ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN RITEL YANG MENENTUKAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN BRAVO SWALAYAN TUBAN RINGKASAN SKRIPSI
Disusun Oleh: IBTAGH KULLA MA’RUF 0610220114
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi
BIDANG MANAJEMEN PEMASARAN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013
ABSTRAK ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN RITEL (RETAIL MARKETING MIX) YANG MENENTUKAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN BRAVO SWALYAN TUBAN (Studi Pada Konsumen Bravo Swalayan Tuban Jawatimur) Oleh : Ibtagh Kulla Ma’ruf (0610220114) Dosen Pembimbing : Dr. Fatchur Rochman. SE ,Msi. Skripsi ini berjudul ”Analisis Strategi Pemasran Bauran Ritel (Retail Marketing Mix) Yang Menentukan Tingkat Kepuasan Konsumen Bravo Swalayan Tuban”. Yang melatar belakangi diadakan penelitian ini adalah banyaknya tokotoko swalayan yang muncul sehingga terjadi persaingan yang ketat khususnya untuk bisnis toko retail di wilayah tuban dan untuk memenangkan persaingan tersebut harus memperhatikan kepuasan konsumen yang dijadikan sebagai tolak ukur agar bisa mempertahankan konsumen. Tujuan penelitian yang dilakukan yaitu 1) Untuk mengetahui bauran pemasaran eceran (retail marketing mix) yang meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer took, harga, promosi dan tempat atau lokasi berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban. 2) Untuk mengetahui bauran pemasaran eceran (retail marketing mix) yang meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer took, harga, promosi dan tempat atau lokasi berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan regresi linier berganda dengan uji F dan uji t. Populasi dalam penelitian ini yaitu orang yang melakukan transaksi pembelian ditoko Bravo Swalayan Tuban. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bauran pemasaran eceran (retail marketing mix) yang meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga, promosi dan tempat atau lokasi berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban. Bauran pemasaran eceran (retail marketing mix) yang meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga, promosi dan tempat atau lokasi berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban. Harga mempunyai pengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban. Kata Kunci: Bauran Pemasaran Eceran (Retail Marketing Mix) dan Tingkat Kepuasan Konsumen
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Semakin
meningkatnya
kebutuhan
manusia
dalam
memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari yang didapatkan melalui kegiatan berbelanja di toko swalayan memiliki tujuan untuk mendapatkan kepuasan tersendiri atas aktivitas yang dilaksanakan konsumen. Hal-hal yang akan ditawarkan yang bukan hanya dalam bentuk barang harus memiliki kelebihan-kelebihan khusus yang bersifat positif dibandingkan dengan penawaran usaha ritel lainnya, maka pelanggan tetap setia. Dalam mempertahankan pelanggan, perusahaan harus dapat memberikan kepuasan yang maksimal dalam memuaskan pelanggannya. Adapun kepuasan pelanggan dapat terjadi apabila harapan benar-benar terwujud demikian pula sebaliknya, jika pelanggan merasa puas, maka mereka akan kembali membeli produk kita dan membicarakan hal tersebut kapada orang lain secara menguntungkan demikian pula halnya pada suatu usaha yang bergerak dalam bidang swalayan. Bravo Swalayan merupakan salah satu swalayan yang terdapat di wilayah Kota Tuban, dimana swalayan ini menyediakan berbagai keperluan pokok maupun kebutuhan lainnya yang diperlukan oleh masyarakat. Dalam aktivitas operasionalnya Bravo Swalayan beralamat di Jl. Jenderal Basuki Rahmat 64 Kutorejo Tuban Jawa Timur, sebagai salah satu usaha ritel toko swalayan yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan rumah tangga yang menghadirkan sarana tempat berbelanja keluarga di Tuban
dengan slogan berbelanja “Murah Meriah”. Bravo Swalayan mencoba menghadirkan hal-hal yang menjadi kebutuhan para konsumennya, antara lain menawarkan produk-produk dengan harga murah sesuai slogan yang dimiliki, kenyamanan berbelanja atau hanya sekedar kunjungan dan lain-lain. Ini memungkinkan adanya perjuangan yang keras dalam mempertahankan keberadaannya dari sekian banyak usaha ritel di Indonesia serta di Kota Tuban pada khususnya. Masalah penelitian yang menjadi fokus peneliti adalah untuk mengetahui sejauh mana faktor keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga, promosi, tempat (lokasi) menentukan tingkat kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban, sehingga dapat memberikan nilai
