FILM DOKUMENTER ‘THE MUSLIM PREMIER LEAGUE’ DALAM PERSPEKTIF ANALISIS NARASI
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Disusun Oleh:
WAHYU EKO WIBOWO NIM: 109051000127
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2016 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini Saya Menyatakan Bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyalatan memperoleh gelar Strata Satu (S. Kom.
I) di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
ini
telah
saya
di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. "rika di kemudian hari terbukti bahwa karya ilmiah ini bukan hasil karya
asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka bersedia menerima sanksi yang berlaku di
saya
UIN Syarif Hidayatuilah Jakafta
WahW Eko Wibowo
ABSTRAK Film Dokumenter ‘The Muslim Premier League’ Dalam Perspektif Analisis Narasi Kehadiran pesepakbola muslim di Inggris terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Selain menjadi pemain penting bagi setiap klub yang diperkuat, sikap pesepakbola muslim yang menolak mengonsumsi alkohol, tetap puasa ketika bertanding, hingga melakukan aksi simpatik kemanusiaan, telah menjadi wacana di Inggris. Oleh karenanya, kantor berita yang berbasis di London, BBC, membuat liputan khusus mengenai sepak terjang pesepakbola muslim. Berdasarkan latar belakang di atas, muncul pertanyaan mayor: bagaimana analisis narasi atas film dokumenter The Muslim Premier League? Adapun pertanyaan minornya: Seperti apa alur narasi menurut awal, tengah, dan akhir cerita film dokumenter The Muslim Premier League? Lalu sifat-sifat berlawanan apa saja yang terdapat dalam film dokumenter tersebut? Serta, adakah unsur-unsur mitos dan simbol dalam film dokumenter itu? Film dokumenter The Muslim Premier League sendiri adalah liputan yang khusus diproduksi oleh BBC dalam rangka menyambut bulan Ramadhan tahun 2013. Dalam film ini, diterangkan bahwa pesepakbola muslim menjadi diaspora dalam merepresentasikan Islam yang ramah, toleran, dan mampu beradaptasi dengan kultur Eropa yang sekuler. Meski dari segi jumlah belum sebanding dengan pesepakbola yang beragama lain, namun dampaknya tidak bisa diabaikan. Adapun untuk menjawab rumusan masalah di atas, penulis menggunakan analisis naratif untuk menjabarkannya. Analisis naratif adalah sebuah cara untuk memahami perangkat dan konvensi yang mengatur sebuah cerita. Cerita tersebut bisa berbentuk fiksi maupun non fiksi yang telah disusun secara berurutan. Dengan demikian, hal ini memungkinkan penonton untuk terlibat dan masuk ke dalam cerita (Branston dan Stafford, 2003: 31). Kemudian, untuk mempertajam analisis, penulis menggunakan metode analisis dengan pendekatan naratif milik Tzvetan Todorov, Claude Levi-Strauss, dan Joseph Campbell. Para tokoh tersebut melakukan analisis berdasarkan alur cerita, oposisi biner atau sifat-sifat yang berlawanan, hingga menggunakan mitos dan simbol yang ditemukan dalam film (Branston dan Stafford, 2003: 31-40). Dengan menganalisis film dokumenter ini, penulis mendapati bahwa kehadiran pesepakbola muslim telah mengubah beberapa paradigma di Liga Inggris serta membawa efek di luar kompetisi. Klub maupun pengelola kompetisi „dipaksa‟ untuk melakukan kompromi untuk menghindari benturan-benturan yang dikhawatirkan bisa terjadi dengan pesepakbola muslim. Namun demikian, hingga kini belum ada satupun pesepakbola muslim yang memperkuat tim nasional Inggris. Hal ini disebabkan oleh mayoritas pesepakbola muslim yang berkarir di Liga Primer, merupakan pendatang dari Timur Tengah, Afrika, maupun negara Eropa lainnya. Karenanya, ketika hal itu terjadi, sepakbola Inggris akan berada dalam level tertinggi. Level di sini bukan diukur dari prestasi timnas semata, tapi lebih kepada kemampuan Inggris dalam mengoptimalkan seluruh potensi yang ada untuk dipersatukan menjadi sebuah kesebelasan. Keyword: Pesepakbola Muslim, Film Dokumenter, Inggris, Analisis Narasi.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahhirahmanirrahim
Sebuah karya tidak mungkin lahir dari kerja soliter. Interaksi dan sinergi dengan banyak pihak menjadi kerja kolektif yang sangat penulis syukuri dan nikmati, Tak ubahnya puzzle, keping demi keping disusun sehingga mewujud satu gambar utuh. Dan inilah gambar utuh tersebut, dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Sehingga, dengan keikhlasan yang masih belajar untuk tulus, saya ucapkan Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan serta mengabulkan doa-doa sehingga skripsi berjudul “Film Dokumenter The Muslim Premier League dalam Perspektif Analisis Narasi” dapat selesai tanpa kendala berarti. Lebih lanjut, menjadi umat seorang Nabi Agung seperti Muhammad SAW adalah suatu tanggung jawab besar agar senantiasa bisa menjadi umat pilihan dalam meneruskan dan menegakkan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan kerendahan hati, saya sanjungkan shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah selaku pemimpin revolusi agung sepanjang masa dan kepada seluruh keluarga, para sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga hari kiamat kelak. Selain itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. Khususnya kepada orang tua tercinta, Bapak Maryanto dan Ibu Rukmini, serta adik Aji Dwi Kurniawan yang tidak pernah bosan memberikan nasihat, semangat, dan selalu mendoakan yang
iv
terbaik bagi penulis. Dengan segala ketulusan dan kerendahan, penulis juga ingin menghaturkan terima kasih dan takzim kepada: 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wadek I, Dr. Roudhonah, M.A selaku Wadek II, dan Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wadek III. 2. Drs. Masran, M.Ag dan Fita Faturrokhmah, M.Si selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, M.A selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membantu dan memberikan pengarahan pada penulisan skripsi ini. Seorang guru besar yang sangat cerdas, tekun, dan sabar untuk membimbing penulis. Semoga profesor selalu diberikan limpahan karunia, nikmat, dan senantiasa mendapat perlindungan dari Allah SWT. 4. Zakaria, M.Ag selaku Penasihat Akademik yang telah bersedia meluangkan waktunya kepada penulis untuk berdiskusi. 5. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta yang telah mewariskan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan. Semoga ilmu diberikan menjadi amal shaleh yang akan terus mengalir tanpa putus. 6. Fajar Junaedi, M.S dan Luzman Rifqi Karami, S.Kom yang telah memberi inspirasi, masukan, dorongan, dan ilmu kepada penulis. 7. Sahabat-sahabat di KPI 2009, PMII Komfakda, KKN Sersan, Inter Club Indonesia, 23 Unity, Mexicana, dan Teras KPI. Terima kasih banyak. 8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
v
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, segala kritik dan saran sangat diperlukan untuk kemajuan yang lebih baik. Akhir kata, semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca sebagai bahan memperkaya ilmu pengetahuan.
Jakarta, 29 Mei 2016
Wahyu Eko Wibowo
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................. iii KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv DAFTAR ISI ............................................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5 2. Batasan Masalah................................................................................. 6 3. Rumusan Masalah .............................................................................. 6 C. Signifikansi Penelitian 1. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6 2. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7 3. Pernyataan Penelitian ......................................................................... 7 D. Bagan Teoritis ........................................................................................... 8 E. Bingkai Metodologis 1. Metode Penelitian............................................................................... 9 2. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................ 10 3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 10 4. Teknik Analisis Data ........................................................................ 10 F. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 11 G. Sistematika Penulisan.............................................................................. 12
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Umum Narasi 1. Pengertian Narasi ............................................................................... 14
vii
2. Teori Analisis Narasi a. Tzvetan Todorov .......................................................................... 15 b. Vladimir Propp ............................................................................. 17 c. Joseph Campbell .......................................................................... 18 d. Claude Levi-Strauss ..................................................................... 19 B. Tinjauan Umum Film 1. Pengertian Film .................................................................................. 20 2. Jenis-Jenis Film a. Film Fiksi ..................................................................................... 21 b. Film Dokumenter ......................................................................... 22 c. Film Eksperimental ...................................................................... 22 3. Pengertian Film Dokumenter ............................................................. 23 C. Tinjauan Umum Sepakbola 1. Pengertian Sepakbola ......................................................................... 24 2. Perspektif Islam tentang Sepakbola ................................................... 31
BAB III GAMBARAN UMUM A. Film Dokumenter The Muslim Premier LEague...................................... 36 B. Pesepakbola Muslim di Inggris ................................................................ 37 C. Relasi Islam dengan Eropa ....................................................................... 44
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS A. Analisis Alur Cerita Film Dokumenter The Muslim Premier League 1. Alur Awal ........................................................................................... 52 2. Alur Tengah ...................................................................................... 54 3. Alur Akhir .......................................................................................... 71 B. Analisis Oposisi Biner Film Dokumenter The Muslim Premier League 1. Adegan Pembuka ............................................................................... 73 2. Adegan Pertama ................................................................................ 74 3. Adegan Ketiga .................................................................................... 75 4. Adegan Keempat ............................................................................... 76
viii
5. Adegan Kelima................................................................................... 77 6. Adegan Keenam ................................................................................. 80 7. Adegan Ketujuh ................................................................................. 81 8. Adegan Kedelapan ............................................................................. 82 9. Adegan Penutup ................................................................................. 83 C. Analisis Mitos dan Simbol Film Dokumenter The Muslim Premier League ........................................................................................ 85
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................ 93 B. Saran .......................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 98 LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 103
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Potongan video pembuka ...................................................................53 Gambar 2. Zafar Iqbal saat menjelaskan tentang kebijakan makanan halal klub Liverpool ............................................................57 Gambar 3. James Milner menerima hadiah botol sampanye ...............................62 Gambar 4. Ekspresi kekecewaan pendukung Ali Al-Habsy................................68 Gambar 5. Pemain muda Inggris tengah beribadah di sebuah lapangan sepakbola tempat mereka berlatih .....................................................72 Gambar 6. Abou Diaby ketika mengikuti kegiatan sosial ...................................78 Gambar 7. Suporter Wigan dan rombongan dari Oman bernyanyi bersama mendukung klub jagoannya .................................................83 Gambar 8. Lirik lagu pujaan atau chant untuk Demba Ba ..................................86 Gambar 9. Demba Ba dan Papis Cisse meluapkan kegembiraannya dengan sujud syukur ...........................................................................91
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Bimbingan Skripsi Lampiran 2. Transkip dialog film dokumenter The Muslim Premier League
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kehadiran pesepakbola muslim di Eropa terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Selain menjadi pemain penting bagi setiap klub yang diperkuat, hadirnya pesepakbola muslim juga menjadi fenomena tersendiri bagi dinamika tim-tim elit Eropa. Mereka banyak membawa perubahan terhadap arus modernisasi dan industrialisasi sepak bola di kawasan tersebut. Perubahan tersebut adalah masuknya nilai-nilai Islam dalam sepakbola Eropa, benua yang mengalami pasang surut relasi dengan dunia Islam.1 Seperti diketahui, umat muslim dilarang berjudi, meminum khamr, serta pergaulan bebas. Mereka juga memiliki rutinitas ibadah yang tinggi, seperti shalat dan puasa Ramadhan. Hal itu terlihat asing di sepakbola Eropa yang terbiasa menggunakan sampanye dalam melakukan selebrasi, memanfaatkan perusahaan judi sebagai sumber pemasukan, dan tetap bertanding meski bertepatan dengan bulan Ramadhan. Namun, semakin banyaknya pesepakbola muslim yang memperkuat klub-klub Eropa, mau tidak mau membuat klub atau pengelola kompetisi sepakbola Eropa melakukan kompromi. Salah satu di antaranya adalah Liga Primer Inggris, kompetisi sepakbola yang disebut-sebut terbaik di dunia karena sangat kompetitif.2
1
Agus Aha, Legiun Muslim di Kancah Eropa (Bandung: PT Mizan Publika, 2008), h. ix. Luzman Rifqi Karami, Sepakbola dan Dakwah Islam (Jakarta: Kumaha Anjeun Publisher, 2011), h. 12. 2
1
2
Ketika format baru Liga Primer Inggris pertama kali dicetuskan pada 1992, hanya ada satu pesepakbola yang muslim, yakni gelandang asal Spanyol, Mohammed Ali Amar. Pemain kelahiran 5 November 1966 itu lima tahun memperkuat Tottenham Hotspurs sebelum kembali ke negaranya. Namun, saat ini terdapat lebih dari 50 pesepakbola muslim di kasta tertinggi sepakbola Inggris. Jumlah tersebut belum termasuk pesepakbola muslim yang memperkuat klub-klub di empat divisi lainnya. Ini membuat Liga Inggris dihuni oleh berbagai macam ras, etnis, dan juga keyakinan yang beragam, termasuk pemeluk agama Islam.3 Bagi penggemar sepak bola dunia, tentu sudah tidak asing dengan namanama seperti Samir Nasri (lahir 1987), Yaya Toure (l. 1983), Edin Dzeko (l. 1986), Bacary Sagna (l. 1983), dan Gael Clichy (l. 1985). Pada musim kompetisi 2013/2014, mereka bahu-membahu membawa Manchester City menjuarai Liga Inggris dan Piala Capital One. Dua tahun sebelumnya, mereka juga sukses mengantarkan klub milik milyuner Timur Tengah, Syeikh Mansour (l. 1970) tersebut meraih trofi Liga Primer Inggris pertamanya sejak 44 tahun, sekaligus menghentikan dominasi tim sekotanya, Manchester United.4 Selain di Manchester City, pemain muslim dapat ditemui di klub besar Inggris lainnya. Di Liverpool, terdapat tiga pesepak bola Muslim, yakni Kolo Toure (l. 1981), Emre Can (l. 1994), dan Mamadou Sakho (l. 1990). Di Chelsea, juga terdapat tiga pesepak bola Muslim yang terkenal taat terhadap ajaran agama, yaitu Kurt Zouma (l. 1994), Baba Rahman (l. 1994), dan Asmir Begovic (l. 1987). Sementara di Manchester United terdapat gelandang tangguh keturunan Maroko, 3
Rob Cowling, “Pemain Muslim ikut mengubah Liga Primer,” artikel diakses pada 28 Mei 2014 dari http://www.bbc.com/indonesia/olahraga/2013/07/130705_muslim_liga_inggris. 4 Sri Wahyuti, Kisah Seru Bintang Sepakbola Muslim (Jakarta: Adi Bintang, 2013), h. 126.
