Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL PERILAKU BAIK DAN BURUK MELALUI PERMAINAN TEBAK PERILAKU PADA ANAK KELOMPOK B PAUD DHARMA PUTRA KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2015/2016
ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG-PAUD UN PGRI Kediri
OLEH : RISA SUGIHARTANTI NPM: 14.1.01.11.0338P
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016
RISA SUGIHARTANTI | 14.1.01.11.0338P FKIP – PRODI PG PAUD
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
RISA SUGIHARTANTI | 14.1.01.11.0338P FKIP – PRODI PG PAUD
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
RISA SUGIHARTANTI | 14.1.01.11.0338P FKIP – PRODI PG PAUD
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL PERILAKU BAIK DAN BURUK MELALUI PERMAINAN TEBAK PERILAKU PADA ANAK KELOMPOK B PAUD DHARMA PUTRA KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2015/2016 RISA SUGIHARTANTI NPM: 14.1.01.11.0338P FKIP – PG PAUD Pembimbing I : Hanggara Budi Utomo, M.Pd., M.Psi Pembimbing II : Epritha Kurniawati, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Berdasarkan fenomena yang terjadi saat ini, dengan banyaknya anak yang kurang paham akan perilaku baik dan buruk maka peneliti ingin melakukan pengamatan dengan sebuah inovasi pembelajaran yang baru yaitu permainan tebak perasaan. Dengan adanya permainan ini di harapkan kemampuan anak khususnya dalam mengenal perilaku baik dan buruk dapat meningkat atau berkembang sesuai harapan.Permasalahan dalam penelitian ini adalah Adanya pengaruh lingkungan yang kurang mendukung dalam mengenal perilaku baik dan buruk, Peran orang tua yang belum maksimal dalan nengenalkan dan memberi contoh berperilaku yang baik, Pembelajaran yang di berikan guru cenderung monoton atau hanya melalui cerita bergambar, Tidak adanya media pembelajaran yang menarik bagi anak, Rendahnya kemampuan pengenalan perilaku baik dan buruk pada anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan (PTK) dengan subyek penelitian pada 11 anak di kelompok B dan dilakukan di Paud Dharma Putra. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus dan menggunakan instrumen berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM), RencanaPelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), Lembar observasi untuk anak dan Lembar observasi aktivitas guru.Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa tindakan pembelajaran dengan menggunakan permainan tebak perilaku melalui metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan mengenal perilaku baik dan buruk pada kelompok B Paud Dharma Putra Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri. Dari data hasil ketuntasan belajar terdapat peningkatan dalam setiap tahapnya. Hasil pada tahap Siklus I ialah 36 %, hasil pada Siklus II ialah 82 %, dan hasil pada Siklus III ialah 100 %. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa melalui perminan Tebak Perilaku dapat meningkatkan kemampuan mengenal perilaku baik dan buruk pada anak Kelompok B Paud Dharma Putra Kecamatan Gurh Kabupaten Kediri.
Kata Kunci : Kemampuan mengenal perilaku baik dan buru, permainan tebak perilaku, anak kelompok B .
RISA SUGIHARTANTI | 14.1.01.11.0338P FKIP – PRODI PG PAUD
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Adanya
I. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini adalah
pengaruh
lingkungan
yang kurang mendukung merupakan
pendidikan yang ditujukan kepada anak
faktor
sejak lahir sampai usia enam tahun. Di
lingkungan merupakan faktor utama
mana anak prasekolah
mulai yang
utama permasalahan.
Karena
memasuki
masa
penentu perilaku seseorang, khususnya
merupakan
masa
pada perilaku anak usia dini. Pada masa
persiapan untuk memasuki pendidikan
ini,
formal yang sebenarnya disekolah dasar.
pembentukan.Selain
Menurut Montessori (dalam Sujiono,
genetik, lingkungan sangat berpengaruh
1999) masa ini ditandai dengan masa
dalam
peka terhadap segala stimulus yang
(Gunarti,2008).Contoh
diterima melalui pancaindranya.
kehidupan para anak didik ialah saat
Pendidikan
anak
usia
dini
sedang
dalam karena
pembentukan
mereka
tahap
dibesarkan
faktor
kepribadiannya nyata
di
dalam
lingkungan
(PAUD) merupakan pendidikan awal
jalanan, jauh dari suasana keharmonisan,
atau pendidikan yang pertama kali
tidak saling menghargai, kekerasan,
diperoleh oleh anak sebelum anak
persaingan, itu menjadi pelajaran hidup
memasuki jenjang pendidikan yang lebih
sehari – hari mereka.Apa yang di
tinggi. Pendidikan anak usia dini adalah
tunjukkan orang – orang di sekitar
suatu upaya pembinaan yang ditujukan
mereka mulai dari ucapan dan tindakan
kepada anak sejak lahir sampai dengan
secara sengaja atau pun tidak. Secara
usia enam tahun yang dilakukan melalui
tidak
pemberian rangsangan pendidikan untuk
menirukannya,
membantu
perilaku yang buruk pada anak usia dini.
