ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN INDEKS SRIKEHATI BAGI PENERAPAN EMITEN RAMAH LINGKUNGAN
DIYAH AYU PRAMITA
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
RINGKASAN DIYAH AYU PRAMITA. Analisis Strategi Pengembangan Indeks SRI-KEHATI bagi Penerapan Emiten Ramah Lingkungan. Dibimbing oleh RIZAL BAHTIAR Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi saat ini yang mengalami perkembangan sangat pesat. Salah satu ukuran kinerja dari pasar modal adalah indeks saham. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi Indeks Saham, antara lain tingkat suku bunga domestik, kurs valuta asing, kondisi perekonomian internasional, siklus ekonomi suatu negara, tingkat inflasi, peraturan perpajakan, jumlah uang yang beredar (Samsul 2008). Selama periode pengamatan antara tahun 2006-2011 diketahui adanya pengaruh pergerakan indeks saham terhadap pergerakan IHSG dimana indeks SRI-KEHATI menjadi fokus pada penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) mengidentifikasi karakteristik Indeks SRI-KEHATI, 2) menganalisis tingkat pengaruh Indeks SRIKEHATI terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, 3) menganalisis tingkat pengaruh 25 saham emiten terhadap pergerakan Indeks SRIKEHATI, 4) menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) untuk penentuan strategi pengembangan Indeks SRI-KEHATI. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model ARCH/GARCH dan matriks Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT). Metode analisis data meliputi metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif disajikan dengan menginterpretasikan data yang diperoleh, sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan mengumpulkan data dan diolah dengan bantuan program Eviews dan Microsoft Excel 2007. Penelitian ini menggunakan data harga saham harian penutupan dari tahun 2006 - 2011 untuk setiap variabel penelitian. Sedangkan untuk analisis pengaruh 25 saham emiten terhadap Indeks SRI-KEHATI menggunakan data harga saham harian penutupan periode November 2010 - April 2011. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Indeks SRI-KEHATI memberikan pengaruh yang tidak terlalu besar terhadap pergerakan IHSG. Sedangkan Indeks Manufaktur cukup mempengaruhi pergerakan IHSG karena memiliki fluktuasi yang cukup tajam. Analisis model ARCH/GARCH digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh 25 saham emiten terhadap Indeks SRI-KEHATI. Hasil dari model tersebut adalah terdapat 24 variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap pergerakan Indeks SRI-KEHATI. Selain itu, analisis SWOT (StrengthsWeakness-Opportunities-Threats) digunakan untuk merumuskan alternatifalternatif strategi pengembangan indeks SRI-KEHATI. Alternatif strategi pengembangan yang dihasilkan melalui analisis SWOT disusun dengan menggunakan kombinasi antara faktor-faktor strategis internal dan eskternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Kata Kunci: IHSG, SRI-KEHATI, tingkat pengaruh, ARCH/GARCH, analisis matriks SWOT
i
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN INDEKS SRIKEHATI BAGI PENERAPAN EMITEN RAMAH LINGKUNGAN
DIYAH AYU PRAMITA H44070040
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Judul Skripsi : Analisis Strategi Pengembangan Indeks SRI-KEHATI bagi Penerapan Emiten Ramah Lingkungan Nama
: Diyah Ayu Pramita
NIM
: H44070040
Disetujui, Dosen Pembimbing
Rizal Bahtiar, S.Pi, M.Si NIP: 19800603 200912 1 006
Diketahui, Ketua Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT NIP: 19660717 199203 1 003
Tanggal Lulus :
ii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Analisis Strategi Pengembangan Indeks SRI-KEHATI bagi Penerapan Emiten Ramah Lingkungan adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Agustus 2011
Diyah Ayu Pramita H44070040
iii
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan selama proses penyusunan skripsi ini, terutama kepada : 1.
Ibu (Sukini), Bapak (Solekan Suwito), kakak (Dian Palupi dan Elvien Hastatomo Khasby), Calista Tanaya Khasby, dan Eka Nurhasannudin atas segala dukungan, doa, dan kasih sayang.
2.
Rizal Bahtiar, S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, dan motivasi.
3.
Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT selaku dosen penguji utama dan Adi Hadianto, SP, M.Si selaku dosen perwakilan departemen.
4.
Prof. Dr. Bonar M. Sinaga selaku pembimbing akademik.
5.
Yayasan KEHATI, Ibu Hatijah, Mba Lili, Mba Ruby, Mba Lian, Bapak Gustami (Kementerian Lingkungan Hidup), atas data dan informasinya.
6.
Rekan satu bimbingan Nadia Mutiarani, Dina Setriana, Ririe Ramdasari, Dessy Christiarini, Inayah, Junita Naditia, Lorisa Ndela, Wahyu Nugraha atas bantuan, semangat, dan motivasinya.
7.
Kartika P. Satriana, Dina Berina, serta sahabat ESL 44 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih untuk doa, dukungan, semangat, dan kebersamaannya.
8.
Para sahabat: Fyaa, Echaa, Gigii, Wewe, Deva, Icha, Marcha, Tika A., Puput, Vivie, atas dukungan dan kebersamaannya.
9.
Dosen dan staf departemen yang telah membantu selama penulis menyelesaikan studi di ESL. iv
KATA PENGANTAR Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat serta karunia-Nya. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai investasi yang berkelanjutan dengan adanya emiten ramah lingkungan serta memberikan suatu strategi pengembangan yang dapat dilakukan oleh Indeks SRIKEHATI. Kajian yang dilakukan meliputi identifikasi Indeks SRI-KEHATI dan menganalisis tingkat pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap IHSG serta tingkat pengaruh 25 saham emiten terhadap Indeks SRI-KEHATI yang dianalisis dengan model ARCH dan GARCH. Selain itu, juga dilakukan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang dihadapi indeks SRI-KEHATI dan dianalisis dengan matriks SWOT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya pihak yang terkait dengan penelitian ini.
Bogor, Agustus 2011
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .......................................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. ii HALAMAN KEORISINILAN .............................................................................. iii UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. iv KATA PENGANTAR ............................................................................................ v DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ................................................................................. 5 1.3 Tujuan ...................................................................................................... 7 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 8 1.5 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 8 II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 9 2.1 Pasar Modal .............................................................................................. 9 2.2 Investasi.................................................................................................. 13 2.2.1 Pengertian Investasi ...................................................................... 13 2.3.2 Jenis-Jenis Instrumen Investasi ..................................................... 14 2.3.3 Resiko dan Return Investasi .......................................................... 14 2.3.4 Investasi yang Berkelanjutan ........................................................ 15 2.3 Metode Analisis ..................................................................................... 16 2.3.1 Model ARCH dan GARCH .......................................................... 16 2.3.2 Lingkungan Eksternal ................................................................... 17 2.3.3 Lingkungan Internal ...................................................................... 20 2.3.4 Analisis SWOT ............................................................................. 20 2.4 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 21 III. KERANGKA PEMIKIRAN ........................................................................... 23 IV. METODE PENELITIAN................................................................................ 27 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 27 4.2 Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 27 4.3 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 28 4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 29 4.4.1 Analisis Deskriptif ........................................................................ 29 4.4.2 Identifikasi Karakteristik Indeks SRI-KEHATI............................ 30 vi
4.4.3 Analisis Tingkat Pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap Pergerakan IHSG di BEI ............................................................... 30 4.4.4 Analisis Tingkat Pengaruh 25 Saham Emiten terhadap Pergerakan Indeks SRI-KEHATI ..................................................................... 31 4.4.5 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman untuk Penentuan Strategi Pengembangan Indeks SRI-KEHATI ............ 31 4.4.6 Model ARCH dan GARCH .......................................................... 32 4.4.7 Analisis Lingkungan Eksternal ..................................................... 33 4.4.8 Analisis Lingkungan Internal ........................................................ 34 4.4.9 Analisis Matriks SWOT ................................................................ 34 V. GAMBARAN UMUM..................................................................................... 36 5.1 Gambaran Umum Mengenai Pasar Modal Indonesia ............................ 36 5.2 Sejarah Yayasan KEHATI ..................................................................... 37 5.2.1 Visi dan Misi KEHATI ................................................................. 38 5.2.2 Nilai-Nilai Dasar Organisasi ......................................................... 39 5.3 Struktur Organisasi Yayasan KEHATI .................................................. 40 5.4 Sejarah Singkat Indeks SRI-KEHATI ................................................... 41 5.5 Karakteristik Responden ........................................................................ 41 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 42 6.1 Identiffikasi Karakteristik Indeks SRI-KEHATI ................................... 42 6.2 Analisis Tingkat Pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap Pergerakan IHSG di BEI ............................................................................................ 44 6.3 Analisis Tingkat Pengaruh 25 Saham Emiten terhadap Indeks SRIKEHATI ............................................................................................... 48 6.3.1 Estimasi Model ARCH (1) ............................................................ 50 6.3.2 Variabel yang Berpengaruh Secara Signifikan maupun Tidak Signifikan terhadap Pergerakan Indeks SRI-KEHATI.................. 50 6.4 Strategi Pengembangan Indeks SRI-KEHATI ....................................... 51 6.4.1 Analisis Matriks SWOT Indeks SRI-KEHATI ............................. 60 VII. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 66 7.1 Kesimpulan ............................................................................................ 66 7.2 Saran....................................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 70 LAMPIRAN .......................................................................................................... 72 RIWAYAT HIDUP............................................................................................... 81
vii
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1
Daftar Saham Perusahaan Tercatat dalam Penghitungan Indeks Sri-Kehati untuk Periode November 2010 hingga April 2011 ........................................ 5
2
Hal yang Dapat Menghasilkan Peluang dan Ancaman Bagi Perusahaan .... 18
3
Metode Pengumpulan Data dan Analisis..................................................... 29
4
Matriks SWOT ............................................................................................ 35
5
Statistika Deskriptif Selama Bulan Desember 2006 – Juli 2011 ................. 44
6
Tingkat Pengaruh 25 Saham Emiten terhadap Indeks SRI-KEHATI Periode November 2010 – April 2011 ...................................................................... 49
7
Uji Heteroskedastisitas ARCH .................................................................... 50
8
Matriks SWOT Indeks SRI-KEHATI ......................................................... 61
viii
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1
Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................... 26
2
Grafik Pergerakan Variabel Independen ..................................................... 48
3
Grafik Volatilitas Indeks SRI-KEHATI ...................................................... 54
ix
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1
Struktur Organisasi Yayasan KEHATI ........................................................ 73
2
Hasil Analisis Model ARCH (1) .................................................................. 74
3
Kuesioner Penelitian .................................................................................... 76
4
Dokumentasi ................................................................................................ 80
x
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan nasional harus berjalan
seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. Pembangunan suatu negara digambarkan ke dalam suatu proses perbaikan yang berkesinambungan
yaitu
dengan
adanya
peningkatan
taraf
hidup
dan
kesejahteraan masyarakat. Pembangunan dalam era globalisasi saat ini membawa dampak yang luas bagi perekonomian Indonesia dimana sektor industri merupakan dampak yang dirasakan dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam memajukan perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi akan lebih baik jika suatu negara dapat bersaing dengan negara lain dalam memasarkan hasil produksi dari investasi yang masuk. Investasi merupakan syarat mutlak dalam pembangunan nasional. Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi saat ini yang mengalami perkembangan sangat pesat dan merupakan sumber potensi untuk pengembangan dunia usaha nasional. Pasar modal (capital market) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi), ekuiti (saham) maupun reksadana. Pasar modal berperan sebagai sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain dan sebagai sarana untuk kegiatan investasi. Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. 1
Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor (Husnan 2003). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksadana, dan lain-lain, sehingga masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen. Kegiatan investasi adalah kegiatan menanamkan modal baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut (Samsul 2008). Bagi para investor, melalui pasar modal dapat memilih obyek investasi dengan beragam tingkat pengembalian dan tingkat risiko yang dihadapi, sedangkan bagi para penerbit (issuers atau emiten) melalui pasar modal dapat mengumpulkan dana jangka panjang untuk menunjang kelangsungan usaha. Salah satu kegiatan investasi yang dapat dipilih oleh investor adalah berinvestasi di pasar modal. Di Indonesia, investor yang berminat untuk berinvestasi di pasar modal dapat berinvestasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI sendiri merupakan penggabungan dari Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 1 Desember 2007. Penggabungan ini dilakukan demi efisiensi dan efektivitas operasional dan transaksi. Bursa Efek Indonesia menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik untuk memberikan informasi yang lebih lengkap bagi 2
investor tentang perkembangan bursa. Satu indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI mempunyai sebelas macam indeks saham1, yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Sektoral, Indeks LQ45, Jakarta Islamic Indeks, Indeks Kompas100, Indeks BISNIS-27, Indeks PEFINDO25, Indeks SRI-KEHATI, Indeks Papan Utama, Indeks Papan Pengembangan, dan Indeks Individual. Salah satu indeks yang sering diperhatikan investor ketika berinvestasi di BEI adalah IHSG. Hal ini disebabkan IHSG berisi atas seluruh saham yang tercatat di BEI. Melalui pergerakan IHSG maka seorang investor dapat melihat kondisi pasar sedang baik atau tidak. Perbedaan kondisi pasar ini memerlukan strategi yang berbeda dari investor dalam berinvestasi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi indeks saham, antara lain perubahan tingkat suku bunga bank sentral, keadaan ekonomi global, tingkat harga energi dunia, kestabilan politik suatu negara (Samsul 2008). Selain faktor tersebut, perilaku investor juga akan memberi pengaruh terhadap pergerakan indeks saham. Seluruh indeks yang terdapat di BEI menggunakan metode perhitungan yang sama, yaitu metode ratarata tertimbang berdasarkan jumlah saham tercatat. Perbedaan utama pada masing-masing indeks adalah jumlah emiten dan nilai dasar yang digunakan untuk perhitungan indeks, misalnya untuk indeks SRI-KEHATI menggunakan 25 emiten sedangkan Indeks LQ45 menggunakan 45 emiten. Pencapaian pembangunan berkelanjutan diketahui dapat diperoleh dengan investasi. Hal ini dikenal dengan istilah investasi berkelanjutan (responsible investment) selain mempertimbangkan keuntungan finansial, pemodal (investor) 1
www.idx.co.id diakses pada tanggal 20 Mei 2011
3
juga memperhatikan faktor-faktor sosial seperti masalah lingkungan hidup, hak asasi manusia, pengutamaan gender. Indeks SRI-KEHATI adalah indeks saham dari emiten-emiten yang dinilai menjalankan prinsip-prinsip ramah lingkungan dalam pengelolaan bisnisnya. Hasil kajian indeks SRI-KEHATI berpijak pada enam prinsip dasar, yaitu lingkungan, pengembangan masyarakat, tata kelola perusahaan, hak asasi manusia, perilaku bisnis, dan prinsip ketenagakerjaan. Perusahaan yang tidak masuk indeks adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi senjata yang disebut ethical investment, peralatan perang, alkohol, tembakau, produk transgenik, perusahaan nuklir power (PLTN), pertanian menggunakan pestisida, perjudian dan pornografi. Terdapat 25 perusahaan yang terdaftar pada indeks SRI-KEHATI periode November 2010 hingga April 2011. Adapun saham perusahaan yang tercatat keluar dari penghitungan Indeks SRIKEHATI yaitu Berlian Laju Tanker Tbk, Global Mediacom Tbk, Jasa Marga Tbk, Lippo Karawaci Tbk, Bank Pan Indonesia Tbk. Sedangkan saham perusahaan yang tercatat masuk adalah Adhi Karya Tbk, XL Axiata Tbk, PP London Sumatera Indonesia Tbk, Merck Tbk, Semen Gresik Tbk (Tabel 1). Indeks SRI-KEHATI secara berkala memperbaharui daftar emiten indeks SRI-KEHATI yang dilakukan dalam periode waktu enam bulan atau dua kali setahun. Hasil yang diharapkan dari adanya pembaharuan daftar perusahaan emiten adalah dapat memberikan informasi bagi investor yang memiliki sensitivitas terhadap kepedulian sosial khususnya dalam bidang lingkungan dan juga dapat mengubah paradigma bagi para investor umum untuk berinvestasi kepada perusahaan yang memiliki kinerja tinggi terhadap bisnis-bisnis yang lebih berkelanjutan. 4
Tabel 1. Daftar Saham Perusahaan Tercatat dalam Penghitungan Indeks SRI-KEHATI untuk Periode November 2010 hingga April 2011 No. Kode Efek Nama Emiten Keterangan 1. AALI Astra Agro Lestari Tbk. Tetap 2. ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. Baru 3. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk. Tetap 4. ASII Astra Internasional Tbk. Tetap 5. BBCA Bank Central Asia Tbk. Tetap 6. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Tetap 7. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tetap 8. BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. Tetap 9. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. Tetap 10. EXCL XL Axiata Tbk. Baru 11. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. Tetap 12. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Tetap 13. ISAT Indosat Tbk. Tetap 14. KLBF Kalbe Farma Tbk. Tetap 15. LSIP PP London Sumatera Indonesia Tbk. Baru 16. MEDC Medco Energi International Tbk. Tetap 17. MERK Merck Tbk. Baru 18. PGAS Perusahaan Gas Negara Persero Tbk. Tetap 19. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. Tetap 20. SMCB Holcim Indonesia Tbk. Tetap 21. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk. Baru 22. TINS Timah (Persero) Tbk. Tetap 23. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Tetap 24. UNTR United Tractors Tbk. Tetap 25. UNVR Unilever Indonesia Tbk. Tetap Sumber : BEI 2011 1.2
Perumusan masalah Bangsa Indonesia saat ini berada dalam tahap perjuangan melaksanakan
pembangunan di segala bidang demi terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat. Salah satu bidang yang akan terus dibangun ialah bidang ekonomi. Sementara perekonomian Indonesia yang akan dibangun harus sesuai dengan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 yaitu ekonomi kekeluargaan Indonesia yang akan membawa sekurang-kurangnya dua aspek 5
positif yakni dapat mensejahterakan seluruh rakyat dan akan dapat mengangkat martabat bangsa di dunia internasional. Bangsa Indonesia dalam membangun industri perlu mengedepankan industri berbasis sumberdaya domestik terbarukan (renewable resource based industries), yaitu pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan dan kelautan, serta sumberdaya alam domestik lainnya. Kekayaan sumberdaya alam telah membuktikan bahwa negara ini mampu bertahan menghadapi krisis ekonomi, terutama melalui sektor pertanian. Perekonomian dengan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan harus berjalan seiring demi terwujudnya pembangunan berkelanjutan. Menyikapi persoalan tersebut, pemerintah bersama BEI dan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia membentuk suatu indeks saham sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dari dunia usaha. Selain itu, adanya indeks tersebut akan memudahkan investor yang ingin berinvestasi di perusahaan emiten yang ramah lingkungan. SRI-KEHATI merupakan suatu konsep investasi dalam bentuk reksadana yang dapat dilakukan secara perorangan maupun perusahaan demi mendukung keanekaragaman hayati. Dalam hal ini, peran pemerintah sangat diperlukan untuk menanggapi kondisi investasi di Indonesia sehingga dapat mempengaruhi persepsi para investor untuk berinvestasi kepada perusahaan yang dinilai memiliki kinerja tinggi terhadap investasi berkelanjutan. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan dapat memberikan kebijakan-kebijakan yang dinilai akan menumbuhkan semangat perorangan maupun perusahaan untuk berinvestasi karena hanya dengan dukungan dari seluruh masyarakat maka
6
investasi berkelanjutan dapat dimanfaatkan demi menguatkan pasar modal dan perekonomian Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, perumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana karakteristik Indeks SRI-KEHATI?
