0
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KONSEP KALIMAT (CONCEPT SENTENCE)TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI OLEH SISWAKELAS X SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014
Oleh : Novita Sari Drs. Syamsul Arif, M.Pd.
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Model Pembelajaran Model Pembelajaran Konsep Kalimat (Concept Sentence) Terhadap Kemampuan Menulis Karangan Narasi Oleh Siswa Kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan yang berjumlah 151 orang dan yang menjadi sampel penelitian sebanyak 60 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan model desain penelitian posttest only control group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Random. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah tes essay menulis karangan narasi. Dari pengolaan data diperoleh kemampuan menulis karangan narasi dengan menggunakan model pembelajaran konsep kalimat (concept sentence) nilai rata-rata sebesar 77,5 dan tergolong dalam kategori baik. Kemampuan menulis karangan narasi dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori nilai rata-rata sebesar 68,5 dan tergolong dalam kategori cukup. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji “t” diperoleh hasil yaitu thitung (4,22) > ttabel (2,01), maka hipotesis nihil ( ) ditolak dan hipotesis alternatif ( ) diterima. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh bukti empirik bahwa kemampuan menulis karangan narasi yang diajarakan dengan menggunakan model pembelajaran konsep kalimat (concept sentence) lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran ekspositori oleh Siswa Kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Kata kunci: Model pembelajaran, Konsep Kalimat (Concept Sentence), karangan narasi. PENDAHULUAN Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan salah satu mata pelajaran penting yang diajarkan dalam semua tingkat tataran pendidikan. Terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dikembangkan guru kepada peserta didiknya yaitu keterampilan 1
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan berbahasa ini tentu haruslah dimiliki oleh setiap peserta didik. Keterampilan menyimak dan berbicara merupakan kemampuan dalam menggunakan bahasa lisan. Sementara kegiatan menulis dan membaca merupakan keterampilan menggunakan bahasa tulis. Menulis berarti mengungkapkan ide, pikiran, perasaan, dan gagasan ke dalam bentuk kata, kalimat, karangan, dan wacana. Oleh karena itu, menulis disebut kegiatan produktif dan efektif. Keterampilan menulis merupakan proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pendapat penulis kepada pembaca. Keterampilan menulis merupakan tataran keterampilan tertinggi di dalam pelajaran bahasa indonesia. Dengan kata lain, keterampilan menulis adalah keterampilan yang paling kompleks, karena keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu, kesepakatan, latihan serta memerlukan cara berfikir yang teratur untuk mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis. Menulis karangan merupakan salah satu materi pembelajaran menulis yang diberikan pada tingkat sekolah menengah atas. Setidaknya terdapat lima jenis karangan pada pembelajaran pembelajaran keterampilan berbahasa yang terdiri atas karangan narasi, deskripsi, persuasi, argumentasi dan eksposisi. Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu (Semi, 1990:32). Selanjutnya menurut Marahimin (1994:93) menyatakan bahwa “Narasi adalah cerita. Cerita ini didasarkan pada urutan-urutan suatu atau serankain kejadian atau peristiwa. Di dalam kejadian itu ada tokoh atau beberapa tokoh, dan tokoh ini mengalami atau menghadapi suatu atau serangkain konflik atau tikaian. Kejadian, tokoh dan konflik ini merupakan unsur pokok sebuah narasi, dan ketiganya secara kesatuan biasa pula disebut plot atau alur. Dengan demikian, narasi adalah cerita berdasarkan alur.” Melalui kegiatan menulis karangan narasi, siswa diajarkan untuk merepresentasikan ide atau gagasan yang berupa pengalaman mereka dalam bahasa tulis dengan memperhatikan unsur-unsur narasi. Adapum unsur-unsur
2
