10
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA AWAL MENGHADAPI MENARCHE (Studi kasus di SDN 1 Kotawaringin Hilir Kec. Kotawaringin Lama Kab. Kotawaringin Barat Prov. Kalimantan Tengah) Arni Fadriyana*Rahaju Ningtyas**Eko Sari Ajiningtyas *** ABSTRAK Menarche merupakan peristiwa ketika seorang anak perempuan mengalami haid atau datang bulan yang pertama kali. Remaja putri yang akan mengalami menarche membutuhkan kesiapan mental yang baik. Narasumber yang dapat mempersiapkan seorang remaja putri dalam menghadapi menarche, salah satunya orang tua. Anak pertama kali melakukan interaksi komunikasi dalam lingkungan keluarga terutama dengan orang tua. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan peran orang tua dengan kesiapan remaja awal menghadapi menarche pada siswi SDN 1 Kotawaringin Hilir. Desain penelitian ini menggunakan descriptioncross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas 4 dan 5 sebanyak 27 anak yang sekaligus sebagai sampel. Teknik analisis data yang digunakan dengan analisis chi square. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk variabel peran orang tua dan kesiapan remaja awal menghadpai menarche.Hasil penelitian menunjukan sebagian besar anak di SDN 1 Kotawaringin Hilir Kelas 4 dan 5 yang tidak siap dalam menghadapi menarche sebanyak 17 anak (63,0%). Sebagian besar memiliki orang tua yang berperan kurang aktif sebanyak 20 orang (74,1%). Setelah analisis chi square dengan bantuan aplikasi SPSS didapatkan hasil p value 0,711. Kesimpulannya tidak ada hubungan antara peran orang dengan kesiapan remaja awal menghadapi menarche di SDN 1 Kotawaringi Hilir. Kata Kunci : Peran Orang Tua, Kesiapan, Menarche RELATION THE ROLE OF PARENTS WITH READINESS TEENAGERS EARLY FACE MENARCHE ( A Case Study In SDN 1 Kotawaringin Hilir Kec. Kotawaringin Lama Kab.Kotawaringin Barat Prov. Central Borneo 2016) ABSTRACT Menarche is events when a girl experienced menstruation or coming the first month times. Adolescent girls that will experience menarche need readiness mental good. Resource persons who could prepare for a adolescent girls in the face of menarche, one of them parent. The first to hold interaction commubication in family environment especially with the old man. The purpose of research bto know relations the role of parents with readiness teenagers early face menarche in of SDN Kotawaringin Hilir.Design this research using description cross sectional. Population in this research is grade student 4 and 5 27 children and a sample. Technique analysis the data used to analysis chi squer. Data collection mothod used a questionnaire for variable the role of parents and readiness teenagers earlyconfront menarche.The results of the study showed the greater part of the in SDN 1 Kotawaringin Hilir grade 4 and 5 who are not ready to in the face of menarche 17 children (63,0%). Most have parents who had a role less active about 20 people (74,1%). After analysis chi squer with the help of application SPSS obtained the result of p value 0,711. In conclusion there was no connection between the role of parentswith readiness teenagers early face menarche in SDN 1 Kotawaringi Hilir. Keywords: The Role Of Parents, Readiness, Menarche
Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017
11
