Vol. 2
l
No. 19
l
Juli 2011
Vol. 2
N ew s l e t t e r i n fo r m
l
No. 19
l
1 Juli 2011
asi pemasaran pariwisata
Antisipasi Peluang 2012
Anggito Abimanyu sebagai nara sumber memaparkan, Sapta Nirwandar Dirjen Pemasaran Pariwisata dan Handito Joewono nara sumber berikutnya, memperhatikan (dari kanan ke kiri).
D
r Anggito Abimanyu mema parkan prospek ekonomi du nia tahun mendatang, lalu menawarkan kaitannya ke pariwisata. Dr Handito Joewono mengu raikan strategi dan resep mutakhir pada pendekatan terhadap kegiatan pemasaran dewasa ini. Sebelumnya, Dirjen Pemasaran Pari wisata, Sapta Nirwandar, mengulas situa si terakhir pariwisata Indonesia, dan, kon sep awal serta target-target untuk tahun 2012 mendatang dari perspektif Kemen budpar. Kita mengundang dua pakar untuk
ISI NOMOR INI
8 10
Koordinasi Singkronisasi dengan Daerah Sumatra, Jadikanlah Destinasi Wisata-Eko Dunia
mencerahkan dengan up to date, berkata Dirjen Sapta Nirwandar. Tradisi seperti ini sudah tiga tahun dilaksanakan. Setelah workshop ini, bulan September nanti akan dilaksanakan Rakornas—Rapat Koordinasi Nasional—bidang pemasaran pariwisata, pada saat mana diundang kembali para dinas pariwisata daerah, unsur industri dan asosiasi, para ahli, stakeholders, untuk menyusun strategi dan program pemasaran tahun 2012. Dirjen mengundang Dr Anggito Abimanyu dan Dr Handito Joewono sebagai narasumber pada satu workshop di Kemenbudpar, Jakarta, pada tanggal 28
Juli 2011. Peserta pertemuan ini terdiri atas unsur-unsur industri pariwisata, asosiasi pariwisata, dinas pariwisata dari daerahdaerah, instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik bersama jajaran pemasaran pariwisata Kemenbudpar. Temanya ialah “Prospek dan Peluang Industri Pariwisata Indonesia Menghadapi Persaingan Global Tahun 2012”. Untuk mulai mempersiapkan rancang an anggaran tahun berikutnya, diajak para ahli, stakeholders pariwisata berembug me lihat prospek periode yang akan dimasuki tahun berikutnya.
18 22
25 29
Penerbangan Sebagai Ujungtombak Sebuah Festival di Kemilau Sumatera 2011
Memperbandingkan Kunjungan ke Obyek Daya Tarik Wisata Peluang Menggarap Terus Pasar Jepang
2
utama
Vol. 2
l
No. 19
l
Juli 2011
Lokakarya diikuti pimpinan asosiasi pengusaha pariwisata, instansi terkait di Jakarta, dan berbagai kalangan, akan berlanjut pada Rakornas Pemasaran Pariwisata bulan September.
Sebelum workshop dilaksanakan, pada tiga bulan terakhir semester pertama 2011 Ditjen Pemasaran Pariwisata telah mengambil beberapa langkah agar target jumlah kunjungan wisman 2011 bisa ter capai. Antara lain melakukan langkahlangkah ’pro-aktif’ mendekati dan meng gerakkan industri pariwisata di dalam dan di pasar luar negeri, untuk mengatasi kalau ada situasi yang berkemungkinan menghambat pencapaian target 2011. Kesibukan pemasaran di mancanegara sejak Januari selama semester pertama 2011 telah intensif dan ekstensif terlak sana. Dampak riel-nya membuahkan pe ningkatan jumlah kunjungan wisman yang diharapkan tentulah akan terjadi enam bulan kemudian, berarti diharapkan pada semester kedua 2011. Penanggung jawab : Sapta Nirwandar Penerbit/Pemimpin Redaksi : Arifin Hutabarat Dewan Redaksi : Sadar Pakarti Budi Syamsul Lussa, T. Burhanuddin, Wisnu B. Sulaeman Reporter : Benito Lopulalan Alamat : Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Jl. Medan Merdeka Barat No.17 Lantai 3 Jakarta 10110 Telp : 021 383 8220 Fax : 021 380 8612, Email :
[email protected] www.newsletter-pariwisataindonesia.com
Jika Anda mempunyai informasi dan pendapat untuk Newsletter ini, silakan kirim ke alamat tersebut di atas.
Empat bulan pertama 2011 statistik mencatat tingkat pertumbuhan jumlah kunjungan wisman masih berada di bawah 10%. Tapi bulan Juni dan Juli mulai meng alami peningkatan, diharapkan periode menuju ke akhir tahun 2011 target per tumbuhan dan capaian jumlah kunjungan 7,7 juta wisman akan terlaksana. Pada workshop ini kembali terasa se macam tanggungjawab besar yang di usung oleh kalangan pariwisata, berkaitan peran dukungannya terhadap perekono mian Indonesia. Anggito Abimanyu antara lain meng ingatkan kemungkinan adanya beban dein dustrialisasi terhadap ekonomi Indonesia, berhubung gejala ekspansi perdagangan China dan lain-lain negara, sementara resesi ekonomi di Barat masih akan berlangsung hingga tahun depan. Pariwisata merupakan salah satu sumber utama penghasilan devisa, di samping membawa dampak ganda kegiatan ekono mi masyarakat. Sementara itu Dirjen me nekankan lagi, multiplier effect dari pariwisata perlu dipa hami lebih luas oleh kalangan pemerintah daerah. Pariwisata
hendaknya bukan sekedar ditarik sematamata dari dampak langsung berupa PAD. Mindset dengan pemahaman lengkap ter hadap dampak ganda pariwisata pada kegatan ekonomi masyarakat, akan mem bawa setiap pemda ‘berpihak’ dan men dorong memajukan kegiatan pariwisata di daerah masing-masing.
Prof Anggito Abimanyu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Yogyakarta:
Eropa dan Amerika dewasa ini cende rung berhemat dan menabung. Apa yang akan berlaku tahun 2011–2012? Ekonomi dunia 2009–2010 naik negatif,
Vol. 2
l
No. 19
l
utama
Juli 2011
3
Peserta workshop dari industri, dinas pariwisata daerah, jajaran pemasaran Kemenbudpar, instansi terkait di Jakarta, pengamat, dan lain-lain.
tapi kini sedang bergerak ke arah stabil. Recovery sebenarnya terjadi di Asia, Eurozone masih resesi. Ini ten tu cocok untuk pasar kita. China pertumbuhan ekono minya dua dijit dan India 8%. ASEAN semakin kuat tahun 2011–2012. Asia berperan 2/3 dalam pertumbuhan ekonomi dunia. Dari perspektif perekono mian, Anggito melihat masa lah utama terletak pada China yang terlalu banyak ingin me nabung, sementara Amerika cenderung tetap konsumtif, maka kini diupayakan agar re-balancing, untuk tercapai keseimbangan baru. Konsekwensinya memang dolar AS akan melemah untuk kesempatan saving, dan Asia akan lebih banyak mengkonsum sikan uangnya...kita lihat balancing yang akan terjadi dengan setengah memaksa China agar lebih banyak mengimpor dan membelanjakan Yuan-nya. Maka jumlah arus turis dari Barat akan terpengaruh. Namun Anggito kembali mengingat kan kita punya kesempatan dari realisasi ASEAN economic community mulai 2015. ASEAN single market harus dimanfaatkan. Turis ke Indonesia 40% datang dari ASEAN. Jadi, exchange rate kita akan me nguat, nilai tukar dolar melemah, mung kin suku bunga turun maka sektor riel akan hidup, tergantung eksekusi proyek pemerintah antara lain mengenai menu runkan subsidi BBM. Terhadap perekonomian Indonesia me mang ada gejala dampak deindustrialisasi dan ini memerlukan penanganan oleh pe merintah. Daya saing kita masih rendah. Namun untuk jangka menengah prospek kita cukup baik. Per kapita income kini US$ 3.000 dan prospek $ 4.800 tahun 2014.
Orang muda kini merupakan sasaran yang berpengaruh bagi pengambilan keputusan dalam keluarga. Di antara pasar China, Malaysia, Korea, misalnya, untuk China ajaklah ke sini untuk wisata sekaligus berdagang. Sangat dianjurkannya, pa riwisata perlu sesuatu yang baru, mulai dari pemikiran baru, sampai entreprenur baru. Pemasaran perlu seimbang antara on dan off line. Maka dianjurkannya strategi pema saran dengan menerapkan lima creative : Tahun 2025 Indonesia masuk dalam 10 negara ekonomi terbesar di dunia dengan pelaksanaan konsep MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia).
Dr. Handito Joewono
1. Creative Tourism Destination 2. Creative Tourism Marketing 3. Creative Tourism Entrepreneur 4. Creative Tourism Sinergy 5. Creative Tourism Competition
The 5 Arrows of Marketing Strategy
(Chief Strategy Consultant ARRBEY) :
Memperkenalkan pendekatan baru da lam menyusun suatu strategi pemasaran masa kini. Perkembangan kemasyarakatan berhubungan dengan perkembangan tekh nologi informasi, memerlukan penyesuaian approach yang serba creative, dan dianjurkan nya lima dasar pendekatan yang disebutnya The Five Arrows of Marketing Strategy. Satu sama lain arrow tersebut disinergi kan, karena tak bisa dilaksanakan parsial. Akan muncul ide-ide baru, mendorong la hir pengusaha-pengusaha baru yang lebih muda usia. Misalnya, Anda sudah punya website, tetapi jangan pasif, haruslah ak tif, tak sekedar tampil, maka di situlah generasi lebih muda akan berperan. Lagi pula, segmen pasar mana yang disasar?
1. Competition Understanding 2. Crafting Marketing Plan 3. Commencing Marketing Plan 4. Enhancing Marketing Performance 5. Reviewing
4
Vol. 2
utama
l
No. 19
l
Juli 2011
Handito Joewono, nara sumber, Sapta Nirwandar Dirjen Pemasaran Pariwisata, Anggito Abimanyu nara sumber dan Sadar Pakarti Budi Direktur Pengembangan Pasar.
Kita melakukan perencanaan pemasar lola? Perancis bisa menerima 85 juta wis an secara terbuka, kita ajak banyak pihak man, Spanyol 60–70 juta. Bandingkan luas menelaah, bersama industri. Ke mana geografisnya dengan Indonesia. Serupa pasar sebaiknya disasar? Bagaimana dan juga membandingkan Singapura yang apa sebaiknya dilakukan? Itu selalu dite luasnya hanya 2/3 Bali. kankan oleh Dirjen Pemasaran Pariwisata Sementara ini diperkirakan untuk Sapta Nirwandar. tahun 2012 jumlah wisman berkunjung ke Nah, masukan dan tela’ah bersama ke Indonesia akan berkisar delapan juta. “ Itu mudian disusunkan oleh pemerintah men perkiraan awal,” kata Sadar Pakarti Budi, jadi rencana kerja. Bahkan melalui simu Direktur Pengembangan Pasar lasi. Pariwisata. Jadi, transparan, program kami Rincian target-target akan di di pemasaran bisa dilihat ter susun dengan memperhitungkan masuk dalam menentukan perkembangan perekonomian strategi, kata Dirjen. Agar dunia umumnya dan bidang pari daerah bisa mengikuti dan wisata khususnya, dan strategi menyesuaikan. Menerima input serta taktik-taktik pemasaran yang dari para ahli dan industri, itulah prak perlu untuk diterapkan. tik koordinasi yang kita terapkan, realistis, Pertumbuhan ekonomi dunia tahun kata Dirjen. 2011 ini diperkirakan rata-rata 4,1 %, Maka dicontohkannya, setiap kegiatan negara-negara maju 2,1%, negara baru sales mission ada target atau sekurangnya dan sedang berkembang rata-rata 6,4%, ‘potential sales’ yang hendak dicapai. sedangkan di Asia rata-rata 7,2%. Kemenbudpar terutama bertugas Dirjen lalu menganjurkan peserta membangun dan meluaskan country workshop menyiapkan usul-usul untuk image, kalangan daerah membangun dan dibawa pada Rakornas nanti. Disitu akan meluaskan citra destinasi masingTrend Hotel ke Depan masing, sedangkan mempromosikan Penyediaan Fasilitas : produk tetaplah ada Hotel Otonomi Daerah di tangan kalangan • Lansia industri ! • “Disable” • Hotel untuk mendukung kegiatan Jangan kawatir pariwisata di daerah, seperti Tour ihwal keterbatasan • Sport de Singkarak daya tampung atau • Minat khusus • Hotel sesuai destinasi/daya tarik carrying capacity • Hotel untuk generasi muda lainnya di destinasi. Itu masalah management, bagaimana Anda bisa menge
• Hotel untuk lansia
• Hotel untuk “disable”
20
disimulasi target, program, orientasi yang jelas, dan sesuai realitas. Beberapa tren tahun 2012 disajikan oleh Ditjen Pemasaran Pariwisata sebagaimana terlihat di sini.
