ANALISIS SEMIOTIK MAKNA EMANSIPASI WANITA DALAM ISLAM PADA FILM DOKUMENTER HE NAMED ME MALALA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh: Kiki Rifqi Nasrullah 1112051000054
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016/1437 H
ABSTRAK KIKI RIFQI NASRULLAH Analisis Semiotik Makna Emansipasi Wanita Dalam Islam Pada Film Dokumenter He Named Me Malala Film sebagai media massa tidak hanya berfungsi sebagai media penyebar informasi. Lebih dari itu, film juga memiliki pesan yang terkandung di dalamnya. Mengangkat tema tentang emansipasi wanita, film Dokumenter He Named Me Malala membawakan kisah nyata yang sarat akan pesan dan pembelajaran. Kehadiran sutradara Davis Guggenheim yang sudah lama berkiprah sebagai sutradara film dokumenter membuat film ini dapat dengan mudah diterima di kalangan khalayak. Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan Bagaimana makna ikon, indeks dan simbol emansipasi wanita dalam Islam pada film dokumenter He Named Me Malala? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode semiotika Charles Sanders Peirce yang membagi tipe-tipe tanda menjadi ikon, indeks dan simbol.Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan rupa sehingga tanda itu dapat dengan mudah dikenali oleh pemakainya.Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan antara representamen dengan objeknya.Sementara simbol adalah tanda yang bersifat arbitrer atau konvensional sesuai kesepakatan sejumlah orang atau masyarakat (Wibowo, 2013: 18). Pada pemabahasannya ditemukan delapan adegan yang menggambarkan tanda-tanda ikon, indeks dan simbol emansipasi wanita dalam Islam.Beberapa diantaranya adalah kesamaan hak dan kewajiban bagi pria dan wanita, wanita berhak untuk mendapatkan pendidikan seperti pria, wanita berhak terjun dalam bidang politik demi kepeduliannya terhadap umat, wanita berhak untuk peduli terhadap sesama dengan berbagi dan saling tolong menolong. Kesimpulannya adalah dalam film He Named Me Malala ini terdapat tanda-tanda ikon, indeks dan simbol emansipasi wanita dalam Islam. Tanda ikon terlihat pada kisah dirinya yang aktif berusaha dengan gigih dalam membela hakhak perempuan dan pendidikan anak-anak.Indeks yang muncul adalah ketika Malala berhasil meraih penghargaan Nobel Perdamaian akibat dari perjuangannya yang gigih dalam memperjuangkan hak-haknya sebagai perempuan dan pendidikan bagi anak-anak.Sementara simbol yang muncul ada pada dirinya sendiri yang begitu berani melawan penindasan yang dilakukan Taliban terhadap kaum wanita di tempat tinggalnya Mingora, Lembah Swat, Pakistan. Kata Kunci : Emansipasi, Wanita, Malala, Hak, Semiotika, Film.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah wa syukrulillah segala puji bagi Allah SWT yang tak pernah berhenti memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis selama ini, sehingga dengan kekuatan dan izin-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang tidak pernah lelah berdakwah menyampaikan ajaran-ajaran Islam sehingga mampu membawa ummatnya menuju zaman yang terang dengan cahaya Islam dan ilmu pengetahuan. Semoga syafa’atnya senantiasa tercurahkan kepada kita selaku ummatnya di hari kiamat kelak. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sosial, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis sangat menyadari bahwa setiap orang mempunyai kelemahan, begitu juga yang penulis rasakan dalam menjalani proses penyusunan skripsi ini seperti rasa malas, tidak bersemangat, jenuh dan bosan. Semua kelemahan itu menjadi penghambat proses penyusunan skripsi ini. Dengan segala kelemahan dan keterbatasan yang penulis miliki ini, penulis sangat menyadari bahwa ada campur tangan Allah SWT yang membantu serta menolong penulis melalui hamba-hamba-Nya yang lain. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati dan secara khusus, penulis ingin mengucapkan terima
ii
kasih yang sangat mendalam dan memberikan penghormatan setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah membantu, mengarahkan, menasihati, mendukung, memotivasi peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Terima kasih yang mendalam dan penghormatan ini peneliti berikan kepada: 1. Bapak Dr. Arief Subhan, M.Ag sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, beserta Suprapto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan. 2. Bapak Drs. Masran, MA sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Ibu Fita Faturokhmah, M.Si sebagai Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Bapak Drs. Hamdani, M.A sebagai dosen Penasihat Akademik. 4. Bapak Drs. H. Sunandar, MA sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan serta nasihat yang luar biasa sampai akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Seluruh Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti selama perkuliahan. Semoga menjadi amal ibadah yang tidak akan terputus.
iii
6. Kepada seluruh staff dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya para staff dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Serta para staff dan karyawan perpustakaan Fakultas maupun perpustakaan utama yang telah memberikan pelayanan dan kerjasama selama peneliti menjalani studi di kampus. 7. Kepada bapak Jafar Sidik sebagai ayahanda peneliti dan Ibu Surati sebagai Ibunda peneliti yang tak pernah kenal lelah dalam mendidik dan membesarkan anaknya dengan perhatian dan kasih sayang serta selalu memberikan dukungan, motivasi, doa dan pengorbanannya baik moril ataupun materil sehingga peneliti bisa sampai seperti sekarang ini. pengorbanan kalian tidak dapat dibayar dengan apapun. 8. Kepada gilang Dwi Sakti sebagai adik peneliti yang juga tidak pernah lelah mendukung peneliti dalam segala hal. Semoga kau menjadi anak sholeh dan berbakti kepada orangtua. 9. Kepada Farida Wijayanti Rachman, SE yang tidak bosan-bosan memberikan bantuan, dukungan, motivasi dan doa sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 10. Teman-teman seperjuangan KPI angkatan 2012, khususnya sahabatsahabat WEAK KPI B 2012 Panji, Tiray, Riadin, Tonet, Reksa, Nunu, Pipit, Keke, Dita, Fatwa, Dea, Ina, Novi, Emil, Intan, Sinta, Guntur, Tengku, Tika, Aida, Eja, Nanda, Atya, Deden, Kateno, Imed dan temanteman lainnya yang banyak memberikan cerita dan pengalaman selama
iv
masa studi di kampus sehingga senantiasa menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi penulis. 11. Sahabat-sahabat KKN Lebah (Panji, Lutfi, Syahid, Miko, Bogel, Denis, Bidara, Nisa, Tyas, Ami, Anis, Tika, Nunu, Devi dan Farida) terima kasih telah menjadi “keluarga kedua” yang memberikan keakraban dan hangatnya ikatan kekeluargaan selama satu bulan KKN di Desa Kedung Tangerang. Semoga segala partisipasi, dukungan, nasihat, motivasi dan doa yang penulis dapatkan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda. Akhir kata, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi para pembaca dan khususnya mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Jakarta, September 2016
Kiki Rifqi Nasrullah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i KATA PENGANTAR.................................................................................... ii DAFTAR ISI................................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR...................................................................................... viii BAB I
PENDAHULUAN........................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah............................................. 5 C. Tujuan Penelitian ................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ................................................................. 6 E. Metodologi Penelitian ............................................................ 6 F. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 8 G. Tinjauan Pustaka .................................................................... 10 H. Sistematika Penulisan ............................................................ 12
BAB II
TINJAUAN TEORITIS.............................................................. 14 A. Tinjauan Umum Tentang Semiotik........................................ 14 B. Tinjauan Umum Tentang Film............................................... 22 C. Emansipasi Wanita Dalam Islam ........................................... .41
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG FILM HE NAMED ME MALALA ...................................................................................... 50 A. Sekilas Tentang Film He Named Me Malala......................... 50 B. Sinopsis Film He Named Me Malala ..................................... 52
vi
C. Profil Davis Guggenheim Sebagai Sutradara Film He Named Me Malala.................................................................. 53 D. Profil Tokoh-Tokoh Pada Film He Named Me Malala ......... 55 BAB IV
TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN .................................... 60 A. Pengantar Adegan-Adegan pada Film He Named Me Malala .................................................................................... 60 B. Anlisis Semiotik Ikon, Indeks dan Simbol Emansipasi Wanita Dalam Islam Pada Film He Named M Malala .......... 61
BAB V
PENUTUP .................................................................................... 91 A. Kesimpulan ............................................................................ 91 B. Saran....................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 94 LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Tanda Peircean ......................................................................... 17
Gambar 2.2
Model Semiotik Peirce ............................................................. 20
Gambar 3.1
David Guggenheim.................................................................. 53
Gambar 3.2
Malala Yousafzai...................................................................... 55
Gambar 3.3
Ziauddin Yousafzai .................................................................. 57
Gambar 4.1
Malala Dalam Sebuah Acara Televisi ..................................... 61
Gambar 4.2
Seorang Gadis Sedang Berbicara ............................................. 63
Gambar 4.3
Suasana Sebuah Kelas ............................................................. 68
Gambar 4.4
Malala Berbincang Dengan Presiden Obama........................... 72
Gambar 4.5
Malala Berpidato di Nigeria ..................................................... 77
Gambar 4.6
Malala Berpidato Untuk PBB................................................... 80
Gambar 4.7
Gambar Seorang Gadis............................................................. 83
Gambar 4.8
Malala Perbidato Saat Menerima Penghargaan Nobel ............ 86
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan film di tengah kehidupan masyarakat seolah menjadi candu yang mampu memberikan beberapa nilai dan pesan tertentu bagi khalayaknya. Film dikonsep dengan sedemikian rupa dengan pemilihan pemain, kostum, lokasi, musik dan unsur lainnya. Sebagai sebuah karya teknologi, film dapat dipandang dalam dua hal yaitu dari segi fisik dan non fisik.1 Secara fisik, film banyak dipengaruhi oleh penemuan dan kemajuan dari perpaduan teknologi saat ini. Hal ini tampak pada wujud teknologi perekaman maupun penyajiannya. Sedangkan dari segi non fisik atau cerita, film lebih banyak dipengaruhi oleh faktor perkembangan budaya.2 Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang memiliki kapasitas untuk memuat pesan yang sama secara serempak dan mempunyai sasaran yang beragam seperti agama, etnis, status, umur dan tempat tinggal dapat memainkan peranan sebagai saluran penarik untuk pesan-pesan tertentu
1
Estu Miyarso, Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Sinematografi, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2009), h. 1. 2 Estu Miyarso, Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Sinematografi, h. 1.
1
2
dari manusia dan untuk manusia. Dengan melihat film kita dapat memperoleh informasi dan gambar tentang realitas tertentu.3 Selain sebagai media penyebar informasi, film juga sarat akan pesan dan pembelajaran. Salah satunya adalah film dokumenter, istilah dokumenter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya bersifat dokumentasi,4 sedangkan dalam terminologi dunia istilah dokumenter pertama kali dilontarkan oleh Jhon Grierson, kemudian istilah dokumenter tersebut digunakan oleh banyak orang untuk menamai film yang menceritakan perihal kisah nyata dan sesuai fakta atau film yang bertumpu pada dokumen yang ada, Perbedaan film-film seni dengan film dokumenter adalah pada nilai kebenaran dan faktualnya.5 Kisah hidup inspiratif yang sarat akan pesan dan pembelajaran kerap menarik banyak filmmaker untuk mengangkatnya ke dalam sebuah film. Salah satunya yakni kisah hidup dari peraih Nobel Perdamaian Laureate Malala Yousafzai. Seorang sutradara yang memenangkan piala Oscar melalui filmnya An Incovinient Truth yakni Davis Guggenheim,6 yang mengangkat kisah aktivis perempuan asal Pakistan ini ke dalam film dokumenter berjudul He Named Me Malala.
3
Asep S Muhtadi dan Sri Handayani, Dakwah Kontemporer: Pola Alternatif Dakwah Melalui TV, (Bandung: Pusdai Press, 2000), h. 95. 4 http://kbbi.web.id/dokumenter Diakses Pada 03 Oktober 2016 pukul 18:27 WIB. 5 Apip, Pengantar Film Dokumenter, (Bandung: PTF Press STSI, 2011), h. 36. 6 Metro TV News, “Kisah Peraih Nobel Perdamaian Dalam Film He Named Me Malala.” Diakses pada 03 Oktober 2016 pukul 21:08 WIB dari http://hiburan.metrotvnews.com/read/2015/11/07/188443/kisah-peraih-nobel-perdamaian-dalamfilm-he-named-me-malala.
3
Guggenheim sendiri tidak membuat ulang kisah hidup Malala dengan tujuan untuk menyentuh emosi penonton dengan menyelipkan beberapa video asli, wawancara dan animasi.7 Menurut Effendy, film dapat memberikan pengaruh yang sangat besar sekali pada jiwa manusia (penonton). Dalam suatu proses menonton sebuah film, terjadi suatu gejala yang disebut oleh ilmu jiwa sosial sebagai identifikasi psikologi.8 Film produksi National Geographic Channel dan FOX Searchlight Pictures ini mengangkat potret mengharukan Laureate Malala Yousafzai yang diincar oleh Taliban dan terluka parah setelah ditembak dalam perjalanan pulang di sebuah bus sekolah di Swat Valley, Pakistan. Selain ditayangkan di bioskop, film ini juga ditayangkan oleh National Geographic Channel secara eksklusif melalui medium televisi dengan maksud agar dapat menjangkau khalayak yang lebih luas, seperti yang dikatakan oleh CEO National Geographic Globall Networks, Courteney Monroe berikut ini:
“Film yang luar biasa dan sudah mendapat pengakuan ini, berhasil membuat penonton terpukau dengan perjuangan yang telah dilakukan oleh gadis muda ini dan menggugah mereka untuk ikut turut serta membuat perubahan.Dan sekarang, dalam kelanjutan kemitraan kami dengan FOX Searchlight Pictures, kami membawa film penting ini kepada penonton yang lebih luas dengan program penayangan global perdana ekslusif.”9
7
Metro TV News, “Kisah Peraih Nobel Perdamaian Dalam Film He Named Me Malala.” Diakses pada 03 Oktober 2016 pukul 21:08 WIB dari http://hiburan.metrotvnews.com/read/2015/11/07/188443/kisah-peraih-nobel-perdamaian-dalamfilm-he-named-me-malala. 8 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), h. 207. 9 Muvila, “He Named Me Malala Kisahkan Hidup Aktivis Dari Pakistan.” Artikel Diakses Pada 03 Oktober 2016 pukul 19:03 WIB dari http://www.muvila.com/tv/artikel/he-namedme-malala-kisahkan-hidup-aktivis-dari-pakistan-1603095.html.
4
Film ini mengajak penonton untuk masuk ke dalam kehidupan Malala sebelum dan sesudah insiden penembakan. Ia berumur lima belas tahun ketika peristiwa itu terjadi. Ketika itu ia dan ayahnya dikucilkan karena berjuang bagi pendidikan kaum perempuan. Malala dengan ajaibnya bertahan meski sudah mengalami luka parah di bagian kepala kiri, leher dan bahunya. Sekarang Malala memimpin sebuah gerakan untuk pendidikan perempuan secara global sebagai salah satu pendiri Malala Fund.
Dalam membuat film ini, Davis Guggenheim mengamati cara Malala, ayahnya dan keluarganya berkomitmen untuk memperjuangkan pendidikan untuk anak-anak perempuan di dunia. Film ini memberikan gambaran kehidupan
Malala
mulai
dari
kedekatan
dengan
ayahnya,
pidato
emosionalnya di PBB hingga canda tawanya di rumah dengan kedua orang tuanya serta adiknya.10
Hal yang menarik dari film ini adalah ketika Malala dengan ajaibnya dapat sembuh dari luka tembakan yang dideritanya dan melanjutkan perjuangannya bagi hak-hak perempuan dan pendidikan anak-anak di seluruh dunia. Klimaks pada film ini adalah ketika Malala meraih penghargaan Nobel Perdamaian yang diberikan oleh Komite Nobel Norwegia pada tahun 2014 lalu.11 Uniknya, Malala meraih penghargaan tersebut diusianya yang masih sangat
10
Muvila, “He Named Me Malala Kisahkan Hidup Aktivis Dari Pakistan.” Artikel Diakses Pada 03 Oktober 2016 pukul 19:49 WIB dari http://www.muvila.com/tv/artikel/he-namedme-malala-kisahkan-hidup-aktivis-dari-pakistan-1603095.html. 11 VOA Indonesia, “Malala Satyarthi Raih Nobel Perdamaian 2014.”Artikel diakses pada Pada 03 Oktober 2016 pukul 20:38 WIB.dari http://www.voaindonesia.com/a/malala-satyarthiraih-nobel-perdamaian-2014/2479174.html.
