Annual Report
2002
Laporan Tahunan
Establishing the Right Moves
ASTRA international enterprise at your service
PHILOSOPHY 1 To be an asset to the nation. 2 To provide only the best service to our customers. 3 To respect individuals and promote teamwork. 4 To continually strive for excellence.
VISION 1 To be one of the best managed corporations in the Asia-Pacific region with an emphasis on building competence through human resources development, solid financial structures, customer satisfaction and efficiency. 2 To be a socially responsible corporation and to be environmentally friendly.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 188
CATUR DHARMA 1 2 3 4
Menjadi milik yang bermanfaat bagi Bangsa dan Negara. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan. Saling menghargai dan membina kerjasama. Berusaha mencapai yang terbaik.
VISI 1 Menjadi salah satu perusahaan terbaik di bidang manajemen di kawasan Asia Pasifik dengan penekanan pada pembangunan kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia, struktur keuangan yang solid, kepuasan pelanggan dan efisiensi. 2 Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.
In today’s business world, it is important not only to maintain current market position but to establish a foundation for success in the future. This foundation for success involves the resources, the systems, the communities and the people that are part of the company today. 2002 was a year of achievement in which the Company accomplished financial restructuring and business reorganization, and a year of enhancement of its integrated business system and resources. By utilizing and optimizing its assets, the Company can become an asset to its employees, its customers, its partners and shareholders and to the nation. By “Establishing the Right Moves” today, the Company can look forward to an exciting and prosperous future.
Establishing the Right Moves
ASTRA INTERNATIONAL 2002 189
Dalam dunia usaha saat ini, adalah penting untuk tidak saja mempertahankan posisi pasar, namun sekaligus mempersiapkan landasan bagi sukses di masa mendatang. Upaya mencapai sukses di masa mendatang melibatkan sumber daya, sistem, komunitas sekitar, dan seluruh personil yang ada di lingkungan Perseroan saat ini. Tahun 2002 merupakan tahun prestasi dimana Perseroan berhasil melakukan restrukturisasi keuangan dan reorganisasi usaha, serta meningkatkan kinerja sumber daya dan sistem bisnis secara terpadu. Dengan mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki, Perseroan dapat menjadi milik yang bermanfaat bagi karyawan, pelanggan, mitra kerja dan pemegang saham serta bagi bangsa dan negara Indonesia. Dengan “Memantapkan Langkah yang Tepat”, Perseroan memiliki optimisme ke masa depan yang menjanjikan.
Contents Corporate Profile 3
Business Segment
Environmental, Health &
Stock Highlights 4
Information 24
Financial Highlights 6
• Automotive Division 26
Audit Committee 8
• Financial Services Division 34
• Toyota Astra Foundation 55
Message from the
• Heavy Equipment Division 38
• Dharma Bhakti
Honorary Chairman 10 Message from the
Social Responsibility 54
• Agribusiness Division 41
Astra Foundation 55
• Information Technology
• Astra Mitra Ventura 56
President Commissioner 11
Division 44
Message from the President Director 13
Safety Management 52
• Astra Manufacturing
• Infrastructure Division 46
Polytechnic 56
Human Resources
• Community Development 57
Management Report 16
Development 48
Corporate Plan in 2003 58
Milestones in 2002 20
• AMDI 50
Financial Report 61
Corporate Governance 22
• Astra International
Corporate Data
Cooperative 50 • Astra Pension Fund 51
• BOC & BOD ii • Organization Structure vii • Corporate Information ix
Profil Perseroan 3
Manajemen Lingkungan Hidup,
• Divisi Otomotif 26
Ikhtisar Keuangan 6
• Divisi Jasa Keuangan 34
Komite Audit 8
• Divisi Alat Berat 38
Sambutan
• Divisi Agribisnis 41
• Yayasan Toyota-Astra 55
• Divisi Teknologi Informasi 44
• Yayasan Dharma Bhakti Astra 55
• Divisi Infrastruktur 46
• Astra Mitra Ventura 56
Komisaris Kehormatan 10 Sambutan Presiden Komisaris 11 Sambutan Presiden Direktur 13 Laporan Manajemen 16 Jejak Langkah 2002 20 ASTRA INTERNATIONAL 2002 2
Informasi Segmen Bisnis 24
Ikhtisar Saham 4
Tata Kelola Perusahaan 22
Pengembangan Sumber Daya Manusia 48 • AMDI 50 • Koperasi Astra International 50 • Dana Pensiun Astra 51
Kesehatan & Keselamatan Kerja 52 Tanggung Jawab Sosial 54
• Politeknik Manufaktur Astra 56 • Pengembangan Masyarakat 57 Rencana Perseroan Tahun 2003 58 Laporan Keuangan 61 Data Perseroan • Dewan Komisaris dan Dewan Direksi ii • Struktur Organisasi vii • Informasi Perseroan ix
Daftar Isi
Corporate Profile Since starting as a trading company in 1957, Astra has continually widened its scope of business and investments, and today, PT Astra International Tbk (“Company”) is a public company with six business divisions: Automotive, Financial Services, Heavy Equipment, Agribusiness, Information Technology, and Infrastructure. Over the course of its development, the Company has formed strategic alliances with reputable international corporations in its efforts to expand business opportunities. Listed on the Jakarta Stock Exchange (JSX) and Surabaya Stock Exchange (SSX) since 1990, the Company’s market capitalization as at 27 December 2002 stood at approximately Rp 8.3 trillion, with 4,278 shareholders. The Astra Group employed approximately 90,000 people throughout Indonesia at year-end.
Bermula dari sebuah perusahaan dagang pada tahun 1957, Astra telah mengembangkan bidang usaha dan investasinya. Kini PT Astra International Tbk (“Perseroan”) adalah sebuah perusahaan publik yang memiliki enam bidang usaha, yaitu Divisi Otomotif, Divisi Jasa Keuangan, Divisi Alat Berat, Divisi Agribisnis, Divisi Teknologi Informasi, dan Divisi Infrastruktur. Dalam pengembangan usahanya selama ini, Perseroan banyak bermitra usaha dengan perusahaanperusahaan yang mempunyai reputasi internasional. Terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya sejak tahun 1990, dengan nilai kapitalisasi pasar saham Perseroan per 27 Desember 2002 sekitar Rp 8,3 triliun dengan 4.278 pemegang saham.
2002 berjumlah sekitar 90.000 orang.
Profil Perseroan
ASTRA INTERNATIONAL 2002 3
Karyawan Grup Astra di seluruh Indonesia pada akhir Desember
Stock Highlights Numerical notations in all tables and graphs are in English. Angka-angka pada seluruh tabel & grafik menggunakan notasi Inggris.
Equity and Shares Modal dan Saham
as at 31 Dec 2002 per 31 Des 2002
as at 28 Feb 2003 per 28 Feb 2003
Authorized Capital Modal Dasar
6,000,000,000
6,000,000,000 Shares Saham
Issued and Paid-up Capital Modal Ditempatkan dan Disetor
2,608,088,910
4,013,783,116
ASTRA Stock Price Harga Saham ASTRA on Jakarta Stock Exchange in 2002 di Bursa Efek Jakarta tahun 2002
Rp / Share (Saham) 4,500
2,500
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Shareholding Composition of ASTRA Komposisi Kepemilikan Saham ASTRA as at 31 Dec 2002 per 31 Des 2002
31.15
Cycle & Carriage (Mauritius) Limited
Motor 7.36 Toyota Corporation
8.06
JPMCB-US Resident (Norbax Inc.) Government of
5.29 Singapore Investment
Corporation Pte Ltd A/C “C”
Sep
Oct
Nov
Dec
ASTRA Distribution Network Jaringan Distribusi ASTRA
as at 28 Feb 2003 per 28 Feb 2003
Cycle & Carriage
34.31 (Mauritius) Limited
Resident 8.28 JPMCB-US (Norbax Inc.) Government of
5.29 Singapore Investment Corporation Pte Ltd A/C “C”
4.79 Parkmix Ltd *
Toyota
112
Daihatsu
110
Isuzu
104
BMW
7
Peugeot
24
Nissan Diesel
19
Honda (motorcycle)
ASTRA INTERNATIONAL 2002 4
47.33 Others
* Parkmix Ltd in custody for Toyota Motor Corporation. Perusahaan custody yang memegang saham Perseroan milik Toyota Motor Corporation sebanyak 192.000.000 saham.
282
Heavy Equipment
36
Astra Credit Company - ACC
28
Federal International Finance - FIF
48.14 Others
0
136
Asuransi Astra Buana - AAB
21
Astra CMG Life
36
Astra Otoparts - AOP
24
Ikhtisar Saham
“Astra achieved positive results in 2002 ... and laid the groundwork for success in the years to come ...” “Astra meraih kinerja positif tahun 2002 ... dan meletakkan dasar yang kokoh untuk meraih sukses di masa mendatang ...”
From Left to Right / Dari Kiri ke Kanan
Board of Directors of PT Astra International Tbk Dewan Direksi PT Astra International Tbk Gunawan Geniusahardja, Michael Dharmawan Ruslim (Vice President Director), Kour Nam Tiang, Budi Setiadharma (President Director), Prijono Sugiarto, Danny Walla, John S. A. Slack
ASTRA INTERNATIONAL 2002 5
Financial Highlights Numerical notations in the table are in English. Angka-angka pada tabel menggunakan notasi Inggris. In billions of Rupiah, unless stated otherwise.
DESCRIPTIONS
Dalam miliar Rupiah, kecuali jika disebutkan lain.
2002
2001
2000
1999
1998
TOTAL ASTRA (Consolidated) Net Revenues
30,685
30,123
28,404
14,853
11,292
Gross Profit
6,625
5,657
5,119
3,298
2,967 *
Laba Kotor
Operating Profit
2,811
2,624
2,577
1,759
1,701 *
Laba Usaha
EBITDA
3,704
3,441
3,340
2,468
2,313 *
EBITDA
Net Income / (Loss)
3,637
845
(239)
1,487
(3,689)
Laba Bersih / (Rugi)
Total Assets
26,186
26,574
26,863
22,204
24,026
Jumlah Aktiva
Current Assets
10,469
10,173
8,930
7,577
8,009 *
Aktiva Lancar
Fixed Assets
6,680
7,816
7,664
7,431
7,743 *
Aktiva Tetap
Current Liabilities
7,983
10,355
10,100
7,396
7,438 *
Kewajiban Lancar
Total Borrowings
17,075 *
Jumlah Pinjaman
Penghasilan Bersih
11,954
16,506
17,774
15,486
Total Equity
6,499
2,567
1,705
2,012
Total Equity + Minority lnterest
8,921
4,550
3,455
3,634
Return on Assets
13%
3%
-1%
6%
-14%
Laba terhadap Aktiva
Return on Equity
74%
46%
-18%
147%
-225%
Laba terhadap Ekuitas
Gross Profit Margin
22%
19%
18%
22%
29% *
Marjin Laba Kotor
Operating Profit Margin
9%
9%
9%
12%
13% *
Marjin Laba Usaha
Current Ratio
1.3
1.0
0.9
1.0
1.1 *
Rasio Lancar
Issued Shares (in million)
2,608
2,538
2,507
2,472
2,326
Net Income (Loss) / share (Rp)**
1,024
244
(96)
624
(1,586)
0
0
0
0
0
18
Cash Dividend per share
Jumlah Ekuitas
1,477 Jumlah Ekuitas + Hak Pemilikan Minoritas
RATIO ANALYSIS & OTHERS
ANALISIS RASIO & LAIN-LAIN
* Only from Automotive & non Financial Service Divisions. ** Net Income (Loss) / share for year 2001 and 2002 is calculated based on weighted average of ordinary shares outstanding adjusted for rights issue.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 6
DESKRIPSI TOTAL ASTRA (Konsolidasian)
Saham Terdaftar (dalam jutaan) Laba Bersih (Rugi) / saham (Rp)** Nilai Dividen per saham
* Hanya dari Divisi Otomotif & non Divisi Jasa Keuangan. ** Laba Bersih (Rugi) / saham untuk tahun 2001 dan 2002 dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar setelah penyesuaian penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu.
Net Revenues 98
11,292
99
14,853 28,404
00 01
30,123
02
30,685 0
10,000
20,000
30,000
40,000 Rp billion / miliar
Net Income (Loss) 98 (3,689) 99
1,487
00
(239) 845
01 02
3,637 -4,000
-3,000
-2,000
-1,000
0
1,000
2,000
3,000
4,000 Rp billion / miliar
1,024 1,000
1,500
2,000 Rp
Net Income (Loss) per Share 98
(1,586)
99
624
00
(96)
01
244
02 -2,000
-1,500
-1,000
-500
0
500
Divisional Net Revenues 98
11,292
99
14,853
00
28,404
01
30,123
02
30,685 0
5,000 Automotive
IT
10,000 Agribusiness
15,000
Woodbased
20,000
Heavy Equipment
25,000
Financial Services
30,000
35,000 Rp billion / miliar
Others
Total Assets 24,026
98 99
22,204
00
26,863 26,574
01 02
26,186 0
10,000
20,000
30,000 Rp billion / miliar
Fixed Assets 7,743
98 99
7,431
00
7,664
01
7,816
02
6,680 2,000
4,000
6,000
8,000 Rp billion / miliar
Ikhtisar Keuangan
ASTRA INTERNATIONAL 2002 7
0
Audit Committee The Audit Committee (the “Committee”) is a committee appointed by the Board of Commissioners (BOC) and is responsible to the BOC. The Committee consists entirely of independent parties with the Chairman of the Committee being an Independent Commissioner. The Committee’s primary function is to assist the BOC in fulfilling its oversight responsibilities. In carrying out its responsibilities, the Committee relies on the information provided by the Board of Directors (BOD), management, Internal Auditors, the Risk Management Group, External Auditors and other Committees. The Committee’s functions are not intended to duplicate the roles and responsibilities of these parties. The BOD and Management bear primary responsibilities for financial reporting, establishing the system of internal control and compliance with laws and regulations, and the Auditors bear primary responsibility for the audit functions. The Audit Committee’s role is to oversee the adequacy of the overall internal control functions and the adequacy of Internal and External Audit activities. In carrying out its oversight function, the Committee : • Reviews financial statements and reports to be issued to external parties; • Reviews accounting policies to ensure compliance with current laws and regulations and accounting standards; and • Reviews the reports of the Internal Auditors and Risk Management Group.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 8
The Committee carefully considers, independent of management and the External Auditor, the quality of information received and discusses with management and the External Auditor the conformity of the financial statements with accounting standards, statutory reporting, other mandatory reporting requirements and the quality of the accounting policies applied.
Komite Audit merupakan komite yang ditunjuk dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Fungsi utama Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris dalam pelaksanaan fungsi kepengawasan. Keanggotaan Komite Audit seluruhnya terdiri dari pihak yang independen, dengan seorang Komisaris independen sebagai ketua. Dalam melaksanakan fungsinya tersebut, Komite Audit mengacu pada informasi yang diperoleh dari Direksi, jajaran Manajemen, Internal Audit, Risk Management Group, auditor independen, dan komite-komite lain. Oleh karenanya, fungsi dari Komite Audit tidak merupakan duplikasi dari fungsi dan tanggung jawab pihakpihak tersebut. Pihak Direksi dan manajemen Perseroan bertanggung jawab atas laporan keuangan,
pembentukan sistem pengendalian internal serta memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan perundangundangan, sedangkan Internal maupun Eksternal Audit merupakan pelaksana utama tugas-tugas pemeriksaan. Adapun Komite Audit memantau keberadaan fungsi pengendalian internal secara keseluruhan serta fungsi Internal dan Eksternal Audit yang memadai. Dalam melaksanakan fungsinya tersebut, Komite Audit bertugas: • Melakukan kajian terhadap laporan keuangan dan laporan lain yang akan diberikan kepada pihak ketiga. • Melakukan kajian terhadap kebijakan akuntansi untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan, perundangan dan standar akuntansi yang berlaku.
• Melakukan kajian terhadap laporan dari Internal Audit dan Risk Management Group. Secara berkala, Komite Audit mempertimbangkan, tanpa kehadiran pihak manajemen dan Eksternal Audit, kualitas dari informasi yang diterima oleh Komite Audit dan selanjutnya membahas bersama manajemen dan Eksternal Audit mengenai dipenuhinya standar akuntansi, peraturan pelaporan dan lain-lain kewajiban pelaporan dan juga kualitas kebijakan akuntansi yang dipergunakan. Direksi, Internal Audit dan Eksternal Audit dapat diundang untuk mengikuti rapat-rapat Komite Audit. Komite Audit melakukan pengkajian terhadap lingkup dan rencana penugasan pemeriksaan dari Internal Audit dan Eksternal Audit.
The BOD, Internal Auditors and the External Auditor attend Committee meetings if requested. The Committee reviews the scope of the audit and the audit plan of the External and the Internal Auditors. During the year, the Committee initiated, with the assistance of the Risk Management Group, a major re-assessment of Audit Committee Charter which sets out the Committee’s roles, responsibilities, authority, and organizational structure. This has resulted in the approval by the BOC of a substantially revised Charter that is tailored to the specific requirements of the Astra Group, and in compliance with Bapepam and Jakarta Stock Exchange regulations. The Committee acknowledges that monitoring the activities of a large and complex Group such as Astra in accordance with its Charter requires continual re-evaluations of its own effectiveness. The Committee appreciates the initiative of the BOD in establishing the Risk Management Group in August 2002 as an independent internal risk management coordinating and monitoring function and believes that the Committee’s effectiveness will be substantially enhanced as programmes such as Control Self Assessment, Coordinating of Internal Audit Functions, Business Ethics Surveys and other risk management initiatives are implemented across the Astra Group. The Committee commends the BOD for its continual drive towards improvement of corporate governance and the control environment. In addition, in September 2002 forums were initiated with the Audit Committees of the listed entities, PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Astra Graphia Tbk, PT Astra Otoparts Tbk, and PT United Tractors Tbk. These forums are being conducted quarterly to discuss issues involving the roles of the Audit Committees. In November 2002, Bapepam imposed an administrative sanction in the form of a fine on the Company and management relating to the failure to disclose, in the correct time, information on corporate guarantees during the period 1996 to 1999 as referred to in note 27(a) of the Company’s Consolidated Financial Statements 31 December 2002. The Committee’s review of the implementation of the total compensation packages for the BOD and BOC indicated that payment has been made in accordance with the approved budget and shareholders’ guidelines.
Pada tahun 2002 Komite Audit dengan bantuan Risk Management Group telah melakukan revisi terhadap Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter) yang mengatur fungsi, tanggung jawab, kewenangan dan struktur organisasi Komite Audit. Dewan Komisaris selanjutnya telah memberikan persetujuannya atas revisi tersebut, yang telah lebih disesuaikan dengan kondisi spesifik di Grup Astra, dan peraturan Bapepam maupun Bursa Efek Jakarta.
berbagai permasalahan menyangkut fungsi dari Komite Audit. Selanjutnya forum diskusi ini akan dilakukan tiap 3 (tiga) bulan sekali.
Selain itu, sejak bulan September 2002 telah diadakan forum diskusi dengan Komite-komite Audit dari perusahaan yang telah terdaftar di bursa saham seperti PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Astra Otoparts Tbk, PT Astra Graphia Tbk, dan PT United Tractors Tbk, dimana dibahas
Setelah melakukan kajian atas total paket remunerasi yang diterima anggota Dewan Komisaris dan Direksi, Komite Audit berpendapat bahwa paket remunerasi tersebut telah dibayarkan sesuai anggaran yang disetujui dan mengikuti petunjuk dari pemegang saham.
Pada bulan November 2002 Bapepam telah mengenakan sanksi administratif berupa denda kepada Perseroan dan manajemen sehubungan dengan keterlambatan dalam memberikan informasi mengenai jaminan perusahaan selama periode 1996 sampai 1999 sebagaimana disebutkan dalam catatan 27(a) atas Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan, 31 Desember 2002.
Komite Audit
ASTRA INTERNATIONAL 2002 9
Komite Audit menyadari bahwa melakukan pengawasan sesuai dengan Piagamnya atas kegiatan Grup Astra yang sangat beragam membutuhkan upaya untuk senantiasa mengevaluasi efektivitas kerja yang dilakukan. Komite Audit menyambut baik langkah Direksi Perseroan dalam membentuk Risk Management Group pada bulan Agustus 2002 sebagai
fungsi pemantauan dan koordinasi pengelolaan risiko internal yang independen dan meyakini bahwa keefektifan Komite Audit akan mendorong penerapan programprogram seperti Control Self Assessment, Koordinasi Fungsi Audit Intern, Kuesioner Etika Bisnis serta inisiatif pengelolaan risiko diseluruh perusahaan di Grup Astra. Komite Audit menghargai upaya-upaya yang terus menerus dilakukan oleh Direksi Perseroan untuk meningkatkan tata kelola perusahaan dan pengendalian internal.
Message from the Honorary Chairman
Let us give praise and thanks to almighty God, who provided us with His guidance and protection in 2002, allowing Astra Group to book positive results this year. I would like to offer everyone at Astra my heartfelt congratulations on another positive year of growth and development. In a time of political and economic uncertainty, it is indeed impressive to see our company not only maintain its position in the market, but to make significant strides toward the future. It has been my privilege and pleasure to work with so many dedicated and professional people over the past 8 years and I am proud of everything that we have accomplished in that time. I am also confident that Astra has laid the foundation for success in the future and will continue to be a leader and an asset to our great nation. I would like to extend my thanks to the Board of Commissioners, the Board of Directors and to the employees of Astra Group for all of their hard work over the past year. May you continue to “establish the right moves” in the years to come. May almighty God always bless us.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 10
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas lindungan serta tuntunan-Nya sehingga Astra dan kelompok usahanya dapat membukukan kinerja usaha yang baik pada tahun 2002. Perkenankanlah saya mengucapkan selamat kepada seluruh manajemen dan karyawan Astra atas keberhasilannya, sekali lagi, dalam mencapai pertumbuhan dan pengembangan yang positif. Di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi, Astra telah berhasil mempertahankan posisi di pasarpasarnya dan sekaligus memantapkan langkah ke masa depan.
Merupakan suatu keistimewaan dan kebanggaan bagi saya selama 8 tahun ini dapat bekerja meraih keberhasilan bersama dengan para profesional yang berdedikasi tinggi. Saya yakin bahwa Astra memiliki landasan yang kokoh untuk meraih sukses di masa mendatang, serta terus sebagai pemimpin dan milik yang bermanfaat bagi negara dan bangsa Indonesia. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan Grup Astra atas kerja kerasnya di tahun yang lalu. Marilah
kita terus “memantapkan langkah yang tepat” di tahun-tahun mendatang, dengan ridho Allah SWT.
Jakarta, April 2003
Abdul Rachman Ramly Honorary Chairman / Komisaris Kehormatan
Sambutan Komisaris Kehormatan
Message from the President Commissioner
In a year of both domestic and global uncertainty, we are proud and thankful that Astra was able to achieve positive growth and made significant changes that will benefit the Company now and in the future. 2002 was a volatile year for Indonesia and the world. The threat of terror and the threat of war continued to act as a drag on world economies throughout the year until that threat became a reality. As the year came to a close, Indonesia was still recovering from a devastated tourism industry, the loss of foreign investment, and continued uncertainty over security issues. Despite these serious issues, the Indonesian economy is moving forward with indications of a stronger and more stable rupiah, a decline in interest rates and relatively stable inflation. Astra’s 2002 performance figures were very positive considering the economic conditions in which they were achieved. The highlights include very strong growth in motorcycle sales, a strong performance in the Financial Dewan Komisaris berbesar hati dan sekaligus bersyukur bahwa, dalam tahun yang penuh ketidakpastian baik di lingkup domestik maupun global, Astra mampu mencapai pertumbuhan positif dan menjalankan langkahlangkah perubahan yang akan bermanfaat bagi Perseroan, saat ini maupun di masa mendatang.
Meskipun kondisi perekonomian seperti yang telah saya uraikan diatas, kinerja Astra dalam tahun 2002 sangat positif. Pencapaian kinerja Perseroan yang menonjol adalah peningkatan yang sangat signifikan dalam penjualan sepeda motor, kinerja yang kuat di Divisi Jasa Keuangan dan Divisi Agribisnis, serta kemampuan Perseroan untuk mempertahankan posisi yang tetap kompetitif di tengah persaingan yang semakin berat. Kinerja yang mengesankan ini adalah hasil dari kepemimpinan Dewan Direksi serta kerja keras dan komitmen dari seluruh jajaran karyawan kelompok usaha Astra.
Satu yang paling penting adalah penyelesaian restrukturisasi hutang dan keuangan Perseroan sehingga Astra dapat bergerak lebih leluasa di tahun-tahun mendatang dan terbebas dari tekanan ketatnya arus kas yang telah menghambat langkah Perseroan selama ini. Kondisi kesehatan keuangan Perseroan juga semakin membaik dengan masuknya dana dari penerbitan saham baru di akhir tahun 2002. Secara umum Dewan Komisaris merasa sangat puas dengan kinerja Perseroan secara keseluruhan selama tahun 2002, dan kami mengharapkan bahwa hal tersebut akan menciptakan suatu dampak positif yang bernilai bagi roda perekonomian dan pembangunan Indonesia. Kami juga yakin bahwa Astra akan senantiasa
Sambutan Presiden Komisaris
ASTRA INTERNATIONAL 2002 11
Tahun 2002 merupakan tahun yang penuh gejolak bagi Indonesia dan dunia. Ancaman terorisme dan peperangan terus menjadi penghambat laju perekonomian di sepanjang tahun sampai ancaman tersebut telah menjadi kenyataan. Sampai di penghujung tahun 2002, Indonesia masih belum pulih dari kehancuran industri pariwisatanya, hilangnya investasi asing, dan berlarut-larutnya ketidakpastian masalah keamanan. Walaupun demikian, perekonomian Indonesia
bergerak maju, seiring dengan indikasi rupiah yang mulai menguat dan stabil, penurunan tingkat suku bunga serta tingkat inflasi yang relatif stabil.
