PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP TINGKAT RETURN ON ASSETS (ROA) PADA PT. HM SAMPOERNA, Tbk. PERIODE TAHUN 2000-2012
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Jurusan Manajemen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Oleh : DEDEN AHMAD NURUL HAQ NIM 208800126
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2013 M / 1434 H
PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP TINGKAT RETURN ON ASSETS (ROA ) PADA PT. PADA PT. HM SAMPOERNA, Tbk. PERIODE TAHUN 2000-2012
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Jurusan Manajemen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Oleh :
DEDEN AHMAD NURUL HAQ NIM 208800126
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2013 M / 1434
ABSTRAK Deden Ahmad Nurul Haq (208800126) : Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Return On Assets (ROA) pada PT. HM Sampoerna, Tbk. Periode Tahun 2000-2012.
Perputaran piutang dan perputaran persediaan adalah komponen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat Return On Assets (ROA). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap tingkat Return on assets (ROA) penelitian ini dilakukan pada PT. HM Sampoerna, Tbk selama periode 2000-2012. Metode penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan data time series dengan jumlah sampel 13 yaitu dari tahun 2000-2012. Dan adapun jenis data yang dipakai adalah data sekunder. Data diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia dan dari ICMD. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t , uji F dan Uji koefisien determinasi (R2 ) pada level signifikasi 5% (0,05). Dari hasil penelitian menyimpulkan Perputaran piutang secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return on Asset (ROA). hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian yang menunjukkan bahwa t hitung < t tabel (-1,072 < 2,2281), dengan nilai sig 0,309 nilai sig lebih besar dari nilai probabilias 0,05, atau (0,309 > 0,05). Meskipun secara parsial perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat return on assets (ROA) namun mempunyai hubungan yang kuat.Perputaran persediaan secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return on Asset (ROA) pada PT, HM Sampoerna, Tbk. hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian yang menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (8,046 > 2,2281 ), dan dilihat dari nilai signifikasi lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau (0,000 < 0,05). Perputaran piutang dan perputaran persediaan secara simultan atau secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return on Asset (ROA). hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian Uji F yang menunjukkan bahwa F hitung > F tabel . ( 36,831 > 2,97 ) dan tingkat signifikasi yang diperoleh dari tingkat signifikasi Uji F sebesar (0,000 < 0,05). Sementara hasil analisis koefisien determinasi (R square) dengan nilai 0.880 yang berarti 88% , artinya Perputaran Piutang dan Perputaran persediaan mempunyai pengaruh sebesar 88 % terhadap tingkat Return On Asset (ROA) sedangkan sisanya sebesar 12% dipengaruhi oleh variabel yang lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kata Kunci : Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan dan Return On Assets (ROA)
RIWAYAT HIDUP
Deden Ahmad Nurul Haq Dilahirkan Pada Tanggal , Karawang, 06 – Juni – 1989. Putra dari Pasangan Bapak Muhammad Ma’mun Nawawi, S.Pd dan Ibu Yati Sumiyati. Anak ke 3 Dari 5 bersaudara diantaranya : Neneng Sri Nurhasanah (kakak pertama), Dedeh Sri Nurussa’adah (kakak kedua), Syarif Rahman Hakim, Alm (Adik Pertama), Muhammad Faiz Akbar (Adik Bungsu) . Alamat Penulis : Jln Krajan 1 Panyingkiran Rt 01/01 No : 57 Kec, Rawamerta Kab, Karawang , Jawa Barat.
Riwayat Pendidikan Penulis : SDN 1 Panyingkiran, ( Tahun 1995-2001 ), SMPN 1 Rawamerta ( Tahun 2001-2004 ), Pon-Pes Daar El-Qolam - Islamic Boarding School (IPA), Gintung, Jayanti , Tangerang. (Tahun 2004-2008), UIN Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung - Prodi Manajemen konsentrasi Keuangan ( Tahun 2008-2013). Organisasi :
Anggota ISMI/OSIS (Daar El-Qolam 2007-2008) Al-Azhar - Arabic Curses , ( Daar El-Qolam 2006-2008) CEC – Central English Curses ( Daar El-Qolam 2006-2008) ARSI (Anak Remaja Syi’ar Islam) ( Daar El-Qolam 2006-2009) Ta’mirul Masjid sebagai sekretaris ( Daar El-Qolam 2007-2008) HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan ) (2010-2011)
Selanjutnya penulis menyelesaikan kuliahnya pada tahun 2013 dengan menyusun tugas akhir (skripsi) dengan judul : “ Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Return On Assets (ROA) Pada PT. HM Sampoerna, Tbk. Periode tahun 2000-2012 ” dibawah bimbingan Bapak Herry Sutanto, SE.,MM dan Ibu Dewi Kurniasari, SE.,M.Si.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO : 1. Hidup adalah permainan, mainkan duniamu ! jangan dunia memainkanmu. 2. Hiduplah dengan mimpi, tapi jangan hidup dalam mimpi. 3. Jadilah pelopor jangan jadi pengekor.
PERSEMBAHAN : skripsi ini penulis persembahkan untuk : 1. Ayahanda tersayang , Muhammad Ma’mun Nawawi, S.Ag. dan Ibunda tersayang, Yati Sumiyati yang tak pernah lelah untuk mendo’akan penulis dan yang telah bersusah payah untuk menjadikan penulis menjadi manusia yang berguna bagi bangsa, agama dan keluarga. 2. Kakak-kakakku tercinta : Neneng Sri nurhasanah dan dedeh sri nurussa’adah yang selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis untuk menjadi orang yang sukses. 3. Teman-temanku tercinta yang selalu memberikan motivasi,semangat,bantuandan menjadikan harihariku penuh dengan warna.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikun Wr, Wb Tiada kata yang pantas diucapkan selain puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang dengan rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam yang selalu tercurahkan kepada uswatun hasanah Nabi Muhammad SAW, yang telah mengajarkan rahmatan lil’alamin. Adapun penulisan skripsi ini dengan judul : “ Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi (ROA) pada PT. HM Sampoerna, Tbk Periode tahun 2000-2012”. Ini adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program memperoleh studi stara (S-1) jurusan Manajemen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak terdapat kendala yang harus dilalui dan dijalani oleh penulis. Dukungan moril dan bimbingan sangat dibutuhkan dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.oleh karenaitu berkat bantuan dan dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak maka penyusunan skripsi ini bias terselesaikan dengan lancer dan tepat waktu. Skripsi ini juga penulis mempersembahkan terutama buat keluargaku tercinta yang Insya Allah
selalu dalam lindungan Allah SWT khususnya
Ayahanda tercinta Muhammad Ma’mun Nawawi, S.Pd dan ibunda Yati Sumiyati yang tak pernah lelah menguntaikan do’a serta selalu memberikan ketulusan kasih dan sayangnya, pengorbanan dan keikhlasan dalam menuntun langkah saya untuk
melalui semua proses kehidupan. Terima kasih banyak Ayahanda dan ibunda tersayang , meski rasa terimakasih yang saya ucapkan tak kan membalas semua perjuangan Ayahanda dan ibunda dalam membesarkan saya. Saya berharap ayah dan ibu selalu memberikan restu hingga saya meraih kesuksesan didunia dan akhirat kelak dan memberikan kebahagiaan kepada ayah dan ibu, Amin. Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa doa, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak Untuk itu dengan penuh rasa hormat, penulis dengan sepenuh hati menyampaikan ucapan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini, terutama kepada : 1. Bapak Dr. Sahya Anggara, Drs, Msi selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung beserta jajarannya. 2. Bapak Heri Sutanto, SE.,MM selaku Ketua Program Studi Manajemen beserta jajarannya dan sekaligus selaku Pembingbing 1 yang telah memberikan banyak masukan dan pengarahan selama penyusunan skripsi ini. 3. Ibu Dewi Kurniasari SE.,M.Si selaku Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan juga pengarahannya selama menyusun skripsi ini.
4. Ibu
Yulia
Fithriyani
Rahmah
Sp.,ME,
selaku
Sekretaris
Jurusan
manajemen beserta jajarannya. 5. Bapak Setia Mulyawan SE,MM selaku dosen Analisis Laporan Keuangan sekaligus penguji seminar proposal yang telah banyak membantu masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi. 6. Bapak Muhammad Zaky, SE.,Msi. Selaku penguji
seminar proposal
terimakasih atas masukannya. 7. Seluruh staf dan karyawan Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Manajemen dan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. 8. Terima
kasih
banyak
kepada kakak-kakakku tercinta Neneng Sri
Nurhasanah, dan Dedeh Sri Nurussa’adah , Abdilah Hamidi, dan Nanang Abdul Hanan yang telah memberikan dukungan moril serta meteril serta yang selalu mendukung dan mendo’akan adiknya, serta memberikan ketulusan kasih dan sayangnya. 9. Adik ku tercinta Alm Syarif Rahman Hakim, Muhammad Faiz akbar dan keponakan-keponakanku tercinta Maritza Atifha Hamidi dan Zihan Alicia Hamidi, Azka. yang selalu memberikan hari hariku tersenyum , semoga kalian menjadi anak-anak yang sholeh dan solehah dan berbakti kepada orang tua, Amin 10. Ade Ai Nurlaela yang kk sayangi dan cintai yang selalu mendo’akan serta memberikan dukungan semoga Allah SWT memberikan kebahagiaan, Aminn.
11. My Best Friend :, Aryanto, Bang Offay, Aryanto, Aditias Maqbul, Handry Lumban Purba Dimas jatmiko, indra rukmana,Azis sauri terima kasih atas Do’a dan dukungannya. 12. N’nenk Syifa Fauziah teima kasih atas do’a serta dukungannya. 13. Teman-temanku tercinta di manajemen Angkatan 2008 Yang tidak akan pernah aku lupakan kususnya Manajemen A 14. Sabahat-sahabatku tercinta di KKN 149 ( Rianny Lestari, Risma, Rini , Iif, Nita ,Sari, bang offay, azis, Udhay, Cepi, Meidi ) saya akan merindukan suasana KKN dilembang yang begitu bnyak kenangan .. kalian adalah keluargaku. 15. Semua pihak yang tidak tercantum. Kalian yang saya kenal yang tidak dapat
penulis
sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu dengan senang hati penulis mengharapkan saran dan kritik untuk membangun dari semua pihak, dan semoga skripsi ini dapat membantu dan bermanfaat bagi kita semua. Wassalamualaikum, Wr,Wb Bandung, Agustus 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Abstrak............................................................................................................ i Riwayat Hidup ............................................................................................... ii Kata Pengantar. ............................................................................................... iii Daftar Isi. ........................................................................................................ vii Daftar Tabel. ................................................................................................... xi Daftar Grafik. .................................................................................................. xiii Daftar Gambar. ............................................................................................... xiv Daftar Rumus. ................................................................................................. xv Daftar Lampiran. ............................................................................................. xvi BAB I PENDAHULUAN. ............................................................................ 1 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.6. 1.7.
Latar Belakang Penelitian.......................................................... 1 Identifikasi Masalah. ................................................................. 9 Rumusan Masalah. .................................................................... 9 Tujuan Penelitian. ...................................................................... 9 ManfaatPenelitian. ..................................................................... 10 Kerangka Pemikiran. ................................................................. 11 Hipotesis. ................................................................................... 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 17 2.1
Piutang.................................................................................... 17 2.1.1 Pengertian Piutang. ......................................................... 17 2.1.2 Faktor-Faktor Yang mempengaruhi besar kecilnya piutang. ........................................................................... 18 2.1.3 Biaya Atas Piutang. ........................................................ 22 2.1.4 Variabel-variabel Penting Dalam Piutang. ..................... 23 2.1.5 Penyebab Turunnya Rasio Perputaran Piutang. ............. 24 2.1.6 Perputaran Piutang.......................................................... 25 2.1.7 Rasio Perputaran Piutang. .............................................. 26
2.2
Pengertian Penjualan. ........................................................... 27 2.2.1 Transaksi Penyesuaian Penjualan. .................................. 29 2.2.2 Persentase Penjualan. ..................................................... 30
2.3
Persediaan.............................................................................. 30 2.3.1 Pengertian Persediaan. ................................................... 30 2.3.2 Jenis Persediaan. ............................................................ 31 2.3.3 Biaya Atas Persediaan.................................................... 31 2.3.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persediaan. ............ 34 2.3.5 Sistem Pencatatan Persediaan. ....................................... 35 2.3.6 Metode penilaian perediaan. .......................................... 36
2.4 2.5
2.3.7 Perputaran Persediaan. ................................................... 37 Harga Pokok Penjualan. ....................................................... 39 Rentabilitas. ......................................................................... 41 2.5.1 2.5.2 2.5.3 2.5.4 2.5.5
2.6
Pengertian Rentabilitas. .................................................. 41 Rasio Pengukuran Rentabilitas. ...................................... 42 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Rentabilitas............ 44 Rasio-rasio Profitabilitas. ............................................... 45 Return On Assets (ROA). ............................................ 47
Aktiva Lancar........................................................................ 49
2.7
Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Return On Assets (ROA). ..................... 51
2.8
Penelitian Terahulu ............................................................... 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. .................................................. 55 3.1 Metode Penelitian. .................................................................. 55 3.2 Poulasi dan Sampel. ............................................................... 55 3.2.1 Populasi. ......................................................................... 55 3.2.2 Sampel. ........................................................................... 56 3.3 3.4 3.5 3.6
Jenis Data................................................................................ 56 Teknik Pengumpulan Data. .................................................. 56 Operasional Variabel. ............................................................ 57 Teknik Pengolahan Data. ...................................................... 61 3.6.1 Uji Asumsi Klasik. ....................................................... 61 3.6.1.1 Uji Normalitas Data........................................... 61 3.6.1.2 Uji Multikoliearitas. ........................................... 62 3.6.1.3 Uji Auto Korelasi. .............................................. 63 3.6.1.4 Uji Heterokedastitas. .......................................... 63 3.6.2 Regresi Linier Berganda................................................. 64 3.6.3 Uji Secara Parsial (Uji t). ............................................... 65 3.6.4 Uji Secara Simultan (Uji F). .......................................... 66 3.6.5 Uji Koefisien Determinasi (R2). .................................... 67 3.6.6 Analisis Korelasi. ........................................................... 68
3.7 Jadwal dan tempat . ............................................................... 68
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ..................................................... 70 4.1
Gambaran Umum dan Objek Penelitian............................. 70 4.1.1 Sejarah Perusahaan. ........................................................ 70 4.1.2 Visi dan Misi PT. HM Sampoerna, Tbk. ....................... 72. 4.1.3 Stuktur Organisasi. ......................................................... 74 4.1.4 Tata Kelola Perusahaan. ................................................. 75
4.2
Deskripsi Analisis Data Variabel Penelitian. ...................... 83 4.2.1 Deskripsi Perputaran Piutang. ..................................... 85 4.2.2 Deskripsi Perputaran Persediaan. ................................. 87 4.2.3 Return On Assets (ROA)............................................. 89
4.3 Dinamika Pergerakan Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Return On Assets (ROA). .................................................................................... 92 4.4
Uji Asumsi Klasik ............................................................... 93 4.4.1 4.4.2 4.4.3 4.4.4
4.5
Analisis Regresi Berganda................................................... 100 4.5.1 4.5.2 4.5.3 4.5.4 4.5.5
4.6
Uji Normalitas. ............................................................ 93 Uji Multikolinieritas .................................................... 96 Uji Heteroskedastisitas. ............................................... 97 Uji Autokorelasi. .......................................................... 99
Hasil Analisis Transformasi Regresi........................... 100 Uji Secara Parsial ( Uji t ). ......................................... 102 Uji secara Simultan ( Uji F ). ..................................... 105 Koefisien Determinasi R2. ......................................... 108 Korelasi. ...................................................................... 109
Pembahasan Hasil Penelitian. .............................................. 112 4.6.1 Pengaruh (X1 ) Perputaran Piutang terhadap (Y) Retun On Assets (ROA). .............................................. 112 4.6.2 Pengaruh Perputaran Persediaan(X1 ) terhadap (Y) Return On Assets (ROA). ............................................ 115 4.6.3 Pengaruh (X1) Perputara Piutang dan (X2) Perputaran Persediaan terhadap (Y) Return On Assets (ROA). .............................................................. 116
BAB V PENUTUP. ........................................................................................ 116 5.1. Kesimpulan. ............................................................................... 116 5.2. Saran. ......................................................................................... 120 DAFTAR PUSTAKA. ................................................................................... 123 LAMPIRAN - LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.10
Hasil Penelitian Terdahulu. ...........................................................53
Tabel 3.5
Operasionalisasi Variabel..............................................................58
Tabel 3.7
Jadwal Penelitian. ..........................................................................69
Tabel 4.2
Hasil Analisis Deskriptive Statistic. ..............................................83
Tabel 4.2.1
Perkembangan Perputaran Piutang.........................................
86
Tabel 4.2.2
Perkembangan Perputaran Persediaan. ..................................
88
Tabel 4.2.3
Perkembangan Return On Assets (ROA). .............................
90
Tabel 4.4.1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test...............................
96
Tabel : 4.4.2 Uji Multikolinieritas. ..............................................................
97
Tabel :4.4.3
Uji Heteroskedastisitas. ..........................................................
98
Tabel : 4.4.4
Uji Autokorelasi. ...................................................................
99
Tabel 4.5.1
Hasil Output SPSS Dengan Analisis Regresi Linier Berganda. .........................................................
100
Tabel 4.5.2
Uji Secara Parsial (Uji t). ......................................................
102
Tabel 4.5.3
Uji Secara Simultan (Uji F)...................................................
106
Tabel 4.5.3
Koefisien Determinan (Uji R2 )..............................................
108
Tabel 4.5.5
Korelasi Perputaran Piutang terhadapTingkat Return On Assets (ROA). ........................................................
109
Tabel 4.5.5.1 Korelasi Perputaran Persediaan terhadapTingkat Return On Assets (ROA). ........................................................
110
Tabel 4.4.5.2 Korelasi Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadapTingkat Return On Assets (ROA). ...........
111.
DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 1.1
Return On Asset (ROA). ............................................................ 7
Grafik 4.2.1
Pergerakan Perputaran Piutang. ................................................. 87
Grafik 4.2.2
Pergerakan Perputaran Persediaan............................................. 89
Grafik 4.2.3
Pergerakan Return On Assets (ROA)………………………… 91
Grafik 4.3.1
Perputaran Piutang Terhadap Return On Assets (ROA). .......... 92
Grafik 4.3.2
Perputaran Persediaan Terhadap Return On Assets (ROA). ..... 93
Grafik 4.4.1
Normal P-Plot of Regression Standardized Residual. ............... 95
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.2
Penjualan dengan kredit (Piutang)..............................................25
Gambar 4.5.2
Hasil Uji t pengaruh perputaran piutang terhadap return On Asset (ROA) – Daerah penerimaan dan penolakan Ho.....................................104
Gambar 4.5.2
Hasil Uji t pengaruh perputaran persediaan terhadap return On Asset (ROA) – Daerah penerimaan dan penolakan Ho..................................105
Gambar 4.5.2
Hasil Uji F pengaruh perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap return On Asset (ROA) – Daerah penerimaan dan penolakan Ho....................................107
DAFTAR RUMUS
Halaman Rumus 1
Perputaran Piutang . .................................................................... 27
Rumus 2
Rata- rata Piutang. ......................................................................... 27
Rumus 3
Perputaran Persediaan................................................................... 38
Rumus 4
Rata-rata Persediaan. .................................................................... 38
Rumus 5
Net Profit Margin (NPM). ........................................................... 45
Rumus 6
Gross Profit Margin (GPM)......................................................... 46
Rumus 7
Return On Asset ( ROA). ............................................................. 49
Rumus 8
Regresi Linier Berganda . ............................................................ 64
Rumus 9
t hitung............................................................................................................................65
Rumus 10
F hitung . ......................................................................................... 66
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Analisis Return On Asset (ROA) Lampiran 2 : Grafik Analisis Return On Assets (ROA) Lampiran 3 : Perkembangan Perputaran Piutang Lampiran 4 : Pergerakan Perputaran Kas Lampiran 5 : Perkembangan Perputaran Persediaan Lampiran 6 : Pergerakan Perputaran Persediaan Lampiran 7 :Tingkat Return On Assets (ROA) Lampiran 8 : Pergerakan Tingkat Return On Assets (ROA) Lampiran 9 : Perkembangan Perputaran Piutang terhadap Tingkat Return On Assets (ROA) Lampiran 10: Pergerakan Perputaran Piutang terhadap Tingkat Return On Assets (ROA) Lampiran 11: Pergerakan Tingkat Return On Assets (ROA) Lampiran 9 : Perkembangan Perputaran Piutang terhadap Return On Assets (ROA) Lampiran 12 : Pergerakan Perputaran Piutang terhadap Tingkat Return On Assets (ROA) Lampiran 13: Hasil Analisis Deskriftive Statistic Lampiran 14: Pengaruh perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Return On Assets (ROA) Uji Statistik F
Lampiran 15 : Pengaruh perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Return On Assets (ROA) Uji Statistik t Lampiran 16 : Pengaruh perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Return On Assets (ROA) Uji Determinasi R2 Lampiran 17 : Analisis Transformasi Regresi Lampiran 18 : Korelasi Perputaran Piutang terhadap Return On Assets (ROA) Lampiran 19 : Korelasi Perputaran Persediaan terhadap Return On Assets (ROA) Lampiran 20 : Korelasi Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Return On Assets (ROA) Lampiran 20 : Struktur Organisasi Lampiran 21 : Laporan Keuangan PT. HM Sampoerna ,Tbk. Lampiran 22 : Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Lampiran 23 : Lembar Bimbingan
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Sejalan
dengan
perkembangan
teknologi
dan
semakin
pentingnya
spesialisasi dalam perusahaan serta semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi besar, maka faktor produksi modal mempunyai arti yang lebih menonjol. Pada hakekatnya masalah modal kerja dalam suatu perusahaan merupakan persoalan yang tidak akan pernah berakhir, mengingat bahwa masalah modal tersebut mengandung begitu banyak aspek. Modal kerja merupakan kelebihan dari aktiva lancar terhadap hutang lancar, dalam suatu perusahaan penggunaanya sangat penting bagi penganalisa extern maupun intern, selain digunakan dalam operasi perusahaan sehari-hari. modal kerja menunjukan tingkat keamanan atau margin of safety para kreditur terutama kreditur jangka pendek. Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan dapat beroperasi seekonomis mungkin sehingga perusahaan tdak mengalami kesulitan akibat adanya krisis atau kekacauan keuangan. Akan tetapi adanya modal kerja yang berlebihan menunjukan adanya dana yang tidak produktif dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena menyianyiakan keuntungan. Modal kerja dalam suatu perusahaan adalah sejumlah dana yang harus berputar secara tetap atau permanen. Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akan menyenangkan para kreditor jangka pendek karena mereka memperoleh
kepastian bahwa modal kerja berputar dengan kecepatan yang tinggi dan utang akan segera dapat dibayar meski dalam kondisi operasi yang sulit. Didalam perusahaan yang tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akibat adanya jumlah modal yang cukup dengan tingkat penjualan yang tinggi sehingga modal cepat kembali ke bentuk semula yaitu kas dan piutang. Namun ada kalanya perputaran modal kerja yang tinggi akibat perusahaan kekurangan modal kerja sedangkan tingkat penjualan dalam perusahaan tersebut tinggi. Sedangkan tinggkat perputaran modal kerja yang rendah disebabkan karena banyaknya dana yang tidak dimanfaatkan dalam operasi perusahaan secara efektif dan efisien dengan tingkat penjualan yang rendah. Dari uraian tersebut kita dapat mengambil suatu pegangan bahwa modal kerja yang sifatnya permanen sebaiknya dibiayai dengan menggunakan kredit jangka panjang sedangkan modal kerja yang berubah-ubah dibiayai dengan kredit jangka pendek. Kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh laba yang diperolehnya. Jika perusahaan terus-menerus rugi dalam menjalankan usahanya , akan menyebabkan perusahaan bangkrut dan artinya perusahaan tidak mampu bertahan hidup. Akan tetapi, apabila perusahaan memperoleh laba bersih yang tinggi maka perusahaan akan tetap bertahan dan mengembangkan perusahaannya. Laba bersih yang diperoleh perusahaan dapat dilihat dari tingkat rentabilitas perusahaan itu sendiri. Rentabilitas
suatu
perusahaan menunjukan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut (Riyanto, 2001:35). Dengan katalain rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu. Akan tetapi, bagi perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas adalah lebih penting dari pada masalah laba, karena laba yang besar saja belum tentu meupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisiensi suatu perusahaan baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut atau dengan kata lain adalah menghitung rentabilitasnya. Dengan demikian yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya. Rentabilitas erat kaitannya dengan penggunaan modal dalam perusahaan.
Masalah
permodalan
merupakan
masalah
utama
yang
akan
menunjang kegiatan operasional suatu perusahaan. Modal yang digunakan untuk kegiatan usaha ini disebut modal kerja. Periode perputaran modal kerja dipengaruhi oleh periode perputaran masing-masing komponen dari modal kerja tersebut. Semakin pendek periode perputaran modal kerja berarti semakin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputaran. Lamanya periode perputaran tergantung sifat atau kegiatan operasi suatu perusahaan,
lama atau cepatnya
perputaran ini juga akan
menentukan besar atau kecilnya kebutuhan modal kerja. Perputaran modal kerja diharapkan terjadi dalam jangka waktu yang relatif pendek, sehingga modal kerja yang ditanamkan cepat kembali. “Perputaran modal kerja yang rendah bisa disebabkan karena rendahnya perputaran persediaan, perputaran piutang dan saldo
kas yang terlalu besar” (Munawir, 2001 : 80). Komponen modal kerja tersebut adalah kas dan bank, piutang dan persediaan. Piutang merupakan pos penting dalam suatu perusahaan karena merupakan bagian aktiva lancar yang likuid dan selalu dalam keadaan berputar. Artinya piutang dapat dijadikan (dikonversikan) menjadi kas dengan segera dimana jakangka waktu paling lama satu tahun. Semakin tinggi probabilitas piutang dapat diterima pada waktunya. Semakin dapat dijadikan jaminan bagi pembayaran kas yang telah dijadwalkan. Seberapa cepat piutang dikonversikan menjadi kas dalam jangka waktu satu tahun disebut dengan perputaran piutang. Perputaran piutang akan menentukan besar kecilnya keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Hal ini akan mempengaruhi operasi perusahaan secara tidak langsung yang berdampak pada tingkat perolehan keuntungan perusahaan yang bersangkutan.semakin tinggi perputaran piutang maka semakin tinggi pula Return On Assets (ROA) nya. Persediaan merupakan unsur dari aktiva lancar yang merupakan unsur yang aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus-menerus diperoleh, diubah, dan
kemudian
dijual
kepada
konsumen.
Pada
prinsipnya
persediaan
mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan yang harus dilakukan
secara
berturut-turut
mendistribusikannya
kepadapara
untuk
memproduksi
pelanggan.
Dengan
barang-barang adanya
serta
pengelolaan
persediaan yang baik, maka perusahaan dapat segera mengubah persediaan yang tersimpan
menjadi
laba
menjadi kas atau piutang.
melalui penjualan
yang
kemudian
bertransformasi
Semakin tinggi perputaran persediaan barang, maka semakin tinggi biaya yang dapat ditekan sehingga semakin besar perolehan laba suatu perusahaan. Sebaliknya, jika semakin lambat perputaran persediaan barang, semakin kecil pula perolehan
labanya.