5
muda yaitu tujuh belas tahun. Malala menjadi peraih penghargaan Nobel termuda sepanjang sejarah. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk menyusun skripsi ini dengan judul “Analisis Semiotik
Makna Emansipasi Wanita Dalam Islam Pada Film
Dokumenter HE NAMED ME MALALA”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan masalah Agar penelitian ini terfokus pada satu permasalahan, maka penulis membatasi penelitian ini pada adegan dan dialog yang menggambarkan makna emansipasi wanita dalam Islam. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana makna ikon, indeks dan simbol emansipasi wanita dalam Islam pada film dokumenter He Named Me Malala? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui makna ikon, indeks dan simbol apa saja yang digunakan dalam menggambarkan emansipasi wanita dalam Islam pada film dokumenter He Named Me Malala.
6
D. Manfaat Penelitian 1) Manfaat Akademis penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
kontribusi
bagi
perkembangan ilmu komunikasi. Secara khusus penelitian ini diharapkan mampu memperkaya literatur-literatur kajian semiotik terutama kajian semiotik dalam film yang mengunakan model Charles S. Peirce. 2) Manfaat Praktis penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi praktisi perfilman, praktisi komunikasi, terutama mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam agar dapat mengetahui bagaimana makna ikon, indeks dan simbol terbentuk dalam sebuah film He Named Me Malala. E. Metodologi Penelitian 1.
Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian yang digunakan untuk meneliti objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.12
12
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 1.
7
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif yang berfokus pada penelitian yang bersifat non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.13 Secara harfiah, penelitian kualitatif tidak diperoleh dari proses kuantifikasi,
penghitungan
statistik
ataupun
cara-cara
lain
yang
menggunakan ukuran angka.14 Penelitian kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan dengan kualitas, nilai atau makna yang terdapat dalam fakta, nilai, kualitas atau makna yang hanya dapat diungkapkan dan dijelaskan melalui linguistik, bahasa atau kata-kata. Penelitian ini menggunakan teori semiotik milik Charles S. Peirce yang membagi tanda atas ikon, indeks dan simbol. Penulis memilih visual dari film He Named Me Malala, kemudian diteliti dan dijelaskan secara rinci berdasarkan ikon, indeks dan simbol. 2. Objek dan Unit Analisis Objek yang digunakan pada penelitian ini adalah film He Named Me Malala, sedangkan unit analisis pada penelitian ini adalah potonganpotongan gambar atau visual dan teks yang terdapat dalam film He Named Me Malala yang berkaitan dengan rumusan masalah penelitian.
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1989), h. 194. 14 Imam Gunawan, Metodologi Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 82.
8
3. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2016. Sedangkan tempat penelitian ini dilakukan di kediaman penulis, tepatnya di Kota Tangerang. 4. Sumber Data Sumber data yang digunakan pada penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu: a. Data Primer, berupa sebuah video softcopyfilm He Named Me Malala dengan subtitle bahasa Indonesia. b. Data Sekunder, berupa dokumen tertulis yang diperoleh dari literaturliteratur yang mendukung data primer seperti buku-buku, kamus, Koran, majalah, ataupun internet yang berhubungan dengan penelitian. F. Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu: a.
Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung dan bebas terhadap objek penelitian dan unit analisis.15 Hal ini dilakukan dengan cara menonton dan mengamati adegan-adegan dan dialog yang ada pada film He Named Me Malala. Kemudian peneliti memilih dan menganalisis sesuai dengan pertanyaan penelitian.
Mega Nur Fitriana, Analisis Narasi film “My Name Is Khan” Dalam Perspektif Komunikasi Antaragama dan Budaya, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014), h. 14. 15
9
b. Dokumentasi, yaitu dengan mencari data-data dari berbagai bentuk dokumen seperti tulisan, gambar atau karya-karya dari seseorang yang ada kaitannya dengan penelitian ini.16 5. Teknik Analisis Data Data yang terkumpul dari data primer dan sekunder kemudian diklasifikasikan sesuai dengan pertanyaan penelitian yang sudah ditentukan.Setelah data terklasifikasi, kemudian data dianalisis dengan menggunakan model analisis semiotik Charles Sanders Peirce. Charles Sander Peirce adalah salah satu peletak dasar-dasar kajian semiotika.Teori dari Peirce seringkali disebut sebagai “grand theory” dalam semiotik. Gagasannya bersifat menyeluruh, deskripsi struktural dari semua sistem penandaan.Peirce ingin mengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan menggabungkan kembali semua komponen dalam struktur tunggal.17 Upaya klasifikasi yang dilakukan oleh Peirce memiliki kekhasan tersendiri meski tidak bisa dibilang sederhana, Peirce membagi tipe-tipe tanda menjadi ikon, indeks dan simbol yang didasarkan atas relasi antara representamen dan objeknya.18
16
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 82. Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing,h. 97. 18 Indiawan Setyo Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi Edisi 2, h. 18. 17
10
Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan rupa sehingga tanda itu dapat dengan mudah dikenali oleh para pemakainya.Di dalam ikon hubungan antara representamen dengan objeknya terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa kualitas. Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan antara representamen dengan objeknya. Di dalam indeks, hubungan antara representamen dengan objeknya bersifat kongkret, aktual dan biasanya melalui cara yang sekuensial atau kausal. Simbol merupakan jenis tanda yang bersifat arbitrer dan konvensional sesuai kesepakatan sejumlah orang atau masyarakat.Tanda-tanda dari kebahasaan umumnya adalah simbol-simbol. Tabel 1.1 : Tabel Semiotik Charles Sanders Peirce. Jenis tanda Ikon
Indeks
Simbol
Ditandai Dengan Persamaan (Kesamaan) -Kemiripan -Hubungan Sebab Akibat -Keterkaitan -Konvensi atau -Kesepakatan Sosial
Contoh Gambar, Patung
Proses Kerja Foto, -Dilihat
-Asap----Api -Gejala---Penyakit -Kata-kata -Isyarat
-Diperkirakan
-Dipelajari
G. Tinjauan Pustaka Pada penelitian ini, penulis juga menggunakan skripsi-skripsi terdahulu yang memiliki beberapa kesamaan dengan penelitian ini, sebagai rujukan dan referensi bagi penulis dalam merumuskan permasalahan, sekaligus sebagai
11
referensi tambahan selain buku, artikel maupun internet. Adapun beberapa judul skripsi yang penulis temukan adalah sebagai berikut: 1) “Makna Toleransi agama dalam film Bajrangi Bhaijaan” oleh Devi Feria Artika tahun 2016 jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Persamaan
dengan
skripsi
ini
sama-sama
menggunakan objek film pada penelitiannya. Sedangkan perbedaannya yaitu
pada
analisis
yang
digunakan.
Pada
skripsi
sebelumnya
menggunakan analisis semiotik Roland Barthes. 2) “Analisis Semiotik Kecantikan Wanita Muslimah Pada Iklan Shampo Sunsilk Clean And Fresh Versi Laudya Cintya Bella” oleh Rezania Meidiati tahun 2016 jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Skripsi ini sama-sama menggunakan analisis
semiotic Charles Sanders Peirce. Sedangkan perbedaannya yaitu pada objek penelitiannya, skripsi sebelumnya menggunakan objek Iklan pada penelitiannya. 3) “Analisis Semiotika Tentang Kesetiaan Seorang Istri Terhadap Suami Dalam Film Habibie dan Ainun” oleh Rizky Maulana tahun 2016 jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Persamaan pada skripsi ini yaitu sama-sama menggunakan Objek film dan analisis semiotik Charles Sanders Peirce. Sedangkan perbedaannya yaitu pada subjek penelitian, skripsi sebelumnya memfokuskan pada makna kesetiaan istri terhadap suami.
12
Dari beberapa skripsi di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa belum ada mahasiswa/I yang meneliti tentang Analisis Semiotik Makna Emansipasi Wanita dalam Islam pada Film Dokumenter He Named Me Malala. Oleh karena itu penulis menggunakan analisis semiotik untuk film He Named Me Malala ini. H. Sistematika Penulisan Sistematika pada penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, pada masing-masing bab dibagi ke dalam sub-bab sebagai berikut: BAB I
: PENDAHULUAN, memuat latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS, bab ini memuat tinjauan umum tentang semiotik yang meliputi pengertian semiotik dan model semiotik Charles S. Peirce. Pengertian umum film yang meliputi definisi, unsur, jenis-jenis, film sebagai media komunikasi massa dan pengertian film dokumenter. Tinjauan tentang emansipasi wanita, pengertian dan emansipasi wanita dalam Islam. BAB III : GAMBARAN UMUM FILM DOKUMENTER HE NAMED ME MALALA, bab ini menggambarkan sekilas tentang film He Named Me Malala, sinopsis film He Named Me Malala, profil Davis Guggenheim sebagai Sutradara film He Named Me Malala, tokohtokoh dalam film He Named Me Malala.
13
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi analisis ikon, indeks dan simbol emansipasi wanita dalam Islam pada film He Named Me Malala. BAB V : PENUTUP, bab ini menjelaskan tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran dari peneliti atas permasalahan yang diteliti.
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Umum Tentang Semiotik 1. Pengertian Umum Semiotik Semiotik di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem tanda dan lambang dalam kehidupan manusia.1Istilah semiotik berasal dari bahasa Yunani semeicon yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain atas dasar konvensi sosial.2 Dalam pengertiannya sebagai fakta historis, seorang pendiri ilmu kedokteran
modern
bernama
Hippocrates
(460-377
SM)
yang
mengusulkan istilah ‘semiotika’ dan mendefinisikannya sebagai cabang ilmu kedokteran untuk mempelajari gejala-gejala.3Gejala sebagai semeion berarti
‘ciri
atau
tanda’
yang
menunjukkan
sesuatu
di
luar
dirinya.Hippocrates mengklaim bahwa tugas utama seorang dokter adalah menyingkapkan hal-hal yang ditunjukkan oleh gejala-gejala ini dalam kaitannya dengan tubuh manusia. Umberto Eco mendefinisikan semiotika sebagai disiplin ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang bisa dipakai untuk berbohong, karena 1
http://kbbi.web.id/semiotik, Diakses pada 03 Agustus 2016 pukul 12:11 WIB Akhmad Muzakki, Kontribusi Semiotika dalam Memahami Bahasa Agama, (Malang: UIN Malang Press, 2007), h. 9. 3 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyaakarta: Jalasutra Cet ke1, 2010), h. 34. 2
14
15
Jika sesuatu tidak bisa dipakai untuk berbohong, sebaliknya itu tidak bisa dipakai untuk berkata jujur; dan pada kenyataannya tidak bisa dipakai untuk apapun juga.4 Menurut Preminger semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda.Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda.Konvensi-konvensi yang memungkinkan tandatanda tersebut mempunyai arti.5 Ferdinand de Saussure berpendapat tentang teori tanda dalam konteks semiotik. Saussure meletakkan tanda dalam konteks komunikasi manusia dengan melakukan pemilahan antara apa yang disebut signifier (penanda) dan signified (petanda).6 Signifier adalah bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna (aspek material), yakni apa yang dikatakan dan apa yang ditulis dan dibaca. Signified adalah gambaran mental dari bahasa. Sementara Peirce berpendapat bahwa dasar semiotika konsep tentang tanda tidak hanya tentang bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda-tanda saja. Melainkan seluruh dunia itu sendiri pun terdiri atas tanda-tanda selama hal itu terkait dengan pemikiran manusia. 7 Dengan begitu, manusia bisa saling menjalin hubungannya dengan realitas.
4
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010),
h. 33. 5
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, h. 96. 6 Tommy Suprapto, Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi, (Yogyakarta: MedPress, 2009), h. 103 7 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, cet ke-5, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h. 13.
16
Mengacu pada beberapa pendapat para ahli di atas, dapat dipahami bahwa semiotik merupakan suatu ilmu atau metode analisis yang mengkaji tentang tanda-tanda, tanda tanda tersebut dimaknai sebagai wujud dalam memahami kehidupan yang digunakan oleh manusia sebagai alat untuk berbagai tujuan. Salah satunya adalah untuk berinteraksi dengan orang lain sebagai bentuk adaptasi dengan lingkungan disekitarnya. 2. Model Semiotik Charles Sanders Pierce Peirce dilahirkan di Cambridge, Massachusetts, tahun 1839, Ia lahir dari keluarga intelektual. Ayahnya, Benyamin adalah seorang profesor matematika di Universitas Harvard. Ia menjalani pendidikan di Universitas Harvard, pada tahun 1859 dia menerima gelar BA, kemudian pada tahun 1862 dan 1863 secara berturut-turut dia menerima gelar M.A dan B.Sc dari Universitas Harvard.8 Peirce memberi kuliah mengenai logika dan filsafat di Universitas John Hopkins dan Harvard.Ia melakukan percobaan untuk menentukan kepadatan dan bentuk bumi, serta mengembangkan sistem logika yang diciptakan oleh ahli matematika Inggris George Boole (1815-1864).9 Namun, peirce paling dikenal melalui sistem filsafatnya yang kemudian dinamakan pragmatisme.
8
Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h. 17. 9 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi, h. 37
17
Dalam teorinya, Peirce menyebut “sesuatu” yang pertama yang “konkret” adalah suatu perwakilan yang disebut dengan representamen, dalam hal ini adalah tanda.10 Sedangkan benda, gagasan, konsep dan seterusnya adalah sesuatu yang ada di dalam kognisi, Peirce menyebutnya sebagai object. Proses hubungan dari representamen ke objek disebut dengan semiosis. Dalam pemaknaan suatu tanda, semiosis ini belum lengkap karena kemudian ada satu proses lanjutan lagi yang disebut dengan interpretant (proses penafsiran). Jadi, secara garis besar, pemaknaan suatu tanda terjadi dalam bentuk semiosis dari yang konkret ke dalam kognisi manusia yang hidup bermasyarakat. Yakni dengan mengaitkan tiga segi antara representamen, objek dan interpretan. Representamen (X)
Objek (Y)
Interpretan (X = Y) Gambar 2.1: Tanda Peircean.
Bagi Peirce tanda adalah sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi, Peirce menyebutnya dengan ground. Sebagai konsekuensinya, tanda selalu terdapat dalam hubungan triadik yakni ground, object dan
10
Benny H. Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, (Depok: Komunitas Bambu, 2008), h. 16
18
interpretant. Peirce membagi ground ke dalam tiga bagian yakni qualisign, sinsign dan legisign.11 1) Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, keras, lemah, lembut dan merdu. 2) Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda, misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. 3) Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya ramburambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh masyarakat. Berdasarkan interpretant, tanda dibagi atas rheme, dicent sign atau dicisign dan argument. 1) Rheme
adalah
tanda
yang
memungkinkan
orang
menafsirkan
berdasarkan pilihan. Misalnya, orang yang merah matanya bisa saja menandakan bahwa orang itu baru saja menangis, atau mempunyai penyakit mata, atau baru bangun tidur, atau yang lainnya. 2) Dicent Sign atau Dicisign adalah tanda sesuai kenyataan. Misalnya jika pada suatu jalan sering terjadi kecelakaan, maka di tepi jalan tersebut dipasang rambu lalu lintas yang menandakan bahwa jalan tersebut sering terjadi kecelakaan. 11
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 41-42.
