eJournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (3) : 657-669 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016
Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang Pada PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara Framesti Andayani1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perputaran piutang perusahaan sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad debt), untuk analisis kebijakan penjualan kredit di masa yang akan datang. Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Perputaran Piutang/Receivable Turn Over (RTO), Piutang rata-rata, dan Hari rata-rata Pengumpulan Piutang/Avarage Collection Period (ACP). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT Simpatik dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara dalam mengelola perputaran piutang masih belum baik. Hal ini dilihat dari perhitungan RTO pada tahun 2013 sebesar 7,41 kali dan ACPnya adalah 49 hari. Pada tahun 2014 RTOnya sebesar 7,22 kali dan ACPnya 50 hari. Sedangkan RTO pada tahun 2015 sebesar 5,49 kali dan ACPnya adalaha 66 hari. Hal ini disebabkan karena kurang efektifnya cara pengumpulan piutang pada konsumen sehingga banyak konsumen yang melakukan penunggakan. Hal ini mengakibatkan over invesment dalam piutang setiap tahunnya sehingga membuat kinerja piutang dalam perusahaan kurang efektif. Kata Kunci : Tingkat Perputaran Piutang Pendahuluan Kesuksesan perusahaan dalam bisnis hanya bisa dicapai melalui pengelolaan yang baik, khususnya pengelolaan manajemen keuangan sehingga modal yang dimiliki bisa berfungsi sebagaimana mestinya.Manajemen keuangan merupakan penggabungan ilmu dan seni yang membahas, mengkaji dan menganalisis tentang bagaimana seorang manajer keuangan dengan menggunakan seluruh sumber daya perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana, dan membagi dana dengan tujuan mampu memberi profit bagi para pemegang saham dan suistainability usaha bagi perusahaan (Fahmi, 2015:2). Pengelolaan manajemen keuangan, khususnya piutang perlu direncanakan dan dianalisa secara seksama, sehingga kebijakan manajemen piutang dagang dapat berjalan secara efektif dan efisien, baik mengenai penagihan piutang, penjualan kredit dan masalah piutang lainnya. Secara umum piutang timbul karena adanya transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit. Penjualan kredit adalah penjualan yang dilakukan bila pembayarannya baru diterima beberapa waktu kemudian (Jusup, 2005:327). Piutang merupakan salah satu jenis aktiva lancar 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016:657-669
yang tercantum dalam neraca. Untuk itu pengelolaan piutang memerlukan perencanaan yang matang, mulai dari penjualan kredit yang menimbulkan piutang sampai menjadi kas. PT Simpatik Dana Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan elektronika dan furniture. PT Simpatik Dana Mandiri yang terletak di Jl. Provinsi Km.47 Kabupaten Penajam Paser Utara. Penjualan yang dilakukan oleh perusahaan yang paling banyak adalah penjualan secara kredit. Namun begitu perusahaan juga melayani penjualan secara tunai. Oleh karena itu, peranan manajemen piutang menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan. Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinnya piutang tak tertagih antara lain : mempercepat proses penerbitan faktur, mempercepat pengantaran surat penagihan, konfirmasi yang baik dari konsumen dan sebagainya. Akan tetapi, masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya. Berdasarkan hal-hal yang diungkapkan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :“Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang Pada PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara. Kerangka Dasar Teori Pengertian Akuntansi Keuangan Menurut Kieso dkk (2008:2) akuntansi keuangan adalah sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan baik oleh pihak-pihak internal maupun ekstenal. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2008:17) laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuanagn yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Pengertian Neraca Menurut Baridwan (2008:19) neraca adalah laporan yang menunjukan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Pengertian Laporan Laba Rugi Menurut Kieso dkk (2008:140) laporan laba rugi yang sering disebut juga statement of income atau statement of earnings adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Pengertian Piutang Menurut Rudianto (2012:210) piutang adalah klaim perusahaan atas uang, barang atau jasa kepada pihak lain akibat transaksi di masa lalu. Peranan dan Arti Penting Piutang Piutang adalah tagihan kepada pihak lain yang timbul karena adanya penjualan barang atau jasa secara kredit yang pembayarannya diterima beberapa waktu kemudian.