Tingginya
tingkat
perputaran
persediaan
menyebabkan
perusahaan semakin cepat dalam melakukan penjualan barang dagang sehingga semakin cepat pula bagi perusahaan dalam memperoleh dana baik dalam bentuk uangtunai (Kas) ataupun piutang. Dana yang diperoleh tersebut kemudian dapat digunakan untuk pembiayaan aktiva lancar perusahaan sehingga akan menunjukan kondisi perusahaan yang baik. Perputaran piutang dan persediaan digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola piutang dan persediaan secara efisien. Perputaran piutang
menunjukkan
kecepatan
pelunasan
piutang
menjadi kas
kembali.
Sedangkan perputaran persediaan menunjukkan kecepatan digantinya persediaan barang dagangan melalui penjualan, baik secara tunai maupun kredit. Dengan demikian makin tinggi perputaran piutang dan persediaan menunjukkan tingginya volume penjualan yang dicapai oleh perusahaan. Akibatnya, laba yang diterima akan menjadi banyak jumlahnya. Banyaknya laba yang diterima ini akan menaikkan tingkat return on assets (ROA). Namun kenyataannya, pada beberapa perusahaan tak jarang terjadi Return on
assets (ROA) perusahaan semakin rendah ketika perputaran piutang
meningkat. Demikian juga dengan persediaan walaupun perputaran persediaan semakin tinggi, return on assets (ROA) perusahaan malah semakin rendah. Hal ini berarti sudah tidak sesuai dengan teori yang ada.
Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akan menyenangkan kreditor jangka pendek karena mereka memperoleh kepastian bahwa modal kerja berputar dengan kecepatan yang tinggi dan utang akan segera dapat dibayar meski dalam kondisi operasi yang sulit. Dalam perusahaan tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akibat adanya jumlah modal yang cukup dengan tingkat penjualan yang tinggi sehingga modal cepat kembali kebentuk semula yaitu kas dan piutang. Namun ada kalanya perputaran modal kerja yang tinggi akibat perusahaan kekurangan modal kerja sedangkan tingkat penjualan dalam perusahaan tersebut tinggi. Sedangkan tingkat perputaran modal kerja yang rendah disebabkan karena banyaknya dana yang tidak dimanfaatkan dalam operasi perusahaan secara efektif dan efisien dengan tingkat penjualan yang rendah. Rentabilitas suatu persahaan dapat diukur dengan rasio rentabilitas. Rasio rentabilitas didapat dengan membandingkan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba. Rasio rentabilitas yang dipakai dalam penelitian in adalah Return On Assets ( ROA ) . untuk dapat mencapai return on assets (ROA) yang maksimal dari suatu perusahaan tidak lepas dari pengelolaan modal kerja. Tingkat perputaran piutang dan persediaan yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan dapat memaksimalkan rentabilitasnya. Perusahaan banyak
rokok merupakan perusahaan yang memiliki konsumen yang
diindonesia.
Setiap
tahun,
perusahaan
selalu
berlomba
untuk
mengeluarkan inovasi baru dari produk-produknya untuk memuaskan pelanggan. Bebarapa perusahaan Rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memberikan return on assets (ROA)
dengan jumlah yang berbeda-beda setiap tahunnya.
Khususnya pada perusahaan PT. HM sampoerna, Tbk. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat tabel di bawah ini : Tabel 1.1 Return On Assets (ROA) PT. HM Sampoerna, Tbk. Periode Tahun 2000-2012 Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
ROA
11.89
10.09
17.02
16.39
17.02
19.97
27.89
23.11
24.14
28.71
31.28
41.72
37.89
Grafik 1.1 Return On Assets (ROA) PT. HM Sampoerna, Tbk. Periode Tahun 2000-2012 45 40 35 30 25
ROA
20 15 10 5
0 1
Sumber :
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Laporan Keuangan PT. HM Sampoerna, Tbk. (Data diolah kembali oleh peneliti)
Fenomena yang terjadi adalah ada kalanya saat perputaran piutang dan perputaran persediaan meningkat, laba yang diperoleh perusahaan justru lebih kecil dari tahun sebelumnya. Dan perusahaan dengan tingkat perputaran piutang dan persediaan yang tinggi belum tentu menghasilkan Return On Assets (ROA)
yang tinggi. Berdasarkan fenomena tersebut perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan bukanlah satu-satunya faktor yang dipertimbangkan pihak manajemen dalam menetapkan besarnya laba yang diperoleh. Ada banyak faktor yang mempengaruhi return on assets (ROA)
perusahaan seperti perputaran
aktiva tetap, faktor pengawasan, ketentuan dari pemerintah dan faktorlainnya. Hubungan
perputaran modal kerja dengan return on assets (ROA)
adalah dengan komposisi perputaran modal kerja yaitu perputran piutang dan perputaran persediaan yang tepat akan berpengaruh kepada tingkat return on assets (ROA)
Tingkat return on assets (ROA)
yang rendah bila dihubungkan
dengan perputaran piutang dan perputaran persediaan
dapat menunjukkan
kemungkinan
.
perusahaan
tersebut
mengalami penurunan
Sehingga untuk
menghindari itu, diharapkan komposisi modal kerja yang tepat akan berpengaruh pada tingkat return on assets (ROA) return on assets (ROA)
, dimana perusahaan yang dikatakan tinggi
berarti tinggi pula efisiensi penggunaan modal kerja
yang digunakan perusahaan tersebut. Akan tetapi dengan modal kerja yang tinggi belum tentu perusahaan akan mendapatkan return on assets (ROA)
yang tinggi
pula (Munawir, 2000:87). Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perputaran modal kerja dengan komponen Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan , dan Return on Assets (ROA) dengan judul penelitian “ Pengaruh
Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan
Terhadap tingkat Return On Assets (ROA) Pada PT. HM. Sampoerna, Tbk. Periode Tahun 2000-2012 ”
1.2
Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang diatas maka penulis mengidentifikasikan
masalah dalam penelitian ini yaitu mengenai Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Return On Assets ( ROA ) pada PT. HM Sampoerna, Tbk. Pada tahun 2000 sampai 2012. Yaitu bagaimana cara perusahaan dalam mengelola piutang dan pesediaannya dari tahun ke tahun apakah mengalami kenaikan atau penurunan.
1.3
Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat diambil permasalahan
yang akan diambil dalam penelitian ini diantaranya : 1. Seberapa besar pengaruh Perputaran Piutang
terhadap Return On Assets
(ROA) pada PT. HM Sampoerna, Tbk. Tahun 2000-2012 ? 2. Seberapa besar pengaruh Perputaran Persediaan
terhadap Return On Assets
(ROA) pada PT. HM Sampoerna, Tbk. Tbk. Tahun 2000-2012 ? 3. Seberapa besar
pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan
terhadap Return On Assets (ROA) pada PT. HM Sampoerna, Tbk. Tbk. Tahun 2000-2012?
1.4
Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis setelah dilakukannya
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh perputaran piutang
terhadap
Return On Assets (ROA) pada
PT. HM Sampoerna, Tbk. Tbk. Tahun
2000-2012 ? 2. Untuk
mengetahui
Seberapa
besar
pengaruh
Perputaran
Persediaan
terhadap Return On Assets (ROA) pada PT. HM Sampoerna, Tbk. Tbk. Tahun 2000-2012 ? 3. Untuk mengetahui Seberapa besar
pengaruh Perputaran Piutang dan
Perputaran Persediaan terhadap Return On Assets (ROA) pada PT. HM Sampoerna, Tbk. Tbk. Tahun 2000-2012 ?
1.5
Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan dalam penelitian ini, maka hasil penelitian ini
dapat memberikan manfaat berbagai pihak, diantaranya : 1. Bagi
peneliti,
pengetahuan
sebagai
dan
bahan
pengembangan
masukan wawasan
didalam
menambah
dalam bidang
ilmu
akuntansi
keuangan dan pasar modal, khususnya tentang perputaran modal kerja dan implikasinya terhadap pengembalian modal return on assets (ROA) . 2. Bagi perusahaan , mampu memberikan informasi sebagai bahan referensi kaitannya dalam perputaran modal kerja khususnya peputran piutang dan perputaran persediaan terhadap tingkat rentabilitas perusahaan, selain itu sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam melakukan kebijakan yang akan dijadikan sebagai pengambilan keputusan dimasa yang akan datang. 3. Bagi peneliti lainnya,
sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya
didalam melakukan penelitian lanjutan.
1.6
Kerangka Pemikiran Perputaran Piutang adalah sebagai bagian dari modal kerja selalu dalam
keadaan berputar. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerjadalam piutang adalah tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin lama syarat pembayaran,berarti makin lama modal terikat pada piutang, yang ini bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah. ( Bambang Riyanto, 2008:90). Menurut
bambang
Riyanto,
tingkat
perputaran
piutang
(receivable
turnover) dapat diketahui dengan membagi jumlah penjualan kredit selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang (average receivales) pada periode tersebut. Perputaran Persediaan adalah “ Persediaan merupakan elemen utama dari modal kerja yang berupa aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus mengalami perubahan. Menurut Riyanto (2008:70). Menurut Munawir (2007 : 77) “Turn Over Persediaan merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki perusahaan. Return On Assets (ROA) adalah : Menurut Bambang Riyanto (2008 : 35) mangatakan bahwa Return On Assets suatu perusahaan merupakan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain Return On Assets adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Menurut Kasmir (2011 : 201) menyatakan bahwa Return on Inestment (ROI) atau Return On Assets
(ROA) merupakan rasio yang menunjukan hasil
(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan
suatu
ukuran
tentang
efektivitas
manajemen
dalam mengelola
investasinya. Menurut Munawir (2007: 89) menyatakan bahwa ROI itu sendiri adalah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksud untuk mengatur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk oprasinya perusahaan untuk mengahasilkan keuntungan. Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari oprasinya perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (net oprasting asset ) Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel terikat. Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis dan hasil penelitian terdahulu yang memberikan kesimpulan bahwa ada pengaruh perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan terhadap tingkat rentabilitas perusahaan, maka dapat dibuat kerangka konseptual atas penelitian ini seperti yang digambarkan berikut ini :
Gambar 1.6 Kerangka Pemikiran Perputaran Piutang ( X1)
Rentabilitas Ekonomis/Return On Assets ( ROA) ( Y)
Perputaran Persediaan (X2)
Keterangan : Variabel Bebas ( X1 ) : Perputaran Piutang Variabel Bebas ( X2 ) : Perputaran Persediaan Variabel Terikat ( Y ) : Rentabilitas Ekonomis ( ROA )
Perputaran piutang yaitu peredaran dana yang menunjukan beberapa kali tiap tahunnya dana yang tertanam dalam piutang berputar dari bentuk piutang menjadi kas, kemudian kembali kebentuk piutang lagi. Tingkat perputaran piutang yang tinggi berarti pengembalian dana yang tertanam dalam piutang berlangsung secara cepat sehingga resiko kerugian piutang dapat diminimalkan. Kas yang kembali tersebut dapat digunakan kembali untuk penjualan kredit atau pemberian pinjaman kembali sehingga kredit yang diberikan menjadi tinggi. Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi maka piutang yang kembali menjadi kas dapat digunakan lagi sehingga operasional perusahaan tidak terganggu.dengan demikian pada tingkat perputaran piutang yang tinggi, dapat menghasilkan jasa pinjaman yang diterima dalam jumlah yang tinggiserta dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan, sehingga laba bersih yang diterima akan tinggi jumlahnya. Tingginya laba akan berpengaruh juga terhadap tingkat return on assets (ROA)
. Dengan demikian apabila tingkat perputaran piutang yang
tinggi maka akan mengakibatkan tingkat return on assets (ROA)
perusahaan
meningkat. Adapun Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang Piutang adalah sebagai berikut :
Artinya : “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanahnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”( QS. Al-Baqarah : 283)
Perputaran persediaan merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka akan semakin cepat pula kembalinya dana yang tertanam pada persediaan. Dengan demikian resiko serta biaya persediaan dapat diminimalkan. Pada tingkat perputaran persediaan yang tinggi berarti akan terjadi pula tingkat penjualan yangtinggi.dengan demikian pada tingkat perputaran persediaan yang tinggi dapat mengakibatkan penekanan pada biaya atau resiko yang ditanggung dan menghasilkan volume penjualan tinggi. Akibatnya, laba yang diterima akan mengalami peningkatan. Peningkatan laba yang diterima akan
menaikan tingkat rentabilitas ekonomi. Dengan demikian tingkat perputaran persediaan
yang tinggi akan mengakibatkan tingkat rentabilitas perusahaan
meningkat. Jadi, perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap tingkat rentabilitas perusahaan.
1.7 Hipotesis Sugiyono (2008: 93) mengemukakan pengertian hipotesis sebagai berikut: “ Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada faktafakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data”. Dikatakan dalam hipotesis merupakan jawaban sementara yang jawabanya belum final karena harus dibuktikan kebenaranya melalui penelitian. Berdasarkan indentifikasi permasalahan yang telah diuraikan pada bagian Atas, maka penulis mengajukan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :
Ho
:
Perputaran Piutang (X1)
tidak berpengaruh terhadap Return On
Assets (ROA) (Y) Ha
:
Perputaran Piutang (X1) berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA) (Y)
Ho
:
Perputaan Persediaan (X2) tidak berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA) (Y)
Ha
:
Perputaan Persediaan (X2) berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA) (Y)
Ho
:
Perputaran Piutang (X1)
dan Perputaran Persediaan (X2) tidak
berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA) (Y) Ha
:
Perputaran Piutang (X1) dan Perputaran Persediaan (X2) berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA) (Y)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Piutang
2.1.1
Pengertian Piutang Piutang adalah merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan
kelonggaran
kepada
para
kelonggaran-kelonggaran
pelanggan
yang
pada
diberikan,
waktu
melakukan
biasanya
penjualan
dalam
bentuk
memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan menurut Soemarso (2007:338). Menurut
Gitosudarmo
(2002:81),
“piutang
merupakan
aktiva
atau
kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit”. Pos piutang yang terdapat dalam neraca biasanya merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva lancar, oleh karena itu perlu mendapat perhatian yang cukup serius agar piutang ini dapat dikelola dengan cara yang seefisien mungkin. Menurut Warren (2005 : 392) “Piutang (receivables) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya”.
Transaksi paling umum yang menyebabkan munculnya
piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Menurut Smith (2005 : 286) ”Piutang dapat didefenisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Namun untuk tujuan akuntansi, istilah ini umumnya diterapkan sebagai klaim yang diharapkan dapat diselesaikan
melalui penerimaan kas”. Selain itu juga menurut Smith (2005 : 286) “Setiap penjualan yang terjadi secara kredit, maka secara langsung akan menyebabkan munculnya piutang bagi perusahaan”.
2.1.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Piutang Perputaran piutang yang dimiliki suatu perusahaan mempunyai hubungan
yang erat dengan jumlah penjualan kredit, sehingga didalam usaha pengendalian piutang dilakukan oleh perusahaan adalah melalui kebijaksanaan kredit yaitu harus memperhatikan tentang besarnya kebijaksanaan penjualan kredit yang dilakukan
oleh
perusahaan
terhadap
hasil
produksinya.
Menurut
Riyanto
(2002:85) ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya piutang, yaitu: a. Volume Penjualan Kredit Makin besar volume penjualan kredit yang dilakukan, makin besar pula investasi yang ditanamkan dalam piutang. Semakin besarnya volume penjualan kredit tiap tahunnyaberarti perusahaan itu harus menyediakan investasi lebih besar lagi dalam piutang. Makin besar jumlah piutang berarti semakin besar resikonya, tetapi bersamaan dengan itu juga memperbesar profitabilitasnya.
b. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit Syarat pembayar penjualan kredit dapat bersipat ketat atau lunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti perusahaan lebih
mengutamakan
keselamatan
kredit
daripada
profitabilitasnya.
Semakin panjang batas waktu pembayaran kredit berarti semakin besar jumlah piutangnya.
c. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit Pembatasan
kredit
juga
harus
ditetapkan
oleh
perusahaan
dalam
memberikan kredit. Makin tinggi pembatasan kredit yang ditetapkan bagi masing-masing
langganan,
berarti
semakin
besar
pula
dana
yang
diinvestasikan dalam piutang.
d. Kebijakan Dalam Mengumpulkan Piutang Kebijakan pengumpulan piutang oleh perusahaan dapat dilakukan secara aktif maupun pengumpulan
pasif.
Apabila
piutang
secara
perusahaan aktif,
menerapkan kebijaksanaan
artinya
perusahaan
melakukan
penagihan sendiri, maka perusahaan akan mengeluarkan biaya yang lebih besar. Namun hal ini berbeda jika perusahaan menerapkan pengumpulan piutang secara pasif, maka investasi yang ditanamkan dalam piutang akan lebih besar.
e. Kebiasaan Membayar dari Para Pelanggan Kebiasaan membayar ini menyangkut pemenfaatan discount period oleh pelanggan, artinya semakin langganan ini memanfaatkan discount period, semakin kecil investasi yang ditanamkan dalam piutang. Piutang usaha dapat diklasifikasikan sebagai piutang lancar (piutang jangka Pendek) dan piutang tidak lancar (piutang jangka panjang). Piutang lancar (current receivable) diharapkan akan tertagih dalam satu tahun atau selama satu siklus operasi berjalan. Semua piutang lain diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar (non current receivable). Piutang selanjutnya diklasifikasikan dalam neraca sebagai piutang dagang atau non dagang. 1. Piutang dagang (trade receivable) Piutang dagang adalah jumlah terutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang ini dapat dibagi menjadi piutang usaha dan wesel tagih. a. Piutang usaha ( account receivable) Piutang usaha berasal dari penjualan kredit jangka pendek dan biasanya dapat ditagih dalam waktu 30-60 hari. Biasanya piutang usaha tidak melibatkan bunga, meskipun pembayaran bungaatau biaya jasa dapat saja ditambahkanbilamana pembayarannya tidak dilakukan dalam periode tertentu. Dalam melakukan penjualan kredit, peruahaan biasanyamenawarkan diskon sebagai syarat pembayaran, biasanya 2/10, n/30. Iniberarti pelanggan diberikan diskon tunai 2% apabila
membayar dalam 10 hari dari hari penjualan, bila tidak maka pelanggan harus membayar penuh dalam kurun waktu 30 hari. b. Wesel tagih (notes receivable) Wesel
tagih
adalah
uangtertentupada
tanggal
janji
tertulis
tertentu
untuk
dimasa
membayar
sejumlah
depan.weseltagih
dapat
berasal dari penjualan,pembayaran atau transaksi lainnya. Wesel tagih bisa bersifat jangka pendek ataupun jangka panjang. Wesel tagih dapat digolongkan dalam 2 jenis,yaitu : 1) Wesel tagih berbunga (interest bearing notes) Wesel tagih berbunga ditulis sebagai perjanjian untuk membayar pokok
atau
jumlah
nominal
dan
ditambahh
dengan
bungayangterhutang pada tingkat khusus. 2) Wesel tagih tanpa bunga ( not interest bearing note ) Pada wesel tagih tanpa bunga tidak dicantmkan persen bunga, tetapi jumlah nominalnya meliputi beban bunga.
2. Piutang non dagang ( nontrade receivable) Piutang non dagang berasal dari berbagai transaksi dan dapat berupa janji tertulis untuk membayar atau mengirimkan sesuatu. Karena sifatnya yang unik,
piutang non dagang umumnya diklasifikasikan dan dilaporkan
sebagai pos terpisah dalam neraca.
2.1.3
Biaya atas Piutang Dengan
menimbulkan
dilaksanakannya terjadinya
penjualan
piutang,
maka
secara
perusahaan
kredit
yang
kemudian
sebenarnya menanggung
resiko akibat piutang tersebut. Resiko akibat piutang adalah berupa biaya-biaya yang tentu saja akan mengurangi besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan. Biaya-biaya tersebut adalah berupa : 1. Biaya penghapusan piutang 2. Biaya pengumpulan piutang 3. Biaya administrasi 4. Biaya sumber dana Dengan adanya biaya yang ditimbulkan tersebut, maka piutang harus dikelola dengan baik,
sehingga biaya-biaya yang ditimbulkan oleh piutang
tersebut dapat diminimalkan. Beberapa kebijakan yang perlu diambil adalah penyaringan para pelanggan dan menaikkan perputaran piutang. Menurut Riyanto (2001 : 85-87) besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1. Volume penjualan kredit. Makin besar jumlah penjualan kredit dari keseluruhan penjualan akan memperbesar jumlah piutang dan sebaliknya makin kecil jumlah penjualan kredit dari keseluruhan piutang akan memperkecil jumlah piutang.
2. Syarat pembayaran bagi penjualan kredit. Semakin panjang batas waktu pembayaran kredit berarti semakin besar jumlah piutangnya dan sebaiknya semakin pendek batas waktu pembayaran kredit berarti semakin kecil besarnya jumlah piutang. 3. Ketentuan tentang batas penjualan kredit. Apabila batas maksimal volume penjualan kredit ditetapkan dalam jumlah yang relatif besar maka besarnya piutang juga semakin besar. 4. Kebiasaan membayar para pelanggan kredit. Apabila kebiasaan membayar para
pelanggan
dari
penjualan
kredit
mundur
dari
waktu
yang
dipersyaratkan maka besarnya jumlah piutang relatif besar. 5. Kegiatan penagihan piutang dari pihak perusahaan. Apabila kegiatan penagihan
piutang
dari
perusahaan
bersifat
aktif
dan
pelanggan
melunasinya maka besarnya jumlah piutang relatif kecil, tetapi apabila kegiatan penagihan piutang bersifat pasif maka besarnya jumlah piutang relatif besar.
2.1.4
Variabel-Variabel Penting Dalam Piutang Ada beberapa variabel penting yang terkait dengan piutang. Beberapa
variabel penting tersebut akan dijelaskan dibawah ini. a. Standar kredit Standar kredit adalah salah satu kriteria yang dipakai perusahaan untuk menyeleksi para langganan yang diberi kredit dan berapa jumlah yang dapat diberikan.
b. Persyaratan kredit Adapun yang dimaksud dengan persyaratan kredit adalah kondisi yang disyaratkan untuk pembayaran kembali piutang dari para langganan. Menurut Syamsudin (2000:2006), “Persyaratan kredit meliputi tiga hal yaitu : potongan tunai, periode potongan tunai, dan periode kredit.” c. Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang Kebijakan kredit ditentukan oleh perusahaan yang bersangkutan dan pengumpulan piutang berdasarkan pada umur piutang yang telah ditetapkan Sundjaja
sebelumnya. dan
Barlian
Kebijakan (2007:252)
penagihan adalah
piutang
menurut
“sekumpulan prosedur
penagihan suatu piutang dagang pada saat jatuh tempo”.
2.1.5
Penyebab Turunnya Rasio Perputaran Piutang Makin tinggi perputaran piutang menunjukan modal kerja yang ditanam
dalam piutang rendah, sebaiknya apabila rasio perputaran piutang semakin rendah maka akan terjadi over investment. Penurunan rasio perputaran piutang menurut S. Munawir (2007:75) dapat disebabkan oleh beberapa faktor sebagaiberikut : 1. Turunnya penjualan dan naiknya piutang 2. Turunnya piutang dan diikuti turunnya penjualan dalam jumlah lebih besar 3. Naikya penjualan diikuti oleh naiknya piutang dalam jumlah yang lebih besar
4. Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap 5. Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah Penurunan rasio perputaran piutang juga dapat disebabkan karena bagian kredit dan penagihan yang tidak bekerja dengan efektif atau mungkin karena ada perubahan dalam kebijakan pemberian kredit.
2.1.6
Perputaran Piutang Perputaran piutang sebagai bagian dari modal kerja selalu dalam keadaan
berputar. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerjadalam piutang adalah tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin lama syarat pembayaran,berarti makin lama modal terikat pada piutang, yang ini bahwa tingkatperputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah. ( Bambang Riyanto, 2008:90). Gambar 2.2 Penjualan dengan kredit (Piutang) barang
Kas 1 Pembelian
Piutang Penjualan
Kas 2 Penerimaan Uang
Sumber : Bambang Riyanto (2008:62)
Menurut
bambang
Riyanto,
tingkat
perputaran
piutang
(receivable
turnover) dapat diketahui dengan membagi jumlah penjualan kredit selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang (average receivales) pada periode tersebut.
Suatu perusahaan semakin baik pengelolaan piutangnya apabila account receivable turnover suatu perusahaannya tinggi. Account receivable turnover dapat
ditingkatan
denganjalan
memperkuat
kebijaksanaan
penjualan
kredit,
misalnya dengan jalan memperpendek waktu pembayaran. Suatu perusahaan tidak cukup hanya dilihat dari tingkat perputaran piutangnya, tetapi juga perlu dikaitkan dengan rata-rata pengumpulan piutang. Namun hari rata-rata pengumpulan piutang ini baruakan berarti jika dibandingkan dengan syarat pembayaran yang telah ditetapkan perusahaan. Apabila hari rata-rata pengumpulan piutang selalu lebih besar dari pada batas waktu pembayaran yang telah ditetapkan tersebut berarti bahwa cara pengumpulan piutangnya kurang efisien. Ini berarti banyak para langganan yang tidak memenuhi syarat pembayaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
2.1.7
Rasio Perputaran Piutang Rasio
perputaran
piutang
memberikan pandangan mengenai kualitas
piutang perusahaan dan seberapa berhasilnya perusahaan dalam penagihannya. Semakin cepat perputaran piutang menandakan bahwa modal dapat digunakan secara efisien. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Munawir (2002:75) yaitu: Semakin tinggi (turn over) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit.
Maka menurut Munawir (2007:104) tingkat perputaran piutang dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Perputaran Piutang = Penjualan Rata-rata Piutang
Rata-rata piutang diperoleh dengan cara sebagai berikut :
Rata-rata Piutang =
Piutang Awal + Piutang Akhir 2
Semakin tinggi tingkat perputaran piutang berarti semakin cepat dana yang diinvestasikan pada piutang dagang dapat ditagih menjadi uang tunai atau menunjukkan modal kerja yang tertanam dalam piutang rendah. Sebaliknya jika tingkat perputaran piutang rendah berarti piutang dagang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat ditagih dalam bentuk uang tunai.
2.2
Pengertian Penjualan Menurut Sumarso , (160 : 2002) Penjualan adalah Pada saat perusahaan
menjual
barang
dagangannya,
maka
diperoleh
pendapatan.
Jumlah
yang
dibebankan kepada pembeli untuk barang dagang yang diserahkan merupakan pendapatan perusahaan perusahaan yang bersangkutan. Untuk perusahaan barang dagang akun yang digunakan untuk mencatat penjualan barang dagang disebut “penjualan”.