tambah
dan
dapat
memberikan
kebutuhan
informasi
yang
mencerminkan kesinambungan produk dan dapat memenuhi kebutuhan perusahaan dalam meningkatkan kualitas segala hal yang ditawarkan perusahaan, jumlah pelanggan dan jumlah pelanggan yang sudah ada. Hal yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah sejauh mana faktor-faktor strategi bauran pemasaran eceran yakni keragaman produk (product assortment), layanan dan atmosfer toko, harga, promosi, tempat/ lokasi menentukan tingkat kepuasan konsumen pada Bravo Swalayan Tuban. Atas dasar permasalahan tersebut di atas maka dalam penulisan skripsi ini akan menganalisa tingkat kepuasan konsumen terhadap strategi bauran pemasaran eceran terhadap obyek yang akan diteliti. Dengan harapan analisis ini mendapatkan suatu konsep teoritik pada pelaksanaan program
bauran pemasaran eceran dan masukan bagi perusahaan dalam memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga mampu mempertahankan pelanggan serta eksistensinya dalam dunia bisnis ritel yang merupakan satu tujuan terpenting dalam daur hidup suatu usaha. Berdasarkan
latar
belakang
masalah
yang
telah
diuraikan
sebelumnya, maka penulis tertarik untuk mengidentifikasikan masalah tentang : “Analisis Strategi Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Bravo Swalayan Tuban”. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1) Apakah bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga, promosi dan tempat atau lokasi berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban ? 2) Apakah bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer took, harga, promosi dan tempat atau lokasi berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban ? 3) Variabel bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) apakah yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban ?
1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer took, harga, promosi dan tempat atau lokasi berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban. b. Untuk mengetahui bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer took, harga, promosi dan tempat atau lokasi berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban. c. Untuk mengetahui variabel bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi satu kajian dalam mempertimbangkan dalam pelaksanaan strategi pemasaran ritel untuk mencapai kepuasan konsumen. b. Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap strategi bauran pemasarn ritel, sehingga perusahaan dapat menentukan langkah yang tepat dalam mempertahankan pelanggan guna mempertahankan eksistensinya.
2. Secara Praktis a. Bagi Bravo Swalayan Tuban, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bahwa tingkat kepuasan konsumen yang terbentuk merupakan hasil dari pelaksanaan strategi bauran pemasaran rotel yang optimal. b. Bagi penulis, penelitian ini merupakan salah satu poelatihan berpikir secara ilmiah dengan menganalisa data dari obyek yang akan diteliti. c. Bagi
para
akademisi
dan
pembaca,
diharapkan
akan
mendapatkan satu khasanah kepustakaan dan memberikan satu informasi dalam upaya pemenuhan harapan yang diinginkan, lebih kritis dan bijak dalam memilih tempat berbelanja.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Bauran Ritel Pengertian bauran ritel menurut Masson, Mayer, F.Ezeel (1998 : 49) dalam buku Foster (2008:51) adalah sebagai berikut : “bauran ritel adalah semua variabel yang dapat digunakan sebagai strategi pemasaran untuk berkompetisi pada pasar yang dipilih”. Sedangkan menurut Foster (2008:49) “Bauran ritel terdiri dari unsur-unsur strategis yang digunakan untuk mendorong pembeli melakukan transaksi usahanya dengan pedagang eceran tertentu” Dari definisi Foster (2008:49) dijelaskan bahwa bauran ritel merupakan unsur-unsur strategis untuk mendorong minat konsumen.Sehingga bauran ritel merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku pembeli dan keputusan pembelian konsumen. Dunne, Lusch dan Griffith (2002:53) dalam buku Foster (2008:110) menyatakan ada enam komponen-komponen bauran ritel antara lain merchandise, harga, periklanan dan promosi, pelayanan konsumen dan penjualan, serta suasana toko dan desain toko. 2.2 Komponen Bauran Ritel Untuk mendukung usaha ritel dibutuhkan strategi-strategi terpadu, agar di dalam mengambil suatu keputusan tidak menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Bauran penjualan ritel terdiri dari unsur-unsur strategis yang digunakan untuk mendorong pembeli melakukan transasksi usahanya dengan pedagang ritel tertentu.