3
Maruone Fellaini (l. 1987), dan bintang masa depan kelahiran Kosovo, Adnan Januzaj (l. 1995). Begitu pula Arsenal yang memiliki tiga pesepakbola Muslim, yaitu Ismael Bennacer (l. 1997), Mesut Oezil (l. 1988) dan Mohammed El Neny (l. 1992).5 Kehadiran pesepakbola muslim di Inggris, menjadi bukti bahwa sepakbola tidak lagi mengenal sekat-sekat agama, kultural, negara, dan sebagainya. Kiprah pesepakbola muslim tidak hanya didominasi oleh pendatang asal Afrika. Mereka juga muncul dari tanah Eropa sendiri, baik dari keturunan para imigran hingga para mualaf. Para pesepakbola muslim, mungkin telah menemukan kekayaan dan ketenaran dengan bermain untuk klub Inggris, namun banyak di antara mereka yang konsisten dengan ajaran Islam bahkan bangga memperlihatkan identitasnya sebagai muslim, seperti Demba Ba (l. 1985).6 Pada 5 Februari 2012, Newcastle United menjamu Aston Villa di Stadion Sports Direct Arena. Saat itu terdapat sebuah momen yang menjadi „pembuka‟ bagi pesepakbola muslim untuk menunjukkan jatidirinya. Ketika pertandingan memasuki menit ke-30, Demba Ba mencetak gol ke gawang yang dijaga Shay Given. Alih-alih merayakan gol kemenangan dengan penuh kebanggaan dan kesombongan, Demba Ba justru melakukan selebrasi unik yang mengagetkan publik sepak bola Inggris. Bersama rekan setim yang juga kompatriotnya di timnas Senegal, Pappis Cisse (l. 1987), mereka berlari menuju sudut lapangan kemudian berlutut laiknya gerakan sujud saat shalat. Hingga sekarang, di
5 6
Sri Wahyuti, Kisah Seru Bintang Sepak Bola Muslim, h. 90. Ubaidillah Nugraha, Republik Gila Bola (Jakarta: Ufuk Press, 2008), h. 186.
4
kompetisi Eropa sering sekali dijumpai selebrasi serupa yang dilakukan pesepakbola muslim. Kemudian, momen lain yang tak kalah menarik adalah ketika bintang Manchester City, Yaya Toure menolak untuk minum alkohol ketika terpilih menjadi pemain terbaik atau man of the match. Sesuai tradisi klub, bintang pertandingan mendapat kehormatan membuka botol besar sampanye. Namun, secara halus pemain kelahiran Pantai Gading ini menolak pesta kemenangan bersama dengan minuman keras. Oleh penyelenggara sepakbola di Inggris atau FA, sikap Yaya Toure ini kemudian disikapi dengan cara terbaik, yakni mengubah regulasi yang ada. Bagi pemain terbaik setiap pertandingan, FA tidak lagi memberikan botol berisi sampanye melainkan diganti dengan piala mungil.7 Selain itu, publik sepakbola Inggris juga dikejutkan dengan keputusan pesepakbola muslim yang tetap berpuasa Ramadhan, meski tengah bertanding. Aktivitas tanpa makan dan minum hampir 19 jam membuat pelatih dan manajemen klub khawatir terhadap penurunan performa pemainnya. Banyak yang mempertanyakan kekuatan fisik mereka yang tetap menjalankan ibadah puasa, sementara pihak klub tidak punya wewenang untuk melarang pemainnya untuk melaksanakan ritual keagamaan. Untuk menyiasatinya, jajaran pelatih, khususnya pelatih fisik dan dokter tim memberikan suplemen dan vitamin agar pemain bisa beraktivitas seperti biasanya. Sebuah kompromi dan penyesuaian diri dari sebuah klub kepada pemainnya yang sebenarnya minoritas.8
7
Sri Wahyuti, Kisah Seru Bintang Sepak Bola Muslim, h. 127. Arief Natakusumah, Drama itu Bernama Sepak Bola (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008), h. 37. 8
5
Atas dasar inilah, kantor berita BBC, membuat liputan khusus berbentuk video dokumenter mengenai sepak terjang pemain muslim yang mengubah wajah sepakbola Inggris. Dalam liputan berdurasi 30 menit 27 detik itu, dijelaskan bahwa jumlah pesepakbola muslim terus meningkat setiap tahun. Meski dari segi jumlah belum sebanding dengan pesepakbola non-muslim, namun dampaknya tidak bisa diabaikan. Kehadiran pesepakbola muslim disebut telah mengubah paradigma di Liga Inggris serta membawa efek di luar kompetisi.9 Oleh karenanya, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mendalam terhadap liputan yang dibuat BBC tahun 2013 tersebut. Kajian ini akan diangkat ke dalam sebuah judul penelitian: “Film Dokumenter The Muslim Premier League dalam Perspektif Analisis Narasi.”
B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Di tengah prasangka buruk akibat citra terorisme global yang kerap dialamatkan kepada umat Islam, kehadiran pesepakbola muslim sangat berarti untuk mengembalikan citra Islam yang belum hilang dari sorotan dunia. Sebagai minoritas di Inggris, umat Islam acapkali menjadi sasaran prasangka budaya (prejudice), terutama dari kaum ekstrim konservatif kanan, sebuah gerakan politik yang fundamentalis bahkan radikal dalam bernegara. Namun, hal itu tidak berlaku bagi industri sepakbola Inggris. Para pesepakbola muslim diberikan tempat untuk berkarir dan mengembangkan potensinya. Mereka
9
Mike Smith, 2013. The Muslim Premier League, BBC One, London, Inggris. 30 menit.
6
bahkan mendapat perlakuan khusus dari klub terkait kehalalan makanan hingga keleluasaan untuk beribadah. Hal tersebut didokumentasikan oleh kantor berita BBC dalam film The Muslim Premier League dan membuat penulis tertarik untuk membahasnya. 2. Batasan Masalah Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak melebar dan meluas, maka penulis membatasi masalah pada analisis narasi dalam film dokumenter The Muslim Premier League dengan menggunakan klasifikasi narasi menurut Tzvetan Todorov, Claude Levi-Strauss, dan Joseph Campbell. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana analisis narasi atas film dokumenter The Muslim Premier League? Adapun pertanyaan turunannya adalah sebagai berikut: a. Seperti apa alur narasi menurut awal, tengah, dan akhir cerita film dokumenter The Muslim Premier League? b. Sifat-sifat berlawanan apa saja yang terdapat dalam film dokumenter ini? c. Adakah unsur-unsur mitos dan simbol dalam film dokumenter ini?
C. Signifikansi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara detil nilai-nilai Islam yang masuk dalam kultur sepakbola Inggris, dinarasikan
7
menurut alur cerita, sifat-sifat berlawanan, serta unsur-unsur mitos dan simbol dalam film dokumenter The Muslim Premier League. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis dan praktis, yaitu: a. Manfaat Teoritis Secara teoritis penulisan ini dapat menambah daftar referensi bagi pengembangan ilmu komunikasi antarbudaya, terutama bagi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi dokumen ilmiah serta sebagai bahan informasi bagi mahasiswa dalam menangkap makna-makna yang dinarasikan dalam suatu film dokumenter. b. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan bagi akademisi, praktisi, khususnya mahasiswa yang bergerak di bidang komunikasi. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat yang ingin mengetahui bagaimana nilai-nilai Islam bisa masuk dan mengubah kultur sepakbola Eropa, khususnya di Inggris. 3. Pernyataan Penelitian Film dokumenter The Muslim Premier League adalah sebuah liputan yang khusus disajikan kantor berita BBC dalam rangka menyambut bulan Ramadhan tahun 2013. Dalam film ini, diterangkan bahwa pesepakbola muslim menjadi terdiaspora dalam merepresentasikan Islam yang ramah,
8
toleran, dan mampu beradaptasi dengan kultur Eropa yang sekuler. Sikap pesepakbola yang tetap menjalankan ibadah shalat, menolak judi, tidak minum alkohol, hingga melakukan aksi simpatik untuk kegiatan kemanusiaan, telah menjadi wacana dan mengubah kultur sepakbola Inggris. Inilah aspek komunikasi antar budaya yang ditampilkan film tersebut.
D. Bagan Teoritis Bagan 0.1. Bingkai Teoritis
Berdasarkan bagan teoritis di atas, skripsi ini akan meneliti liputan khusus BBC mengenai The Muslim Premier League. Dalam proses analisis, penulis menggunakan teori Tzvetan Todorov yang membagi narasi menjadi alur awal, alur tengah, dan alur akhir. Kemudian, penulis juga menggunakan teori naratif milik Claude Levi-Srauss yang mengungkap struktur cerita menggunakan oposisi
9
biner atau sifat-sifat yang berlawanan. Sedangkan teori terakhir yang digunakan adalah model teori Joseph Campbell yang memfokuskan pada mitos dan simbolsimbol untuk mengetahui esensi dalam sebuah narasi.10 Ketiga teori tersebut digunakan untuk menggambarkan dengan sejelas-jelasnya perubahan yang terjadi dalam kultur sepakbola Inggris.
E. Bingkai Metodologis Kata „metode‟ dan „metodologi‟ sering disamakan, padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Metodologi berasal dari bahasa Yunani yaitu methodologhia yang secara harfiah bermakna teknik atau cara. Secara garis besar metodologi dapat diartikan sebagai general logic atau pemikiran umum serta dapat diartikan pula dengan theoretic perspective atau gagasan teoritis. Sementara metode, menunjuk pada teknik yang digunakan dalam sebuah penelitian seperti wawancara dan observasi. Jelasnya, metodologi bersifat umum dan metode bersifat khusus. 11 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan analisis narasi deskriptif. Metode ini dipilih lantaran lebih memenuhi kebutuhan analisa struktur pesan dalam komunikasi. Melalui analisis narasi, tidak hanya diketahui pesan apa saja yang terkandung dalam
10
Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book (London: Routledge, 2003), h.
36. 11
J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif Janis, Karakter dan Keunggulannya (Jakarta: PT Grasindo, 2010), h. 1.
10
cerita, namun bagaimana pesan itu dikemas dan diatur sedemikian rupa dalam bentuk cerita. 2. Subjek dan Objek Penelitian Dalam penelitian ini, subjek yang diamati adalah liputan khusus BBC berjudul The Muslim Premier League, dengan objek yang diteliti potongan adegan visual maupun narasi dialog dalam liputan berbentuk film dokumenter tersebut. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: a. Data primer, berupa data yang diperoleh dari rekaman film dokumenter The Muslim Premier League. Rekaman yang berasal dari Youtube tersebut, kemudian dibagi per-scene untuk dipilih adegan-adegan yang sesuai dengan rumusan masalah. b. Data sekunder, berupa data yang diperoleh dari dokumen atau literaturliteratur yang mendukung data primer seperti buku-buku, majalah, dan surat kabar yang membahas tentang pesepakbola muslim maupun analisis narasi itu sendiri. 4. Teknik Analisis Data Setelah seluruh data terkumpul, maka data primer dan sekunder diklasifikasikan sesuai dengan pertanyaan penelitian, untuk kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Adapun metode yang digunakan dalam menganalisa data adalah dengan teknik analisis narasi menurut Tzvetan Todorov yang berdasarkan alur cerita, Claude Levi-Strauss yang menekankan
11
pada oposisi biner atau sifat-sifat yang berlawanan, dan Joseph Campbell yang memfokuskan pada mitos maupun simbol-simbol dalam cerita.
F. Tinjauan Pustaka Untuk menentukan judul skripsi ini, penulis melakukan tinjauan pustaka di perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Fidkom) UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Setelah melakukan studi kepustakaan penulis menemukan skripsi yang hampir berkaitan dengan penelitian ini, yakni “Analisis Narasi Film 99 Cahaya di Langit Eropa” karya Atik Sukriyati Rahmah. Persamaan dalam penelitian ini adalah menggunakan model naratif Tzvetan Todorov. Sebaliknya, perbedaan dari penelitian ini adalah objek penelitiannya. Jika Atik membahas film 99 Cahaya di Langit Eropa yang memfokuskan penelitiannya pada perspektif KAB, sementara penulis membahas film dokumenter The Muslim Premier League yang menekankan pada perubahan dalam kultur sepakbola Inggris setelah masuknya nilai-nilai Islam.12 Selain skripsi tersebut, penulis juga meninjau penelitian yang berjudul “Analisis Narasi Film My Name Is Khan dalam Perspektif Komunikasi Antaragama dan Budaya” karya Mega Nur Fitriana. Skripsi tersebut memiliki persamaan dengan penelitian ini dalam hal analisis narasi. Namun, berbeda pada fokus yang diteliti. Bila Mega memfokuskan penelitiannya pada analisis alur cerita menurut Tzvetan Todorov yang dikaitkan dengan teori KAB, maka penulis membahas narasi dari tiga model analisis menurut Claude Levi-Strauss, Joseph 12
Atik Sukriyati Rahmah, Analisis Narasi Film 99 Cahaya di Langit Eropa (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Syarif Hidayatullah, 2014).