2.
Seberapa besar tingkat pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap pergerakan IHSG di BEI ?
3.
Seberapa besar tingkat pengaruh 25 saham emiten terhadap pergerakan Indeks SRI-KEHATI?
4.
Apa saja kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) untuk penentuan strategi pengembangan Indeks SRIKEHATI?
1.3
Tujuan Berdasarkan perumusan masalah di atas, pertanyaan-pertanyaan tersebut
akan dikaji dari tujuan penelitian dibawah ini : 1.
Mengidentifikasi karakteristik Indeks SRI-KEHATI.
2.
Menganalisis tingkat pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap pergerakan IHSG di BEI.
3.
Menganalisis tingkat pengaruh 25 saham emiten terhadap pergerakan Indeks SRI-KEHATI.
4.
Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) untuk penentuan strategi pengembangan Indeks SRI-KEHATI.
7
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah :
1.
Memberikan
kesempatan
bagi
penulis
dan
mencoba
untuk
menginterpretasikan ilmu yang pernah diperoleh selama kuliah. 2.
Memberikan
informasi
tentang
keadaan
saham
perusahaan
yang
memerhatikan kondisi lingkungan serta mengetahui tingkat pengaruh harga saham terhadap kemajuan ekonomi nasional. 3.
Memberikan informasi bagi pembaca sebagai masukan untuk memperluas wawasan dan sebagai bahan referensi bagi kalangan akademis yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.
4.
Memberikan masukan dan bahan pertimbangan bagi pemerintah maupun perusahaan dalam menetapkan suatu kebijakan untuk mendorong kemajuan perekonomian Indonesia.
1.5
Keterbatasan Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah :
1.
Objek penelitian adalah Indeks SRI-KEHATI yang merupakan wadah bagi para investor untuk berinvestasi berkelanjutan dan bertanggung jawab.
2.
Responden adalah para karyawan di Yayasan KEHATI divisi investment administration serta perwakilan dari lembaga pemerintah yakni Kementerian Lingkungan Hidup.
3.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan model analisis ARCH/GARCH dan matriks Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT).
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pasar Modal Pasar Modal atau bursa saham di Indonesia pertama kali dimulai oleh
pemerintah Belanda pada awal tahun 1900, ketika Indonesia masih dijajah oleh Belanda (Manurung 2005 dalam Sulistyorini 2009). Pasar modal dapat dikatakan sebagai pasar abstrak dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi karena pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan-perusahaan (Widoatmodjo 2005). Dalam Bab I pasal I Undang-Undang Pasar Modal No 8 tahun 1995 tentang Ketentuan Umum mendefinisikan bursa umum dan efek, bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Efek adalah surat berharga yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek. Bursa
efek
utama
adalah
suatu
institusi
yang
terpusat
yang
mempertemukan kekuatan permintaan dan penawaran atas efek. Proses transaksi jual beli diatur secara rapi dengan menggunakan peraturan sistematis yang dikeluarkan oleh pengelolanya. Setiap instrumen efek yang akan diperdagangkan di bursa harus memenuhi kebijakan pencatatan (listing policy) yang dikeluarkan oleh pengelolanya. Pada bursa efek utama, sistem perdagangan menggunakan 9
pasar lelang melalui sistem pemesanan. Harga ditentukan berdasarkan arus dari pesanan jual dan beli. Bila arus pesanan jual sangat kuat maka harga akan mengalami penurunan, sedangkan bila arus pesanan beli sangat kuat maka harga akan mengalami kenaikan (Witjaksono 2010). Tujuan pasar modal di Indonesia mengarah pada usaha pemerataan pendapatan masyarakat serta menggairahkan partisipasi masyarakat dalam membiayai pembangunan. Menurut Keputusan Presiden No. 52 tahun 1976 menimbang bahwa untuk efisiensi dan efektifitasnya usaha pemerintah di bidang pasar modal, baik kegiatan maupun tujuannya, perlu membentuk suatu badan yang mengendalikan dan melaksanakan pasar modal, maka dibentuklah Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) yang tugas badan ini adalah (1) Mengadakan penilaian terhadap perusahaan-perusahaan yang akan menjual sahamnya melalui pasar modal, apakah perusahaan tersebut telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, sehat serta baik atau tidak; (2) Menyelenggarakan bursa efek secara efektif dan efisien; (3) Mengikuti perkembangan perusahaan-perusahaan yang menjual saham-sahamnya melalui pasar modal. Beberapa manfaat dari keberadaan pasar modal (Darmadji 2001) : 1.
Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
2.
Memberi wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan untuk diversifikasi.
3.
Menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi negara.
4.
Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.
5.
Menciptakan lapangan kerja atau profesi yang menarik. 10
6.
Penyebaran kepemilikan, keterbukaan, profesionalisme, dan menciptakan iklim berusaha yang kuat.
7.
Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek.
8.
Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi.
9.
Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha serta memberikan akses kontrol sosial.
10. Sumber pembiayaan dana jangka panjang bagi emiten. Adapun peranan pasar modal dalam suatu perekonomian negara adalah sebagai berikut (Ang 1997) : 1) Fungsi Investasi Uang yang disimpan di bank tentu akan mengalami penyusutan. Nilai mata uang cenderung akan turun di masa yang akan datang karena adanya inflasi, perubahan kurs, pelemahan ekonomi. Apabila uang tersebut diinvestasikan di pasar modal, investor selain dapat melindungi nilai investasinya, karena uang yang diinvestasikan di pasar modal cenderung tidak mengalami penyusutan karena aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh emiten. 2) Fungsi Kekayaan Pasar modal adalah suatu cara untuk menyimpan kekayaan dalam jangka panjang dan jangka pendek sampai dengan kekayaan tersebut dapat dipergunakan kembali. Cara ini lebih baik karena kekayaan itu tidak mengalami depresiasi seperti aktiva lain. Semakin tua nilai aktiva seperti, 11
mobil, gedung, kapal laut, maka nilai penyusutannya akan semakin besar pula. Akan tetapi obligasi saham deposito dan instrumen surat berharga lainnya tidak akan mengalami depresiasi. Surat berharga mewakili kekuatan beli pada masa yang akan datang. 3) Fungsi Likuiditas Kekayaan yang disimpan dalam surat-surat berharga, bisa dilikuidasi melalui pasar modal dengan risiko yang sangat minimal dibandingkan dengan aktiva lain. Proses likuidasi surat berharga dapat dilakukan dengan cepat dan murah. Walaupun nilai likuiditasnya lebih rendah daripada uang, tetapi uang memiliki kemampuan menyimpan kekayaan yang lebih rendah daripada surat berharga. Ini terjadi karena nilai uang mudah terganggu oleh inflasi dari waktu ke waktu. 4) Fungsi Pinjaman Pasar modal bagi suatu perekonomian negara merupakan sumber pembiayaan pembangunan dari pinjaman yang dihimpun dari masyarakat. Pemerintah lebih mendorong pertumbuhan pasar modal untuk mendapatkan dana yang lebih mudah dan murah. Hal ini terjadi karena pinjaman dari bank komersil pada umumnya mempunyai tingkat bunga yang tinggi. Sedangkan perusahaan-perusahaan yang menjual obligasi pada pasar uang dapat memperoleh dana dengan biaya bunga yang lebih rendah daripada bunga bank. Pembentukan pasar modal merupakan suatu usaha kearah penghimpunan dana masyarakat untuk pembangunan sekaligus meningkatkan sumber-sumber tabungan masyarakat yang artinya dapat menambah sumber penghasilan secara 12
nyata. Menghimpun dana melalui penjualan saham kepada mayarakat adalah langkah yang baik di dalam pembangunan ekonomi Indonesia. 2.2
Investasi
2.2.1 Pengertian Investasi Investasi merupakan salah satu faktor yang menentukan laju pertumbuhan ekonomi. Menurut Kawengian (2002), investasi adalah mobilisasi sumberdaya untuk menciptakan atau menambah kapasitas produksi atau pendapatan di masa yang akan datang. Tujuan utama investasi ada dua, yaitu mengganti bagian dari penyediaan modal yang rusak dan tambahan penyediaan modal yang ada. Investasi dapat diartikan juga sebagai suatu kegiatan menanam modal, baik dalam bentuk uang maupun benda pada suatu objek dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan selama satu periode (Husnan & Suwarsono 2000). Dalam melakukan kegiatan investasi selalu terdapat unsur ketidakpastian (uncertainty) atau risiko. Pemodal tidak dapat mengestimasi secara pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukan. Kebutuhan berinvestasi setiap orang tidak selalu sama, beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan sebelum melakukan investasi (Kosasih 2007), antara lain: tujuan mengadakan investasi, kemampuan keuangan, jangka waktu investasi, penanggulangan investasi yang timbul akibat berinvestasi, alternatif investasi yang tersedia, informasi yang tersedia bagi alternatif investasi tersebut, dan penentuan investasi yang sesuai. Agar investasi tercapai dengan baik maka tujuan investasi harus realistis dengan membuat rencana investasi sesuai kebijaksanaan di atas. Hal ini untuk menghindari penipuan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, 13
para investor perlu mengedepankan rasionalitas serta memahami risiko-risiko yang dihadapi dalam berinvestasi. 2.2.2 Jenis-Jenis Instrumen Investasi Investasi dapat dibagi ke dalam tiga bagian (Pranowo dalam Kosasih 2007), yaitu investasi pada sektor riil (real investment), investasi komoditas (commodity investment), dan investasi keuangan (financial investment). Investasi pada sektor riil merupakan investasi yang diwujudkan dalam bentuk pendirian pabrik, perkebunan, pertambangan, dan lain sebagainya. Sedangkan investasi komoditas adalah investasi yang objek investasinya berupa komoditas (barang atau produk), jenis investasi ini sering disebut perdagangan berjangka (commodity future trading). Investasi keuangan terdiri atas investasi pada pasar modal dan pasar uang. Investasi keuangan yang objek investasinya adalah uang, seperti valuta asing, surat-surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah melalui perbankan (Commercial paper, Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, Promissory Notes, Bankers Acceptance, Call Money, dan lain sebagainya) merupakan jenis investasi yang sering disebut investasi pada pasar uang (money market). Sedangkan yang termasuk ke dalam kriteria pasar modal adalah saham, obligasi, waran, opsi, dan surat berharga lain. 2.2.3
Risiko dan Return Investasi Menurut Sartono (2001), risiko adalah keuntungan bahwa keuntungan
sebenarnya dari pemilikan suatu aktiva akan menyimpang dari keuntungan yang diharapkan. Penyimpangan ini diukur dengan varians keuntungan atau standar penyimpangannya, semakin besar tingkat penyebarannya maka investasi tersebut 14
semakin berisiko. Ada tiga risiko investasi yang ditakuti oleh para investor, yakni: (1) turunnya nilai investasi, (2) sulitnya produk investasi tersebut dijual, dan (3) hasil investasi yang diberikan tidak sebesar kenaikan harga barang dan jasa. Namun dalam berinvestasi para investor harus siap menghadapi segala risiko yang ada. Sikap pemodal terhadap risiko dapat dikelompokkan menjadi tiga (Sartono 1997), yaitu: (1) risk averse, artinya pemodal akan lebih senang pada pilihan investasi dengan risiko yang lebih kecil pada tingkat pengembalian yang sama, (2) risk neutral, artinya pemodal bersikap netral terhadap risiko, pemodal akan meminta tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko, dan (3) risk seeker, artinya pemodal akan memilih risiko yang lebih tinggi walaupun dihadapkan dengan investasi yang tingkat keuntungannya sama dengan risiko yang lebih kecil. Return merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukan. Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Sedangkan capital gain yaitu kenaikan harga suatu surat berharga (saham atau surat utang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan bagi investor. Penjumlahan yield dan capital gain disebut sebagai return total suatu investasi (Tandelilin 2001). 2.2.4
Investasi yang Berkelanjutan Pada umumnya para ekonom bersepakat bahwa tingkat investasi
berkorelasi positif dengan tingkat pertumbuhan ekonomi. Artinya, tingkat 15
investasi yang tinggi akan meningkatkan kapasitas produksi yang pada akhirnya berujung pada terbukanya lapangan kerja baru. Dengan begitu, tingkat pengangguran dapat direduksi dan pendapatan masyarakat meningkat. Adanya investasi juga memungkinkan terjadinya transfer teknologi dan pengetahuan dari negara maju ke negara berkembang. Dalam upaya meningkatkan kualitas pertumbuhan investasi, penanaman modal harus diarahkan pada sektor industri yang berkelanjutan dan tidak mengeksploitasi sumberdaya alam (SDA). Kegiatan mengeksploitasi SDA akan mengakibatkan langkanya suatu sumberdaya sehingga suatu proyek menjadi tidak berkelanjutan (sustainable). Investasi yang bersifat konsumtif seperti gedung dan mall serta pertambangan perlu dihindari karena tidak bersifat sustainable serta cenderung memacu pemborosan belanja masyarakat. 2.3
Metode Analisis
2.3.1 Model ARCH dan GARCH Selama ini metode peramalan dengan deret waktu (time series) yang paling banyak digunakan adalah Autoregressive (AR), Moving Average (MA), atau kombinasi keduanya ARMA ataupun ARIMA. Dengan metode tersebut diperoleh
hasil
peramalan
yang
ketelitiannya
tinggi
asalkan
asumsi
homoskedastisitas galat (error) terpenuhi. Namun, timbul persoalan ketika metode-metode tersebut diterapkan pada pasar komoditas yang fluktuasi harganya cenderung tidak stabil seperti halnya di pasar saham atau pasar valuta. Untuk kondisi seperti ini diperlukan pendekatan yang berbeda karena asumsi homoskedastisitas tak terpenuhi.