pertumbuhan
dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki
memasuki
kesiapan
pendidikan
lebih
sehingga
Pengaruh
membentuk
lingkungan
dalam
pun
sangat
menentukan
lanjut
pengenalan perilaku anak. Jika anak
pembentukan
hidup dilingkungan yang mendukung
Dalam pendidikan anak usia dini terdapat
mereka
dalam
(Suyanto, 2005)
(PAUD)
langsung
(lima)
lingkungan
yang
baik
akan
aspek
membentuk perilaku anak menjadi baik
harus
dalam berperilaku. Tetapi jika anak
dikembangkan. Adapun 5 (lima) aspek
hidup dilingkungan yang kurang baik
perkembangan tersebut meliputi aspek
atau kurang mendukung maka perilaku
nilai agama dan moral, sosial emosional,
anak juga akan kurang baik pula karena
bahasa, kognitif da n fisi motorik
pengaruh lingkungan tersebut.
perkembangan
5
atau
yang
RISA SUGIHARTANTI | 14.1.01.11.0338P FKIP – PRODI PG PAUD
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Peran orang tua yang belum maksimal
dalam
mengenalkan
dan
berkembangnya kemampuan mengenal perilaku
baik
dan
buruk.Sebab,
memberi contoh tentang bagaimana cara
pembelajaran yang biasa diberikan guru
berperilaku
hanya sekedar duduk, bercerita sesuai
baik,
juga
sangat
berpengaruh terhadap perilaku anak.
gambar.Sehingga
Dalam
cenderung
bosan.Dalam
memberikan pengaruh edukatif seluas –
pembelajaran
guru
luasnya kepada anak, agar membantu
sebuah inovasi baru, tidak hanya duduk
mengembangkan perilaku anak yang
tapi anak seharusnya di berikan aktivitas
positif (Gunarti,2008). Contohnya saat
yang menarik seperti sebuah permainan,
anak didik kembali ke rumah tentu
agar para peserta didik lebih memahami
mereka melihat tayangan di televisi,
apa yang dijelaskan gurunya (Susilana
apabila pada tanyangan tersebut ada
,2009)
hal
ini
orang
tua
harus
adegan tindak kekerasan atau lebih tepatnya
sedang
temannya.Di sangatlah
situ
peran
dengan
didik sebuah
seharusnya
menarik
minat
ada
dan
perhatian anak terhadap pembelajaran maka hendaknya gaya pembelajaran
yaitu
selalu
yang disajikan oleh guru dirancang
anak
saat
mereka
sedemikian rupa agar pembelajaran bisa
televisi
dan
selalu
penting,
orang
anak
tua
mendampingi menonton
bertengkar
Untuk
para
berjalan
dengan
efektif
dan
Pembelajaran
yang
menjelaskan apabila ada tayangan yang
menyenangkan.
kurang di mengerti oleh anak.Dari
dilakukan seharusnya mengacu pada
contoh yang di paparkan diatas, orang
dasar pembelajaran anak sambil bermain
tua menjelaskan bahwa bertengkar itu
dan
adalah salah satu perilaku buruk.Apabila
Pembelajaran akan efektif jika anak
orang tua kurang peka, maka anggapan
secara langsung terlibat dalam kegiatn
anak bertengkar adalah jalan satu –
pembelajaran yang diaplikasikan dalam
satunya untuk membela diri dan biar
suatu permainan tersebut.
bermain
sambil
belajar.
terlihat keren.Jadi peran orang tua di
Media pembelajaran yang kurang
rumah itu sebenarnya sangat penting,
menarik, juga menjadi salah satu belum
khususnya
berkembangnya kemampuan mengenal
dalam
hal
pengenalan
perilaku positif.
perilaku
Pembelajaran
yang
baik
dan
buruk
pada
diberikan
anak.Menurut Susilana (2009) bahwa
guru cenderung monoton, ini juga
media adalah segala bentuk dan saluran
menjadi
yang digunakan untuk menyampaikan
penyebab
RISA SUGIHARTANTI | 14.1.01.11.0338P FKIP – PRODI PG PAUD
belum
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
informasi atau pesan.Maka dari itu,
anak menyimpang dari norma-norma
media merupakan sesuatu yang penting
agama yang ada.
pada saat pembelajaran.Sebab media
Maka dari itu kita sebagai guru harus
adalah daya tarik anak untuk antusias
dapat memilih media pembelajaran yang
belajar.
tepat Biasanya
di
kelas
hanya
untuk
anak.