12
Campbell, dan Tzvetan Todorov itu sendiri. Setelahnya, penulis baru menjelaskan refleksi komunikasi antar budaya yang terdapat dalam film dokumenter The Muslim Premier League.13
G. Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan terarah, maka peneliti membagi pembahasannya ke dalam lima bab, yang dibagi dalam sub bab sebagai berikut: Pada bab pendahuluan, peneliti menguraikan alasan pemilihan judul, identifikasi, pembatasan, dan perumusan masalah; tujuan, manfaat, dan penyataan penelitian; bagan teoritis dan metode penelitian; subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data; tinjauan pustaka serta sistematika penulisan. Kemudian pada bab kedua, penulis akan membahas tentang pengertian analisis narasi dan empat teori analisis narasi. Lalu terdapat tinjauan tentang film, jenis-jenis film, dan pengertian film dokumenter. Terakhir, bab ini memuat pengertian sepakbola dan perspektif Islam terhadap sepakbola. Selanjutnya, pada bab ketiga dijelaskan secara umum gambaran film dokumenter The Muslim Premier League. Selain itu, bagian ini memaparkan tentang pesepakbola muslim yang tersebar di klub-klub Inggris. Tidak kalah penting, relasi Eropa dengan Islam juga dimasukkan pada bab ini. Adapun pada bab keempat, setelah mengelaborasi teori dan gambaran umum objek penelitian, maka penulis akan mengemukakan hasil penelitian dari film 13
Mega Nur Fitriana, Analisis Narasi Film ‘My Name Is Khan’ dalam Perspektif Komunikasi Antaragama dan Budaya (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Syarif Hidayatullah, 2014).
13
dokumenter The Muslim Premier League tentang penarasian. Kemudian, penulis menjelaskan refleksi komunikasi antar budaya yang terdapat dalam film tersebut. Pada akhirnya, penulis merangkum penelitian skripsi ini pada bab penutup. Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran. Sebagai referensi skripsi, peneliti menyajikan daftar pustaka yang menjai rujukan dalam penelitian skripsi ini, berikut lampiran-lampiran yang terkait.
BAB II TINJAUAN UMUM
A. Tinjauan Umum Narasi 1. Pengertian Narasi Narasi berasal dari bahasa Latin narre, yang artinya membuat tahu. Dengan kata lain, narasi berhubungan dengan usaha untuk memberitahu sesuatu atau peristiwa.1 Edward Branigan mendefinisikan narasi sebagai cara untuk mengelola data spasial dan temporal menjadi penyebab dan memunculkan efek keterkaitannya sebuah peristiwa dari awal, tengah, dan akhir cerita yang akan menimbulkan sifat cerita itu.2 Sementara menurut Onong Uchjana Effendy, narasi berisi penjelasan bagaimana cerita disampaikan, bagaimana materi dari suatu cerita dipilih, dan disusun untuk mencapai efek tertentu kepada khalayak.3 Sedangkan Gorys Keraf menyebut narasi sebagai bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Narasi berusaha menjawab pertanyaan „apa yang telah terjadi?‟4 “Narasi sendiri memiliki tiga karakteristik. Pertama, narasi harus terdiri atas beberapa peristiwa yang kemudian dirangkai. Kedua, rangkaian peristiwa tersebut disusun secara beraturan, tidak acak, dan menghasilkan makna tertentu. Ketiga, terdapat pemilihan peristiwa yang dirangkai. Pada karakteristik ini, keputusan mengenai bagian mana yang diangkat 1
Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-Dasar dan Penerapannya dalam Analisis Teks Berita Media (Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2013), h. 1. 2 Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book (London: Routledge, 2003), h. 33. 3 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2007), h. 214. 4 Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1986), h. 146.
14
15
dan bagian mana yang dibuang, sangat berkaitan dengan makna yang ingin disampaikan oleh pembuat narasi.”5 Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa narasi adalah cara yang digunakan untuk memberitahu atau mengelola struktur sebuah cerita, baik cerita fiksi maupun fakta, yang di dalamnya terdapat alur, tokoh, karakter, sudut penggambaran, dan rangkaian peristiwa yang diatur secara berurutan.
2. Teori Narasi Branston dan Stafford Menurut Branston dan Stafford, teori narasi mencoba memahami tanda dan hubungan yang mengatur bagaimana cerita dibentuk secara berurutan. Hal ini memungkinkan khalayak untuk terlibat dan masuk ke dalam cerita tersebut.6 Teori ini memunculkan pendapat empat orang tokoh yang mengkaji mengenai narasi, yakni: Tzvetan Todorov, Vladimir Propp, Joseph Campbell, dan Claude Levi-Strauss. a. Tzvetan Todorov Tzvetan Todorov merupakan seorang ahli sastra dan budaya dari Bulgaria yang memiliki gagasan tentang struktur dari narasi. Teorinya dapat atau kerap kali digunakan dalam bidang komunikasi dan media. Ia melihat bahwa pada teks terdapat struktur tertentu. Menurutnya, pembuat teks dalam menyusun narasi belum tentu secara sadar membentuk struktur seperti itu. Nasrasi dalam pandangan Todorov ialah apa yang dikatakan, maka dari itu narasi memiliki urutan kronologis motif dan plot, serta adanya hubungan 5
Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-Dasar dan Penerapannya dalam Analisis Teks Berita Media, h. 2. 6 Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book, h. 32.
16
sebab akibat dari suatu peristiwa. Ada bagian yang mengawali narasi, ada bagian yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari situasi awal, dan ada bagian yang mengakhiri narasi tersebut. Alurlah yang menandai kapan sebuah narasi itu dimulai dan kapan berakhir.7 Menurut Todorov, pada bagian awal terdapat interaksi situasi dasar, kemudian bagian tengah terdapat konflik, dan pada bagian akhir terdapat penyelesaian yang biasanya berakhir bahagia. Berikut rincian dari ketiga bagian tersebut: 1. Alur Cerita Awal Suatu peristiwa tidak muncul begitu saja dari kekosongan. Peristiwa lahir dari suatu situasi yang mengandung sistem-sistem yang mudah meledak. Situasi tersebut harus menghasilkan suatu perubahan yang dapat membawa akibat atau perkembangan lebih lanjut. Jadi, bagian pendahuluan menyajikan situasi dasar yang harus memungkinkan khalayak memahami adegan-adegan selanjutnya.8 2. Alur Tengah Cerita Bagian ini merupakan batang tubuh yang utama dari seluruh tindak-tanduk para tokoh, dan merupakan rangkaian dari tahap-tahap yang membentuk seluruh proses narasi. Bagian perkembangan mencakup adegan-adegan
yang
berusaha
meningkatkan
ketegangan,
atau
menggawatkan peristiwa yang berkembang dari situasi asli.9 Jelasnya,
7
Tzvetan Todorov, The Poetics of Prose (Oxford: Blackwell, 1977), h. 127. Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book, h. 56. 9 Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, h. 153. 8
17
bagian ini sudah melepaskan dirinya dari situasi awal dan mulai memasuki tahap konkritasi. 3. Alur Akhir Cerita Pada
bagian
akhir
atau
biasa
disebut
bagian
peleraian
(denouement), konflik yang terjadi dapat diatasi dan diselesaikan. Bagian ini merupakan titik di mana khalayak terangsang untuk melihat seluruh makna cerita.10 Oleh karenanya, bila seseorang ingin membuat sebuah cerita, ia harus menjadikan bagian akhir cerita sebagai titik di mana perbuatan dan tindak-tanduk dalam seluruh narasi, memperoleh maknanya secara penuh.11 b. Vladimir Propp Vladimir Propp merupakan seorang ahli sastra asal Rusia yang fokus meneliti mitos, novel, dan cerita rakyat. Narasi menurut Propp, sebagaimana analisisnya terhadap dongeng, yang lebih menekankan kepada struktur atau anatomi cerita dan pada karakter tokoh di dalam cerita. Ia menjelaskan bahwa suatu fungsi dipahami sebagai tindakan seorang tokoh yang dibatasi dari maknanya demi berlangsungnya suatu tindakan. Dengan pendekatan yang menekankan pada analisis karakter tokoh ini, akan memudahkan khalayak untuk menemukan lompatan-lompatan baru atau kejutan narasi.12 Berikut pembagian tokoh menurut Propp: 1. The hero, yakni tokoh pahlawan yang ditonjolkan untuk selalu benar.
10
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, h. 155. Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book, h. 56. 12 Vladimir Propp, The Morphology of the Folk Tale (Austin: University of Texas Press, 1975), h. 33. 11
18
2. The villain, yakni tokoh penjahat yang selalu bertikai dengan pahlawan. 3. The donor, yakni tokoh yang menyediakan objek berupa properti atau senjata kepada pahlawan. 4. The helper, yakni tokoh penolong atau yang memberikan bantuan maupun dukungan kepada pahlawan. 5. The dispatcher, yakni tokoh yang menyuruh, menginstruksikan, atau memberi petunjuk kepada pahlawan. 6. The father, yakni tokoh yang memberikan penghargaan kepada pahlawan dan biasanya mempunyai seorang putri. 7. The princess, yakni tokoh yang menjadi pendamping pahlawan sebagai penghargaan karena telah melindungi dari kejahatan musuh. 8. The false hero, yakni tokoh yang awalnya diasumsikan menjadi seorang pahlawan, namun gagal.13 c. Joseph Campbell Joseph Campbell adalah seorang penulis Amerika yang pemikirannya mengenai analisis narasi dipengaruhi oleh Carl G. Jung. Mengenai teori narasi, Campbell berpendapat bahwa mitos dan simbol-simbol tertentu merupakan pola dasar yang telah menjadi pusat keberadaan manusia.14 “Campbell menyatakan bahwa terdapat empat manfaat mitos bagi manusia. Pertama, mitos berfungsi untuk menghubungkan nurani manusia dengan misteri alam semesta. Dengan mitos, manusia mengekspresikan perasaan kagum yang tak tergambarkan. Kedua, mitos memiliki fungsi intepretatif atau menafsikan. Dengan mitos, manusia berusaha memahami dan mengharmonikan alam dan gejalnya. Ketiga, mitos memiliki fungsi etis, yakni mempertahankan 13
Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book, h. 34. Joseph Campbell, The Hero with a Thousand Faces (California: New World Library, 1949), h. 53. 14
19
peraturan sosial dan tempat seseorang dalam kelompok masyarakat. Keempat, mitos memiliki fungsi yang berkaitan dengan pertumbuhan pribadi dan individu, yakni berusaha menempatkan kita ke dalam alam semesta dan ke dalam diri sendiri.”15 Oleh karenanya, analisis narasi yang digunakan Campbell sangat memfokuskan pada simbol-simbol yang dimunculkan pada suatu kisah untuk mengetahui esensi tentang keberadaan tokoh dalam cerita tersebut. Biasanya teori Campbell lebih cocok digunakan untuk film horor atau misteri. Namun untuk film dokumenter, penggunaan teori ini tergantung dengan cerita maupun kejadian yang diangkat. Apakah terdapat unsur-unsur mitos dan simbol di dalamnya. d. Claude Levi-Strauss Claude Levi-Strauss adalah ahli antropologi dan etnografi asal Perancis. Dalam memahami narasi, Levi-Strauss berpendapat bahwa struktur pembuatan makna tidak hanya mitos, alur, dan peran, melainkan terikat dengan oposisi biner. Oposisi biner adalah kumpulan nilai yang berlawanan, misalnya barat-timur, atas-bawah, kaya-miskin, langit-bumi, dan air-api. Bagi Levi-Strauss, oposisi biner adalah „the essense of sense making’ atau struktur yang mengatur sistem pemaknaan, terhadap budaya dan dunia tempat kita hidup.16 Pandangan Levi-Strauss ini berpegangan pada pandangan linguistik struktural yang mengungkapkan bahwa inti dari fenomena pada dasarnya adalah relasi-relasi yang membuat relasi tersebut menjadi fokus utama. 15
Kevin O‟Donnell, Sejarah Ide-Ide (Yogyakarta: Kanisius, 2009), h. 20-25. Claude Levi-Strauss, The Structural Study of Myth (New York: Doubleday Anchor 1972), h. 135. 16
20
Kendati kajian tersebut tidak secara eksplisit menggiring pada pemahaman makna karya, namun melalui oposisi biner atau konflik antara dua sifat yang berlawanan, makna sebuah karya sastra juga akan tergambar.17 Dari keempat teori narasi yang telah dipaparkan, penulis hanya akan menggunakan model analisis menurut Tzvetan Todorov, Claude Levi-Strauss, dan Joseph Campbell. Sedangkan pendekatan narasi milik Vladimir Propp tidak penulis gunakan lantaran film dokumenter The Muslim Premier League tidak terdapat peran atau karakter yang jelas, seperti halnya film fiksi.
B. Tinjauan Umum Film 1. Pengertian Film Film dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar bergerak lewat layar lebar, tetapi dalam pengertian lebih luas bisa juga termasuk yang disiarkan televisi. Film dengan kemampuan daya visualnya yang didukung audio, sangat efektif sebagai media hiburan dan juga sebagai media pendidikan dan penyuluhan.18 Seperti halnya siaran televisi, tujuan khalayak menonton film adalah untuk memperoleh hiburan. Akan tetapi, dalam film dapat mengandung fungsi informatif, edukatif, bahkan persuasif.19 “Dalam pengertian lain, film adalah teknik audio-visual yang sangat efektif dalam mempengaruhi penonton. Berbeda dengan foto atau lukisan, film bisa menghadirkan unsur dinamis dari obyek yang ditampilkanya. Sebagai media audio visual, film juga merupakan kombinasi dari drama dengan paduan suara dan musik, serta drama 17
Heddy Shri Ahimsa Putra, Strukturalisme Levi-Strauss: Mitos dan Karya Sastra (Yogyakarta: Galang Press, 2001), h. 107. 18 Hafid Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Rajawali Press, 2008), h. 137. 19 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdijaya, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 134.