16
Salah satu pendekatan yang sangat populer untuk menganalisis kondisi seperti tersebut adalah denga model Autoregressive Conditional Heteroscedastic (ARCH). Sesuai dengan namanya, model ini dirancang untuk pemodelan dan peramalan ragam bersyarat. Dalam model ini, ragam peubah tak bebas merupakan fungsi dari nilai-nilai peubah tak bebas maupun peubah bebas sebelumnya. Model ini mula-mula diperkenalkan oleh Engle (1982) pada analisis volatilitas inflasi di Inggris (Sumaryanto 2009). Model-model ARCH merupakan model-model sederhana yang mampu menggambarkan suatu proses stochastic yang tidak stasioner secara lokal tetapi stasioner secara asymptotic. Hal ini menyatakan bahwa parameter-parameter yang mengontrol fungsi densitas probabilitas kondisional f(x) t pada waktu t ternyata berfluktuasi. Bagaimanapun juga, ketergantungan pada waktu lokal semacam itu tidak menghambat dimilikinya asymptotic P(x) dari suatu proses stochastic (Mantegna 2002). Pengembangan model ARCH secara mendasar dilakukan oleh Bollerslev (1986)
menjadi
Generalized
Autoregressive
Conditional
Heeroscedastic
(GARCH). Dengan menggunakan model GARCH, returns dari pasar saham menunjukkan rasional dan karena itu keseimbangan dari harga efisien (Schwaiger 1995 dalam Anton 2006). Model GARCH ini diindikasikan bahwa variansi kondisional ditentukan oleh informasi dari masa lalu, apa yang tampak untuk menyiratkan pasar yang tidak efisien pada pandangan pertama. 2.3.2
Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal merupakan analisis yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengetahui apa saja yang mempengaruhi perusahaan dari lingkungan luar seperti peluang dan ancaman. Lingkungan eksternal ini 17
mempengaruhi perusahaan diluar kendali perusahaan tersebut, sehingga perusahaan hanya dapat merespon dari adanya tindakan tersebut. Penerapan strategi yang dilakukan perusahaan yaitu untuk mengambil peluang yang ada dan mengatasi ancaman dari luar. Menurut David (2006) lingkungan eksternal perusahaan dibagi menjadi dua yaitu lingkungan umum dan lingkungan industri. a.
Lingkungan Umum Pada lingkungan umum ini ada empat hal yang mempengaruhi perusahaan yang dapat menghasilkan peluang dan ancaman. Empat hal yang mempengaruhi yaitu ekonomi, sosial dan budaya, politik dan teknologi. Lingkungan ini dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja dari perusahaan (Tabel 2).
Tabel 2. Hal yang dapat menghasilkan peluang dan ancaman bagi perusahaan Ekonomi Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan • Tingkat inflasi • Pertumbuhan penduduk • Pola konsumsi • Gaya hidup • Kurs mata uang • Sikap terhadap mutu produk • Pajak • Jumlah penduduk • Tren pertumbuhan ekonomi • Tingkat pendidikan masyarakat • Ketersediaan energi • Kepercayaan Politik, Pemerintahan, dan Hukum Teknologi • Situasi politik negara • Perkembangan teknologi dan informasi • Kebijakan politik luar negri • Kecenderungan perkembangan • Regulasi dan deregulasi teknologi yang unik dalam pemerintah industri • Peraturan pajak • Perkembangan teknologi dasar • Kebijakan subsidi • Peraturan tenaga kerja • Peraturan ekspor dan impor Sumber : David 2006
18
b.
Lingkungan Industri Analisis lingkungan industri merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui
posisi
perusahaan
terhadap
persaingan
dalam
industri.
Perusahaan dipengaruhi oleh lima kekuatan dalam persaingan untuk menghadapi situasi lingkungan industri. Menurut Porter dalam David (2006) sifat persaingan suatu industri dapat dilihat melalui lima kekuatan yaitu pendatang baru potensial, pemasok, pembeli, barang subtitusi dan persaingan dalam industri. 1. Ancaman Pendatang Baru Masuknya pendatang baru dalam industri juga dipengaruhi oleh hambatan masuk dalam industri. Jika hambatan masuk dalam industri tersebut rendah, maka pendatang baru mudah untuk masuk ke dalam industri dan sebaliknya. 2. Kekuatan Pemasok Pemasok dapat menaikkan harga bahan pasokan atau menurunkan mutu dari bahan pasokan ini sehingga kekuatan pemasok dapat mempengaruhi laba yang didapat. 3. Kekuatan Pembeli Pembeli dapat mempengaruhi industri dengan kekuatan tawar menawarnya berupa menginginkan harga yang rendah, mutu yang baik dan pelayanan yang memuaskan. 4. Ancaman Barang Subtitusi Ancaman yang dihasilkan terhadap produk subtitusi yaitu kemampuan harga yang lebih rendah, kegunaan yang lebih beragam dan inovasi produk 19
yang diterapkan sehingga dapat menurunkan laba perusahaan yang produknya kalah bersaing dengan barang subtitusinya. 5. Persaingan Industri Persaingan dalam industri dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam industri tersebut. Persaingan ini dapat berupa persaingan harga, promosi, peningkatan pelayanan serta jaminan purna jual produk. 2.3.3
Lingkungan Internal Lingkungan internal merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan
bagian internal perusahaan. Menurut David (2006), lingkungan internal merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi manajemen. Tujuan dari analisis lingkungan internal yaitu untuk menilai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan. 2.3.4
Analisis SWOT Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) adalah alat
untuk mencocokkan yang penting yang membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi yaitu sebagai berikut (David 2009) : a. Strategi SO (Strength-Opportunity), yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan. b. Strategi WO (Weakness-Opportunity), strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluangpeluang perusahaan.
20
c. Strategi ST (Strength-Threat), menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman eksternal. d. Strategi WT (Weakness-Threat), merupakan teknik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Analisis SWOT perlu dilakukan untuk dapat memaksimalkan keuntungan dan memanfaatkan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. 2.4
Penelitian Terdahulu Kosasih (2007) melakukan penelitian mengenai Peramalan Harga Saham
Dengan Model Time Series pada Emiten Saham Rokok Terpilih di PT Bursa Efek Jakarta. Kosasih menggunakan dua pendekatan dalam menduga ataupun mengkalkulasi tingkat fluktuasi harga saham yaitu analisis fundamental dan analisis teknis. Analisis fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai dari saham perusahaan. Analisa fundamental menitikberatkan pada data-data kunci dalam laporan keuangan perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasi secara akurat. Sedangkan analisis teknis adalah terminologi yang kompleks untuk metode yang paling dasar dalam investasi. Secara sederhana, analisis teknis adalah studi harga dengan menggunakan grafik sebagai alat utama. Selain itu, dalam penelitian Witjaksono (2010) yang berjudul Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG mengatakan bahwa ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi Indeks Saham, antara lain tingkat suku bunga domestik, kurs valuta asing, kondisi perekonomian internasional, siklus ekonomi suatu negara, tingkat inflasi, peraturan perpajakan, 21
jumlah uang yang beredar. Selama periode pengamatan antara tahun 2000-2009 terjadi fenomena dimana hubungan antar variabel makro ekonomi dengan pergerakan IHSG tidak sesuai dengan teori. Hal ini didukung oleh adanya kesenjangan dari hasil penelitian terdahulu. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda yang dilakukan dengan SPSS 16. Penelitian ini menggunakan data bulanan dari tahun 2000-2009 untuk tiap variabel penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Tingkat Suku Bunga SBI, dan Kurs Rupiah berpengaruh negatif terhadap IHSG. Sementara variabel Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Indeks Nikkei 225 dan Indeks Dow Jones berpengaruh positif terhadap IHSG. Adapun penelitian yang lain adalah Anton (2006) yang tujuan dari penelitiannya untuk menguji secara empiris adanya fenomena time varying volatility terjadi dalam fluktuasi return saham dan volatilitas, menguji adanya asymmetric effect dalam return saham dan volatilitas, serta untuk mengestimasi secara empiris bahwa volume perdagangan berpengaruh pada return saham dan volatilitas return saham. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks harga saham penutupan harian (closing price) dan jumlah saham yang diperdagangkan dari indeks harga saham LQ45 periode 2003-2004. Untuk kepentingan itu dikembangkan basis model estimasi yaitu model GARCH dan model EGARCH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa return saham di Indonesia memiliki permasalahan time varying volatility, tetapi tidak terjadi leverage effect pada volatilitas return saham, serta return saham tidak dipengaruhi oleh volume perdagangan. Ternyata pasar modal Indonesia termasuk pasar bentuk lemah.
22
III. KERANGKA PEMIKIRAN Investasi jangka panjang dalam era globalisasi saat ini adalah bijaksana yang mana strategi berinvestasi harus didukung dengan manajemen portofolio yang baik. Akan tetapi tampak bahwa pemerintah kurang tanggap terhadap kondisi investasi di Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari buruknya birokrasi, Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang masih membudaya, rusaknya sumberdaya dan lingkungan, buruknya infrastruktur (jalan raya, pasokan listrik, pasokan air, jaringan informasi dan telekomunikasi) serta insentif yang kurang menarik bagi para investor. Investasi pada dasarnya merupakan salah satu alternatif terbaik untuk menggerakkan kegiatan perekonomian. Pembangunan berkelanjutan dipandang melalui konteks yang lebih luas dengan cara mengembangkan kapasitas untuk pertumbuhan ekonomi sekaligus menyusun kebijakan untuk pembangunan yang ramah terhadap lingkungan. Berkaitan dengan hal tersebut, investasi sebagai salah satu faktor penggerak kegiatan ekonomi dapat berkontribusi terhadap kondisi lingkungan. Salah satu cara yang dapat dilakukan melalui sisi ekonomi yaitu investasi dalam bentuk pengembangan investasi yang berkelanjutan dengan memperhatikan pelestarian keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, BEI dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati membentuk SRI-KEHATI yang merupakan wadah bagi perusahaan yang ingin berinvestasi ramah lingkungan. Indeks SRI-KEHATI yang juga dikenal sebagai Green Emiten diharapkan dapat menjadi acuan bagi para investor untuk berinvestasi yang sahamnya dihitung berdasarkan aspek sosial lingkungan. Namun untuk dapat tergabung dalam Green Emiten tersebut diperlukan mekanisme penilaian yang dilihat 23
berdasarkan kriteria untuk dapat masuk ke dalam SRI-KEHATI. SRI-KEHATI merupakan indeks saham dari emiten-emiten yang dinilai menjalankan prinsipprinsip ramah lingkungan dalam pengelolaan bisnisnya. Manfaat ekonomi yang dirasakan perusahaan yang tergabung dalam Green Emiten menjadi pertimbangan khusus bagi para investor. Setiap perusahaan maupun investor menginginkan maksimum profit demi keberlanjutan perusahaan. Peninjauan lebih lanjut sangat diperlukan mengenai kriteria SRI-KEHATI yang menilai aspek sosial dan lingkungan dalam hal pengaruhnya terhadap investor untuk membeli saham di SRI-KEHATI. Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat seberapa besar tingkat pengaruh indeks SRI-KEHATI terhadap pergerakan IHSG di BEI serta tingkat pengaruh 25 emiten terhadap indeks SRIKEHATI dengan memperhatikan seberapa besar peningkatan atau penurunan yang dialami terkait kondisi perekonomian Indonesia yang kurang kondusif dan diolah dengan model ARCH/GARCH. Adanya indeks SRI-KEHATI tentu akan berpengaruh pada IHSG karena 25 perusahaan yang tergabung dalam indeks SRI-KEHATI telah cukup mewakili dari jumlah keanggotaan suatu indeks dalam BEI. Para investor akan melihat bagaimana pergerakan saham perusahaan yang tergabung dalam indeks SRIKEHATI dibandingkan dengan indeks lain sehingga akan mempengaruhi persepsi mereka. Selain itu, investor juga akan membandingkan antara kondisi saham apabila mereka bergabung atau tidak dengan indeks SRI-KEHATI. Investor dan perusahaan akan melihat kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), serta ancaman (threat) apabila mereka bergabung dengan emiten ramah lingkungan. Hal tersebut akan menjadi indikator kebijakan bagi perusahaan 24
untuk mempertahankan pencitraan suatu perusahaan yang ramah terhadap lingkungan serta peduli terhadap keanekaragaman hayati. Dalam mendukung kondisi investasi yang dianggap sebagai penggerak kegiatan ekonomi maka kebijakan pemerintah dinilai sangat penting untuk menarik para investor agar berinvestasi yang ramah lingkungan. Kesadaran akan pentingnya sumberdaya alam, lingkungan, dan keanekaragaman hayati sangat dibutuhkan demi mencapai pembangunan berkelanjutan. Dari beberapa hal tersebut, penggunaan analisis matriks Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) diharapkan dapat memberikan informasi dalam hal penentuan strategi pengembangan indeks SRI-KEHATI.
25
Berdasarkan penjabaran di atas maka kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat dari diagram pada Gambar 1. Investasi merupakan salah satu alternatif terbaik untuk menggerakkan kegiatan ekonomi
Kurangnya kesadaran akan lingkungan dan keanekaragaman hayati
Kurangnya tanggapan dari pemerintah terhadap kondisi investasi di Indonesia
Indeks SRI-KEHATI
Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman SRIKEHATI
Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
Identifikasi karakteristik Indeks SRIKEHATI
Analisis tingkat pengaruh 25 saham emiten terhadap pergerakan Indeks SRIKEHATI
Analisis deskriptif
Analisis tingkat pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap pergerakan IHSG di BEI
Model ARCH/GARCH
Microsoft Excel 2007
Analisis Matriks SWOT untuk penentuan strategi pengembangan Indeks SRI-KEHATI
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian 26
IV. METODE PENELITIAN
4.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Yayasan KEHATI yang berlokasi di Jalan
Bangka VIII No. 3B, Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Pemilihan Yayasan KEHATI sebagai lokasi penelitian dikarenakan Yayasan tersebut membuat suatu indeks saham yakni Indeks SRI-KEHATI yang merupakan satu-satunya indeks yang memperhatikan aspek sosial lingkungan sehingga menjadi suatu tren baru dalam pasar modal Indonesia. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret-Juni 2011. 4.2
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner dengan pihak yang berkaitan dalam hal pengelolaan indeks SRI-KEHATI, perwakilan dari lembaga pemerintah yakni Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), serta dari lembaga yang mengawasi pasar modal Indonesia yakni Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Penyebaran kuesioner digunakan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi indeks SRI-KEHATI. Selain itu, pengambilan data primer juga melalui pengamatan langsung di lapang. Sedangkan data sekunder didapatkan dari penelusuran beberapa literatur dan institusi terkait yang terdiri atas dokumen-dokumen perusahaan, Yayasan KEHATI, perusahaan-perusahaan yang bergabung dalam indeks SRI-KEHATI, Bapepam-LK, KLH, buku-buku dan internet.
27
4.3
Metode Pengumpulan Data Pengambilan sampel dilakukan dengan snowball random sampling.
