ANALISIS SEMIOTIK MAKNA PERJUANGAN MENJADI ISTRI SHALIHAH DALAM FILM AIR MATA SURGA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh Aisyah 1112051000006
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437H/2016 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 14 Juli 2016
Aisyah
ABSTRAK NAMA NIM
: AISYAH : 1112051000006
Analisis Semiotik Makna Perjuangan Menjadi Istri Shalihah Dalam Film Air Mata Surga Film adalah sebuah hasil karya seni yang dibuat oleh kecerdasan dan kreatifitas manusia. Dimana film memiliki makna, simbol dan pesan yang ingin disampaikan kepada penontonnya. Pesan dalam film beraneka ragam, mulai dari pesan Islam, pesan moral dan lain-lain. Sedangkan makna dan simbol dalam film merupakan tanda yang tersembunyi dan untuk para penonton harus bisa lebih detail dalam melihat hal tersebut. Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan mayor dan minor. Adapun mayornya adalah bagaimana makna Denotasi, Konotasi dan Mitos dalam film Air Mata Surga? Kemudian, minornya adalah apa pesan dominan Islam yang disampaikan dalam film Air Mata Surga? Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif, di mana peneliti menelaah dan menemukan data secara intensif dan mendalam. Peneliti memberikan deskripsi suatu film Air Mata Surga, temuan diperoleh tidak menggunakan ukuran atau angka melainkan berupa aspek makna Denotasi, Konotasi dan Mitos. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi serta dokumentasi. Teori yang digunakan adalah Teori Roland Barthes. Teori ini menggambarkan kekuatan penggunaan semiotika untuk membongkar struktur makna yang tersembunyi dalam gambar film, pertunjukan dan konsep-konsep umum. Menurut teori ini semiotika mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda yang tersembunyi. Maka dari itu tanda dan simbol yang disajikan oleh sineas akan mempengaruhi persepsi penonton. Pesan merupakan serangkain proses yang terlihat dalam film mulai dari awal sampai akhir. Dalam film Air Mata Surga terdapat Pesan Islam tentang keikhlasan. Dimana dalam film ini keikhlasan sangat terlihat pada seorang istri shalihah bernama Fisha dalam memperjuangkan rumah tangganya dan ikhlas untuk di poligami. Makna Denotasi yang terlihat dalam film Air Mata Surga adalah makna potret kehidupan berkeluarga yang dijalani oleh Fisha dan Fikri. Sedangkan Makna Konotasinya adalah perjuangan yang berujung pada pengorbanan seorang istri dalam mempertahankan keutuhan rumah tangganya. Dan makna Mitosnya adalah bahwa hidup di dunia ini butuh sebuah perjuangan agar bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Istri shalihah adalah sosok seorang wanita yang taat kepada suami dan selalu memberikan kebahagiaan kepada keluarganya. Didalam kebesaran hati seorang istri shalihah tersimpan sejuta makna untuk melihat suami yang ia sayang mendapatkan kebahagiaan. Sosok istri shalihah yang kuat dan rela berkorban. Kata kunci: Film, Semiotik, dan Perjuangan Menjadi Istri Shalihah.
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah, segala puja-puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya dan Shalawat serta salam semoga Allah SWT melimpahkan kepada Baginda tauladan manusia, yakni Nabi Muhammad SAW yang telah menyebarkan benih kebaikan di muka bumi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Semiotik Makna Perjuangan Menjadi Istri Shalihah Dalam Film Air Mata Surga". Dalam Proses penyelesaian skripsi ini, penulis tentunya mendapatkan banyak hal yang menghambat terselesaikannya skripsi ini. Meskipun hambatan itu, sebagian besar datang dari dalam diri penulis sebagai manusia yang mempunyai kelemahan. seperti rasa bosan, malas, dan suka menunda. Semua itu akan selalu menjadi penghambat penulis, jika penulis tidak mendapatkan dukungan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang sudah memberikan dukungan baik moral maupun material dan membantu penulis hingga skripsi ini bisa diselesaikan. Ucapan terimakasih terkhusus kepada: 1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D selaku wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
ii
2. Drs. Masran, MA dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Prof. Dr. M. Yunan Yusuf selaku Dosen Pembimbing Akademik. 4. Dr. Hj. Roudhonah. M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang sudah meluangkan waktu untuk membimbing dan telah banyak memberi masukan serta saran selama penulisan skripsi ini. 5. Segenap Bapak/ Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, terimakasih telah mengajari dan memberikan ilmu kepada penulis, dan penulis ucapkan mohon maaf apabila dalam proses perkuliahan, ada sikap atau sifat penulis yang kurang berkenan di hati Bapak/ Ibu, penulis sangat harapkan doa dari Bapak/ Ibu, semoga ilmu yang telah Bapak/ Ibu berikan menuai banyak keberkahan. 6. Reni Nur Cahyo Hestu Saputro dan Dona Roy Sandra selaku Sutradara dan Asisten Sutradara yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk di wawancarai secara langsung terkait penelitian skripsi ini. 7. Seluruh karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta pengelola perpustakaan Fakultas dan perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terimakasih atas layanannya, semoga pelayanan kepada mahasiswa menjadi lebih baik lagi kedepannya. 8. Orang Tua, Alm. Ayah H. Suhaimi Achmad dan Ibu Sutinah, serta Kakakaka ku Suryani, Hikmah Haidir, Rohim, Syarif, Achmad Zaelani dan Adik Usman keluarga penyemangat dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.
iii
9. Rudy Astawan yang selalu memberikan waktu, doa, kesabaran dan bantuan kepada peneliti dalam penyelesaian skripsi ini. 10. Dema-F, HMJ, dan HMI yang telah memberikan arti proses berorganisasi dalam kehidupan penulis selama berada di Kampus. 11. Sahabat penyemangat kelas KPI A 2012 dan Teman-teman dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini Faizah, Rizkika Utami, Ratih Pratiwi, Mia Kartika Sari, Sitty Annisa, Rohima, Diana Amelia. dan lain-lain terimakasih atas segalanya. 12. Sahabat yang selalu mengingatkan dan membantu selama proses melaksanakan penulisan skripsi ini agar cepat selesai Agus Tri Yanto Annisah Bilqis, Chaidir Ali, Mutia Laela, Putri Indah Lestari, Melly Pratiwi, Puji Indah Lestari, Rofiqoh Nur Azizah, Hanindiyo Saputro, terimakasih atas segalanya. 13. KKN GREGET 2012. Azkiya Fitra, Avicenna, Dalipah Rahmah Muthuah, Dewi Handayani, Faisal Abdurrahman, Haris Fadillah, Rihlah Noviyanti, Maya Andyka, Rizki Ardian, Syaibatul Hamdi, Selama masa satu bulan menjadi keluarga baru di Desa Barengkok, terimakasih atas kebersamaan selama KKN. Semoga Allah SWT senantiasa selalu melindungi kalian dimana pun berada. 14. Untuk semua teman-teman seperjuangan KPI Angkatan 2012 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga kalian sukses dan terus mengembangkan potensi kalian setelah lulus kuliah. 15. Smosh Fam’s yang selalu memberikan dukungan, doa dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini David Apriliansah,
iv
Gita Pratiwi, Huswatun Hasanah, Ika Candra Dewi, Nicky Suryo Seto, Reynaldi Sugandi, dan lain-lain terimakasih atas segalanya. 16. Dan semua orang yang terlibat dalam penulisan skripsi ini yang tidak disebutkan satu persatu. Semoga amal dan kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT. Dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga segala apa yang telah penulis lakukan dan hasilkan dapat membuahkan manfaat serta memberikan nilai kebaikan khususnya bagi penulis maupun pembaca sekalian. Dan semoga dapat menjadi suatu amalan kebaikan dalam bidang dakwah dan komunikasi, di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 14 Juli 2016
Aisyah
v
DAFTAR ISI ABSTRAK .............................................................................................................. i KATAPENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................................... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................ 6 D. Metodologi Penelitian ............................................................................. 7 E. Tinjauan Kepustakaan ........................................................................... 10 F. Sistematika Penulisan ............................................................................ 13 BAB II LANDASAN TEORI TENTANG SEMIOTIKA FILM DAN WANITA SHALIHAH .................................................................... 15 A. Ruang Lingkup Tentang Semiotika ....................................................... 15 1. Pengertian Semiotika .............................................................................. 15 2. Elemen-Elemen Dasar semiotika ........................................................... 20 3. Teori Semiotika menurut Roland Barthes .............................................. 25 B. Ruang Lingkup Tentang Film Air Mata Surga ........................................ 32 1. Pengertian Film ...................................................................................... 32 2. Unsur-Unsur dan Pembentuk Film ......................................................... 34 3. Struktur-Struktur Film………………………………………………… 35 4. Jenis-Jenis Film………………...…………………………………….. 36 C. Definisi Wanita ........................................................................................ 39
vi
1.
Pengertian Wanita Shalihah ................................................................... 39
2.
Sifat Wanita Shalihah ............................................................................. 42
3.
Pandangan Islam Terhadap Wanita Shalihah ......................................... 44
BAB III GAMBARAN UMUM FILM AIR MATA SURGA.......................... 46 A.
Latar Belakang Pembuatan Film Air Mata Surga .............................. 46
B.
Sinopsis Film Air Mata Surga ............................................................ 49
C.
Profil Sutradara Film Air Mata Surga ................................................ 50
D.
Profil Tujuh bintang Sinema .............................................................. 51
E.
Profil Tim Produksi Film Air Mata Surga ......................................... 52
F.
Profil Pemain Film Air Mata Surga ................................................... 53
G. Keunggulan Film Air Mata Surga ...................................................... 54 BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN ANALISIS SEMIOTIK FILM AIRMATA SURGA .............................................................. 56 A.
Analisis pesan Islam dalam Film Air Mata Surga.............................. 56
B.
Analisis makna denotasi, konotasi Dan mitos Air Mata Surga ......... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 88 A.
Kesimpulan......................................................................................... 88
B.
Saran-saran ......................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 90 LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Peta Roland Barthes ............................................................................ 29 Tabel 4.1 : Scene 19 .............................................................................................. 58 Tabel 4.2 : Scene 20 .............................................................................................. 61 Tabel 4.3 : Scene 25 .............................................................................................. 66 Tabel 4.4 : Scene 26 .............................................................................................. 70 Tabel 4.5 : Scene 27...............................................................................................75 Tabel 4.6 : Scene 28..............................................................................................77 Tabel 4.7 : Scene 29 .............................................................................................. 80 Tabel 4.8 : Scene 30 .............................................................................................. 82
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada Era Modern saat ini, perkembangan film sangat pesat dan memiliki komponen-kompenan intrinsik digital yang sangat baik. Digitalisasi tersebut memberikan pengaruh pada film dalam menyatukan narasi, gambar dan musik secara bersamaan. Selain itu film juga dapat menciptakan representasi yang menjadi salah satu hal paling luar biasa yang diciptakan oleh kecerdasan manusia, Digitalisasi yang ditampilkan dalam film memberikan dampak positif yang sangat baik bagi penontonnya. Hal tersebut akan terus menarik perhatian bagi banyak orang di masa yang akan mendatang. Film juga dapat menjadi sarana informasi, edukasi dan media dakwah yang berperan dalam penyebarluasan nilai-nilai budaya baru. Film bisa disebut sebagai sebuah karya seni yang menampilkan gambar untuk di produksi menjadi hiburan yang menarik untuk ditonton. Dalam pembuatan film menjadikan wadah dimana terbentuknya sebuah proses yang panjang dan melibatkan banyak orang dalam kebebasan mengeluarkan kemampuan, kreatifitas dan ide yang cemerlang. Kekuatan medium film menarik perhatian banyak orang, banyak Negara berupaya memantapkan produksi filmnya sebagai masalah penting kebudayaan nasional, kadang dengan memberikan kouta pada impor film. Sementara itu, film telah menjadi medium internasional, dengan pembuat film membuat dunia diluar tanah airnya, atau berimigrasi untuk membuat karir
1
2 ditempat lain. „Kebudayaan global‟ yang muncul melalui teknologi cetak kertas pada Galaksi Guttenberg mendapatkan sentuhan kontemporer melalui medium film dalam galaksi elektronik.1 Masyarakat dan film memiliki hubungan yang sangat erat. Karena Film pada umumnya dibangun oleh banyak makna dan simbol. Tanda-tanda itu termasuk dalam berbagai sistem yang bekerjasama dengan baik dalam memberikan efek yang sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu film yang digemari oleh masyarakat yaitu film Air Mata Surga yang bercerita tentang perjuangan seorang istri shalihah yang memiliki kebesaran hati saat rumah tangganya ditimpa ujian berkali-kali. Fisha sebagai seorang istri memperlihatkan perjuangannya yang amat sangat berharga, ia memberikan sebuah pengorbanan yang mampu menggetarkan hati seorang wanita lainnya, yaitu memberikan izin dan meminta permohonan kepada suaminya Fikri untuk menikahi wanita pilihannya agar ia bisa mendapatkan anak dan kebahagiaan. Film Air Mata Surga merupakan film Indonesia drama religi yang diperankan oleh Dewi Sandera sebagai Fisha, dia didiagnosa oleh dokter bahwa terkena kanker rahim stadium akhir dan tidak bisa memiliki seorang anak. Saat Fisha tidak memiliki waktu yang banyak, Fisha sebagai seorang istri mengambil langkah perjuangan yang berujung pada sebuah pengorbanan yang sangat luar biasa, pengorbanan yang mampu membuktikan bahwa cinta sejati hadir dalam hati seorang wanita. Fisha sebagai seorang istri mengikhlaskan suaminya untuk berpoligami dengan wanita lain, Film ini
1
Marcel Danesi, Semiotika Media, (Yogyakarta, JALA SUTRA: 2010), h.139-140.
3
disutradarai oleh Reni Nur Cahyo Hestu Saputro dan digarap oleh rumah produksi Tujuh Bintang Sinema.2 Film juga dapat dikatakan sebagai bidang kajian yang amat relevan bagi analisis struktural atau semiotika. Dan juga film dibangun dengan tanda semata-mata tanda-tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan. Yang paling penting dalam film adalah gambar dan suara, kata yang diucapkan ditambah dengan suara-suara lain yang serentak mengiringi gambar-gambar dan musik film. Sistem semiotika yang lebih penting lagi dalam film adalah digunakannya tanda-tanda ikonis, yakni tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu.3 Dalam pembuatan film diperlukan ide-ide, konsep, teknis dan memerlukan persiapan waktu serta proses yang panjang untuk menghasilkan sebuah karya yang berkualitas secara visual dan verbal. Pencarian ide atau gagasan ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara seperti mengangkat kisah dari novel, kisah nyata, kisah fiksi, cerpen (cerita pendek), puisi, dongeng, atau bisa juga mengacu pada catatan pribadi seseorang. Hal tersebut menandai bahwa film selalu menghasilkan sesuatu yang bermakna dan bernilai untuk dibuat dan ditayangkan. Film Air Mata Surga ditayangkan di seluruh bioskop dengan durasi 119 menit di seluruh bioskop Indonesia pada tanggal 22 oktober 2015 dan film ini langsung mendapatkan rating atau peringkat nomer satu selama periode Tanggal 16-23 November 2015. Data tersebut merupakan data yang diolah melalui akun resmi dari akun twitter @BadanPerfilman, film produksi 2
Mustafa, Air Mata Surga, Di akses hari rabu, 16 Maret 2016 pukul 15.10 WIB dari akun http://cinemags.id/air-mata-surga/ 3 Van Zoest, Semiotika Komunikasi, (Jakarta: PT Tiara Wacana 1993) h.128.
4
Tujuh Bintang Sinema itu mengumpulkan akumulasi data sebanyak 401.474 penonton. Atau Terbilang Empat Ratus Satu Ribu Empat Ratus Tujuh Puluh Empat. Data Jumlah penonton berdasarkan laporan penjualan tiket di jaringan bioskop Cinema 21, CGV Blitz dan Cinemax Theater. Selain itu Film Air Mata Surga juga ditayangkan dan ditonton masyarakat yang berada di Negara Austria dan Cekoslovakia pada tanggal 20-25 Desember 2015, Tak heran jika Film Air Mata Surga merupakan Film Drama Religi yang terlaris di Indonesia dan mencapai 10 besar di box office.4 Film Air Mata Surga diadaptasi dari Novel Best Seller karya Aguk Irawan M.N, dalam film ini banyak hikmah dan pembelajaran yang dapat peneliti ambil yaitu tentang kebesaran hati seorang istri shalihah yang mampu menginspirasi banyak wanita di Indonesia karena berani ikhlas di poligami dengan suaminya. Fisha adalah Seorang istri shalihah yang penuh dengan perjuangan dalam menjalani kehidupan rumah tangganya walaupun ditimpa ujian berkali-kali. Yaitu mengalami keguguran dua kali dan divonis oleh dokter terkena kanker stadium akhir membuat Fisha sangat kuat dan selalu sabar mengahadapi kehidupan. Dalam al-Qur‟an dinyatakan bahwa istri shalihah adalah seseorang yang dapat taat dan dapat memelihara diri mereka ketika jauh dari suaminya, sebagaimanaa dijelaskan dalam surah An-Nisa ayat 34:
َّ َب بِ َما َحفِظ ٌ َاث َحافِظ ٌ َاث قَاوِت ُ ……فَالصَّالِ َح. ٣٤ …….ُّللا ِ اث لِ ْل َغ ْي
4
Di akses hari rabu, 16 Maret 2016 pukul 15.15 WIB dari akun resmi badan perfilman Indonesia www.twitter.com//@BadanPerfilman
5 Artinya: “Wanita (istri) shalihah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah memelihara mereka” (An-Nisa: 34).5 Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan di antara sifat wanita shalihah adalah taat kepada Allah dan kepada suaminya dalam perkara yang ma„ruf lagi memelihara dirinya ketika suaminya tidak berada di sampingnya.