Penjualan dapat dilakukan secara kredit maupun tunai dan pada umumnya kepada beberapa langganan. Penjualan secara kredit menimbulkan piutang yang biasanya dicatat dalam akun “ piutang dagang “ . seperti waktu hanya membeli, ketika menjual perusahaan juga terikat dengan syarat jual beli tertentu . pada waktu
menjual,
kadang-kadang
perusahaan
harus
menerima
pengembalian
barangatau membeli potongan harga. Hal ini terjadi kalo barang yang dijual tidak sesuai dengan permintaan pembeli . penerimaan kembali barang yang telah dijual disebut penjualan retur (sales return), sedang pemberian potonganharga disebut pengurangan harga (sales allowances). Pada umumnya penjualan retur dan pengurangan harga dicatat dalam satu akun, yang disebut : penjualan retur dan pengurangan hrga (sales return and allowances). Menurut (Sumarso , 226 : 2002) Penjualan Bersih adalah jumlah yang dibebankan kepada pembeli karena penjualan barang dan jasa, baik secara kredit maupun tunai dilaporkan sebagai penjualan bruto (gross sales). Penjualan retur dan pengurangan harga serta potongan penjualan dilaporkan sebagai pengurangan terhadap penjualan broto,hasil yang diperoleh adalah penjualan bersih. Penjualan barang dagang oleh sebuah perusahaan dagang biasanya hanya disebut “penjualan” begitu saja. Jumlah transaksi penjualan yang terjadi biasanya cukup besar dibandingkan dengan jenis transaksi yang lain. Beberapa perusahaan hanya menjual barang nya secara tunai, perusahaan yang lain hanya menjualnya secara kredit, dan yang lain lagi menjual barangnya dengan kedua syarat jual-beli tersebut.
Penjualan barang dagang secara tunai dicatat sebagai debit pada akun kas dan kredit pada akun penjualan. Dalam praktik biasanya penjualan secara tunai dicatat dalam buku penerimaan kas. Penjualan barang dagang secara kredit dicatat sebagai debit pada akun piutang dagang dan kredit pada akun penjualan. Transaksi ini dicatat dalam buku penjualan menurut Soemarso (2007:164). Penjualan adalah jumlah yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang dagang yang dijual, baik secara tunai maupun secara kredit. Retur dan potongan penjualan serta diskon penjualan dikurangkan dari jumlah ini mendapatkan penjualan bersih menurut Warren Reeve Fess (2005:290).
2.2.1
Transaksi Penyesuaian Penjualan
Potongan tunai
Retur Penjualan
Keringanan penjualan
Potongan penjualan
Penghapusan piutang tidak tertagih
Koreksi kesalahan penagihan dan pemrosesan
Pada umumnya transaksi penyesuaian penjualan jarang terjadi ataupun relatif kecil nilainya sehingga pengujian pengendalian kemungkinan tidak efektif biaya, dan auditor dapat mencermati penyesuaian penjualan dengan melakukan pengujian
substantif.
Sekalian
demikian,
nota
kredit
yang
dipakai untuk
mengelolah transaksi retur dan keringanan penjualan bisa saja disalahgunakan
untuk
menutupi
pengiriman
tidak
resmi
barang
atau
membunyikan
penyalahgunaan kas.
2.2.2
Presentase Penjualan Apabila jumlah penyisihan piutang tak tertagih berdasarkan pendekatan
laba/rugi maka kalkulasi dilakukan dengan presentase saldo penjualan pada neraca saldo yang belum disesuaikan (Unadjusted trial balance). Penentuan presentase penjualan dapat ditetapkan dari penjualan kotor atau penjualan bersih. Berbeda dengan kalkualsi pendekatan neraca yang menghasilkan jumlah “allowance for doubtful account”, kalkulasi pendekatan laba rugi menghasilkan jumlah “doubtfull account
expense”.
Dengan demikian hasil perhitungan dengan pendekatan
laba/rugi tidak perlu diselesaikan dengan jumlah “allowance for doubtfull account” yang sudah ada di neraca menurut Michell Suharli (2006:209).
2.3
Persediaan
2.3.1
Pengertian Persediaan Menurut Riyanto (2008:70), ”Persediaan merupakan elemen utama dari
modal kerja yang berupa aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus mengalami perubahan. Menurut Soemarso (2002:384), “Persediaan barang dagang (merchandise inventory) adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali.” Persediaan mewakili barang yang diproduksi atau ditempatkan untuk produksi dalam perusahaan manufaktur, sedangkan dalam perusahaan dagang, persediaan
mewakili barang-barang
yang
tersedia untuk
dijual.
Definisi barang yang
diklasifikasikan sebagai persediaan berbeda sesuai dengan lingkup aktivitas dalam operasi perusahaan yang secara berkesinambungan dibutuhkan, diganti atau dijual kembali.
2.3.2
Jenis Persediaan Dalam perusahaan dagang pada dasarnya hanya ada satu golongan
persediaan yang sering disebut dengan persediaan barang dagangan, sedangkan menurut Riyanto
(2008:71) persediaan dalam perusahaan manufaktur pada
umumnya dapat digolongkan dalam 3 kategori utama, yaitu: a. Persediaan bahan mentah (raw material inventory) b. Persediaan barang dalam proses (work in process inventory) c. Persediaan barang jadi (finished good inventory)
2.3.3
Biaya Atas Persediaan Menurut Yamit (2005 : 9), biaya-biaya yang timbul dalam persediaan
antara lain: 1. Biaya pembelian (purchase cost) Yaitu, harga per unit apabila item dibeli dari pihak luar, atau biaya produksi per unit apabila diproduksi dalam perusahaan. Biaya per unit akan selalu menjadi bagian dari biaya item dalam persediaan. Untuk
pembelian item dari luar, biaya per unit adalah harga beli ditambah biaya pengangkutan. Sedangkan untuk item yang diproduksi di dalam perusahaan, biaya per unit adalah termasuk biaya tenaga kerja, bahan baku dan biaya overhead pabrik.
2. Biaya pemesanan (order cost/set up cost) Biaya yang berasal dari pembelian pesanan dari supplier atau biaya persiapan (set up cost) apabila item diproduksi di dalam perusahaan. Biaya ini diasumsikan tidak akan berubah secara langsung dengan jumlah pemesanan. Biaya pemesanan dapat berupa biaya membuat daftar permintan, menganalisis supplier, membuat pesanan pembelian, peneriman bahan, inspeksi bahan, dan pelaksanaan proses transaksi. Sedangkan biaya persiapan dapat berupa biaya yang dikeluarkan akibat perubahan
proses
produksi,
pembuatan skedul kerja,
persiapan
sebelum produksi, dan pengecekan kualitas.
3. Biaya simpan (carrying cost/holding cost) Biaya
yang
pemeliharaan
dikeluarkan maupun
atas
investasi
investasi sarana
dalam fisik
persediaan untuk
dan
menyimpan
persediaan. Biaya simpan dapat berupa : biaya modal, pajak, asuransi, pemindahan persediaan, keusangan dan semua biaya yang dikeluarkan untuk memelihara persediaan.
4. Biaya kekurangan persediaan Konsekuensi ekonomis atas kekurangan dari luar maupun dari dalam perusahaan. Kekurangan dari luar terjadi apabila pesanan konsumen tidak dapat dipenuhi. Sedangkan kekurangan dari dalam terjadi apabila departemen tidak dapat memenuhi kebutuhan departemen yang lain. Biaya kekurangan dari luar dapat berupa biaya backorder, biaya kehilangan kesempatan menerima keuntungan. Biaya kekurangan dari dalam perusahaan dapat berupa penundaan pengiriman maupun idle kapasitas.
Jika
terjadi kekurangan atas permintaan suatu item,
perusahaan harus melakukan backorder atau mengganti dengan item lain atau membatalkan pengiriman. Dalam situasi sepeti ini bukan kerugian penjualan yang terjadi tetapi penundaan dalam pengiriman. Untuk mengatasi masalah ini secara khusus, perusahaan melakukan pembelian darurat atas item tersebut dan perusahaan akan menanggung biaya tambahan (extra cost) untuk pesanan khusus dapat berupa biaya pengiriman secara cepat, dan tambahan biaya pengepakan.
Para pemilik dan manajer berusaha keras untuk membuat persediaan barang-barangnya terjual secepat mungkin karena barang-barang yang tidak terjual akan mengurangi laba. Makin cepat penjualan yang terjadi maka makin tinggi labanya, yang berarti perusahaan mendapat tambahan aliran kas. Makin lambat penjualannya, maka makin rendah labanya. Idealnya suatu usaha dapat
beroperasi tanpa adanya simpanan persediaan. Walaupun demikian, kebanyakan perusahaan harus mempunyai persediaan barang untuk pelanggannya
2.3.4
Faktor yang Mempengaruhi Persediaan Menurut Riyanto (2008:75), besar kecilnya persediaan bahan mentah
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: a. volume yang dibutuhkan untuk melindungi jalannya perusahaan terhadap gangguan kehabisan persediaan. b. volume produksi yang direncanakan c. besarnya pembelian bahan mentah setiap kali pembelian d. estimasi tentang fluktuasi harga e. peraturan pemerintah menyangkut persediaan minimal f.
harga pembelian bahan mentah
g. biaya penyimpanan dan risiko penyimpanan di gudang h. tingkat kecepatan material menjadi rusak Kekurangan dapat berakibat larinya pelanggan, sedangkan kelebihan persediaan dapat berakibat pemborosan atau tidak efisien. Oleh karena itu manajemen persediaan berusaha agar jumlah persediaan yang ada dapat menjamin kelancaran proses produksi. Para pedagang yang berhasil akan membeli dengan hati-hati untuk tetap menjaga perputaran barang yang diusahakannya tetap dalam tempo yang cepat.
2.3.5
Sistem Pencatatan Persediaan Sistem pencatatan persediaan yang mungkin diterapkan oleh perusahaan
adalah salah satu dari sistem perpetual atau periodik. Sistem pencatatan periodik tidak melakukan mutasi atas perkiraan persediaan barang dagang saat terjadi pembeliaan dan penjualan. Penilaian atas perkiraan tersebut dilakukan secara berkala untuk periode tertentu. Sedangkan sistem pencatatan perpetual setiap pembelian berarti mendebet perkiraan merchandise inventory dan sebaliknya dikredit apabila terdapat penjualan. Pembeliaan berarti persediaan barang dagang bertambah di debet, sedangkan penjualan berarti persediaan barang dagang berkurang di kredit. Harga pokok penjualan pada sistem periodik merupakan hasil perhitungan, bukan sebuah akun. Harga pokok penjualan dihitung dengan rumus :
Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir
Keuntungan penerapan sistem perpetual karena jurnal pembelian dan penjualan mencerminkan arus nilai persediaan. Namun banyak perusahaan enggan menerapkan sistem ini karena penerapan sistem ini memperlukan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan sistem periodik. Pada sistem periodik, pendapatan dari penjualan barang dagang dicatat ketika penjualan terjadi, dengan cara yang sama dengan sistem perpetual. Tetapi, tidak ada usaha yang dibuat pada tanggal penjualan untuk mencatat biaya penjualan barang dagang, bahakan perhitungan fisik barang dagang dilakukan pada akhir periode. Perhitungan ini menentukan (1)
biaya dari barang dagang, (2) biaya dari penjualan barang dagang. menurut Michell Suharli (2006:230).
2.3.6
Metode Penilaian Persediaan Metode penilaian persediaan diperlukan untuk menghitung persediaan
akhir dilaporkan di neraca dan harga pokok penjualan yang akan dilaporkan dalam laba/rugi. Dalan konsep akuntansi, penilaian persediaan dibahas dalam pengakuan dan pengukuran. Artibut pengukuran terhadap 5 (lima) artibut pengukuran: 1) Biaya historis (historical cost) Artibut yang dinilai adalah jumlah uang kas atau setara kas yang dibayar untuk mendapatkan aktiva sampai siap digunakan. 2) Biaya pengganti saat ini (current cost / replacement cost ) Artibut yang dibayar adalah uang kas atau setara kas yang akan dibayar yang untuk memperoleh aktiva yang sejenis saat ini. 3) Nilai pasar saat ini (current market value ) Artibut yang dinilai adalah uang kas atau setara kas yang akan diperoleh dengan menjual aktiva sekarang berdasarkan harga pasar yang berlaku saat ini. 4) Nilai realisasi bersih ( net realizable value ) Artibut yang dinilai adalah jumlah uang kas atau setara kas yang akan diperoleh dengan menjual aktiva sekarang atau jumlah uang yang harus dibayar.
5) Nilai waktu uang saat ini dari arus kas masa depan ( present value of future cash flows ) Artibut yang dinilai adalah nilai uang saat ini atas arus kas masuk bersih yang diharapkan akan diterimah dari penggunaan aktiva masa depan menurut Michell Suharli (2006 :235)
2.3.7
Perputaran Persediaan Seperti halnya piutang sebagai elemen dari aktiva lancar, persediaan juga
mengalami perputaran. Perputaran persediaan menunjukan berapa kali persediaan diganti(dijual dan diganti) dalam waktu satu tahun. Dengan demikian, tingkat perputaran persediaan yang tinggi mengindikasikan bahwa tingkat penjualan yang tinggi
padaperusahaan.
Dengan
tingkat
perputaran
persediaan.
Dengan
tingkatperputaran persediaan yang tinggi berarti resiko kerugian dan biaya terhadap persediaan dapat diminimalkan. Untuk
mengetahui
lebih
jelasnya
mengenai
perputaran
persediaan,
beberapa ahli telah mengemukakan pendapatnya tentang perputaran persediaan diantaranya : Menurut Riyanto (2008:70), ”Persediaan merupakan elemen utama dari modal kerja yang berupa aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus mengalami perubahan.
Menurut Munawir (2007 : 77) “Turn Over persediaan merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki perusahaan. Turn over ini menunjukan berapa kali jumlah persediaan barangdagangan diganti dalam satu tahun (dijual dan diganti). Untuk mengetahui rata-rata persediaan tersimpan dalam gudang dapat ditentukan dengan membagi jumlah hari-hari dalam satu tahun dengan turn over dari persediaan tersebut. Tingkat perputaran
persediaan
mengukur
perusahaan
dalam
memutarkan
barang
dagangannya, dan menunjukan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang atau mengimbangi tingkat penjualan yang ditentukan. Perhitungan tingkat perputaran ini tidak hanya untuk barang dagangannya saja,tetapi dapat juga diterapkan dalam persediaan bahan mentah maupun barang dalam proses. Dan apabila data harga pokok penjualan tidak diperoleh maka perputaran persediaan dapat dihitung dari penjualan. Menurut Munawir (2007 : 104 ) Tingkat Perputaran Persediaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut . :
Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan Rata-rata persedian
Rata-rata Persediaan diperoleh dengan cara sebagai berikut :
Rata-rata Persediaan = Persediaan Awal + Persediaan Akhir 2
Berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa tingkat
perputaran
persediaan
mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
melakukan perputaran barang dagangannya dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang atau mengimbangi tingkat penjualan yang telah ditentukan, serta efisiensi persediaan dapat dilihat dari tingkat perputaran persediaan. Perputaran persediaan merupakan salah satu ukuran efisiensi perusahaan dalam penggunaan aktiva terutama aktiva lancar. Semakin cepat perputaran persediaan maka akan semakin efisien penggunaan persediaan dalam suatu perusahaan. Sedangkan Semakin tinggi perputaran persediaan maka semakin pendek waktu terikatnya modal dalam persediaan sehingga untuk memenuhi penjualan dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil.
2.4
Harga Pokok Penjualan Harga pokok penjualan adalah harga barang yang terjual ke konsumen.
Penjual mungkin menawarkan diskon kepada pelanggan untuk pembayaran lebih awal atas tagihan mereka diskon semacam itu merupakan diskon pembeliaan bagi pembeli. Diskon pembelian mengurangi harga pokok barang dagang. Pembeli mungkin mengembalikan barang dagang kepada penjualan. Pembelian mungkin mengembalikan barang dagang kepada penjual (retur pembelian), atau pembeli menerima pengurangan dari harga awal barang yang dibeli (potongan pembelian). Seperti diskon pembelian, retur dan potongan pembelian mengurangi harga pokok barang yang dibeli selama suatu periode. Menurut J.Ferd Weston ( 1997:291)
Al – Qur’an ini menjelaskan keutamaan jual beli, Allah menghalalkan jual beli, jual beli bukan Riba. Perlu diwaspadai dalam jual beli akan terjadi Riba (dalam arti luas) apabila terdapat eksploitasi, penipuan kecurangan dan praktek pelanggaran syariat lainnya. Dalam Jual beli terdapat kegiatan tolong menolong antara produsen, penjual, pembeli dan masyarakat secara umum. Al-Qur’an Surat AL – Jumu’ah , Ayat 11
Artinya :
Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik -baik Pemberi rezeki. (Q.S. Al – Jumu’ah : 11 )
Al-Qur’an Surat Al-Baqarah, Ayat 198
Artinya : Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy`arilharam. Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar benar termasuk orang-orang yang sesat. (Q.S. Al-Baqarah, : 198)
Harga pokok penjualan ditentukan dengan mengurangkan persediaan barang dagang pada akhir periode terhadap barang dagang tersedia dijual selama periode bersangkutan. Persediaan barang dagang akhir periode ditentukan dengan melakukan perhitungan fisik persediaan yang tersisa. Metode yang menentukan harga pokok penjualan dan jumlah barang dagang tersedia seperti ini disebut metode
periodik.
Dengan
metode
periodik,
catatan
persediaan
tidak
memperlihatkan jumlah tersedia untuk dijual atau jumlah barang terjual selama periode. Sebaliknya, dengan metode perpetual, setiap pembelian dan penjualan barang dagang diakui pada akun persediaan dan harga pokok penjualan.
2.5 2.5.1
Rentabilitas Pengertian Rentabilitas Menurut Bambang Riyanto (2008 : 35) mangatakan bahwa rentabilitas
suatu perusahaan merupakan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi modal dalam suatu perusahaan dengan membandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi,
oleh karena itu keuntungan yang besar bukan
merupakan suatu jaminan atau ukuran bahwa perusahaan tersebut rentabel. Dengan demikian yang harus diperhatikan oleh manajemen atau pihak-pihak lain adalah tidak hanya bagaimana usaha memperbesar laba, tetapi yang lebih penting
adalah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya. Untuk mendapatkan laba yang baik maka perusahaan harus meningkatkan efisiensi atas penggunaan modal yang dimiliki perusahaan. Sedangkan Rahardjo (2005 : 122) mengatakan bahwa “Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam didalamnya. Rentabilitas sering dikelompokkan dengan profitabilitas atau kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari penjualan barang dan jasa yang dihasilkan”. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dari kemajuan perusahaan dan kemampuannya dalam menggunakan asetnya secara produktif. Dengan demikian, rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aset atau jumlah modal perusahaan tersebut 2.5.2
Rasio Pengukur Rentabilitas Menurut Munawir ( 2007 : 11 ) ada 4 macam ratio untuk mengukur tingkat
Rentabilitas diantaranya : 1. Ratio Operating income dengan Operating Assets Profitability suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau Assets yang akan digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut (operating Assets).
2. Turnover dari Operating Assets Merupakan ratio antara jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi (Operating Assets) terhadap jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tersebut. 3. Return On Investment Analisa Return on Investmen (ROI) dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangatpenting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Analisa ROI ini sudah merupakan teknik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Return on Invesment itu sendiri adalah salah satu bentuk dari Ratio Profitabilitas yang dimaksudkanuntuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinyaperusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian ratio
ini
menghubungkankeuntunganyang
diperoleh
dari
operasinya
perusahaan (Net Operating Income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untukmenghasilkan keuntungan operasi tersebut (Net Operating Assets). Sebutan lain untuk ratio ini adalah “ Return On Assets (ROA)”. 4. Keuntungan dan Beban Tetap Pengukuran terhadap tingkat keuntungan suatu perusahaan dapat pula dilakukan dengan menghubungkan keuntungan tersebut dari berbagai faktor misalnya :
a) Hubungan antara keuntungan tersebut dengan beban bunga tetap yang harus dibayar oleh perusahaan. b) Hubungan
keuntungan
dengan
deviden
yang
harus
dibayar
perusahaan untuk para pemegang saham prioritas (Preferred Stock). c) Masih tersedianya keuntungan untuk para pemegang sahamumum (tingkat
keuntungan
yang
diperoleh
untuk
pemegang Saham
Umum).
2.5.3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rentabilitas Ekonomis Rentabilitas ekonomi dipengaruhi beberapa faktor. Berikut ini adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi : A. Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income (laba
operasi) dengan net sales (penjualan bersih) yang dinyatakan dalam persentase. Dimana semakin tinggi profit margin maka semakin tinggi rentabilitas ekonomi. B. Turn Over of Operating Asset (tingkat perputaran aset usaha), yaitu
kecepatan berputarnya operating asset (aset usaha) dalam suatu periode waktu tertentu,
yang diperoleh dengan membandingkan
penjualan dengan total aset. Dimana semakin tinggi perputaran aset maka semakin tinggi rentabilitas ekonomi.
2.5.4
Rasio – Rasio Profitabilitas Menurut Mahmud M. Hanafi (2007:83) “Rasio profitabilitas ini mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Ada tiga rasio yang sering dibicarakan, yaitu : Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE). 1. Net
Profit
Margin
(NPM)
menghitung
sejauhmana
kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat secara langsung pada analisis common size untuk laporan laba rugi. Rasio ini diinterpretuasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) diperusahaan pada periode tertentu. Rasio profit margin biasa dihitung sebagai berikut :
Profit Margin = Laba bersih Penjualan (Martono dan Agus Harjito, 2010: 59) Profit
margin
yang
tinggi
menandakan
kemapuan
perusahaan
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Profit margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya yang tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan yang tertentu. Atau kombinasi dari kedua hal tertentu. 2. Gross Profit Margin (GPM), merupakan perbandingan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dengan penjualan bersih atau risiko
antara laba kotor dengan penjualaan bersih. Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan Gross Profit Margin = Penjualan bersih (Martono dan Agus Harjino, 2010: 59) 3. Return On Asset
(ROA), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. ROA sering disebut juga sebagai ROI ( Return On Investment).
Menurut Kasmir (2011 : 201) menyatakan bahwa Return on Inestment (ROI) atau Return On Assets
(ROA) merupakan rasio yang menunjukan hasil
(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan
suatu
ukuran
tentang
efektivitas
manajemen
dalam mengelola
investasinya. Menurut Munawir (2007: 89) menyatakan bahwa ROI itu sendiri adalah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksud untuk mengatur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk oprasinya perusahaan untuk mengahasilkan keuntungan. Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari oprasinya perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (net oprasting asset
).ROI mengukur produktivitas dari dana yang diinvestasikan dalam
perusahaan dan berguna untuk menditeksi kesalahan dan penggunaan modal. Sebagai salah satu ukuran keefektifan, semakin tinggi maka semakin efektif kinerja perusahaan.
ROI merupakan rasio yang membandingkan income setelah pajak dengan asset yang diinvestasikan. Hal ini seperti yang dinyatakan Lukman Syamsudin (2009: 63) menyatakan bahwa ROI atau sering disebut dengan Return On Asset (ROA) adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan. ROI dapat dihitung berdasarkan rumusan berikut: ROA =
Laba Bersih Total Assets
( Lukman Syamsudin, 2009: 63) Rasio yang tinggi menujukan efisiensi manajemen asset, yang berarti efisiensi manajemen.
2.5.5
Return On Assets ( ROA) Dalam
menentukan
nilai
suatu
perusahaan
para
investor
masih
menggunakan indikatator rasio keuangan untuk melihat tingkat pengembalian yang
dapat
diberikan
oleh
perusahaan
kepada
investor.
Para
investor
menggunakan profitability ratio untuk dapat mengukur pengembalian yang ada. Return On Assets ( ROA) merupakan perbandingan antara laba bersih dengan rata-rata total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return On Assets (ROA) yang positif menunjukan bahwa dari total aktiva yang digunakan untu beroprasi mampuh memberikan laba kepada perusahaan. Sebaliknya apabila Return On Assets (ROA)
yang negatif menunjukan bahwa dari total aktiva yang digunakan
perusahaan mengalami kerugian. Sehingga jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi yang positif maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan modal sendiri. Tetapi sebaliknya, jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak menghasilkan laba maka akan menghambat pertumbuhan modal sendiri. ROA adalah rasio keuangan yang berhubungan dengan aspek erning atau profitabilitas.
ROA berfungsi untuk
mengukur efektifitas perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin besar ROA yang dimiliki oleh sebuah perusahaan maka semakin efisien penggunaan aktiva oleh perusahaan untuk beroprasi sehingga akan memperbesar laba. Laba yang besar akan menarik investor karena perusahaan tersebut memiliki tingkat pengembalian yang semakin tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa, Return On Asses (ROA) adalah suatu alat pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba berdasarkan penggunaan aktiva perusahaan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel rentabilitas ekonomi, maka perlu diketahui beberapa defenisi rentabilitas ekonomi yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya : Munawir (2002 : 33) mengatakan bahwa, “Perbandingan antara laba usaha dengan seluruh modal yang digunakan modal sendiri dan modal asing disebut dengan rentabilitas ekonomi”. Modal
yang
diperhitungkan
untuk
menghitung
rentabilitas
ekonomi
hanyalah modal yang bekerja di dalam perusahaan (operating capital asset). Demikian pula dengan laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas
ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha (net operating income). Dengan demikian maka laba yang diperoleh dari usaha diluar perusahaan atau dari efek (misalnya deviden, kupon, dll) tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi. Return On Asset dapat di Hitung dengan Rumus :
Return On Assets (ROA) =
Earning After Tax (EAT) Total Asset
Return On Assets( ROA) =
Laba Bersih Modal Asing + Modal Sendiri
=
2.6
Laba Bersih Total Assets
Aktiva lancar Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti ( 159 : 2006 ) aktiva lancar
didefinisikan sebagai aktiva yang secara normal berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau kurang. Manajemen modal kerja biasanya menyangkut pengelolaan aktiva-aktiva ini dan pengelolaan kewajiban lancar. Sedangkan pengelolaan aktiva tetap,yaitu aktiva yang berubah menjadi kas memerlukan waktu lebih dari satu tahun, biasanya disebut sebagai Capital Budgeting. Penentuan tingkat yang layak dari aktiva lancar dan kewajiban lancar, menyangkut keputusan-keputusan mendasar dalam likuiditas perusahaan dan komposisi umur (maturity) hutang-hutangnya. Keputusan-keputusan tersebut akan
dipengaruhi oleh trade-off antara profitabilitas dan resiko. Keputusan yang menyangkut
aktiva
perusahaan
menyangkut
manajemen
persediaan
dan
manajemen aktiva tetap. Dalam pembatasan ini diasumsikan bahwa kebijakan terbaik telah diambil dalam pengelolaan piutang, persediaan, dan aktiva tetap. Juga diasumsikan bahwa aktiva likuid, yaitu kas dan sekuritas yang dimiliki perusahaan, memberikan profitabilitas yang lebih rendah dibandingkan dengan aktiva-aktiva lain. Karena itu, untuk aktiva lancar semakin rendah proporsi aktiva likuid,semakin besar profitabilitas perusahaan. Apabila kita pertimbangkan bahwa biaya hutang jangka pendek lebih rendah dari biaya hutang jangka panjang, maka dipandang
dari
pertimbangan
profitabilitas,
perusahaan
akan
lebih
baik
menggunakan hutang jangka pendek. Seandainya perusahaan telah menetapkan kebijakan tentang piutang dan persediaan, maka jumlah aktiva lancar, disamping dipengaruhi oleh tingkat operasi perusahaan (atau penjualan yang diharapkan akan dicapai) juga akan dipengaruhi oleh besar kecilnya perusahaan menyediakan kas ( atau aktiva likuid , untuk tingkat operasi yang sama, semakin besar aktiva likuid yang disediakan, semakin besar jumlah aktiva lancar yang dimiliki.hubungan antara tingkat operasi perusahaan dengan jumlah aktiva lancar (dan aktiva tetap) yang dimiliki.