Peneliti
ingin
melakukan tindakan kelas pada anak
memakai media gambar saja sehingga
kelompok
anak menjadi malas, mulai sekarang kita
kecamatan Gurah, dengan harapan dapat
para guru harus berinovasi membuat
melakukan
media yang dapat membuat para peserta
mengembangkan kemampuan mengenal
didik menjadi semangat belajar.belajar.
perilaku baik dan buruk dengan melalui
Pembelajaran bisa dilakukan diluar kelas
permainan
sambil bermain agar anak tidak jenuh
diharapkan
berada di dalam ruangan atau didalam
menyenangkan dan tidak membosankan
kelas. Anak diajak terlibat langsung
bagi anak, dengan permainan tersebut
dengan kegiatan pembelajaran yang
diharapkan
sedang kita lakukan.
perilaku baik dan buruk pada anak
Rendahnya
kemampuan
B
Paud
Dharma
perbaikan
tebak
Putra
dan
dapat
perilaku
tersebut
kegiatan
tersebut
kemampuan
mengenal
tecapai dengan baik.
pengenalan perilaku baik dan buruk pada anak
juga
sangat
mempengaruhi
perkembangan anak dalam berperilaku sehari hari. Selama ini anak mengenal perilaku itu hanya melalui buku i cerita yang dibacakan guru belum
memahami
sehingga anak dan
mengerti
bagaimana cara berperilaku yang baik
II. METODE 1. Teknik
Pengumpulan
yang
Digunakan Dalam
penelitian
tindakan
kelas, teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti sebagai berikut : a) Observasi
dan benar (Gunarti, 2008).
Observasi
Perkembangan anak usia dini adalah
Data
dipilih
(pengamatan)
bermaksud
masa-masa kritis yang menjadi fondasi
mendapatkan
bagi
akurat, mudah, efisien waktu dan
anak
untuk
menjalankan
data
yang
untuk
kehidupannya dimasa yang akan datang.
lebih
Oleh karena itu rendahnya kemampuan
observasi peneliti atau pengamat
pengenalan perilaku baik dan buruk bisa
akan
menyebabkan perkembangan perilaku
memahami anak atas tindakan anak
RISA SUGIHARTANTI | 14.1.01.11.0338P FKIP – PRODI PG PAUD
obyektif.Dengan
lebih
lebih
mengenal
adaya
dan
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
didik
dalam
pembelajaran
yang
menerima
penelitian ini benar – benar asli
diberikan.
dan bisa dipertanggung jawabkan.
Darihasil observasi, peneliti dan observer
mampu
proses
pembelajaran
2. Instrumen Penelitian
memperbaiki
Pada instrument penelitian
yang
tindakan
kelas
yang
peneliti
diberikan pada siklus I, siklus II,
gunakan, ialah bentuk pedoman
siklus III menjadi lebih baik lagi.
observasi yang berisikan daftar
Sehingga tujuan dari peneliitian
dari
tindakan kelas ini menjadi berhasil.
observasi serta dengan penggunaan
Ada beberapa jenis data yang kami
tanda
observasi, yaitu :
dalam kriteria.
(1) Data
tentang
mengenal
perilaku
baik
dan
sebelum diadakan observasi. tentang
mengenal
yang
hendak
di
apabila sudah termasuk
kemampuan
buruk pada anak Kelompok B
(2) Data
aspek
baik
HASIL DAN KESIMPULAN
1. Pembahasan Dalam siklus I sampai dengan siklus
kemampuan
perilaku
III.
