EXECUTIVE Dr. Nofrisel, SE, MM, CSLP
EDISI - II
desEMBER 2015
Usai Tersesat
INTERVIEW
OUTLOOK 2016:
Apakah Logistik Masih Berjaya? MACRO VIEW
ISSN 2302-4429
Salam Redaksi OUTLOOK 2016:
APAKAH LOGISTIK MASIH BERJAYA?
P
rediksi Frost & Sullivan tentang bisnis logistik dan rantai pasokan (supply chain) Indonesia yang tumbuh 15,2% tahun ini meleset . Lesunya perekonomian global, terjunnya harga komoditas, dan lambatnya serapan belanja pemerintah menjadi penyebab. Semua berharap, tahun depan akan membaik. Bank Indonesia memprediksi perekonomian global masih tetap tidak pasti di 2016. Alih alih pulih, ada potensi menjadi semakin kompleks karena faktor Tiongkok. Kendati optimis, bank sentral tetap mewanti-wanti semua pihak mewaspadai perlambatan ekonomi China, dan dampak kenaikan suku bunga the Fed. Lantas, bagaimana bisnis rantai pasokan dan logistik tahun depan? Inilah yang coba kami kupas untuk edisi kedua ini pembaca. Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita optimis keadaan akan membaik, meskipun itu butuh beberapa syarat pendukung seperti optimalnya proyek infrastruktur dan daya beli masyarakat yang membaik. Kami juga berbicara dengan beberapa tokoh penting lain untuk mengupas masa depan bisnis supply chain and logistics tahun depan. Ada beberapa faktor lain yang juga memengaruhi, misalnya arah kebijakan pemerintah tahun depan, dan yang tak kalah penting adalah Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Selengkapnya, silahkan membaca.
Salam Redaksi Supply Chain & Logistics Review
REDAKSI Pelindung Dr Nofrisel, SE, MM, CSLP Prof. Dr. Ir. Teuku Yuri M. Zagloel, M.Eng. Sc. Prof. Dr. Ir. Senator Nur Bahagia Ir. Andy Ilham Said, Ph.D Dr. Kuncoro Harto Widodo Dr. Hoetomo Lembito Erwin Raza, SE, MM Ir. R. Ananta Dewandhono, MM, MBA Fx. Sugiyanto Hasanudin Penanggungjawab Zaldy Ilham Masita Dewan Redaksi Zaldy Ilham Masita, Mahendra Rianto, Iman Kusnadi, Widiyanto, Nyoman Purnaya, Hadi Kuncoro, Aulia Febrial Fatwa, Erith Desenaldo, Clara Benarto, Tenaka Budiman, R Kunto Margono, Uda Sasmita, Eko Setyanto, Okin Purba, Daniel Utomo, Armen Aldrin. Marketing dan Administrasi Aang Wiguna, Armieta Amelia, Chrissa Nurhayati, Elsa Febriana Konsultan media indossari.com
Supply Chain & Logistic Review adalah majalah resmi Asosiasi Logistik Indonesia yang terbit satu bulan sekali. Untuk peliputan dan iklan dapat menghubungi alamat redaksi dan marketing. Kami menerima artikel anda seputar dunia supply chain dan logistics untuk dipublikasikan di majalah
2
EDISI II
DESEMBER 2015
Redaksi & Marketing Gedung I Lt. 7 Kementerian Perdagangan Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta Pusat Phone/Fax : 021 – 3863936 Email:
[email protected] Website: www.ali.web.id
04
INDICATORS
23
VIEW
on Industries Emerging Market with
08
EXECUTIVE
13
HEADLINE ASA LOGISTIK DI TAHUN MONYET API
Usai Tersesat
11
17
19
INTERVIEW Keseimbangan Arus Barang Masih Menjadi Tantangan Andrianto Djokosoetono Ketua Umum DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda) COMPANY OF THE MONTH PT Trakindo Utama Bertahan Di Tengah Situasi Sulit
16 16
Ketua DPP Asosiasi Masalah Supply Chain
MACRO VIEW Indonesia akan membaik Gubernur Bank Indonesia Agus D.W Martowardojo
22 3
EDISI II
TRAVELING
DESEMBER 2015
-
INDICATORS
Existing IT Transformations on Industries Education
Entertainment
Online book reading, course & certifications
Online music downloads and IPTV
IT
Commerce Online shopping & e-commerce
transforms industry
Travel Bookings Online ticket & hotel reservations
Room & House Rental Online room & house rental
Food & Beverages Online food & beverage orders
Why IT ?