658
Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang (Framesti Andayani)
Penjualan produk secara kredit atau piutang dagang yang dilakukan dengan maksud untuk menggenjot penjualan agar tercapai sesuai dengan target yang diinginkan. Namun persoalan sering terjadi pada saat angka penjualan kredit diperbesar menjadi seiring dengan meningkatnya piutang tak tertagih (bad debt), dan semakin besar piutang piutang tak tertagih maka semakin besar permasalahan yang harus ditanggung oleh perusahaan di kemudian hari, dan ini lebih berakibat pada mengecilnya perolehan yang akan diterima. Bagi seorang manajer yang bijaksana ia pasti mengerti penyebab suatu piutang bisa berubah menjadi bad debt (piutang tak tertagih). Menurut Fahmi (2015:138) menyatakan bahwa suatu piutang yang bersifat bad debt timbul disebabkan oleh beberapa sebab, antara lain : a. Perusahaan ingin mengejar target penjualan, sehingga angka penjualan dinaikkan. Kenaikan angka penjualan otomatis biasanya menaikkan jumlah bad debt, dan begitu pula sebaliknya. b. Perusahaan dalam memperbesar penjualan dengan menaikkan penjualan produk boleh dibeli secara non tunai. Maka angka piutang tak tertagih otomatis akan membesar dengan sendirinya. c. Penjualan produk yang bersifat non tunai dilakukan secara tidak hati-hati. Artinya ambisi untuk meningkatkan penjualan menjadi lebih dominan dibandingkan menerapkan manajemen resiko. Termasuk keinginan yang begitu tinggi mengejar bonus. d. Perusahaan memiliki tagihan atau kewajiban dalam bentuk kredit kepada suatu perbankan. Di sisi lain uang kas perusahaan tidak lagi mencukupi, dengan begitu perusahaan mengantisipasinya dengan melakukan penjualan non tunai. Seperti bayar down payment (uang muka) 40% maka sisanya dalam bentuk kredit. Perolehan 40% tersebut dipakai untuk membayar kewajiban ke perbankan. Cara Memperkecil Bad Debt Piutang adalah salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca yang memiliki perputaran yang cepat (kurang dari 1 tahun). Sebagai salah satu bentuk investasi yang tak berbeda dengan investasi kas, persediaan dan lain-lain, maka dengan adanya piutang perusahaan harus menyediakan dana untuk diinvestasikan ke dalam piutang. Ada beberapa acuan yang harus diterapkan oleh suatu perusahaan untuk memperkecil resiko timbulnya bad debt, menurut Fahmi (2015:139) yaitu : 1. Menghindari keputusan penjualan produk pada saat pasar dalam kondisi fluktuatif yang berada dalam kondisi menuju krisis moneter. 2. Membatalkan penjualan produk pada konsumen yang memiliki reputasi buruk dalam dunia bisnis. 3. Melakukan dan menerapkan tindakan prudentil principle (prinsip kehatihatian) pada saat tingkat persaingan bisnis semakin tinggi, dan inovasi produk perusahaan berlangsung secara lambat. 4. Ada ukuran persentase yang layak diterapkan untuk besaran piutang. 659
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016:657-669
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Piutang Tak Tertagih Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun. Oleh karena itu, banyak hal yang dapat mempengaruhi besarnya piutang tersebut. Menurut Riyanto (2001:85), faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang, yaitu : a. Volume penjualan kredit Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan, maka makin besar pula jumlah investasi dalam piutang. Dengan makin besar volume kredit setiap tahunnya, berarti bahwa perusahaan itu harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. b. Syarat pembayaran penjualan kredit Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat, berarti bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang bersifat lunak lebih mengutamakan profitabilitas. c. Ketentuan tentang pembatasan kredit Dengan penjualan secara kredit, perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada pelanggan. Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan, makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang. d. Kebijakan dalam penagihan Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif maupun pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar untuk membiayai aktivitas ini, dibandingkan dengan yang menjalankan kebijaksanaanya secara pasif. e. Kebiasaan membayar dari pelanggan Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period, dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut. Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi dalam piutang. Sebelum perusahaan memutuskan untuk menyetujui permintaan atau penambahan kredit oleh pelanggan, perusahaan perlu mengadakan evaluasi terhadap pelanggan. Ini dilakukan untuk mencegah resiko kredit yaitu resiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan. Menurut Sutrisno (2009:56) pertimbangan yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi calon pelanggan sering disebut dengan prinsip 5C atau five C’s principle. Prinsip-prinsip 5C tersebut adalah : a. Character adalah data tentang kepribadian dari calon pelanggan, seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga, maupun hobinya.Character ini berfungsi untuk mengetahui 660
Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang (Framesti Andayani)
apakah nantinya calon pembeli ini secara jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya, dengan kata lain merupakan willingness to play. b. Capacity merupakan kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usahanya (business record), sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit atau tidak, bagaimana mengatasi kesulitan). Capacity ini merupakan ukuran dari ability to play atau kemampuan membayar. c. Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. d. Collateral adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon pelanggan benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. e. Condition. Kredit yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitan dengan prospek usaha calon pelanggan. Analisis Umur Piutang Pada dasar persentase piutang, manajemen mengestimasi berapa persentase piutang yang tidak akan tertagih. Untuk menaksir biaya piutang tak tertagih dapat dilakukan dengan metode skedul umur piutang, yang mengklasifikasikan saldo piutang pelanggan berdasarkan lamanya waktu piutang tersebut tidak terbayar. Oleh karena dasar pembuatannya adalah waktu, maka analisis ini disebut dengan umur piutang usaha aging the account receivable). Setelah membuat umur piutang, barulah menentukan tingkat piutang tak tertagih. Hal ini dilakukan dengan menerapkan persentase berdasarkan pada pengalaman masa lalu. Untuk menjumlahkan piutang tak tertagih dalam masing-masing kelompok umur. Semakin lama piutang itu lewat dari jatuh tempo, maka semakin kecil piutang tersebut dapat ditagih. Jadi, estimasi persentase piutang tak tertagih akan menigkat seiring dengan penambahan umur piutang.
Pelangggan
Skedul Umur Piutang (Dalam dollar) Jumlah hari setelah jatuh tempo Belum jatuh Saldo 1-30 31-60 61-90 >90 tempo hari hari hari hari
T.E Adert
$ 600
-
$ 300
-
$ 200
$ 100
R. C Bortz
300
$ 300
-
-
-
-
B.A Carl
450
-
200
$ 250
-
-
O.L Diker
700
500
-
-
200
-
T.O Ebbet
600
-
-
200
-
300
Lain-lain
36950
16200
5.200
2.450
1.600
1.500
39600
27.000
5.700
3.000
2.000
1.900
661
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016:657-669 Estimasi Persentase Piut.tak tertagih Total Estimasi Piut.tak tertagih
2.228
2%
4%
10%
20%
40%
540
228
300
400
760
Sumber: (Weygant, 2007)
Tingkat Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) Menurut Fahmi(2015:155) bahwa dalam konsep piutang semakin tinggi perputaran piutang maka semakin baik, namun sebaliknya semakin lambat perputaran piutang maka semakin tidak baik. Karena itu bagi perusahaan untuk menaikkan angka penjualan salah satu caranya dengan menerapkan kebijakan piutang, termasuk memperlunak jangka waktu piutang. Hari Rata-Rata Pengumpulan Piutang (Average Collection Period-ACP) Menurut Sutrisno (2009:221) Average Collection Period (ACP) yaitu perbandingan antara piutang usaha dan rata-rata penjualan per hari. ACP berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang dan menubahnya menjadi kas. Metode Penelitian a) Tingkat Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) RTO bertujuan untuk mengukur likuiditas dan aktivitas dari piutang perusahaan. Perhitungannya adalah sebagai berikut : Penjualan Kredit TingkatPerputaran Piutang = × 1 kali Rata-RataPiutang Dimana : Piutang Awal + Piutang Akhir Rata-Rata Piutang = 2 b) Hari Rata-Rata Pengumpulan Piutang (AverageCollection Period-ACP) ACP bertujuan untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas atau mengukur rata-rata waktu penagihan atas penjualan. 360 Hari Hari Rata-Rata Pengumpulan Piutang = × 1 hari Tingkat Perputaran Piutang
662
Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang (Framesti Andayani)
Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian a) Tingkat Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada suatu periode tertentu. Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya. Data Penjualan Kredit 2013 No.
