ANALYSIS OF ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM ON LENDING IN HOME OWNERSHIP AT STATE SAVINGS BANK (PERSERO) BRANCH OFFICE BEKASI.
Hera Herisna Risnandar Undergraduate Program, Faculty of Economics Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id
Keywords: Accounting Information Systems, the provision of credit, and procedures of credit.
ABSTRACT In line with the development of information technology, application of accounting information systems to support the process of granting mortgage loans, and internal control system applied to the PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Branch Office of Bekasi. The purpose of this study is to analyze the accounting information system providing mortgage loans in the PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Branch Office of Bekasi. In conducting research, analysis method used is descriptive analytical method, the method to give systematically and accurately about the facts, the nature of the relationship between the phenomenons under investigation in a company. From the analysis it is concluded that the procedures for filing and granting of loans on BTN Bekasi Branch outlines are already using the steps in accordance with the procedures set by Bank Indonesia and the relevant theory, especially in terms of granting mortgage loans. The implementation of accounting information system providing mortgage loans with the accounting system used at the Bank Tabungan Negara is a sigma system.Application of accounting information system of mortgage loans that were applied by BTN adequate Bekasi Branch Office in accordance with the provisions adopted by the Bank Tabungan Negara which has achieved the efficiency and effectiveness, and already meets the characteristics of accounting information systems and the elements of accounting information systems.
ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBERIAN KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) KANTOR CABANG BEKASI.
Hera Herisna Risnandar Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
ABSTRAK Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, penerapan sistem informasi akuntansi dapat menunjang dalam proses pemberian kredit kepemilikan rumah, dan sistem pengendalian intern yang diterapkan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Bekasi. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis sistem informasi akuntansi pemberian kredit kepemilikan rumah pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Bekasi. Dalam melakukan penelitian, metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif analitis, yaitu metode untuk memberikan gambaran secara sistematis dan akurat mengenai fakta, sifat dari hubungan antara fenomena yang diteliti pada suatu perusahaan. Dari hasil analisis maka diperoleh kesimpulan bahwa prosedur pengajuan dan pemberian kredit pada BTN Kantor Cabang Bekasi secara garis besar sudah menggunakan langkahlangkah yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dan teori yang relevan, khususnya dalam hal pemberian kredit kepemilikan rumah. Telah diterapkannya sistem informasi akuntansi pemberian kredit kepemilikan rumah dengan sistem akuntansi yang dipakai pada Bank Tabungan Negara adalah sistem sigma. Penerapan sistem informasi akuntansi pemberian kredit kepemilikan rumah yang diterapkan oleh BTN Kantor Cabang Bekasi telah memadai sesuai dengan ketetapan yang diterapkan oleh Bank Tabungan Negara di mana telah dicapai efisiensi dan efektivitas, serta sudah memenuhi karakteristik sistem informasi akuntansi dan adanya unsur-unsur sistem informasi akuntansi. Kata Kunci : Sistem Informasi Akuntansi, pemberian kredit, prosedur kredit. I.