Teknik snowball random sampling merupakan teknik yang dapat dimanfaatkan ketika ada suatu kebutuhan untuk mengidentifikasi suatu populasi atau fakta yang sebelumnya belum diketahui. Proses pada teknik snowball random sampling dimulai dengan suatu identifikasi awal dari masyarakat maupun narasumber berpengaruh lainnya, kemudian menentukan siapa narasumber yang sesuai dan kompeten yang akan diwawancarai selanjutnya. Kriteria sampel yang dipilih adalah orang-orang yang memiliki peranan penting dalam bidang pengelolaan indeks SRI-KEHATI. Selain itu, penelitian ini juga akan menggunakan data-data perusahaan yang bergabung dalam SRI-KEHATI. Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah : 1) Metode kuesioner, kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam hal laporan tentang hal-hal yang diketahuinya. 2) Metode dokumentasi, dokumentasi yang dimaksud adalah buku-buku, dokumen, peraturan tertulis, dan data-data yang terkait dengan penelitian. 3) Wawancara, merupakan sebuah percakapan yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai. Metode ini digunakan untuk melengkapi hal-hal yang tidak dapat diungkap melalui kuesioner dan dokumentasi.
28
4.4
Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisa data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif. Tabel di bawah ini menunjukkan tentang metode pengumpulan data dan analisis yang akan digunakan. Tabel 3. Metode Pengumpulan Data dan Analisis No. Tujuan Penelitian Sumber Data 1. Identifikasi karakteristik Indeks Data sekunder SRI-KEHATI 2. Analisis seberapa besar korelasi Data sekunder Indeks SRI-KEHATI terhadap pergerakan IHSG di BEI 3.
4..
Analisis seberapa besar tingkat pengaruh 25 saham emiten terhadap pergerakan Indeks SRIKEHATI Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) untuk penentuan strategi pengembangan Indeks SRIKEHATI
Metode Analisis Data Analisis deskriptif Model ARCH/GARCH
Data sekunder
Microsoft Excel 2007
Data primer
Analisis matriks SWOT (StrengthWeaknessOpportunity-Threat)
Sumber : Penulis 2011 4.4.1 Analisis Deskritif Analisis deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai objek penelitian sehingga dari pengamat ini dapat diketahui kondisi internal dan eksternal perusahaan. Adapun hasil dari analisis ini dapat berupa tabel, grafik, diagram, maupun matriks sesuai dengan hasil yang diperoleh. Analisis deskriptif dilakukan dengan cara observasi di lokasi penelitian, wawancara dengan pihak internal dan eksternal Yayasan KEHATI, studi literatur, dan penyebaran kuesioner yang digunakan untuk memperoleh informasi terkait dengan hal-hal yang diketahui responden. 29
4.4.2 Identifikasi Karakteristik Indeks SRI-KEHATI Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik Indeks SRI-KEHATI yang saat ini dapat dikatakan menunjukkan peningkatan dalam bidang investasi. Analisis deskriptif ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi lapang yang bersifat tanggapan dan pandangan pada daerah sampel. Pada penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk memberikan informasi kepada investor mengenai karakteristik Indeks SRIKEHATI terkait dengan sejarah indeks dan kriteria pemilihan saham agar dapat terpilih dalam indeks. 4.4.3
Analisis Tingkat Pengaruh Pergerakan IHSG di BEI
Indeks
SRI-KEHATI
terhadap
Analisis data yang digunakan untuk menganalisis seberapa besar tingkat pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap pergerakan IHSG di BEI adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Identifikasi tingkat pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap IHSG meliputi data harga saham harian penutupan IHSG, Jakarta Islamic Indeks (JII), Indeks KOMPAS100, Indeks LQ45, Indeks Manufaktur, Indeks PEFINDO25, Indeks SRI-KEHATI, dan Indeks BISNIS-27 yang terjadi selama bulan Desember 2006 hingga Juli 2011. Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan informasi kepada investor mengenai fluktuasi suatu indeks saham. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis besarnya kenaikan dan penurunan yang terjadi, signifikasi, serta seberapa besar tingkat pengaruhnya terhadap IHSG sebagai variabel dependen dan diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2007. Adapun hasilnya dapat digunakan untuk mengidentifikasi kebijakan pengelolaan dalam hal pengembangan indeks SRIKEHATI guna meningkatkan kondisi perekonomian Indonesia. 30
4.4.4
Analisis Tingkat Pengaruh 25 Saham Emiten terhadap Pergerakan SRI-KEHATI Analisis data yang digunakan untuk menganalisis seberapa besar tingkat
pengaruh 25 saham emiten terhadap pergerakan Indeks SRI-KEHATI adalah menggunakan model ARCH/GARCH. Identifikasi tingkat pengaruh 25 emiten terhadap pergerakan Indeks SRI-KEHATI meliputi data harga saham penutupan dari 25 emiten yang tercatat di Indeks SRI-KEHATI dimulai pada periode November 2010 hingga April 2011. Adapun hasil yang diperoleh adalah untuk mengetahui perusahaan emiten apa saja yang berpengaruh besar terhadap pergerakan Indeks SRI-KEHATI. 4.4.5
Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman untuk Penentuan Strategi Pengembangan Indeks SRI-KEHATI Dalam menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman indeks
SRI-KEHATI adalah dengan menggunakan analisis matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman indeks SRI-KEHATI diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap karyawan yang bekerja di bidang administrasi investasi. Identifikasi kekuatan dapat berupa manfaat adanya indeks SRI-KEHATI terhadap pencapaian investasi yang berkelanjutan karena merupakan satu-satunya indeks dengan memperhatikan aspek lingkungan dalam kriteria penilaian perusahaan emiten, kesadaran perorangan maupun perusahaan terhadap pelestarian keanekaragaman hayati, serta bagaimana kondisi saham apabila suatu perusahaan bergabung dengan indeks SRI-KEHATI sedangkan identifikasi kelemahan dilihat dari kriteria yang telah dibuat oleh SRI-KEHATI dalam memilih perusahaan emiten. Adapun peluang dan ancaman dilihat dari faktor lingkungan eksternal seperti kondisi saham yang ditawarkan pasar modal lain, kondisi perekonomian Indonesia, serta telah adanya 31
kesadaran
masyarakat
maupun
pemodal
dalam
hal
lingkungan
dan
keanekaragaman hayati demi keberlangsungan investasi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, analisis SWOT digunakan untuk penentuan strategi pengembangan Indeks SRI-KEHATI. 4.4.6
Model ARCH dan GARCH Data finansial time series, seperti return saham, exchange rates, inflasi
dan lain-lain sering menunjukkan fenomena volatility clustering, yaitu periodeperiode dimana harga-harga menunjukkan wide swings untuk jangka waktu tertentu diikuti oleh periode-periode dimana relative calm (Anton 2006). Untuk mengatasi variance dari error yang tidak konstan (varying time dependent) akan digunakan model ARCH yang dikembangkan oleh Engle (1982). Model tersebut diformulasikan sebagai berikut :
yt = I t γ + εt
(1.1)
σt2 = ω + α ε2t-1
(1.2)
Persamaan (1.1) merupakan suatu fungsi variabel-variabel eksogen atau 2
predetermined variable, (It), dan error term ε. Untuk persamaan kedua, σ t adalah error variance, ε adalah error term, t adalah waktu. Error variance tidak hanya tergantung pada satu lag term dari error term kuadrat, tetapi dapat lebih dari satu error term kuadrat (Anton 2006). Pemodelan ARCH tumbuh dengan cepat, dengan berbagai jenis variasi pada model aslinya. Salah satu yang menjadi populer adalah model GARCH, yang dikembangkan oleh Bollerslev (1986). Model GARCH yang paling sederhana yang sering digunakan adalah GARCH (1,1), yang diformulasikan sebagai berikut : 32
yt = I t γ + εt
(1.3)
σt2 = ω + α ε2t-1 + β σ2t-1
(1.4)
Persamaan (1.3) ditulis sebagai fungsi variabel-variabel eksogen atau predetermined variable (It) dengan error term. Persamaan (1.4) mengacu pada 2
2
variance forecast satu periode ke depan σt dan σt merupakan fungsi dari variance rata-rata (ω), isu-isu mengenai volatilitas dari periode sebelumnya, yang diukur sebagai the lag of the square residual dari the mean equation, ε ARCH term), dan variance masa lalu σ
2
t-1
2
t-1
(the
(the GARCH term) (Anton 2006).
Model GARCH (1,1) adalah konsisten dengan volatility clustering yang diobservasi pada data return keuangan, dimana perubahan besar dalam return saham cenderung diikuti oleh perubahan-perubahan besar selanjutnya. Model ini mungkin sesuai dengan data return saham untuk semua perusahaan yang dimasukkan dalam penelitian, namun mungkin saja terjadi shock to stock price volatility adalah tidak simetrik, sebagaimana diimplikasikan oleh persamaan (1.4). 4.4.7 Analisis Lingkungan Eksternal Pada tahap analisis lingkungan eksternal ini dilakukan identifikasi mengenai keadaan lingkungan yang terdapat di luar seperti lingkungan umum (politik, pemerintah dan hukum, ekonomi, sosial, budaya, demografi dan lingkungan, dan teknologi) dan lingkungan industri (lima kekuatan bersaing) perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja dari perusahaan tersebut. Analisis lingkungan eksternal ini meliputi identifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan tersebut. Peluang dan ancaman ini merupakan faktor penting bagi perusahaan dalam menentukan 33
strategi pengembangan usahanya sehingga perusahaan tidak dapat mengabaikan lingkungan eksternal yang mempengaruhi perusahaan tersebut. 4.4.8 Analisis Lingkungan Internal Pada tahap analisis lingkungan internal ini dilakukan identifikasi mengenai keadaan internal perusahaan. Analisis lingkungan internal ini meliputi identifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari perusahaan tersebut. Faktor kekuatan dan kelemahan ini, menjadi unsur penting dalam menentukan strategi dalam pengembangan usaha perusahaan tersebut. 4.4.9
Analisis Matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat) Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) adalah suatu
metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity), dan ancaman (Threat) yang mungkin terjadi dalam mencapai suatu tujuan dari kegiatan usaha atau lembaga dalam skala yang luas. Analisis SWOT merupakan bagian dari proses perencanaan. Hal utama yang ditekankan dalam analisis SWOT adalah dalam proses perencanaan suatu institusi membutuhkan penilaian mengenai kondisi saat ini dan gambaran ke depan yang mempengaruhi proses pencapaian tujuan institusi. Dengan analisa SWOT akan didapatkan karakteristik dari kekuatan utama, kekuatan tambahan, faktor netral, kelemahan utama, kelemahan tambahan berdasarkan analisa lingkungan internal dan eksternal. Matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) digunakan pada tahap pencocokkan, yang ditujukan untuk merumuskan alternatif-alternatif
34
strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Terdapat empat tahapan untuk membentuk matriks SWOT, yaitu : 1.
Strategi SO (Strength-Opportunity) didapatkan dengan menyesuaikan kekuatan internal perusahaan dengan peluang eksternal.
2.
Strategi ST (Strength-Opportunity) didapatkan dengan menyesuaikan dengan ancaman eksternal.
3.
Strategi WO (Weakness-Opportunity) didapatkan dengan menyesuaikan kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.
4.
Strategi WT (Weakness-Threat) didapatkan dengan menyesuaikan kelemahan internal perusahaan dengan ancaman eksternal.
Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Matriks SWOT Faktor Internal Kekuatan (Strength) Daftar faktor-faktor kekuatan internal Faktor Eksternal Peluang Strategi SO (Opportunities) Strategi yang Daftar faktor-faktor menggunakan kekuatan peluang eksternal untuk memanfaatkan peluang yang ada Ancaman (Threat) Strategi ST Daftar faktor-faktor Strategi yang ancaman eksternal menggunakan kekuatan untuk menghadapi dan mengatasi ancaman Sumber : David 2006
Kelemahan (Weakness) Daftar faktor-faktor kelemahan internal Strategi WO Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi WT Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman
Dari hasil matriks analisa SWOT tersebut akan digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih besar agar dapat menentukan visi misi institusi serta strategi yang ingin dicapai. 35
V. GAMBARAN UMUM
5.1
Gambaran Umum Mengenai Pasar Modal Indonesia Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan
sekuritas di Indonesia. Dahulu terdapat dua bursa efek di Indonesia, yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Bursa Efek Jakarta didirikan oleh pemodal Belanda pada tanggal 14 Desember 1912 dengan nama Vereneging Voor de Effectenhandel dengan tujuan untuk menghimpun dana guna menunjang ekspansi usaha perkebunan milik orang-orang Belanda di Indonesia. Perkembangan pasar modal di Indonesia pada waktu itu cukup menggembirakan sehingga pemerintah Kolonial Belanda terdorong untuk membuka bursa efek di kota lain, yaitu di Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Namun karena gejolak politik yang terjadi di negara-negara Eropa yang mempengaruhi perdagangan efek di Indonesia, bursa efek di Surabaya dan Semarang ditutup, dan perdagangan efek dipusatkan di Jakarta. Karena Perang Dunia II pada akhirnya Bursa Efek Jakarta ditutup pada tanggal 10 Mei 1940. Dengan penutupan ketiga bursa efek tersebut maka kegiatan perdagangan efek di Indonesia terhenti dan baru diaktifkan kembali pada tanggal 10 Agustus 1977. Sejak diaktifkannya kembali pasar modal pada tahun 1977, pemerintah melakukan serangkaian kebijakan dan deregulasi yang mendorong perkembangan pasar modal. Perkembangan pasar modal di Indonesia semakin pesat sejak diterapkannya Paket Desember 1987 (Pakdes '87) dan Paket Oktober 1988 (Pakto '88), yang tercermin dengan peningkatan gairah pelaku bisnis di pasar modal Indonesia. Secara umum isi Pakdes '87 dan Pakto '88 adalah : 1) dikenakannya
36
pajak sebesar 15 % atas bunga deposito dan 2) diijinkannya pemodal asing untuk membeli saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan penggabungan antara Bursa Efek Jakarta dengan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 1 Desember 2007. Penggabungan tersebut diikuti dengan kehadiran entitas baru yang mencerminkan kepentingan pasar modal secara nasional yaitu Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange). BEI memfasilitasi perdagangan saham (equity), surat utang (fixed income), maupun perdagangan derivatif (derivative instruments). Hadirnya bursa tunggal ini diharapkan akan meningkatkan efisiensi industri pasar modal di Indonesia dan menambah daya tarik untuk berinvestasi. Saat ini Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh Ito Warsito sebagai Presiden Direktur, sementara I Nyoman Tjager menjabat sebagai Presiden Komisaris. Pada penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah Indeks SRI-KEHATI. 5.2
Sejarah Yayasan KEHATI Yayasan KEHATI didirikan di Jakarta pada tanggal 12 Januari 1994
sebagai yayasan penyandang dana nirlaba yang mendukung pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati berkelanjutan. Yayasan KEHATI memiliki akte anggaran dasar yang telah mendapatkan pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai Badan Hukum Yayasan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 tahun 2001 tentang Yayasan. Lembaga ini juga terdaftar di Amerika Serikat sebagai Yayasan Pemberi Hibah untuk kegiatan konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia.
37
Tahap awal kerja, Yayasan KEHATI mendapat kepercayaan mengelola Dana Abadi (endowment fund) sebesar 16,5 juta Dollar Amerika melalui sebuah perjanjian kerjasama antara KEHATI dan USAID (United States Agency for International Development) yang ditandatangani pada tahun 1995 untuk jangka waktu 10 tahun. Sejak tahun 2006, Yayasan KEHATI dipercaya mengelola dana tersebut sebagai Dana Abadi yayasan untuk mendukung sumberdaya dan memfasilitasi kegiatan berbagai organisasi dan komponen masyarakat madani, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), lembaga penelitian, pendidikan dan pelatihan. Perkembangan selanjutnya, pada pertengahan 2009, Yayasan KEHATI bersama Pemerintah Amerika Serikat, Pemerintah Indonesia (melalui Kementerian Keuangan dan Kementerian Kehutanan), dan Conservation International (CI), meluncurkan program pertukaran utang dengan pelestarian alam (Debt for Nature Swap-DNS) melalui program Tropical Forest Conservation Act (TFCA). 5.2.1
Visi dan Misi KEHATI Visi Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) adalah
terwujudnya pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara adil dan berkelanjutan bagi keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat, serta kualitas hidup yang setinggi-tingginya. Misi Yayasan KEHATI adalah mewujudkan kondisi keanekaragaman hayati yang lestari melalui penggalangan dan pengelolaan sumberdaya bagi upaya-upaya pemberdayaan masyarakat, advokasi kebijakan publik, pembelajaran bersama serta mobilisasi dukungan dan partisipasi para pihak.