21
dengan paduan dari tingkah laku dan emosi. Sehingga dapat dinikmati benar-benar oleh penonton dengan mata, telinga, dan di ruang yang remang-remang antara gelap dan terang.”20 Sementara menurut Bordwell dan Kristin, film merupakan karya seni yang diproduksi secara kreatif dan mengandung suatu nilai, baik positif maupun negatif, sehingga mengandung suatu makna yang sempurna. Namun, terkadang makna yang terkandung dalam film tersebut kurang disadari oleh penonton pada umumnya.21 Sedangkan Kurniawan, mendefiniskan film sebagai bayangan yang diangkat dari kenyataan hidup yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, yang menyebabkan selalu ada lakon untuk mencari relevansinya dengan realitas kehidupan.22
2. Jenis-Jenis Film Secara umum, pembagian jenis film didasarkan atas cara bertuturnya, yakni naratif (cerita) seperti film fiksi dan non-naratif seperti film eksperimental dan film dokumenter. Adapun definisi dari jenis film menurut Himawan Pratista adalah sebagai berikut:23 a. Film Fiksi Film ini merupakan jenis film yang menggunakan cerita rekaan di luar kejadian nyata, terkait dengan plot, dan memiliki konsep pengadeganan yang telah dirancang sejak awal. Struktur cerita film juga terkait hukum 20
H.A.W. Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
21
Sumarno Marseli, Dasar-Dasar Apresiasi Film (Jakarta: Gramedia Widiasarana, 2005),
h. 84. h. 48. 22
Aep Kurniawan, Komunikasi dan Penyiaran Islam (Bandung: Benang Merah Press, 2004), h. 95. 23 Himawan Prastita, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 4-8
22
kausalitas atau hubungan sebab-akibat. Namun demikian, film fiksi juga sering diangkat dari kejadian nyata dengan beberapa cuplikan rekaman gambar dari peristiwa aslinya. b. Film Dokumenter Film ini biasanya berhubungan dengan orang-orang, peristiwa, maupun kejadian tertentu. Film dokumenter ini tidak menciptakan suatu peristiwa, melainkan merekamnya. Struktur bertutur dari film dokumenter umunya sederhana dengan tujuan agar penonton dapat memahami dan percaya atas fakta-fakta yang disajikan. Film jenis ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan di antaranya sebagai informasi, berita, biografi, pengetahuan, pendidikan, sosial, dan politik. c. Film Eksperimental Jenis film ini berbeda dengan dua jenis film lainnya. Film ini tidak terikat plot, tetapi tetap memiliki struktur. Strukturnya sangat dipengaruhi oleh insting subjektif sineas seperti gagasan, ide emosi, serta pengalaman batin mereka. Film ini umumnya tidak bercerita tentang apapun dan semua adegannya menentang logika sebab-akibat. Selain itu, film ini tidak mudah dipahami lantaran menggunakan simbol personal yang diciptakan sendiri. Dari perbedaan jenis film di atas, dapat dibagi lagi menjadi berbagai genre film yang diklasifikasikan sesuai dengan spesifikasinya, baik berdasarkan setting, isi, maupun latar cerita. Alhasil, kini muncul banyak film dengan genre yang beragam, seperti film aksi, petualangan, drama, komedi, misteri, dan percintaan. Selain itu, terdapat karya yang mengkombinasikan
23
beberapa genre menjadi satu, misalnya film drama aksi komedi. Namun begitu, biasanya sebuah film tetap memiliki satu atau dua genre yang dominan.24
3. Pengertian Film Dokumenter Film dokumenter atau yang sering disebut sebagai film non-fiksi, merupakan sebuah karya film yang dihasilkan dari realita atau fakta yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Baik berdasarkan pengalaman hidup seseorang maupun peristiwa yang terjadi.25 Film dokumenter dibuat dari kenyataan-kenyataan atau realitas objektif, yang mana kenyataan itu dibangun dengan interpretasi pembuatnya.26 Namun demikian, istilah dokumenter pertama kali digunakan untuk menyebut film buatan Auguste dan Louis Lumiere pada tahun 1890-an, yang berkisah tentang perjalanan (travelogues). Tiga puluh tahun kemudian, istilah dokumenter kembali digunakan oleh pembuat dan kritikus film asal Inggris, John Grierson, untuk film „Moana‟ pada tahun 1926. Grierson menyebut karya dokumenter sebagai cara kreatif dalam mempresentasikan realitas.27 Adapun Dzinga Vetrov, mendefinisikan film dokumenter sebagai film yang memuat fakta-fakta yang tersusun rapi dan tertata, sehingga penonton dapat mencerna apa yang disampaikan oleh film tersebut. Film dokumenter
24
Himawan Prastita, Memahami Film, h. 11. Garzon R. Ayawaila, Dokumenter dari Ide sampai Produksi (Jakarta: FFTV IKJ Press, 2008), h. 35. 26 D. A. Peransi, Film/Media/Seni (Jakarta: FFTV IKJ Press, 2006), h. 46. 27 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 214. 25
24
merupakan karya yang lahir dari semangat jurnalisme.28 Film ini bukan merupakan pengulangan suatu kejadian, atau dibuat seperti film-film fiksi. Tetapi, menggunakan masyarakat dan kondisi yang nyata.29 “Atas dasar itulah, film dokumenter sangat erat kaitannya dengan jurnalisme. Selain karena dibangun dari sebuah realitas atau fakta yang sebenarnya, film dokumenter juga menggunakan kaidah-kaidah yang ada dalam karya jurnalistik, seperti 5W+1H dan proses wawancara. Namun, karya jurnalistik lebih menekankan pada sebuah informasi atau berita yang aktual. Sementara film dokumenter lebih kepada gagasan apa yang ingin disampaikan kepada penonton.”30 Dari beberapa penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa film dokumenter adalah film yang menyajikan fakta, lantaran berhubungan dengan tokoh, peristiwa, dan lokasi yang nyata. Film dokumenter tidak memiliki plot atau rangkaian peristiwa yang disajikan pada penonton secara visual dan audio, namun memiliki struktur yang umumnya didasarkan oleh tema dan subjektivitas dari pembuatnya. Oleh sebabnya, penulis memilih film The Muslim Premier League sebagai objek yang diteliti. Selain karena jenisnya yang termasuk dokumenter, film yang diproduksi BBC itu tidak menciptakan suatu peristiwa atau kejadian, namun merekam peristiwa yang benar terjadi.
C. Tinjauan Umum Sepakbola 1. Pengertian Sepakbola Sepakbola adalah bahasa universal. Permainan ini dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa perlu penjelasan yang rumit. Strata sosial dan
28
Dzinga Vetrov, Defining Documentary Film (New York: LB Tuoris, 2007), h. 8. Oemar Hamalik, Media Pendidikan (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994), h. 92. 30 Suhaimi dan Rulli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 28. 29
25
ekonomi hingga perbedaan warna kulit berada pada pola pikir yang sama saat memainkan maupun menonton sepakbola. Namun, menyoal kapan pertama kali permainan ini muncul, para ahli memiliki pendapatnya masing-masing. Meski begitu, sepak bola diperkirakan sudah muncul jauh sebelum Masehi.31 “Catatan tertua tentang permainan yang menyerupai sepakbola ditemukan di Cina pada masa Dinasti Tsin (255-206 sebelum Masehi). Permainan yang dikenal dengan nama Tsuchu atau „menendang bola‟ ini awalnya digunakan untuk melatih fisik para prajurit. Permainan ini mengharuskan para pemain yang terbagi menjadi dua tim untuk memasukan bola kulit ke dalam jaring berdiameter 40 cm yang dikaitkan pada beberapa batang bambu panjang. Pemain boleh menggunakan kaki, kepala, dada, punggung, serta bahu untuk mengolah bola sambil berusaha menahan serangan dari lawan. Tim yang menang adalah tim yang paling banyak memasukkan bola ke dalam jaring. Untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan di lapangan, permainan ini sudah mengenal wasit sebagai pemimpin dan pengadil pertandingan. Seiring berjalannya waktu, permainan ini kemudian menyebar ke seluruh rakyat Cina dan pada masa Dinasti Han (206-200 SM) ketenaran Tsuchu mencapai puncaknya.”32 Sementara itu, pada tahun 300-600 M masyarakat Jepang juga telah mengenal permainan semacam sepakbola yang dikenal dengan Kemari. Permainan ini terinspirasi dari Tsuchu namun dimainkan lebih halus dan bersifat ritual keagamaan. Kemari disebarkan oleh pedagang dan pelajar Jepang yang berkunjung di Cina. Cara memainkannya pun cukup unik, karena para pemain hanya menjaga bola agar tidak jatuh ke tanah (jugling) lalu memberikan kepada rekan yang lain dengan menggunakan kaki. Dalam Kemari, bola dilambangkan sebagai matahari sehingga jika bola sampai jatuh maka dipercaya akan terjadi bencana kegelapan. Bola yang digunakan terbuat dari kulit binatang dengan diameter 8-10 inci, yang disebut Mari. Lapangan
31 32
Elison Eddy, PSSI Alat Perjuangan Bangsa (Jakarta: PSSI, 2005), h. 1. Husni Agusta, dkk, ed Buku Pintar Olahraga (Jakarta: Mawar Gempita, 1990), h. 22.
26
permainan disebut Kikutsubo, berbentuk persegi dengan pohon yang ditanam sejajar pada masing-masing sudutnya sebagai batas lapangan. Menariknya lagi, para pemain Kemari diharuskan mengenakan kostum tradisional Jepang yang berlengan panjang berwarna-warni yang disebut Kariginu.33 “Kemudian, di Yunani Kuno permainan serupa disebut dengan Epyskyros atau Phaininda. Banyak relief yang menggambarkan rakyat Yunani sedang memainkan bola dengan menggunakan pahanya. Dalam permainan Epyskyros, satu tim terdiri dari 12 pemain dan luas lapangan yang digunakan hampir sama dengan lapangan sepak bola sekarang. Bola yang digunakan terbuat dari spons yang dibungkus kain dan benang sehingga dapat memantul dengan baik. Namun demikian, ketika Yunani dikuasai pasukan Romawi pada tahun 146 SM, Epyskyros mengalami perubahan pada jumlah pemain, bola yang digunakan, hingga aturan dari permainan itu sendiri. Permainan Harpastum, begitu orang Romawi menyebutnya, biasanya dimainkan oleh lima sampai 12 pemain. Tapi, suatu kali Harpastum pernah dimainkan oleh 100 orang di atas lapangan yang telah disesuaikan dengan jumlah pemainnya. Bola yang digunakan pada permainan Harpastum lebih kecil, padat, dan keras dibandingkan dengan bola yang dipakai pada permainan Epyskyros. Lapangan yang digunakan berbentuk segi empat dan dibagi menjadi tiga bagian. Tujuan permainan ini adalah menggiring bola hingga melewati garis batas lawan. Selain itu, sebagai penggemar Hatpastum, Kaisar Romawi, Julio Cesar menjadikan permainan ini sebagai salah satu latihan fisik bagi para prajuritnya.”34 Dari beberapa permainan kuno tersebut, dapat diketahui bahwa sepakbola telah ada jauh sebelum Inggris memperkenalkan sepakbola modern pada abad 19. Namun, sebelum tahun 1863, sepak bola dimainkan dengan bermacammacam cara sesuai konvensi di daerah sepak bola itu dimainkan. Kelahiran sepakbola modern sendiri terjadi di Freemasons Tavern pada 26 Oktober 1863 ketika sejumlah mahasiswa beserta klub-klub sepakbola yang ada di London dan Cambridge, berkumpul untuk mengadakan konvensi dan membentuk
33 34
Desi Saraswati dan Juanda, Fakta Sepak Bola Dunia (Jakarta: Be Champion, 2013), h. 8. Sindhunata, Bola di Balik Bulan (Jakarta: Kompas, 2002), h. 2.
27
Football Association (FA) yang pertama. Selang dua bulan, tepatnya pada tanggal 8 Desember 1863, FA kembali mengadakan pertemuan guna membahas masalah peraturan baku sepakbola modern dan berhasil merumuskan Laws of Football yang kelak memberi pengaruh besar terhadap perkembangan sepak bola seperti sekarang.35 Pada tahun 1885, permainan sepak bola di Eropa, terutama di Inggris, mulai dianggap sebagai sebuah industri, bisnis, dan untuk mengangkat status sosial. Pada saat itu, mulai dikenal adanya pemain bayaran atau disebut juga pemain profesional. Kompetisi liga antar klub dalam satu negara, pertama kali diselenggarakan di Inggris pada tahun 1888. Kompetisi inilah yang mendorong perkembangan sepakbola profesional di dunia. Hingga sekarang perkembangan sepakbola telah mengalami transformasi. Dari sebuah permainan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah umum di Inggris abad ke-19 menjadi sebuah industri beraset ribuan triliun pertahun. Sepakbola tidak hanya menjadi sebuah rutinitas dan hak asasi warga negara dalam berolahraga sehari-hari, tetapi sepakbola sudah menjadi sebuah industri yang mengglobal. 36 “Industrialisasi sepakbola menjanjikan terjadinya perputaran ekonomi mulai dari masyarakat bawah sampai dengan masyarakat atas dalam bentuk sistem bisnis industri entertainment, industri olahraga, dan industri sepakbola itu sendiri. Artinya, sepakbola sebagai sebuah indutri dapat dicermati dari tiga industri yang saling berkaitan. Pertama, sepakbola sebagai bagaian dari industri entertainment karena melibatkan pihak ketiga di luar pelaku dan pengelola sepakbola seperti artis, media televisi, periklanan, sponsor, dan lain-lain. Kedua, sepakbola sebagai bagian dari industri olahraga, misalnya di Olimpiade sebagai penyelenggara multievent olahraga dimana cabang sepak bola menjadi salah satu yang dipertandingkan. Ketiga, sepakbola sebagai industri 35
M. Daud Darmawan, Menelusuri Jejak-jejak Sejarah Kuno Sepak Bola Dunia (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007), h. 56. 36 Eddy, PSSI Alat Perjuangan Bangsa, h. 18.
