236 Laora Ardiyaningrat I Gusti Ayu Purnamawati
ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAGANG PADA PT. TIRTA MUMBUL JAYA ABADI PERIODE 2010 – 2012 Oleh: Ni Putu Laora Ardiyaningrat Jurusan Akuntansi Program Diploma III, FEB Undiksha I Gusti Ayu Purnamawati Jurusan Akuntansi Program Diploma III, FEB Undiksha Abstrak Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui bagaimana tingkat perputaran piutang dagang pada PT. Tirta Mumbul Jaya Abadi Periode 2010 – 2012. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis tingkat perputaran piutang dagang pada PT. Tirta Mumbul Jaya Abadi dilihat dari segi tingkat perputaran piutang (receivable turn over) pada tahun 2010 dinilai cukup baik, pada tahun 2011 tingkat perputaran piutang (receivable turn over) dinilai kurang baik, dan pada tahun 2012 tingkat perputaran piutang (receivable turn over) dinilai kurang baik. Sedangkan dari segi average collection period pada tahun 2010 dinilai cukup baik, pada tahun 2011 average collection period dinilai kurang baik dan pada tahun 2012 average collection period dinilai kurang baik. Dilihat dari segi rasio tertunggak pada tahun 2010 dinilai kurang baik, pada tahun 2011 rasio tunggakan dinilai cukup baik dan pada tahun 2012 rasio penagihan dinilai cukup baik. Dari segi rasio penagihan pada tahun 2010 dinilai baik, pada tahun 2011 rasio penagihan dinilai cukup baik dan pada tahun 2012 rasio penagihan dinilai cukup baik. Kata Kunci : Piutang Dagang, receivable turn over, Average Collection Period, Rasio Tunggakan, dan Rasio Penagihan. Abstract This study aims ( 1 ) to determine how the rate of accounts receivable turnover at PT . Tirta Jaya Abadi Mumbul period 2010-2012 . Data collection techniques using documentation methode. The results showed that the analysis rate of the accounts receivable turnover at PT . Tirta Jaya Abadi Mumbul which seen from receivables turnover rate in 2010 is considered good enough , in 2011 the rate of turnover of receivables rated less well, and in 2012 the turnover rate of the receivables assessed unfavorabl. In terms of average collection period in 2010 is considered good enough , in 2011 the average collection period is considered less well and in 2012 average collection period is inadequate. In terms of ratio of arrears in 2010 is considered less well , in 2011 the ratio of arrears is considered good enough and in 2012 the ratio was considered good billing . In terms of billing rate in 2010 is considered good, in 2011 the ratio was considered good billing and collection ratio in 2012 was considered good. Keywords : Accounts Receivable, receivable turnover, Average Collection Period, Arrears Ratio, and Billing Ratio .
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537x
237 Laora Ardiyaningrat I Gusti Ayu Purnamawati
dilakukan secara profesional dan
Pendahuluan Pada umumnya perusahaan pandang
tujuan suatu
memperoleh oriented),
yang
memiliki keahlian dan kemampuan.
adalah
untuk
Didalam
(profit
perusahaan ini memproduksi air
kelangsungan
mineral sesuai dengan kebutuhan
menjaga
hidup, dan kesinambungan operasi
menjadi
menjalankan
usahanya
konsumen atau permintaan pasar. .
mampu
Dalam
perusahaan
keuangan,
sehingga
berkembang
pengelola
sudut
keuntungan
perusahaan,
oleh
dari
ditinjau
ekonomi
ditangani
mengelola khususnya
manajemen mengenai
yang besar dan tangguh. Kesuksesan
piutang dagang perlu direncanakan
perusahaan dalam bisnis hanya bisa
dan
dicapai melalui pengelolaan yang
sehingga
baik,
pengelolaan
piutang dagang dapat berjalan secara
sehingga
efektif dan efisien, baik mengenai
modal yang dimiliki bisa berfungsi
prosedur piutang, penagihan piutang,
sebagaimana mestinya. PT. Tirta
penjualan kredit dan masalah piutang
Mumbul
lainnya.