38
5.2.2 Nilai-Nilai Dasar Organisasi Nilai-nilai dasar organisasi menjadi pijakan moral bagi pencapaian visi dan misi KEHATI. Nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari pengakuan pada Piagam Bumi (Earth Charter), yang memandang bahwa pelestarian lingkungan, hak asasi manusia, pembangunan manusia yang berkeadilan dan perdamaian adalah saling terkait dan tidak terpisahkan. Nilai-nilai dasar yang menjadi pijakan pencapaian misi KEHATI adalah : 1) Keanekaragaman, meyakini bahwa keanekaragaman hayati dan kehidupan di dalamnya menjamin keberlangsungan kehidupan di bumi. 2) Keberlanjutan, menjunjung tinggi prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dengan mengedepankan wawasan yang holistik dan berjangka panjang melalui pendekatan yang menyeluruh dan terpadu. 3) Keadilan, meyakini bahwa kehidupan yang adil merupakan cita-cita bagi semua manusia tanpa pengecualian, termasuk golongan masyarakat dan daerah, antar wilayah, dan antar generasi. 4) Kemandirian, mengutamakan kemampuan dan keswadayaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sendiri. Mencegah kondisi ketergantungan pada pihak
luar
dengan
mengembangkan
kemandirian
dalam
mengelola
sumberdaya, mengambil keputusan, dan penyelesaian masalah. 5) Kepedulian, menunjukkan rasa peduli dan memihak pada nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan. KEHATI memiliki kepedulian terhadap semua makhluk hidup, keutuhan ekologi dan kelestarian alam, kelompok masyarakat miskin dan rentan, serta kepada hak-hak dan kearifan masyarakat adat maupun lokal. 39
6) Kepercayaan, menganggap kepercayaan sebagai modal yang paling menentukan dalam membangun kerjasama dan kemitraan. 7) Bertanggung Jawab dan Bertanggung Gugat, menumbuhkan sikap jujur, terbuka, dan bertanggung jawab kepada komunitas, publik dan generasi yang akan datang. Mendorong “good governance” dengan perangkat sistem yang menjamin transparansi dan akuntabilitas kepada publik dan para pemangku kepentingan. 5.3
Struktur Organisasi Yayasan KEHATI Struktur organisasi yang dilaksanakan oleh Yayasan KEHATI berbentuk
fungsional yaitu organisasi yang berdasarkan pembagian tugas serta kegiatan yang spesifik yang dimiliki oleh para anggotanya. Struktur tersebut dirancang untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengevaluasi segala kegiatan lembaga yang bersangkutan sehingga tujuan dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Yayasan KEHATI memiliki Dewan Pembina dan Dewan Pengurus yang akan mengawasi jalannya kegiatan seperti yang terdapat pada Lampiran 1. Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI per Desember 2009 dijabat oleh Muhammad S. Sembiring. Dalam kepengurusannya, Yayasan KEHATI dibagi menjadi beberapa bagian, yakni : 1) Direktorat Pelestarian dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati yang terdiri dari beberapa divisi yaitu Program Ekosistem Agro, Program Ekosistem Hutan, dan Program Ekosistem Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; 2) Direktorat Komunikasi dan Penggalangan Sumberdaya yang terdiri dari beberapa divisi yaitu Penggalangan Sumberdaya, Program Komunikasi dan Pendidikan, Program Pengelolaan Pengetahuan; 3) Direktorat Keuangan dan Administrasi dibantu oleh Spesialisasi Investasi dan Administrasi 40
Investasi. Pada bagian Keuangan dan Administrasi terdiri dari beberapa divisi yaitu, Bagian Sumberdaya Manusia dan Administrasi Umum, Keuangan, Administrasi. 5.4
Sejarah Singkat Indeks SRI-KEHATI Demi merangkul dan menciptakan wadah bagi dunia usaha agar dapat
turut serta pada upaya konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, KEHATI menginisiasikan Sustainable and Responsible Investment Index (SRI), yaitu suatu indeks harga saham yang dapat menjadi pedoman atau informasi bagi investor yang memiliki sensitivitas terhadap kepedulian sosial khususnya pada bidang pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan untuk menginvestasikan modalnya kepada perusahaan yang lebih bertanggung jawab. Adapun tujuan dari indeks SRI-KEHATI adalah untuk mendorong investor agar menginvestasikan dananya kepada usaha-usaha keberlanjutan yang memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik. Dalam pengembangan indeks SRI-KEHATI bekerjasama dengan PT Mega Capital Indonesia. 5.5
Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian adalah orang-orang yang dipilih
secara benar karena responden tersebut mengetahui dengan pasti kondisi indeks SRI-KEHATI yaitu karyawan yang bekerja pada divisi administrasi investasi. Pemilihan responden yang ditentukan ini berdasarkan teknik snowball random sampling. Selain dari pihak Yayasan KEHATI, responden juga diwakili dari pemerintahan yaitu Kementerian Lingkungan Hidup bagian Insentif Pendanaan Lingkungan serta Bapepam-LK bagian Biro Transaksi dan Lembaga Efek. 41
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1
Identifikasi Karakteristik Indeks SRI-KEHATI PT Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Keanekaragaman
Hayati Indonesia (KEHATI), meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks SRI-KEHATI. SRI adalah kependekan dari Sustainable and Responsible Investment. Indeks SRI-KEHATI terdiri dari 25 saham dimana indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan pedoman investasi bagi pemodal yaitu dengan membuat suatu benchmark indeks baru yang secara khusus memuat emiten yang memiliki kinerja yang sangat baik dalam mendorong usaha-usaha berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan hidup, sosial dan tata kelola perusahaan yang baik. Adapun kriteria pemilihan saham indeks SRIKEHATI adalah sebagai berikut : 1) Seleksi Awal Seleksi awal dilakukan untuk memilih saham yang berpotensi menjadi anggota indeks. Adapun kriteria dalam seleksi awal adalah : a. Total Aset Total aset yang mempresentasikan ukuran dari emiten SRI, yakni emitenemiten yang memiliki total aset di atas Rp 1 triliun berdasarkan laporan keuangan auditan tahunan. b. Price Earning Ration (PER) PER emiten yang termasuk dalam kriteria ini adalah yang memiliki PER positif. c. Free Float Ratio Free float atau kepemilikan saham publik harus lebih besar dari 10 %. 42
2) Fundamental Dari seleksi awal tersebut diperoleh daftar nama emiten yang berpotensi masuk dalam anggota indeks SRI-KEHATI. Selanjutnya untuk memilih 25 saham yang terbaik, dilakukan pemeringkatan lebih lanjut dengan mempertimbangkan aspek fundamental yaitu dengan mempertimbangkan 6 faktor utama, diantaranya : a) Environmental, b) Community, c) Corporate Governance, d) Human Rights, e) Business Behaviour, f) Labour Practices and Decent Work. Dalam menentukan dan memilih saham-saham yang masuk dalam kriteria fundamental, Yayasan KEHATI menjalin kerja sama dengan independent data provider yaitu OWW-Consulting. Review dan pergantian saham yang masuk perhitungan indeks SRI-KEHATI dilakukan setiap 6 bulan yaitu setiap awal bulan Mei dan November. Indeks SRI-KEHATI diluncurkan pada tanggal 8 Juni 2009, namun hari dasar yang digunakan untuk perhitungan indeks adalah tanggal 28 Desember 2006 dengan nilai indeks adalah 100. Berdasarkan kriteria tersebut, setelah perusahaan emiten lolos pada seleksi awal, perusahaan emiten tersebut akan diseleksi kembali untuk mendapatkan 25 saham terbaik dengan melihat enam kriteria fundamental yang telah disebutkan di atas. Dalam hal kriteria lingkungan, Indeks SRI-KEHATI memberikan pengecualian kepada perusahaan yang bergerak dalam bidang senjata, alkohol, pestisida, dan nuklir dimana perusahaan tersebut tidak dapat masuk ke dalam daftar Indeks SRI-KEHATI. Adapun untuk kriteria lainnya, perusahaan harus memiliki Corporate Social Responsibility (CSR) yang baik. Hal ini diperlukan untuk menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat serta para pegawainya. 43
6.2
Analisis Tingkat Pengaruh Pergerakan IHSG di BEI
Indeks
SRI-KEHATI
terhadap
Perhitungan indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di pasar/bursa yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai Dasar akan disesuaikan secara cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau terdapat faktor lain yang tidak terkait dengan harga saham. Penyesuaian akan dilakukan bila ada tambahan emiten baru, partial/company listing, waran, dan obligasi konversi demikian juga delisting. Dalam hal terjadi stock split, dividen saham atau saham bonus, Nilai Dasar tidak disesuaikan karena Nilai Pasar tidak terpengaruh. Harga saham yang digunakan dalam menghitung IHSG adalah harga saham di pasar reguler yang didasarkan pada harga yang terjadi berdasarkan sistem lelang. Berikut disajikan hasil statistik deskriptif IHSG, Jakarta Islamic Indeks (JII), KOMPAS100, LQ45, Manufaktur, PEFINDO25, SRI-KEHATI, dan BISNIS-27 selama bulan Desember 2006 hingga Juli 2011 yang telah diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2007. Tabel 5. Statistika Deskriptif Selama Bulan Desember 2006 – Juli 2011 N Minimum Maksimum Rata-rata St. Deviasi IHSG 58 1241,541 4130,800 JII 58 193,683 567,119 KOMPAS100 58 299,179 942,947 LQ45 58 241,352 729,836 Manufaktur 58 217,554 973,271 PEFINDO25 58 122,918 472,019 SRI-KEHATI 58 66,461 212,563 BISNIS-27 58 106,035 357,765 Valid N 58 Sumber : Data Sekunder BEI 2011 (diolah)
2516,659 402,747 609,816 494,568 485,937 241,880 135,148 227,837
745,3376 99,8758 165,5174 125,6424 220,6350 88,0433 39,0620 64,5505
Hasil dari perhitungan di atas dengan jumlah pengamatan selama 58 bulan dimulai dari bulan Desember 2006 hingga Juli 2011, dapat dilihat bahwa IHSG sebagai variabel dependen memiliki nilai terendah yaitu sebesar 1241,541 yang 44
terjadi pada bulan November 2008, sementara nilai tertinggi IHSG adalah 4130,800 yang terjadi pada bulan Juli 2011. Nilai rata-rata IHSG adalah sebesar 2516,659 dengan standar deviasi sebesar 745,3376. Dengan nilai standar deviasi yang cukup besar ini menandakan bahwa nilai IHSG berfluktuasi cukup tajam. Berikut adalah hasil dari analisis statistika deskriptif (Tabel 5), yaitu : 1.
Indeks Manufaktur Variabel Indeks Manufaktur dikatakan berpengaruh secara signifikan
dikarenakan saham emiten yang tercatat di Indeks Manufaktur merupakan saham perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur seperti bidang industri dasar dan kimia, aneka industri serta industri barang konsumsi. Berdasarkan hasil Tabel 5, Manufaktur memiliki nilai terendah sebesar 217,554 yang terjadi pada bulan Oktober 2008, sementara nilai tertinggi Manufaktur adalah 973,271 yang terjadi pada bulan Juli 2011. Nilai rata-rata Manufaktur adalah sebesar 485,937 dengan standar deviasi sebesar 220,6350. Dengan nilai standar deviasi yang cukup besar ini menandakan bahwa pergerakan Manufaktur berfluktuasi cukup tajam. 2.
Indeks KOMPAS100 Variabel Indeks KOMPAS100 dikatakan berpengaruh secara signifikan
dikarenakan jumlah saham emiten yang tercatat di Indeks KOMPAS100 adalah sebanyak 100 saham. Berdasarkan hasil Tabel 5, KOMPAS100 memiliki nilai terendah sebesar 299,179 yang terjadi pada bulan November 2008, sementara nilai tertinggi KOMPAS100 adalah 942,947 yang terjadi pada bulan Juli 2011. Nilai rata-rata KOMPAS100 adalah sebesar 609,816 dengan standar deviasi sebesar 165,5174. Dengan nilai standar deviasi yang cukup besar ini menandakan bahwa pergerakan KOMPAS100 berfluktuasi cukup tajam. 45
3.
Indeks LQ45 Indeks LQ45 dikatakan berpengaruh secara signifikan dikarenakan jumlah
saham emiten yang tercatat di Indeks LQ45 adalah sebanyak 45 saham. Berdasarkan hasil Tabel 5, LQ45 memiliki nilai terendah sebesar 241,352 yang terjadi pada bulan Oktober 2008, sementara nilai tertinggi LQ45 adalah 729,836 yang terjadi pada bulan Juli 2011. Nilai rata-rata LQ45 adalah sebesar 494,568 dengan standar deviasi sebesar 125,6424. Dengan nilai standar deviasi yang cukup besar ini menandakan bahwa pergerakan LQ45 berfluktuasi cukup tajam. 4.
Indeks JII Indeks JII dikatakan berpengaruh secara signifikan dikarenakan jumlah
saham emiten yang tercatat di Indeks JII adalah sebanyak 30 saham. Berdasarkan hasil Tabel 5, JII memiliki nilai terendah sebesar 193,683 yang terjadi pada bulan Oktober 2008, sementara nilai tertinggi JII adalah 567,119 yang terjadi pada bulan Juli 2011. Nilai rata-rata JII adalah sebesar 402,747 dengan standar deviasi sebesar 99,8758. Dengan nilai standar deviasi yang cukup besar ini menandakan bahwa pergerakan JII berfluktuasi cukup tajam. 5.
Indeks PEFINDO25 Variabel Indeks PEFINDO25 dikatakan berpengaruh secara signifikan
dikarenakan jumlah saham emiten yang tercatat di Indeks PEFINDO25 adalah sebanyak 25 saham. Berdasarkan hasil Tabel 5, PEFINDO25 memiliki nilai terendah sebesar 122,918 yang terjadi pada bulan November 2008, sementara nilai tertinggi PEFINDO25 adalah 472,019 yang terjadi pada bulan Juli 2011. Nilai rata-rata PEFINDO25 adalah sebesar 241,880 dengan standar deviasi sebesar 88,0433 yang artinya pergerakan PEFINDO25 berfluktuasi cukup tajam. 46
6.
Indeks BISNIS-27 Variabel Indeks BISNIS-27 dikatakan berpengaruh secara signifikan
dikarenakan jumlah saham emiten yang tercatat di Indeks BISNIS-27 adalah sebanyak 27 saham. Berdasarkan hasil Tabel 5, BISNIS-27 memiliki nilai terendah sebesar 106,035 yang terjadi pada bulan Oktober 2008, sementara nilai tertinggi BISNIS-27 adalah 357,765 yang terjadi pada bulan Juli 2011. Nilai ratarata BISNIS-27 adalah sebesar 227,837 dengan standar deviasi sebesar 64,5505. Dengan nilai standar deviasi yang cukup besar ini menandakan bahwa pergerakan BISNIS-27 berfluktuasi cukup tajam. 7.
