JURNAL AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JABK), Volume 2, Issue 1, JUNI 2015 ISSN 2355-9047
1
ANALISIS STRUKTUR MODAL DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP PROFITABILITAS STUDY KASUS PADA PT TIMAH (PERSERO) TBK PERIODE 2009- 2013 FITRIA ASMARA FERY PANJAITAN DEVINA CLEARESTA HARTIWI Acounting Program STIE-IBEK Bangka Belitung Pangkal Pinang,Indonesia
[email protected] Abstract- This analysis aims to determine the financial performance as measured by the ratio of capital structure on profitability and determine the financial performance as measured by the ratio of assets structure on profitability at PT Timah ( Persero ) Tbk , on fiscal year of 2009 through 201. The data is processed to measure the financial performance is the financial statement elements; income statement and balance sheet. Data processing method using the liquidity ratio analysis covering the current ratio ( current ratio ) , the quick ratio ( Quick Ratio ) , and cash ratio ( Cash Ratio ) , as well as profitability ratio analysis covering the Net Profit Margin ( NPM ) , Return On Investment ( ROI ) and Return on Equity ( ROE ), leverange ratio measured by Debt To Equity Ratio and Debt to Total Assets Ratio. Data were analyzed using quantitative descriptive analysis method by using ratio analysis in order to measure the financial perfomence . Based on the results of the financial performance of PT Timah ( Persero ) Tbk, which is measured by the ratio of capital structure on profitability is maximal when viewed from the Debt and Debt To Equity Ratio Total assetnya , it can be concluded that the company's financial performance in the year ineffective on managing their current assets this condition also has an impact toward on the performance based on the liquidity ratio , while on company profitability ratio has not been efficient and effective in managing thei on resources . In 2012 PT Timah ( Persero ) Tbk , the most significant increase from 2010 , 2011, and 2013 liquidity ratios well above the current ratio , quick ratio , cash ratio , seen from the financial performance has been satisfactory , the profitability of the company is in a good position for the year 2010, compared with other years . Keywords—Financial Statements analysis, Income Statement Balance Sheet , Capital Structure , Asset Structure and Profitability
I.PENDAHULUAN Perkembangan teknologi dan globalisasi yang begitu pesat pada saat ini menimbulkan persaingan dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi penting yang ada dalam perusahaan secara efektif dan efisien sehingga perusahaan dapat lebih unggul dalam persaingan. Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan bagi pemiliknya atau pemegang saham dan juga dapat meningkatkan nilai
perusahaan (Husnan dan Pudjiastuti, 2012:3:6). Untuk mengetahui kinerja perusahaan, investor harus selalu senantiasa berusaha untuk dapat menganalisa kemampuan keuangan perusahaan, untuk itu investor dapat memanfaatkan informasi yang tertera dalam laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan sumber dari segala aktivitas keuangan yang dilakukan perusahaan selama periode tertentu, laporan keuangan sering dijadikan sebagai alat dalam melakukann analisis keuangan. Analisis laporan keuangan dapat digunakan untuk membantu mengantisipasi kondisi masa depan dan yang lebih penting sebagai titik awal terhadap perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi peristiwa di masa depan. Dari data laporan keuangan maka dapat dievaluasi kinerja keuangan berdasarkan metode yang diinginkan. Pada masalah yang akan diteliti disajikan data perkembangan laba bersih yang diambil dari laporan keuangan dari PT. Timah (Persero ) Tbk periode Tahun 2009 – 2013 dapat dilihat di tabel berikut ini :
Dari data tabel 1 terlihat bahwa laba bersih PT. Timah (Persero) Tbk dari tahun 2009 – 2013 mengalami kenaikan dan penurunan. Laba bersih yang mengalami kenaikan hanya tahun 2010 sebanyak 202 % dan tahun 2013 sebanyak 19,3 % sedangkan untuk tahun 2011 dan 2012 mengalami penurunan sebesar 5,3 % dan 51,8 % . Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mencoba untuk melihat bagaimana kinerja keuangan PT Timah (Persero) Tbk ditinjau dari struktur modal dan struktur aktiva terhadap profitabilitas yang dihasilkan oleh PT Timah (Persero) Tbk , dengan judul skripsi ” Analisis Struktur Modal dan Struktur Aktiva terhadap Profitabilitas study
e-library.stie-ibek.ac.id © 2015, AkuntansiBisnis&Keuangan
kasus pada PT Timah (Persero) Tbk Periode 2009 - 2013.” Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya dapat di identifikasikan masalah dalam penelitian yaitu : 1. Diduga kinerja keuangan yang diukur dengan struktur modal terhadap profitabilitas pada PT Timah ( Persero ) Tbk belum maksimal. 2.Diduga kinerja keuangan yang diukur dengan struktur aktiva terhadap profitabilitas pada PT Timah ( Persero ) Tbk belum maksimal.