18
Eco-Tourism MICE Event Olahraga Luxurious Shopping Honeymoon Cruise Entertainment
Trend Produk Pariwisata Per Kawasan
Eropa Timur Tengah
•Eco-Tourism •Entertainment •Cruise •Luxurious •MICE
• Eco-Tourism • Luxurious • Entertainment
Asia
• Cruise • Eco-Tourism • Honeymoon • Shopping
Australia
• Shopping • Cruise • Eco-Tourism
3 5
Vol. 2
l
No. 19
l
Juli 2011
BISNIS
5
Yang Baru dan Muda di Yogya Nurning Nawanita
“A
kan muncul ide-ide baru, mendorong lahir pengu saha-pengusaha baru yang lebih muda usia,” begitulah diingatkan oleh Handito Joewono, Chief Strategy Consultant ARRBEY di hadapan forum workshop di Kemenbudpar. Dia saat itu sedang memperkenalkan pendekatan baru dalam menyusun suatu strategi pe masaran masa kini. Nah, kita temui beber apa pendatang baru dan muda di bisnis inbound tour operator di Yogyakarta. Industri di Yogyakarta perlu berusaha lebih keras tahun ini karena jumlah wis man yang mendarat langsung dari luar negeri periode Januari–Mei 2011 mening kat hanya 1,09% dari periode sama tahun 2010. Di Medan meningkat 15,84%, di Mataram 21,30%, Bandung, wah menaik 30,66%. Alam Persada Tour di Yogyakarta, kata nya menangani wisatawan dari Malaysia, Singapura, Thailand dan Korea. Dalam setahun memperoleh sekitar 185 group, jumlah tamu berbeda tiap group. Dewasa ini kategori grup dalam bisnis turis me mang amat variabel, mulai dari jumlah kecil lima orang pun sudah dimassukkan kategori grup, sampai per kelompok ber
Evie Marya
jumlah 20 orang atau lebih. Evie Marya, managernya tak mau memerinci. Setelah bencana erupsi gunung Merapi yang lalu, menurut Evie, belum ada pe ningkatan besar dalam jumlah tamu wisatawan ke Yogyakarta. Tetapi diakuinya kondisi umumnya su dah kembali normal. Dia berharap jumlah wisman akan naik karena percaya akan dampak positif promosi pariwisata yang kembali dilancarkan bahwa destinasi ini sudah aman untuk dikunjungi. Termasuk hebat juga dia. Baru lima tahun memasuki bisnis ini sejak 2006, namun sudah berhasil mendapatkan bis nis group series sehingga mencapai 185 grup setahun. Bisnis group series berarti dihasilkan dari produser wisatawan di luar negeri yang sudah mapan. Lagi pula, menandatangani kontrak penanganan seri dengan agen produser berseri itu merupa kan prestasi yang mencerminkan profe sionalitas dan kualitas pelayanan. “Saya yakin pariwisata di Yogyakarta khususnya akan semakin berkembang,” itu pendapatnya. Lain halnya dengan Paramita Tours yang sudah mulai berbisnis sejak 1995. General Managernya mengaku telah menangani turis-turis dari Asia dan Eropa, selain dari dalam negeri. Dari Eropa ditanganinya sekitar 200 wisatawan per tahun, dari Asia sekitar 100 wisatawan setahun. Tapi dia tak sebutkan negara mana. Wisnus bisa mencapai jumlah 700 orang setahun yang ditanganinya berwisata di Yogyakrta. Bagaimana tahun 2011 ini? Dia termasuk bersuara pesimis
engan mengatakan ‘turun’. Mengapa? d Bencana alam masih menjadi alasan bagi nya akan penurunan jumlah wisatawaan itu. Tetapi dia juga melihat sebab lain, yaitu adanya destinasi baru yang lebih menarik yang menyaingi Yogyakarta. Tapi lagi-lagi, dia tak mau menyebut destinasi lain yang dimaksudkannya. Dia hanya menambahkan bahwa Yogyakarta perlu melakukan perbaikan pada sarana-sarana penunjang pariwisata. Hana Tours jauh lebih muda lagi, dengan manager Nurning Nawanita baru tiga tahun ini terjun di bisnis inbound tourism di Yogyakarta. Persisnya, sejak Juni 2008. Tapi ya begitulah, dia tampak tekun menangani wisnus dari Jakarta dan dari Bali, dari mancanegara sudah mendapat bisnis menangani wisman Malaysia dan Jepang. Terus terang diakuinya, masih mena ngani individual tour, belum group tourist, jadi jumlahnya masih belum begitu ba nyak, per tahun kurang lebih 168 orang dari Jakarta, dari Bali 108 orang, dari Ma laysia 132 dan dari Jepang 96 orang. Dia optimistis. ”Tahun 2011 ini mu lai lagi ada sedikit kenaikan,” kata dia. Apa yang mendorong kenaikan itu? “Dikarenakan situasi Yogya mulai baik kembali, dan mulai banyak bermunculan tambahan hotel baru,” ujarnya. Dia juga memberi pendapat dan saran. Untuk para pengelola objek pariwisata di destinasi, dia minta agar kera pian dan kebersihan di lokasi hendaknya lebih ditingkatkan. Perhatikan lingkungan, sarana dan prasarana agar wisatawan terlayani lebih nyaman. Dia sa rankan: “lebih banyak diadakan event pariwisata yang bisa me narik lebih banyak wisatawan”, itulah usul Nurning. n
6
Vol. 2
EVENTS
K
l
No. 19
l
Juli 2011
Promosi dan Penjualan di Surabaya
egiatan direct promotion atau promosi dan penjualan un tuk produk di destinasi Lombok, diselenggarakan di Surabaya pada 27–29 Mei 2011. Direktorat Promosi Dalam Negeri menyelenggarakannya dengan peserta terdiri atas asosiasi PHRI, ASITA, Disbudpar NTB, NTT, Jatim, perusa haan individual travel agent dan per hotelan. Diharapkan melalui Direct Promotion di Surabaya ini maka produk wisata dari Mataram atau destinasi Nusa Tenggara Barat akan dibeli dan dikunjungi oleh wisatawan dari Surabaya dan seki
P
tarnya. Terutama pada musim liburan sekolah, lebaran dan akhir tahun khususnya bagi keluarga, remaja dan anak sekolah, agar melakukan per jalanan wisata di dalam negeri. Konsep dasar program Promosi dan Penjualan ini memang membawa duafungsi yaitu promosi dan pen jualan paket wisata langsung. Maka hasilnya di Surabaya kali ini ialah terpublikasi dan terpromosikannya destinasi pariwisata di Indonesia. Bersamaan itu terjadi transaksi booking paket wisata ke ataram untuk perjalanan bulan Juli 2011. n M
Juga dari Kalimantan
roduk wisata dari destinasi Kalimantan pun dipasarkan ke Surabaya, dengan me nyelenggarakan event direct promotion atau promosi dan penjualan pada 29 April hingga 1 Mei 2011. Selaku penyelenggara, Kemenbud par mengadakan koordinasi dengan para peserta dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Tengah, Disbudpar kota Bontang, ASITA Kalimantan Timur, Artha Wisatama Travel, Kakaban Tour Travel dan Nusantara Wisatama Travel.
Pada kegiatan ini delapan media setempat meliput, dan ini merupa kan sisi lain dari event yang hendak dituju, yaitu meluaskan informasi ke masyarakat. Surabaya juga dihubungkan dengan Kalimantan oleh penerbangan lang sung antara lain rute Surabaya–Balik papan dan Surabaya–Banjarmasin. Ternyata kegiatan ini juga dapat berdampak bukan saja kesempatan pertemuan langsung para agen penjual paket wisata dengan konsumen tetapi juga pertemuan antaragen perjalanan antarprovinsi. n
Di Bandung
D
an inilah event Direct Promotion di kota Bandung, Kemenbudpar menye lenggarakan tanggal 10–12 Juni 2011 bertempat di salah satu pusat keramaian terbesar dan populer yakni Mall Cihampelas Walk (Ciwalk). Di sini digunakan tema “Ayo Kita Keliling Indonesia”. Para peserta dari unsur industri pariwisata memang bukan dari daerah lain, namun yang mampu menjual paket-paket wisata ke daerah destinasi di luar Bandung. Mereka ialah: Marine Tour, Cipaganti Tour & Travel, Club Bali Hotel, Marco Tour, Jago Tour, MNC Networks, Amythas Tour & Travel, Nata Tour & Travel, dan Dinas pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung. Para peserta melaporkan transaksi yang terjadi selama kegiatan
berlangsung mencapai sekitar 1000 pax X Rp 5.000.000,00/pax = Rp. 5.000.000.000,00. Efektifnya upaya penjualan langsung ini, sebagaimana di se tiap ajang direct promotion, juga ditambah dengan kesempatan sirkulasi materi promosi berupa flyer, brosur yang dibagikan kepada seluruh pengunjung untuk memudahkan mereka kelak memilih paket-paket wisata. n
Vol. 2
l
No. 19
l
Juli 2011
EVENTS
7
Ke Floriade–Belanda dan Host Country ITB Berlin
E
vent besar di Negeri Belanda bernama Floriade 2012 menjadi salah satu ajang di mana Indo nesia mengintensifkan promosi pemasaran di negeri Belanda khususnya dan Eropa umumnya. Indonesia akan ikut serta pada event besar yang akan berlang sung selama enam bulan, Floriade 2012 World Horticultural Expo, di Venlo–The Netherlands, tanggal 5 April hingga 7 Oktober 2012. Pariwisata sebagai leading sector dalam keikutsertaan Indonesia pada Floriade 2012, kata Dirjen Pemasaran Pariwisata Sapta Nirwandar ketika mengumumkan informasi tersebut. Dirjen menyatakan event itu merupakan terbesar di negeri Belanda, dan selama enam bulan berjalan nya pameran merupakan kesempatan luas bagi pemasaran. Tentu pemasaran se makin efektif dengan telah beroperasinya penerbangan langsung Garuda pada rute Jakarta–Amsterdam. Tahun 2011 Pemerintah menentukan target moderat sebesar 150.000 wisatawan dari pasar negeri Belanda ke Indonesia, untuk tahun 2012 diproyeksikan mening kat menjadi 161.038 wisatawan. Langkah lebih pleasantly aggressive lagi dalam pemasaran pariwisata ke manca negara akan dilaksanakan pada ajang terbesar di dunia yakni ITB (International Tourism Bourse) di Berlin tahun 2013. “Untuk pertama kali bagi negara Asia, kita akan menjadi host country partner ITB
Berlin pada tahun 2013,” demikian Dirjen Sapta Nirwandar menjelaskan. “Kita su dah bayar,” ujarnya. Manfaat besar dari host country partner itu bahkan kini sudah mulai menjadi ke nyataan kendati event-nya sendiri masih berada dua tahun ke depan. “Indonesia sebagai co-host ITB Berlin itu sudah ter-ekspose ke ratusan negara di dunia,” kata Sapta Nirwandar. News value yang membuat publisitas di dunia bertambah meluas akan diciptakan oleh Indonesia antara lain dengan rencana mengun dang BJ Habibie, mantan Presi den RI sebagai pembicara pada forum ITB Berlin 2013 tersebut. Untuk pasar Jerman, diharapkan tahun 2011 target moderat 155.000 wisatawan berkunjung ke Indonesia dan tahun 2012
diproyeksikan 166.233 wisatawan. Sementara itu dikabarkan, pihak mas kapai Garuda Indonesia mempersiapkan diri akan menerbangi kembali rute ke Frankfurt di Jerman. Kota ini akan men
Sapta Nirwandar
jadi point kedua di Eropa setelah Amster dam yang dilayaninya kembali sejak Juni tahun lalu.
Floriade Belanda
Adapun mengenai Pameran Holtikul tura Dunia di Belanda ini, eksponya di adakan sekali setiap 10 tahun sejak 1960. Sekitar 100 peserta pameran dan 40 neg ara akan ikut serta, di atas lahan ‘taman Floriade’ berluas 66 hektare. Dan diperhi tungkan jumlah pengunjung akan mencapai dua juta orang lebih dari masyarakat Belanda dan mancanegara. Indonesia menempati la han seluas 1.000 m2. Pihak Penyelenggara di Belanda sudah mengumumkan bah wa “Dengan total area 1.000 m2, pameran Indonesia akan menempati satu posisi yang menonjol di salah satu tema World Show Stage.” Floriade Park itu akan ter bagi atas lima tema khusus, tetapi secara keseluruhan event enam bulan ini dijadi kan a melting pot of cultures dengan setiap hari menyajikan program-program dari masing-masing negara peserta. n
8
Vol. 2
EVENTS
Koordinasi Singkronisasi dengan Daerah
D
ari waktu ke waktu koor dinasi semakin giat dilak sanakan di lingkungan pari wisata, baik vertikal maupun horizontal. Demikianlah rapat koordinasi dan sinkronisasi diselenggarakan oleh Kemenbudpar melalui kegiatan Direktorat Promosi Dalam Negeri bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata se-Sulawesi. Disebut sebagai Rakornis (Rapat Koordinasi Sinkroni sasi) pada 7 April 2011, pelak sanaannya mengambil tem pat di gedung Sapta Pesona Kemenbudpar J akarta. “Tujuannya tentu untuk penerapan koordinasi men sinkronkan kegiatan-kegiatan Direktorat Promosi Dalam Negeri dengan Dinas Kebudayaan dan Pari wisata se Sulawesi,” kata Faried Moertolo, Direktur Promosi Dalam Negeri. Rapat sehari itu tampak bermanfaat produktif dan menghasilkan butir-butir yang berharga untuk disimak. Boleh juga sebagai referensi dan atau perbandingan. Yang disimpulkan ialah : l Branding Kemenbudpar “Wonderful Indonesia”, harus dipakai oleh dinas provinsi, kabupaten/kota., minimal bisa menjadi ikon di pasar. l Branding, “Kenali Negerimu Cintai
egerimu” adalah khusus untuk pasar da N lam negeri. l Promosi adalah business artinya ber jualan, maka, harus ada ukuran yaitu pasar. l Pembangunan pemasaran pariwisata harus terpadu dan berkesinambungan, tidak lagi terbatas di administrasi, tetapi mengembangkan ‘co marketing’.