Enhanced Quality
Lower Cost
Faster Delivery
INDICATORS Emerging Markets with the Most Potential Which of the following countries do you believe will emerge as major logis cs markets in the next ve years? Perceived Major Logistics Markets for the Future 20% 18% 16% 14%
% of respondents
12% 10% 8% 6% 4% 2%
nt ge
pt
Ar
Eg y
a in
sh de
d la
an
ng
Ba
Po l
Q
at
ar
s ne pi
li p Ph i
ig
er
ia
a N
bi ra
ud iA
Sa
al
ay s
ia
nd M
ai la
Th
ke y Tu r
a
ut
h
Af
ric
U AE So
ia ss Ru
M
ex i
co
m et na
Vi
ne
si
a
il In
do
Br
az
a di In
C
hi
na
0%
Source: Transport Intelligence Country
2015
2014
Y-o-Y Change
China
1
1
-
India
2
2
-
Brazil
3
3
-
Indonesia
4
5
up 1
Vietnam
5
7
up 2
Mexico
6
6
-
Russia
7
4
down 3
UAE
8
9
up 1
South Africa
9
10
up 1
Turkey
10
8
down 2
Thailand
11
13
up 2
Malaysia
12
14
up 2
Saudi Arabia
13
11
down 2
Nigeria
14
12
down 2
Philippines
15
20
up 5
Qatar
16
22
up 6
Poland
17
15
down 2
Bangladesh
18
17
down 1
Argentina
19
18
down 1
Egypt
20
24
up 4 Source: Transport Intelligence
5
EDISI II
DESEMBER 2015
KILAS on year turun sekitar 30% dari tiga tahun lalu. Sektor angkutan udara tumbuh positif, sedangkan angkutan laut dan darat turun kendati beberapa produk komoditas ekspor naik 7-8% sebulan terakhir. (Bisnis.com, 23/11)
Tanjung Emas Berhenti, Sistem Logistik Terhambat
Mayoritas Pebisnis Logistik Optimistis Sebanyak 55% pebisnis logistik yang menjadi responden survei DC Velocity’s Annual Outlook optimistis dengan perekonomian Amerika Serikat tahun depan, sisanya 22% responden pesimistis dan 23% tidak yakin. Survei itu diterbitkan Agile Business Media. (Supplychainquarterly.com, 24/11) Wapres: Biaya Logistik Indonesia Mahal Wakil Presiden Jusuf Kalla, dalam
6
EDISI II
DESEMBER 2015
Musyawarah Nasional VII Kadin Indonesia di Bandung, menegaskan tiga hal yang menjadi kelemahan Indonesia ialah logistik, infrastruktur, dan birokrasi. Pemerintah menargetkan biaya logistik turun menjadi 19% pada 2018 dari saat ini 27%. (Beritasatu.com, 23/11)
Laju Bisnis Logistik Melambat 30% Ketua DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengungkapkan pertumbuhan bisnis logistik secara year
Kepala Humas PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Edi Priyanto menegaskan penghentian aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, akan mengganggu fungsi pelabuhan, mengganggu ekspor-impor, memperlama waktu antrean sandar kapal, dan memicu demurrage (kelebihan waktu berlabuh). (Bisnis.com, 23/11)
Bisnis Distribusi Tumbuh 5% Tahun Depan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Sugi Purnoto memprediksi pertumbuhan bisnis distribusi maksimal 5% tahun depan sehingga pihaknya berharap ada kebijakan yang langsung mendorong performa industri. Saat ini pengusaha truk masih mengandalkan pengangkutan barang konsumsi, garmen, elektronik, kimia, dan otomotif. (Bisnis.com, 22/11)
KILAS
Otomotif Lesu, Indomobil Garap Bisnis Logistik PT Indomobil Sukses Internasional Tbk masuk ke bisnis logistik melalui dua cucu usahanya, PT Seino Indomobil Logistics dan PT Seino Indomobil Logistics Service. Dua perusahaan ini adalah hasil kerja sama dengan perusahaan Jepang, Seino Holdings Co. Ltd. Seino Indomobil Logistics akan fokus pada distribusi barang di Jawa, sementara konsultan logistik ditangani Seino Indomobil Logistics Service. (Kontan, 18/11) BKPM Tawarkan Bisnis Logistik dan Maritim di APEC Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan dua sektor yang menarik ditawarkan kepada investor dari
7
EDISI II
DESEMBER 2015
negara-negara anggota Asia Pacific Economic Partnership (APEC) adalah logistik dan maritim. Realisasi investasi asing di sektor logistik dalam lima tahun terakhir sampai Juni 2015 tembus US$2,19 miliar. (CNNIndonesia.com, 17/11)
Logistik RI Di Bawah Vietnam dan Malaysia Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan posisi Indeks Performa Logistik (ILP) Indonesia ada di urutan 53 atau di bawah Vietnam, Malaysia, dan Thailand. Sejumlah prosedur sistem logistik dinilai harus disederhanakan. Selain itu, perubahan sistem freight on board (FOB) menjadi term of delivery cost, insurance, & freight (CIF) juga masih terkendala. (Tempo.co, 17/11)
Benahi Infrastruktur Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meyakini pembangunan dan perbaikan infrastruktur bakal mendorong kegiatan logistik lebih efektif dan efisien. Contohnya, tujuh tahun lalu kapasitas kereta api baru 500.000 penumpang per hari, saat ini sudah 1 juta penumpang per hari. (Tempo.co, 17/11) Darmin Minta BUMN Bersinergi Urus Logistik Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menginginkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saling bekerja sama di sektor komoditas dan transportasi sehingga koordinasi logistik dari sektor produksi dapat didistribusikan oleh BUMN bidang transportasi. (Tempo.co,17/11 )
EXECUTIVE
Dr Nofrisel, SE, MM, CSLP Direktur Teknologi Dan Pengembangan PT Bhanda Ghara Reksa (Persero)
MENCINTAI LOGISTIK USAI TERSESAT Pengalaman bidang logistik pria kelahiran Bukit Tinggi ini tidak diragukan lagi. Sebelum menjabat sebagai Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Bhanda Ghara Reksa (Persero), sejumlah jabatan penting pernah diembannya.
P
ria bernama lengkap Nofrisel ini sempat menjadi managing director PT Jalur Nugraha Eka Logistik (JNE Logistics), senior vice president PT Berdikari (Persero), kepala SBU Pos Logistik, dan direktur eksekutif Sembada Pratama School of Supply Chain and Logistics, sekolah logistik pertama di Indonesia yang didirikan Asosiasi Logistik Indonesia (ALI). Bidang logistik bisa dikatakan seperti hutan belantara baginya, karena dia tak pernah bersentuhan dengan sektor ini sebelumnya. Awalnya, dia merasa ‘tersesat’, tapi dengan ketekunan, membuatnya justru bersyukur. “Saya amat mensyukuri karena tersesat di sektor logistik,” katanya