صلَّى ّللاُ َعلَي ًِ َو َسلَّ َم َ ُِىل ّللا َ ض َي ّللاُ َع ْىهُ َمااَ َّن َرس َ َع ْه َع ْب ِدّللاِ ب ِْه ال َعا ِم ِ رر ُ اَل ُّدويَا َمتَا: قَ َل )(ر َوايُ ُمسلِ ُم َ ُع َو َخ ْي ُر َمتَا ِعهَااَل َمرأَةُالصَّا ِل َحت Artinya: “Dari Abdullah bin Amar RA bahwasannya Rasulullah SAW. Bersabda: perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan itu adalah wanita shalihah” (HR. Muslim).6 Dengan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tanda-tanda komunikasi yang tersirat di dalamnya dan makna simbolis mengenai makna perjuangan menjadi istri shalihah dari seorang perempuan yang bernama Fisha dan disampaikan dalam film Air Mata Surga. Dari apa yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti bermaksud untuk menyusun skripsi dengan judul yaitu “Analisis Semiotik Makna Perjuangan Menjadi Istri Shalihah Dalam Film Air Mata Surga”. B. Pembatasan Dan Rumusan Masalah Agar penelitian ini lebih fokus, maka penulis membatasi pengambilan pada potongan adegan-adegan dan teks dalam film Air Mata Surga, hanya yang dianggap memiliki makna dari tanda atau simbol yang menggambarkan makna perjuangan. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika model Roland Barthes yang dilihat dari makna denotasi, Makna konotasi dan Makna mitos.
5
Al-Quran, Surah An-nisa (ayat 34) Solahudin Agus, Ulumul Hadits, (Bandung : Pustaka Setia 2010)
6
6
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pesan Islam dalam film Air Mata Surga? 2. Apa makna denotasi, konotasi, dan mitos yang mempresentasikan makna perjuangan menjadi istri shalihah dalam film Air Mata Surga? C. Tujuan dan manfaat penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pemikiran dan permasalahan di atas, maka tujuan penelitiannya adalah: a. Untuk menganalisis dan mempresentasikan pesan Islam dalam film Air Mata Surga. b. Untuk menemukan dan menganalisis makna denotasi, konotasi dan mitos yang mempresentasikan makna perjuangan dari Seorang istri yang bernama Fisha dalam film Air Mata Surga. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini secara teoritis semoga dapat menambah wawasan keilmuan. a. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif kepada khalayak umum dan pengembangan ilmu komunikasi, khususnya dalam kajian semiotik dalam film yang menggunakan model Roland Barthes. b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi praktisi perfilman terutama untuk memberikan rujukan bagaimana membuat
7
film yang sarat muatan makna dan memberikan pencerahan. Sedangkan untuk praktisi komunikasi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran yang ideal tentang bagaimana membaca makna yang terkandung dalam suatu produk media massa, melalui pendekatan semiotik. D. Metodelogi Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Bog dan Taylor mendefenisikan metodelogi sebagai mekanisme penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata, baik itu tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati oleh peneliti.7 Dalam penerapannya, pendekatan kualitatif menggunakan metode pengumpulan data berupa data sekunder dan data primer, selain itu metode analisisnya bersifat nonkuantitatif, seperti penggunaan wawancara via email, wawancara face to face secara langsung dengan narasumber atau lewat media online lainnya secara mendalam dan pengalaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis deskriptif, yaitu analisis yang berdasarkan kepada data-data yang didapati melalui survei. Dimana penulis mengumpulkan semua data berdasarkan fakta yang ada di lapangan dan menemui langsung narasumber terkait dengan penelitian ini, Kemudian penulis menggunakan model Roland Barthes yang melihat bahwa di dalam film Air Mata Surga terdapat makna denotasi, makna kontotasi dan makna mitos. 7
Drs.Jalaluddin Rakhma, M.Sc.,, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remadja Karya 1985), h.37.
8
2. Teknik Pengumpulan Data a. Dokumentasi Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data-data dan dokumen maupun literatur yang mendukung penelitian. Data-data yang dikumpulkan dalam teknik ini terbagi dua, yaitu: 1) Data Primer Studi
dokumentasi
yang
dilakukan
penulis
dengan
melakukan pengamatan dari beberapa scene film Air Mata Surga yang mengandung makna perjuangan menjadi istri shalihah. Beberapa scene itu diambil dari Kaset DVD film Air Mata Surga yang diamati sebagai data primer. 2) Data Sekunder Selain pengumpulan data primer, penulis juga melakukan pencarian melalui sumber-sumber tertulis untuk memperoleh informasi mengenai objek penelitian ini sebagai data sekunder, mengkaji berbagai literatur yang sesuai dengan materi penelitian melalui buku, artikel, dan internet. b. Wawancara Wawancara adalah percakapan langsung atau pribadi yang dilakukan seseorang terhadap narasumber yang dituju dengan maksud tertentu.8 Didalam skripsi ini penulis melakukan proses percakapan langsung (face to face) dengan sutradara dan asisten sutradara film Air Mata Surga yaitu Reni Nur Cahyo Hestu Saputro 8
Imam Gunawan, S.Pd.,M.pd (Jakarta : Metode Penelitian Kualitatif-Teori dan Praktik.PT Bumi Aksara.2013) h.160.
9
dan Dona Roy Sandra untuk mengklarifikasi tentang film Air Mata Surga. Metode ini bertujuan untuk memperoleh lebih dalam lagi berupa bentuk-bentuk informasi tertentu dari semua responden, tetapi susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan ciri-ciri setiap responden dan mencatat jawaban-jawaban dan untuk menggali keterangan-keterangan lebih lanjut dan lebih jelas.9 E. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah film Air Mata Surga dan objek penelitiannya adalah pesan dalam film yang mengandung makna Denotasi, Konotasi dan Mitos. Peneliti menggunakan metode kualitatif untuk menghasilkan dan mengolah data yang bersifat deskriptif. Sumber data yang didapat oleh peneliti dari tinjauan pustaka dan sutradara dan asissten sutradara Film Air Mata Surga yaitu Reni Nur Cahyo Hestu Saputrodan Dona Roy Sandra untuk memperkuat Penelitian Skripsi ini. F. Teknik Analisis Data Penulis menggunakan metode semiotika dengan tokoh Roland Barthes untuk teknis analisis datanya. Roland Barthes menggambarkan kekuatan penggunaan semiotika untuk membongkar struktur makna yang tersembunyi dalam gambar film, pertunjukan dan konsep-konsep umum. Dimana teknik analisisnya dibagi menjadi tiga bagian yaitu Makna Denotasi yang menghasilkan makna yang eksplisit, langsung dan pasti, Makna Konotasi yang menghasilkan makna tidak eksplisit, tidak langusng dan tidak pasti dan Makna Mitos yang menghasilkan ideologi, Analisis ini 9
Imam Gunawan, S.Pd, M.Pd (Jakarta: Metode Penelitian Kualitatif-Teori dan Praktik.PT Bumi Aksara.2013) h.160.
10
bertujuan untuk melihat bagaimana serangkaian signifier (penanda) dan Signified (petanda), (2) Form (Bentuk) dan Content (isi). Barthes juga mengembangkan sebuah model relasi antara apa yang disebut sistem, yaitu pembendaharaan tanda (kata, visual, gambar, benda) dan sintagma, yaitu cara pengkombinasian tanda berdasarkan aturan main tertentu.10 Dalam penelitian ini, semiotika Roland Barthes dipilih untuk menganalisa makna dibalik tanda-tanda yang tersaji dalam scene film Air Mata Surga karya Reni Nur Cahyo Hestu Saputro. G. Tinjauan Pustaka Setelah peneliti melihat pada Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi peneliti mendapati ada 5 judul skripsi yang senada dengan judul yang dibahas. Diantaranya yaitu: 1. “Analisis Semiotik Terhadap Makna Jihad Dalam Film Zero Dark Thirty”, oleh Rulli Chandra Syafrul tahun 2014 Nim: 109051000150 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Dalam skripsi ini peneliti menggunakan model Roland, Model ChristianbMetz dan Model Steve Campsall dan dalam penelitian ini penulis tidak menggunakan metode wawancara. Peneliti menganalisis tentang jihad dalam jaringan komunikasi antar teroris dan agen CIA, pemilihan scene dalam penelitian ini terfokus pada penyiksaan kepada teroris. Dan juga ditemukan simbol pada scene ini, yaitu kekerasan demi kekerasan yang dilakukan Agen CIA terhadap teroris. Sedangkan 10
Yasraf Amir Piliang, Semiotika dan Hipersemiotika: Kode, Gaya dan Matinya Makna, (Yogyakarta: Jalasutra, 2003) h. 303.
11
dalam penelitian saya hanya menggunakan model Roland Barthes dan Menggunakan metode wawancara untuk memperkuat data-data. 2. “Analisis Semiotik Representasi Nasionalisme K.H. Hasyim Asy‟ari Dalam Film Sang Kiai”, oleh Muhammad Reza Rijalul Umam tahun 2015, Nim: 108051100012. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam skripsi ini peneliti menggunakan model Roland Barthes dan penelitian ini menjelaskan peran tentang kiai dalam era perjuangan bangsa. Di lihat dari kiai Ahmad Dahlan dan kiai Hasyim Asy‟ari yang sama-sama kuat memegang prinsip dan keyakinan, sedangkan subjek yang saya ambil adalah film air mata surga dan menjelaskan tentang perjuangan istri shalihah yang memiliki kebesaran hati dan rela berkorban untuk orang yang ia sayangi. 3. “Analisis Semiotika film Nasionalisme pada film Hope”, oleh Jeffri Kaharsyah tahun 2014, Nim: 109051100041. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini meggunakan makna nasionalisme. Dalam skripsi ini menggunakan model Roland Barthes, Skripsi ini menjelaskan edukasi tentang nasionalisme bagi para pemuda, dan salah satu media yang cukup akrab bagi mereka adalah film. Sedangkan dalam penelitian menggunakan makna istri shalihah. 4. “Analisis Semiotik Makna Kesalehan Sosial Tokoh Zainuddin Dalam Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”, oleh Indah Nurjanah tahun 2014, Nim: 1110051000098. Dalam skripsi ini menggunakan
12
model Roland Barthes, namun dikaitkan dengan komponen dan elemen teknik semiotika Steve Campsall yang menjelaskan unsurunsur sinematografi dalam adegan-adegan yang diteliti, Skripsi ini menjelaskan tentang makna kesalehan individual terdapat pada kegigihan tokoh Zainuddin yang diperankan oleh Herjunot Ali dalam menuntut ilmu agama dan diiringi dengan kesalehan sosial tokoh Zainuddin yaitu sikap ta‟awun dan amanah pada dirinya terhadap Hayati dan Aziz. Sedangkan penelitian saya menggunakan makna perjuangan menjadi istri shalihah. 5. “Analisis Semiotik Makna Mimpi Dalam Film 12 Menit”, oleh Zahrotunnisa tahun 2014, Nim: 1110051000146. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.dalam penelitian ini menjelaskan makna mimpi dan menggunakan model semiotika Roland Barthes. Skripsi ini berisi tentang perjuangan sekelompok tim marching band yang ada di pelosok Negeri, yang mempunyai mimpi yang sangat besar, untuk menjadi juara GPMB, yaitu perhelatan akbar untuk unit-unit marching band se-Indonesia. Sedangkan penulis menggunakan subjek yang berbeda dalam film yaitu film Air Mata Surga yang mengandung makna perjuangan menjadi istri shalihah. Lima skripsi di atas adalah penelitian terhadap film dengan menggunakan metode semiotika. yang digunakan sebagai alat komunikasi sebagai media penyampai informasi kepada massa. Akan tetapi, belum ada judul skripsi yang membahas tentang Analisis Semiotika Makna Perjuangan Menjadi Istri Shalihah Dalam Film Air
13
Mata Surga. Hal tersebut bisa dikatakan sesuai untuk dijadikan perbandingan dalam penelitian ini. Adapun
pisau
analisis
dalam
penulisan
skripsi
ini
menggunakan model Roland Barthes di lihat dari segi makna denotasi, makna konotasi dan makna mitos. Namun dalam penulisan skripsi ini ada empat skripsi yang menggunakan model yang sama yaitu model Roland Barthes, dan yang satu skripsi menggunakan tiga model, yaitu model Roland Barthes, model ChristianbMetz dan model Steve Campsall. H. Sistematika Penulisan Agar Penelitian ini menjadi mudah dalam proses penulisannya, maka penelitian ini ditulis dengan mengacu pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UIN (Skripsi, Tesis, ceQda dan Disertasi 2007) karya Hamid Nasuhi, dkk. Dengan rincian sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Bab ini membahas latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka serta sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori Tentang Semiotika Film Dan Wanita Shalihah Bab ini membahas pengertian semiotika, elemen-elemen dasar semiotika, teori semiotika menurut Roland Barthes, definisi film, unsur-unsur dan pembentuk film, struktur-struktur sebuah film, jenisjenis film, pengertian wanita shalihah, pandangan Islam terhadap wanita shalihah.
sifat wanita shalihah,
14
BAB III Gambaran Umum Film Air Mata Surga Bab ini menggambarkan latar belakang pembuatan film Air Mata Surga, sinopsis film Air Mata Surga, Profil Sutradara film Air Mata Surga, profil Tujuh Bintang Sinema, profil tim produksi Air Mata Surga, profil pemain film Air Mata Surga, dan Keunggulan film Air Mata Surga. BAB IV Temuan Dan Hasil Penelitian Analisis Semiotik Film Air Mata Surga Bab ini membahas hasil penelitian analisis semiotika dan penjabaran temuan adegan yang diteliti, menemukan pesan Islam yang terdapat dalam film Air Mata Surga Dan menemukan makna denotasi, konotasi, dan mitos yang terdapat dalam beberapa adegan yang mengandung makna perjuangan menjadi istri shalihah dalam film Air Mata Surga. BAB V Kesimpulan Dan Saran Bab ini membahas Kesimpulan dan Saran
BAB II LANDASAN TEORI
A. Ruang Lingkup Tentang Semiotika 1. Pengertian Semiotika Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Semiotika merupakan ilmu teori tentang lambang dan tanda, dimana di dalam sebuah tanda terdapat bahasa, lalu lintas, kode Morse dan sebagainya.1 Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai suatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Tanda pada awalnya dimaknai sebagai suatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Secara terminologis, semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.2 Secara sederhana Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda. Tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif. Ia mampu menggantikan sesuatu yang lain yang dapat dipikirkan atau dibayangkan cabang ilmu semula berkembang dalam bidang bahasa, kemudian dikembangkan pula dalam bidang seni rupa dan desain komunikasi visual.3
1
Diakses pada hari kamis/ 19 Mei 2016, pukul 00.44, pada akun http://kbbi.top/artikata/semiotika 2 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media 2013) h.7. 3 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: JALASUTRA 2013) h.26.
15
16
Makna
dalam
semiotika
adalah
sebagai
bentuk
yang
mempresentasikan lambang dan simbol dengan menghasilkan effect yang diharapkan. Analisis semiotika memang merupakan sebuah ikhtiar untuk merasakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang perlu dipertanyakan lebih lanjut ketika membaca teks atau narasi atau wacana tertentu. Analisis bersifat paradigmatik dalam arti berupaya menemukan makna termasuk dari hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah teks.4 Maka ilmu semiotika yaitu upaya-upaya yang dilakukan untuk menemukan makna dibalik sebuah tampilan gambar baik karikatur, majalah, iklan, poster, dan film. Sebagai bagian dari ilmu sosial, semiotika komunikasi massa (media massa) lebih banyak memfokuskan kajiannya pada simbol. Menurut Van Zoest, metode analisis semiotik pada dasarnya lebih menekankan perhatian mengenai apa yang disebut lambang-lambang yang mengalami “retak teks”. Yang dimaksud retak teks adalah bagian (Kata, Istilah, kalimat, paragraf) dari teks yang ingin dipertanyakan lebih lanjut dicari tahu artinya atau maknanya.5 Semiotika sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial, memahami dunia sebagai suatu sistem hubungan yang memiliki unit dasar dengan tanda, simbol dan makna. Maka dari itu, semiotika mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda yang tersembunyi. Maka dari itu tanda dan simbol yang disajikan oleh sineas dalam membangun persepsi penonton dan nantinya akan ditangkap oleh penonton sebagai bahasa.
4
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media 2013) h.8. 5 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Analisis Wacana, Analisis Semiotika, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosdakarya 2006) h.121.
17
Bahasa inilah yang akan membentuk persepsi para penonton tentang tanda-tanda yang telah disajikan.6 Semiotik sebagai sebuah teori tentang tanda dan penandaan. Lebih jelasnya lagi, semiotik adalah suatu disiplin yang menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana sign „tanda-tanda‟ dan berdasarkan pada sign system (code), sistem kode.7 Bagi Peirce yang ahli filsafat dan logika, penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. Dalam pikirannya, logika sama dengan semiotika dan semiotika dapat diterapkan pada segala macam tanda8 Studi sistematis tentang tanda-tanda dikenal sebagai semiologi. Arti harfiahnya adalah “kata-kata mengenai tanda-tanda”, kata semi dalam semiologi berasal semion (bahasa latin), yang artinya „tanda‟. Semiologi telah dikembangkan untuk menganalisis tanda-tanda.9 Bidang kajian semiotik atau semiologi adalah mempelajari fungsi tanda dalam teks, yaitu bagaimana memahami sistem tanda yang ada dalam teks yang berperan membimbing pembacanya, agar biasa menangkap pesan yang terkandung di dalamnya. Dengan ungkapan lain dapat membacanya. Semiologi berperan melakukan intrograsi terhadap kode-kode yang terpasang oleh penulis agar pembaca bisa memasuki bilik-bilik makna
6
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media 2013) h.8. 7 Letche and Segers, Semiotika Komunikasi, (Jakarta: Jalasutra 2001-2004)h.10 8 Sumbo Tinarkubo, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra 2013) h.11-22. 9 Ferdinand de Saussure dikutip oleh Arthut Asa Berger dalam buku Pengantar Semiotika: Tanda-tanda dalam kebudayaan Kontemporer, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010), cet. 1, h.4
18
yang tersimpan dalam sebuah teks. Seorang pembaca ibarat pemburu harta yang bermodalkan peta, harus paham terhadap sandi dan tanda-tanda yang menunjukkan dimana makna-makna itu tersimpan dan kemudian dengan bimbingan tanda-tanda baca itu pintu makna dibuka.10 Dari berbagai tanda semiotika film, dikenal pula istilah mise en scene yang terkait dengan penempatan posisi dan pergerakan aktor pada set (blocking), serta sengaja dipersiapkan untuk menciptakan sebuah adegan (scene) dan sinematografi yang berkaitan dengan penempatan kamera, mise en scene berarti menempatkan sesuatu pada satu layar, unsur-unsurnya antara lain actor performance’s yang terdiri dari script adalah sebuah naskah yang berisi semua kalimat yang diucapkan oleh pemain film, dan movement yaitu semua hal dan berbagai tindakan yang dilakukan oleh pemain film. 11 Berikut ini adalah salah satu aspek framing yang terdapat dalam sinematografi, yakni jarak kamera terhadap objek (type of shot), yaitu: a. Extreme Long shot Extreme Long shot merupakan jarak kamera yang paling jauh dari obyeknya. Wujud fisik manusia nyaris tidak tampak. Teknik ini umumnya untuk menggambarkan sebuah obyek yang sangat jauh atau panorama yang luas. Teknik ini biasanya diambil untuk mendapatkan view yang bagus dan memberikan hasil yang sangat indah.