Sementara itu Kotler dan Armstrong (2004:442) dalam buku Foster (2008:110) merangkum demikian banyaknya komponen bauran ritel, dalam hal ini ada sepuluh, enam komponen besar, yaitu bauran produk, layanan, suasana toko, harga, promosi, dan lokasi. 2.3 Faktor-faktor Bauran Ritel ( Retailing Mix ) Faktor-faktor bauran ritel diantaranya meliputi : 1. Lokasi ( Location ) Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel. Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai atau toko akan lebih sukses dibanding toko lainya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama. Sebelum sebuah toko atau tempat berbelanja didirikan, langkah pertama adalah mempelajari suatu area agar investasi yang ditanamkan dapat menguntungkan. Menurut Ma’ruf (2005: 124),
ada
beberapa
faktor
yang
harus
dipertimbangkan
dalam
mengevaluasi area perdagangan ritel, diantaranya sebagai berikut : 1. Besar populasi dan karakteristiknya Jumlah penduduk dan kepadatan suatu wilayah meliputi faktor dalam mempertimbangkan suatu area perdagangan ritel. Jumlah peritel yang sama di dua wilayah tetapi kepadatan penduduknya berbeda akan menyebabkan omzet yang rendah pada peritel di wilayah yang kurang padat penduduknya.
2. Kedekatan dengan pemasok Pemasok mempunyai pengaruh pada peritel dalam hal kecepatan penyediaan merchandise, kualitas produk yang terjaga, biaya pengiriman, dan lain- lain. Jumlah pemasok sebisa mungkin ada beberapa supaya tidak terjadi ketergantungan pada satu atau dua pemasok saja. 3. Basis ekonomi Basis ekonomi yang dimaksud di sini adalah indistri daerah setempat, potensi pertumbuhan, fluktuasi karena factor musiman, dan fasilitas seuangan. Industry yang bervariasi akan mempunyai pengaruh yang yang berbeda dibandingkan dengan indistri yang terkonsentrasi (pada suatu sector ). 4. Ketersediaan tenaga kerja Tenaga kerja yang diperhatikan adalah pada suatu tingkat, yaitu dari tingkat administratif dan lapangan hingga management tranee dan menjerial. Management trainee adalah pada lulusan perguruan tinggi yang memulai karier di perusahaan ritel pada tingkat staf, dan diproyeksikan untuk menjadi tenaga pemimpin. Tenaga manjarial adalah para assistant manager atau manager bahkan general manager yang siap direktur dan siap kerja ( tidak seperti management trainee yang harus dilatih lebih dulu). 5. Situasi persaingan Pertumbuhan luas toko yang sejalan dengan pertumbuhan permintaan pasar (yaitu besar belanja total penduduk setempat) berarti semua
perusahaan ritel setempat tumbuh secara stabil atau secara tetap. Jika banyak pihak membuka gerai ritel dengan asumsi merebut pasar sebesarbesarnya, maka kemungkinan yang terjadi adalah kejenuhan pasar, yaitu terlalu banyak paritel dibandingkan total belanja konsumen. 6. Fasilitas promosi Adanya media massa seperti surat kabar dan radio akan memfasilitasi kegiatan promosi peritel. Juga kesiapan sarana pendukung seperti biro iklan, production house, dan pembuat barang souvenir yang memperlancar kegiatan promosi perlu mendapat perhatian. 7. Kesediaan lokasi toko Faktor bagi suatu area perdagangan dan hal- hal yang terkait dengan lokasi adalah jumlah lokasi serta jenisnya, akases pada masing- masing lokasi, perpeluang kepemilikan atau leasing, pembatasan zona perdagangan, dan biaya- biaya terkait. 8. Hukum dan peraturan Hukum dan peraturan perlu diperhatikan khususnya jika terdapat Perda ( Peraturan Daerah ) yang tidak terdapat di daerah lain. 2. Barang Dagangan ( Marchandise ) Merchandise merupakan produk- produk yang dijual peritel dalam gerainya, sedangkan merchandise adalah kegiatan pengadaan agarangbarang yang sesuai dengan bisnis yang dijalani toko ( produk berbasis makanan, pakaian, barang kebutuhan rumah dan produk umum lainnya )