8
EDISI II
DESEMBER 2015
EXECUTIVE sambil tersenyum saat ditemui majalah Supply Chain & Logistics Review di Jakarta, akhir November lalu. Lantaran merasa ‘tersesat’ inilah, pria kelahiran 3 Oktober 1964 itu malahan makin mendalami dan kian mencintai bidang logistik dan rantai pasokan (supply chain). Selama ini, jarang yang melirik logistik. Itu sebabnya tak banyak orang yang memahami dan menguasai bidang logistik di Tanah Air. Kesempatan pun terbuka lebar untuk menjadi ahli logistik. Bukti komitmen, ketekunan, dan kecintaan Nofrisel pada logistik tampak dari kariernya yang makin moncer dan mendapat perhatian dari sejumlah perusahaan logistik baik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). *** Perkenalan Nofrisel dengan sektor logistik dimulai ketika ia diterima sebagai pegawai PT Pos Indonesia pada 1990. Saat itu, dia baru menyelesaikan studi sarjana bidang keuangan di Padang, Sumatra Barat. “Saya pun harus merantau ke Jakarta, karena diterima masuk di Pos Indonesia,” kenangnya. Nah, karena penugasan, maka suka tak suka, bidang logistik wajib dia tekuni. Seperti pepatah lama, “cinta datang karena terbiasa”, Nofrisel pun makin tertarik menekuni logistik. Apalagi di negeri seluas Indonesia, di mana tersebar ribuan pulau, jasa logistik amat dibutuhkan. Sektor logistik juga nyatanya berperan penting dalam menentukan perekonomian sebuah bangsa. Neg-
9
EDISI II
DESEMBER 2015
di negeri seluas Indonesia, di mana tersebar ribuan pulau, jasa logistik amat dibutuhkan. Sektor logistik juga nyatanya berperan penting dalam menentukan perekonomian sebuah bangsa. ara-negara yang kuat basis ekonominya, pasti didukung sistem logistik yang apik, begitu pandangannya. Ketika masih bekerja di BUMN pos, Nofrisel berhasil menyelesaikan pendidikan magister bidang pemasaran di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dia kemudian ikut membidani bisnis Pos Logistik, lalu dipercaya menjadi kepala Pos Logistik yang pertama. Kini, Pos Logistik menjadi anak usaha Pos Indonesia dan kian berkembang. Namun ketika mengambil program doktoral bidang logistik di Universitas Indonesia, dilema menghadang. Dia harus memilih antara karier atau pendidikan. Dengan berat hati, ia memilih yang kedua dan akhirnya mengundurkan diri. Nasib tak bisa diterka, baru sebulan undur diri, tawaran mengembangkan bisnis logistik datang dari perusahaan BUMN, PT Berdikari (Persero). Tapi dia mengajukan syarat agar diberi kelonggaran merampungkan S3. Syaratnya disetujui, bergabunglah ia ke Berdikari sebagai senior vice president. Setelah tiga tahun, lagi-lagi lamaran datang. Kali ini dari JNE Logistics. Maka pada awal 2010, Nofrisel bergabung sebagai managing director karena ingin menjajal tantangan baru di perusahaan swasta. Tak berhenti di JNE. Tahun lalu, tawaran datang dari Bhanda Ghara Reksa (BGR). Perusahaan ini adalah BUMN pergudangan yang didirikan di Semarang, Jawa Tengah, pada 11 April 1977. BGR kini bertransformasi menjadi perusahaan jasa logistik. Nofrisel mengambil tawaran kembali berkarier di BUMN. Sebagai Direktur Teknologi dan Pengembangan BGR, tantangannya ialah bagaimana mengembangkan jasa pengiriman
EXECUTIVE cepat atau ekspres. BGR memang membangun unit layanan pengiriman ekspres dengan alokasi dana Rp80 miliar sejak kuartal pertama tahun ini. Unit ekspress dan e-commerce ini ialah unit kedua setelah membuka jasa pengiriman peti kemas (container). Bujet Rp80 miliar itu akan dipakai menunjang infrastruktur bisnis baru itu di antaranya membangun 24 kantor di cabang utama, pengadaan 48 unit mobil dan 72 unit sepeda motor. Strategi ini merupakan respons atas tingginya pertumbuhan bisnis belanja daring (e-commerce) yang rata-rata mencapai 40-60% per tahun. Hanya saja, perlu dicermati bagaimana perusahaan meningkatkan layanan dan berinovasi di tengah ketatnya persaingan. Nofrisel paham betul karena pernah berkiprah di perusahaan logistik swasta dan BUMN. Ada perbedaan mendasar antara swasta dan BUMN, terutama soal pengambilan keputusan. Di BUMN, katanya, masih terkesan ada birokrasi sehingga kalah cepat. Padahal dalam bisnis, kecepatan mengambil keputusan amat penting. Satu hal juga yang perlu diperbaiki perusahaan BUMN adalah disiplin. Untungnya, sebagian besar BUMN sudah mulai berlaku seperti perusahaan swasta. “Bagi BGR, sudah menjadi keharusan perseroan memiliki budaya kerja seperti perusahaan swasta,” katanya. “Jika tidak, mana pernah bisa kami mencapai target.” Disiplin menghargai waktu, tak pernah bosan belajar, dan berani mengambil risiko menjadi kunci suksesnya. Seperti pepatah Minang, bila takut dilamun ombak, jangan berumah di tepi pantai. “Tidak ada hidup yang tidak ada risiko sehingga risiko NPL [kredit bermasalah] harus dikelola dan jadikan sebagai peluang.” Prinsip tak pernah menyakiti orang juga membuat jalan bisnisnya mulus. Buktinya, selain sukses sebagai professional, ia berhasil membangun bisnis sendiri yang dikelola anak dan istrinya. Dari bisnis tersebut, bapak tiga anak ini bisa mengem-
10
EDISI II
DESEMBER 2015
PROFIL NOFRISEL PENDIDIKAN • • •
PEKERJAAN Reksa
JABATAN LAIN • •
bangkan enam gerai minimarket, satu gerai agen jasa pengiriman ekspres dan lembaga pendidikan bidang logistik. Hebatnya lagi semua bisnisnya dibangun tanpa menggunkan kocek pribadi. “Untuk bisa menjadi pengusaha seperti itu kuncinya hanya satu, punya network yang baik,” pesan Nofrisel. Kini usaha lain yang digeluti adalah mengkoordinasi para pedagang kaki lima. Kendati sibuk dengan amanah baru dan usaha keluarga, Nofrisel masih aktif di Asosiasi Perusahaan Pengiriman Jasa Exspress Indonesia (Asperindo) dan Asosiasi Logistik Indonesia (ALI). Di tengah kesibukannya ini, dia juga masih tercatat sebagai dosen ilmu logistik di Universitas Indonesia sejak 2005.
