang diharapkan untuk penelitian adalah di atas 100 responden. Hal ini konsisten dengan penelitian serupa sebelumnya yang dilakukan oleh Mc Queen (n = 67) dan Cook pada tahun 2006 (n = 93). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara random sampling. 3.3. Variabel Penelitian dan Instrumen Penelitian 1.
Keterlibatan Pemakai (User Involvement) adalah keadaan psikologis subjektif yang merefleksikan tingkat kepentingan dan keterkaitan individu sebagai pemakai atas keikutsertaan mereka terhadap sistem yang telah ditentukan (Barki dan Hartwick , 1994). Selanjutnya diperjelas oleh Doll dan Torkzadeh (1989, 1991) dengan membaginya kedalam dua kondisi psikologis (desired involvement dan perceived involvement). Desired Involvement (DINV) yaitu kondisi hasrat atau keinginan user untuk terlibat dalam perancangan, sedangkan Perceived involvement (PINV) diartikan sebagai keterlibatan
user
sesungguhnya
dalam
perancangan.
Pengukuran
keterlibatan
(involvement) dalam penelitian ini menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Doll dan Torkzadeh (1989). Terdiri dari 8 (delapan) item pertanyaan menggunakan lima skala likert untuk mengukur Perceived Involvement (PINV) dan Desired Involvement (DINV) dalam aktivitas pengembangan sistem. Perceived Involvement (PINV) diartikan sebagai seberapa banyak induvidu yang bersangkutan terlibat langsung dalam kedelapan aktivitas pengembangan sistem. Sedangkan Desired Involvement (DINV) diartikan sebagai seberapa banyak keinginan atau hasrat individu yang bersangkutan untuk terlibat langsung dalam kedelapan aktivitas pengembangan sistem. Tiga kondisi keadaan keterlibatan atau Involvement State meliputi : (a) Saturation (Jenuh). Responden berada dalam klasifikasi saturation jika nilai skor dari PINV > DINV, (b) Equilibrium (seimbang) dan (c) High Deprivation.
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1764
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
2.
Tipe Kepribadian diartikan sebagai tipe atau karakteristik kepribadian yang dimiliki oleh individu (Jung, 1921 dalam Cook, 2006). Tipe Kepribadian diukur dengan memberikan kepada responden empat pasang pernyataan, dan setiap responden diwajibkan memilih setiap pasangnya, sehingga terpilih empat pasang yang merefleksikan tipe kepribadian yang dimiliki oleh responden. Keempat pasangan bipolar tersebut meliputi : (1) Introvert : Ekstrovert, (2) Sensing : Intuitive, (3) Thingking : Feeling dan (4) Judging : Perceiving. Pengukuran tipe kepribadian dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Myers, et al. (1998), dikenal juga dengan Myers-Briggs Type Indicator® (MBTI®). Terdiri dari empat pasang pernyataan. Terdapat 16 karakeristik personal yang dapat dimunculkan dalam instrumen. Instrumen Myers-Briggs Type Indicator® (MBTI®) yang digunakan adalah instrumen yang dikembangkan oleh situs www.PersonalityPathways.com.
3.
Keadilan prosedural, diartikan sebagai persepsi atas keadilan dalam proses pengambilan keputusan (Laventhal, 1980). Diukur dengan menanyakan kepada responden seputar kondisi keadilan prosedural yang terjadi dalam proses perancangan/ pengembangan dan atau pemilihan SIA. Menggunakan 5 (lima) skala likert, angka 1 (satu) menunjukkan kondisi responden sangat tidak setuju dengan pertanyaan/ pernyataan yang diberikan dan angka 5 (lima) mennjukkan kondisi responden sangat setuju dengan pernyataan seputar keadilan prosedural. Instrumen Keadilan Prosedural yang dikembangkan oleh Colquitt (2001) terdiri dari tujuh item pertanyaan menggunakan lima skala likert. Terdiri dari 7 (tujuh) item pertanyaan. Modifikasi dilakukan hanya dengan mengganti kata “outcome” menjadi “sistem”.
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1765
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
3.4 Teknik Analisa Data penelitian yang akan dianalisis menggunakan alat analisis dangan menggunakan SPSS yang terdiri dari: statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi (regression analysis) sebagai model untuk memprediksi dan mempelajari hubungan kausal antara variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Peneliti menggunakan uji independent t-test (uji beda) untuk menganalisis perbedaan
diantara tipe kepribadian pemakai dengan dengan keterlibatan
pemakai (PINV, DINV, STATE dan Keadilan Prosedural). a.
hipotesis 1 sampai hipotesis (3) Hipotesis (1) hingga hipotesis (3) menganalisis pengaruh diantara keterlibatan pemakai (desired involvement, perceived involvement) dengan keadilan prosedural.
b.