Services and Agribusiness Divisions, and the Company’s ability to maintain its position in an increasingly competitive market. This strong performance is a testament to the leadership of the Board of Directors and the hard work and commitment of the employees of the Astra Group. More significantly, Astra’s completion of its debt restructuring and financial restructuring allows the Company to be more flexible in the coming years and greatly relieves the cash flow pressure that had plagued us for some time. A subsequent equity raising program, which was completed early in 2003, has further enhanced the financial health of the Company. Overall, the Board of Commissioners was pleased with the performance of the Company in 2002 and we expect that this positive performance may help create a trickle down effect that might be valuable to the development of the country. In addition, we are confident that the Company will always meet the expectations of our stakeholders and more importantly, our shareholders. We believe that with the remarkable results of this past year, Astra can move forward as a strong, productive Company and will play a significant role in the future of this nation. In adhering to its principles of Good Corporate Governance, Astra makes use of an Audit Committee whose duties are to assist the Board of Commissioners by providing independent, professional evaluations of the work of the Board of Directors. It has been a rewarding year to work with the dedicated and professional members of both the Audit Committee and the Board of Commissioners and we would like to thank them for their outstanding service to the Company. On behalf of the Board of Commissioners, I would also like to thank my predecessor, Mr. A.R. Ramly for his service to the Company as President Commissioner and to congratulate him on his appointment as Honorary Chairman of PT Astra International Tbk. I would also like to congratulate my successor as President Director, Mr. Budi Setiadharma, and to convey my gratitude and appreciation to him, the Board of Directors and to all Astra employees for their efforts this past year. Through the dedication and concerted efforts of the management team and the employees and with the support of the shareholders, partners, suppliers and customers, Astra has achieved significant results in 2002 that lay the groundwork for a bright future.
“Astra can move forward as a strong and productive company ... and will play a significant role in the future of this nation ...” “Astra terus bergerak sebagai perusahaan yang kokoh dan produktif … dan akan memainkan peran penting dalam kemajuan negara ini …”
ASTRA INTERNATIONAL 2002 12
mampu memenuhi harapan para stakeholder dan, lebih penting lagi, para pemegang saham Perseroan. Dengan hasil-hasil mengesankan yang telah dicapai pada tahun 2002, kami percaya Astra dapat melangkah maju sebagai perusahaan yang kuat dan produktif, serta memainkan peran yang tidak kecil bagi masa depan Indonesia. Sejalan dengan kepatuhan pada prinsip tata kelola perusahaan yang baik, Astra telah membentuk sebuah Komite Audit, yang berfungsi membantu Dewan Komisaris dalam memberikan pendapat profesional secara independen mengenai kinerja Direksi Perseroan. Saya merasa beruntung dapat bekerja bersama individu-individu yang berdedikasi dan profesional baik di Komite Audit
maupun Dewan Komisaris Astra, dan dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih atas jasajasa mereka bagi Perseroan. Atas nama Dewan Komisaris, saya juga menyampaikan terima kasih kepada pendahulu saya Bpk. A.R. Ramly atas jasa-jasanya kepada Perseroan sebagai Presiden Komisaris, sekaligus mengucapkan selamat atas pengangkatan beliau sebagai Komisaris Kehormatan PT Astra International Tbk. Ucapan selamat juga saya sampaikan kepada pengganti saya sebagai Presiden Direktur Perseroan, Bpk. Budi Setiadharma. Penghargaan yang tulus saya sampaikan kepada beliau, anggota Direksi serta seluruh karyawan Astra atas segala upaya yang diberikan selama ini. Melalui
dedikasi serta upaya bersama dari manajemen dan jajaran karyawan Perseroan, serta dukungan para pemegang saham, mitra kerja, pemasok dan nasabah, Astra telah mencapai prestasi yang mengesankan pada tahun 2002, yang akan menjadi landasan bagi masa depan yang cerah.
Jakarta, April 2003
Theodore Permadi Rachmat President Commissioner / Presiden Komisaris
Message from the President Director
Despite continued domestic and global economic volatility in 2002, Astra was able to overcome these challenging conditions and achieve remarkable results overall and make changes that we feel will positively impact the future of the Company. Thanks to the support of our Board of Commissioners, our partners and shareholders, and to the efforts of our directors and employees, we have laid the groundwork for success in the years to come. I would like to express my deep appreciation to everyone who has contributed to our success this past year.
Achievements Astra’s consolidated net profit soared 331% from Rp 845 billion to Rp 3.6 trillion, due mainly to improved profits from our two-wheel vehicles division, Financial Services Division, Agribusiness Division, and profits from business reorganization in the Infrastructure Division and foreign exchange book gains. Honda motorcycle sales increased 54% to 1.4 million units, a new record. Although the overall car market in Indonesia grew marginally in 2002, Astra’s market share and units sold declined as a result of increased competition in the market and lower demand for diesel engine vehicles, a result of diesel fuel price hikes in Indonesia. Overall however, 2002 was a year of positive results that reflects the skills, dedication and hard work of everyone in our organization.
menyampaikan penghargaan yang tulus kepada seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi sehingga Perseroan mampu mencatat prestasi gemilang di tahun lalu.
Pencapaian Laba bersih konsolidasi Astra meningkat 331% dari Rp 845 miliar menjadi Rp 3,6 triliun, terutama akibat peningkatan laba dari sektor sepeda motor, Divisi Jasa Keuangan dan Divisi Agribisnis, serta dari hasil restrukturisasi organisasi di Divisi Infrastruktur dan pendapatan selisih kurs. Penjualan sepeda motor
Honda tumbuh 54% mencapai tingkat penjualan tertinggi yaitu sebanyak 1,4 juta unit, suatu catatan rekor yang baru. Sekalipun pasar mobil di Indonesia menunjukkan peningkatan di tahun 2002, volume penjualan maupun pangsa pasar mobil Astra mengalami penurunan disebabkan oleh tajamnya persaingan dan melemahnya permintaan terhadap mobil bermesin disel akibat kenaikan harga solar. Namun demikian, secara keseluruhan Perseroan membukukan kinerja yang positif pada tahun 2002. Keberhasilan ini adalah buah dari keterampilan, dedikasi dan kerja keras seluruh jajaran personil Perseroan.
Sambutan Presiden Direktur
ASTRA INTERNATIONAL 2002 13
Meskipun gejolak perekonomian domestik dan global terus berlanjut di tahun 2002, Astra mampu dan berhasil mengatasi tantangan dan mencapai kinerja operasional yang mengesankan serta melakukan langkah-langkah yang kami percaya akan berdampak positif bagi masa depan Perseroan. Dengan dukungan dari Dewan Komisaris Perseroan, mitra kerja dan para pemegang saham, serta kerja keras seluruh jajaran manajemen dan karyawan, Perseroan telah berhasil membangun dasar yang kokoh untuk meraih keberhasilan di masa mendatang. Oleh sebab itu, saya ingin
In addition to the Company’s operational performance, our focus this past year has also centered on two main areas: financial restructuring and business reorganization. By restructuring our debt, we have relieved the pressure on the Company’s cash flow situation and allowed for more flexibility in the future. We were also able to pursue an equity raising with a Rights Issue which was completed in late January 2003. With the support of the shareholders, we managed to raise Rp 1.4 trillion in new equity, resulting in a stronger capital base. Overall, with the success of debt restructuring and the Rights Issue, Astra is in a much stronger financial position. In 2002, Astra completed its main business reorganization involving the following transactions: 1. Astra, through PT Astratel Nusantara (a wholly owned subsidiary), was able to realize a good return on its investment in the telecommunications business by selling its stake in PT Pramindo Ikat Nusantara to PT Telkom Indonesia in three phases, starting in 2002 and continuing through 2004. 2. In order to increase Daihatsu’s competitive advantage in the open market, Daihatsu Motor Co., Ltd injected new capital into PT Astra Daihatsu Motor. As a result, Astra’s share was diluted from 50% to 31.87%. 3. Astra divested its entire wood based business interests, PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk, to allow us to concentrate on our core businesses. All of these achievements allow Astra to establish a strong platform to face more competitive business environments in the future.
Preparation Leveraging core competence in distribution and related areas is a key for Astra in facing the free market. We have taken several initiatives to strengthen our infrastructure system and the quality of our human resources in order to continue as a major market player in the near future. April 2002 marked the beginning of the AstraWorld program. AstraWorld is a major investment to cater to our customers’ wide range of needs in fulfilling their automotive lifestyle. It will provide customers with comprehensive automotive services including product selection, purchase, finance and insurance, 24-hour call service, Emergency Roadside Assistance, after-sales services, trade-in, and credit card services. We have also begun to maximize efficiency within our organization by consolidating all of our back office operations and we are confident that these changes will increase Astra’s competitive advantage as we approach more competitive markets, especially with the implementation of AFTA.
“2002 ... a year of achievements ... and preparation for the future.....”
ASTRA INTERNATIONAL 2002 14
“2002 … adalah tahun keberhasilan ... dan persiapan untuk masa depan …”
Selain kinerja operasional, fokus Perseroan pada tahun 2002 adalah pada restrukturisasi keuangan dan reorganisasi usaha. Melalui restrukturisasi hutang, beban arus kas Perseroan menjadi lebih ringan dan memungkinkan fleksibilitas gerak Perseroan yang lebih leluasa, di masa mendatang kami juga dapat memperoleh peningkatan modal melalui penawaran saham terbatas yang kami selesaikan pada akhir Januari 2003. Dengan dukungan para pemegang saham, Perseroan memperoleh dana Rp 1,4 triliun melalui penerbitan saham baru untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan. Secara keseluruhan, keberhasilan restrukturisasi hutang dan penerbitan saham baru tersebut telah menempatkan Perseroan pada posisi keuangan yang lebih kokoh.
Perseroan berhasil menyelesaikan upaya reorganisasi usaha pada tahun 2002 yang mencakup transaksitransaksi berikut ini: 1. Astra, melalui PT Astratel Nusantara, berhasil merealisasikan pengembalian investasi yang baik dalam bidang usaha telekomunikasi di PT Pramindo Ikat Nusantara kepada PT Telkom Indonesia dalam tiga tahap dimulai pada tahun 2002 dan berlanjut sampai 2004. Astratel adalah anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Perseroan dan bergerak di sektor infrastruktur. 2. Penyuntikan tambahan modal oleh Daihatsu Motor Co., Ltd di PT Astra Daihatsu Motor untuk meningkatkan daya saing Daihatsu di pasar bebas. Akibat
dari penambahan modal ini maka kepemilikan Perseroan di Astra Daihatsu Motor terdilusi dari 50% menjadi 31,87%. 3. Divestasi PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk di sektor usaha perkayuan agar Perseroan dapat lebih berkonsentrasi pada usaha intinya. Langkah-langkah reorganisasi bisnis tersebut menjadi suatu landasan yang kokoh bagi Perseroan dalam menghadapi persaingan bisnis yang akan semakin ketat di masa mendatang.
Persiapan Salah satu faktor kunci bagi Perseroan dalam menghadapi persaingan pasar bebas adalah dengan meningkatkan
Astra has always sought to maintain standards of accountability, transparency, fairness and responsibility in compliance with good corporate governance principles. In addition to Astra’s existing Audit Committee, Executive Committee, and Remuneration and Nomination Committee, Astra has established a Risk Management Group to identify and evaluate any possible risks which might arise in all levels of the organization from corporate to business units, within divisions or in departments. I am pleased to report that our commitment to Good Corporate Governance continued in 2002. In terms of community development within Indonesia, we continue to support the community through education programs, by creating job opportunities, and by helping small and medium enterprises, religious facilities and other programs as required by the community. Another important area that we are proud to highlight is the implementation of the principles of Green Company in the Astra Group. We ensure that each company operates its business in compliance with proper environment, safety and health conditions, as we are determined to have a positive influence on the communities in which we operate. On behalf of the Board of Directors, I would like to express our gratitude to the Board of Commissioners and to the shareholders for their support and cooperation in 2002. The faith and trust that you have shown gives us confidence that the changes that have been made in the past year are positive and will benefit everyone in the Astra Group now and in the future. I would also like to thank all of the employees of Astra Group for their loyalty, dedication and hard work in 2002. May we continue on the road of achievement and success.
secara optimal kompetensi yang dimiliki di sektor distribusi dan bidangbidang terkait. Perseroan telah mengambil langkah-langkah untuk memperkuat jaringan infrastruktur serta kualitas sumber daya manusia agar dapat terus mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di pasarnya di tahun-tahun mendatang.
Di sisi pengembangan masyarakat, Perseroan terus memberikan kontribusinya melalui programprogram pendidikan, penciptaan lapangan kerja, serta dukungan pada pengusaha sektor UKM, fasilitas keagamaan dan berbagai program sosial lainnya sesuai kebutuhan masyarakat di lingkungan kami. Perseroan juga menggarisbawahi prestasi yang dicapai dalam implementasi konsep Green Company. Seluruh perusahaan di kelompok usaha Astra menjalankan operasional yang memenuhi standar lingkungan hidup, kesehatan dan keselamatan
kerja, sehingga mampu memberikan dampak yang positif bagi masyarakat di lingkungan Perseroan. Perkenankanlah saya mewakili Direksi Perseroan mengucapkan terima kasih kepada Dewan Komisaris dan seluruh pemegang saham atas kerja sama dan dukungan yang diberikan selama tahun 2002. Kepercayaan yang telah diberikan tersebut mendukung keyakinan kami bahwa Perseroan telah mengambil langkah-langkah yang tepat pada tahun lalu untuk kepentingan semua pihak di lingkungan Grup Astra, saat ini dan di masa mendatang. Direksi juga mengucapkan terima kasih untuk kesetiaan, dedikasi dan kerja keras seluruh jajaran karyawan di Grup Astra selama tahun 2002. Marilah kita terus berkiprah bersama menuju prestasi dan kesuksesan dimasa depan. Jakarta, April 2003
Budi Setiadharma President Director / Presiden Direktur
ASTRA INTERNATIONAL 2002 15
Perseroan meluncurkan program AstraWorld pada bulan April 2002. AstraWorld merupakan investasi besar Perseroan untuk dapat memenuhi beragam kebutuhan pelanggan otomotif Astra. Melalui AstraWorld, pelanggan Astra akan memperoleh paket jasa layanan otomotif yang komprehensif mencakup pilihan dan pembelian produk, pembiayaan dan asuransi, layanan bengkel per telepon 24-jam, ERA (Emergency Roadside Assistance), layanan purna-jual, pembelian dengan tukar-tambah, dan layanan kartu kredit. Perseroan juga telah mulai meningkatkan efisiensi dengan cara mengkonsolidasikan administrasi operasional. Perubahanperubahan yang telah dilakukan tersebut akan mampu meningkatkan keunggulan daya saing Perseroan di pasar yang lebih kompetitif, termasuk penerapan sistem pasar terbuka AFTA.
Perseroan terus mempertahankan standar yang tinggi dalam aspek akuntabilitas, transparansi, kewajaran dan tanggung jawab sesuai dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Selain melalui keberadaan Komite Audit, Komite Eksekutif, dan Komite Remunerasi dan Nominasi, Perseroan telah membentuk Risk Management Group untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi seluruh faktor risiko yang mungkin timbul di tiap lini organisasi mulai dari tingkat korporasi, unit usaha, divisi dan departemen. Direksi Perseroan percaya bahwa komitmen pada tata kelola perusahaan terus berlanjut di tahun 2002.
Management Report Financial Performance Indonesia underwent another year of slow growth in 2002, with the economy growing by only 3.4% amidst uncertainties over global economic recovery and the worsening investment climate. Economic growth in Indonesia was mainly led by consumer spending, with new investments continuing to suffer from declining investor confidence. On the other hand, efforts at structural reforms, sound macro-economic policies and a more stable political environment under the Megawati administration have had a positive impact on the rupiah, resulting in lower interest rates while at the same time reducing inflation rates. The exchange rate for rupiah to the US dollar improved from around Rp 10,400 in 2001 to Rp 8,940 in 2002 while the Certificate of Indonesian Central Bank (SBI) rate has declined from 17.62% in 2001 to 12.99% in 2002.
Net Revenues Rp trillion 30 25.57
25.44
20 10 5.25
4.55
0
01
Auto
02 Non Auto
The generally favorable conditions during 2002 contributed to improved performance by Astra, which booked net revenues of Rp 30.7 trillion in 2002, up Rp 0.6 trillion from net revenues of Rp 30.1 trillion in 2001, with most of the increase coming from the sales of motorcycles, in Financial Services and in the Agribusiness Division. Net revenue from the Automotive Division in 2002 declined slightly to Rp 25.4 trillion, from Rp 25.6 trillion in 2001, due to the decline in net revenue from the sale of automobiles and components. This was partly offset by the increase in the sale of motorcycles. Unit sales of motorcycles jumped 54.2% from 932,178 units in 2001 to 1,437,068 units in 2002. The Company was able to sell 28.6% through its own dealership network. Sales of Honda motorcycles by PT Astra Honda Motor reached its highest point ever in 2002, with a market share of 57.4% all motorcycle brands sold in the country, up from 51.6% in the previous year.
Operating Results Rp trillion 4
0
2.81
2.62
2 0.88
01
Equity Income
1.67
02 Operating Profit
Meanwhile, sales of automobiles by Astra Group declined from 138,192 units in 2001 to 135,740 units in 2002, with a corresponding decline in the Company’s domestic market share to 42.7%, from 46.1% in 2001. The decline in unit sales of automobiles by the Company can be attributed to the weaker demand for diesel-engine cars, following the significant hike in diesel fuel prices in 2002, and the increasing demand for mini-class vehicles, which are not a major part of the Company’s product line.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 16
Kinerja Keuangan Perekonomian Indonesia pada tahun 2002 kembali mencatat pertumbuhan yang lamban, hanya sebesar 3,4%, di tengah ketidakpastian pemulihan ekonomi global serta memburuknya iklim investasi. Sektor pembelanjaan konsumen masih merupakan penggerak utama pertumbuhan perekonomian, sementara investasi baru terus mengalami tekanan akibat semakin berkurangnya kepercayaan kalangan investor. Di lain pihak, upaya reformasi struktural, kebijakan ekonomi makro yang sehat serta kestabilan politik di bawah pemerintahan Presiden Megawati telah berdampak positif terhadap mata uang rupiah, menyebabkan penurunan suku bunga serta tingkat inflasi. Kurs rupiah membaik dari kisaran Rp 10.400 per Dollar AS pada tahun 2001 menjadi Rp 8.940 pada
Kondisi yang cukup baik tersebut memberikan kontribusi terhadap membaiknya kinerja Astra, yang berhasil membukukan penghasilan bersih sebesar Rp 30,7 triliun pada tahun 2002, meningkat sebesar Rp 0,6 triliun dari penghasilan bersih sebesar Rp 30,1 triliun tahun 2001. Kenaikan ini terutama diakibatkan oleh kontribusi dari sektor sepeda motor, jasa keuangan dan agribisnis.
penjualan mobil dan komponen, yang dikompensasi oleh peningkatan penjualan sepeda motor. Volume penjualan sepeda motor meningkat 54,2% dari 932.178 unit di tahun 2001 menjadi 1.437.068 unit di tahun 2002. Perseroan menjual sebanyak 28,6% dari total penjualan tersebut melalui jaringan dealer Perseroan. Penjualan sepeda motor Honda oleh PT Astra Honda Motor mencapai angka tertinggi pada tahun 2002, dengan peningkatan pangsa pasar dari 51,6% menjadi 57,4% dari seluruh merek sepeda motor yang dijual di pasar domestik.
Penghasilan bersih Divisi Otomotif pada tahun 2002 sedikit menurun menjadi Rp 25,4 triliun dari Rp 25,6 triliun tahun 2001, hal ini disebabkan menurunnya pendapatan dari
Sementara itu, volume penjualan mobil oleh Grup Astra menunjukkan sedikit penurunan dari 138.192 unit di tahun 2001 menjadi 135.740 unit tahun 2002, diikuti penurunan pangsa pasar
tahun 2002, sementara suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) menurun dari 17,62% tahun 2001 menjadi 12,99% tahun 2002.
Revenues from the component division also declined due to the divestment of PT Adiwira Presisi Industri in August 2002, as well as the sale of 1% ownership in PT GS Battery Inc. in 2001, reducing group ownership to 50%, so that the results are no longer consolidated into PT Astra Otopart’s 2002 financial statement. Net revenues from the Financial Services Division rose in line with the increase in the sale of motorcycles. The number of motorcycles financed grew by 58% from 268,816 units in 2001 to 424,713 units in 2002, which compensated for the 13.1% decline in automobile financing to 56,194 units in 2002. Revenues from the Agribusiness Division benefited from an increase in sales volume as well as from higher Crude Palm Oil (CPO) prices during 2002. Sales volume of CPO grew 6.7% to 465,212 tonnes in 2002 compared to 436,087 tonnes in 2001, while the average sales price of CPO rose 40.4% from Rp 2,192/kg to Rp 3,077/kg in 2002. Gross profit in 2002 amounted to Rp 6.6 trillion, representing an increase of 17.1% from a gross profit of Rp 5.7 trillion in 2001. Gross profit margin also improved to 21.6% in 2002, compared with 18.8% in the previous year. The improvement in gross profit margin was attributable to: a higher gross profit from the Automotive Division due to lower costs for materials as a result of the stronger rupiah exchange rates relative to the US dollar and Japanese yen; from the Agribusiness Division due to the higher CPO prices; and from the Financial Services Division due to lower costs of funding as well as the increase in joint financing. Operating expenses in 2002 grew by approximately 25.8% to Rp 3.8 trillion, from Rp 3.0 trillion during the corresponding period in 2001. The increase in operating expenses largely reflected increases in advertising and promotion costs, sales commissions paid and other expenses related to marketing activities undertaken in line with increased market competition. Operating profit in 2002 amounted to Rp 2.8 trillion, compared to Rp 2.6 trillion in 2001. The increase in operating profit reflects the increase in operating margin from 8.7% to 9.2%, due to stronger operating results from the Agribusiness and the Financial Services Division. Equity in net income of affiliated companies rose to Rp 1.7 trillion in 2002, compared to Rp 875 billion in 2001, or an increase of approximately 91%. The increase reflects the improved performance by PT Astra Honda Motor, as well as the gain in foreign exchange translation at PT Astra Daihatsu Motor and PT United Tractors Tbk, compared to a foreign exchange translation loss recorded the previous year.
domestik dari 46,1% menjadi 42,7%. Penurunan volume penjualan mobil disebabkan oleh melemahnya permintaan akan kendaraan bermesin diesel menyusul kenaikan harga solar yang cukup substansial, serta meningkatnya permintaan untuk kendaraan kecil yang bukan merupakan produk utama Perseroan.
Laba kotor tahun 2002 adalah sebesar Rp 6,6 triliun, meningkat 17,1% dari Rp 5,7 triliun tahun 2001. Marjin laba kotor meningkat menjadi 21,6% pada tahun 2002 dibandingkan 18,8% pada tahun sebelumnya. Kontribusi peningkatan marjin laba kotor berasal dari Divisi Otomotif akibat penurunan biaya pembelian material produksi sejalan dengan menguatnya Rupiah terhadap Dollar AS maupun Yen Jepang; dari Divisi Agribisnis akibat kenaikan harga jual CPO; serta dari Divisi Jasa Keuangan akibat biaya pendanaan yang lebih rendah dan peningkatan pada pola pembiayaan bersama. Beban usaha pada tahun 2002 meningkat sebesar 25,8% menjadi Rp 3,8 triliun, dari Rp 3,0 triliun tahun
Laporan Manajemen
ASTRA INTERNATIONAL 2002 17
Pendapatan dari Divisi Komponen mengalami penurunan akibat divestasi PT Adiwira Presisi Industri pada bulan Agustus 2002, serta penjualan 1% kepemilikan saham di PT GS Battery Inc. di tahun 2001. Dengan kepemilikan sebesar 50%, hasil-hasil operasional PT GS Battery Inc. tidak lagi dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan PT Astra Otoparts Tbk tahun 2002.
Penghasilan bersih Divisi Jasa Keuangan meningkat sejalan dengan peningkatan penjualan sepeda motor. Jumlah transaksi pembiayaan pembelian sepeda motor meningkat 58% dari 268.816 unit di tahun 2001 menjadi 424.713 unit tahun 2002, sementara transaksi pembiayaan pembelian mobil pada tahun 2002 menurun 13,1% menjadi 56.194 unit. Penghasilan Divisi Agribisnis meningkat berkat kenaikan volume produksi maupun harga jual CPO pada tahun 2002. Volume penjualan CPO meningkat 6,7% menjadi 465.212 ton tahun 2002, dibandingkan 436.087 ton tahun 2001, sementara harga ratarata CPO naik 40,4% dari Rp 2.192 per kg menjadi Rp 3.077 per kg, pada tahun 2002.
Net other income in 2002 amounted to Rp 1.3 trillion, against net other expenses of Rp 1.5 trillion in 2001. The increase in other income is the result of lower interest expenses paid in 2002 due to declining interest rates and lower debt liabilities, a gain in foreign exchange translation due to the more favorable rupiah/dollar exchange rate in 2002 and extraordinary gains on the Pramindo sale and the debt buyback in Surya Artha Nusantara Finance and Federal Superior Chain Manufacturing. Net income for Astra amounted to Rp 3.6 trillion in 2002, representing an increase of approximately 331% compared with net income of Rp 845 billion booked in 2001. This was largely due to increases in operating profits, equity in net income of affiliated companies, foreign exchange translation gains and lower interest expense.
Financing Charges Rp billion 1,500 1,000
1,277 985
892
500 0 (500) (1,000)
(1,144)
(1,500)
02
01
Interest Expense Loss / (Gain) on Forex
Debt Restructuring Terms and Conditions In December 2002, a comprehensive debt restructuring plan was negotiated and approved by the creditors. The terms and conditions of the plan are as follows: Maturity Date
: : Margin above SIBOR : Creditor Control : Cost : Schedule of Payment : Asset Sales Proceeds : :
Series II – 1 year extension Series III – no extension 325 bps increasing by 25 bps per year monitoring remains with greater flexibility restructuring cost – 25 bps quarterly before release date –75% for debt installment after release date – 60% for debt installment
Net Income Rp billion
4,000 3,637
3,000 2,000 1,000 845
0
01
02
If it is unable to refinance the outstanding debt before 30 June 2006, the Company has the option to extend the due date for Series II and Series III until 30 June 2009. An additional fee of 112.5 bps will be paid to lenders for this extension.