III tentunya terdapat beberapa pembahasan
dan
yang ada pada setiap siklusnya. Dimana ada
buruk pada anak Kelompok B
beberapa poin pembahasan dalam beberapa
saat dan sesudah observasi, pada
siklus, berikut penjabarannya :
siklus I, siklus II, siklus III.
a) Siklus I
b) Dokumentasi
Berdasarkan
Dokumentasi
analisa
hasil
merupakan
pengolahan data yang dibuat sendiri
teknik pengumpulan data yang
oleh peneliti dapat diketahui bahwa
sangat penting, baik berupa foto
pembelajaran mengenal perilaku baik
ataupun berupa video.Apabila kita
dan buruk yang dilakukan pada siklus I
mendokumentasikan setiap proses
sudah mulai berkembang,dari 11 anak
pembelajaran
yang tuntas hanya 36 %
yang
dilakukan,
masih ada
tentunya akan mempermudah kerja
beberapa
kita apabila ada kegiatan yang lupa
tercapai.Misalnya
atau terlewat dari pengamatan kita.
belum begitu tertarik pada permainan
Foto dan video merupakan bahan
ini
yang
proses
permainan baru, (b) siswa cenderung
penelitian kita juga. Sehingga data
main sendiri karena masih malu dalam
yang
berakting. Pada pertemuan berikutnya
terpenting
kita
dalam
kumpulkan
RISA SUGIHARTANTI | 14.1.01.11.0338P FKIP – PRODI PG PAUD
dalam
karena
poin
yang (a)
anak
kegiatannya
belum masih
adalah
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
guru melanjutkan kegiatan yang akan
kegiatan pembelajaran dengan baik, (b)
dicapai
akan
kerja sama antar kelompok juga sangat
meningkatkan hasil ketuntasan belajar
solid. Sehingga penerapan permainan
anak pada siklus selanjutnya.
tebak perilaku pun tercapai.
dan
berupaya
b) Siklus II Keadaan
belajar
siswa
pada
2. Pengambilan Simpulan
siklus IIsudah naik dan mencapai82%. Pembelajaran
yang
dilakukanmulai
menunjukkan
perkembangan
Pada setiap siklus, baik pada siklus I, siklus II, sampai siklus III tentunya
pada
terdapat beberapa poin permasalahan yang
kemampuan mengenal perilaku baik
harus di selesaikan. Dari beberapa tahap
dan buruk. Dan pada siklus II hasil
yang
penelitian sudah masuk dalam tahap
siklusnya,
mulai berkembang sesuai harapan,
kesimpulan sebagai berikut :
misalnya (a) anak sudah mulai paham
sudah
dilakukan tentunya
pada
dapat
setiap diambil
a) Siklus I
dalam pembelajaran yang di berikan
Pada
siklus
I
tentunya
tetapi mereka cenderung egois, karena
terdapat
peserta didik merasa bisa, (b) kerja
diambil, dikarena pada tahap ini
sama antar kelompok masih sangat
pendidik hanya memberikan sebuah
kurang. Pada pertemuan berikutnya
pengenalan tentang permainan tebak
guru melanjutkan kegiatan yang akan
perilaku. Berikut simpulannya :(a)
dicapai
penjelasan materi yang di sampaikan
dan
berupaya
akan
beberapa
ini,
simpulan
meningkatkan hasil ketuntasan belajar
guru kurang
anak pada siklus yang terakhir.
kurang aktif dalam memotivasi anak saat
c) Siklus III Pada
siklus
III
pada
hasil
pengamatan meningkatkan kemampuan mengenal perilaku baik dan buruk
mereka
maksimal,
yang
beracting,
(b)
guru
sehingga
mereka cenderung malu dan main sendiri. b) Siklus II
sudah mencapai ketuntasan yaitu 100%
Pada siklus II pun terdapat
dan sudah masuk dalam penilaian
beberapa simpulan, karena pada tahap
berkembang sangat baik. Dalam siklus
ini anak sudah mulai berkembang
III, peserta didik sudah menunjukkan
dalam
hasil
yang
pengambilan simpulannya : (a) materi
memuaskan. Misalnya (a) peserta didik
yang di berikan guru sudah jelas dan
sudah sangat antusias dan merespon
siswa sudah mulai paham akan tetapi
kegiatan
pembelajaran
RISA SUGIHARTANTI | 14.1.01.11.0338P FKIP – PRODI PG PAUD
penerapannya.
Berikut
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
keaktifan guru kepada seluruh siswa
Perilaku”, maka siswa yang sudah
masih kurang sehingga siswa yang
masuk dalam kategori paham mereka
sudah paham cenderung egois dan
masih cenderung egois dalam bekerja
kerja sama antar teman juga menjadi
sama antar kelompok.
kurang.