khususnya
manajemen
keuangan
Jaya
Abadi
adalah
perusahaan yang bergerak dibidang produksi
dan
perdagangan
air
dianalisa
secara
kebijakan
seksama, manajemen
Secara umum piutang timbul karena adanya transaksi penjualan
mineral dalam kemasan dengan nama
barang
Yeh Buleleng, perusahaan ini adalah
Ditengah persaingan bisnis yang
usaha yang berdasarkan ketelitian,
ketat
kepercayaan, tanggung jawab, dan
mampu meraih posisi pasar, sehingga
juga resiko yang besar. Perusahaan
perusahaan perlu melakukan strategi
ini berada dibawah kendali Direksi
penjualan secara kredit, agar jumlah
Perusahaan
penjualan
(PDAM) Perusahaan
Daerah
Air
Minum
Kabupaten
Buleleng.
ini
mengalami
atau
jasa
perusahaan
secara
dituntut
meningkat.
kredit.
untuk
Namun,
konsekuensi dari kebijakan tersebut dapat
menimbulkan
peningkatan
perkembangan yang cukup pesat
jumlah piutang, piutang tak tertagih
dalam penjualan hasil produksinya.
dan biaya-biaya lainnya yang muncul
Oleh karena itu pengelolaan harus
seiring dengan peningkatan jumlah piutang. Piutang merupakan salah VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537x
238 Laora Ardiyaningrat I Gusti Ayu Purnamawati
satu
jenis
aktiva
lancar
yang
tercantum dalam neraca. Di dalam
yang akan timbul dalam menangani piutang.
piutang tertanam sejumlah investasi
Oleh karena itu, pengendalian
perusahaan yang tidak terdapat pada
terhadap piutang merupakan sesuatu
aktiva lancar lainnya. Untuk itu
yang
pengelolaan
perusahaan.
piutang
memerlukan
mutlak
Sistem
perencanaan yang matang, mulai dari
piutang
penjualan kredit yang menimbulkan
mempengaruhi
piutang
perusahaan
sampai
menjadi
kas.
dilakukan
yang
oleh
pengendalian baik
akan
keberhasilan dalam
menjalankan
Investasi yang terlalu besar dalam
kebijakan penjualan secara kredit.
piutang bisa menimbulkan kecil atau
Demikan pula sebaliknya, kelalaian
lambatnya perputaran modal kerja,
dalam pengendalian piutang bisa
sehingga
berakibat
semakin
kecil
kemampuan
perusahaan
meningkatkan Akibatnya
fatal
bagi
perusahaan,
dalam
misalnya banyak piutang yang tak
volume
penjualan.
tertagih karena lemahnya kebijakan
semakin
kecilnya
pengumpulan dan penagihan piutang.
dimiliki
PT.
kesempatan
yang
perusahaan
pula
untuk
menghasilkan
keuntungan atau laba. Peningkatan
Tirta
mempunyai yang
piutang
yang
Mumbul
Abadi
kegiatan
operasional
dengan
perusahaan
sama
lainnya
Jaya
yaitu
memproduksi
dan
diiringi oleh meningkatnya piutang
menyalurkannya kepasaran sesuai
tak
dengan
tertagih
perlu
mendapat
target
perusahaan,
dan
perhatian. Untuk itu sebelum suatu
kegiatan ini sangat berhubungan erat
perusahaan memutuskan melakukan
dengan
penjualan
konsumen
pada
Berdasarkan
pengamatan
dahulu
kredit,
maka
diperhitungkan
terlebih mengenai
penjualan
terhadap perusahaan. penulis
jumlah dana yang diinvestasikan
bahwa pada PT. Tirta Mumbul Jaya
dalam piutang, syarat penjualan dan
Abadi
pembayaran
yang
diinginkan,
penjualan dilakukan secara kredit
kemungkinan
kerugian
piutang
sehingga menimbulkan piutang. Dari
(piutang tak tertagih) dan biaya-biaya
latar tertarik
sebagian
belakang untuk
besar
transaksi
tersebut, melakukan
penulis suatu
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537x
239 Laora Ardiyaningrat I Gusti Ayu Purnamawati
analisis tingkat perputaran piutang
Pengumpulan data dilakukan
dagang pada PT. Tirta Mumbul Jaya
dengan
Abadi, sehingga dapat diketahui
Wawancara
gambaran
keadaan
pimpinan perusahaan, (2) Observasi
piutang perusahaan yang sebenarnya,
melalui pengamatan yang terlibat
serta
langsung dalam kegiatan opresional,
posisi
atau
usaha-usaha
yang
akan
cara
melakukan
pada
(1)
karyawan
dilakukan dalam mengelola piutang
(3)
selama tiga tahun terakhir.
mengumpulkan
Berdasarkan latar belakang masalah
dokumen
di atas, maka dapat diformulasikan
lainnya, (4) Studi pustaka yaitu
rumusan masalah penelitian sebagai
memperoleh
berikut : (1) “Bagaimana tingkat
membaca buku-buku atau pedoman
perputaran piutang dagang pada PT.
lainnya yang terkait dengan analisis
Tirta Mumbul Jaya Abadi pada
tingkat perputaran piutang dagang.
periode 2010 – 2012 ?
