PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS MELALUI PENERAPAN STRATEGI BELAJAR MEMUTAR PADA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 BAMBANGLIPURO BANTUL
ARTIKEL E-JOURNAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
oleh Wulan Dyah Rahmawati NIM 12201241064
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 1
2
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS MELALUI PENERAPAN STRATEGI BELAJAR MEMUTAR PADA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 BAMBANGLIPURO BANTUL
Oleh Wulan Dyah Rahmawati NIM 12201241064 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis narasi ekspositoris dengan strategi Belajar Memutar siswa kelas X TSM (Teknik Sepeda Motor) E SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro, Bantul. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X TSM E SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro yang berjumlah 28 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan keterampilan menulis narasi ekspositoris . Penelitian tindakan ini dilakukan dalam dua siklus yang pada setiap siklusnya terdapat empat komponen, yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data diperoleh dari hasil tes, pengamatan, catatan lapangan, angket, wawancara dan dokumentasi foto. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Keberhasilan tindakan ditentukan oleh peningkatan proses dan hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi Belajar Memutar dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi ekspositoris peserta didik, baik pada kualitas proses maupun hasil. Adapun peningkatan proses pembelajaran ditunjukkan dengan peningkatan pada komponen respon siswa selama proses pembelajaran menulis narasi ekspositoris dan peningkatan pada komponen penerimaan siswa terhadap strategi Belajar Memutar. Peningkatan hasil ditandai dengan meningkatnya kualitas karangan narasi ekspositoris peserta didik. Hal ini ditunjukkan dengan skor menulis narasi ekspositoris peserta didik pada pratindakan adalah 56,93, siklus I 69,00, dan siklus II 82,21. Dengan demikian, kemampuan menulis narasi ekspositoris peserta didik telah mengalami peningkatan, baik pada kualitas proses maupun kualitas hasil pembelajaran setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan strategi Belajar Memutar. Kata kunci: peningkatan, kemampuan menulis narasi ekspositoris, strategi Belajar Memutar
3
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS MELALUI PENERAPAN STRATEGI BELAJAR MEMUTAR PADA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 BAMBANGLIPURO BANTUL
Oleh Wulan Dyah Rahmawati NIM 12201241064 ABSTRACT This study aimed to describe the increase in the ability to write expository narrative strategies Learning Playing a class X TSM (Motorcycle Engineering) E SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro, Bantul. This research is a classroom action research (PTK). The subjects were students of class X TSM E SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro totaling 28 students. The object of this research is to increase the narrative expository writing skills. This action research was conducted in two cycles in each cycle there are four components, namely planning, implementation, observation, and reflection. Data obtained from the results of tests, observations, field notes, questionnaires, interviews and photo documentation. Data analysis technique conducted qualitatively and quantitatively. The success of the action is determined by improvement of processes and results. The results showed that the application of learning strategies can improve the ability to write Playing expository narrative learners, both in the quality of the process and results. As for the improvement of the learning process shown by the increase in the response component of the students during the learning process to write an expository narrative and an increase in the enrollment component of the strategy Learning Playing. The yield increase is marked by increasing the quality of expository narrative essay learners. This is indicated by the expository narrative writing scores of students in pratindakan are 56.93, 69.00 cycle I and cycle II 82.21. Thus, the narrative expository writing ability of students has increased, both in the quality of the process and the quality of learning outcomes after the action using strategies Learning Playing Keywords: improvement, the ability to write narrative, expository, strategies Learning Playing
4
A. PENDAHULUAN Keterampilan berbahasa dalam
pasti akan memerlukan penulisan hasil-hasil
pembelajaran bahasa Indonesia memiliki
penelitian apapun dan yang bagaimanapun
peran yang sangat penting. Bahasa itu
bentuknya harus dikomunikasikan kepada
sendiri merupakan alat komunikasi yang
orang lain dalam bentuk bahasa tulis yang
digunakan
mempunyai nilai-nilai dokumentasi sangat
untuk
berinteraksi
dengan
kuat.
sesama. Di dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan berbahasa
Keterampilan menulis merupakan
terdiri empat komponen, yaitu keterampilan menyimak,
berbicara,
menulis.