10
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h.11. David Bordwell and Kristin Thomson. Film and art: an introduction. (New York: Mc.Graw Hill.1993), h.45. 11
19
b. Long shot Pada Long shot tubuh fisik manusia telah tampak jelas namun latar belakang masih dominan. Long shot sering digunakan sebagai estabilising shot, yakni shot pembuka sebelum digunakan shot-shot yang berjarak lebih dekat. c. Medium Long shot Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke atas. Tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang. d. Medium shot Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas. Gestur serta ekspresi wajah mulai tampak. Sosok manusia mulai dominan dalam frame. e. Medium Close-up Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari dada keatas. Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi dominan. Adegan percakapan normal biasanya menggunakan jarak medium close-up. f. Close-up Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gestur yang mendetail. Close-up biasanya digunakan untuk adaegan dialog yang lebih intim. Close up juga memperlihatkan lebih mendetail sebuah benda atau obyek.
20
g. Extreme Close-up Extreme Close-up merupakan tipe shot untuk menampilkan detail obyek, misalnya mata, hidung, atau telinga. Melakukan pengambilan gambar dengan extreme close up perlu pertimbangan khusus, hal ini jarang sekali dilakukan apabila tidak ada alasan yang kuat. h. Zoom in zoom out Kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming dan zoom out yang ada dikamera.12 2. Elemen-elemen Dasar Semiotika Penggunaan metode semiotika dalam penelitian ini didasarkan pada pemahaman yang komprehensif mengenai elemen-elemen dasar semiotika. Elemen dasar dalam semiotika adalah tanda (penanda/petanda), aksis tanda (sintagma/sistem), tingkatan tanda (denotasi/konotasi), serta relasi tanda (metafora/metonim). a. Komponen Tanda Penggunaan semiotika sebagai „metode pembacaan‟ didalam berbagai
cabang
keilmuan
dimungkinkan,
oleh
karena
ada
kecenderungan untuk memandang berbagai wacana sosial, politik, ekonomi, budaya, seni dan desain sebagai fenomena bahasa. Berdasarkan pandangan semiotika, bila seluruh praktik sosial dapat dianggap sebagai fenomena bahasa, ia dapat pula dipandang sebagai “tanda”. Hal ini dimungkinkan karena luasnya pengertian “tanda” itu 12
Soulthon Fatana, Teknik pengambilan gambar sinematografi, Diakses Pada hari kamis, 19 Mei 2016 pukul 03.44 WIB, pada akun https://soulthonz.wordpress.com/2014/04/11/teknikpengambilan-gambar-sinematografi/
21
sendiri. Contoh seperti halnya selembar kertas yaitu bidang penanda (signifier) untuk menjelaskan „bentuk‟ atau „ekspresi‟ dan bidang petanda (signified), untuk menjelaskan „konsep‟ atau „makna‟.13 Berikut merupakan komponen yang ada pada tanda semiotika: 1) Tanda Tanda dalam semiotik merupakan bagian yang menandai sesuatu atau keadaan untuk menerangkan obyek kepada subyek. Tanda, dalam hal ini selalu menunjukkan kepada sesuatu yang bersifat nyata misalnya benda, kejadian, tulisan, bahasa, peristiwa dan bentuk-bentuk tanda lainnya. Sebagai contoh terjadinya peristiwa gunung meletus mungkin diawali dengan tanda-tanda yang menunjukkan akan terjadinya peristiwa tersebut misalnya keluarnya asap tebal diiringi lahar. Bentuk seperti tanda alamiah tersebut merupakan suatu bagian dari hubungan secara alamiah pula. Peristiwa gunung meletus diwali dengan tanda-tanda yang menandakan akan terjadinya peristiwa itu. Tanda-tanda alamiah berbeda dengan tanda-tanda yang dibuat oleh manusia. Tanda-tanda yang dibuat oleh manusia hanya akan merujuk pada sesuatu hal yang terbatas maknanya. Tulisan manusia misalnya, merupakan tanda yang maknanya terbatas pada hal-hal yang tertuang di dalamnya. Hal ini dapat pula ditunjukkan oleh binatang dengan bunyi (suara) sebagai penanda dari binatang tersebut. Tanda-tanda seperti itu selalu tetap dan tidak pernah 13
Tommy Christomy, Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya 2004), h.94.
22
berubah. Dengan demikian tanda bersifat statis, umum, lugas dan obyektif. 2) Lambang Lambang adalah sesuatu yang mengantarkan pemahaman si subyek kepada obyek. Suatu lambang biasanya selalu dikaitkan dengan tanda-tanda yang secara kultural, situasional, dan kondisional
mengacu
pada
pengertian
tertentu.
Lambang
kebanggaan negara berupa bendera. Warna pada bendera tersebut mempunyai makna sesuai dengan kultur, situasi, dan kondisi. Lambang bagi Peirce merupakan bagian dari tanda. Setiap lambang adalah tanda dan tidak setiap tanda itu sebagai lambang. Adakalanya tanda dapat menjadi lambang secara keseluruhan yaitu dalam bahasa. Sebagai sistem tanda yang arbiter, setiap tanda dalam bahasa merupakan lambang. Puisi sebagai karya dengan medium bahasa di dalamnya terdapat lambang yang berupa bunyi, baik vokal maupun konsonan yang menyiratkan makna tertentu. 3) Isyarat Isyarat merupakan hal atau keadaan yang diberikan oleh si subyek kepada obyek. Isyarat bersifat temporal karena subyek berbuat sesuatu untuk memberitahukan kepada obyek pada saat tertentu. Isyarat jika ditangguhkan akan menjadi tanda atau perlambang. Dalam puisi isyarat telah menjadi tanda atau perlambang. Hal itu terjadi karena puisi merupakan hasil reduksi isyarat pada
23
diri penulis yang dituangkan dalam bentuk tulisan pada waktu lain. Bagi Peirce tanda mempunyai dua tataran, yakni tataran kebahasaan dan tataran mitis. Tataran kebahasaan merupakan tanda yang acuan maknanya mantap. Karena itu, tataran ini petandanya sebagai makna lugas. Sedangkan tataran mitis penafsir harus menemukan makna yang terdapat di dalamnya karena pada tataran ini kata bermakna kias, majas, figuratif, subyektif, dan maknamakna sertaan lainnya.14 b. Aksi Tanda Di dalam konteks strukturalisme bahasa, tanda tidak dapat dilihat hanya secara individu, tetapi dalam relasi dan kombinasinya dengan tanda-tanda lainnya di dalam sebuah sistem. Analisis tanda berdasarkan sistem atau kombinasi yang lebih besar ini (kalimat, buku, kitab) melibatkan apa yang disebut aturan pengkombinasian (rule of combination), yang terdiri dari dua aksis, yaitu aksis paradigmatic (paradigmatic),
yaitu
pembendahraan
tanda
atau
kata
Cara
pengkombinasiaan tanda-tanda biasanya dilandasi oleh kode (code) tertentu yang berlaku di dalam sebuah komunitas bahasa. “Kode” adalah seperangkat aturan atau konvensi bersama yang didalamnya tanda-tanda dapat dikombinasikan sehingga memungkinkan pesan dikomunikasikan dari seseorang kepada orang lain. “Kode” menurut Umberto Eco, di dalam A Theory of Semiotics, adalah “aturan yang
14
Chaer, A. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, h.44.
24
menghasilkan tanda-tanda sebagai penampilan kongkretnya didalam hubungan komunikasi”.15 c. Tingkatan Tanda Cara pengkombinasian tanda serta aturan yang melandasinya memungkinkan untuk dihasilkannya makna sebuah teks. Oleh karena hubungan antara sebuah penanda dan petanda bukanlah terbentuk secara alamiah. Melainkan hubungan yang terbentuk berdasarkan konvensi. Maka sebuah penanda pada dasarnya membuka berbagai peluang petanda atau makna. d. Relasi Antar tanda Selain kombinasi tanda, analisis semiotika juga berupaya mengungkap interaksi di antara tanda-tanda. Meskipun bentuk interkasi di antara tanda-tanda ini sangat terbuka luas, tetapi ada dua bentuk interaksi utama yang dikenal, yaitu metafora (metaphor) dan metonimi (metonymy). “Metafora” adalah sebuah model interaksi tanda, yang didalamnya sebuah tanda dari sebuah sistem digunakan untuk menjelaskan makna untuk sebuah sistem yang lainnya. Misalnya penggunaan metafora „kepala batu‟ untuk menjelaskan seseorang yang tidak
15
mau
diubah
pikirannya.
Metafora
merupakan
sebuah
Tommy Christomy, Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya 2004), h.94.
25
kecenderungan yang kini banyak digunakan di dalam berbagai desain produk dan desain komunikasi visual.16 “Metonim” adalah interaksi tanda, yang didalamnya sebuah tanda diasosiasikan dengan tanda lain, yang didalamnya terdapat hubungan bagian (part) dengan keseluruhan (whole). Misalnya, tanda botol (bagian) untuk mewakili „pemabuk‟ (total). Untuk menjelaskan makna-makna secara tidak langsung. 3. Teori Semiotika Roland Barthes adalah salah seorang pakar ahli semiotika dari perancis yang membahas strukturalisme kepada semiotika teks dan mengembangkan dua tingkatan pertandaan (staggered systems), yang memungkinkan untuk dihasilkannya makna yang juga bertingkat-tingkat, yaitu tingkat denotasi (denotation) dan konotasi (connotation). Roland Barthes menggambarkan kekuatan penggunaan semiotika untuk membongkar struktur makna yang tersembunyi dalam gambar film, pertunjukan dan konsep-konsep umum. Secara historis tokoh yang lahir dan dibesarkan di sebelah Barat Daya Prancis ini sering disebut sebagai penerus dari teori Saussurean. Barthes mengembangkan sebuah model relasi antara apa yang disebut sistem, yaitu pembendaharaan tanda (kata, visual, gambar, benda) dan sintagma, yaitu cara pengkombinasian tanda berdasarkan aturan main tertentu.17 Selain itu Barthes pada tahun 1950-an menarik perhatian dengan telaahnya tentang media dan budaya pop menggunakan semiotika sebagai alat teoritisnya. Tujuan utamanya
16
Tommy Christomy, Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya 2004), h.95. 17 Yasraf Amir Piliang, Semiotika dan Hipersemiotika: Kode, Gaya dan Matinya Makna,(Yogyakarta: Jalasutra, 2003)h.303.
26
ialah mempelajari bagaimana media massa menciptakan atau mendaur ulang tanda untuk tujuannya sendiri. Seperti : (1) apa yang dimaksudkan atau dipresentasikan oleh sesuatu; (2) bagaimana makna itu digambarkan; dan (3) mengapa ia memiliki makna sebagaimana ia tampil.18 Penjelasnnya seperti berikut : a. “Denotasi” adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, atau antara tanda dan rujukannya pada realitas, yang menghasilkan makna yang eksplisit, langsung dan pasti. Makna denotasi (denotative meaning), dalam hal ini, adalah makna pada apa yang tampak. Misalnya, foto wajah Soeharto berarti wajah Soeharto yang sesungguhnya. Denotasi adalah tanda yang penandanya mempunyai tingkat konvensi atau kesepakatan yang tinggi.19 b. “Konotasi” adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, yang di dalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti (artinya terbuka terhadap berbagai kemungkinan). Ia menciptakan makna lapis kedua, yang terbentuk ketika penanda dikaitkan dengan berbagai aspek psikologis, seperti perasaan, emosi atau keyakinan. Misalnya, tanda bunga mengkonotasikan
„kasih
sayang‟
atau
tanda
tengkorak
mengkonotasikan „bahaya‟. Konotasi dapat menghasilkan makna lapis kedua yang bersifat implisit,tersembunyi, yang disebut makna konotatif (connotativ meaning). 20 18
Marcel Danesi, Semiotika Media, (Yogyakarta, Jalasutra : 2010), h.34-35. Tommy Christomy, Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya 2004), h.94. 20 Tommy Christomy, Semiotika Budaya, h.94. 19
27 c. “Mitos” dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi,
yang
disebut
dengan
“mitos”
dan
berfungsi
untuk
mengungkapkan dan memberikan bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu. Jadi mitos adalah suatu tanda yang memiliki makna konotasi kemudian berkembang menjadi makna denotasi, maka makna denotasi tersebut akan menjadi mitos atau singkatnya mitos merupakan suatu kejadian yang terjadi berulang-ulang disuatu kelompok masyarakat sehingga diakui sebagai kebudayaan yang ada didalam masyarakat tersebut.21 Bagi Barthes, Faktor penting dalam konotasi adalah penandaan dalam tatanan pertama. Penanda tatanan pertama merupakan tanda konotasi. Lewat unsur verbal dan non verbal, diperoleh dua tingkatan makna, yakni makna denotativ yang didapat pada semiosis tingkat pertama dan makna konotatif yang didapat dari semiosis tingkat berikutnya. Pendekatan semiotik terletak pada tingkat kedua atau tingkat signified, makna pesan dapat dipahami secara utuh. Dalam pemahaman Barthes semiotika adalah pengkodean makna dan nilai-nilai sosial.22 Bagi Barthes, mitos adalah sistem semiologis urutan kedua atau metabahasa. Mitos adalah bahasa kedua yang berbicara tentang bahasa tingkat pertama (penanda dan petanda) yang membentuk makna denotatif menjadi penanda pada urutan kedua pada makna mitologis konotatif.23
21
Tommy Christomy, Semiotika Budaya, h.95. Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: JALASUTRA 2009), h.15. 23 Tommy Christomy, Semiotika Budaya, h.94-95. 22
28
Roland Barthes mengelompokkan kode-kode tersebut menjadi lima kisi-kisi kode hermeneutik, kode semantik, kode simbolik, kode narasi, dan kode kultural atau kode kebudayaan. Uraian kode-kode tersebut dijelaskan pradopo (1991-80-81) sebagai berikut : Kode hermeneutik, yaitu artikulasi pelbagai cara pertanyaan, teka-teki, respons, enigma, penangguhan jawaban, akhirnya menuju pada jawaban. Atau dengan kata lain, kode hermeneutik
berhubungan dengan teka-teki yang
timbul dalam sebuah wacana. Siapakah mereka? Apa yang terjadi? Halangan apakah yang muncul? Bagaimanakah tujuannya? Jawaban yang satu menunda jawaban lain? Kode semantik, yaitu kode yang mengandung konotasi pada level penanda. Misalnya konotasi femininitas dan maskulinitas. Atau dengan kata lain, kode semantik adalah tanda-tanda yang ditata sehingga memberikan suatu konotasi maskulin, feminin, kebangsaan, kesukuan, atau loyalitas. Kode Simbolik, yaitu kode yang berkaitan dengan psikoanalisis, antithesis, kemenduaan, pertentangan dua unsur, atau skizofrenia. Kode Narasi atau proairetik yaitu kode yang mengandung cerita, urutan, narasi, atau antinarasi. Kode kebudayaan atau kultural, yaitu suara-suara yang bersifat kolektif, anonim, bawah sadar, mitos, kebijaksanaan, pengetahuan, sejarah, moral, psikologi, sastra, seni, dan legenda.24
24
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, h.18.