Penelitian ini menggunakan metode
Metode Penelitian
analisis
Penulis melakukan penelitian
Dokumentasi
dan
dengan
data
dan
bukti
data
berupa pendukung
dengan
kualititatif
kuantitatif.Analisis
cara
dan ini
disebuah perusahaan air mineral
menggambarkan
dalam kemasan ‘’Yeh Buleleng” PT.
perputaran piutang dagang pada PT.
Tirta
TirtaMumbul Jaya Abadi.
Mumbul
Jaya
Abadi
analisis
Singaraja.PT. Tirta Mumbul Jaya
Hasil Dan Pembahasan
Abadi ini beralamat di Jalan Melati
Hasil Penelitian
Singaraja dimana tempat ini adalah
a. Tingkat
sebagai gudang atau tempat produksi barang. Dan kantornya beralamat di
perputaran
tingkat
piutang
(RTO) Tahun 2010
Jalan Kumba Karna No. 1 Singaraja. Subyek
penelitian
ini
Rp. 14.015.613.490
adalahPT.
TirtaMumbul Jaya Abadi Singaraja
RTO = Rp. 216.877.695
.Objek penelitian mengenai analisis tingkat perputaran piutang dagang
=
64,62 kali
pada PT. Tirta Mumbul Jaya Abadi Singaraja. VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537x
240 Laora Ardiyaningrat I Gusti Ayu Purnamawati
Interpretasi :
dapat dikatakan tingkat perputaran
Pada akhir tahun 2009 total piutang
piutang relatif tinggi dimana semakin
PT. Tirta Mumbul Jaya Abadi adalah
tinggi tingkat perputaran piutangnya
sebesar, Rp. 206.458.190 sedangkan
maka dikatakan piutang tersebut
pada akhir tahun 2010 total piutang
bersifat liquid.
Rp. 227.297.200. Maka piutang rata
Tahun 2012
– rata pada tahun 2010 adalah Rp. 216.877.695, sedangkan RTO-nya
Rp. 20.598.703.850 RTO = Rp. 885.014.625
adalah 64,62 kali yang artinya bahwa
RTO = 23,2 kali
tingkat perputaran piutangnya 64,62
Interpretasi :
kali dalam waktu satu tahun. Maka
Pada akhir tahun 2011 dengan
dapat dikatakan tingkat perputaran
penjualan
piutang relatif tinggi dimana semakin
sedangkan pada akhir tahun 2012 Rp.
tinggi tingkat perputaran piutangnya
1.044.647.400. Maka rata – rata
maka dikatakan piutang tersebut
piutang yang terjadi adalah Rp.
bersifat liquid.
885,014.625. Pada perhitungan di
Rp.
725.381.850,
atas dapat dilihat bahwa tingkat Tahun 2011 Rp 15.683.611.850 RTO = Rp 476.339.325 = 32,9 kali
perputaran piutang adalah 23,2 kali, hal
ini
terjadi
membandingkan
karena
antara
jika
penjualan
dan rata – rata piutang, kita melihat
Interpretasi :
bahwa tingkat perputaran piutang
Pada akhir tahun 2010 total piutang
menurun dibandingkan tahun 2011.
PT. Tirta Mumbul Jaya Abadi adalah
Hal
sebesar Rp. 227.297.200, sedangkan
perusahaan
pada akhir tahun 2011 total piutang
penagihan piutang yang telah jatuh
Rp. 725.381.850. Maka piutang rata
tempo
– rata pada tahun 2011 adalah Rp.
maupun kunjungan pribadi sehingga
476.339.325, sedangkan RTO-nya
piutang yang tak tertagih dapat
adalah 32,9 kali yang artinya bahwa
diminimalisir
tingkat perputaran piutangnya 32,9
tingkat perputaran piutang sebanyak
kali dalam waktu satu tahun. Maka
23,3 kali.
ini
disebabkan aktif
melalui
surat,
sehingga
karena melakukan
telepon,
didapat
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537x
241 Laora Ardiyaningrat I Gusti Ayu Purnamawati
maka umur rata-rata piutang sebesar b. Average Collection Period (ACP)
11
Tahun 2010
manajemen
360
hari
menunjukkan dalam
usaha
pengumpulan
piutang sangat baik).