Empat
memiliki
peran
membaca,
komponen penting
dalam
keterampilan berbahasa yang wajib dikuasai
dan
oleh siswa. Akan tetapi, keterampilan
tersebut
menulis
proses
siswa.
Raras Piudawati, S.Pd., pada tanggal 23
keterampilan berbahasa memiliki tingkat
januari 2016 ditunjukan bahwa kemampuan
kesulitannya masing-masing. Keterampilan
menulis belum optimal dikuasai oleh siswa,
menulis memiliki tingkat kesulitan yang dikarenakan
oleh
mata pelajaran bahasa Indonesia, yaitu ibu
bahasa Indonesia. Setiap komponen dari
tinggi,
diminati
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
pembelajaran, terutama dalam pelajaran
paling
kurang
terutama dalam menulis narasi ekspositoris.
menulis
Hal tersebut dapat terlihat dari nilai rata-rata
merupakan proses akhir yang mencakup
menulis siswa sebesar 55,00 yang masih di
ketiga komponen berbahasa lainnya.
bawah KKM yaitu 76. Berdasarkan hasil
Salah satu komponen berbahasa
wawancara tersebut, juga diperoleh data
yang penting dalam pembelajaran bahasa
bahwa kelas X Teknik Sepeda Motor (TSM)
Indonesia adalah keterampilan menulis. Hal
E dalam
ini dikarenakan kegiatan menulis dapat
ekspositoris
mengembangkan proses berfikir manusia.
mengalami kesulitan dalam menyusun dan
Darmadi (1996: 3) mengungkapkan bahwa
mengembangkan ide karangan. Siswa juga
kemampuan menulis memiliki peran yang
masih mengalami kesulitan dalam pemilihan
sangat penting bagi dunia pengembangan
kosakata,
ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini
penggunaan ejaan dan tanda baca.
dikarenakan pengembangan iptek apa pun 5
pembelajaran sebagian
penggunaan
menulis
narasi
besar
siswa
kalimat
efektif,
Kegiatan
menulis
di
akan lebih mudah membuat laporan ketika
SMK
Muhammadiyah 1 Bambanglipuro dalam
siswa
Kurikulum
Pendidikan
gagasan-gagasan yang dimiiki dalam bentuk
pembelajaran
narasi ekspositoris. Akan tetapi, hal ini
(KTSP)
Tingkat
2006
Satuan
mencakup
sudah
mampu
dalam menulis berbagai jenis karangan.
menjadi
Pembelajaran
salah
pembelajaran di kelas X TSM E SMK
satunya terwujud dalam Kompetensi Dasar
Muhammadiyah 1 Bambanglipuro saat ini.
(KD) 1.10, yaitu membuat berbagai teks
Hal ini disebabkan kurang dikemasnya
tertulis
bermasyarakat
pembelajaran
menulis
dengan memilih kata, bentuk kata, dan
pembelajaran
yang
ungkapan yang tepat. Berdasarkan KD
menyenangkan.
tersebut, terdapat tiga jenis karangan, yaitu
dilakukan dikelas kurang variatif ( monoton
narasi, deskripsi, dan eksposisi (BNSP,
), siswa kurang aktif dalam mengikuti
2006: 390). Menurut guru bahasa Indonesia
pembelajaran
SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro,
ekspositoris
dari
tersebut,
menganggap menulis narasi ekspositoris
keterampilan menulis narasi paling sulit
sulit. Hal tersebut terjadi karena guru masih
untuk dipahami dan dikembangkan oleh
banyak menggunakan model yang monoton
siswa kelas X Teknik Sepeda Motor (TSM).
seperti ceramah dan langsung menyuruh
dalam
ketiga
menulis
tersebut,
konteks
jenis
tulisan
siswa
Kebermanfaatan menulis narasi
imajinasi
SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro
terlebih
sangat nyata, hal ini didukung dengan
menarik
Pembelajaran
materi dan
untuk
menulis
banyak
siswa
mengarang
strategi dan yang
narasi yang
tanpa
siswa dahulu,
untuk
dimaksimalkan
sehingga
kemampuan
menjadi kurang. Selain itu, siswa juga
Narasi ekspositoris dapat menjadi bekal
merasa cepat bosan dan kurang aktif dalam
mereka untuk memasuki dunia kerja kelak
mengikuti pelajaran sehingga menyebabkan
atau dalam pembuatan laporan setelah Menulis
dengan
proses
imajinasi dan keterampilan menulis siswa
jurusan SMK yang mayoritas adalah teknik.