28
sepakbola itu sendiri seperti besarnya uang yang beredar untuk gaji pemain, pelatih, nilai transfer, dan lain-lain.”37 Sepak bola yang awalnya hanya sebuah permainan tradisional, telah berevolusi menjadi sebuah permainan modern yang ditandai dengan aturan main yang jelas dan tegas. Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan sepakbola (soccer). Sepakbola hanya boleh dimainkan dengan cara menendang sebuah bola terbuat dari kulit berukuran 27-28 inci. Selain kiper tidak ada pemain lain yang boleh menyentuh bola dengan tangannya. Dalam suatu pertandingan, sepakbola dimainkan oleh dua kelompok berlawanan yang masing-masing terdiri dari sebelas pemain. Tujuan dari sepakbola adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan berusaha menjaga gawangnya agar tidak kemasukan.38 Sepakbola biasa dilangsungkan pada lapangan rumput berbentuk persegi empat dengan panjang 100-110 meter dan lebar 64-75 meter. Pada kedua sisi yang lebih pendek, terdapat gawang sebesar 24x8 kaki, atau 7,32x2,44 meter. Normalnya, pertandingan sepakbola berlangsung selama 2 x 45 menit, dengan waktu istirahat 15 menit. Pada pertandingan yang menentukan, misalnya pada pertandingan final, apabila terjadi skor imbang, maka akan dilanjutkan pada babak tambahan waktu selama 2x15 menit tanpa istirahat di ruang ganti. Jika pada babak tambahan skor masih sama, maka dilanjutkan dengan tendangan pinalti untuk menentukan pemenang. Selain beberapa aturan dasar tersebut,
37
Hinca Pandjaitan, Kedaulatan Negara Versus Kedaulatan FIFA dalam Kompetisi Sepakbola Profesional Untuk Memajukan Kesejahteraan Umum (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011), h. 183. 38 Herwin, “Latihan Fisik Untuk Pemain Usia Muda” Jurnal Prestasi, Volume 2, Nomor 1, Januari 2006, h. 78.
29
federasi induk tertinggi sepakbola internasional, Federation Internastionale de Football Association (FIFA), juga kerap membuat berbagai regulasi untuk menjadikan sepakbola sebagai olahraga yang menarik ditonton namun tetap menghormati semangat sportivitas. Regulasi paling anyar adalah menambah jumlah asisten wasit di lapangan yang awalnya dua menjadi empat orang, penggunaan teknologi garis gawang, dan penggunaan cairan penyemprot sebagai penanda tempat bola diletakkan ketika terjadi tendangan bebas.39 Seiring dengan terjadinya berbagai penyempurnaan dalam sepakbola, kini olah raga ini bukan lagi sekedar jogo bonito atau permainan indah dari para aktornya untuk menciptakan gol dan meraih kemenangan. Daya magis sepakbola telah banyak membawa perubahan. Pengaruhnya yang kuat, membuat manusia menemukan hidupnya. Jutaan warga Afrika keluar dari kemiskinan karena beruntung memilih sepakbola sebagai mata pencaharian. Zinedine Zidane, imigran asal Aljazair, yang masa kecilnya dihabiskan di lingkugan kumuh, telah menjadi inspirator bagi kaum imigran di berbagai belahan dunia untuk bagaimana menjadi warga kelas satu di tanah perantauan. Pengaruh sepakbola juga telah mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa. Negara yang porak poranda, Irak berhasil juara Piala Asia 2007 dan menjadi salah satu kekuatan sepakbola Asia, Brasil menjadi negara yang disegani di dunia karena kemampuannya melahirkan pemain-pemain sepakbola berbakat, dan puluhan ribu pendukung sepak bola Indonesia yang masih bisa tersenyum riang di tengah himpitan ekonomi yang maskin mencekik masyarakat kecil
39
Sucipto, dkk. Sepakbola (Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 2000), h. 7.
30
setiap hari. Pengaruh yang kuat dari sepakbola menjadikannya sebagai olahraga paling popular di dunia. Populer karena dikenal, dimainkan, ditonton, dan digemari orang hampir di seluruh penjuru dunia.40 “Popularitas olahraga ini nyaris berlaku di setiap negara, dengan pengecualian beberapa negara, seperti di Amerika Serikat di mana football Amerika dan bola basket lebih popular dibandingkan dengan sepakbola. Kemudian di India dan Pakistan yang mana olahraga kriket menjadi olahraga yang paling banyak di gandrungi pendukungnya. Namun, di negara-negara tersebut bukan berarti sepakbola telah kehilangan ruh untuk menjadi olahraga nomor satu. Buktinya, ketika Piala Dunia 1994 berlangsung di Amerika Serikat, hajatan sepak bola terbesar empat tahunan itu menjadi Piala Dunia tersukses, bila diukur dari jumlah penonton yang hadir ke stadion. Rata-rata kehadiran penonton ke stadion hampir mencapai 70.000 orang per pertandingan (tepatnya 68.991,12 orang tiap laga) dengan total kehadiran penonton melebihi angka 3,5 juta orang. Turnamen ini pun menjadi kompetisi olahraga yang paling banyak ditonton dalam sejarah Amerika Serikat.”41 Dengan demikian, sepakbola hadir sebagai ‘a solidarity-making cultural event’ yang mampu mengumpulkan orang-orang untuk mendukung tim favoritnya. Selain itu, ketika membahas sepakbola, bukan berarti hanya bicara tentang apa yang terjadi dengan bola yang diperebutkan oleh kedua kesebelasan yang sedang bertanding di atau lapangan hijau, namun bicara tentang kultur, bahasa, mata pencaharian, hiburan, penyatu kelas, kebahagiaan, sebuah pelarian dari kenyataan hidup yang pahit, bahkan menjadi sebuah agama baru bagi sebagian orang. Karenanya, sepakbola tidak dapat dilihat hanya dari sudut pandang yang sempit. Sepakbola adalah persoalan umum, ada pesona yang dapat dilukiskan dari segala sisi tanpa perlu menuntut presisi.42
40
Anung Handoko, Sepak Bola Tanpa Batas: City of Tolerance (Yogyakarta: Kanisius, 2008), h. 24. 41 Fajar Junaedi, Merayakan Sepak Bola: Fans, Identitas, dan Media (Yogyakarta: Buku Litera, 2014), h. 15. 42 Ubaidillah Nugraha, Republik Gila Bola (Jakarta: Ufuk Press, 2008), h. 5.
31
2. Perspektif Islam tentang Sepak Bola Sepakbola merupakan olahraga yang sangat terkenal di dunia. Hampir semua orang mengenal permainan yang telah ada jauh sebelum Inggris memperkenalkan sepakbola modern pada abad 19. Selain menyenangkan, olahraga ini juga mudah dimainkan. Hanya bermodalkan sebuah bola sepak dan dua buah gawang, seseorang bisa memainkan sepakbola. Tidak sedikit orang yang rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain sepakbola karena mempunyai efek yang boleh dipertimbangkan seperti membuat tubuh bugar, menghilangkan rasa bosan, dan meningkatkan stamina tubuh. Namun, dibalik kepopuleran sepakbola, seseorang bisa melalaikan kewajibannya dalam beribadah. Apalagi bila dikaitkan dengan pertandingan sepak bola Eropa yang banyak disiarkan stasiun televisi nasional dan berlangsung pada malam hingga dini hari. Banyak diantara penggemar sepakbola yang rela untuk bangun malam hari untuk menonton bola, sedangkan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan terasa berat. Lalu, bagaimana hukum sepakbola menurut perspektif Islam? Berikut beberapa pandangan mengenai sepakbola. “Dalam Islam, terdapat perbedaan pendapat mengenai sepakbola. Ada pihak yang pro dan ada yang kontra. Bagi yang menolak, sepakbola disebut lebih banyak mendatangkan keburukan daripada manfaatnya, seperti kostum pesepakbola yang tidak menutup aurat, banyak terjadi kecurangan dan tipu daya dalam pertandingan sepakbola, menjamurnya praktek judi bola, penghamburan uang semata, dan menjadikan lupa segalanya saat menonton sepakbola. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah sepakbola berasal dari kepala paman Nabi, Hamzah, yang dipotong ketika umat Muslim kalah dalam perang Uhud kemudian kepala tersebut ditendang kesana kemari oleh orang-orang kafir. Namun, ada juga riwayat yang mengatakan bahwa kejadian tersebut tidak benar.
32
Lantaran kejadian yang sebenarnya adalah Sayyidina Hamzah mati syahid ditombak oleh Wahsyi.”43 Kemudian, jika memang kepala Sayyidina Hamzah benar digunakan untuk bermain sepakbola oleh kaum kafir, hal tersebut tidak bisa dijadikan dasar hukum dalam bermain sepakbola. Pasalnya, seperti yang diketahui, dewasa ini yang digunakan untuk bermain sepakbola bukanlah dari kepala manusia, tetapi bola yang terbuat dari bahan sintetis. Selain itu, sejarah sepakbola juga bukan semata-mata dari kejadian tersebut melainkan berasal dari Cina. Induk organisasi sepakbola tertinggi dunia, FIFA, di ulang tahunnya ke-100 pada 20 Mei 2004 pun telah mengkonfirmasi hal tersebut. FIFA menyebut olahraga ini pertama kali ditemukan pada jaman Dinasti Tsin pada 255 SM dan bernama Tsu Chu. Permainan ini dahulu digunakan untuk melatih fisik para prajurit.44 Sementara bagi yang membolehkan, mereka menganggap sepakbola sebagai olahraga yang menghibur dan masih banyak sisi positif lainnya. Sepakbola merupakan olahraga yang menyehatkan badan. Sepakbola juga dapat mempererat tali silaturahmi dan sebagai media untuk berdakwah, tergantung bagaimana olahraga ini diaplikasikan. Karena dalam Islam sendiri, meski tidak ada ketentuan hukum dalam Al Qur‟an, hadits, dan literatur hukum Islam yang membicarakan secara langsung mengenai masalah olahraga, namun sebagian besar kalangan memperbolehkan setiap umat muslim untuk berolahraga. Hal ini didasarkan pada asas hukum Islam yang memiliki asas 43
Luzman Rifqi Karami, Sepak Bola dan Dakwah Islam (Jakarta: Kumaha Anjeun Publisher, 2011), h. 13. 44 Fajar Junaedi, Merayakan Sepak Bola: Fans, Identitas, dan Media, h. 45.
33
untung rugi. Setiap masalah baru yang muncul dalam masyarakat atau setiap kegiatan sosial termasuk olahraga, hukumnya boleh asalkan banyak mendatangkan keuntungan bagi kehidupan manusia, baik secara individual maupun kolektif. Dengan demikian, boleh tidaknya sepakbola ditentukan oleh seberapa besar keuntungan dan kerugian yang ditimbulkannya.45 “Dalam kitab Bughyatul Musytaq fil Hukmil lahwi wal la’bi was sibaq, disebutkan bahwa mayoritas ulama Syafiiyah memperbolehkan umat Islam bermain sepak bola jika dilakukan tanpa taruhan atau judi. Namun, bila dalam permainan tersebut terselip unsur taruhan, maka sepak bola yang dimainkan hukumnya haram. Dengan demikian, hukum bermain sepak bola dan yang serupa dengannya adalah boleh, jika dilakukan tanpa taruhan atau judi. Sedangkan, As-Sayyid Ali Al-Maliki dalam kitabnya Bulughul Umniyah halaman 224 menjelaskan bahwa hukum bermain sepak bola dalam pandangan syariat, secara umum adalah boleh dengan dua syarat. Pertama, sepak bola harus bebas dari unsur taruhan. Kedua, permainan sepak bola diniatkan sebagai latihan ketahanan fisik dan daya tahan tubuh sehingga si pemain dapat melaksanakan perintah sang khalik (ibadah) dengan baik dan sempurna.”46 Sedangkan, menurut Syekh Abu Bakar Al-Jazairi dalam karyanya Minhajul Muslim, bahwa bermain sepak bola boleh dilakukan dengan syarat meniatkannya untuk menjaga kesehatan maupun meningkatkan daya tahan tubuh. Pemain sepak bola juga tidak diperkenankan untuk membuka aurat, serta tidak menjadikan sepak bola sebagai alasan untuk menunda-nunda kewajiban shalat. Selain itu, permainan tersebut harus bersih dari gaya hidup hedonis yang senantiasa berlebihan, melancarkan perkataan buruk dan ucapan sia-sia, seperti celaan, cacian, dan sebagainya. Apabila semua larangan tersebut dapat dipenuhi, maka sepak bola boleh untuk dimainkan.47
45
Sudirman Tebba, Sosiologi Hukum Islam (Yogyakarta: UII Press, 2003), h. 74-75. Luzman Rifqi Karami, Sepak Bola dan Dakwah Islam, h. 16. 47 Syekh Abu Bakar Jabir al-Jaza‟iri, Minhajul Muslim, terj. Musthofa Aini, dkk. (Jakarta: Darul Haq, 2006), h. 449. 46
34
Lebih lanjut, berkaca pada kebolehan bermain sepak bola, hukum bagi yang menonton atau menyaksikan sepak bola juga diperbolehkan. Tentu saja ada syarat-syarat yang harus terpenuhi, di antaranya: dalam menyaksikan sepak bola tidak disertai atau bersih dari segala bentuk perjudian, tidak membuka aurat, tidak ber-ikhtilat atau campur-baur antara laki-laki dan perempuan, tidak diiringi dengan minuman keras, dan tidak melanggar norma-norma agama lainnya. Dengan demikian, dari beberapa pandangan ulama tersebut, dapat disimpulkan bahwa olahraga sepak bola, baik saat dimainkan atau hanya menyaksikan, hukumnya diperbolehkan dalam Islam, asalkan memenuhi beberapa syarat, yaitu:48 a. Para pemain sepakbola wajib menutup aurat. Aurat laki-laki adalah dari pusar sampai ke lutut, sementara aurat perempuan adalah seluruh badan kecuali muka dan dua telapak tangan di bagian atas dan bagian bawahnya. b. Tidak meninggalkan kewajiban untuk shalat fardhu di masjid. Jika seseorang ingin bermain sepak bola sore hari, maka dianjurkan shalat Ashar berjama‟ah di masjid terlebih dahulu, kemudian bermain sepak bola. c. Tidak mengeluarkan atau mengucapkan kata-kata kotor atau kata-kata yang dapat menyakiti hati seseorang, sekalipun dengan maksud bercanda. d. Sepak bola tidak dijadikan sebagai rutinitas yang dilakukan setiap hari. Hal ini dimaksudkan agar umat Islam tidak menganggap seolah-olah tidak ada kegiatan lain selain sepak bola.