narasi yang dimaksud meliputi isi gagasan, organisasi isi, alur, konflik serta ejaan dan teknik penulisan. Narasi memiliki ciri-ciri yang dapat dicermati oleh pembaca. Lebih lanjut Semi (1990:33-34) mengungkapkan bahwa narasi mempunyai ciri penanda yaitu berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia, kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi, atau gabungan keduannya, Berdasarkan konflik. Karena, tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik, Memiliki nilai estetika karena isi dan cara penyampainnya bersifat sastra, khususnya narasi yang berbentuk fiksi, Menekankan susunan kronologis (catatan: deskrifsi menekankan susunan ruang), Biasanya memiliki dialog. Tampak bahwa narasi memiliki ciriciri khusus, yaitu berkaitan dengan peristiwa atau pengalaman manusia yang benar-benar terjadi. Biasanya narasi berupa konflik, memiliki estetika, urut sesuai dengan kronologis, dan memiliki dialog. Bentuk tulisan narasi berusaha untuk menciptakan, mengisahkan, dan merangkaikan perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Maryam Siregar, dengan judul “Pengaruh Metode Imaji (Image Streaming) Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014”. Dinyatakan bahwa kemampuan menulis karangan narasi siswa tergolong rendah yaitu hanya 63,87. Data lain menunjukan bahwa keterampilan menulis karangan narasi masih rendah yaitu dikemukakan oleh Meirini Wulandari dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Imajinasi Terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Sugestif Siswa Kelas X Swasta Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013”. Diketahui bahwa hasil belajar siswa menulis karangan narasi ratarata 63,75. Dari penelitian-penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi rendah karena belum mencapai Standar Ketuntasan Minimal yang sebagian besar mencapai nilai 70-75. Rendahnya kemampuan menulis karangan narasi siswa ditandai dengan hasil belajar yang rendah akibat dari minat siswa yang rendah mengenai 3
keterampilan menulis karangan narasi. Kemudian, pendekatan dan metode yang digunakan guru juga tidak memadai untuk menunjang kemampuan menulis siswa. Permasalahan serupa juga termuat pada jurnal penelitian Wita Dwi Payana yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran experiential Learning terhadap kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa kelas XI SMK Tarbiyah Islamiyah Hamparan Perak Tahun Pembelajaran 2012/2013” yang menyatakan bahwa halhal yang mengakibatkan rendahnya minat siswa dalam menulis karangan narasi disebabkan guru hanya menugasi siswa untuk menulis karangan narasi tanpa pengarahan bagaimana langkah-langkah menulis karangan narasi yang baik, serta kurangnya motivasi dan cara guru untuk meningkatkan kreativitas siswa. Selain itu, model pembelajaran yang dilakukan cenderung bersifat ekspositori (siswa hanya mendengarkan teori yang disampaikan oleh guru di dalam kelas). Dalam menerangkan pelajaran, guru cendrung terfokus pada ceramah dan penerapan teori-teori pelajaran yang kaku, serta kurang melibatkan siswa melakukan interaksi pengajaran. Akibatnya, siswa menjadi jenuh dan malas mengikuti proses belajar di kelas. Guru dituntut untuk menciptakan dan memberikan metode yang mampu memperbaiki kondisi siswa yang demikian. Mengatasi masalah ini, guru sebagai tenaga pendidik haruslah memberikan langkah-langkah yang dapat membantu siswa agar mampu menulis karangan narasi. Permasalahan-permasalahan tersebut merupakan tantangan bagi guru sebagai seorang pengajar untuk menyiasati pembelajaran menulis karangan narasi agar menarik perhatian siswa. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru salah satu yang dapat dipilih adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kemampuan guru dalam pencapaian pembelajaran menulis karangan narasi secara maksimal. Berdasarkan uraian di atas, dibutuhkan perbaikan dalam pembelajaran yang dapat mendorong siswa secara keseluruhan untuk aktif dalam menuangkan ide-idenya dalam bentuk tertulis. Oleh karena itu, perlu diadakannya penelitian lebih lanjut dalam meningkatkan hasil belajar menulis karangan narasi. Sebagai usaha untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan adalah guru perlu menggunakan model 4