melakukan brenchmarking dengan membandingkan laporan tahunan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, atau dengan rata-rata industri, atau bahkan lebih luas lagi dengan faktor-faktor ekonomi”. 7. Pengertian Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri, Bambang Riyanto (2008:282). Sedangkan menurut Dermawan (2007:125),
II.LANDASAN TEORI 1. Pengertian Akuntansi Menurut Sugiarto (2009) pengertian akuntansi adalah proses pencatatan, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi agar dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijaksanaan. 2. Pencatatan Akuntansi Pencatatan transaksi akan diawali dengan buku jurnal sebagai buku jurnal sebagai buku catatan pertama (book of original entry) yang dilanjutkan dengan pencatatan (pembukuan) kedalam buku besar (general ledger) dan pembuatan daftar atau neraca saldo (trial balance) sebagai dasar atau pedoman dalam penyusunan laporan keuangan. Transaksi perusahan dicatat berdasarkan bukti pembukuan sehingga ada kemungkinan terdapat transaksi yang sudah terjadi tetapi belum dicatat karena belum ada atau dibuatkan buktinya. Akibatnya dapat terjadi adanya akun/perkiraan/rekening yang belum menggambarkan keadaan yang senyatanya dan perlu dimuktahirkan dengan cara membuat jurnal penyesuaian, menurut Sugiarto(2009:24) 3. Proses Akuntansi Proses akuntansi proses pengolahan data sejak terjadinya transaksi kemudian transaksi ini memiliki bukti yang sah sebagai dasar terjadinya transaksi berrdasarkan data atau bukti ini maka di input ke proses pengolahan data sehingga menghasilkan output berupa informasi laporan keuangan, menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:18). 4. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Dermawan Sjahrial (2007:27) “tujuan laporan keuangan menyediakan posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Untuk mengetahui posisi keuangan dan kondisi perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan. Adapun bentuk dan jenis laporan keuangan sebagai berikut : 1. Neraca 2. Laporan Laba Rugi 3. Laporan perubahan posisi keuangan 5. Pengertian Kinerja Keuangan “Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar” (Irham Fahmi, 2012:239). 6. Analisis Laporan Keuangan Menurut Budi Rahardjo (2009:155) “kita bisa
Adapun bentuk rasio yang dipergunakan dalam struktur modal ini George Foster dalam buku Irfan Fahmi (2012:182) ada beberapa rasio yang representatif yaitu : Di sisi lain Smith, Skousen ,Stice dan Stice dalam buku Irfan Fahmi (2012) menjelaskan tentang bentuk struktur modal yaitu : a. Debt To Equity Ratio (DER) Menurut Irham Fahmi (2012:128) mendefinisikan sebagai ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Formulasi dari Struktur modal (DER) adalah sebagai berikut:
b. Number Of Times Interest is Earned Rumus yang digunakan :
c. Book Value Pershare Rumus yang digunakan :
8. Struktur Aktiva Menurut Riyanto (2008:22)” struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam artian relatif antar aktiva lancar dan aktiva tetap”. 9. Profitabilitas “Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu “, Riyanto (2008:35). 10. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Dermawan Sjahrial (2007:37) “analisa rasio adalah metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan”. 1. Rasio keuangan dapat disajikan dalam dua cara, yaitu membuat perbandingan keadaan pada saat yang berbeda
JURNAL AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JABK), Volume 2, Issue 1, JUNI 2015 ISSN 2355-9047
dan untuk membuat perbandingan keadaan keuangan dengan perusahaan lain. Dalam praktiknya, analisis sangat menguntungkan bagi perusahaan. Analisis rasio keuangan suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi : Rasio neraca, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca. 2. Rasio laporan laba rugi adalah membandingkan angkaangka yang bersumber dari laporan laba rugi. 3. Rasio antar laporan, yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber (data campuran), baik yang ada pada neraca maupun di laporan laba rugi. 11.Jenis-Jenis Rasio Keuangan 1. Rasio Likuiditas (Likuidity Ratio) Rasio Likuiditas menurut Arief Sugiono dan Edy Untung (2008 : 63) mempunyai manfaat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendeknya, menilai taksiran sisa uang yang ada pada akhir periode tertentu.Ada empat dalam pengukuran tingkat likuiditas secara menyeluruh yaitu : a. Current Ratio b. Quick Ratio c. Cash Ratio 2. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Rasio profitabilitas menggunakan data finansial berupa laporan laba rugi. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio – rasio keuangan yaitu : a. Fahmi (2012 : 68) “ Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)yaitu dengan membagi laba setelah pajak dengan total pendapatan”. b. Return On Investment, yaitu laba sebelum pajak dibagi total aktiva.. Menurut Arief Sugiono dan Eddy Untung (2008 :72) c. Return On Equity, yaitu laba setelah pajak dibagi modal sendiri..
3
Menurut Ridwan (2010:97) ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian yaitu data primer yang dihimpun langsung oleh peneliti dan data sekunder yang di himpun oleh pihak kedua. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari keterangan dari pihak terkait berupa laporan konsolidasi perusahaan yaitu neraca, laporan laba rugi, dan laporan tahunan perusahaan selama periode 2009-2013 3. Operasional Variabel Penelitan Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2009:69) “definisi operasional adalah penentuan construct, sehingga menjadi variabel yang dapat diukur”. Definisi operasional menjelaskan cara-cara tertentu yang digunakan dalam mengoperasionalkan construct, sehingga memungkinkan dalam melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran yang lebih baik. Dalam definisi operasional variabel berisi informasi tentang variabel penelitian yang meliputi indikator dan skala pengukuran. Secara garis besar definisi operasional variabel digambarkan pada tabel 3.1 sebagai berikut:
3. Rasio Leverage Menurut Irfan Fahmi (2012) adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang.. Rasio Leverage secara umum ada delapan yaitu debt to total assets, debt to equity ratio, times interest earned, cash flow coverage, long term debt to total capitalization, fixed Earrge coverage cash flow adequancy.