2. Keterbatasan
c) Siklus III
Dalam
Di siklus III ini, permasalahan yang
ada
sudah
mulai
bisa
pelaksanaan
kegiatan
pada siklus I, siklus II, dan siklus III
di
tentunya terdapat beberapa keterbatasan
kondisikan.Karena pada tahap ini,
yang di alami peneliti.Berikut beberapa
peserta didik sudah paham dan sangat
poin – poin keterbatasan yang sudah
antusias pada pembelajaran. Tetapi
terangkum, yaitu (a)Kurangnya waktu
dalam siklus ini tetap ada beberapa
pembelajaran yang hanya ± 15 menit,
poin pengambilan simpulan, yaitu (a)
sehingga peserta didik merasa kurang
ternyata dengan adanya sikap guru
puas, (b) Permainan tebak perilaku
yang aktif, materi yang di berikan juga
masih bisa dilakukan Kelompok B saja,
jelas serta kegiatan yang diberikan
sehingga penerapannya bagi sebuah
guru menyenangkan maka siswa pun
lembaga masih belum optimal karena
menjadi lebih paham, lebih antusias
kurang menyeluruh.
dalam menerapkan pembelajaran yang mereka terima. D. Kendala dan Keterbatasan 1. Kendala Dari hasil pelaksanaan tindakan
SIMPULAN Dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan berdasarkan
selama seluruh
tiga
siklus
pembahasan
dan serta
pembelajaran meningkatkan kemampuan
analisis yang telah dilakukan tentunya dapat
mengenal perilaku baik dan buruk mulai
di ambil kesimpulan
dari pra siklus, siklus I, siklus II, siklus
pembelajaran
III tentunya peneliti memiliki beberapa
permainan tebak perilaku melalui metode
kendala dalam pelaksanaannya,beberapa
bermain
kendala yang muncul yaitu (a) Anak
kemampuan mengenal perilaku baik dan
didik cenderung masih bingung, karena
buruk padakelompok B Paud Dharma Putra
pembelajaran yang di berikan tergolong
Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri.
peran
bahwa tindakan
dengan
dapat
menggunakan
meningkatkan
baru yaitu “Permainan Tebak Perilaku”, (b) Setelah peserta didik sudah mulai paham akan kegiatan “Permainan Tebak RISA SUGIHARTANTI | 14.1.01.11.0338P FKIP – PRODI PG PAUD
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
The Early Development of Symbolic Play
IV. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. (1985). Psikologi social, -Cet.8--.PT
Bina
Ilmu
Offset:
Surabaya.
Penelitian.Erlangga:Jakarta. (1998). Tersedia:
Winda
dkk.
Metode
Perilaku
dan
Kemampuan Dasar Anak Usia Ed
1--Cet.2--.Jakarta:
Universitas Terbuka. Gunarti,
Winda
March.(1995).Tahap
–
dkk.
Bermain
dkk.
Pengembangan
(2008).
Metode
Perilaku
dan
Kemampuan Dasar Anak Usia Dini,
Ed
1--Cet.2--.Jakarta:
Universitas Terbuka. Triardhila, Widhadirane. K.N. Pengaruh Metode Bermain Peran Terhadap
(2008).
Pengembangan
Tahap
Peran/Simbolik. Tersedia: Gunarti, Winda
Gunarti,
(2008).
Pengembangan
Dini,
Children-
Pengembangan
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
Depdikbud.
Young
Metode
Perilaku
dan
Peningkatan Perilaku Prososial Anak TK A. (online). Penelitian
Kemampuan Dasar Anak Usia
Tindakan Kelas.Laboratorium
Dini,Ed
Universitas Negeri Malang :Blitar.
1--Cet.2--.Jakarta:
Universitas Terbuka.
Tersedia(http://jurnalonline.um.ac.id
Harijati. (2012). Jenis Perilaku Anak Usia
/data/artikel/artikel225C74A923CD33
Tersedia
5D6435A4FC46BC34C3.pdf),[Diundu
(http://melatipaudku.blogspot.com/
h 5 November 2015, pukul 13.49].
Dini.
(online),
2012/01/jenis-perilaku-anak-uisadini.html),[Diunduh
20
Maret
Walgito, Bimo. (2005). Pengatar Psikologi Umum.Penerbit Andi: Yogyakarta.
2015, pukul 9.45]. Kamus Besar Bahasa Indonesia / Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, ed 3 – cet.3. (2005). Jakarta: Balai Pustaka. Montolalu, B.E.F dkk.(2007). Bermain dan Permainan anak, --Cet.5-- Jakarta: Universitas Terbuka. Satibi,
Otib.
(2005).
Metode
Pengembangan Moral dan Nilai – Nilai Agama, --Cet.4--. Jakarta: Universitas Terbuka. RISA SUGIHARTANTI | 14.1.01.11.0338P FKIP – PRODI PG PAUD
simki.unpkediri.ac.id || 11||