PENDAHULUAN Tumbuh kembang manusia tidak bisa dilepaskan dari masa remaja. Sebelum mencapai masa remaja, manusi terlebih dulu melewati masa kanak-kanak. Padamasa peralihan anak-anak ke remaja ditandai dengan berbagai macam perubahan baik fisik, kognitif, sosial dan kematangan seksual. Hal itu dapat terjadi sesuai dengan usia bila remaja dalam kondisi tidak sehat. Remaja yang sehat adalah remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya WHO (2014:1). Oleh karena itu tumbuh kembang remaja sangat penting, untuk menilai batasan-batasan keadaan remaja dan batasaan usia remaja awal. Perubahan yang terjadi pada remaja putri meliputi ditandai dengan pertumbuhan badan yang cepat, perubahan psikis dan timbulnya kelamin sekunder seperti tumbuhnya rambut pada kemaluan (pubis), pembesaran payudara, aksila serta panggul mulai melebar dan membesar, selain itu organ reproduksi yang berada didalam juga mengalami perkembangan dan perubahan untuk mempersiapkan haid pertama atau menarcheLestari(2011:56). Menarche merupakan menstruasi pertama yang terjadi akibat proses sistem hormonal yang kompleks, setelah panca indra menerima rangsangan yang diteruskan ke pusat dan diolah oleh hipotalamus, dilanjutakan dengan hipofise, memulai sistem portal dikeluarkan hormon gonadotropin perangsang folikel dan leutenizing hormon (LH) untuk merangsang indung telur. Adanya beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya menarche pada remaja awal juga tergantung pada tingkat perkembangan lingkungan yaitu yang bertempat tinggal di desa dan kota. Dengan adanya perbedaan tersebut seorang remaja memperoleh stimulus atau respon berbeda pula yang menyebabkan suatu proses kedewasaan atau pubertas menjadi lebih cepat. Adapun perubahan fisik ditandai juga dengan menarch.
Usia menarche yang semakin dini telah dilaporkan oleh beberapa peneliti, diantaranya Desti Ramatika (2015:36), mengatakan remaja di Amerika Serikat menjadi dewasa satu tahun lebih cepat dari remaja Eropa, rata-rata usia menarche menurun dari 14,2 tahun menjadi 12,45 tahun. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SDN 1 Kotawaringin Hilir pada tanggal 04 Mei 2016, diperoleh data seakolah denagan jumlah guru sebanyak 11 orang dan jumlah siswa sebanyak 137 anak, data sekolah tersebut dibagi menjadi 6 kelas, dimana data yang diteliti siswi kelas IV dan V sebanyak 27 anak, dengan rincian kelas IV sebanyak 17 anak dan kelas V sebanyak 10 anak. Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner diperoleh data hubungan peran orang tua dengan kesiapan remaja putri awal menghadapi menarche yang dilakukan terhadap 10 siswi putri kelas V yang belum mengalami menarche diperoleh 6 siswi (60,0%) menyatakan tidak siap menghadapi menarche, merasa takut, tidak tau tanda-tanda menarche, tidak tau menggunakan pembalut, dan takut membersihkan alat kelami ketika mengalami menstruasi. Dimana 4 siswi (40,0%) mendapatkan informasi dari ibunya bahwa menstruasi adalah hal wajar bagi seorang wanita rasa nyeri yang dialami tidak lama dan 2 siswi (20,0%) tidak mendapatkan informasi dari ibunya tentang menstruasi. Menarche harus siap diterima remaja putri sebagai kondisi yang fisiologis, pada kenyataannya banyak yang tidak siap. Humaira (2011:172) mengemukakan semakin muda usia remaja putri dan semakin belum siap menerima peristiwa menstruasi, akan semakin terasa kejam mengancam pengalaman menstruasi tersebut. Dirasakannya terasa pahit dan menyebalkan, sebagai gangguan atau sabagai reaksi kejutan dalam anggapan dan fantasi seorang remaja putri.
Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017
12
Remaja putri yang tidak siap menghadapi menarche mengindikasikan perasaan yang negatif terhadap menstruasi daripada mereka yang lebih siap menghadapi dimulainya siklusnya menstruasi. Remaja putri yang dewasa lebih cepat daripada teman sebaya, memiliki reaksi yang lebih negatif dibandingkan dengan remaja putri yang lebih dewasa lebih lambat daripada teman sebaya. Humaira (2011:42). Ketidaksiapan remaja menyebabkan remaja bingung, takut, dan kawatir. Ketidaksiapan remaja dapat disebabkan karena pengetahuan yang rendah. Masalah rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja awal yaitu kurang memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang perubahan-perubahan fisik dan psikologis terkait menarche. Adanya data ketidaksiapan harus ada solusi, salah satunya dengan peran serta orang tua secara aktif untuk menjelaskan tentang kesehatan reproduksi remaja. Peran orang tua sebagai titik awal proses identifikasi diri bagi remaja yang dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan jiwa remaja. Orang tua (khususnya ibu) adalah tokoh yang mendidik anak-anaknya, yang memelihara perkembangan anak-anaknya dan juga mempengaruhi aktivitas-aktivitas anak diluar rumahnya. Ibu merupakan tokoh yang dapat melakukan apa saja untuk anaknya, yang dapat mengurus serta memenuhi kebutuhan fisiknya dengan penuh pengertian Aryani (2010:10) Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut. Apakah ada hubungan peran orang tua dengan kesiapan remaja putri menghadapi menarche studi kasusSDN 1 kotawaringin Hilir ? Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi dan pengembangan literatur bagi mahasiswa dan dapat menjadi bahan acuan untuk penelitian lanjutan. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 Mei 2016 di SDN 1 Kotawaringin Hilir, Kotawaringin Lama, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah Tahun 2016. Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan secara cross sectional yaitu tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran variabel tidak terbatas harus tepat pada satu waktu bersamaan Notoatmodjo ( 2010:5). Populasi, dan Sampling Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas IV dan V SDN Kotawaringin Hilir tahun 2016 sebanyak 27 siswi. Sampling Sampling adalah proses penyeleksi porsi dari populasi untuk mewakili populasi. Adapun teknik sampling yang digunakan. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sempel sama dengan populasi Sugiyono (2013:17). Alasan mengambil total sampling karena menurut Sugiyono (2013:17) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya. Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah 27 orang.
Menganalisis hubungan peran orang tua dengan kesiapan remaja awal menghadapi menarche pada anak usia remaja awal di SDN 1 Kotawaringin Hilir.
Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017
13
awal menghadapi menarche di SDN 1 Kotawaringin Hilir tahun 2016 (n=27)
Pengumpulan Data Data primer pada penelitian ini adalah hasil kuesioner peran orang tua dan kesiapan dalam menghadapi menarche. Adapun data sekunder dalam penelitian ini yaitu, data jumlah siswi kelas 4 dan 5 SDN 1 Kotawaringin Hilir dan data orang tua yaitu umur, pendidikan dan pekerjaan. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur variabel peran orang tua dan kesiapan anak usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche. Analisa Data Analisi Univariat Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan variabel peran orang tua dan kesiapan anak remaja awal dalam menghadapi menarche pada siswi SDN 1 Kotawaringin Hilir. Data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Analisis Bivariat Analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan hubungan antara peran orang tua dengan kesiapan anak usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche pada siswi SDN 1 Kotawaringi Hilir. Analisis bivariat dalam penelitian ini diolah menggunakan program pengolahan data Statistical Product and Service Solutions (SPSS) dengan uji chi square.
Umur (Tahun) 20-40 41-60 60 Total
Jumlah 8 14 5 27
Persentase (%) 29,6 51,9 18,5 100,0
Sumber : Data Primer 2016
Pada tabel 1 diatas menunjukan bahwa sebagian besar umur 40-60 orang tua yang berperan dalam kesiapan remaja awal menghadapi menarche sebanyak 14 orang (51,9%) Pekerjaan orang tua Karakteristik orang tua berdasarkan pekerjaan diperoleh yaitu: Tabel 2 Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan orang tua dengan kesiapan remaja awal menghadapi menarche di SDN 1 Kotawaringin Hilir Tahun 2016 n=27) Persentase Pekerjaan Jumlah (%) Buruh 3 11,1 PNS 8 29,6 Swasta 2 7,4 IRT 14 51,9 Total 27 100,0 Sumber : Data Primer 2016
HASIL PENELITIAN
Pada tabel 2 diatas menunjukan bahwa sebagian besar pekerjaan ibu rumah tangga yang berperan dalam kesiapan remaja awal menghadapi menarche sebanyak 14 orang (51,9%)
Data Umum
Pendidikan terakhir orang tua
Data umum menyaji data orang tua seperti usia, pekerjaan dan pendidikan terakhir.