48
Redaksi Abatasa, “Sekilas, Sepakbola dalam Islam” artikel diakses pada 7 September 2014 dari http://m.pustaka.abatasa.co.id/pustaka/detail/hikmah/allsub/1021/sekilas-sepakboladalam-islam.html
35
e. Tidak melanggar perkara-perkara syari‟at lainnya. Misalnya, menjadi sarana untuk berjudi atau taruhan, menjadi sarana untuk pacaran, dan menggunakan jimat atau jampi-jampinya agar tendangannya tepat, dan sebagainya. Dengan demikian, jelaslah hukum dari permainan sepak bola dan hukum menonton pertandingan sepak bola. Hal ini menunjukkan bahwa ajaran agama Islam telah mengatur segala bentuk kehidupan umat manusia, termasuk dalam hal berolahraga. Wallahu a’lam.
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Film Dokumenter The Muslim Premier League The Muslim Premier League adalah film dokumenter yang diproduksi oleh British Broadcasting Corporation (BBC) untuk menyambut bulan Ramadhan 2013. BBC sendiri merupakan stasiun televisi, radio, dan kantor berita online yang berpusat di London, Inggris. Layanan televisi BBC di Britania Raya mencakup BBC One, BBC Two, BBC Three, BBC Four, saluran berita BBC News, dan saluran anak BBC Kids. Sementara saluran internasionalnya meliputi BBC World News, BBC Entertainment, BBC America, BBC Canada, BBC Arab, BBC Japan, dan BBC Indonesia. Dengan slogan innovatieve, progressive, and pionerring, BBC menjadi perusahaan media terbesar di dunia.1 Adapun film dokumenter The Muslim Premier League bercerita tentang masuknya unsur-unsur Islam dalam kultur sepakbola Inggris. Nilai-nilai Islam tersebut berupa selebrasi sujud syukur yang dipopulerkan oleh Demba Ba (l. 1985). Alih-alih merayakan gol dengan diiringi kesombongan dan narsisme, pemain Newcastle United itu justru merayakan gol dengan kerendahan hati melalui sujud syukur di atas lapangan hijau. Sontak, selebrasi itu menjadi kejutan bagi publik sepakbola Eropa. Lebih lanjut, ketaatan pesepakbola muslim dalam menjalankan perintah agamanya dengan tetap berpuasa Ramadhan
1
M. Suyanto, Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2009), h. 336.
36
37
meski tengah bertanding, menolak mengkonsumsi makanan atau minuman haram, menolak menggunakan seragam yang tertera sponsor judi, hingga melakukan aksi simpatik kemanusiaan menjadi fokus dalam film dokumenter yang dikepalai oleh salah satu penyiar favorit Inggris, Mike Smith, tersebut. Kemudian, film berdurasi 30 menit 27 detik ini juga membahas tentang pesepakbola muslim yang mengubah paradigma Liga Inggris. Misalnya, soal sampanye yang biasa diberikan kepada pemain terbaik setiap bulannya. Tradisi ini berubah ketika gelandang Manchester City, Yaya Toure (l. 1983), dengan sopan menolak hadiah tersebut lantaran minuman keras dilarang dalam Islam. Berawal dari penolakan Yaya Toure ini, penyelenggara Liga Primer mengganti sampanye menjadi piala berukuran kecil kepada pemain terbaik setiap bulannya. Selain itu, film dokumenter yang dinaratori oleh presenter kawakan Collin Murray ini, semakin menarik lantaran menampilkan beberapa pesepakbola dan pelatih terkemuka untuk memberikan pandangannya terhadap fenomena yang terjadi.
B. Pesepakbola Muslim di Inggris Sepakbola bukan lagi sekadar permainan indah dari para aktornya untuk menciptakan gol dan meraih kemenangan. Sepakbola juga bukan lagi sekedar pertandingan 2x45 menit (plus babak tambahan dan adu pinalti), namun sepakbola merupakan bahasa universal yang telah memberi pelajaran terhadap refleksi kemanusiaan seseorang, salah satunya tentang multikulturalisme. Sepakbola
38
menjadi cabang olahraga paling plural di antara cabang olahraga lainnya. Sepakbola sukses mengubah sekat sosial, kultural, etnis, agama, dan ideologi.2 Kehadiran pesepakbola muslim di Eropa menjadi bukti bahwa sepakbola tidak lagi mengenal sekat-sekat agama, kultural, negara, dan sebagainya. Namun begitu, hidup di tengah-tengah industri sepakbola yang banyak akan godaan, seorang pesepakbola muslim di Eropa akan diuji ketetapan hatinya untuk hidup sesuai dengan ajaran Islam. Bagi seorang muslim tentu mengerti jika agama Islam melarang untuk berdekatan dengan dunia judi hingga menenggak minuman beralkohol. Selain itu, mereka juga diwajibkan untuk beribadah, seperti shalat hingga puasa di bulan Ramadhan. Hal-hal tersebut tentu terlihat asing di sepakbola Eropa yang lazim menggunakan sampanye dalam melakukan selebrasi, mengikat perusahaan judi sebagai sponsor, hingga tetap menggelar latihan bahkan bertanding di saat pesepak bola muslim berpuasa Ramadhan.3 Terlepas dari berbagai godaan tersebut, faktanya tidak sedikit pesepakbola muslim yang konsisten dengan ajaran Islam dan tidak sungkan memperlihatkan identitasnya sebagai muslim. Mereka mengaku menemukan ketenangan dalam hidup, sumber kekuatan, dan kedamaian dalam Islam. Beberapa dari mereka bahkan menganggap Islam telah membuat permainannya cenderung stabil dan mampu menjaga emosi mereka di lapangan. Belakangan, para pemain yang sebagian besar berasal dari keluarga imigran ini mendulang pujian karena
2
Anung Handoko, Sepak Bola Tanpa Batas: City of Tolerance (Yogyakarta: Kanisius, 2008), h. 19. 3 Arief Natakusumah, Drama Itu Bernama Sepak Bola (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008), h. 39.
39
prestasinya di dalam dan di luar lapangan. Jumlah mereka pun semakin bertambah tiap tahunnya.4 Sebagai rule model sepakbola dunia, Liga Inggris menjadi salah satu tempat di mana banyak pesepakbola muslim berkarir. Semakin ketatnya persaingan di Liga Inggris membuat klub-klub menjelajah seluruh pelosok dunia, termasuk dari bagian-bagian daerah Afrika ataupun daerah kumuh di Prancis untuk menemukan talenta baru. Ketika format baru Liga Primer Inggris pertama kali dicetuskan pada 1992, hanya ada satu pesepakbola yang muslim, yakni gelandang Tottenham asal Spanyol, Mohammed Ali Amar (l. 1966) atau biasa disebut Nayim. Kini, terdapat 55 pemain muslim di kasta tertinggi sepakbola Inggris tersebut.5 Bagi penggemar sepakbola dunia, tentu sudah tidak asing dengan nama-nama seperti Edin Dzeko (l. 1986), Samir Nasri (l. 1987), dan Yaya Toure (l. 1983). Di musim kompetisi 2012/2013, mereka bahu-membahu mencetak sejarah untuk Manchester City yang hampir setengah abad tidak meraih gelar. Ketiga pemain tersebut, berhasil membawa klub milik milyuner Timur Tengah, Syeikh Mansour (l. 1970), menggenggam trofi Liga Inggris pertamanya sejak 44 tahun, sekaligus menghentikan dominasi tim sekotanya, Manchester United. Tidak sampai disitu, klub yang menambah dua pesepakbola muslim lagi, Bacary Sagna (l. 1983) dan Gael Clichy (l. 1985), musim ini tetap menjadi salah satu kandidat kuat dalam perebutan juara Liga Primer Inggris 2015/2016.6
4
Ubaidillah Nugraha, Republik Gila Bola (Jakarta: Ufuk Press, 2008), h. 186. Rob Cowling, “Pemain Muslim ikut mengubah Liga Primer,” artikel diakses pada 28 Mei 2014 dari http://www.bbc.com/indonesia/olahraga/2013/07/130705_muslim_liga_inggris. 6 Sri Wahyuti, Kisah Seru Bintang Sepakbola Muslim (Jakarta: Adi Bintang, 2013), h. 126. 5
40
Selain di Manchester City, pemain muslim juga dapat ditemui di klub besar Inggris lainnya. Di Liverpool, terdapat tiga pesepak bola Muslim, yakni Kolo Toure (l. 1981), Mamadou Sakho (l. 1990), dan Emre Can (l. 1994). Di Chelsea, juga terdapat tiga pesepak bola Muslim yang terkenal taat terhadap ajaran agama, yaitu Kurt Zouma (l. 1994), Abdul Rahman Baba (l. 1994), dan Asmir Begovic (l. 1987). Sementara di Manchester United terdapat gelandang tangguh keturunan Maroko, Maruone Fellaini (l. 1987), dan bintang masa depan kelahiran Kosovo, Adnan Januzaj (l. 1995). Begitu pula di Arsenal. Klub yang terletak di London Utara ini memiliki Ismael Bennacer (l. 1997), Muhammad El Neny (l. 1992), dan bintang asal Jerman, Mesut Oezil (l. 1988), yang dikenal memiliki kebiasaan membaca Al Quran setiap akan turun bertanding.7 Lebih lanjut, di Tottenham Hotspurs terdapat Moussa Dembele (l. 1987), Nacer Chadli (l. 1989), Nabil Bentaleb (l. 1994), dan Dele Alli (l. 1996) yang beragama Islam. Untuk nama terakhir, pemuda berusia 20 tahun ini menjadi sorotan lantaran mampu menjadi pemain regular di Tottenham. Alhasil, ia pun mendapat panggilan untuk memperkuat tim nasional Inggris yang tengah bersiap tampil di Piala Eropa 2016. Sementara di Leicester City, selain memiliki gelandang asal Swiss, Gokhan Inler (l. 1984), klub non-unggulan yang sukses membuat sejarah dengan merebut gelar Liga Primer musim 2015/2016 ini juga mempunyai pesepakbola muslim Aljazair dalam diri Riyad Marhez (l. 1986). Berkat penampilan impresifnya bersama The Foxes, penyerang sayap berusia 25 tahun itu menjadi incaran klub-klub besar Eropa. Selain nama-nama terkenal 7
Syahruddin El-Fikri dan Nidia Zuraya, Olahragawan Muslim Top Dunia (Jakarta: Republika Penerbit, 2010), h. 63.
41
tersebut, masih ada beberapa pesepakbola muslim yang memperkuat klub-klub Liga Primer Inggris lainnya. Berikut daftar lengkapnya:8 Arsenal 1. Mohamed Elneny – Gelandang – Mesir 2. Mesut Özil – Gelandang – Jerman 3. Ismael Bennacer – Gelandang – Perancis Aston Villa F.C 1. Easah Suliman – Bek – Inggris 2. Aly Cissokho – Bek – Perancis 3. Jordan Ayew – Penyerang – Ghana 4. Adama Traoré Diarra – Penyerang – Spanyol 5. Rudy Gestede – Penyerang – Inggris A.F.C Bournemouth 1. Lewis Grabban – Penyerang – Inggris Chelsea F.C 1. Asmir Begovic – Kiper – Bosnia 2. Kurt Zouma – Bek – Perancis 3. Abdul Rahman Baba – Bek – Ghana Crystal Palace F.C 1. Marouane Chamakh – Penyerang – Perancis 2. Emmanuel Adebayor – Penyerang – Togo 3. Bakary Sako – Gelandang – Mali 8
Abu Zainab, “New Season‟s Muslim Footballers 2015-16,” artikel diakses pada 23 Februari 2016 dari http://topislamic.com/new-seasons-muslim-footballers-2015-16/
42
Everton F.C 1. Arouna Kone – Penyerang – Pantai Gading 2. Oumar Niasse – Penyerang – Senegal 3. Muhamed Bešić – Gelandang – Bosnia Leicester City F.C 1. Riyad Mahrez – Penyerang – Aljazair 2. Gokhan Inler – Gelandang – Swiss Liverpool F.C 1. Mamadou Sakho – Bek – Perancis 2. Kolo Toure – Bek – Pantai Gading 3. Emre Can – Gelandang – German Manchester City F.C 1. Bacari Sagna – Bek – Perancis 2. Samir Nasri – Gelandang – Perancis 3. Yaya Toure – Midfielder – Pantai Gading Manchester United F.C 1. Marouane Fellaini – Gelandang – Belgia 2. Adnan Januzaj – Gelandang – Albania Newcastle United F.C 1. Massadio Haidara – Bek – Senegal 2. Ismael Cheik Tioté – Gelandang – Pantai Gading 3. Moussa Sissoko – Gelandang – Perancis 4. Papiss Cisse – Penyerang – Senegal
43
5. Seydou Doumbia – Penyerang – Pantai Gading Norwich City F.C 1. Youssouf Mulumbu – Gelandang – Kongo Southampton F.C 1. Sadio Mané – Gelandang – Senegal Stoke City F.C 1. Ibrahim Afellay – Gelandang – Belanda 2. Xherdan Shaqiri – Gelandang – Swiss 3. Mohamed El Ouriachi – Gelandang – Maroko 4. Mama Biram Diouf – Penyerang – Senegal Sunderland F.C 1. Younes Kaboul – Bek – Perancis 2. Wahbi Khazri – Bek – Tunisia 3. Lamine Koné – Bek – Pantai Gading Swansea City F.C 1. André Ayew – Gelandang – Ghana Tottenham Hotspur F.C 1. Nacer Chadli – Penyerang – Belgia 2. Moussa Dembele – Gelandang – Belgia 3. Nabil Bentaleb – Gelandang – Aljazair 4. Dele Alli – Gelandang – Inggris Watford F.C 1. Essaid Belkalem – Bek – Aljazair
44
2. Abdoulaye Doucouré – Gelandang – Perancis 3. Adlene Guédioura – Gelandang – Aljazair 4. Nordin Amrabat – Gelandang – Maroko West Ham United 1. Cheikhou Kouyate – Gelandang – Senegal
C. Relasi Islam dengan Eropa Bangsa Eropa memiliki hubungan pasang surut dengan Islam. Interaksi Eropa dengan Islam dimulai saat penaklukan Andalusia (Spanyol) oleh pasukan muslim pada tahun 711 M melalui jalur Afrika Utara di bawah pimpinan Tariq bin Ziyad. Delapan abad menguasai Spanyol, kebudayaan Islam di negeri ini mengalami puncak peradaban. Pada periode ini, perilaku manusiawi dan keadaan jauh dari kekerasan yang ditunjukkan umat muslim terhadap bangsa Eropa telah membuka pintu gerbang ilmu dan seni. Keadaan bangsa Eropa sendiri sebelum itu terkungkung dalam kegelapan dan kebodohan selama 10 abad.9 “Melalui peradaban Islam di Spanyol, bangsa Eropa berkenalan dengan keilmuan zaman Romawi dan Yunani kuno. Ketika Islam mencapai masa keemasannya, kota Cordoba dan Granada di Spanyol merupakan pusat-pusat peradaban Islam yang sangat penting saat itu dan dianggap menyaingi Baghdad di Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen, Katolik maupun Yahudi dari berbagai wilayah dan negara banyak belajar di perguruanperguruan tinggi Islam di sana. Islam menjadi guru bagi orang Eropa. Di sini pula mereka dapat hidup dengan aman penuh dengan kedamaian dan toleransi yang tinggi, kebebasan untuk berimajinasi dan adanya ruang untuk mengekspresikan seni dan sastra.”10
9
Syarifah Salwasalsabila, Islam, Eropa, dan Logika (Yogyakarta: Niaga Swadaya, 2008),
h. 21. 10
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II (Jakarta: Rajawali Pers, 2004), h. 87.