2.7
Pengaruh Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Return On Asset (ROA) Piutang
dan
persediaan
akan
selalu
mengalami perputaran
selama
perusahaan tersebut masih melaksanakan kegiatan operasionalnya. Aktiva sebagai salah satu bagian penting yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghasilkan laba, termasuk didalamnya adalah piutang dan persediaan. Semakin cepat atau semakin tinggi perputaran piutang dan perputaran persediaan,maka akan semakin cepat pula perputaran piutang dan perputaran persdiaannya dan dengan demikian modal kerja akan semakin tinggi. Modal kerja yang tinggi kemudian akan meningkatkan laba bersih perusahaan. Dengan mengetahui bagaimana tingkat perputaran piutang dan perputaran persediaan pada PT HM. Sampoerna Tbk. Dan kemudian diukur dengan pengaruhnya terhadap Return On Assets (ROA).
2.8
Penelitian Terdahlu Berikut ini beberapa penelitian sebelumnya yang menyangkut tentang
perputaran piutang dan perputaranpersediaan dan pengaruhnya terhadap tingkat Rentabilitas antara lain : 1. Krisna 2007 Judul penelitian
“Pengaruh
Tingkat Perputaran Piutang dan tingkat
Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada KPRI di Kabupaten Kudus Tahun 2004-2006” . Penelitian ini menggunakan Variabel independen : perputaran piutang dan perputaran persediaan
Variabel
Dependen
:Rentabilitas
Ekonomi.
Penelitian
ini
dilakukan
dengan menggunakan data laporan keuangan perusahaan tahun 2004-2006. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Tingkat perputaran piutang dan tingkat perputaran persediaan mempunyai hubungan yang signifikan dan berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Kudus selama tahun 2004-2006. Pengaruh tersebut adalah sebesar 64,1%.
2. Dian Hesti Pratiwi (2007) Judul penelitian ”Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI”. Penelitian
ini
menggunakan
perputaran
persediaan
sebagai variabel
independen dan menggunakan ROI sebagai variabel dependen. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data laporan keuangan perusahaan tahun 2004-2005. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI.
3. Josephine H. Silalahi (2009) Judul penelitian “Pengaruh perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEI”. Penelitian ini menggunakan perputaran persediaan sebagai variabel independen dan menggunakan ROI sebagai variabel dependen. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data laporan keuangan perusahaan tahun 2005-2007.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomis.
4.
Eka Priliya Dinantri (2006) Judul penelitian “pengaruh piutang terhadap rentabilitas pada PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk.” Penelitian ini menggnakan Return On Euity (ROE) dalam mengukur rentabilitas. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa pengaruh piutang terhadap profitabilitas memiliki pengaruh yang bernilai positif, searah dan sangat kuat.
Tabel 2.10 Hasil Penelitian Terdahulu No 1
Nama Peneliti Krisna 2007
Judul Skripsi Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang dan tingkat Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada KPRI di Kabupaten Kudus Tahun 20042006
Variabel Penelitian Variabel independen : perputaran piutang dan perputaran persediaan Variabel Dependen : Rentabilitas Ekonomi
Hasil Penelitian Tingkat perputaran piutang dan tingkat perputaran persediaan mempunyai hubungan yang signifikan dan berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Kudus selama tahun 2004-2006. Pengaruh tersebut adalah sebesar 64,1%.
2
3
4
Dian Hesti Pratiwi (2007)
Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI
Josephine H. Silalahi (2009)
Pengaruh perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEI
Eka Priliya Dinantri (2006)
pengaruh piutang terhadap - Perputaran piutang rentabilitas pada PT - ROI Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk
- Perputaran persediaan - ROI
- perputaran persediaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomis,
- Perputaran persediaan - ROI
- Perputaran persediaan memiliki pengaruh yang negatif terhadap rentabilitas ekonomis
- Perputaran piutang berpengaruh positif terhadap rentabilitas ekonomis
Sumber : Berbagai Penelitian (data diolah kembali oleh peneliti)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Metode Penelitian Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada giliranya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2008 :5) Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode time series. Metode ini diambil karena sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan, yaitu ingin mengetahui pengaruh perputaran Piutang dan persediaan
terhadap Return
On Assets (ROA) PT. HM Sampoerna, Tbk. Periode tahun 2000-2012.
3.2
Populasi Dan Sampel
3.2.1
Populasi Menurut sugiyono (2010:115) Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi yang akan menjadi obyek penelitian ini adalah laporan keuangan HM Sampoerna, Tbk. yang berdiri sejak tahun 1913 hingga sampai sekarang.
PT.
3.2.2
Sampel Menurut sugiyono ( 2010 : 116 ) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. sampel yang akan diolah oleh peneliti dalam
laporan keuangan PT. HM Sampoerna, Tbk. Periode
31 Desember 2000 - 31 Desember 2012. 3.3
Jenis data Jenis data yang didapat adalah data sekunder. Data ini merupakan data
dokumentasi resmi laporan keuangan yang telah diaudit berupa laporan neraca dan laba/rugi dari pihak ketiga Bursa Efek Indonesia. 3.4
Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono
(2008:401) teknik
pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mengadakan data. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengunakan teknik pengumpulan data melalui:
a. Studi dokumenter Studi ini dilakukan dengan menggunakan data-data dari perusahaan berupa laporan keuangan yang berhubungan dengan penelitian dan menelaah kembali catatan hipotesis objek penelitian mengenai variabel yang diteliti. Dalam penelitian data yang diambil laporan keuangan Sampoerna, Tbk Periode tahun 2000-2012.
PT. HM
b. Studi kepustakaan, Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan, membaca dan menelaah buku, dokumen,
dan
literatur-literatur
lainnya
yang
berhubungan
dengan
masalah yang akan diteliti.
3.5
Operasionalisasi Variabel Menurut Sugiyono (2008:59) Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan ditarik kesimpulan. Dalam penelitian, menggunakan dua variabel yaitu: a. Variabel Independent Variabel independen atau variabel bebas (X1 ) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang tidak bebas. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan. b. Variabel Dependen Variabel dependen atau variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi oleh varianel lainya. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA)
Tabel 3.5 Operasionalisasi Variabel
No 1
2
Variabel Perputaran Piutang (X1)
Perputaran Persediaan (X2)
Konsep Variabel Elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus yaitu kas inventory piutang kas. Perputaran piutang merupakan rasio yang mengukur seberapa cepat piutang dilunasi dalam satu tahun. Apabila perputaran piutang sebesar 4x, maka berarti bahwa rata-rata piutang tersebut dilunasi dalam jangka waktu 360 hari/4 = 90 hari menurut Saud Husnan (2005:75) barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali. Perputaran Persediaan adalah “Menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam
Indikator
Skala
Rasio
Rata-rata piutang Piutang Awal + Piutang Akhir 2
Perputaran Piutang Penjualan Rata-rata piutang
Rasio Rata-rata Persediaan Persediaan Awal +Persediaan Akhir
2
siklus produksi normal. Semakin cepat perputarannya semakin baik karena dianggap kegiatan penjulan berjalan cepat”. Menurut Sugiono (2011:38) 3
Return Assets (ROA) (Y)
Perputaran Persediaan Harga pokok penjualan Rata-rata persediaan
On
salah satu bentuk dari profitabilitas Return On Assets yang dimaksudkan ROA = Earning After Tax (EAT) untuk mengukur Total Asset kemampuan perusahaan dengan = Laba Bersih keseluruhan dana ROA Modal Asing + Modal Sendiri yang ditanamkan dalam aktiva yang = Laba Bersih digunakan untuk Total Assets operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan Submer : Berbagai Penelitian (Data diolah kembali oleh Peneliti)
Rasio
1. Perputaran piutang (variabel X1 ) Perputaran piutang merupakan ratio antara penjualan kredit terhadap ratarata piutang. Pengukuran terhadap variabel perputaran piutang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : Tingkat Perputaran Piutang = Penjualan Kredit Rata-rata Piutang
Rata-rata piutang dihitung dengan cara : Piutang awal + Persediaan akhir 2
2. Perputaran Persediaan (variabel X2 ) Perputaran persediaan merupakan rasio antara penjualan bersih/ Harga Pokok Penjualan terhadap rata-rata persediaan. Pengukuran terhadap variabel perputaran persediaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : Tingkat Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan Rata-rata persediaan
Rata-rata persediaan dihitung dengan cara : Persediaan Awal + Persediaan Akhir 2
3. Return On Assets (ROA) (Y) Return On Assets (ROA) menunjukkan pembagian antara Laba Bersih dibagi Total Assets. Pengukuran terhadap Return On Assets (ROA) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
3.6
Return On Assets (ROA) =
Earning After Tax (EAT) Total Assets
Return On Assets (ROA) =
Laba Bersih Modal Asing + Modal Sendiri
ReturnOn Assets (ROA) =
Laba Bersih Total Assets
Teknik pengolahan Data Analisis
variabel penelitian dilakukan dengan menghitung Perputaran
Piutang, Perputaran Persediaan, dan Return On Assets (ROA) kemudian disusun dalam tabel kerja kemudian masing-masing rasio tersebut diuji pengaruhnya terhadap Return On Assets (ROA) dengan bantuan software SPSS 20.
3.6.1
Uji Asumsi Klasik Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini model analisis
regresi berganda dengan menggunakan bantuan software SPSS for windows v.20. Penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak. Pengujian asumsi tersebut meliputi:
3.6.1.1 Uji Normalitas Data Menurut Priyatno (2008:28), “uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak.” Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan uji kolmogorov-smirnov dan desain grafik. Uji normalitas bisa dilakukan dengan dua cara. Yaitu dengan "Normal P-P Plot" dan "Tabel Kolmogorov Smirnov". Yang paling umum digunakan adalah Normal P-P Plot. Pada Normal P-P Plot prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan: 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik
histogramnya menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik
histogram tidak
menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali 2007:110-112).
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas Menurut Priyatno (2008:31), “uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinaertas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi.”. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian
multikolinearitas dilakukan dengan melihat VIF antar variabel independen dan nilai tolerance. Menurut ghozali (2005), pada umumnya jika VIF lebih besar dari 10,
maka
variabel tersebut
mempunyai persoalan multikolinearitas dengan
variabel bebas lainnya.
3.6.1.3 Uji Autokorelasi Menurut Priyatno (2008:47), “uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antar residual pada satu pengamatan dengan pengamatan yang lain pada model regresi.” Metode regresi yang baik tidak terdapat autokorelasi. Pengujian ini menggunakan uji Durbin
Watson.
Menurut Sunyoto (2009:91), Pengambilan keputusan ada
tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 1. angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif 2. angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi 3. ngka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3.6.1.4 Uji Heterokedastisitas Menurut Priyatno (2008:41), “uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan heterokedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.” Model regresi yang baik adalah terjadi homokedatisitas. Deteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada gambar scatterplot. Jika membentuk pola tertentu maka telah terjadi gejala heterokedastisitas.
3.6.2
Regresi Linier Berganda Regresi memiliki bentuk
bermacam-macam.
Regresi linier sederhana
maupun regresi linier berganda digunakan untuk mencari model hubungan linier antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat sepanjang tipe dataya adalah interval atau rasio. Regresi dummy memfasilitasi apabila ada salah satu atau lebih variabel bebas yang bertipe nominal atau ordinal. Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda yang persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e Dimana: Y
=
Rentabilitas Ekonomis
a
=
konstanta
X1
=
Perputaran Piutang
X2
=
Perputaran Persediaan
b
=
Koefisien regresi
e
=
error term
Nilai koefisien regresi disini sangat menentukan sebagai dasar analisis, mengingat penelitian ini bersifat fundamental method. Hal ini berarti jika koefisien b bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah antara variabel independen dengan variabel dependen, setiap kenaikan nilai variabel independen akan mengakibatkan kenaikan variabel dependen. Demikian
pula sebaliknya, bila koefisien nilai b bernilai negatif (-), hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel independen akan mengakibatkan penurunan nilai variabel dependen.
3.6.3
Uji Secara Parsial (Uji t) One sample test merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah
suatu populasi memiliki nilai yang sama atau tidak sama, lebih tinggi atau tidak lebih tinggi, lebih rendah atau tidak lebih rendah. Hal itu dapat disimpulkan dari hasil pembandingan sampel yang diambil dari populasi tersebut dengan suatu nilai yang digunakan sebagai nilai pembanding (test value).
Langkah–langkah pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut : a.
Merumuskan Hipotesis (Ha) Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05.
b.
Membandingkan t
hitung
dengan t
tabel,.
Jika t
hitung
lebih besar dari t
Ha diterima. Nilai t hitung dapat dicari dengan rumus :
tabel
maka
Bila t
hitung
> t
tabel,
variabel independen secara individu berpengaruh terhadap
variabel dependen. c.
Berdasarkan probabilitas Ha akan diterima jika nilai probabilitasnya kurang dari 0,05 (α)
d.
Menentukan variabel independen mana yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap variabel dependen. Hubungan ini dapat dilihat dari koefisien regresinya. Bambang Suharjo (2009:3).
3.6.4
Uji Secara Simultan (Uji F) Menurut Bhuono Agung Nugroho (2005:53) Uji simultan dengan F-test ini
bertujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
bersama-sama
variabel
independen
terhadap variabel dependen. Hasil F-test menunjukan variabel independen secara bersama-sama berpangaruh terhadap variabel dependen jika p-value (pada kolom sig) lebih kecil dari level of significant
yang ditentukan, atau F tabel dihitung
dengan cara df1 (jumlah variabel 1) = 2 , dan df2= n-k-1 atau 13-2-1 = 10 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen). Untuk memperoleh kepastian bahwa model yang dihasilkan secara umum dapat
digunakan
maka
diperlukan
suatu
pengujian
secara
Pengujian dilakukan dengan uji F melalui prosedur sebagai berikut: Nilai F hitung dapat dicari dengan rumus :
bersama-sama.
Dimana:
R2
=
Koefisien Determinasi
k
=
Banyaknya Variabel Independen
n
=
Banyaknya Data Sampel
Hasil perhitungan nilai F tersebut kemudian dilakukan pembandingan dengan nilai F tabel pada derajat bebas pembilang k dan derajat bebas penyambut adalah n-k-1 serta pada α yang ditentukan misalnya 0,05. Apabila nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel maka dapat disimpulkan bahwa model berarti dan dapat dipergunakan dengan simultan. Menurut Bambang Suharjo (2008:77).
3.6.5 Uji Koefisien Determinasi (R2 ) Menurut Bhuono Agung Nugroho (2005:50) Koefisien determinasi (
)
bertujuan untuk memenuhi seberapa besar kemampuan variabel independen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel model Summary dan
tertulis R Square.
mengguanakan R
Namun untuk
regresi linier berganda sebaliknya
Square yang sudah disesuaikan dengan jumlah variabel
independen yang digunakan dalam penelitian. Koefisien determinasi (R2 ) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinansi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel– variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
3.6.6 Analisis Korelasi Analisis korelasi bertujuan mencari hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Hubungan duavariabel terdiri dari yang positif dan negatif. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara Xdan y disebut koefisiensi (r). Nilai koefisian korelasi harus terdapat dalam batas -1 < r < 1. Tandapositif
menunjukan
adanya
korelasi (pengaruh)
positif atau
korelasi
langsung. 3.7
Jadwal dan Tempat Objek penelitian ini adalah perputaran piutang dan perputaran persediaan
terhadap tingkat rentabilitas ekonomis/return on assets (ROA). Perusahaan ini bergerag dalam bidang Consummer Goods Industry yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) .PT HM Sampoerna Tbk. Kantor Pusat Jl. Rungkut Industri Raya No. 18 Surabaya 60293 – Indonesia Telp. : +62 31 8431 699 ,Faks. : +62 31 8430 986 . akan tetapi peneliti tidak terjunlangsung kedalam organisasi perusahaan. Dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil beberapa data laporan keuangan yang teraudit dan dipublikasikan secara resmi dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun jadwal penelitian yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.7 Jadwal Penelitian TAHAPAN PENELITIAN Pengajuan Judul Pembuatan Proposal Penelitian Bimbingan Proposal Penelitian Seminar Proposal Penelitian Pengumpulan dan Pengolahan Data Bimbingan Skripsi Penyelesaian Skripsi Sidang Skripsi
Februari 1 2 3 4
Maret 1 2 3
4
1
April 2 3
4
1
Mei 2 3
4
1
Juni 2 3
4
1
Juli 2 3
4
Agustus 1 2 3 4
BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1
Sejarah Perusahaan Sejarah dan keberhasilan PT. HM Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") tidak
terpisahkan dari sejarah keluarga Sampoerna sebagai pendirinya. Pada tahun 1913, Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulai membuat dan menjual rokok kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia. Perusahaan kecilnya tersebut merupakan salah satu perusahaan pertama yang memproduksi dan memasarkan rokok kretek maupun rokok putih. Popularitas rokok kretek tumbuh dengan pesat. Pada awal 1930-an, Liem Seeng Tee mengganti nama keluarga
sekaligus
nama
perusahaannya
menjadi Sampoerna,
yang berarti
”kesempurnaan”. Setelah usahanya berkembang cukup mapan, Liem Seeng Tee memindahkan tempat tinggal keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks bangunan yang terbengkalai di Surabaya yang kemudian direnovasi olehnya. Bangunan tersebut kemudian juga dijadikan tempat tinggal keluarganya, dan hingga kini, bangunan yang dikenal sebagai Taman Sampoerna tersebut masih memproduksi kretek linting tangan. Bangunan tersebut kini juga meliputi sebuah museum yang mencatat sejarah keluarga Sampoerna dan usahanya, serta merupakan salah satu tujuan wisata utama di Surabaya Generasi ketiga keluarga Sampoerna, Putera Sampoerna, mengambil alih kemudi perusahaan pada tahun 1978. Di bawah kendalinya, Sampoerna berkembang pesat dan menjadi perseroan
publik pada tahun 1990 dengan struktur usaha modern, dan memulai masa investasi dan ekspansi. Selanjutnya Sampoerna berhasil memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia. Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian Philip Morris International Inc. (“PMI”), salah satu perusahaan rokok terkemuka di dunia. Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia, afiliasi dari PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas Sampoerna. Jajaran Direksi dan manajemen baru yang terdiri dari gabungan profesional Sampoerna dan PMI meneruskan kepemimpinan Perseroan dengan menciptakan sinergi operasional dengan PMI, sekaligus tetap menjaga tradisi dan warisan budaya Indonesia yang telah dimilikinya sejak hampir seabad lalu. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (“Sampoerna”) merupakan salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia. PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk. memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang dikenal luas, seperti Sampoerna Kretek, A Mild, serta “Raja Kretek” yang legendaris Dji Sam Soe. Kami adalah afiliasi dari PT Philip Morris Indonesia dan bagian dari Philip Morris International, produsen rokok terkemuka di dunia. Misi kami adalah menawarkan pengalaman merokok terbaik kepada perokok dewasa di Indonesia. Hal ini kami lakukan dengan senantiasa mencari tahu keinginan konsumen, dan memberikan produk yang dapat memenuhi harapan mereka. Kami bangga atas reputasi yang kami raih dalam hal kualitas, inovasi dan keunggulan. Pada tahun 2012, Sampoerna memiliki pangsa pasar sebesar 35,6% di pasar rokok Indonesia, berdasarkan hasil Nielsen Retail Audit Results Full Year 2012. Pada akhir 2012, jumlah karyawan Sampoerna dan anak
perusahaannya mencapai sekitar 28.500 orang. Selain itu, Perseroan juga berkerja sama dengan 38 unit Mitra Produksi Sigaret (“MPS”) yang berada di berbagai lokasi di Pulau Jawa dalam memproduksi Sigaret Kretek Tangan, dan secara keseluruhan memiliki lebih dari 61.000 orang karyawan. Perseroan menjual dan mendistribusikan rokok melalui 73 kantor penjualan di seluruh Indonesia. Tahun 2012 merupakan tahun yang cemerlang bagi Perusahaan dimana kami mencapai rekor penjualan melebihi 100 miliar batang, ditambah berbagai pencapaian lain di banyak bidang.
Tahun 2012 juga merupakan tahun yang
istimewa bagi Sampoerna, ditandai dengan HUT kami ke-99 – angka 9 memiliki makna khusus dalam sejarah Sampoerna – dan beberapa tonggak penting tercapai, antara lain pembukaan dua pabrik sigaret kretek tangan baru di Jawa Timur dan pendirian pusat pelatihan search and rescue di Pasuruan sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial Sampoerna. Sebagai salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia, Sampoerna bangga pada
tradisi dan filosofi yang
menjadi dasar kesuksesan perusahaan yang didukung dengan merek-merek yang kuat serta karyawan-karyawan terbaik, sambil terus berinovasi untuk masa depan yang lebih gemilang.
4.1.2
Visi dan Misi PT. HM Sampoerna,Tbk. Visi PT. HM Sampoerna, Tbk. ("Sampoerna") terkandung dalam “Falsafah
Tiga Tangan”.
Falsafah tersebut mengambil gambaran mengenai lingkungan
usaha dan peranan Sampoerna di dalamnya. Masing-masing dari ketiga ”Tangan”, yang mewakili perokok dewasa, karyawan dan mitra bisnis, serta masyarakat luas,
merupakan pihak yang harus dirangkul oleh Sampoerna untuk meraih visi menjadi perusahaan paling terkemuka di Indonesia. Kami meraih ketiga kelompok ini dengan cara sebagai berikut: 1. Memproduksi rokok berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi perokok dewasa Sampoerna
berkomitmen
penuh
untuk
memproduksi
sigaret
berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi konsumen dewasa. Ini dicapai melalui penawaran produk yang relevan dan inovatif untuk memenuhi selera konsumen yang dinamis.
2. Memberikan kompensasi dan lingkungan kerja yang baik kepada karyawan dan membina hubungan baik dengan mitra usaha Karyawan
adalah
aset
terpenting
Sampoerna.
Kompensasi,
lingkungan kerja dan peluang yang baik untuk pengembangan adalah kunci utama membangun motivasi dan produktivitas karyawan. Di sisi lain, mitra usaha kami juga berperan penting dalam keberhasilan kami, dan kami mempertahankan
kerjasama
yang erat dengan mereka untuk
memastikan vitalitas dan ketahanan mereka.
3. Memberikan sumbangsih kepada masyarakat luas Kesuksesan Sampoerna tidak terlepas dari dukungan masyarakat di seluruh Indonesia. Dalam memberikan sumbangsih, kami memfokuskan
pada
kegiatan
pengentasan
kemiskinan,
pendidikan,
pelestarian
lingkungan, penanggulangan bencana dan kegiatan sosial karyawan.
4.1.3
Struktur Organisasi Struktur organisasi per 31 Desember 2012, susunan dewan komisaris dan
komite audit perusahaan sebagai berikut : Dewan Komisaris Prediden Komisaris Wakil presiden Komisaris Komisaris Komisaris Independen Komite Audit : Ketua Anggota
Komite Nominasi & Remunerasi : Ketua Anggota
Direksi Presiden Direktur Direktur
Sekretaris Perusahaan Audit Internal
: John Gledhill : Charles Bendotti : Niken Rachmad : Phang Cheow Hock Goh Kok Ho
: Phang Cheow Hock : Goh Kok Ho : Dr. Ronny Kusuma Muntoro
: Phang Cheow Hock : Ervin Laurence Pakpahan : Linda setiawan
: Paul Norman Janella : Mark Ingo Niehaus : Nikolaos Papathanasiou : Peter Alfred Kurt Haase : Sea Lih Goh : Wayan Mertasana Tantra : Yos Adiguna Ginting : Maharani Djody Subandhi : Voong Che Yee
4.1.4
Tata Kelola Perusahaan Salah satu kunci kesuksesan Sampoerna adalah ketaatan terhadap prinsip-
prinsip tata kelola perusahaan yang baik.Sebagai perusahaan publik, sekaligus sebagai afiliasi PMI, penerapan tata kelola perusahaan yang baik menjadi suatu keharusan bagi Sampoerna. Sampoerna menetapkan standar kepatuhan dan integritas yang sangat tinggi dalam menjalankan usaha. Aturan berperilaku(code of conduct) yang diterapkan pada seluruh afiliasi PMI, termasukSampoerna, dikomunikasikan kepada karyawan Sampoerna padaseluruh tingkatan organisasi. Program pelatihan diadakan secaraberkala dan partisipasi karyawan dimonitor dengan ketat. Pelaksanaan tata kelola perusahaan di Sampoerna merupakan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi, dibantu olehtim yang terdiri dari Komite Audit,
Komite
Nominasi
danRemunerasi,
Audit
Internal,
dan
Sekretaris
Perusahaan. Timtersebut secara rutin memantau pelaksanaan dan kepatuhan terhadap Prosedur dan Kebijakan Perusahaan.
1. Dewan Komisaris Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan atas keputusankeputusan memberikan
Direksi nasihat
pengawasannya,
dalam
mengelola
kepada
Direksi.
Dewan
Komisaris
jalannya
Sampoerna
Dalam melakukan berhak
melakukan
serta
tugas-tugas audit
atas
pembukuan Sampoerna. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris melakukan
pertemuan
terjadwal
serta
pertemuan
tambahan
bila
diperlukan. Sepanjang Tahun Buku 2012 sampai dengan Laporan Tahunan ini diterbitkan, Dewan Komisaris mengadakan lima kali pertemuan yang dihadiri oleh mayoritas anggota, sebagaimana diamanatkan oleh Anggaran Dasar Sampoerna.
2. Direksi Direksi bertanggung jawab mengelola Sampoerna untuk mencapai maksud dan tujuannya. Direksi berhak mewakili Sampoerna, baik di dalam maupun di luar pengadilan, tentang segala hal dan dalam segala kejadian. Direksi juga berhak mengikat Sampoerna dengan pihak lain, serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, dengan tetap memperhatikan Anggaran Dasar Sampoerna, Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang tentang Pasar Modal serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku. Direksi juga mendapatkan pelatihan dan pengembangan secara berkala, yang frekuensi dan jenisnya disesuaikan dengan fungsi dan tanggung jawab masingmasing Direksi. Direksi menyelenggarakan rapat rutin, umumnya setiap bulan, yang dapat melibatkan pimpinan divisi dan manajer senior tertentu. Rapat tersebut antara lain membahas kinerja keuangan kuartalan dan rekomendasi dividen, situasi ekonomi, situasi pasar, kompetisi, informasi penjualan, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan operasional dan kegiatan
usaha Sampoerna.
Sepanjang Tahun Buku 2012,
Direksi
mengadakan
12
pertemuan
yang
dihadiri oleh
mayoritas
anggota,
sebagaimana diamanatkan oleh Anggaran Dasar Sampoerna.