29
Tabel 1.2 Peta Roland Barthes 1. Signifer (Penanda)
2. Signifer (Petanda)
3. Denotative Sign (Tanda Denotatif ) 4. Conotative
Signifer (Penanda
5. Conotative Signified (Petanda
Konotatif)
Konotatif)
6. Conotative Sign (Tanda Konotatif)
Dari peta Barthes di atas penulis menambahkan makna mitos dalam penjabaran melalui teks, bahwa mitos muncul ketika tanda denotatif dan tanda konotatif bertemu lalu akan menajadi mitos apabila keduanya saling bersinambungan. Dengan kata lain, hal tersebut merupakan unsur material: hanya jika anda mengenal tanda singa, barulah konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin. Jadi dalam konsep Barthes, terdapat tanda konotatif yang bukan hanya sekedar memiliki makna tambahan, namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya. Pada dasarnya, ada perbedaan antara denotasi dan konotasi dalam pengertiannya secara umum denotasi dan konotasi yang dimengerti oleh Barthes. Dalam pengertian umum, denotasi biasanya dimengerti sebagai makna yang pasti, dalam arti makna yang “sesungguhnya”. Denotasi juga biasanya lebih mengacu pada penggunaan bahasa dengan arti yang sesuai dengan apa yang terucap. Dalam hal ini denotasi
30
merupakan sebuah sistem yang tingkat pertama, sementara konotasi berada pada tingkat kedua.25 Berdasarkan penjelasan diatas, semiotik Roland Barthes bertumpu pada tiga hal yaitu: denotasi, konotasi dan mitos. Makna denotasi adalah makna paling nyata dari tanda yang memiliki arti sebenarnya dari tanda yang terlihat, dengan kata lain denotasi merupakan kata yang tidak mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan yang terdapat dalam potongan gambar-gambar di film Air Mata Surga. Sedangkan Konotatif dikatakan sebagai secondary sign (signifikasi tingkat kedua. Konsep konotasi inilah yang menjadi kunci penting model semiotik Roland Barthes.26 Konotasi dipakai untuk menjelaskan salah satu dari tiga cara kerja tanda dalam tatanan pertandaan kedua.27 Tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya. Sesungguhnya, inilah sumbangan Barthes yang sangat berarti bagi penyempurnaan semiologi Saussure, yang berhenti pada penanadaan dan tataran denotatif.28 Dengan kata lain makna konotasi adalah bagaimana cara menggambarkannya.29 Spradley mengatakan makna konotasi meliputi semua signifikasi sugestif dari simbol yang lebih dari pada arti referensialnya. Sedangkan menurut Piliang makna denotasi meliputi aspek makna yang berkaitan
25
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h.69. Wibowo, Semiotika Komunikasi, h. 21. 27 Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, h. 15. 28 Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 69. 29 John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi (Depok: Raja Grafindo Persada, 2014), Edisi ketiga, Cet-3, h. 141. 26
31
dengan perasaan dan emosi serta nilai-nilai kebudayaan dan ideologi. Contohnya wajah orang yang tersenyum dapat diartikan sebagai suatu keramahan, kebahagiaan. Tetapi tersenyum bisa saja diartikan sebagai penghinaan terhadap seseorang.30 Pada makna konotasi ini peneliti membuat interpretasi dari makna denotasi yang didasarkan pada rumusan masalah yang dibuat oleh peneliti, sehingga konotasinya akan menggambarkan makna perjuangan menjadi istri shalihah yang terlihat dalam film Air Mata Surga. Barthes menjelaskan cara yang kedua dalam cara kerja tanda di tataran kedua adalah melalui mitos.31 Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam.32 Mitos berasal dari bahasa Yunani mythos “kata” “ujaran”, “kisah tentang dewa-dewa”.33 Mitos menurut Barthes merupakan perkembangan dari konotasi.34 Dimana mitos masa kini, membicarakan sejumlah fenomena yang dianggap penting karena posisinya strategis dalam kebudayaan masa kini35 Mitos yang sudah tepat, maka ia menjadi ideologi.36 Jadi mitos adalah suatu kejadian yang terjadi berulang-ulang di masyarakat sehingga diakui sebagai kebudayaan yang ada di dalam masyarakat.
30
Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual (Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h. 20. Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi, Edisi ketiga, Cet-3, h. 143. 32 Wibowo, Semiotika Komunikasi, h. 22. 33 Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna (Yogyakarta: Jalasutra, 2012), h.167. 34 Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, h.78. 35 Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, h.120. 36 Primi Rohimi, Mitos Perempuan dalam Pesantren Analisis Semiotik Film “Perempuan berkalung Surban”, (Palastren, Vol 2 No 1, juli 2009). h. 126. 31
32
B. Ruang Lingkup Tentang Film 1. Definisi Film Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian film secara fisik adalah selaput tipis yang terbuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dipotret) atau tempat gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop). Sedangkan melalui kesepakatan sosial istilah film dapat diartikan sebagai lakon (cerita) gambar hidup atau segala sesuatu yang berkaitan dengan gambar hidup.37 Film adalah potret dari masyarakat dimana film itu dibuat. Film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan kemudian memproyeksikannya keatas layar. Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie. Film secara kolektif sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematic atau gerak. Film juga sebenernya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa dikenal di dunia para sineas sebagai seloloid. Pengertian secara harfiah, film (sinema) adalah cinemathographie yang berasal dari cinema dan tho artinya phytos (cahaya), graphi atau graph (tulisan atau gambar atau citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa disebut dengan kamera.38 Film mempunyai karakteristik tersendiri yakni menggunakan layar lebar, pengambilan gambar karena menggunakan layar lebar, maka memungkinkan pengambilan gambar jarak jauh atau long shot bahkan 37
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai pustaka,2007),h.316 38 Heru Effendy, Mari Membuat Film, (Yogyakarta: Panduan, 2006), h.20.
33
extreme long shot, konsentrasi penuh dan identifikasi psikologi yang mana saat menonton pikiran dan perasaan kita larut dalam alur cerita yang disuguhkan.39 Topik dari film menjadi sangat pokok dalam semiotika media karena di dalam genre film terdapat sistem signifikasi yang ditanggapi orang-orang masa kini dan melalui film mereka mencari rekreasi, inspirasi, dan wawasan.40 Film merupakan salah satu media massa yang berbentuk audio visual dan sifatnya sangat kompleks. Film dapat menjadi sebuah karya estetika sekaligus sebagai alat informasi yang bisa menjadi alat penghibur, alat propaganda, dan juga alat politik. Film juga dapat menjadi sarana rekreasi dan edukasi. Di sisi lain film merupakan media penyebarluasan nilai-nilai kebudayaan baru. Menurut Antonio Gramsci, media (film) dipandang sebagai ruang di mana berbagai ideologi dipresentasikan. Hal ini berarti di satu sisi media dapat digunakan sebagai alat penyebaran ideologi penguasa, alat legitimasi dan alat pengontrol wacana publik. Namun, di sisi lainnya media dapat digunakan sebagai alat resistensi terhadap kekuasaan karena dapat menjadi alat untuk membangun kultur dan ideologi.41 Dalam film juga menampilkan pertunjukan yang ditayangkan melalui media-media layar lebar taupun layar kaca. Film sebagai sebuah
39
Elvinaro, Ardianto, Dkk, Komunikasi Massa, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 145-147. 40 Marcel Danesi, Semiotika Media, (YOGYAKARTA: JALA SUTRA, 2010), h.134. 41 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing (Bandung: PT. Rosdakarya 2001), h.30.
34
produk, agar berkualitas harus memperhatikan unsur-unsur pokok film sebagai berikut:42 a. Penulis Skenario. b. Sutradara. c. Aktor/Aktris. d. Juru Kamera. e. Penyuntingan (Editing). f. Penata Artistik dan g. Produser 2. Unsur-unsur dan Pembentuk Film a. Tittle adalah judul. b. Crident title, meliputi: produser, karyawan, artis (pemain) dll. c. Tema Film, adalah sebuah inti cerita yang terdapat dalam sebuah film. d. Intrik, yaitu Usaha pemeranan oleh pemain dalam menceritakan adegan yang telah disiapkan dalam naskah untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh sutradara. e. Klimaks, yaitu puncak dari inti cerita yang disampaikan klimaks bisa berbentuk konflik atau benturan antar kepentingan para pemain. f. Plot, adalah alur cerita. Alur cerita terbagi dalam dua bagian yang pertama adalah alur maju dan kedua adalah alur mundur. Alur maju adalah cerita yang disampaikan pada masa sekarang atau massa yang akan datang, sedangkan alur mundur adalah cerita yang mengisahkan tentang kejadian yang telah lampau. 42
Fikri Reza, Jurnal Ilmu Komunikasi Semiotika, (Jakarta: Universitas Bunda Mulia, 2007),
h.37.
35
g. Suspen atau keterangan, masalah yang masih terkatung-katung. h. Million Setting, yaitu latar kejadian dalam sebuah film. Latar ini bisa berbentuk waktu, tempat, perlengkapan, aksesoris, ataupun fashion yang disesuaikan. i.
Sinopsis, adalah gambaran cerita yang disampaikan dalam sebuah film,
j. Trailer, yaitu bagian film yang menarik k. Character, yaitu karakteristik dari para pemain/pelaku dalam sebuah film.43 l. Suara, yaitu segala sesuatu yang terdapat dalam film yang mampu tertangkap
oleh
indera
pendengaran
manusia.
Dalam
perkembangannya efek dalam suara memiliki peran dan arti yang penting dalam membangun emosi para penonton saat menyaksikan sebuah tayangan film. 3. Struktur-struktur sebuah film a. Pembagian Cerita. b. Pembagian Adegan (Squence). c. Jenis pengambilan gambar (Shoot). d. Pemilihan adegan pembuka (Opening). e. Alur cerita dan continuity (Berkelanjutan). f. Intrique yang meliputi jealousy, Pengkhiatan, rahasia bocor, tipu muslihat, dll. g. Anti Klimaks, yaitu penyelesaian masalah. Anti klimaks ini terjadi setelah klimaks. 43
Aep Kusnawan, dkk., Komunikasi dan Penyiaran Islam (Bandung: Benang Merah Press, 2004), h. 95.
36
h. Ending atau penutup, Ending dalam film bisa bermacam-macam, apakah happy ending (cerita diakhiri dengan kebahagiaan) ataupun sad ending (Diakhiri dengan penderitaan).44 4. Jenis-jenis film Dalam jenis film, kita dapat mengetahui bahwa jenis film adalah sebuah cerita yang beragam, mengandung pesan dan memiliki alur cerita yang berbeda-beda. Sehubungan dalam ukuran, film dibedakan pula menurut sifatnya yang umumnya terdiri dari jenis-jenis sebagai berikut: a. Film Cerita (Story Film) Film cerita adalah jelas film yang mengandung suatu cerita, yaitu yang lazim dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan para bintang filmnya yang tenar. Film jenis cerita juga menyajikan kepada publik sebuah cerita sebagai cerita harus mengandung unsurunsur yang dapat menyentuh rasa manusia. Film jenis ini didistribusikan sebagai barang dagangan dan diperuntukkan semua publik dimana saja.45 Biasanya film cerita memiliki love story dan happy ending dalam proses alur skenario dan tempat. Film cerita juga mampu memberikan pesan yang amat penting bagi penontonnya. b. Film berita (Newsreel) Film berita atau newsreel adalah film mengenai fakta. Peristiwa yang benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada publik harus mengandung nilai berita (newsvalue). Sebenarnya, kalau dibandingkan dengan media lainnya seperti surat 44
Aep Kusnawan, dkk., Komunikasi Penyiaran Islam, h.103. Marcel Danesi, Semiotika Media, h.211.
45
37 kabar dan radio sifat “newsfact” nya film berita tidak ada. Sebab sesuatu berita harus aktual. Ini disebabkan proses pembuatannya dan penyajiannya kepada publik yang memerlukan waktu yang cukup lama.46 Di dalam film berita sesuai dengan fakta yang sudah terjadi dilapangan sehingga dalam penayangannya tidak terlalu banyak memunculkan adegan arbiter. c. Film Dokumenter Film dokumenter adalah film yang menampilkan imajinasi dan kreatisfitas yang tinggi, karena film dokumenter dibuat melalui pemikiran dan perencanaan yang matang. Didalam film dokumenter juga menampilkan fakta dan peristiwa yang memiliki daya tarik untuk dijual kepada publik.47 Dan Dokumenter sering kali diambil tanpa skrip dan jarang sekali ditampilkan dibioskop yang menampilkan filmfilm fitur, akan tetapi, film jenis ini sering tampil di televisi. Dokumenter dapat diambil pada lokasi pengambilan apa adanya, atau disusun secara sederhana dari bahan-bahan yang sudah diarsipkan.48 Selain itu film dokumenter bisa dibuat dan direkam dimana saja dan kapanpun oleh seseorang. Karena pembuatan filmnya tidak terlalu dibatasi oleh waktu dan ruang yang sempit. d. Film Kartun Film kartun adalah seni lukis yang menggambarkan tokohtokoh kartun baru yang diputar dalam proyektor film dan bisa
46
Marcel Danesi, Semiotika Media, h.212. Prof Onong Uchjana Effendy.,M.A., Ilmu Teori dan filsafat komunikasi, (Bandung, PT.CITRA ADITYA BAKTI : 2003), h.213. 48 Marcel Danesi, Semiotika Media, h.134. 47
38
menimbulkan hal yang menarik, lucu dan dapat ditonton oleh semua kalangan. Selain itu banyak pula yang menjadikannya majalah cerita bergambar atau buku untuk keperluan anak-anak. Tidak sedikit pula yang menimbulkan gagasan untuk menciptakan atau menghidupkan gambar-gambar yang mereka lukis dan si tokoh dalam film kartun dapat dibuat menjadi ajaib, dapat terbang, menghilang, menjadi besar, menjadi kecil secara tiba-tiba. Dan lain-lain.49 Film kartun mempunyai ciri khas tersendiri, karena didalam film kartun biasanya sudah ada karakter dari tokohnya dan memiliki kelebihan masing-masing dalam memerankan tokoh tersebut, seperti film Doraemon dan Spongebob The Movie. Kedua film tersebut menampilkan sosok karakter yang berbeda dalam sebuah film. Akan tetapi kedua film tersebut samasama memiliki fungsi untuk hiburan. e. Film Animasi Film animasi adalah film yang menciptakan ilusi gerakan dari serangkaian gambaran benda dua atau tiga dimensi. Penciptaan tradisional dari animasi gambar-bergerak selalu diawali hamper bersamaan dengan penyusunan storyboard, yaitu serangkaian sketsa yang menggambarkan bagian penting dari cerita. Sketsa tambahan dipersiapkan kemudian untuk memberikan ilustrasi latar belakang, dekorasi serta tampilan dan karakter tokohnya. Pada masa kini, hampir semua (jika tidak semuannya) film animasi dibuat secara digital dengan komputer.50 Dalam membuat film animasi memerlukan daya 49
Marcel Danesi, Semiotika Media, h.216. Marcel Danesi, Semiotika Media, h.134-135.
50
39
kreatif imajinasi yang tinggi, sebab dalam sebuah film animasi kita harus bisa mengembangkan karakter tokoh yang ingin kita tampilkan dalam film tersebut. Melalui dari gambar sketsa, suara dan editing. C. Wanita Shalihah Dalam Islam 1. Pengertian Wanita Shalihah Wanita Shalihah adalah wanita yang sederhana dan bertutur kata dengan lembut, tidak suka berlebihan membelanjakan harta suaminya, dan justru dia menjaganya agar suaminya tidak terdorong untuk memburu uang atau kekayaan dengan jalan yang tidak dibenarkan agama.51 Di mana dia akan merasa tenang padanya dari hiruk-pikuknya kehidupan dan dari cengkramannya.
Disisinya
dia
akan
mendapatkan
ketenteraman,
kebahagiaan, ketenangan dan kenikmatan yang tidak dapat dikalahkan oleh kenikmatan hidup lainnya.52 Dalam Al-Quran Surat An-Nur Ayat 31:
Artinya: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah 51
Isham bin Muhammad Asy-Syarif, Mutiara Kata Untuk Muslimah, (Jakarta, CV. PUSTAKA MANTIQ: 1995), h.75. 52 Dr.Muhammad Ali Al-Hasyimi. Jati Diri Muslim, (Jakarta: Daarul Basya‟ir AlIslamiyah 1999), h.75.
40
mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau puteraputera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” Pada ayat di atas penulis memberikan gambaran tentang wanita shalihah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya. Ia selalu taat kepada Allah dan Rasul Nya, Wanita shalihah yang selalu menjaga dirinya ketika tidak sedang bersama suaminya, menjaga auratnya dari semua orang yang ia temui dan beriman untuk menjalankan syariat islam dengan baik dan benar.
ِِلِ َح َِّدِ َث َناِحُ ي ُْوة َِ نِاَ ِبيِِْ َقا َِ ِ َح َّد َث:ل َِ ْنِ َي ِز ْي ِِدِ َقا ِِ للاِب ِِ ِْنِ َع ْب ِِد ِِ اَ ْخ ِبرْ َنام َُح َّم ِِدِب َ َو َذ َك َر ِث ُِ تِالحُ َبلِيِِْي َُح ِّد ِِ اع ْبدِالرَّ حْ َم َِ ْنِ َش ِركِِِأَ َّن ُِهِ َسم ِِ لِب َِ آخ َرأَ ْن َبِأ َِ َناِ َشرْ َح ِب ْي َ ِعِأَ َب َِِّلِأِن َِ للاُِ َعلَ ْي ِِهِ َو َسلَ َِمِ َقا ِ ِصلَى ِِ ِل َِ نِ َرس ُْو َِ َْنِ ْال َع ِاأ ِِ ْنِ ُع َم ُر ْوب ِِ للاِب ِِ َعنِِْ َع ْب ِد َ ِللا ِ)ال ُّد ْن َياِ ُكلَّ َهاِ َم َتاعِِ َو َخ ْي ُر َم َتاعُِِال ُّد ْن َياِ ْال َمرْ أَةُِِالصَّال َِحةِِ( َر َواهُِمُسْ لِم Artinya: “Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Abdillah bin Yazid berkata: “Telah bercerita kepada kami hawa yang menutur sanad hingga akhir dan bercerita kepada kami syarohbil bin syarik sesungguhnya beliau mendengar Abu Abdirrohman Al-Hubla berkata dari Abdulloh bin Amr bin il’a. sesungguhnya Rasullullah SAW bersabda: “sesungguhnya seluruh dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.” (H.R. Muslim) Wanita shalihah sangat memperhatikan kualitas kata-katanya. Tidak ada dalam sejarahnya seorang wanita shalihah centil, suka jingkrakjingkrak, dan menjerit-jerit saat mendapatkan kesenangan. Ia akan sangat
41
menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi. Dia sadar betul bahwa kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah).53 Wanita Shalihah memiliki kepribadian yang mampu menciptakan kebahagiaan, ketentraman, ketenangan dan keteguhan. Selain itu juga mampu menghindarkan berbagai kesulitan dan rintangan dalam hidup berumah tangga. Setiap ditimpa ujian dan cobaan ia selalu memiliki hati yang tabah, ikhlas dan sabar dan yang dilakukan wanita shalihah yaitu menunjukan rasa pedulinya bagi anak-anaknya, pencetak generasi-generasi yang tangguh dan melahirkan anak-anak yan pintar.54 Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam, telah menjelaskan dengan gamblang bahwa wanita shalihah yang benar-benar beriman meskipun dibenci suaminya, namun dia tetap memiliki akhlak mulia yang diridhai suaminya, oleh karena itu hendaklah kaum suami tidak melupakan sisi ini dan hanya memperlihatkan sisi-sisi yang dibenci saja.55 Wanita shalihah bersikap sebagai istri yang mukminah. Istri yang hatinya mengarah ke surga Tuhannya. Bukan hanya ke dunia semata. Dia mengatakan: “Saya tidak akan tidur hingga terselesaikan perselisihan diantara kita” sungguh baik budi pekertinya, ringan sikapnya dan tidak congkak, bila marah tidak lama segera kembali kepada fitrahnya yang baik. Yang demikian itulah sosok atau figur seorang istri yang
53
Dr.Muhammad Ali Al-Hasyimi. Jati Diri Muslim h.76. Muhammad Ali Al-Hasyimi. Jati Diri Muslim, h.82. 55 Muhammad Ali Al-Hasyimi. Jati Diri Muslim, h.81. 54
42
memperhatikan ketaatannya kepada suami dan mendahului untuk kembali berbaikan setelah terjadi perselihan.56 2. Sifat Wanita Shalihah a. Patuh dan taat kepada suaminya, “Laki-laki adalah pemimpin atas perempuan-perempuan karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan dengan sebab sesuatu yang telah mereka (laki-laki) nafkahkan dari hartahartanya. Maka wanita yang shalihah ialah yang taat lagi memelihara diri balik di depan maupun belakang suaminya sebagaimana Allah SWT telah memelihara dirinya.” b. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya, selalu menjaga hubungan baiknya dengan suaminya. Istriistri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. c. Melayani suaminya dengan
penuh kesabaran dan kekuatan
(berkhidmat kepada suami), seperti yang dilakukan Asma‟ binti Abi Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu „Anhuma yang berkhidmat kepada azZubair bin Awwam Radhiallahu „anhu, suaminya. d. Menjaga rahasia-rahasia suami, baik dari orang luar atau didalam keluarga sekalipun, karena istri yang amanah tidak akan berbuat tidak sopan dengan menceritakan rahasia suaminya pada semua orang. e. Memberikan penampilan yang menarik, cantik tetapi tetap rendah hati dan sederhana tutur katanya didepan suaminya bahkan didepan orang 56
M. Qodirun Nur, Mutiara Kata Untuk Muslimah,(CV.PUSTAKA MANTIQ : Jakarta 1995), h.68.
43
lain.