lapangan.
dalam
memperhatikan kemampuan bahasa dan
ekspositoris untuk siswa kelas X TSM E
praktik
hambatan
menyampaikan
rendahnya nilai mengarang siswa karena
narasi
keterbatasan pengetahuan siswa tentang
ekspositoris menjadi bekal awal siswa dalam
menulis narasi ekspositoris. Hal tersebut,
proses menulis hasil laporan tersebut. Siswa 6
dapat terlihat
penguatan pujian/ hadiah atas hasil kerja
dari sebagian besar siswa
yang baru menulis dua atau tiga paragraf
siswa
sudah merasa cukup. Sehingga karangan
semangat kepada mereka yang belum dapat
tidak
pujian/ hadiah untuk berusaha lebih giat
berkembang
dengan
baik
dan
Indonesia,
seorang
maka guru
terutama diperlukan
dalam
tahap kedua pemecahan masalah secara
kreativitas
berkelompok (membuat peta konsep dari
mengembangkan
sebuah
pemikiran
pembelajaran yang lebih inovatif dapat semangat
siswa
kreatif,
kelompok
secara konsep menjadi
ketiga individu hasil sebuah
bahasanya sendiri yang mudah dimengerti). Model ini dapat meningkatkan kreativitas
pembelajaran mampu mendorong berpikir
peta
tahap
karangan narasi ekspositoris menggunakan
dalam
pembelajan menulis. Selain itu, penggunaan
untuk
dan
masalah
(mengembangkan
keterampilan menulis. Penggunaan strategi
menumbuhkan
gambar),
pemecahan
bahasa Indonesia, terutama pembelajaran
siswa
memberikan
(tanya jawab tentang topik yang dipelajari),
pelajaran
strategi pembelajaran dalam pembelajaran
strategi
serta
yaitu pemecahan masalah secara bersama
Dikarenakan pentingnya pelajaran
menulis,
bagus
lagi. Model ini dimulai dari tahap pertama,
maksimal.
bahasa
yang
siswa dalam merangkai kata dengan bahasa
mampu
sendiri dan melatih siswa untuk fokus pada
mengkonsepkan ide-ide, dan berdiskusi
gambar yang disajikan guru (Huda, 2013:
dengan teman-temannya secara aktif. Salah
311-312).
satu strategi pembelajaran yang diduga cocok untuk meningkatkan keterampilan
Kelebihan strategi Belajar Memutar
menulis narasi ekspositoris adalah strategi
yaitu kreativitas siswa dalam merangkai kata
Belajar Memutar.
dengan bahasa sendiri lebih terasah serta konsentrasi yang terjadi membuat siswa
Strategi Belajar Memutar (Circuit
fokus dalam belajar. Strategi pembelajaran
Learning) merupakan strategi pembelajaran
ini dapat melatih siswa untuk mampu
yang memaksimalkan pemberdayaan pikiran
merangkai kata-katanya sendiri, kemudian
dan perasaan dengan pola penambahan
disempurnakan dengan kata-kata yang lebih
(adding) dan pengulangan (repetition). Di
baik. Hal ini dikarenakan dalam merangkai
akhir pembelajaran, siswa akan diberikan
kata-kata siswa akan lebih fokus pada 7
gambar yang disajikan oleh guru. Selain itu,
ini dilaksanakan di kelas X Teknik Sepeda
kemampuan siswa dalam menuangkan kata-
Motor (TSM) E SMK Muhammadiyah 1
kata juga lebih terasah karena sebelumnya
Bambanglipuro Bantul. Penelitian tindakan
mereka telah membaca beberapa contoh
kelas ini lebih mengarah
tulisan narasi ekspositoris.
menulis, yaitu menulis narasi ekspositoris. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Penelitian ini memilih satu sekolah
peningkatan keterampilan menulis narasi
untuk dijadikan sampel penelitian. Sekolah
ekspositoris
tersebut termasuk dalam sekolah yang
Memutar.