ACP = 64,62
Tahun 2012 ACP = 5 hari
Interpretasi :
360
Artinya Rata-rata piutang berputar
ACP = 23,2
selama 5 hari, hal ini berarti secara rata-rata perusahaan mengumpulkan piutangnya
ACP = 15 hari
dalam jangka waktu 5
hari. (Asumsi apabila perusahaan
Interpretasi :
menetapkan jangka waktu kredit 60
Artinya Rata-rata piutang berputar
hari
kepada para langganannya
selama 15 hari, hal ini berarti secara
maka umur rata-rata piutang sebesar
rata-rata perusahaan mengumpulkan
5
usaha
piutangnya dalam jangka waktu 15
pengumpulan
hari. (Asumsi apabila perusahaan
hari
manajemen
menunjukkan dalam
piutang sangat baik.
menetapkan jangka waktu kredit 60 hari
Tahun 2011 360 ACP = 32,9
kepada para langganannya
maka umur rata-rata piutang sebesar 15
hari
menunjukkan
manajemen
dalam
usaha
pengumpulan
piutang sangat baik. ACP = 11 hari
Interpretasi :
c. Rasio tetunggak
Artinya Rata-rata piutang berputar
Tahun 2010
selama 11 hari, hal ini berarti secara Rp. 227.297.200
rata-rata perusahaan mengumpulkan piutangnya dalam jangka waktu 11
Rasio Tunggakan =
X 100 % Rp. 14.015.613.490
hari. (Asumsi apabila perusahaan menetapkan jangka waktu kredit 60 hari
= 1,6 %
kepada para langganannya VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537x
242 Laora Ardiyaningrat I Gusti Ayu Purnamawati
Interpretasi :
Interpretasi :
Dari hasil perhitungan rasio diatas
Dari hasil perhitungan rasio diatas
menunjukan bahwa rasio tunggakan
menunjukan bahwa rasio tunggakan
rendah
ini
lebih tinggi dibandingkan dengan
menunjukkan bahwa pada tahun
tahun sebelumnya yaitu 5 %, hal ini
2010 tunggakan rendah dan dapat
menunjukkan bahwa pada tahun
menguntungkan perusahaan karena
2012 tunggakan sangat tinggi dan
perusaahaan
dapat merugikan perusahaan karena
yaitu
1,6
sudah
%,
hal
baik
dalam
manajemen penagihan piutangnya.
dana yang harusnya kembali berputar
Tahun 2011
menjadi kas tetap tertanam dalam piutang. Keadaan ini jauh lebih Rp 725.381.850
Rasio Tunggakan =
buruk dibandingkan dengan tahun X 100 %
Rp 15.683.611.850
= 5%
sebelumnya. d. Rasio penagihan
Interpretasi : Tahun 2010 Rp. 13.788.316.290
Dari hasil perhitungan rasio diatas menunjukan bahwa rasio tunggakan
Rasio Penagihan =
X100% Rp. 14.015.613.490
sangat tinggi yaitu 4,6 %, hal ini = 98 %
menunjukkan bahwa pada tahun 2011 tunggakan sangat tinggi dan
Interpretasi :
dapat merugikan perusahaan karena dana yang harusnya kembali berputar
Dari
hasil
perhitungan
rasio
menjadi kas tetap tertanam dalam
penagihan diatas sangat tinggi. Ini
piutang.
menunjukkan bahwa piutang tertagih
Tahun 2012
pada saat itu sangat besar dan meningkatnya pengumpulan piutang. Rp 1.044.647.400
Rasio Tunggakan =
Ini
menggambarkan
X100 % manajemen Rp 20.598.703.850
= 6%
pengumpulan
bahwa piutang
pada perusahaan sangat baik dan mengakibatkan naiknya profitabilitas VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537x
243 Laora Ardiyaningrat I Gusti Ayu Purnamawati
perusahaan
dalam
mengelola
piutang.