19
3) Argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu. Sedangkan berdasarkan objeknya, Peirce juga membaginya ke dalam tiga bagian, yakni ikon, indeks, dan simbol.12 1) Ikon adalah tanda yang memunculkan kembali benda atau realitas yang ditandainya, misalnya foto dan peta. 2) Indeks adalah hubungan langsung antara tanda dan objeknya. Ia merupakan tanda yang hubungan eksistensionalnya langsung dengan objeknya. Misalnya, asap adalah indeks api dan bersin adalah indeks flu. 3) Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan dengan objeknya berdasarkan konvensi, kesepakatan atau aturan kata-kata pada umumnya. Misalnya palang merah adalah simbol dan angka adalah simbol. Ketiga tipe tanda ini (ikon, indeks, simbol) dapat dimodelkan ke dalam sebuah segitiga sebagai berikut:
12
Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi, h. 38
20
Ikon
Indeks
Simbol
Gambar 2.2: Model Semiotik Peirce. Ikon adalah tanda yang mirip dengan referennya dengan cara tertentu. Misalnya foto wajah adalah ikon visual yang menunjukkan wajah seseorang yang sebenarnya. Kata-kata onomatopoetik seperti ‘gug-gug’ adalah ikon vokal yang dibuat untuk menirukan suara seekor anjing, selain itu suara seperti ‘tok’, ‘dor’, ‘dug’ merupakan ikon-ikon vokal yang juga dibuat untuk menirukan suara yang dihasilkan ketika terjadi suatu gerakan atau tindakan. Contoh lainnya seperti parfum yang merupakan ikon penciuman yang menirukan bau-bauan alam, kayu yang diukir menjadi huruf alfabet juga merupakan ikon perabaan yang dapat dicerap melalui sentuhan. Indeks adalah ikon yang menggantikan atau menunjuk ke sesuatu dalam hubungannya dengan sesuatu yang lain. Berbeda dengan ikon. Indeks tidak sama dengan yang ditunjuknya, indeks hanya mengidentifikasikan sesuatu atau menunjukkan dimana sesuatu itu berada. Manifestasi paling tipikal dari kegiatan menunjuk adalah dengan mengarahkan jari telunjuk (indeks) yang secara naluriah dipakai oleh manusia untuk menunjuk dan
21
memastikan
kedudukan
suatu
benda,
seseorang,
lokasi,
ataupun
peristiwa.selain itu, beberapa kata yang juga merupakan manifestasi bentuk implisit dari indeksikalitas seperti kata ‘di sini’, ‘di sana’, ‘di atas’, ‘di bawah’.untuk
menujukkan
suatu
lokasi
tertentu
ketika
seseorang
membicarakannya. Contoh lainnya seperti asap yang merupakan indeks dari api, atau ketika seorang mahasiswa yang membuat janji dengan dosen untuk bimbingan skripsi, kemudian dosen tersebut memberitahukan kepada mahasiswanya bahwa ia dapat mengenali si dosen dari pakaiannya yang menggunakan jas hitam, menggunakan kacamata, dan membawa tas berwarna coklat. Maka, jas hitam, kacamata dan tas coklat merupakan indeks dari dosen tersebut. Simbol adalah tanda yang mewakili sesuatu yang proses penentuan simbol itu tidak mengikuti aturan tertentu. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa makna-makna simbolik dibentuk melalui konvensi sosial atau berdasarkan kesepakatan tertentu, sehingga tidak bisa langsung digambarkan. Misalnya tanda V yang dibentuk menggunakan jari telunjuk dan jari tengah merupakan simbol ‘perdamaian’, warna putih yang mewakili simbol ‘kesucian’. Bendera kuning dikalangan masyarakat Indonesia mewakili adanya seseorang yang meninggal dunia,
22
B. Tinjauan Umum Tentang Film 1. Pengertian Umum Film Menurut kamus besar bahasa Indonesia, film diartikan dalam dua pengertian. Pertama film adalah selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop). Kedua, film diartikan juga sebagai lakon (cerita) gambar hidup.13 Dalam bahasa inggris film dikenal dengan movie yang mengandung arti gambar hidup dan bioskop.14 Menurut UU 8/1992, sebagaimana dikutip oleh Taufan Saputra dalam jurnalnya yang berjudul “Representasi Analisis Semiotik Pesan Moral Dalam Film 2012 Karya Roland Emmrich”, definisi film adalah sebagai berikut. “film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik dan/atau lainnya.”15 Film sebagai penanda berarti teks yang memuat serangkaian citra fotografi yang mengakibatkan timbulnya ilusi gerak dan tindakan dalam kehidupan nyata. Sedangkan sebagai petanda, film merupakan cermin bagi 13
http://kbbi.web.id/film, Diakses pada 20 Juli 2016 pukul 15:45 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010), h. 387. 15 Taufan Saputra, “Representasi Analisis Semiotik Pesan Moral Dalam Film 2012 Karya Roland Emmrich,” ejournal. Ilkom.fisip-unmul.ac.id, 2 Februari 2014, h. 277. 14
23
kehidupan metaforis.16 Di dalam genre film terdapat sistem signifikasi yang dapat di tanggapi oleh setiap orang. Hal ini jelas bahwa topik dalam film menjadi sangat pokok dalam kajian semiotika media dan melalui film, setiap orang mencari inspirasi, wawasan, rekreasi dan informasi. 2. Film Sebagai Media Massa Pada awal kemunculannya di akhir abad ke-19, film menjelma menjadi sebuah alat presentasi dan distribusi dari tradisi hiburan yang menawarkan cerita, panggung, musik, drama, humor dan trik teknis bagi konsumsi populer. Film juga hampir menjadi media massa yang dalam artiannya bahwa film mampu menjangkau populasi dalam jumlah besar dengan cepat. Terdapat tiga elemen penting dalam sejarah film sebagai bisnis pertunjukkan.Pertama,
penggunaan
film
untuk
propaganda
sangat
signifikan, terutama jika diterapkan untuk tujuan nasional dan kebangsaan, berdasarkan jangkauannya yang luas, sifatnya yang riil, dampak emosional, dan popularitas.17 Dua elemen lain dalam sejarah film adalah munculnya beberapa sekolah seni film dan munculnya gerakan film dokumenter. Sejarah film mengalami perubahan besar yang disebut dengan ‘Amerikanisasi’.Perubahan ini terjadi setelah perang dunia I dengan 16
h. 134.
17
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010),
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa. Penerjemah Putri Iva Izzati, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h. 35
24
munculnya televisi dan pemisahan film dari bioskop.18 Televisi mengambil sebagian besar khalayak film, terutama khalayak keluarga dan sedikit dari khalayak kalangan anak muda. Televisi juga mengambil atau mengalihkan dokumenter sosial dari perkembangan film dan memberikannya kepada program yang biasanya bersifat jurnalistik atau laporan khusus. Bagaimanapun program tersebut tidak memiliki efek yang sama pada seni film atau nilai estetika film. Pemisahan antara film dengan bioskop merujuk kepada banyaknya cara untuk menonton film. Dari mulai pertunjukkan awal di bioskop, televise penyiaran, penyiaran kabel, rekaman video, penjualan atau penyewaan DVD, televisi satelit dan saat ini internet digital.19 Perkembangan-perkembangan ini memiliki dampak tertentu, yakni membuat film tidak lagi sebagai pengalaman publik bersama dan lebih kepada pengalaman pribadi. Meskipun media film telah dinomorduakan oleh media televisi, film justru lebih menyatu dengan media lain, terutama penerbitan buku, musik dan televisi. Film telah berperan besar, walaupun berkurang khalayaknya, film justru menjadi sumber kebudayaan yang darinya menghasilkan buku, kartun strip, lagu dan bintang televisi serta serial.20 Oleh karena itu, film merupakan pencipta budaya massa yang dapat dijangkau oleh televisi, rekaman digital, kabel dan saluran satelit. 18
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, h. 36. Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, h. 36. 20 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, h. 37. 19
25
3. Unsur-Unsur Pembentukan Film Menurut Himawan Pratista, secara umum film dibagi menjadi dua unsur pembentuk, yakni unsur naratif dan unsur sinematik.21 Kedua unsur tersebut saling berinteraksi dan berkaitan antara satu dengan yang lainnya dalam membentuk sebuah film. Baik unsur naratif ataupun sinematik tidak akan dapat berdiri sendiri dalam membentuk sebuah film. Unsur naratif bisa berupa bahan atau materi yang akan diolah, sedangkan sinematik bisa dikatakan sebagai cara atau gaya untuk mengolah bahan tersebut. a) Unsur Naratif Unsur naratif berhubungan dengan cerita film atau tema film yang akan digarap, setiap film cerita selalu memiliki unsur naratif dan tidak terlepas dari unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, waktu, lokasi dan lain-lainnya. Tokoh memiliki peran dan karakteristik tertentu dalam pembentukan film, selain itu permasalahan yang muncul juga menjadi unsur lain yang membentuk film sehingga permasalahan yang muncul akan melahirkan konflik diantara para tokoh ataupun hal lainnya. Hal ini tentu berkaitan pula dengan lokasi dan waktu kejadian. Elemenelemen inilah yang membentuk keseluruhan unsur naratif.Aspek kausalitas antara elemen-elemen tersebut menjadi pokok pembentuk unsur narasi.
21
Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 1.
26
b) Unsur Sinematik Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam pembentukan sebuah film. Unsur sinematik terbagi menjadi empat elemen pokok, yakni: mise-en-scene, sinematografi, editing dan suara.22 Mise-en-scene adalah segala hal yang berada di depan kamera. Mise-en-scene memiliki empat elemen pokok, yakni: setting atau latar, tata cahaya, kostum dan make up, serta acting dan pergerakan pemain. Sinematografi adalah hubungan esensial tentang perlakuan terhadap kamera dan bahan baku yang digunakan serta kamera digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang berhubungan dengan objek yang akan direkam. Editing secara teknis adalah aktivitas dari proses pemilihan, penyambungan gambar-gambar atau shot yang sudah diambil. Sedangkan suara dalam film adalah seluruh unsur bunyi yang berhubungan dengan gambar.Elemen-elemen dari suara bisa berupa dialog, musik ataupun effect. 4. Jenis-jenis Film Menurut Heru Effendy, jenis-jenis film terbagi atas film dokumenter, film cerita panjang dan film cerita pendek:23
22
Himawan Pratista, Memahami Film, h. 1-2. Heru Effendy, Mari Membuat Film: Panduan Menjadi Produser, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 3-4 23
27
a. Film Dokumenter Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lumiere bersaudara yang berkisah tentang perjalanan yang dibuat sekitar tahun 1890-an. Tiga puluh enam tahun kemudian, kata ‘dokumenter’ kembali digunakan oleh pembuat film dan kritikus film asal Inggris John Grierson untuk film Maana (1926)
karya
Robert
Flaherty. Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif mempresentasikan realitas. Sekalipun Grierson mendapat tentangan dari berbagai pihak, pendapatnya tetap relevan sampai saat ini. film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tidak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Pada intinya, film dokumenter tetap berpijak kepada hal-hal yang nyata. b. Film Cerita Pendek (Short Films) Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit.Di negaranegara maju seperti Jerman, Amerika Serikat, Kanada dan Australia, film cerita pendek dijadikan sebagai laboratorium eksperimen dan batu loncatan
bagi
seseorang/sekelompok
orang
untuk
kemudian
memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan dari karya-karya para mahasiswa/I jurusan film atau orang/kelompok yang
28
menyukai dunia perfilman dan ingin berlatih membuat film dengan baik. Sekalipun
demikian,
ada
pula
orang/kelompok
yang
mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek. Umumnya hasilhasil film pendek ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi. c. Film Cerita Panjang (Feature Length Films) Film cerita panjang ini berdurasi lebih dari 60 menit, biasanya durasi untuk film cerita panjang antara 90 sampai 100 menit. Film yang diputar di bioskop umumnya termasuk dalam kelompok ini, bahkan film-film bioskop terkadang mencapai durasi lebih dari 100 menit, misalnya saja film Dances With Wolves yang berdurasi lebih dari 120 menit. Film-film produksi India yang cukup banyak beredar di Indonesia, rata-rata berdurasi hingga 180 menit. 5. Teknik Pengambilan Gambar Untuk mengetahui dan membedakan antara satu shot dengan shot yang lainnya, maka teknik pengambilan gambar ini dibedakan menjadi empat kategori, yaitu sudut pengambilan gambar, ukuran shot, kamera dan gerakan objek.24
24
Askurifai Baskin, Membuat Film Indie Itu Gampang, Cet ke-1, (Bandung: Katarsis, 2003), h. 32.
29
1) Sudut Pengambilan Gambar (Camera Angle) Seorang juru kamera yang akan melakukan pengambilan gambar terhadap suatu objek, bisa menggunakan lima cara, yakni bird eye view, high angle, low angle, eye level dan frog eye:25
Bird Eye View Teknik ini dilakukan dengan ketinggian kamera di atas ketinggian objek yang direkam. Hasil perekaman teknik ini memperlihatkan lingkungan yang demikian luas dengan bendabenda lain yang tampak kecil tanpa mempunyai makna.
High Angle Sudut pengambilan gambar dari atas objek sehingga terkesan objek jadi mengecil, selain itu teknik pengambilan gambar ini mempunyai kesan dramatis, yakni nilai “kerdil”.
Low Angle Artinya, sudut pengambilan gambar dari arah bawah objek sehingga kesan objek jadi membesar, sama seperti high angle, low angle juga memberikan kesan dramatis yakni kesan prominence (keagungan).
25
Askurifai Baskin, Membuat Film Indie Itu Gampang, Cet ke-1, h. 33-35.
30
Eye Level Sudut pengambilan gambar diambil sejajar dengan objeknya. Eye level ini tidak memberikan kesan dramatis karena dalam kondisi shot yang biasa-biasa saja. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang yang berdiri atau pandangan mata seseorang yang mempunyai ketinggian tubuh tepat tingginya sama dengan objeknya.
Frog Eye Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera sejajar dengan dasar (alas) kedudukan objek atau dengan ketinggian yang lebih rendah dari kedudukan objek. Teknik ini menghasilkan satu pandangan objek yang sangat besar, mengerikan dan penuh misteri.
2) Ukuran Gambar Menurut Naratama, ukuran gambar terbagi menjadi Sembilan bagian. Diantaranya extreme long shot, very long shot, long shot, medium long shot, medium shot, middle close up, close up, big close up dan extreme close up:26
26
Naratama, Menjadi Sutradara Televisi: Dengan Single dan Multi Kamera, (Jakarta: PT. Grasindo, 2004), h. 73-78.
31
Extreme Long Shot (ELS) Shot ini digunakan ketika ingin mengambil gambar yang sangatsangat jauh, panjang, luas dan berdimensi lebar. Misalnya opening scene untuk sebuah adegan di sebuah rumah kecil di padang pasir.
Very long Shot (VLS) Kunci pertama dalam pengambilan gambar ini adalah one location. Teknik VLS ini biasanya digunakan untuk pengambilan gambar yang panjang, jauh dan luas, namun masih lebih kecil dari extreme long shot. Misalnya adegan perang di pegunungan di mana penonton perlu divisualkan untuk menggambarkan adegan dengan banyak objek.
Long Shot (LS) Ukuran long shot digunakan untuk menggambarkan objek secara utuh, misalnya gambar manusia seutuhnya dari ujung rambut hingga ujung sepatu. Long shot dikenal sebagai landscape Format yang mengantarkan mata penonton kepada keluasan suatu suasana dan objek.
Medium Long Shot (MLS) Angle ini seringkali digunakan untuk memperkaya keindahan gambar. Terutama pada saat transisi gambar yang disambungkan dengan komposisi gambar yang lain.
32
Medium Shot (MS) Biasanya digunakan sebagai komposisi gambar terbaik untuk syuting wawancara. Dengan memperlihatkan subjek orang dari tangan hingga ke atas kepala, maka penonton akan dapat melihat dengan jelas ekspresi dan emosi dari wawancara yang sedang berlangsung. Middle Close Up (MCU) Teknik ini digunakan untuk memperdalam gambar dengan lebih menunjukkan profil dari objek yang direkam, misalnya seorang narasumber yang sedang berbicara kemudian teknik ini hanya fokus kepada narasumber saja yang menampilkan profil, bahasa tubuh dan emosi narasumber yang bisa terlihat dengan jelas. Close Up (CU) Teknik ini adalah komposisi gambar yang paling popular. CU merekam gambar penuh dengan menampilkan leher hingga ke ujung batas kepala. CU digunakan sebagai komposisi gambar yang paling baik untuk menggambarkan reaksi atau emosi seseorang dari sebuah adegan. Big Close Up (BCU) Teknik ini lebih tajam dari Close up. Misalnya pada film drama horor yang menggunakan efek cahaya memantul pada sudut mata
33
objek. Maka kedalaman pandangan mata, kebencian raut muka, kehinaan emosi hingga keharuan yang tiada bertepi adalah ungkapan-ungkapan yang terwujud dalam komposisi gambar ini. Extreme Close Up (ECU) Kekuatan ECU ini terletak pada kedekatan dan ketajaman yang hanya fokus pada satu objek. Misalnya ECU digunakan untuk mengambil gambar hidung atau mata saja. Teknik ini sering digunakan dalam video musik untuk transisi gambar menuju shot berikutnya. 3) Gerakan Kamera Untuk membuat suatu tampilan gambar yang menarik, perlu adanya teknik menggerakkan kamera. Di bawah ini ada beberapa gerakan kamera yang menghasilkan gambar yang berbeda,27 sebagai berikut: Zoom In/Zoom Out (Kamera Tidak Bergerak, tetapi menekan tombol zooming) Pada kamera video terdapat lensa zoom yang berguna untuk mendekatkan atau menjauhkan gambar/objek tanpa mendekati atau menjauhi objek tersebut. Biasanya tombol berbentuk pipih dan jika
27
Askurifai Baskin, Membuat Film Indie Itu Gampang, Cet ke-1, h. 42-46.