berkategori sedang. Kategori sedang di sini
Belajar
dilakukan
secara
bahasa Indonesia kelas X TSM E SMK
memperkuat dipilihnya permasalahan dalam
Muhammadiyah 1 Bambanglipuro.
keterampilan menulis, terutama menulis
Acuan yang dijadikan pedomean
narasi ekspositoris. Dengan memperhatikan
untuk penelitian ini adalah model penelitian
masalah-masalah yang dialami peserta didik
kelas model Kemmis dan Taggart, yang
kelas X TSM E dalam pembelajaran menulis dan
Penelitian
strategi
ini bekerjasama dengan guru mata pelajaran
pelajaran bahasa Indonesia. Hal inilah yang
karasteristik
melalui
kolektif dan partipasif. Artinya, penelitan
hanya mengacu berdasarkan nilai mata
serta
pada kegiatan
mencangkup tindakan (act), pengamatan
langkah-langkah
(observe), refleksi (reflect) (Wiriaatmadja,
strategi Belajar Memutar, maka penerapan
2007: 67). Berdasarkan hasil observasi yang
strategi tersebut dapat menjadi solusi untuk
diperoleh
mengatasi kesulitan dalam menulis narasi,
secara
tidak
langsung
dari
pengamatan pralapangan, subjek penelitian
khususnya narasi ekspositoris. Oleh karena
tindakan kelas ini adalah siswa kelas X TSM
itu, penelitian ini diteliti dengan beri judul
E SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro,
“Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi
Bantul. Peserta yang terdapat di dalam kelas
ekspositoris melalui Penerapan Strategi
tersebut berjumlah 28 siswa. Peserta didik
Belajar Memutar pada Siswa Kelas X SMK
tersebut menjadi subjek dalam penelitian ini
Muhammadiyah 1 Bambanglipuro, Bantul”.
karena kualitas proses dan hasil belajar
B. METODE PENELITIAN
dalam kegiatan menulis masih rendah.
Penelitian ini menggunakan desain
Objek
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
dalam
penelitian
ini
adalah
peningkatan kemampuan menulis narasi 8
dan disajikan secara deskriptif kualitatif dan
ekspositoris menggunakan strategi Belajar Memutar.
deskriptif kuantitatif.
Penelitian tindakan kelas dilakukan Validitas yang digunakan dalam
dalam bentuk proses pengkajian yang terdiri dari
empat
tahap,
yaitu
penelitian ini adalah validitas demokratis,
perencanaan,
tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi.
Penelitian
tindakan
validitas hasil, validitas proses, dan validitas
kelas dialog. Validitas hasil didapatkan dengan
merupakan penelitian yang dilaksanakan
pendekatan hasil yang baik dan kurang baik
dalam bentuk siklus. Sebelum diadakan tindakan
sebagai
upaya
peningkatan
terkait dengan proses dan hasil menulis
kemampuan menulis narasi ekspositoris dengan
menggunakan
strategi
narasi ekspositoris. Data kurang baik atau
Belajar
tidak memenuhi KKM digunakan sebagai
Memutar, dilakukan observasi pada proses pembelajaran dan praktik menulis narasi
data pelengkap penelitian dan dasar proses
yang biasa dilakukan oleh guru. Kegiatan ini penetapan menulis narasi ekspositoris pada
disebut dengan pratindakan atau prasiklus. yang
siklus selanjutnya. Validitas proses terkait
narasi
dengan proses penelitian itu sendiri mulai
ekspositoris, catatan lapangan, pengamatan,
dari perencanaan sampai dengan penelitian
wawancara, angket, dan dokumentasi foto.
akhir. Di dalam penelitian, guru sebagai
Instrument
dalam
praktisi tindakan kelas dan peneliti sebagai
penelitian ini dengan menggunakan lembar
participant observer yang berada di kelas
kerja peserta didik, lembar catatan lapangan,
dan mengikuti, serta mengamati proses
pedoman wawancara, angket, dan foto
pembelajaran. Validasi dalam penelitian ini
dokumentasi.