untuk disediakan dalam toko pada jumlah, waktu dan harga yang sesuai untuk mencapai sasaran toko atau perusahaan ritel Para pelanggan selalu berharap untuk memenuhi apa yang dibutuhkan dan diinginkannya disetiap toko, kebutuhan dan keinginan pelanggan sangat beragam dan toko diharapkan dapat memenuhinya. Fungsi pengelolaan barang dagangan ( merchandise ) merupakan fungsi yang harus diberi prioritas, bagaimanapun efektif dan efisiennya bagian lain, bila urusan barang dagangan salah, bila urusan barang dagangan salah, maka hampir dapat dipastikan sukses akan sulit diraih. Pada tokotoko berupa minimarkt yang tergabung dalam satu kelompok besar seperti Alfamart, disebut juga sebagai chainstore karena satu toko dengan lainnya terkait dalam suatu ikatan kelompok, pembelian merchandise di pusatkan pada induk yang mengendalikan kelompok. Masing- masing gerai atau toko tonggal menerima merchandise dan menjualnya. 3. Harga Secara lebih sederhana harga didefinisikan oleh Simamora (2006 : 574) yaitu : ”Harga (price) adalah jumlah uang yang dibebankan atau dikenakan atas sebuah produk atau jasa”. Dari pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kata harga tidak diartikan secara sempit dimana harga, value dan utility atau manfaat merupakan atribut. Sebuah harga mempunyai kemampuan untuk memuaskan keinginan, sedangkan value atau nilai merupakan ukuran kuantitatif bobot suatu produk yang dapat ditukar dengan produk lain,
dengan demikian harga merupakan alat tukar untuk mendapatkan suatu produk tertentu yang dinyatakan dengan uang. Penetapan harga harus diperhatikan dan dipertimbangkan. Agar harga produk menimbulkan minat konsumen maka penetapan harga harus sesuai atau memadai dengan tolak ukur konsumen (dengan kata lain bahwa harga ditetapkan tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah), sesuai dengan kualitas produk serta pemberian discount oleh perusahaan sesekali juga perlu mendapat perhatian agar dapat menarik konsumen sasaran. 4. Promosi Promosi merupakan salah satu unsur penting dalam pemasaran atau dengan kata lain suatu produk betapapun bermanfaatnya akan tetapi jika tidak dikenal oleh konsumen maka produk tersebut tidak akan diketahui kemanfaatannya dan mungkin tidak dibeli oleh konsumen. Usaha Promosi yang dilakukan dari penjual kepada pembeli atau pihak lain dilakukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen. Usaha Promosi
yang
dilakukan
oleh
perusahaan
dimaksudkan
untuk
pemberitahuan kepada individu atau organisasi sehingga dapat mencapai seluruh segmen sasaran tentang tersedianya suatu barang untuk melakukan pembelian, apabila proses pemberitahuan (promosi) dilakukan dengan sempurna (tepat sasaran) maka secara tidak langsung akan memberi pengaruh berarti terhadap keputusan pembelian konsumen.