Hipotesis (4) sampai dengan hipotesis (8) Dalam penelitian ini analisis data menggunakan Independent Sample t-tes. t=
Rata-rata sampel pertama - rata-rata sampel kedua Standar error perbedaan rata-rata kedua sampel
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Deskripsi Responden dan Variabel Pengiriman kuesioner sebanyak 527 kuesioner yang dilakukan secara acak lewat pos dan diantar langsung kepada perusahaan manufaktur ( Garment and Textile Industry, Plastic Industry, Electronic dan Chemical Product ) yang terdapat di Kota Bandung. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 110 kuesioner, kuesioner yang telah diisi oleh responden akan tetapi tidak layak karena tidak lengkap berjumlah 5 kuesioner. Total kuesioner yang digunakan untuk pengolahan data adalah sebanyak 105 kuesioner. Tingkat pengembalian kuesioner (respon rate) adalah sebesar 20,87% dan tingkat pengembalian kuesioner yang dapat digunakan (usable respon rate) secara keseluruhan adalah sebesar 19,92%. SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1766
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
Profil responden meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan dan lamanya bekerja. Jenis kelamin perempuan dari keseluruhan responden berjumlah 58 orang (55,47%) dan sisanya sebanyak 47 orang (44,76%) berjenis kelamin laki-laki. Usia responden 20 sampai dengan 30 tahun berjumlah 35 orang ( 33,3%). Usia responden 31 hingga 40 tahun berjumlah 40 orang (38,2%) dan usia responden di atas 41 tahun berjumlah 30 orang (28,57%). Dilihat dari data tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sampel dalam penelitian ini rata-rata berada pada posisi produktif kerja. Tingkat pendidikan responden pada tingkat diploma (D1-D3) berjumlah 3 orang (2,86%), untuk tingkat sarjana (S-1) berjumlah 96 orang (91,43%) dan responden yang bergelar master (S2) berjumlah 5 orang (4,76%). Dari data tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sampel dalam penelitian ini rata-rata berada pada tingkat S1 yang berarti sampel dalam penelitian ini memiliki pengetahuan yang cukup untuk memberikan persepsinya. Apabila dilihat dari lamanya bekerja, untuk responden yang bekerja dari 1 hingga 5 tahun berjumlah 73 orang (69,52%), lamanya bekerja 6 hingga 10 tahun berjumlah 19 orang (18,10%) dan responden yang telah bekerja di atas 10 tahun berjumlah 13 orang (12,38%). Dari data tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sampel dalam penelitian ini ratarata berada pada tingkat pengalaman kerja 3 tahun keatas yang berarti sampel dalam penelitian ini memiliki pengalaman kerja yang cukup untuk memberikan persepsinya. Mengenai statistik deskriptif variabel penelitian dapat dilihat tabel 1 pada lampiran. Tabel 1
4.2 Uji Kualitas Data Uji kualitas data meliputi uji realibilitas dan uji validitas, uji reliabilitas dilakukan dengan uji cronbach alpha dengan nilai cronbach alpha > 0,60 (Nunanly, 1967) dalam Ghozali (2005) dan uji validitas dengan melihat Correalted item-Total Correlation > r tabel
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1767
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
product moment dengan signifikansi 5%. Dari hasil uji reliabilitas diperoleh kisaran nilai cronbach alpha antara 0,77-0,82 yang berarti semua variabel reliabel. Sedangkan dari hasil uji validitas menilai kevalidan masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected item-Total Correlation masing-masing butir pertanyaan. Apabila Corrected itemTotal Correlation memiliki nilai kritis > dari 0,3 atau 30%, maka faktor tersebut dikategorikan valid. Dari hasil uji validitas diperoleh kisaran nilai Corrected item-Total Correlation antara 0,308 – 0,748 yang berarti semua variabel valid. 4.3 Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, kriteria yang digunakan adalah jika masing-masing variabel menghasilkan nilai K-S-Z dengan P > 0,05, Dan uji normalitas dengan uji kolmogorov-smirnov variabel dependen seluruhnya normal yang dapat dilihat tabel 2 pada lampiran. Tabel 2
4.4 Pengujian dan Pembahasan Hipotesis 4.4.1 Pengujian Pengaruh Desired Involvement terhadap Perceived Involvement Data statistik pada tabel 3, menunjukkan hasil pengujian pengaruh variabel Desired Involvement terhadap Perceived Involvement. Uji statistik yang digunakan adalah uji regresi sederhana. Tabel 3
Hasil analisis (tabel 4.3) menunjukkan angka Adjusted R Square sebesar 0,324, hal ini berarti 32,4% dari Perceived Involvement dapat dijelaskan oleh variabel Desired Involvement. Sedangkan sisanya
66,9 % (100% - 33,1%) dijelaskan oleh faktor-faktor
lainnya. Dari uji statistik diperoleh nilai thitung sebesar 7,133. Karena nilai thitung lebih besar
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1768
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
dari ttabel, berdasar pada nilai regresi tersebut dapat dikatakan bahwa Desired Involvement berpengaruh terhadap Perceived Involvement dalam hal perancangan SIA. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan bahwa desired involvement mempengaruhi keadilan prosedural dalam perancangan sistem informasi akuntansi diterima. 4.4.2 Pengujian Pengaruh Perceived Involvement terhadap Keadilan Prosedural Data statistik pada tabel 4, menunjukkan hasil pengujian pengaruh variabel Perceived Involvement terhadap keadilan prosedural. Uji statistik yang digunakan adalah regresi sederhana. Tabel 4