Bulan
Penjualan Kredit
Pelunasan Piutang
Piutang Awal
Piutang Akhir 266.140.000
1
Jan
158.439.763
107.856.430
316.723.333
2
Feb
200.842.754
153.435.462
364.130.625
3
Mar
165.654.367
196.837.864
332.947.128
4
Apr
128.913.629
187.263.750
274.597.007
5
May
205.104.610
200.753.670
278.947.947
6
Jun
172.375.072
193.294.038
258.028.981
7
Jul
203.542.306
203.515.669
258.055.618
8
Aug
181.726.341
188.642.523
251.139.436
9
Sep
171.415.320
152.643.540
269.911.216
10
Oct
164.624.769
143.123.168
291.412.817
11
Nov
181.875.365
164.534.200
308.753.982
12
Dec
165.235.122
173.624.547
300.364.557
2.099.749.418
2.065.524.861
TOTAL
Sumber: PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara (2016)
Adapun hasil perhitungan dari tingkat perputaran piutang (Receivable Turn Over-RTO) tahun 2013 adalah sebagai berikut : 2.099.749.418 RTO = × 1 kali = 7,41 kali dibulatkan = 7 kali 283.252.279 266.140.000+ 300.364.557 Rata-Rata Piutang = = 283.252.279 2 Data Penjualan Kredit 2014 No.
Bulan
Penjualan Kredit
Pelunasan Piutang
Piutang Awal
Piutang Akhir 300.364.557
1
Jan
162.753.642
207.856.430
255.261.769
2
Feb
146.534.645
153.435.462
248.360.952
3
Mar
214.325.375
176.473.542
286.212.785
4
Apr
223.424.323
187.354.350
322.282.758 663
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016:657-669 5
May
165.774.128
200.897.380
287.159.506
6
Jun
209.937.532
212.197.232
284.899.806
7
Jul
212.635.826
239.566.132
257.969.500
8
Aug
145.465.634
191.785.220
211.649.914
9
Sep
223.962.841
175.235.361
260.377.394
10
Oct
211.362.745
185.365.322
286.374.817
11
Nov
209.838.614
198.664.421
297.549.010
12
Dec
214.523.138
164.534.328
347.537.820
2.340.538.443
2.293.365.180
TOTAL
Sumber: PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara, 2016.
Adapun hasil perhitungan dari tingkat perputaran piutang (Receivable Turn Over-RTO) tahun 2014 adalah sebagai berikut : 2.340.538.443 RTO = × 1 kali = 7,22 kali dibulatkan = 7 kali 323.951.189 300.364.557+ 347.537.820 Rata-Rata Piutang = = 323.951.189 2 Data Penjualan Kredit 2015 Bulan Penjualan Kredit Pelunasan Piutang Piutang Akhir Piutang Awal 347.537.820 1 Jan 120.232.400 207.856.430 259.913.790 2 Feb 167.362.730 153.435.462 273.841.058 3 Mar 160.278.352 160.827.411 273.291.999 4 Apr 152.753.621 190.362.542 235.683.078 5 May 175.985.046 193.963.000 217.705.124 6 Jun 201.541.534 150.748.632 268.498.026 7 Jul 177.854.652 170.748.240 275.604.438 8 Aug 186.135.000 134.003.736 327.735.702 9 Sep 178.278.472 113.345.965 392.668.209 10 Oct 191.725.641 190.246.852 394.146.998 11 Nov 190.896.510 186.475.000 498.568.508 12 Dec 175.893.816 164.078.463 410.383.861 TOTAL 2.078.937.774 2.016.091.733 Sumber: PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara, 2016. No.