“Maukah
aku
beritakan
kepadamu
tentang
sebaik-baik
perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. f. Menjaga diri Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta’ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya.” g. Selalu dapat mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, selalu menjadi istri yang menerima jika suaminya mempunya rezeki banyak ataupun sedikit. h. Bersifat Amanah. “Ada tiga macam keberuntungan (bagi seorang lelaki) Pertama, mempunyai istri yang shalihah, kalau kamu lihat melegakan dan kalau kamu tinggal pergi ia amanah serta menjaga kehormatan dirinya dan hartamu”.57 i. Selalu Mendampingi Suami dan Membantu Pikirannya, diantara sunatullah yang berjalan dalam kehidupan ini adalah kerjasamanya pria dan wanita dalam membangun dunia dan menjalankan segala urusan kehidupan ini, Dalam Islam pria dianjurkan membantu wanita (istri) dalam bekerja dan mengatur urusan rumah tangga, begitu pula 57
Zulkifli, Wanita Shalihah adalah bidadari, Diakses pada hari kamis, 14 April 2016, pukul 00.00 pada akun Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/04/17/49797/wanita-shalihahadalah-bidadari/#ixzz45j6uBYWE
44
istri pun harus membantu suami dengan ucapan, pendapat maupun pekerjaan.58 Dengan begitu hubungan antara suami dan istri akan terjalin dengan romantis dan saling memberikan dukungan dari segi apapun selama hal tersebut memberikan dampak positif. Demikian penjelasan tentang sifat-sifat yang dimiliki oleh Wanita shalihah, wanita yang akan menjadi penghuni surga dan menjadi bidadari bagi suaminya yang sholeh, dan ia akan menjadi permata hidup didunia sampai dengan akhirat. Semoga dapat memberikan pemikiran positif dan langsung mempelajari sifa-sifat yang sudah melekat di dalam diri seorang istri shalihah. 3. Pandangan Islam Terhadap Wanita Shalihah Dalam pandangan
Islam,
wanita shalihah
memiliki
gambaran yang penuh kelembutan, yang didalam dirinya tersebar nilai-nilai cinta, keharmonisan, kepercayaan, saling pengertian, dan kasih sayang. Dan darinya berhembus ungkapan cinta kasih, ketenangan, kebahagiaan, dan kesejahteraan.59 Bertolak dari pandangan Islam yang sangat mulia tentang wanita shalihah, seorang muslim tidak akan tergiur oleh penampilan wanita sekarang ini, tetapi dia akan tergiur oleh kepribadian wanita muslimah yang shalihah. Karena hal itu akan mewujudkan rumah tangga yang bahagia. Karenanya, tidak cukup baginya hanya melihat kecantikan, keelokan dan penampilan fisik lainnya, tetapi lebih dari itu dia sangat memperhatikan agama, otak dan latar 58
Muhammad Ali Al-Hasyimi. Kepribadian Wanita Muslimah, h.158. Muhammad Ali Al-Hasyimi. Jati Diri Muslim, h.75.
59
45
belakang hidupnya dengan menggunakan petunjuk Rasulullah Shallallahu
Alaihi
wa
Sallam
yang disampaikan
melalui
sabdanya.60 Istri shalihah adalah perhiasan yang paling indah bagi suaminya. Istri yang shalihah akan memberikan kedamaian dan kesejukan dalam kehidupan rumah tangga. Setelah menjadi istri dari suaminya, ia terampil dan bertanggung jawab dalam melayani suami dan anak-anaknya, serta siap mengatasi berbagai masalah rumah tangga bersama suaminya.61 Pesan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada umatnya agar mencari wanita shalihah yang pemahaman agamanya mendalam tidak berarti harus melupakan sisi kecantikan dan penampilan, dimana beliau memerintahkan melihat wanita yang hendak dinikahi, dengan tujuan agar orang muslim tidak mendapatkan wanita yang tidak berkenan di hatinya dan tidak menyenangkan pandangannya.62 Menjadi wanita yang shalihah, taat beragama merupakan aset penting bagi keluarga (suami). Ketaatan atas ajaran agama akan memperkokoh tali cinta kasih suami-istri menjadi kian menguat berlipatlipat. Wanita shalihah akan mampu mengendalikan mahligai rumah tangganya dengan tenang, menunaikan hak dan kewajibannya dengan baik, serta mampu menjaga harta dan dirinya ketika suaminya tidak berada dirumah, adalah kekuatan cinta suami-istri yang “tak akan lekang oleh panas dan tak akan lapuk oleh hujan.”63 60
Muhammad Ali Al-Hasyimi. Jati Diri Muslim, h.76. Hasan M. Noer, Potret Wanita Shalehah, h.19. 62 Muhammad Ali Al-Hasyimi. Jati Diri Muslim, h.76. 63 Hasan M. Noer, Potret Wanita Shalehah, h.18. 61
46
BAB III GAMBARAN UMUM FILM AIR MATA SURGA
A. Latar Belakang Pembuatan Film Air Mata Surga Film Air Mata Surga mengangkat tentang isu perempuan dan keluarga, film ini menonjolkan tentang kisah perjuangan dari seorang istri shalihah yang memiliki kebesaran hati yang tidak dimiliki oleh seorang laki-laki. Adapun film Air Mata Surga yang di produksi Tujuh Bintang Sinema ini merupakan sebuah film adaptasi dari novel best seller laris Air Mata Tuhan, karya Aguk Irawan MN. yang ditayangkan di bioskop pada tanggal 22 Oktober 2015. Dalam film Air Mata Surga, Hestu menitik beratkan pada nuansa religi dan human. Religi menjadi balutan sebagai film yang mengangkat tentang isu perempuan.1 Tujuh Bintang Sinema dan seluruh tim membuat satu visi dan misi dengan hasil diskusi bersama bahwa film ini mempunyai tujuan campaign sendiri, seperti yang dijelaskan oleh Hestu pada setiap ia membuat film, Pada dasarnya di dalam Film memiliki tujuan yang berbeda-beda. Sama halnya tentang film Air Mata Surga yang memberikan campaign untuk semua perempuan inspirasi yang ada di seluruh dunia, maka dari itu tujuh bintang sinema memberikan penghargaan bagi 70 orang wanita inspiratif di setiap profesi mereka masing-masing. Hal ini juga Bekerjasama dengan kowani (Komisi Wanita Indonesia). Dan tim produksi Air Mata Surga diberikan penghargaan dari kowani.2 Para wanita Inspiratif tersebut dipilih dari berbagai bidang prestasi baik politik, olahraga, sosial, budaya, dan
1
Hasil wawancara pribadi dengan Reni Nur Cahyo Hestu Saputro, Dikantor 4 Sisi, Jakarta 23 April 2016. 2 Hasil wawancara pribadi dengan Reni Nur Cahyo Hestu Saputro, Dikantor 4 Sisi, Jakarta 23 April 2016.
46
47
sebagainya. Tujuh Bintang Sinema memproduksi film ini sebagai bentuk kontribusi terhadap perfilm-an tanah air, dan diharapkan dapat memberikan hal yang positif serta menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia khususnya kepada para perempuan yang ada diindonesia.3 Ke 70 wanita inspiratif yang mendapatkan penghargaan tersebut yaitu: Ratna Sarumpaet, Coreta Puput Eko Bayu, Lenggogeni Farouk (Gen Halilintar), Sri Yulianti, Bariah Damayanti, Tuti, Rosa Dino Patti Djalal, Bella Saphira, Inggrid Kansil, Sendy Yusuf, Reni Anggreini Savitri, Putri Soedibyo, Linda Agum Gumelar, Marini Zumarnis, Inneke Koesherawati, Liestyana Irman Gusman, Deisti Setya Novanto (Deisti Astriani Tagor SH), Veronica Colondam, Arzetti Bilbina, Yanti Airlangga, Yayuk Basuki, Okky Asokawati, Ida Ayu Oka Rusmini, Mooryati Soedibyo, Endang Werdiningsih, Hanifah Ambadar, Ria Irawan, Rima Melati, Titiek Puspa, Giwo Rubiyanto Wiyogo, Risa Suseanty, Mariani Untung, Sri Rosyati (Ibu Kartini Kembar), Sri Irianingsih (Ibu Kartini Kembar), Bunda Iffet (Slank), Farah Quinn, Nurlin Silitonga, Yuni Shara, Ratih Sanggarwati, Aprilani Yustin Ficardo, Kartini Basuki, Lulu Kamal, Titi Qadarsih, Hj.Melani Leimena Suharli, Yenni Wahid, Antarina S.F Amir, Naning Adiningsih, Dewi Fortuna Anwar, Tri Mumpuni, Wendy Yap, Oka Rusmini, Nina Akbar Tanjung, Nuniek H.Musawa, Christine Hakim, Diera Bachir, Nabilah Alsagoff, Dona Lesmana, Tian Belawati, Rahajeng Dyah Savitri, Kartini Muliadi, Dwi Rubianti Kholifah, Grace Tahir, Claudia Widjaya, Yenti Elizabeth, Artika
3
Lusi Triana, Air Mata Surga Angkat Isu Perempuan, Keluarga, Dan Nilai Islami”, Artikel Diakses pada hari kamis, tanggal 4 April 2016, pukul 22.17 WIB, Pada akun http://www.muvila.com/film/artikel/air-mata-surga-angkat-isu-perempuan-dan-keluarga151022l.html
48
Sari Devi, Diajeng Lestari (HIJUP), Shahnaz Haque, Inul Daratista, Mien Uno, dan Indayati Oetomo.4 Tujuan mengadakan nonton bareng 70 perempuan inspiratif Indonesia ini yang pertama merayakan 70 tahun kemerdekaan Indonesia. Kemudian sebagai kegiatan positif perempuan inspiratif Indonesia. Ketiga sebagai ajang berbagi bagi semua perempuan inspiratif yang datang agar kisah-kisah hidupnya bisa menjadi inspirasi tidak hanya kalangan terbatas, tapi juga kalangan lebih luas,” ungkap Agung sebelum nonton bareng Air Mata Surga di CGV blitz, Grand Indonesia, Jakarta.5 Dalam pembuatan film tidak ingin menggurui, artinya dalam setiap adegan itu terasa religinya walaupun secara visual tidak kompleks menyajikannya. Tapi, dari setiap karakter yang di bangun, dan dari setiap latar belakang ataupun peristiwa itu berdasarkan nilai-nilai religi Islam yang memang ingin disampaikan kepada penonton.6 Meski merupakan film adaptasi, Hestu menjelaskan bahwa ini adalah kebutuhan industri dan alur ceritanya, dimana di novel sudah ada bentuknya. Ketika menggunakan bestseller orang sudah membaca dan membeli novelnya, pasti penonton langsung tertarik untuk menonton filmnya. Walau demikian, sutradara film Merry Riana dan Mimpi Sejuta Dolar ini pun mengaku tidak pernah ragu untuk mengubah peristiwa, dialog, konsep, dan treatment dari novelnya. 4
Lusi Triana, Air Mata Surga Angkat Isu Perempuan, Keluarga, Dan Nilai Islami, Artikel Diakses pada hari kamis, tanggal 4 April 2016, pukul 22.17 WIB, Pada akun http://www.muvila.com/film/artikel/air-mata-surga-angkat-isu-perempuan-dan-keluarga151022l.html 5 Lusi Triana, Air Mata Surga Beri Apresiasi Pada 70 Perempuan Indonesia, Artikel Diakses pada hari sabtu, 23 April 2016, pukul 23.57 WIB, Pada akun http://www.muvila.com/film/artikel/air-mata-surga-beri-apresiasi-70-perempuan-indonesia151016t.html 6 Hasil wawancara pribadi dengan Reni Nur Cahyo Hestu Saputro, Dikantor 4 Sisi, Jakarta 23 April 2016.
49
Pasalnya, walaupun media yang berbeda membuatnya harus mampu menyajikan cerita dengan bahasa film yang punya waktu lebih terbatas daripada novel.7 Pesan religi tidak akan berbeda, cuma medianya aja yang berbeda, karena saya
harus
meng-create
itu
dengan
sarana
yang
saya
punya.
Cara
mengkomunikasikannya saja yang berbeda, Film ini juga melibatkan beberapa nama terkenal untuk mengisi soundtrack film tersebut Ihsan Tarore, Mario Ginanjar, Mawa Diri (Rieka Roeslan, Iga Mawarni, dan Dian HP). Melly Goeslaw juga turut menyumbangkan lagu ciptaannya “Air Mata Surga” untuk dinyanyikan oleh Dewi Sandra.8 Film ini diharapkan dapat memberikan hal positif kepada masyarakat berupa pesan dan motivasi. Penonton diharapkan bisa ikut merasakan dan berbagi pengalaman hidup, terlebih untuk mendobrak pakem yang keliru bahwa "wanita itu lemah".9 B. Sinopsis Film Air Mata Surga Film Drama Religi Indonesia berjudul “Air Mata Surga” ini merupakan film yang menceritakan kisah dari Fisha (Dewi Sandra) dan Fikri (Richard Kevin). Fikri adalah seorang ahli desain yang akhirnya jatuh cinta kepada Fisha yang masih berstatus mahasiswi S2 di Yogyakarta. Di samping itu teman Fisha bernama Hamzah (Morgan Oey) telah menaruh hati terhadap Fisha. Ibunda dari Fisha (Ayu Diah Pasha) serta sahabat Fisha bernama Weni (Adhitya Putri) setuju
7
Hasil wawancara pribadi dengan Reni Nur Cahyo Hestu Saputro, Dikantor 4 Sisi, Jakarta 23 April 2016. 8 Lusi Triana, Air Mata Surga Angkat Isu Perempuan, Keluarga, Dan Nilai Islami, Artikel Diakses pada hari kamis, tanggal 4 April 2016, pukul 22.17 WIB, Pada akun http://www.muvila.com/film/artikel/air-mata-surga-angkat-isu-perempuan-dan-keluarga151022l.html 9 Hasil wawancara pribadi dengan Reni Nur Cahyo Hestu Saputro, Dikantor 4 Sisi, Jakarta 23 April 2016.