III.METODOLOGI PENELITIAN Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari keterangan dari pihak terkait berupa laporan konsolidasi perusahaan yaitu neraca, laporan laba rugi, dan laporan tahunan perusahaan selama periode 2009 – 2013. Untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini, maka analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan sejak bulan Oktober sampai dengan selesai. Penelitian ini dilakukan di PT. Timah (Persero) Tbk, yang beralamat di Pangkalpinang Jl. Jendral Sudirman Nomor 51, dipilih karena PT Timah Persero (Tbk) merupakan salah satu BUMN yang bergerak di pertambangan timah, batu bara, dengan selesai. 2. Metode pengumpulan Data
4. Metode Analisis Data Untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini, maka analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif untuk menganalisis data dengan cara menganalisa, mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dianalisa. Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2009:201) “analisis deskriptif bermaksud menjelaskan distribusi data dari satu variabel yang diteliti sehingga peneliti dapat menggunakan statistik deskriptif”. Adapun metode yang digunakan dalam analisis rasio keuangan sebagai berikut : 1 . Rasio Leverage adalah mengukur seberapa besar
e-library.stie-ibek.ac.id © 2015, AkuntansiBisnis&Keuangan
perusahaan dibiayai dengan utang. Adapun rumus yang digunakan adalah : a. Debt To Total Asset atau Debt Ratio, dimana rasio ini ini disebut juga sebagai rasio yang melihat perbandingan utang perusahaan yang diperoleh dari perbandingan total hutang dibagi dengan total aset. Rasio ini dirumuskan : 3. Rasio Profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan labayang berhubungan dengan penjualan, asset, maupun laba rugi. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut : b. Debt To Equity Ratio,merupakan sebagai ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuanga untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor Rasio ini dirumuskan :
2. Rasio Likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Rasio Lancar (Current Ratio) merupakan ukuran yang berharga untuk mengukur kesanggupan suatu perusahaan untuk memenuhi current obligation nya. Tingkat Current Ratio dapat ditentukan dengan jalan membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Adapun rumusnya sebagai berikut :
b. Rasio Cepat (Quick Ratio) perbandingan antara (aktiva lancar dikurangi persediaan) dengan hutang lancar. Ratio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat direalisir dengan uang kas. Adapun rumusnya sebagai berikut :
c. Dalam hal ini, Rasio Kas (Cash Ratio) likuiditasnya diperhitungkan dengan . membandingkan alat-alat likuid yang paling likuid yaitu uang kas dengan hutang-hutang jangka pendeknya, sehingga cash ratio ini dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut :
a.
N e t P r o f i t M a r g i n , Rasio ini menggambarkan upaya untuk menekankan biaya sekecil mungkin guna mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya, dengan membagi EAT (laba setelah pajak) dengan total pendapatan. Rumusnya sebagai berikut :
b.
Return On Investment juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rumusnya sebagai berikut :
c. Return On Equity ini sering disebut dengan rate of return on Net Worth yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Rumusnya sebagai berikut :
IV.PEMBAHASAN 1. Analisis Rasio Leverage Rasio leverage digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang. Analisis dalam rasio leverage ini menggunakan Debt to Total Asset atau debt ratio dan –pos laporan seperti total hutang, total asset dan total modal sendiri pada laporan keuangan PT Timah (Persero) Tbk periode 2009 – 2013. a. Debt To Equity Ratio (DER) Rasio ini menunjukkan perbandingan hutang dan
JURNAL AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JABK), Volume 2, Issue 1, JUNI 2015 ISSN 2355-9047
modal dari tahun 2009 – 2013. Hasil dari rasio lancar ini dinyatakan dalam persentase, yang kemudian diharapkan ditemukan penyebabnya dari perubahan Deb to Equty Ratio,apakah ada pengaruh positif atau negatif terhadap rentabilitas modal sendiri dari perusahaan PT Timah (Persero) Tbk. Perhitungan dari Debt to Equity Ratio adalah sebagai berikut :
5
b. Debt total asset Rasio yang menunjukkan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar risiko yang dihadapi oleh perusahaan, dan penyandang dana akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Untuk menghitung debt to assets ra tio dapat dihitung dengan cara:
Sumber : data sekunder diolah sendiri Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3 maka dapat dianalisia bahwa pada tahun 2009 perhitungan debt to eqiuty ratio PT. Timah (Persero) Tbk adalah : 1. Pada tahun 2009, debt to equity rationya sebesar 41,55 %, artinya setiap Rp1,- total hutang akan dijamin dengan Rp 0,415 modal sendiri. 2. Pada tahun 2010, debt to equity rationya menurun sebesar 2,22 % yaitu dengan nilai 39,33 %, artinya setiap Rp1,- total hutang akan dijamin dengan Rp 0,393 modal sendiri. 3. Pada tahun 2011, debt to equity rationya lebih meningkat 1,34 % dari tahun 2009 yaitu 42,89 %, artinya setiap Rp1,- total hutang akan dijamin dengan Rp 0,428 modal sediri. 4. Pada tahun 2012, debt to equity rationya mengalami penurunan dari tahun 2011 sebesar 8,4 % yaitu dengan nilai 34,49 %, artinya setiap Rp1,- total hutang akan dijamin dengan Rp 0,344 modal sendiri. 5. Pada tahun 2013, debt to equity rationya mengalami peningkatan 26,66% sehingga DER pada tahun 2013 61,14 %, artinya setiap Rp1,- total hutang akan dijamin peningkatan 26,66%dengan Rp 0,611 modal sendiri.
Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas dapat dijelaskan: 1. Pada tahun 2009, debt ratio sebesar 29,35 % artinya setiap Rp1,- aktiva dibiayai oleh hutang sebesar Rp 0,2935. 2. Pada tahun 2010, debt ratio sebesar 28,35 % artinya setiap Rp1,- aktiva dibiayai oleh hutang sebesar Rp 0,2835. 3. Pada tahun 2011, debt ratio sebesar 30,01 % artinya setiap Rp1,- aktiva dibiayai oleh hutang sebesar Rp 0,3001. 4. Pada tahun 2012, debt ratio sebesar 25,64 % artinya setiap Rp1,- aktiva dibiayai oleh hutang sebesar Rp 0,2563. 5. Pada tahun 2013, debt ratio sebesar 37,94 % artinya setiap Rp1,- aktiva dibiayai oleh hutang sebesar Rp 0,3794.
2. Analisis Rasio Likuiditas Rasio ini merupakan kemampuan suatu perusahaan
e-library.stie-ibek.ac.id © 2015, AkuntansiBisnis&Keuangan
dalam melunasi sejumlah utang jangka pendek, umumnya kurang dari satu tahun. Tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan kemampuan melunasi utang jangka pendek semakin tinggi pula. Penulis melakukan analisis berupa rasio lancar,rasio cepat dan rasio kas. Sedangkan tahun yang digunakan adalah tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar ini digunakan untuk membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar, mulai dari tahun 2009 sampai dengan 2013. Perhitungan rasio lancar (current ratio) adalah sebagai berikut : untu
Sumber : data sekunder diolah sendiri
Sumber : data sekunder diolah sendiri Rasio Lancar (Current Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan tingkat keamanan perusahaan untuk membayar hutang – hutang jangka pendek. Berdasarkan anailisis Rasio Lancar (Current Ratio) pada PT. Timah Persero (Tbk) diketahui pada tahun 2009 adalah 287,67 % pada tahun 2010 adalah, 323,67 % pada tahun 2011 adalah 322,42 %, pada tahun 2012 adalah 400,25 % dan pada tahun 2013 adalah 219,74 %. 2. Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio ini menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa digunakan untuk melunasi hutang lancar. Untuk menghitung rasio cepat (quick ratio) dapat dihitung dengan cara :
Berdasarkan Rasio Cepat (Quick Ratio) pada PT. Timah (Persero) Tbk pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 adalah : 1. Tahun 2009 sebesar 114,58 % yang diperoleh dengan perbandingan Quick Assets sebesar Rp 1.263.940,dengan hutang lancar sebesar Rp 1.103.074,-. Hal ini berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin oleh Quick Assets sebesar Rp 1,14. 2. Tahun 2010 sebesar 187,66 % yang diperoleh dengan perbandingan Quick Assets sebesar Rp 2.306.183,dengan hutang lancar sebesar Rp 1.269.482,-. Hal ini berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin oleh Quick Assets sebesar Rp 1,87. 3. Tahun 2011 sebesar 150,30 % yang diperoleh dengan perbandingan Quick Assets sebesar Rp 2.137.328,dengan hutang lancar sebesar Rp 1.421.976,-. Hal ini berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin oleh Quick Assets sebesar Rp 1,50. 4. Tahun 2012 sebesar 236,73 % yang diperoleh dengan perbandingan Quick Assets sebesar Rp 2.341.588,dengan hutang lancar sebesar Rp 989.119,-. Hal ini berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin oleh Quick Assets sebesar Rp 2,36. 5. Tahun 2013 sebesar 118,84 % yang diperoleh dengan perbandingan Quick Assets sebesar Rp 2.899.408,dengan hutang lancar sebesar Rp 2.439.590,-. Hal ini berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin oleh Quick
JURNAL AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JABK), Volume 2, Issue 1, JUNI 2015 ISSN 2355-9047