PENDAHULUAN Pelaksanaan pembangunan di samping untuk meningkatkan pendapatan nasional
sekaligus harus menjamin pembagian yang merata bagi seluruh rakyat. Hal ini bukan hanya dalam meningkatkan produksi saja tetapi juga untuk mencegah melebarnya jurang pemisah antara kaya dan miskin sehingga tercipta masyarakat yang adil dan makmur, sesuai dengan tujuan pembangunan di Indonesia. Perbankan merupakan salah satu faktor usaha yang sangat penting bagi kemajuan sektor-sektor usaha lainnya. Bisnis perbankan ini mempunyai ciri tersendiri yang berbeda dengan bisnis manufaktur pada umumnya. Hal ini karena perbankan merupakan suatu bisnis kepercayaan masyarakat, dimana kelangsungan bisnis ini tergantung
pada kepercayaan masyarakat pada sektor perbankan. Menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Bank Tabungan Negara adalah lembaga keuangan milik negara. Seperti lembaga keuangan pada umumnya, BTN merupakan lembaga keunganan milik negara yang bertujuan untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BTN merupakan bank umum pemerintah yang berfungsi sebagai agen pembangunan. BTN adalah bank yang secara khusus telah berpengalaman dalam pembiayaan kredit kepemilikan rumah, dan secara resmi ditetapkan oleh pemerintah untuk menangani pembiayaan kredit perumahan pada tahun 1974. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, penerapan sistem informasi akuntansi dapat menunjang dalam proses pemberian kredit kepemilikan rumah, dan sistem pengendalian intern yang diterapkan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Bekasi. Melihat proyeksi trend pembiayaan ke depan, yaitu bahwa sebagian besar penduduk Indonesia bersifat konsumtif. Kebutuhan yang paling mendesak adalah kebutuhan perumahan. Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai proses dan penerapan sistem informasi akuntansi pemberian kredit kepemilikan rumah, juga terkait mengetahui sistem informasi akuntansi yang digunakan dalam pemberian kredit kepemilikan rumah. Untuk memudahkan pembahasan dalam penelitian ini, penulis mengidentifikasikan masalah yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana prosedur pengajuan dan pemberian kredit pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Bekasi? 2. Bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi pemberian kredit kepemilikan rumah pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Bekasi? 3. Apakah sistem informasi akuntansi pemberian kredit kepemilikan rumah yang diterapkan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Bekasi sudah memadai?
II.
TELAAH PUSTAKA
Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “credere” yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa latin ”creditum” yang berarti kepercayaan atau kebenaran. Dalam praktek sehari-hari pengertian kredit selanjutnya berkembang menjadi luas. Kredit diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan satu janji pembayarannya ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang telah disepakati. Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa: Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sistem informasi yang berbasis komputer sekarang dikenal dengan istilah sistem informasi akuntansi atau SIA (Accounting Information System atau AIS). SIA adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Definisi sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen akuntansi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Sistem informasi akuntansi merupakan subsistem sistem informasi manajemen yang mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan untuk memenuhi kebutuhan pemakai intern maupun pemakai ekstern. Karakteristik sistem informasi akuntansi yang baik adalah dengan dipenuhinya usefulness, economy, reliability, customer service, capacity, simplicity, dan flexibility. Tujuan penyusunan sistem informasi akuntansi adalah sama dengan penyusunan sistem akuntansi antara lain : 1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan usaha baru. 2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasi. 3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (realibility) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggung jawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan. 4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.
III.
METODE PENELITIAN
Objek penelitian yang diteliti adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara, yaitu PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Bekasi. Pengumpulan data dilakukan secara observasi, wawancara, dan studi terhadap dokumen dan catatan perusahaan. Data yang diperoleh kemudian disusun, diolah, dan selanjutnya dilakukam analisis terhadap teori yang relevan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, kemudian menganalisis dan menginterpretasikan data dan fakta yang diperoleh untuk membuat kesimpulan dan rekomendasi dengan membandingkan data yang ada dengan teori yang relevan. Analisis data yang dilakukan yaitu dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis data dan membandingkan data yang ada dengan teori yang relevan sehingga akan memberikan hasil yang konkrit akan permasalahan, kemudian dilakukan analisis sehingga dapat ditarik kesimpulan.
IV.