INTERVIEW Andrianto Djokosoetono Ketua Umum DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda)
Keseimbangan Arus Barang Masih Menjadi Tantangan”
D
alam sistem logistik nasional, angkutan jalan berkontribusi hingga 91,25%, sedangkan 7,07% disumbang angkutan laut dan angkutan penyeberangan 0,99%. Sektor transportasi lain yang juga berperan kendati kecil porsinya yakni angkutan kereta api (0,63%), angkutan udara (0,05%), dan angkutan sungai 0,01%. Hasil kajian Kementerian Perhubungan itu menunjukkan betapa jalur
11
EDISI II
DESEMBER 2015
darat masih dominan. Namun besarnya kontribusi angkutan darat tak diimbangi dengah idealnya infrastruktur jalan. Tidak seluruh daerah di Indonesia memiliki infastruktur jalan yang memadai dan menunjang efisiensi di sektor logistik. Alih-alih mendorong sektor logistik dan rantai pasokan (supply chain) lebih baik, jeleknya infrastruktur jalan membuat biaya distribusi makin mahal mencapai 30% dari harga jual barang. Itu sebabnya, upaya penurunan biaya logistik terus diupayakan para pemangku kepentingan baik pemerintah maupun pengusaha. Dengan masih tingginya biaya logistik nasional, sejumlah kalangan juga memberi pandangan yang berbeda demi pembenahan sektor ini, salah satunya Organisasi Angkutan Darat (Organda). Lantas seberapa optimis organisasi ini melihat potensi bisnis logistik dan rantai pasokan pada tahun depan? Apalagi, saat ini mengemuka rencana pemerintah memindahkan konsentrasi pengiriman barang dari jalan raya ke kereta api dan laut. Untuk itu, guna meneropong iklim bisnis logistik pada tahun depan dan tantangan bisnis yang bakal dihadapi dari sisi Organda, majalah Supply Chain & Logistics Review mewawancarai Andrianto Djokosoetono, Ketua DPP Organda, pada awal Desember 2015 di Jakarta. Direktur PT Blue Bird Tbk yang akrab disapa Andre itu baru terpilih sebagai ketua Organda periode 2015-2020 pada pertengahan tahun ini. Berikut petikan wawancaranya:
INTERVIEW Bagaimana Organda memandang bisnis logistik dan supply chain pada 2016? Kami melihat peluang sektor logistik dan rantai pasokan masih besar sekali. Hanya saja, memang dalam hal sarana dan prasarana kami dan anggota masih banyak kekurangan. Upaya menutupi kekurangan ini seperti apa? Semua kekurangan itu harus diperbaiki. Misalnya saja, dalam hal standardisasi sarana dan prasarana. Semua harus ada standardisasi terkait size, muatannya, dan lain sebagainya. Jadi ada standardisasi, baik di kawasan regional maupun kawasan global. Bagaimana dengan sinergi antarmoda transportasi di sistem logistik? Iya, yang kedua, kami juga melihat adanya interkoneksi intermoda, khususnya di angkutan darat. Angkutan apapun baik di laut maupun di udara itu nanti pada akhirnya akan melewati jalan darat juga. Nah, di sini kita mesti melihat adanya interkoneksi tersebut. Tapi tidak hanya soal itu, kami melihat perlu ada interkoneksi antarlembaga negara baik Kementerian Perhubungan, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pekerjaan Umum agar terlibat. Kementerian Perindustrian juga bisa diikutsertakan. Faktor apa saja yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan logistik tahun depan? Ada beberapa faktor, terutama dampak dari belanja anggaran pemerintah pada bidang infrastruktur. Kalau itu benarbenar berjalan sesuai dengan rencana, maka akan berpengaruh sangat besar terhadap bisnis logistik, khususnya terhadap efektivitas dan efisiensi pengangkutan barang di darat. Mobilitas barang juga menjadi lebih mudah.
12
EDISI II
DESEMBER 2015
Serapan belanja negara mulai terpenuhi jelang akhir tahun, bagaimana pengaruh ekspor dan impor? Dari sisi ekspor dan impor, kami juga berharap banyak. Memang beberapa bulan terakhir ini, ekspor khususnya otomotif sudah mulai naik. Itu suatu langkah yang bagus menurut kami. Kalau impor, saya beranggapan, nilainya akan terus tumbuh, karena bagaimanapun kita masih jadi negara pengimpor. [Badan Pusat Statistik mencatat, nilai ekspor Indonesia per Oktober 2015 menembus US$12,08 miliar, turun 4% dari ekspor per September 2015. Secara kumulatif, total nilai ekspor Januari-Oktober mencapai US$127,22 miliar, turun 14,04% dari periode yang sama 2014. Total nilai impor Januari–Oktober US$119,05 miliar, turun 20,47% dari periode yang sama 2014] Jadi Organda melihat ekspor-impor bakal normal lagi tahun depan setelah tahun ini melambat? Kami berharap begitu, meskipun kami juga akui prediksi itu masih belum pasti. Nanti, bagaimana realisasi terhadap investasi langsung atau foreign direct investment (FDI) itu akan berpengaruh terhadap ekspor-impor. Menurut Anda, apa tantangan terbesar dalam pembangunan sektor logistik? Ketidakseimbangan antara barang yang masuk dan barang yang keluar. Misalnya, kita mengirim barang dengan rute Jakarta-Papua. Dari Papua kan kontainernya kosong, nah itu bagaimana? Di samping itu juga, efisiensi waktu pengangkutan di domestik mengingat kondisi jalan di seluruh Indonesia tidak sama. Dengan kondisi ini, menyebabkan jarak tempuhnya bisa memakan waktu. Contohnya, kalau ada jalan tol, itu akan sangat berpengaruh banyak terhadap pengangkutan di darat.