2001. Peningkatan beban usaha terutama mencerminkan kenaikan pada pos biaya iklan dan promosi, komisi penjualan dan biaya pemasaran lainnya seiring dengan persaingan pasar yang semakin ketat.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 18
Laba usaha tahun 2002 adalah sebesar Rp 2,8 triliun, dibandingkan Rp 2,6 triliun pada tahun 2001. Peningkatan laba usaha mencerminkan peningkatan marjin usaha dari 8,7% menjadi 9,2%, disebabkan oleh kinerja yang menguat dari Divisi Agribisnis dan Jasa Keuangan. Bagian laba bersih perusahaan afiliasi meningkat sekitar 91% menjadi Rp 1,7 triliun tahun 2002, dari Rp 875 miliar tahun 2001. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya kinerja PT Astra Honda Motor serta dibukukannya laba selisih kurs pada
PT Astra Daihatsu Motor dan PT United Tractors Tbk, dibandingkan dengan kerugian selisih kurs pada tahun sebelumnya. Perseroan membukukan pendapatan lain-lain bersih sebesar Rp 1,3 triliun pada tahun 2002, dibandingkan beban lain-lain bersih sebesar Rp 1,5 triliun tahun 2001. Hal ini disebabkan oleh beban keuangan yang lebih rendah akibat tingkat suku bunga maupun posisi hutang yang lebih rendah, pendapatan selisih kurs akibat menguatnya Rupiah terhadap Dollar AS, dan pendapatan dari penjualan Pramindo serta pembelian kembali hutang pada PT Surya Artha Nusantara Finance dan PT Federal Superior Chain Manufacturing. Laba bersih Astra mencapai Rp 3,6 triliun pada tahun 2002, yaitu meningkat 331% dibandingkan laba
bersih tahun 2001 sebesar Rp 845 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pada laba usaha, bagian laba bersih perusahaan afiliasi, pendapatan selisih kurs serta akibat biaya bunga yang lebih rendah.
Restrukturisasi Hutang Kerangka Restrukturisasi Pada bulan Desember 2002 Perseroan berhasil menyelesaikan negosiasi penjadwalan hutang Perseroan, dan telah mendapatkan persetujuan kreditur. Persyaratan dan kondisi restrukturisasi hutang adalah sebagai berikut: • Masa Jatuh Tempo : Seri II - satu tahun perpanjangan Seri III - tidak ada perpanjangan
Debt Amortisation Schedule Series II & III
Monitoring by Creditors Under the new debt restructuring plan, monitoring by creditors will occur as follows: • Cash Sweep mechanism • Formation of an operational account under the title Supplementary Account with funds from the new equity issuance, as well as from the company’s portion of the proceeds of assets sale. The use of this account is at the discretion of the Company. • Formation of a Mandatory Prepayment Account for assets sale proceeds. All funds in this account will be allocated to the debt payment of Series II and III.
Seri II Year
Debt Restructurization (USD mio) 1999
2002
02 20% = 149
10% = 75
03 25% = 186
13% = 97
04 25% = 186
13% = 97
05 25% = 186
13% = 97 Refinancing
06
11.3% = 84
07
11.3% = 84
08
11.3% = 84
09
Remaining = 88
Capital Expenditure
cut off
Under the 1999 plan, the maximum annual capital expenditure limit was USD 15 million. The new plan will allow for up to USD 20 million to be released annually, except for 2003 when USD 42 million will be the maximum figure.
Seri III Year
Debt Buyback
Debt Restructurization (USD mio) 1999
The 2002 debt restructuring plan also allows for flexibility in any Company buy-back of Series II and III with a discount. The funding for this can be sourced from the Supplementary Account and the existing sinking fund for Series III payment. Prior to 30 June 2006, the Company may decide which series of debt it would like to purchase. The Company must provide a progress report regarding this debt buyback to Creditors.
2002
02
0
0
03
0
0
04
0
0
05
0
0
Refinancing
06 100% = 180
12.24% = 22
cut off
07
28.91% = 53
08
28.91% = 53
09
Remaining = 55
Margins of Series II & III Seri II
Seri III
5.0%
5.00%
7.0%
5.00% 4.75% 4.50%
4.0%
6.50% 6.50%
6.50%
6.50%
6.0%
Extension fee of 1.125%
4.00%
6.50% 6.0%
3.75%
5.0%
Restructuring fee of 0.25%
3.50%
2.75%
Restructuring fee of 0.25%
1999 Series II Margins
• Marjin diatas SIBOR : 325 bps meningkat 25 bps per tahun • Pengawasan Kreditur : Pengawasan tetap dilakukan namun dengan lebih banyak fleksibilitas • Biaya : Biaya restrukturisasi - 25 bps • Jadwal Pembayaran : Secara triwulanan • Hasil Penjualan Aset : Sebelum release date - 75% untuk pelunasan hutang Setelah release date - 60% untuk pelunasan hutang
4.0% Series III Fixed Rate
2004
2005
3.0%
Series III Margin
2006
2007
2008
2009
Pengawasan Kreditur Pengawasan oleh kreditur dilakukan melalui: • mekanisme cash sweep • Pembentukan akun operasional dengan nama Supplementary Account dengan sumber dana dari hasil bersih penerbitan saham baru dan bagian Perseroan dari hasil penjualan aset. Dana Supplementary Account dapat dipergunakan sesuai kebijaksanaan Perseroan. • Pembentukan akun dengan nama Mandatory Prepayment Account dengan sumber dana dari hasil bersih penjualan aset. Seluruh jumlah dana dalam akun ini diperuntukkan bagi pelunasan hutang Seri II dan Seri III.
Pengeluaran Barang Modal Pada restrukturisasi tahun 1999, maksimum pengeluaran barang modal
2.0% 2002 2003 2004 2005 2006
2002 2003 2004 2005
adalah US$ 15 juta, sedangkan di bawah pola yang baru, diperbolehkan pengeluaran barang modal maksimum US$ 20 juta setiap tahun, kecuali untuk tahun 2003 dimana diperbolehkan maksimum US$ 42 juta.
Pembelian Kembali Hutang Restrukturisasi hutang tahun 2002 juga memberikan fleksibilitas kepada Perseroan untuk melakukan pembelian kembali hutang Seri II dan Seri III dengan diskon terhadap nilai nominalnya, sedangkan untuk sumber pendanaan dapat diambil dari Supplementary Account serta dari dana sinking fund Seri III yang telah terbentuk. Sebelum 30 Juni 2006, Perseroan dapat menentukan hutang mana yang akan dibeli kembali. Pembelian kembali hutang ini harus dilaporkan kepada kreditur Perseroan.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 19
Apabila Perseroan tidak dapat membiayai kembali hutangnya pada tanggal 30 Juni 2006, Perseroan memiliki opsi untuk memperpanjang masa jatuh tempo untuk hutang Seri II dan Seri III sampai dengan 30 Juni 2009, dengan biaya perpanjangan sebesar 112,5 bps.
4.50%
2002 Series II Margins
3.0% 2003
4.25% 4.00%
2.0% 2002
4.75%
5.0% 4.0%
3.25% 2.75%
Extension fee of 1.125%
4.25%
3.75%
3.0%
7.0%
Milestones in 2002
Launch of AstraWorld On 8 February 2002, the Company launched the AstraWorld program, intended as a means of developing the company-customer relationship. AstraWorld will be a support facility for the company’s distribution networks, providing more convenience to customers at all stages of their transaction, from choosing what to buy, to arranging payment, to getting aftersales service. The establishment of AstraWorld is part of the Company’s strategy to maintain its market leadership, cultivate customer loyalty, and at the same time provide a potential platform for increased revenues. Among some of the AstraWorld services currently in operation are the Emergency Roadside Assistance program, the customer call center, credit card and other services.
Divestment of Pramindo A Memorandum of Understanding was signed between PT Astratel Nusantara (a subsidiary of the Company) and PT Telkom Indonesia (Telkom) on 20 February 2002, concerning Telkom’s
ASTRA INTERNATIONAL 2002 20
Peluncuran AstraWorld Pada tanggal 8 Februari 2002, Perseroan meluncurkan program AstraWorld sebagai sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada pelanggan. AstraWorld dirancang untuk menjadi sarana pendukung bagi jaringan distribusi Perseroan, dengan pelayanan yang lebih memberikan kenyamanan pada konsumen dan pelanggan di tiap tahap transaksi, mulai dari pemilihan dan pembelian kendaraan sampai pada layanan purna-jual. AstraWorld merupakan bagian dari strategi Perseroan dalam rangka mempertahankan posisi kepemimpinan pasar dan kesetiaan pelanggan serta menyediakan potensi tambahan untuk peningkatan pendapatan. Di antara bentuk pelayanan AstraWorld yang saat ini telah tersedia adalah Emergency Roadside Assistance, Call Center, layanan kartu kredit dan beberapa lainnya.
Divestasi Pramindo Pada tanggal 20 Februari 2002 telah ditandatangani Nota Kesepahaman antara PT Astratel Nusantara (anak perusahaan Perseroan) dengan PT Telkom Indonesia (Telkom) berkaitan dengan pembelian 35% saham Astratel di PT Pramindo Ikat
purchase of Astratel’s 35% shareholding in PT Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo). Telkom will purchase all the shares (100% equity) in Pramindo with a transaction value of USD 381 million. The share purchase will be conducted in three tranches, the first of which (involving 30% of Pramindo shares) was settled in August 2002. The second and third tranches of the transaction for 15% and 55% will be settled in 2003 and 2004.
Annual General Meeting of Shareholders
Daihatsu Business Restructuring On 5 August 2002, Daihatsu Motor Co., Ltd (DMC) signed an agreement to make a capital injection of Rp 427.5 billion in PT Astra Daihatsu Motor (ADM), which will be used to further develop Daihatsu’s Indonesian business activities through ADM. Following the capital injection, the Company shareholding in ADM was diluted from its present 50% to 31.87%, while DMC shareholding increased from 40% to 61.75%.
On 25 June 2002, the Company held its Annual General Meeting of Shareholders, which resulted in the following resolutions: • Approval of the annual report and ratification of the annual accounts for fiscal 2001. • Approval of the appointment of the members of the BOD and BOC of the Company as mentioned in Corporate Data section of this Annual Report. • Approval of the appointment of the public accounting firm of Drs. Hadi Sutanto & Rekan to audit the financial statements for the year 2002.
Divestment of Sumalindo
Nusantara oleh Telkom, dimana Telkom akan membeli seluruh kepemilikan saham Pramindo (100% ekuitas) dengan nilai transaksi keseluruhan sebesar US$ 381 juta. Pembelian saham Astratel akan dilakukan dalam tiga tahap dimana tahap pertama (meliputi 30% saham Pramindo) telah diselesaikan pada bulan Agustus 2002. Transaksi tahap kedua (15%) dan ketiga (55%) akan dilaksanakan masingmasing tahun 2003 dan 2004.
Restrukturisasi Bisnis Daihatsu
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan Perseroan telah diselenggarakan pada tanggal 25 Juni 2002, dengan beberapa keputusan antara lain sebagai berikut: • Menyetujui Laporan Tahunan dan mengesahkan Perhitungan Tahunan Perseroan untuk tahun buku 2001. • Menyetujui pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan yang nama-namanya sebagaimana disebutkan pada bagian Data Perseroan dalam laporan tahunan ini. • Menunjuk Kantor Akuntan Publik Drs Hadi Sutanto & Rekan untuk melakukan audit atas laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku 2002.
As part of its long-term strategy to focus on its core businesses, on 19 August 2002 the Company sold its entire 74.56% interest in PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk to PT Sumber Graha Sejahtera for an aggregate sum of Rp 13.9 billion.
Pada tanggal 5 Agustus 2002, Daihatsu Motor Co., Ltd (DMC) telah menandatangani perjanjian untuk melakukan penyuntikan modal senilai Rp 427,5 miliar kepada PT Astra Daihatsu Motor (ADM), untuk lebih memperkuat ADM dalam mengembangkan bisnis Daihatsu di Indonesia. Dengan penyuntikan modal tersebut, kepemilikan Perseroan di ADM terdilusi dari 50% menjadi 31,87%, sedangkan saham DMC meningkat dari 40% menjadi 61,75%.
Divestasi Sumalindo Sebagai bagian dari strategi jangka panjang Perseroan untuk memfokuskan pada bisnis utamanya, pada tanggal 19 Agustus 2002 Perseroan mendivestasikan seluruh sahamnya (74,56%) di PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk kepada PT Sumber Graha Sejahtera senilai Rp 13,9 miliar.
Awards 2002 In 2002, Astra has demonstrated its achievement as one of the best managed corporations in Asia through several award winners. Melalui beberapa penghargaan yang diterima di tahun 2002, Astra telah menunjukkan keberhasilannya menjadi salah satu perusahaan terbaik di Asia.
Debt Restructuring
Rights Issue
On 12 December 2002, the Company received the approval of its creditors committee for its debt restructuring plan. This restructuring resulted in: • a more favorable debt amortization schedule • a lower interest rate margin • increased flexibility in capital expenditure spending for operational and business development • increased flexibility in the use of proceeds from asset disposal • allowance of the disbursement of dividends before release date • increased flexibility in effecting a discounted debt buy-back of its Series II and Series III debts.
On 20 December 2002, the Extraordinary General Meeting of Shareholders of the Company approved the issue of new shares from the Company’s authorized share portfolio. The Rights Issue was completed in January 2003 and raised total proceeds of Rp 1.405 trillion or approximately USD 158 million (using an exchange rate of Rp 8,871 to USD 1). An additional 1,404,780,175 new shares have been issued, bringing the total issued shares to 4,013,658,116 from 2,608,877,467.
Restrukturisasi Hutang Perseroan Pada tanggal 12 Desember 2002 Perseroan telah memperoleh persetujuan dari para krediturnya untuk merestrukturisasi hutangnya. Hasil dari restrukturisasi hutang ini adalah: • jadwal amortisasi hutang yang lebih terjangkau • suku bunga yang lebih rendah • fleksibilitas pendanaan barang modal untuk pengembangan operasi dan usaha Perseroan • fleksibilitas dalam penggunaan dana hasil penjualan aset • Memungkinkan pembayaran dividen sebelum tanggal ”Release Date” • fleksibilitas dalam melakukan pembelian kembali hutang Seri II dan Seri III dengan diskon.
Pada tanggal 20 Desember 2002, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan telah menyetujui Penawaran Umum Terbatas II (“PUT II”) dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu (HMETD). Pelaksanaan PUT II dilakukan pada bulan Januari 2003 dimana terkumpul dana sebesar Rp 1,405 triliun atau setara sekitar US$ 158 juta (dengan kurs Rp 8.871/US$). Berdasarkan PUT II telah diterbitkan 1.404.780.175 saham biasa atas nama, sehingga jumlah saham yang dikeluarkan Perseroan bertambah dari semula sebanyak 2.608.877.467 saham menjadi sebanyak 4.013.658.116 saham. Seluruh dana yang diperoleh dalam PUT II setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi akan digunakan untuk keperluan sebagai berikut : • Sekitar 40% dari dana bersih (net proceeds) dicadangkan untuk membayar hutang pokok Perseroan beserta bunga; • Sekitar 26% dari dana bersih dicadangkan untuk penambahan penyertaan pada PT United Tractors Tbk sesuai dengan peraturan pasar modal yang berlaku. • Sekitar 34% akan tersedia untuk kebutuhan modal kerja, pengeluaran barang modal dan pembelian kembali hutang dengan diskon.
Jejak Langkah 2002
• Rank 1 for High Quality Services / Products • Rank 1 for Long Term Vision • Rank 2 for Companies that Others Try to Emulate
Finance Asia Award 2002 Asia’s Best Companies 2002 • Rank 1 for Best Investor Relations • Rank 1 for Strongest Commitment to Enhancing Shareholder Value • Rank 1 for Company Most Committed to Corporate Governance • Rank 2 for Best Managed Company • Rank 2 for Best Financial Management
e-Company Award 2002 Trophy The 2nd E-Business Implementation in Manufacturing Category
Investor Awards 2002 The Best Listed Company in Various Industry Sector
IMAC Award 2002 Certificate The Best Corporate Image in Automotive Category
ASTRA INTERNATIONAL 2002 21
Penawaran Umum Terbatas II
The Rights Issue proceeds after deduction of costs will be allocated for the following purposes: • Approximately 40% of the net proceeds will be available to meet principal and interest payments. • 26% will be available for additional investment in United Tractors. • 34% will be available for working capital, capital expenditure and debt repurchases at a discount.
200 Far Eastern Economic Review Trophy Asia’s Leading Companies 2002-2003
Corporate Governance As part of the Company’s policy to improve performance and maximise corporate value, it has always endeavoured to implement good corporate governance principles in compliance with current standards and regulations. The Board of Directors and the Board of Commissioners are expected to perform their duties and functions professionally, transparently and responsibly with due consideration of the interests of the Company, its shareholders and stakeholders. The Company has established several committees and organization functions which are charged with improving the effectiveness of corporate governance activities, including the Audit Committee, the Remuneration and Nomination Committee, the Executive Committee, the Risk Management Group and the Internal Audit Department. As part of the focus on good corporate governance principles, in 2001 the Company revised the 1985 edition of its Guidelines on Business and Work Ethics. This book sets out the ethical principles to be followed by the Company and its employees, including in dealing with third parties. By implementing business and work ethics, the Company requires that all of its employees be professional and responsible in their support of the Company’s interaction with the public. The Company conducted a survey at the end of 2002 to determine the effectiveness of controls, the extent of business and work ethics compliance, environment, health and safety regulations (“EHS”) compliance, and the fair treatment of employees in the Astra Group. The survey confirmed that all of these policies have been properly implemented, with a strong commitment throughout the Group . A number of business units have also received ISO certification confirming the quality of their operational procedures. The focus on green company activities at Astra continued in 2002 with improvement programs and EHS training for Person and Executive-In-Charge. The Company also produced a Guide Book on Management of Green Companies, which is available to the public. During 2002, the Board of Directors held regular weekly meetings, while the Board of Commissioners met 4 times, and 2 general meetings of shareholders (“GMOS”) were held. The Board of Directors and Board of Commissioners together made strategic decisions on corporate actions on such matters as debt restructuring, rights issues, business restructuring and divestment.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 22
Sebagai bagian dari kebijakan formal Perseroan dalam rangka meningkatkan kinerja serta memaksimalkan nilai perusahaan, Perseroan senantiasa menerapkan prinsip tata kelola perusahaan sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku. Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan melakukan tugas dan fungsinya secara profesional, terbuka dan bertanggung jawab, serta dengan memperhatikan kepentingan Perseroan, pemegang saham dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder). Dalam rangka meningkatkan efektivitas tata kelola perusahaan yang baik, Perseroan telah membentuk beberapa komite maupun unit fungsional seperti Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi, Komite Eksekutif, Grup Manajemen Risiko dan Departemen Audit Internal. Pada tahun 2001, Perseroan telah melakukan revisi atas buku Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja yang pertama kali dikeluarkan pada tahun
1985. Buku ini mengatur prinsipprinsip etis bagi Perseroan dan seluruh karyawannya, termasuk dalam berinteraksi dengan pihak ketiga. Dengan menerapkan etika bisnis dan kerja yang baik, diharapkan perilaku yang profesional dan bertanggung jawab dari seluruh karyawan Perseroan dalam mendukung interaksi Perseroan dengan masyarakat. Di penghujung tahun 2002, Perseroan mengadakan suatu survei untuk meneliti efektivitas fungsi kontrol, kepatuhan terhadap etika bisnis dan etika kerja, kepatuhan terhadap peraturan di bidang lingkungan hidup, kesehatan dan keselamatan kerja (LH&K3) serta perlakuan yang wajar terhadap karyawan di Grup Astra. Hasil dari survei tersebut mengkonfirmasikan bahwa seluruh kebijakan tersebut telah diterapkan dengan penuh komitmen di lingkungan kelompok perusahaan Astra. Beberapa unit usaha juga telah memperoleh sertifikasi ISO yang mencerminkan kualitas operasional mereka.
Fokus pada kegiatan dalam rangka “Green Company” terus berlanjut di tahun 2002 melalui program-program peningkatan kualitas dan pelatihan LH&K3 untuk Person-in-Charge dan Executive-in-Charge. Perseroan juga menerbitkan buku Panduan Pengelolaan Green Companies, yang juga tersedia untuk umum. Selama tahun 2002, rapat Direksi diadakan setiap minggu secara teratur, sementara rapat Dewan Komisaris diadakan sebanyak empat kali, dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) diadakan dua kali. Direksi Perseroan dan Dewan Komisaris bersama-sama mengambil keputusan yang bersifat strategis mengenai tindakan korporasi seperti restrukturisasi hutang, penerbitan saham baru, restrukturisasi usaha dan divestasi usaha. Jumlah gaji dan remunerasi lain yang diterima oleh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dan anak perusahaan pada tahun 2002 mencapai Rp 155 miliar.
In 2002, the Board of Directors and the Board of Commissioners of the Company and its subsidiaries received a total of Rp 155 billion in salaries and other forms of compensation. At the Annual GMOS held on 25 June 2002, Mr. T.P. Rachmat, Mr. Benny Subianto, Ms. Sri Mulyani Indrawati, Mr. Benjamin Arman Suriadjaya and Mr. Juwono Sudarsono were appointed as Independent Commissioners.
The Board of Commissioners contains several committees: 1. Remuneration and Nomination Committee The Remuneration and Nomination Committee holds periodic meetings to set the remuneration policy, and determine the bonus formula and the distribution of duties among the members of the Board of Directors. It also reviews potential executives (excluding Directors) of the Company. The current Remuneration and Nomination Committee is chaired by Mr. Philip Eng and includes Mr. Anthony Nightingale, Ms. Vimala Menon, Mr. T.P. Rachmat, Mr. Budi Setiadharma and Mr. Michael D. Ruslim.
2. Executive Committee The Executive Committee holds monthly meetings to review major business decisions to be taken by the Company that require Board of Commissioners’ approval. It also reviews the operational and financial performance of the Company and Astra Group in general, and inspects the annual budget and quarterly outlook of the Company. The current Executive Committee is chaired by Mr. Philip Eng and includes Mr. Anthony Nightingale, Ms. Vimala Menon, Mr. Neville Venter, Mr. T.P. Rachmat, Mr. Budi Setiadharma, Mr. Michael D. Ruslim, Mr. Kour Nam Tiang and Mr. John Slack.
3. Audit Committee The current Audit Committee is chaired by Mr. Benny Subianto and includes Mr. Jusuf Halim and Mr. Patrick Alexander. The activities of the Audit Committee are set out separately in the section of Audit Committee. The Company, during 2002, held an Analysts Gathering, a Public Exposé and a workshop with capital market journalists. The Company also participated in an investor forum held in Hong Kong in May 2002. Information on the Company is available at www.astra.co.id. Previous annual reports, press releases and other important information about the Company are available at this site.
Dalam RUPS yang diadakan tanggal 25 Juni 2002, telah diputuskan pengangkatan Bpk. T.P. Rachmat, Bpk. Benny Subianto, Ibu Sri Mulyani Indrawati, Bpk. Benjamin Arman Suriadjaya dan Bpk. Juwono Sudarsono sebagai Komisaris Independen.
Dewan Komisaris Perseroan membawahi beberapa komite sebagai berikut: 1. Komite Remunerasi dan Nominasi
2. Komite Eksekutif Komite Eksekutif mengadakan pertemuan bulanan untuk mengkaji berbagai keputusan bisnis utama yang harus diambil oleh Perseroan dan memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. Komite juga melakukan pengkajian terhadap kinerja keuangan dan operasional dari Perseroan dan Grup Astra secara umum, serta memeriksa anggaran tahunan dan rencana usaha triwulanan Perseroan. Saat ini, Komite Eksekutif diketuai oleh Bpk. Philip Eng, dengan Bpk. Anthony Nightingale, Ibu Vimala Menon, Bpk. Neville Venter, Bpk. T.P. Rachmat, Bpk. Budi Setiadharma, Bpk. Michael D. Ruslim, Bpk. Kour Nam Tiang dan Bpk. John Slack sebagai anggota.
3. Komite Audit Komite Audit saat ini diketuai oleh Bpk. Benny Subianto dengan anggota Bpk. Jusuf Halim dan Bpk. Patrick Alexander. Kegiatan Komite Audit diperinci tersendiri dalam bab Komite Audit. Selama tahun 2002, Perseroan mengadakan masing-masing satu kali acara Analyst Gathering, Paparan Publik dan lokakarya dengan jurnalis peliput pasar modal. Perseroan juga ikut serta pada suatu forum investor di Hong Kong pada bulan Mei 2002. Informasi mengenai Perseroan dapat diperoleh melalui situs web www.astra.co.id, termasuk laporan tahunan tahun-tahun sebelum ini, siaran pers dan lain-lain informasi penting mengenai Perseroan.
Tata Kelola Perusahaan
ASTRA INTERNATIONAL 2002 23
Komite Remunerasi dan Nominasi mengadakan pertemuan secara berkala untuk menetapkan kebijakan mengenai remunerasi, formulasi bonus dan pembagian tugas di antara anggota Direksi. Komite ini juga mengkaji pejabat eksekutif (selain Direksi) Perseroan yang memiliki potensi. Saat ini, Komite Remunerasi dan Nominasi diketuai oleh Bpk. Philip Eng, dengan Bpk. Anthony Nightingale,
Ibu Vimala Menon, Bpk. T.P. Rachmat, Bpk. Budi Setiadharma dan Bpk. Michael D. Ruslim sebagai anggota.
Business Segment Information Net Income for Each Division Laba Bersih per Divisi
10.0% Infrastructure Division & Others
1.5% 4.3%
IT Division
Agribusiness Division
4.3%
Heavy Equipment Division
15.6% Financial Services Division
64.3% Automotive Division
Divisional Revenue 2002
The sales of motorcycle increased by
(Rp trillion)
54.2% from total of 932,178 units sold in 2001 to 1,437,068 units in 2002, which was the highest achievement ever of Astra motorcycle division.
0.42 (1.4%) Woodbased
achieved
0.30 (1.0%) Heavy Equipment 1.65 (5.4%) Financial Services
2.03 (6.6%) Agribusiness
0.02 (0.1%) Others
0.83 (2.7%) Information Technology
Rp
30.7 trillion
in 2002, or increase by Rp 0.6 trillion compare to last year, with main contribution from motorcycle, financial services, and agribusiness.
Penjualan sepeda motor mengalami
Penjualan bersih konsolidasian Perseroan di
kenaikan sebesar 54,2% dari 932.178
tahun 2002 mencapai Rp 30,7 triliun atau
unit di tahun 2001, menjadi 1.437.068
mengalami kenaikan sebesar Rp 0,6 triliun
ditahun 2002, yang merupakan angka
dibanding tahun 2001, dengan kontribusi
pencapaian tertinggi yang pernah dicapai
utama dari sektor sepeda motor, jasa 25.44 (82.9%) Automotive
grup sepeda motor selama ini.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 24
The Company’s consolidated revenue
keuangan dan agribisnis.
Financial Services revenue increased
The Company’s consolidated net profit
Agribusiness revenue increased
from Rp 1.23 trillion in 2001 to Rp 1.65
increased significantly by
significantly by
trillion in 2002, or an improvement of
331%
43.3%
from Rp 845 billion in 2001 to
from Rp 1.42 trillion in 2001 to Rp 2.03
Rp 3.6 trillion in 2002.
trillion in 2002.