3. Komite Audit Sebagaimana dinyatakan dalam Piagam Komite Audit, Komite Audit bertugas untuk membantu Dewan Komisaris Sampoerna dalam memenuhi tugas dan tanggung jawabnya. Tanggung jawab Komite Audit meliputi penelahan atas laporan keuangan Sampoerna, pekerjaan Audit Internal, implementasi manajemen risiko dan kepatuhan terhadap peraturan pasar modal dan peraturan lain yang berhubungan dengan kegiatan Sampoerna. Komite Audit diketuai oleh Phang Cheow Hock (lihat profil Phang Cheow Hock pada halaman 15) dan beranggotakan Goh Kok Ho (lihat profil Goh Kok Ho pada halaman 15) dan Dr. Ronny Kusuma Muntoro, yang seluruhnya
diangkat berdasarkan keputusan Dewan Komisaris pada
tanggal 9 Desember 2010. Phang Cheow Hock dan Goh Kok Ho adalah Komisaris
Independen
Sampoerna
sedangkan
Dr.
Ronny
Kusuma
Muntoro merupakan tokoh akademisi dari Universitas Indonesia yang berpengalaman luas dalam pengajaran dan studi system informasi, sistem pengendalian manajemen, serta akuntansi biaya dan manajemen. Komite Audit mengadakan 9 kali pertemuan selama periode antara 1 April 2012 sampai dengan Laporan Tahunan ini di terbitkan yang dihadiri oleh seluruh anggota.
4. Komite Nominasi dan Remunerasi Dewan Komisaris telah membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi (“KNR”) pada 9 Maret 2011. KNR memberikan saran dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris tentang hal-hal terkait nominasi dan remunerasi Direksi, Dewan Komisaris dan Komite-Komite Dewan Komisaris. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS
Tahunan tanggal 27
April 2012
memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris, dengan memperhatikan rekomendasi dari KNR untuk menetapkan (i) gaji dan tunjangan untuk setiap anggota Direksi, dan (ii) uang jasa, honorarium atau tunjangan untuk setiap anggota Dewan Komisaris untuk Tahun Buku 2012 dan tahun-tahun buku selanjutnya sampai ditentukan lain oleh RUPS. Saat ini KNR diketuai oleh Phang Cheow Hock yang diangkat pada tanggal 9 Maret 2011
untuk
masa jabatan selama lima tahun. Berdasarkan
pengangkatan pada tanggal 1 Maret 2012, KNR beranggotakan Ervin Laurence Pakpahan, seorang sarjana hukum dari Universitas Indonesia yang bergabung dengan Sampoerna sebagai Senior Counsel pada tahun 2008. Dewan Komisaris pada tanggal 13 Maret 2013 menyetujui pengangkatan Linda Setiawan sebagai anggota KNR menggantikan Indra Dammen Kanoena efektif sejak tanggal 4 Januari 2013. Linda Setiawan memiliki gelar sarjana teknik lingkungan dari Institut Teknologi Bandung dan gelar Master of Science in Environmental Engineering dari Technische
Universität
Hamburg-Harburg,
Jerman.
Beliau
bergabung
dengan Sampoerna sebagai Graduate Intake pada tahun 2005. Sepanjang
Tahun Buku 2012 sampai dengan Laporan Tahunan ini diterbitkan, KNR mengadakan dua kali pertemuan yang dihadiri oleh seluruh anggota.
5. Audit Internal Audit
Internal
membantu
Direksi
mengelola
proses-proses
internal
Sampoerna. Piagam Audit Internal dikeluarkan pada tahun 2009 oleh Direksi setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris. Audit Internal memantau kepatuhan terhadap Prosedur dan Kebijakan Sampoerna, serta hal-hal lain sebagaimana diminta oleh Direksi dan Dewan Komisaris. Voong Che Yee menduduki jabatan Ketua Audit Internal sejak tahun 2010 setelah cukup lama berkarier di bidang keuangan dan manajemen pada afiliasi PMI di Hong Kong, Malaysia dan Singapura. Voong Che Yee memiliki gelar Sarjana bidang Ekonomi dengan jurusan Akuntansi dari University of Hull, Inggris. Beliau adalah anggota dari Institute of Chartered Accountants di Inggris dan Wales. Sebagaimana dijabarkan dalam Piagam Audit memberikan
Direksi
Internal, penilaian
tugas objektif
utama yang
Audit
Internal adalah
independen
mengenai
kecukupan dan keefektifan Sistem Pengendalian Internal yang dijalankan Sampoerna.
6. Kegiatan-Kegiatan Audit Internal Demi terselenggaranya kinerja dengan baik, lengkap dan tepat waktu, Audit Internal memiliki wewenang sebagai berikut:
Akses langsung dan penuh terhadap pembukuan, arsip dan fasilitas Sampoerna
sebagaimana
dibutuhkan
secara
wajar
untuk
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya Berkomunikasi
secara
langsung
dan
mengadakan
pertemuan
berkala dengan Direksi, Dewan Komisaris dan Komite Audit atau para anggotanya serta Mengkoordinasikan kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal Sampoerna.
Sepanjang Tahun Buku 2012, kegiatan-kegiatan Audit Internal adalah antara lain: Menyiapkan dan mengembangkan rencana audit berdasarkan pendekatan risiko; Menerapkan rencana audit, membuat ikhtisar temuan audit dan merekomendasikan
perbaikan terhadap
bidang-bidang yang
diaudit dan melaporkan kepada Direksi; Melakukan audit khusus sebagaimana diminta oleh Direksi.
Dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Audit Internal memiliki sejumlah tenaga audit dan keuangan yang profesional dan berkualifikasi serta memiliki pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang memadai. Ketua Audit Internal mengadakan pertemuan bulanan untuk memonitor dan mengevaluasi kualitas penyelesaian yang tepat
waktu dan pelaporan kegiatan dan temuan audit kepada Direksi dan Komite Audit. Untuk menjaga kemandirian Audit Internal, para karyawan Audit Internal tidak terlibat langsung dalam melaksanakan dan/atau membuat keputusan terkait kegiatan operasional Sampoerna.
7. Risiko dan Manajemen Risiko Usaha Sampoerna tidak terlepas dari risiko-risiko yang timbul dari pengaruh berbagai faktor eksternal dan internal. Faktor-faktor eksternal tersebut antara lain: Perubahan yang signifikan atas sistem cukai dan perubahan signifikan pada regulasi industri rokok di Indonesia; Kondisi ekonomi, sosial dan politik; Persaingan usaha; Perubahan selera dan preferensi perokok dewasa; Rokok palsu dan/atau selundupan; Devaluasi mata uang Rupiah Indonesia terhadap mata uang asing; dan Kenaikan tingkat suku bunga.
Risiko-risiko
lainnya
antara
lain
meliputi
tuntutan
hukum,
kegagalan peluncuran produk baru, dan fluktuasi harga tembakau, cengkeh dan bahan baku lainnya. Sampoerna senantiasa berusaha mengurangi
risiko usaha melalui pengendalian internal yang efektif dan memadai, penyusunan rencana tak terduga dan melalui asuransi. Selama Tahun Buku 2012,
tidak
ada
tuntutan hukum yang mempengaruhi hasil usaha
Sampoerna secara signifikan.
8. Komunikasi Karyawan Komunikasi dengan karyawan merupakan salah satu aspek penting dari tata kelola perusahaan. Untuk kepentingan itu, Sampoerna memanfaatkan berbagai media
komunikasi,
seperti majalah triwulan Lentera,
TV
Sampoerna, Radio Sampoerna, surat elektronik, acara tatap muka dengan Presiden Direktur dan anggota Direksi lainnya yang dilakukan sedikitnya dua kali setahun yang di sebut dengan Sersan, kegiatan karyawan, perayaan ulang tahun Sampoerna dan pertemuan-pertemuan lainnya.
9. Sekretaris Perusahaan dan Hubungan Investor Sekretaris Perusahaan membantu Direksi dalam memastikan kepatuhan Sampoerna
terhadap
peraturan
dan
kebijakan
pasar
modal,
dan
memastikan bahwa Direksi mendapatkan informasi mengenai perubahan peraturan
pasar
modal
fungsinya,
Sekretaris
beserta
implikasinya.
Dalam
menjalankan
Perusahaan bekerja sama dengan Departemen
Hukum dan Divisi Hubungan Investor. Sekretaris Perusahaan dan Divisi Hubungan Investor memastikan bahwa otoritas pasar modal yang sekarang dikenal dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), otoritas bursa (Bursa Efek
Indonesia), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, pemegang saham, investor, analis efek dan masyarakat pasar modal mendapatkan informasi yang memadai sesuai ketentuan pasar modal yang berlaku. Selama Tahun Buku 2012, Sampoerna mengadakan sejumlah aktivitas termasuk paparan publik tahunan dan penerbitan rilis media.
Fungsi Sekretaris Perusahaan
dijalankan oleh Maharani Djody Subandhi sejak 3 Maret 2010. Beliau memiliki gelar sarjana hukum dari Universitas Indonesia dan bergabung dengan Sampoerna pada tahun 2008 sebagai Counsel. Untuk melayani komunikasi online dengan kalangan investor, Sampoerna menyediakan alamat surat elektronik khusus (investor.
[email protected]) dan situs Internet yang dapat diakses melalui http://www.sampoerna.com.
4.2
Deskripsi Analisis Data Variabel Penelitian Berdasarkan hasil analisis deskripsi statistik, maka berikut di dalam Tabel
4.1 akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi: jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai maksimum, nilai minimum serta standar deviasi untuk masing- masing variabel. Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptive Statistic Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Return On Assets
13
10.09
41.72
23.6260
9.60915
Perputaran Piutang
13
40.74
67.99
54.7256
7.63602
Perputaran Persediaan
13
1.98
4.02
2.8391
.67800
Valid N (listwise)
13
Sumber : Data Sekunder diolah
Dari tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa jumlah pengamatan data pada PT. HM Sampoerna, Tbk Periode dari tahun 2000 sampai tahun 2012. Berarti dalam penelitian ini sebanyak 13 data. Dan adapun ROA (Return On Assets) tertinggi pada priode 2011 yaitu sebanyak 41,72 kali dan ROA (Return on Assets) terendah pada periode 2001 sebesar 10,09 kali. Mean atau rata-rata ROA ( Return On Assets ) sebesar 23.6260 dengan Standar deviasi ROA ( Return On Assets ) 9.60915. Standar deviasi ROA ( Return On Assets) lebih kecil dari Mean-nya, hal ini menunjukan bahwa simpangan data ROA ( Return On Assets ) relatif kecil. Dengan simpangan data yang kecil tersebut, menunjukan bahwa data variabel ROA( Return On Assets ) cukup baik. Perputaran Piutang
memiliki nilai tertinggi pada periode 2004 yaitu
sebanyak 67.99 kali dan perputaran piutang terendah pada periode 2008 sebesar 40.74 kali. Mean atau rata-rata perputaran piutang sebesar 54.7256 dengan standar deviasi sebesar 7.63602. Standar deviasi Perputaran piutang lebih kecil dari Mean-nya, hal ini menunjukan bahwa simpangan data perputaran piutang relatif kecil. Dengan simpangan data yang kecil tersebut, menunjukan bahwa data variabel perputaran piutang cukup baik. Perputaran persediaan memiliki nilai tertinggi pada periode 2011 yaitu sebanyak 4.02 kali dan perputaran persediaan
terendah pada periode 2002
sebesar 1.98 kali. Mean atau rata-rata perputaran persediaan sebesar 2.8391 dengan standar deviasi sebesar .67800. Standar deviasi Perputaran persediaan lebih kecil dari Mean-nya, hal ini menunjukan bahwa simpangan data perputaran
persediaan relatif kecil. Dengan simpangan data yang kecil tersebut, menunjukan bahwa data variabel perputaran persediaan baik. Standar deviasi (σ) menunjukkan seberapa jauh kemungkinan nilai yang diperoleh menyimpang dari nilai yang diharapkan. Semakin besar nilai standar deviasi maka semakin besar kemungkinan nilai riil menyimpang dari yang diharapkan (Gozali, 2005). Data yang muncul menjunjukkan bahwa nilai mean dari setiap variabel lebih besar dari pada standar deviasi yang dihasilkan. Sehingga data yang dipakai sebanyak 13 layak untuk diolah.
4.2.1
Deskripsi Perputaran Piutang Piutang merupakan elemen modal kerja yang terus menerus berputar dari
mulai kas menjadi persediaan kemudian persediaan tersebut dijual secara kredit sehingga timbul piutang, yang kemudian ketika dapat ditagih menimbulkan kas. Tingkat
Perputaran
Piutang
dapat
dihitung
dengan membandingkan antara
penjualan dengan piutang rata-rata, dan rata-rata piutang dihitung dengan cara menambahkan piutang awal ditambah piutang akhir dan kemudian dibagi dua. Dan berikut ini perkembangan Perputaran Piutang yang terjadi pada PT. HM Sampoerna, Tbk. periode 2000-2012 :
Tabel 4.2.1 Perkembangan Perputaran Piutang PT. HM Sampoerna, Tbk. Periode 2000-2012
Tahun 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah Max Min Rata-rata
Penjualan 10029401 14066515 15128664 14675125 17646694 24660038 29545083 29787725 34680445 38972186 43381658 52856708 66626123 392056365 66626123 10029401 30158181.92
Piutang 126605 241014 217955 324638 194758 324374 523411 399011 996989 705362 720102 1000282 1092906 1372754 8113556 1372754 194758 624119.6923
Rata-rata Piutang
Perputaran Piutang
183809.5 229484.5 271296.5 259698 259566 423892.5 461211 698000 851175.5 712732 860192 1046594 1232830 7490481.5 1232830 183809.5 576190.8846
54.56 61.20 55.76 56.51 67.98 58.17 64.06 42.67 40.74 54.68 50.43 50.50 54.04 711.43 67.98 40.74 54.72
Sumber : Data Laporan Keuangan Diolah Dari tabel 4.2.1 di atas dapat dilihat bahwa perputaran piutang PT. HM Sampoerna, Tbk. bersifat fluktuatif. Dari pergerakan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Perputaran Piutang PT. HM Sampoerna, Tbk. pada periode penelitian mengalami fluktuasi dan cenderung mengalami kenaikan. Perputaran piutang tertinggi pada periode 2004 yaitu sebanyak 67,98 kali dan perpurataran piutang terendah pada periode 2008 sebesar 40,74
kali. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada grafik pergerakan perputaran piutang di bawah ini:
Grafik 4.2.1 Pergerakan Perputaran Piutang PT. HM Sampoerna, Tbk. Periode 2000-2012 80 70 60
50 40
Perputaran Piutang
30
20 10 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13
Jadi Perputaran Piutang selama 13 tahun adalah 711.43/13 = 54,72 kali
4.2.2
Deskripsi Perputaran Persediaan Persediaan merupakan elemen modal kerja yang terus menerus berputar
dari mulai kas menjadi barang produksi lalu disimpan sebagai persediaan kemudian
persediaan
menimbulkan kas.
tersebut
dijual yang kemudian ketika dapat ditagih
Tingkat Perputaran Persediaan
dapat dihitung dengan
membandingkan antara Harga Pokok Penjualan dengan Persediaan rata-rata, dan rata-rata Persediaan dapat ditambah
Persediaan
akhir
dihitung dengan cara menambahkan Persediaan awal dan
kemudian
dibagi dua.
Dan
berikut
ini
perkembangan Perputaran Piutang yang terjadi pada PT. HM Sampoerna, Tbk. periode 2000-2012 : Tabel 4.2.2 Perkembangan Perputaran Persediaan PT. HM Sampoerna, Tbk. Periode 2000-2012
Tahun 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah Max Min Rata-rata
HPP 6932271 9993830 10540856 10152735 11893970 17439228 21092522 21025772 24695196 27744232 30725665 37661205 48118835 278016317 48118835 6932271 21385870.54
Persediaan 2242541 4125651 5294415 5333008 4658728 4883760 6261716 7432208 8929824 7657848 9539067 9802455 8913348 15669906 98501934 15669906 4125651 7577071.846
Rata-rata Persediaan
Perputaran Persediaan
3184096 4710033 5313711.5 4995868 4771244 5572738 6846962 8181016 8293836 8598457.5 9670761 9357901.5 12291627 91788251.5 12291627 3184096 7060634.731
2.18 2.12 1.98 2.03 2.49 3.13 3.08 2.57 2.98 3.23 3.18 4.02 3.91 36.91 4.02 1.98 2.84
Sumber : Data Laporan Keuangan Diolah
Dari tabel 4.2.2 di atas dapat dilihat bahwa perputaran persediaan PT. HM Sampoerna, Tbk. bersifat fluktuatif. Dari pergerakan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perputaran persediaan PT. HM Sampoerna, Tbk. mengalami fluktuasi dan sama-sama mengalami kenaikan dan penurunan. Yaitu sebanyak enam kali kenaikan dan 6 kali penurunan dalam 13 tahun terakhir. Adapun
Perputaran persediaan tertinggi pada periode 2011 yaitu sebanyak 4,02 kali dan perpurataran Persediaan
terendah pada periode 2002 sebesar 1,98 kali. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik pergerakan Perputaran Persediaan
di
bawah ini: Grafik 4.2.2 Pergerakan Perputaran Persediaan PT. HM Sampoerna, Tbk. Periode 2000-2012 4.5 4 3.5 3 2.5 perputaran persediaan
2 1.5 1
0.5 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13
Jadi Perputaran Persediaan selama 13 tahun adalah : 36,91/13 = 2,84 kali
4.2.3
Return On Assets (ROA) Return On Assets (ROA) adalah salah satu bentuk dari Propitabilitas yang
dimaksudkan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk beroperasi dalam suatu
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Profitabilitas merupakan hal yang sangat penting disamping masalah laba, karena laba yang besar saja belum bisa menjadi suatu ukuran bahwa suatu perusahan telah bekerja secara efisien. Efisinsi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan total aset atau kekayaan yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut, dengan kata lain ialah dengan menghitung profitabilitas. Dan rasio yang di pakai dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA). Perkembangan Profitabilitas yang terjadi pada PT. HM Sampoerna, Tbk. periode 2000-2012 : Tabel 4.2.3 Perkembangan Return On Assets (ROA) PT. HM Sampoerna, Tbk. Periode 2000-2012 Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah Max Min Rata-rata
Laba Bersih 1013897 955413 1671084 1671084 1991852 2383066 3530490 3624018 3895280 5087339 6421429 8064426 9945296 50254674 9945296 955413 3865744.154
Total Aktiva 8524815 9470540 9817074 10197768 11699265 11934600 12659840 15680542 16133819 17716447 20525123 19329758 26247527 189937118 26247527 8524815 14610547.54
Sumber : Data Laporan keuangan diolah
ROA 0.11893478 0.100882632 0.170222207 0.163867623 0.170254456 0.199677073 0.278873193 0.231115608 0.241435707 0.287153457 0.312857029 0.417202636 0.378904115 3.071380517 0.417202636 0.100882632 0.23626004
Pertumbuhan ROA 11.89 10.09 17.02 16.39 17.02 19.97 27.89 23.11 24.14 28.71 31.28 41.72 37.89 307.14 41.72 10.09 23.63
Dari tabel 4.2.3 di atas dapat dilihat bahwa Return on Assets (ROA) PT. HM Sampoerna, Tbk. bersifat fluktuatif. Dari pergerakan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Return on Assets (ROA) PT. HM. Sampoerna, Tbk. mengalami fluktuasi akan tetapi cenderung mengalami kenaikan. Return on Assets (ROA) tertinggi pada periode 2011 yaitu sebanyak 41,72 kali dan Return on Assets (ROA) terendah pada periode 2001 sebesar 10,09
kali. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada grafik pergerakan Return on Assets (ROA) di bawah ini: Grafik 4.2.3 Pergerakan Return On Assets (ROA) PT. HM Sampoerna, Tbk. Periode 2000-2012 45
40 35
30 25 ROA
20 15 10
5 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Sumber : Data diolah Peneliti Jadi Perputaran ROA selama 13 tahun adalah : 307,14 : 13 = 23,63 kali
4.3
Dinamika
Pergerakan
Perputaran
Piutang
dan
Perputaran
Persediaan Terhadap Tingkat Return On Assets (ROA). Adapun
gambaran
dinamika
pergerakan
Perputaran
Piutang
dan
Perputaran Persediaan terhadap tingkat Return On Assets (ROA) pada PT. HM Sampoerna, Tbk. Periode Tahun 2000-2012. Grafik 4.3.1 Perputaran Piutang Terhadap Return On Assets (ROA) PT. HM Sampoerna, Tbk. Periode 2000-2012 80 70 60
50 Perputaran Piutang
40
ROA
30
20 10 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13
Sumber : Data diolah Peneliti Pada periode pengamatan penelitian ini secara umum pergerakan pengaruh perputaran piutang berbanding lurus dengan pergerakan Return On Assets (ROA)
atau bisa di sebut juga Profitabilitas.
Dimana pada periode ini besarnya
perputaran piutang mengalami kenaikan dan disertai oleh meningkatnya ROA ( Return On Asset ) . Grafik 4.3.2 Perputaran Persediaan Terhadap Return On Assets (ROA) PT. HM Sampoerna, Tbk. Periode 2000-2012 45 40 35
30 25 Perputaran Persediaan 20
ROA
15 10 5
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13
Sumber : Data diolah peneliti Pada periode pengamatan penelitian ini secara umum pergerakan pengaruh perputaran persediaan
berbanding lurus dengan pergerakan Return On Assets
(ROA) atau bisa di sebut juga Profitabilitas . Dimana pada periode ini besarnya perputaran persediaan mengalami kenaikan dan disertai oleh meningkatnya Return On Assets (ROA).
4.4
Uji Asumsi Klasik
4.4.1
Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data.
Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut harus terdistribusi secara normal. Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal (Santosa & Ashari, 2005:231). Uji normalitas bisa dilakukan dengan dua cara. Yaitu dengan "Normal P-P Plot" dan "Tabel Kolmogorov Smirnov". Yang paling umum digunakan adalah Normal P-P Plot. Pada Normal P-P Plot prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan: 3. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 4. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka
model
2007:110-112).
regresi
tidak
memenuhi
asumsi
normalitas
(Ghozali
Grafik 4.4.1 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual
Dari analisis kurva dapat dilihat bahwa data menyebar di sekitar diagram dan mengikuti model regresi sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diolah merupakan data yang berdistribusi normal sehingga uji normalitas terpenuhi.
Tabel 4.4.1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ROA
PerputaranPiut PerputaranPer ang
sediaan
13
13
13
Mean
23.6260
54.7256
2.8391
Std. Deviation
9.60915
7.63602
.67800
Absolute
.139
.157
.143
Positive
.139
.100
.143
Negative
-.085
-.157
-.119
Kolmogorov-Smirnov Z
.500
.565
.516
Asymp. Sig. (2-tailed)
.964
.907
.952
N Normal Parameters a,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari Tabel diatas kita lihat pada baris "Asymp. Sig. (2-tailed)" baris paling bawah. bila nilai tiap variabel lebih dari (>0,05) maka uji normalitas bisa terpenuhi. Dari tabel diatas terlihat bahwa semuanya memiliki nilai lebih dari > 0,05 sehingga
Uji Normalitas secara One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
terpenuhi.
4.4.2
Uji Multikolinieritas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal (Ghozali 2007:91). Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, dapat dilihat dari Value Inflation
Factor (VIF). Apabila nilai VIF > 10, terjadi multikolinieritas. Sebaliknya, jika VIF < 10, tidak terjadi multikolinearitas (Wijaya, 2009:119).
Tabel : 4.4.2 Uji Multikolinieritas
Coefficients a Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Beta
Std.
t
Sig.
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Error (Constant) Perputaran 1
Piutang Perputaran Persediaan
-4.439
9.858
-.151
.141
12.805
1.591
-.450
.662
-.120
-1.072
.309
.948
1.055
.904
8.046
.000
.948
1.055
a. Dependent Variable: ROA
Dari hasil output data didapatkan bahwa nilai semua nilai VIF < 10 ini berarti
tidak
terjadi
multikolonieritas.
Dan
menyimpulkan
bahwa
uji
multikolonieritas terpenuhi.
4.4.3
Uji Heteroskedastisitas Menurut Priyatno (2008:41), “uji ini digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya penyimpangan heterokedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.” Model regresi yang baik adalah terjadi homokedatisitas. Deteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas
adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada gambar scatterplot. Jika membentuk pola tertentu maka telah terjadi gejala heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesuungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar analisisnya adalah sebagai berikut: A. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur
(bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. B. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Tabel :4.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas sebab tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. sehingga dapat dikatakan uji heteroskedastisitas terpenuhi.
4.4.4
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana
variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai variabel sebelumnya atau nilai periode sesudahnya (Santosa&Ashari, 2005:240). Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: - Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif - Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada auto korelasi - Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif
Tabel : 4.4.4 Uji Autokorelasi Model Summaryb Model
1
R
.938
a
R
Adjusted
Std. Error of Change Statistics
Square
R Square
the Estimate
.880
.857
3.63924
R Square F Change
Change
.880
36.831
a. Predictors: (Constant), PerputaranPersediaan, PerputaranPiutang b. Dependent Variable: ROA
Durbindf1
df2
Sig.
F Watson
Change 2
10
.000
1.919
Dari tabel diatas didapatkan nilai Durbin-Watson (DW hitung) sebesar 1,429 atau -2 sampai < 2. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan DW hitung berada diantara -2 dan 2, yakni -2 ≤ 2 ≤ 2 maka ini berarti tidak terjadi autokorelasi. Sehingga kesimpulannya adalah Uji Autokorelasi terpenuhi.
4.5 4.5.1
Analisis Regresi Berganda Hasil Analisis Transformasi Regresi Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan metode regresi dan
dihitung denganmenggunakan program SPSS. berdasarkan output SPSS tersebut secara parsial pengaruh dari setiap variabel tersebut sebagai berikut : Tabel 4.5.1 Hasil Output SPSS Dengan Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients Model
1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
t
Sig.
-.450
.662
B
Std. Error Beta
(Constant)
-4.439
9.858
Perputaran Piutang
-.151
.141
-.120
-1.072
.309
Perputaran Persediaan
12.805
1.591
.904
8.046
.000
a. Dependent Variable: ROA
Dengan melihat tabel diatas, dapat disusun persamaan transformasi regresi linier sebagai berikut : Return On Assets (ROA) = - 4,439 + (- 0,151 X1 ) + (12,805 X2 ) + e Interpretasi dari regresi diatas adalah sebagai berikut:
1. Konstanta (a) Ini berarti jika semua variabel bebas memiliki nilai (0) maka nilai variabel terikat Return On Assets (ROA) sebesar - 4,439
2. Perputaran piutang Nilai koefisien perputaran piutang untuk variabel x1 sebesar 0,151 dan bertanda negatif.
Hal ini mengandung arti bahwa setiap
kenaikan
perputaran piutang satu tahunan maka variabel Return On Assets (ROA) akan turun sebesar 0,151 dengan asumsi bahwa variabel yang lain dari model regresi adalah tetap.
3. Perputaran persediaan Nilai koefisien perputaran persediaan
untuk variabel x2 sebesar 12,805
dan bertanda positif. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan perputaran persediaan satu tahunan maka variabel Return On Assets (ROA) akan naik sebesar 12,805 dengan asumsi bahwa variabel yang lain dari model regresi adalah tetap. Dengan demikian hasil analisis pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent yang telah dilakukan ini sesuai dengan kerangkan pemikiran yang telah diajukan oleh peneliti.
4.5.2
Uji Secara Parsial (Uji t) Hasil perhitungan analisis transformasi regresi berguna untuk menguji
hipotesis-hipotesis yang diajukan dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.5.2 Uji Secara Parsial (Uji t) Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap tingkat Return On Assets (ROA) PT. HM Sampoerna,Tbk. Periode 2000-2012 Coefficients a Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
-4.439
9.858
Perputaran Piutang
-.151
.141 1.591
Perputaran Persediaan 12.805
t
Sig.