HEADLINE
ASA LOGISTIK DI TAHUN MONYET API
Prediksi Frost & Sullivan tentang bisnis logistik dan rantai pasokan (supply chain) Indonesia yang tumbuh 15,2% meleset. Lesunya perekonomian global, terjunnya harga komoditas, dan lambatnya serapan belanja pemerintah menjadi penyebab. 13
EDISI II
DESEMBER 2015
B
adan Pusat Statistik mencatat, pertumbuhan ekonomi nasional hanya 4,73% pada kuartal III/2015, melambat dari periode yang sama tahun lalu 5,01%. Pengaruhnya ikut memperlambat bisnis logistik Tanah Air. Bahkan pertumbuhan sektor ini diprediksi hanya 9%, level ini tak lazim karena biasanya naik rata-rata 15%. “Selama dua kuartal terakhir, proyek-proyek pemerintah baru tahap persiapan dan tender. Praktis, tidak ada yang jalan,” kata Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita kepada majalah Logistik dan Supply Chain Review, di Jakarta, akhir November lalu. Lambatnya laju perekonomian dunia membuat ekspor Indonesia melempem. Ditambah lagi, rupiah terdepresiasi di atas Rp14.000 per do-
HEADLINE Ilustrasi
lar Amerika yang membuat ruang gerak pelaku usaha terbatas. Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati sepakat dengan Zaldy. Setahun terakhir, pembangunan sistem logistik mandek. “Setahun ini, konsep integrasi antarwilayah, pembangunan dermaga, paling tidak sudah selesai dan jelas. Ini belum,” tegas Enny. Konsep tol laut juga mengawang-awang bila dibandingkan dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Banyaknya pihak yang turut ambil bagian, ditambah kurangnya keterpaduan membuat sistem logistik makin semrawut. Lamanya bongkar muat (dwelling time) hanya satu dari sekian akibat dari ketidakpaduan tersebut. Pemerintah menyadari problem-problem tersebut. Edy Putra Irawady, Ketua Tim Kerja Pengembangan Sistem Logistik Nasional (Sislognas) menegaskan pemangkasan aturan atau deregulasi bidang logistik sudah diusulkan, di antaranya terkait pengadaan, penyimpanan, transportasi, distribusi, dan pengantaran. Indonesia juga bakal menghadapi Masyarakat
14
EDISI II
DESEMBER 2015
Ekonomi Asean (MEA) tahun depan. Faktanya, kata Eddy, daya saing industri dan logistik masih lemah. Sebab itu beberapa masalah coba diselesaikan pemerintah guna mendorong daya saing. ”Pembatasan kewenangan juga sangat krusial dibenahi. Misalnya, cabang perusahaan logistik menjadi urusan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perhubungan,” kata Eddy. Namun apakah deregulasi itu berdampak signifikan mendorong bisnis tahun depan? Zaldy optimistis jika regulasi dipangkas, bisnis logistik tahun depan naik 15%. Sayangnya, deregulasi saja tak cukup. Pemerintah wajib mengerjakan proyek infrastruktur pendukung logistik. Hadirnya Pusat Logistik Berikat juga akan sangat membantu. Namun ini tak murah, Menteri BUMN Rini Soemarno sempat membeberkan butuh Rp5.000 triliun untuk infrastruktur. Tahun depan, Zaldy memprediksi bisnis logistik akan sangat terdorong dengan maraknya belanja daring (e-commerce). Zaldy tak keliru bila melihat data The Economist Intelligence Unit, dalam riset bertajuk 2015-16 Outlook for the Retail and Consumer Products Sector in Asia yang diterbitkan PricewaterhouseCoopers. Menurut riset ini, Indonesia sangat atraktif dalam e-commerce seiring dengan tingginya penetrasi ponsel pintar. Bayangkan, transaksi e-commerce pada 2013 menembus US$1-2 miliar dari total penjualan ritel nasional US$330 miliar. Sejumlah riset lain yang dipublikasikan bahkan menunjukkan potensi bisnis logistik Tanah Air bisa menembus US$214,40 miliar karena ada kegiatan logistik yang tersembunyi lantaran ada industri yang melayani jasa angkutan dan distribusi sendiri. Banyak pihak berharap tol laut, yang dikrititisi karena belum kompre-
HEADLINE
hensif, berdampak signifikan saat direalisasikan sehingga biaya pengiriman logistik, terutama, ke wilayah timur Indonesia bisa turun drastis. Katalis lain bagi sektor logistik tahun depan adalah MEA. Liberalisasi ini pada satu sisi mengetatkan persaingan, tapi pada sisi lain mendorong perusahaan logistik nasional lebih bertumbuh. “MEA dan konsep free flow of goods membuat persaingan tak mungkin dihindari,” kata Yukki Nugrahawan Hanafi, Ketua DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI). “Meski begitu, besarnya pasar kita, 200 juta orang, bisa menjadikan kita punya kekuatan besar yang tak bisa disepelekan.” MEA menjadi penting dan penegasan kekuatan Asia. Mengacu riset berjudul Asia Competition Barometer Transport and logistics dari The Economist Intelligence Unit, wilayah ini tumbuh signifikan dan kontribusi terhadap PBD global diperkirakan mencapai 38,9% pada tahun depan dari 2001 yakni 26,8%. “Tanpa ragu, Asia menjadi wilayah yang paling aktif di dunia,” kata Nills Andersen, CEO Maerks, perusahaan jasa logistik raksasa dari Denmark, seperti dikutip riset tersebut. Potensi pertumbuhan bisnis logistik di Asia, termasuk Indonesia, juga besar mengingat saat ini 70% arus peti kemas global ditangani via pelabuhan di Asia. Hanya saja, beberapa risiko perlu dicermati. Sebagaimana dikatakan Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo, risiko itu di antaranya perekonomian global yang masih dihadapkan ketidakpastian yang tinggi dan penurunan harga komoditas. “Ada juga risiko dampak global dari normalisasi kebijakan moneter AS, baik tim-
15
EDISI II
DESEMBER 2015
Zaldy Ilham Masita,
Tenaga Kerja ASEAN (US$000 Per Pekerja) Singapura Tiongkok Malaysia Thailand Filipina Indonesia Vietnam
Indonesia (ALI) 187 57 33 21 17 14 4
ing maupun besaran perubahan suku bunga The Fed,” kata Agus dalam sambutan pertemuan tahunan Bank Indonesia, 24 November lalu. Pekerjaan rumah berikutnya yang tak bisa dinegasikan ialah daya saing sumber daya manusia. Apalagi, survei McKinsey Global Institute 2014 menemukan, produktivitas tenaga kerja Indonesia lebih rendah dari Malaysia, Vietnam, Thailand dan Filipina. Tinggal bagaimana persoalan demi persoalan bisa diselesaikan. “Ke depan, saya percaya bakal lebih baik. Realisasi kinerja pemerintah perlu dibuktikan, mungkin akan terasa mulai semester kedua,” kata Yukki Nugrahawan.
dan Forwarder Indonesia (ALFI).