50
dengan kedekatan mereka. Namun ternyata Fisha hanya mengganggap Hamzah sudah seperti kakaknya sendiri. Fikri
secara tiba-tiba
memberikan
surprise
kepada
Fisha
yaitu
melamarnya, setelah Fisha lulus dari S2, mereka pun menikah. Ibunda dari Fikri, Halimah (Roweina) kurang dekat dan tidak harmonis. Namun antara Oma Aida (Titi Dibyo) dan Dian (Andania Suri) adik Fikri sangat dekat dan harmonis terhadap Fisha. Dengan rumah tangga Fikri dan Fisha tersebut sebenarnya bahagia, pada akhirnya Fisha yang mengalami keguguran hingga dua kali membuat Fisha sangat terpukul dan sedih. Fikri pun tidak menyalahi Fisha atas hal tersebut. Saat Fikri berbisnis di luar kota, Fisha merasakan sakit yang sangat luar biasa di perutnya dan Fisha dinyatakan sakit kanker rahim stadium akhir. Fisha meminta Halimah untuk menyembunyikan hal tersebut dari Fikri. Karena tahu waktunya tak lagi Fisha pun melakukan berbagai langkah pengorbanan bahwa cinta sejati itu ada.10 C. Profil Sutradara Film Air Mata Surga 1. Reni Nur Cahyo Hestu Saputro Reni Nur Cahyo Hestu Saputro adalah sutradara dari film Air Mata Surga, Pria yang menyukai hobi olahraga dan bercocok tanam ini Lahir di Yogjakarta, pada tanggal 31 Juli 1985, hestu juga menyelesaikan pendidikan D3 nya di Akademik Komunikasi Industri Yogyakarta. profesi yang digeluti saat ini adalah sutradara film. Hestu yang telah terjun di dunia perfilman sejak tahun 2008 dulunya pernah bergabung dalam komunitas pencinta film di
10
“Reni Nur Cahyo Hestu Saputro”, Diakses pada Hari Senin, Tanggal 4 April, pukul 16.56 WIB pada akun http://www.sinopsisfilem21.com/2015/10/air-mata-surga-2015.html
51 Jogjakarta.11 Hestu juga telah lama bergabung dengan Dapur Film bersama Hanung Bramantyo mulai dari workshop angkatan pertama. Ia kemudian ikut terlibat di produksi film-film Hanung seperti "Get Married" sebagai Asisten Sutradara 2, "Get Married 1" masih sebagai Asisten Sutradara 2 sebelum akhirnya diberikan kesempatan untuk menyutradarai "Pengejar Angin (Dapunta)", sebuah film yang diproduseri oleh Hanung di tahun 2011. Selain itu Hestu juga telah membuat berbagai video klip dan FTV.12 D. Profil Tujuh Bintang Sinema Tujuh Bintang Sinema adalah sebuah rumah produksi yang berdiri pada tanggal 10 Oktober 2014 di Jakarta. Di belakangnya berdiri Lela Tresna sebagai Executive Producer, serta Agung Saputra dan Dave Gerald sebagai Producer. Saat ini Tujuh Bintang Sinema telah mengantongi hak atas novel berjudul "The Naked Traveler" dan "Air Mata Tuhan" untuk diadaptasi menjadi film layar lebar.13 Executive Producer
: Lela Tresna
Producer
: Agung Saputra dan Dave Gerald
Director
: Reni Nur Cahyo Hestu Saputro
Executive Producer
: Lela Tresna
Produser
: Agung Saputra, Dave Gerald
CastingDirector
: Wina Galon
Costume
: Iwan Latiff
Make-up
: Listerianto
11
Hasil wawancara pribadi dengan Dona Roy, Dikantor 4 Sisi, Jakarta, 21 April 2016. http://www.indonesianfilmcenter.com/cc/r.-n.-c.-hestu-saputra.html, Diakses rabu 13 April pukul 22.49 WIB 13 Diakses pada hari kamis, 14 April 2016, pukul 22.33 WIB, diakun TujuhBintangSinema.com 12
52
Art Direction
: Benny Lauda
Sound
: Fery Setiawan
Sound Design
: Satrio Budiono
Story
: Sanie Raphie, Ainun Najwa, Aguk Irawan MN
Screenplay/Penata Skrip : Rahabi Mandra, Titien Wattimen, Lintang Pramudya Wardani Director of photography : Ujel Bausad Music Director
: Tya Subiakto
PR and Sponsor
: Olva Mokoginta, yuristawati, Deden Zainudin
Public Relation
: Ciria sani nonny chirilda
Line producer
: Raymond Handaya
Co- Directed
: Dona Roy Sandra
Stager Pictures
: Sentot Sahid14
E. Profil Tim Produksi Film Air Mata Surga Director
: Reni Nur Cahyo Hestu Saputro
Executive Producer
: Lela Tresna
Produser
: Agung Saputra, Dave Gerald
CastingDirector
: Wina Galon
Costume
: Iwan Latiff
Make-up
: Listerianto
Art Direction
: Benny Lauda
14
Diakses padahari kamis, 20 April 2016, pukul 13.50 WIB pada akun http://cinemags.id/air-mata-surga/
53
Sound
: Fery Setiawan
Sound Design
: Satrio Budiono
Story
: Sanie Raphie, Ainun Najwa, Aguk Irawan MN
Screenplay/Penata Skrip : Rahabi Mandra, Titien Wattimena, Lintang Pramudya Wardani Director of photography : Ujel Bausad Music Director
: Tya Subiakto
PR and Sponsor
: Olva Mokoginta, Yuristawati, Deden Zainudin
Public Relation
: Ciria Sani Nonny Chirilda
Line producer
: Raymond Handaya
Co- Directed
: Dona Roy Sandra
Stager Pictures
: Sentot Sahid15
F. Profil Pemain Film Air Mata Surga Dewi Sandera Kellick berperan sebagai
: Fisha
Richard Kevin berperan sebagai
: Fikri
Morgan Oey berperan sebagai
: Hamzah
Adhitya putri berperan sebagai
: Weni
Ayu Dyah Pasha berperan sebagai
: Bunda (Ibu Fisha)
Roweina Umboh berperan sebagai
: Halimah (ibu Fikri)
Andania Suri berperan sebagai
: Dian (Adik Fikri) Benny
Lauda 16
15
Diakses padahari kamis, 20 April 2016, pukul 13.50 WIB Pada akun http://cinemags.id/air-mata-surga
54
G. Keunggulan Film Air Mata Surga Didalam film Air Mata Surga terdapat mutualisme, artinya bahwa film ini menggambarkan tentang hubungan sesama makhluk hidup yang saling menguntungkan kedua pihak, Film Air Mata Surga memperlihatkan kepada penonton bahwa setelah menonton film ini di bioskop, penonton bisa menganggap bahwa film adalah pengetahuan dan cerminan untuk seseorang. Dan bagaimana penonton dapat berbuat lebih baik lagi untuk menjalankan kehidupan.17 Keunggulan dalam sebuah film menciptakan kesuksesan dari film itu sendiri, bagaimana alur cerita, pendalaman karakter dan setting tempat yang menentukan bahwa film lahir dari sebuah seni, adapun keunggulan yang ingin disampaikan dalam film Air Mata Surga, yaitu :18 1. Tema dari judul „Air Mata Surga‟, tema ini merupakan judul film yang memiliki arti bahwa air mata dari seorang istri shalihah yang mengharap ridho suami agar memperoleh surga. 2. Memiliki cerita tentang pengorbanan seorang istri shalihah yang menggengam cinta sampai akhir hayat. 3. Film ini yang bercerita tentang love story, yaitu film yang menginspirasi para wanita dan tentang kebesaran hati seorang wanita shalihah.
16
Diakses pada hari kamis, 14 April 2016, pukul 23.50 WIB pada akun http://www.biodatapro.xyz/2016/04/biodata-andania-suri-lengkap-dengan-agama-biografi.html 17 Hasil wawancara pribadi dengan Reni Nur Cahyo Hestu Saputro, Dikantor 4 Sisi, Jakarta 23 April 2016. 18 Hasil wawancara pribadi dengan Reni Nur Cahyo Hestu Saputro, Dikantor 4 Sisi, Jakarta 23 April 2016.
55
4. Menjadikan hal positif dan bermanfaat setelah menonton film Air Mata Surga. 5. Film yang diutarakan dari perempuan, oleh perempuan dan untuk perempuan. Menonton film memang menarik sekaligus mendapatkan manfaat yang positif, karena didalam sebuah film pasti ada pesan dan makna yang ingin disampaikan kepada penonton, baik pesan moral, pesan religi dan pesan propaganda.
BAB IV ANALISIS SEMIOTIKA FILM AIR MATA SURGA
A. Pesan Islam dominan dalam Film Air Mata Surga Film memiliki esensi yang berbeda-beda, akan tetapi tujuan dalam pembuatan film sendiri untuk memaknai pesan-pesan yang ada dalam tayangan film tersebut, agar penonton dapat memahami apa maksud dari tayangan film yang disajikan. Didalam film Air Mata Surga terdapat pesan yang mendominasi yaitu keikhlasan, keikhlasan yang dimiliki oleh seorang istri shalihah yang mampu berkorban demi orang yang ia sayangi.Keikhlasan untuk memberikan apa yang sudah menjadi miliknya akan tetapi melalui proses yang amat panjang dan juga rumit, Fisha yang akan tau bahwa hidupnya tidak akan lama lagi, memberikan amanat kepada Fikri bahwa ketika ia sudah menikahi perempuan lain, kelak kamu harus memperlakukan ia dengan baik dan membahagiakan istri mu dengan baik, perlakukan dengan sebaiknya dan jadilah imam yang terbaik untuknya. Dalam penelitian ini pesan yang mendominasi adalah sikap keikhlasan Fisha untuk berkorban di poligami dan hal ini membuktikan bahwa kekuatan perempuan sangat terlihat, kekuatan yang mampu menggetarkan hati wanita manapun, sisi keikhlasan dari seorang istri shalihah yang memiliki kebesaran hati. Hal ini menunjukan bahwa perempuan adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang kuat, Fisha membuktikan bahwa keikhlasan untuk mendapatkan sesuatu yang ingin di
56
57
raih dan di dapatkan harus melalui proses perjuangan yang panjang, Ikhlas itu dapat dimaknai dalam tiga kategori yaitu Ikhlas beramal, mengamalkan ikhlas dan mengikhlaskan amal. Ikhlas beramal maksudnya adalah melakukan sesuatu semata-mata karena Allah Dan mempunyai tujuan yang baik. Mengamalkan Ikhlas adalah berbuat dan berupaya untuk melakukan dengan senang hati, sepenuh hati walau yang diperbuat itu tidak sesuai dengan tuntutan hati. Sedangakan yang dimaksud dengan mengikhlaskan amal adalah melakukan sesuatu tentang kebaikan dan tidak menyebut-nyebutnya pada khalayak ramai. Untuk bisa ikhlas ternyata tidak mudah. Ikhlas itu salah satu tangga spritual (rohani) yang akan ditapaki setelah menapak syukur. Syukur tidak akan pernah bersemi di hati kalau tidak ada rasa sabar. Sabar dan syukur ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Sabar, ikhlas dan bersyukur adalah tiga hal yang harus dipelajari dan di pahami dengan baik, karena pada dasarnya ketika hidup di dunia kita harus melatih diri sendiri agar mempunyai tiga sifat tersebut, agar bisa menjalani kehidupan yang lebih baik lagi. Buah dari ikhlas adalah iman atau yakin. Ibrahim diberi sertifikat dalam sertifikasi Qurban oleh Allah sebagai Ibadinal mukminin (hamba Allah yang beriman). Hal ini karena ketulusannya dalam berserah diri kepada Allah. Maka di dalam Film Air Mata Surga ini sosok Fisha sebagai seorang istri memperlihatkan dirinya merupakan hamba Allah SWT yang senantiasa selalu bertawakal dan taat kepada ajaran Allah SWT. Bagi orang yang ikhlas akan selalu menikmati kebahagiaan hidup, kedamaian hati dan kejernihan alam pikiran. Orang yang ikhlas juga akan
58
menikmati balasan-balasan berupa pengganti yang lebih baik dari apa yang telah dipersembahkan oleh orang yang ia sayangi dan cintai sepenuh hati. B. Makna Denotasi, Konotasi Dan Mitos Dalam Film Air Mata Surga Film Air Mata Surga terdiri sebanyak 80 scene, namun penulis membatasi scene-scene untuk dianalisis yaitu sebanyak 8 scene yang hanya mempunyai makna Perjuangan Menjadi Istri Shalihah, setiap dari scene dalam film Air Mata Surga penulis hanya menganalisa dengan menggunakan teknik analisis data model dari Roland Barthes dilihat dari segi Makna Denotasi, Makna Konotasi dan Makna Mitos, Dimana setiap analisa penulis sudah menyesuaikan dengan gambar yang dipilih dan diamati, Dalam proses pengamatan penulis mengkritisi setiap scene yang ada dalam film Air Mata Surga. Untuk lebih jelas dan mudah dipahami dapat dilihat pada tabel 4.1 sampai tabel 4.8 dibawah ini, dimana scenescene yang sudah dianalisis dan ditandai dengan simbol dan makna pesan, diantaranya sebagai berikut: Tabel 4.1 1. Scene 19 Visual Gambar 1
Dialog/Suara
Type of shot
Fisha: Jika air mata
Zoom in Zoom
adalah kunci untuk
Out:
membuka pintu
Pengambilan
surga, maka
Gambar
izinkanlah aku untuk
dimulai dari
menangis.
Kamera bergerak menjauh dan
59
mendekati objek.
a. Makna Denotasi Makna Denotasi yang terlihat pada gambar pertama adalah Fisha sedang berdoa dengan kyusu di dalam kamar dan dirinya memohon dan memanjatkan doa dengan meneteskan air mata bahwa air mata yang ia keluarkan adalah air mata dari seorang istri shalihah yang hatinya sedang merasa gundah dan sedih atas ujian yang sedang dialami oleh Fisha. Dalam adegan dan teks diatas bahwa Fisha menunjukan sikap tawakal (berserah diri kepada Allah dalam keadaan apapun) dengan maksud dan tujun agar ia bisa menjalankan kehidupan berumah tangga bersama suaminya Fikri dan teks dalam adegan 19 bahwa air mata dari seorang istri shalihah adalah air mata untuk menerima segala apapun yang terjadi dalam kehidupan berumah tangga, baik dan buruk, susah dan senang bahkan dalam kondisi sakit dan sehat kita senantiasa harus menerima pasangan kita apa adanya. Bahwa pada dasarnya seorang istri adalah harta yang paling mulia dan berharga yang harus dijaga dan dimiliki. Pada dasarnya ia harus diperhatikan baik dalam segi ujian berumah tangga dan hasutan dalam pihak keluarga besar dari pihak suaminya. b. Makna Konotasi Makna konotasi yang terlihat pada gambar diatas menggunakan Zoom in dan Zoom out, gambar ini memperlihatkan Fisha yang sedang berdoa dan menangis, gambar ini memperlihatkan bahwa kesungguhan
60
Fisha sebagai istri shalihah dalam menjalankan rumah tangga bersama orang yang ia sayangi dan ia cintai sampai akhir hayatnya yaitu Fikri. Air mata surga adalah air mata dari seorang istri yang mengharapkan ridho dari suaminya agar ia bisa masuk surga, hal ini membuat seakan penonton atau pembaca harus tau makna arti dari sebuah bahasa. Dalam adegan tersebut terlihat simbol bahwa Fisha sedang tidak menangis. Gambar diatas menunjukan bahwa Fisha hanya melakukan gerakan shalat dan mengangkat kedua tangannya. Hal ini memperlihatkan bahwa mimik Fisha tidak menunjukan ekpresi kesedihan tetapi ia hanya diam dan menundukan kepala, padahal dalam dialog teks diatas seharusnya ia menunjukan ekpresi kesedihan dan keganduhan hatinya. Dalam film ini menjelaskan konotasi tentang seorang wanita yang bernama Fisha, ia adalah seorang istri yang di poligami oleh suaminya, tapi semua yang dilakukan suaminya adalah kehendak dan permintaan istrinya, air mata mengkonotasikan sebuah rasa sedih yang amat mendalam, tapi dalam film Air Mata Surga, Air Mata menandakan arti ketulusan dari seorang istri shalihah untuk mendapatkan ridho dari suaminya agar ia termasuk dalam istri-istri yang akan masuk surga Allah SWT. c. Makna Mitos Makna mitos yang terlihat pada adegan ini adalah tawakal hanya kepada Allah. Jika kita bertawakal dengan sebenar-benarnya, maka kita akan dimasukan ke dalam surga. Bertawakalah kita kepada Allah serta selalu berdoa dalam situasi apapun. Tawakal sendiri artinya adalah
61
berserah diri kepada Allah dengan sepenuh hati percaya kepada Allah dari penderitaan dan ujian yang dialaminya.
: صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل َ ض َي هللاُ َع ْىهُ َع ِه الىَّبِ ِّي ِ ب َر ِ ع َْه ُع َم َر ب ِْه ْال َخطَّا َّ لَوْ أَوَّ ُك ْم تَتَ َو َّكلُوْ نَ َعلَى هللاِ َح ُ ق تَ َو ُّكلِ ِه لَ َر َزقَ ُك ْم َك َما َيرْ ُز ْ تَغ ُدو، ق الطَّ ْي َر وتَرُوْ ُح ِبطَاوًا، ِخ َماصًا Artinya: “Dari Umar bin al-Khatthab Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam , beliau Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya kalian bertawakkal kepada Allâh dengan sungguhsungguh tawakkal kepada-Nya, sungguh kalian akan diberikan rizki oleh Allâh sebagaimana Dia memberikan rizki kepada burung. Pagi hari burung tersebut keluar dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.”1 Tabel 4.2 3. Scene 20 Visual
Dialog/Suara
Type of shot
Gambar 1
Fikri: kamu apa-apaan
Medium Shot:
si Fisha?
pengambilan dari
Fisha: Mas, Cuma
jarak sedang, jika
kamu. Aku mikirin
objeknya orang maka
kamu.
yang terlihat hanya
Fikri: Aku juga punya
separuh badannya
hak disini, kalo punya
saja (dari pinggang
anak nyakitin kamu,
keatas)
yaudah kita berdua aja. Gambar 2
Fisha: Mas, tapi aku mau kamu bahagia.
Medium Shot: pengambilan dari
Fikri: Engga Fisha, engga gini caranya.
jarak sedang, jika objeknya orang maka
1
Diakses pada hari kamis, 14 April 2016, pukul 22.50 WIB pada akun https://almanhaj.or.id/3831-tawakkal-kepada-allah-subhanahu-wa-taala.html
62
yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari pinggang keatas)
Gambar 3
Fisha: Mas, Maafin
Medium Long shot:
aku ya.
Pada jarak ini tubuh
Fikri: Aku bahagia
manusia terlihat dari
cuma sama kamu.
bawah lutut sampai ke atas. Tubuh fisik manusia lingkungan
dan sekitar
relatif seimbang.
Gambar 4
Fisha: selamanya aku
Medium Shot:
akan bahagia sama
pengambilan dari
kamu, tapi kamu akan
jarak sedang, jika
jauh lebih, jauh, jauh,
objeknya orang maka
jauh lebih bahagia
yang terlihat hanya
kalo kamu punya
separuh badannya
anak, aku gabisa mas,
saja (dari pinggang
aku gabisa.
keatas)
Fikri: itu ga adil buat kamu. Fisha: ini permintaan aku.