-.450
.662
-.120
-1.072
.309
.904
8.046
.000
a. Dependent Variable: ROA
Dari hasil analisis transformasi regresi diatas, tampak bahwa variabel independent yaitu perputaran piutang tidak
berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap variable dependent yaitu Return On Assets (ROA) dengan tingkat signifikasi 0,309 > 0,05. Sedangkan variable independent yaitu perputaran persediaan berpengaruh positif signifikan terhadap variable dependent yaitu Return On Assets (ROA), dengan tingkat signifikasi sebesar 0.000 < 0,05. Menentukan t
tabel
pada tingkat signifikasi 0,05 dengan df1 (jumlah
variabel 1 ) = 2, dan df2 (n-k-1) atau 13-2-1= 10 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen), hasil diperoleh nilai t tabel sebesar 2,2281.
1. Perputaran Piutang (X1 ) terhadap Return On Assets (ROA) (Y) Terihat pada kolom perputaran piutang dengan nilai sig 0,309 nilai sig lebih besar dari nilai probabilias 0,05, atau nilai 0,309 > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho ditrima .variabel X1 mempunyai t hitung yakni -1,072 dengan t tabel = 2,2281. Jadi t hitung < t tabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel X1
tidak
memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t negatif
menunjukan bahwa X1 mempunyai hubngan yang berlawanan arah dengan Y. jadi dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets (ROA).
2. Perputaran Persediaan (X1 ) terhadap Return On Assets (ROA) (Y). Terlihat pada kolom Perputaran Persediaan (X2 ) terdapat nilai sig 0,000. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,000<0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Variabel X1 mempunyai thitung yakni 8,046 dengan t
tabel
= 2,2281. Jadi
thitung > t
tabel
dapat
disimpulkan bahwa variabel X1 memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif
menunjukkan
bahwa
variabel X1 mempunyai hubungan
yang
searah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan perputaran persediaan memiliki pengaruh signifikan terhadap Return On Assets (ROA) Sehingga ringkasan hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
Variabel
Pernyataan
X1
Variabel Perputaran Piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Return On Assets (ROA)
X2
Nilai
Variabel perputaran Persediaan berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Return On Assets (ROA
Keterangan Ha ditolak Ho diterima
0,309
Ha diterima 0,000
Ho ditolak
Gambar 4.5.2 Hasil Uji t Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Return On Assets (ROA)
t tabel (2,2281)
Dari gambar 4.5.2
t hitung (-1,072 )
diatas dapat dilihat bahwa t
t tabel (2,2281)
hitung
berada pada daerah
penolakan Ho, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran putang terhadap return on assets (ROA) dan pada tingkat signifikasi diketahui pada tabel 4.5.2 adalah 0.309 atau lebih besar dari taraf nyata sebesar 0.05 sehingga menunjukkan hubungan antara perputaran piutang terhadap return on assets (ROA) adalah tidak signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara perputaran piutang dan return on assets (ROA).
Gambar 4.5.2 Hasil Uji t Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Return On Assets (ROA)
t tabel (2,2281)
t hitung (8,046 )
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa t
t tabel (2,2281)
hitung
berada di daerah penerimaan
Ho yang berarti terdapat pengaruh antara perputaran persediaan terhadap return on assets (ROA). Pada tingkat signifikansi diketahui dari tabel 4.5.2 bernilai 0,000 atau lebih kecil dari taraf nyata sebesar 0,05, sehingga menunjukan hubungan antara perputaran persediaan dengan return on assets (ROA) adalah signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran persediaan dan return on assets (ROA).
4.5.3
Uji Secara Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai F hasil perhitungan lebih besar daripada nilai F menurut tabel maka hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa
semua
variabel independen
terhadap variabel dependen.
secara
simultan
berpengaruh signifikan
Tabel 4.5.3 Uji Secara Simultan (Uji F) Pengaruh Perputaran Piutang danPerputaran Persediaan terhadap tingkat Return On Assets (ROA) PT. HM Sampoerna,Tbk. Periode 2000-2012 ANOVAa Model
1
Sum of Squares df
Mean Square
F
Sig.
Regression
975.588
2
487.794
36.831
.000 b
Residual
132.441
10
13.244
Total
1108.029
12
a. Dependent Variable: Reurn On Assets (ROA) b. Predictors: (Constant), Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang
Dari tabel
hasil analisis transformasi regresi dapat diketahui bahwa
diperoleh nilai Fhitung sebesar 36,831 dengan nilai probabilitas ( signifikasi) = 0,000. Menentukan F
tabel
pada tingkat signifikasi 0,05 dengan df1 (jumlah
variabel 1 ) = 2, dan df2 (n-k-1) atau 13-2-1= 10 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen), hasil diperoleh nilai F tabel sebesar 2,97. Kriteria
pengujian
penerimaan
atau
penolakan
hipotesis
dengan
membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan ketentuan : 1. Jika F hitung ≤ F tabel maka Ha diterima 2. Jika F hitung ≥F tabel maka Ho ditolak Hasil yang dieroleh dari perbandingan F hitung dengan F tabel adalah Nilai F
hitung
36,831 > F
tabel
2,97, pada tingkat kekeliruan 5% Ho ditolak dan Ha
diterima. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang dan perputaran persediaan secara bersama-sama atau secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat Return On Assets (ROA). Selain itu peneliti juga melakukan pengujian dengan cara melihat tingkat signifikasi
yang diperoleh dari tingkat signifikasi Uji F sebesar 0,000 > 0,05 dan keputusan yang diambil dengan tingkat signifikasi Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya perputaran piutang dan perputaran persediaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat Return On Assets (ROA). Gambar 4.5.3 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 ( Uji F )
F hitung (36,831)
F tabel (2,97)
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa F
hitung
berada di daerah penolakan
Ho yang berarti terdapat pengaruh antara perputaran piutang dan perputaran persediaan
terhadap return on assets (ROA). Pada tingkat signifikansi diketahui
dari tabel 4.5.3 bernilai 0,000 atau lebih kecil dari taraf nyata sebesar 0,05, sehingga menunjukan terdapat pengaruh antara perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap return on assets (ROA) adalah signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara perputaran piutang
dan perputaran persediaan terhadap return on assets (ROA) secara simultan.
4.5.4
Koefisien Determinan R 2 Tabel 4.5.4 Koefisien Determinan (Uji R 2 ) Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap tingkat Return On Assets ( ROA) PT. HM Sampoerna,Tbk. Periode 2000-2012 Model Summaryb
Model
1
R
.938 a
R Square
.880
Adjusted
R Std. Error of the Durbin-Watson
Square
Estimate
.857
3.63924
1.919
a. Predictors: (Constant), Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang b. Dependent Variable: Return On Assets (ROA)
Nilai R pada tabel menunjukan kekuatan hubungan kedua variabel bebas ( perputaran piutang dan perputaran persediaan) secara simultan dengan tingkat Return On Assets (ROA) pada PT. HM Sampoerna, Tbk.Peiode 2000-2012. Jadi permasalahan yang sedang diteliti diketahui bahwa secara simultan kedua variabel bebas (perputaran piutang dan perputaran persediaan) memiliki hubungan yang cukup kuat dengan tingkat Return On Assets (ROA). Hal ini terlihat dari nilai R sebesar 0,938 berada diantara 0,900-1,000 yang termasuk dalam kriteria korelasi sangat kuat. Dari hasil penghitungan Pengujian Koefisien Determinasi (R2 ) didapat nilai R-Square sebesar 0,880 atau 88 % artinya pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran persediaan mempunyai pengaruh sebesar 88 %
terhadap tingkat
Return On Asset (ROA) sedangkan sisanya sebesar 12%
dipengaruhi oleh
variabel yang lain yang tidak diteliti , ini menunjukan bahwa kedua variabel bebas terdiri dari perputaran piutang dan perputaran persediaan secara simultan mampu
menjelaskan perubahan yang terjadi pada tingkat Return On Assets (ROA) pada PT. HM Sampoerna, Tbk. Sebesar 88%. Dengan interpretasi lain dapat dikatakan bahwa secara bersama-sama kedua variabel bebas (perputaran piutang dan perputaran persediaan) memberikan kontribusi atau pengaruh sebesar 88% terhadp perubahan Return On Assets (ROA) pada PT. HM Sampoerna, Tbk.
4.5.5
Korelasi korelasi merupakan analisis untuk mengukur keeratan hubungan antara
dua variabel yang mempunyai distribusi data normal. Dalam hal ini untuk mengetahui
keeratanhubungan
antara
perputaran
piutang
dan
perputaran
persediaan terhadap tingkat Return On Assets (ROA) pada PT. HM Sampoerna, Tbk. Tabel 4.5.5 Korelasi Perputaran Piutang terhadapTingkat Return On Assets (ROA) PT. HM Sampoerna, Tbk Periode Tahun 2000-2012 Correlations
Pearson Correlation Perputaran Piutang
ROA
Berdasarkan
Perputaran Piutang
ROA
1
-.326
Sig. (2-tailed)
.276
N
13
13
Pearson Correlation
-.326
1
Sig. (2-tailed)
.276
N
13
koefisien
diatas,
13
diketahui
koefisien
korelasi
antara
perputaran piutang dengan Return On Assets (ROA) sebesar -0,326 .koefisien
bertanda negatif berarti kecenderungan berbanding terbalik antara perputaran piutang dengan Return On Assets (ROA), artinya penurunan perputaran piutang cenderung diikuti oleh penurunan Return On Assets (ROA). Angka -0,326 menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara perputaran piutang dengan Return On Assets (ROA) adalah Kuat. Sedangkan dalam sig (2-tailed) sebesar 0,276 lebih besar dari 0,05 menunjukan bahwa hubungan antara perputaran piutang dengan Return On Assets (ROA) adalah tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan korelasi antara perputaran piutang dengan Return On Assets (ROA) adalah kuat akan tetapi tidak signifikan. Tabel 4.5.5.1 Korelasi Perputaran Persediaan Terhadap tingkat Return On Assets (ROA) PT. HM Sampoerna, Tbk . Periode Tahun 2000-2012 Correlations Perputaran
ROA
Persediaan Pearson Correlation Perputaran Persediaan
.931
Sig. (2-tailed) N
ROA
1
**
.000 13
Pearson Correlation
.931
Sig. (2-tailed)
.000
N
13
13 **
1
13
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan
koefisien
diatas,
diketahui
koefisien
korelasi
antara
perputaran persediaan dengan Return On Assets (ROA) sebesar 0,931 .koefisien bertanda
positif berarti kecenderungan berbanding lurus antara perputaran
persediaan dengan Return On Assets (ROA), artinya kenaikan perputaran
persediaan cenderung diikuti oleh kenaikan Return On Assets (ROA). Angka 0,931 menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara perputaran persediaan dengan Return On Assets (ROA) adalah sangat Kuat. Sedangkan dalam sig (2tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 menunjukan bahwa hubungan antara perputaran piutang dengan Return On Assets (ROA) adalah signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan korelasi antara perputaran persediaan dengan return on assets (ROA) adalah sangat kuat dan signifikan. Tabel 4.4.5.2 Korelasi Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadapTingkat Return On Assets (ROA) PT. HM Sampoerna, Tbk . Periode Tahun 2000-2012 Correlations
Pearson Correlation Perputaran Piutang
Perputaran Persediaan
ROA
Perputaran
Perputaran
Piutang
Persediaan
1
-.228
-.326
.454
.276
Sig. (2-tailed)
ROA
N
13
13
13
Pearson Correlation
-.228
1
.931**
Sig. (2-tailed)
.454
N
13
.000 13
Pearson Correlation
-.326
.931
Sig. (2-tailed)
.276
.000
N
13
13
13 **
1
13
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel diatas, diketahui koefisienkorelasi perputaran piutang dengan perputaran persediaan sebesar -0,228. Koefisien bertanda negatif berarti kecenderungan berbanding terbalik antara perputaran piutang dengan perputaran persediaan,
artinya
penurunan
perputaran
piutang
cenderung
diikutioleh
penurunan persediaan. dengan nilai -0,228 menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara perputaran piutang dengan perputaran persediaan adalah sedang. Sedangkan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,454 lebih besar dari 0,05 menunjukan bahwa hubungan antara perputaran piutang dengan perputaran persediaan tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat kecenderungan tidak kuat signifikan antara perputaran piutang dengan perputaran persediaan .
4.6 4.6.1
Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh (X1 ) Perputaran Piutang terhadap (Y) Retun On Assets (ROA) Menurut ( Munawir : 2007:75).
Semakin
tinggi ratio ( turn over )
menunjukan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau ratio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada kebijakan dalam kebijaksanaan pemberian kredit. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang berarti semakin cepat dana yang diinvestasikan pada piutang dagang dapat ditagih menjadi uang tunai atau menunjukkan modal kerja yang tertanam dalam piutang rendah. Sebaliknya jika tingkat perputaran piutang rendah berarti piutang dagang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat ditagih dalam bentuk uang tunai. Tinggi rendahnya receivable turnover mempunyai efek yang lansung terhada besar kecilnya modal yang di investasikan dalam piutang.makin tinggi
turnover-nya berarti makin cepat perputarannya.artinya makin pendek waktu terikatnya modal dalam piutang. Sehingga untuk mempertahankan nete credit sales tentu dengan naiknya turnover, dibutuhkan jumlah modal yanglebih kecil yang di investasikan dalam piutang (Riyanto,2001 : 90-91) Perputaran piutang sebagai bagian dari modal kerja selalu dalam keadaan berputar. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja dalam piutang adalah tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin lama syarat pembayaran,berarti makin lama modal terikat pada piutang, yang ini bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah. ( Bambang Riyanto, 2008:90). Dari hasil Pengujian secara parsial ( Uji t ) didapat bahwa Perputaran piutang secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return On Assets (ROA) pada PT. HM Sampoerna, Tbk. Periode 2000-2012, Terihat pada Tabel 4.5.2
kolom perputaran piutang dengan nilai sig 0,309 nilai sig lebih
besar dari nilai probabilias 0,05, atau nilai 0,309 > 0,05 maka hasil hipotesisnya adalah Ha ditolak dan Ho ditrima .variabel X1 mempunyai t hitung yakni -1,072 dengan t tabel = 2,2281. Jadi t
hitung
< t
tabel
maka dapat disimpulkan bahwa
variabel X1 tidak memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t negatif menunjukan bahwa X1 mempunyai hubngan yang berlawanan arah dengan Y. jadi dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets (ROA). Hal ini mungkin disebabkan karena perusahaan memiliki banyak
piutang dalam jumlah kecil sehingga menyebabkan biaya
pengumpulan piutang dan biaya sumber dana semakin besar dan tentu saja ini
akan mengurangi laba, sehingga walaupun perputaran piutang cepat, Return On Assets (ROA) rendah. makin tinggi ratio ( turn over) menunjukan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau ratio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada kebijakan dalam kebijaksanaan pemberian kredit. ( Munawir : 2007:75). Dan dari hasil peneliian didapat persamaan transformasi regresi linier sebagai berikut :Return On Assets (ROA) = - 4,439 + (- 0,151 X1 ) + (12,805 X2 ) + e Nilai koefisien perputaran piutang untuk variabel X1 sebesar 0,151 dan bertanda negatif. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan perputaran piutang satu tahunan maka variabel Return On Assets (ROA) akan turun sebesar 0,151 dengan asumsi bahwa variabel yang lain dari model regresi adalah tetap. Penurunan rasio perputaran piutang menurut S. Munawir (2007:75) dapat disebabkan oleh beberapa faktor sebagaiberikut : 6. Turunnya penjualan dan naiknya piutang 7. Turunnya piutang dan diikuti turunnya penjualan dalam jumlah lebih besar 8. Naikya penjualan diikuti oleh naiknya piutang dalam jumlah yang lebih besar 9. Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap 10. Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah
Penurunan rasio perputaran piutang juga dapat disebabkan karena bagian kredit dan penagihan yang tidak bekerja dengan efektif atau mungkin karena ada perubahan dalam kebijakan pemberian kredit.
4.6.2
Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap (Y) Return On Assets (ROA) Menurut Riyanto (2008:70), ”Persediaan merupakan elemen utama dari
modal kerja yang berupa aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus mengalami perubahan. Menurut S. Munawir (2007:240) Perputaran persediaan (inventory trun over) yaitu ratio antara penjualan dengan rata-rata persediaan yang dinilai berdasar
harga
jual
atau
kalau
kemungkinan
rasio
ini dihitung
dengan
memperbandingkan antara harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan . rasio ini menunjukan berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam satu tahun/periode. Makin besar trun over berarti makin baik. Menurut Syamsuddin (2000:48) yang menyatakan bahwa semakin tinggi perputaran persediaan maka semakin efisien perusahaan dalam melakukan operasinya . Dari hasil penelitian ini didapat bahwa Perputaran persediaan secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return On Assets (ROA) pada PT, HM Sampoerna, Tbk. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian secara parsial ( Uji t ) pada tabel 4.5.2 Terlihat pada kolom Perputaran Persediaan (X2 ) terdapat nilai sig 0,000. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai
0,000<0,05, maka hasil hipotesisnya adalah Ha diterima dan Ho ditolak. Variabel X1 mempunyai nilai thitung yakni 8,046 dengan t thitung > t
tabel
tabel
= 2,2281. Yang berarti nilai
dapat disimpulkan bahwa variabel X1 memiliki kontribusi terhadap Y.
Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X1 mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan
memiliki
pengaruh signifikan terhadap Return On Assets (ROA). Dan hal ini sesuai dengan teoriyang ada yang menyatakan bahwa tinggi perputaran persediaan maka semakin efisien perusahaan dalam melakukan operasinya . Menurut Syamsuddin (2000:48) Dan dari hasil peneliian ini juga didapat persamaan transformasi regresi linier sebagai berikut :Return On Assets (ROA) = - 4,439 + (- 0,151 X1 ) + (12,805 X2 ) + e Nilai koefisien perputaran persediaan untuk variabel X2 sebesar 12,805 dan bertanda positif. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan perputaran persediaan satu tahunan maka variabel Return On Assets (ROA) akan naik sebesar 12,805 dengan asumsi bahwa variabel yang lain dari model regresi adalah tetap.
4.6.3
Pengaruh (X1) Perputara Piutang dan (X2) Perputaran Persediaan terhadap (Y) Return On Assets (ROA) Menurut Munawir ( 2007 : 11 ) Analisa Return on Investmen (ROI) dalam
analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Analisa ROI ini
sudah merupakan teknik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Return on Invesment itu sendiri adalah salah satu bentuk dari Ratio Profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan. Dengan demikian ratio ini menghubungkan
keuntungan yang diperoleh dari operasinya perusahaan (Net Operating Income) dengan
jumlah
investasi atau
aktiva
yang
digunakan untuk
menghasilkan
keuntungan operasi tersebut (Net Operating Assets). Sebutan lain untuk ratio ini adalah “ Return On Assets (ROA)”. Menurut Kasmir (2011 : 201) menyatakan bahwa Return on Inestment (ROI) atau Return On Assets
(ROA) merupakan rasio yang menunjukan hasil
(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan
suatu
ukuran
tentang
efektivitas
manajemen
dalam mengelola
investasinya. Menurut Munawir (2007: 89) menyatakan bahwa ROI itu sendiri adalah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksud untuk mengatur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk oprasinya perusahaan untuk mengahasilkan keuntungan. Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari oprasinya perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (net oprasting asset ).ROI mengukur produktivitas dari dana yang diinvestasikan dalam perusahaan
dan berguna untuk menditeksi kesalahan dan penggunaan modal. Sebagai salah satu ukuran keefektifan, semakin tinggi maka semakin efektif kinerja perusahaan. ROI merupakan rasio yang membandingkan income setelah pajak dengan asset yang diinvestasikan. Hal ini seperti yang dinyatakan Lukman Syamsudin (2009: 63) menyatakan bahwa ROI atau sering disebut dengan Return On Asset (ROA) adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan Dari hasil penelitian ini didapat bawha Perputaran piutang dan perputaran persediaan secara simultan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return
On Assets (ROA) pada PT. HM Sampoerna, Tbk. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.5.3
uji secara simultan ( Uji F )
dari hasil pengujian tersebut menunjukan
bahwa nilai Hasil yang dieroleh dari perbandingan F hitung
36,831 > F
tabel
hipotesisnya adalah Ho
hitung
dengan F
tabel
adalah F
2,97, pada tingkat kekeliruan 5% berarti hasil untuk ditolak dan Ha diterima. Artinya dengan tingkat
kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang dan perputaran persediaan secara bersama-sama atau secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat Return On Assets (ROA). Selain itu dari hasil pengujian dengan cara melihat hasil tingkat signifikasi yang diperoleh dari tingkat signifikasi Uji F sebesar 0,000 > 0,05 dan
keputusan yang diambil dengan tingkat signifikasi
untuk hasil hipotsisnya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya perputaran piutang dan perputaran persediaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat Return On Assets (ROA).
Sementara itu dari hasil analisis koefisien determinasi (R2 ) tabel 4.5.4 dari tabel tersebut didapat nilai (R square) dengan nilai 0.880 yang berarti 88% artinya variasi dari variabel independen yaitu perputaran piutang dan perputaran persediaan, mempunyai pengaruh sebesar 88% terhadap perubahan tingkat Return On Assets (ROA) sedangkan sisanya 12% dijelaskan oleh variasi atau faktor lainnya, yang ditadk di teliti didalam penelitian ini. Maka dalam hal ini dapat dikatakan bahwa perputaran piutang dan perputaran persediaan memberi pengaruh yang sangat besar terhadap tingkat Return On Assets (ROA).
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan Penelitian
ini
meneliti,
apakah
perputaran
Piutang
dan
Perputaran
Persediaan mempengaruhi tingkat Return On Assets (ROA) di PT. HM Sampoerna, Tbk
Priode tahun 2000-2012. Hasil pengujian hipotesis dengan
menggunakan analisis transformasi regresi linier berganda dengan dua variable indepeden
Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan dan satu variable
dependen yaitu Return On Assets (ROA) menunjukan bahwa : 1.
Pengaruh Perputaran Piutang terhadap tingkat Return On Assets ( ROA) Perputaran piutang secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan
( berpengaruh negative) terhadap Return On Assets
(ROA) pada PT. HM
Sampoerna, Tbk. Periode tahun 2000-2012 hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian yang menunjukkan bahwa t
hitung
tabel
(-1,072 < 2,2281), yang berarti
bahwa hipotesisnya Ho diterima dan Ha ditolak artinya perputaran piutang tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return On Assets
(ROA) pada
PT. HM Sampoerna,Tbk. Periode tahun 2000-2012. Terihat pada Tabel 4.5.2 perputaran piutang dengan nilai sig 0,309 nilai sig lebih besar dari nilai probabilias 0,05, atau nilai 0,309 > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho ditrima maka dapat disimpulkan bahwa variabel X1 tidak memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t negatif menunjukan bahwa perputaran piutang mempunyai hubngan yang berlawanan arah dengan Y. jadi dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang
tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets (ROA). Hal ini mungkin disebabkan karena perusahaan memiliki banyak piutang dalam jumlah kecil sehingga menyebabkan biaya pengumpulan piutang dan biaya sumber dana semakin besar dan tentu saja ini akan mengurangi laba, sehingga walaupun perputaran piutang cepat, Return On Assets (ROA) rendah. makin tinggi ratio ( turn over) menunjukan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau ratio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada kebijakan dalam kebijaksanaan pemberian kredit. ( Munawir : 2007:75). 2.
Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap tingkat Return On Assets (ROA) Perputaran persediaan secara parsial memiliki pengaruh signifikan (
berpengaruh positif ) terhadap Return On Assets
(ROA)
pada PT, HM
Sampoerna, Tbk. Periode tahun 2000-2012.
hal ini dapat dilihat dari hasil
pengujian yang menunjukkan bahwa t
(8,046 > 2,2281 ), yang berarti
hitung
>t
tabel
bahwa hipotesisnya Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya perputaran persediaan secara parsial On Assets
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return
(ROA) pada PT, HM Sampoerna, Tbk. Periode tahun 2000-2012.
Terlihat pada Tabel 4.5.2 Uji Secara parsial (Uji t) Perputaran Persediaan (X2 ) terdapat nilai sig 0,000. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,000<0,05, maka hipotesisnya Ha diterima dan Ho ditolak. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X1 mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan perputaran persediaan
memiliki pengaruh signifikan
terhadap Return On Assets (ROA). 3.
Pengaruh
Perputaran
Piutang
Dan
Perputaran
Persediaan Terhadap
Tingkat Return On Asset (ROA) Perputaran piutang dan perputaran persediaan secara simultan pengaruh yang signifikan terhadap Return On Assets Sampoerna, Tbk.
memiliki
(ROA) pada PT, HM
Dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000 > 0,05
Artinya
perputaran piutang dan perputaran persediaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat Return On Assets
(ROA). yang berarti bahwa hipotesisnya Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya variabel bebas perputaran piutang dan perputaran persediaan secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets (ROA) pada PT, HM Sampoerna,Tbk. Pada tigkat kepercayaan 95%. Dan dari hasil pengujian yang menunjukkan bahwa F > F
tabel
hitung
>F
tabel
yaitu F
hitung
36,831
2,97, pada tingkat kekeliruan 5% Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya
dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang dan perputaran persediaan secara bersama-sama atau secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat Return On Assets (ROA). Perputaran
Piutang
dan
Perputaran
terhadap tingkat Return On Assets Periode tahun 2000-2012 dilihat dari
Persediaan
sangat
berpengaruh
(ROA) Pada PT. HM Sampoerna, Tbk. koefisien determinasi (R square) dengan
nilai 0.880 yang berarti 88% artinya variabel independen yaitu perputaran piutang dan perputaran persediaan mempunyai pengaruh sebesar 88% terhadap tingkat Return On Assets
(ROA), sedangkan sisanya 12% dijelaskan oleh variasi atau
faktor lainnya, seperti jumlah kas, jumlah hutang, aktiva tetap, dan lain-lain. Maka dalam hal ini dapat dikatakan bahwa perputaran piutang dan perputaran persediaan memberi pengaruh sangat besar
terhadap tingkat Return On Assets
(ROA). Perputaran piutang dan perputaran persediaan mempunyai hubungan yang sangat kuat terhadap Return On Assets (ROA). Kesimpulan tersebut didasarkan pada hasil analisis koefisien korelasi antara perputaran piutang dan perputaran persediaan dengan Return On Assets (ROA) dengan R sebesar 0,938 (yang dapat dilihat pada table (4.5.3) yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antar variabel Return On Assets (ROA) dengan varibel independennya yaitu perputaran piutang dan
perputaran
menunjukkan
persediaan
apabila
nilai
adalah
hubungan
perputaran
piutang
yang dan
positif.
Hal
perputaran
tersebut
persediaan
mengalami peningkatan maka nilai Return On Assets (ROA) akan mengalami banyak
peningkatan.
Begitu juga sebaliknya,
jika perputaran piutang dan
perputaran persediaan mengalami penurunan maka nilai Return On Assets (ROA) akan mengalami banyak penurunan 5.2
Saran Adapun saran yang diberikan dalam penelitian ini untuk penelitian lebih
lanjut adalah sebagai berikut :
1.