Assets sebesar Rp 1,18. 2. Cash Rasio (Cash Ratio) Rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar Untuk menghitung rasio kas (cash ratio) dapat dihitung dengan cara:
7
% yang diperoleh dengan perbandingan antara kas ditambah bank sebesar Rp 613.698. 000.000,- dengan hutang lancar sebesar Rp 2.439.590.000.000,-. Hal ini berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dapat dijamin oleh Cash assets sebesar Rp 0,25. 2. Analisis Rasio Profitabilitas Dengan menganalisis rasio profitabilitas PT Timah (Persero) Tbk bertujuan menunjukkan kinerja keuangan untuk memperoleh laba atau laba bersih atas penjualan, biaya operasi dan laba operasi perusahaan. Rasio menunjukkan kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi. 1. Net Profit Margin (NPM) Margin laba bersih adalah rasio yang membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total penjualan. Untuk menghitung net profit margin dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
Sumber : data sekunder diolah sendiri Dari hasil analisis diatas dapat dilihat Cash Ratio perusahaan antara tahun 2009 sampai dengan 2013, seperti uraian berikut ini : 1. Pada tahun 2009 Cash Ratio perusahaan sebesar 45, 50 % yang diperoleh dengan perbandingan antara kas ditambah bank sebesar Rp 501.949.000.000,- dengan hutang lancar sebesar Rp 1.103.074.000.000,-. Hal ini berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dapat dijamin oleh Cash assets sebesar Rp 0,45. 2. Pada tahun 2010 Cash Ratio perusahaan sebesar 66,50 % yang diperoleh dengan perbandingan antara kas ditambah bank sebesar Rp 844.218.000.000,- dengan hutang lancar sebesar Rp 1.269.482.000.000,-. Hal ini berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dapat dijamin oleh Cash assets sebesar Rp 0,66. 3. Pada tahun 2011 Cash Ratio perusahaan sebesar 46,38 % yang diperoleh dengan perbandingan antara kas ditambah bank sebesar Rp 659.584. 000.000,- dengan hutang lancar sebesar Rp 1.421.976.000.000,-. Hal ini berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dapat dijamin oleh Cash assets sebesar Rp 0,46. 4. Pada tahun 2012 Cash Ratio perusahaan sebesar 67,77 % yang diperoleh dengan perbandingan antara kas ditambah bank sebesar Rp 670.411. 000.000,- dengan hutang lancar sebesar Rp 989.119.000.000,-. Hal ini berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dapat dijamin oleh Cash assets sebesar Rp 0,67 5. Pada tahun 2013 Cash Ratio perusahaan sebesar 25,15
Sumber : data sekunder diolah sendiri Berdasarkan Laba Bersih (net profit margin ratio) pada PT. Timah Persero (Tbk) pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan pada tahun 2009 sebesar 4,1%, pada tahun 2010 sebesar 11,4%, pada tahun 2011 sebesar 11%, pada tahun 2012 sebesar 5,9%, pada tahun 2013 sebesar 9,4%. Hal ini berarti : 1. Pada tahun 2009 Net Profit Margin sebesar 4,1%. Ini berarti bahwa setiap Rp „1,- pendapatan akan menghasilkan keuntungan netto Rp 0,041. 2. Pada tahun 2010 Net Profit Margin sebesar 11,4 %. Ini berarti bahwa setiap Rp 1,- pendapatan akan menghasilkan keuntungan netto Rp 0,114. 3. Pada tahun 2011 Net Profit Margin sebesar 11 %. Ini berarti bahwa setiap Rp 1,- pendapatan akan menghasilkan keuntungan netto Rp 0,11.
e-library.stie-ibek.ac.id © 2015, AkuntansiBisnis&Keuangan
4. Pada tahun 2012 Net Profit Margin sebesar 5,9 %. Ini berarti bahwa setiap Rp 1,- pendapatan akan menghasilkan keuntungan netto Rp 0,059. 5. Pada tahun 2013 Net Profit Margin sebesar 9,4 %. Ini berarti bahwa setiap Rp 1,- pendapatan akan menghasilkan keuntungan netto Rp 0,094.