4. Suasana Dalam Toko ( Atmosfer ) Jika iklan bertujuan memberitahu, menarik, memikat atau mendorong konsumen, untuk datang ke gerai dan untuk membeli barang, maka suasana toko atau atmosfer dalam gerai atau toko berperan penting mengikat pembeli, membuat nyaman mereka dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan mereka produk apa yang perlu di miliki baik untuk keperluan pribadi maupun keperluan rumah tangga. Gerai kecil yang tertata rapi dan menarik akan lebih mengundang pembeli di bandingkan gerai yang di atur biasa saja tapi bersih lebih menarik dari pada gerai yang tidak di atur sama sekali dan tampak kotor. Suasana dalam gerai menggambarkan moment of truth, yaitu situasi langsung yang di rasakan konsumen pada saat berbelanja.Jika setting dari suasana itu optimal maka peritel (dengan gerai yang di kunjungi konsumen) akan dapat menyentuh emosi konsumen dan memberi pengalaman berbelanja. Desain toko yang baik akan menarik banyak konsumen untuk datang, desain toko merupakan strategi penting untuk menciptakan suasana yang akan membuat pelanggan merasa betah berada dalam suatu gerai atau toko. Desain toko, yaitu desain interior yang mencakup tata letak rak-rak barang, aksesoris toko, dan desain eksterior mencakup lay-out, pintu masuk, dan jalan masuk. Menurut Berman dan Evans (2004;105) dalam buku Foster (2008:51) untuk bentuk toko yang berdasarkan Store Based Retail terdapat strategi bauran penjualan eceran terdiri dari lokasi departement
store
(store
location)
prosedur
pembelian/pelayanan
(operating
procedures), produk/barang yang ditawarkan (good offered), harga barang (pricing tactics), suasana departement store (store atmosphere), karyawan (custumer services), dan metode promosi (promotional methods). 5. Pelayanan Pelayanan menjadi salah satu ukuran atas keberhasilan dalam memberikan jaminan atas kepuasan bagi konsumen, melalui kualitas pelayanan seorang konsumen dapat memberikan penilaian secara obyektif dalam usaha menciptakan kepuasan konsumen. Menurut Tjiptono (2004:11), kualitas didefinisikan “Sebagai kecocokan untuk pemakaian (fitness for use). Definisi ini menekankan orientasi pada pemenuhan harapan pelanggan”. Menurut Lupiyoadi (2001:144), mengemukakan bahwa kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhankebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten. 2.5 Hipotesis Penelitian Berdasarkan pada latar belakang, telaah teori, dan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, maka hipotesis penelitian yaitu sebagai berikut: 1.
Bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga,
promosi dan tempat atau lokasi berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban. 2.
Bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga, promosi dan tempat atau lokasi berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban.
3.
Variabel keragaman produk (product assortment) yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian di Bravo Swalayan yang berlokasi di Jl. Jenderal Basuki Rahmat 64 Kutorejo Tuban. 3.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian survei, yaitu dengan mengolah data yang diperoleh dari pengisian kuesioner oleh konsumen dan menganalisa serta menarik kesimpulan atas hasil tersebut. 3.3. Populasi dan Sampel Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciricirinya akan diduga (Singarimbun,1995). Dalam penelitian ini, populasinya adalah orang yang melakukan transaksi pembelian ditoko Bravo Swalayan Tuban. Sampel adalah bagian kecil dari suatu populasi. Agar sampel yang diambil representatif atau mewakili populasi maka pengambilan sampelnya harus tepat. Menurut Roscoe dalam Widayat dan Amirullah (2002:59) menyatakan bahwa: “Pada setiap penelitian, ukuran sampel harus berkisar antara 30 sampai 500. Adapun jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu sebesar 100 responden. Adapun yang menjadi landasan atau dasar dari jumlah pengambilan sampel adalah Fraenkel dan Wallen dalam Widayat dan Amirullah (2002:67) mengatakan bahwa: “Besarnya sampel minimum untuk penelitian yang bersifat deskriptif yaitu sebanyak 100
sampel.” Atas dasar pernyataan tersebut maka jumlah sampel penelitian yaitu sebanyak 100 responden dengan pertimbangan bahwa jumlah tersebut dapat wewakili dari populasi penelitian yang ada. Adapun
teknik
pengambilan
sampel
dalam
penelitian
ini
menggunakan dua teknik Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan yaitu meliputi: 1. Responden yang berusia lebih dari 17 tahun 2. Responden yang sedang beraktivitas belanja 3. Berbelanja untuk konsumsi sendiri 4. Konsumen merupakan pengambil keputusan 5. Sudah berbelanja di Bravo Swalayan Tuban lebih dari 3 kali. 3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran A. Variabel bebas 1. Keragaman produk, merupakan variasi produk yang ditawarkan oleh Bravo Swalayan. Indikator variabel keragamaan produk. 2. Faktor layanan, merupakan bentuk pelayanan yang diberikan oleh pengelola Bravo Swalayan kepada pelanggannya. 3. Atmosfer toko, merupakan kondisi dalam toko yang memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam proses belanja yang dilakukan. 4. Harga, penetapan dari harga produk yang ditetapkan oleh pihak pengelola Bravo Swalayan.