Bagi Perusahaan Agar dapat meningkatkan Return On Asset (ROA) perusahaan diharapkan dapat mengelola Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan dengan
baik, perusahaan perlu memperhatikan pemberian pinjaman kredit bagi pelanggan ataupun pihak lain karena perputaran piutang yang terjadi akan sangat mempengaruhi laba bersih perusahaan. Semakin cepat piutang dapat ditukar menjadi kas, resiko piutang dapat dikurangi sehingga kas yang diperoleh dapat dipergunakan untuk operasional lainnya. Demikian halnya
juga
dengan
persediaan,
agar
pihak
perusahaan
memiliki
persediaan secukupnya untuk menghindari resiko dalam persediaan jika persediaan itu berlebih maupun kurang. Untuk itu, bagi pihak manajemen perlu ada estimasi yang tepat akan target penjualan ynag ingin dicapai sehingga persediaan yang diperlukan juga sesuai dengan yang diharapkan. 2.
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel perputaran persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA). Artinya semakin tinggi perputaran persediaan maka akan semakin tinggi pula Return On Assets (ROA).yang dihasilkan. Persediaan erat kaitannya dengan piutang, artinya ketika piutang itu dikeluarkan maka timbul persediaan yang nantinya akan dicairkan sebagai kas sehingga pada akhirnya akan membentuk
laba dan Return On Assets (ROA). Perlu
dilakukan manajemen khusus untuk mengelola persediaan dan piutang seingga perputaran yang terjadi dapat berlangsung secara efektif dan efisien. 3.
Didalam penelitian ini menunjukan bahwa variabel Perputaran piutang berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap tingkat Return On Assets (ROA) ., Hal ini mungkin disebabkan karena perusahaan memiliki
banyak piutang dalam jumlah kecil sehingga menyebabkan biaya pengumpulan piutang dan biaya sumber dana semakin besar dan tentu saja ini akan mengurangi laba, sehingga walaupun perputaran piutang cepat, Return On Assets (ROA) rendah. makin tinggi ratio ( turn over) menunjukan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau ratio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, Dan perusahaan harus lebih memperhatikan tentang bagian kredit dan penagihan agar lebih bekerja efektif serta lebih memperhatikan tentang kebijakan dalam kebijaksanaan pemberian kredit, volume penjualan kredit, syarat pembayaran
penjualan kredit, ketentuan tentang pembatasan kredit, kebijakan dalam mengumpulkan piutang karena semua itu akan mempengaruhi besar kecilnya piutang dan pada akhirnya akan mempengaruhi kepada tingkat Return On Assets (ROA) nya. 4.
Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi modal dalam suatu perusahaan dengan membandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar bukan merupakan suatu jaminan atau ukuran bahwa perusahaan tersebut rentabel. Dengan demikian yang harus diperhatikan oleh manajemen atau pihakpihak lain adalah tidak hanya bagaimana usaha memperbesar laba, tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya. Untuk mendapatkan laba yang baik maka perusahaan harus meningkatkan efisiensi atas penggunaan modal yang dimiliki perusahaan.
Bagi Peneliti Lanjutan
1. Dalam penelitian ini Return On Assets (ROA) dipengaruhi oleh beberapa faktor, dalam penelitian ini peneliti hanya menghitung pengaruh perputaran piutang dan persediaan. Peneliti tidak melakukan penelitian pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi Return On Assets (ROA) seperti perputaran kas, rasio hutang, aktiva tetap, investasi modal kerja. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik melakukan penelitian sejenis, dapat menambahkan variabel bebas
(independen),
memperpanjang
waktu penelitian, atau mengambil
sampel dari bidang perusahaan lain seperti perusahaan jasa transportasi, perusahaan telekomunikasi, dan lain-lain
2. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 13 sampel , bagi peneliti yang tertarik untuk meneliti penelitian serupa perlu memerluas sampel penelitian, dan
diharapkan dapat melakukan penelitian dengan
menggunakan data time series yang up to date / terbaru, sehingga hasilnya juga akan semakin akurat. 3. Dalam penelitian ini untuk meningatkan Profitabilitas yang diukur oleh Return On Assets (ROA) sebaiknya menggunakan Asset nya yang baik berupa piutang, persediaan, maupun tingkat likuiditas nya yang berupa aktiva lancar, aktiva lancar merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat, komponen aktiva lancar adalah( kas, piutang dan persesediaan).
Sedangkan didalam penelitian ini hanya
menggunakan komponen piutang dan persediaan saja . 4. Bagi para peneliti lanjutan, sebaiknya perlu dilakukan penelitian terhadap faktor-faktor lain yang memberikan pengaruh lebih besar terhadap
terhadap Return On Assets (ROA) sehingga dapat diketahui faktor mana yang paling berpengaruh dalam upaya peningkatan Return On Assets (ROA). Sebaiknya perlu dilakukan penelitian menggunakan sampel yang lebih banyak dengan karakteristik yang lebih beragam dari berbagai sektor industri, sehingga diketahui pengaruh perputaran piutang dan persediaan terhadap Return On Assets (ROA) apabila diterapkan pada perusahaan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Agus sartono, 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat, BPFE. Yogyakarta. Anton Athoillah, 2010 . Dasar-Dasar Manajemen, Cetakan ke 1 , Bandung : Pustaka Setia. Bambang Riyanto, 2009. Dasar-dasa Pembelanjaan Perusahaan,Edisi Keempat, BPFE. Yogyakarta. Beni Ahmad, 2008. Metode Penelitian, Cetakan 1, Pustaka Setia, Bandung. Harahap,S.S. (2007) Analisis Laporan Keuangan,Jakarta Bumi Grafindo Husnan,suad dan Eny Pujiastuti (2004) Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Husnan,suad dan Eny Pujiastuti (2006) Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Irham Fahmi, 2012, Analisis kinerja keuangan, Alfabeta, Bandung. Kasmir,2010. Analisis Laporan Keuangan, cetakan ketiga, RAJAWALI PERS. Jakarta Kamarudin, Ahmad, 1995, .Dasar-Dasar Manajemen Modal Kerja, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Lukman Syamsudin, 2010, Manajemen Keuangan Perusahaan, edisi baru, RAJAWALI PERS. Jakarta Maman Ukas, 1999, Manajemen – Konsep, Prinsip dan Aplikasi, Cetakan Pertama , cetakan kedua, OSSAPromo, Bandung.
Martono dan Agus Harjito. (2010) Manajemen Keuangan (cetakan Kedelapan). Yogyakarta. Munawir, 2010, Analisis Laporan Keuangan Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta. Munawir (2007)
Analisis Laporan Keuangan (edisi keempat). Yogyakarta:
Yogyakarta
Liberty
Riyanto,
Bambang
(2008)
Dasar-
Dasar
Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE - Yogyakarta. Nasir. Moh. (2005) Metode Penelitian, cetakan keenam.jakarta : Ghaliaindonesia Rahadianto,R.ed(2010) BelajarKilat SPSS 18. Yogyakrta: Andi Yogyakarta Riduan. 2010 Metode Dan Teknik Menyusun Tesis. Cetakan kedelapan. Bandung : ALFABETA Sudjana, 2004, Statistika untuk Ekonomi dan Niaga, Cetakan Ulang, Tarsito Bandung Sudjana, (2001) Statistik II untuk Ekonomi dan Niaga. Bandung : Tarsito Bandung Syamsudin, Lukman. (2009). Manajemen Keuangan (Edisi Baru). Jakarta : Raja Grafindo Sugiyono, (2008) Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfa Beta Sugiyono, 2010, Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung : ALFABETA. Dais Marwati Latifah 2013 Skripsi Pengaruh perputaran kasdan perputaran piuang terhadap tingkat likuiditas ( studi kasus pada PT.kimia farma,Tbk, Periodetahun 1999-2010)
Ridha Utami. 2010 Skripsi Pengaruh Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan
Terhadap
Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Sonta D Sianipar ,2010 Skripsi Pengaruh Perputaran Piutang Dan Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Sumber Lain : www.idx.co.id www.sampoerna.com http://repository.upi.edu
LAMPIRAN
LAPORAN KEUANGAN PT. HM SAMPOERNA, Tbk Periode Tahun 2000-1012
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Nilai Nominal Per Saham) 31 Desember 2000
1999
AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas (Catatan 2c dan 4) Investasi jangka pendek - pihak ketiga (Catatan 2d dan 5) Piutang usaha (Catatan 2e dan 6) Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 8.218 pada tahun 2000 dan Rp 3.165 pada tahun 1999 Pihak hubungan istimewa (Catatan 2f dan 7) Piutang lain-lain Pihak ketiga Pihak hubungan istimewa (Catatan 2f dan 7) Persediaan - bersih (Catatan 2g dan 8) Uang muka pembelian tembakau (Catatan 2f dan 7) Biaya dan pajak dibayar di muka Aktiva lancar lainnya
Rp
Jumlah Aktiva Lancar
778.076
Rp
251.432
62.162
110.578
173.562 51
98.988 2.787
66.921 480 4.125.651 63.899 28.789
24.534 296 2.242.541 551.077 55.097 35.690
5.299.591
3.373.020
2.829 3.043 112.641
283.057 1.127 111.849
AKTIVA TIDAK LANCAR Piutang hubungan istimewa (Catatan 2f dan 7) Aktiva pajak tangguhan - bersih (Catatan 2q dan 14) Tanah untuk pengembangan (Catatan 2h dan 9) Investasi pada perusahaan asosiasi (Catatan 2b dan 10) Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 628.032 pada tahun 2000 dan Rp 433.972 pada tahun 1999 (Catatan 2i, 11, dan 12) Kontrak valuta asing berjangka - bersih (Catatan 2m dan 26) Dana pelunasan kontrak valuta asing berjangka (Catatan 2m dan 26) Goodwill (Catatan 2j dan 3) Aktiva yang tidak digunakan dalam usaha Uang muka pembelian aktiva tetap Taksiran tagihan pajak penghasilan (Catatan 14) Lain-lain (Catatan 2i dan 26)
22.957
19.916
1.948.528
1.595.034
821.747
824.450
84.139 88.002 46.660 41.470 425 52.783
55.679 10.354 27.379 55.103 110.258 25.459
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
3.225.224
3.119.665
JUMLAH AKTIVA
Rp
8.524.815
Rp
6.492.685
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan) (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Nilai Nominal Per Saham)
31 Desember 2000
1999
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Pinjaman jangka pendek (Catatan 12 dan 27) Hutang usaha (Catatan 13) Pihak ketiga Pihak hubungan istimewa (Catatan 2f dan 7) Hutang lain-lain Pihak ketiga Pihak hubungan istimewa (Catatan 2f dan 7) Hutang pajak dan cukai (Catatan 2q dan 14) Beban masih harus dibayar (Catatan 22) Bagian pinjaman jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bank (Catatan 15) Sewa guna usaha (Catatan 2i, 11 dan 15) Jumlah Kewajiban Lancar
Rp
286.155
Rp
91.153
375.378 193.964
279.449 2.256
30.739 897.842 186.130
15.668 8.084 845.106 75.674
37.028 2.797
287.617 40.061
2.010.033
1.645.068
2.754
15.411
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang hubungan istimewa (Catatan 2f dan 7) Kewajiban pajak tangguhan - bersih (Catatan 2q dan 14) Pinjaman jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bank (Catatan 15) Sewa guna usaha (Catatan 2i, 11 dan 15) Hutang efek (Catatan 15, 16 dan 28) Hutang obligasi (Catatan 15 dan 28)
97.139
96.824
150.568 771 631.975 1.600.000
673.755 1.820 834.250 -
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
2.483.207
1.622.060
-
59.850
209.713
68.387
SELISIH NILAI PEROLEHAN DENGAN NILAI NOMINAL HUTANG EFEK YANG DIPEROLEH KEMBALI (Catatan 16)
HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI (Catatan 2b)
(Berlanjut)
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan) (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Nilai Nominal Per Saham)
31 Desember 2000 EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham Modal dasar - 1.260.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 928.000.000 saham (Catatan 16 dan 28) Tambahan modal disetor - agio saham (Catatan 16 dan 28) Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan (Catatan 2b ) Selisih perubahan ekuitas anak perusahaan (Catatan 2b ) Selisih penilaian kembali aktiva tetap (Catatan 2i) Saldo laba (Catatan 24) Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
Rp
(
Rp
180.400
610.595
407.979
31.782 ) ( 16
8.524.815
3.811 ) 16 2.048.736
3.821.862 Rp
464.000
180.400
90.000 2.508.633
Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
464.000
1999
3.097.320 Rp
6.492.685
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan b agian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Laba Per Saham Dasar)
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 PENJUALAN BERSIH (Catatan 2k , 7 dan 17)
Rp
1999
10.029.401
Rp
7.412.032
BEBAN POKOK PENJUALAN (Catatan 2k , 7, 22 dan 26)
6.932.271
4.715.521
LABA KOTOR
3.097.130
2.696.511
570.300 474.450
345.082 393.110
Jumlah Beban Usaha
1.044.750
738.192
LABA USAHA (Catatan 17)
2.052.380
1.958.319
BEBAN USAHA (Catatan 2k , 2l, 18, 21 dan 26) Penjualan Umum dan administrasi
BEBAN (PENGHASILAN) LAIN-LAIN Rugi (laba) kurs dan beban swap - bersih (Catatan 2m, 2o dan 19) Beban pembiayaan (Catatan 20) Beban emisi obligasi dan beban transaksi hutang efek (Catatan 2n dan 15) Laba atas perolehan kembali hutang efek (Catatan 2p, 15 dan 16) Penghasilan bunga Lain-lain - bersih
472.406 317.576
( ( (
528.622
LABA SEBELUM TAKSIRAN BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK
(Berlanjut)
46.104
217.317 ) ( 47.045 ) ( 13.168 ) (
BAGIAN LABA BERSIH PERUSAHAAN ASOSIASI (Catatan 2b dan 10) (
Jumlah Taksiran Beban Pajak - Bersih
120.644 ) 227.554
16.170
Beban (Penghasilan) Lain-lain - Bersih
TAKSIRAN BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK (Catatan 2q dan 14) Tahun berjalan Tangguhan
(
176.388 ) 45.872 ) 2.108 )
(
71.354 )
3.076 ) (
2.239 )
1.526.834
2.031.912
507.229 1.734 )
( 505.495
540.460 72.784 613.244
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI (Lanjutan) (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Laba Per Saham Dasar) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 LABA SEBELUM HAK MINORITAS
Rp
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI (Catatan 2b)
1999
1.021.339
Rp
7.442
1.418.668
6.009
LABA BERSIH
Rp
1.013.897
Rp
LABA PER SAHAM DASAR (Catatan 2r dan 23)
Rp
1.093
Rp
1.412.659
1.546
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI31 Desember 2002Dengan Angka Perbandingan Tahun 2001 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal per saham)
Catatan
2002
2001
AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 9.824 pada tahun 2002 dan Rp 8.721 pada tahun 2001 Pihak hubungan istimewa Piutang lain-lain - pihak ketiga Persediaan - bersih Biaya dan pajak dibayar di muka Aktiva lancar lainnya
2c, 4, 32 2d, 5
2e, 5, 7 6 2f, 8 2g
Jumlah Aktiva Lancar AKTIVA TIDAK LANCAR Piutang hubungan istimewa Aktiva pajak tangguhan - bersih Tanah untuk pengembangan Investasi pada perusahaan asosiasi Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 784.509 pada tahun 2002 dan Rp 777.778 pada tahun 2001 Instrumen derivatif Uang muka pembelian aktiva tetap Goodwill - bersih Tagihan pajak pengh asil an Aktiva yang tidak digunakan dalam usaha Lain-lain
1.115.5 99
890.963
272.196 15.544 36.898 5.333.0 08 168.974 41.557
217.955 221.797 5.294.41 5 72.231 64.626
6.983.776
6.761.9 87
2e, 7 2q, 15 2h, 9 2b, 3, 10
24.121 14.508 114.413 100.760
22.211 7.409 113.015 22.039
2i, 11 2o, 23
1.806.2 52 505.147 103.571 76.350 29.037 19.026 40.113
1.942.92 5 295.435 75.014 85.825 20.823 45.144 78.713
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
2.833.298
2.708.5 53
JUMLAH AKTIVA
9.817.074
9.470.5 40
2j, 3, 12 15 2k 2i, 27
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan Tahun 2001 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal per saham) Catatan
2002
2001
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Pinjaman jangka pendek Hutang usaha Pihak ketiga Pihak hubungan istimewa Hutang lain-lain - pihak ketiga Hutang pajak dan cukai Beban masih harus dibayar Bagian pinjaman jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bank Sewa guna usaha
13 14 2e, 7 2q, 15 22
2i
309.930 12.515 63.473 1.441.6 14 257.434
455.492 3.846 70.705 961.116 258.214
26.582 11.185
126.069 3.045
2.122.733
2e 2q, 15
2.673.0 34
95.011
3.037 88.807
15.424 588.833 1.600.0 00
26.069 3.871 684.996 1.600.00 0
2.299.268
2.406.7 80
16 2i 16, 17 16
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
794.547
16
Jumlah Kewajiban Lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang hubun gan istimewa Kewaji ba n pajak tangguha n - bersih Pinjaman jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bank Sewa guna usaha Hutang efek Hutang obligasi
-
2b
194.180
229.159
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan Tahun 2001 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal per saham)
Catatan EKUIT AS Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 6.300.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 4.500.000.000 saham Modal saham yang diperoleh kembali, disajikan sebesar nilai nominal 108.330.500 saham Modal saham yang beredar Tambahan modal disetor - agio saham Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Selisih perubahan ekuitas anak perusahaan Selisih penilaian kembali aktiva tetap Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
17
2l, 17 17 2b 2b 2i 24
2002
2001
450.000
450.000
(10.833)
-
439.167 42.160
450.000 43.200
491.288 (31.958) 16
648.301 (34.196) 16
90.000 4.170.220
90.000 2.964.2 46
Jumlah Ekuitas
5.200.893
4.161.5 67
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
9.817.074
9.470.5 40
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan Tahun 2001 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba per saham dasar)
Catatan PENJUALAN BERSIH BEBAN POKOK PENJUALAN
15.128.664
14.066.515
2m, 7, 11, 22, 27
10.517.229
9.993.8 30
4.611.435
4.072.6 85
2m, 2n, 11, 19, 22, 25, 27 1.003.097 880.843
Jumlah Beban Usaha LABA USAHA BEBAN (PENGHASILAN) LAIN-LAIN Beban pembiayaan Amortisasi goodwill Rugi (laba) kurs dan perubahan nilai wajar instrumen derivatif - bersih Penghasilan bunga Laba atas penjualan penyertaan saham Penghasilan sewa Lain-lain - bersih
2r, 18 20 2j, 3, 12 2o, 2p, 21, 23 2e, 4, 7 2e, 3 27
Beban Lain-lain - Bersih BAGIAN LABA BERSIH PERUSAHAAN ASOSIASI
2b, 10, 18
LABA SEBELUM BEBAN (MANFAAT) PAJAK BEBAN (MANFAAT) PAJAK Tahun berjalan Tangguhan
2.727.4 95
2.652.81 8
392.422 43.956
446.101 15.501
(194.903) (51.612) (42.459) (19.876) 33.356
22.052 (54.536) (27.333) 34.709
160.884
436.494
191
2.162 2.218.4 86
865.667 (895)
731.294 (12.698)
864.772
718.596
1.702.030 2b
LABA SEBELUM EFEK KUMULATIF ATAS PERUBAHAN AKUNTANSI EFEK KUMULATIF ATAS PERUBAHAN AKUNTANSI - Setelah dikurangi pajak sebesar Rp 223.636
1.419.8 67
2q, 15
LABA SEBELUM HAK MINORITAS HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
713.490 706.377
1.883.940
2.566.802
Jumlah Beban Pajak - Bersih
1.499.8 90
30.946 1.671.084
2o, 15, 23
LABA BERSIH LABA PER SAHAM DASAR
2001
2m, 2r, 7, 18
LABA KOTOR BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi
2002(*)
1.477.2 30
1.671.084
2s
22.660
374
521.817 955.413 208
(*) Laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002 mencakup hasil usaha PT Alfa Retailindo Tbk. dan Anak Perusahaan (ARI) sampai dengan tanggal 31 Juli 2002. Penyertaan saham pada ARI telah dijual pada tanggal 5 Agustus 2002 (lihat Catatan 3).
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT DECEMBER 31, 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes
2006
2005
76,201 17,763 6,261,716 329,234 261,938
ASSETS Current assets Cash and cash equivalents Trade receivables Third parties - net Related party Other receivables Third parties Related parties Inventories - net Prepaid taxes Prepaid expenses and other assets
8,729,173
Total current assets
AKTIVA Aktiva lancar Kas dan setara kas Piutang usaha - Pihak ketiga - bersih - Pihak hubungan istimewa Piutang lainnya - Pihak ketiga - Pihak hubungan istimewa Persediaan - bersih Pajak dibayar di muka Biaya dibayar di muka dan aktiva lainnya Jumlah aktiva lancar
1,352,844 1,005,445 322,982 1,378 71,416 3,235 7,432,208 459,708 135,960
2d,4,24 2f,5,24
421,056 8,421
2g,23 24 3 2g,23 2h,6 2i
9,432,332
2,390,868 2k,9 343,583 2l 88,964 2m,3 154,424 2r,20 171,062 2k,2n,3,12b
Jumlah aktiva tidak lancar
3,227,472
JUMLAH AKTIVA
19,541 59,030
12,659,804
2,399,467 352,168 99,476 91,518 83,156
Non-current assets Deferred tax assets Investments in shares Fixed assets - net of accumulated depreciation of Rp1,250,925 and assets impairment of Rp68,960 in 2006 (2005: Rp1,401,315 and Rp166,308) Land for development Goodwill - net Prepaid pension costs Other assets - net
3,205,427
Total non-current assets
11,934,600
TOTAL ASSETS
4,068 175,574
Aktiva tidak lancar Aktiva pajak tangguhan Penyertaan saham Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp1.250.925 dan penurunan nilai aktiva sebesar Rp68.960 pada tahun 2006 (2005: Rp1.401.315 dan Rp166.308) Tanah untuk pengembangan Goodwill - bersih Biaya pensiun dibayar di muka Aktiva lainnya - bersih
2s,12c 2b,3,7
2t,16
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan Halaman 1/1
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements Pag
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT DECEMBER 31, 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/
KEWAJIBAN Kewajiban jangka pendek Hutang bank jangka pendek Hutang usaha - Pihak ketiga - Pihak hubungan istimewa Hutang lainnya - pihak ketiga Hutang pajak dan cukai Beban yang masih harus dibayar dan kewajiban estimasian Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun: - Hutang obligasi - Hutang sewa guna usaha - Hutang efek - Hutang bank Jumlah kewajiban jangka pendek
2006 337 282,959 126,549 49,655 3,948,720
10 11 24 2g,23 24 2s,12a
603,848
13 14
600,000 609 5,612,677
Kewajiban jangka panjang Kewajiban pajak tangguhan Pinjaman jangka panjang: - Hutang obligasi - Hutang sewa guna usaha - Hutang bank Pendapatan ditangguhkan Kewajiban imbalan pasca-kerja Jumlah kewajiban jangka panjang
7,246 998,625 101 54,284 200,166
2s,12c 14 2o 2k 24 2q 2r,20
1,260,422
HAK MINORITAS
92,765
EKUITAS Modal saham Modal dasar - 6.300.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp100 (Rupiah penuh) per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 4.383.000.000 saham biasa Tambahan modal disetor Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Selisih penilaian kembali aktiva tetap Saldo laba - Dicadangkan - Belum dicadangkan
90,000 4,567,517
Jumlah ekuitas
5,693,940
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
2k 24 24
438,300 42,077
15
585,751
2c
(29,721) 16
2b 2k
12,659,804
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
2b
Notes
2005 600,000 700,248 197,464 93,720 2,420,391 409,988
7,394 648,112 39,417
LIABILITIES Current liabilities Short-term bank loans Trade payables Third parties Related parties Other payables - third parties Taxes and excise tax payables Accrued expenses and provisions Long-term debts maturing in one year: Bonds payab le Ob ligations under capital lease Guaranteed notes Bank loan -
5,116,734
Total current liabilities Non-current liabilities
61,711 1,598,125 5,516 118,250 32,727 179,776
Deferred tax liabilities Long-term debts: Bonds payab le Ob ligations under capital lease Bank loan Deferred revenue Post-employment benefit obligations
1,996,105
Total non-current liabilities
246,206
438,300 42,077
MINORITY INTEREST EQUITY Share capital Authorised capital - 6,300,000,000 ordinary shares with par value of Rp100 (full Rupiah) per share Issued and fully paid 4,383,000,000 ordinary shares Additional paid-in capital
590,857
Cumulative translation adjustments Difference in equity transactions (33,372) of sub sidiaries 16 Fixed assets revaluation reserve Retained earnings 90,000 Appropriated 3,447,677 Unappropriated 4,575,555 1,934,600
Total equity 1 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
Halaman 1/2
konsolidasi secara keseluruhan
Page
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, except b asic earnings per share)
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI UNTUK TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham dasar)
Catatan/ 2005 Notes
2006 (*)
Penjualan bersih
29,545,083
24,660,038
Net sales
2g,2q,2t 16,23,25 Beban pokok penjualan
21,092,522
Cost of goods sold 17,348,750 7,311,288
Gross profit
2,412,648 864,631
2,264,841 1,106,942
Operating expenses Selling General and administrative
Jumlah beban usaha
3,277,279
3,371,783
Total operating expenses
Laba operasi
5,175,282
2t,16
3,939,505
Operating income
199,712 97,930 87,098 (228,735) (10,512) (8,303)
3 2q 2g,23 18 2m,3 2k,9 2c,2g,2j, 2q,8,23
90,842 102,194 (305,833) (153,172)
Other income/(expenses) Gain on sale of investments Rent income Interest income Financing costs Goodwill amortisation Assets impairment expense
47,670
Miscellaneous - net
(218,299)
Other income/(expenses) - net
4,225 2b,2t,7,16 5,344,895 2s,12b 1,851,911 (64,507) 1,787,404
3,454 3,724,660
3,557,491 (27,001) 3,530,490
2b
2,436,521 (53,455) 2,383,066
Share of results of associates Profit before income tax Income tax expense/(benefit) Current Deferred Income tax expense - net Consolidated profit before minority interest Minority interest Net income Basic earnings per share (full Rupiah) calculated based on outstanding weighted average number of shares of 4,383,000,000 shares
2u
544 (*)
Laba kotor
8,452,561 2g,2k,2q,2r
Beban usaha Penjualan Umum dan administrasi
Penghasilan/(beban) lainnya Laba atas penjualan investasi Penghasilan sewa Penghasilan bunga Beban pembiayaan Amortisasi goodwill Beban penurunan nilai aktiva tetap Lain-lain - bersih Penghasilan/(beban) lainnya - bersih Bagian laba bersih perusahaan asosiasi Laba sebelum pajak penghasilan Beban/(manfaat) pajak penghasilan - Kini - Tangguhan Beban pajak penghasilan - bersih Laba konsolidasi sebelum hak minoritas Hak minoritas Laba bersih Laba bersih per saham dasar (Rupiah penuh) dihitung berdasarkan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar sebesar 4.383.000.000 saham (*)
2k,2q,2r,17 9,20,23,25
28,198 165,388
805
1,284,872 3,267 1,288,139
The impact of discontinued operations is detailed in Note 3.