l Visi pemasaran pariwisata sesuai ara han Dirjen antara lain : Modern, tehnik pendekatan pemasaran secara horizontal sesuai perkembangan teknologi. Profesional, bekerja keras dan cerdas serta menjalin network dengan seluruh stakeholder. Akuntabel, melaksanakan pemasaran dan hasilnya harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat. l Yang mempengaruhi pertumbuhan wi satawan adalah: pertumbuhan perekono
l
No. 19
l
Juli 2011
mian nasional, pendapatan penduduk per kapita, meningkatnya jumlah wanita bekerja, investasi sektor properti naik dan kapasitas angkutan naik l Pariwisata Sulawesi masih perlu dorongan. l Sulawesi ternyata menyimpan pasar pariwisata, ada jumlah penduduk dan pasar ekonomi oleh karena itu bisa dijadi kan daerah tujuan wisata. l Sulawesi Selatan menempati peringkat ke 10 tujuan wisata bagi wisatawan nusan tara (wisnus). l Wisman yang masuk ke pintu Sulawesi masih peringkat rendah dan bahkan menurun pada tahun 2011. l Sulawesi memiliki 12 Kota untuk dise lenggarakaan kegiatan promosi langsung, berdasarkan populasi dan kemampuan masyarakat. l Layanan Informasi pariwisata harus dikembangkan, untuk itu perlu TIC (Tourist Information Center). l TIC yang sudah ada di des tinasi masih perlu peningkat an dan harus lebih inovatif kreatif, untuk itu diperlukan kerjasama antara birokrasi dengan stakeholder. l Kemilau Sulawesi 2011, yang menjadi tuan rumahnya adalah Sulawesi Barat, maka Kemenbudpar hanya memfasilitasi. Arah dan pengembangan diserahkan kepada daerah. l Promosi untuk penyelenggaraan event Kemilau Sulawesi belum maksimal. Yang penting dari pelaksanaan ajang Kemilau Sulawesi adalah meningkatkan citra destinasi Sulawesi, citra yang harus besar. Kementerian hanya bisa memfasili tasi Provinsi dalam Kemilau Sulawesi. Untuk memperkuat dan meningkat kan kualitas event lebih lanjut akan ada resources yang diberikan. n
Vol. 2
J
l
No. 19
l
Juli 2011
Tourist Information Center
9
Mampirlah di TIC Ini
ika di tempat anda sudah atau belum ada Tourist Information Center, mari kita melirik apa yang terjadi di Banda Aceh ini. Persisnya di pelabuhan ferry Ulele. TIC seperti ini mereka bilang harusnya memerlukan 4 sampai 6 juta rupiah sebu lan untuk membiayai operasionalnya. De ngan begitu maka dua orang bisa bekerja setiap hari dan kantor TIC itu selalu buka sehingga hari libur pun, terutama Sabtu dan Minggu wisatawan akan selalu dapat memperoleh informasi. Tapi kini dengan bantuan dari Disparda Kota Banda Aceh sekitar nilai 2 juta rupiah sebulan telah membuat kantor itu ber fungsi efektif. Setiap hari wisnus dan wisman penanya datang mengunjungi TIC ini, dan, meminta brosure. Lihat pula lokasinya. Semua orang yang hendak berangkat naik kapal ferry menuju atau baru saja mendarat tiba dari kota Sabang di pulau Weh, ujung paling utara dan barat NKRI, akan selalu melihat dengan jelas keberadaan ‘center’ ini. Dari kejauhan sudah terbaca papan
nama Tourist Information Center. Kantor itu sekitar tiga kali tiga meter. Terbuka seperti warung tanpa pintu. Di sisi kirinya berdiri sebuah touch screen computer yang tak lain adalah monitor untuk bagi siapa saja da pat surfing melihat petunjuk dan informa si mengenai wisata di sekitar Banda Aceh. Wisatawan asing dan wisatawan Indone sia yang datang ke sini pasti mengambil manfaat dari alat tersebut. “Leaflet peta Sabang dan kota Banda Aceh juga mereka minta. Juga brochure pariwisata lainnya yang tersedia di sini. Dan mereka mengisi buku tamu,” kata Fadhlan Amini, yang praktis setiap hari dia berada di TIC itu. Dari catatan itulah dia meyakinkan perihal kunjungan wisatawan dari ber bagai negara, bukan saja dari Eropa Asia, bahkan juga dari Amerika Latin dan Amerika Selatan. “Saya jadi punya relasi dan korespon densi yang berkelanjutan dengan orang di Brasilia,” kata Fadhlan menyebut contoh. TIC ini hidup sejak Juli 2010. Ber
mula dari inisiatif perorangan bernama Desrizal. Dia sendiri tadinya aktivis LSM yang ikut bergerak di bidang kegiatan reha bilitasi Aceh dari musibah tsunami yang dahsyat. Lalu di bidang pariwisata. Ak tivitasnya di bidang recovery Aceh itu membuatnya punya dua ide: dia punya waktu dan uang untuk hidup dengan satu pengabdian “memberi informasi bagi wisatawan, dan, baginya Aceh itu perlu memanfaatkan pariwisata untuk kese jahteraan tanpa harus “menebangi pohon dan alam yang indah” untuk keuntungan ekonomi. Desrizal pun disambut oleh Fadhlan Amini, anak buahnya. Fadhlan sebelum aktif di LSM adalah seorang wartawan foto. Kemampuan bahasa Inggris dan pengetahuannya dirasa cocok dengan ide Desrizal. Lalu, pihak pengelola pelabuhan ferry di Ulele itu, menyambut ide mereka dengan suka cita. Disediakanlah ruangan TIC tanpa harus bayar sewa. Gedung terminal
10
Tourist Information Center
Fadhlan Amini sedang ‘bertugas’.
penumpang ferry itu baru saja terbangun rapi dari program bantuan mancanegara untuk rehabilitasi Aceh dari tsunami. Fadhlan menjadikan ruangan itu seba gai kantornya. Ada satu unit komputer dengan akses internet. Maka setiap hari sambil menunggu orang berkunjung dan bertanya untuk dilayaninya, dia tidaklah menganggur. Komunikasi dan jelajah di internet di lakukannya. Dan memang, serta merta ada saja wisatawan asing dan wisnus setiap hari yang ternyata memerlukan dan me manfaatkan informasi yang diberikannya. Ya menarik juga baginya. Kadang ada yang meminta diboncengkan naik motor ke satu tempat di kota Banda Aceh. Dia layani. Ada yang memberi pengganti bensin, ada yang tidak. Wah, ada pula yang kehabisan rupiah, lalu saya antarkan ke money changer atau ke ATM. Saya ikhlas saja. Tapi kami sama-sama senang, itu merupakan bagian dari cerita Fadhlan. Setelah berjalan enam bulan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh mengetahui aktivitas kantor kecil ini. “Pak Reza kepala Disparda meninjau ke sini,” cerita Fadhlan. Ternyata berlan jut, runding punya runding, maka menu rut Desrizal, yang biasanya “menyisihkan sebagian penghasilannya” untuk mem biayai sekedar menghidupkan TIC itu,
pihak Disparda menemukan cara mem bantunya. Disparda meletakkan satu unit komputer touch screen tadi, sebagai satu unit pelayanan umum. Sebagai ‘sewa tempat dan penjaga’ di anggarkannya setiap bulan untuk mem bantu operasionalnya. Yah, tak disebutkan jumlah pastinya, namun boleh dikatakan berkisar satu sampai dua juta sebulan. Bisakah hidup terus dengan cara demikian? Bisa, kata Fadhlan. Kalaupun ada kendala, hanyalah apabila dia harus keluar untuk urusan yang tak terelakkan dan harus meninggalkan ruangan itu, maka kantor TIC dia tutup beberapa jam. Setelah urusannya selesai, dia kembali dan buka lagi. Layaknya kantor biasa, TIC ini dibukanya seperti jam kantor dari pagi hingga sore tapi tanpa hari libur. Dari operasionalisasi itulah baik Fadhlan maupun Desrizal menyatakan, normalnya kantor ini perlu lima sam pai enam juta rupiah per bulan. Dengan demikian akan ada dua orang petugas yang menjalankan fungsi TIC itu, dan membiayai operasional mencakup teleko munikasi, mencetak brosur dan leaflet yang diperlukan untuk dibagikan ke pada turis yang ‘pasti’ menanyakan dan meminta! TIC merupakan topik yang dewasa ini sedang dalam proses ‘pencarian bentuk’, bagaimana sebaiknya membangun dan
Desrizal sang pencetus ide.
Vol. 2
l
No. 19
l
Juli 2011
memeliharanya. Di beberapa destinasi terdapat upaya melaksanakannya, namun terdapat pula ‘permasalahan’ bagaimana menghidup kan sehingga berfungsi baik. Berfungsi dalam arti ada personil yang selalu siap melayani informasi pada wisatawan, dan, ada materi informasi tercetak seperti peta ilustratif pariwisata, informasi obyek wisata, dan seterusnya. Cerita TIC di Ulele, Banda Aceh ini, selintas mengingatkan satu perkembangan dilematis di Bali. Belum lama ini diberita kan, pihak ASITA di Bali meminta dilaku kan penertiban terhadap adanya kantor menggunakan nama Tourism Information Counter tetapi dalam prakteknya menjual dan melayani pelaksanaan tour packages. ASITA meminta pemerintah menutup ke giatan mereka karena termasuk kategori ilegal. Sementara itu di beberapa kota lain, TIC dapat ditemui adanya di tengah kota, atau di bandara di terminal ketibaan penumpang. Sayangnya, tak jarang terli hat kosong dari kehadiran petugas, atau, amat kurang materi informasi tercetak yang tersedia yang merupakan kebutuh an dasar bagi wisatawan ketika mereka merasa perlu bertanya ke TIC. Nah, cerita tentang TIC di Ulele ini, baik ditelusuri selanjutnya sebagai infor masi dan inspirasi? n
Vol. 2
l
No. 19
l
Juli 2011
EKOWISATA
Sumatra Jadikanlah Destinasi Wisata-Eko Dunia
M
enikmati durian, atau ber bagai buah hutan di musim buah di tepi hutan di Suma tra adalah ‘kisah klasik’ yang kerap diungkapkan para wisatawan yang berkunjung ke Sumatra. Pulau Sumatra, pemilik hutan hujan tropis yang menakjubkan, adalah rumah dari berbagai flora dan fauna eksotis: bu nga terbesar di dunia, Raflesia arnoldii dan bunga bangkai Amorpophalus titanuum, juga berbagai satwa seperti si tampan ha rimau sumatra (Panthera tigris sp), Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus), ta pir atau beruang. Keajaiban keberagaman hayati Sumatra tak henti diungkapkan para peneliti. Ta hun lalu, binatang langka kelelawar berhi dung daun (Hipposideros ridleyi) ditemukan di sebuah kawasan hutan hujan seluas 300 hektar, saat sekelompok peneliti Inggris melakukan survey keanekaragaman hayati di Sumatera Barat. Pangeran Charles dari Inggris pernah menjadikan Sumatra seba gai bagian penting kampanye ling kungan global, ketika mengunjungi kawasan hutan hujan tropis seluas 100.000 hektar di Jambi pada No vember 2008. Hutan bernama ‘Forest of Hope’ itu dibaktikan sebagai ka wasan percontohan restorasi hutan. “Alam Sumatra memiliki daya tarik luar biasa, dan jelas berpotensi besar untuk pengembangan wisata alam atau ekowisata,” ungkap Raseno Arya, Kasubdit Pemasaran Pariwisa ta Wilayah Sumatera Kemenbudpar, ketika ditemui saat penyelenggaraan Kemilau Sumatra di Banda Aceh. Da lam rangkaian ajang ini diselengga rakan pula seminar tentang Sumatra sebagai Destinasi Ekowisata Dunia.
Budihartono, ahli anthropologi dan pariwisata, yang menjadi salah satu pembicara dalam seminar tersebut, mengungkapkan bahwa kebera gaman spesies di Sumatra se bagian merupakan hasil seja rah mula pulau tersebut. Dahulu, Sumatra adalah ba gian dari benua Asia, sehingga berbagai jenis flora dan fauna Asia tersebar ke pulau ini. Ka rena kekuatan geologi, berupa pergerakan lempeng bumi, pulau ini terpisah dari benua induknya. Flora dan fauna pun kemudian terisolasi dan karenanya memunculkan variasi, sehingga harimau Asia, berbeda dengan Harimau Sumatra. Lebih dari keberagaman ha yati, Sumatra menyimpan daya tarik kedahsyatan alam dalam batas yang tak terbayangkan.