pembelajaran yang tepat. Melalui model pembelajaran yang tepat, diharapkan tujuan pembelajaran akan tercapai. Model adalah suatu perencanaan atau segala sesuatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan adalah model pembelajaran Konsep Kalimat (Concept Sentence). Model pembelajaran konsep kalimat (concept sentence) baik digunakan untuk menunjukan kemampuan siswa dalam menulis. Sebagai landasanya sebelumnya model ini pernah dipergunakan dalam penelitian Murni Harahap yang berjudul
“Pengaruh
Model
Pembelajaran
Concept
Sentence
Terhadap
Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Swasta Yaspenda Pulau Rakyat Tahun pembelajaran 2012/2013” membuktikan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi yaitu 79,00 karena siswa lebih terbantu dalam mendapatkan ide untuk menulis puisi. Anif Shofiyana dalam penelitiannya yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Model Konsep Kalimat (Concept Sentence) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Demak Tahun Pembelajaran 2012/2013”. Penelitian ini menyatakan bahwa nilai rata-rata dalam menulis teks berita dengan menggunakan model tersebut yaitu 76,2. Model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence (Konsep Kalimat) termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Pendekatan pembelajaran kooperatif menekankan tujuan-tujuan kelompok dan tanggung jawab individual. Pembelajaran kalimat konsep merupakan suatu variasi dari pembelajaran kooperatif yang pada hakikatnya konsep adalah ide atau juga bisa diartikan sebagai kunci. Sedangkan kalimat merupakan kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan atau satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi dan secara aktual ataupun terdiri atas klausa. Istarani (2011:192) menyatakan, Model pembelajaran Konsep Kalimat (Concept Sentence) adalah sebuah model pembelajaran kooperatif yang membagi siswa ke dalam tim yang terdiri dari empat atau lima orang dengan karakteristik 5
yang heterogen di dalam proses pembelajaran, penyampaian materi ajar melalui pemberian beberapa kata kunci sesuai dengan materi yang dijelaskan lalu disusun menjadi beberapa kalimat dan dikembangkan menjadi sebuah karangan yang utuh. Selanjutnya menurut Istarani (2012:192) Kelebihan model pembelajaran konsep kalimat (concept sentence) yaitu akan dapat mempermudah siswa memahami materi ajar
karena materi yang disajikan dalam bentuk konsep dasar secara
singkat, tepat, dan padat, materi akan terarah dan disajikan secara benar, karena guru terlebih dahulu menjabarkan uraian materi, Melatih siswa untuk bekerja sama dan menghargai kemampuan orang lain, karena siswa melakukan diskusi, melatih siswa untuk berinteraksi secara baik dengan teman sekelas, akan dapat memperdalam dan mempertajam pengetahuan siswa karena ia diberi kesempatan untuk membuat kata-kata kunci pembelajaran dan dapat meningkatkan tanggung jawab siswa,
karena pada akhir pembelajaran akan ada sidang pleno yang
dipandu oleh guru.
METODE PENELITIAN Metode Penelitian adalah suatu cara untuk mencari kebenaran dengan mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Arikunto (2006: 160) mengatakan metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Dengan demikian, metode penelitian adalah suatu cara untuk mencapai kebenaran dengan mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan guna mencapai tujuan. Berdasarkan tujuan dan masalah yang diteliti, penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan pendekatan posttest only control group design.. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan yang berjumlah 151 orang dan yang menjadi sampel penelitian sebanyak 60 orang. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cara random, kelas X-1 menjadi kelas eksperimen sedangkan kelas X-2 menjadi kelas kontrol. Penelitian ini dilaksananakan di SMA Swasta Budisatrya Medan. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pembelajaran 2013/2014 6
Desain penelitian ini dilaksanakan pada dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Prosedur dalam penelitian eksperimen dimulai dengan siswa diberi perlakuan (treatment) dengan menerapkan Model Pembelajaran Konsep Kalimat (Concept Sentence) dan selanjutnya diadakan tes untuk mengetahui kemampuan siswa setelah adanya perlakuan. Selanjutnya
prosedur penelitian
pada kelas kontol dimulai dengan siswa diberi perlakuan (treatment) dengan menerapkan Model Pembelajaran Espositori dan selanjutnya diadakan tes untuk mengetahui
kemampuan
siswa
setelah
adanya
perlakuan.