Dampak terhadap operasi dalam penghentian disajikan pada Catatan 3. Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
Halaman
2
Page
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2008 DAN 2007 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT DECEMBER 31, 2008 AND 2007 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2008
Catatan/ Notes
2007
ASET Aset lancar Kas dan setara kas Piutang usaha - Pihak ketiga - bersih - Pihak hubungan istimewa Piutang lainnya - Pihak ketiga - Pihak hubungan istimewa Persediaan - bersih Pajak dibayar di muka Uang muka pembelian tembakau Biaya dibayar di muka dan aset lainnya Jumlah aset lancar
ASSETS 499,362 116,591 16,347 405,328 167,096 7,657,848 470,490 1,547,275 156,950
19 20 19 6 21
11,037,287
Aset tidak lancar Aset pajak tangguhan Penyertaan saham Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp1.725.765 pada tahun 2008 (2007: Rp1.455.360) Tanah untuk pengembangan Goodwill - bersih Biaya pensiun dibayar di muka Aset lainnya - bersih
4,329,506 175,689 313,014 181,515
Jumlah aset tidak lancar
5,096,532
JUMLAH ASET
4,2 0 5,2 0
74,435 22,373
16,133,819
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan
10 14
7 3 3 17 10
14
471,464 15,193 8,929,824 408,904 163,491
Current assets Cash and cash equivalents Trade receivab les Third parties - net Related parties Other receivab les Third parties Related parties Inventories - net Prepaid taxes Advance for purchase of tob acco Prepaid expenses and other assets
11,056,457
Total current assets
35,846 21,498
Non-current assets Deferred tax assets Investments in shares
3,522,336 343,543 350,861 159,003 190,998
Fixed assets - net of accumulated depreciation of Rp1,725,765 in 2008 (2007: Rp1,455,360) Land fo r development Goodwill - net Prepaid pension costs Other assets - net
4,624,085
Total non-current assets
15,680,542
TOTAL ASSETS
557,239 504,385 5,957
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
Halaman 1/1
Page
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2008 DAN 2007 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT DECEMBER 31, 2008 AND 2007 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2008
KEWAJIBAN Kewajiban jangka pendek Pinjaman jangka pendek - Pihak ketiga - Pihak hubungan istimewa Hutang usaha - Pihak ketiga - Pihak hubungan istimewa Hutang lainnya - Pihak ketiga - Pihak hubungan istimewa Hutang pajak dan cukai Beban yang masih harus dibayar dan kewajiban estimasian Hutang dividen Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun - Hutang obligasi - Hutang sewa pembiayaan Jumlah kewajiban jangka pendek Kewajiban jangka panjang Kewajiban pajak tangguhan Pinjaman jangka panjang - Hutang obligasi - Hutang sewa pembiayaan Pendapatan ditangguhkan Kewajiban im balan pasca-kerja Jumlah kewajiban jangka panjang HAK MINORITAS EKUITAS Modal saham Modal dasar - 6.300.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp100 (Rupiah penuh) per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 4.383.000.000 saham biasa Tambahan m odal disetor Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Selisih penilaian kembali aset tetap Saldo laba - Dicadangkan - Belum dicadangkan Jumlah ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Catatan/ Notes
2007
8 986,773 149,366 325,294 171,045 99,316 3,455,714 906,111 482,130
19 9,2 0 19 20 19 10 11,2 0 18
260,9 79 866,548 351,998 214,497 217,249 269,057 3,315,373 669,238 -
12 999,625 66,833 7,642,207 27,506 112,699 57,211 243,961 441,377
47,746 6,212,685 10 12
17
2,339
438,300 42,077
13,753 999,125 114,337 59,599 214,889 1,401,703 2,612
13
Accrued expenses and provisions Dividends payable Long-term deb ts maturing in one year Bonds payab le Ob ligations under finance leases Total current liabilities Non-current liabilities Deferred tax liab ilities Long-term deb ts Bonds payab le Ob ligations under finance leases Deferred revenue Post-employment b enefit ob ligations Total non-current liabilities MINORITY INTEREST EQUITY Share capital
Authorised capital - 6,300,000,000 ordinary shares wi th par value of Rp100 (full Rupiah) per share Issued and fully paid 4,383,000,000 438,300 ordinary shares 42,077 Additional paid-in capital
658,094
624,320
(29,721) -
(29,721) 16
90,000 6,849,146 8,047,896
90,000 6,898,550 8,063,542
16,133,819
15,680,542
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan
LIABILITIES Current liabilities Short-term b orrowings Third parties Related party Trade payab les Third parties Related parties Other payab les Third parties Related parties Taxes and excise tax payab les
Cumulative translation adjustments Difference in equity transactions of sub sidiaries Fixed assets revaluation reserve Retained earnings Appropriated Unappropriated Total equity TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
Halaman 1/2
Page
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI UNTUK TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2008 DAN 2007 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham dasar) Catatan/ Notes
2008 Penjualan bersih Beban pokok penjualan Laba kotor Beban usaha Penjualan Umum dan administrasi Jumlah beban usaha Laba operasi (Beban)/penghasilan lainnya Penghasilan bunga Beban pembiayaan Beban kurtailmen dari program pensiun Beban penurunan nilai aset Amortisasi goodwill Lain-lain - bersih Beban lainnya - bersih Bagian (rugi)/laba bersih perusahaan asosiasi Laba sebelum pajak penghasilan Beban/(manfaat) pajak penghasilan - Kini - Tangguhan Beban pajak penghasilan - bersih Laba konsolidasi sebelum hak minoritas Hak minoritas Laba bersih Laba bersih per saham dasar (Rupiah penuh) dihitung berdasarkan jumlah rata -rata tertimbang saham yang beredar sebesar 4.383.000.000 saham
CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2008 AND 2007 (Expressed in millions of Rupiah, except basic earnings per share)
34,680,445 24,695,196 9,985,249
14,19 7,14,19
2007 29,787,725 21,025,772 8,761,953
7,15,17,19 2,955,457 804,559 3,760,016 6,225,233
14
2,458,051 718,922 3,176,973 5,584,980
37,423 (166,846)
19 16
57,725 (180,968)
(145,391) (69,403) (37,847) (45,689) (427,753)
17
(26,379) (19,206) (71,149) (239,977)
(191) 5,797,289
3 3,19 14
70 5,345,073
10 1,925,005 (24,836) 1,900,169
1,722,029 (9,798) 1,712,231
3,897,120 1,840 3,895,280
3,632,842 8,824 3,624,018
Net sales Cost of goods sold Gross profit Operating expenses Selling General and administrative Total operating expenses Operating income Other (expenses)/income Interest income Financing costs Curtailment of pension plan Assets impairment expense Goodwill amortisation Miscellaneous - net Other expenses - net Share of (losses)/results of associates Profit before income tax Income tax expense/(benefit) Current Deferred Income tax expense - net Consolidated profit before minority interest Minority interest Net income
Basic earnings per share (full Rupiah) calculated based on outstanding weighted average number of shares of 827 4,38 3,000,000 shares
889
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements Halaman
2
Page
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2010
Catatan/ Notes
2009
ASET Aset lancar Kas dan setara kas Piutang usaha - Pihak ketiga - bersih - Pihak hubungan istimewa Piutang lainnya - Pihak ketiga - Pihak hubungan istimewa Persediaan - bersih Pajak dibayar di muka Uang muka pembelian tembakau Beban dibayar di muka dan aset lainnya Jumlah aset lancar
ASSETS
224,834
133,259
Current assets Cash and cash equivalents Trade receivab les Third parties - net Related parties Other receivab les Third parties Related parties Inventories - net Prepaid taxes Advance for purchase of tob acco Prepaid expenses and other assets
15,768,558
12,688,643
Total current assets
3,209,559 821,727 34,723
4 5
527,681 447,361 48,658
21
29,243 114,589 9,802 ,455 435,570
21 6
25,325 198,758 9,539,067 472,741
1,095,858
22
1,295,793
Aset tidak lancar Aset pajak tangguhan Investasi pada perusahaan asosiasi Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp2.307.638 pada tahun 2010 (2009: Rp2.099.422) Tanah untuk pengembangan Goodwill - bersih Aset lainnya - bersih
42,537 12,161
12 7
63,226 20,587
4,087,338 175,265 237,320 201,944
8
4,310,194 175,772 275,167 182,858
Non-current assets Deferred tax assets Investments in associates Fixed assets - net of accumulated depreciation of Rp2,307,638 in 2010 (2009: Rp2,099,422) Land for development Goodwill - net Other assets - net
Jumlah aset tidak lancar
4,75 6,565
5,027,804 17,716,447
Total non-current assets TOTAL ASSETS
JUMLAH ASET
9 12
20,52 5,123
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements Halaman 1/1
Page
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes
2010 KEWAJIBAN Kewajiban jangka pendek Pinjaman jangka pendek - Pihak ketiga - Pihak hubungan istimewa Hutang usaha dan lainnya - Pihak ketiga - Pihak hubungan istimewa Hutang pajak Hutang cukai Beban yang masih harus dibayar dan kewajiban estimasian Hutang dividen Hutang sewa pembiayaan yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Jumlah kewajiban jangka pendek Kewajiban jangka panjang Kewajiban pajak tangguhan Hutang sewa pembiayaan jangka panjang Pendapatan tangguhan Kewajiban imbalan pasca-kerja Jumlah kewajiban jangka panjang HAK MINORITAS EKUITAS Modal saham Modal dasar - 6.300.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp100 (Rupiah penuh) per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 4.383.000.000 saham biasa Tambahan modal disetor Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Saldo laba - Dicadangkan - Belum dicadangkan Jumlah ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
2009
10 -
653,164 94,002
21 11
583,686 490,831 1,073,346 3,126,171
21 12 13
681,333 455,507 864,402 2,827,137
474,144 3,988,530
20
455,197 657,450
42,2 34 9,778,942
8
58,838 6,747,030
11,352
12
19,161
44,928 41,807
8
76,340 44,593
432,642 530,72 9
19
363,398 503,492
988
438,300 42,077
4,309
MINORITY INTEREST EQUITY Share capital Authorised capital - 6,300,000,000 ordinary shares with par value of Rp100 (full Rupiah) per share Issued and fully paid 4,383,000,000 438,300 ordinary shares 42,077 Additional paid -in capital Cumulative translation 614,275 adjustments Difference in equity (29,721) transactions of sub sidiaries Retained earnings 90,000 Appropriated 9,306,685 Unappropriated 10,461,616 Total equity TOTAL LIABILITIES AN D 17,716,447 EQUITY
14
629,769 (29,721) 90,000 9,044,039 10,214,464 20,52 5,123
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan
LIABILITIES Current liabilities Short-term b orrowings Third parties Related party Trade and other payab les Third parties Related parties Taxes payab le Excise tax payab le Accrued expenses and provisions Dividends payab le Ob ligations under finance leases - current Total current liabilities Non-current liabilities Deferred tax liab ilities Ob ligations under finance leases - long-term Deferred revenue Post-employment b enefit ob ligations Total non-current liabilities
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements Halaman 1/2
Page
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI UNTUK TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham dasar) 2010 Penjualan bersih
CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, except basic earnings per share) Catatan/ Notes
43,381,658
2009 38,972,186
Net sales
27,7 44,232 11,2 27,954
Cost of goods sold Gross profit Operating expenses Selling General and administrative
15 ,21 Beban pokok penjualan Laba kotor Beban usaha Penjualan Umum dan administrasi Jumlah beban usaha Laba operasi Penghasilan/(beban) lainnya Penghasilan bunga Laba penjualan aset tetap Amortisasi goodwill Beban pembiayaan Lain-lain - bersih Penghasilan/(beban) lainnya - bersih Bagian laba bersih perusahaan asosiasi Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan - Kini - Tangguhan Beban pajak penghasilan - bersih Laba konsolidasi sebelum hak minoritas Hak minoritas Laba bersih Laba bersih per saham dasar (Rupiah penuh) dihitung berdasarkan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar sebesar 4.383.000.000 saham
30,725,665 12,655,993
8,15,16 21
3,145,057 799,802 3,944,859 8,7 11,134
3,139 ,370 824,062 8,17,19,21
3,963,432 7,264 ,522
79,368 17,419 (37,847) (36,762) 12,996
50,327 54,731 (37,847) (166,606) 48,093
35,174
(51,302)
1,921 8,7 48,229 2,312,601 12,880 2,325,481 6,4 22,748 1,319 6,421,429
21 8 9 18,21
Total operating expenses Operating income Other income/(expenses) Interest income Gain on sale of fixed assets Goodwill amortisation Financing costs Miscellaneous - net Other income/ (expenses) - net
246 Share of results of associates 7,213,466 Profit before income tax Income tax expense 2,121,292 Current 2,864 Deferred 2,124,156 Income tax expense - net Consolidated profit before 5,089,310 minority interest 1,971 Minority interest 5,087,339 Net income Basic earnings per share (full Rupiah) calculated based on outstanding weighted average number of shares of 1,161 4,383,000,000 shares
1,4 65
7
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan
12
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEM ENTS OF FINANCIAL POSITION AS AT DECEM BER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2012
Catatan/ Notes
2011*
ASET Aset lancar Kas dan setara kas Piutang usaha - Pihak ketiga - Pihak-pihak berelasi Piutang lainnya - Pihak ketiga - Pihak-pihak berelasi Persediaan Pajak dibayar di muka
Uang muka pembelian tembakau Biaya dibayar dimuka Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual Jum lah aset lancar
ASSETS
783,505
4 5
2,070,123
983,865 92,680
25
823,248 68,165
26,262 269,947 15,669,906 599,090
25 6 15a
50,158 151,335 8,913,348 511,105
2,506,777 160,797
27c 7
2,058,317 176,097
35,484
10
29,564
21,128,313
Current assets Cash and cash equivalents Trade receivables Third parties Related parties Other receivables Third parties Related parties Inventories Prepaid taxes Advance for purchase of tobacco Prepayments Non-current assets held for sale
14,851,460
Total current assets
Aset tidak lancar Investasi pada entitas asosiasi Properti investasi Aset tetap Tanah untuk pengembangan Aset pajak tangguhan Goodwill Aset tidak lancar lainnya
24,7838 141,0059 4,115,07810 144,139 164,86215d 60,423 11,26,27b 468,92430
22,177 3,850,665 173,519 94,237 60,423 277,277
Non-current assets Investment in associate Investment property Fixed assets Land for development Deferred tax assets Goodwill Other non-current assets
Jum lah aset tidak lancar
5,119,214
4,478,298
Total non-current assets
26,247,527
19,329,758
JUMLAH ASET
TOTAL ASSETS
* Restated (see Note 2a and 30)
* Disajikan kembali (lihat Catatan 2a dan 30)
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi. Halam an 1/1
Page
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEM ENTS OF FINANCIAL POSITION AS AT DECEM BER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2012
Catatan/ Notes
2011*
LIABILITAS Liabilitas jangka pendek Pinjaman - Pihak ketiga - Pihak berelasi Utang usaha dan lainnya - Pihak ketiga - Pihak-pihak berelasi Utang pajak - Pajak penghasilan badan - Pajak lain-lain Utang cukai Akrual Kew ajiban imbalan pascakerja - jangka pendek Liabilitas sew a pembiayaan - jangka pendek Jum lah liabilitas jangka pendek
LIABILITIES 12 493,319 1,812,884 1,374,131 1,053,980 476,447 891,849 5,295,906 443,485
-
25 13 25 15b
16 14,30
1,273,856 664,249 580,496 891,253 4,464,140 438,276
30,388
23
25,977
25,588
17
30,161
11,897,977
8,368,408
Total current liabilities
Liabilitas jangka panjang Kew ajiban imbalan pascakerja Liabilitas pajak tangguhan Liabilitas sew a pembiayaan - jangka panjang Pendapatan tangguhan Jum lah liabilitas jangka panjang Jum lah liabilitas
854,970 5,091
23 15d
556,869 5,549
56,037 125,032
17 27a
50,043 46,219
Non-current liabilities Post-employment benefit obligations Deferred tax liabilities Finance lease liabilities - long-term Deferred revenue
1,041,130
658,680
Total non-current liabilities
12,939,107
9,027,088
EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal saham Modal dasar - 6.300.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp100 (Rupiah penuh) per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 4.383.000.000 saham biasa Tambahan modal disetor Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Ekuitas lainnya Saldo laba - Dicadangkan - Belum dicadangkan
Total liabilities EQUITY
438,300 136,937
Equity attributable to the owners of the parent Share capital Authorised capital - 6,300,000,000 ordinary shares with par value of Rp100 (full Rupiah) per share Issued and fully paid 4,383,000,000 438,300ordinary shares 142,958Additional paid-in capital Cumulative translation 616,400adjustments (29,721)Other reserves Retained earnings 90,000Appropriated 9,044,733Unappropriated -
18 19,30
647,317 (29,721) 90,000 12,025,587
Jum lah ekuitas
13,308,420
10,302,670
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
26,247,527
19,329,758
* Disajikan kembali (lihat Catatan 2a dan 30)
Current liabilities Borrowings Third parties Related parties Trade and other payables Third parties Related parties Taxes payable Corporate income tax Other taxes Excise tax payable Accruals Post-employment benefit obligations - current Finance lease liabilities - current
Total equity TOTAL LIABILITIES AND EQUITY * Restated (see Note 2a and 30)
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali laba per saham dasar)
CONSOLIDATED STATEM ENTS OF COM PREHENSIVE INCOM E FOR THE YEARS ENDED DECEM BER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, except basic earnings per share)
2012 Penjualan bersih
Beban pokok penjualan
Catatan/ Notes
2011
66,626,123
20,25b
52,856,708
(48,118,835)
10,20, 21,25
(37,661,205)
Net revenues
Cost of goods sold
Laba kotor
18,507,288
Beban penjualan
(4,183,635)
10,21
(3,562,619)
(973,203) 59,383 (114,523) 120,025 (34,684)
10,21
(1,015,497) 385,362 (203,805) 123,794 (21,673)
Selling expenses General and administrative expenses Other income Other expenses Finance income Finance costs
10,017
Share of results of associate
10,911,082
Profit before income tax
Beban umum dan administrasi Penghasilan lain-lain Beban lain-lain Penghasilan keuangan Biaya keuangan Bagian atas hasil bersih entitas asosiasi
13,383,257
Beban pajak penghasilan
(3,437,961)
Laba tahun berjalan Laba/(rugi) kom prehensif lain Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Kerugian aktuarial atas imbalan pascakerja Beban pajak penghasilan terkait
Rugi komprehensif lain, setelah pajak JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
25 22,25
2,606
Laba sebelum pajak penghasilan
Gross profit
15,195,503
8
15c
9,945,296
(13,369) 23 15
-
(139,875)
(13,369)
9,805,421
8,051,057
Other comprehensive income/(loss) Cumulative translation adjustment Actuarial loss from post-employment benefit Related income tax expense Other comprehensive loss, net of tax
TOTAL COM PREHENSIVE INCOM E FOR THE YEAR
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi. Halam an 2/1
Profit for the year
8,064,426
30,917 (227,713) 56,921
Income tax expense
(2,846,656)
Page
HASIL REGRESI
1. Analisis Return On Assets ( ROA) Tahun ROA
2000 11,02
2001 11,86
2002 4,86
2003 -1,09
2004 4,13
2005 5,87
2006 6,19
2007 6,29
2008 5,36
2009 3,02
2010 4,45
2. Grafik Analisis Return On Assets (ROA) 45 40
35 30 25 ROA
20 15
10 5 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
3. Analisis Deskriptive Statistic Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
ROA
13
10.09
41.72
23.6260
9.60915
Perputaran Piutang
13
40.74
67.99
54.7256
7.63602
Perputaran Persediaan
13
1.98
4.02
2.8391
.67800
Valid N (listwise)
13
2011 5,01
4. Tabel Perkembangan Perputaran Piutang Tahun 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah Max Min Rata-rata
Penjualan
Piutang 126605 241014 217955 324638 194758 324374 523411 399011 996989 705362 720102 1000282 1092906 1372754 8113556 1372754 194758 624119.6923
10029401 14066515 15128664 14675125 17646694 24660038 29545083 29787725 34680445 38972186 43381658 52856708 66626123 392056365 66626123 10029401 30158181.92
Rata-rata Piutang
Perputaran Piutang
183809.5 229484.5 271296.5 259698 259566 423892.5 461211 698000 851175.5 712732 860192 1046594 1232830 7490481.5 1232830 183809.5 576190.8846
54.56 61.20 55.76 56.51 67.98 58.17 64.06 42.67 40.74 54.68 50.43 50.50 54.04 711.43 67.98 40.74 54.72
5. Grafik Pergerakan Perputaran Piutang 80
70 60 50 Perputaran Piutang
40
Perputaran Piutang
30 20 10 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13
6. Tabel Perkembangan Perputaran Persdiaan Tahun 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah Max Min Rata-rata
HPP
Persediaan 2242541 4125651 5294415 5333008 4658728 4883760 6261716 7432208 8929824 7657848 9539067 9802455 8913348 15669906 98501934 15669906 4125651 7577071.846
6932271 9993830 10540856 10152735 11893970 17439228 21092522 21025772 24695196 27744232 30725665 37661205 48118835 278016317 48118835 6932271 21385870.54
Rata-rata Persediaan
Perputaran Persediaan
3184096 4710033 5313711.5 4995868 4771244 5572738 6846962 8181016 8293836 8598457.5 9670761 9357901.5 12291627 91788251.5 12291627 3184096 7060634.731
2.18 2.12 1.98 2.03 2.49 3.13 3.08 2.57 2.98 3.23 3.18 4.02 3.91 36.91 4.02 1.98 2.84
7. Grafik Pergerakan Perputaran Persediaan 4.5 4 3.5 3 2.5 perputaran persediaan
2 1.5 1
0.5 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13
8. Tabel Perkembangan Return On Assets (ROA) Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah Max Min Rata-rata
Laba Bersih 1013897 955413 1671084 1671084 1991852 2383066 3530490 3624018 3895280 5087339 6421429 8064426 9945296 50254674 9945296 955413 3865744.154
Total Aktiva 8524815 9470540 9817074 10197768 11699265 11934600 12659840 15680542 16133819 17716447 20525123 19329758 26247527 189937118 26247527 8524815 14610547.54
ROA 0.11893478 0.100882632 0.170222207 0.163867623 0.170254456 0.199677073 0.278873193 0.231115608 0.241435707 0.287153457 0.312857029 0.417202636 0.378904115 3.071380517 0.417202636 0.100882632 0.23626004
Pertumbuhan ROA 11.89 10.09 17.02 16.39 17.02 19.97 27.89 23.11 24.14 28.71 31.28 41.72 37.89 307.14 41.72 10.09 23.63
9. Grafik Pergerakan Return On Assets (ROA) 45
40 35 30 25
ROA
20
15 10 5 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
10. Grafik Perputaran Piutang Terhadap Return On Assets (ROA) 80 70
60 50 Perputaran Piutang
40
ROA
30 20 10 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13
11. Grafik Perputaran persediaan Terhadap Return On Assets (ROA) 45 40 35 30 25
Perputaran Persediaan 20
ROA
15 10 5 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13
12. Grafik Normal P-Plot of Regresion Standardized Residual
13. Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ROA
PerputaranPiuta PerputaranPers ng
ediaan
13
13
13
Mean
23.6260
54.7256
2.8391
Std. Deviation
9.60915
7.63602
.67800
Absolute
.139
.157
.143
Positive
.139
.100
.143
Negative
-.085
-.157
-.119
Kolmogorov-Smirnov Z
.500
.565
.516
Asymp. Sig. (2-tailed)
.964
.907
.952
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
14. Uji Multikolinieritas Coefficients a Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Beta
Std.
t
Sig.
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Error (Constant) Perputaran 1
Piutang Perputaran Persediaan
-4.439
9.858
-.151
.141
12.805
1.591
a. Dependent Variable: ROA
15. Uji Heteroskedastisitas
-.450
.662
-.120
-1.072
.309
.948
1.055
.904
8.046
.000
.948
1.055
16. Uji AutoKorelasi Model Summaryb Model
1
R
.938
a
R
Adjusted
Std. Error of Change Statistics
Square
R Square
the Estimate
.880
.857
3.63924
Durbin-
R Square F Change
Change
.880
36.831
df1
df2
2
10
b. Dependent Variable: ROA
17. Analisis Regresi Berganda Coefficients a
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
t
Sig.
-.450
.662
B
Std. Error Beta
(Constant)
-4.439
9.858
Perputaran Piutang
-.151
.141
-.120
-1.072
.309
Perputaran Persediaan
12.805
1.591
.904
8.046
.000
a. Dependent Variable: ROA
18. Uji Secara Parsial (Uji t) Coefficients a Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
-4.439
9.858
Perputaran Piutang
-.151
.141 1.591
Perputaran Persediaan 12.805 a. Dependent Variable: ROA
F Watson
Change
a. Predictors: (Constant), Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang
Model
Sig.
t
Sig.
-.450
.662
-.120
-1.072
.309
.904
8.046
.000
.000
1.919
19. Gambar 4.5.2 Hasil Uji t Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Return On Assets (ROA)
t tabel (2,2281)
t hitung (-1,072 )
t tabel (2,2281)
20. Gambar 4.5.2 Hasil Uji t Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Return On Assets (ROA)
t tabel (2,2281)
t hitung (8,046 )
t tabel (2,2281)
21. Uji secara Simultan (Uji F) ANOVAa Model
1
Sum of Squares df
Mean Square
F
Sig.
Regression
975.588
2
487.794
36.831
.000 b
Residual
132.441
10
13.244
Total
1108.029
12
a. Dependent Variable: ROA c.
Predictors: (Constant), PerputaranPersediaan, PerputaranPiutang
22. Gambar 4.5.3 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 ( Uji F )
F hitung (36,831)
F tabel (2,97)
23. Koefisien Determinan (R 2 ) Model Summaryb Model
1
R
.938
R Square
a
.880
Adjusted
R Std. Error of the Durbin-Watson
Square
Estimate
.857
3.63924
1.919
a. Predictors: (Constant), Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang b. Dependent Variable: ROA
24. Korelasi Perputaran Piutang TerhadapTingkat Return On Assets (ROA) Correlations
Pearson Correlation Perputaran Piutang
ROA
Perputaran Piutang
ROA
1
-.326
Sig. (2-tailed)
.276
N
13
13
Pearson Correlation
-.326
1
Sig. (2-tailed)
.276
N
13
13
25. Korelasi Perputaran Persediaan Terhadap Return On Assets (ROA)
Correlations Perputaran
ROA
Persediaan Pearson Correlation Perputaran Persediaan
Sig. (2-tailed)
.000
N
ROA
.931**
1
13
Pearson Correlation
.931
Sig. (2-tailed)
.000
N
13
13 **
1
13
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
26. Korelasi Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Return On Assets (ROA) Correlations
Pearson Correlation Perputaran Piutang
Perputaran Persediaan
ROA
Perputaran
Perputaran
Piutang
Persediaan
1
-.228
-.326
.454
.276
Sig. (2-tailed)
ROA
N
13
13
13
Pearson Correlation
-.228
1
.931 **
Sig. (2-tailed)
.454
N
13
.000 13
Pearson Correlation
-.326
.931
Sig. (2-tailed)
.276
.000
N
13
13
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
13 **
1
13