Pendapatan Divisi Jasa Keuangan
Laba bersih Grup Astra mencapai kenaikan
Pendapatan Divisi Agribisnis meningkat
meningkat dari Rp 1,23 triliun di tahun 2001
sebesar 331% dari Rp 845 miliar ditahun
signifikan sebesar 43,3% dari Rp 1,42
menjadi Rp 1,65 triliun di tahun 2002, atau
2001 menjadi Rp 3,6 triliun di tahun 2002
triliun di tahun 2001 menjadi Rp 2,03 triliun
34.5% peningkatan sebesar 34,5%.
di tahun 2002.
Revenues / Penghasilan Bersih Automotive / Otomotif 98
7,090
99
11,015
00
24,737
01
25,567
02
25,435 0
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
Rp billion / miliar
2,000
Rp billion / miliar
400
Rp billion / miliar
2,500
Rp billion / miliar
1,500
Rp billion / miliar
Financial Services / Jasa Keuangan 98
1,080
99
537
00
815
01
1,228
02
1,651 0
500
1,000
1,500
Heavy Equipment / Alat Berat * 98
160
99
202
00
251
01
292
02
299 0
100
200
300
* PT Traktor Nusantara only
Agribusiness / Agribisnis 98
850
99
937
00
1,141
01
1,417
02
2,031 0
500
1,000
1,500
2,000
98
1,298
99
1,340 635
00 01
714
02
829 0
250
500
750
1,000
1,250
Informasi Segmen Bisnis
ASTRA INTERNATIONAL 2002 25
Information Technology / Teknologi Informasi
The Automotive Division represents the core business of PT Astra International Tbk, contributing approximately 83% of Astra’s total consolidated revenue in 2002. The group is engaged in the production, sales and distribution of four and two-wheeled motor vehicles and motor vehicle components, as well as in providing after-sales service and maintenance services for every product offered.
Divisi Otomotif merupakan bisnis utama PT Astra International Tbk, dengan kontribusi sekitar 83% dari total pendapatan konsolidasi Perseroan pada tahun 2002. Bidang usaha Divisi Otomotif mencakup aktivitas manufaktur, penjualan dan distribusi kendaraan bermotor roda dua dan roda empat dan komponennya, serta layanan purna-jual dan pemeliharaan bagi setiap produk yang ditangani.
“Earnings increased by 40% ... mainly driven by excellent motorcycle performance”
ASTRA INTERNATIONAL 2002 26
“Penghasilan meningkat sebesar 40% … terutama melalui kontribusi dari grup sepeda motor”
1
Automotive Division
The Automotive Division recorded net revenues of Rp 25.4 trillion, accounting for 83% of the company’s consolidated revenues in 2002, compared to net revenues of Rp 25.6 trillion in 2001. In terms of unit sales, the company registered a strong 54.2% growth in motorcycle sales to 1.4 million units, while automobile sales declined slightly to 135,740 units from 138,192 units in 2001, due to the drop in sales of diesel fueled vehicles, and increasing competition. At year-end 2002, total network for automobiles and motorcycles stood at 376 and 282 respectively, of which the Company owned 147 and 40 branches. The Company has also initiated the “AstraWorld” program, designed to enhance service quality and achieve greater customer satisfaction. By the end of 2002, over 46,000 customers have already enjoyed the benefits from the AstraWorld membership programs.
Pada tahun 2002, Divisi Otomotif membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 25,4 triliun, yang merupakan 83% dari pendapatan konsolidasi Perseroan pada tahun tersebut. Pendapatan bersih Otomotif pada tahun 2001 adalah Rp 25,6 triliun. Volume penjualan sepeda motor meningkat pesat sebesar 54,2% menjadi 1,4 juta unit, sementara penjualan mobil sedikit menurun menjadi 135.740 unit dari 138.192 unit
pada tahun 2001, disebabkan oleh menurunnya pasar mobil bermesin disel serta meningkatnya persaingan. Hingga akhir tahun 2002, jumlah kantor cabang untuk mobil dan sepeda motor adalah masing-masing 376 dan 282, dimana Perseroan memiliki 147 kantor cabang untuk mobil dan 40 kantor cabang untuk sepeda motor.
Perseroan juga telah meluncurkan program “AstraWorld” guna lebih meningkatkan kualitas layanan demi kepuasan pelanggan. Pada akhir tahun 2002, lebih dari 46.000 konsumen produk Perseroan telah menikmati berbagai kemudahan melalui keanggotaan programprogram AstraWorld.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 27
Automobile Group The domestic market for automobiles in 2002 increased marginally to 317,761 units sold, compared to 299,629 units in 2001. Among the factors affecting market growth in 2002 were the fuel price hikes instituted by the government. In particular, the steep increases in diesel fuel from Rp 600 to Rp 1,550 per liter has affected demand for diesel-engine vehicles, of which the Company has a substantial market share. Total unit sales by the company in 2002 were 135,740 units, slightly down compared to 138,192 units in the previous year. This led to a corresponding decline in net sales revenue from Rp 20.6 trillion in 2001 to Rp 19.7 trillion in 2002. Sales of Toyota Kijang diesel-engines declined by 9,100 units. This was offset, however, by the increase in sales of gasoline-engine models of 12,260 units, resulting in an overall increase in Toyota sales to 84,313 units, from 80,144 units in 2001. PT Toyota-Astra Motor, Toyota’s manufacturing and sole distributor company, has achieved an outstanding performance in products and services. The Toyota Camry and Kijang were recognized as “Indonesian Car of the Year” and “Best MPV Car” respectively by Mobil Motor Magazine. Moreover, Toyota Kijang was also awarded as “Best Customer Satisfaction” in the non-sedan category by Indonesian Customer Satisfaction Award. Isuzu, which sells only diesel-engine models, recorded a drop in sales from 31,299 units in 2001 to 26,335 units in 2002. Daihatsu sales were relatively stable at 20,288 units, compared to 20,587 units in 2001. Sales of BMW and Peugeot went down to 2,013 units and 1,691 units respectively, from 2,758 units and 2,204 units in the previous year, in line with the downward trend in market demand for passenger cars in 2002, combined with increased competition. In 2002, the Company introduced several new models to its line of products, including a new Dyna truck, a new Camry, the new Peugeot 307 and BMW series 7, as well as making modifications to the Toyota Kijang models.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 28
Grup Mobil Pasar penjualan mobil domestik pada tahun 2002 hanya meningkat sedikit menjadi 317.761 unit, dibandingkan 299,629 unit tahun sebelumnya. Pertumbuhan pasar pada tahun 2002 dipengaruhi antara lain oleh kebijakan kenaikan harga BBM oleh pemerintah. Kenaikan harga solar dari Rp 600 menjadi Rp 1.550 per liter terutama telah berdampak pada penjualan mobil bermesin disel, dimana Perseroan memiliki pangsa pasar yang cukup besar.
Total volume penjualan mobil oleh Perseroan pada tahun 2002 adalah 135.740 unit, sedikit menurun dibandingkan 138.192 unit tahun sebelumnya. Hal ini berdampak pada menurunnya penjualan bersih dari Rp 20,6 triliun tahun 2001 menjadi Rp 19,7 triliun tahun 2002. Penjualan mobil Toyota Kijang bermesin disel berkurang sebanyak 9.100 unit, tetapi dikompensasi oleh peningkatan sebanyak 12.260 unit pada penjualan Kijang berbahan bakar bensin, sehingga secara
keseluruhan penjualan Toyota meningkat dari 80.144 unit pada tahun 2001 menjadi 84.313 unit tahun 2002. PT Toyota Astra Motor sebagai perusahaan manufaktur dan distributor tunggal merek Toyota telah mencapai prestasi yang mengesankan di sisi produk maupun layanan. Model Toyota Camry dan Kijang memperoleh penghargaan masing-masing sebagai “Indonesian Car of the Year” dan “Best MPV Car” dari majalah Mobil Motor. Toyota Kijang juga memperoleh “Best Customer Satisfaction” untuk kategori
Sales Unit TOYOTA
01 02
84,313 0
ISUZU
25,000
02 16,000
01
24,000
Isuzu’s market share decreased from 10.4% in 2001 to 8.3% in 2002.
32,000
Although Daihatsu Taruna sales volume decreased, it still dominated the SUV class.
20,587
02
20,288 8,000
16,000
24,000
01
Lower demand in passenger class resulted in a decline in BMW sales.
2,758
02
2,013 700
1,400
2,100
2,800
01
Lower demand in passenger class market resulted in decline in Peugeot sales.
2,204
02
1,691 0
NISSAN DIESEL
100,000
26,335 8,000
0
PEUGEOT
75,000
31,299
0
BMW
50,000
01 0
DAIHATSU
Toyota maintained its leading market share of 26.5%.
80,144
500
1,000
1,500
2,000
01
2,500
Sales volume was relatively stable.
1,200
02
1,100 0
350
700
1,050
1,400
“... diesel fuel cost hikes significantly affected Astra’s market share” “... peningkatan harga bahan bakar solar mengakibatkan perubahan pangsa pasar Astra”
Brand
Branch & Dealer
Toyota Isuzu Daihatsu BMW Peugeot Nissan Diesel
112 104 110 7 24 19
Total
376
Honda
282
non-sedan pada penghargaan “Indonesian Customer Satisfaction Award”.
Perseroan memperkenalkan beberapa tambahan pada lini produknya di tahun 2002, antara lain truk Dyna dan Toyota Camry model baru, Peugeot 307 dan BMW Seri 7, dan beberapa modifikasi pada model-model Toyota Kijang.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 29
Merek Isuzu, yang hanya menjual model-model bermesin disel, mencatat penurunan penjualan dari 31.299 unit tahun 2001 menjadi 26.335 unit tahun 2002. Penjualan merek Daihatsu relatif stabil dengan 20.288 unit tahun 2002 dibandingkan 20.587 unit tahun 2001. Penjualan merek BMW menurun dari 2.758 menjadi 2.013 unit, sementara merek
Peugeot menurun dari 2.204 menjadi 1.691 unit, seiring dengan kecenderungan menurunnya permintaan pasar untuk mobil penumpang di tahun 2002, serta persaingan pasar yang semakin ketat.
Export Markets Export sales in 2002 increased to Rp 1.82 trillion, compared to Rp 1.54 trillion in 2001, and was driven primarily by the strong sales of Toyota cars and components to Malaysia, Taiwan and Vietnam. Exports of Toyota Kijang in CBU increased from 144 to 183 units and in CKD form declined from 38,185 to 35,970 units (excluding in component parts) in 2002. In addition, 19,557 units of Toyota’s 7K and 6,000 units of 5K engine blocks were shipped in 2002, compared to 20,300 units and 5,880 units in 2001. In 2002, the Company also exported Rp 279 billion worth of Isuzu components to Philippines, and Rp 68 billion worth of Daihatsu components to Vietnam and Malaysia. Export sales of Isuzu and Daihatsu components were Rp 265 billion and Rp 64 billion in 2001.
Domestic Car Market 264,441 Units 2001 35,188 Units
291,080 Units 2002 26,714 Units Passenger Car
Commercial Car
Pasar Ekspor
ASTRA INTERNATIONAL 2002 30
Penjualan ekspor pada tahun 2002 meningkat menjadi Rp 1,82 triliun, dibandingkan Rp 1,54 triliun pada tahun 2001, terutama disebabkan oleh meningkatnya penjualan mobil dan komponen Toyota ke Malaysia, Taiwan dan Vietnam. Ekspor kendaraan Toyota Kijang dalam bentuk CBU (completely built up) meningkat dari 144 unit menjadi 183 unit, sementara ekspor unit CKD (completely knocked down) menurun dari 38.185 menjadi 35.970 unit (tidak termasuk bagian
komponen) pada tahun 2002. Selain itu, sebanyak 19.557 unit mesin 7K dan 6.000 unit mesin 5K telah di ekspor pada tahun 2002, dibandingkan 20.300 dan 5.880 unit masing-masing pada tahun 2001. Di tahun 2002 Perseroan juga melakukan ekspor komponen merek Isuzu senilai Rp 279 miliar ke Filipina, dan komponen merek Daihatsu senilai Rp 68 miliar ke Vietnam dan Malaysia. Ekspor komponen Isuzu dan Daihatsu di tahun 2001 tercatat masing-masing Rp 265 miliar dan Rp 64 miliar.
Market by Brand
100%
26.7%
26.5%
Toyota
22.1%
23.7%
Mitsubishi
20.0%
Suzuki
8.3%
Isuzu
7.2%
6.7%
Others
6.9%
6.4%
Daihatsu
3.8% 3.0% 2.2%
4.1% 2.6% 1.7%
Honda Hyundai KIA
2001
2002
75%
50% 17.7%
10.4%
25%
0%
Motorcycle by Brand
The strong growth in the domestic motorcycle market continued in 2002, with total sales of all motorcycles reaching 2.5 million units, up 39% from 1.8 million units sold in 2001. Sales of Honda motorcycles, the sole brand carried by Astra, were 1.4 million units in 2002, representing a 57% market share.
0.4 Kymco
0.2 Vespa 1.8 Kawasaki
Motorcycle Group
8.5 Others (Non AISI)
The “Honda Supra Series” remained the most popular product in 2002 while two new models in the 125 cc class - Honda “Karisma” and Honda “Kirana” - were introduced in August and October, adding to the range of Honda motorcycle models sold in Indonesia.
17.6 Suzuki 57.4 Honda 14.1 Yamaha
Honda’s dominant market share in Indonesia reflects product quality and a successful pricing strategy. In addition, Honda maintains an extensive service network throughout the country. At year-end 2002, these include some 959 sales outlets, 1,911 service stations and 3,121 spare part shops. Astra Honda Motor maintained its reputation as an outstanding company by being recognized with the “2002 Indonesian Best Brand Award” (IBBA) from Market Research Specialist (MARS) and SWA magazine.
“Gain in market share to 57% … highest ever sales volume” “Pangsa pasar meningkat menjadi 57% … mencapai rekor volume penjualan tertinggi”
Units 1,600,000
Dominasi merek Honda di pasar sepeda motor di Indonesia mencerminkan kualitas produk yang baik dan strategi harga yang berhasil. Selain itu, Honda memiliki jaringan layanan yang luas di seluruh Indonesia, yang sampai dengan akhir tahun 2002 mencakup 959 outlet penjualan, 1.911 bengkel pemeliharaan dan 3.121 toko suku cadang. PT Astra Honda Motor memperoleh penghargaan “Indonesian Best Brand Award 2002” dari Market Research Specialist (MARS) dan majalah SWA.
1,400,000
1,200,000
1,000,000
800,000
600,000
400,000
200,000
0
2001
2002
ASTRA INTERNATIONAL 2002 31
Seri produk Honda Supra masih menjadi pilihan yang paling populer di tahun 2002, sementara dua produk baru di kelas 125 cc yaitu Honda Karisma dan Honda Kirana diluncurkan masing-masing bulan
Honda Sales
1,437,068
Pertumbuhan yang pesat di pasar sepeda motor domestik terus berlanjut di tahun 2002, dengan total volume penjualan sepeda motor dari semua merek mencapai 2,5 juta unit, meningkat 39% dari 1,8 juta unit di tahun 2001. Penjualan merek Honda, satu-satunya merek sepeda motor yang ditangani Perseroan, tercatat sebesar 1,4 juta unit pada tahun 2002, atau 57% dari total pasar sepeda motor.
Agustus dan Oktober 2002, menambah ragam produk sepeda motor Honda di Indonesia.
932,178
Grup Sepeda Motor
Component Group PT Astra Otoparts Tbk (AOP), the flagship company of Astra’s component group, showed a relatively stable performance in 2002 with net sales of Rp 2,063 billion, compared to net sales of Rp 2,097 billion in 2001. Domestic sales of OEM (Original Equipment Manufacturer) parts and components grew 14.4% to Rp 633 billion, while sales of replacement parts in the domestic market increased by 5.8% to Rp 1,026 billion in 2002. Export sales on the other hand declined to Rp 403 billion in 2002, from Rp 575 billion in 2001, mainly due to the divestment of the company’s camera division in August. In terms of business segments, sales from trading activities contributed Rp 1,091 billion or 52.9% of total sales in 2002 compared to Rp 1,207 billon or 57.6% of total sales in 2001. Manufacturing activities recorded sales of Rp 972 billion or 47.1% of total sales in 2002, compared to Rp 890 billion or 42.5% of sales in 2001.
“Further develop retail and independent manufacturing ...” “Mengembangkan lebih jauh ritel dan manufaktur mandiri ...“
ASTRA INTERNATIONAL 2002 32
Grup Komponen Kinerja grup komponen di bawah PT Astra Otoparts Tbk (AOP) pada tahun 2002 relatif stabil dengan penjualan bersih sebesar Rp 2.063 miliar, dibandingkan Rp 2.097 miliar tahun 2001. Penjualan suku cadang dan komponen OEM (Original Equipment Manufacturer) di pasar domestik tumbuh 14,4% menjadi
Rp 633 miliar, sementara penjualan komponen pengganti di pasar domestik meningkat 5,8% menjadi Rp 1.026 miliar, pada tahun 2002. Penjualan ke pasar ekspor sementara itu menurun menjadi Rp 403 miliar tahun 2002, dari Rp 575 miliar tahun 2001, terutama disebabkan oleh divestasi unit usaha kamera pada bulan Agustus 2002.
Dilihat dari segmen usaha, kontribusi segmen perdagangan adalah sebesar Rp 1.091 miliar, atau 52,9% dari total penjualan pada tahun 2002, dibandingkan Rp 1.207 miliar atau 57,6% dari total penjualan di tahun 2001. Segmen manufaktur mencatat penjualan sebesar Rp 972 miliar atau 47,1% dari total penjualan tahun 2002, dibandingkan Rp 890 miliar atau 42,5% dari total penjualan pada tahun 2001.
AOP continued to pursue a business strategy that focuses on expanding its distribution network, developing products with proprietary brand, and manufacturing. At year-end 2002, a total of 33 “Shop and Drive” and 29 “Shop and Ride” retail outlets were in operation of which 23 “Shop and Drive” outlets and one “Shop and Ride” outlet were owned by AOP. AOP is developing regional depots and sub-depots in order to accelerate delivery of products to dealers and retailers. Efforts to develop an independent manufacturing capability started in 2002 with the manufacturing of motorcycle chains by PT Federal Superior Chain Manufacturing (FSCM), a subsidiary of AOP.
AOP Sales Breakdown Rp billion 2,500
2,000 19%
Export
50%
Replacement Market
27%
31%
OEM
2001
2002
27%
1,500
1,000
46%
500
0
outlet “Shop and Drive” serta satu outlet “Shop and Ride” dimiliki oleh AOP. AOP juga terus mengembangkan jaringan depo dan sub-depo untuk mempercepat proses distribusi produk ke dealer dan pengecer. Upaya pengembangan manufaktur mandiri dimulai pada tahun 2002 melalui salah satu anak perusahaan AOP yaitu
PT Federal Superior Chain Manufacturing (FSCM) dengan produksi rantai sepeda motor.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 33
AOP tetap konsisten menjalankan strategi usaha yang bertumpu pada perluasan jaringan dan kemampuan distribusi, pengembangan produkproduk merek sendiri, dan pengembangan kemampuan pabrikasi. Sampai dengan akhir tahun 2002, tercatat 33 outlet “Shop and Drive” dan 29 outlet “Shop and Ride” telah beroperasi, dimana sebanyak 23
“11% growth yoy in amount financed with prudent asset management” “Pertumbuhan jumlah pembiayaan meningkat 11% dengan pengelolaan aset secara hati-hati”
The Financial Services Division of Astra International provides consumer financing, general insurance and life insurance protection. These services enable Astra International to offer a comprehensive, one-stop solution to its customers, from financing a purchase to insuring a motor vehicle.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 34
Divisi Jasa Keuangan Perseroan bergerak dalam bidang pembiayaan kredit konsumen, bidang asuransi umum dan asuransi jiwa. Melalui Divisi Jasa Keuangan, Perseroan menawarkan solusi satu-atap yang menyeluruh bagi pelanggan, mulai dari pembelian kendaraan sampai asuransinya.
2 Financial Services Division
Automobile Financing Astra Credit Companies (ACC) maintains its position as the largest car financing company in Indonesia today, with 28 branch offices in 24 major cities across the country. In the face of increased competition and the slow growth of the domestic automobile market in 2002, ACC responded by focusing on providing quality service and innovative car financing products. Among these products is the C2C (Customer-to-Customer) program, designed to facilitate financing of used automobile transactions among individuals, instead of through a car dealership. Introduced in June 2002, a total of 869 used car transactions were facilitated under the C2C program by the end of the year. In 2002, a total of Rp 4.7 trillion was disbursed in financing for the purchase of 36,279 new automobiles and 19,915 used automobiles. The amount of financing in 2002 represented a decline of 11.2% compared to the previous year, in which a total of Rp 5.3 trillion was disbursed for the purchase of 42,684 and 22,124 units of new and used automobiles. ACC market share in 2002 was 52% of total Astra car purchases by credit, and 27% of the total number of Astra automobiles sold. Despite the decline in amount financed, ACC achieved a 12.87% increase in sales from Rp 756 billion in 2001 to Rp 853 billion in 2002. The delinquency rate of loan repayment was 1.04% in 2002, reflecting the Company’s commitment to the implementation of prudent asset management principles. ACC continues to diversify its funding sources, comprised mainly of bank borrowings, debt instrument issuance and joint-financing schemes undertaken with Bank Permata, GE Capital, Bank Mega, Bank Bumiputera, Bank Danamon, and BCA, among others. In 2002, Astra Sedaya Finance, a member of the ACC group of companies, successfully issued Rp 400 billion worth of corporate bonds with 18.75% coupons due in 2005. The corporate bonds received an A (Single A) rating from Pefindo. Also, as part of this prudent asset management, all ACC foreign currency denominated debts have been fully hedged.
“Stronger profitability ... Delinquency rate around 1%” “Keuntungan lebih besar ... Tingkat tagihan tidak lancar sekitar 1%”
Pembiayaan Mobil
Sekalipun jumlah pembiayaan menurun, pendapatan ACC meningkat 12,87% dari Rp 756 miliar tahun 2001 menjadi Rp 853 miliar tahun 2002. Komitmen ACC pada penerapan prinsip pengelolaan aset secara berhati-hati tercermin dari tingkat
deliquency rate (tagihan tidak lancar) sebesar 1,04% pada tahun 2002. ACC terus mengupayakan diversifikasi sumber pendanaan, yang terutama berupa pinjaman bank, penerbitan efek obligasi, dan pola pembiayaanbersama dengan berbagai lembaga keuangan, antara lain Bank Permata, GE Capital, Bank Mega, Bank Bumiputera, Bank Danamon dan BCA. Pada tahun 2002 salah satu perusahaan di kelompok ACC yaitu Astra Sedaya Finance menerbitkan obligasi Amortisasi senilai Rp 400 miliar dengan bunga 18,75% dan masa jatuh tempo tahun 2005. Obligasi tersebut mendapat peringkat A dari Pefindo. ACC juga telah menerapkan kebijakan lindung-nilai atas seluruh pinjaman dalam mata uang asing.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 35
Astra Credit Company (ACC) merupakan perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor terbesar di Indonesia saat ini, dengan jaringan 28 kantor cabang di 24 kota besar Indonesia. Menghadapi persaingan yang semakin ketat di tengah melemahnya pasar mobil domestik pada tahun 2002, ACC meningkatkan fokus pada kualitas layanan dan produk-produk pembiayaan yang inovatif. Program C2C (Customer-toCustomer), misalnya, dirancang untuk memudahkan pembiayaan bagi transaksi jual-beli mobil bekas antar individu, tanpa keterlibatan dealer mobil. Program yang diluncurkan pada bulan Juni 2002 ini telah digunakan untuk membiayai 869 transaksi pembelian mobil bekas sampai dengan akhir tahun 2002.
Total pembiayaan yang disalurkan selama tahun 2002 adalah Rp 4,7 triliun untuk pembelian 36.279 mobil baru dan 19.915 unit mobil bekas. Jumlah pembiayaan pada tahun 2002 menurun 11,2% dibandingkan tahun sebelumnya, dimana sejumlah Rp 5,3 triliun disalurkan untuk membiayai pembelian 42.684 unit mobil baru dan 22.124 unit mobil bekas. Pangsa pasar ACC pada tahun 2002 adalah 52% dari total pangsa kredit mobil Astra, dan 27% dari total volume penjualan mobil Astra.
Motorcycle Financing
With the settlement of its restructured debt liabilities, FIF is released from the terms of debt restructuring and is able to use the cash flows from its operation to disburse new financing. Aside from its own funds, the expansion in motorcycle financing is also funded through joint-financing schemes with several banks, which currently include Bank Mega, Bank Danamon, Bank Permata, Bank Umum Tugu, Bank Mandiri, Bank Niaga and Bank NISP. An additional source of funding in 2002 was from the issue of Rp 300 billion of corporate bonds with 18.5% coupons due in 2005. The corporate bonds of FIF were rated A- (single A minus) by PEFINDO. Currently, FIF remains the largest motorcycle financing company in Indonesia, supported by a network of 68 branch offices and 157 points of service throughout the country.
400 300
268,816
500
200 100 0 01
02
Amount Financed Rp trillion 4.0
3.6
Moreover, by adhering firmly to prudent asset management principles, FIF managed to maintain its delinquency rate on loan repayment at a low level of 1.35%, notwithstanding the sharp increase in financing. Its strong performance in 2002 enabled FIF to expedite its debt repayment, originally scheduled for 2003. The remaining debts of USD 15.9 million and Rp 118 billion as at year-end 2001 have been settled through a refinancing loan facility from Bank Danamon. In May 2002, a portion of this refinancing loan was paid in cash while the remainder was converted into a jointfinancing facility.
‘000 Units
3.0 2.1
In line with increased demand in the motorcycle market in Indonesia in 2002, financing for motorcycle purchases also rose significantly. In 2002, PT Federal International Finance (FIF) provided financing facilities worth Rp 3.6 trillion for the purchase of 424,713 motorcycle units. This amount represented a 71.4% increase over the Rp 2.1 trillion of financing provided for the purchase of 268,816 units in 2001. In terms of market share, FIF accounted for 30% of the total market for Honda motorcycles in 2002, up from 28% the previous year, and 55% of Honda’s total credit market. As a result of increased financing, FIF posted significant increases in revenue in 2002, up 83.0% to Rp 679 billion.