PEMBAHASAN 4.1. Prosedur Pemberian Kredit Kepemilikan Rumah Prosedur pemberian kredit KPR bersubsidi yang dilaksanakan oleh PT. Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Bekasi sudah baik dan terstruktur. Hal ini dapat dilihat dari semua tahap yang telah dilakukan oleh PT. Bank Tabungan Negara Indonesia Kantor Cabang Bekasi dalam memberikan kredit, di mana tahap-tahap atau prosedur pemberian kredit tersebut merupakan prosedur pemberian kredit yang dilakukan oleh bank pada umumnya dalam memberikan kredit pada debitur, hanya terdapat sedikit perbedaan tergantung pada kebijakan masing-masing bank, dan secara garis besar sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan Bank Indonesia. Tahap-tahap atau prosedur pemberian kredit yang dilakukan oleh PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Bekasi adalah sebagai berikut:
1. Nasabah/calon debitur yang ingin mengajukan permohonan kredit datang ke bank BTN untuk mendapatkan informasi. 2. Bagian loan service akan memberikan formulir permohonan kredit perorangan dan mereka akan menjelaskan mengenai petunjuk pengisian formulir tersebut beserta datadata yang diperlukan. Persyaratan-persyaratan kredit yang harus dipenuhi oleh calon debitur adalah sebagai berikut: a. Bagi setiap pemohon: -
Foto copy KTP suami istri (apabila sudah menikah).
-
Foto copy kartu keluarga.
-
Foto copy surat nikah atau surat pernyataan belum nikah dari lurah.
-
Foto copy bukti WNI.
-
Foto copy buku tabungan.
-
Foto copy bukti setoran biaya proses.
-
Pas fhoto terbaru ukuran 3 x 4 suami istri.
-
Foto copy NPWP.
b. Bagi pemohon berpenghasilan tetap: -
Surat keterangan dari instansi atau perusahaan yang bersangkutan yang menerangkan bahwa calon pemohon kredit belum pernah mendapatkan fasilitas kredit BTN.
-
Surat keterangan gaji atau slip gaji terakhir.
-
Foto copy NIP/NRP.
c. Bagi pemohon berpenghasilan tidak tetap: -
Surat keterangan dari lurah.
-
Surat keterangan rincian penghasilan.
-
Foto copy SIUP/NPWP.
-
Foto copy rekening koran tiga bulan terakhir.
Setelah formulir diisi oleh pemohon atau calon debitur, formulir tersebut diserahkan kepada bagian loan service beserta data-data yang diperlukan untuk diperiksa mengenai kelengkapannya. Apabila persyaratan tesebut telah dipenuhi, maka petugas loan service akan mencatat atau meregister data permohonan ke dalam File Informasi Pemohon (FIP). Selanjutnya petugas akan mencetak slip skedul wawancara sebanyak 2 (dua) rangkap, yaitu:
a. Lembar 1 diserahkan kepada pemohon untuk dibawa pada saat akan wawancara. b. Lembar 2 diserahkan kepada petugas wawancara beserta map berkas permohonan. 3. Pada hari yang telah ditentukan dalam slip jadwal wawancara, pemohon datang dan menyerahkan slip jadwal wawancara, selanjutnya dilakukan wawancara antar pihak BTN dengan calon debitur. Tujuan dilakukannya wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi serta masukan-masukan mengenai keadaan yang sebenarnya pemohon sebagai bahan pertimbangan dan pencocokan antara data pada formulir permohonan dengan keadaan yang sebenarnya. Tahap-tahap yang dilakukan pada saat proses wawancara, yaitu: a. Pewawancara wajib memberikan informasi yang optimal sehubungan dengan kredit yang akan diberikan kepada pemohon, baik dari formulir permohonan, kelengkapan data, hak dan kewajiban pemohon, tingkat suku bunga serta ketentuan umum pengembalian kredit. b. Pewawancara akan mengajukan beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk meneliti data formulir permohonan kredit yang telah diisi oleh pemohon, pertanyaan tersebut akan difokuskan untuk mendapatkan keyakinan mengenai: -
Kebenaran data pemohon.
-
Kebenaran penghasilan pemohon.
-
Apakah pemohon mempunyai penghasilan lain yang harus dibayar setiap bulannya.