HEADLINE Enny Sri Hartati Direktur Eksekutif INDEF
KONSEP LOGISTIK BELUM JELAS Bagaimana konsep pembangunan logistik di Indonesia saat ini? Konsep tol laut belum jelas konektivitasnya, bagaimana mengelola sumber daya antarwilayah. Semua harus jelas pemetaan. Ini sangat berbeda dengan konsep MP3EI di era Presiden SBY [Susilo Bambang Yudhoyono]. MP3EI itu jelas. Proyek yang jelas di atas kertas saja belum tentu benar realisasinya. Apalagi yang secara konsep tidak jelas. Banyak upaya dilakukan seperti membuat Satgas Dwelling Time. Apakah ini berdampak? Peringkat Index Logistic Performance (ILP) kita tahun depan bisa saja naik, soalnya volume impor turun. Namun, dwelling time bukan berarti berkurang, karena dwelling time faktornya banyak. Apa seharusnya yang dilakukan pemerintah di sektor logistik? Membangun infrastruktur dasar. Prediksi saya, sampai 2025, harga komoditas masih tertekan. Jadi, pembangunan tak bisa lagi mengandalkan ekspor komoditas. Pemerintah harus menempuh langkah radikal mengantisipasi penurunan ini. Biaya pembangunan infrastruktur itu idealnya bisa sampai 40% dari APBN. Kalau sudah jalan, baru kita bisa bicara hal lain seperti Kawasan Ekonomi Khusus, Pusat Logistik Berikat dan sebagainya. Lalu insentif fiskal. Kalau ada insentif fiskal, tapi infrastruktur dasar tidak ada, siapa yang mau?
16
EDISI II
DESEMBER 2015
Yukki Nugrahawan Hanafi Ketua DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI)
MASALAH SUPPLY CHAIN LEBIH KOMPLEKS Apa pandangan Anda mengenai proses supply chain dalam setahun terakhir? Supply chain dan logistik adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Secara makro, bisnis ini turun setahun terakhir. Biasanya tumbuh setidaknya dua kali lipat dari PDB. Bertambahnya volume ekspor-impor harusnya menambah pertumbuhan bisnis ini, tapi nyatanya tidak tahun ini. Data kami, ekspor-impor 2012-2015 turun 32%. Kita mungkin bisa menyalahkan perlambatan ekonomi dunia. Namun, supply chain di dalam negeri juga turun. Dibandingkan semua sektor, hanya consumer goods yang masih positif tumbuh sekitar 5%, lainnya terkoreksi. Pengangkutan di laut turun 17%, darat anlok 35%. Apa masalahnya? Khususnya di darat, turun lebih dari 30%? Banyak. Di darat, yang melambat signifikan yakni otomotif. Permintaan melambat, sementara stok di gudang banyak. Jadi, biaya inventori melambung. Masalah supply chain kita lebih kompleks. Ada dwelling time yang tak kunjung usai. Sistem teknologi di Bea Cukai pun sering down. Susah kan? Masih ada lagi, penanganan pengiriman barang masih menggunakan metode standar. Lantas bagaimana prospek bisnis ini di tahun depan? Tahun ini bisa dibilang titik terendah. Ke depan, saya percaya bakal lebih baik. Realisasi kinerja pemerintah perlu dibuktikan, mungkin akan terasa mulai semester kedua. Kalaupun berpengaruh, belanja pemerintah hanya berkontribusi 10-15% terhadap pertumbuhan bisnis supply chain. Swasta tetap paling besar. Tahun depan ada MEA. Seberapa besar berpengaruh? MEA dan konsep free flow of goods membuat persaingan tak mungkin dihindari. Persaingan bukan lagi antarprovinsi, melainkan antarnegara. Indonesia harus bersaing dengan Thailand, Vietnam dan Filipina. Bukan Singapura. Namun faktanya, contoh, bea masuk baja di kita 5%, di negara lain lebih dari 10%. Kalau nanti ada Free Trade Area, yakin enggak angkanya menjadi 0%? Bagaimana harga produk kita? Lebih murah dan kompetitif? Bagaimana upaya mengharmonisasi banyak aturan? Pembangunan infrastruktur, dan kebijakan fiskal, khususnya suku bunga. Semuanya adalah permasalahan logistik. Meski begitu, besarnya pasar kita, 200 juta orang, bisa menjadikan kita punya kekuatan besar yang tak bisa disepelekan.
COMPANY OF THE MONTH PT Trakindo Utama
Bertahan Di Tengah Situasi Sulit Kendati bisnis alat berat sedang lesu, PT Trakindo Utama optimistis menutup tahun ini dengan pertumbuhan penjualan 11%. Lantas bagaimana strategi perusahaan menghadapi tahun bisnis 2016?
K
inerja sejumlah perusahaan yang sektor bisnisnya berhubungan dengan komoditas mulai terkoreksi akibat rendahnya harga komoditas pertanian dan energi. Tapi Trakindo Utama menjadi salah satu pengecualian. Sebagai satu-satunya perusahaan distribusi alat berat merek Caterpillar, asal Amerika Serikat, Trakindo yang berdiri sejak 1970 masih mencatatkan performa baik hingga saat ini. Tentu di tengah melambatnya laju perekonomian nasional dan penurunan harga komoditas, perusahaan milik keluarga A.H.K Hamami ini mesti mencari strategi jitu. Apalagi harga minyak sawit mentah (crude plam oil/CPO) saat ini anjlok di bawah US$825 per ton, harga batu bara pun di bawah US$58 per ton, dan harga minyak mentah di bawah US$40 per barel. Koreksi harga memicu perusahaan pertambangan, energi, dan berbasis agrobisnis mengerem ekspansi. Dus, permintaan alat berat mau tak mau merosot. Pengaruhnya bukan hanya dirasakan Trakindo dan perusahaan nasional di Indonesia. Caterpillar Inc.,juga terkena imbas sehingga memangkas proyeksi penjualan sampai akhir tahun ini. Alasannya, dolar Amerika menguat dan menurunkan permintaan industri pengguna. Pendapatan Caterpillar, seperti dikutip Bloomberg, diprediksi US$49 miliar tahun ini, turun US$1 miliar dari proyeksi sebelumnya. Tahun ini, Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) juga memperkirakan penjualan alat berat nasional hanya sekitar 8.000 unit, turun 42,86% dari realisasi penjualan tahun lalu 14.000 unit.
Untuk ketiga kalinya, CKB Logistics, anak usaha Trakindo Utama menerima penghargaan bergengsi Frost & Sullivan Awards untuk kategori 2014 Frost & Sullivan Indonesia Domestics Logistics Service Provider of the Year.