dilakukan dengan expert judgement oleh ibu
Teknik digunakan
pengumpulan
adalah
tes
menulis
pengumpulan
Analisis
data
data
data
dilakukan
dengan berdiakusi dengan kolaborator. Data
Raras
yang telah didiskusikan, kemudian diolah
Indonesia 9
Piudawati, SMK
S.Pd,
guru
Bahasa
Muhammadiyah
1
Bambanglipuro. Validasi ditekankan pada
dengan
tampilan instrumen, penggunaan
memperoleh data trianggulasi. Trianggulasi
bahasa,
hasil
pengamatan
melalui
tidak terjadi penafsiran ganda bagi subjek
mengkonsultasikan data yang diperoleh pada
penelitian dan analisis dokumen.
guru
pembelajaran
kolaborator
dilakukan
dapat
dan koreksi terhadap butir instumen agar
Perangkat
sumber
agar
untuk
untuk
memeriksa
keabsahan data tersebut.
dan
instrumen penelitian yang divalidasi adalah
Indikator keberhasilan proses pada
silabus, RPP, lembar kerja peserta didik,
penelitian tindakan kelas ini dilihat dari dua
pedoman pengamatan, dan angket. Proses
komponen yaitu aspek respon siswa selama
validasi diawali dengan pembuatan kisi-kisi
proses
dan
ekspositoris dan aspek penerimaan siswa
instrumen
penelitian.
Rancangan
pembelajaran
terhadap
ahli untuk dikaji. Hasil
kajian tersebut
Komponen respon siswa meliputi beberapa
kemudian diolah dan dikonsultasikan kepada
aspek yaitu keaktifan siswa mengemukakan
pembimbing.
pendapat, keseriusan siswa dalam menyimak
menyajikan observasi,
dapat
data catatan
asli,
Memutar.
materi, sikap siswa saat diberikan tugas, dan
Reabilitas yang digunakan dalam ini
Belajar
narasi
instrumen tersebut kemudian diberikan pada
penelitian
strategi
menulis
diperoleh
dengan
keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran
seperti
lembar
(bercanda/ tidak).
lapangan,
lampiran-
Komponen yang kedua juga meliputi
lampiran, dll. Reliabilitas dipenuhi dengan
beberapa aspek , yaitu antusias siswa saat
melibatkan lebih dari satu sumber data
pembelajaran menggunakan strategi Belajar
trianggulasi untuk diperiksa keabsahannya.
Memutar, sikap siswa terhadap tugas yang
Data asli digunakan untuk perbandingan 10
diberikan guru, keaktifan siswa untuk
mulai
bersedia presentasi ke depan.
Keberhasilan
aspek yaitu keaktifan siswa mengemukakan pendapat,
ketuntasan KKM bahasa Indonesia di SMK
tugas,
antara sebelum diberi tindakan, dengan tindakan.
dan
keseriusan
siswa
dalam
beberapa aspek , yaitu antusias siswa saat pembelajaran menggunakan strategi Belajar
sama dengan KKM mata pelajaran
Memutar, sikap siswa terhadap tugas yang
bahasa Indonesia. C. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
diberikan guru, keaktifan siswa untuk
DAN
bersedia presentasi ke depan.
1. Keberhasilan Proses
2. Keberhasilan Hasil
Keberhasilan proses terjadi secara
Pembelajaran
signifikan selama pembelajaran menulis narasi
dalam
Komponen yang kedua juga meliputi
X TSM E memperoleh nilai lebih dari KKM
karangan
siswa
mengikuti pelajaran (bercanda/ tidak).