manajemen
pengumpulan
piutang
pada saat itu kurang baik sehingga menyebabkan menurunnya tingkat
Tahun 2011
rasio penagihan. Rp 14.958.230.000
Rasio Penagihan =
Dari
X 100%
dapat Rasio Penagihan = 95 %
kita
perputaran
lihat
bahwa
piutang
PT.
tingkat Tirta
Mumbul Jaya Abadi dari tahun ke
Interpretasi : hasil
perhitungan
Tingkat Perputaran Piutang (RTO)
Rp 15.683.611.850
Dari
hasil
perhitungan
rasio
tahun mengalami penurunan. Pada
penagihan diatas sangat tinggi. Ini
tahun
2010
jumlah
RTO
yang
menunjukkan bahwa piutang tertagih
diperoleh yaitu, 64,6 kali maka dapat
pada saat itu sangat besar dan
dikatakan tingkat perputaran piutang
meningkatnya pengumpulan piutang.
relatif tinggi. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah RTO yang diperoleh yaitu
Tahun 2012
32,29
kali
maka
dapat
dikatakan tingkat perputaran piutang Rp 19.554.056.450 Rasio Penagihan =
menurun dibandingkan tahun 2010 X 100 %
Rp 20.598.703.850
sedangkan
pada
X 100%
tahun
2012
mengalami penurunan yaitu sebesar 23,2 kali, ini berarti semakin tinggi Rasio Penagihan =
94 %
perputaran piutang suatu perusahaan
Interpretasi : Dari
hasil
penagihan
semakin baik dan sehat, perputaran perhitungan diatas
rasio
mengalami
piutang dapat ditingkatkan dengan jalan
memperketat
kebijaksanaan
penurunan yaitu sebesar 94 %. Ini
penjualan kredit misalnya dengan
menunjukkan bahwa piutang tertagih
jalan
pada
kecil
pembayaran.
tahun
dapat berpengaruh baik terhadap
saat
dibandingkan sebelumnya.
itu
lebih
dengan Ini
menunjukkan
melemahnya pengumpulan piutang dan
menggambarkan
kondisi
memperpendek Ini
keuangan
waktu
memungkinkan
perusahaan.
Semakin cepat syarat pembayaran
bahwa VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537x
244 Laora Ardiyaningrat I Gusti Ayu Purnamawati
semakin
baik
bagi
perusahaan,
karena semakin cepat modal kerja Berdasarkan
atas dapat kita lihat bahwa rasio tunggakan (piutang tak tertagih) PT.
perhitungan
Tirta Mumbul Jaya Abadi dari tahun
Average Collection Period (ACP),
ke tahun mengalami fluktuasi atau
hasilnya
hasil
ketidakstabilan (naik – turun). Pada
perhitungan RTO. Pada PT. Tirta
tahun 2010 jumlah rasio tunggakan
Mumbul Jaya Abadi waktu yang
yaitu 16 %, pada tahun 2011 jumlah
diperlukan
mengumpulkan
rasio tunggakan yaitu 5 % dan pada
piutang mengalami peningkatan dari
tahun 2012 jumlah rasio tunggakan
tahun – tahun. Pada tahun 2010 rata
yaitu 6 %. Pada tahun 2010 rasio
– rata pengumpulan piutang berputar
tunggakan dikatakan tinggi, hal ini
selama 5 hari, pada tahun 2011 rata
akan
rata-rata
pengembalian
tergantung
untuk
dari
pengumpulan
piutang
berputar selama 11 hari sedangkan pada
tahun
2012
pengumpulan
rata
piutang
–
berakibat
fatal
modal
terhadap perusahaan.
Semakin kecil rasio tunggakan maka
rata
berarti semakin baik bagi perusahaan
berputar
dalam mengelola piutangnya. Dan
selama 15 hari, hal ini berarti secara
sebaliknya
rata-rata perusahaan mengumpulkan
tunggakan maka berarti semakin
piutangnya
buruk
dalam jangka waktu 5
hari, 11 hari dan 15 hari . (Asumsi apabila
perusahaan
semakin
bagi
besar
perusahaan
rasio
dalam
mengelola piutangnya.
menetapkan
Dari hasil perhitungan Rasio
jangka waktu kredit 60 hari kepada
Penagihan (piutang tertagih) di atas
para langganannya maka umur rata-
dapat
rata piutang sebesar 5 hari, 11 hari
penagihan (piutang tertagih) PT.