Ketika penjualan lesu, khususnya di sektor pertambangan, Trakindo kemudian banting setir. Sejak semester kedua tahun ini, perusahaan yang kini dipimpin generasi kedua keluarga Hamami, Bari Hamami, mulai beralih ke penjualan alat konstruksi. Alasannya masuk akal, pemerintah tengah gencar menggenot pembangunan infrastruktur. Peralihan ke sektor konstruksi itu beralasan jika melihat data penjualan Trakindo. Ternyata, sebanyak 49% pelanggannya adalah perusahaan konstruksi dengan produk andalan di antaranya eskavator CAT320D2 dan bulldozer D6R. Strategi mengalihkan fokus pasar ini bukan hanya membuat perusahaan bisa bertahan, melainkan mampu meningkatkan pangsa pasar. Hingga semester I/2015,
Himpunan Alat Berat Indonesia memperkirakan penjualan alat berat nasional hanya sekitar 8.000 unit.
17
EDISI II
DESEMBER 2015
COMPANY OF THE MONTH
Bari Hamami President Director Foto : Majalah SWA
pangsa pasarnya naik menjadi 30%. Tahun ini, Trakindo mematok target penjualan alat berat tumbuh 11% menjadi 2.500 unit dari tahun lalu 2.250 unit. Demi mengejar target, perseroan mengembangkan manajemen rantai pasokan (supply chain) terintergerasi. Trakindo juga membangun sistem area di 60 cabang di antaranya di Sumatera, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Utara, Jawa, Batu Hijau (Nusa Tenggara Barat) dan Tembaga Pura (Papua). Chief Supply Chain Officer Trakindo Utama Rony Setiawan mengatakan manajemen supply chain dilakukan dari hulu sampai hilir melalui perencanaan matang. “Kami melakukan semuanya, baik perencanaan,pemesanan sampai pengiriman barang seperti apa,” katanya saat dihubungi majalah Logistics & Supply Chain Review, awal Desember. “Kami juga terus meningkatkan layanan dan membuat cost menjadi efisien.” Semua produk Trakindo yang ditargetkan terjual adalah machines, engines, rental and used equipment, suku cadang Caterpillar dan non-Caterpillar dengan mengakomodasi kebutuhan industri pertambangan, konstruksi, kehutanan, perkebunan, kelautan, dan minyak dan gas bumi. Dari sisi grup, Trakindo sebetulnya sudah memiliki perusahaan jasa logistik terintegrasi yakni PT Cipta Krida Bahari (CKB Logistics) yang menjadi anak usaha PT ABM Investama Tbk.,perusahaan pertambangan dan energi milik Grup Trakindo. Kini seluruh lini bisnis Grup Trakindo di bawah induk usaha, PT Tiara Marga Trakindo. Jadi selain Trakindo Utama, ada lini usaha lain yakni PT Radana Bhaskara Finance Tbk (multifinance kendaraan komersial), PT PT Chandra Sakti Utama Leasing (leasing alat berat), dan
“Kami melakukan semuanya, baik perencanaan, pemesanan sampai pengiriman barang...” Roni Setyawan Chief Supply Chain Officer
18
EDISI II
DESEMBER 2015
PT Mahadana Dasha Utama di sektor diversifikasi industri. Manajemen Trakindo memandang tahun demi tahun penuh dengan keyakinan. Bahkan Chief Executive Officer Trakindo Bari Hamami, seperti dikutip SWA, menegaskan optimistis itu. Ke depan, perseroan bahkan menargetkan manajemen 100% dikelola professional. “Sebagai anggota keluarga pemilik, tugas kami adalah mengarahkan profesional.” Sang pendiri, Achmad Hadiat Kismet Hamami, dalam dokumen company profile, mengatakan Trakindo akan terus berkiprah memberikan produk dan layanan yang dibutuhkan bagi pembangunan dan pertumbuhan Indonesia. Tahun depan, Rony menegaskan Trakindo tetap optimistis menatap segala peluang bisnis. “Selama ekonomi Indonesia masih tumbuh, kami optimistis. Pertumbuhan bisnis kami biasanya sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.”
SEBUAH PERJALANAN TRAKINDO..... 1970
1971
1992
1993
1995
1997
2000
MACRO VIEW OUTLOOK EKONOMI 2016
Agus D.W. Martowardojo Gubernur Bank Indonesia
Kami melihat perekonomian global masih akan dihadapkan dengan ketidakpastian yang tinggi, bahkan ada potensi menjadi semakin kompleks.
19
EDISI II
DESEMBER 2015
A
da tiga risiko utama; pertama ada risiko pertumbuhan ekonomi global lebih rendah dari 3,5%, terutama bila pemulihan ekonomi Tiongkok tidak sesuai harapan. Proses rebalancing dari ekonomi berbasis investasi ke konsumsi berisiko membawa Tiongkok memasuki era new normal, yaitu era pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah. Risiko kedua, penurunan harga komoditas diperkirakan berlanjut, karena berakhirnya super-cycle harga komoditas. Ini perlu terus kita sikapi, karena dapat semakin menurunkan kinerja ekspor Indonesia. Ketiga, dampak kenaikan suku bunga di Amerika Serikat akan mendorong penguatan mata uang dolar AS. Kita perlu mewaspadai pemutarbalikan arah aliran modal keluar dari
MACRO VIEW
negara berkembang, yang dalam tujuh tahun terakhir menyerap banyak dana-dana jangka pendek dari negara maju. Selain ketiga risiko tersebut, konstelasi kebijakan ekonomi global yang menjurus pada currency war bisa saja muncul tanpa diduga, dan berdampak signifikan pada ekonomi Indonesia. Pengalaman kita, kebijakan devaluasi terhadap mata uang Yuan pada Agustus 2015 muncul tiba-tiba tanpa diperkirakan sebelumnya. Lebih Baik Namun, luasnya cakupan tantangan global tidak serta merta berarti prospek perekonomian kita ke depan gairahnya akan meredup. Kami berkeyakinan Indonesia akan kembali membaik di tahun 2016 dengan ditopang struktur ekonomi yang lebih sehat, seimbang, dan berdaya tahan.
20
EDISI II
DESEMBER 2015
Kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2016 mencapai 5,2-5,6%. Ini akan ditopang permintaan domestik, terutama investasi. Kredit dan pembiayaan perbankan dalam kisaran 12-14% yang ditopang pertumbuhan dana pihak ketiga dalam kisaran 13-15%. Kami memperkirakan inflasi dalam kisaran targetnya, sebesar 4±1%. Adapun defisit transaksi berjalan diperkirakan sedikit meningkat, sejalan dengan intensifnya proyek-proyek infrastruktur, namun tetap pada level yang sehat di bawah 3%. Kami meyakini proyeksi perekonomian tahun 2016 yang mengisyaratkan terjadinya perbaikan akan menjadi landasan bagi pertumbuhan ekonomi yang semakin solid pada tahun 2017-2019. Dikutip dari Pidato Gubernur BI, Agus D.W. Martowardojo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia atau Bankers Dinner pada 24 November 2015 di Jakarta.