11
12
Vol. 2
EKOWISATA
Antara 74.000 tahun lalu, sebuah gu nung berapi super atau super volcano di Sumatra meledak hebat. Gunung itu ber nama Toba, kekuatan ledaknya 20.000 bom Hiroshima, tiga ribu kilometer kubik debu vulkanisnya yang mengandung be lerang, naik tinggi ke atmosfir, menutup sebagian besar permukaan planet bumi; menghalangi sinar matahari. Akibatnya musim dingin berkepanjangan mencapai 6 hingga 10 tahun. Bumi terpuruk beku. Sejumlah peneliti bahkan berpendapat bahwa ledakan Toba menghasilkan efek pendinginan bumi yang akibatnya terasa selama 1.000 tahun. Menurut jurnalis dan peneliti Amerika, Ann Gibbon, setelah bencana berkepan jangan itu, hanya sekitar 1.000 pasang ma nusia yang selamat, semua manusia yang ada saat ini adalah keturunan dari 1.000 pasangan itu. Dalam sejarah evolusi di bumi, fenomena ini disebut sebagai bottleneck evolusi manusia. Kini kawah Toba supervolcano sudah menjadi danau Toba yang damai dan asri. Masa lalu yang demikian dahsyat tak tam pak mengambang di permukaan airnya yang tenang. “Sejarah purba danau Toba itu ada lah daya tarik wisata yang sangat poten sial untuk dikembangkan,” ujar Nasrudin Dalimunthe, kepala dinas pariwisata Su matra Utara, mengakui. Legenda dan kerterlibatan masyarakat Kisah dan sejarah, bahkan mitos, memang bagian daya tarik pariwisata, dan hal ini juga berlaku dalam dunia wisata. Budihartono mengungkapkan, peman faatan legenda Loch Ness. Dikisahkan para saksi lokal melihat makluk besar mirip di nosaurus berenang di danau Loch Ness. “Berbagai penelitian tidak bisa mem
buktikan kebenaran cerita itu,” demikian Budihartono. “Tapi itu orang tetap datang berkunjung kesana. Hotel dan restoran berdiri, dan cinderamata dijual.” Menurut Budihartono, Loch Ness bisa menjadi contoh keterlibatan masyarakat dalam pengembangan pariwisata. “Tem pat-tempat menginap, disebut bed and breakfast yang sederhana dan bersih, menyediakan makanan sesuai standar, dibangun masyarakat bagi kalangan wisatawan,”ujar Budihartono.
Di wilayah Jambi, empat Taman Na sional ditawarkan untuk diekplorasi se bagai bagian dari destinasi ekowisata. Ta man Nasional Kerinci Seblat di Kabupaten Kerinci dan Merangin, Taman Nasional Bukit 30 (Kabupaten Tebo dan Tanjabbar), Taman Nasional Bukit 12 (di Sarolangun dan Batanghari) serta Taman Nasional Berbak dekat kota Jambi. Jarak tempuh masing-masing Taman Nasional itu memang cukup jauh, meli puti jarak ratusan kilometer, tetapi hal itu menunjukkan bahwa orang tak bisa men gunjungi Sumatra (Jambi) hanya sekali saja. Pelibatan Taman Nasional di dunia wisata mengandung konsekuensi bahwa ekowisata adalah pariwisata tak terpisah kan dari pelestarian alam dan lingkungan
Danau Toba yang damai dan asri, dulunya adalah kawah Gunung Toba supervolcano.
l
No. 19
l
Juli 2011
alam asli. Begitulah, ekowisata dinyatakan sebagai konsep pariwisata yang mengand ung edukasi lingkungan, baik bagi para wisatawan maupun bagi penduduk seki tar wilayah ekowisata. Pelibatan masyarakat baik dalam per lindungan pengawetan alam maupun pengembangan ekowisata telah diusaha kan di sejumlah tempat di Sumatra. Brosur pariwisata Sumatra Utara , con tohnya, mengungkapkan informasi daer ah Tangkahan di Sumatra Utara yang din yatakan sebagai daerah ekowisata pada tahun 2001. Dahulunya daerah ini kurang dilestarikan dan banyak pohon-pohon ditebang. Perburuan serta pembalakan liar dilakukan dengan bebas, justru oleh masyarakat sekitar hutan, dengan meli batkan orang-orang luar. Namun akhirnya masyarakat lokal mengadakan perubahan dengan meng hentikan pembalakan hutan. Perkembang an yang memberi harapan semakin nyata, ketika masyarakat bisa dan bersedia di libatkan untuk membentuk ranger atau pengawas hutan yang memantau dan me lindungi hutan dari segala kegiatan ilegal. Brosur wisata tersebut memperlihatkan penjelajahan hutan menggunakan Gajah sebagai tunggangan. Di wilayah ini, seperti juga di beberapa tempat di Sumatra, pengunjung diajak un tuk berkelana dan menjalani pengalaman di hutan hujan tropis sekunder dan prim er, atau menikmati tepian sungai yang mengalir di tengah hutan. Perlindungan hewan liar khas Sumatra, seperti Harimau, juga mulai diusahakan agar melibatkan masyarakat sekitar hutan. Daerah Ulun Masen di wilayah Aceh, saat ini menggiatkan keterlibatan masyarakat dalam perlindungan flora dan fauna,
Vol. 2
l
No. 19
l
events
Juli 2011
13
Solo dan Karnaval Batik
M
Sejumlah kerajinan khas Batak. terutama Harimau sumatra yang masih terdapat di wilayah itu. Penduduk belajar mendeteksi kehadiran si hewan tampan tersebut dan berbagai hal terkait sifat-sifat mereka. Di bidang pariwisata, pemanfaatan ha sil hutan non-kayu untuk kerajinan, seperti kerajinan rotan atau kain dari serat nanas yang dikembangkan di wilayah hutan, da pat pula memperkuat citra kepariwisataan ekowisata sebuah daerah. Perkembangan dunia suvenir ini memang bagian menem pel erat pada kemajuan dunia pariwisata. Di Sumatra Utara, diam-diam ada wacana untuk menciptakan kerajinan berbahan batu vulkanis dari wilayah Toba. Teori super volcano diperkirakan akan menciptakan pasar bagi kerajinan ‘batu Toba’. Mungkin saja, suatu saat wacana itu akan membuat kita membawa pulang batu Toba yang dikemas dalam rupa suve nir, dan disertai brosur kisah kedahsyatan sejarah Toba the super volcano. Tertarik? n
emang istimewa kesan yang dihasilkan oleh event Solo Batik Carnival. Dilaksanakan tanggal 25 Juni 2011 di kota Solo. Jumlah peserta yang berpartisipasi mencapai sebanyak 600 orang, mulai dari tingkat SD, SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi serta masyarakat umum. Animo masyarakat tampak sangat men dukung maka berbon donglah masyarakat kotanya hadir me nyaksikan acara seka li setahun tersebut. Tentu juga tampak banyak wisatawan nusantara maupun mancanegara. Saat itu semua hotel di kota Solo praktis penuh terisi. Kegiatan ini ber bentuk pawai kar naval yang dimulai pukul 19.00 WIB dari Jalan Slamet Riyadi (jalan utama kota ini) dan finish di depan Balaikota. Selain itu juga ada kios-kios batik di sepanjang jalan yang dilalui pawai. Untuk kegiatan ini, selain panggung
utama ada beberapa panggung yang dibangun untuk penonton. Pemkot Surakarta bekerjasama de ngan Kemenbudpar, Ditjen Pemasaran Pariwisata, Solo Center Poin, dan SBC Community di Solo menyelenggarakan karnival batik ini setiap tahun dengan tema yang selalu berbeda sejak pertama kali diadakan pada tahun 2008.
Pada tahun ke 4 ini ditampilkan berbeda, dengan mengangkat tema Legenda tentang Batik, dan memuncul kan berbagai macam kostum fantastis yang berdasarkan kebu dayaan dan tradisi
yang hidup. Ini promosi bagi pengrajin dan pengusaha batik supaya dikenal sam pai ke mancanegara. n
14
pasar
Vol. 2
l
No. 19
l
Juli 2011
Memantau Perkembangan
P
ada 30 Juni 2011, Ditjen Pema saran Pariwisata menyelenggara kan Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas bersama de ngan para pelaku bisnis pariwisata, dan stakeholders, mengenai perkembangan dan langkah-langkah yang perlu segera diam bil terutama dalam hal menggarap pasar Malaysia, pasar China, dan Korea Selatan. Ketika keluar Statistik Januari–April 2011, memang meminta perhatian ter utama pada tiga pasar tersebut. Dari pasar China dan pasar Korea Selatan capaian tetap bertumbuh positif, tetapi sejatinya potensi kedua pasar itu mestinya mem berikan angka pertumbuhan yang lebih tinggi. Memang bisa menimbulkan per tanyaan, perubahan ‘kontemporer’ apa kah yang mungkin sedang terjadi di pasarpasar tersebut? Sebenarnya kunjungan wisman dari Malaysia saja yang turun –12,76 %. Tetapi secara keseluruhan jumlah wisman me ningkat dengan pertumbuhan 7,20 %. Target nasional tahun 2011 diletakkan pada tingkat pertumbuhan sedikitnya rata-rata 10% per tahun. Tahun 2011 target nasional Indonesia ialah 7,7 juta wisman, berarti perlu meningkat rata-rata sekitar 10 % dari jumlah wisman tahun 2010 yaitu 7.002.944 wisman. Target pertumbuhan yang sesungguhnya hendak dicapai tahun 2011, dan realisasi Januari–April 2011 adalah sebagai berikut:
Dilihat dari sudut destinasi, memang, ada tiga saja pintu masuk utama yang me ngalami penurunan capaian jumlah, yaitu: Makassar turun –31,68%, Manado –18,62% dan Jakarta turun –0,10%. Perkembangan itu memerlukan perha tian mulai dari pemerintah daerah, maska pai penerbangan yang beroperasi antara bandara-bandara tiga kota itu dengan kota di luar negeri, dan, para operator tur serta usaha akomodasi. Di tiga pintu masuk itu diperlukan ka jian segera atas sebab-sebab yang bersifat lokal atau regional daerah, agar diyakini dan terdorong upaya-upaya lokal dan re gional untuk mengembalikan tingkat per tumbuhan yang positif. Peranan airlines dan tour operator setem pat dirasakan menentukan. Maka langkah mereka untuk ‘merangsang’ para calon wisatawan di luar negeri untuk kembali lebih banyak berkunjung, sangatlah diper lukan. Dari silang diskusi di antara para pe serta FGD, sampai pada tahap itu diambil
Target Pertumbuhan Tiap Pasar Tahun 2011 No
Target Pasar
Total Ditjen Pemasaran Pariwisata
Kedatangan (EST COR 2010)
Target Pasar 2011
Target Pertumbuhan Pasar 2011
Pertumbuhan Jan-Apr 2011
7,002,944
7,700,000
10%
7,20%
beberapa kesimpulan dan rekomendasi untuk dilaksanakan, sebagai berikut : 4 Perlu diadakan diskusi strategi pema saran setiap bulan untuk monitoring. 4 Perlu pembukaan rute baru dari tiga pasar (Malaysia, Cina dan Korea Sela tan) ke Batam, Lombok , Jogja. 4 Perlu paket wisata yang ‘segmented’ sasarannya, dan didukung dengan bahan promosi, termasuk media placement yang lebih tepat. 4 Pentingnya mengemas paket Mega Sale terpadu bersama dengan usaha-usaha retail, cardholder, APPBI, bersamaan itu di lengkapi dengan media campaign di pasar yang bersangkutan. 4 Pentingnya sosialisasi destinasi yang fokus di pasar dilengkapi dengan fasili tas, aksesisbilitas dan mencakup safety issues sesuai dengan standar interna sional. 4 Perlu ditingkatkan promosi yang mem bidik segmen corporate incentives tours yaitu para multinational companies. 4 Peningkatan promosi paket free and easy bekerjasama dengan airlines dan kalangan Hotel. 4 Penggunaan bahasa lokal/negara se tempat pada setiap bahan promosi yang hendak diedarkan. 4 Mengoptimalkan famtrip Travel Agent/ Tour Operator yang dilengkapi dengan pertemuan B to B, sekaligus memperke nalkan product knowledge. 4 Mengembangkan famtrip yang propor sional jumlahnya antara TA/TO dan media yang diundang. 4 Membuat paket reuni Marga dan paket pulang kampung untuk pasar Cina dan pasar di ASEAN. 4 Bekerjasama dengan operator cellular phone untuk mempromosikan paketpaket wisata. 4 Mengembangkan media counter, yang akan menetralisir berita-berita yang kurang baik dengan berbagai metode.
Vol. 2
l
No. 19
l
Juli 2011
pasar
15
‘Detail’ di Pasar
Dirjen Pemasaran Pariwisata memimpin mengarahkan.
Akan diadakan pertemuan lanjutan yang akan dihadiri oleh para asosiasi PHRI, ASITA DKI, GIPI, dan kalangan Per hubungan Udara, maskapai penerbangan Garuda Indonesia, Air Asia, GAHAWISRI, Aerowisata, APPBI dan juga maskapai penerbangan lain yang melayani pener bangan pada tiga negara tersebut. Demikianlah pemantauan detil menge nai perkembangan di pasar, seraya kegiat an pemasaran pariwisata untuk periode tahun 2011 dilancarkan sejak Januari se suai strategi dan rencana yang tersusun dalam kerangka Renstra Pemasaran Pari wisata Kemenbudpar. Maka kesimpulan dan rekomendasi dari FGD pertama itu, seyogianya memacu motivasi dan inspirasi bagi segenap stakeholders di kawasan destinasi pariwisata Indonesia. Pergeseran dan perubahan situasi ter tentu secara kontemporer dan temporer mungkin saja terjadi di pasar, yang berpo tensi mengganggu target-target capaian. Para pelaku pariwisata di destinasi sebagai
Wakil-wakil industri dan instansi terkait memberi saran pendapat.
‘penjual’, bersama maskapai penerbangan yang ‘sangat berkepentingan’,--- jelas per lu dengan jeli mengantisipasi, dan, meng atasi.