2. Return on Investment (ROI) ROI sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rumusnya sebagai berikut :
perusahaan mampu mengelola aset Rp 1,- untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,069. Semakin tinggi ROI, berarti PT Timah (Persero) Tbk mampu mendayagunakan asset dengan baik untuk memperoleh keuntungan. 3. Return on Equity (ROE) Rasio ini memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola modalnya secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri. Untuk menghitung return on equity dapat dihitung dengan cara :
Sumber : data sekunder diolah sendiri Berdasarkan Return On Investment pada PT . Timah (Persero) Tbk pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan pada tahun 2009 sebesar 6,5%, tahun 2010 sebesar 16,1%, tahun 2011 sebesar 13,6%, tahun 2012 sebesar 7,1%, tahun 2013 sebesar 6,9 %. Hal ini menjelaskan bahwa : 1. Pada tahun 2009 mempunyai rasio 6,5 % artinya perusahaan mampu mengelola aset Rp 1,- untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,065. 2. Pada tahun 2010 megalami kenaikan sebesar 9,6 % yaitu dengan rasio 16,1 % artinya perusahaan mampu mengelola aset Rp 1,- untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,161. 3. Pada tahun 2011 mempunyai rasio 13,6 % artinya perusahaan mampu mengelola aset Rp 1,- untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,136. 4. Pada tahun 2012 mempunyai rasio 7,1 % artinya perusahaan mampu mengelola aset Rp 1,- untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,071. 5. Pada tahun 2013 mempunyai rasio 6,9 % artinya
Sumber : data sekunder diolah sendiri Berdasarkan Rasio modal sendiri (Return On Equity) pada PT. Timah (Persero) Tbk pada tahun 2009 sebesar 9,1 %, 2010 sebesar 22,5%, tahun 2011 sebesar 19,5%, tahun 2012 sebesar 9,5 %, tahun 2013 sebesar 11,2%. Hal ini menjelaskan : 1. Pada tahun 2009 perusahaan mempunyai rasio sebesar 9,1 %, artinya perusahaan mampu mengelola modal sendiri Rp1,- untuk menghasilkan keuangan sebear Rp 0,091. 2. Pada tahun 2010 perusahaan mengalami kenaikan sebesar 13,4 % dari tahun 2009 yaitu mempunyai rasio sebesar 22,5 %, artinya perusahaan mampu mengelola modal sendiri Rp1,- untuk menghasilkan keuangan sebear Rp 0,225. 3. Pada tahun 2011 perusahaan mengalami penurunan sebesar 3 % dari tahun 2010 yaitu mempunyai rasio sebesar 19,5 %, artinya perusahaan mampu mengelola modal sendiri Rp1,- untuk menghasilkan keuangan sebear Rp 0,195. 4. Pada tahun 2012 perusahaan mengalami penurunan lagi
JURNAL AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JABK), Volume 2, Issue 1, JUNI 2015 ISSN 2355-9047
sebesar 0,5 % dari tahun yaitu 2011 mempunyai rasio sebesar 9,5 %, artinya perusahaan mampu mengelola modal sendiri Rp1,- untuk menghasilkan keuangan sebesar Rp 0,095. 5. Pada tahun 2013 perusahaan mengalami kenaikan sebanyak 1,7 % yaitu dengan nilai rasio sebesar 11,2 %, artinya perusahaan mampu mengelola modal sendiri Rp1,- untuk menghasilkan keuangan sebear Rp 0,112. Semakin tinggi rasio ROE semakin baik, artinya posisi pemilik PT. Timah (Persero) Tbk semakin kuat, demikian pula sebaliknya. 3. Analisis dan Interpretasie Setelah melakukan perhitungan struktur modal yaitu Debt Equity Ratio, Debt to total Asset , struktur aktiva yaitu dengan Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio serta profitabilitas dengan Net Profit Margin, ROI (Return On Investmen dan ROE (Return On Equity) selanjutnya peneliti membuat gambar grafik perubahan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, keselururuhan rasio tersebut agar mudah untuk melihat kinerja keuangan PT Timah (Persero) Tbk, serta melihat apakah struktur modal dan struktur aktiva berpengaruh terhadap profitabilitas nya.
Dari perhitungan yang telah dijabarkan sebelumnya serta mengacu pada gamabr grafik 1 maka dapat disebutkan bahwa profitabilitas PT Timah (Persero) Tbk yang dianalisis dengan menggunakan rasio Net Profit Margin, ROI dan ROE yang paling tinggi adalah pada tahun 2010, dengan nilai NPM sebesar 11,4%, ROI dengan nilai 16,1 % dan ROE degan nilai 22,5 %. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2010 total pendapatan yang dibukukan pada PT Timah (Persero)Tbk sebesar Rp 8.839.224.000.000 atau naik 7,3 % dari pendapatan tahun 2009 yaitu sebesar Rp 7.709.856.000.000. Laba meningkat di tahun 2010 ini disebabkan juga karena membaiknya kondisi
9
perekonomian global pasca krisis tahun 2007-2008 sehingga dampaknya dengan PT Timah (Persero)Tbk adalah meningkatnya pendapatan. 