Keberhasilan
produk ini diperoleh ketika 75% siswa kelas
atau
keseriusan
menyimak materi, sikap siswa saat diberikan
Muhammadiyah 1 Bambanglipuro yaitu 76,
diberi
dua
Komponen respon siswa meliputi beberapa
terjadi
peningkatan rata-rata skor dan pencapaian
sesudah
dari
siswa terhadap strategi Belajar Memutar.
strategi Belajar Memutar. Keberhasilan ketika
dlihat
II.
ekspositoris dan komponen penerimaan
narasi ekspositoris dengan menggunakan
diperoleh
proses
siklus
selama proses pembelajaran menulis narasi
keberhasilan siswa dalam praktik menulis
ini,
hingga
komponen, yaitu komponen respon siswa
Keberhasilan produk diperoleh dari
produk
pratindakan
ekspositoris
menulis
karangan
narasi ekspositoris pada siklus I dan siklus II
dengan
dengan
menggunakan strategi Belajar Memutar dari
menggunakan
strategi
Belajar
Memutar memberi dampak yang positif bagi 11
kemampuan menulis narasi ekspositoris siswa. Aspek-aspek yang dinilai pada hasil menulis karangan narasi ekspositoris siswa Gambar 1. Grafik Peningkatan Skor Ratarata Tiap Aspek Hasil Menulis Narasi Ekspositoris
terdri dari 5 aspek, yaitu aspek isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata,
Berdasarkan data tersebut, dapat dan mekanik. Skor total setiap aspek diketahui bahwa ada peningkatan jumlah berbeda-beda, skor total aspek isi adalah 25, peserta didik yang mencapai nilai KKM aspek
organisasi
adalah
20,
aspek
25,
aspek
dalam menulis karangan narasi ekspositoris penggunaan
bahasa
adalah
dari pratindakan hingga siklus II. Pada tes mekanik adalah 10, dan aspek mekanik menulis
karangan
narasi
ekspositoris
adalah 20. Total keseluruhan skor total pratindakan, belum ada siswa yang mampu adalah 100. Peningkatan kualitas hasil mencapai nilai KKM. Nilai siswa pada tahap tersebut dapat dilihat melalui distribusi pratindakan rata-rata masih berada dibawah frekuensi skor siswa dan peningkatan skor nilai
65.
Penggunaan
strategi
Belajar
rata-rata pratindakan, siklus I, dan siklus II Memutar pada pembelajaran menulis narasi berikut ini. ekspositoris
mampu
memberikan
Berikut ini ditampilkan grafik peningkatan
peningkatan yang cukup baik. Hal tersebut
skor rata-rata tiap aspek hasil menulis narasi
ditujukan dengan peningkatan jumlah siswa
ekspositoris dari pratindakan hingga siklus
yang mendapatkan nilai KKM. Pada siklus I
II.
terdapat Peningkatan Skor Rata-rata Tiap Aspek Menulis Narasi Ekspositoris Skor Rata-Rata
25 20 15 10 5 Isi
Organisasi
Kosakata
Penggunaan Bahasa
Mekanik
Pratindakan
14.49
12.71
6
11.63
12.07
Siklus I
20.28
15.85
7
12.27
13.07
Siklus II
24.42
16
8.43
17.28
16.07
siswa
yang
mampu
mendapatkan nilai di atas KKM. Pada siklus
30
0
lima
12
II, semua siswa mampu mencapai di atas
antara sebelum diberi tindakan dengan
KKM.
sesudah diberi tindakan. Pemerolehan skor rata-rata kelas
D. SIMPULAN DAN SARAN
pada pratindakan hingga siklus II pun
Berdasarkan hasil penelitian dan
mengalami peningkatan. Skor rata-rata yang
pembahasan yang telah diuraikan pada bab
diperoleh pada pratindakan adalah 56,93,
sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai
pada siklus I sebesar 69,00, dan pada siklus
berikut.
II sebesar 82,21. Peningkatan skor rata-rata
1. Pembelajaran menulis narasi ekspositoris
dari pratindakan ke siklus I sebesar 9,07.
dengan menggunakan strategi Belajar
Peningkatan skor rata-rata dari siklus I ke
Memutar dapat meningkatkan kualitas
siklus II sebesar 13,73 dan peningkatan dari
proses pembelajaran pada peserta didik
prasiklus ke siklus II sebesar 25,3.