Hasil analisis (tabel 4) menunjukkan angka R Square sebesar 0,306, hal ini berarti 30,6 % dari keadilan prosedural yang dirasakan oleh responden dapat dijelaskan oleh variabel Perceived Involvement, sedangkan sisanya sebesar 69,4 % dijelaskan oleh faktor-faktor di luar Perceived Involvement. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai thitung sebesar 6,744. Karena nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka atas dasar nilai regresi tersebut dapat disimpulkan bahwa Perceived Involvement berpengaruh terhadap keadilan prosedural dalam perancangan SIA. Dengan kata lain hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Perceived Involvement mempengaruhi persepsi atas keadilan prosedural dalam perancangan sistem informasi akuntansi dengan ini diterima. 4.4.3 Pengujian Pengaruh Desired Involvement terhadap Keadilan Prosedural Data statistik pada tabel 5, menunjukkan hasil pengujian pengaruh variabel Desired Involvement terhadap variabel keadilan prosedural. Uji statistik yang digunakan adalah uji regresi sederhana. Tabel 5
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1769
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
Data dalam tabel 5, menunjukkan nilai R Square sebesar 0,392. Hal ini berarti 39,2% dari keadilan prosedural dapat dijelaskan oleh variabel Desired Involvement, dan sisanya sebesar 61,8 % dijelaskan oleh variabel lain di luar desired involvement. Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai
thitung
sebesar 8,146, dikarenakan nilai tersebut lebih besar
dibandingkan dengan ttabel nya , maka atas dasar nilai regresi tersebut dapat disimpulkan bahwa Desired Involvement berpengaruh terhadap keadilan prosedural dalam perancangan SIA. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Perceived Involvement berpengaruh terhadap keadilan prosedural dalam perancangan sistem informasi akuntansi diterima. 4.4.3 Pengujian Pengaruh Involvement State terhadap Keadilan Prosedural Data statistik dalam tabel 6, menunjukkan hasil pengujian pengaruh variabel Involvement State terhadap variabel Keadilan Prosedural. Uji statistik yang digunakan adlah uji ANOVA. Tabel 6
Hasil analisis uji levene test (tabel 6) menunjukkan bahwa nilai F test sebesar dapat disimpulkan bahwa kedua varians sama. Hasil output SPSS lainnya (tabel 6) memberikan nilai F hitung sebesar 809,985 untuk intercept dan signifikan pada 0,05. Sebaliknya untuk variabel Involvement State memberikan nilai F sebesar 2,699 dan tidak signifikan pada 0,05. Nilai Adjusted R Squared sebesar 0,032 memberikan arti bahwa variabilitas keadilan prosedural yang dapat dijelaskan oleh variabilitas Involvement State hanya sebesar 3,2%.Oleh karena variabel Involvement State tidak signifikan pada 0,05 dimana nilai probabilitasnya adalah 0,307 untuk Equilibrium, 0,069 untuk saturation dan 0,307 untuk high deprivation, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi keterlibatan (Involvement State) dari responden tidak mempengaruhi keadilan prosedural dalam perancangan SIA. Dengan demikian dapat ditarik
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1770
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
kesimpulan bahwa Involvement State tidak mempengaruhi persepsi atas keadilan prosedural dalam perancangan sistem informasi akuntansi, maka dengan ini hipotesis keempat dalam penelitian ini ditolak. Tabel 7
Pada tabel 7, hasil statistik turkey test memberikan informasi tambahan,tabel subset untuk kategori variabel independent dalam hal ini adalah Involvement State ( Saturation, Equilibrium dan High Deprivation) dan nilai rata-ratanya (means). Pada subset satu berisi nilai keadilan prosedural untuk kategori involvement state High deprivation dan equilibrium. Sedangkan pada subset dua berisi nilai keadilan prosedural untuk kategori saturation. Nilai signifikansi 0,179 (pada subset pertama) dan 0,651 (subset kedua) menyatakan bahwa persepsi keadilan prosedural diantara pegawai dengan kondisi keterlibatan saturation, equilibrium dan high deprivation tidak berbeda secara statistik. 4.4.4
Pengujian Hubungan antara Tipe Kepribadian dengan Perceived Involvement Output SPSS dalam tabel 8, dihitung untuk menguji hubungan antara perceived
involvement dengan tipe kepribadian berdasarkan MBTI® tipe kepribadian. Hasil uji levene test menunjukkan bahwa nilai F sebesar 0,920 dan tidak signifikan pada 0,05 (p>0,05) yang berarti variance sama. Output SPSS lainnya menampilkan nilai F untuk variabel tipe kepribadian sebesar 1,038 dan tidak signifikan pada 0,05. Selanjutnya berdasarkan hasil statistik pada tabel 8, diperoleh nilai propabilitasnya adalah 0,536, karena nilainya lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan diantara tipe kepribadian yang dimiliki responden berkaitan dengan perceived involvement, atau dengan kata lain tipe kepribadian tidak mempengaruhi perceived involvement dalam hal perancangan SIA. Sehingga hipotesis kelima dalam penelitian ini ditolak. Tabel 8
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1771
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