dan 15 hari menunjukkan usaha
Tirta Mumbul Jaya Abadi dari tahun
manajemen
ke tahun mengalami fluktuasi atau
dalam
pengumpulan
kita
lihat
bahwa
rasio
sedangkan
ketidakstabilan (naik – turun). Pada
apabila umur piutangnya 70 hari
tahun 2010 jumlah rasio penagihan
maka
yaitu 98 % ini berarti perusahaan
piutang
sangat
baik
manajemen
dalam
pengumpulan piutang tidak baik). Dari hasil perhitungan Rasio Tunggakan (piutang tak tertagih) di
sudah
sangat
melaksanakan pada
tahun
baik
dalam
penagihan
piutang,
2011
jumlah
rasio
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537x
245 Laora Ardiyaningrat I Gusti Ayu Purnamawati
penagihan
yaitu
95
dan
berarti semakin tinggi perputaran
mengalami penurunan, dan pada
piutang suatu perusahaan semakin
tahun 2012 jumlah rasio penagihan
baik,
mengalami penurunan yaitu 94 %.
ditingkatkan
Pada tahun 2010 rasio penagihan
memperketat
relatif tinggi Pada tahun 2012 rasio
penjualan kredit. Semakin cepat
penagihan mengalami penurunan, hal
syarat pembayaran semakin baik bagi
ini akan berakibat semakin lambat
perusahaan, karena semakin cepat
nya pengumpulan piutang dan akan
modal kerja yang tertanam dalam
berdampak buruk terhadap laba yang
bentuk piutang kembali menjadi
diperoleh perusahaan, sebaliknya jika
modal atau kas, yang berarti semakin
rasio
tinggi tingkat perputaran piutang.
penagihan
%
mengalami
perputaran
piutang
dapat
dengan
jalan
kebijaksanaan
peningkatan maka akan berdampak
Average collection period rasio ini
baik bagi perusahaan.
menunjukkan
bahwa
PT.
Tirta
Mumbul Jaya Abadi setiap tahunnya cukup
Penutup Berdasarkan
hasil
baik.
perhitungan
Berdasarkan ACP,
data
hasilnya
perhitungan dan analisis yang telah
tergantung pada hasil perhitungan
diuraikan pada bab sebelumnya,
RTO. Pada tahun 2010 rata – rata
maka ada beberapa hal yang bisa
pengumpulan
disimpulkan yaitu :
selama 5 hari, pada tahun 2011 rata-
Berdasarkan
piutang
berputar
perhitungan
rata pengumpulan piutang berputar
Piutang
selama 11 hari sedangkan pada tahun
(receivable turn over) dapat kita lihat
2012 rata – rata piutang berputar
bahwa tingkat perputaran piutang
selama 15 hari, hal ini berarti secara
perusahaan dari tahun ke mengalami
rata-rata perusahaan mengumpulkan
penurunan. Pada tahun 2010 jumlah
piutangnya
RTO yang diperoleh yaitu 64,6 kali,
hari, 11 hari dan 15 hari . Semakin
pada tahun 2011 jumlah RTO yang
besar
diperoleh yaitu 32,29 kali sedangkan
perusahaan,
pada
mengalami
terikat dalam piutang dapat kembali
penurunan yaitu sebesar 23,2 kali, ini
dengan cepat menjadi kas. Dari hasil
Tingkat
Perputaran
tahun
2012
RTO
dalam jangka waktu 5
semakin karena
baik
bagi
modal
yang
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537x
246 Laora Ardiyaningrat I Gusti Ayu Purnamawati
perhitungan
Rasio
Tunggakan
perusahaan. Semakin besar rasio
(piutang tak tertagih) di atas dapat
tunggakan akan semakin buruk bagi
kita lihat bahwa rasio tunggakan
perusahaan,
(piutang tak tertagih) PT. Tirta
perusahaan tidak mampu menangani
Mumbul Jaya Abadi dari tahun ke
pengembalian
tahun
baik.
mengalami
fluktuasi
atau
karena
ini
piutangnya
berarti
dengan
ketidakstabilan (naik – turun). Pada
Rasio Penagihan perusahaan
tahun 2010 jumlah rasio tunggakan
PT. Tirta Mumbul Jaya Abadi tidak
yaitu 16 %, pada tahun 2011 jumlah
stabil. Pada tahun 2010 jumlah rasio
rasio tunggakan yaitu 5 % dan pada
penagihan yaitu 98 %, pada tahun
tahun 2012 jumlah rasio tunggakan
2011 jumlah rasio penagihan yaitu
yaitu 6 %. Pada tahun 2010 rasio
95 % dan pada tahun 2012 jumlah
tunggakan dikatakan tinggi, hal ini
rasio
akan
penurunan yaitu 94 %. Hal ini akan
berakibat
pengembalian
fatal
modal
terhadap perusahaan.