menjadi lebih baik. Hal ini dibuktikan melalui
Berdasarkan data di atas, dapat
hasil
pengamatan
yang
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil
menunjukan bahwa selama penelitian
pembelajaran menulis narasi ekspositoris
tindakan,
yang cukup baik dari pratindakan hingga
komponen respon siswa selama proses
siklus II. Keberhasilan pembelajaran ini
pembelajaran menulis narasi ekspositoris
terjadi apabila terjadi peningkatan rata-rata
dan
skor dan pencapaian ketuntasan KKM
penerimaan
bahasa Indonesia terutama pembelajaran
Belajar
menulis
SMK
komponen respon siswa selama proses
Muhammadiyah 1 Bambanglipuro yaitu 76,
pembelajaran menulis narasi ekspositoris
narasi
ekspositoris
di
terjadi
peningkatan siswa
Memutar.
peningkatan
pada
pada
komponen
terhadap
strategi
Peningkatan
pada
ditunjukan dari beberapa aspek, yaitu 13
mengemukakan
dan terdapat beberapa siswa yang sudah
pendapatnya saat mengikuti pelajaran
berani maju ke depan kelas untuk
dari prasiklus hingga siklus II petemuan
membacakan hasil karyanya. Peningkatan
kedua sebanyak 53,58%, siswa mulai
proses ini terjadi secara bertahap dari
menyimak informasi dengan seksama
mulai prasiklus hingga siklus II.
siswa
mulai
aktif
dari prasiklus hingga siklus II petemuan
2. Pembelajaran menulis narasi ekspositoris
kedua sebanyak 71,43%, siswa juga tidak
dengan menggunakan strategi Belajar
mudah mengeluh lagi ketika diberikan
Memutar
tugas dari prasiklus hingga siklus II
pembelajaran menulis narasi ekspositoris
petemuan kedua sebanyak 82,14%, dan
pada peserta didik. Hal ini dapat dilihat
siswa juga tidak bercanda dengan siswa
dari meningkatnya skor rata-rata tes
lain saat pelajaran sedang berlangsung
menulis narasi ekspositoris dari tahap
dari prasiklus hingga siklus II petemuan
pratindakan hingga siklus II. Skor rata-
kedua sebanyak 74,99%. Selanjutnya,
rata menulis narasi ekspositoris peserta
peningkatan
didik pada pratindakan adalah 56,93,
pada
komponen
respon
dapat
meningkatkan
hasil
siswa terhadap strategi Belajar Memutar
siklus I
juga ditunjukan dari beberapa aspek,
Peningkatan hasil juga ditandai dengan
yaitu
jumlah
siswa
pembelajaran
mulai narasi
antusias
ketika
69,00, dan siklus II 82,21.
siswa
mencapai
ekspositoris
yang
KKM.
telah
Hasil
mampu
menunjukan
menggunakan strategi Belajar Memutar
bahwa lebih dari 75% siswa kelas X TMS
dari prasiklus hingga siklus II petemuan
E telah mampu mencapai KKM. Dengan
kedua sebanyak 3,71%, siswa juga
demikian,
peserta
didik
tersebut mengalami peningkatan dalam
bersedia mengerjakan tugas dengan baik, 14
pembelajaran menulis narasi ekspositoris
berlatih menulis agar dapat menghasilkan
yang cukup baik dari tahap pratindakan
karya yang baik dan layak dipublikasikan.
hingga siklus II, baik pada kualitas proses
E. DAFTAR PUSTAKA
maupun
BNSP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMK/MAK. Jakarta: BNSP.
kualitas
hasil,
setelah
menggunakan strategi Belajar Memutar. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
Darmadi, Kaswan. 1996. Meningkatkan Kemampuan Menulis. Yogyakarta: ANDI.
berikut ini beberapa saran. 1) Saran bagi guru diharapkan mampu memanfaatkan
Huda, strategi pembelajaran lain sebagai alternatif pembelajaran menulis agar peserta didik
Wiriaatmadja, Rochhiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
dapat terlibat aktif dalam pembelajaran sekaligus
dapat
lebih
mudah
dalam
memahami materi pembelajaran. 2) Saran bagi sekolah pihak sekolah diharapkan meninjau kembali kelengkapan sarana dan prasarana
pembelajaran
mempermudah
guru
dalam
agar
Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
lebih
merancang
pembelajaran menulis narasi ekspositoris dengan bahan-bahan pembelajaran yang lebih kreatif untuk menarik minat peserta didik dalam belajar. 3) Saran untuk peserta didik diharapkan dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran serta lebih giat dalam 15