63
a. Makna Denotasi Makna Denotasi yang terlihat pada adegan pertama bahwa Fisha dan Fikri berada dalam satu ruangan yang sama, Dimana suaminya sedang berhadapan mengarah ke Fisha dan terlihat Fisha dengan serius menatap wajah suaminya Fikri. Gambar kedua Fisha mengatakan untuk ingin sekali melihat suaminya bahagia, Gambar ketiga Terlihat Fikri duduk diatas kasur dan Fisha masih pada posisi awal yaitu berdiri di samping suaminya, Gambar keempat Fisha terlihat bersimpu didepan suaminya sambil mengatakan kamu akan jauh lebih bahagia kalo kamu punya anak, posisinya terlihat mereka bertatap satu sama lain dan secara serius membicarakan hal tersebut. Sikap Keikhlasan Fisha sebagai seorang istri shalihah memberikan arti dalam perjuangan pada sebuah pengorbanan untuk mengikhlaskan suami yang ia cintai menikahi wanita lain merupakan sikap yang sangat luar biasa yang dimiliki seorang istri shalihah, hal ini menunjukan bahwa sisi kekuatan wanita sangat tampak dalam film ini. pada saat Fisha meminta suaminya untuk menikah lagi, Fikri tetap tidak ingin, karena ia sangat mencintai istrinya dan selalu ingin bersama dengan istrinya. Akan tetapi poligami yang dilakukan suaminya terlaksana karena permintaan Fisha. Bahwa poligami yang dianggap merugikan bagi kaum wanita pada umumnya, tetapi Fisha mengorbankan perasaan cinta kepada suaminya dan meminta permohonan terakhir terhadap suaminya agar Fikri bisa membina kehidupan berumah tangga. Poligami yang dimaksud dalam
64
Film ini bukan ingin menampilkan sisi kelemahan seorang wanita. Akan tetapi memperlihatkan kesungguhan dan kebesaran hati dari seorang istri shalihah bahwa ini adalah kekuatan dari seorang perempuan yang ikhlas dan tidak merasa bahwa ini adalah keputusan yang salah akan tetapi ini adalah keputusan yang tepat dan sangat baik untuk kedepannya. b. Makna Konotasi Makna Konotasi yang terlihat pada adegan ini adalah tepat berada di dalam ruangan yang dipenuhi oleh barang-barang. Yaitu meja, bangku, dll. Yang mengesankan bahwa ruangan ini berada di kamar Fisha dan Fikri. Di mana gambar diambil dari medium shot, medium long shot dan close up. Makna konotasi dari adegan ini terlihat bahwa Fisha duduk tegap menghadap lawan bicara yaitu suaminya yang menandakan sebuah keyakinan. Badan yang tegap menunjukan kesiapan, dan menatap lawan bicara adalah sikap percaya diri. Maka dari itu ketika kita berbicara sambil menatap matanya itu menunjukan bahwa kita sedang berbicara serius dan sebenar-benarnya. Sikap yang Fisha tunjukan adalah sikap permintaan untuk suaminya menikah lagi dengan wanita lain yang ia sendiri ucapkan kepada suaminya Fikri, bahwa ia ingin sekali melihat laki-laki yang ia cintai itu bahagia, dengan penuh keikhlasan yang di miliki oleh seorang istri shalihah, dalam kesempatan ini perjuangan sebagai seorang istri yang baik bagi suami adalah usaha dari seorang wanita untuk melaksanakan kewajibannya dalam memenuhi hak-hak suaminya dengan baik. oleh
65
karena itu Fisha sebagai seorang istri memenuhi kewajibannya untuk mencapai keharmonisan antara suami dan istri yang pada akhirnya berimbas pada kebahagiaan seluruh keluarga besar. Kita akan di buat berfikir bahwa sebuah proses yang harus di miliki setiap manusia, bahwa jika tidak ada keikhlasan dari diri seseorang maka tidak akan ada orang yang mau berusaha dan yakin bahwa cinta sejati itu sebenarnnya ada. Pada gambar pertama Fisha membicarakan tentang permintaan suaminya agar menikah lagi dengan nada yang pelan dan sigap akan tetapi Fikri dengan nada tinggi sambil menentang permintaan dari istri yang sangat dicintai itu. Gestur dan mimik wajah di perlihatkan Fisha sangat pucat padahal ia sedang tidak sakit dan gesturnya terlihat sangat takut padahal ia tidak melakukan hal yang salah. c. Makna Mitos Makna Mitos dalam gambar di atas adalah Keikhlasan merupakan proses dari niat baik dengan disertai kutulusan memberi tanpa pamrih. Seringkali keikhlasan itu ada di antara cobaan yg berliku, karena adanya goncangan dan perebutan kepentingan. Banyak orang berusaha untuk ikhlas namun Keikhlasan akhirnya menjadi kata mengalah, inilah ikhlas yg tidak berasal dari niat dan tekad yang kuat. Namun sesungguhnya keikhlasan itu adalah "Memberi" dan ketika orang tersebut sudah memberi apa yang diinginkan maka pihak lain akan ikhlas "Menerima", seperti yang dilakukan seorang istri shalihah yaitu Fisha, dia memberikan keikhlasan untuk suaminya menikah lagi dengan perempuan lain, agar dapat membahagiakan suaminya, dan Fikri Menerima permintaan dari istrinya
66
bahwa ia harus menikahi perempuan lain, hal tersebut terjadi karena didasari dari dalam hati denganniat yang baik, lurus, dan tulus. Bahwa pada sifat seseorang apabila ia memiliki hati yang bersih maka ia akan tau bagaimana cara untuk bisa memberi dan menerima apapun yang sudah ditakdirkan oleh Allah SWT. Namun pada zaman sekarang ini tidak banyak orang yang percaya dengan takdir Allah SWT dan ada yang dari mereka menyerah sebelum mencoba. Padahal ketika kita berserah diri (tawakal) kepada sang pencipta. Maka keinginan itu akan menjadi kenyataan, karena tidak ada yang tidak mungkin ketika kita yakin dan ingin berusaha dengan sepenuh hati. Tabel 4.3 4. Scene 25 Visual
Dialog/Suara
Gambar 1
Tanpa Dialog
Type Of Shot Close-Up: Memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gestur yang mendetail. Close-up biasanya digunakan untuk adegan dialog yang lebih intim. Close up juga memperlihatkan lebih mendetail sebuah benda atau obyek.
Gambar 2
Tanpa Dialog
Medium Shot:
67
pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari pinggang keatas) Gambar 3
Fisha: Aku mohon
Extreme Close-up:
mas, saat dia sudah
menampilkan detail
sah menjadi istri
obyek, misalnya
kamu, kamu
mata, hidung, atau
berjanji akan
telinga. Melakukan
memperlakukan dia
pengambilan
seperti kamu
gambar dengan
perlakukan aku.
extreme close up perlu pertimbangan khusus, hal ini jarang sekali dilakukan apabila tidak ada alasan yang kuat.
Gambar 4
Fisha: Kamu ingat
Close-Up:
pertama kali aku
memperlihatkan
menginjakan kaki
ekspresi wajah
ku dirumah ini.
dengan jelas serta
Kamu membasuhi
gestur yang
kakiku, kamu
mendetail. Close-up
perlakukan terhadap biasanya digunakan dia juga ya mas.
untuk adegan dialog
Dan saat kamu
yang lebih intim.
membawa dia ke
Close up juga
kamar pengantin
memperlihatkan
68
jangan lupa doain
lebih mendetail
dia dan janji kamu
sebuah benda atau
akan menjadi imam
obyek.
terbaik untuknya.
a. Makna Denotasi Makna Denotasi yang terlihat pada adegan Gambar pertama menjelaskan, Fisha sedang memakaikan jas dan kopiah hitam kepada suaminya di dalam ruangan. Hari itu adalah hari dimana suaminya Fikri akan melangsungkan pernikahannya dengan wanita lain. Gambar kedua yaitu Fisha sedang memakaikan jas dan kopiah berwarna hitam kepada suaminya Fikri, Gambar ketiga Fisha membisikan di telinga suaminya gaar ia dapat bisa memperlakukan istrinya yang kedua sama seperti yang pernah Fikri lakukan terhadapnya. Gambar keempat Fisha tampak masih berbicara dengan Fikri. Keputusan yang kuat yang diambil oleh Fisha Dan Kesungguhan Fisha Untuk membahagiakan Suaminya Fikri, Fisha yang telah mengalami keguguran dua kali dan di diagnosis memiliki kanker Rahim stadium akhir dan tidak bisa lagi untuk memiliki kekuatan, dan pada akhirnya ia mengambil keputusan yang kuat yaitu merelakan suaminya untuk menikahi wanita lain. Keputusan yang Fisha ambil tidak ada keraguan baik dalam dirinya atau luar dirinya. Fisha selalu ingin melihat suami dan keluarganya bahagia, ia akan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya, kesungguhan yang ia berikan kepada suaminya Fikri untuk menikah lagi adalah keinginan yang Fisha lakukan agar suaminya dapat bahagia. Fisha memiliki hati yang sangat ikhlas dan juga
69
ia meminta agar suaminya dapat menyanyangi dan mencintai istrinya yang sudah dinikahinya yaitu Weni. Adegan kedua yang peneliti pilih adalah pada saat Fisha menghadari sendiri pernikahan suaminya Fikri didalam Masjid. b. Makna Konotasi Makna Konotasi yang terlihat dari rangkaian gambar diatas pada Close Up saat Fisha memakaikan Jas kepada suaminya pakaian dikenakan memberikan tanda siap akan hal yang ingin dilakukan dan di laksanakan. Selanjutnya medium shot memperlihatkan Fisha memakai kopiah berwarna hitam untuk dikenakan diatas kepala suaminya. Lalu Extrem close up saat wajah Fisha di Close Up dan menghadap samping suaminya Fisha sedang membicarakan tentang kesiapan dan memberikan nasihat kepada suaminya. Sedangkan Extreme close up memperlihatkan kedua objek yaitu Fikri dan Fisha yang berhadap sampingan, Fikri sedang mendengarkan secara serius yang sedang Fisha bicarakan dengan nya. Konotasinya apabila seorang wanita menjaga orang yang ia sayangi suaminya, maka demikian itu adalah utama. Di mana kewajiban seorang istri adalah taat kepada suami, hal tersebut tidak lain Karena hak-hak suami yang wajib dipenuhi oleh istri lebih berat daripada hak makhluk manapun, bahkan kedua orangtua nya sekalipun. c. Makna Mitos Makna mitos dalam adegan ini adalah dalam menggapai sesuatu yang kita inginkan tidaklah mudah dan harus melewati masa-masa proses yang panjang. Sama hal nya dengan pengorbanan yang dilakukan seorang
70
istri shalihah bernama Fisha. ia selalu menjadi perempuan yang tabah, sabar dan selalu mencintai suaminya. Proses yang panjang yang sudah dilewati seakan menjadi pembuktian bahwa ketika kita hidup kita pantas memperjuangkan orang yang kita sayangi walaupun itu melakukan pengorbanan dan proses yang panjang akan tetapi semuanya berakhir dengan bahagia. Tabel 4.4 5. Scene 26 Visual
Dialog/Suara
Gambar 1
Tanpa Dialog
Type Of Shot Long Shot: Digunakan untuk menunjukan tempat adegan berada.
Gambar 2
Tanpa Dialog
Long Shot: Digunakan untuk menunjukan tempat adegan berada.
Gambar 3
Tanpa Dialog
Close Up: Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan
71
ekspresi wajah dengan jelas serta gestur yang mendetail. Gambar 4
Fikri: Saya terima
Medium Shot:
nikahnyaWeni
pengambilan dari
Widianingsih binti jarak sedang, jika wijatmiko dengan
objeknya orang
mas kawin
maka yang terlihat
tersebut dibayar
hanya separuh
tunai.
badannya saja (dari pinggang keatas).
Gambar 5
Tanpa Dialog
Close-Up : Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gestur yang mendetail. Closeup biasanya digunakan untuk adegan dialog yang lebih intim. Close up juga memperlihatkan
72
lebih mendetail sebuah benda atau obyek.
a. Makna Denotasi Makna denotasi yang terlihat pada adegan pertama menjelaskan detail objek yaitu tempat orang-orang beribadah yaitu masjid, Terlihat banyak orang yang memasuki area masjid untuk menyaksikan pernikahan Fikri dan Weni, gambar kedua, di dalam masjid sudah berkumpul banyak orang yang terdiri dari saksi, saudara, keluarga wali dan penghulu dalam acara pernikahan yang sakral dan suci. Gambar ketiga menjelaskan detail objek secara Close Up yang memperlihatkan ekspresi wajah Fisha sedang menangis, gambar keempat Fikri sedang memegang tangan penghulu untuk melaksanakan ijab qobul, gambar kelima Fisha Tersenyum sangat lebar sambil menangis yang menandakan sebuah kebahagiaan karena suaminya sudah menikahi wanita yang bernama Weni. Pernikahan Fikri Dan Weni, Tiba akhirnya pada pencapain akhir sebuah proses yang dialami Fikri dan Fisha, hari bahagia itupun datang. Pernikahan Fikri dan Weni yang dilaksanakan didalam Masjid terasa haru. Tak kala pernikahan kedua ini adalah atas keinginan dan izin yang diberikan oleh Fisha. Perjuangan yang berujung pengorbanan istri shalihah, Pada saat ijab qobul sudah diutarakan oleh Fikri disaat itulah Weni sudah sah menjadi istri kedua Fikri. Pengorbanan dan keikhlasan yang dimiliki Fisha mampu menggetarkan hati setiap wanita manapun.
73
Wajah Fisha yang terlihat tersenyum bahagia setelah Fikri sudah selesai mengucapkan ijab qobul. b. Makna Konotasi Makna konotasi yang terlihat pada adegan pertama adalah objek secara menyeluruh menggunakan Long shot. Pada gambar kedua menggunakan Long Shot untuk memperlihatkan tempat adegan. gambar ketiga, Close up pada wajah Fisha yang sedang menangis, hal ini menggambarkan ketabahan dan kesabaran dari seorang istri shalihah, gambar keempat Keadaan di dalam masjid memperlihatkan Fikri mengucapkan ijab qobul yang disaksikan oleh para tamu undangan, eyang, keluarga, orang tua dan juga Fisha. gambar kelima pada saat selesai ijab qobul Fikri menegok kearah Fisha, dan pada Close up Fisha memberikan senyuman yang amat bahagia kearah Fikri. Bukti dari perjuangan istri shalihah yang diperlihatkan Fisha pada saat ia duduk disamping mempelai istri dan memegang tangan mempelai istri adalah tanda bahwa ia telah ikhlas dan bahagia melihat suami yang ia cintai sudah resmi menikahi wanita yang baik dan shalihah bernama Weni. c. Makna Mitos Makna mitos yang terlihat dalam adegan ini adalah Kebahagiaan, dimana suatu keadaan yang ditandai dengan adanya kepuasan, kesenangan dan cinta, hal ini sangat berkaitan erat dengan Fisha. bahwa cinta yang tulus dan sejati itu benar-benar ada. Kebahagiaan itu punya seseorang yang memiliki keinginan dan berusaha yang kuat untuk mewujudkannya, maka dari itu benar kata pribahasa yang mengatakan bahwa berakit-rakit ke hulu
74
berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senanglah kemudian. Pada dasarnya kehidupan berumah tangga pasti ada cobaan yang menghampiri, itu semua harus di lewati dengan lapang dan tabah, bahwa pada setiap kehidupan berumah tangga pasti ada yang namanya titik proses dalam perjuangan agar mendapatkan kehidupan yang senantiasa selalu dilindungi oleh Allah SWT, Fisha yang menunjukan rasa bahagianya kepada suaminya akhirnya menyaksikan langsung pernikahan ini. Sebagaimana dijelaskan dalam surah An-Nisa ayat 3:
ْ } َفإِنْ ِخ ْف ُت ْم أَ اَّل َتعْ ِدلُوا َف َواحِدَ ًة أَ ْو َما َملَ َك {ت أَ ْي َما ُن ُك ْم َذل َِك أَ ْد َنى أَ اَّل َتعُولُوا Artinya : Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya” (QS anNisa’:3).
Tabel 4.5 6. Scene 27 Visual
Dialog/Suara
Type Of Shot
Gambar 1
Dian: Mba Fisha tabah
Medium Shot:
banget, dia ngebuktiin
pengambilan dari jarak
kalo cinta sejati itu
sedang, jika objeknya
benar-benar ada.
orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari pinggang keatas)
a. Makna Denotasi
75
Makna Denotasi yang terlihat pada adegan gambar pertama menggambarkan yakni terlihat dua orang wanita yang saling bertolak belakang dan mengenakan pakaian serba putih yang sedang membicarakan sosok seorang perempuan yang penuh dengan ketabahan dan kebesaran hati bernama Fisha. Perempuan adalah sosok makhluk Tuhan yang diciptakan dengan perasaan lembut dan indah. Fisha yang selalu taat kepada suami dan selalu ingin melihat suaminya bahagia, maka ia merelakan suaminya untuk menikahi wanita lain. Keinginan adalah pencapaian sesuatu hal yang bernilai positif dan melalu proses agar bisa mencapainya, sama halnya yang dilakukan oleh Fisha, bahwa ia mengingkan suaminya untuk bahagia walaupun ia tau bahwa ia akan meninggalkan suaminya untuk selamanya. Sifat
tabah
yang
dimiliki
Fisha
sebagai
istri
shalihah
mencerminkan bahwa ia sangat menjaga kualitas tata bicara dan keramahan sikap kepada siapapun yang ada disekeliling nya, wanita yang selalu memperlihatkan bahwa cinta sejati itu ada dan hadir pada setiap pasangan yang sudah menikah dan membangun rumah tangga bersama. b. Makna Konotasi Makna
konotasi
yang
terlihat
pada
gambar
pertama
menggambarkan dua orang wanita yang sama-sama menangis menandakan haru. dan satu diantara mereka menangis sambil berbicara tentang sosok perempuan yang mengalami proses perjuangan yang panjang dalam berkorban untuk orang yang ia sayangi dan ketabahan seorang istri adalah
76
benar adanya dan sangat nyata terlihat jelas, Pengambilan melalui medium shot. Dua orang wanita yang sama-sama sedang berdiri dan memakai baju serba putih menandakan suci dan bersih sedang menghadap kearah depan dan yang satu hanya menangis dan satunya lagi menangis sambil berbicara tersendu-sendu. c. Makna Mitos Makna mitos yang terlihat dalam adegan ini adalah Ketabahan yang terkait dengan kekuatan jiwa seseorang menghadapi atau mengurai masalahnya, baik itu ketika menderita, menghadapi cobaan, hukuman karma, dan sebagainya. Tentu saja gradasinya berbeda-beda, tergantung masing-masing individu. Tabel 4.6 7. Scene 28 Visual Gambar 1
Dialog/Suara
Type Of Shot
Fikri: Sayang kamu
Medium Shot:
kenapa?
pengambilan dari
Fisha: engga, aku
jarak sedang, jika
kekamar aja mas.
objeknya orang maka
Fikri: sayang cerita
yang terlihat hanya
sama aku.
separuh badannya saja (dari pinggang keatas)
Gambar 2
Tanpa Dialog
Zoom in zoom out kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan
77
tombol zooming yang ada dikamera.