4.4.5 Pengujian Hubungan antara Tipe Kepribadian dengan Desired Involvement Data statistik pada tabel 9, menunjukkan hasil analisa hubungan antara tipe kepribadian dengan desired Involvement. Uji statistik yang digunakan adalah uji ANOVA. Tabel 9
Data statistik yang disajikan pada tabel 9, menguji keterkaitan antara tipe kepribadian dengan desired involvement. Hasil uji levene test menunjukkan nilai F sebesar 1,831 dengan probabilitas sebesar 0,583 dan tidak signifikan pada 0,05 (p > 0,05). Data statistik pada output SPSS test of between-Subject effects menunjukkan besaran nilai F untuk variabel tipe kepribadian 0,874 dan tidak signifikan pada 0,05. Nilai probabilitas sebesar 0,583 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan diantara tipe kepribadian yang dimiliki responden berkaitan dengan desired involvement, atau dengan kata lain tipe kepribadian tidak mempengaruhi desired involvement dalam hal perancangan SIA. Dengan kata lain hipotesis keenam dalam penelitian ini ditolak. 4.4.6 Pengujian Hubungan antara Tipe Kepribadian dengan Involvement State Data statistik yang disajikan pada tabel 10, menguji keterkaitan antara tipe kepribadian dengan involvement state. . Hasil uji levene test menunjukkan nilai sebesar 1,906 dan signifikan pada 0,05 (p<005) yang berarti variance berbeda sehingga menyalahi asumsi ANOVA. Walaupun asumsi variance sama dilanggar, ANOVA masih tetap robust sehingga pengujian statistik dapat diteruskan. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang siginifikan antara variabel tipe kepribadian dengan involvement state. Data statistik menampilkan nilai F sebesar 1,248 dan tidak signifikan pada 0,05 ( p > 0,05).
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1772
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
Selanjutnya nilai probabilitas sebesar 0,039 dan lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata level Involvement State antara responden dengan karakteristik kepribadiannya yang khas tidak berbeda secara statistik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan diantara 16 tipe kepribadian berdasarkan MBTI® Tipe Kepribadian berkaitan dengan level Involvement State. Dengan demikian hipotesis ketujuh dalam penelitian ini ditolak Tabel 10 4.4.7 Pengujian Hubungan Antara Tipe Kepribadian dengan Keadilan Prosedural Data statistik yang disajikan pada tabel 11, menguji keterkaitan antara tipe kepribadian dengan keadilan prosedural. Hasil uji levene test menunjukkan nilai F sebesar 0,869 dan signifikan pada 0,05 (p > 005) yang berarti variance sama. Test of between subject effect menguji pengaruh ANOVA untuk variabel tipe kepribadian terhadap keadilan prosedural. Nilai F test menunjukkan angka 1,076 dan tidak signifikan pada 0,05 (p > 0,05). Tabel 11
Selanjutnya nilai probabilitas yang diperoleh berdasarkan perhitungan statistik adalah sebesar 0,588 (lebih besar dari 0,05), yang berarti tidak terdapat perbedaan diantara tipe kepibadian berdasarkan MBTI® Tipe Personality berkaitan dengan keadilan prosedural. Dengan demikian hipotesis kedelapan dalam penelitian ini ditolak.
4.5 Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa keterlibatan pemakai (user involvement) baik Desired involvement maupun Perceived Involvement mempengaruhi responden berkaitan dengan keadilan prosedural dalam perancangan sistem yang mereka alami. Hal lainnya adalah desired SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1773
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
Involvement dari para responden mempengaruhi Perceived Involvement berkenaan dengan perancangan sistem informasi akuntansi. Hal ini dibuktikan dengan penerimaan hipotesis 1, hipotesis 2, dan hipotesis 3, yang menyatakan bahwa baik Desired Involvement maupun Perceived Involvement berpengaruh terhadap Keadilan Prosedural dan Desired Involvent mempengaruhi Perceived Involvement. 1)
Desired Involvement terhadap Perceived Involvement user dalam perancangan SIA Hasil statistik menunjukkan bahwa desired involvement mempengaruhi perceived
involvement dari responden berkaitan dengan perancangan SIA. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi hasrat (desired) untuk terlibat dalam perancangan sistem, maka pada kenyataannya keterlibatan responden dalam perancangan sistem pun semakin tinggi. Hasil penelitian ini mendukung dan konsisten dengan penelitian sebelumnya (Doll dan Torkzadeh, 1989, 1991; Alexandra Cook, 2006) yang menyatakan bahwa hasrat atau keinginan untuk terlibat yang tinggi dari user akan mendorong keterlibatan mereka secara nyata dalam perancangan sistem. 2)
Desired Involvement terhadap Keadilan Prosedural dalam perancangan SIA Hasil statistik menunjukkan bahwa desired involvement
berpengaruh terhadap
persepsi atas keadilan prosedural dalam perancangan sistem, dengan kata lain bahwa jika tingkat keinginan dari user untuk terlibat dalam perancangan tinggi maka mereka meyakini bahwa tingkat keadilan proseduralpun menjadi tinggi begitupun sebaliknya jika hasrat atau keinginan dari user untuk terlibat rendah maka tingkat keadilan prosedural kaitannya dengan perancangan sistem diyakini rendah pula. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Alexander Cook (2006). Cook meyakini bahwa tinggi rendahnya hasrat dari user untuk terlibat dalam perancangan SIA akan mempengaruhi persepsi user akan tingkat keadilan prosedural dari perancangan sistem itu sendiri.