45
Meski begitu, ketika Islam telah banyak menyumbang bagi perkembangan peradaban dunia, balasan yang diterima Islam justru sebaliknya. Islam acapkali menjadi sasaran prasangka budaya (prejudice), terutama dari kaum ekstrim konservatif kanan. Berbagai kecaman dan tuduhan sinis kerap bersarang di tubuh umat muslim. Islam mereka hasut sebagai agama kekerasan dan identik dengan kasus terorisme. Tujuan mereka tidak lain untuk menghembuskan rasa kebencian dan permusuhan terhadap Islam. Alhasil, berbagai kasus pelecehan terhadap Islam marak terjadi. Mulai dari gambar karikatur Nabi Muhammad, pelecehan kitab suci Al Qur‟an, diskriminasi terhadap umat Islam, hingga tuduhan terorisme.11 Selain itu, sejak awal orang Eropa memang telah memerlihatkan sikap bermusuhan terhadap Islam, baik Islam sebagai agama ataupun sebagai kesatuan masyarakat yang memiliki kebudayaan dan peradaban berbeda dari mereka. Literatur-literatur tentang Islam, khususnya sebelum Krusada pada umumnya berisi pencemaran agama Islam. Dikatakan misalnya bahwa agama Islam tidak lebih dari aliran sesat dan bentuk kemurtadan yang timbul dari agama Kristen. Nabi Muhammad, menurut penilaian dunia Kristen merupakan nabi palsu yang memperoleh pengetahuan agama dari seorang rahib bernama Bahira.12 Sementara dalam pandangan Islam, Bahira adalah pendeta Nasrani keturunan Yahudi yang melihat tanda-tanda kenabian Muhammad saat ikut pamannya berniaga ke Syam. Jalannya sejarah, terutama cepatnya ekspansi Islam sejak pertama kali lahir membuat getir umat Kristen Eropa. Pada tahun 635 M, Syria direbut tentara muslim. Empat tahun kemudian Jerussalem ditundukkan dan setahun setelah itu 11
Lathifah Ibrahim Khadhar, Ketika Barat Memfitnah Islam (Jakarta: Gema Insani, 2005),
12
Alwi Shihab, Membedah Islam di Barat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), h. 48.
h. 60.
46
(640 M) Mesir jatuh ke pangkuan Islam. Selanjutnya tidak berhenti di sini, karena tentara Muslim melancarkan ekspansinya ke Afrika Utara. Pada tahun 710 M Spanyol diserbu dan berhasil ditakukan pada tahun 732 M. Pada belahan Timur, tentara Islam masuk jauh sampai perbatasan India. Selanjutnya, ibukota Byzantium Kristen, Konstantinopel juga tidak luput dari serbuan pasukan Islam dan terkepung selama setahun, antara tahun 716-717 M. Di benua Eropa, selain Spanyol yang berhasil diperintah selama tujuh abad, Islam menjalar ke Sisilia, Italia Selatan, dan mampu menguasai daerah tersebut selama dua abad. Di samping itu, beberapa daerah di Yunani juga berhasil ditaklukan. Bahkan andaikata ekspedisi militernya tidak terbendung di Tours (Portiers) Perancis, mungkin sekali Islam akan melanjutkan ekspansinya ke daerah utara Eropa.13 “Pada era yang lebih maju, keadaan hampir serupa juga terjadi di Turki. Setelah tentara muslim merebut Konstantinopel tahun 1453 M, Turki menjadi sebuah negara besar yang terorganisasi, hirarkis dan efisien, yang kemakmurannya menyaingi Abbasiyah. Kombinasi dari pejabat yang berkualitas tinggi serta angkatan perang yang terlatih dan disiplin, Turki berhasil menguasai wilayah yang terbentang dari Donau sampai ke Teluk Persia, dan dari padang rumput Ukraina sampai ke garis di balik utara Mesir hulu. Termasuk kekuasaan Turki, wilayah sepanjang rute penting dalam perdagangan laut, yang meliputi Medierania, Laut Hitam, Laut Merah, dan bagian-bagian Samudera Hindia.14 Bahkan pada abad ke-18 dan 19 M, ketika kekuasaan kolonial Eropa telah mencengkeram banyak negara dunia, termasuk wilayah kaum Muslimin yang luas, sekali lagi pasukan Turki Usmani yang perkasa menusuk jantung Eropa dan memporak-porandakan kota-kota mereka. Mereka hampir saja menguasai Hongaria dan Austria, pintu masuk ke Eropa Barat dan Skandinavia.”15 Ekspansi secara besar-besaran yang dapat digambarkan bagaikan „amukan api‟ tersebut cukup menimbulkan perasaan gusar dan permusuhan dari pihak
13
Alwi Shihab, Membedah Islam di Barat, h. 44. George Lenczonwski, Timur Tengah di Kancah Dunia, terj. Asgar Bixby (Bandung: Sinar Baru Agesindo, 1993), h. 1-3. 15 Syarifah Salwasalsabila, Islam, Eropa, dan Logika, h. 58. 14
47
Kristen. Islam dianggap sebagai musuh utama yang mengancam eksistensi mereka. Kenyataan sejarah inilah yang melahirkan citra Islam di dunia Kristen sebagai „agama pedang‟ yang melembagakan kekerasan. Meski begitu, ancaman terhadap esistensi dunia Kristen tidak hanya datang melalui ekspansi teritorial, melainkan juga berasal dari semakin meluasnya pengaruh dan gugatan Islam terhadap doktrin Kristen, yang mereka nilai menyimpang dari ajaran Yesus.16 Doktrin trinitas yang umat Kristen Eropa agung-agungkan digugat habis oleh ajaran tauhid Islam. Yesus Kristus yang mereka yakini sebagai putra Tuhan, dianggap hanya sebagai nabi seperti halnya nabi-nabi lain sebelum Isa. Islam juga menolak anggapan bahwa yang mati di palang salib adalah Yesus Kristus untuk menebus dosa umat manusia. Bagi Islam yang mati di palang salib adalah orang lain yang rupanya mirip Nabi Isa. Adapun Nabi Isa sendiri sudah diangkat ke surga berkat pertolongan Tuhan. Lebih lanjut, umat Muslim juga meyakini jika Injil yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan menjadi pegangan umat Nasrani, bukanlah kitab Injil yang pernah diwahyukan kepada Nabi Isa dalam bahasa Suryani (Syria Kuna).17 “Kenyataan ini semakin memperkuat anggapan Barat bahwa Islam merupakan ancaman besar bagi peradaban Eropa. Karena Islam datang setelah agama Kristen mapan, maka Islam dianggap berada pada posisi yang lebih diuntungkan terutama dalam memberikan penilaian terhadap agamaagama yang datang sebelumnya, termasuk Kristen. Menjadi sangat masuk akal bagi dunia Kristen Eropa untuk menolak agama lain yang mengklaim atas kebenaran agama setelah Nabi Isa. Bagi umat Kristen, ajaran merekalah yang terakhir dan yang membawa kebenaran abadi. Kehadiran Islam yang mengaku diri sebagai penerus dan pelengkap agama dibawa oleh Nabi Musa dan Nabi Isa, merupakan suatu yang bertentangan dengan kepercayaan mereka. Dengan demikian, untuk membendungnya merupakan kewajiban 16 17
Alwi Shihab, Membedah Islam di Barat, h. 45-46. Syarifah Salwasalsabila, Islam, Eropa, dan Logika, h. 57.
48
bangsa Eropa, sebab kalau dibiarkan tatanan dunia mereka anggap akan porak poranda disebabkan hadirnya agama yang lahir di padang pasir Arabia yang tandus itu.”18 Hingga kini, rentang sejarah permusuhan Islam dan Barat masih melekat kuat di dalam benak masyarakat Kristen Eropa. Keberadaan Islam di Eropa masih menghadapi tekanan berat berupa propaganda media, sentimen, dan teror dari kelompok-kelompok ekstrem di Jerman, Prancis, dan berbagai kelompok ekstrem lainnya di Eropa. Tekanan ini tidak hanya ditujukan pada umat muslim sebagai individu, namun juga pada Islam sebagai agama yang tidak disukai. Karenanya, tidak perlu heran jika menemukan propaganda-propaganda masif melawan Islam dan kaum muslimin di Eropa. Propaganda yang menunjukkan betapa dalam apriori terhadap Islam yang mengakar di pikiran bawah sadar masyarakat Eropa. Tentu, siapapun akan terkejut ketika melihat bahwa agama lain diluar agama Samawi mendapatkan pengakuan dan perlakuan bersahabat dari masyarakat Eropa yang terbuka dan toleran. Hanya Islam, agama yang selalu diserang, diperlakukan dengan buruk, dan kerap dituduh dengan dakwaan-dakwaan negatif.19 Sikap Eropa yang kurang bersahabat terhadap umat muslim dapat dilihat dari masih banyaknya sentimen anti-muslim. Di Belanda misalnya, sentimen negatif terhadap Islam terlihat dari kehadiran Pim Fortuyn, seorang politikus yang menganggap Islam secara sosial terlalu konservatif untuk berintegrasi dengan budaya Belanda yang secara tradisional liberal. Walaupun Fortuyn kemudian dibunuh oleh seorang aktivis pembela hak binatang yang bukan penganut Islam,
18
John L. Esposito, Ancaman Islam: Mitos atau Realitas?, terj. Alwiyah Abdurrahman (Bandung: Mizan, 1995), h. 54. 19 Mahmud Hamdi Zagzug, Reposisi Islam di Era Globalisasi, terj. Abdullah Hakam Syah (Yogyakarta: LkiS, 2004), h. 47.
49
namum sentimen anti-Muslim yang ditumbuhkannya kemudian mendorong pada terjadinya diskriminasi massal sampai terjadinya pembunuhan atas Theo Van Gogh, seorang sutradara yang kerap membuat film provokatif tentang Islam, pada tahun 2004. Sebelum terjadi pembunuhan, Van Gogh membuat film berjudul „Submission’ yang mengisahkan pelecehan terhadap kaum wanita di masyarakat Islam tradisional. Film itu kemudian menjadi kontroversial karena salah satu adegannya menampilkan seorang wanita setengah telanjang dengan tubuh penuh bekas pukulan dan ayat-ayat Al Qur‟an.20 Berbagai tuduhan simplistik lainnya tentang pertentangan antara peradaban Islam dan Barat juga muncul dari penerbitan karikatur Nabi Muhammad oleh surat kabar Denmark, Jylland-Posten. Pada tahun 2006, surat kabar itu menggambarkan sosok Nabi sedang memakai sorban berbentuk bom yang siap meledak dan berhiaskan dua kalimat syahadat. Belum lagi kontroversi menyangkut kartun itu reda, seorang parlemen Belanda pada tahun 2008 kembali merilis sebuah film berjudul Fitna. Sesuai dengan nama judulnya, film ini berisi firnah kepada dunia Islam. Film ini menggambarkan tentang bagaimana kekerasan dan kasus terorisme yang terjadi di dunia, erat kaitannya dengan ajaran Islam dan merupakan implementasi dari ayat-ayat Al Qur‟an.21 “Penggambaran yang tidak akurat dari beberapa kasus di atas, secara tidak langsung merupakan upaya untuk memupuk stigma negatif terhadap Islam yang kemudian berkembang menjadi ketakutan bahkan kebencian terhadap Islam atau lebih dikenal dengan istilah Islamophobia. Lebih lanjut, Islamophobia diperkuat dengan kejadian-kejadian teror yang menyita perhatian dunia yang sebagian besar ditengarai dilakukan oleh kelompok 20
Abdullahi Ahmed An-Na'im, Muslim & Keadilan Global, terj. Jawahir Thontowi (Cianjur: IMR Press, 2013), h. 413. 21 Pradana Boy, Fikih Jalan Tengah: Dialektika Hukum Islam dan Masalah-Masalah Masyarakat Modern (Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2008), h. 143-144.