Selanjutnya setelah wawancara dilaksanakan, petugas wawancara akan memberikan tanda pengesahan pada slip jadwal wawancara sebanyak 2 (dua) lembar yang menjelaskan bahwa kegiatan wawancara telah dilaksanakan. 4. Setelah wawancara selesai dilakukan, bagian loan service akan melaksanakan analisa kredit terhadap hasil wawancara, kelengkapan syarat-syarat, nilai agunan dan hasil akhir dengan maksud agar kredit yang diberikan mencapai tujuan yaitu aman dan terarah. Tujuan utama dari analisa kredit adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa calon debitur mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajibannya kepada bank secara teratur, baik pembayaran pokok maupun bunganya sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Dalam melakukan analisa kredit menggunakan prinsip 5C sebagai dasar pemberian kredit, yaitu: 1) Character
Penilaian ini berdasarkan reputasi calon debitur dan latar belakang atas pengalaman
calon
debitur
dalam
memenuhi
kewajibannya
terhadap
perusahaan, selain itu pemohon tidak termasuk ke dalam daftar hitam, daftar kredit macet Bank Indonesia. Hasil tersebut harus dapat menyimpulkan bahwa calon debitur beritikad baik, jujur, dan tidak akan mempersulit pihak bank di kemudian hari. 2) Capacity Penilaian ini diutamakan pada kemampuan calon debitur untuk dapat mengembalikan dana kredit yang telah diberikan perusahaan pada jangka waktu yang telah ditetapkan sebelumnya, biasanya hal ini dapat dilihat dari penghasilan calon debitur. 3) Capital Penilaian atas modal yang disetor dapat berupa uang muka yang diberikan oleh pemohon kepada pihak bank. 4) Collateral Pada umumnya setiap aktivitas perkreditan bank diperlukan suatu agunan yang digunakan sebagai sumber pembayaran kembali kredit jika debitur mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya di kemudian hari. Analisa terhadap jaminan dilaksanakan oleh petugas yang ditunjuk BTN melalui Surat Penegasan Appraiser (SPA). 5) Condition Penilaian ini dititikberatkan pada kondisi atau keadaan politik, sosial, ekonomi dan budaya yang akan mempengaruhi pada suatu saat maupun untuk kurun waktu
tertentu
yang
kemungkinan
dapat
mempengatuhi
kelancaran
pengembalian kredit yang telah diberikan. Setelah proses analisa kredit dilaksanakan, petugas akan menyerahkan formulir hasil wawancara ke bagian loan service dan bagian loan service akan memperbaharui data pada File Information Pemohon (FIP). 5. Bagian loan administration akan menerima berkas pemohon dari loan service, selanjutnya petugas akan membuat listing permohonan kredit dengan menyerahkannya kepada bagian loan administration akan membuat Daftar Usulan Pemohon (DUP) per
jenis kredit dan membuat undangan Rapat Komite Audit (Rakomdit). Rapat komite audit ini dihadiri oleh: a. Kepala cabang b. Kepala unit kredit c. Kepala seksi d. Loan service officer e. Analis (Appraiser) Rapat ini bertujuan untuk mendapatkan keputusan yang baik apakah kredit yang diajukan oleh calon debitur akan disetujui, direkomendasikan atau ditolak. Setelah rakomdit selesai, maka peserta rakomdit akan membubuhkan tandatangannya pada DUP, bagian loan administration akan memisahkan berkas permohonan kredit yang disetujui atau ditolak berdasarkan DUP tersebut, kemudian bagian loan service melakukan koreksi pada file informasi pemohon. 6. Setelah permohonan kredit diterima, maka selanjutnya pihak bank memberikan informasi bahwa permohonan disetujui. Untuk selanjutnya dijadwalkan untuk akad kredit (perjanjian kredit). 7. Bagi calon debitur, dalam pra akad harus memenuhi persyaratan berikutnya yaitu membuka rekening tabungan dengan membayar biaya-biaya yang telah ditetapkan oleh bank. 8. Bagi pihak bank, dalam pra akad ini mempersiapkan hal-hal yang terkait dengan akad seperti: a.