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1774
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
3)
Perceived Involvement terhadap Keadilan Prosedural dalam perancangan SIA Hasil statistik menunjukkan bahwa perceived involvement berpengaruh terhadap
persepsi atas keadilan prosedural dalam perancangan sistem, dengan kata lain bahwa jika keterlibatan user dalam perancangan SIA tinggi maka mereka meyakini bahwa tingkat keadilan proseduralpun menjadi tinggi begitupun sebaliknya keterlibatan dari user dalam perancangan SIA rendah maka tingkat keadilan prosedural kaitannya dengan perancangan sistem diyakini rendah pula. Hasil penelitian konsisten dengan penelitian sebelumnya (alexander Cook, 2006) yang menyatakan bahwa keterlibatan user yang tinggi dalam proses perancangan sistem akan memberikan kesan keadilan yang tinggi dalam proses perancangan sistemnya. Hasil inipun sesuai dengan riset-riset sebelumnya berkaitan dengan procedural justice theory dan user participation theory ( Barki & Hartwick, 1989, 1994; hunton 1996; Hunton & Price, 1994, 1997; Alexander Cook, 2006) yang menyatakan bahwa keadilan prosedural adalah faktor penting dalam proses perancangan SIA dan tingkat keterlibatan dari user yang tinggi baik dalam hal hasrat/ keinginan (desired) maupun kenyataannya (perceived) akan meningkatkan persepsi keadilan yang tinggi atas proses perancangan tersebut (Doll & Torkzadeh, 1989) sehingga akan berdampak pada tingkat penerimaan dan kepuasan dari user atas sistem tersebut. 4)
Involvement State terhadap Keadilan Prosedural dalam perancangan SIA Berdasarkan hasil statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan sama sekali
diantara level dalam involvement state (saturation, equilibrium dan high deprivation) dengan keadilan posedural, dan ini jelas tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya (Cook, 2006). Kondisi ini menjadi menarik karena dalam hipotesis sebelumnya disimpulkan bahwa kondisi perceived involvement berpengaruh terhadap keadilan`prosedural dalam perancangan sistem, dan ketika dikaji lebih dalam dengan mengklasifikasikan keterlibatan dari user kedalam tiga
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1775
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
kondisi keterlibatan state (saturation, equilibrium dan high deprivation) justru tidak terdapat hubungan sama sekali. Dengan kata lain dapat disimpulkan walaupun keterlibatan user secara nyata dalam perancangan sistem (perceived involvement) dapat mempengaruhi persepsi keadilan dalam proses perancangan sistem akan tetapi tingkat kejenuhan user baik itu antusiame ataupun biasa-biasa saja serta kejenuhan yang tinggi tidak berpengaruh secara signifikan pada persepsi keadilan prosedural selama proses perancangan berlangsung. 5)
Perbedaan dalam level Desired Involvement, perceived involvement dan involvement state diantara user yang diklasifikasikan dalam MBTI® tipe personal Berdasarkan statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan berkenaan
dengan desired involvement, perceived involvement dan involvement state diantara user yang terklasifikasikan dalam MBTI® personality type. Hasil penelitian ini sama dengan temuan penelitian dari Alexander Cook (2006). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tipe personality dari user tidak mempengaruhi hasrat atau keinginan untuk terlibat dalam perancangan ataupun keterlibatan aktual dari user selama proses perancangan sistem berlangsung. Hal lainnya yang ditemukan dalam penelitian ini adalah sebagian besar dari responden memiliki karakteristik tipe personality STJ (baik ISTJ maupun ESTJ), hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kovar et al (2003) dan Nikolai (1997) dimana sebagian besar individu yang bergerak di bidang pendidikan akuntansi dan profesi akuntansi lainnya cenderung karakteristik kepribadiannya dominan STJ. 6)
Perbedaan mengenai persepsi keadilan prosedural diklasifikasikan dalam MBTI® tipe personal
diantara
user
yang
Data statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan diantara user yang terklasifikasikan dalam MBTI® type indicator berkaitan dengan persepsi keadilan prosedural dalam perancangan SIA. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Cook (2006) padahal beberapa peneliti terdahulu ( James Jay Mackie ,1986 wheeler, et al., 2001,2004) meyakini bahwa karakteristik individu yang khas yang diwakili oleh kepribadiannya masing-masing dapat menjadi faktor dominan dalam perilaku berorganisasi SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1776
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
termasuk dalam prinsip manajemen dalam hal ini perencanaan (penyusunan/ perancangan dll). Faktor sebaran karakteristik personality (16 tipe kepribadian ) dan sebaran jumlah responden beserta karakteristik personality yang dimilikinya yang sangat berbeda diyakini menjadi salah satu alasan tipe kepribadian dari users tidak mempengaruhi variabel lainnya. Selain itu dapat disimpulkan juga bahwa walaupun memiliki tipe kepribadian yang khas dan setiap tipe kepribadian tersebut memiliki ciri-ciri dominannya masing-masing, tetapi ketika dikaitkan dengan pengambilan keputusan dari user (keterlibatan dan keadilan prosedural) faktor tipe personality ini tidaklah mempengaruhi.