424,713
Unit Financed
2.0
1.0 0 01
“Amount financed jumped by 71% ... its entire restructured debt settled”
02
“Jumlah pembiayaan melonjak hingga 71% ... seluruh hutang yang direstrukturisasi telah dilunasi”
ASTRA INTERNATIONAL 2002 36
Pembiayaan Sepeda Motor Pembiayaan untuk pembelian sepeda motor meningkat secara signifikan sejalan dengan peningkatan pasar sepeda motor di Indonesia pada tahun 2002. Pembiayaan yang disalurkan oleh PT Federal International Finance (FIF) pada tahun 2002 mencapai sebesar Rp 3,6 triliun untuk pembelian 424.713 unit sepeda motor. Ini merupakan peningkatan sebesar 71,4% dibandingkan pembiayaan sebesar Rp 2,1 triliun untuk 268.816 unit sepeda motor pada tahun 2001. Perolehan pangsa pasar FIF untuk total pasar sepeda motor merek Honda meningkat dari 28% tahun 2001 menjadi 30%, dan 55% dari penjualan kredit sepeda motor Honda tahun 2002. Dengan meningkatnya pembiayaan yang disalurkan, FIF membukukan peningkatan pendapatan sebesar 83,0% menjadi Rp 679 miliar pada tahun 2002. Sementara itu, dengan memegang teguh prinsip-prinsip pengelolaan aset yang
berhati-hati, deliquency rate mampu dipertahankan pada tingkat yang sehat sebesar 1,35%, sekalipun dengan adanya peningkatan jumlah pembiayaan. Kinerja usaha yang baik di tahun 2002 tersebut memungkinkan FIF untuk mempercepat pembayaran hutangnya yang semula dijadwalkan jatuh tempo tahun 2003. Hutang yang tersisa pada akhir tahun 2001 sebesar US$ 15,9 juta dan Rp 118 miliar telah diselesaikan melalui fasilitas refinancing dari Bank Danamon. Pada bulan Mei 2002, sebagian dari pinjaman refinancing tersebut telah dibayar lunas dan sebagian lagi dikonversikan menjadi fasilitas pembiayaan-bersama. Dengan selesainya pembayaran hutang restrukturisasi, FIF tidak lagi terikat pada persyaratan restrukturisasi dan dapat mempergunakan arus kas dari operasionalnya untuk mendanai penyaluran pembiayaan baru. Selain dari arus kas operasional, peningkatan penyaluran pembiayaan juga didanai melalui pola pembiayaan-bersama dengan beberapa bank yaitu Bank
Mega, Bank Danamon, Bank Permata, Bank Umum Tugu, Bank Mandiri, Bank Niaga dan Bank NISP. Sumber pendanaan lainnya pada tahun 2002 adalah melalui penerbitan obligasi senilai Rp 300 miliar dengan bunga 18,5% dan masa jatuh tempo tahun 2005. Obligasi tersebut menerima peringkat A- (A minus) dari PEFINDO. Saat ini, FIF merupakan perusahaan pembiayaan sepeda motor terbesar di Indonesia dengan didukung oleh jaringan 68 kantor cabang dan 157 service point di seluruh Indonesia.
Asuransi Kerugian PT Asuransi Astra Buana (AAB) membukukan peningkatan pendapatan premi sebesar 23,9% dari Rp 550,9 miliar tahun 2001 menjadi Rp 682,7 miliar tahun 2002, mencerminkan peningkatan sebesar 26,3% dan 20,7% masing-masing pada lini bisnis individu dan lini bisnis korporasi. Sejalan dengan peningkatan pendapatan premi, total aktiva meningkat 19,8% dari Rp 703,1 miliar tahun 2001 menjadi Rp 842,1
General Insurance PT Asuransi Astra Buana (AAB) posted a 23.9% increase in gross premium from Rp 550.9 billion in 2001 to Rp 682.7 billion in 2002, reflecting 26.3% and 20.7% growth, respectively, of its individual and corporate lines of business. In line with the increase in gross premium, total assets also increased by 19.8% from Rp 703.1 billion in 2001 to Rp 842.1 billion in 2002, while total investments rose from Rp 521.3 billion to Rp 598.8 billion or 14.9% over the same period. The excellent performance of AAB was also reflected in its Risk Based Capital (RBC) level of 147.25%, far above the minimum regulatory level of 75% as required by the Indonesian Ministry of Finance. The company’s RBC in 2001 was 132.43%. During 2002, AAB received various awards in recognition of its achievements. They include: • “Indonesian Customer Satisfaction Award” from Frontier Marketing & Research Consultants and SWA magazine • The “Most Trusted” in the Motor Vehicle and Fire Insurance categories from Kapital magazine in cooperation with Marketing Research Specialist (MARS) • The “Most Valuable Brand” in the Motor Vehicle Insurance category given by SWA magazine together with Marketing Research Specialist (MARS) • The 2002 “Best Insurance Company” award from Investor magazine
Life Insurance PT Astra CMG Life (“ACMGL”) booked a 22.3% increase in gross premium to Rp 216.5 billion in 2002, compared to Rp 177 billion in 2001. Total assets of ACMGL grew by 25.7% from Rp 365.3 billion in 2001 to Rp 459.4 billion at year-end 2002. Total RBC as a measure of sound operations in the insurance industry was 160% in 2002, compared with 187.5% in 2001. These levels of RBC far exceeded the minimum regulatory level as required by the Indonesian Department of Finance of 40% and 75% for the year 2001 and 2002, respectively.
“Healthy capital profile with RBC of 147% ...” “Tingkat permodalan yang sehat dengan pencapaian RBC sebesar 147% ...” miliar pada tahun 2002, sementara total dana investasi tumbuh dari Rp 521,3 miliar menjadi Rp 598,8 miliar pada periode yang sama atau meningkat sebesar 14,9%. Kinerja yang baik tersebut juga tercermin pada pencapaian RBC (RiskBased Capital) sebesar 147,25%, jauh di atas tingkat minimum sesuai peraturan Departemen Keuangan RI sebesar 75%. Tingkat RBC pada tahun 2001 adalah 132,43%.
PT Astra CMG Life (ACMGL) membukukan peningkatan pendapatan premi sebesar 22,3% menjadi Rp 216,5 miliar tahun 2002, dibandingkan Rp 177 miliar tahun 2001. Total aktiva ACMGL tumbuh 25,7% dari Rp 365,3 miliar tahun 2001 menjadi Rp 459,4 miliar pada akhir tahun 2002. Total RBC sebagai indikator kinerja operasional yang sehat bagi perusahaan asuransi adalah sebesar 160% pada tahun 2002, dibandingkan 187,5% tahun 2001. Angka-angka tersebut jauh di atas ketentuan Departemen Keuangan RI mengenai tingkat RBC minimum yaitu 40% untuk tahun 2001 dan 75% untuk tahun 2002.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 37
Pada tahun 2002 AAB memperoleh berbagai pengakuan dan penghargaan atas prestasinya, antara lain: • Penghargaan “Indonesia Customer Satisfaction Award” dari Frontier Marketing & Research Consultants bekerjasama dengan majalah SWA • Penghargaan “The Most Trusted” untuk Garda Oto di kategori Asuransi Kebakaran dan Kendaraan Bermotor dari majalah Kapital bekerjasama dengan Marketing Research Specialist (MARS) • Penghargaan “The Most Valuable Brand” untuk Garda Oto di kategori Asuransi Kendaraan Bermotor dari majalah SWA bekerjasama dengan MARS • Penghargaan “Perusahaan Asuransi Terbaik 2002” dari majalah Investor.
Asuransi Jiwa
3
Heavy Equipment Division During 2002, the Heavy Equipment Division remained focused on its proven competencies in the distribution and after-sales service of leading international brands of construction, mining and logging equipment, as well as in strengthening its business interests in coal mining and as a mining contractor.
Pada tahun 2002, Divisi Alat Berat tetap fokus pada kompetensinya yang telah teruji dalam bidang distribusi dan layanan purna-jual mesin-mesin konstruksi, pertambangan dan kehutanan dari merek-merek terkenal di dunia, sekaligus meningkatkan kinerjanya di bidang pertambangan batubara dan kontraktor pertambangan.
“Komatsu unit sales grew by 32% ...”
ASTRA INTERNATIONAL 2002 38
“Penjualan unit Komatsu meningkat sebesar 32% ...”
Despite the general improvements in Indonesia’s economy during 2002, the Heavy Equipment Division under PT United Tractors Tbk and subsidiaries (“UT”) continued to experience somewhat unfavorable business conditions, mainly due to the appreciation of the rupiah against the US dollar as well as to the weak demand for heavy equipment, which has yet to recover to its pre-crisis levels. Despite higher sales volume in Construction Machinery, Mining Contracting and Coal Mining, the strengthening of the rupiah is the main reason for a drop in net consolidated revenues from Rp 7.1 trillion in 2001 to Rp 6.9 trillion in 2002. UT was unable to meet its debt payment due in December 2002, and was forced to seek a rescheduling for USD 253.9 million and Rp 134.0 billion of its debts. Negotiations with creditors are continuing.
Construction Machinery Unit sales volume by the Construction Machinery division grew by 32% from 627 units in 2001 to 825 units in 2002. Unit sales growth in 2002 was driven by strong increases in the sales of Komatsu heavy equipment to the forestry sector, from 211 to 332 units, and to the construction sector, from 71 to 134 units. The agribusiness and mining sectors absorbed 72 and 287 units, compared to 51 and 294 units in 2001. Overall, Komatsu heavy equipment saw an increase in domestic market sales to 50%, compared with 43% in 2001. Despite the increase in unit sales volume however, net sales value declined slightly to Rp 2.53 trillion, 3% lower compared to 2001. This was primarily due to the strengthening of the rupiah against the US dollar, as well as to an increase in smaller size units sold. Heavy equipment unit sales represented almost 67% of total sales, while the contributions of spare parts and services segments were 24% and 9%, respectively.
“Komatsu maintains its leading position with 50% market share ...” “Komatsu berhasil mempertahankan posisinya dengan menguasai 50% pangsa pasar ...” Construction Machinery Market Share 2002 7.7% OTHERS
15.9% HITACHI
49.7% KOMATSU 26.7% CATERPILLAR
Disamping itu, UT belum dapat memenuhi kewajiban pembayaran cicilan hutang yang jatuh tempo bulan Desember 2002, dan harus mengupayakan restrukturisasi untuk
hutang-hutangnya senilai Rp 134,0 miliar dan US$ 253,9 juta. Negosiasi restrukturisasi hutang dengan para kreditur saat ini masih berlanjut.
Mesin Konstruksi Volume penjualan divisi Mesin Konstruksi meningkat 32% dari 627 unit pada tahun 2001 menjadi 825 unit tahun 2002. Pertumbuhan penjualan tahun 2002 dipacu oleh peningkatan penjualan alat berat Komatsu ke sektor kehutanan dari 211 menjadi 332 unit, dan ke sektor konstruksi dari 71 menjadi 134 unit. Sementara itu, penjualan ke sektor agribisnis dan pertambangan adalah masing-masing 72 dan 287 unit, dibandingkan tahun 2001 sebanyak masing-masing 51 dan 294 unit. Secara keseluruhan, pangsa pasar alat berat Komatsu di pasar domestik meningkat dari 43% pada tahun 2001 menjadi 50% tahun 2002.
Sekalipun volume penjualan meningkat, nilai penjualan bersih sedikit menurun menjadi Rp 2,53 triliun pada tahun 2002, atau 3% lebih rendah dibandingkan penjualan bersih tahun 2001. Hal ini terutama disebabkan oleh menguatnya mata uang rupiah terhadap Dollar AS, serta lebih banyak terjualnya unit-unit alat berat yang berukuran lebih kecil. Penjualan alat berat memberikan kontribusi hampir 67% dari total penjualan, sementara kontribusi penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan adalah masing-masing 24% dan 9%.
Kontraktor Penambangan Penghasilan bersih divisi Kontraktor Penambangan di bawah PT Pamapersada Nusantara (Pama) menurun menjadi Rp 3,1 triliun pada tahun 2002, dibandingkan Rp 3,2 triliun tahun 2001. Dengan sekitar 90% dari penghasilan Pama diperoleh
ASTRA INTERNATIONAL 2002 39
Sekalipun perekonomian Indonesia pada tahun 2002 secara umum telah lebih membaik, Divisi Alat Berat di bawah kendali PT United Tractors Tbk dan anak perusahaan (“UT”) masih terus menghadapi kondisi usaha yang cukup berat, terutama akibat menguatnya mata uang rupiah terhadap Dollar AS, serta masih lemahnya pasar alat berat jika dibandingkan periode pra-krisis. Meskipun mencatat kenaikan volume penjualan di sektor Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan dan Pertambangan batubara, penghasilan bersih konsolidasi menurun dari Rp 7,1 triliun pada tahun 2001 menjadi Rp 6,9 triliun tahun 2002, terutama disebabkan oleh menguatnya mata uang rupiah.
Sales by Business
Net revenues of the Mining Contractor division under PT Pamapersada Nusantara (“Pama”) declined to Rp 3.1 trillion in 2002, from Rp 3.2 trillion in 2001. As around 90% of Pama’s revenues were in US dollars, the depreciation of the US dollar relative to the rupiah during 2002 resulted in the decline in total revenue.
2002 18.7% Coal Mining
Mining Contractor
36.8% Construction Machinery
44.5% Mining Contracting
Pama derives its revenues mainly from coal mining contracts with domestic as well as international companies with mining concessions in Indonesia. Total production volume in 2002 was 28.7 million tonnes of coal with 138.3 million bcm of overburden, compared with 24.7 million tonnes of coal with 119.5 million bcm of overburden in 2001.
Coal Mining 2001 18.3% Coal Mining 36.8% Construction Machinery 44.9% Mining Contracting
PT Berau Coal booked sales of USD 139.2 million (Rp 1.3 trillion) in 2002, representing an increase of 11% compared with USD 125.9 million (Rp 1.3 trillion) in 2001. The growth in coal mining revenues was the result of an increase in sales volume from 6.6 million tonnes in 2001 to 6.9 million tonnes in 2002, as well as from the increase in the average coal price from USD 19.0/tonne in 2001 to USD 20.2/ tonne in 2002. Export sales increased 5% from 4.8 million tonnes in 2001 to 5.1 million tonnes in 2002, and accounted for 74% of total sales. In March 2003, Berau Coal has obtained a principal approval of its debt restructuring for USD 29.2 million, after being unable to meet the debt payment due in December 2002.
“13% increase in coal contracting volume ...” “Volume kontrak batubara meningkat sebesar 13% …”
“5% increase in export sales ...” “Penjualan ekspor meningkat sebesar 5% ...”
ASTRA INTERNATIONAL 2002 40
dalam mata uang Dollar AS, melemahnya mata uang tersebut relatif terhadap rupiah pada tahun 2002 berdampak pada menurunnya jumlah pendapatan. Penghasilan Pama terutama berasal dari kontrak-kontrak pertambangan batubara dengan berbagai perusahaan pertambangan besar. Pada tahun 2002, total volume produksi adalah sebanyak 28,7 juta ton batubara dengan overburden 138,3 juta bcm, sedangkan produksi tahun 2001 sebanyak 24,7 juta ton batubara dengan overburden 119,5 juta bcm.
Pertambangan Batubara PT Berau Coal membukukan penjualan sebesar US$ 139,2 juta (Rp 1,3 triliun) pada tahun 2002, meningkat 11% dibandingkan tahun 2001 sebesar US$ 125,9 juta (Rp 1,3 triliun). Peningkatan pendapatan dari pertambangan batubara disebabkan oleh peningkatan volume penjualan dari 6,6 juta ton di tahun 2001 menjadi 6,9 juta ton tahun 2002, serta akibat adanya kenaikan harga rata-rata batubara dari US$ 19,0/ton tahun 2001 menjadi US$ 20,2/ton tahun 2002.
Penjualan ekspor meningkat 5% dari 4,8 juta ton tahun 2001 menjadi 5,1 juta ton, yang merupakan 74% dari total volume penjualan tahun 2002. Di bulan Maret 2003, Berau Coal telah mendapatkan persetujuan prinsip atas restrukturisasi hutang senilai US$ 29,2 juta, setelah gagal memenuhi kewajiban pembayaran hutang yang jatuh tempo bulan Desember 2002.
4
Agribusiness Division Spearheaded by PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), the Agribusiness Division represents Astra International’s business interests in the natural resource-based industry sector. With a strong performance in 2002, the Agribusiness Division remains one of the major contributors within the Astra Group of companies.
Di bawah kendali PT Astra Agro Lestari Tbk, Divisi Agribisnis mewakili kiprah bisnis Astra di sektor industri berbasis sumberdaya alam. Dengan kinerjanya yang kuat pada tahun 2002, Divisi Agribisnis merupakan salah satu kontributor pendapatan terbesar di antara perusahaan-perusahaan Grup Astra.
“Higher CPO prices ... boosted total sales by 43%” “Kenaikan harga CPO … mendorong total penjualan sebesar 43%”
ASTRA INTERNATIONAL 2002 41
The Agribusiness Division of Astra under PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) benefited from higher Crude Palm Oil (CPO) prices during 2002, as well as from increased CPO production, to post a significant 43.3% increase in revenue to Rp 2.03 trillion in 2002, compared to Rp 1.42 trillion in 2001. The low growth in world CPO production in 2002 due to unfavorable weather in most CPO producing countries has driven the price of CPO higher in the international markets. AAL achieved an average sales price of Rp 3,077/kg of CPO in 2002, compared with Rp 2,192/kg in the previous year, in line with the marked increase of the average price for CPO in the international markets from USD 286/tonne to USD 390/tonne. CPO sales volume in 2002 increased by 6.7% to 465,152 tonnes, compared with 436,087 tonnes in 2001. Export sales, mainly to the Netherlands, Malaysia, India and France amounted to 50,414 tonnes, up 511% compared to 8,248 tonnes exported in 2001. Sales volume increased in line with increased CPO production from 519,760 tonnes in 2001 to 543,634 tonnes in 2002, due to the expansion in matured plant area, the improved extraction rate of CPO and increased CPO milling capacity. Total matured hectares increased from 177,760 ha in 2001 to 183,268 ha in 2002, with an average oil palm growth age of 8.5 years. Planted area for other commodities however remained relatively unchanged at 8,854 ha for rubber, 3,213 ha for tea and 2,882 ha for cocoa. With the continuing implementation of the “ER 15” program which aims at improving the CPO extraction rate by 1.5%, AAL succeeded in achieving a CPO extraction
Divisi Agribisnis Astra di bawah
produk CPO oleh AAL mencapai
519.760 ton tahun 2001 menjadi
PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL)
Rp 3.077 per kg, dibandingkan
543.634 ton tahun 2002, yang
membukukan peningkatan
Rp 2.192 per kg pada tahun
disebabkan oleh perluasan area
pendapatan yang signifikan sebesar
sebelumnya, sejalan dengan
tanaman produktif, peningkatan
43,3% dari Rp 1,42 triliun tahun 2001
peningkatan harga rata-rata CPO di
tingkat rendemen CPO dan
menjadi Rp 2,03 triliun tahun 2002,
pasar internasional dari US$ 286
penambahan kapasitas pabrik
terutama disebabkan oleh harga
menjadi US$ 390 per ton.
pengolahan CPO.
tinggi pada tahun 2002, serta adanya
Volume penjualan CPO meningkat
Areal tanaman kelapa sawit produktif
peningkatan volume produksi CPO,
6,7% menjadi 465.152 ton pada tahun
bertambah dari 177.760 ha pada
pada tahun tersebut.
2002, dibandingkan 436.087 ton tahun
tahun 2001 menjadi 183.268 ha tahun
ASTRA INTERNATIONAL 2002 42
minyak sawit mentah (CPO) yang lebih
2001. Penjualan ekspor, terutama ke
2002, dengan usia tanaman rata-rata
Melambatnya pertumbuhan produksi
negara tujuan Belanda, Malaysia,
8,5 tahun. Luas areal komoditi lainnya
CPO pada tahun 2002 akibat kondisi
India dan Perancis, mencapai 50.414
relatif tidak berubah, yaitu 8.854 ha
cuaca yang kurang menguntungkan di
ton, meningkat 511% dibandingkan
untuk tanaman karet, 3.213 ha untuk
kebanyakan negara produsen CPO di
penjualan ekspor tahun 2001 sebesar
teh dan 2.882 ha untuk kakao. Dengan
dunia telah mendorong kenaikan
8.248 ton. Peningkatan volume
berlanjutnya penerapan program “ER
harga CPO di pasar internasional.
penjualan ini sejalan dengan
15” yang bertujuan meningkatkan
Pada tahun 2002, harga jual rata-rata
peningkatan produksi CPO dari
rendemen dengan 1,5%, AAL berhasil
rate of 23.2% in 2002, compared to 22.2% in 2001. Meanwhile, the quality of CPO has also been improved by the reduction of free fatty acid (FFA) content from 3.3% in 2001 to 2.9% in 2002. Further reduction is expected as a result of the company’s “FFA 25” program, which aims at reducing FFA content to less than 2.5%. Currently, AAL operates 15 CPO mills with a total milling capacity of 670 tonnes of fresh fruit bunch (FFB) per hour, compared with a total milling capacity of 560 tonnes of FFB in 2001. The increase in CPO milling capacity resulted from the addition of a new milling plant in Central Kalimantan, as well as from the expansion in the production capacity of some of the existing milling plants. AAL also operates a refinery plant in Medan, North Sumatera, to extract olein, stearin, PFAD and cooking oils from CPO. With a handling capacity of 300 tonnes of CPO per day, the refinery plant currently produces 220 tonnes of olein and 66 tonnes of stearin per day. AAL also produces and markets its own brand of cooking oil, “Sendok”, 7,828 tonnes of which were sold in 2002, compared to 1,738 tonnes in 2001. In support of export sales, AAL has recently made use of a new CPO loading facility in Dumai capable of storing 7,500 tonnes of CPO with a pumping “throughput” of approximately 210 tonnes CPO/hour. In addition, AAL currently is restructuring its business portfolio to focus on its core competency in oil palm plantations by divesting its interests in the rubber, tea and cocoa plantation businesses.
CPO Production & Extraction Rate ‘000 tonnes 560
CPO Sales Vol & Price ER (%) 23.40
23.2 480
22.2
‘000 tonnes 460
23.00
440
22.60
420
22.20
400
21.80 320
520
544
2001
2002
CPO ‘000 tonnes
21.40 Extraction Rate (%)
ER/kg 3,077 3,200 2,800
400
2,400
380 2,192 2,000
360 340
436
465
2001
2002
CPO ‘000 tonnes
1,600 Price - Rp / kg
pengolahan adalah 560 ton TBS per
mencapai 7.828 ton pada tahun 2002,
23,2% pada tahun 2002,
jam. Peningkatan kapasitas
dibandingkan 1.738 ton pada tahun
dibandingkan 22,2% tahun 2001.
pengolahan disebabkan oleh
2001.
Kualitas CPO yang diproduksi juga
penambahan satu pabrik pengolahan
ditingkatkan melalui pengurangan
CPO yang baru di Kalimantan Tengah,
Untuk menunjang penjualan ekspor,
kandungan FFA (free fatty acid) dari
disamping akibat adanya peningkatan
AAL baru-baru ini meresmikan
3,3% pada tahun 2001 menjadi 2,9%
pada kapasitas pengolahan di
pengoperasian dermaga CPO yang
tahun 2002. Peningkatan kualitas lebih
beberapa pabrik yang lain AAL juga
baru di Dumai, dengan kapasitas
lanjut diharapkan akan tercapai
mengoperasikan fasilitas penyulingan
penyimpanan 7.500 ton CPO dan
melalui penerapan program “FFA 25”,
di Medan, Sumatera Utara, untuk
kapasitas pemompaan sekitar 210 ton
yang bertujuan untuk memproduksi
menyuling CPO menjadi olein, stearin,
per jam. Selain itu, untuk lebih efektif
CPO dengan kandungan FFA kurang
PFAD dan minyak goreng. Dengan
berkonsentrasi pada kompetensi
dari 2,5%.
kapasitas penyulingan sebesar 300
bisnisnya yang utama, AAL tengah
ton CPO per hari, pabrik tersebut saat
melakukan restrukturisasi usaha
Saat ini, AAL mengoperasikan 15
ini memproduksi 220 ton olein dan 66
dengan mendivestasikan bisnisnya di
pabrik pengolahan CPO dengan total
ton stearin setiap hari. AAL juga
perkebunan karet, teh dan kakao.
kapasitas pengolahan sebesar 670
memproduksi dan memasarkan
ton tandan buah segar (TBS) per jam.
minyak goreng dengan merek dagang
Pada tahun 2001, total kapasitas
“Sendok”, dengan penjualan
ASTRA INTERNATIONAL 2002 43
mencapai tingkat rendemen CPO
ASTRA INTERNATIONAL 2002 44
5
Information Technology Division
The business activities of PT Astra Graphia Tbk (AG) and its subsidiary companies continue to represent an important foothold for the Astra group of companies in the Document Solution, through the Xerox brand, and Information Technology (IT) solution, which is expected to play a bigger role as various businesses increasingly depend on IT to deliver better performance.
Aktivitas usaha PT Astra Graphia Tbk dan anak perusahaan di bidang Document Solution (melalui merek Xerox) dan Information Technology (IT) Solution merupakan landasan yang penting bagi kelompok perusahaan Astra untuk berkiprah di sektor undustri yang akan semakin penting di masa mendatang, dimana Teknologi Informasi akan semakin diandalkan oleh dunia usaha untuk meningkatkan kinerja.
“16% increase in net sales ... and an accelerated debt payment” “Penjualan bersih meningkat 16% ... dan mampu mempercepat pembayaran hutang”
PT Astra Graphia Tbk (“AG”), the company’s subsidiary in the Information Technology (IT) sector, posted a 16.2% increase in net sales to Rp 829 billion in 2002, compared to net sales of Rp 714 billion the previous year. With its two business units - Document Solutions and IT Solutions - AG ranks among the leading service providers in Indonesia’s IT industry today. Total sales of Document Solution business in 2002 amounted to Rp 442 billion, up 10% from sales of Rp 401 billion in 2001, mainly on the strength of increased sales of Xerox photocopiers. This increase, from 45% in 2001 to 57% in 2002, reflects a continuing trend of replacing older analog copiers with newer digital models from the Xerox photocopier line of products. At year-end 2002, AG had an extensive network of 19 branches and 47 service points throughout Indonesia. The IT Solution business unit also recorded an increase of sales from Rp 312 billion in 2001 to Rp 388 billion in 2002. The total IT market in Indonesia was valued at USD 902.7 million in 2001 and USD 964.8 million in 2002 (source: International Data Corporation). AG’s market share increased from 3.42% in 2001 to 4.32% in 2002. Besides major local strategic projects, IT Solution also has access to the global market with projects such as infrastructure development for a cellular operator company in Vietnam. With strong sales and collections in 2001 and 2002, AG was able to achieve a considerable improvement in its cash flow, enabling it in turn to accelerate its debt payment. In September and December 2002, AG made payments, originally scheduled to become due in December 2002 and March 2003, of USD 4.63 million and USD 7.77 million respectively. As a result, AG has achieved its release date with lenders by year-end 2002.