1. Kinerja keuangan PT Timah (Persero) Tbk yang diukur dengan menganalisis struktur modal terhadap profitabilitas a. Debt Equity Ratio ( DER) Dari gambar grafik 1 dapat dilihat bahwa profitabilitas tertinggi ada pada tahun 2010 dengan nilai NPM 11,4%, ROI 16,1 % dan ROE 22,5 %, sedangkan untuk struktur modal yang tertinggi ada pada tahun 2013 dengan nilai Debt To Equity Ratio (DER) 61,14 %. Kenaikan DER pada tahun 2013 ini disebabkan naiknya hutang bank jangka pendek PT Timah hal ini disebabkan penambahan hutang perusahaan kepada pihak ketiga yaitu Bank oF Tokyo – Mitsubshi UF sebesar Rp 1.3555 miliar dan utang pajak PT Timah naik Rp 133 miliar lebih dari lima kali lipat dari tahun 2012, hal ini disebabkan oleh adanya pajak penghasilan badan yang harus dibayar ditahun 2013 senilai Rp 115 milyar dibandingkan Rp 22 juta pada tahun 2012. Sedangkan untuk modal sendiri pada tahun 2013 disebabkan meningkatnya saldo laba yang dicadangkan dari Rp 3.740 miliar ditahun 2012 menjadi Rp 3.3956 miliar di tahun 2013, naiknya saldo yang belum dicadangkan dari dari Rp 431,5 milyar ke Rp 515 milyar di tahun 2013, naiknya pendapatan komprehensif lainnya dari Rp 13,3 milyar ke Rp 48,2 milyar pada tahun 2013. b. Debt To Total Asset Dari gambar grafik 1 dapat dilihat bahwa profitabilitas tertinggi ada pada tahun 2010 dengan nilai NPM 11,4%, ROI 16,1 % dan ROE 22,5 %, sedangkan untuk rasio struktur modal yang tertinggi ada pada tahun 2013 dan nilai Debt To Total Asset 37,94 %. Kenaikan aset di tahun 2013 ini di kontribusikan oleh naiknya aset lancar sebesar Rp 1.4 triliun atau 35 % dari tahun 2012 dan naiknya aset tidak lancar sebesar Rp 352 miliar atau 16 %. Naiknya aset lancar pada tahun 2013 ini disebabkan jumlah piutang usaha mendekati Rp 1,1 triliun, meningkatnya persedian bersih dari Rp 1, 6 triliun ke Rp 2,4 triliun pada tahun 2013, kenaikan ini sepenuhnya dikontribusikan oleh 87 % persediaan logam timah. Dalam hal ini tidak ada pengaruh antara struktur modal d a n profitabilitas, karena hutang meningkat sebagai suatu prosentase modal dan aktiva tetap meningkat dalam kapasitasnya sebagai bagian dari modal para pemegang saham, dan diartikan bahwa para pemegang saham tidak likuid dan lebih banyak terkait dalam bentuk aktiva tetap. 2. Kinerja Keuangan PT Timah (Persero) Tbk yang diukur dengan menganalisis struktur aktiva terhadap profitabilitas. a. Current Ratio Dari gambar grafik 1 dapat dilihat bahwa profitabilitas tertinggi ada pada tahun 2010 dengan nilai NPM 11,4%, ROI 16,1 % dan ROE 22,5 %, namun untuk rasio struktur aktiva yang diukur dengan Curent Rasio tertinggi adalah 400, 25 % pada tahun 2012 lebih menurun 180,51% dibanding dengan tahun 2013 dengan nilai 219,74 %. Current ratio yang tinggi tersebut memang baik dari sudut
e-library.stie-ibek.ac.id © 2015, AkuntansiBisnis&Keuangan
pandangan kreditur, tetapi dari sudut pandangan pemegang saham kurang menguntungkan karena aktiva lancar tidak didayagunakan dengan efektif. Sebaliknya current ratio yang rendah ditahun 2013 ini relatif lebih riskan, tetapi menunjukkan bahwa manajemen telah mengoperasikan aktiva lancar secara efektif. b. Quick Ratio Dari gambar grafik 1 dapat dilihat bahwa profitabilitas tertinggi ada pada tahun 2010 dengan nilai NPM 11,4%, ROI 16,1 % dan ROE 22,5 %, namun untuk analis struktur aktiva yang diukur quick ratio yang tertinggi dengan nilai 236,73% pada tahun 2012 dan menurun 117,89 % dibanding dengan tahun 2013 dengan nilai 118,84%. Menurut teori dalam hal ini quick ratio kurang dari 1:1 atau 100 % dianggap belum maksimal tingkat likuiditasnya. c. Cash Ratio Dari gambar grafik 1 dapat dilihat bahwa profitabilitas tertinggi ada pada tahun 2010 dengan nilai NPM 11,4%, ROI 16,1 % dan ROE 22,5 %, namun untuk analisis struktur aktiva yang tertinggi yang diukur cash ratio adalah 67,77 %. pada tahun 2012. Jika dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami penurunanan 42,62% dengan nilai 25, 15 %. Dalam hal ini menunjukkan kinerja keuangan belum maksimal jika dibandingkan dengan tahun 2013, karena arus kas turun pada tahun 2013 ini menunjukkan bahwa perubahan akan bermasalah atau harus menerapkan alternatif strategi dalam mengatasi berbagai hal yang menyangkut hutang jangka pendeknya. Berdasarkan dari current ratio, quick ratio dan perbandingan dengan analisis profitabilitas yang diukur dengan rasio NPM, ROE dan ROI, kinerja keuangan yang dianalis di struktur aktiva sudah maksimal, karena semakin tinggi rasio likuiditas atau struktur aktiva tidak mempengaruhi meningkatnya rasio profitabilitas. Sedangkan kinerja keuangan yang dianalisis di sruktur akt iva denga n me nggunaka n c a s h r a s i o belum maksimal,karena kas dan setara kas turun terus menerus dari tahun 2010 hingga tahun 2013. V.KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian yaitu: 1. Kinerja keuangan PT Timah (Persero) Tbk yang diukur dengan menganalisis struktur modal terhadap profitabilitas sudah maksimal jika dilihat dari Debt Equity Ratio dan Debt to Total Assetnya, Pengaruh dari rasio-rasio tersebut hanya sebatas mengukur efesiensi manajemen dalam memanfaatkan sumber daya yang ada terhadap peningkatan pendapatan perusahaan. 2. Di tahun 2012 PT Timah (Persero) Tbk ,mengalami peningkatan paling signifikan dari tahun 2010, 2011, dan 2013 atas rasio likuiditasnya baik current ratio, quick ratio dilihat dari rasio tersebut kinerja keuangan PT. Timah (Persero) Tbk sudah maksimal . Namun untuk cash rasio belum maksimal. 3. Profitabilitas perusahaan berada pada posisi baik selama tahun 2010, dibanding dengan tahun yang lainnya. Hal ini
disebabkan karena pada tahun 2010 pendapatan bersih perusahaan paling tinggi, hal ini dipengaruhinya dengan membaiknya kondisi perekonomian global pasca krisis tahun 2007-2008 sehingga dampaknya dengan PT Timah (Persero)Tbk adalah meningkatnya pendapatan.