5. Promosi, merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Bravo Swalayan untuk memberikan informasi atas keberadaan produk. 6. Tempat/ lokasi, merupakan tempat dimana aktivitas jual beli dilakukan di Bravo Swalayan. B. Variabel Terikat Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kepuasan para pelanggan Bravo Swalayan, merupakan tanggapan para pelanggan dalam melakukan pembelian produk yang ditawarkan oleh Bravo Swalayan. 3.5 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk melakukan prediksi mengenai bagaimana variabel terikat bila nilai variabel bebas diturunkan atau dinaikkan dan mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda (Multiple regression test) dengan model regresi sebagai berikut: Y= a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + b4X4+ b5X5 + b6X6 + e Keterangan: Y
=
Kepuasan Konsumen Bravo Swalayan Tuban
a
=
konstanta
X1
=
keragaman produk
X2
=
layanan
X3
=
atmosfer toko
X4
=
harga
X5
=
promosi
X6
=
tempat (lokasi)
b1.... b6
=
koefisien regresi
e
= error
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Regresi Linier Berganda Dalam bagian ini disajikan hasil statistik mengenai pengaruh bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga, promosi dan tempat atau lokasi terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban, dengan hasil penelitian yang telah diolah komputer melalui program SPSS dengan analisis regresi linier berganda (multiple regression) secara parsial dan simultan. Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Berganda Pengaruh Keragaman Produk (Product Assortment), Layanan, Atmosfer Toko, Harga, Promosi dan Tempat Atau Lokasi Terhadap Kepuasan Konsumen Bravo Swalayan Tuban Coefficientsa
Model 1
(Constant) Keragaman produk Layanan Atmosfer toko Harga Promosi Tempat/ lokasi
Unstandardized Coefficients B Std. Error 4.195 .619 .185 .085 .218 .093 .165 .078 .186 .075 .131 .060 .163 .080
Standardized Coefficients Beta .173 .202 .154 .211 .166 .167
t 6.782 2.183 2.346 2.115 2.477 2.182 2.037
Sig. .000 .032 .021 .037 .015 .032 .044
Collinearity Statistics Tolerance VIF .956 .948 .967 .949 .961 .953
1.079 1.092 1.050 1.061 1.064 1.090
a. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Sumber: Data primer diolah Perhitungan regresi linier berganda untuk memprediksi besarnya variabel terikat terhadap variabel bebas. Persamaan regresi yang digunakan yaitu sebagai berikut:
Y a β X β X . .......... . X 1 1 2 2 k k
Berdasarkan hasil analisis regresi, maka dapat dirumuskan suatu persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = 0,173 X1 +0,202X2 + 0,154X3 + 0,211X4+ 0,166X5 + 0,167X6 4.2 Hasil Analisis Regresi Linier Parsial Dari Tabel 4.1, maka secara parsial masing-masing variabel bebas berpengaruh terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban (Y). Dengan koefisien sebagai berikut: Dari persamaan garis regresi linier berganda, maka dapat diartikan bahwa: b1= 0,173 merupakan slope atau koefisien arah variabel keragaman produk (product assortment) (X1) yang mempengaruhi kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban (Y), artinya variabel keragaman produk (product assortment) berpengaruh positif sebesar 0,173 terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban, jika variabel lainnya dianggap konstan. Dengan kata lain, semakin beragam produk (product assortment) maka konsumen semakin puas. b2= 0,202 merupakan slope atau koefisien arah variabel layanan (X2) yang mempengaruhi kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban (Y), artinya variabel layanan berpengaruh positif sebesar 0,202 terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban, jika variabel lainnya dianggap konstan, jika variabel lainnya dianggap konstan. Dengan kata lain, semakin baik pelayanan maka konsumen semakin puas.
b3= 0,154 merupakan slope atau koefisien arah variabel atmosfir toko (X3) yang mempengaruhi kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban (Y), artinya variabel atmosfir toko berpengaruh positif sebesar 0,154 terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban, jika variabel lainnya dianggap konstan. Dengan kata lain, semakin baik atmosfir toko maka konsumen semakin puas. b4= 0,211 merupakan slope atau koefisien arah variabel harga (X 4) yang mempengaruhi kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban (Y), artinya variabel harga berpengaruh positif sebesar 0,211 terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban, jika variabel lainnya dianggap konstan. Dengan kata lain, semakin murah harga maka konsumen semakin puas. b5= 0,166 merupakan slope atau koefisien arah variabel promosi (X5) yang mempengaruhi kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban (Y), artinya variabel promosi berpengaruh positif sebesar 0,166 terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban, jika variabel lainnya dianggap konstan. Dengan kata lain, semakin semakin baik kegiatan promosi yang dilakukan maka konsumen semakin puas. b6= 0,167 merupakan slope atau koefisien arah variabel tempat atau lokasi (X6) yang mempengaruhi kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban (Y), artinya variabel tempat atau lokasi berpengaruh positif sebesar 0,167 terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban, jika variabel lainnya dianggap konstan.