Revenues Rp billion 1,000 829
800 714
600
47%
IT Solution
56%
53%
Documentation Solution
2001
2002
44%
400
200
0
PT Astra Graphia Tbk (AG), anak perusahaan Perseroan di sektor Teknologi Informasi (TI), membukukan peningkatan penjualan bersih sebesar 16,2% menjadi Rp 829 miliar pada tahun 2002, dibandingkan Rp 714 miliar pada tahun sebelumnya. Dengan dua buah unit usaha Document Solution dan IT Solution AG saat ini merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa TI yang terkemuka di Indonesia.
Per akhir tahun 2002, AG memiliki jaringan kerja yang luas meliputi 19 kantor cabang dan 47 service point di seluruh Indonesia. Unit usaha IT Solution juga mencatat peningkatan penjualan dari Rp 312 miliar tahun 2001 menjadi Rp 388 miliar tahun 2002. Dari total pasar jasa TI di Indonesia senilai US$ 902,7 juta pada tahun 2001 dan US$ 964,8 juta pada tahun 2002 (sumber data dari International Data Corporation), perolehan pangsa pasar AG meningkat dari 3,42% tahun 2001 menjadi 4,32% pada tahun 2002. Selain keterlibatannya dalam beberapa proyek strategis berskala besar di tingkat lokal, IT Solution juga berkiprah di pasar internasional antara lain melalui proyek pembangunan
infrastruktur bagi sebuah perusahaan operator telekomunikasi selular di Vietnam. Didukung oleh kinerja yang kuat dalam penjualan maupun penagihan pada tahun 2001 dan 2002, AG dapat meningkatkan kemampuan arus kas sehingga mampu mempercepat jadwal pembayaran hutang perusahaan. Pada bulan September 2002 AG melakukan pembayaran cicilan hutang sebesar US$ 4,63 juta yang seharusnya jatuh tempo bulan Desember 2002, sementara pada bulan Desember 2002 dilakukan pembayaran cicilan hutang yang seharusnya jatuh tempo pada Maret 2003 sebesar US$ 7,77 juta. Akibatnya, AG berhasil mencapai release date dengan para kreditur pada akhir tahun 2002.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 45
Total penjualan Document Solution pada tahun 2002 adalah Rp 442 miliar, meningkat 10% dari penjualan tahun 2001 sebesar Rp 401 miliar, terutama dikarenakan menguatnya penjualan mesin fotocopy Xerox. Peningkatan dari 45% pada tahun 2001 menjadi 57% tahun 2002 tersebut mencerminkan kecenderungan pasar melakukan penggantian mesin fotocopy model analog yang lama
dengan model-model baru mesin fotocopy digital Xerox.
6
ASTRA INTERNATIONAL 2002 46
Infrastructure Division
The Infrastructure Division is represented by PT Intertel Nusaperdana (Intertel) and PT Astratel Nusantara (Astratel), both wholly-owned subsidiaries of PT Astra International Tbk. Intertel and Astratel have been involved in several project undertakings, mostly in the telecommunications sector in Indonesia.
Divisi Infrastruktur diwakili oleh PT Intertel Nusaperdana dan PT Astratel Nusantara, sebagai anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Perseroan. Intertel dan Astratel saat ini menjalankan beberapa kegiatan terutama di sektor industri telekomunikasi di Indonesia.
Activities of the Infrastructure Division are carried out under PT Astratel Nusantara (Astratel) and PT Intertel Nusaperdana (Intertel) as wholly-owned subsidiaries of PT Astra International Tbk. In 2002, Astratel and the other shareholders of PT Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo), the KSO operator for the Sumatera region, entered into a sale and purchase agreement with PT Telkom Indonesia for the proposed acquisition of all Pramindo shares for an aggregate consideration of USD 381 million. At the time of the sale transaction, it was agreed that Astratel’s 35% stake in Pramindo would be transferred to Telkom in three tranches of 30% in 2002, 15% in 2003 and 55% in 2004. In August 2002, the first tranche transaction was settled. Besides the revenue from the sale of Pramindo, the other major income of the Infrastructure Division is currently provided by the Intertel Astratel Consortium (KIA) which receives a fixed payment under a Revenue Sharing Program with Telkom in the operation of certain telecommunication facilities in Jakarta and the surrounding area (known as PBH-2 Package I project). Intertel and Astratel have a 100% equity interest in KIA.
“Successful divestment of Pramindo ... KSO in Sumatera...” “Keberhasilan divestasi saham Pramindo ... KSO di Sumatera ...”
Kegiatan usaha Divisi Infrastruktur Perseroan dilakukan melalui PT Astratel Nusantara (Astratel) dan PT Intertel Nusaperdana (Intertel), keduanya merupakan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh PT Astra International Tbk.
diselesaikan. Selain pendapatan dari divestasi saham Pramindo, sumber pendapatan utama Divisi Infrastruktur saat ini berasal dari Konsorsium Intertel-Astratel (KIA), yang menerima jumlah pembayaran yang tetap di bawah Kontrak Bagi Hasil dengan Telkom untuk pengoperasian beberapa fasilitas telekomunikasi di Jakarta dan sekitarnya (proyek PBH-2Paket-I). Bersama-sama, Intertel dan Astratel menguasai 100% kepemilikan saham di KIA.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 47
Pada tahun 2002, Astratel bersama pemegang saham lain di PT Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo) sebagai perusahaan operator KSO untuk wilayah Sumatera telah
menandatangani perjanjian penjualan dan pembelian saham dengan PT Telkom Indonesia, untuk rencana akuisisi 100% saham Pramindo oleh Telkom dengan total nilai jual sebesar USD 381 juta. Pada saat transaksi penjualan, disetujui bahwa Astratel akan mengalihkan 35% kepemilikan sahamnya di Pramindo kepada Telkom dalam tiga tahap, masing-masing 30% tahun 2002, 15% tahun 2003 dan 55% tahun 2004. Pada bulan Agustus 2002, tahap pertama transaksi telah
Human Resources Development To achieve the Company’s goals, Astra has continually improved the overall skill and professionalism of the employees in order to have qualified human resources at all level of the organization.
“Improve the overall skill and professionalism of people ...” “Meningkatkan keterampilan dan profesionalisme karyawan ...”
Astra secara terus menerus meningkatkan keterampilan dan profesionalisme karyawannya pada semua tingkat dalam organisasi
ASTRA INTERNATIONAL 2002 48
perusahaan.
In today’s increasingly competitive global economy, companies must often take strategic and innovative steps to increase product quality and customer service in order to maintain its market position. In order to be able to deliver high quality products and services, the Company believes that it has to continuously improve its business processes to meet world class standards. To achieve the goals, the Company needs to have qualified people in senior management and throughout the organization. In order to improve the overall skill and professionalism of the workforce, the Company has made significant improvements in areas such as the recruitment system, job assignment procedures, performance appraisals, reward systems and in industrial relations. The HRD Department held occasional discussion forums and training sessions in industrial relations in order to train HRD officers in Astra Group to be able to resolve labour issues. HRD also held communication forums between senior Board of Directors and employees in Astra Group in major cities of Indonesia. This forum aims to build mutual understanding, goodwill, creativity and productivity atmosphere. It is expected that through this forum, the Company’s policy and goals will be achieved.
Dalam era perekonomian global yang semakin kompetitif, perusahaan sering dituntut untuk mengambil langkah strategis dan inovatif dalam meningkatkan kualitas produk dan layanan untuk mempertahankan posisi pasar. Perseroan meyakini bahwa untuk memberikan produk dan layanan yang berkualitas sesuai standar internasional terbaik, diperlukan perbaikan terusmenerus di berbagai proses bisnis. Untuk dapat mencapai tujuan ini, perusahaan perlu memiliki orang-orang yang berkualitas di dalam organisasinya dari manajemen puncak sampai pada tingkat terendah.
rekrutmen, prosedur penugasan, penilaian kinerja pegawai, sistem imbalan, dan hubungan industrial. HRD Perseroan secara berkala mengadakan forum diskusi dan sesi pelatihan dalam lingkup hubungan industrial untuk melengkapi personil HRD di lingkungan kelompok perusahaan Astra dengan pengetahuan mengenai masalah ketenagakerjaan dan pemecahannya.
Total Employees by Business Units
Total Employees by Age
As at Dec 31, 2002
As at Dec 31, 2002
60,000
54,303
Untuk meningkatkan keterampilan dan profesionalisme karyawan, Perseroan telah melakukan berbagai langkah perbaikan meliputi aspek-aspek sistem
HRD Perseroan juga menyelenggarakan forum diskusi antara direksi dan karyawan di beberapa kota besar di Indonesia. Melalui forum-forum diskusi tersebut diharapkan tercipta suasana saling pengertian, itikad baik, kreatifitas dan produktifitas, yang pada akhirnya diharapkan dapat tercapainya kebijakan dan tujuan usaha Perseroan.
50,000 18-25 years old 33.24%
40,000 30,000 18,788 1,739
5,461
>55 years old 0.16%
9,654
10,000
<18 years old 0.12% 36-45 years old 16.67%
46-55 years old 4.67%
0 Automotive Heavy Equipment
System & Others Financial Services
Agribussines
Pengembangan Sumber Daya Manusia
ASTRA INTERNATIONAL 2002 49
20,000
26-35 years old 45.15%
AMDI In order to promote human resource development, the company has utilized the Astra Management Development Institute (AMDI) to conduct internal training seminars and forums that cover major topics of concern. To increase return on investment on training, AMDI has been continuously improving our education process by implementing the Action Learning Concept. Each participant is required to make a project that results in improvements in productivity, market share, revenue and efficiency. These programs are divided into three categories: leadership competence, functional competence and basic competence. Leadership Competence In 2002, AMDI held 13 Astra Basic Management Program (ABMP) sessions for 341 employees; 18 Astra Supervisory Training Program (ASTP) sessions for 498 employees; 9 Astra Middle Management Program (AMMP) sessions for 245 employees; and 2 Astra General Management Program (AGMP) sessions for 57 employees. Functional Competence Programs include: Astra Production Management for Foremen (APMF); Astra Production Management for Supervisors (APMS); Branch Manager Development Program (BMDP); Service Head Development Program (SHDP); Administration Head Development Program (AHDP); Human Resource Officer Development Program (HRODP); and the Human Resource Manager Development Program (HRMDP). Basic Competence Man Management Astra (MMA); Astra Management Systems (AMS) and Six Sigma-Green Belt.
Astra International Cooperative With 46,680 members representing 50% of the Astra Group workforce, the cooperative focuses on providing funding and deposit protection for its members. Cooperative programs include programs in education, housing
AMDI
ASTRA INTERNATIONAL 2002 50
Untuk mendukung upaya pengembangan SDM, lembaga Astra Management Development Institute (AMDI) Perseroan menyelenggarakan forum serta lokakarya pelatihan internal mengenai berbagai topik yang relevan. Dalam rangka memaksimalkan hasil yang diperoleh dalam pelatihan, AMDI terus-menerus memperbaiki proses pelatihan dengan menerapkan Action Learning Concepts. Melalui metode ini setiap peserta pelatihan diharuskan mempresentasikan program yang dapat meningkatkan produktifitas, pangsa pasar, penjualan ataupun efisiensi kerja. Terdapat tiga kategori utama program pelatihan, yaitu kompetensi kepemimpinan, kompetensi fungsional, dan kompetensi dasar.
Kompetensi Kepemimpinan Pada tahun 2002, AMDI menyelenggarakan sebanyak 13 sesi pelatihan Astra Basic Management Program (ABMP) bagi 341 karyawan; 18 sesi Astra Supervisory Training Program (ASTP) bagi 498 karyawan; 9 sesi Astra Middle Management Program (AMMP) bagi 245 karyawan; serta 2 sesi pelatihan Astra General Management Program (AGMP) bagi 57 karyawan. Kompetensi Fungsional Program pelatihan kompetensi fungsional mencakup Astra Production management for Foremen (APMF), Astra Production Management for Supervisors (APMS), Branch Manager Development Program (BMDP), Service Head Development Program (SHDP), Administration Head Development Program (AHDP),
Human Resource Officer Development Program (HRODP), serta Human Resource manager Development Program (HRMDP). Kompetensi Dasar Jenis pelatihan untuk kompetensi dasar meliputi Man Management Astra (MMA), Astra Management System (AMS) dan program Six Sigma - Green Belt.
Koperasi Astra International Koperasi Astra International menyelenggarakan berbagai aktivitas simpan-pinjam bagi kepentingan karyawan anggota, yang berjumlah 46.680 orang, atau 50% dari total karyawan Astra, melalui berbagai program di bidang pendidikan, perumahan dan transportasi. Pada tahun 2002, Koperasi Astra
and transportation. In 2002, the cooperative allocated Rp 30.44 billion to 3,634 employees. Compared to 2001, this year’s figures represent a 189% increase in funds and a 176% increase in the number of members served. Astra International Cooperative continues to work with government and private banks to improve the welfare of its members and to guarantee and enhance the investment that they have made. In order to develop the cooperative further, a joint venture with Corporate Security Center resulted in the establishment of PT Sigap Prima Astra. The new company is a management consultant and security training organizer and by the end of the year, 1,032 security members were working in both Astra Group companies and in outside companies. Another cooperative business is Patron Tour & Travel with sales Rp 4.04 billion in 2002 compared to Rp 3.36 billion in 2001. Astra International Cooperative also provided educational scholarships totaling Rp 16.82 million to the dependents of 173 members in 2002. This represents an increase of over 200% from the previous year. A number of training programs were also carried out in 2002. These included management cooperative training for cooperative units (Kopnit) and branch cooperatives (Kopcab) as well as supervisory and social programs.
Astra Pension Fund Established in 1986, the Astra Pension Fund provides a pension to retired Astra employees or their beneficiaries. Currently with 48,740 members from 111 companies, the fund is supported with fees of 3.2% collected from employee salaries combined with company contributions. In 2002, Rp 670 billion, an increase of 16% over 2001, was raised and reinvested according to Indonesian Finance Ministry guidelines that call for prudent, flexible investments. The Astra Pension Fund portfolio in 2002 consisted of: long-term deposits (41%), bonds (42%), shares and mutual funds (14%) and direct investment (3%).
Total Employees by Education As at Dec 31, 2002
Master Degree 0.37%
Elementary / Junior High 21.35%
Bachelor 9.62%
Senior High 62.54%
Diploma 6.12%
International menyalurkan dana sebesar Rp 30,44 miliar kepada 3.634 anggota koperasi, yang merupakan peningkatan sebesar 189% dan 176% masing-masing, dibandingkan tahun 2001.
Koperasi juga menyediakan program beasiswa bagi anak-anak karyawan anggota. Pada tahun 2002, sebanyak 173 anggota memperoleh dana beasiswa sejumlah Rp 16,82 juta, meningkat lebih dari 200% dari tahun sebelumnya. Program-program Koperasi Astra International yang lain mencakup program pelatihan manajemen koperasi bagi Koperasi Unit dan Koperasi Cabang, program pelatihan penyelia serta berbagai program sosial kemasyarakatan.
Dana Pensiun Astra Dibentuk pada tahun 1986, yayasan Dana Pensiun Astra menyediakan dana pensiun bagi pensiunan karyawan Astra ataupun ahli warisnya, dimana program tersebut saat ini diikuti oleh 48.740 orang peserta dari 111 perusahaan. Sumber dana yang dikelola berasal dari potongan gaji karyawan 3,2% dan kontribusi perusahaan. Pada tahun 2002, yayasan mengelola dana total sejumlah Rp 670 miliar, meningkat 16% dari tahun 2001. Sesuai dengan peraturan Departemen Keuangan, dana tersebut dikelola secara berhatihati dan fleksibel dalam portepel investasi yang pada tahun 2002 komposisinya terdiri dari deposito berjangka (41%), obligasi (42%), saham dan unit penyertaan reksa dana (14%) serta investasi langsung (3%).
ASTRA INTERNATIONAL 2002 51
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota dan mengoptimalkan dana milik anggota, Koperasi Astra International bekerja sama dengan pihak pemerintah dan bank-bank umum swasta nasional. Untuk lebih memajukan usahanya, Koperasi bekerja sama dengan Corporate Security Center mendirikan PT Sigap Prima Astra, sebuah perusahaan konsultan manajemen dan pelatihan satuan pengamanana. Pada akhir tahun 2002, sebanyak 1.032 anggota Satuan Pengamanan (Satpam) telah berhasil ditempatkan di berbagai perusahaan dalam Grup
Astra maupun di luar Grup Astra. Unit usaha Koperasi Astra International yang lain adalah Patron Tour & Travel, yang pada tahun 2002 membukukan penjualan senilai Rp 4,04 miliar, dibandingkan Rp 3,36 miliar tahun 2001.
Environmental, Health & Safety Management Astra Group’s commitment to environmental protection and preservation has been part of formal corporate policy since 1999, when a “Green Company” philosophy was implemented throughout the Group. This philosophy serves as the basis for Environment, Health and Safety (EHS) Management in all company activities. On November 5, 2002, Astra Group officially released a book entitled “Astra Green Company” to the public. With a foreword by Dr. Emil Salim, the book examines the main principles of this philosophy and sets out the 4 pillars of “Green Company”: green strategy, green process, green product, and green employee. Green Strategy involves the integration of EHS policies with the corporate operations of every company within the Astra Group. Green Process dictates that each company’s procedures and processes must be efficient, systematic, environmentally sustainable and adhere to international standards. In 2002, 5 companies (PT GS Battery Sunter Plant, PT GS Battery Karawang Plant, PT EDS Indonesia, PT Astra Sedaya Finance, and PT Pantja Motor) received ISO 14001 certification, bringing the total number of companies within the Group that have achieved this standard to 26. In addition, PT GS Battery Sunter Plant and PT GS Battery Karawang Plant received national health and safety management system certification (SMK3) while PT Astra Sedaya Finance and PT Indokarlo Perkasa received OHSAS 18001 certification. In all, 9 companies have now received SMK3 and OHSAS 18001 recognition.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 52
Green Product refers to the production of environmental-friendly products and practices such as non-CFC air conditioning units, minimal packaging and the design of products that do not require excessive maintenance.
Komitmen Astra terhadap perlindungan dan pelestarian lingkungan telah merupakan bagian dari kebijakan formal perusahaan sejak tahun 1999, tatkala filosofi “Green Company” mulai diterapkan dan menjadi dasar bagi aktivitas manajemen Lingkungan Hidup, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LH&K3) di seluruh jajaran perusahaan grup Astra. Pada tanggal 5 November 2002, Astra meresmikan peluncuran buku “Astra Green Company” untuk kalangan umum. Dengan kata pendahuluan yang ditulis oleh Dr. Emil Salim, buku tersebut menjabarkan prinsip utama filosofi “Green Company” yang diwujudkan melalui empat pilar dasar yaitu “Green Strategy”, “Green Process”, “Green Product” dan “Green Employee”.
“Green Strategy” berkaitan dengan integrasi kebijakan LH&K3 ke dalam seluruh kegiatan operasional perusahaan di lingkungan kelompok usaha Astra. Sedangkan melalui “Green Process”, diharapkan berbagai kegiatan operasional tersebut dapat terselenggara dengan efisien, sistematis dan berkelanjutan secara lingkungan, sesuai dengan standar internasional terbaik. Pada tahun 2002, sebanyak 5 unit usaha (PT GS Battery - Pabrik Sunter, PT GS Battery - Pabrik Karawang, PT EDS Indonesia, PT Astra Sedaya Finance dan PT Panca Motor) telah menerima sertifikasi ISO 14001, sehingga total jumlah perusahaan di Grup Astra yang telah memiliki sertiifikasi tersebut menjadi 26. Disamping itu, PT GS Battery - Pabrik Sunter dan PT GS Battery - Pabrik
Karawang juga memperoleh sertifikasi nasional di bidang manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3), sedangkan PT Astra Sedaya Finance dan PT Indokarto Perkasa menerima sertifikasi OHSAS 18001. Total jumlah perusahaan yang telah memperoleh sertifikasi SMK3 dan OHSAS 18001 adalah 9. Pilar “Green Product” menyangkut pembuatan produk-produk yang ramah lingkungan seperti AC non-CFC, meminimalkan penggunaan kemasan, serta desain produk yang menghemat biaya pemeliharaan. Pilar “Green Employee” bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran serta keterlibatan aktif tiap karyawan Astra dalam operasional dan manajemen
Finally, the Green Employee policy strives to make all employees aware of and involved in EHS management and operations. This is done through extensive and varied EHS training programs. Additionally, Astra Group now has 351 Environment Officers, while the ranks of certified Safety Specialists have swelled to 90 and Health Officers now total 112. Internally, Astra’s Green Company management uses a system based on Frequency Rate (FR) and Severity Rate (SR) of Lost Time Injuries (LTI) and utilizes color indicators: black (0-249), red (250-509), blue (510-774), green (775-899) and gold (900-1000). The percentage of companies within the group that had green and gold ratings climbed from 23% (environment) and 16% (health & safety) in 2001 to 43.4% (environment) and 38.l5% (health & safety) in 2002. This increase is in line with the corporate EHS target of having 90% of Astra companies achieve the gold rating by 2004. Another program that confirms Astra Group’s commitment to the environment and to local communities began in 2001 as the Sunter Nusa Dua Project. This program has expanded in 2002 to include: Hardware Management, Software Management and Brainware Management. Hardware Management involves developing the industrial area of Sunter II and making it safe, pleasant and free of devastating floods. The focus has been on revamping drainage infrastructure, installing street lights and more greenery in the area and creating a rescue system that can handle emergency situations quickly and efficiently. In conjunction with the Hardware Management program, Software Management is a program to develop guidelines to anticipate and handle floods as well as procedures to manage emergency situations. The Brainware Management program has 2 main goals: to develop a “Green Village” in Sungai Bambu, in cooperation with UNESCO, the University of Indonesia and the Institute of Technology of Indonesia, and to improve the socialization of Astra’s EHS policies and practices within the surrounding communities.
“90% of companies within Astra Group will achieve Astra Green Company standard by 2004 ...” “90% perusahaan dalam Grup Astra akan meraih standar sebagai Green Company pada tahun 2004 …”
LH&K3, melalui berbagai program pelatihan di bidang tersebut. Sampai saat ini, terdapat sebanyak 351 Environment Officer, 90 Safety Specialist dan 112 Health Officer di Grup Astra.
Kegiatan lain yang mencerminkan komitmen Perseroan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar adalah Proyek Sunter Nusa Dua yang dimulai di tahun 2001. Pada tahun 2002, program ini telah dikembangkan lebih lanjut melalui “Hardware Management”, “Software Management” dan “Brainware Management”. Aspek “Hardware Management” mencakup upaya pengembangan kawasan industri Sunter II menjadi daerah yang aman, nyaman dan bebas banjir. Hal ini dilakukan melalui perombakan sistem drainase,
pemasangan lampu penerang jalan, penghijauan serta pengembangan sistem bantuan untuk menangani keadaan darurat dengan cepat dan efisien. Sejalan dengan program “Hardware Management”, program “Software Management” dikembangkan untuk memformulasikan kebijakan standar guna mengantisipasi dan menangani bencana banjir, termasuk prosedur penanganan keadaan darurat. Sementara itu, program “Brainware Management” memiliki dua tujuan yaitu pengembangan sebuah “Green Village” di daerah Sungai Bambu bekerja sama dengan pihak UNESCO, Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Indonesia, serta untuk lebih mensosialisasikan kebijakan dan praktek LH&K3 Astra kepada masyarakat di lingkungan sekitar.
Manajemen Lingkungan Hidup, Kesehatan & Keselamatan Kerja
ASTRA INTERNATIONAL 2002 53
Dalam mengupayakan status “Green Company”, Perseroan menggunakan sistem yang berdasarkan pada parameter Frequency Rate (FR) dan Severity Rate (SR) untuk Lost Time Injury (LTI), dengan kode warna untuk peringkat penilaian yaitu hitam (0-249), merah (250-509), biru (510-774), hijau (775-889) dan emas (900-1000). Secara persentase, jumlah perusahaan di lingkungan Astra yang telah memperoleh peringkat hijau dan emas telah meningkat dari 23% (lingkungan) dan 16% (K3) masing-masing di tahun 2001, menjadi 43,4% (lingkungan) dan 38,15% (K3) masing-masing di tahun
2002. Peningkatan ini mendukung target Perseroan di bidang LH&K3 yaitu peringkat emas bagi 90% perusahaan di Grup Astra pada tahun 2004.
Social Responsibility In line with its vision of “Prospering Together with the Nation,” the Astra Group initiated a number of community development programs serving not only the local communities surrounding the Head Offices in Sunter but also the local communities surrounding our subsidiary companies throughout Indonesia.
Sesuai dengan cita-cita Perseroan “Sejahtera Bersama Bangsa”, Perseroan aktif terlibat dalam berbagai kegiatan pengembangan masyarakat, program-program ini ditujukan tidak saja bagi masyarakat dilingkungan kantor pusat Perseroan di Sunter, namun juga bagi komunitas lokal di sekitar operasional anak perusahaan
ASTRA INTERNATIONAL 2002 54
Perseroan di seluruh Indonesia.
Toyota-Astra Foundation The Toyota-Astra Foundation (YTA) continued its support of education and culture in the community in 2002 with programs and activities whose funding exceeded Rp 3.68 billion. The majority of this funding was used for a scholarship program for children of poor families. Scholarships were granted at all levels of education from elementary school to university amounting to Rp 3.47 billion, and included 10 scholarships for bachelor’s degree students who were considered to be the 10 best students in Indonesia. The Foundation also made substantial contributions to various universities throughout the country. These contributions were made in the form of research grants, technology project research aid and were also used to support student science events such as seminars, symposiums and expositions. Other Foundation activities included entrepreneurial development through an automotive training program and through Astra Auto Repair Shops, as well as the publication of books, manuals and other materials.
Dharma Bhakti Astra Foundation The Dharma Bhakti Astra Foundation (YDBA) focuses on assisting in the development of Small and Medium Enterprises (SMEs) in Indonesia. In 2002, the Foundation sponsored 70 training programs with partners like Bank Mandiri, PT Sucofindo (Persero), PT Bank Ekspor Indonesia, and PT Surveyor Indonesia (Persero). These programs were followed by 1,532 SMEs, representing a significant increase in the number of participants compared to last year. Automotive mechanics was the most sought after training material and in order to meet this growing demand, discussions with our partners are currently underway to develop such materials and to develop 2 new training facilities: the Pusat Otomotif Modern in Batam and PPOM in Cibitung (Bekasi). Another way of supporting SMEs is through capital funding and the Foundation was quite active in 2002, providing 90 SMEs with funds worth Rp 10.3 billion. This funding occurred through financial institutions and BUMNs and from the total, Rp 4 billion was given in the form of soft loans from PUKK-BUMN with yearly interest of only 6%.