Pembukaan fasilitas nasabah
b.
Pemeliharaan jaminan
c.
Berkas-berkas untuk akad
d.
Notaris
9. Setelah kedua belah memenuhi kewajiban masing-masing, kemudian dilanjutkan dengan perjanjian (akad) antara calon debitur dengan pihak bank. Hal-hal yang tertera dalam akad kredit atau perjanjian kredit adalah sebagai berikut: a.
Maksimum kredit ini adalah jumlah yang tertera dalam maksimal kredit yaitu jumlah tertinggi yang diizinkan kepada si penerima kredit.
b.
Jangka waktu, menunjukkan berapa lama waktu yang diberikan untuk pembayaran atau pelunasan kembali kredit tersebut.
c.
Keperluan kredit.
d.
Bunga atau provisi, merupakan penetapan bunga sesuai dengan kebijakan bank.
e.
Bea materai, dalam akad kredit tersebut dikenakan bea materai.
f.
Bentuk kredit.
g.
Cara penarikan dan cara pelunasan.
h.
Jaminan kredit, dalam jaminan atau agunan harus dikemukakan secara terperinci seperti jumlah jaminan, nilai jaminan dan status kepemilikannya.
i.
Asuransi, seperti jaminan kredit sebaiknya diasuransikan sesuai dengan sifat jaminan tersebut.
10. Permohonan kredit yang telah disetujui diserahkan kepada bagian loan administration untuk dibuatkan Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit (SP3K). Setelah SP3K keluar dan ditandatangani pemohon, calon debitur diperkenankan untuk mengikuti acara akad kredit yaitu acara penandatanganan daftar realisasi kredit, dan perjanjian ini dihadiri oleh notaris dan developer untuk kredit KPR, sedangkan untuk kredit non-KPR tidak dihadiri oleh developer. 11. Proses berikutnya adalah proses akuntansi. Setelah akad selesai, kemudian oleh bagian akuntansi menyelesaikan administrasi keuangan dengan membuatkan nomor kode pembiayaan, serta memo pendebetan dan laporan pembiayaan ke Bank Indonesia untuk diregistrasi. 12. Bagian akuntansi memberikan memo tersebut ke teller untuk dicairkan dalam bentuk transfer ke rekening penjual atas rumah yang akan dibeli. 13. Teller memberikan bukti transfer ke bagian akuntansi untuk kemudian diproses sampai menjadi laporan keuangan. 14. Selanjutnya ketika nasabah melakukan pembayaran angsuran atau pelunasan, maka secara otomatis sistem akan mengkredit ke pinjaman. 15. Pengawasan lancar tidaknya pembayaran angsuran dilakukan oleh bagian administrasi keuangan. Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen, pihak bank melakukan pengawasan dengan tujuan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya dengan baik dan bank terhindar dari resiko perkreditan. Pengawasan kredit dilakukan atas pembayaran angsuran kredit.
4.2.