penagihan
berakibat
mengalami
semakin
nya
dan
akan
Semakin kecil rasio tunggakan maka
pengumpulan
berarti semakin baik bagi perusahaan
berdampak buruk terhadap laba yang
dalam mengelola piutangnya. Dan
diperoleh perusahaan. Semakin besar
sebaliknya
rasio
rasio penagihan maka akan semakin
tunggakan maka berarti semakin
baik bagi perusahaan karena itu
buruk
berarti semakin besar pengembalian
semakin
bagi
besar
perusahaan
dalam
mengelola piutangnya.
piutang
lambat
modal perusahaan, dan sebaliknya semakin kecil rasio penagihan maka
Rasio
Tunggakan
akan
berakibat
buruk
bagi
menunjukkan dari tahun 2010 – 2012
perusahaan karena semakin kecil
mengalami peningkatan. Pada tahun
piutang perusahaan yang berubah
2010 jumlah rasio tunggakan yaitu
menjadi kas.
1,6 %, pada tahun 2011 jumlah rasio
Berdasarkan hasil analisis dan
tunggakan yaitu 5 % dan pada tahun
kesimpulan diatas, maka saran –
2012 jumlah rasio tunggakan yaitu 6
saran
%. Hal ini akan berakibat fatal
yakni:
terhadap
pengembalian
yang
dapat
dikemukakan
modal VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537x
247 Laora Ardiyaningrat I Gusti Ayu Purnamawati
a. Perusahaan kembali
perlu
meninjau
kebijaksanaan
untuk
agar tetap sesuai prosedur yang ditetapkan.
memberikan kelonggaran yang terlalu
besar
bagi
dalam
melunasi
karena
hal
pelanggan hutangnya,
tesebut
mengakibatkan
dapat
perusahaan
mengalami kesulitan modal kerja. b. Sistem dan prosedur penjualan kredit perlu diterapkan dengan konsisten, sehingga setiap bagian yang terkait memiliki perhatian dan
tanggungjawab
pada
tugasnya masing-masing. Sebab kesalahan yang dilakukan pada satu bagian dapat mempengaruhi bagian lainnya c. Perlu
dilakukan
pengawasan
terhadap sistem akuntansi dan administrasi, karena hal ini dapat mendukung pengendalian yang lebih efektif. d. Melihat kecenderungan semakin besarnya piutang yang tertunggak dan tidak tertagih, maka periode berikutnya sebaiknya perusahaan meningkatkan mengarah
kegiatan pada
yang upaya
pengembalian piutang tersebut, serta
secara
Daftar Rujukan
serius
memperhatikan penjualan kredit
Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri 2003.Anggaran perusahaan 2. Yogyakarta: BPFE. Baridwan, Zaki. 2000. Sistem Informasi Akuntansi : Penyusunan Prosedur dan Metode. Yogyakarta: BPFE. Indriyo, 2005, Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Kasmir, 2002. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Grafindo. Keown, J. 2008 Manajemen Keuangan Prinsip dan Penerapan. Macanan Jaya Cemerlang Manulang, M. 2005. Pengantar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: ANDI. Mulyadi. 2001. Sistem Akutansi. Jakarta: Salemba Empat Narko. 2004 Sistem Akuntansi. Yogyakarta :Yayasan Pustaka Nusatama. Riyanto, Bambang. 2001. Dasardasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE R.S, Soemarso, 2002. Akuntansi Intermedite, Ikhtiar Teori & Soal Jawab Yogyakarta: BPFE Samsul. M, 2004, Sistem Akuntansi, Pendekatan Manajerial. Liberty: Yogyakarta Sutrisno, 2003, Manajemen Keuangan. Ekonisia: Yogyakarta Syamsuddin, Lukman. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan, Jakarta: Grafindo
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537x
248 Laora Ardiyaningrat I Gusti Ayu Purnamawati
S, Munarwi. 2004. Analisis Laporan Keuanagn. Edisi Keempat. Liberty: Yogyakarta
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537x