5. Simpulan dan Saran 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan diantara desired involvement dan perceived involvement dengan keadilan prosedural. Untuk variabel Involvement state dapat disimpulkan tidak berpengaruh terhadap persepsi user atas keadilan prosedural dalam perancangan sistem. Diperoleh bukti empirik bahwa desired involvement atau hasrat/ keinginan user untuk terlibat dalam perancangan SIA berpengaruh terhadap keterlibatan aktual dari user (perceived involvement) pada proses perancangan SIA. Hasil uji hipotesis ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Doll dan torkzadeh (1989, 1991) dan Cook (2006). Menurut mereka peningkatan level desired involvement dapat meningkatkan level keterlibatan aktual/ sesungguhnya (perceived involvement) dari user pada proses perancangan SIA. Selanjutnya, kaitannya dengan keadlian prosedural, diperoleh bukti empiris bahwa desired involvement atau hasrat/ keinginan user untuk terlibat dalam perancangan SIA berpengaruh terhadap persepsi atas keadilan prosedural. Semakin tinggi hsrat/ keinginan SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1777
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
users untuk terlibat semakin besar pula keyakinan atas keadilan prosedural dalam prose perancangan sistem begitupun sebaliknya. Hasil uji hipotesis ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Alexander Cook (2006), yang menyatakan bahwa desired involvement berhubungan positif dengan persepsi pemakai atas keadilan prosedural dalam perancangan SIA. Diperoleh bukti empirik bahwa keterlibatan aktual (perceived involvement) dari user selama proses perancangan berlangsung berpengaruh terhadap persepsi keadilan prosedural. Jika keterlibatan aktualnya tinggi maka persepsi user atas keadilan proseduralnyapun tinggi. Responden percaya bahwa keadilan akan tercipta dalam proses perancangan SIA jika keterlibatan mereka tinggi pula. Diperoleh bukti empirik bahwa karakteristik kepribadian dari responden yang diwakili dalam 16 tipe kepribadian berdasarkan MBTI® personality type tidak memiliki pengaruh terhadap keseluruhan variabel penelitian lainnya (desired involvement, perceived involvement, involvement state dan keadilan prosedural). Dapat disimpulkan bahwa walaupun karakteristik khas yang dimiliki oleh user berbeda-beda dan karakteristik kognitif yang menempel didalamnyapun berbeda akan tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi kondisi keterlibatan dan perspesi atas keadilan prosedural dalam perancangan sistem. 5.2. Saran Atas dasar kesimpulan dan keterbatasan di atas, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut : a. Untuk meningkatkan keakuratan pengisian kuesioner, sebaiknya penelitian selanjutnya menggunakan metode selain metode mail survey. Metode tersebut seperti metode eksperimen atau metode wawancara atau survey secara langsung..
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1778
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
b. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa variabel tipe kepribadian tidak memiliki pengaruh atas variabel lainnya. Untuk penelitian berikutnya disarankan untuk menggunakan indikator kepribadian lainnya seperti DISC, dll. c. Selain itu, penelitian ini perlu diuji lagi dengan menggunakan model statistik lainnya seperti analisis jalur terutama untuk memperkuat keterkaitan diantara keterlibatan pemakai (desired involvement, perceived involvement dan involvement state) serta hubungannya dengan keadilan prosedural.