Semua kalangan kini perlu berupaya mengembalikan pertumbuhan jumlah wisman yang berkunjung agar kembali ke tingkat pertumbuhan rata-rata 10%. n
16
Vol. 2
Aksesibilitas
M
askapai penerbangan nasio nal Indonesia jumlahnya banyak, 16 maskapai pe nerbangan berjadwal dan 21 penerbangan tidak berjadwal alias pe nerbangan charter. Kemampuan kapasitas tentu saja besar, di dalam negeri saja tahun lalu mampu mengangkut (memberangkat kan) sekitar 53 juta penumpang. Pada penerbangan rute internasional total jumlah penumpang berdasarkan statistik yang berangkat dan yang tiba, jumlahnya sekitar enam juta. Perbandingan itu terlalu tidak seimbang. Mengapa? Memang terbatas sekali jumlah kota-kota di luar negeri yang dilayani oleh maskapai penerbangan nasional. Namun President International Civil Aviation Organization (ICAO) Roberto Gonzales mengakui kembali pertumbuhan industri penerbangan sipil di dunia, Indo nesia merupakan tetap peringkat ke tiga setelah China dan India. Kota di luar negeri yang sampai saat ini bisa diterbangi oleh maskapai nasional penerbangan berjadwal, terdiri atas kotakota berikut ini: Eropa: Amsterdam Timur Tengah: Dubai, Jeddah, Riyadh ASEAN: Kuala Lumpur, Singapura, Bangkok, Ho Chi Minh City, Kuching, Ipoh, Penang, Malaka, Davao Asia: HongKong, Guangzhou, Beijing, Shanghai, Seoul, Macau, Dili Australia: Sydney, Melbourne, Darwin, Perth.
Seberapa banyak penumpang yang da tang dan pergi dengan tujuan kota-kota tersebut ke Indonesia, yang diangkut oleh maskapai penerbangan nasional berjad wal, terlihat seperti ini :
Jumlah penumpang yang diangkut Kargo (tons) Seat Load Factor (%) Jumlah keberangkatan pesawat
2010
No. 19
l
Juli 2011
Penerbangan Dengan asumsi jumlah penumpang yang tiba dan berangkat berbanding 50:50, maka diperkirakan terdapat tiga juta pe numpang yang tiba tahun lalu di Indo nesia dengan menaiki pesawat maskapai nasional. Angka yang ‘lumayan’, namun tiga juta itu tentulah sebagian bukan foreign visi tors atau wisatawan asing tetapi warga negara Indonesia yang kembali ke tanah air. Baik sebagai wisatawan, pendul, TKI/ TKW dan lain sebagainya. Kondisi objektif itu selanjutnya meng indikasikan bahwa selama ini memang tak banyak yang bisa ‘diharapkan, atau, ‘dibebankan kepada maskapai penerban gan nasional dalam hal membawa turis mancanegara ke Indonesia. Hanya belakangan ini, setelah beberapa airlines nasional seakan berlomba menam bah jumlah dan meremajakan armada, maka situasi dan kondisi tahun-tahun mendatang ini cenderung akan berubah. Maskapai penerbangan nasional yang me miliki pesawat dalam jumlah yang ‘besar, mau tak mau tentu mencari rute-rute luar negeri selain di dalam negeri. Dua airlines saja, Garuda Indonesia dan Lion Air, tercatat akan memiliki armada masing-masing mencapai 150 pesawat di tahun 2014–2015, dari saat ini masingmasing sedang mengoperasikan kurang dari jumlah 100 armada pesawat. Pertanyaan bergaya canda pun timbul, ke manakah pesawat-pesawat itu akan di
2009 Pertumbuhan
6.614.93 5.004.056 79.549
l
46.485
72.18
71.44
50.793
42.870
32% 71.1% 18.5%
parkir seperti mobil memerlukan garasi? Bukankah sebagian harus diparkir di luar negeri? Sebab, di dalam negeri, sedang berpacu pula kapasitas atau daya tampung pelayanan bandara terhadap peningkatan jumlah pesawat dan penumpang di rute dalam negeri. Hampir semua bandara utama dewasa ini beroperasi melebihi ka pasitas. Sebenarnya sejak tahun 2010 terdapat satu pertanda ‘pembaruan’. Ada operator yang mengalihkan prioritas sasaran pasar dari tadinya mengutamakan pasar di da lam negeri ke pasar internasional. Sementara itu operator yang telah men capai peringkat tertinggi dalam jumlah penumpang di dalam negeri, mulai me nambah operasi ke luar negeri baik short routes maupun medium haul. Luar biasa pertumbuhan 32,7% jumlah penumpang penerbangan berjadwal inter nasional (2010 dibandingkan 2009). Ini tampak berkaitan dengan mulai terjadinya penambahan rute dan peningkatan jumlah penumpang di kawasan regional (ASEAN) dan dari Australia. Ini juga sejalan dengan peningkatan jumlah pemberangkatan pe
Vol. 2
l
No. 19
l
Juli 2011
Aksesibilitas
17
Sebagai Ujungtombak sawat tahun 2010 yang tumbuh tinggi 16,5% dibandingkan tahun 2009. Sedangkan selama lima ta hun terakhir (2005–2009) pertum buhan rata-rata per tahun berada di tingkat 10,4%. Tahun 2009 pertumbuhan jumlah penumpang itu hanya 21,2% di atas tahun 2008. Untuk berkembang ke rute internasional lainnya, maskapai Indonesia masih menghadapi citra kurang baik. Roberto Gonzales, Presi dent ICAO menyatakan ketika dia meninjau ke Indonesia di tahun 2007, dunia penerbangan Indonesia memenuhi standar keselamatan ICAO 40%, dan pada medio Juli 2011 yang lalu ditemukannya telah mencapai 80.4% compliance. Jadi, untuk Uni Eropa men cabut sepenuhnya larangan ter bang terhadap maskapai pener bangan Indonesia, memerlukan lagi beberapa waktu sampai compliance 100% itu tercapai. Pasar sesungguhnya membuka peluang besar bagi dunia airlines. PATA (Pacific Asia Travel Association) memperhitungkan bahwa arus wisatawan di dalam internal kawasan Asia akan tumbuh double digit pada semester kedua 2011 ini, selain itu, wisman dari Perancis dan Rusia secara spesifik disebutkan akan meningkat ke tujuan Asia Pasifik lebih dari negara asal lainnya di Eropa.
Open Sky tahun 2015. Pesawat-pesawat baru yang sudah dan sedang akan ber tambah terus terdiri atas tipe B737-800, B-737-900ER, A330-200, A320 dan tipe MA-60, selain pesawat-pesawat non-jet seperti Caravan, ATR, dan lain-lain.
Dampak dan Keberuntungan Ganda
Menurut Tengku Burhanuddin, Sekjen Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasio nal (INACA), tahun 2010 dan seterusnya berlangsung peningkatan jumlah armada rata-rata tiga pesawat per bulan, atau se cara akumulatif penambahan armada nasional rata-rata 36 pesawat per tahun. Situasi itu membawa INACA meminta perhatian pada pemerintah mengenai perlunya penambahan kapasitas bandar udara, pengelolaan slot time dan pelayan an ATC yang berada di bawah instansi pemerintah, selain penambahan tenaga pilot. Juga kaitannya dalam hal menyong song dampak akan berlakunya ASEAN
Penerbangan dan pariwisa ta bersifat saling bergantung, atau bisa saling ‘menentukan’. Dan, maskapai penerbangan nasional, apakah single atau multi designated airlines sebagai ‘pem bawa bendera nasional’, lazim nya mengambil alih tugas ujung tombak pariwisata bagi negeri masing-masing. Selain dapat dirujuk contoh nya pada negara-negara tetang ga, Indonesia pun pernah men catat Garuda Indonesia sebagai ‘spearhead’ ketika ia terbang ke 35 kota di luar negeri. Di antaranya menerbangi 14 kota di Eropa Barat (ketika itu, kini Uni Eropa). Tetapi keduanya, penerbangan dan pa riwisata membawa dampak ganda atau multipler effect pada kegiatan ekonomi ma syarakat. Dari perspektif ekonomi, salah satu dampak ganda dari industri pener bangan ialah contoh bagi Pertamina yang menampung rezeki bisnis avtur. Tahun 2010 total nilai penjualannya mencapai Rp 21 triliun (US$ 2,39 miliar), meningkat sebesar Rp 5 triliun di atas nilai hasil tahun 2009 yang Rp 16 triliun. Itu
18
Vol. 2
Aksesibilitas
l
No. 19
l
Juli 2011
gan dihitung dalam US dollar, maka me dengan perhitungan dasar harga minyak nguatnya nilai rupiah berarti menurunkan US$ 80 per barel dan nilai tukar Rp 8.900 biaya, termasuk biaya bahan bakar yang per USD. Rata-rata per hari men-supply secara proporsional berkisar 30 sampai 40 dan refueling avtur untuk lebih dari 1400 ilihat dari jumlah penumpang yang persen biaya operasi pesawat. pesawat. diangkut, maskapai Indonesia Proyeksi tahun 2011 dan 2012 menye Tahun 2010 dijualnya 3,3 juta kiloliter, AirAsia (IAA)dan Garuda Indonesia butkan posisi nilai rupiah akan menguat dan tahun 2011 targetnya naik lagi untuk (GA) dewasa ini memimpin terbanyak perterhadap dolar. mencapai 3,4 juta kiloliter. tama dan kedua pada rute internasional. Situasi itu juga cenderung mendorong INACA memperkirakan tahun 2011 ini IAA memberitakan akan menambah terus arus wisnas alias wisatawan warga Indo jumlah penumpang internasional akan me kota-kota di Asia yang akan dihubungkannesia bepergian ke luar negeri lantaran ningkat sekitar 10 persen dan penumpang nya dengan kota-kota di Indonesia, semenharga paket atau ongkos di luar negeri domestik 12 sampai 15 persen. Perhitung tara GA merencanakan penambahan rute tentu terasa lebih murah. an itu didasarkan pada perkiraan, setiap ke arah Eropa dan Amerika. Demikian juga para wisatawan dari pertumbuhan GDP 1% akan menciptakan Dalam hal rencana armada, diproyeknegara-negara Asia yang mata uang me jumlah penumpang baru bagi industri pe sikan Lion Air akan nomor satu terbanyak reka seperti rupiah Indonesia cenderung nerbangan antara 2 sampai 2,5%. (150) disusul GA akan sekitar 140 pesawat. menguat terhadap dolar, mereka pun Tetapi seperti terlihat tadi, jumlah kota Ada satu hal menarik sekaligus proyeksi menjadi lebih terdorong untuk berwisata di luar negeri yang dilayani oleh pener yang menggairahkan. ke luar negeri. bangan nasional Indonesia terbatas pada Jika maskapai nasional kelak telah kuat Maka itulah Asia Pasifik, menyumbang 24 kota, sebagian besar pada negara te dalam jaringan rute dalam negeri, dan sekitar 2/3 pertumbuhan ekonomi du tangga terdekat, dan kawasan regional ‘safety compliance’ terpenuhi untuk kepernia seperti diuraikan oleh Dr Anggito terbatas. Implikasinya industri pariwisata cayaan dunia internasional, ketika itu merAbimanyu maupun pasar pariwisata oleh Indonesia akan banyak ‘bergantung’ pada eka berkemampuan lebih efisien dalam Dr. Handito Joewono. Indonesia sudah airlines asing. menjual paket-paket wisata ke Indonesia mengambil the right direction. Unsur-unsur pelaku bisnis pariwisata yang mengandung tujuan ke berbagai desTetapi kembali pada masalah anda Indonesia, mulai dari perhotelan dan tinasi di dalam Indonesia, dengan hopping lan terhadap maskapai penerbangan agen perjalanan (Travel Agent) sampai biro odyssey by air. nasional, kondisi objektif jugalah yang perjalanan wisata (Tour Operator) mesti Jumlah penumpang berangkat dan tiba membuat harapan untuk sementara ini lah membina dan mengembangkan bis rute internasional 2010 menurut Airlines : bagi pariwisata Indonesia terle nis pariwisata mereka bersama tak pada upaya dan kerjasama dengan airlines internasional. Jumlah Penumpang Pangsa pasar Airlines Number of Passengers Market share % antara industri pariwisata Indo Lazimnya mekanisme ini ber nesia dengan industri penerbang jalan melalui peran Client atau Indonesia Air Asia 2.718.254 41,09 an internasional untuk mem mitra Travel Agent/Tour Operator Garuda Indonesia 2.444.341 36,95 bawa lebih banyak wisman ke yang ada di luar negeri di basis Lion Air 830.189 12,55 Indonesia. masing-masing airlines. Batavia Air 217.123 3,28 Maskapai penerbangan nasio Bagi bisnis penerbangan situasi Sriwijaya Air 171.285 2,59 nal Indonesia tampaknya sedang perekonomian di mana nilai dolar mempersiapkan diri untuk mam melemah dan sebaliknya rupiah Merpati 119.853 1,81 pu mengambil peran ‘ujung tom menguat juga memberi dampak Wings Air 105.905 1,60 bak’ Indonesia di pasar manca keberuntungan yang double. Riau Airlines 7.987 0,12 negara, mungkin empat lima Hampir 80 persen biaya peng Total 6.14.937 100 tahun ke d epan. n operasian maskapai penerban
IAA dan GA Memimpin
D
Sumber : Inaca
Vol. 2
l
No. 19
l
Kalimantan dan Sulawesi Koridor Ekonomi Kalimantan
"Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional"
19
Koridor Ekonomi
Juli 2011
D
ari Masterplan Perluasan dan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), garis-garis besar uraian dalam hal fokus sektor, industri berkelanjutan dan infra struktur kunci, untuk koridor Kalimantan dan koridor Sulawasi dapat diikuti sebagai berikut:
Overview Terdiri dari 4 hub: Pontianak, Palangka Raya, Balikpapan dan Samarinda Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar ~2.6x dari $59 milyar di 2008 ke $152 milyar di 2030 dengan estimasi laju pertumbuhan koridor sebesar 3.6% dibandingkan estimasi baseline sebesar 5.8%
Fokus Sektor Saat Ini 1. Migas Eksplorasi lebih banyak untuk memastikan pertumbuhan produksi yang stabil 2. Minyak Kelapa Sawit Meningkatkan produksi panen, beralih ke produk dgn nilai tambah tinggi dan produk hilir. 3. Batubara Meningkatkan produksi dgn membangun infrastruktur yg dapat mencapai tambang di pedalaman
Industri Berkelanjutan di Masa Depan 1. Perikanan memperluas industri akuakultur udang 2. Kayu Membangun industri hutan yang berkelanjutan & memperluas ke produksi bernilai tambah tinggi (kertas) 3. Karet Meningkatkan industri karet
Infrastruktur Kunci yang Dibutuhkan Dibutuhkan:
Klaster industri besi-baja
Koridor Ekonomi Sulawesi
''Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan Nasional''
Pelabuhan Sungai Fasilitas Barge Loading Pelabuhan yang menghubungkan Rel Kereta Api untuk membawa batubara melalui sungai sungai; Sungai Barito dan Mahakam Rel Kereta Api Dibutuhkan untuk membuat pertambangan batubara di pedalaman layak secara ekonomi; Kal-Teng Jalan Tol Konektivitas yg lebih baik antara perkebunan kelapa sawit dan pertambangan dapat meningkatkan produksi CPO; Kalimantan Tengah dan Barat 51
Overview Terdiri dari 5 hub: Manado, Gorontalo, Kendari, Mamuju dan Makassar Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar ~4.4x dari $21 milyar di 2008 ke $94 milyar di 2030 dengan estimasi laju pertumbuhan koridor sebesar 7.7% dibandingkan estimasi baseline 6.0%
Sektor Fokus dan Strategi 1. Tanaman Pangan Meningkatkan produktivitas yang menjamin ketahanan pangan nasional 2. Perkebunan Beralih ke produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi 3. Perikanan Mengurangi tangkapan perikanan laut, membangun produksi akuakultur 4. Pertambangan Nikel Meningkatkan ekspor nikel setengah-jadi
Infrastruktur Kunci yang Dibutuhkan: Irigasi – Kebutuhan peningkatan panen pertanian pangan dan perkebunan; Sulawesi Selatan.