Karakteristik orang tua berdasarkan pendidikan terakhir diperoleh yaitu: Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan terakhir orang tua dengan kesiapan remaja awal menghadapi menarche di SDN 1 Kotawaringin Hilir Tahun 2016 (n=27)
Usia orang tua Karakteristik orang tua berdasarkan usia diperoleh hasil yaitu: Tabel 1 Distribusi frekuensi berdasarkan umur orang tua dengan kesiapan remaja
Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017
14
Pendidikan
Jumlah
SD SMP SMA PT Total
17 3 7 0 27
Persentase (%) 63,0 11,1 25,9 0 100,0
Sumber : Data Primer 2016
Pada tabel 3 diatas menunjukan bahwa sebagian besar pendidikan terakhir orang tua adalah SD sebanyak 17 orang (63,0%). Analisa Univariat
Data Kusus Hasil analisis peran orang tua dengan kesiapan remaja awal menghadapi menarche.
Kesiapan menghadapi menarche Tidak siap Siap Total
Frekuensi
Persentase
17 10 27
63,0 37,0 100,0
Sumber : Data Primer 2016
Pada tabel 5 diatas menunjukan bahwa kesiapan remaja awal dalam menghadapi menarche sebagian besar kategori tidak siap sebanyak 17 anak (63,0%) Analisa Bivariat Tabel6.Tabulasi silang hubungan peran orang tua dengan kesiapan remaja awal menghadapi menarche di SDN 1 Kotawaringin Hilir Tahun 2016 (n=27)
Tabel 4. Distribusi frekuaensi peran orang tua pada anak remaja awal menghadapi menarche di SDN 1 Kotawaringin Hilir Tahun 2016 (n=27) Peran Orang Tua Kurang aktif Aktif Total
Frekuensi
Persentase
20
74,1
7 27
25,9 100,0
Sumber : Data Primer 2016
Pada tabel 4. diatas menunjukan bahwa peran orang tua dalam kesiapan remaja awal dalam menghadapi menarche sebagian besar kategori kurang aktif sebanyak 20 orang (74,1%). Hasil analisis kesiapan remaja awal menghadapi menarche. Tabel5. Distribusi frekuaensi kesiapan remaja awal menghadapi menarche di SDN 1 Kotawaringin Hilir Tahun 2016 (n=27)
Sumber : Data Primer 2016
Dari tabel 6 bahwa sebagian besar remaja awal yang tidak siap memiliki orang tua yang kurang aktif berperan dengan kesiapan remaja awal menghadapi menarche sebanyak13 anak (65,0). Dan didapatkan hasi chi square 0,711 menunjukan nilai p>0,005 dengan bantuan aplikasi SPSS 23 sehingga H1 ditolak dan H0 diterima maka dapat dikatakan tidak ada hubungan antara peran orang tua dengan kesiapan remaja awal menghadapi menarche di SDN1 Kotawaringin Hilir kelas IV dan V.