Sistem Informasi Akuntansi Pemberian Kredit Kepemilikan Rumah
4.2.1. Tahap Pra Realisasi Kredit Setelah hasil Rapat Komite Audit (Rakomdit) menyetujui pengajuan pinjaman, maka selanjutnya bagian loan service memberitahukan kepada nasabah. Pemberitahuan tersebut terdiri dari perjanjian pengikatan (akad) berikut kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi nasabah. Untuk nasabah dalam masa pra akad ini harus membuka rekening tabungan serta membayar biaya pra realisasi. Cara membuka rekening tabungan adalah mengajukan permohonan pembukaan rekening kepada costumer service. Setelah itu costumer service membuatkan CIF (Customer Identification Form). Bentuk dari CIF ini adalah nomor yang sifatnya unik yaitu masing-masing nasabah memiliki CIF yang berbeda-beda. Masing-masing nasabah hanya memiliki satu CIF walaupun memiliki lebih dari satu tabungan pada bank yang sama. CIF ini berisi data lengkap nasabah. Setelah dibuatkan CIF maka akan diberikan nomor rekening. Setiap produk tabungan memiliki nomor rekening yang berbeda, sehingga jika nasabah ingin membuka lebih dari satu produk tabungan maka akan mempunyai lebih dari satu nomor rekening sesuai jumlah tabungan yang dibuka. Kemudian setelah mempunyai buku tabungan, nasabah membayar biaya pra realisasi kepada teller. Setelah membuat CIF dan nomor rekening, bagian customer service memberikan data tersebut kepada bagian loan administration. Bagian loan administration mendapat dua input data yaitu dari customer service terkait data pembukaan fasilitas tabungan dan dari bagian loan service terkait data pengajuan pinjaman. Bagian ini kemudian membuat Customer Facility Number (CFN) terkait pinjaman yang diajukan. Isi dari CFN adalah : 1. Harga jual bank kepada nasabah 2. Tanggal akad 3. Data nasabah 4. Tanggal jatuh tempo Kegiatan kedua yang dilakukan bagian loan administration ini adalah melakukan pemeliharaan jaminan. Kegiatan tersebut adalah mendaftarkan jaminan yang akan diberikan nasabah. Kegiatan terakhir adalah merinci biaya-biaya yang harus dibayar nasabah. Perincian biaya dilakukan sebelum nasabah membuka rekening tabungan dan membayar biaya pra akad sehingga nasabah mengetahui besarnya biaya yang harus dibayar, dengan kata lain bahwa kegiatan pembiayaan bersifat paralel.
4.2.2. Tahap Realisasi Kredit Pada tahap realisasi kredit ini terdapat persyaratan pokok yang harus dipenuhi oleh pihak bank, developer dan debitur. 1. Pihak BTN a. Menerbitkan Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit (SP3K) kepada calon debitur yang disetujui permohonan kreditnya. b. Menetapkan dan mengundang calon debitur untuk pelaksanaan akad kredit sesuai tanggal yang ditentukan. c. Menetapkan dan mengundang pejabat notaris. 2. Pihak developer a. Telah meminta pihak appraisal untuk melakukan pemeriksaan akhir (LPA) atas agunan tanah dan rumah yang akan direalisasikan dan LPA telah diterima BTN sebelum pelaksanaan akad kredit. b. Telah menyelesaikan kesiapan sarana dan prasarana c. Rumah yang akan direalisasikan telah selesai 100% d. Sertifikat dan IMB induk telah diterbitkan 3. Pihak debitur a. Telah menyediakan dana dalam rekening tabungannya sebesar biaya pra realisasi yang tertera dalam SP3K. b. Debitur wajib mengikuti pelaksanaan proses akad kredit. c. Debitur telah melihat kembali kondisi fisik bangunan sebelum pelaksanaan akad kredit. d. Telah menyelesaikan pembayaran uang muka ke developer.
4.2.3. Tahap Pasca Realisasi Kredit Setelah akad berlangsung, kepala cabang memerintahkan bagian loan administration untuk menindak lanjuti kegiatan pasca akad. Kemudian bagian ini melakukan beberapa kegiatan terkait kegiatan pasca akad yaitu : 1. Meregister dan menyimpan dokumen akad dan jaminan baik soft copy maupun hard copy, serta mengurus kelengkapan akad dan fasilitas yang akan diperoleh nasabah seperti akta tanah, IMB, asuransi jiwa, dan asuransi kebakaran.