34
ditekan ke bagian depan, efeknya zoom in atau mendekatkan dan jika ditekan ke belakang, efeknya zoom out atau menjauhkan. Panning (kamera tidak bergerak, tetapi tripod penyangga kaki tiga yang digerakkan ke kanan dank ke kiri) Untuk menampilkan gambar mendatar secara berurutan dan halus. Kamera dapat digerakkan secara panning dengan kamera tetap berada di tempat. Jika kamera digerakkan ke kiri disebut dengan pan left, jika kamera digerakkan ke kanan disebut pan right. Untuk bisa menggunakan teknik ini kamera harus berada di atas tripod. Alat ini memiliki tongkat yang bisa digerakkanke kanan dan ke kiri. Tilting Teknik ini adalah untuk memperlihatkan gambar dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas dengan menggerakkan kamera. Gerakan kamera dari atas ke bawah disebut Tilt Down, sedangkan gerakan kamera dari bawah ke atas disebut Tilt Up. Sama seperti Panning, untuk bisa mendapatkan hasil gambar yang halus, kamera lebih baik diletakkan di atas tripod. Dolly Dolly adalah kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan roda (dolly) sehingga kamera bisa digerakkan ke arah mana saja. Jika tripod di atas dolly tersebut digerakkan ke depan, maka gerakan
35
seperti itu disebut Dolly in. sebaliknya, jika kamera dan tripod di atas dolly digerakkan ke belakang, maka gerakan tersebut disebut Dolly out. Follow Follow adalah gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak secara searah. Crane Shot Crane Shot adalah gerakan kamera yang dipasang di atas mesin beroda (crane) dan bergerak sendiri bersama juru kamera, baik mendekat maupun menjauhi objek. Fading Fading adalah pergantian gambar secara perlahan-lahan. Jika gambar baru muncul secara perlahan dan menggantikan gambar yang ada pada layar disebut Fade in. sebaliknya, jika gambar yang ada pada layar perlahan-lahan menghilang dan digantikan oleh gambar baru maka disebut Fade out. Framing Framing adalah objek memasuki framing shot. Jika objek ke luar bingkai (frame)shot, disebut Frame out. Sebaliknya, jika objek masuk ke dalam bingkai shot, disebut dengan Frame in.
36
4) Gerakan Objek Ada juga gerakan objek tanpa harus menggerakkan kamera. Ada tiga macam gerakan objek,28 diantaranya: Objek bisa bergerak sejajar dengan kamera, baik ke kiri maupun ke kanan. Objek juga bisa bergerak mendekati kamera yang disebut dengan Walk-in. Objek juga bisa bergerak menjauhi kamera yang disebut dengan Walk-away. 6. Pengertian Film Dokumenter Pendapat Marcel Danesi mengenai Film dokumenter menarik untuk dikutip, di dalam bukunya Ia berpendapat: “Film Dokumenter merupakan film nonfiksi yang menggambarkan situasi kehidupan nyata dengan setiap individu menggambarkan perasaannya dan pengalamannya dalam situasi yang apa adanya, tanpa persiapan, langsung pada kamera atau pewawancara. Dokumenter seringkali diambil tanpa skrip dan jarang sekali ditampilkan di gedung bioskop yang menampilkan film-film fitur. Dokumenter dapat diambil pada lokasi pengambilan yang apa adanya, atau disusun secara sederhana dari bahan yang sudah diarsipkan.”29 Film dokumenter tidak menciptakan peristiwa, melainkan merekam peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi.30 Struktur film dokumenter umumnya sederhana dengan tujuan agar para penontonnya dapat 28
Askurifai Baskin, Membuat Film Indie Itu Gampang, Cet ke-1, h. 46. Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, h. 134. 30 Himawan Prastisa, Memahami Film, h. 4. 29
37
memahami dan mempercayai fakta-fakta yang terkandung di dalamnya. Film dokumenter bertujuan untuk beberapa hal, diantaranya seperti: informasi atau berita, biografi, pendidikan, sosial, pengetahuan, ekonomi, politik dan sebagainya. dalam film terdapat banyak jenis-jenis yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat, seperti film komedi, film horor, ataupun film drama. Sama seperti film pada umumnya, film dokumenter juga memiliki jenisjenisnya sendiri. Kusen Dony Hermansyah, seorang dosen di Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta mengutip pendapat Gerzon R. Ayawaila dalam bukunya Dari Ide Sampai Produksi. Menurutnya, genre film dokumenter terbagi menjadi dua belas jenis,31 diantaranya: Laporan Perjalanan. Film jenis ini mulanya adalah dokumentasi antropologi dari para ahli etnolog dan etnografi, namun seiring perkembangan zaman banyak membahas hal yang paling penting hingga yang remeh-remeh. Istilah lain yang sering digunakan dalam film jenis ini adalah travel film, travel documentary dan adventures film. Sejarah. Dalam film dokumenter, sejarah menjadi salah satu yang sangat kental dengan referential meaning (makna yang sangat bergantung pada
31
Kusen Dony Hermansyah, “jenis-jenis (genre) film dokumenter,” artikel diakses pada 17 Agustus 2016 pukul 14:47 dari http://kusendony.wordpress.com/
38
referensi peristiwa) karena keakuratan data harus sangat dijaga dan hampir tidak boleh ada yang salah baik dari pemaparan datanya maupun penafsirannya. Biografi Film ini lebih berkaitan dengan sosok seseorang. Sosok menjadi tema utama yang diangkat dalam film ini biasanya sosok yang dikenal oleh dunia atau masyarakat tertentu atau orang biasa yang memiliki kehebatan, keunikan atau aspek lain yang menarik. Nostalgia. Yakni film yang cukup dekat dengan jenis sejarah, namun biasanya lebih mengedepankan napak tilas atau kilas balik kejadian-kejadian yang dialami seseorang atau kelompok tertentu. Rekonstruksi. Yakni jenis dokumenter yang mencoba memberi gambaran ulang secara utuh mengenai suatu kejadian atau peristiwa. Biasanya jenis film ini diperlukan ketika mengalami kesulitan dalam mempresentasikan kejadian kepada penonton. Biasanya peristiwa yang memungkinkan menggunakan film jenis ini adalah peristiwa kriminal dan kecelakaan.
39
Investigasi. Yakni jenis film dokumenter yang merupakan kepanjangan dari investigasi jurnalistik, biasanya aspek visual lebih ditonjolkan. Peristiwa yang diangkat merupakan peristiwa yang ingin diketahui secara lebih mendalam. Misalnya seperti korupsi dalam penanganan negara, jaringan narkoba di sebuah negara dan lain sebagainya. Perbandingan dan kontradiksi. Yakni film dokumenter yang mengedepankan sebuah perbandingan, bisa dari seseorang atau sesuatu. Ilmu pengetahuan. Film dokumenter yang mengedepankan aspek pendidikan dan pengetahuan. Buku harian atau diary. Film jenis ini harus mengacu pada catatan perjalanan hidup seseorang yang diceritakan kepada orang lain. Musik. Merupakan salah satu jenis dokumenter yang sangat banyak diproduksi. Salah satu awalnya muncul ketika Donn Alan Pannebaker membuat film-film yang sebenarnya hanya mendokumentasikan pertunjukkan musik saja.
40
Association Picture Story. Jenis film dokumenter yang dipengaruhi oleh film eksperimental. Sesuai dengan namanya, film ini menggabungkan gambar-gambar yang tidak berhubungan. Namun ketika disatukan dengan proses editing, maka makna akan muncul dan dapat ditangkap oleh penonton melalui asosiasi yang terbentuk di benak mereka. Dokudrama. Jenis dokumenter yang merupakan penafsiran ulang terhadap kejadian nyata, bahkan hampir seluruh aspek filmnya (tokoh, ruang dan waktu) cenderung untuk direkonstruksi. Film dokumenter bukanlah film fiksi yang pada proses pembuatannya selalu menggunakan narasi yang jelas, perencanaan yang matang dan alur cerita yang jelas dan dapat dengan mudah dipahami oleh penontonnya. Pada film dokumenter, unsur-unsur tersebut tidak harus selalu ada, karena pada intinya, film dokumenter lebih mengedepankan fakta dengan menghadirkan narasumber, menampilkan lokasi-lokasi terjadinya kejadian dan tidak mengurangi atau melebih-lebihkan cerita yang sebenarnya terjadi. Dengan mengedepankan fakta, tentunya agar para penonton film dokumenter lebih percaya dengan kejadian yang sebenarnya.
41
C. Emansipasi Wanita Dalam Islam 1. Pengertian Emansipasi Kata emansipasi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris Emancipation yang kemudian dibakukan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Emansipasi” yang berarti kemerdekaan dan pembebasan,32 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, emansipasi adalah pembebasan dari perbudakan, dalam makna yang lain, emansipasi juga diartikan sebagai persamaan hak di berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria.33
Di zaman Romawi dahulu, istilah emansipasi dipakai terhadap upaya seorang anak yang belum dewasa agar lepas dari kekuasaan orang tua mereka dengan maksud untuk mengangkat derajat atau haknya. Istilah ini secara luas digunakan untuk menggambarkan berbagai upaya yang dilakukan untuk memperoleh persamaan derajat atau hak-hak politik,34 lazimnya digunakan bagi kelompok yang tak diberi hak secara spesifik, atau secara lebih umum dibahas dalam hal-hal berkaitan masalah persamaan derajat.
Dalam perkembangannya, istilah ini kemudian lebih sering dikaitkan dengan emansipasi wanita dalam rangka memperoleh persamaan hak, 32 33
WIB.
34
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, h. 210. http://kbbi.web.id/emansipasi, Diakses pada Tanggal 03 Agustus 2016 pukul 12:15
Agus Saputera, “Mengupas Emansipasi Wanita,” artikel diakses pada 17 Agustus 2016 pukul 06:46 WIB dari http://riau1.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=492.
42
derajat, dan kebebasan seperti halnya kaum lelaki. Sejak abad ke-14 M sudah ada gerakan untuk memperjuangkan persamaan bagi wanita yang sekarang orang lebih mengenalnya sebagai emansipasi wanita.35
2. Pengertian Emansipasi Wanita
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa emansipasi memiliki arti kemerdekaan dan pembebasan. Selanjutnya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata perempuan adalah orang (manusia) yang mempunyai vagina, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak dan menyusui,36 sedangkan arti kata wanita adalah perempuan yang sudah dewasa.37
Merujuk pada pengertian di atas, dapat di mengerti bahwa emansipasi wanita diartikan sebagai “…proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju…”38 Dengan demikian, emansipasi wanita adalah usaha sadar yang dilakoni kaum perempuan untuk memperoleh hak yang sama dalam menjalani kehidupan sosial kemasyarakatan sebagaimana yang telah dilakoni oleh kaum pria sehingga mereka terbebas dari perlakuan tidak adil atau diskriminasi jenis kelamin. 35
Agus Saputera, “Mengupas Emansipasi Wanita,” artikel diakses pada 17 Agustus 2016 pukul 06:46 WIB dari http://riau1.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=492. 36 http://kbbi.web.id/perempuan, Diakses pada 31 Agustus 2016 pukul 11:27 WIB 37 http://kbbi.web.id/wanita, Diakses pada 31 Agustus 2016 pukul 11:31 WIB 38 http://kbbi.web.id/emansipasi, Diakses pada Tanggal 03 Agustus 2016 pukul 12:17 WIB.
43
3. Emansipasi Wanita Dalam Pandangan Islam Kehadiran Islam adalah untuk menjadi agama yang menebarkan rahmat bagi seluruh alam. Salah satu bentuk rahmat itu adalah pengakuan Islam terhadap keutuhan kemanusiaan baik itu perempuan maupun lakilaki. Ukuran kemuliaan seseorang dimata Tuhannya adalah melalui tingkat keimanan dan ketakwaannya dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Islam sangat memuliakan wanita, al-Qur’an maupun al-Hadits memberikan perhatian yang sangat besar bagi kaum wanita. Baik itu sebagai anak, istri, ibu, saudara ataupun peran lainnya. Begitu pentingnya hal tersebut, Allah mengabadikannya dalam al-Qur’an pada surah an-Nisa yang sebagian besar ayat-ayatnya berisi tentang persoalan, perlindungan sampai hukum yang berkaitan dengan hak dan kewajiban wanita. Musdah mulia berpendapat bahwa di dalam Islam ada empat prinsip yang menjunjung tinggi kehormatan kaum wanita. Diantara prinsip-prinsip tersebut adalah:39 Pertama, prinsip hak dan kewajiban yang mengandung pengertian bahwa baik pria atau wanita memiliki kewajiban yang sama dalam menjalankan perintah-perintah agama. Begitu juga dengan hak, bahwa pria atau wanita memiliki hak yang sama dalam memperoleh pahala sesuai dengan amal ibadah atau kewajiban yang telah dilakukannya. Hal yang 39
Musdah Mulia, Menyuarakan Kesetaraan dan Keadilan Gender, Cet ke-1, (Yogyakarta: SM & Naufan Pustaka, 2014), h. 48-51.
44
membedakan hanya tingkat ketakwaannya saja sehingga hal tersebut menentukan banyak sedikitnya pahala maupun adzab yang diperoleh oleh mereka. Prinsip ajaran persamaan pria dan wanita sebagai makhluk Allah yang mulia tertera di dalam al-Qur’an surah al-Hujuraat ayat 13 sebagai berikut: Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”(QS: Al-hujuraat: 13).40 Pada ayat di atas menjelaskan bahwa pria dan wanita memiliki derajat yang sama, kemuliaan seseorang di hadapan Allah SWT bukan didasarkan pada jenis kelamin atau etnisnya, melainkan berdasarkan prestasi ibadah kepada Allah SWT dan amal yang dilakukannya. Dalam Islam disebut sebagai orang-orang yang bertakwa. Adapun perbedaan tersebut hanya bersifat fungsional saja, sesuai dengan kodratnya masing-masing. Persamaan hak juga tertuang dalam berbagai bidang. Setiap laki-laki dan
perempuan
berpeluang
untuk
memperoleh
hak-hak
politik,
pendidikan, waris, persaksian dan lain-lain. Dalam pendidikan misalnya,
40
h. 517.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Cahaya Quran, 2006),
45
tak ada satupun ayat al-Qur’an yang secara tegas melarang atau mendiskriminasikan kaum wanita untuk memperoleh pendidikan. Dengan demikian, kaum wanita memiliki hak yang sama dengan pria dalam mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Kedua, prinsip kemerdekaan dan kebebasan yang mengandung pengertian bahwa kebebasan yang dimaksud bukanlah kebebasan yang sebebas-bebasnya hingga melampaui batas dan sewenang-wenang. Kebebasan dalam Islam adalah kebabasan yang terkendali. Artinya bahwa kebebasan tersebut harus tetap menjaga kepentingan orang lain dan menghormati kedudukan orang lain. Dengan kata lain, kebebasan ini harus selaras dan sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Islam. Berdasarkan prinsip kebebasan ini, peran kaum wanita tidak lagi hanya sebatas ruang lingkup rumah tangga saja, melainkan setiap perempuan bebas menentukan nasib mereka sendiri. Dalam al-Qur’an dijelaskan pula tentang sosok ideal wanita muslimah yang digambarkan sebagai kaum yang memiliki kemandirian dalam menentukan pilihan yang benar, sepeti ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya:
Artinya: “dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan
46
selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.” (At-Tahrim: 11).41 Ayat di atas menjelaskan bahwa wanita memiliki hak untuk menentukan nasibnya sendiri, meskipun hal tersebut bertentangan dengan suaminya dan dengan catatan bahwa selama suami tersebut sudah tidak lagi taat kepada Allah SWT dan rasul-Nya. Kebebasan ini juga dicontohkan di dalam al-Qur’an yakni figur ratu Balqis yang memiliki kemandirian di bidang politik dengan menjadi pemimpin di kerajaan sabaiyah. Artinya: “Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita (yaitu ratu Balqis yang memerintah kerajaan Sabaiyah di zaman Nabi Sulaiman) yang memerintah mereka, dan Dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.”(QS: an-Naml: 23).42 Selain itu, peran perempuan lain dicatatkan juga di dalam al-Qur’an tentang seorang perempuan yang memiliki kemandirian di bidang ekonomi dengan menjadi seorang pengelola peternakan dalam kisah Nabi Musa di Madyan.
Artinya: “dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan 41 42
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 561. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 379.