PEMBAHASAN Analisa Univariat
Hasil analisis peran orang tua Berdasarkan tabel 4didapatkan sebagian besar orang tua berperan kurang aktif dengan jumlah 20 orang (74,1%). Kurang aktifnya orang tua disebabkan kurangnya
Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017
15
kesadaran orang tua bahwa anak mereka masih memerlukan bantuan dalam menjaga kesehatan, orang tua yang kurang aktif akan cenderung tidak memperhatikan dengan kesehatan anaknya sedangkan sebenarnya anak sangat perlu mendapatkan perhatian dan informasi sehingga orang tua sangat diperlukan. Orang tua khususnya Ibu merupakan sumber informasi yang paling penting tentang masalah haid a gar anak tidak mendapatkan informasi yang keliru mengenai kesehatan reproduksi maka peran orang tua sangat diharapkan Masysaroh (2007:1).Berdasarkan tabulasi kuesioner peran orang tua didapatkan nilai rata-rata paling rendah pada indikator memberikan pengertian (2,46), membimbing (2,44), mengingatkan(231), menciptakan lingkungan (2,19), pengamatan berulang-ulang(2,22), konsisten (2,60) dan penyediaan fasilitas (1,83) termasuk kategori jarang dilakukan orang tua. Pada tabel 1 diatas menunjukan bahwa sebagian besar umur 40-60 orang tua yang berperan dalam kesiapan remaja awal menghadapi menarche dengan jumlah 14 orang (51,9%). Pada tabel 2 diatas menunjukan bahwa sebagian besar pekerjaan orang tua adalah ibu rumah tangga dengan jumlah 14 orang (51,9%). Seorang anak belum memiliki kesadaran penuh dalam menjaga kesehatan reproduksi. Anak usia sekolah cenderung meniru kebiasaan orang sekitar atau terdekatnya. Ibu rumah tangga ada kecenderungan waktu bersama dengan anak lebih banyak sehingga anak merasa lebih dekat. Sesuai pendapat Supartini (2004) dikutip Setiawan (2014:89), luasnya rentang kontak penting untuk pembelajaran dan perkembangan kepribadian yang sehat.
reproduksi. Menurut Notoadmojo (2010:17), Pendidikan rendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilali yang baru dikenal.
Pada tabel 3 diatas menunjukan bahwa sebagian besar pendidikan terakhir orang tua di SDN 1 Kotawaringin Hilir adalah SD sebanyak 17 orang (63,0%). Orang tua akan mendidik anaknya berdasarkan pengetahuan yang ia miliki sebagai dasar didikannya yang ia telah dapatkan. Orang tua yang berpendidikan rendah kurang memiliki empati kesehatan bagi anaknya termasuk memberi pendidikan kesehatan
Pada tabel 1 diatas menunjukan bahwa sebagian besar umur 40-60 orang tua yang berperan dalam kesiapan remaja awal menghadapi menarche sebanyak 14 orang (51,9%). Pada tabel 5.2 diatas menunjukan bahwa sebagian besar pekerjaan ibu rumah tangga yang berperan dalam kesiapan remaja awal menghadapi menarche sebanyak 14 orang (51,9%). Diharapkan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dapat
Hasil analisis kesiapan remaja awal menghadapi menarche. Berdasarkan tabel 5 hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar anak tidak siap dalam menghadapi menarche sebanyak 17 anak (63,0%). Tingginya angka ketidak siapan anak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi remaja tidak siap adalah pengetahuan tentang menarche. Remaja belum mendapatkan pengetahuan dan informasi yang benar tentang menstruasi sehingga memiliki informasi yang salah tentang menstruasi, bahkan sering mengaitkan menstruasi dengan suatu yang negatif. Ketidaktahuan remaja tentang menstruasi dapat mengakibatkan remaja sulit untuk menerima menarche Budiati dan Apriastutik(2012:5).Berdasarkan tentang tabulasi kuesioner kesiapan remaja awal menghadapi menarche didapatkan nilai rata-rata paling rendah pada indikator siap menghadapi menarche (0,3), dan siap menghadapi perubahan fisik (0,5) termasuk kategori tidak siap. Pada indikator siap menghadapi menarche sedangkan untuk siap menghadapi perubahan fisik. Dari kedua indikator tersebut mendapat nilai rendah disebabkan kekesiapan remaja awal dalam menghadapi menghadapi menarche tidak siap. Ketidaktahuan remaja tentang menstruasi dapat mengakibatkan remaja sulit untukmenerima menarche Budiati dan Apriastutik (2012:7).
Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017
16
lebih mudah dalam mengawasi kegiatan dan membimbing anak dalam kesehatan reproduksi karena anak belum memiliki kesadaran untuk menjaga dan merawat kesehatan reproduksinya. Sesuai pendapat Supartini (2004) dalam Setiawan (2014:88), luasnya rentang kontak penting untuk pembelajaran dan perkembangan kepribadian yang sehat. Karena perilaku orang tua mempengaruhi dengan kesiapan remaja menghadapi menarche. Pada tabel 3 diatas menunjukan bahwa sebagian besar pendidikan terakhir orang tua adalah SD sebanyak 17 orang (63,0%). Dari data tersebut, daerah sekitar SDN Kotawaringin Lama sangat mungkin terjadinya ketidak siapan remaja awal dalam menghadapi menarche karena rendahnya pengetahuan orang tua khusnya ibu . Hubungan peran orang tua dengan kesiapan remaja awal menghadapi menarche Dari tabel 6 bahwa sebagian besar remaja awal yang tidak siap menghadapi menarche dengan jumlah 17 anak (63,0%) memiliki orang tua yang kurang aktif berperan dengan jumlah 20 orang (74,1%). Dan didapatkan hasi chi square 0,711 menunjukan nilai p>0,005 dengan bantuan aplikasi SPSS 23 sehingga H1 ditolak dan H0 diterima maka dapat dikatakan tidak ada hubungan antara peran orang tua dengan kesiapan remaja awal menghadapi menarche di SDN1 Kotawaringin Hilir kelas IV dan V. Karena anak usia sekolah atau remaja awal mulai belajar mandiri, sehingga pengaruh dari luar dan teman sebaya sangatlah mempengaruahi, bantuan dan dukungan orang tua tidak mempengaruhi dengan kesiapan remaja dalam mengahdapi menarche. Menurut Yusuf, (2010:10) kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja awal mempunyai peranan yang cukup penting bagi perkembangan kepribadiannya. Hubungan orang tua dan reamaja yang sehat dapat melindungi remaja tersebutdari pengaruh teman sebaya yang tidak sehat. Seperti halnya menurut Judith Brook dan
koleganya (2010:13) Pada usia 40-60 Tahun menjadi target pembangunan kesehatan karena dianggap sudah matang secara usia namun pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa yang akan ditandai oleh perubahan jasmani dan mental sehingga lebih sulit untuk memahami dan melakukan program yang telah diedukasikan. Ibu rumah tangga ada kecenderungan waktu bersama dengan anak lebih banyak sehingga anak merasa lebih dekat. Anak usia sekolah cenderung meniru kebiasaan orang sekitar atau terdekatnya. Selain itu, diharapkan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dapat lebih mudah dalam mengawasi kegiatan dan membimbing anak agar siap dalam menghadpi menarche akarena seorang anak belum memiliki kesadaran penuh dalam mejaga kesehatan reproduksi. Sedangkan menurut Kharmina (2011:6), lingkungan keluarga orang tua berperan sebagai pendidik utama dan pertama walau pada dasarnya orang tua mempunyai kemampuan berbeda-beda yang dipengaruhi pendidikan yang tercapai sehingga tingkat pendidikan yang berbeda menunjukan perbedaan kemampuan orang tua. Salah satunya perbedaan kemampuan adalah pengetahuan yang dimiliki. SDN1 Kotawaringi Hilir berada dilingkungan yang masyarakatnya sebagian besar SDMnya masih kurang serta pendidikan orang tua yang rendah sehingga pengetahuan dalam mendidik anak masih kurang, khususnya mendidik anak dalam kesiapan menghadapi menarche, serta menciptan lingkungan sosial yang nyaman bagi anak. Dari data dan pembahasan sebelumnya, didapatkan ketidak siapan remaja awal dalam menghadpi menarche dapat ditekan dengan cara meningkatkan peran aktif orang tua. Dimaksud peran aktif orang tua adalah usaha langsung terhadap anak seperti membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak, menciptakan lingkungan rumah sebagai lingkungan sosial yang dialami oleh anak, melalui pengamatannya terhadap tingkah laku secara berulang-
Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017
17
ulang, anak menirunya dan kemudian menjadi ciri kebiasaan atau kepribadian, ucapan dan tingkah laku atau perilaku orang tua yang konsisten, anak memperoleh perasaan aman, mengetahui apa yang diharapkan dari hubungan anak, serta membangun pengertian yang jelas tentang apa yang apa yang benar atau salah Suherman (2010) dalam Setiawan (2014:21).