Adapun hasil perhitungan dari tingkat perputaran piutang (Receivable Turn Over-RTO) tahun 2015 adalah sebagai berikut : 2.078.937.774 RTO= × 1 kali = 5,49 kali dibulatkan = 5 kali 378.960.841
664
Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang (Framesti Andayani)
347.537.820+ 410.383.861 Rata-Rata Piutang =
= 378.960.841 2 b) Hari Rata-Rata Pengumpulan Piutang (Average Collection Period-ACP) Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas. Hasil yang ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan sebagai standar kredit perusahaan. Adapun hasil perhitungan dari hari rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection Period-ACP) adalah sebagai berikut : a. Tahun 2013
b. Tahun 2014
c. Tahun 2015
Pembahasan a) Tingkat Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada suatu periode tertentu. Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya. Hasil Perhitungan Perputaran Piutang Dagang Perusahaan Periode 2013-2015 Tahun
Piutang Awal
Penjualan Kredit
Piutang Akhir
Rata-rata Piutang
RTO
2013
266.140.000
2.099.749.418
300.364.557
283.252.279
7,41 kali
2014
300.364.557
2.340.538.443
347.537.820
323.951.189
7,22 kali
2015
347.537.820
2.078.937.774
410.383.861
378.960.841
5,49 kali
Sumber: data diolah, 2016. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO) mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ditunjukkan RTO PT Simpatik Dana Mandiri pada tahun 2013 adalah 7,41 kali, sedangkan pada tahun 2014 RTOnya sebesar 7,22 kali dan pada tahn 2015 RTOnya sebesar 5,49 kali. Berdasarkan standar umum atau rata-rata industri perputaran piutang menurut Kamsir (2014:187) menyatakan bahwa sebagai pedoman dalam rasio ini sebaiknya berputar 15 kali untuk menentukan rendah atau tingginya perputaran piutang yang terjadi selama periode tertentu. Maka pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 dapat dikatakan penagihan piutang yang dilakukan 665
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016:657-669
manajemen dianggap kurang baik. Dampaknya semakin besarnya modal yang tertanam dalam piutang ini disebabkan karena kurang efektifitasnya bagian penagihan. Pada tahun 2015, kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam tiga tahun terakhir. Kinerja RTO pada tahun 2015 sebesar 5,49 kali, terjadi penurunan dari tahun sebelumnya. Hal ini karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebasar 2.078.937.774 sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah. Kinerja RTO perusahaan yang mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2013 sebesar 7,41 kali karena meningkatnya penjualan kredit. Melihat perhitungan data pada hasil analisis, bahwa tingkat perputaran piutang semakin lambat dari tahun ke tahun. Keterlambatan tersebut disebabkan sebagai berikut : 1) Pada tahun 2014 penjualan kredit sangat tinggi karena banyak program menarik yang ditawarkan kepada konsumen seperti cicilan unit sampai 3 tahun, pemandangan bangunan yang bagus, desain yang lebih modern dan banyak bonus yang diberikan seperti pemberian potongan tunai, bunus hp, tv dan sebagainya. 2) Pada tahun 2015 penjualan kredit menurun karena unit yang dijual merupakan apartermen yang kurang diminati konsumen karena lokasi atau viewnya serta tidak adanya program menarik seperti program yang ditawarkan tahun 2014 sehingga hanya dapat menjual sisa stok yang masih tersedia dari penjualan tahun 2013 dan 2014, marketing mengalami kesulitan dalam menjual unit dikarenakan sisa unit yang tersedia tidak diminati oleh konsumen serta kurangnya minat konsumen dalam membeli dikarenakan tidak adanya penawaran atau bonus yang menarik dan pemandangan yang tersisa kurang menarik. 3) Perputaran piutang yang semakin menurun setiap harinya akan berdampak negatif bagi perusahaan, karena semakin banyak modal kerja yang terikat pada piutang dan bertambahnya modal kerja sehingga menghambat perluasan pasar perusahaan. Rata-rata piutang tertinggi pada tahun 2015 sebesar 378.960.841 maka dari itu diperlukan pengumpulan piutang secara aktif dengan ketentuan bahwa hasil yang diperoleh dari pengumpulan piutang ini lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan dalam aktivitas tersebut. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin lama para pelanggan membayar hutangnya akan semakin besar pula dana yang ditanamkan perusahaan dalam piutang dan akan menimbulkan piutang tak tertagih yang apabila tidak dapat ditangani dengan serius akan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. b) Hari Rata-Rata Pengumpulan Piutang (Average Collection Period-ACP) Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas. Hasil yang ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan sebagai standar kredit perusahaan.