Yayasan Toyota-Astra Yayasan Toyota-Astra (YTA) menyelenggarakan berbagai kegiatan di bidang pendidikan dan kebudayaan pada tahun 2002, dengan pendanaan keseluruhannya melebihi Rp 3,68 miliar. Sebagian besar dari dana tersebut dipergunakan dalam program beasiswa untuk anak-anak dari keluarga yang kurang mampu. Sebanyak Rp 3,47 miliar dana beasiswa dibagikan kepada penerima mulai dari pelajar Sekolah Dasar sampai mahasiswa di perguruan tinggi, termasuk 10 beasiswa bagi mahasiswa S1 yang termasuk 10 mahasiswa berprestasi di Indonesia. YTA juga memberikan bantuan dana kepada berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia, yang digunakan untuk pembiayaan riset, bantuan bagi proyek riset teknik dan dukungan bagi penyelenggaraan lokakarya, simposium ataupun pameran ilmiah yang diadakan oleh mahasiswa.
Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) berkiprah dalam mendukung pengembangan sektor usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia. Pada tahun 2002, YDBA mensponsori 70 program pelatihan bekerja sama dengan mitra seperti Bank Mandiri, PT Sucofindo (Persero), PT Bank Ekspor Indonesia dan PT Surveyor Indonesia (Persero). Sebanyak 1.532 pengusaha UKM, meningkat cukup banyak dibandingkan tahun sebelumnya, mengikuti program-program pelatihan ini. Salah satu materi pelatihan yang paling diminati adalah mekanik otomotif, dan untuk itu, YDBA sedang menjajaki kemungkinan kerja sama dengan para mitra kerja untuk lebih mengembangkan program tersebut, termasuk pembangunan dua fasilitas Pusat Pelatihan Otomotif Modern (PPOM) di Batam dan Cibitung (Bekasi). YDBA juga aktif menyalurkan pendanaan untuk mendukung sektor UKM, dimana pada tahun 2002 sebanyak 90 pengusaha UKM telah menerima bantuan modal senilai Rp 10,3 miliar, yang disalurkan melalui berbagai mitra lembaga keuangan dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 4 miliar diberikan dalam bentuk pinjaman lunak melalui skema PUKK-BUMN dengan suku bunga hanya 6% per tahun.
Tanggung Jawab Sosial
ASTRA INTERNATIONAL 2002 55
Kegiatan lainnya yang dilakukan oleh YTA adalah dukungan pengembangan wirausaha melalui pengadaan program pelatihan di bidang otomotif dan bengkelbengkel Astra Auto Repair Shop, serta penerbitan berbagai buku, buku panduan dan materi cetak lain di bidang tersebut.
Yayasan Dharma Bhakti Astra
The Dharma Bhakti Foundation Gallery at Jl. Majapahit No. 16 in Central Jakarta serves as the main venue for marketing potential SME products, such as furniture and handy crafts. Sales for domestic markets increased from Rp 10.8 billion in 2001 to Rp 18.5 billion in 2002. The export market almost doubled from US$ 1.2 million last year to US$ 2.4 million this year. Additionally, the Foundation was involved in expositions and seminars throughout the year including an “Exposition of Clustered Commodities” co-sponsored by Bappenas, and an exposition at the end of the year titled, “Bali Economic Recovery through SMEs”. This particular exposition was a coordinated effort with PUKK-BUMN and SMEs and reflected everyone’s concern and sympathy for the people of Bali after the tragedy in October.
Astra Mitra Ventura The venture capital company PT Astra Mitra Ventura (AMV) invested in 45 partner companies in 2002 with a total investment of Rp 14.7 billion. These partners started to show some positive growth this past year due in large part to overall economic stabilization but also as a result of increased operational activities and better revenues. In 2002, AMV reinvested capital funds in 3 potential partner companies amounting to Rp 5.2 billion. In the coming year, AMV plans to continue to support partner companies growth by providing optimal capital funding, exploring new business opportunities for partner companies, restructuring unhealthy partner companies, being selective about investments and cooperating with YBDA and Astra subsidiaries.
Astra Manufacturing Polytechnic Established in 1995, Astra Manufacturing Polytechnic (“Polman Astra”) is an educational institution that provides opportunities to an average of 200 students per year in four areas at study: 1. Production Equipment and Tool Making Program (P4) - established in 1995 in cooperation with ATMI Solo. 2. Technique and Processes of Manufacturing Program (TPM) - established in 1996 in cooperation with the Department of Mechanical Engineering of the Bandung Institute of Technology (ITB). 3. Information System Program (SI) - established in 1999 in cooperation with the Department of Information Technology of the Bandung Institute of Technology. 4. Mechatronic Program. Currently in development.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 56
Jalur pemasaran utama bagi produkproduk UKM seperti perabotan rumah tangga dan kerajinan adalah Galeri Yayasan Dharma Bhakti di Jl. Majapahit No. 16, Jakarta Pusat. Penjualan ke pasar domestik meningkat dari Rp 10,8 miliar tahun 2001 menjadi Rp 18,5 miliar tahun 2002, sementara penjualan ekspor meningkat hampir dua kali lipat dari sekitar US$ 1,2 juta menjadi US$ 2,4 juta, pada periode yang sama. Selain itu, YDBA juga aktif dalam berbagai kegiatan lokakarya dan pameran selama tahun 2002, termasuk acara “Exposition of Clustered Commodities” yang disponsori bersama oleh Bappenas, dan pameran bertema “Pemulihan Perekonomian Bali melalui UKM” yang diadakan di penghujung tahun tersebut. Acara tersebut merupakan hasil kerja sama dengan PUKK-BUMN dan pengusaha sektor UKM, dan mencerminkan keprihatinan serta kepedulian kita semua terhadap masyarakat Bali menyusul tragedi di bulan Oktober.
Astra Mitra Ventura Pada tahun 2002, perusahaan modal ventura PT Astra Mitra Ventura (AMV)
memiliki 45 mitra binaan dengan total dana investasi sebesar Rp 14,7 miliar. Para mitra binaan tersebut telah mulai menunjukkan kinerja yang positif di tahun 2002, terutama akibat semakin stabilnya perekonomian secara umum, selain akibat peningkatan aktivitas operasional dan arus pendapatan. Pada tahun 2002, AMV melakukan investasi modal sebesar Rp 5,2 miliar di tiga perusahaan mitra binaan yang potensial. Untuk tahun-tahun mendatang, AMV akan terus mendukung pengembangan mitra binaan melalui pendanaan modal yang optimal, mencermati berbagai peluang usaha baru bagi mitra binaan, melakukan restrukturisasi neraca untuk mitra binaan yang kurang sehat, disamping terus melakukan investasi secara selektif bekerja sama dengan YDBA dan perusahaan-perusahaan di lingkungan kelompok usaha Astra.
Politeknik Manufaktur Astra Didirikan pada tahun 1995, Politeknik Manufaktur (Polman) Astra merupakan lembaga pendidikan yang menyediakan kesempatan belajar bagi sekitar 200 orang pelajar tiap tahunnya dalam empat bidang studi:
1. Program Pembuatan Peralatan dan Perlengkapan Produksi (P4) yang dimulai tahun 1995 bekerja sama dengan ATMI Solo. 2. Program Teknik Proses Manufaktur (TPM) yang mulai diselenggarakan tahun 1996 bekerja sama dengan Departemen Teknik Industri ITB. 3. Program Sistem Informasi (SI) yang didirikan tahun 1999 bekerja sama dengan Departemen Teknologi Informasi ITB. 4. Program Mekatronik yang saat ini sedang dalam tahap pengembangan. Rata-rata tiap tahun Polman Astra menampung sekitar 200 mahasiswa. Hingga akhir tahun 2000, institusi ini telah meluluskan 268 orang yang seluruhnya terserap di industri grup Astra sekitar 60%, sedangkan 40% di luar grup. Polman Astra terus berupaya mempertahankan standar profesional dan meningkatkan kualitas programprogram pendidikannya, dan telah memperoleh akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional pada tahun 2002. Dengan sekitar 62% para lulusannya saat ini bekerja di berbagai perusahaan
Polman Astra accepts approximately 200 students every year. By the end of 2000, this institution had graduated 268 students. Of the total graduates, 60% were employed in Astra Group and 40% were absorbed by non-Astra companies. Astra Manufacturing Polytechnic continuously strives to improve the quality of its programs and to maintain its professional standards and in 2001, received its accreditation from the national accreditation bureau. With an average of 62% of its graduates joining the Astra Group, Astra Manufacturing Polytechnic reflects the Company’s commitment to the development of dedicated and skilled professionals and to the future of its workforce as well as to the future of the nation as a whole.
Community Development In line with its policy of contributing to local communities and its vision of “Prosper with the Nation”, the Astra Group initiated a number of community development programs in 2002. These programs served not only the local communities surrounding the Head Offices in Sunter but also the local communities surrounding our subsidiary companies throughout Indonesia.
Runner up Office Landscape in DKI Jakarta, 2002 Juara 2 Lomba Taman Kantor Swasta DKI Jakarta Tahun 2002
The Company worked closely with local communities and local leaders to develop a neighborhood contest. This annual contest is sponsored by the Company and contributes to the overall cleanliness of local neighborhoods as well as to a sense of pride and community spirit in the areas. This contest is in line with our commitment to office and facility cleanliness and aesthetics. Also in 2002 in a local government - sponsored contest for facility cleanliness, Astra International was ranked number 1 in North Jakarta and runner-up in Metropolitan Jakarta. A total of Rp 1 billion donations were made to flood victims also attest to Astra’s commitment to local communities. This commitment was evident throughout the year as the Group made Idul Fitri and Idul Adha packages for the people in Sunter I and Sunter II and continued to maintain good relations with the community through the 3000 capacity Astra Mosque, which was built by the Astra Amaliah Foundation. In 2002, the Company gave scholarships to 400 students from the Sunter area, ranging from elementary school age students to high school students. Meanwhile, PT Astra Agro Lestari and PT Astra Honda Motor also provided scholarships to 800 and 400 students respectively. The Company provided rehabilitation aid for schools and mosques and gave demonstration models of motorcycle and car engines and technical guide books to Technical Schools (STM). The company also donated 2 Isuzu Elf buses to Indonesia’s National Sports Committee (KONI) for the use of Indonesian athletes.
Best Office Landscape in North Jakarta, 2002 Juara 1 Lomba Taman Kantor Swasta Kotamadya Jakarta Utara Tahun 2002
dalam Grup Astra, keberadaan Polman Astra mencerminkan komitmen Perseroan dalam mengembangkan tenaga kerja profesional yang terampil, dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan Astra dan masa depan bangsa dan negara Indonesia.
Pengembangan Masyarakat Sesuai dengan cita-cita Perseroan untuk “Sejahtera Bersama Bangsa”, Perseroan aktif terlibat dalam berbagai kegiatan pengembangan masyarakat pada tahun 2002. Program-program ini ditujukan tidak saja bagi masyarakat di lingkungan Kantor Pusat Perseroan di Sunter, Jakarta, namun juga bagi komunitas lokal di sekitar operasional anak perusahaan Perseroan di seluruh Indonesia.
Pada tahun 2002, Perseroan memberikan beasiswa kepada 400 pelajar sekolah dasar dan sekolah menengah di kawasan Sunter. Beasiswa juga diberikan oleh PT Astra Agro Lestari dan PT Astra Honda Motor, kepada masing-masing 800 dan 400 pelajar. Perseroan menyumbangkan dana bagi perbaikan sekolah dan masjid, serta mesin sepeda motor dan mobil untuk praktikum dan buku-buku teknik kepada beberapa Sekolah Teknik
Menengah (STM). Selain itu, Perseroan juga menyumbangkan dua unit kendaraan bus Isuzu Elf kepada KONI untuk dipergunakan bagi kepentingan para olahragawan Indonesia.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 57
Bekerja sama dengan pemuka dan anggota masyarakat setempat, Perseroan mengembangkan dan mensponsori suatu lomba kebersihan lingkungan. Acara yang diadakan setiap tahun ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kebersihan, kesehatan dan keindahan lingkungan sejalan dengan komitmen Astra sebagai
juara kebersihan dan keindahan perkantoran se-Jakarta Utara, dan juara 2 se-DKI Jakarta tahun 2002, disamping mengembangkan kebanggaan dan semangat gotong-royong di lingkungan masyarakat yang terlibat. Disamping itu Astra memberikan sumbangan kepada korban banjir DKI Jakarta senilai Rp 1 miliar, mencerminkan komitmen Astra pada kepedulian masyarakat di lingkungannya. Komitmen tersebut juga diwujudkan dalam bentuk pembagian paket Hari Raya Lebaran dan Idul Adha kepada masyarakat di Sunter I dan Sunter II, serta hubungan baik yang terus dibina antara lain melalui aktivitas Masjid Astra yang berkapasitas 3000 orang, yang dibangun oleh Yayasan Amaliah Astra (YAA).
Corporate Plan in 2003 In 2003, the Company will face several challenges with the implementation of the ASEAN Free Trade Area, but will continue to strive to maintain its position as the automotive market leader and will work to be the best in its other fields of operations in the coming year.
Winning Concept The Company will leverage its core competence, increase productivity and develop synergy among its business units. In support of this strategy, an integrated automotive network, consistent aftersales service and skilled human resources will be developed to improve productivity and customer satisfaction. The Company has already implemented its cross-selling program and an automotive financing, insurance and integrated purchase program and will implement its share service program in the coming year. All of these changes will make Astra more efficient, more productive and more customer-friendly.
Winning Team In support of the winning concept, the Company will continue to maintain the highest standards of recruitment, personnel tracking, development, and performance management. The future of the Company is in the hands of the people that work in it and by demanding the highest levels of performance and achievement, the Company will continue to grow and will be able to realize its greatest expectations.
Pada tahun 2003 Perseroan diperkirakan akan menghadapi beberapa tantangan dengan dibukanya perdagangan bebas ASEAN (AFTA), namun Perseroan akan terus berupaya untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar otomotif serta untuk menjadi yang terbaik di bidang usaha lain yang ditekuni di masa mendatang.
ASTRA INTERNATIONAL 2002 58
Winning Concept Perseroan akan meningkatkan kompetensi inti yang dimiliki, menaikkan produktifitas dan mengembangkan sinergi antar unit usaha. Untuk mendukung strategi ini, Perseroan akan terus mengembangkan jaringan otomotif
yang terpadu, layanan purna-jual yang konsisten dan peningkatan keterampilan SDM agar dapat meningkatkan produktifitas dan sekaligus kepuasan pelanggan. Perseroan telah menerapkan program penjualan-silang , pembiayaan otomotif dan asuransi, serta program pembelian secara terpadu, sementara program pelayanan bersama (shared service) akan diterapkan dalam waktu dekat. Kesemuanya ini akan membuat pelayanan Astra lebih efisien, produktif dan bersahabat.
Winning Team Untuk mendukung Winning Concept, Perseroan akan terus mempertahankan standar yang tinggi
dalam melakukan proses rekrutmen, pengembangan SDM, manajemen kinerja SDM dan system people tracking. Masa depan Perseroan terletak di tangan para karyawan yang terus berupaya mencapai yang terbaik, untuk memungkinkan pertumbuhan dan pencapaian lebih besar lagi.
Winning Systems Upaya karyawan Perseroan untuk mencapai yang terbaik didukung melalui penyempurnaan dan pengembangan sistem dan infrastruktur melalui pemanfaatan yang efektif dari teknologi informasi terkini. Untuk mengadopsi budaya Perseroan yang didasarkan pada
Winning Systems In order for employees to reach these lofty goals, it is necessary to support them with systems and infrastructure and the Company is committed to improving and developing its infrastructure with the most effective, up-todate information technology available. In order to help everyone within the Group adopt the corporate culture of the Company, the core of which consists of the Astra Corporate Philosophy, Catur Dharma, and Business and Work Ethics, the Company has established the Astra Management System (AMS) and the Astra Human Resources Management System (AHRM). The Company will also continue to develop its Enterprise Resource Planning (ERP) program to increase operational and administrative efficiency and to lay the foundation for the launch of our Customer Relationship Management (CRM) program.
Winning Principle The emphasis on good corporate governance practices in all business operations is one of the Company’s main goals, as it is essential to Astra’s reputation in the business world and in the community. The Board of Directors within the Astra Group will always strive to carry out their responsibilities in a professional, transparent and accountable manner. The Company will always strive to maintain the international standards of good corporate governance and will continue to integrate these standards throughout the business units within the Group to enhance the company’s image internally and externally.
Winning Relations In 2003, the Company will remain committed to the environment, and to health and safety standards (EHS) in all of its facilities and for the benefit of all of its employees. In addition, the Company will continue to implement community development programs according to these principles and will strive to develop synergy and maintain positive relations among its customers, joint venture principals, creditors, suppliers, investors and the community.
Catur Dharma dan pedoman Kode Etik Perusahaan, Perseroan telah menerapkan Astra Management System (AMS) dan Astra Human Resources Management System (AHRM). Perseroan juga terus mengembangkan penggunaan sistem Enterprise Resource Planning (ERP) untuk meningkatkan efisiensi operasional dan administrasi, serta sebagai landasan untuk pelaksanaan program Customer Relationship Management (CRM).
Winning Principle
Winning Relations Di tahun 2003 Perseroan tetap memegang teguh komitmennya pada peningkatan standar lingkungan hidup, kesehatan dan keselamatan kerja (LH&K3) di tiap aspek operasional yang bermanfaat bagi seluruh karyawan. Selain itu, Perseroan terus melakukan kontribusinya pada berbagai program pengembangan masyarakat sejalan dengan prinsip-prinsip LH&K3, serta mengembangkan sinergi dari hubungan yang harmonis dengan para pelanggan, mitra usaha, kreditur, pemasok, pemodal dan masyarakat.
Rencana Perseroan Tahun 2003
ASTRA INTERNATIONAL 2002 59
Penekanan pada penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik di semua lingkup bisnis Perseroan tetap
menjadi salah satu tujuan utama dalam rangka mempertahankan reputasi Perseroan di kalangan dunia usaha dan masyarakat umum. Seluruh jajaran Direksi di unit-unit usaha Grup Astra akan melakukan tugas dan fungsinya secara profesional, transparan dan bertanggung jawab. Perseroan senantiasa berupaya mempertahankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan berdasarkan standar internasional yang terbaik dan akan terus mengintegrasikan prinsipprinsip tersebut pada setiap unit usaha dalam lingkungan Grup Astra agar citra Perseroan dapat ditingkatkan baik internal maupun eksternal.
This Annual Report has been signed by the members of the Board of Commissioners and the Board of Directors of PT Astra International Tbk in April 2003. Laporan Tahunan ini telah ditandatangani oleh anggota Dewan Komisaris dan Direksi PT Astra International Tbk pada bulan April 2003.
Board of Commissioners Dewan Komisaris
Theodore Permadi Rachmat
Benny Subianto
(President Commissioner / Presiden Komisaris)
(Vice President Commissioner / Wakil Presiden Komisaris)
Sri Mulyani Indrawati
Benjamin Arman Suriadjaya
Juwono Sudarsono
(Commissioner / Komisaris)
(Commissioner / Komisaris)
(Commissioner / Komisaris)
Motonobu Takemoto
Anthony John Liddell Nightingale
Vimala Menon
(Commissioner / Komisaris)
(Commissioner / Komisaris)
(Commissioner / Komisaris)
Philip Eng Heng Nee
Neville Barry Venter
(Commissioner / Komisaris)
(Commissioner / Komisaris)
Board of Directors Dewan Direksi
Budi Setiadharma
Michael Dharmawan Ruslim
(President Director / Presiden Direktur)
(Vice President Director / Wakil Presiden Direktur)
ASTRA INTERNATIONAL 2002 60
Danny Walla (Director / Direktur)
Kour Nam Tiang
John S. A. Slack
(Director / Direktur)
(Director / Direktur)
Prijono Sugiarto
Gunawan Geniusahardja
(Director / Direktur)
(Director / Direktur)
Financial Report Laporan Keuangan PT Astra International Tbk and Subsidiaries / dan Anak Perusahaan Consolidated Financial Statements / Laporan Keuangan Konsolidasian 31 December 2002 and 2001 31 Desember 2002 dan 2001
ASTRA INTERNATIONAL 2002 61
DIREKSI PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk
ASTRA international enterprise at your service
Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II, Jakarta 14330, Indonesia Tel. : (62-21) 652 2555 Fax. : (62-21) 651 2058, 651 2059
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES / DAN ANAK PERUSAHAAN
CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2002 AND 2001
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2002 DAN 2001
Directors’ Statement
Pernyataan Direksi
In accordance with a resolution of the Directors of PT Astra International Tbk in the opinion of the Directors:
Sesuai dengan keputusan Direksi PT Astra International Tbk kami menyatakan bahwa:
a) the consolidated financial statements of PT Astra International Tbk and subsidiaries are drawn up so as to present fairly the consolidated financial position of PT Astra International Tbk and subsidiaries for the years ended 31 December 2002 and 2001, and the consolidated operating results, changes in equity, and cash flows for the years ended 31 December 2002 and 2001;
a) laporan keuangan konsolidasian PT Astra International Tbk dan anak perusahaan menyajikan secara wajar posisi keuangan konsolidasian PT Astra International Tbk dan anak perusahaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2002 dan 2001, dan laporan hasil usaha, perubahan ekuitas, serta arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2002 dan 2001;
b) the consolidated financial statements have been prepared in accordance with accounting principles generally accepted in Indonesia.
b) penyajian laporan keuangan konsolidasian telah dibuat sesuai dengan prinsip akuntasi yang berlaku umum di Indonesia.
Jakarta, 19 March / Maret 2003
ASTRA INTERNATIONAL 2002 62
Board of Directors / Dewan Direksi PT Astra International Tbk
Budi Setiadharma President Director / Presiden Direktur
John S. A. Slack Director / Direktur
Corporate Data Data Perseroan
ASTRA INTERNATIONAL 2002 179
Board of Commissioners Theodore Permadi Rachmat (President Commissioner / Presiden Komisaris)
An Indonesian citizen, he has been the President Commissioner of PT Astra International Tbk since June 2002. A former President Director of the company (1984 - 1998) before being appointed as a commissioner of the company (1998 - 2000), he served as President Director of the company for the second time from 2000 2002. He joined PT Astra International Tbk in 1969. Mr. Rachmat is also a commissioner of PT Unilever Indonesia Tbk (1999 - present), and is a former commissioner of PT Bank Universal Tbk (1995 - 2001). He has also served as the President Commissioner (1994 - 1998), Commissioner (1984 - 1991), President Director (1979 - 1983) and Director (1972 - 1978) of PT United Tractors Tbk. He graduated from Bandung Institute of Technology in 1968.
Warga Negara Indonesia, menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Astra International Tbk sejak Juni 2002. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Presiden Direktur Perseroan (1984 - 1998), kemudian diangkat menjadi Komisaris Perseroan (1998 - 2000) dan untuk kedua kalinya menjabat sebagai Presiden Direktur Perseroan (2000 - 2002). Bergabung dengan PT Astra International Tbk tahun 1969. Beliau adalah juga Komisaris PT Unilever Indonesia Tbk (1999 - sekarang), dan pernah menjabat Komisaris PT Bank Universal Tbk (1995 - 2001). Pernah menjabat sebagai Presiden Komisaris (1994 - 1998), Komisaris (1984 - 1991), Presiden Direktur (1979 - 1983) dan Direktur (1972 1978) di PT United Tractors Tbk. Menyelesaikan pendidikan di Institut Teknologi Bandung tahun 1968.
Benny Subianto (Vice President Commissioner / Wakil Presiden Komisaris)
An Indonesian citizen, he has been the Vice President Commissioner of PT Astra International Tbk since February 2000 and has been a commissioner since 1998. He started his career at PT Astra International Tbk in 1969 and served as the Vice President Director from 1990 1998. He has served as the President Director of PT United Tractors Tbk (1984 - 1997), President Director of PT Astra Agro Lestari Tbk (1989 1999), President Commissioner of PT United Tractors Tbk (1997 - 1999), President Commissioner of PT Berau Coal (1995 - 2001) and President Commissioner of PT Komatsu Indonesia Tbk (1993 - 1999). He graduated from Bandung Institute of Technology in 1969.
Warga Negara Indonesia, menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris PT Astra International Tbk sejak Februari 2000, dan sebelumnya sebagai Komisaris Perseroan sejak 1998. Memulai karir di PT Astra International Tbk pada tahun 1969 dan menjabat Wakil Presiden Direktur (1990 - 1998). Pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT United Tractors Tbk (1984 1997), Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk (1989 - 1999), Presiden Komisaris PT Berau Coal (1995 - 2001) dan Presiden Komisaris PT Komatsu Indonesia Tbk (1993 - 1999). Menyelesaikan pendidikan di Institut Teknologi Bandung tahun 1969.
Sri Mulyani Indrawati (Commissioner / Komisaris)
An Indonesian citizen, she has been a commissioner of PT Astra International Tbk since February 2000. She was appointed as the Secretary of the National Economy Board in 1999 and has been a member of the Ministry of Finance as an Assistant for Monetary Fund and Finance since 1998. She has held positions in the Faculty of Economics at the University of Indonesia since 1985. She received a doctorate in economics from the University of Illinois, USA, in 1992. She resigned as commissioner effective 11 January 2003.
Warga Negara Indonesia, menjabat Komisaris PT Astra International Tbk sejak Februari 2000. Beliau diangkat sebagai Sekretaris di Dewan Ekonomi Nasional pada tahun 1999 dan anggota Tim Asisten Menteri Keuangan bidang Moneter dan Keuangan sejak tahun 1998. Menduduki berbagai jabatan akademis di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia sejak 1985. Menyelesaikan program doktoral bidang Ekonomi di University of Illinois, AS, tahun 1992. Mengundurkan diri sebagai komisaris pada tanggal 11 Januari 2003.
Benjamin Arman Suriadjaya
ASTRA INTERNATIONAL 2002 ii 180
(Commissioner / Komisaris)
An Indonesian citizen, he was re-appointed as a commissioner of PT Astra International Tbk at the General Annual Meeting of Stockholders in 2000. He joined PT Astra International Tbk in 1970 and served as Director (1970 - 1973), Vice President Director (1973 - 1979), President Director (1979 - 1984), Vice President Commissioner (1984 - 1993) and various positions in subsidiaries. He has been a commissioner in the Company since 1993. He graduated from Bandung Institute of Technology in 1959.