DAFTAR PUSTAKA [1] Alexano, Poppy, 2012. Manajemen Keuangan Pemula, Jakarta: Laskar Aksara. [2] Anthony, Robert N, Govindarajan Vijay, Sistem Pengendalian Manajemen (Jakarta: Salemba Empat, 2005) [3] Aziz Sangkala, Abdul. (2011). “Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Profitabilitas Pada Perusahaan Pabrik Roti Tony bakery Pare-Pare”, Jurnal Ekonomi balance Fekon Unismuh Makasar. [4] B a m b a n g R i y a n t o , Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan (Jakarta : BPFE-Yogyakarta, 2008) [5] Brigham F. Eugene, Joel F. Houston, Manajemen Keuangan (Jakarta : Salemba empat, 2006) [6] Dibiyantoro.(2011). “Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Mandatory Disclosure Financial Statement Pada Perusahaan Manukfaktur Yang Terdaftar Di BEI”. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS) Vol. 1 No. 2 mei 2011. (news.palcomtech.com/wpconten/uploads/2012/01/DIBIY ANTORO-JE01022011.Pdf) diakses tanggal 7 Oktober 2014 [7] Handayani, Dessie (2011).“Analisis Kinerja Keuangan berdasarkan Rasio Profitabilitas pada PT.Bhimex di Samarinda”. Jurnal Ekonomi UNMUL, Vol. 1 No. 1(2013).(http://www.googl...v.60983673,d.bmk) diakses tanggal 7 oktober 2014 [8] Harahap, Sofyan Safiri, Teori Akuntansi, edisi revisi, Jakarta: PT Raja Graindo Persada,2008 [9] Irham, F ahm i, 2012. Analisis Kinerja Keuangan, Bandung : CV. Alfabeta [10] Jumingan, 2006. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta : PT. Bumi Aksara [11] Kasmir, 2012.Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Raja Grafindo Persada. [12] Lukman M. Syamsuddin, 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: Bina Graha, 2001) [13] Munawir. S, Analisis Laporan Keuangan (Yogyakarta: LIBERTY, 2002) [14] Ngadirin, S dan Istiningrum Andian. (2013). “Analisis KeuanganBerdasarkan Rasio Profitabilitas untuk Mengukur Kinerja Keuangan pada Manajemen Perusahaan (Studi Kasus pada CV. Kerta Jaya di Surakarta”. di publikasikan pada Jurnal Ekonomi UNMUL, Vol. 1, No. 1 (2013).
[15] Rahardjo, Budi, 2009. Dasar Analisis Fundamental Laporan Keuangan Perusahaan,Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. [16] Ramachandran,Azhagaiah dan Casandamy Gavaor. (2011) “ The impact of capital structure on profitability with special referance to it industry india”. [17] Saleem.Qasim.(20110. “Impact Of Liqudity ratios On Profitability”. Interdicplinary Journal of Research in Business, Vol. 1 Issue.7 halaman 95-98. (www.ijmsbr.com/volume1,issue12(7)ijmsbr.Pdf) diakses tanggal 7 Oktober 2014 [18] Sennahati. (2011). “Analisis Likuditas Dan Profitabilitas Pada PT. Graha Sarana DutaDiMakassar”. Jurnal
JURNAL AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JABK), Volume 2, Issue 1, JUNI 2015 ISSN 2355-9047
E k o n o m i b a l a n c e Fekon Unismuh Makasar. (www.scribd.com/doc/137707215/Analisis-likuiditasdan-profitabilitas-pada-Pt-Graha-Sarana-Duta-DiMakassar) diakses tanggal 7 Oktober 2014 [19] Sjahrial, Dermawan, (2007). Kumpulan Pembahasan Soal Pengantar Manajemen keuangan, Jakarta : Mitra Wacana Media. 17 [20] Sutrisno, (2009).Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi.Ekonisia, Kampus Fakultas Ekonomi UII, Jakarta. [21] Suad Husnan , Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan Keputusan Jangka Panjang, ( Yogyakarta: BPFE, 2000) [22] Sugiarto, (2009). Pengantar Akuntansi, edisi kedua, Jakarta: Universitas Terbuka
e-library.stie-ibek.ac.id © 2015, AkuntansiBisnis&Keuangan
11