Daftar Referensi Barki, H., & Hartwick,J. (1989). Rethingking The Concept of User involvement. MIS Quarterly, 53-56 Barki, H., & Hartwick,J, (1994). Measuring user participation, user involvement and user attitudes. MIS Quarterly, 59-82 Cook, Alexandra (2006). The Relationship Among Personality Type, User Involvement, and Procedural Justice in Accounting Information System. Dissertation on H. Wayne HuizengaSchool of Business and Enterpreneurship. Nova Southeastern University Colquitt, J.A, (2001). On the Dimensionality of Organizational Justice : A construct validation of measure. Jornal of Applied Psychology, 86 (3), 127-141 Doll , W., Torkzadeh, G. (1991) A Congruence construct of User Involvement. Decision Sciences, 22. 443-453 Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Hunton, J.E. (1996). “Procedural justice and user involvement in developing accounting software: the effect of instrumental voice, choice, noninstrumental voice and involvement expectation”, The Journal of Information System, 10(1), hlm. 27-47. Hunton, J., & Price K (1994). A Frame Work for Investigating Strategies in Accounting Information Systems Development. Behavioural research in Accounting, 6. ________________, (1997). Effect of the User Participation Process and Task Meaningfullness on Key Information Systems Outcomes. Management Science, 43, 797-812 James Jay Mackie (1986). An empirical Investigation of The Impact of Personality Type on SupervisorSubordinat Relations in a Budgetary Setting. Dissertation. University Microfilms International. Texas. Kovar, S., Ott, R., & Fisher (2003). Personality Preferences of Accounting Students : A Longitudinal case Study. Journal of Accounting Education, 21. 75-94 Laventhal, G (1980). What Should be Done with Equity Theory ? New approach to the Study of fairness in Social Relationship. Plenum Press. New York
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1779
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
Myers, PB & Myers, K.D (1998). The Myers-Briggs Type Indicator Form M. Consulting Psychologist Press. Mountain View. Steffani A Burd (1998). Examining Leadership effectiveness in Profesional Firm : The Impact of Personality Preference, Leadership Disposition and Involvement Practices on Client Satisfaction. Dissertation. University Microfilms International. Texas Wheeler (2001). The Myers-Briggs Type Indicator and Application to Accounting Education and Research. Issues in Accounting Education, 16, 125-150 Wheeler, P.R, Hnton, J.E., Bryant, S.M (2004). Accounting Information System Research Opportunities Using Personality Type Theory and the Myers-Briggs Type Indicator. Journal of Information Systems, 18 (1), 1-19 www.PersonalityParthways.com
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1780
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
Lampiran Tabel 1. Deskripsi Variabel Penelitian Variabel
Teoritis Kisaran 9 - 81 9 - 81 7 - 49
PINV DINV PJUS
Aktual Mean 45 45 28
Kisaran 12 - 42 10 - 43 7 - 34
Mean 26,69 24,41 23,76
Tabel 2. Uji Normalitas Variabel DINV PINV PJUS
Nilai K-S 0,806 0,790 1,240
Sig. (2tailed) 0,535 0,560 0,090
Kriteria 0,05 0,05 0,05
Kesimpulan Normal Normal Normal
Tabel 3 Hasil Analisis Regresi terhadap Variabel Dependen PINV Model Summary Model 1
R R Square ,575a ,331
Adjusted R Square ,324
Std. Error of the Estimate 5,34649
a. Predictors: (Constant), DINV
ANOVA(b) Model 1
Regression Residual Total a Predictors: (Constant), DINV b Dependent Variable: PINV
Sum of Squares 1454,379 2944,249 4398,629
Df 1 103 104
Mean Square 1454,379 28,585
F 50,879
Sig. ,000(a)
Coefficientsa
Model 1
(Constant) DINV
Unstandardized Coefficients B Std. Error 13,195 1,962 ,553 ,077
Standardiz ed Coefficients Beta ,575
t 6,725 7,133
Sig. ,000 ,000
a. Dependent Variable: PINV
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1781
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
Tabel 4 Hasil Analisis Regresi Pengaruh Perceived Involvement terhadap Variabel Dependen Keadilan Prosedural Model Summary Model 1
R ,553(a)
R Square ,306
Adjusted R Square ,300
Std. Error of the Estimate 5,41337
a Predictors: (Constant), PINV Coefficients(a)
Model 1
(Constant) PINV
Unstandardized Coefficients B Std. Error 9,073 2,241 ,550 ,082
Standardized Coefficients Beta ,553
t B 4,048 6,744
Sig. Std. Error ,000 ,000
a Dependent Variable: PJUS
Tabel 5 Hasil Analisis Regresi Pengaruh Desired Involvement terhadap Variabel Dependen Keadilan Prosedural Model Summary Model 1
R ,626a
R Square ,392
Adjusted R Square ,386
Std. Error of the Es timate 5,07436
a. Predic tors: (Constant), DINV
Coefficientsa
Model 1
(Constant) DINV
Unstandardized Coefficients B Std. Error 9,206 1,862 ,599 ,074
Standardiz ed Coefficients Beta ,626
t 4,944 8,146
Sig. ,000 ,000
a. Dependent Variable: PJUS
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1782
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
Tabel 6 Hasil Analisis Regresi Pengaruh Involvement State terhadap Variabel Dependen Keadilan Prosedural a Levene's Test of Equality of Error Variances
Dependent Variable: PJUS F df1 ,729 2
df2 102
Sig. ,485
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal acros s groups . a. Design: Interc ept+State Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: PJUS Type III Sum Source of Squares Corrected Model 219,186a Intercept 32889,605 State 219,186 Error 4141,728 Total 63980,000 Corrected Total 4360,914
df 2 1 2 102 105 104
Mean Square 109,593 32889,605 109,593 40,605
F 2,699 809,985 2,699
Sig. ,072 ,000 ,072
a. R Squared = ,050 (Adjusted R Squared = ,032) Multiple Comparisons Dependent Variable: PJUS
Tukey HSD
(I) State High Deprivation Equilibrium Saturation
Bonferroni
High Deprivation Equilibrium Saturation
(J) State Equilibrium Saturation High Deprivation Saturation High Deprivation Equilibrium Equilibrium Saturation High Deprivation Saturation High Deprivation Equilibrium
Mean Difference (I-J) -3,2082 -5,1412 3,2082 -1,9330 5,1412 1,9330 -3,2082 -5,1412 3,2082 -1,9330 5,1412 1,9330
Std. Error 2,17398 2,29233 2,17398 1,36379 2,29233 1,36379 2,17398 2,29233 2,17398 1,36379 2,29233 1,36379
Sig. ,307 ,069 ,307 ,336 ,069 ,336 ,429 ,081 ,429 ,478 ,081 ,478
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -8,3788 1,9624 -10,5933 ,3109 -1,9624 8,3788 -5,1766 1,3107 -,3109 10,5933 -1,3107 5,1766 -8,4999 2,0835 -10,7210 ,4386 -2,0835 8,4999 -5,2526 1,3866 -,4386 10,7210 -1,3866 5,2526
Based on observed means.