Warga negara Indonesia. Sejak Rapat Umum Pemegang Saham tahun 2002 diangkat kembali sebagai Komisaris PT Astra International Tbk. Bergabung dengan PT Astra International Tbk pada tahun 1970 dan pernah menjabat sebagai Direktur (1970 - 1973), Wakil Presiden Direktur (1973 - 1979), Presiden Direktur (1979 - 1984), Wakil Presiden Komisaris (1984 - 1993) dan berbagai jabatan di anak perusahaan. Komisaris sejak 1993 hingga sekarang. Menyelesaikan pendidikan di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1959.
Juwono Sudarsono (Commissioner / Komisaris)
An Indonesian citizen, he has been a commissioner of PT Astra International Tbk since June 2002 and a commissioner of PT Unilever since June 2001. He holds degrees from the University of Indonesia, the University of California Berkeley, USA, and the London School of Economics (1978). He was a professor at Georgetown University, Washington DC, and Columbia University, New York from 1986 - 1987, and Dean of the University of Indonesia from 1988 - 1994. He was Vice Governor of the National Defense Council, and has served as Minister of the Environment, Minister of Education and Culture and Minister of Defense. Currently, he is active as a professor at the University of Indonesia and since 2002, as an International Consortium Advisor for the Reform of the Indonesian House of Representatives.
Warga Negara Indonesia, menjabat Komisaris PT Astra International Tbk sejak Juni 2002, dan Komisaris PT Unilever sejak Juni 2001. Memegang berbagai gelar akademis dari Universitas Indonesia, Universitas California Berkeley, AS, dan London School of Economics (1978). Pernah mendapatkan gelar Profesor di Georgetown University, Washington DC dan di Columbia University, New York (1986 - 1987) serta Dekan di Universitas Indonesia (1988 - 1994). Beliau adalah Wakil Gubernur pada Lembaga Pertahanan Nasional, dan pernah menjabat sebagai Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Menteri Pertahanan. Saat ini beliau aktif sebagai Profesor di Universitas Indonesia dan sejak tahun 2002 sebagai penasehat ahli pada Konsorsium Internasional untuk Reformasi Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia.
Motonobu Takemoto (Commissioner / Komisaris)
A Japanese citizen, he became a commissioner of PT Astra International Tbk in May 2001. He joined Toyota Motor Sales Co., Ltd., in 1969. He has been appointed as Managing Director of Toyota Motor Asia Pacific Pte., Ltd. (formerly known as Toyota Motor Management Services Singapore., Pte.Ltd.) since 2001, and served as Executive Vice President of Toyota Motor Thailand Co.Ltd. in 1994. He graduated from the Faculty of Business Administration at Kobe University, Japan in 1969.
Warga Negara Jepang, menjabat sebagai Komisaris PT Astra International Tbk sejak Mei 2001. Bergabung dengan Toyota Motor Sales Co. Ltd. Pada tahun 1969. Menjabat sebagai Direktur Pelaksana, Toyota Motor Asia Pacific Pte. Ltd. (Toyota Motor Management Services Singapore Pte. Ltd.) sejak tahun 2001, dan sebagai Executive Vice President Toyota Motor Thailand Co. Ltd. Pada tahun 1994. Menyelesaikan pendidikan di Fakultas Administrasi Niaga, Universitas Kobe, Jepang, tahun 1969.
Anthony John Liddell Nightingale (Commissioner / Komisaris)
A British citizen, he has been a commissioner of the company since 2000. Currently, he serves as Chairman of Jardine Pacific, Jardine Motor Group, Cycle & Carriage and MCL Land and as a director of public listed companies including Jardine Matheson Holdings, Edaran Otomobil Nasional, Hap Seng Consolidated and Cycle & Carriage Bintang. He is also Deputy Chairman of the Hong Kong General Chamber of Commerce and a member of the Hong Kong Trade Development Council. He became a Board member of Jardine Matheson Holdings in 1994, after initially joining Jardine Matheson Group in 1969. He obtained an honours degree in classics from Peterhouse, Cambridge, in 1969.
Warga Negara Inggris, menjabat Komisaris PT Astra International Tbk sejak tahun 2000. Saat ini menjabat juga sebagai Chairman di Jardine Pacific, Jardine Motor Group, Cycle & Carriage dan MCL Land, serta sebagai Direktur di beberapa perusahaan publik antara lain Jardine Matheson Holdings, Edaran Otomobil Nasional, Hap Seng Consolidated dan Cycle & Carriage Bintang. Beliau adalah juga Deputy Chairman di Hong Kong General Chamber of Commerce dan anggota Hong Kong Trade Development Council. Bergabung dengan Jardine Matheson Group pada tahun 1969 dan menjadi anggota Board di Jardine Matheson Holdings tahun 1994. Meraih gelar sarjana (Honours) bidang Classics dari Peterhouse, Cambridge, tahun 1969.
Vimala Menon (Commissioner / Komisaris)
Warga Negara Malaysia, menjabat Komisaris PT Astra International Tbk sejak tahun 2000. Saat ini menjabat juga sebagai Direktur Eksekutif, Finance & Corporate Services di Edaran Otomobil Nasional Bhd, Malaysia, dan anggota Board di beberapa perusahaan di dalam Group Edaran Otomobil Nasional. Menjabat sebagai Direktur di Cycle & Carriage Limited, Singapore, dan di MCL Land Limited, Singapore. Terdaftar sebagai associate member dari Institute of Chartered Accountants di Inggris dan Wales serta anggota dari Malaysian Institute of Accountants.
Dewan Komisaris
iii 181 2002 2002 INTERNATIONAL INTERNATIONAL ASTRA ASTRA
A Malaysian citizen, she has been a member of the Board of Commissioners of PT Astra International Tbk since 2000. Currently she is the Executive Director for Finance & Corporate Services of Edaran Otomobil Nasional Bhd, Malaysia, and sits on the board of several companies in the Edaran Otomobil Nasional Group. She is also a director of Cycle & Carriage Limited, Singapore, and MCL Land Limited, Singapore. Ms. Menon is an associate member of the Institute of Chartered Accountants in England and Wales and also a member of the Malaysian Institute of Accountants.
Board of Commissioners
Philip Eng Heng Nee (Commissioner / Komisaris)
A citizen of Singapore, he has been a commissioner of the Company since 2000. He has served with the Cycle & Carriage Group in various positions since 1982 and is currently the Group Managing Director with overall responsibility for the Group’s operations. He sits on the boards of the Cycle & Carriage Group‘s major subsidiaries and associates in Malaysia, Australia, New Zealand, Thailand and Vietnam, and is a director of MCL Land and Metalock, Singapore, and of Cycle & Carriage Bintang, Malaysia. He is a past president of the Singapore Motor Traders Association (1988 to 1991) and is currently Deputy Chairman of the Singapore Australia Business Alliance Forum (SABAF).
Warga Negara Singapura, menjabat Komisaris PT Astra International Tbk sejak tahun 2000. Menjabat berbagai posisi di Cycle & Carriage Group sejak tahun 1982 dan saat ini adalah Group Managing Director yang bertanggung jawab atas operasional Grup. Anggota Board di berbagai anak perusahaan dan perusahaan afiliasi Cycle & Carriage Group di Malaysia, Australia, New Zealand, Thailand dan Vietnam, serta Direktur di MCL Land dan Metalock, Singapore dan di Cycle & Carriage Bintang, Malaysia. Pernah menjabat Presiden dari Singapore Motor Traders Association (1988 - 1991) dan saat ini menjabat Deputy Chairman dari Singapore Australia Business Alliance Forum (SABAF).
Neville Barry Venter (Commissioner / Komisaris)
ASTRA INTERNATIONAL 2002 iv 182
A South African citizen, he has been a commissioner of PT Astra International Tbk since 2000. At present, he is the Group Finance Director of Cycle & Carriage Group. He was previously the Finance Director of Jardine Pacific and prior to joining the Jardine Group, he was the Group Finance Director of Rennies Group Limited in South Africa.
Warga Negara Afrika Selatan, menjabat Komisaris PT Astra International Tbk sejak tahun 2000. Saat ini menjabat sebagai Group Finance Director di Cycle & Carriage Group. Sebelumnya menjabat Finance Director di Jardine Pacific dan sebelum bergabung dengan Jardine Group beliau adalah Group Finance Director dari Rennies Group Limited, Afrika Selatan.
Dewan Komisaris
Board of Directors Budi Setiadharma (President Director / Presiden Direktur)
An Indonesian citizen, Mr. Setiadharma was appointed President Director of PT Astra International Tbk in July 2002. He joined the Company in 1970 and currently serves as President Commissioner of PT Astra Honda Motor, Commissioner of PT Toyota Astra Motor, PT Astra Daihatsu Motor and PT Astra Otoparts Tbk. He is a former Vice President Director of PT Astra International Tbk (1998 - 2002), and has served as President Director (1978 - 2000) of PT Federal Motor, and General Manager of the Honda Division of PT Astra International Tbk (1975 - 1978). He graduated from Parahyangan Catholic University, Bandung, in 1970.
Warga Negara Indonesia, menjabat Presiden Direktur PT Astra International Tbk sejak Juni 2002. Saat ini juga menjabat sebagai Presiden Komisaris di PT Astra Honda Motor, Komisaris di PT Toyota Astra Motor, PT Astra Daihatsu Motor dan PT Astra Otoparts Tbk. Bergabung dengan Perseroan sejak tahun 1970 dan pernah menjabat Wakil Presiden Direktur PT Astra International Tbk (1998 - 2002), Presiden Direktur PT Federal Motor (1978 - 2000) dan General Manager Honda Division, PT Astra International Tbk (1975 - 1978). Menyelesaikan pendidikan di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, 1970.
Michael Dharmawan Ruslim (Vice President Director / Wakil Presiden Direktur)
An Indonesian citizen, he has been Vice President Director of PT Astra International Tbk since 2002. He is responsible for coordinating all of the company’s non-automotive businesses and corporate strategy and handles several corporate functions, as well as acting as the Group Director for the Infrastructure Division. He joined the Company in 1983 and was a director of PT Astra International Tbk (1991 - 2002). Prior to joining the company, he was Assistant Vice President of Citibank N.A, Jakarta. He graduated from the University of Wisconsin-Madison, USA, in 1978.
Warga Negara Indonesia, menjabat Wakil Presiden Direktur PT Astra International Tbk sejak Juni 2002. Bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan seluruh bisnis non-otomotif Perseroan, strategi perusahaan serta beberapa fungsi eksekutif perusahaan lainnya, termasuk sebagai Direktur Grup Divisi Infrastruktur. Pernah menjabat sebagai Direktur PT Astra International Tbk (1991 - 2002). Sebelum bergabung dengan Perseroan pada tahun 1983 menjabat Assitant Vice President di Citibank N.A., Jakarta. Menyelesaikan pendidikan di University of Wisconsin, Madison, AS, tahun 1978.
Danny Walla (Director / Direktur)
An Indonesian citizen, he has been a director of PT Astra International Tbk since 1990 and is responsible for Automotive Division I and IV (motorcycle and component). He joined the company in 1971 and currently serves as President Commissioner of PT Astra Otoparts Tbk, Commissioner of PT Astra Agro Lestari Tbk. He is a former commissioner of PT Astra Honda Motor (1993 - 2000), President Commissioner of PT GS Battery, PT Kayaba Indonesia and PT Denso Indonesia Corp. (1990 - 2000), and President Director of PT Gemala Kempa Daya (1989 - 1999). He graduated from Bandung Institute of Technology in 1971.
Warga Negara Indonesia, menjabat Direktur PT Astra International Tbk sejak tahun 1990, bertanggungjawab atas Divisi Otomotif I dan IV (sepeda motor dan komponen). Bergabung dengan Perseroan pada tahun 1971 dan saat ini menjabat juga sebagai Presiden Komisaris di PT Astra Otoparts Tbk dan Komisaris di PT Astra Agro Lestari. Pernah menjabat sebagai Komisaris di PT Astra Honda Motor (1993 - 2000), Presiden Komisaris di PT GS Battery, PT Kayaba Indonesia dan PT Denso Indonesia Corp (1990 - 2000) serta Presiden Direktur PT Gemala Kempa Daya (1989 1999). Menyelesaikan pendidikannya di Institut Teknologi Bandung tahun 1971.
Kour Nam Tiang (Director / Direktur)
Warga Negara Malaysia, menjabat Direktur PT Astra International Tbk sejak tahun 2000. Bertanggungjawab atas Divisi Alat Berat dan Agribisnis serta Sistem Informasi Teknologi Perusahaan. Saat ini menjabat juga sebagai Presiden Komisaris di PT United Tractors Tbk dan PT Astra Agro Lestari Tbk, serta Komisaris di PT Astra Otoparts Tbk. Sebelumnya menjabat sebagai General Manager dan Head of Business Development di Cycle & Carriage Limited (1997 - 2000) dan pernah bekerja di bidang investment banking dan konsultan di Cina, Singapura dan Australia. Memperoleh CPA dari Australian Society of Certified Practising Accountant pada tahun 1998, gelar master di bidang Commerce dari University of New South Wales, Australia, tahun 1986 dan gelar bachelor di bidang Ekonomi dari University of Sidney, Australia, tahun 1984.
Dewan Direksi
v 183 2002 2002 INTERNATIONAL INTERNATIONAL ASTRA ASTRA
A Malaysian citizen, he has been a director of PT Astra International Tbk since 2000. He is responsible for the Heavy Equipment and Agribusiness Divisions as well as corporate Information Systems and Technology. Currently, he also serves as the President Commissioner of PT United Tractors Tbk, PT Astra Agro Lestari Tbk, and Commissioner of PT Astra Otoparts Tbk. He is a former General Manager and Head of Business Development of Cycle & Carriage Limited (1997 2000) and has worked in investment banking and consulting in China, Singapore, and Australia. He obtained his CPA from the Australian Society of Certified Practising Accountant (CPA) in 1988, after receiving a Master of Commerce from the University of New South Wales in 1986, and a Bachelor of Economics degree from the University of Sydney in 1984.
Board of Directors Prijono Sugiarto (Director / Direktur)
An Indonesia citizen, he has been a director of PT Astra International Tbk since May 2001 and is responsible for Automotive Division III (BMW, Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel and Peugeot). He joined the Company in 1990 and currently serves as President Commissioner of PT Pantja Motor, PT Astra Nissan Diesel Indonesia, PT Gaya Motor, PT Pulogadung Pawitra Laksana, and as the Vice President Commissioner of PT Astra Daihatsu Motor, and Commissioner of PT Astra Sedaya Finance and PT Serasi Auto Raya. He is also Vice Chairman of Gaikindo (The Indonesian Automotive Industry Association). Prior to joining the company, he was Sales Engineering Manager at Daimler-Benz Indonesia. He obtained his Dipl-Ing in Automotive Engineering from the University of A. Sc. Konstanz, Germany, in 1984, and Dipl-Wirtschaftsing in Business Administration from the University of A. Sc. Bochum, Germany, in 1986.
Warga Negara Indonesia, menjabat Direktur PT Astra International Tbk sejak Mei 2001. Bertanggung jawab atas Divisi Otomotif III (BMW, Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel dan Peugeot). Bergabung dengan Perseroan sejak tahun 1990 dan saat ini menjabat juga sebagai Presiden Komisaris di PT Panca Motor, PT Astra Nissan Diesel Indonesia, PT Gaya Motor dan PT Pulogadung Pawitra Laksana, sebagai Wakil Presiden Komisaris di PT Astra Daihatsu Motor, dan sebagai Komisaris di PT Astra Sedaya Finance dan PT Serasi Auto Raya. Beliau juga adalah Wakil Ketua Gaikindo. Sebelum bergabung dengan Perseroan menjabat sebagai Sales Engineering Manager di Daimler-Benz Indonesia. Memperoleh gelar Dipl-Ing bidang Automotive Engineering dari University of A. Sc. Konstanz, Jerman, tahun 1984 serta gelar Dipl-Wirtschaftsing bidang Administrasi Niaga dari University of A. Sc. Bochum, Jerman, tahun 1986.
Gunawan Geniusahardja (Director / Direktur)
An Indonesia citizen, he became a director of PT Astra International Tbk in May 2001. He is Group Director for Astra System I Division - Information Technology and Financial Service Division. He joined the Company in 1981 and currently serves as President Commissioner of PT Astra Graphia Tbk, PT Astra Multi Finance, PT Federal International Finance, and PT Astra CMG Life. He is President Director of PT Astra Sedaya Finance (1997 - present) and was Chief Executive of PT Astra International Tbk - Sales Operations (1990 - 1997). He graduated from Indonesian Christian University, Jakarta, in 1981.
Warga Negara Indonesia, menjabat Direktur PT Astra International Tbk sejak Mei 2001. Bertanggung jawab sebagai Direktur Grup untuk Divisi Tekonologi Informasi dan Divisi Jasa Keuangan Astra. Bergabung dengan Perseroan pada tahun 1981 dan saat ini menjabat juga sebagai Presiden Komisaris di PT Astra Graphia Tbk, PT Astra Multi Finance, PT Federal International Finance dan PT Astra CMG Life, dan sebagai Presiden Direktur di PT Astra Sedaya Finance. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Chief Executive - Sales Operations di PT Astra International Tbk (1990 - 1997). Menyelesaikan pendidikannya di Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, tahun 1981.
John S. A. Slack (Director / Direktur)
A British citizen, he has been a director of PT Astra International Tbk since May 2001 and is responsible for Corporate Finance & Corporate Governance. He has served in senior financial positions with multinational corporations including Price Waterhouse, Standard Chartered Bank, El Paso Energy, and KPMG in London, Sydney, Jakarta, Melbourne and Manila. He graduated from the University of Manchester Institute of Science and Technology in 1972 (BSc Chemical Engineering) and was elected as a Fellow of the Institute of Chartered Accountants in England and Wales in 1975.
Warga Negara Inggris, menjabat Direktur PT Astra International Tbk sejak Mei 2001 dan bertanggung jawab dalam Keuangan Perseroan dan Tata Kelola Perusahaan. Sebelumnya menjabat berbagai posisi senior dalam bidang keuangan di beberapa perusahaan multinasional seperti Price Waterhouse, Standard Chartered Bank, El Paso Energy, dan KPMG di London, Sidney, Jakarta, Melbourne dan Manila. Memperoleh gelar bachelor di bidang Teknik Kimia dari University of Manchester, Institute of Science and Technology tahun 1972 dan terpilih sebagai Fellow of the Institute of Chartered Accountants di Inggris dan Wales tahun 1975.
Corporate Secretary / Sekretaris Perusahaan Aminuddin
ASTRA INTERNATIONAL 2002 vi 184
(Corporate Secretary / Sekretaris Perusahaan)
An Indonesian citizen, he started his career at PT Astra International Tbk in 1975. He has served as Corporate Secretary of the Company since 2000. Currently, he also serves as Chief of Corporate Communications, Chairman of Astra Amaliah Foundation and a board member of Toyota - Astra Foundation. He is a former Senior General Manager of Public Relations Division (1988-1996), Deputy Chief of Corporate Public Affairs (1996-1998), Chief of Corporate Public Affairs (1998-2000), Deputy of Perhumas (1996-2000) and Deputy of ISKI (19962000). He graduated from Padjadjaran University, Bandung in 1971.
Warga Negara Indonesia, menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan PT Astra International Tbk sejak tahun 2000. Memulai karirnya bersama Perseroan pada tahun 1975. Saat ini menjabat juga sebagai Chief Corporate Communications, Ketua Badan Pengurus Yayasan Amaliah Astra, dan anggota Dewan Pengurus Yayasan Toyota - Astra. Pernah menjabat sebagai Senior General Manager, Divisi Public Relations (1988 - 1996), Deputy Chief, Corporate Public Affairs (1996 - 1998), Chief Corporate Public Affairs (1998 - 2000), Wakil Ketua Perhumas (1996 - 2000) dan Wakil Ketua ISKI (Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia) (1996 - 2000). Menyelesaikan pendidikannya di Universitas Pajajaran, Bandung, tahun 1971.
Dewan Direksi
Organization Structure Executive Committee
Board of Commissioners
Chairman Secretary Members
President Commissioner : Theodore Permadi Rachmat Vice President Commissioner : Benny Subianto Commissioner : Sri Mulyani Indrawati* Benjamin Arman Suriadjaya Juwono Sudarsono Motonobu Takemoto Anthony John Liddell Nightingale Vimala Menon Philip Eng Heng Nee Neville Barry Venter
Audit Committee
Board of Directors President Director Vice President Director Director
: Philip Eng Heng Nee : Gidion Hasan : Anthony J. L. Nightingale Vimala Menon Neville Barry Venter T. P. Rachmat Budi Setiadharma Michael D. Ruslim Kour Nam Tiang John S. A. Slack
Chairman Members
: Budi Setiadharma : Michael D. Ruslim : Danny Walla Kour Nam Tiang John S. A. Slack Prijono Sugiarto Gunawan Geniusahardja
Remuneration and Nomination Committee Chairman Secretary Members
Chief Executive Officer Budi Setiadharma
Director In Charge
: Benny Subianto : Patrick Alexander Jusuf Halim
: Philip Eng Heng Nee : Julius Aslan : Anthony J. L. Nightingale Vimala Menon T. P. Rachmat Budi Setiadharma Michael D. Ruslim
Corporate Functions Corporate Secretary
Chief
: Aminuddin
Corporate Finance
Chief
: Endang Indriati
Corporate Governance & Internal Audit
Chief
: Kurniawan Tedjo
Corporate Strategic Planning and Business Development
Chief
: Endang Indriati
John S. A. Slack
Corporate Environment, Health, Safety, Security Chief and Community Development
: Arief Istanto
Michael D. Ruslim Corporate Legal
Chief
: Robby Sani
Corporate Human Resources Development
Chief
: Julius Aslan
Corporate Communications
Chief
: Aminuddin
Corporate Business Process
Chief
: Yusnani T. Winarto
Corporate Information Systems & Technology
Chief
: Ganda Kusuma
Budi Setiadharma
Kour Nam Tiang
Business Divisions Toyota Sales Operation
Chief Executive : M. A. Imanto
AstraWorld
Chief Executive : M. A. Imanto
Michael D. Ruslim
Isuzu Sales Operation
Chief Executive : Suparno Jasmin
Daihatsu Sales Operation
Chief Executive : Johanes Loman
Peugeot Sales Operation
Chief Executive : J. Indratjuatja
BMW Sales Operation
Chief Executive : J. Indratjuatja
Nissan Diesel Sales Operation
Chief Executive : Djony Bunarto
Honda Sales Operation
Chief Executive : Harry Siswanto
Prijono Sugiarto
Yayasan Dharma Bhakti Astra
Chief
: Krisni Murti
Koperasi Astra International
Chief
: Krisni Murti
Dana Pensiun Astra
Chief
: Mamat Ma’mun
Politeknik Manufaktur Astra
Chief
: Siswanto P.
Michael D. Ruslim
Danny Walla
* Resigned effective 11 January 2003
Struktur Organisasi
vii 2002185 INTERNATIONAL2002 INTERNATIONAL ASTRA ASTRA
Astra Foundations
Organization Structure Board of Commissioners
Executive Committee Audit Committee Remuneration and Nomination Committee
Board of Directors Chief Executive Officer Budi Setiadharma
Coordinating Group Director Automotive Business
Budi Setiadharma
Coordinating Group Director Non Automotive Business
Michael D. Ruslim
Group Director Astra Motor I - Honda
Danny Walla
Group Director Astra Motor II - Toyota
Michael D. Ruslim
Group Director Astra Motor III - Non Toyota
Prijono Sugiarto
Group Director Astra Motor IV - Component
Danny Walla
Group Director Astra Heavy Equipment
Kour Nam Tiang
Group Director Astra Resources - Agribusiness
Kour Nam Tiang
Group Director
ASTRA INTERNATIONAL 2002 viii 186
Astra System I - Information Technology
Gunawan Geniusahardja
Group Director Astra Finance
Gunawan Geniusahardja
Group Director Astra System II - Infrastructure
Michael D. Ruslim
Struktur Organisasi
Corporate Information / Informasi Perseroan
Board of Commissioners / Dewan Komisaris President Commissioner / Presiden Komisaris
Theodore Permadi Rachmat
Vice President Commissioner / Wakil Presiden Komisaris
Benny Subianto
Commissioner / Komisaris
Sri Mulyani Indrawati
Commissioner / Komisaris
Benjamin Arman Suriadjaya
Commissioner / Komisaris
Juwono Sudarsono
Commissioner / Komisaris
Motonobu Takemoto
Commissioner / Komisaris
Anthony John Liddell Nightingale
Commissioner / Komisaris
Vimala Menon
Commissioner / Komisaris
Philip Eng Heng Nee
Commissioner / Komisaris
Neville Barry Venter
Board of Directors / Dewan Direksi President Director / Presiden Direktur
Budi Setiadharma
Vice President Director / Wakil Presiden Direktur
Michael Dharmawan Ruslim
Director / Direktur
Danny Walla
Director / Direktur
Kour Nam Tiang
Director / Direktur
John S.A. Slack
Director / Direktur
Prijono Sugiarto
Director / Direktur
Gunawan Geniusahardja
Audit Committee Komite Audit
Auditor Kantor Akuntan Publik
Shares Listed Saham Tercatat
Benny Subianto, Chairman / Ketua
Drs. Hadi Sutanto & Rekan
Jakarta Stock Exchange
Patrick Alexander
PricewaterhouseCoopers Building,
Surabaya Stock Exchange
Jusuf Halim
6th Floor Jl. HR Rasuna Said Kav. C-3
Corporate Secretary Sekretaris Perusahaan Aminuddin E-mail:
[email protected]
Kuningan Jakarta Selatan 12920 Tel.
(62-21) 521-2901-6
Fax.
(62-21) 521-2911/12
Registered Office Alamat Perusahaan Astra International Building Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II Jakarta 14330
Investor Relations Hubungan Perusahaan
Share Registrar Biro Administrasi Efek
Lukas Iwan, Gidion Hasan
PT Raya Saham Registra
E-mail:
[email protected]
Plaza Sentral Building, Floor 2
E-mail:
[email protected]
Jl. Jend. Sudirman Kav. 47-48
Tel.
(62-21) 652-2555
Fax.
(62-21) 651-2058/59
Homepage: www.astra.co.id E-mail:
[email protected]
Jakarta 12930 (62-21) 252-5666
Fax.
(62-21) 525-5028
Printed on recycle paper
ASTRA INTERNATIONAL 2002 187
©2003. Copyright PT Astra International Tbk
Tel.
PT ASTRA International Tbk Head Office: Jalan Gaya Motor Raya No. 8. Sunter II, Jakarta 14330, Indonesia • Tel: (62-21) 652 2555 Fax: (62-21) 651 2058, 651 2059