47
(ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: "Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?" kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak Kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya.” (QS: al-Qashash: 23).43 Ketiga adalah prinsip persaudaraan, semangat ini muncul dari realitas sosial bahwa setiap manusia adalah bersaudara karena setiap manusia merupakan keturunan dari Nabi Adam dan Hawa.44 Prinsip ini juga yang nantinya akan melahirkan persatuan (ukhuwah islamiyah) antar sesama umat muslim sehingga dengan moral inilah akan tercipta kedamaian yang menjadi pondasi bagi laki-laki dan perempuan dalam menjalani hubungan antar sesama manusia. Al-qur’an memerintahkan wanita untuk saling bekerjasama dengan kaum pria dalam berbuat kebaikan dan menolak kemungkaran atau memperbaiki ketimpangan sosial di masyarakatnya, hal ini menjadi wujud persaudaraan yang dianjurkan di dalam Islam. Sehingga tidak hanya pria yang akan mendapatkan ganjaran surga, namun juga bagi kaum wanita yang taat dalam menjalankan perintah-Nya akan mendapat ganjaran surga, seperti ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya: 43
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 388. Musdah Mulia, Indahnya Islam: Menyuarakan Kesetaraan dan Keadilan Gender, Cet Ke-1, h. 50. 44
48
Artinya: “dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn. dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.”(QS: at-Taubah: 71-72).45 Keempat adalah prinsip keadilan. Islam sangat menentang struktur sosial yang tidak adil dan menindas suatu kaum tertentu. Mereka yang tertindas adalah golongan masyarakat lemah seperti fakir miskin, yatim piatu, janda, budak dan anak perempuan. Islam muncul untuk mengangkat harkat dan martabat mereka dari kaum-kaum yang bertindak tidak adil kepada mereka. Prinsip keadilan ini ditegakkan sebagai moral Islam dalam semua sektor kehidupan. Begitu pentingnya konsep ini, sampai kedudukannya diletakkan sejajar di bawah taqwa. Dengan demikian, al-Qur’an menempatkan keadilan sebagai bagian integral dari taqwa.46
45
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 198. Musdah Mulia, Indahnya Islam: Menyuarakan Kesetaraan dan Keadilan Gender, Cet Ke-1, h. 51. 46
49
Gambaran yang menempatkan wanita sangat mulia di dalam al-Qur’an tidak terdapat di dalam kitab-kitab suci sebelumnya, karena adanya peluang bagi wanita untuk mengembangkan diri dan menyamai derajatnya dengan kaum pria. Namun, pada zaman keemasan Islam, banyak wanitawanita yang memiliki kecerdasan dan kelebihan yang sama dengan kaum pria. Bahkan melebihi kaum pria. Perempuan dalam Islam tidak dibatasi ruang geraknya hanya pada sektor domestik di rumah tangga saja, melainkan diizinkan aktif di sektor publik, termasuk bidang politik, ekonomi, sosial, iptek, ketenagakerjaan, dan HAM. Hanya saja, perlu digaris bawahi bahwa keaktifannya tersebut jangan sampai membuat ia lupa atau mengingkari kodratnya sebagai perempuan yang berhak menjalankan fungsi-fungsi reproduksinya dengan wajar seperti hamil, melahirkan dan menyusui anaknya. Hal yang lebih penting lagi adalah bahwa keaktifannya itu tidak sampai menjerumuskan dirinya ke luar batas-batas moral yang diperintahkan agama. Kebebasan yang diberikan Islam kepada perempuan bukan kebebasan tanpa batas, namun kebebasan ini adalah kebebasan yang terkendali oleh nilai-nilai akhlak mulia. Oleh karena itu, gerakan pemberdayaan perempuan sudah sepatutnya melahirkan perempuan muslimah yang beriman, berakhlak mulia, berpendidikan, berwawasan luas, dan beramal sholeh yang antara lain terwujud dalam aktivitasnya membangun dan memberdayakan masyarakat menuju terciptanya masyarakat adil, damai, dan sejahtera.
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG FILM HE NAMED ME MALALA A. Sekilas tentang film He Named Me Malala Film He Named Me Malala ini disutradarai oleh Davis Guggenheim, sutradara yang pernah memenangkan Piala Oscar melalui film An Incovinient truth.1 Davis Guggenheim menggarap film yang menggambarkan kisah hidup dari pemenang Nobel Perdamaian termuda, Malala Yousafzai. Hal yang menjadi daya tarik dalam film ini adalah cerita perjalanan hidup Malala yang menjadi perhatian. Guggenheim sendiri tidak membuat ulang kisah hidup Malala dengan tujuan untuk menyentuh emosi penonton. Malala adalah sosok yang inspiratif. Saat berusia 18 tahun, dia selalu berusaha untuk membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih layak untuk dihuni. Dalam film ini juga diperlihatkan masa kecil Malala yang tinggal di Swat Valley, bagian utara Pakistan dimana ia diberi nama Malala Yousafzai oleh ayahnya, Ziauddin. Sebagai seorang guru, Ziauddin selalu menanamkan tentang kecintaan terhadap pendidikan kepada Malala. Ketika kelompok Taliban menutup sekolah untuk perempuan, Malala berani bersuara meskipun pada awalnya hanya bersuara secara anonim melalui media blog. Namun
1
Metro TV News, “Kisah Peraih Nobel Perdamaian Dalam Film He Named Me Malala.” Artikel diakses pada tanggal 12 Juni 2016 pukul 17:03 WIB dari m.mertotvnews.com/read/2015/11/07/188443/kisah-peraih-nobel-perdamaian-dalam-film-henamed-me-malala
50
51
kemudian, ia berani mengekspresikan pendapatnya di depan umum. Taliban merespon tindakan Malala dengan berupaya untuk membunuhnya. Malala sempat tertembak oleh pasukan Taliban, ia beruntung masih dapat bertahan hidup dan kabur bersama keluarganya ke Inggris. Ia kemudian berhasil sembuh dari luka tembakannya dan melanjutkan perjalanannya keliling dunia sambil berbicara tentang isu pendidikan dan pengungsi. Film ini juga menampilkan sisi natural Malala sebagai seorang perempuan remaja, dimana ia sering saling ejek dan bertengkar dengan saudara lakilakinya karena ia sering diejek atas kekagumannya kepada Roger Federer. Malala juga sosok yang dekat dengan kedua orang tuanya. Selain itu, film ini juga memperlihatkan pertemuan Malala dengan beberapa tokoh dunia seperti Barrack Obama dan Ratu Elizabeth II serta seorang jurnalis bernama Jon Stewart. Bisa dibilang bahwa Malala memiiki talenta dalam berbicara di depan umum sejak sebelum ia memasuki panggung internasional. ”Islam mengajarkan saya kemanusiaan, kesetaraan dan saling memaafkan. Taliban bukanlah Muslim, itu sebuah kekuatan,” ujar Malala dalam film tersebut. Guggenheim membuat film ini dengan menyelipkan beberapa video asli, wawancara dan animasi. Namun, ia mengacak urutan kronologis kejadiannya sehingga dalam film tersebut tidak akan ditemui cerita yang beraturan. Cerita film ini begitu kuat meskipun tanpa mengutak-ngatik cerita maupun efek.
52
B. Sinopsis Film He Named Me Malala Film ini adalah sebuah kisah nyata kehidupan wanita muda asal Pakistan. Diangkat ke layar lebar oleh sutradara Davis Guggenheim yang juga sukses sebagai sutradara dengan filmnya yang berjudul An Inconvenient Truth, memenangkan piala Academy Award.2 Sebagaimana disebutkan dalam berbagai media, pemain film dokumenter ini adalah pemeran utama yang juga menceritakan kisah kehidupan yang membawa Malala Yousafzai keluar dari negaranya. Pakistan adalah negara yang menganut paham agama Islam dengan Taliban sebagai sebuah sistem politik yang juga berpengaruh di berbagai sendi kehidupan di negara itu. Malala adalah salah satu wanita dari jutaan wanita yang di negaranya adalah haram untuk bersekolah dan mendapatkan pendidikan bagi kaum perempuan yang mungkin saja akan menyamai kaum pria. Malala yang ditekan oleh kekuatan politik di daerahnya hanya memiliki dua pilihan, diam atau lawan. Kebijakan yang ditetapkan oleh sistem keagamaan oleh Taliban dirasakan Malala dan wanita lain adalah sebuah kemunduran yang harus dipatahkan, dan Malala memilih untuk melawan hingga pada akhirnya ia mengambil keputusan untuk tetap bersekolah.
2
Film Bioskop, “Ulasan, Sinopsis, Pemain Film Bioskop He Named Me Malala” Artikel diakses pada 25 Juli 2016 pukul 07:10 WIB dari http://www.filmbioskop.co.id/2015/09/ulasansinopsis-pemain-film-bioskop-he-named-me-malala.html,
53
Suatu ketika Malala yang sedang pergi ke sekolah menerima tanggapan keras dari Taliban yang telah mengancam dirinya setelah perlawanannya terhadap kelompok tersebut. malala ditembak oleh anggota Taliban untuk melumpuhkan semangat Malala. Namun nyawa Malala ternyata dapat diselamatkan oleh pihak kesehatan yang cepat menanggapi kejadian tersebut dan uniknya Malala tidak mundur dari semangat yang dimilikinya, bahwa semua orang terutama kaum wanita memiliki hak dan keinginan yang sama untuk hidup yang lebih baik. Malala kini telah mengarungi dunia, berbagai kunjungan internasional telah dilakukannya, termasuk dengan presiden Amerika Serikat, Ratu Inggris, PBB dan banyak organisasi internasional lain. Termasuk warga negaranya sendiri yang memberikan harapan besar atas keputusan bersar yang pernah dibuatnya itu. C. Profil Davis Gugenheim sebagai Sutradara Film He Named Me Malala
Gambar 3.1: Davis Guggenheim.
54
Davis Guggenheim, lahir di St. Louis, Missouri, Amerika Serikat pada tanggal 3 November 1963 dengan nama Philip Davis Guggenheim.3 Ia adalah anak dari Marion Davisdan sutradara film dan produser Charles Guggenheim. Ayahnya adalah seorang Yahudi dan ibunya adalah Episkopal. Ia lulus dari Potomac Schooldi McLean, Virginia (1979), dari Sidwell Friends School (1982), dan dari Brown University (1986). Ia menikah dengan aktris Elisabeth Shue. Pasangan ini memiliki tiga anak: Miles William, Stella Street, dan Agnes Charles Guggenheim. Dia adalah seorang Produser sekaligus Sutradara. Karyanya yang terkenal antara lain film An Inconvenient Truth yang dirilis pada tahun 2006. Film dokumenter ini membicarakan tentang pemanasan global dan menampilkan mantan wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore sebagai tokoh utamanya. Film An Inconvenient Truth memenangkan Academy Award pada tahun 2007 untuk Best Documentary Feature. Film selanjutnya yang juga di sutradarai oleh Davis Guggenheim adalah film It Might Get Loud pada tahun 2008. Film ini bercerita tentang perjalanan hidup seorang gitaris legendaris Jimmy Page, Edge, dan Jack White. Film lain dirilis pada tahun 2010 yang berjudul Waiting for Superman. Bercerita tentang “orang-orang super” dalam dunia pendidikan di Amerika. Mereka adalah para guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah yang berusaha membangkitkan kembali kualitas pendidikan di negaranya yang sedang 3
Wikipedia, “Davis Guggenheim.” Artikel diakses pada tanggal 25 Juli 2016 pukul 12:34 WIB dari https://en.wikipedia.org/wiki/Davis_Guggenheim.
55
terpuruk. Film ini menerima penghargaan Audience award untuk film dokumenter terbaik di Festival Film Sundance 2010. Pada tahun 2014, ia menjadi sutradara sebuah film dokumenter He Named Me Malala tentang aktivis muda perempuan dari Pakistan, Malala Yousafzai, yang ditargetkan oleh kelompok bersenjata Taliban, ditembak di kepala dan meninggalkan luka-luka. D. Profil Tokoh-tokoh pada Film He Named Me Malala 1. Malala Yousafzai
Gambar 3.2: Malala Yousafzai Malala Yousafzai lahir lahir pada tanggal 12 Juli 1997 di kota Mingora di Distrik Swat, Pakistan.4 Malala lahir dari keluarga bersuku Pusthun dan menganut Islam Sunni. Namanya diambil dari seorang penyair dan pejuang wanita suku Pusthun, Malala dari Maiwand. Ia dibesarkan di Mingora bersama dengan dua adik laki-lakinya. Keberanian
4
Wikipedia, “Malala Yousafzai.” Artikel diakses pada 23 Juli 2016 pukul 12:14 WIB darihttps://id.wikipedia.org/wiki/Malala_Yousafzai.
56
Malala dalam menulis berkat bimbingan dari ayahnya yang juga seorang penyair, pemilik sekolah, sekaligus aktivis pendidikan. Malala adalah seorang murid sekolah dan aktivis hak asasi manusia dalam bidang pendidikan dan hak-hak perempuan di Lembah Swat, disana Taliban telah melarang anak perempuan untuk bersekolah, pada awal tahun 2009, saat usianya sekitar 11 dan 12 tahun, Malala menulis di blognya di bawah nama samaran untuk BBC secara mendetail tentang betapa mengerikannya hidup di bawah pemerintahan Taliban, upaya mereka untuk menguasai Lembah dan pandangan mereka tentang mempromosikan pendidikan bagi anak perempuan. Pada tanggal 9 Oktober 2012, Malala ditembak di kepala dan leher oleh kelompok bersenjata Taliban ketika ia sedang dalam perjalanan pulang dari sekolahnya, tepatnya di dalam bus sekolah. Ia sempat dirawat di Pakistan sebelum akhirnya diterbangkan ke Inggris untuk dirawat di rumah sakit di Birmingham. Pasca penembakan tersebut, pada tanggal 12 Juli 2013 yang bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-16, Malala berpidato di depan Forum Majelis Kaum Muda di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat. Pidatonya memuat tiga isu penting, yaitu hak perempuan, perlawanan terhadap terorisme dan kebodohan. PBB juga mendeklarasikan hari tersebut sebagai Hari Malala.
57
Pada tahun 2014 dia bersama Kailash Satyarthi mendapatkan hadiah Nobel perdamaian 2014 atas perjuangan mereka melawan penindasan terhadap perempuan dan anak-anak serta untuk mendapatkan hak pendidikan bagi mereka. Malala menjadi penerima hadiah Nobel termuda karena dia mendapatkan hadiah ini pada usia 17 tahun. 2. Ziauddin Yousafzai
Gambar 3.3: Ziauddin Yousafzai Ziauddin lahir pada tahun 1969 (tidak diketahui tanggal lahir tepatnya). ayah Ziauddin adalah seorang orator bernama Rohul Amin Yousafzai5. Ziauddin memiliki kakak, Saeed Ramzan, dan lima saudara. Dia memiliki seorang istri, Tor Pekai, seorang putri, Malala, dan dua putra, Khushal dan Atal. Pada masa kecil, Ziauddin adalah seorang yang gagap. Namun karena ayahnya adalah seorang aktivis pendidikan, Ziauddin terinspirasi.
5
Wikipedia, “Ziauddin Yousafzai.” Artikel Diakses pada tanggal 25 Juli 2016 pukul 12:54 WIB dari https://en.wikipedia.org/wiki/Ziauddin_Yousafzai.
58
Meskipun ia gagap, namun ia ingin membuktikan kepada orangtuanya bahwa ia mampu untuk belajar dan berbicara dengan benar. Ziauddin kuliah di Jahanzeb College di Swat, Pakistan. Selama di perguruan tinggi, ia diangkat menjadi sekertaris jenderal Mahasiswa Federasi Pakhtoon (PSF). Sebuah kelompok mahasiswa yang ingin memiliki hak yang sama untuk Pashtun. Ziauddin lulus dari Jehanzeb College sebagai Guru dalam bahasa Inggris. Pada tanggal 11 Juni 2015, Ziauddin menerima gelar doktor kehormatan dari dari Wilfrid Laurier University di Waterloo, Kanada untuk komitmennya dalam perdamaian, serta upaya yang sedang berlangsung untuk hak pendidikan anak perempuan di Pakistan dan di luar Pakistan. Kini Ziauddin menjadi seorang diplomat Pakistan dan dikenal sebagai ayah dari pemenang Nobel Perdamaian Malala Yousafzai, seorang wanita muda yang memprotes Taliban untuk hak pendidikan anak-anak, terutama untuk anak perempuan Pakistan. Saat ini Ziauddin menjabat sebagai Penasihat PBB Khusus Global Education. Ketika putrinya, Malala, cukup tua untuk mulai memahami bahwa pada anak perempuan usia tertentu dilarang untuk bersekolah, ia menginspirasinya untuk berdiri dan berbicara. Bukannya menghadiri sekolah, anak perempuan harus tinggal di rumah dan belajar bagaimana memasak untuk saudara-saudara dan ayah mereka. Ketika ia mendirikan
59
sekolah setelah kuliah dengan temannya Naeem Khan, mereka tentu saja akan terbuka untuk mengajar anak-anak yang akan berusaha untuk terus belajar dan pergi ke sekolah. Dia mendukung setiap wanita yang ingin menjadi sukses dalam hidup dan tidak buta huruf seperti kebanyakan dari mereka di Pakistan.
BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN A. Pengantar Adegan-Adegan pada Film He Named Me Malala. Film dokumenter adalah sebuah perekaman gambar dan suara yang hanya merekam kejadian yang sebenarnya dan nyata, tidak imajinatif dan memiliki latar belakang yang otentik. Biasanya film dokumenter direkam dengan apa adanya, artinya proses perekaman tidak harus direncanakan sematang mungkin seperti pada film-film fiksi. Hal yang membedakan film dokumenter dengan film lainnya ada pada penceritaannya, dimana film dokumenter tidak bertumpu pada alur cerita yang dibawakan, namun lebih menekankan pada keaslian fakta kejadian yang sebenarnya. Film yang menjadi penelitian penulis adalah film He Named Me Malala. Dalam film ini terdapat beberapa adegan yang mengandung makna emansipasi wanita dalam Islam. Dari sekian banyak adegan yang ada pada film ini, peneliti hanya akan meneliti adegan adegan yang berkaitan dengan emansipasi wanita dalam Islam saja dengan menggunakan analisis semiotik Charles Sander Peirce. Adapun konsep yang digunakan adalah makna Ikon, Indeks dan Simbol emansipasi wanita dalam Islam pada film He Named Me Malala. Adapun adegan yang dipilih terdiri dari delapan adegan. Adegan-adegan yang dipilih sesuai urutan durasi pada film He Named Me Malala sehingga dapat memudahkan penulis dalam menyusunnya. 60
61
B. Analisis Semiotik Ikon, Indeks dan Simbol Emansipasi Wanita Dalam Islam Pada Film He Named Me Malala. 1. Adegan 1
Gambar 4.1 : Malala dalam sebuah acara Televisi. Pada adegan ini bermula ketika ayah Malala sedang menonton acara televisi. Di dalam acara tersebut, Malala sedang berbicara tentang keadaan kaum wanita di tempat asalnya. Ia menjelaskan bahwa kaum wanita di sana tidak diperbolehkan pergi ke pasar dan ke sekolah. Kemudian Malala mengatakan bahwa atas keresahannya itulah Ia berani berbicara dan menyuarakan hak-haknya sebagai perempuan di depan umum, bahkan Malala mengatakan bahwa kaum wanita lebih kuat dari kaum pria. Pada pengamatan adegan ini diambil pada durasi 00:11:03. Pada adegan ini, tanda ikon yang muncul adalah seorang perempuan yaitu Malala Yousafzai, sedangkan indeks yang muncul pada gambar di
62
atas adalah kata-kata yang diucapkan oleh Malala “aku bahkan percaya bahwa wanita lebih kuat dari pria.” Sebelumnya Malala juga mengatakan bahwa tidak ada perbedaan hak dan kewajiban antara pria dan wanita. Pernyataan Malala ini menggambarkan adanya emansipasi wanita. Hal ini digambarkan dari perkataan Malala tersebut yang memandang bahwa antara pria dan wanita memiliki hak dan kewajiban yang sama. Menurut Musdah Mulia, persamaan hak dan kewajiban mengandung pengertian bahwa baik pria maupun wanita memiliki kewajiban yang sama, yaitu melaksanakan perintah-perintah agama.1 Begitu pula dengan hak. Dalam Islam, baik pria maupun wanita memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan pahala apabila mereka menjalankan perintah agama dan sebaliknya. Mereka memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan adzab apabila mereka melanggar perintah-perintah agama. Allah SWT memberikan jaminan surga bagi hamba-hambanya yang mengerjakan amal sholeh, baik pria ataupun wanita.Allah juga ada memberikan balasan yang setimpal bagi mereka yang melanggar perintahperintah-Nya.
Artinya: Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka Dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. dan 1
Musdah Mulia, Indahnya Islam: Menyuarakan Kesetaraan dan Keadilan Gender, (Yogyakarta: SM & Naufan Pustaka, 2014), h. 48.
63
Barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam Keadaan beriman, Maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab (Q.S. AlMukmin: 40).2 Sementara simbol yang muncul pada gambar di atas adalah jilbab yang dipakai oleh Malala.Pada gambar tersebut terlihat Malala memakai jilbab dengan menyisakan rambut bagian depannya saja. Gaya jilbab yang dipakai Malala memperlihatkan gaya jilbab wanita Pakistan di tahun 1940an yang lebih simpel menggunakan warna-warna cerah. Tanpa jarum, jilbab hanya digunakan sebagai selendang penutup kepala.3 2. Adegan 2
Gambar 4.2 : Seorang Gadis Sedang Berbicara.
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Cahaya Quran, 2006), h.
471. 3
Detik.com, “Foto: Gaya Jilbab Wanita Timur Tengah Dari Masa Ke Masa” artikel diakses pada 03 Oktober 2016 pukul 23:20 WIB dari http://wolipop.detik.com/read/2016/06/17/093510/3235565/1632/foto-mengintip-gaya-jilbabwanita-timur-tengah-dari-masa-ke-masa.
64
Adegan ini diambil dalam bentuk wawancara. Dalam wawancara tersebut, Malala ditanya mengenai perlakuan Taliban terhadap dirinya yang sudah menembak kepalanya hingga Ia mengalami kerusakan saraf di bagian kiri kepalanya. Namun, Malala sama sekali tidak marah ataupun dendam, bahkan tidak pula sekecil atom, atau sub-atom sekalipun. Bahkan dirinya tidak masalah jika wajah bagian kirinya tidak berfungsi lagi, adapun wajah bagian kirinya adalah bekas luka tembakan yang ia terima. Malala berpendapat bahwa agama Islam mengajarkan manusia kesetaraan dan pengampunan. Tipe ukuran gambar yang digunakan adalah middle close up, biasanya teknik ini digunakan dalam wawancara untuk memperdalam gambar dengan lebih menunjukkan profil objek yang direkam. Kamera hanya fokus merekam narasumber saja yang dapat menampilkan profil, bahasa tubuh dan emosi dengan lebih jelas. gambar ini diambil pada durasi 00:16:09. Pada adegan wawancara di atas, tanda ikon yang mucul adalah seorang wanita yaitu Malala Yousafzai.Tanda indeks yang muncul adalah kalimat yang diucapkan Malala pada gambar di atas, yaitu “bahkan tidak sekecil atom.” Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, atom memiliki unsur kimia yang terkecil (setelah nuklir) yang dapat berdiri sendiri dan dapat bersenyawa dengan yang lain.4Pada gambar di atas, Malala sengaja menggunakan kata ‘atom’ untuk menggambarkan bentuk kemarahannya 4
http://kbbi.web.id/atom diakses pada 03 Oktober 2016 pukul 23:38 WIB.
65
kepada Taliban. Jadi, maksud dari ucapan Malala tersebut adalah bahwa Malala sama sekali tidak marah atau dendam kepada Taliban yang telah menembaknya. Pada adegan ini, tanda simbol yang muncul adalah jilbab yang dikenakan Malala, jilbab tersebut berwarna merah muda yang menjadi kesukaan Malala. Adapun warna merah muda menunjukkan simbol kasih sayang dan cinta, persahabatan, feminim, kepercayaan, niat baik, pengobatan emosi, damai, perasaan yang halus, perasaan yang manis dan indah. Berdasarkan gambaran sifat warna merah muda ini, sikap memaafkan Malala terhadap perlakuan Taliban kepadanya semakin menguatkan bahwa dirinya memiliki perasaan yang halus dan penuh kasih saying sehingga ucapan yang keluar dari mulutnya menggambarkan keadaan dalam diri Malala yang sebenarnya. Simbol lainnya adalah gaya berjilbab yang dipakai Malala mencerminkan gaya jilbab wanita Pakistan di tahun 1940-an yang lebih simpel menggunakan warna-warna cerah. Tanpa jarum, jilbab hanya digunakan sebagai selendang penutup kepala.5 Adegan di atas menjelaskan bagaimana Malala dapat menguasai amarahnya terhadap Taliban. Sebagai manusia biasa, tentu bukan hal 5
Detik.com, “Foto: Gaya Jilbab Wanita Timur Tengah Dari Masa Ke Masa” artikel diakses pada 03 Oktober 2016 pukul 23:20 WIB dari http://wolipop.detik.com/read/2016/06/17/093510/3235565/1632/foto-mengintip-gaya-jilbabwanita-timur-tengah-dari-masa-ke-masa.
66
mudah untuk dapat mengendalikan dan menguasai amarah. Sifat amarah ini memang tidak luput dari diri manusia, karena cenderung memiliki hawa nafsu yang harus selalu dituruti dan enggan untuk diselisihi keinginannya. Bersama dengan itu, sifat marah merupakan bara api yang dikobarkan oleh setan dalam hati manusia untuk meruntuhkan iman dan agamanya karena dengan kemarahan manusia bisa gelap mata sehingga ia dapat melakukan tindakan dan perkataan yang buruk dan bisa merugikan dirinya dan juga agamanya. Oleh karena itu, Allah SWT memuji hambahambaNya yang bertakwa. Meskipun setan selalu menggoda dan mengganggu mereka, namun mereka mampu meredam amarah tersebut sehingga dapat menyelamatkan dirinya maupun agamnya dari hawa nafsu. Sikap yang ditunjukkan oleh Malala terhadap perlakuan Taliban kepadanya sungguh sangat mencerminkan karakter umat Islam yang taat. Meskipun sudah disakiti dan dilukai sedemikian rupa, Malala tetap tidak menyimpan dendam maupun amarah. Bahkan jika diibaratkan, kemarahan itu tidak sebesar sub-atom yang sangat kecil sekalipun. Dengan ini Allah SWT memuji mereka yang mampu meredam amarah dan mengendalikannya dalam sebuah firmannya:
67
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Q.S. Ali Imran: 134).6 Ayat di atas menjelaskan jika mereka disakiti orang lain yang menyebabkan timbulnya kemarahan dalam diri mereka, maka mereka tidak melakukan sesuatu yang diinginkan oleh watak kemanusiaan mereka yaitu melampiaskan kemarahan. Akan tetapi mereka justru berusaha menahan kemarahan dalam hati mereka dan bersabar untuk tidak membalas perlakukan orang lain yang menyakiti mereka. Dalam hal ini, Malala telah mampu mengalahkan musuh yang sebenarnya yaitu hawa nafsu. Sikap Malala yang terlihat tenang dan terihat tidak tertekan sama sekali menunjukkan kepribadian yang sangat bijak di usianya yang ketika itu masih 16 tahun.
6
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 67.
68
3. Adegan 3
Gambar 4.3 : Suasana Sebuah Kelas. Adegan ini diambil ketika Malala sedang berjalan di lorong sekolah barunya di Birmingham, Inggris. Pada adegan ini Malala mengungkapkan kesulitannya beradaptasi dengan lingkungan dan teman-temannya karena kehidupannya berbeda dengan kehidupan mereka. Seperti kebiasaan murid-murid perempuan yang pergi ke sekolah dengan menggunakan baju lengan pendek dan rok pendek. Malala merasa tidak nyaman dengan pakaian tersebut, sehingga dirinya menggunakan pakaian lengan panjang dan rok panjang serta menggunakan jilbab. Selain itu, Malala juga mengungkapkan bahwa murid-murid di sekolahnya terbiasa
berpacaran, bahkan di antara mereka ada yang sudah putus
dengan pacarnya dan berpacaran dengan orang yang baru.
69
Teknik gambar yang digunakan pada adegan ini adalah medium long shot.teknik ini seringkali digunakan untuk memperkaya keindahan gambar. Terutama pada saat transisi gambar yang disambungkan dengan komposisi gambar yang lain. Gambar ini diambil pada durasi 00:19:58. Pada adegan ini, tanda ikon yang muncul adalah beberapa orang gadis, meja, kursi, buku-buku, dan jendela.Sedangkan indeks yang ditampilkan pada adegan di atas adalah seragam yang dipakai oleh para gadis tersebut, kemudian background dari gambar ini yang menampilkan sebuah ruangan yang cukup besar berisi meja, kursi, buku-buku dan jendela.Berdasarkan seragam yang dipakai dan background dengan ciri-ciri yang telah disebutkan sebelumnya menunjukkan bahwa para gadis tersebut sedang berada di dalam kelas pada sebuah sekolah. Sementara simbol yang muncul pada adegan di atas adalah pakaian Malala yang konsisten memakai baju lengan panjang dan rok panjang serta jilbab yang menutupi kepalanya.Pada adegan di atas, dapat dilihat adanya perbedaan pakaian yang dipakai oleh Malala dan teman-temannya.Malala terlihat lebih menutupi seluruh tubuhnya dengan pakaian tersebut yang menandakan bahwa Malala tetap teguh pada pendiriannya untuk tetap menutupi tubuhnya meski ia telah memasuki sekolah yang baru dengan suasana yang sangat jauh berbeda. Keadaan sekolah baru Malala di Birmingham, Inggris memang sangat jauh berbeda dengan keadaan sekolahnya di Pakistan. Di Inggris, Malala
70
bertemu dengan teman-teman dan lingkungan baru yang (mungkin) sebagian besar dari mereka adalah non-Islam, kemudian sudah menjadi hal yang lumrah ketika mereka terbiasa tidak memakai pakaian atau seragam yang menutupi lengan dan kaki mereka. Tentu pada adegan ini Malala merasa tidak nyaman dengan pakaian seperti itu sehingga malala memutuskan untuk memanjangkan baju dan rok sekolahnya agar dapat menutupi seluruh bagian tubuhnya.Sikap Malala ini mencerminkan keteguhan pendiriannya sebagai seorang perempuan yang menutupi tubuhnya agar tertutup auratnnya. Begitupun kebiasaan murid-murid di Birmingham yang sering berpacaran dan berganti pasangan.Pada adegan ini, Malala terlihat sangat sulit beradaptasi dan tidak mudah menerima kebiasaan-kebiasaan itu.Meski demikian, Malala tetap teguh pada pendiriannya untuk tidak mengikuti kebiasaan-kebiasaan tersebut. Malala hanya fokus menuntut ilmu, sehingga dengan ilmu dan pendidikan yang tinggi, Malala dapat memberikan kontribusi lebih untuk masyarakat dan dapat memberi manfaat untuk sekitarnya. Menuntut ilmu sangat penting bagi wanita muslimah, terlebih lagi pendidikan tentang agama Islam sehingga nilai-nilai Islam masih melekat erat pada diri Malala meskipun ia sudah berada di lingkungan yang sangat berbeda.
71
Islam sebagai agama yang sempurna memberikan petunjuk dan arahan, tidak hanya masalah akhlak, akidah dan ketauhidan saja.Bahkan Islam menjawab permasalahan muslimah dan memberikan tempat yang mulia bagi seorang muslimah. Allah SWT berfirman: Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Mujadilah: 11).7 Pada ayat di atas dijelaskan bahwa Allah akan mengangkat derajat orang-orang beriman dan orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dalam ayat tersebut tidak dijelaskan secara spesifik apakah untuk laki-laki atau perempuan. Maka dapat disimpulkan bahwa setiap orang baik laki-laki maupun perempuan yang menuntut ilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT beberapa derajat. Menuntut ilmu tidak dibedakan antara laki-laki maupun perempuan. Semua sama baik laki-laki atau perempuan diwajibkan untuk menuntut ilmu untuk bekal masa depan mereka. Terutama untuk seorang wanita 7
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,h. 543.
72
muslimah, ilmu sangat penting bagi dirinya sendiri dan orang lain. Terlebih lagi wanita muslimah dapat menjadiagen perubahan bagi masyarakat tanpa mengorbankan prinsip kebenaran yang diyakininya. 4. Adegan 4
Gambar 4.4: Malala berbincang dengan Presiden Obama. Malala bertemu dengan Presiden Barrack Obama, ibu Michelle Obama dan anak sulung Obama, Malia di Gedung Putih. Pada pertemuan itu Malala menyampaikan kekhawatiran sekaligus kritikannya kepada Presiden Obama mengenai serangan pesawat nirawak (drone) Amerika Serikat ke Pakistan. Pada adegan ini Malala berpendapat bahwa serangan tersebut tidak bisa menjadi jalan keluar terbaik untuk membasmi terorisme, namun malah sebaliknya menjadikan aksi terorisme semakin subur. Ini pendapat Malala terhadap aksi terorisme tersebut:
73
"Saya berterima kasih pada Presiden Obama atas aktivitas AS dalam mendukung pendidikan di Pakistan dan Afganistan, juga bagi pengungsi Suriah, Saya juga menyampaikan kegelisahan saya bahwa serangan drone justru memelihara terorisme lebih lanjut. (Soalnya) Korban-korban tak berdosa terbunuh dalam serangan-serangan itu, dan itu mendorong munculnya kebencian dari warga Pakistan. (Saran saya) Jika kita memfokuskan kembali upaya (penanggulangan terorisme) dalam bidang pendidikan, itu akan memberi dampak yang besar."8 Teknik ukuran gambar pada adegan ini adalah medium shot. Biasanya digunakan sebagai komposisi gambar terbaik untuk pengambilan gambar seperti wawancara dengan memperlihatkan subjek orang dari tangan hingga ke atas kepala, maka penonton akan dapat melihat dengan jelas ekspresi dan emosi dari wawancara yang sedang berlangsung. Durasi yang diambil pada adegan ini adalah 00:32:13. pada gambar di atas tanda ikon yang ditampilkan adalah dua orang yang sedang berdiri berhadapan, seorang laki-laki yaitu Presiden Barrack Obama dan seorang perempuan yaitu Malala, sebuah rak buku dan bingkai foto besar yang tertutup oleh tubuh Presiden Obama. Indeks pada adegan ini yang menggambarkan background tersebut menggambarkan sebuah ruangan dengan cat putih, rak buku yang tertata rapi serta bingkai foto seseorang yang menandakan bahwa bingkai foto tersebut meruapakn salah satu mantan presiden Amerika Serikat. Simbol yang muncul pada adegan ini adalah seorang pria dengan rambut yang sudah mulai memutih yaitu Presiden Obama, seperti yang 8
Arsito Hidayatullah, ”Malala Yousafzai kepada Obama: Hentikan Serangan Drone.” Artikel diakses pada 16 September 2016 dari http://www.beritasatu.com/amerika/144129-malalayousafzai-kepada-obama-hentikan-serangan-drone.html pukul 10:23 WIB.