Metode
ini
dipergunakan karena peneliti ingin mengetahui efektivitas Model Pembelajaran Konsep Kalimat (Concept Sentence)
terhadap kemampuan menulis karangan
narasi oleh siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan tahun pembelajaran 2013/2014.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan tahun pembelajaran 2013/2014
menggunakan model
pembelajaran Konsep Kalimat (Concept Sentence) diketahui bahwa jumlah nilai kelas eksperimen sebasar 2055 dengan skor tertinggi 95 dan skor terendah adalah 60. Nilai rata-rata 77,5 dan tergolong dalam kategori baik. Berdasarkan perhitungan uji normalitas, diperoleh (
)=0,155. Kemudian nilai
dikonsultasikan dengan nilai kritis L dengan taraf nyata α 0,05 (95%). Dimana diketahui (N=30)
=0,161. Dengan demikian
<
(0,155<0,161)
hal ini membuktikan bahwa data kelas esperimen berdistribusi normal. Pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan tahun pembelajaran 2013/2014
menggunakan model
pembelajaran ekspositori diketahui bahwa jumlah nilai kelas kontrol sebasar 2055 dengan skor tertinggi 90 dan skor terendah adalah 55. Rata-rata (mean) 68,5 dan tergolong dalam kategori cukup. Berdasarkan perhitungan uji normalitas, diperoleh (
)=0,159. Kemudian nilai 7
dikonsultasikan dengan nilai
kritis L dengan taraf nyata α 0,05 (95%). Dimana diketahui (N=30) Dengan demikian
<
=0,161.
(0,159<0,161) hal ini membuktikan bahwa data
kelas kontrol berdistribusi normal. Uji homogenitas varians diuraikan untuk menguji kesamaan variabelvariabel. Pembelajaran yang digunakan adalah dengan uji Bartlet. Berdasarkan perhitungan uji homogenitas juga menunjukkan varians kedua variabel tersebut homogen, terbukti dengan X² (Chi kuadrat) hitung sebesar 1,34. Harga X² tabel pada taraf kepercayaan 95% dengan dk 29 adalah 42,557. Ternyata <
yaitu
1,34<42,557.
Setelah
pengujian
normalitas
dan
homogenitas dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hopotesis. Uji hipotesis dilakukan guna mengetahui apakah diterima atau ditolak. Dengan kata lain apabila
(Hipotesisi Nihil)
ditolak berarti
(Hipotesis
Alternatif) diterima. Setelah
diketahui, selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf
5 % dengan df = (N1 + N2) – 2 = (30 + 30) – 2 = 58. Pada tabel t dengan df = 58 diperoleh taraf signifikansi 5% = 2,01. Setelah dikonsultasikan, ternyata yaitu 4,22 > 2,01. karena nihil (
yang diperoleh lebih besar dari
) ditolak dan hipotesis alternatif (
maka hipotesis
) diterima. Hal ini membuktikan
bahwa kemampuan menulis karangan narasi yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Konsep Kalimat (Concept Sentence) lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran Ekspositori. Pembahasan Pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan tahun pembelajaran 2013/2014 menggunakan model Konsep Kalimat (Concept Sentence) tergolong dalam kategori baik, dengan nilai rata-rata 77,5. Hal ini dibuktikan pada kategori penilaian sebanyak 8 siswa atau 26,66% termasuk kategori sangat baik, sebanyak 19 siswa atau 63,33% kategori baik, dan sebanyak 3 siswa atau 10% kategori cukup. Hal ini dikarenakan model pembelajaran Konsep Kalimat (Concept Sentence) mampu merangsang siswa 8
untuk belajar lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan ide-idenya dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran Konsep Kalimat (Concept Sentence) merupakan model pembelajaran yang menarik dengan cara mengembangkan kata kunci menjadi karangan narasi yang baik. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran Konsep Kalimat (Concept Sentence), bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi siswa akan belajar bersama, berdiskusi, dan menentukan kata-kata kunci yang berhubungan objek penulisan karangan narasi. Dengan model pembelajaran ini akan tercipta suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan, komunikatif, dan kondusif. Siswa menjadi lebih aktif, perhatian lebih terarah serta lebih antusias dan tidak merasa bosan. Kemudian Pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan tahun pembelajaran 2013/2014 menggunakan model Ekspositori berada dalam kategori cukup, dengan nilai rata-rata 68,5. Hal ini dibuktikan