Dengan kata lain, semakin mudah terjangkau tempat atau lokasi maka konsumen semakin puas. 4.3 Nilai Koefisien Determinasi (R2) Dari hasil perhitungan analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan menunjukkan kemampuan model dalam menjelaskan pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent adalah besar, hal tersebut dapat dilihat pada nilai Adj. R. Square (R2) yaitu sebesar 0,650. Dengan demikian berarti bahwa model regresi yang digunakan mampu menjelaskan pengaruh variabel bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga, promosi dan tempat atau lokasi terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban sebesar 65%, sedangkan sisanya sebesar 35% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dari masing-masing variabel bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga, promosi dan tempat atau lokasi hasilnya menunjukkan bahwa adanya korelasi berganda (R) sebesar 0,819. Angka tersebut menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara variabel bebas terhadap variabel terkait. 4.4 Hasil pengujian Hipotesis 4.4.1 Pengujian Hipotesis Pertama (Hasil Uji F) Untuk mengetahui apakah variabel independent secara simultan (bersamasama) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependent atau tidak berpengaruh
maka digunakan uji F (F-test), dengan membandingkan Fhitung dan FTabel pada taraf nyata 5% ( =0,05) atau perbandingan nilai signfikan F. Apabila Fhitung > FTabel atau nilai Sig.F < 0,05 berari Ho ditolak, sebaliknya Fhitung < FTabel atau nilai Sig.F > 0,05 berari Ho diterima. Berdasarkan hasil analisis maka hasil uji F dapat disajikan pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil Uji F Hipotesis Alternatif (Ha) FTabel Terdapat pengaruh yang signifikan Fhitung = 31,657 secara serentak dari variabel bauran FTabel = 2,479 pemasaran ritel (retail marketing Sig. F = 0,000 mix) yang meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga, promosi dan tempat atau lokasi terhadap kepuasan konsumen (Y) Sumber: Data primer diolah
Keterangan Ha diterima/ Ho ditolak
Dari hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan Df 1 = 6 dan Df2 = 93 pada alpha sebesar 5% diperoleh F Tabel
sebesar 2,479 sedangkan F
hitungnya diperoleh sebesar 31,657 sehingga dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa Fhitung > FTabel, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara serentak variabel bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga, promosi dan tempat atau lokasi berpengaruh terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban (Y). 4.4.2 Pengujian Hipotesis Kedua (Uji t) Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independent, yaitu variabel bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga, promosi dan tempat
atau lokasi berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban, maka digunakan uji t (t- test) yaitu dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan tTabel, sedangkan nilai t Tabel pada alpha sebesar 5% dapat diperoleh angka sebesar 1,980 pada taraf nyata 5% ( =0,05) atau perbandingan nilai signfikan t. Apabila thitung > tTabel atau nilai Sig.t < 0,05 berari Ho ditolak, sebaliknya thitung < tTabel atau nilai Sig.t > 0,05 berari Ho diterima. Di bawah disajikan hasil perbandingan antara nilai t hitung dengan t. Tabel 4.3 Perbandingan Antara Nilai thitung Dengan tTabel Variabel Variabel keragaman produk (product assortment) berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen. Variabel layanan berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen. Variabel atmosfir toko berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen. Variabel harga berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen. Variabel promosi berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen. Variabel tempat atau lokasi berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen. Sumber: Data primer diolah
Nilai t hitung = 2,183 Sig. t =0,032 t Tabel =1,980
Status Signifikan
t hitung = 2,346 Sig. t = 0,021 t Tabel =1,980 t hitung = 2,115 Sig. t =0,037 t Tabel =1,980 t hitung = 2,477 Sig. t =0,015 t Tabel =1,980 t hitung = 2,182 Sig. t =0,032 t Tabel =1,980 t hitung = 2,037 Sig. t =0,044 t Tabel =1,980