74
sudah diketahui bahwa Presiden Obama adalah Presiden Amerika Serikat sehingga ia menjadi simbol bagi negara Amerika Serikat dan sekaligus menjadi simbol pemimpin di negara Amerika yang memiliki pengaruh sangat besar bagi dunia. Serangan yang dipimpin oleh Obama ini telah menelan banyak korban, tidak sedikit diantara korban-korban adalah orang-orang yang tidak berdosa. Komandan Taliban, Adnan Rasheed mengatakan bahwa lebih dari 300 wanita dan anak-anak gugur dalam serangan drone Amerika. Lebih dari 300 wanita dan anak-anak yang tak berdosa gugur dalam serangan drone Amerika, tapi siapa yang peduli? Karena penyerangnya berpendidikan tinggi, anti-kekerasan, karena mereka orang-orang Amerika yang damai?9 Jika dianalisis lebih dalam, surat yang ditujukan kepada Malala ini betujuan untuk menasihati Malala yang dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam. Dalam kutipan surat di atas, Adnan Rasheed menyinggung Amerika dengan kalimat “karena mereka orang-orang Amerika yang damai?” dengan pengaruh besar Amerika terhadap dunia, mereka dapat dengan mudah mengubah pemikiran warga dunia agar berfikiran tentang hal yang sama. Dalam hal ini menganggap bahwa Taliban sebagai teroris dan memfitnah citra Pakistan dan Islam di dunia. Salah satu komentar warga Pakistan ini contohnya.
9
Arrahmah, “Surat Komandan Taliban Untuk Malala.” Artikel diakses pada 04 Oktober pukul 06:39 WIB dari https://www.arrahmah.com/news/2013/07/20/surat-komandan-talibanpakistan-untuk-malala.html#sthash.LrSjQyeC.dpuf.
75
“Melalui Malala mereka (Amerika) ingin memfitnah citra Pakistan dan Islam.Mereka mencari tokoh dari daerah sini yang atas nama muslim bisa mereka gunakan untuk melawan kami,” ujar Inquilab Khan, seorang warga Peshawar.10 Terlepas dari pro dan kontra ini, penulis akan kembali membahas emansipasi wanita pada adegan di atas. Politk diartikan antara lain sebagai urusan dan tindakan atau kebijakan mengenai pemerintahan negara atau negara lain. Politik juga berarti kebijakan dan cara bertindak dalam menghadapi dan menangani satu masalah, masalah yang berkaitan dengan masyarakat maupun selainnya. Salah satu pembicaraan hangat di kalangan masyarakat Islam adalah keterlibatan perempuan dalam politik, yakni yang berkaitan dengan urusan negara dan masyarakat. Ketika berbicara tentang peran politik wanita dalam Islam berarti berbicara tentang peran wanita sebagai bagian dari masyarakat. Islam memandang bahwa wanita sebagai bagian dari masyarakat memiliki kewajiban yang sama dengan pria dalam mewujudkan kesadaran politik baik itu bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakatnya. Ketika kaum muslimin baik pria ataupun wanita beruaya untuk memfungsikan segenap potensinya untuk mengurusi dan menyelesaikan permasalahan umat, ketika itu pula mereka telah melakukan peran politik meskipun dirinya tidak menjadi penguasa yang dapat menentukan kebijakan.
10
Tempo, “Dapat Nobel, Malala Dicibir Warga Pakistan.” Artikel diakses pada 04 Oktober 2016 pukul 07:04 WIB dari https://dunia.tempo.co/read/news/2014/10/16/118614712/dapat-nobel-malala-dicibir-wargapakistan
76
Pada adegan di atas, Malala berusaha untuk menyampaikan kekhawatiran dan kritikannya terhadap masalah pesawat tidak berawak tersebut yang memicu banyak korban jiwa yang tidak bersalah, sikap politik Malala ini bertujuan untuk membela kepentingan masyarakat di tempat asalnya Pakistan bahwa menurutnya kebijakan mengatasi terorisme dengan menggunakan pesawat nirawak tersebut dinilai tidak tepat. Seorang muslim diwajibkan untuk memperhatikan urusan saudaranya sesama muslim. Malala melakukan hal tersebut tanpa memandang bahwa dirinya perempuan sehingga ia sangat memperhatikan permasalahan umat sampai ia berani untuk mengungkapkan pendapatnya kepada Presiden Obama. Perintah untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran telah Allah singgung dalam firman-Nya: Artinya: “dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imran: 104).11 Pada ayat di atas tidak disebutkan pria atau wanita, sehingga kewajiban untuk menyeru kepada kebajikan dan mencegah kepada kemungkaran merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim. Pada adegan di atas Malala telah mencegah lebih banyak korban akibat dari pesawat nirawak tersebut dengan mengungkapkannya langsung kepada Presiden 11
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 63.
77
Obama dan sekaligus memberikan pendapatnya dalam memfokuskan upaya penanggulangan terorisme dalam bidang pendidikan, menurutnya upaya ini dinilai memberi dampak yang besar dibandingkan dengan yang sebelumnya. 5. Adegan 5
Gambar 4.5 : Malala Berpidato di Nigeria. Adegan ini diambil ketika Malala dan ayahnya melakukan jadwal pertemuan dengan para orangtua dari siswi-siswi perempuan yang diculik oleh kelompok pemberontak Boko Haram di Abuja, Nigeria. Di sana Malala mendengarkan keluh kesah para orangtua yang kehilangan anakanaknya. Kemudian Malala ikut bergabung pada kampanye tersebut untuk membantu
menemukan
siswi-siswi
yang
hilang.
Setelah
Malala
bergabung, ia bertemu dengan Presiden Nigeria Goodluck Jonathan dan memintanya untuk bertemu dengan keluarga korban penculikan untuk
78
mendengarkan aspirasi atau keluhan rakyatnya. Malala menyampaikan imbauan itu secara langsung yang ditujukan kepada para penculik. “Letakkan senjata, bebaskan saudara-saudara Anda, bebaskan saudara-saudara saya, bebaskan putri bangsa ini, biarkan mereka bebas, mereka tidak melakukan kejahatan apapun,” ujar Malala. Ia menambahkan, “Boko Haram telah menyalahgunakan nama Islam… Islam mengajarkan persaudaraan.”12 Adapun kunjungan Malala tersebut tepat pada hari ke-100 setelah penculikan yang dilakukan oleh Boko Haram terhadap lebih dari 200 anak perempuan.Kunjungan itu juga bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-17, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh PBB sebagai peringatan hari Malala.Durasi pada adegan ini diambil pada menit 00:41:05 Tanda ikon pada adegan ini adalah seorang perempuan yaitu Malala Yousafzai.Indeks pada adegan ini adalah microphone yang dipegang Malala dekat dengan mulutnya, kemudian sebuah background merah dan bagian belakang kursi berwarna putih menandakan bahwa Malala sedang berpidato dengan duduk. Sementara tanda simbol pada adegan ini microphone menjadi simbol pengeras suara yang biasa digunakan seseorang untuk menyampaikan sesuatu dengan tujuan agar dapat didengar oleh lebih banyak orang. Malala menggunakan microphone tersebut dengan tujuan agar pidato serta
12
National Geographic Indonesia, “Seruan Malala Kepada Boko Haram: Bebaskan Saudara-saudara Saya.” Artikel diakses pada 16 September 2016 dari http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/07/seruan-malala-kepada-boko-haram pukul 14:17 WIB.
79
pendapatnya tentang pembebasan siswi-siswi Nigeria dapat didengar oleh banyak orang termasuk oleh Presiden Nigeria, Goodluck Jonathan. Pada adegan ini, tema besar yang ditampilkan adalah tentang persaudaraan. Pada pengertiannya secara umum persaudaraan berarti yang kuat menolong yang lemah, yang kaya menolong yang miskin, yang lapang menolong yang kesusahan, begitulah dalam Islam, semua muslim bersaudara, artinya jika ada diantara sesama muslim sedang bertengkar, maka tidak boleh sampai melebihi tiga hari. persaudaraan yang dimaksud adalah persaudaraan dengan ikatan iman dan agama. Rasulullah SAW menekankan pentingnya membangun persaudaraan Islam dalam batasan-batasan praktis dalam bentuk saling peduli dan saling tolong menolong. Allah SWT berfirman:
Artinya: “orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Q.S. Al-hujuraat: 10).13 Pada adegan di atas, Malala mengatakan “bebaskan saudara-saudara saya”. Kalimat ini menunjukkan bahwa meskipun Malala bukan warga asli Nigeria dan tidak memiliki hubungan darah apapun dengan mereka. Akan tetapi Malala tetap menyebut mereka adalah saudara-saudaranya.
13
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 516.
80
Hal semacam ini yang coba dicontohkan Malala bahwa meskipun tidak memiliki ikatan geneologi atau kedekatan geografis, Malala tetap tidak sungkan untuk menganggap mereka saudaranya. Islam telah mengajarkan umatnya untuk tetap bersatu satu sama lain dan tidak bercerai berai. Saling peduli dan saling tolong menolong karena Islam mengikat seluruh kaum muslimin dengan ikatan iman dan Islam. 6. Adegan 6
Gambar 4.6 : Malala berpidato untuk PBB.
Adegan ini diambil ketika Malala mulai berbicara lagi di depan umum setelah
sekian
lama
menjalani
proses
penyembuhan
atas
luka
tembakannya. Malala berpidato di depan majelis umum PBB tepat pada usianya yang ke enam belas tahun yaitu tanggal 12 Juli 2013 lalu. Pada pidato tersebut Malala menyerukan pendidikan global bagi seluruh anak di seluruh dunia tanpa terkecuali.Ia didaulat menjadi ikon pendidikan global
81
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan PBB menetapkan tanggal 12 Juli sebagai Hari Malala.
Adapun yang beberapa tokoh yang hadir di acara ini adalah Sekjen PBB Ban Ki-moon, utusan khusus PBB untuk pendidikan yang juga mantan PM Inggris, Gordon Brown, dan delegasi lebih 1.000 murid dari seluruh dunia, tampak pula keluarga Malala.
Dalam pidatonya, Malala menjelaskan bahwa ia tidak sendiri, ia berbicara atas nama orang lain yang memiliki nasib yang sama dengannya dan ia mewakili suara dari orang-orang yang suaranya tidak didengar. Malala dalam pidatonya mengatakan:
“Jadi di sini hari ini saya berdiri: satu anak perempuan, di antara yang lain. Saya bicara bukan atas nama saya sendiri, tapi atas nama orang lain yang tidak punya suara yang bisa didengar, untuk mereka yang berjuang untuk haknya. Hak untuk hidup dalam damai, hak untuk hidup secara bermartabat, hak untuk memperoleh kesempatan yang sama, hak untuk mendapat pendidikan.”14 tanda ikon yang ditampilkan dalam adegan ini adalah seorang perempuan berdiri dan beberapa orang yang memperhatikannya. Sedangkan indeks pada adegan ini adalah pada saat Malala berdiri, berbicara di depan majelis umum PBB setelah sekian lama menjalani proses penyembuhan di rumah sakit.
14
The Global Journal, “Pidato Malala Yousafzai di PBB: Pejuang Pendidikan Global.” Artikel diakses pada 04 Oktober 2016 pukul 07”58 WIB dari http://theglobejournal.com/pendidikan/isi-pidato-malala-yousafzai-di-pbb-pejuang-pendidikanglobal/index.php.
82
Dari kutipan isi pidato Malala di atas juga memunculkan makna indeks emansipasi wanita yaitu tentang hak-hak yang semestinya didapatkan oleh perempuan. Diantaranya adalah hak untuk hidup dalam damai, hak untuk hidup secara bermartabat, hak untuk memperoleh kesempatan yang sama dan hak untuk mendapatkan pendidikan.
dalam Islam hak-hak tersebut dijunjung tinggi dengan adanya keadilan antara pria dan wanita. Keadilan berarti tidak adanya kecondongan ke arah jenis kelamin tertentu dan mengabaikan jenis kelamin yang lain. Keadilan juga memberikan bobot yang sama antara hak dan kewajiban pada pria dan wanita. Salah satunya di bidang pendidikan. Islam mengharuskan hambahambanya untuk menuntut Ilmu baik laki-laki maupun perempuan. Keduanya memiliki kesempatan yang sama dalam mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.
Musdah Mulia mengatakan bahwa di zaman Nabi SAW tercatat ada 1.232 perempuan yang menerima dan meriwayatkan hadits.Nahkan sahabat dan istri Nabi, Aisyah r.a tercatat sebagai salah satu bendaharawan hadits, beliau meriwayatkan 2.210 hadits.15
Pencapaian Aisyah r.a ini menjadi bukti bahwa perempuan juga dapat memiliki
prestasi
yang
luar
biasa.
Kemampuan
Aisyah
dalam
meriwayatkan Hadits menujukkan adanya peran perempuan dalam Islam
15
26.
Musdah Mulia, Indahnya Islam: Menyuarakan Kesetaraan dan Keadilan Gender, h.
83
yang menjadikannya sebagai salah satu bendaharawan hadits yang masih sangat dikenal oleh umat Islam sampai sekarang.
Simbol yang muncul adalah Malala. Dalam adegan ini malala muncul dengan membawa harapan akan perubahan bagi kaum perempuan di seluruh dunia dan bagi anak-anak. Malala menjadi simbol harapan mereka yang memiliki nasib sama seperti malala yaitu tidak mendapatkan kehidupan yang layak, tidak mendapatkan kesempatan untuk berekspresi dan tidak memiliki kesempatan untuk menuntut ilmu. 7. Adegan 7
Gambar 4.7 : Gambar seorang gadis. Pada adegan wawancara ini, Malala menjelaskan bahwa kehidupan yang ia jalani sekarang bukanlah atas kemauan ayahnya ataupun paksaan dari ayahnya, bahkan tidak sedikitpun ayahnya menceritakan kehidupan yang akan ia jalani tersebut. Malala menegaskan bahwa ayahnya hanya
84
memberikan ia nama “Malala”, sedangkan kehidupan yang ia jalani berdasarkan kemauannya sendiri, tidak ada pengaruh dari orang lain, ia melalakukannya dengan hati dan ketulusan sehingga Malala merasa harus terus melanjutkan kehidupannya tersebut. Teknik yang digunakan adalah middle close up. Teknik ini untuk memperdalam gambar dengan lebih menunjukkan profil dari objek yang direkam, misalnya seorang narasumber yang sedang berbicara kemudian teknik ini hanya fokus kepada narasumber saja yang menampilkan profil, bahasa tubuh dan emosi narasumber yang bisa terlihat dengan jelas. Adegan ini diambil pada durasi ke 1:22:40. Tanda ikon yang ditampilkan adalah seorang wanita dengan memakai hijab berwarna merah. Gambar tersebut adalah Malala Yousafzai. Sedangkan indeks yang muncul pada adegan di atas adalah ekspresi wajah Malala yang terlihat sangat tenang menandakan bahwa ia sangat rileks, artinya bahwa kehidupan yang ia jalani memang benar-benar pilihannya sendiri. Simbol yang mucul pada adegan di atas menampilkan hijab berwarna merah yang menandakan keberanian. Keberanian yang dimaksud di sini adalah keberanian untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Dengan kata lain kehidupan yang telah Malala pilih bukan karena paksaan orang lain dan pilihan tersebut dipilihnya berdasarkan keberaniannya dalam membuat keputusan.
85
Bagi kaum wanita, kebebasan dalam menentukan nasibnya sendiri merupakan hak yang sudah sepatutnya mereka dapatkan. Sejarah mencatat tentang kisah Asiyah Binti Muzahim, seorang istri dari suami seorang kafir bernama Fir’aun. Meski ia telah disiksa oleh suaminya karena menyembah Tuhan selain dirinya. Akan tetapi keimanan Asiyah tetap kokoh dan tidak goncang sedikitpun. Allah mengabadikannya dalam Al-Qur’an: Artinya: “dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.” (Q.S. At-Tahrim: 11).16 Kebebasan menentukan nasib yang dilakukan Malala tentu bukan kebebasan bertindak sewenang-wenang dan merugikan orang lain. Kebebasan yang Malala pilih atas dasar Islam yang mengajarkan akan pentingnya hubungan antarmanusia. Sebagai wanita, Malala bebas mengaktualisasikan
kebebasanya
sebagai
manusia,
baik
kapasitasnya sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.
16
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 561.
dalam
86
8. Adegan 8
Gambar 4.8 : Malala berpidato saat meraih Penghargaan Nobel.