2. Memasukkan data nasabah ke sistem yang dikenal dengan CFN (Customer Facility Number), yang selanjutnya setiap transaksi langsung masuk ke sistem. 3. Membuat memo pendebetan biaya realisasi dan memo pencairan dana pinjaman. Memo tersebut diserahkan kepada kepala cabang untuk diotorisasi. Sistem administrasi dan akuntansi di BTN menggunakan sistem sigma, dimana setelah data-data yang diperlukan dimasukkan ke dalam sistem, maka secara otomatis setiap pengolahan transaksi akan dikerjakan oleh sistem, sedangkan bagian yang terkait hanya memasukkan transaksi yang terjadi. Customer Service memberikan CIF & No. Rek Loan Service memberikan kelengkapan akad
Acc&Control Loan Administration mengecek kelengkapan, meregister, menyimpan, dan memasukkan data ke sistem
Mengecek hasil dari sigma
Lap Loan Inquiry SIGMA
Teller Transaksi angsuran nasabah
Mendebet kas & masukkan no rek nasabah
Jurnal & Lap Keuangan
Sumber : PT. Bank Tabungan Negara (Persero), 2010
Gambar 4.1 Sistem Akuntansi Semua proses transaksi dilakukan oleh sistem sigma. Cara kerja sistem ini adalah dengan menggunakan kode nasabah. Kode nasabah yang dibuat untuk dimasukkan ke dalam sistem itulah yang disebut Customer Facility Number (CFN). Berikut adalah ilustrasi Customer Facility Number : xxxxxxxx SSB xx No urut Jenis pinjaman CIF Nomor CFN ini untuk seterusnya menjadi kode pinjaman untuk satu nasabah, sehingga yang muncul di jurnal ketika nasabah membayar angsuran adalah kode nomor
tersebut, bukan nama nasabah. Hal ini untuk menjaga kerahasiaan nasabah. Data CFN ini juga berfungsi untuk memgetahui dan memantau semua hal terkait kelancaran
pembayaran
nasabah. Sistem informasi akuntansi pemberian kredit pada bank BTN sudah ditunjang dengan adanya karakteristik sistem informasi akuntansi yaitu: 1. Usefulness Penerapan system informasi akuntansi dalam pemberian kredit pada bank BTN sudah menghasilkan informasi yang berupa pemberian kredit yang akurat dan tepat waktu. 2. Economy Seluruh komponen dari sistem sudah dapat memberikan sumbangan yang lebih besar dari biaya yang dikeluarkan, termasuk semua laporan dan pengendalian sistem. 3. Reliability Dalam sistem pemberian kredit bank BTN sangat memperhatikan kelengkapan persyaratan berkas-berkas kredit untuk kepentingan kelancaran pemberian kredit. Bank juga telah menerapkan analisis kredit yang baik dalam menganalisis persyaratan dokumen kredit dan latar belakang debitur untuk menghindari masalah dan resiko pada masa yang akan datang. 4. Customer service Semua bagian dalam prosedur pemberian kredit terutama staff customer service dan teller yang secara langsung memberikan pelayanan kepada debitur sudah memberikan pelayanan yang baik dan efisien untuk dapat memberikan kepuasan dan kenyamanan keopada debitur. 5. Capacity Kapasitas dari suatu sistem cukup memadai yang dimiliki sistem serta keandalan, keakuratan, dan kebenaran informasi dan dokumen lebih terjamin dalam proses pemberian kredit. 6. Simplicity Sistem pemberian kredit KPR pada bank BTN sederhana sehingga mudah dimengerti oleh semua pengguna dan bagian yang terlibat dalam prosedur pemberian kredit. 7. Flexibility Sistem pemberian kredit yang dijalankan pada bank BTN merupakan sistem yang luwes dan fleksibel.
Selain ditunjang oleh karakteristik sistem informasi akuntansi, juga ditunjang dengan adanya unsur-unsur sistem informasi akuntansi yaitu sumber daya manusia di mana sumber daya manusia pada bank BTN telah terbagi sesuai dengan tugas dan wewenang yang tergambar dalam struktur organisasi, adanya prosedur pemberian kredit yang dijalankan sesuai dengan ketetapan Bank Indonesia dan adanya alat-alat yang digunakan antara lain: 1. Formulir yang terdiri dari formulir persyaratan permohonan kredit, formulir permohonan kredit, dan formulir pembukaan rekening tabungan. 2. Catatan berupa jurnal-jurnal pemberian kredit, buku besar kredit beserta buku besar pembantunya, serta memo pencairan dan memo pendebitan. 3.