666
Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang (Framesti Andayani)
Hasil Perhitungan ACP Tahun
Penjualan Kredit
Rata-Rata Piutang
ACP
2013
2.099.749.418
283.252.279
49 hari
2014
2.340.538.443
323.951.189
50 hari
2015 66 hari 2.078.937.774 378.960.841 Sumber: data diolah, 2016. Dengan melihat rasio periode pengumpulan piutang tabel di atas yang berarti bahwa menunjukkan waktu yang diperlukan dalam penagihan piutang kembali menjadi kas. Averange collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi oleh Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan. Semakin cepat waktu pengembalian piutang, akan semakin baik bagi perusahaan. Dari hasil perhitungan ACP tabel di atas, diketahui pada tahun 2013 ACPnya 49 hari, tahun 2014 ACPnya sebesar 50 hari sedangkan pada tahun 2015 ACPnya adalah 66 hari. Tingkat Average Collection period (ACP) perusahaan cukup baik pada tahun 2013 dan 2014, yaitu sebesar 49 hari dan 50 hari, dimana tingkat perputaran piutangnya pun rendah. Pada tahun ini perputaran piutang menjadi kas cukup baik hal ini disebabkan karena sebagian pelanggan dapat membayar hutangnya tepat waktu dan kerjasama dari para manajemen untuk melakukan tagihan pada pelanggan berjalan cukup baik. Sedangkan tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2015, dimana tingkat ACPnya mencapai 66 hari, dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat rendah yaitu 5,49 kali. Pada tahun ini para pelanggan yang berhutang pada perusahan cukup sulit untuk ditagih hutangnya oleh perusahaan sehingga pada tahun ini ACP perusahaan mencapai 66 hari lebih lama dari pada tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena pada tahun ini banyak sekali terjadi kesalahan pencatatan administrasi. Sehingga menyebabkan pelanggan lambat membayar hutangnya yang mengakibatkan perputaran piutang yang terjadi pun lama. Berdasarkan standar umum atau rata-rata industri pengumpulan piutang menurut Kasmir (2014:187) menyatakan bahwa sebagai pedoman dalam rasio ini sebaiknya terkumpul 60 hari untuk menentukan lama atau tidaknya pengumpulan piutang yang terjadi selama periode tertentu. Pada tahun 2013 sampai dengan 2015 PT Simpatik Dana Mandiri kurang mampu dalam melakukan penagihan secara cepat atau tepat waktu. Ini menunjukkan piutang dagang perusahaan kurang baik dalam pengumpulan piutang. Hal ini disebabkan karena kurang efektifnya cara pengumpulan piutang yang dilakukan oleh para penagih piutang dari perusahaan, sehingga banyak konsumen yang melakukan penunggakan pembayaran kredit. Untuk mengatasi hal ini perusahaan telah mengantisipasinya dengan melakukan tindakan seperti manarik fisik barang elektronik dan furniture setelah itu menjualnya kembali. Hasil penjualan dari penarikan barang digunakan untuk menutupi sisa hutang pelanggan pada perusahaan. Untuk mengurangi resiko kredit sebaiknya perusahaan selain menarik fisik barang, hal yang perlu dilakukan yaitu membuat skedul umur piutang untuk memantau para bagian penagihan, 667
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016:657-669
maupun bagian keuangan untuk mencadangan kerugian piutang perusahaan serta membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar. Penutup Berdasarkan perhitungan rasio RTO dapat d i lihat bahwa hasil perhitungan tingkat perputaran piutang perusahaan dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Hal ini menyebabkan over investment dalam piutang setiap tahunnya berarti penerimaan dan pengelolaan atas piutang dagang yang terjadi pada PT Simpatik Dana Mandiri kurang baik, sehingga membuat kinerja piutang menjadi kurang efektif. Kondisi ini menunjukkan hasil perhitungan RTO PT Simpatik Dana Mandiri pada tahun 2013 adalah 7,41 kali, sedangkan pada tahun 2014 RTOnya sebesar 7,22 kali dan pada tahun 2015 RTOnya menurun menjadi 5,49 kali. Semakin cepat syarat pembayaran semakin baik bagi perusahaan, karena semakin cepat modal kerja yang tertanam dalam bentuk piutang kembali menjadi modal atau kas, yang berarti semakin tinggi tingkat perputaran piutang. Rasio ini menunjukkan bahwa ACP PT Simpatik Dana Mandiri setiap tahunnya kurang baik. Hal ini menunjukkan hasil perhitungan ACP, diketahui pada tahun 2013 ACPnya 49 hari, tahun 2014 ACPnya 50 hari sedangkan pada tahun 2015 ACPnya adalah 66 hari. Berdasarkan data perhitungan ACP, hasilnya tergantung pada hasil perhitungan RTO. Semakin besar RTO semakin baik bagi perusahaan, karena modal yang terikat dalam piutang dapat kembali dengan cepat menjadi kas. Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa kinerja piutang PT Simpatik Dana Mandiri masih kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang dagangnya. Hendaknya PT Simpatik Dana Mandiri perlu melakukan pengawasan terhadap sistem akuntansi dan sistem administrasi, karena hal ini dapat mendukung pengendalian yang lebih efektif. Melihat semakin besarnya piutang dagang yang tertunggak, maka sebaiknya perusahaan meningkatkan kegiatan yang mengarah pada upaya pengembalian piutang tersebut. Serta secara serius memperhatikan penjualan kredit agar tetap sesuai prosedur yang ditetapkan. Dan sebaiknya perusahaan membuat skedul umur piutang agar bisa mencadangkan kerugian piutang. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimo. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta: Jakarta. Atmaja, Lukas Setia. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. Penerbit Andi: Yogyakarta. Baridwan, Zaki. 2008. Intermediete Accounting, Edisi Kedelapan, Cetakan Pertama, BPFE UGM, Yogyakarta. Djarwanto, 2005.Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan.Edisi kedua. BPFE Offset: Yogyakarta. 668
Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang (Framesti Andayani)
Djarwanto. 2005. Pokok-okok Analisis Laporan Keuangan. EdisiKedelapan, Cetakan Pertama, BPFE UGM: Yogyakarta. Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia: Jakarta. Fahmi, Irham. 2015. Pengantar Manajemen Keuangan. Alfabeta: Bandung. Harahap, Sofyan Syarif. 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi 1-5, PT Persada: Jakarta. Jusup, Al Haryono. 2005. Dasar-dasar Akuntansi Edisi Keenam, STIE YKPN: Yogyakarta. Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan ke-7. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta Kieso, Donald E., Jerry Weygandt, and Terry D. Warfield. 2008. Akuntansi Intermediete.Jilid 1. Edisi Keduabelas. Erlangga: Jakarta. Narko. 2004. Sistem Akuntansi. Salemba Empat: Jakarta. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.Yogyakarta : Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada. Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi. Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan. Erlangga: Jakarta. Samsul, M. 2004. Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial. Liberty: Yogyakarta. Santoso, Imam. 2007. Akuntansi Keuangan Menengah. Salemba Empat: Jakarta. Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Ketujuh. Ekonisia: Yogyakarta. Syamsuddin,Lukman. 2007.Manajemen Keuangan Perusahaan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. Weygant, Jerry J. Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel. 2007. Accounting Principles.Buku 1. Edisi Ketujuh. Salemba Empat: Jakarta. Dokumen-dokumen : Masyithoh, Rina. 2012. Perputaran Piutang Pada PT Mitra Adidaya Sakti Samarinda Kalimantan Timur.Universitas 17 Agustus. Mulyati, Sri. 2015. Analisis Kondisi Piutang Usaha Pada PT Pelabuhan Indonesia IV Persero Cabang Samarinda. Universitas Mulawarman. Pinandita, Sinatria. 2014. Analisis Tingkat Perputaran Piutang Pada Koperasi Pegawai Negeri Medika Samarinda. Universitas Mulawarman. Sumber Internet : Sugiono. 2013. Metode Penelitian. Kontribusi Literasi Informasi Terhadap Hasil Belajar Siswa. http://repository.upi.edu/2421/6/s_TB_0900041_chapter%20%20(3).pdf (diakses 22 Februari 2016) Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan Kesembilanbelas. Alfabeta: CV Bandung. http://rayendra.co.id.html (diakses 21 Februari 2016)
669