Klaster perkebunan (kakao, jagung)
Klaster industri Nikel
Fasilitas Pelabuhan – Dibutuhkan untuk penanganan yang lebih baik bagi produk industri pertanian; Pelabuhan Makassar, Bitung, Kendari. Suplai Listrik - Listrik merupakan kebutuhan kunci untuk pemrosesan nikel; Sulawesi Tenggara
52
20
Vol. 2
Asosiasi
l
No. 19
l
Juli 2011
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik ketika melantik Pengurus GIPI pada 5 Mei 2011.
Organisasi
GIPI
N
ama organisasi ini Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI). Menteri Ke budayaan dan Pariwisata Jero Wacik telah melantik badan pengurusnya pada 5 Mei 2011 (Pariwisata Indonesia edisi Mei 2011/No. 17). Ketua Umum un tuk periode 2011–2015 ini adalah Didien Djunaedi. Kita berbincang dengan Ketua Umum GIPI dua bulan setelah dilantik. Didien Djunaedi “Rencana kerja GIPI yang pa ling dekat adalah yang pertama, bagaimana mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada dalam industri pariwisa ta. Yang kedua, bagaimana kita bisa menyongsong lebih lanjut berbagai kebijakan pariwisata. Jika ada masalah timbul disebab kan oleh kebijakan, maka tentulah kita ajukan usulan dalam tataran konsep kebijakan.” Didien Djunaedi merujuk pada kegiatan Kemenbudpar yang selalu mengadakan Rakornas Pariwisata. Selama ini ada yang tidak mengetahuinya. Sebenarnya itu merupakan mekanisme tepat, di mana sebelum kebijakan keluar, sudah sempat dibahas masalah-masalah yang mungkin timbul. Jadi ada proses disiap kan dulu, katakanlah blue print-nya, lalu dibahas perencanaan nya, kemudian akan diisi oleh industri, dan itu bisa dilakukan jauh hari sebelum kebijakan dan strategi di-terapkan. Selanjutnya, kata Ketua Umum GIPI: ”Misi kita ada
Vol. 2
l
No. 19
l
Juli 2011
Asosiasi
21
karena itu berlaku secara internasional. Memang nantinya kita harapkan GIPI bisa menguatkan hal tersebut. Dalam mekanisme kerja itu, misalnya ada masalah dihada pi oleh industri pariwisata, yang bersangkutan bisa bertanya atau menghubungi kita di website. Nanti kami akan bawakan masalahnya ke bidang yang berwenang. Lalu menanganinya hingga selesai.” “Bukan berarti bahwa semua masalah harus kita tampung, seperti saya katakan tadi, jika lingkupnya bisa diselesaikan melalui organisasinya masing-masing, maka GIPI tidak mena nganinya lagi. “Kita mempunyai program misalnya morning coffee dengan menteri atau pejabat eselon satu secara periodik sehingga apa pun bisa langsung disampaikan. Dan saya juga tidak ingin ada pernyataan-pernyataan ke media yang bisa merugikan organi sasi. Umpamanya, ada hal yang tidak atau belum jelas duduk masalahnya, jangan langsung disiarkan kepada pers, tapi hen daknya digodok dahulu bersama-sama sehingga tidak perlu ter jadi polemik. Mari dalam GIPI kita selesaikan masalah-masalah yang dihadapi”. “GIPI bukanlah federasi yang terdiri dari organisasi sejenis, tapi merupakan sebuah asosiasi, yang dalam bahasa Inggrisnya bisa disebut Indonesia tourism board daripada Indonesia tourism ascociation. Seperti saya katakan tadi, yang menjadi fokus GIPI adalah tataran kebijakan dan hal-hal mengenai strategi. Bukan operasional. Kalau ada masalah operasional pasti nantinya akan lari juga ke kebijakan. Contohnya lagi, jika ada kesulitan me ngenai aksesibilitas pasti juga nantinya lari ke kebijakan bidang transportasi. “Untuk mendukung misi pariwisata Indonesia jelas dibutuh lah bagaimana membangun pariwisata Indonesia untuk kan aksesibilitas (udara) yang cukup, karena betapapun hebat mensejahterakan masyarakat. Kita mesti berusaha menata nya potensi pariwisata Indonesia tidak akan mungkin jika tidak organisasi-organisasi pendukung pariwisata di bawah satu didukung oleh adanya a ksesibilitas yang mencukupi. payung. Masalah-masalah keorganisasian bisa dikumpulkan Bagi GIPI memungkinkan untuk melakukan cross check dan diurus dalam satu wadah. Tetapi jika lingkup masalah kepada partner-nya dalam bidang pariwisata, misalnya dengan adalah internal organisasi, harus diselesaikan secara interenal kementerian perhubungan, dengan kementerian PU, dan lain masing-masing organisasi dan GIPI tidak boleh mempengaruhi instansi, sehingga GIPI akan mendapatkan in keputusan yang diambil organisasi-organisasi Ke depan GIPI ini formasi dari tangan pertama, dan yang akan yang bersangkutan. Kecuali jika ada dilema disampaikan langsung kepada para anggota yang sudah tidak bisa lagi diselesaikan oleh bertanggung jawab nya mengenai suatu masalah yang dihadapi organisasi sendiri, maka GIPI akan ikut me untuk menjadi partner dengan oleh para anggota GIPI. nyelesaikan. Karena keanggotaan dalam GIPI pemerintah, memberikan “Operasional orgsanisasi ini belum sampai memang sebagai organisasi.” Katanya lebih lanjut: “Saya sebagai ketua usulan-usulan yang tujuannya pada pengurus harian. Posisi kepengurusan bagi para anggotanya bukan posisinya yang di umum, dibantu oleh Wakil Ketua dari kalang adalah untuk meningkatkan tekankan tapi sebagai ‘think tank’ dari industri an pengusaha pariwisata, Cecep Rukmana, pariwisata. Kebanyakan organisasi-organisasi Joni Sugiarto, Sekjen Indra Syahbirin, juga pariwisata pariwisata kita berjalan tidak efektif. dibantu oleh wakil ketua-wakil ketua umum Indonesia. “Memang di daerah-daerah belum ada menurut bidang masing-masing. Misalnya GIPI didirikan. Sementara ini agar tidak terjadi distorsi dengan wakil ketua umum bidang pemasaran akan mengurus hal-hal organisasi-organisasi yang sudah ada. Misalnya ada masalah di bidang pemasaran. Wakil ketua umum bidang kebijakan akan dengan travel mesti diselesaikan oleh ASITA sebagai organisasi menangani masalah-masalah kebijakan. Semua berfungsi sesuai asosiasi perusahaan travel, tidak boleh langsung ke GIPI. dengan undang-undang. Semua anggota pengurus tersebut da “Keanggotaan GIPI selain dari wakil-wakil organisasi yang tang dari organisasi-organisasi anggota GIPI” sudah ada juga terdiri atas pengusaha dari dunia pariwisata. “Ke depan GIPI ini bertanggung jawab untuk menjadi partner Boleh saja ada asosiasi seperti asosiasi sales manager hotel di In dengan pemerintah, memberikan usulan-usulan yang tujuannya donesia merupakan bagian dari PHRI (Perhimpunan Hotel dan adalah untuk meningkatkan pariwisata Indonesia. Restoran Indonesia). Pada saat mereka mengajukan pendaftaran Mekanisme organisasi tentu berjalan seperti biasa, tapi yang untuk menjadi anggota di GIPI, terlebih dulu ditanyakan kem jelas, kita tidak menangani masalah teknis. Tapi misalnya peri bali kepada PHRI sebelum diterima sebagai anggota GIPI. n hal kode etik pariwisata, kita memang harus ikut membicarakan
22
Vol. 2
EVENTS
l
No. 19
l
Juli 2011
Sebuah Festival di Beberapa monumen peringatan di Lapangan Blang Padang, Aceh.
I
Tarian massal Ratoh Pesisir yang dimainkan 150 penari.
rama rancak, kekompakan dan optimisme menjadi war na utama pada suatu malam di Blang Padang, lapangan seluas delapan hektar di jantung kota Banda Aceh. Malam itu, 8 Juli 2011, pembukaan fes tival Banda Aceh dan Kemilau Sumatra 2011, menampilkan paduan kese nian modern dan tradisional Aceh. Kemeriahan warna dan suara upacara pem bukaan ini menyusup ke setiap sudut lapangan yang di masa dulu, di jaman para sultan perkasa, konon pernah menjadi lapa ngan tempat gajah-gajah kesul tanan ditambatkan. Selama lima hari, dari tanggal 8 hingga 12 Juli 2011, tenda-tenda putih berdiri di lapangan Blang Padang, dikelilingi monumen-monumen pe ringatan dari berbagai fase historis Aceh. Nama Aceh memang pernah bergaung menggiriskan pelosok dunia karena ben cana mengenaskan yang memakan ratusan ribu jiwa beberapa tahun lalu. Pernah pula Aceh menjadi rumah berbagai berita duka, kecemasan dan kekerasan di masa lalu. Namun festival ini menunjukkan bah wa kesedihan dan kegeraman sudah men jadi bagian dari memori masa lalu, dan
Aceh kini bergerak maju. Tarian demi tarian, puisi dan lagu, ber puncak pada tarian Ratoh Pesisir Massal yang menampilkan 200 orang penari da lam kekompakan khas koreografi Aceh. Pertunjukan ini menampilkan berbagai elemen tarian Aceh seperti Saman, Ratoh, Meratip yang diramu pula dengan gerak si lat pesisir Aceh. Warna musik yang meng gabungkan nuansa modern dan tradisi menjadi bagian dari daya tarik pembu kaan yang dipandu oleh dua artis ibukota asal Aceh, Cut Mini dan Edwin.
Wakil Walikota Banda Aceh Hj Illiza Sa’aduddin Djamal, yang membuka Festi val Banda Aceh 2011, dalam sambutannya mengatakan Festival yang pertama kali ini digelar untuk menarik minat masyarakat luar, baik dalam maupun luar negeri, un tuk berkunjung ke Banda Aceh, terkait dengan visit Banda Aceh 2011. “Festival ini akan menjadi bagian dari agenda tahunan Pemerintah daerah Aceh,” demikian wakil walikota menegaskan. Pembukaan festival yang bertajuk feel the harmony, discover the extraordinary di
Vol. 2
l
No. 19
l
Juli 2011
EVENTS
23
Kemilau Sumatera 2011
meriahkan oleh kehadiran undangan dari dalam negeri dan dari luar negeri, diantaranya dari Italy, India, Korea Selatan, Perancis, Belanda, Jerman, Singa pura, Thailand, Malaysia, Afrika Selatan, Australia dan Jepang, yang sebagian besar merupakan peserta International Kite Festival, atau Festival Layang-layang Interna sional Banda Aceh. Seperti tarian pembukanya, Festival Banda Aceh memang perpaduan menarik dari berbagai elemen. Banda Aceh Expo me nampilkan stand-stand produk budaya dan wisata dari berbagai daerah di Aceh, se bagian besar dikoordinasikan oleh Dekra nas (Dewan Kerajinan Nasional) se-Aceh, Aceh Food Festival menampilkan kera gaman makanan tradisional Aceh. Selain itu juga ditampilkan pang gung hiburan keluarga dan panggung hiburan rakyat. “Mengkoordinasikan eksekusi acara, dan teru tama mendekati para seniman agar berse dia terlibat dalam festival, adalah tan tangan dalam per siapannya,”ujar Reza Fahlevi, Kepala Di nas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh, mengungkapkan usaha pemda untuk membuat Festival ini penuh warna.