pada kategori penilaian sebanyak
2 siswa atau 6,66% termasuk
kategori sangat baik, sebanyak 13 siswa atau 43,33% kategori baik, dan sebanyak 15 siswa atau 50% kategori cukup. Rendahnya kemampuan menulis karangan narasi siswa menggunakan model pembelajaran eskpositori tersebut dipengaruhi oleh situasi pembelajaran yang monoton serta menciptakan kejenuhan bagi siswa sehingga siswa kurang aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran Ekspositori lebih terfokus pada penjelasan dan pemaparan konsep, prinsip atau teori-teori menulis karangan narasi. Dalam sistem ini, guru menyajikan materi dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematis dan lengkap serta siswa hanya mendengar dan memahami. Oleh karena itu siswa kurang kreatif untuk mengembangkan ide-idenya dalam menulis karangan narasi karena pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan oleh guru.. Dari analisis data uji t diperoleh adanya perbedaan nyata antara siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran Konsep Kalimat (Concept Sentence) dengan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran ekspositori. Oleh karena itu dari hasil data tersebut, di dapat hasil pengujian hipotesis dengan
uji t
diperoleh hasil yaitu thitung (4,22) > ttabel (2,01), telah terbukti bahwa hipotesis nihil 9
(
) ditolak dan hipotesis alternatif (
) dengan model pembelajaran Konsep
Kalimat (Concept Sentence) diterima. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa menulis karangan narasi menggunakan model pembelajaran Konsep Kalimat (Concept Sentence) lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan siswa menulis karangan narasi dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. Maka secara keseluruhan, Model pembelajaran Konsep Kalimat (Concept Sentence) lebih efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi oleh siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 dari pada model pembelajaran Ekspositori.
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada penjelasan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai kemampuan menulis karangan narasi siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Konsep Kalimat (Concept Sentence) termasuk dalam kategori baik, dengan nilai rata-rata 77,5 sedangkan
kemampuan
siswa
menulis
karangan
narasi
dengan
model
pembelajaran ekspositori nilai rata-rata 68,5. Adanya peningkatan yang signifikan dalam penerapan Model Pembelajaran Konsep Kalimat (Concept Sentence) ini diakibatkan oleh proses pembelajaran dengan model pembelajaran Konsep Kalimat (Concept Sentence), bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi siswa akan belajar bersama, berdiskusi, dan menentukan kata-kata kunci yang berhubungan objek penulisan karangan narasi. Dengan model pembelajaran ini akan tercipta suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan, komunikatif, dan kondusif. Siswa menjadi lebih aktif, perhatian lebih terarah serta lebih antusias dan tidak merasa bosan. Penggunaan Model pembelajaran Konsep Kalimat (Concept Sentence), siswa akan diberikan sebuah kata kunci yang kemudian akan dikembangkan menjadi beberapa kalimat hingga menjadi karangan narasi yang baik. Maka, Model pembelajaran Konsep Kalimat (Concept Sentence) lebih efektif digunakan 10
dalam pembelajaran menulis karangan narasi oleh siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 dari pada model pembelajaran Ekspositori.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Istarani, 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada Keraf, Gorys. 2005. Argumentasi Dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia. Marahimin, Ismail . 1994. Menulis Secara Populer, Jakarta: Pustaka Jaya. Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sanjaya, Wina, 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
11