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Peran orang tua pada remaja awal dalam menghadapi menarche sebagian besar kategori kurang aktif. Kesiapan remaja awal menghadapi menarche sebagian besar kategori tidak siap. Tidak ada hubungan antara peran orang dengan kesiapan remaja awal menghadapi menarche di SDN 1 Kotawaringi Hilir.
Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukaan untuk menambah bahan pustaka serta meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa serta pembaca pada umumnya tentang kesiapan menghadapai menarche. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan penelitian selanjutnya untuk lebih mengembangkan penelitian ini dengan metode yang lebih baik sehingga akan diperoleh hasil yang lebih baik khususnya tentang pengaruh lingkungan orang tua dengan kesiapan remaja awal menghadapi menarche.
KEPUSTAKAAN Aryani, Ratna (editor). 2010. Kesehatan Remaja Problematika dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika Budiati, Apriastutik 2012. Psikologi Remaja.Jakarta: Salemba Medika. 2012 Psikologi Remaja.Jakarta: Salemba Medika.
Saran Bagi Institusi Kesehatan Kepada puskesmas khususnya perawat untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja awal khususnya pada anak kelas 4 dan 5 agar siswi siap ketika mengalami perubahan pada organ reproduksinya serta guna menghasilkan generasi yang sehat.
Destik Ramatika. 2015. Psikologi Remaja.Jakarta: Salemba Medika Judith Brook dan koleganya. 2010 Buku Saku Keperawatan, Edisi 3. Jakarta : EGC Kharmina. 2011.Peran Orang Tua Kepada Remaja. Salemba Medika.Jakarta
Bagi Tempat Penelitian Diharapkan kepada guru SDN1 Kotawaringin Hilir agar memberikan pendidikan tentang kesehatan reproduksi pada mata pelajaran IPA khususnya pelajaran anatomi reproduksi manusia, melengkapi sarana dan prasarana kesehatan reproduksi, dan diharapkan dapat menyampaikan kepada orang tua agar dapat berperan seperti memberikan pengertian, mengingatkan, menciptakan lingkungan, pengamatan berulang, dan konsistensi termasuk penyediaan fasilitas dan membimbing.
Lestari, S. 2010.Psikologi Keluarga. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Humaria. 2011. Pengaruh Pengetahuan Tentang Mestruasi Terhadap kecemasan Menarche Pada Remaja Putri MTs Pondok Pesanteren Darel Hikmah.Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau. Maysaroh. 2013. Perbedaan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Pendidikan
Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017
18
Kesehatan Reproduksi Remaja Menurut Status Keikutsertaan Ibu Dalam Program Bina Keluarga Remaja di Kelurahan Notoadmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Suherman. 2010 Buku Konsep DanPeran Oarang Tua Pada Remaja. Bandung
Supartini, Y. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC. Sugiyono. 2013. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. CV Alfabeta : Bandung WHO. 2016. Healthy Definition. www.who.int. Diakses 02 April 2016 Yusuf, Y. 2010. Hubungan Pengetahuan Menarche Dengan Kesiapan Remaja Putri Menghadapi Menarche Di SMP Negeri 3 Tidore Kepulauan.Progam Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.
Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017