Hasilnya memang lumayan memukau. Bukan hanya seni tradisional, seniman modern pun aktif terlibat melalui pe nampilan panggung musik klasik, pop dan kontemporer, serta Pameran Lukisan modern dari sejumlah pelukis di Museum Tsunami.
Ajang Terpadu
Festival Banda Aceh diselenggarakan secara terpadu dengan event Kemilau Su matra 2011, yang memamerkan daya tarik dan produk wisata dari berbagai daerah di Sumatra. “Penyelenggaraan ke dua agenda ini sengaja
digabungkan, agar mampu menarik banyak orang, sehingga efek promo si pariwisata bisa lebih kuat,”ungkap Raseno Arya, Kasubdit Promosi wilayah Sumatera, Direktorat Promosi Dalam Negeri Kembudpar.
24
Vol. 2
EVENTS Tapi memang terasa sayangnya momen itu tidak dijadikan kesempatan bagi konsumen untuk membeli paket-paket wisata.
Bintang-Bintang Festival
Mie Aceh (atas) dan Sate Matang (bawah) adalah makanan khas dari Aceh.
Tahun ini, pada penyelenggaraan yang ke-5, giliran Aceh menjadi tuan rumah Kemilau Sumatra. “Ajang ini dibuat agar wisatawan dari satu daerah di Sumatra termotivasi untuk berkunjung ke daerah lain di Sumatra,” ujar Raseno. Sepuluh provinsi ikut terlibat dalam Kemilau Sumatra, masing-masing menam pilkan kekayaan budaya dan pariwisata. Setiap stand membagikan berbagai sarana promosi baik berupa brosur, buku, bah kan video. “Tak ada transaksi bisnis saat ini, tapi promosi memang bukan hanya untuk kali ini,” kata Petrus Sitohang dari Keppri, yang mewakili sebuah perusahaan perjalanan. “Jika nanti mereka punya rencana ber kunjung ke daerah kami, mereka tahu apa yang akan mereka lihat, dan siapa yang sebaiknya dihubungi.” Selain Keppri, delegasi provinsi Sumatra Utara juga melibatkan unsur pariwisata dari swasta, yang aktif mem bagikan brosur paket wisata lengkap dengan harga per paket. Paviliun Keppri menjadi bintang di antara peserta Kemilau Sumatra karena disain yang bertemakan masjid Pulau Penyengat, sebuah masjid tua bersejarah, yang menjadi salah satu pusat kebudayaan Melayu.
Mie Aceh, Sate Matang sudah dikenal sebagai makanan khas Aceh. Berbagai makanan khas Aceh dipamerkan da lam Aceh Food Festival, dalam sejumlah paviliun. Keunikan Aceh ternyata terletak pada beragamnya makanan olahan. Beragam makanan olahan ini berbahan baku beras atau tepung, ikan atau daging. “Sejak dulu banyak perang di Aceh, jadi nenek moyang kami membuat ma kanan awetan supaya gampang disimpan dan tidak mudah busuk saat perlu men gungsi,” ujar Nurlaily dari Aceh Besar. Keterangan lain mengungkapkan bah wa orang Aceh banyak merantau, sehing ga harus membawa makanan yang tidak mudah busuk. Penjelasan lain ihwal makanan awetan ini terkait perjalanan haji, lama perjalanan membuat para jamaah calon haji harus membawa makanan yang dapat disimpan lama. Tenun Aceh yang kaya warna dan kaya motif tetap berjaya dalam festival ini. Se patu buatan Aceh mencuri perhatian den gan berbagai disain menarik. “Pariwisata adalah salah satu jalan untuk memakmurkan Aceh,” ujar Reza Fahlevi kepada PI. “Kami tak punya in dustri besar, punya banyak pengusaha kecil, dan kami yakin pasar bagi produk mereka bisa dibantu, antara lain dengan memajukan pariwisata.” Festival Layang-Layang Internasional di Aceh.
l
No. 19
l
Juli 2011
Dalam dunia kerajinan, bintang pa meran kali ini adalah Batik Aceh. Kerajin an ini diperkenalkan sekitar tiga tahun lalu oleh Dekranasda Aceh, dan kini be ragam disain kain dan busana siap-pakai sudah dihasilkan. Motif batik diambil dari ragam hias yang ada di Aceh. Sebuah buku khusus yang memuat bermacam-macam ragam hias tradisional diterbitkan untuk mendu kung para disainer batik lokal. Di malam pembukaan, Batik Aceh yang terbuat dari sutra halus atau katun me narik perhatian saat ditampilkan oleh para model Aceh.
Festival Internasional
Tak kalah mengundang perhatian para warga Aceh adalah Festival Layang-Layang Internasional. Lapangan menjadi penuh saat ajang ini digelar. Hal ini membuat para peserta festival yang berasal dari ber bagai negara bersemangat. “Mereka tak membayangkan bahwa Aceh ternyata demikian nyaman, pen duduknya hangat, ramah dan begitu ter buka,” ujar Sari Madjid, seniman layanglayang dan koordinator para delegasi festival layang-layang. Begitulah, bagi para pengunjung yang tak berasal dari Aceh, Festival Banda Aceh menampilkan wajah ramah para peme nang atas berbagai duka dan kecemasan masa lalu. Wajah optimis Aceh dalam festival ini seolah menggaungkan Aceh menurut pe nyair Fikar Eda : Seribu tingkap menguak keperakan mengucap salam hangat dan penuh cinta. n
Vol. 2
l
No. 19
l
Juli 2011
ATRAKsi
25
Memperbandingkan Kunjungan ke Obyek Daya Tarik Wisata
S
alut patut disampaikan atas penyajian data statistik mengenai jumlah pen gunjung pada beberapa obyek daya tarik wisata. Direktorat Pengembangan Pasar Kemenbud par menghimpun statistik jumlah pengunjung cukup rinci yang dicatat di Bali, Yogyakarta dan Bromo di Jawa Timur. Data selama sepuluh tahun terakhir dapat dilihat, mengindikasikan ke mana para wisa tawan melangkahkan kaki, dan mencerminkan apa yang mereka minati. Di Bali misalnya, tampak gejala pergeseran dari jumlah kunjungan yang semakin banyak mengarah ke kawasan atau tourist spots di luar yang sudah terkenal dan yang telah lama men jadi ‘central points’ selama ini seperti Kuta, Sa nur, Nusa Dua.
Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan pada Obyek Daya Tarik Wisata di Bali Tahun 2005 s/d 2010
NAMA OBYEK
KOTA DENPASAR , 15 Spots
Sub Total
KABUPATEN BADUNG, 4 spots
Sub Total
KABUPATEN GIANYAR, 16 Spots
Sub Total
KABUPATEN BANGLI, 6 Spots
Sub Total
KABUPATEN KLUNGKUNG, 5 Spots
Sub Total
2005
2006
2007
2008
2009
2010
121.259
121.197
147.739
166.723
185.684
317.144
383.613
497.899
473.774
734.861
812.489
774.753
477.668
304.476
627.526
713.262
709.271
927.356
311.008
247.895
261.527
356.214
397.600
425.905
79.651
124.576
98.891
271.769
257.026
100.819
149.902
166.860
190.321
243.815
283.864
351.343
97.496
161.295
47.987
67.048
319.863
571.869
48.820
16.063
36.624
38.789
52.334
45.375
KABUPATEN KARANGASEM, 12 Spots
Sub Total
KABUPATEN BULELENG, 21 Spots
Sub Total
KABUPATEN JEMBRANA, 11 Spots
Sub Total
KABUPATEN TABANAN, 13 Spots
Sub Total
1.824.129
2.088.559
2.190.922
2.228.977
2.851.471
3.233.880
JUMLAH
3.493.546
3.728.820
4.075.311
4.821.458
5.869.602
6.748.444
26
Vol. 2
ATRAKsi
l
No. 19
l
Juli 2011
10 Obyek Daya Tarik Utama di Bali Tanah Lot, Bali.
JUMLAH KUNJUNGAN TH. 2007
TANAH LOT
1.298.677
TANAH LOT
1.438.356
KEBUN RAYA BEDUGUL
456.568
KEBUN RAYA BEDUGUL
400.777
ULUN DANU BERATAN
236.528
PURA ULUWATU
378.867
PENELOKAN BATUR
233.008
PENELOKAN BATUR
319.839
PURA ULUWATU
209.777
ULUN D. BERATAN
246.421
TIRTA EMPUL T.SIRING
173.074
TIRTA E. T.SIRING
224.479
SANGEH
166.478
TAMAN AYUN
173.632
BEDUGUL
154.614
SANGEH
167.208
TAMAN AYUN
111.267
KAWASAN NUSA PENIDA
151.931
GOA GAJAH
100.992
GOA GAJAH
117.966
NAMA OBYEK
OBYEK JUMLAH TH. 2008
Sumber data : Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota se-Bali Dinas Pariwisata Kabupaten/ Kota se-Bali Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota se-Bali.
10 Obyek Daya Tarik Utama di Bali
JUMLAH NAMA OBYEK TH. 2009 OBYEK
JUMLAH KUNJUNGAN TH. 2010
TANAH LOT
KEBUN R. BEDUGUL
380.635
ULUN D. BERATAN
406.583
PENELOKAN BATUR
367.765
PURA ULUWATU
400.472
PURA ULUWATU
358.304
PENELOKAN BATUR
368.363
ULUN D. BERATAN
324.474
TIRTA E. T.SIRING
345.045
TIRTA E. T.SIRING
279.075
KEBUN RAYA EKA KARYA
343.346
SANGEH
225.672
BEDUGUL
240.406
TAMAN AYUN
212.318
SANGEH
180.922
BEDUGUL
190.444
TAMAN AYUN
175.873
GOA GAJAH
151.241
AIR PANAS BANJAR BLL
124.443
1.789.735
TANAH LOT
Kebun Raya Bedugul, Bali.
2.041.890
Sumber data : Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota se-Bali Dinas Pariwisata Kabupaten/ Kota se-Bali Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota se-Bali.
Namun di Bali secara keseluruhan jumlah pengunjung atau wisatawan jelas tetap meningkat. Di Yogyakarta pada ka wasan candi Borobudur, candi Prambanan tampak jumlah kunjungan amat fluktuatif bulan per bulan. Memang, di sekitar periode pasca erupsi gunung Merapi jumlahnya agak menurun. Ratu Boko tampak semakin diminati, agaknya berkaitan dengan se makin seringnya candi yang relatif baru ditemukan itu dipromosikan. Data ini mengajak kita memahami kondisi objektif yang membuat Bali men jadi pusat kunjungan wisatawan, di mana pada satu kota Denpasar dan delapan kabupaten se pulau Bali, seluruhnya me miliki sejumlah 102 tourist spots, yang di
kunjungi oleh wisatawan, dan pengelola nya mampu mencatat jumlah kunjungan secara statistik. Bukankah data seperti ini amat penting dalam mengembangkan pengelolaan yang berkelanjutan? Ternyata di destinasi pulau Bali itu, obyek paling banyak disambangi ialah Tanah Lot. Dari ahun ke tahun jumlah penunjungnya meningkat dengan tingkat penambahan yang relatif tinggi. Perhatikanlah, Tanah Lot mencatat jumlah kunjungan 1.298.677 tahun 2007, meningkat terus setiap tahun hingga men jadi 2.041.890 tahun 2010. Jumlah total kunjungan wisman yang mendarat lang sung di Bali dari luar negeri tahun 2010 mendekati tiga juta, demikian pula jumlah wisnus diperkirakan juga sekitar tiga juta.