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
4.5 Penentuan Variabel Bebas Yang Mempunyai Pengaruh Dominan Adapun untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka dapat diketahui dari hasil perbandingan koefisien regresi masing-masing variabel. Dengan menggunakan standardized Coeficient Beta mampu mengeliminasi perbedaan unit ukuran pada variabel independent (bebas) yang terdiri dari variabel bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga, promosi dan tempat atau lokasi. Tabel 4.4 Tabel standardized Coeficient Beta Variabel
Standardized Coeficient Beta
Keragaman produk
0,173
Layanan
0,202
Atmosfir toko
0,154
Harga
0,211
Promosi
0,166
Tempat/ lokasi
0,167
Sumber: Data Primer Diolah Berdasarkan hasil koefisien regresi (b) masing-masing variabel harga mempunyai pengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban. Hal tersebut dikarenakan koefisien regresi (Standardized Coeffucients Beta) pada variabel tersebut mempunyai nilai terbesar jika dibandingkan dengan kelima variabel yang lain.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga, promosi dan tempat atau lokasi berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban. 2. Bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga, promosi dan tempat atau lokasi berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban. 3. Harga mempunyai pengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban. 5.2 SARAN Berdasarkan hasil kesimpulan dari hasil penelitian, maka diajukan beberapa saran yaitu sebagai berikut: 1. Diharapkan pemilik Bravo Swalayan Tuban dalam menetapkan harga selalu mempertimbangkan harga pasar, upaya tersebut dilakukan agar para konsumen tetap loyal untuk melakukan pembelian di Bravo Swalayan Tuban.
2. Dalam upaya untuk membeirkan jaminan kepuasan para konsumen diharapkan para karyawan selalu bekerja secara profesional sehingga jaminan kepuasan konsumen dapat terwujud ketika melakukan transaksi. 3. Perusahaan selalu berupaya untuk menjaga keragaman produk yang ditawarkan kepada konsumen, hal tersebut dilakukan agar para konsumen mendapatkan produk sesuai yang mereka butuhkan. 4. Diharapkan pemilik selalu berupaya untuk memberikan kenyamanan para konsumen dalam melakukan belanja, yaitu dengan menyusun tata ruang toko yang nyaman dan mudah untuk melakukan transaksi. 5. Bagi peneliti lain yang berminat untuk melanjutkan penelitian ini diharapkan untuk menyempurnakannya yaitu dengan menggunakan variabel lain yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan diharapkan untuk menambah jumlah sampel penelitian, dengan harapan penelitian ini dapat lebih berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Buchori, Alma, 2005, Pemasaran Stratejik Jasa, Cetakan Pertama, Penerbit Alfabeta, Bandung. Kotler, Philip, 2000, Manajemen Pemasaran: Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Penerbit Prehallindo, Jakarta. Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran: Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Prehallindo: Jakarta. Kotler, Phillip & Gary Armstrong. 2008. Principles of Marketing. Terjemahan oleh Damos Sihombing, Jilid 1. Edisi 12, Jakarta : Erlangga.
____________, 2003, Manajemen Pemasaran, PT. Prenhallindo: Jakarta. Kotler P ,Keller K.L, 2009, Manajemen Pemasaran, Edisi 13, Jilid 1 & 2, PT INDEKS, Jakarta Kotler, Philip dan Gary Amstrong ,2004, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Kesembilan, Jilid 1, Penerbit PT. Indeks Kelompok Gramedia: Jakarta.
Tjiptono, Fandy, 2004, Strategi Pemasaran; Edisi 3, Andi Offset, Yogyakarta. Stanton, 2002, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Penerbit: Liberty, Yogyakarta. Simamora Bilson, 2006, Remarketing for Business Recovery, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ketujuh , Penerbit Alfabeta CV, Bandung Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian, Edisi Revisi Keempat. Penerbit Cipta, Jakarta. Singgih Santoso, & Fandy, Tjiptono. 2001. Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, PT Gramedia. Jakarta
Widayat dan Amirullah, 2002, Riset Bisnis, Edisi 1, Malang: CV. Cahaya Press.
Singarimbun, Masri. 2006. Metode Penelitian Survei. Edisi Revisi, Jakarta : LP3ES. Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Bogor : Ghalia Indonesia.