Penghargaan Nobel Perdamaian tahun 2014 digelar di ibukota Norwegia, Oslo. Nobel Perdamaian tersebut diberikan kepada 2 orang, yaitu Kailash Satyarthi, lelaki berusia 60 tahun dari India dan Malala Yousafzai, gadis berusia 17 tahun dari Pakistan. Malala merupakan penerima Nobel termuda sejak penghargaan yang diambil dari nama Alfred Nobel itu pertama kali diadakan pada tahun 1901. Dalam pidatonya, Malala berkata:
“Ini adalah welas asih yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, Yesus Kristus dan Budha. Ini adalah warisan perubahan yang diturunkan pada saya oleh Martin Luther King, Nelson Mandela dan Muhammad Ali Jinnah. Ini adalah filosofi anti kekerasan yang diajarkan Gandhi, Bacha Khan, dan Bunda Teresa. Ini adalah semangat memberi maaf yang diajarkan ayah dan ibu saya. Ini adalah apa yang dibisikkan jiwa saya pada saya, damailah dan cintailah semua orang."17
17
Pidato.Net, “Pidato Malala: New York.” Artikel diakses pada 18 September 2016 dari http://pidato.net/5959_malala-new-york pukul 11:15 WIB.
87
Pada penghargaan Nobel Perdamaian di Oslo, Nigeria tersebut disaksikan oleh banyak orang, tidak terkecuali kedua orangtua Malala dan beberapa gadis yang juga ikut menyaksikan acara penghargaan tersebut.
Teknik pada adegan ini menggunakan Teknik close up. ini adalah komposisi gambar yang paling popular. Teknik ini merekam gambar penuh dengan menampilkan leher hingga ke ujung batas kepala. Digunakan
sebagai
komposisi
gambar
yang
paling
baik
untuk
menggambarkan reaksi atau emosi seseorang dari sebuah adegan. Adegan ini diambil pada durasi 1:24:42.
Tanda ikon yang ditampilkan pada gambar di atas adalah Malala Yousafzai, sedangkan indeks pada gambar di atas adalah pada teks “Saya Malala, tapi saya juga Shazia.” Pada teks tersebut Malala menyebutkan nama ‘Shazia’, Shazia adalah teman Malala yang pada saat kejadian penembakan tersebut, ia berada di samping Malala. Shazia juga mengalami hal yang sama seperti Malala. Ia tertembak di bagian lengan kirinya. Pada pidato tersebut, Malala menyebutkan perempuan-perempuan yang pernah ia kenal selama ia melakukan kunjungan ke berbagai negara. Malala sengaja menyebutkan nama-nama mereka dengan maksud bahwa penghargaan Nobel tersebut bukan hanya untuk dirinya. Akan tetapi penghargaan tersebut ia dedikasikan untuk semua perempuan yang melakukan hal sama seperti dirinya, yaitu memperjuangkan hak-haknya.
88
Sementara tanda simbol pada gambar di atas adalah dua microphone yang berada di dekat mulut Malala. Microphone tersebut berguna untuk mengeraskan suara orang yang memakainya. Biasanya digunakan untuk berpidato atau memberikan pengumuman kepada orang banyak dengan tujuan agar suara pemakainya dapat didengar oleh para hadirin. Nobel Perdamaian yang diraih Malala ini merupakan simbol perdamaian yang selalu didambakan oleh Malala, perjuangannya yang gigih untuk mengangkat derajat perempuan dan anak-anak mendapat apresiasi dari komite Nobel di Norwegia. Perdamaian dalam Islam sangat dianjurkan, Allah berfirman: Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujuraat: 13).18 Dalam ayat ini yang dimaksud manusia adalah pengertian secara umum. Setiap suku, bangsa dan agama. Allah menyeru kepada kaum muslimin, Kristen, hindu, budha dan sebagainya untuk saling mengenal, bukan untuk saling berperang satu sama lain. Maka jelas perintah Allah
18
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 517.
89
menjadikan manusia berbeda jenis kelamin, berbeda suku bangsa adalah untuk saling mengenal. Dalam kutipan pidatonya di atas, Malala sengaja menyebutkan tokohtokoh paling berpengaruh di agamanya masing-masing seperti Nabi Muhammad SAW dalam Islam, Yesus Kristus dalam Kristen dan Budha yang sama-sama mengajarkan kasih sayang dan perdamaian sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam hal hubungan dengan manusia, Islam tidak mengajarkan isolasi total dari bangsa-bangsa lain yang memiliki perbedaan keyakinan dan suku. Dinyatakan dalam kata-kata yang jelas dalam Al-Qur'an Suci bahwa bukan hanya kaum Muslimin yang berdiri teguh dengan kebenaran dan memperingatkan serta memberikan keadilan dengan benar tetapi ada juga orang-orang dari penganut agama-agama lain yang berbuat sama. Merujuk ada seluruh agama di dunia, pada umumnya, Al-Qur'an menyatakan: Artinya: “dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan.” (Q.S. Al-A’raf: 181).19 Inilah sikap yang seluruh agama di dunia hari ini harus menerapkan untuk
meningkatkan
nilai
hubungan
dengan
agama-agama
lain.
Kedamaian agama dan kerukunan masyakat tidak dapat diperoleh tanpa
19
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 174.
90
menanamkan keluasan berpikir seperti itu, dan sikap-sikap pemahaman manusiawi terhadap orang-orang dari agama lain. Perjuangan Malala dalam misi perdamaian ini dengan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama membantu meningkatkan hak-hak perempuan dan hak anak-anak dalam memperoleh pendidikan. Tidak peduli berasal dari suku, agama atau bangsa manapun. Malala mencerminkan pribadi seorang wanita muslimah yang menjalankan perintah agama dengan menyebarkan perdamaian ke seluruh dunia.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan pada penelitian ini merupakan hasil dari pengamatan dan juga hasil analisis data pada bab sebelumnya dengan mengacu pada permasalahan penelitian yang ada. Adapun analisis data yang digunakan adalah pendekatan semiotika Charles Sanders Peirce terhadap tanda-tanda berupa ikon, indeks dan simbol pada film dokumenter He Named Me Malala, maka peneliti menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. Dalam film ini, tanda-tanda ikon yang muncul adalah kepedulian dan perhatian Malala terhadap nasib kaum perempuan dan anak-anak yang dirampas hak-haknya, terutama masalah pendidikan yang hampir disetiap negara ada anak-anak yang putus sekolah sehingga Malala berperan untuk mengangkat hak-hak mereka dan menjadikan dirinya ikon bagi hak-hak perempuan dan pendidikan bagi anak-anak. Dalam film ini, terdapat beberapa tanda indeks yang muncul, diantaranya ketika Malala mulai keluar dan berani berbicara di depan umum untuk menuntut hak-hak wanita dan pendidikan. Kemudian dengan keberanian itu Malala harus siap dengan resikonya yaitu ketika ia pulang
91
92
sekolah, dua orang pemuda Taliban datang menghadang bus sekolahnya dan menembaknya di kepala bagian kiri dan leher. Pasca penembakan tersebut, Malala mendapatkan pertolongan medis hingga ia bisa sembuh kembali dan melanjutkan perjuangannya dengan melakukan berbagai kegiatan sampai akhirnya Malala meraih penghargaan Nobel Perdamaian atas kegigihannya dalam mengangkat hak-hak perempuan dan pendidikan anak-anak. Tanda simbol pada film ini muncul ketika Malala berani melawan kelompok Taliban. Sejak usia 11 tahun ia telah melawan perlakuan sewenang-wenang kelompok Taliban di tempat tinggalnya Mingora, Lembah Swat, Pakistan. Ia melawan mereka lewat pencerahan tulisantulisan di blog BBC yang melayani bahasa Urdu. Pada film ini, kemudian Malala mulai berani berbicara di depan umum dan semakin kuat komitmennya untuk melawan penindasan terhadap perempuan di tempat tinggalnya Mingora, Lembah Swat, Pakistan. Dengan keberaniannya ini Malala menjadi simbol perlawanan penindasan yang dilakukan oleh kaum ekstrimis seperti Taliban. B. Saran Secara garis besar film dokumenter He Named Malala ini mampu menjelaskan kehidupan seorang perempuan yang berjuang untuk memperoleh hak-haknya. namun, di beberapa adegan terdapat angle kamera yang dirasa kurang tepat dalam menggambarkan adegan sehingga peneliti merasa kelitan
93
dalam menganalisisnya. Diharapkan bagi sutradara dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas film-film lain kedepannya agar makna yang sampai ke penonton dapat dicerna dengan baik sepenuhnya. Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam penelitiannya. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai makna-makna emansipasi wanita dalam Islam pada film fiksi ataupun film dokumenter agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Apip. Pengantar Film Dokumenter. Bandung : PTF Press STSI, 2011. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Jakarta : PT. Bina Aksara, 1989.
Suatu
Pendekatan
Praktik.
Baskin, Askurifai. Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung : Katarsis, 2003. Al-Baghdadi, Abdurrahman. Emansipasi, Adakah Dalam Islam: Suatu Tinjauan Syariat Islam Tentang Kehidupan Wanita. Jakarta : PT. Gramedia Mediatama, 1999. Al-Bar, Muhammad Ali. Wanita Karir Dalam Timbangan Islam: Kodrat Kewanitaan, Emansipasi dan Pelecehan Seksual. Jakarta : Pustaka Azzam, 1998. Danesi, Marcel. Pengantar Jalasutra, 2010.
Memahami
Semiotika
Media.
Yogyakarta :
—------------------. Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenal Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogtakarta : Jalasutra, 2010. Echols, John M dan Shadily, Hasan. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2010.
PT.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2003. Gunawan, Imam. Metodologi Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta : Bumi Aksara, 2013. Hoed, Benny H. Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya. Depok : Komunitas Bambu, 2008. Muhtadi, Asep S dan Handayani, Sri. Dakwah Kontemporer: Pola Alternatif Dakwah Melalui TV. Bandung : Pusdai Press, 2000. McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Salemba Humanika, 2012. Miyarso, Estu. Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Sinematografi. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta, 2009. Mulia, Musdah. Menyuarakan Kesetaraan dan Keadilan Gender. Yogyakarta : SM & Naufan Pustaka, 2014. Muzakki, Akhmad. Kontribusi Semiotika Dalam Agama. Malang : UIN Malang Press, 2007.
Memahami
Naratama.Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta : PT. Grasindo, 2004. 94
Bahasa
95
Prastista, Himawan. Memahami Film. Yogyakarta : Humerian Pustaka,
2008.
RI, Departemen Agama. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Cahaya Quran, 2006. Sobur, Alex. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2012.. -—------------, Semiotika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2013. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta, 2014. Suprapto, Tommy. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta : MedPress, 2009. Wibowo, Indiawan Setyo Wahyu. Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi . Jakarta : Mitra Wacana Media, 2013. Jurnal dan Penelitian: Fitriana, Mega Nur. “Analisis Narasi film “My Name Is Khan” Dalam Perspektif Komunikasi Antaragama dan Budaya.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014. Saputra, Taufan. “Representasi Analisis Semiotik Pesan Moral Dalam Film 2012 Karya Roland Emmrich.” ejournal. Ilkom.fisip-unmul.ac.id (2 Februari 2014): h.. 277.
Sumber dari Internet: Agus Saputera. “Mengupas Emansipasi Wanita.” Artikel diakses pada 17 Agustus 2016 pukul 06:46 WIB dari http://riau1.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=492. Arrahmah. “Surat Komandan Taliban Untuk Malala.” Artikel diakses pada 04 Oktober pukul 06:39 WIB dari https://www.arrahmah.com/news/2013/07/20/surat-komandan-talibanpakistan-untuk-malala.html#sthash.LrSjQyeC.dpuf. Arsito Hidayatullah. ”Malala Yousafzai kepada Obama: Hentikan Serangan Drone.” Artikel diakses pada 16 September 2016 pukul 10:23 WIB dari http://www.beritasatu.com/amerika/144129-malala-yousafzai-kepadaobama-hentikan-serangan-drone.html.
96
Detik.com. “Foto: Gaya Jilbab Wanita Timur Tengah Dari Masa Ke Masa” artikel diakses pada 03 Oktober 2016 pukul 23:20 WIB dari http://wolipop.detik.com/read/2016/06/17/093510/3235565/1632/fotomengintip-gaya-jilbab-wanita-timur-tengah-dari-masa-ke-masa. Film Bioskop. “Ulasan Sinopsis Pemain Film Bioskop He Named Me Malala.” Artikel diakses pada 20 April 2016 pukul 07:40 WIB dari www.filmbioskop.co.id/2015/09/ulasan-sinopsis-pemain-film-bioskop-henamed-me-malala.html?m1. Kamus Besar Bahasa Indonesia. “Dokumenter” artikel diakses pada 03 Oktober 2016 pukul 18:27 WIB dari http://kbbi.web.id/dokumenter. Kamus Besar Bahasa Indonesia. “Emansipasi” artikel diakses pada 03 Agustus 2016 pukul 12:15 WIB dari http://kbbi.web.id/emansipasi. Kamus Besar Bahasa Indonesia. “Film.” Artikel diakses pada 20 Juli 2016 pukul 15:45 WIB dari http://kbbi.web.id/film. Kamus Besar Bahasa Indonesia. “Perempuan.” Artikel Daises pada 31 Agustus 2016 pukul 11:27 WIB dari http://kbbi.web.id/perempuan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. “Semiotik.” Artikel diakses pada 03 Agustus 2016 pukul 12:11 WIB dari http://kbbi.web.id/semiotik. Kamus Besar Bahasa Indonesia. “Wanita.” Artikel diakses pada 31 Agustus 2016 pukul 11:31 WIB dari http://kbbi.web.id/wanita. Kusen Dony Hermansyah. “jenis-jenis (genre) film dokumenter,” artikel diakses pada 17 Agustus 2016 pukul 14:47 WIB dari http://kusendony.wordpress.com/. Metro TV News. “Kisah Peraih Nobel Perdamaian Dalam Film He Named Me Malala.” Artikel diakses pada 12 Juni 2016 pukul 17:03 WIB dari m.mertotvnews.com/read/2015/11/07/188443/kisah-peraih-nobelperdamaian-dalam-film-he-named-me-malala. Muvila. “He Named Me Malala Kisahkan Hidup Aktivis Dari Pakistan.” Artikel Diakses Pada 03 Oktober 2016 pukul 19:03 WIB dari http://www.muvila.com/tv/artikel/he-named-me-malala-kisahkan-hidupaktivis-dari-pakistan-1603095.html. National Geographic Indonesia. “Seruan Malala Kepada Boko Haram: Bebaskan Saudara-saudara Saya.” Artikel diakses pada 16 September 2016 pukul 14:17 WIB dari http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/07/seruanmalala-kepada-boko-haram.
97
Pidato.Net. “Pidato Malala: New York.” Artikel diakses pada 18 September 2016 pukul 11:15 dari http://pidato.net/5959_malala-new-york. Provoke Online. “He Named Me Malala Akan Ditayangkan Perdana.” Artikel diakses pada
20 April
2016
pukul
07:53
dari
www.provoke-
online.com/index.php/film/movienews/5454-he-named-me-malala
akan-
ditayangkan-perdana. Shobariyah Jamilah. “Pentingnya Pendidikan Bagi Muslimah.” Artikel diakses pada
16
September
2016
pukul
19:21
WIB
dari
http://www.mirajnews.com/id/pentingnya-pendidikan-bagimuslimah/66198. Tempo.co. “Dapat Nobel, Malala Dicibir Warga Pakistan.” Artikel diakses pada 04
Oktober
2016
pukul
07:04
WIB
dari
https://dunia.tempo.co/read/news/2014/10/16/118614712/dapat-nobelmalala-dicibir-warga-pakistan. The Global Journal. “Pidato Malala Yousafzai di PBB: Pejuang Pendidikan Global.” Artikel diakses pada 04 Oktober 2016 pukul 07:58 WIB dari http://theglobejournal.com/pendidikan/isi-pidato-malala-yousafzai-di-pbbpejuang-pendidikan-global/index.php. VOA Indonesia. “Malala Satyarthi Raih Nobel Perdamaian 2014.”Artikel diakses pada
Pada
03
Oktober
2016
pukul
20:38
WIB.dari
98
http://www.voaindonesia.com/a/malala-satyarthi-raih-nobel-perdamaian2014/2479174.html. Wikipedia. “Davis Guggenheim.”Artikel diakses pada 25 Juli 2016 pukul 12:34 WIB dari https://en.wikipedia.org/wiki/Davis_Guggenheim. Wikipedia. “Malala Yousafzai.” Artikel diakses pada 23 Juli 2016 pukul 12:14 WIB dari https://id.wikipedia.org/wiki/Malala_Yousafzai. Wikipedia. “Ziauddin Yousafzai.” Artikel diakses pada 25 Juli 2016 pukul 12:54 WIB dari https://en.wikipedia.org/wiki/Ziauddin_Yousafzai.
LAMPIRAN-LAMPIRAN