Maka keseluruhan wisatawan di Bali ta hun 2010 berkisar enam juta. Jadi, sepertiga dari total wisatawan itu tidak melewatkan waktu tanpa datang ke Tanah Lot. Kendati tidak setinggi ke Tanah Lot dalam hal tingkat pertambahan jumlah kunjungan wisatawan, namun jumlah turis ke spots lainnya juga umumnya meningkat. Tidak mengherankan pula kalau destinasi Bali berkemampuan menahan wisatawan untuk tinggal relatif lebih lama, lantaran terdapat sedemikian banyak ke giatan tur yang bisa dinikmati dengan mengunjungi sekian banyak tourist spot. Selain sumber daya alam, sebagai dimak lumi roh pariwisata di pulau itu dinafaskan oleh kegiatan seni budaya, mulai dari seni man perupa, pemahat, pengukir, pengrajin,
Vol. 2
l
No. 19
l
Juli 2011
sampai seni pertunjukan tari tradisio nal yang seakan tiada habis-habisnya. Wisatawan pun dibuat sibuk menyak sikan mereka berkegiatan. Wisatawan di dunia kini bahkan meminati dan mencari ‘keterlibatan’ mereka dengan masyarakat lokal, dengan berbagai komunikasi, cara atau acara. Pada hampir setiap ka bupaten dan kota Denpasar, niscaya terdapat museum yang mengkoleksi barang-barang seni budaya. Kelengkapan-kelengkapan itu tentulah menawarkan ‘sesuatu’ pada setiap orang dari ‘sesuatu segmen konsumen’. Di Jawa Tengah atau Yogyakarta, arus kunjungan wisman dapat dicer minkan dari jumlah kunjungan ke candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko. Dapat dipastikan setiap wisman niscaya menghabiskan waktu sete ngah atau satu hari menikmati jalanjalan mendaki atau mengelilingi candi-candi tersebut. Wisman ke Jawa Timur boleh dikatakan tidak semua pergi ke Gunung Bromo. Belum jelas benar seberapa banyak di antara wisman itu yang datang ke Jawa Timur seka ligus menaiki Gunung Bromo, me nyaksikan matahari terbit di balik gunung Tengger, di waktu subuh dan menikmati pengalaman khas di sini: menunggang kuda melin tasi ‘padang pasir’ Bromo, ada yang sambil makan jagung bakar. Beberapa hotel di kawasan Bromo itu masih dapat mempertahankan bisnis sekalipun jumlah-jumlah tamu wisatawan tidak selancar arus tamu di hotel-hotel kota Surabaya. Tahun 2010 para wisnus yang me menuhi obyek daya tarik wisata di Taman Nasional Bromo. Jumlahnya 137.018 yang berarti lima kali lipat dari jumlah wisman yang tercatat 25.869. Pada tahap ini statistik itu ber makna bahwa sesungguhnya masih terbuka peluang untuk mempromo sikan dan menarik kunjungan wis man lebih banyak lagi. Taman Ancol di Jakarta memang sudah luar biasa. Lihatlah jumlah pengunjungnya. Tapi satu yang menyi sakan pertanyaan besar. Ialah kenyataan jumlah wisman yang berkunjung ke Ke bun Raya Bogor ternyata relatif kecil
27
ATRAKsi
Bulan
Jan
Feb Mar
Apr
Borobudur
2008
2009
177,698 233,814 95,689
2010
253,783 125,376
95,521
132,285
83,582
155,716 150,391
102,454
85,013
94,903
95,859
175,652
Mei
192,487 252,535
302,269
Jun
340,264 405,758
385,674
Jul
219,674 243,734
304,045
Agus Sept
112,028
86,024
63,067
34,174 267,998
266,741
Okt
301,024 119,184
114,403
Nov
101,180 125,332
9,250
Des
283,494 304,920
173,909
Prambanan
Bulan 2008
Jan
2011
2009
2010
2011
69,508 97,414 106,377 81,810
Feb
35,457 40,588
58,493 59,935
Mar
62,743 56,127
45,352 51,272
Apr
36,352 42,944
66,101
Mei
65,458
98,187
Jun 107,286 131,847 142,656
Jul
79,086
96,305 99,478 119,546
Agus
50,797 40,524
Sept
20,865 115,163 114,833
Okt 135,874 47,746
Nov
44,071 49,800
32,784 57,954 17,978
Des 131,313 142,541 106,871
Boko Bulan
2008
2,802
6,769
6,476
Feb
1,470
3,831
4,818 10,173
Mar
2,504
4,757
4,349
Jan
2009
2010
Apr
2,873
5,031
5,345
Mei
2,918
5,145
8,044
Jun
3,075
5,845
9,947
Jul
3,346
6,389
10,005
Agus
2,950
4,202
3,346
Sept
1,036
7,542
9,307
Okt
3,503
3,702
8,962
Nov
2,279
4,539
4,148
Des
5,161
8,465
13,377
2011 11,052 8,679
Sumber: Pengelola TWCBP
s ekali. Tiga tahun terakhir dicatat me ningkat jumlahnya setiap tahun, tetapi yah tertinggi 20.218 tahun 2010 yang lalu. Mengapa ya? Sesungguhnya sejak awal sejarah pariwisata Indonesia Kebun Raya
Bogor telah dijadikan salah satu obyek daya tarik wisata dalam setiap kesempatan dan kegiatan promosi pariwisata. Ia hampir-hampir sebagai salah satu ikon pariwisata Jawa Barat atau Jakarta. n
28
Vol. 2
ATRAKsi
l
No. 19
Data Pengunjung Ancol, Januari–Desember
TAHUN JUMLAH PENGUNJUNG 2008
13.938.676
2009
14.446.719
2010
14.333.140
relatif kecil sekali. Tiga tahun terakhir dicatat meningkat jumlahnya setiap ta hun, tetapi yah tertinggi 20.218 tahun 2010 yang lalu. Mengapa ya? Sesungguhnya sejak awal sejarah pariwisata Indonesia Kebun Raya Bogor telah dijadikan salah satu obyek daya tarik wisata dalam setiap kesempatan dan kegiatan promosi pariwisata. Ia ham pir-hampir sebagai salah satu ikon pari wisata Jawa Barat atau Jakarta. n
Data Pengunjung TN. Bromo Tengger Semeru Tahun 2010 Januari–Desember
Jumlah Wisnus dan Wisman yang Mengunjungi Kebun Raya Bogor, Tahun 2008–2011
2008
WISNUS WISMAN
53,669 975
WISNUS WISMAN
32,421 1,012
WISNUS WISMAN
72,473 1,205
WISNUS WISMAN
57,220 1,217
WISNUS WISMAN
72,954 1,289
WISNUS WISMAN
89,064 1,209
Pintu Masuk
Wisnus
Wisman
Cemorolawang/Purbolinggo
88.707
14.551
Wonokitri/Pasuruan
38.656
10.273
Ranupani/Lumajang
2.805
304
6.643
741
WISNUS WISMAN
87,287 2,506
207 137.018
– 25.869
WISNUS WISMAN
72,744 1,657
WISNUS WISMAN
17,247 1,773
WISNUS WISMAN
123,907 1,579
WISNUS WISMAN
46,380 861
WISNUS WISMAN
58,288 777
Ngadas/Malang Kantor BBTN-BTS/ Khusus tujuan pendidikan, penelitian dan shooting Total
Total Wisman 16.060 Sumber : Pengelola Kebun Raya Bogor.
2009 JANUARI 65,049 653 FEBRUARI 28,762 777 MARET 66,033 827 1,187 APRIL 52,104 1,219 MEI 68,510 1,111 JUNI 75,653 1,264 JULI 74,059 3,276 AGUSTUS 45,155 2,269 SEPTEMBER 108,313 2,172 OKTOBER 49,280 2,336 NOVEMBER 50,533 778 DESEMBER 70,047 569 17.251
2010
2011
69,275 814
76,077 984
57,229 948
67,415 1,233
57,115 1,473
67,062
75,193 1,018 86,039 2,138 95,361 1,349 91,490 3,052 46,209 2,796 102,696 2,465 49,913 2,486 14,890 1,269 79,413 696 20.218
l
Juli 2011
Vol. 2
l
No. 19
l
Juli 2011
Persaingan
Peluang Menggarap Terus Pasar Jepang
29
2010 Foreign Visitors & Japanese Departures
S
ebuah laporan bulan Juni yang lalu menyatakan pasar wisata outbound dari Jepang sekarang ini mulai menyi narkan harapan. Artinya, akan meningkat kembali, set elah dua bulan melewati bencana gempa dan tsunami, betapa pun pertumbuhan meningkatnya akan relatif perlahan. Kini warga Jepang mulai mau lagi bepergian ke mancane gara. Bulan Maret—April 2011 jumlah warga Jepang ke luar negeri menurun, tapi bulan Mei dan Juni mulai meningkat lagi dan gejala ini akan berlanjut seterus nya, kendati untuk akumulasi setahun 2011 ini diperkirakan oleh JATA (Japan Association of Travel Agent) total tetap turun lima persen. Juli , Agustus dan seterusnya setiap bulan jumlah outbound travelers dari Jepang rata-rata akan mencapai 95% dari jumlah biasa di tahun sebelumnya. (Lihat statistik dari JNTO). Adalah menarik dan patut diman faatkan, di Jepang itu justru JATA melancarkan kembali kampa nye yang diberi judul “VWC– Visit World Campaign–20 Million”. Mereka menginginkan agar mencapai jumlah 20 juta orang seta hun warga Jepang bepergian ke luar negeri. Industri pariwisata kita baik memasuki pasar Jepang lagi dengan menyodorkan penawaran yang ‘khas’ penetratif dan kompetitif? Sebenarnya bahkan sebelum tsunami bulan Maret lalu, apalagi setelah bencana itu, antara tiga tetangga terdekat,—Jepang, China, Korea Selatan—, saling melakukan pendekatan dan ‘per janjian’ masing-masing secara bilateral, untuk meningkatkan arus wisatawan satu terhadap lainnya. Segitiga itu tampak seo lah hendak “menjauhkan dampak negatif pada arus turis dari negeri Barat yang cenderung menurun lantaran resesi ekonomi“ di Barat sana. n
Source: Japan National Tourism Organization
2009 Foreign Visitors & Japanese Departures
2011 Foreign Visitors & Japanese Departures
Source: Japan National Tourism Organization
Source: Japan National Tourism Organization
30
Vol. 2
indikator
No. 19
l
l
Juli 2011
Relisasi Wisman Bulanan JANUARI–JUNI, 2011 VS 2010
Bulan
2011
2010
(+/-) %
JANUARI
548,821
493,799
11.14%
FEBRUARI
568,057
523,135
8.59%
MARET
598,068
594,242
0.64%
APRIL
608,093
555,915
9.39%
MEI
600,191
600,031
0.03%
JUNI
674,402
613,422
9.94%
3,597,632
3,380,544
6.42%
TOTAL JAN–JUN ‘11
JULI
658,476
AGUSTUS
586,530
SEPTEMBER
560,367
OKTOBER
594,654
NOVEMBER
578,152
DESEMBER
644,221
GRAND TOTAL
7,002,944
Relisasi Wisman Bulanan 2009–2011
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGT
SEP
OKT
NOV
DES
TOTAL
2011
548,821
568,057
598,068
608,093
600,191
674,402
2,923,230
2010
493,799
523,135
594,242
555,915
600,031
613,422
658,476
586,530
560,367
594,654
578,152
644,221 7,002,944
2009
473,165
421,555
511,314
487,121
521,735
550,582
593,415
566,797
493,799
547,159
531,669
625,419 6,323,730
Vol. 2
l
No. 19
l
Juli 2011
indikator
31
Relisasi Wisman Berdasarkan Fokus Pasar JANUARI–JUNI, 2011 VS 2010
JAN – JUNI 2011 2010
FOKUS PASAR
SELISIH
(+/-) %
SINGAPURA
608,530
550,388
58,142
10.56%
MALAYSIA
506,708
567,414
-60,706
-10.70%
AUSTRALIA
398,363
321,652
76,711
23.85%
CHINA
234,373
212,133
22,240
10.48%
JEPANG
190,671
191,256
-585
-0.31%
KOREA SELATAN
146,831
139,030
7,801
5.61%
INGGRIS
89,592
86,486
3,106
3.59%
INDIA
82,718
70,391
12,327
17.51%
PERANCIS
71,686
65,665
6,021
9.17%
BELANDA
65,134
66,630
-1,496
-2.25%
FILIPINA
62,247
50,493
11,754
23.28%
JERMAN
61,165
60,975
190
0.31%
RUSIA
46,181
38,755
7,426
19.16%
42,701
31,244
11,457
36.67%
990,732
928,032
62,700
6.76%
3,597,632
3,380,544
217,088
6.42%
TIMUR TENGAH
LAINNYA *)
GRAND TOTAL
Realisasi Wisman Menurut Pintu Masuk Periode Januari–Juni, 2011 vs 2010
PINTU MASUK
Soekarno-Hatta Ngurah Rai Polonia Batam, Kep. Riau Sam Ratulangi Juanda Entikong Adi Sumarmo Minangkabau Tanjung Priok Tanjung Pinang Selaparang, Mataram Makassar Sepinggan, Balikpapan St. Sarif Q-II,Pekanbaru Adi Sucipto, Yogyakarta Husein Sastranegara, Bandung Tanjung Uban, Kep. Riau Balai Karimun, Kep. Riau Jumlah 19 Pintu Pintu Lainnya
Total Wisman
2011
2010
SELISIH
GROWTH %
935,673 1,169,171 79,113 496,772 10,388 81,613 11,277 10,654 13,039 30,766 48,898 7,068 7,969 5,133 7,650 25,795 43,129 150,980 51,594 3,186,682 193,862
(24,652) 121,665 10,554 55,127 (1,583) 5,658 861 1,173 2,488 1,819 2,948 1,266 (1,516) 3,058 3,177 (817) 14,266 9,933 1,724 207,149 9,939
-2.63% 10.41% 13.34% 11.10% -15.24% 6.93% 7.64% 11.01% 19.08% 5.91% 6.03% 17.91% -19.02% 59.58% 41.53% -3.17% 33.08% 6.58% 3.34% 6.50% 5.13%
3,597,632 3,380,544
217,088
6.42%
911,021 1,290,836 89,667 551,899 8,805 87,271 12,138 11,827 15,527 32,585 51,846 8,334 6,453 8,191 10,827 24,978 57,395 160,913 53,318 3,393,831 203,801
32
Vol. 2
indikator
Antisipasi Peluang 2011 Proyeksi 2011 dan 2012 Membaik
l
No. 19
l
Juli 2011
S
eperti dilaporkan di depan, ekonom Anggito Abimanyu, dalam mengajak, melihat prospek perekonomian di dunia dan di Indo nesia, serta menawarkan kaitannya pada pariwisata, menyajikan beberapa indikator yang dikutip di sini. Peta pertumbuhan pariwisata tampak tetap menguat di Asia (dan Pasifik). Maka di tengah tantangan yang dibawa oleh krisis ekonomi dari Barat, mengantisipasi peluang akan berarti berupaya memanfaatkan setiap celah yang terbuka.
Performa pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan ASEAN cukup stabil…
Asal Turis yang masuk ke ASEAN Sektor Jasa termasuk Pariwisata terus bertumbuh (average annual growth)
Sources: BPS and World Bank
Perekonomian Dunia Menurun 2010-11 : Emerging Asia menyumbang 2/3 dari Global Growth Pertumbuhan Ekonomi Dunia (Year-on-year, in percent)
Kontribusi pada Global Growth (In percentage points)
Namun Gejala De-Industrialisasi Mengancam • Since 2000, the rapid expansion of China’s manufacturing export has resulted in the de-industrialization of Indonesia, with export shares of industries like garment, footwear, textile, furniture paper, machinery and steel falling (Giap, 2011)