Gambar 3
Fikri: Sayang kamu
Medium Shot:
kenapa? Please kasih
pengambilan dari
tau aku.
jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari pinggang keatas)
Gambar 4
Fikri: aku ini masih
Medium Shot :
suami kamu, kasih tau
pengambilan dari
aku kamu kenapa? apa
jarak sedang, jika
yang kamu
objeknya orang maka
sembunyiin dari aku,
yang terlihat hanya
apa?
separuh badannya saja
Fisha: aku gapapa
(dari pinggang keatas).
mas, aku kekamar aja. Gambar 5
Weni: Fisha
Medium Shot:
Kemotrapi, Kanker
pengambilan dari
rahim stadium akhir,
jarak sedang, jika
Fisha maafin aku
objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari pinggang keatas).
a. Makna Denotasi Makna Denotasi yang terlihat pada adegan gambar pertama, berupa gambar Fisha dan Fikri sedang berbicara secara berhadapan di ruang tamu
78
di dalam rumah mereka, pada gambar kedua Fikri kaget karena melihat rambut Fisha yang rontok, lalu pada gambar ketiga dan keempat Fikri mengajak bicara lagi kepada Fisha, Pada gambar kelima menjelaskan Weni sedang berbicara kepada Fikri dan Fisha. Perjuangan kemotrapi kanker Rahim stadium akhir yang di alami Fisha yang sejak awal sudah divonis oleh dokter bahwa dirinya mengidap sakit kanker Rahim stadium akhir dan menjalani kemotrapi akan tetapi hal ini baru diketahui oleh Fikri suaminya, mendengar istrinya mengidap penyakit kanker seketika Fikri kaget, karena yang memberi tahu adalah Weni istri kedua Fikri. Kejujuran yang di berikan Fisha terhadap suaminya, Pada akhirnya menceritakan sendiri semua yang dirasakannya selama ini soal penyakit kanker yang dia alami sampai akhirnya keputusan yang membuat ia memilih langkah pengorbanan yang luar biasa terhadap suaminya. Yaitu mempersiapkan wanita lain untuk di nikahinya. Hal ini membuat Fikri sempat merasa bingung karena Fisha menyembunyikannya di awal, akan tetapi setelah Weni menceritakan semuanya Fisha langsung jujur dan meminta maaf kepada suaminya. Fisha sangat terpukul dan sangat sedih dengan hal yang menimpa ia dan keluarga kecilnya, awalnya hanya ingin menutupi agar suaminya jangan sampai tahu, akhirnya suaminya pun tahu bahwa ia sedang menjalani perjuangan kemotrapi karena sakit kanker yang ia derita. Sedih dan kecewa pasti sudah jadi satu, akan tetapi Fikri sebagai Seorang suami memberikan perhatian dan dukungan yang sangat berarti kepada Fisha.
79
b. Makna Konotasi Konotasi yang terlihat dalam rangkaian gambar adalah sebuah perbincangan antara Fikri, Fisha dan Wina mengenai kanker Rahim stadium akhir yang di derita oleh Fisha. pada adegan pertama terlihat wajah Fisha Pucat menandakan ia sedang sakit, pada adegan kedua Fikri menemukan rambut Fisha yang rontok dan menanyakan kepada istrinya itu ada apa sebenarnya dengannya, pada adegn ke tiga dan keempat Fikri mengajak bicara Fisha dengan nada serius untuk menanyakan apa yang sedang terjadi kepada Fisha yang sebenarnya, pada gambar kelima Weni muncul dan menceritakan semua tentang perjuangan Fisha yang sudah lama mengidap sakit kanker Rahim stadium akhir dan harus di kemotrapi. c. Makna Mitos Makna mitos yang terlihat pada adegan ini adalah Keterbukaan yang dilakukan Weni membuat Fisha akhirnya menceritakan semuanya ke Fikri, hal ini untuk kebaikan keluarga mereka. Islam juga mengajarkan kita untuk bersikap saling terbuka dari golongan apapun. Proses panjang yang dialami Fisha adalah cerminan untuk semua wanita agar terus dapat memperjuangkan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Hal yang lebih baik akan membentuk sebuah proses yang panjang, akan tetapi akan mendapatkan hasil yang indah. Dalam sebuah hubungan rumah tangga Fisha dan Fikri selalu di warnai kebahagiaan, akan tetapi mereka selalu memperlihatkan kondisi yang terbuka untuk selalu membicarakan hal yang mereka ingin katakana satu sama lain, hal tersebut merupakan bentuk dari kerukunan pasangan suami dan istri.
80
Tabel 4.7 8. Scene 29 Visual
Dialog/Suara
Type Of Shot
Gambar 1
Tanpa Dialog
Long Shot: Digunakan untuk menunjukan tempat adegan berada.
Gambar 2
Fisha: Mas,
Close-Up:
sepertinya ada
Umumnya
masalah sedikit
memperlihatkan
dalam keluarga
ekspresi wajah dengan
kita, tapi sekarang jelas serta gestur yang sudah ada
mendetail. Close-up
solusinya.
biasanya digunakan untuk adegan dialog yang lebih intim. Close up juga memperlihatkan lebih mendetail sebuah benda atau objek.
a. Makna Denotasi Makna Denotasi yang terlihat pada gambar pertama terlihat ada Dian (Adik Fikri), Mamah Halimah, Eyang Aida, Weni, Fikri dan Fisha, yang sedang berkumpul di ruang tamu dan membicarakan tentang
81
pernikahan yang akan dilaksanakan oleh Fikri suaminya dan Weni sahabat dari Fisha sendiri. Scene sebelum ini menceritakan Fisha dan Fikri yang sedang membicarakan soal pernikahan yang akan dilaksanakan oleh Fikri, hal ini dibicarakan oleh keluarga besar Fikri dan Fisha sudah memberikan solusi yang terbaik untuk keluarganya. Pilihan untuk kebahagiaan keluarga besar dan suaminya. Fisha melangkah menjauh dan ia mengambil pilihan yang ia anggap baik, bukan hanya untuk keluarga tapi untuk keberlangsungan hidup suaminya. Keputusan dan tekad Fisha yang kuat membuktikan bahwa perjuangan menjadi istri shalihah benar ia lakukan demi melihat orang-orang yang ia sayang merasa bahagia. b. Makna Konotasi Makna konotasi yang terlihat dalam adegan ini adalah proses perjuangan yang dilakukan oleh Fisha sebagai seorang istri shalihah. Ini terlihat pada gambar adegan pertama Fisha dengan hangat menyambut kedatangan suaminya yang sudah pulang bekerja dan membicarakaan dengan nada pelan kepada suaminya bahwa ia sudah menemukan solusi dari permasalahan keluarganya, yaitu yang di maksudkan oleh Fisha bahwa ia sudah menemukan calon istri yang sesuai dan yang pantas untuk dinikahi oleh Fikri. Dalam hal ini Fisha memperlihatkan bahwa ia sungguh-sungguh dalam berbuat sesuatu yang ingin ia lakukan. Keinginan dan tekad yang dimiliki oleh Fisha sangat memberikan hal yang baik untuk suaminya dan terutama untuk keluarga besar suaminya, walaupun sebenarnya ia sangat mencintai suaminya, akan tetapi
82
dengan sebuah cinta sejati yang tulus ia mampu memberikan kebahagiaan yang amat membuat semua orang dapat bangga dan kagum dengan melihat semua proses perjuangan yang Fisha lakukan dan untuk mencapai tujuan kebahagiaan yang abadi. c. Mitos Makna mitos yang terlihat dalam adegan ini adalah Sikap kebesaran hati yang dimiliki oleh seorang istri, Mampu melihat bahwa kekuatan dari seorang wanita adalah sebuah perjuangan yang rela berkorban demi seseorang yang ia sayangi. Selain itu juga terdapat beberapa nilai inspiratif yang mengajarkan kepada kita para wanita bahwa hidup di dunia ini kita harus bisa memiliki sikap ikhlas dan tawakal, karena itu penting bagi kita untuk selalu membimbing diri kita agar tidak menjadi manusia yang salah dalam memilih sesuatu. Tabel 4.8 9. Scene 30 Visual
Dialog/Suara
Gambar 1
Fisha: Mulai hari
Long Shot: Digunakan
ini dengarlah
untuk menunjukan tempat
cintamu
adegan berada.
menggema dimana-mana, Karena ia sudah menyatu dengan ruang dan waktu
Type Of Shot
83
di tempat pertama kali kita bertemu. Gambar 2
Fisha: Mas.
Close-Up: Umumnya memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gestur yang mendetail. Close-u p biasanya digunakan untuk adegan dialog yang lebih intim. Close up juga memperlihatkan lebih mendetail sebuah benda atau objek.
Gambar 3
Tannpa Dialog
Extreme Close-Up: menampilkan detail obyek, misalnya mata, hidung, atau telinga. Melakukan pengambilan gambar dengan extreme close-up perlu pertimbangan khusus, hal ini jarang sekali dilakukan apabila tidak ada alasan yang kuat.
84
Gambar 4
Fisha: Demi Allah aku sangat mencintai kamu mas.
Close-Up: Umumnya memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gestur yang mendetail. Close-up biasanya digunakan untuk adegan dialog yang lebih intim. Close up juga memperlihatkan lebih mendetail sebuah benda atau objek.
Gambar 5
Fikri: Aku juga mencintai kamu, kamu hidup aku.
Close-Up: Umumnya memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gestur yang mendetail. Close-up biasanya digunakan untuk adegan dialog yang lebih intim. Close up juga memperlihatkan lebih mendetail sebuah benda atau objek.
85
Gambar 6
Fisha: Asyhadu alla ila hailawlloh wa asyhadu anna muhammadan rasulullah.
Close-Up: Umumnya memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gestur yang mendetail. Close-u p biasanya digunakan untuk adegan dialog yang lebih intim. Close up juga memperlihatkan lebih mendetail sebuah benda atau objek.
Gambar 7
Tanpa Dialog
Long Shot: Digunakan untuk menunjukan tempat adegan berada.
a. Makna Denotasi Makna Denotasi yang terlihat pada adegan gambar pertama adalah Fisha yang berada di tempat pertama ia bertemu dengan Fikri, yaitu ditempat kantor Fikri biasa bekerja, pada gambar kedua terlihat wajah Fisha yang sudah pucat karena sakit yang ia derita yaitu kanker Rahim stadium akhir, setelah dirinya duduk di sofa ia melihat suaminya sudah datang, pada gambar ketiga
86
Fikri mencium sangat mesra kedua tangan Fisha, pada gambar ke empat Fisha mencurahkan rasa sayang dan cintanya terhadap Fikri, pada gambar kelima Fikri membalas kalimat dengan rasa sayang dan cintanya terhadap Fisha, pada gambar ke enam saat Fisha mendengar ucapan kalimat mencintai dari Fikri ia langsung membaca kalimat syahadat dan mengehembuskan nafas terakhir di hadapan suaminya, pada gambar ketujuh Fikri langsung menangis dan memeluk istri yang sangat di cintainya. Perjuangan cinta sampai akhir hayat yang dilakukan oleh Fisha memberikan arti ketulusan dan arti saling mencintai terhadap pasangan kita masing-masing, bahwa sesungguhnya apapun yang menjadi milik ALLAH SWT dan akan kembali juga kepada ALLAH SWT. b. Makna Konotasi Makna Konotasi yang terlihat dalam rangkaian gambar diatas adalah sebuah perbincangan antara Fikri dan Fisha yang berada di ruangan kantor dan mereka saling mengucapkan saling sayang dan cinta, terlihat Fisha meneteskan air mata sambil mengucapkan bahwa dirinya sangat amat mencintai suamainya, pada posisi dirinya duduk di bangku dan Fikri duduk tepat persis dibawah Fisha, Fikri sangat amat juga mencintai istrinya terlihat dari tatap matanya yang dalam ke Fisha bahwa dirinya sangat takut kehilangan Fisha. Fikri yang melihat Fisha sudah tak sadarkan diri langsung menangis dan memeluk erat istrinya. Dari rangkaian gambar satu sampai tujuh memperlihatkan bahwa konotasinya tentang istri shalihah dalam menjaga cintanya sampai akhir hayat. Ekspresi yang diperlihatkan dengan wajah pucat bukan menandakan bahwa
87
Fisha sakit akan tetapi raut wajah pucat karena ia meninggal dunia dengan damai dan tenang. Gestur pada umumnya hanya berdiri dan duduk padahal pada kesempatan pertama Fikri tidak akan menyadari bahwa istrinya meninggal di hadapannya. c. Makna Mitos Makna mitos dalam adegan ini adalah Sikap Ketulusan dan cinta sejati yang dimiliki oleh seorang istri shalihah bernama Fisha. Ketulusan dan cinta sejati tidak dimiliki oleh semua orang, akan tetapi jika kita memiliki sifat tulus terhadap seseorang maka ALLAH SWT akan menyukai hal itu. Selain itu juga terdapat beberapa nilai yang memberi pemahaman bahwa cinta sejati adalah cinta yang rela berkorban dan melalui proses perjuangan yang panjang, sehingga bisa mencapai pada titik suatu kebahagiaan. Bahwa pada umumnya sebuah cinta yang tulus akan mendapatkan hal yang baik dan benar, suaminya Fikri selalu menyayangi dan mencintai istrinya Fisha dan akan selalu mengingat nya walaupun Fisha sudah tidak ada di dunia. Meski raga dan jiwanya sudah tidak ada di dunia, akan tetapi kenangan nya akan selalu di ingat.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pesan Islam yang paling dominan dalam film Air Mata Surga adalah keikhlasan seorang perempuan yang rela untuk dipoligami. Kekuatan ini muncul dari istri shalihah bernama Fisha pada saat menyaksikan pernikahan suaminya yang kedua kali dengan Weni; Hal ini menjadi bukti nyata bahwa keikhlasan dalam diri Fisha adalah ada, hal ini juga menepis pakem bahwa perempuan itu tidak lemah dan tidak ringkih melainkan perempuan itu memiliki kebesaran hati yang tidak dimiliki oleh seorang laki-laki. 2. Makna denotasi yang mempresentasikan makna perjuangan menjadi istri shalihah dalam film Air Mata Surga dilihat dari gambaran tentang potret perjuangan, pengorbanan dan keiklahsan dari seorang istri bernama Fisha untuk mengharapkan keridhoan suaminya agar bisa masuk surga. Makna konotasi yang terlihat pada beberapa adegan yang menunjukan sikap perjuangan menjadi istri shalihah, yaitu pengorbanan yang dilakukan Fisha, dalam memperoleh kehidupan rumah tangga sampai akhir hayat hidupnya. Fisha yang ikhlas untuk di poligami oleh suaminya, pada akhirnya membuktikan bahwa cinta sejati itu ada. Makna mitos terlihat dari sikap kebesaran hati yang dimiliki oleh seorang istri. Penulis beranggapan bahwa Film Air Mata Surga ingin menunjukan sisi kekuatan dari diri seorang perempuan, banyak sisi positif yang terdapat dalam film ini, diantaranya tentang kebesaran hati dan
88
89
keikhlasan. Pertama tentang kebesaran hati yang dimiliki oleh Fisha. meskipun ia tahu apa kekurangan yang ia miliki akan tetapi ia tak henti berjuang untuk melihat keluarganya tetap bahagia walaupun dihalang oleh ribuan cobaan, akan tetapi ia semangat untuk bisa membuktikan bahwa cinta sejati itu benar-benar ada. B. Saran Beberapa saran terhadap film Air Mata Surga sebagai berikut: 1. Saran penulis kepada sutradara film: agar memperkaya lagi film yang bertemakan balutan religi Islam dan yang sesuai dengan syariat Islam. 2. Saran penulis kepada penonton: pada saat menonton film haruslah secara aktif tahu apa saja pesan yang ingin di sampaikan dalam sebuah film tersebut, akan adanya makna dan simbol dalam film menjadikan penonton harus lebih pintar dalam menyaksikan dan menilai sebuah tontonan. 3. Saran penulis untuk Universitas: Diharapkan universitas menyediakan sarana dan prasarana yang memadai agar bisa mendukung perkuliahan khususnya di bidang broadcast dan perfilman. Agar bisa langsung mempraktekan teori-teori yang sudah di dapati, serta mempunyai kemampuan yang memadai untuk terjun dalam dunia broadcast dan perfilman. Serta memberikan dosen yang dapat berkompeten dibidang perfilman. 4. Bagi penulis, film ini sangat amat layak untuk ditonton. Karena film ini adalah film yang dipersembahkan dari perempuan, oleh perempuan dan untuk perempuan. Film ini sangat memberikan energi positif untuk seluruh perempuan tangguh yang ada di seluruh dunia.
LAMPIRAN
Peneliti berfoto bersama Sutradara Film Air Mata Surga Reni Nur Cahyo Hestu Saputro
Peneliti berfoto bersama Asisten Sutradara Film Air Mata Surga Dona Roy Sandra
(Cover Film Air Mata Surga)
(Cover Novel Air Mata Tuhan)
Lampirna 6
(Data penonton Film Air Mata Surga)
(Komentar salah satu perempuan inspiratif yang diberikan penghargaan oleh Tujuh Bintang Sinema yaitu artis penyanyi dangdut Inul Daratista)