Indeks SRI-KEHATI Variabel Indeks SRI-KEHATI dikatakan berpengaruh secara signifikan
dikarenakan jumlah saham emiten yang tercatat di Indeks SRI-KEHATI adalah sebanyak 25 saham. Berdasarkan hasil Tabel 5, SRI-KEHATI memiliki nilai terendah sebesar 66,461 yang terjadi pada bulan Oktober 2008, sementara nilai tertinggi SRI-KEHATI adalah 212,563 yang terjadi pada bulan Juli 2011. Nilai rata-rata SRI-KEHATI adalah sebesar 135,148 dengan standar deviasi sebesar 39,0620 yang artinya pergerakan SRI-KEHATI berfluktuasi cukup stabil. Nilai standar deviasi yang cukup tinggi merepresentasikan bahwa variabel tersebut berfluktuasi sangat tajam. Hasil dari analisis statistika deskriptif tersebut terlihat bahwa Indeks Manufaktur memiliki standar deviasi yang paling besar dibandingkan indeks lain yaitu sebesar 220,6350. Dengan nilai standar deviasi yang cukup besar tersebut mengindikasikan pergerakan Indeks Manufaktur berfluktuasi cukup tajam dan cukup mempengaruhi pergerakan IHSG. Hal ini menunjukkan bahwa ketika Indeks Manufaktur mengalami kenaikan maka akan 47
berpengaruh secara signifikan meningkatkan IHSG. Namun, ketika Indeks Manufaktur mengalami penurunan yang cukup tajam maka akan mengakibatkan IHSG mengalami penurunan yang cukup tajam pula. Sedangkan untuk Indeks SRI-KEHATI yang memiliki nilai standar deviasi paling kecil dibandingkan indeks lain mengindikasikan bahwa pergerakan Indeks SRI-KEHATI berfluktuasi cukup stabil. Fluktuasi yang cukup stabil tersebut akan memberikan dampak kenaikan maupun penurunan yang tidak terlalu tajam terhadap pergerakan IHSG. Pergerakan saham pada ketujuh indeks tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Gambar 2. Grafik Pergerakan Variabel Independen Sumber : Data Sekunder BEI 2011 (diolah) 6.3
Analisis Tingkat Pengaruh 25 Saham Emiten terhadap Pergerakan Indeks SRI-KEHATI Berdasarkan hasil analisis tingkat pengaruh 25 saham emiten terhadap
pergerakan Indeks SRI-KEHATI dengan menggunakan model ARCH dan GARCH maka didapatkan model yang terbaik yakni ARCH (1). Hasil yang 48
didapatkan dari model ARCH (1) berdasarkan data harga saham harian penutupan Indeks SRI-KEHATI dan harga saham harian penutupan 25 emiten yang tercatat di Indeks SRI-KEHATI selama bulan November 2010 hingga April 2011 terdapat 24 variabel yang signifikan mempengaruhi pergerakan Indeks SRI-KEHATI. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan adalah Merck Tbk (MERK) karena memiliki nilai probabilitas sebesar 0,5300 (p > alpha 10 %). Tabel 6. Tingkat Pengaruh 25 Saham Emiten terhadap Indeks SRI-KEHATI Periode November 2010 – April 2011 Variabel
Koefisien
Std. Eror
z-Statistik
Prob.
AALI ADHI ANTM ASII BBCA BBNI BBRI BDMN BMRI EXCL INDF INTP ISAT KLBF LSIP MEDC MERK PGAS PTBA SMCB SMGR TINS TLKM UNTR UNVR C
0,029417 0,004554 0,009988 0,114783 0,102125 0,044845 0,079477 0,037345 0,086102 0,038114 0,018695 0,027763 0,024282 0,018819 0,003368 0,011190 -0,000431 0,050100 0,042974 0,019567 0,036565 0,007351 0,091563 0,033480 0,073662 -3,920116
0,002293 0,002602 0,003174 0,001448 0,002490 0,001881 0,002799 0,001383 0,002337 0,001803 0,003059 0,000947 0,001612 0,001495 0,001262 0,000611 0,000686 0,002759 0,000116 0,002490 0,002183 0,002242 0,002157 0,002434 0,002362 0,025807
12,83019 1,750427 3,147176 79,27741 41,01534 23,84148 28,39465 27,01047 36,83697 21,14418 6,110984 29,31095 15,06681 12,58684 2,669316 18,32607 -0,628049 18,15749 372,0080 7,858714 16,75067 3,278694 42,44615 13,75634 31,18611 -151,8987
0,0000 Signifikan 0,0800 Signifikan 0,0016 Signifikan 0,0000 Signifikan 0,0000 Signifikan 0,0000 Signifikan 0,0000 Signifikan 0,0000 Signifikan 0,0000 Signifikan 0,0000 Signifikan 0,0000 Signifikan 0,0000 Signifikan 0,0000 Signifikan 0,0000 Signifikan 0,0076 Signifikan 0,0000 Signifikan 0,5300 Tidak Signifikan 0,0000 Signifikan 0,0000 Signifikan 0,0000 Signifikan 0,0000 Signifikan 0,0010 Signifikan 0,0000 Signifikan 0,0000 Signifikan 0,0000 Signifikan 0,0000 Signifikan
R-squared Adjusted R-squared
Keterangan
0,999512 0,999374
Sumber : Data Sekunder BEI 2011 (diolah) Dari hasil model ARCH (1) diperoleh R-sq sebesar 99,9 % yang artinya telah memenuhi Goodness of Fit. Hal ini menunjukkan sebesar 99,9 % pergerakan 49
Indeks SRI-KEHATI dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang terdapat dalam model, sedangkan sisanya yaitu sebesar 0,01 % dijelaskan oleh variabelvariabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model. 6.3.1 Estimasi Model ARCH (1) Model ARCH (1) perlu dilakukan pengujian secara statistik agar dapat dikatakan baik. Adapun uji yang dilakukan untuk mengetahui kebaikan suatu model adalah dengan uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Uji heteroskedastisitas dengan perumpamaan H0 merupakan homoskedastis dan H1 merupakan heteroskedastis dimana apabila nilai probabilitas (p) kurang dari alpha (10 %) maka tolah H0. Berikut adalah tabel hasil uji heteroskedastisitas. Tabel 7. Uji Heteroskedastisitas ARCH F-statistik 0,269759 Prob. F(1,120) Obs*R-squared 0,273640 Prob. Chi-Square(1) Sumber : Data Sekunder 2011 (diolah)
0,6044 0,6009
Berdasarkan Tabel 7, nilai p (0,6009) lebih besar dari alpha 10 % maka terima H0 artinya homoskedastisitas dimana sebaran terlihat menyebar. Sedangkan untuk memastikan tidak adanya autokorelasi dapat dilakukan uji secara formal yaitu melalui uji Durbin Watson. Berdasarkan hasil analisis dengan model ARCH (1) diperoleh nilai uji Durbin Watson adalah sebesar 2,043673, nilai ini mencapai angka dua sehingga dapat disimpulkan bahwa sisaan saling bebas atau tidak terjadinya autokorelasi (Lampiran 2). 6.3.2 Variabel yang Berpengaruh Secara Signifikan maupun Tidak Signifikan terhadap Pergerakan Indeks SRI-KEHATI Hasil dari model ARCH (1) diketahui bahwa terdapat 24 variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap pergerakan Indeks SRI-KEHATI. Saham emiten yang secara signifikan berpengaruh terhadap pergerakan Indeks SRI50
KEHATI dikarenakan saham dari perusahaan emiten tersebut memiliki volatilitas yang cukup besar. Selain itu, saham emiten yang tercatat di Indeks SRI-KEHATI merupakan perusahaan-perusahaan berkapitalisasi besar. Berdasarkan Tabel 7, 24 variabel berpengaruh secara signifikan dengan tanda positif yang artinya setiap kenaikan harga saham harian emiten per lembar akan meningkatkan harga saham Indeks SRI-KEHATI. Sedangkan untuk variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan adalah Merck Tbk (MERK) dengan nilai p (0,5300) lebih besar dari taraf nyata 10 % dan bertanda negatif. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan satu lembar harga saham harian MERK akan menurunkan Indeks SRI-KEHATI sebesar 0,000431. Perilaku investor dalam berinvestasi dapat menjadi penyebab ketidaksignifikan Merck Tbk terhadap Indeks SRI-KEHATI. 6.4
Strategi Pengembangan Indeks SRI-KEHATI Analisis strategi pengembangan indeks SRI-KEHATI meliputi analisis
internal dan analisis eksternal dari indeks yang dikeluarkan oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). Analisis internal dan eksternal dari indeks SRI-KEHATI ini dilakukan dengan cara studi pustaka, mencari referensi dari internet mengenai perkembangan indeks-indeks yang ada di Bursa Efek Indonesia, melakukan diskusi dan wawancara dengan para karyawan Yayasan KEHATI divisi investment administration, wawancara dengan lembaga-lembaga lain yaitu Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), serta dengan melakukan pengisian kuesioner oleh para karyawan divisi investment administration dan perwakilan dari KLH yakni Kepala Bidang Insentif Pendanaan Lingkungan. Pengisian 51
kuesioner ini dilakukan untuk pembobotan faktor-faktor internal dan eksternal tersebut yang kuesionernya dapat dilihat pada Lampiran 3. Analisis internal dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan indeks SRI-KEHATI sehingga dapat mengoptimalkan kekuatan dan menekan
kelemahan
pengembangan
yang
indeks
dimiliki
tersebut.
dalam rangka
Analisis
menentukan
eksternal
dilakukan
strategi untuk
mengidentifikasi peluang dan ancaman yang akan dihadapi dalam hal pengembangan indeks SRI-KEHATI sehingga menentukan perencanaan strategi yang efektif dalam pengembangan indeks tersebut kedepannya. 1. Analisis Faktor Internal Analisis internal indeks SRI-KEHATI terdiri dari faktor kekuatan dan kelemahan. Identifikasi faktor-faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan digunakan
untuk
menentukan
strategi
yang
perlu
dilakukan
untuk
mengembangkan SRI-KEHATI. Masing-masing faktor yang mempengaruhi dijelaskan sebagai berikut : a. Faktor Kekuatan Faktor kekuatan yang dimiliki indeks SRI-KEHATI pada umumnya adalah sebagai berikut: 1) Mencerminkan Investasi yang Berkelanjutan dan Bertanggung Jawab Indeks SRI-KEHATI merupakan satu-satunya indeks terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dalam hal kriteria penilaian pemilihan saham-saham perusahaan emiten memperhitungkan aspek sosial dan aspek lingkungan. Tujuan dari dibentuknya indeks SRI-KEHATI adalah untuk merangkul dan menciptakan wadah bagi dunia usaha agar dapat turut serta pada upaya 52
konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan dalam bentuk investasi. Dalam upaya meningkatkan kualitas pertumbuhan investasi, penanaman modal harus diarahkan pada sektor industri yang berkelanjutan dan tidak mengeksploitasi sumberdaya alam (SDA). Kegiatan mengeksploitasi SDA akan mengakibatkan langkanya suatu sumberdaya
sehingga
suatu
proyek
menjadi
tidak
berkelanjutan
(sustainable). Oleh karena itu, indeks SRI-KEHATI diciptakan agar para investor mulai dapat melihat investasi kepada perusahaan emiten tercatat yang memperhatikan aspek sosial dan lingkungan dalam usahanya agar tetap menjaga keberadaan SDA dan keanekaragaman hayati serta menciptakan investasi yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. 2) Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks Merupakan Perusahaan Besar Perusahaan emiten terpilih dalam indeks SRI-KEHATI merupakan perusahaan berkapitalisasi besar sehingga patut diperhitungkan bagi investor untuk membeli saham di perusahaan emiten tersebut. Namun hanya terdapat 25 perusahaan emiten terpilih yang berhasil lolos seleksi awal sehingga memungkinkan bagi investor untuk tidak mempunyai banyak pilihan dalam membeli saham. Keputusan untuk hanya memilih 25 perusahaan emiten dikarenakan jumlah tersebut telah mencerminkan pasar modal. Adapun kriteria dari tahap seleksi awal adalah: a) Total aset di atas Rp 1 triliun berdasarkan laporan keuangan auditan tahunan, b) Emiten memiliki price earning ratio yang positif, c) Kepemilikan saham publik harus lebih besar atau sama dengan 10 %. Dalam kriteria seleksi awal mengenai total aset sebesar Rp 1 triliun, hal ini bukan berarti 53
mencerminkan besar atau kecilnya suatu perusahaan dikarenakan tidak ada patokan bahwa harus seberapa besar total aset yang dimiliki perusahaan tersebut agar dapat dikatakan sebagai perusahaan besar. Akan tetapi, perusahaan emiten yang terpilih di indeks SRI-KEHATI dikatakan besar karena memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat kenaikan saham Indeks Harga Saham Gabungan. 3) Volatilitas Cenderung Stabil Sesuai Dengan Kondisi Pasar Naik turunnya suatu pergerakan saham sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian saat ini. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas pergerakan saham yaitu inflasi, harga minyak dunia, nilai kurs rupiah, perubahan tingkat suku bunga bank sentral, keadaan ekonomi global, tingkat harga energi dunia, kestabilan politik suatu negara, serta perilaku investor (Samsul 2008). Namun volatilitas yang dialami indeks SRI-KEHATI selama awal periode hingga Juli 2011 dikatakan cukup stabil. Hal ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Gambar 2. Grafik Volatilitas Indeks SRI-KEHATI Sumber : Data Sekunder SRI-KEHATI 2011 (diolah) 54
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa volatilitas yang dialami indeks SRIKEHATI yang cenderung stabil. Kondisi saham minimum terjadi pada tanggal 31 Oktober 2008 dengan nilai 66,461. Sedangkan kondisi saham maksimum terjadi pada tanggal 29 Juli 2011 dengan nilai 212,563. b. Faktor Kelemahan Faktor kelemahan yang dimiliki indeks SRI-KEHATI pada umumnya adalah sebagai berikut : 1) Publikasi SRI-KEHATI Masih Kurang Indeks yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia dipublikasikan lewat lantai bursa yang setiap harinya selalu ditampilkan perkembangannya. Demikian halnya dengan daftar perusahaan yang tercatat dalam setiap indeks juga ditampilkan di lantai bursa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semua investor dapat memperoleh informasi mengenai indeks adalah melalui pengumuman di lantai bursa tersebut. Oleh karena itu, perilaku investor dikatakan menjadi salah satu faktor penyebab naik turunnya saham karena semua informasi dapat diperoleh di Bursa Efek Indonesia. Indeks SRI-KEHATI sebagai indeks yang tergolong baru telah melakukan langkah lain untuk memperkenalkan kepada publik mengenai indeks SRIKEHATI yakni melalui seminar. Pada tanggal 11 Mei 2011 Yayasan KEHATI mengadakan seminar dengan tema Tantangan dan Peluang Menuju Green Economy dengan Indeks SRI-KEHATI. Selain itu, pada tanggal 08 Juni 2011, Yayasan KEHATI mengadakan seminar bertemakan Responsible Investment in Indonesia. Namun hanya dengan mengadakan
55
seminar yang bukan menjadi agenda tetap sehingga membuat publik menjadi kurang mengenal tentang indeks SRI-KEHATI. 2) Sulit dalam Pengumpulan Data Perusahaan Sesuai Kriteria Indeks SRI-KEHATI Dalam hal mencari data mengenai kinerja lingkungan, hubungan dengan masyarakat, tata kelola perusahaan, penghormatan atas hak asasi manusia, perilaku bisnis dan praktik ketenagakerjaan akan mengingatkan pada Committe Draft ISO 26000 minus isu konsumen bahwa tak mudah membangkitkan dan mengumpulkan data yang terkait dengan keenam aspek tersebut. Indonesia belum memiliki kebiasaan untuk menelusuri dengan seksama aspek sosial dan lingkungan perusahaan2. Dengan demikian, akan menjadi kesulitan bagi indeks SRI-KEHATI untuk mengumpulkan data perusahaan terkait aspek sosial dan lingkungan. 2. Analisis External Factor Evaluation (EFE) Analisis eksternal indeks SRI-KEHATI terdiri dari faktor peluang dan ancaman. Masing-masing faktor yang mempengaruhi dijelaskan sebagai berikut : a. Faktor Peluang Faktor peluang yang dimiliki indeks SRI-KEHATI pada umumnya adalah sebagai berikut : 1) Rancangan Peraturan Pemerintah Mengenai Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup maka Kementerian Lingkungan Hidup menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Instrumen Ekonomi 2
http://csrbusinessindonesia.com/CSR, Meningkatan Sri Kehati Index.htm tanggal 07 Juli 2011
diakses
pada
56
Lingkungan Hidup dimana didalamnya terdapat bagian kelima terkait tentang pengembangan sistem lembaga keuangan dan pasar modal yang ramah lingkungan. Hal ini akan memberikan peluang yang cukup besar bagi SRI-KEHATI karena merupakan pasar modal yang ramah lingkungan. Adanya Peraturan Pemerintah tersebut diharapkan akan menjadi acuan bagi para investor untuk mulai membeli saham di indeks SRI-KEHATI karena melihat aspek lingkungan demi meningkatkan investasi yang berkelanjutan. 2) Adanya Isu-Isu Lingkungan Hidup Kementerian Lingkungan Hidup sejak tahun 2002 telah meluncurkan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam pengelolaan lingkungan
(PROPER)
sebagai
pengembangan
dari
PROPER
PROKASIH. Sejak dikembangkan, PROPER telah diadopsi menjadi instrumen penaatan di berbagai negara seperti China, India, Filipina, dan Ghana, serta menjadi bahan pengkajian di berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian. Tujuan penerapan instrumen PROPER adalah untuk mendorong peningkatan kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan melalui penyebaran informasi kinerja penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan. Guna mencapai peningkatan kualitas lingkungan hidup. Peningkatan kinerja penaatan dapat terjadi melalui efek insentif dan disinsentif reputasi yang timbul akibat pengumuman peringkat kinerja PROPER kepada publik. Para pemangku kepentingan (stakeholders) akan memberikan apresiasi kepada perusahaan yang berperingkat baik dan memberikan tekanan dan atau dorongan kepada perusahaan yang belum 57
berperingkat baik. Adanya PROPER ini akan memberikan kemudahan bagi SRI-KEHATI untuk menilai perusahaan yang telah berkinerja baik terhadap aspek lingkungan. 3) Semakin Tingginya Kesadaran Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati Tingginya kesadaran akan pentingnya lingkungan dan keanekaragaman hayati menjadi peluang dalam meningkatkan investasi yang berkelanjutan. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya organisasi yang berkaitan dengan lingkungan serta kegiatan yang mendukung lingkungan seperti penanaman pohon yang dilakukan oleh suatu lembaga yang juga bekerjasama dengan perusahaan. Selain itu, saat ini suatu perusahaan harus memiliki Corporate Social Responsibility (CSR) dalam kegiatannya guna menjalin kerjasama sosial dan lingkungan dengan masyarakat maupun dengan para pegawai. Adanya CSR akan menjadikan kinerja perusahaan tersebut menjadi lebih tertata dengan baik dalam menjalankan kegiatannya yang berkaitan dengan sosial dan lingkungan. 4) Perusahaan yang Memiliki Kepedulian Terhadap Lingkungan Akan Meningkatkan Citra Perusahaan Perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan akan lebih menguntungkan baik dari segi keuangan maupun citra perusahaan. Hal ini berkaitan dengan yang dikatakan oleh penasihat konsultan senior kebijakan perubahan iklim Bank Dunia, Mubariq Ahmad dalam seminar dengan tema Tantangan dan Peluang menuju Green Economy dengan Indeks SRI-KEHATI yang diadakan Yayasan KEHATI pada tanggal 11 Mei 2011. Keuntungan secara finansial dapat langsung dilihat melalui 58
indeks SRI-KEHATI yang menunjukkan dalam dua tahun perjalanannya sejak 2009 terbukti bahwa 25 perusahaan yang tercatat dalam indeks tersebut tingkat kenaikan harga sahamnya per tahun lebih dari 25 %3. Selain
itu,
keuntungan
yang
diperoleh
bagi
perusahaan
yang
memperhatikan aspek sosial lingkungan adalah meningkatkan citra perusahaan yang diharapkan akan menjadi ketertarikan bagi investor. b. Faktor Ancaman Faktor ancaman yang dimiliki indeks SRI-KEHATI pada umumnya adalah sebagai berikut : 1) Kondisi Perekonomian Indonesia yang Kurang Kondusif Kondisi
perekonomian
Indonesia
yang
kurang
kondusif
sangat
mempengaruhi pergerakan saham. Perubahan tingkat suku bunga bank sentral, keadaan ekonomi global, tingkat harga energi dunia, kestabilan politik suatu negara, serta perilaku investor (Samsul 2008) menjadi faktorfaktor yang mempengaruhi volatilitas pergerakan saham. Saat ini di Bursa Efek Indonesia, nilai kapitalisasi perusahaan tambang yang tercatat di IHSG mencapai 13,9 % dari nilai kapitalisasi seluruh perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Mengingat pergerakan IHSG banyak didorong oleh saham-saham yang aktif diperdagangkan, maka kenaikan harga minyak dunia secara langsung maupun tidak langsung akan mendorong kenaikan harga saham perusahaan tambang. Hal ini tentunya akan mendorong kenaikan IHSG pula.