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1783
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
Tabel 7 Hasil analisis Statistik Involvement State dan Keadilan Prosedural PJUS Subset STATE Tukey HSDa,,b,,c
N
1
2
HD
10
16.30
E
61
19.54
S
34
Sig.
19.54 21.15
.179
.651
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 33,858. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20,575. b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c. Alpha = ,05.
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1784
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
Tabel 8. Hasil Analisis Hubungan antara Tipe Kepribadian dengan Perceived Involvement a Levene's Test of Equality of Error Variances
Dependent Variable: PINV F ,920
df1
df2 13
91
Sig. ,536
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal acros s groups . a. Design: Intercept+Type Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: PINV Source Corrected Model Intercept Type Error Total Corrected Total
Type III Sum of Squares 567,938a 47939,749 567,938 3830,691 79172,000 4398,629
df 13 1 13 91 105 104
Mean Square 43,688 47939,749 43,688 42,096
F 1,038 1138,833 1,038
Sig. ,423 ,000 ,423
a. R Squared = ,129 (Adjusted R Squared = ,005) PINV
Tukey HSDa,b,c
Type ENFJ INFJ ESTJ ISTP ENTP ESFP INTJ ISTJ ISFP ENTJ ISFJ ESFJ ESTP ENFP Sig.
N 3 5 15 15 3 4 8 25 4 3 9 5 2 4
Subset 1 23,3333 24,0000 24,3333 24,7333 25,6667 26,2500 26,6250 26,9600 28,0000 29,0000 29,2222 29,6000 32,0000 33,2500 ,551
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 42,096. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,576. b. The group siz es are unequal. The harmonic mean of the group s izes is used. Type I error levels are not guaranteed. c. Alpha = ,05.
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1785
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
Tabel 9. Hasil Analisis Hubungan antara Tipe Kepribadian dengan Desired Involvement a Levene's Test of Equality of Error Variances
Dependent Variable: DINV F 1,831
df1
df2 13
91
Sig. ,050
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal acros s groups . a. Design: Intercept+Type
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: DINV Source Corrected Model Intercept Type Error Total Corrected Total
Type III Sum of Squares 528,402a 39153,859 528,402 4232,989 67323,000 4761,390
df 13 1 13 91 105 104
Mean Square 40,646 39153,859 40,646 46,516
F ,874 841,722 ,874
Sig. ,583 ,000 ,583
a. R Squared = ,111 (Adjusted R Squared = -,016)
DINV
Tukey HSDa,b,c
Type ENFJ ESTJ ESFP INTJ ISTP INFJ ISFJ ISTJ ESTP ENTJ ENTP ENFP ISFP ESFJ Sig.
N 3 15 4 8 15 5 9 25 2 3 3 4 4 5
Subset 1 18,6667 22,2667 22,7500 23,2500 23,5333 23,8000 24,5556 25,0000 25,5000 25,6667 25,6667 25,7500 28,5000 31,2000 ,254
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 46,516. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,576. b. The group siz es are unequal. The harmonic mean of the group s izes is used. Type I error levels are not guaranteed. c. Alpha = ,05.
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1786
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
Tabel 10. Hasil Analisis Hubungan antara Tipe Kepribadian dengan Involvement State Test of Homogeneity of Variances State Levene Statistic 1,906
df1
df2 13
91
Sig. ,039
ANOVA State
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 5,827 32,687 38,514
df 13 91 104
Mean Square ,448 ,359
F 1,248
Sig. ,260
Tabel 11. Hasil Analisis Hubungan antara Tipe Kepribadian dengan Keadilan Prosedural a Levene's Test of Equality of Error Variances
Dependent Variable: PJUS F df1 ,869 13
df2 91
Sig. ,588
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal acros s groups . a. Design: Interc ept+Type
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: PJUS Type III Sum Source of Squares Corrected Model 579,566a Intercept 34640,128 Type 579,566 Error 3771,482 Total 63637,000 Corrected Total 4351,048
df 13 1 13 91 105 104
Mean Square 44,582 34640,128 44,582 41,445
F 1,076 835,813 1,076
Sig. ,390 ,000 ,390
a. R Squared = ,133 (Adjusted R Squared = ,009)
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1787
SESI II/4 Arvian Triantoro dan Lili Sugeng Wiyantoro
Model Penelitian
Perceived Involvement (PINV)
H3 H4
Keadilan Prosedural (PJUS)
H1 H6
Desired Involvement (DINV)
H5
H2
H7 H8
Tipe Kepribadian
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013
1788