TRAVELING
Eksotika Pesisir Lampung P
ahawang berada di Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Para backpackers dari Pulau Jawa bisa menyewa kendaraan dari pelabuhan Bakauheni, karena tidak ada kendaraan umum menuju daerah ini. Rutenya, Bakauheni menuju Pantai Mutun melewati track lurus ke dermaga Ketapang di Pantai Klara (koordinat peta Google: -5.583188, 105.218109). Dari dermaga Ketapang perjalanan dilanjutkan dengan kapal nelayan atau boat selama 45 menit. Pelankan laju kapal, sebab pemandangan disepanjang jalan sayang untuk dilewatkan. Pulau Pahawang dikelilingi hutan mangrove hijau menghampar dan pantainya diselimuti terumbu karang lengkap dengan biota laut. Perairan sekitar Pahawang adalah surga bagi para pecinta dunia bawah laut. Setelah merapikan semua barang-barang kami langsung bergegas
21
EDISI II
DESEMBER 2015
TRAVELING mengambil perlengkapan snorkeling menuju bagian utara Pulau Pahawang dengan menggunakan perahu motor. Tak melulu snorkeling, cara lain untuk menikmati pulau ini bisa dengan menyisir pantai sambil mencari kulit kerang pada sore hari. Banyaknya ragam dari kulit kerang, mulai dari bentuk dan juga ukuran, bisa menjadi pemandangan yang mengasyikan sambil menikmati angin laut yang perlahan menghilang. Salah satu yang paling terkenal di pulau ini adalah keberadaan villa bergaya arsitektur Jawa milik warga asal Perancis bernama Mr. Jo. Villa yang mengusung konsep arsitektur Joglo itu terdiri dari 3 bangunan atau rumah Joglo. Kegiatan yang cukup mengesankan sebelum meninggalkan pulau eksotik ini adalah melihat aktivitas budidaya rumput laut. Dan sebelum benar-benar meninggalkan pulau, setiap pengujung diwajibkan untuk turut berperan serta melestarikan alam sekitar, dengan cara melakukan penanaman mangrove di sekitar pulau. Tertarik untuk mengunjungi? (komunitas travel-holic)
22
EDISI II
DESEMBER 2015
VIEW Robert J. Hall President of Track Your Truck
TECHNOLOGY TRENDS FOR THE LOGISTICS INDUSTRY Internet of Things The Internet of Things is the technology that drives fitness trackers, smart appliance and automated home security. In a recent study published on Cerasis, 26.25% of third-party logistics companies indicated they were using connected machine-to-machine technology, and 46.62% had plans to do so in the near future. On supply chain management, nearly half of survey participants said they believed it would have tremendous impact. These statistics show that the Internet of Things is going to change the logistics marketplace in the near future.
In today’s supply chain management, artificial intelligence does more than simply make products. Robotics for manufacturers is a great tool because it helps reduce costs and limit overhead. It is also helping computers become smarter and better at making computer-based predictions. According to Toolbox.com, Dell is using artificial intelligence to improve its predictions for product demand.
One of the problems logistics companies must overcome is the struggle to track their assets throughout the supply chain process. Radio frequency identification can help. RFID technology helps companies keep tabs on their assets and inventory, reducing the number of goods that are lost or stolen during the manufacturing and shipping process, ensuring that more end up where they belong and less money is lost. Fleet Management Tracking The logistics industry requires a variety of vehicles, and keeping tabs on those vehicles is a challenge. GPS fleet tracking allows the logistics provider to know where the fleet
23
EDISI II
DESEMBER 2015
is and what each driver is doing in real time, helping streamline the process and ensuring that vehicles are used in the most efficient manner. GPS fleet tracking allows logistics providers to know whether vehicles are being used without authorization or for unauthorized trips. This employee accountability allows the management team to focus on the areas where improvement is truly needed, and avoid coming down too hard on employees who are doing their job well when they are on the road. Drone Delivery The Amazon Drone made news across the country as the huge company determined that drone delivery of Amazon products could be part of their future. While the technology is not ready yet, when it is it will help logistics companies save time and money on shipping by eliminating vehicles and drivers. In fact, Prime Air, the concept initiated by Amazon, estimates that products could be at the customer’s door within 30 minutes. Driverless Vehicles If a drone delivering a package to a customer seems too far-fetched, the idea of driverless vehicle delivery may not be. Google is in the process of perfecting a driverless car, and that could improve the delivery process for retail products. The Cerasis survey indicated 42% of manufacturers and retailers would like their third-party logistics providers to have some knowledge about the use of driverless vehicles. Manufacturers and retailers are encouraging logistic companies to adopt these technologies, but many third-party logistics providers are moving slowly. To remain competitive and meet the needs of clients, logistic providers in the future are going to need to start embracing these technologies as they change the face of the logistics industry. Source : https://www.freightos.com/logistics-technology-trends-the-rise-of-the-machine/
SUPPLY CHAIN & LOGISTICS REVIEW
-
KEY READERS CLASSIFICATION Others
| 20%
Practicioners | 35% Academicians
| 25%
Regulators | 20%
2011
Logistic Provider | 30% Distributor | 20% Trader
| 15%
Retailer Oil & Gas
| 15%
55%
| 10%
OF READERS ARE INVOLVED IN THE COMPANY DECISION
KEY READER GROUPS
GOVERNMENT OFFICIALS
5%
AFFLUENT INDIVIDUAL INVESTORS
55%
FINANCIAL PROFESSIONALS
10%
INSTITUTIONAL INVESTORS
12%
SENIOR CORPORATE EXECUTIVES
18%
40% 60%
SOCIO-ECONOMIC STATUS A+
A
35% B 22% 43%
GENDER
AGE 26 - 30 31 - 35 36 - 40 41 - 45 46 - 50
30% 35% 20% 10% 5%
RATE CARD
Contact Person Aang Wiguna Armieta Amelia Charissa Nurhayati Elsa Febriana