3
http://republika.com/ perusahaan-peduli-lingkungan-untung-lebih-banyak.htm pada tanggal 13 Mei 2011
diakses
59
2) Investor Masih Tidak Melihat Aspek Lingkungan dalam Membeli Saham Kepercayaan investor akan tergantung dari indikator makro yang meliputi defisit perdagangan, pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan keamanan politik suatu negara4. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor utama investor membeli saham adalah karena return yang diinginkan tinggi sehingga memaksimumkan profit. Kurangnya kesadaran investor untuk melihat aspek lingkungan membuat indeks SRI-KEHATI tidak menjadi pilihan utama investor dalam membeli saham. 3) Sulit Menilai Aspek Lingkungan Indonesia diketahui masih sulit dalam menilai aspek-aspek nonfinansial suatu peusahaan karena aspek yang menyangkut lingkungan sifatnya sangat privatisasi. Dalam kriteria yang ditetapkan oleh indeks SRIKEHATI terkait aspek lingkungan diantaranya adalah perusahaan tersebut dalam produksinya tidak memproduksi alkohol, senjata, pestisida, nuklir, tembakau, dan bahan-bahan beracun yang dianggap dapat merusak lingkungan dan keanekaragaman hayati. Namun dalam praktiknya, SRIKEHATI mengalami kesulitan dalam pengumpulan data tersebut dikarenakan luasnya permasalahan lingkungan yang ada di Indonesia. 6.4.1
Analisis Matriks SWOT Indeks SRI-KEHATI Analisis SWOT merumuskan alternatif-alternatif strategi pengembangan
indeks SRI-KEHATI. Hasil analisis SWOT dapat dilihat pada Tabel 8. 4
Laporan Studi berjudul Riil Investor di Pasar Modal Indonesia, Bapepam-LK, 2009.
60
Tabel 8. Matriks SWOT Indeks SRI-KEHATI Kekuatan (Strengths) 1. Mencerminkan Investasi yang Berkelanjutan dan Bertanggung Jawab Internal 2. Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks Merupakan Perusahaan Besar 3. Volatilitas Cenderung Eksternal Stabil Sesuai Dengan Kondisi Pasar Peluang (Opportunities) Strategi S-O 1. Rancangan Peraturan 1. Penguatan kelembagaan Pemerintah Mengenai dalam menjadikan pasar Instrumen Ekonomi modal yang ramah Lingkungan Hidup lingkungan 2. Adanya Isu-Isu 2. Menyeleksi perusahaanLingkungan Hidup perusahaan yang 3. Semakin tingginya memiliki kepedulian kesadaran lingkungan terhadap lingkungan dan keanekaragaman ditinjau dari PROPER hayati 4. Perusahaan yang Memiliki Kepedulian Terhadap Lingkungan Akan Meningkatkan Citra Perusahaan Ancaman (Threats) Strategi S-T 1. Kondisi 1. Penguatan penilaian Perekonomian aspek lingkungan Indonesia yang kepada setiap Kurang Kondusif perusahaan 2. Investor Masih 2. SRI-KEHATI Tidak Melihat mendorong pemerintah Aspek Lingkungan untuk membantu dalam Membeli penciptaan kondisi Saham perekonomian yang 3. Sulit Menilai Aspek kondusif agar Lingkungan terciptanya investasi yang berkelanjutan dikarenakan aspek lingkungan tidak menjadi penentu dominan dalam menentukan perilaku investor Sumber : Data Primer 2011 (diolah)
Kelemahan (Weakness) 1. Publikasi SRIKEHATI Masih Kurang 2. Sulit dalam Pengumpulan Data Perusahaan Sesuai Kriteria Indeks SRI-KEHATI Strategi W-O 1. Adanya advokasi mengenai indeks dan penegakan aturan bagi setiap perusahaan yang tidak ramah lingkungan 2. Melakukan pendataan perusahaan sehingga diperoleh peringkat dari yang tertinggi sampai terendah yang dilihat berdasarkan kriteria penilaian Strategi W-T 1. Memperbaiki aspek penilaian yang lebih transparan dari beberapa kriteria indeks ramah lingkungan
61
Alternatif strategi pengembangan yang dihasilkan melalui analisis SWOT disusun dengan menggunakan kombinasi antara faktor-faktor strategis internal dan eskternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang mana faktor-faktor tersebut diperoleh berdasarkan studi pustaka, literatur internet, dan diskusi serta wawancara responden. Berdasarkan analisis matriks SWOT tersebut, dirumuskan strategi-strategi pemasaran yang dapat diaplikasikan sebagai berikut : 1.
Strategi SO Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (Rangkuti 2006). Berdasarkan analisis matriks SWOT pada indeks SRI-KEHATI, dihasilkan dua alternatif strategi SO yaitu: 1) Penguatan kelembagaan dalam menjadikan pasar modal yang ramah lingkungan, 2) Menyeleksi perusahaan-perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan ditinjau dari PROPER. Indeks
SRI-KEHATI
perlu
memperkuat
kelembagaannya
dalam
menjadikan pasar modal yang ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan indeks SRI-KEHATI merupakan satu-satunya indeks yang menilai aspek lingkungan dalam melakukan penyeleksian perusahaan emiten. Oleh karena itu, diperlukan penguatan kelembagaan dalam hal menilai kriteria aspek lingkungan agar perusahaan emiten yang terpilih oleh indeks SRI-KEHATI dijadikan pilihan yang tepat bagi para investor untuk membeli saham di perusahaan tersebut. Selain memperkuat kelembagaan, guna mengembangkan indeks SRIKEHATI
juga diperlukan penyeleksian perusahaan-perusahaan yang 62
memiliki kepedulian terhadap lingkungan ditinjau dari PROPER. Tujuan penerapan instrumen PROPER adalah untuk mendorong peningkatan kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan melalui penyebaran informasi kinerja penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan. Dalam hal ini, PT Holcim Indonesia Tbk sebagai salah satu perusahaan yang telah tetap berada dalam daftar indeks SRI-KEHATI memiliki penilaian PROPER dengan kategori Emas pada tahun 2010 yang artinya usaha dan atau kegiatan yang
telah
secara
(environmental
konsisten
excellency)
menunjukkan
dalam
proses
keunggulan produksi
lingkungan
dan/atau
jasa,
melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat. Oleh karena itu, adanya PROPER dapat dijadikan panduan bagi indeks SRI-KEHATI dalam menyeleksi perusahaan emiten. 2.
Strategi WO Menurut David (2009), strategi WO adalah strategi yang meminimalkan kelemahan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada. Terdapat dua alternatif strategi untuk strategi WO, yaitu: 1) Adanya advokasi mengenai indeks dan penegakan aturan bagi setiap perusahaan yang tidak ramah lingkungan, 2) Melakukan pendataan perusahaan sehingga diperoleh peringkat dari yang tertinggi sampai terendah yang dilihat berdasarkan kriteria penilaian. Advokasi mengenai indeks ramah lingkungan sangat diperlukan untuk mempengaruhi perilaku investor agar berinvestasi pada perusahaan yang lebih peduli akan lingkungan hidup. Hal ini dikarenakan aspek lingkungan perlu diperhatikan demi keberlanjutan suatu kegiatan atau usaha yang sama 63
berlakunya dalam berinvestasi. Peraturan bagi perusahaan yang tidak ramah lingkungan juga perlu ditegakkan mengingat kondisi lingkungan saat ini membutuhkan perhatian yang besar. Melakukan pendataan perusahaan sehingga diperoleh peringkat dari yang tertinggi sampai terendah yang dilihat berdasarkan kriteria penilaian juga diperlukan
untuk
mengembangkan
indeks
SRI-KEHATI.
Pemberian
pemeringkatan diharapkan akan memberikan informasi bagi para investor untuk mengetahui seberapa memperhatikannya perusahaan-perusahaan tersebut terhadap lingkungan. Hal ini juga berguna untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya lingkungan dalam kehidupan di dunia. 3.
Strategi ST Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada. Terdapat dua alternatif strategi pemasaran yang dirumuskan melalui strategi ST, yaitu: 1) Penguatan penilaian aspek lingkungan kepada setiap perusahaan, 2) SRI-KEHATI mendorong pemerintah untuk membantu penciptaan kondisi perekonomian yang kondusif agar terciptanya investasi yang berkelanjutan dikarenakan aspek lingkungan tidak menjadi penentu dominan dalam menentukan perilaku investor. Strategi penguatan penilaian aspek lingkungan kepada setiap perusahaan bertujuan untuk lebih memperketat proses penyeleksian kriteria yang berkaitan dengan aspek lingkungan. Dengan begitu, perusahaan yang terpilih merupakan perusahaan yang benar-benar memperhatikan lingkungan dalam kegiatan usahanya. Hal ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi 64
perusahaan lain yang tidak ramah lingkungan untuk menjadi perusahaan ramah lingkungan. Selain itu, SRI-KEHATI mendorong pemerintah untuk membantu penciptaan kondisi perekonomian yang kondusif agar terciptanya investasi yang berkelanjutan dikarenakan aspek lingkungan tidak menjadi penentu dominan dalam menentukan perilaku investor menjadi strategi yang bertujuan untuk mengembangkan potensi indeks SRI-KEHATI karena diketahui indeks tersebut memiliki volatilitas yang cenderung stabil. 4.
Strategi WT Strategi WT adalah strategi yang bersifat defensif dengan cara meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman (David 2009). Terdapat tiga alternatif strategi WT yang dapat diterapkan, yaitu: 1) Memperbaiki aspek penilaian yang lebih transparan dari beberapa kriteria indeks ramah lingkungan. Memperbaiki aspek penilaian yang lebih transparan dari beberapa kriteria indeks ramah lingkungan sangat dibutuhkan guna menunjang kelancaran pengembangan
indeks
SRI-KEHATI.
Hal
ini
dikarenakan
dengan
memperbaiki aspek penilaian yang lebih transparan akan menambah kepercayaan publik yang belum mengetahui tentang indeks SRI-KEHATI.
65
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1
Kesimpulan Berdasarkan tujuan serta hasil dan pembahasan Bab VI mengenai Analisis
Pengaruh Emiten Ramah Lingkungan untuk Pengembangan Indeks SRI-KEHATI, maka dapat disimpulkan : 1.
Berdasarkan identifikasi karakteristik Indeks SRI-KEHATI diketahui bahwa indeks tersebut menilai aspek sosial lingkungan sebagai salah satu kriteria penilaiannya untuk memilih emiten yang tercatat di BEI agar dapat masuk dalam daftar Indeks SRI-KEHATI. Sebelum itu, Indeks SRI-KEHATI melakukan seleksi awal dengan kriteria yakni emiten harus memiliki total aset di atas Rp 1 triliun berdasarkan laporan keuangan auditan tahunan, price earning ration (PER) emiten yang termasuk dalam kriteria ini adalah yang memiliki PER positif, free float ratio atau kepemilikan saham publik harus lebih besar dari 10 %.
2.
Tingkat pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap pergerakan IHSG dapat dikatakan cukup mempengaruhi. Hasil dari analisis statistika deskriptif menunjukkan bahwa Indeks SRI-KEHATI memberikan pengaruh yang tidak terlalu besar terhadap pergerakan IHSG. Sedangkan Indeks Manufaktur cukup mempengaruhi pergerakan IHSG karena memiliki standar deviasi yang paling besar dibandingkan variabel independen lain yang artinya Indeks Manufaktur berfluktuasi cukup tajam.
3.