Laporan yang dibuat secara berkala, baik bulanan, triwulan, dan tahunan yang diperuntukkan bagi pihak intern maupun ekstern bank.
4. Komputer yang digunakan untuk menjalankan sistem dan menyimpan data-data yang digunakan, untuk mempercepat pengolahan data serta menjamin ketelitian sehingga prosedur berjalan dengan cepat dan tepat waktu.
V.
KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Prosedur pemberian kredit KPR bersubsidi yang dilaksanakan oleh PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Bekasi sudah baik dan terstruktur. Di mana tahaptahap atau prosedur pemberian kredit tersebut merupakan prosedur pemberian kredit yang dilakukan oleh bank pada umumnya dalam memberikan kredit pada debitur, hanya terdapat sedikit perbedaan tergantung pada kebijakan masing-masing bank, dan secara garis besar sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan Bank Indonesia. 2 Sistem akuntansi yang dipakai pada Bank Tabungan Negara adalah sistem sigma, di mana secara prinsip dapat dikatakan tidak bermasalah mengingat sistem hanya sebagai alat untuk mempermudah dalam memberikan output laporan secara efisien. Telah diterapkannya sistem informasi akuntansi pemberian kredit kepemilikan rumah pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Bekasi. 3 Penerapan sistem informasi akuntansi pemberian kredit kepemilikan rumah yang diterapkan oleh Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Bekasi telah memadai sesuai dengan ketetapan yang diterapkan oleh bank di mana telah dicapai efisiensi dan
efektivitas. Penerapan sistem informasi akuntansi pemberian kredit ini sudah sesuai dengan teori-teori yang relevan dengan masalah yang dianalisis, di mana sistem informasi akuntansi pemberian kredit pada bank BTN sudah memenuhi karakteristik sistem informasi akuntansi yaitu: usefulness, economy, reliability, customer service, capacity, simplicity, dan flexibility, serta unsur-unsur sistem informasi akuntansi yaitu: sumber daya manusia, prosedur pemberian kredit dan alat-alat yang digunakan seperti formulir, catatan, laporan dan komputer.
DAFTAR PUSTAKA Bodnar, George H dan William S, Hopwood. 2003. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kesembilan, Penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta. Febryanty. 2009. Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi pada Sistem Pengajuan dan Persetujuan Kredit pada PT. BPR. Jurnal Akuntansi. Universitas Gunadarma Jakarta. Ferdiansyah. 2006. Studi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi dalam Pemberian Kredit (Studu Kasus pada PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Kantor Cabang Pembantu Kopo Bandung). Skripsi Ekonomi. Program Sarjana. Universitas Widyatama Bandung. Hall, James A. 2009. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Per 1 Oktober 2004, Salemba Empat, Jakarta. Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Edisi Ketiga, Penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta. Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Mawardi, Taufik Arsad 2005. Penerapan Sistem Akuntansi Pembiayaan Murabahah pada PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Jakarta. Skripsi Ekonomi. Program Sarjana. Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI. Jakarta. Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta. Narko. 2007. Sistem Akuntansi, Edisi Kelima, Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta. Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan, Kebijakan Moneter dan Perbankan, Edisi Kelima, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Suherman, Maman dan Chandra Christiana. 2008. Peranan Sistem Informasi Kredit dalam Menunjang Pemberian Kredit Usaha di PT. BRI (Persero) Cabang Banjar Unit Banjar. Jurnal Akuntansi. Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Supramono, Gatot. 2009. Perbankan dan Masalah Kredit : Suatu Tinjauan di Bidang Yuridis, Edisi Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. 2006. Bank Lembaga Keuangan Lain, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta. www.btn.co.id