Hasil dari analisis menggunakan model ARCH dan GARCH untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh 25 saham emiten terhadap Indeks SRI-KEHATI didapatkan model terbaik yaitu dengan menggunakan 66
model ARCH (1). Model tersebut menjelaskan bahwa terdapat 24 variabel yang secara signifikan mempengaruhi pergerakan Indeks SRI-KEHATI diantaranya Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Adhi Karya Tbk (ADHI), Aneka Tambang Tbk (ANTM), Astra Internasional Tbk (ASII), Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), Bank Mandiri Tbk (BMRI), XL Axiata Tbk (EXCL), Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), Indosat Tbk (ISAT), Kalbe Farma Tbk (KLBF), PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP), Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), Holcim Indonesia Tbk (SMCB), Semen Gresik Tbk (SMGR), Timah Tbk (TINS), Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), United Tractors Tbk (UNTR), Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan yaitu Merck Tbk (MERK). 4.
Hasil dari analisis lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan serta lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman pada indeks SRI-KEHATI adalah indeks SRI-KEHATI memiliki kekuatan utama yaitu mencerminkan investasi yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, dengan kelemahan utama yaitu publik tidak mengenal tentang indeks SRI-KEHATI. Sedangkan peluang utama dari indeks SRI-KEHATI adalah semakin tingginya kesadaran lingkungan dan keanekaragaman hayati, dengan ancaman utama yaitu investor masih tidak melihat aspek lingkungan dalam membeli saham.
67
Berdasarkan
matriks
SWOT
didapatkan
alternatif-alternatif
strategi
berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal yaitu : Penguatan kelembagaan dalam menjadikan pasar modal yang ramah lingkungan. Menyeleksi perusahaan-perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan ditinjau dari PROPER. Penguatan penilaian aspek lingkungan kepada setiap perusahaan. SRI-KEHATI mendorong pemerintah untuk membantu penciptaan kondisi perekonomian yang kondusif agar terciptanya investasi yang berkelanjutan dikarenakan aspek lingkungan tidak menjadi penentu dominan dalam menentukan perilaku investor. Adanya advokasi mengenai indeks dan penegakan aturan bagi setiap perusahaan yang tidak ramah lingkungan. Melakukan pendataan perusahaan sehingga diperoleh peringkat dari yang tertinggi sampai terendah yang dilihat berdasarkan kriteria penilaian. Memperbaiki aspek penilaian yang lebih transparan dari beberapa kriteria indeks ramah lingkungan. 7.2
Saran Sebagai harapan akan dilakukannya analisis lebih lanjut dengan hasil yang
lebih baik, maka beberapa saran sebagai berikut : 1.
Berdasarkan identifikasi karakteristik Indeks SRI-KEHATI diketahui bahwa indeks tersebut menilai aspek sosial lingkungan sebagai salah satu kriteria penilaiannya untuk memilih emiten yang tercatat di BEI agar dapat masuk dalam daftar Indeks SRI-KEHATI. 68
2.
Rancangan Peraturan Pemerintah mengenai Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup yang dibuat oleh Kementerian Lingkungan Hidup saat ini perlu ditidaklanjuti agar dapat segera dipublikasikan untuk memberikan informasi bagi para investor akan pentingnya lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati.
3.
Dalam hal pengembangan indeks SRI-KEHATI maka diperlukan adanya pengembangan indeks SRI-KEHATI mulai dari kriteria, tata cara penilaian serta publikasi mengenai SRI-KEHATI.
4.
Adanya kerjasama antar lembaga terkait dalam mengembangkan indeks SRIKEHATI.
69
DAFTAR PUSTAKA Ang, R. 1997. Pasar Modal Indonesia. Mediasoft, Indonesia. Anton. 2006. Analisis Model Volatilitas Return Saham. [tesis]. Universitas Diponegoro, Semarang. Darmadji, T. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Salemba Empat, Jakarta. David, F. R. 2006. Manajemen Strategis : Konsep Edisi Sepuluh. Salemba Empat, Jakarta. _______. 2009. Manajemen Strategis : Kasus Edisi Duabelas. Salemba Empat, Jakarta. Husnan, S. 2003. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Husnan, S dan Suwarsono. 2000. Studi kelayakan Proyek. Ed Ke-4. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Indonesia Stock Exchange. 2010. Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia. Jakarta. _______. 2011. Lampiran Pengumuman Bursa Efek Indonesia. Jakarta. Kawengian, R.V. 2002. Analisis pengaruh investasi dan tenaga kerja dalam sektor pertanian dan sektor industri guna menentukan strategi pembangunan Irian Jaya. [makalah falsafah sains]. Bogor : Institut Pertanian Bogor, Bogor. Kosasih, A. 2007. Peramalan Harga Saham dengan Model Time Series pada Emiten Saham Rokok Terpilih di PT Bursa Efek Jakarta. [skripsi]. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Mantegna, R.N. and Stanley H.E. 2002. Pengantar Ekonofisika : Korelasi dan Kompleksitasnya dalam Bidang Finansial. Diindonesiakan Yohanes Surya. Prenhallindo, Jakarta. Rangkuti, F. 2006. Measuring Customer Statisfaction : Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Samsul, M. 2008. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Erlangga, Jakarta. Sartono, R. A. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. BPFE, Yogyakarta. 70
Sulistyorini, Agustin. 2009. Analisis Kinerja Portofolio Saham dengan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen. [tesis]. Universitas Diponegoro, Semarang. Sumaryanto. 2009. Analisis Volatilitas Harga Eceran Beberapa Komoditas Pangan Utama dengan Model ARCH/GARCH. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor. Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. BPFE, Yogyakarta. Tim Laporan Studi. 2009. Riil Investor di Pasar Modal Indonesia. Bapepam-LK, Jakarta. Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Ketentuan Umum. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Witjaksono, A. A. 2010. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG. [tesis]. Universitas Diponegoro, Semarang. http://www.idx.co.id diakses pada tanggal 20 Mei 2011 http://csrbusinessindonesia.com/CSR, Meningkatan Sri Kehati Index.htm diakses pada tanggal 07 Juli 2011 http://republika.com/perusahaan-peduli-lingkungan-untung-lebih-banyak.htm diakses pada tanggal 13 Mei 2011
71
LAMPIRAN
72
73
Program Ekosistem Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Program Ekosistem Hutan
Program Ekosistem Agro
Direktorat Pelestarian dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati
Program Pengelolaan Pengetahuan
Penggalangan Sumberdaya
Program Komunikasi dan Pendidikan
Direktorat Komunikasi dan Penggalangan Sumberdaya
Direktur Eksekutif
Dewan Pengurus
Dewan Pembina
Lampiran 1. Struktur Organisasi Yayasan KEHATI
Administrasi
Keuangan
Bagian Sumberdaya Manusia dan Administrasi Umum
Spesialisasi Investasi dan Administrasi
Direktorat Keuangan dan Administrasi
dibantu oleh
Lampiran 2. Hasil Analisis Model ARCH (1) Dependent Variable: SRIKEHATI Method: ML - ARCH (Marquardt) - Normal distribution Date: 08/29/11 Time: 07:03 Sample: 1 123 Included observations: 123 Convergence achieved after 7 iterations Presample variance: backcast (parameter = 0.7) GARCH = C(27) + C(28)*RESID(-1)^2 Variable
Coefficient
Std. Error
z-Statistic
Prob.
Keterangan
AALI ADHI ANTM ASII BBCA BBNI BBRI BDMN BMRI EXCL INDF INTP ISAT KLBF LSIP MEDC MERK PGAS PTBA SMCB SMGR TINS TLKM UNTR UNVR C
0.029417 0.004554 0.009988 0.114783 0.102125 0.044845 0.079477 0.037345 0.086102 0.038114 0.018695 0.027763 0.024282 0.018819 0.003368 0.011190 -0.000431 0.050100 0.042974 0.019567 0.036565 0.007351 0.091563 0.033480 0.073662 -3.920116
0.002293 0.002602 0.003174 0.001448 0.002490 0.001881 0.002799 0.001383 0.002337 0.001803 0.003059 0.000947 0.001612 0.001495 0.001262 0.000611 0.000686 0.002759 0.000116 0.002490 0.002183 0.002242 0.002157 0.002434 0.002362 0.025807
12.83019 1.750427 3.147176 79.27741 41.01534 23.84148 28.39465 27.01047 36.83697 21.14418 6.110984 29.31095 15.06681 12.58684 2.669316 18.32607 -0.628049 18.15749 372.0080 7.858714 16.75067 3.278694 42.44615 13.75634 31.18611 -151.8987
0.0000 0.0800 0.0016 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0076 0.0000 0.5300 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0010 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Significant Significant Significant Significant Significant Significant Significant Significant Significant Significant Significant Significant Significant Significant Significant Significant Tidak Significant Significant Significant Significant Significant Significant Significant Significant Significant Significant
3.450526 2.537628
0.0006 0.0112
Significant Significant
Variance Equation C RESID(-1)^2 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
1.85E-07 0.634712 0.999512 0.999374 0.001180 0.000132 688.1629 7213.628 0.000000
5.36E-08 0.250120
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
5.237626 0.047153 -10.73436 -10.09418 -10.47432 2.043673
74
Uji Homoskedastisitas H0 : Homoskedastisitas H1 : Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: ARCH F-statistic Obs*R-squared
0.269759 0.273640
Prob. F(1,120) Prob. Chi-Square(1)
0.6044 0.6009
nilai-prob(0.6009)>alpha 10% maka terima H0 artinya sudah Homoskedastisitas
Uji Autokorelasi Nilai DW (2.043673) maka tidak ada autokorelasi Date: 08/29/11 Time: 07:08 Sample: 1 123 Included observations: 123 Autocorrelation Partial Correlation .|. .|. .|* .|. .|. .|. .|. .|. .|. .|.
| | | | | | | | | |
.|. .|. .|* .|. .|. .|. .|. .|. .|. .|.
| | | | | | | | | |
AC
PAC Q-Stat Prob
1 -0.047 -0.047 2 -0.012 -0.014 3 0.127 0.126 4 -0.049 -0.038 5 -0.017 -0.019 6 -0.014 -0.033 7 -0.064 -0.056 8 -0.050 -0.055 9 -0.012 -0.014 10 -0.041 -0.031
0.2822 0.3003 2.3738 2.6851 2.7225 2.7482 3.2853 3.6247 3.6451 3.8695
0.595 0.861 0.499 0.612 0.743 0.840 0.857 0.889 0.933 0.953
semua nilai-prob > alpha 10% maka artinya tidak ada autokorelasi
75
Lampiran 3 KUESIONER PENENTUAN BOBOT DAN PERINGKAT DALAM FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN
IDENTITAS MAHASISWA Nama : Diyah Ayu Pramita NRP
: H44070040
Email :
[email protected] Kuesioner ini akan digunakan untuk memperoleh informasi sebagai bahan untuk penelitian saya tentang “Analisis Strategi Pengembangan Indeks SRIKEHATI bagi Penerapan Emiten Ramah Lingkungan”. Penelitian ini digunakan untuk penyusunan tugas akhir berupa Skripsi di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
IDENTITAS RESPONDEN Nama : Jabatan: Bersamaan dengan tanda tangan ini saya selaku responden bersedia mengisi Kuesioner Penelitian ini dengan sebaik-baiknya agar didapatkan data yang representative untuk menggambarkan kondisi yang sesungguhnya.
Tanda Tangan
76
PENENTUAN BOBOT Tujuan: Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor internal maupun eksternal dari adanya Green Emiten, yaitu dengan cara pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi keberlanjutan suatu perusahaan sebagai bentuk manfaat dari terpilihnya perusahaan tersebut dalam indeks SRI-KEHATI. Petunjuk Umum: 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden 3. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden (tidak menunda) untuk menghindari jawaban yang tidak konsisten Petunjuk Khusus: 1. Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor terhadap keberlanjutan suatu perusahaan sebagai bentuk manfaat dari terpilihnya perusahaan tersebut dalam indeks SRI-KEHATI. Penentuan bobot merupakan pandangan masing-masing responden terhadap faktor strategis internal dan eksternal dari Green Emiten. 2. Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor internal-eksternal yang tersedia adalah: 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal (indikator horizontal adalah indikator yang terdapat pada kolom vertikal, dan sebaliknya)
PENENTUAN PERINGKAT (RATING) Tujuan: Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor strategis internal maupun eksternal yaitu dengan cara pemberian peringkat (rating) terhadap seberapa besar faktor mempengaruhi atau membentuk keberlanjutan suatu 77
perusahaan sebagai bentuk manfaat dari terpilihnya perusahaan tersebut dalam indeks SRI-KEHATI. Petunjuk Umum: 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden 3. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden (tidak menunda) untuk menghindari jawaban yang tidak konsisten a. Penentuan Rating Faktor Strategis Internal Penetuan rating untuk faktor internal berbeda dengan penentuan rating pada faktor eksternal. Pada faktor internal, rating dengan skala 4 dan 3 diberikan untuk faktor kekuatan, sedangkan skala 2 dan 1 untuk faktor kelemahan. Penentuan peringkat suatu faktor internal diberikan penilaian dengan skala berikut: 4 = Kekuatan utama
2 = Kelemahan minor
3 = Kekuatan minor
1 = Kelemahan utama
b. Penentuan Rating Faktor Eksternal Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang ada pada agroindustri kelapa di pasar ekspor adalah: 4 = Respon superior
2 = Respon rata-rata
3 = Respon di atas rata-rata
1 = Reson kurang (buruk)
PENENTUAN BOBOT DAN PERINGKAT INDEKS SRI-KEHATI
• Penilaian Bobot dan Peringkat Faktor Strategis Internal 1. Kekuatan A
= Mencerminkan Investasi yang Berkelanjutan dan Bertanggung Jawab
B
= Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks Merupakan Perusahaan Besar
C
= Folatilitas Cenderung Stabil Sesuai Dengan Kondisi Pasar
2. Kelemahan D
= Publikasi SRI-KEHATI Masih Kurang
E
= Sulit dalam Pengumpulan Data Perusahaan Sesuai Kriteria Indeks SRIKEHATI
78
A
B
C
D
E
Total
Bobot
Peringkat
A B C D E Total
• Penilaian Bobot dan Peringkat Faktor Strategis Eksternal 1. Peluang A
= Rancangan Peraturan Pemerintah Mengenai Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup
B
= Adanya Isu-Isu Lingkungan Hidup
C
= Kesadaran Akan Pentingnya Lingkungan Dan Keanekaragaman Hayati
D
= Perusahaan yang Memiliki Kepedulian Terhadap Lingkungan Akan Meningkatkan Citra Perusahaan
2. Ancaman E
= Kondisi Perekonomian Indonesia yang Kurang Kondusif
F
= Investor Masih Tidak Melihat Aspek Lingkungan dalam Membeli Saham
G
= Sulit Menilai Aspek Lingkungan
A
B
C
D
E
F
G
Total
Bobot
Peringkat
A B C D E F G Total
79
Lampiran 4. Dokumentasi
Yayasan KEHATI
Wawancara dengan Administrasi Investasi
staf
divisi
Wawancara dengan staf divisi Administrasi Investasi
Kementerian Lingkungan Hidup
Wawancara dengan perwakilan KLH bidang Insentif Pendanaan Lingkungan
80
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 16 Desember 1988 sebagai putri kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Solekan Suwito dan Ibu Sukini. Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1994 di TK Kusuma Djaya. Pada tahun 2001, penulis menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDN Kereo IV dan melanjutkan pendidikan di SLTPN 245 Jakarta dan lulus pada tahun 2004. Selanjutnya, penulis bersekolah di SMAN 90 Jakarta dan dinyatakan lulus pada tahun 2007. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Untuk melengkapi kompetensi Mayor, penulis memilih Supporting Course (SC). Selama kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan dan kepanitiaan. Penulis aktif pada salah satu lembaga kemahasiswaan intra kampus yakni Resource and Environmental Economics Student Association (REESA) Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, FEM-IPB pada tahun 20082009 dan 2009-2010 sebagai staf divisi Internal Development (ID). Selain itu, penulis juga aktif di berbagai kegiatan baik sebagai peserta maupun sebagai panitia. Selama menempuh studi di Institut Pertanian Bogor penulis mendapatkan beasiswa Coca-Cola pada tahun 2009 hingga 2011.
81