50
Islam fundamentalis. Pasca serangan 11 September 2001 di menara kembar yang menjadi pusat perdagangan internasional di New York, Amerika Serikat, tren Islamophobia meningkat drastis dan membuat orang-orang Islam yang konsisten dalam agamanya, dianggap layak atau patut dicurigai sebagai teroris.”22 Efek yang terjadi adalah banyaknya kegiatan yang bersifat oppressive, seperti larangan penggunaan simbol-simbol keagamaan, seperti hijab maupun burka (cadar penutup muka) bagi muslimah di Prancis, diskriminasi terhadap pelaksaan ibadah umat Muslim, termasuk pendirian tempat ibadah umat Muslim di Belanda, serta pemeriksaan ekstra ketat di setiap kantor imigrasi terhadap mereka yang beragama Islam atau mereka yang berasal dari negara yang mayoritas penduduknya muslim.23 Sekalipun masih banyak kebencian terhadap Islam di Eropa, namun jumlah umat muslim Eropa terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Keberadaan umat Muslim dan keturunannya, bersama dengan orang Eropa asli yang menjadi muallaf, menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di Eropa. Meski demikian, tidak ada data pasti mengenai jumlah umat muslim Eropa, lantaran sensus di negara-negara Barat yang tidak memasukkan kategori agama. Diperkirakan terdapat 56 juta Muslim tinggal di Eropa saat ini. Federasi Rusia menjadi negara dengan jumlah umat muslim terbesar di dunia dengan 27 juta jiwa. Di Perancis dan Jerman masing-masing mempunyai enam dan empat juta penduduk muslim, Sementara di Inggris, ketika agama Kristen tetap merupakan bagian integral dari sejarah agama Inggris, Islam telah tumbuh dan menjadi pesaing yang kuat selama dekade terakhir. Setiap tahun ada ribuan warga Inggris 22
Wisnu Sasongko, Armageddon 2: Antara Petaka dan Rahmat (Jakarta: Gema Insani, 2008), h. 185. 23 Abdullahi Ahmed An-Na'im, Muslim & Keadilan Global, h. 405.
51
yang jadi muallaf. Muslim Inggris membentuk sekitar 4,6 persen dari populasi pada 2011 atau sekitar 3 juta jiwa. Seperti halnya di Rusia, Islam juga menjadi agama terbesar kedua di Inggris dan Perancis sejak tahun 1970-an.24 Menurut Adam Lebor, konversi ke Islam dapat dipahami sebagai manifestasi dari keinginan masyarakat Inggris, terhadap bimbingan rohani. Perluasan beberapa masjid di Inggris merupakan hasil dari perkembangan umat Islam yang semakin pesat selama dekade terakhir. Sebagai perbandingan, pada 1961 hanya ada tujuh masjid di Inggris. Pada 1990 jumlah masjid menjadi sekitar 400. Sementara kini, jumlah masjid di seluruh Inggris berlipat menjadi tak kurang dari 1700 bangunan. Walau demikian, seperti Islam di mana-mana, Islam Inggris adalah mozaik, pola rumit dari berbagai komponen. Masih banyak tindakantindakan kurang menyenangkan yang ditujukan kepada pemeluk muslim, begitu pula dengan prasangka yang disertainya.25 Di sisi lain, tidak dapat dipungkiri pula bila ada masyarakat Eropa yang yang sangat terbuka dan toleran terhadap umat Muslim. Tidak sedikit sarjana Barat yang berusaha memberikan pemahaman yang simpatik terhadap agama Islam dan kaum muslimin, mulai dari Goethe hingga Esposito. Begitu juga dengan Konsili Vatikan kedua tahun 1962 yang menyerukan agar umat Kristiani lebih meningkatkan toleransinya kepada kaum muslimin.
24
Amin Mudzakkkir, 2013, “Sekularisme dan Identitas Muslim Eropa” Jurnal Kajian Wilayah Eropa, Vol. IV, No. 1, 2013, h. 99. 25 Adam Lebor, Pergulatan Muslim di Barat (Bandung: Mizan Pustaka, 2009), h. 163
BAB IV ANALISIS NARASI FILM DOKUMENTER ‘THE MUSLIM PREMIER LEAGUE’
A. Alur Cerita Pada bagian ini, penulis akan menggunakan analisis narasi Tzvetan Todorov untuk menganalisis seperti apa alur cerita film dokumenter The Muslim Premier League. Dalam model analisis narasi ini, film terbagi menjadi tiga bagian, yakni: alur awal, alur tengah, dan alur akhir, yang semuanya saling berhubungan dan saling melengkapi.1 1. Alur Awal Alur awal adalah bagian pendahuluan dari sebuah film yang mengantarkan penonton untuk mengikuti alur-alur berikutnya. Oleh karenanya, bagian ini harus berisi cerita yang menarik agar penonton berminat untuk menyaksikan film hingga akhir. Berikut adalah penjelasan dari alur awal film The Muslim Premier League. Adegan Pertama Dua dasawarsa yang lalu, ketika format Liga Primer pertama kali dicetuskan, hanya ada satu pesepakbola muslim di Inggris. Namun, semua itu berubah ketika seorang imigran dari Afrika mencetak gol ke gawang Aston Villa. Alih-alih merayakan gol dengan kesombongan dan narsisme, pemain
1
Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book (London: Routledge, 2003), h.
36.
52
53
yang karib dipanggil Demba Ba (l. 1985) itu justru merayakan gol dengan kerendahan hati melalui sujud syukur di atas lapangan hijau. Selebrasi tersebut menjadi kejutan bagi publik sepakbola Eropa, dan saat itulah terdapat sebuah momen di mana pesepakbola muslim menunjukkan jati dirinya. Kini, terdapat 40 pesepakbola muslim yang bermain di kasta tertinggi sepakbola Inggris. Narator: “Twenty years ago, there were no Muslim players in the English Premier League. But last year, here at Newcastle's St James' Park, no-one was left in any doubt that they had arrived.”
Gambar 1. Potongan video pembuka.2
Adapun bagi Demba Ba, selebrasi sujud memberikan makna yang mendalam dan berpengaruh besar pada kehidupannya. Menurutnya, selebrasi sujud merupakan suatu bentuk penyerahan diri dan kepatuhan kepada Sang Pencipta, bukan kepada yang lainnya. “My religion is the most important thing
2
Mike Smith, 2013. The Muslim Premier League, BBC One, London, Inggris. Menit 00:04.
54
to me. It's even more important than the football,” ungkap pemain berdarah Senegal tersebut. Adegan Kedua Kehadiran pesepakbola muslim yang terus mengalami peningkatan tiap tahun, turut membawa pengaruh bagi kultur sepakbola Inggris yang lazim menggunakan sampanye dalam melakukan perayaan dan mengikat perusahaan judi sebagai sponsor. Selain itu, kehidupan pesepakbola di Inggris juga erat kaitannya dengan dunia malam, alkohol, dan bermewah-mewahan. Sementara, Islam sendiri melarang umatnya untuk melakukan hal-hal seperti demikian. Oleh karenanya, guna menghindari benturan-benturan yang dikhawatirkan bisa terjadi, klub maupun pengelola kompetisi „dipaksa‟ untuk melakukan semacam kompromi. Bagian ini pun ditutup dengan sebuah pertanyaan “Could English football offer up a surprising model for the future?”
2. Alur Tengah Alur tengah atau bagian perkembangan merupakan rangkaian dari tahapan-tahapan yang membentuk seluruh proses narasi. Pada bagian ini mulai muncul konflik, yang merupakan pengembangan dari situasi awal di bagian pendahuluan. Kisah yang terdapat pada alur tengah adalah fokus dari sebuah film dokumenter, berikut penjelasannya. Adegan Pertama Bulan Mei 2013, ketika kompetisi Liga Primer Inggris memasuki pekanpekan krusial, Wigan Athletic meningkatkan intensitas latihannya untuk
55
terhindar dari zona degradasi. Dalam klub yang bermarkas di Wigan tersebut, terdapat seorang pesepakbola muslim yang berposisi sebagai kiper. Empat kali seminggu, Ali Al-Habsi (l. 1981) gunakan waktunya untuk berlatih bersama klub. Namun, ada komitmen lain dalam hidupnya yang harus ia tunaikan. Sebagai seorang muslim, ia diwajibkan shalat lima waktu dalam sehari. Diakui oleh Ali Al-Habsi, berkarir sebagai pesepakbola memiliki tekanan yang besar setiap pertandingan. Setiap pesepakbola juga pasti akan menemui periode atau masa-masa yang sulit. Namun, ketika seseorang percaya terhadap keyakinannya, maka ia akan berpikir bahwa setiap peristiwa tidak terjadi begitu saja, melainkan tersimpan hikmah di dalamnya. Oleh karenanya, ketika Al-Habsi telah menggapai impiannya dengan bermain di Liga Primer Inggris, pesepakbola yang 11 tahun lalu berprofesi sebagai pemadam kebakaran di Oman itu tidak lupa bersyukur kepada Allah. Caranya dengan menjalankan semua perintahnya, salah satunya shalat lima waktu. Lebih lanjut, praktek peribadatan yang dilakukan pesepakbola muslim turut mendapat perhatian dari pesepakbola yang berlainan agama. Hal ini diakui oleh gelandang Liverpool, Lucas Leiva, yang menyebut umat Islam memiliki praktek peribadatan berbeda dari Katolik. Tak ayal, banyak yang tergelitik untuk bertanya kepada pesepakbola muslim, mengapa mereka melakukannya dan apa tujuannya. Di Liverpool sendiri, terdapat tiga pesepakbola muslim pada diri Emre Can (l. 1994), Kolo Toure (l. 1981), dan Mahamadou Sakho (l. 1990).
56
Sementara itu, mantan pelatih Ali Al-Habsi saat di Bolton Wanderers, Sam Allardyce, menyatakan bahwa dirinya tidak mempermasalahkan keputusan sejumlah pesepakbola muslim yang selalu meluangkan waktunya untuk berdoa kepada Tuhan sebelum bertanding. “They won't go out on the pitch without doing some of the certain routines that they do. They feel God and their religion plays a huge part in how they perform on the field,” ungkap pelatih sering mengantar Al-Habsi untuk melakukan ibadah shalat di mesjid. Dengan demikian, masalah Islamophobia hanya populer dalam tataran sosial masyarakat Inggris. Sedangkan dalam kultur sepakbola Inggris, belum ada kejadian atau peristiwa kurang menyenangkan yang mengatasnamakan kebencian terhadap Islam. Hal ini senada dengan pernyataan Henry Winter bahwa kebanyakan pesepakbola profesional lebih mengenal Islam daripada orang-orang di luar, sehingga mereka dapat memahami bagaimana wajah umat muslim yang sebenarnya. “I think the average professional in a Premier League dressing room knows far more about Islam than the person on the street. So actually, Islamophobia is an issue, but I think it's more an issue in English society than in English football,” terang Henry Winter.
Adegan Kedua Ketika seorang pesepakbola muslim menyatakan ia serius tentang agamanya, beberapa mungkin berpendapat bahwa klub tidak akan memberikan perlakuan istimewa. Namun, di Liga Inggris hal tersebut justru memantik
57
pengakuan dari pelatih dan manajemen klub untuk memahami kebutuhan pesepakbola muslim dalam menjalankan ajaran agamanya, dalam hal ini terkait dengan kehalalan makanan yang dikonsumsi. Adalah Dokter Tim Utama Liverpool, Zafar Iqbal yang menjelaskan bahwa klubnya sangat akomodatif terhadap pesepakbola muslim. Para pesepakbola muslim diberi asupan makanan yang dijamin kehalalannya. Manajemen Liverpool hanya menyediakan ayam halal, sehingga setiap pemain dapat mengkonsumsinya. “For example, in the canteen, the chicken is all halal. So the rest of the players, it doesn't really make a difference for them. I'm not asking for any preferential treatment. All it is, is just a little bit of awareness,” ujar Dokter Zaf, panggilan untuk Zafar Iqbal.
Gambar 2. Zafar Iqbal saat menjelaskan tentang kebijakan makanan halal klub Liverpool.3
Hal senada diungkapkan oleh pelatih Arsenal, Arsene Wenger, bahwa sangat penting untuk memastikan semua pesepakbola dapat terintegrasi dalam 3
Mike Smith, 2013. The Muslim Premier League, BBC One, London, Inggris. Menit 06:12.
58
klub. Menurutnya setiap pesepakbola bebas untuk menjalankan ritual keagamaannya, namun tidak ketika tengah berada dalam sebuah pertandingan. “For the rest, everybody's free to believe what he wants and have the religion he wants. We respect that,” kata Wenger. Oleh karenanya, ketika klub menyadari bahwa setiap pemain, staf, maupun pelatih merupakan aset penting, maka klub akan mengakomodasi atau memberikan konsesinya agar mereka bisa semaksimal mungkin dalam menjalankan kewajibannya. Toh, ketika seorang pesepakbola merasa nyaman bermain di sebuah klub, tanpa ada diskriminasi maupun larangan-larangan yang mengekang keyakinannya, maka pemain itu akan dapat menampilkan kemampuan terbaiknya di lapangan, dan klub juga yang akan meraih keuntungan.
Adegan Ketiga Pesepakbola muslim yang memperkuat Stoke City, Mamady Sidibe, berasal dari jalanan kota Paris, tempat yang sama ketika Didier Drogba dan Thierry Henry ditemukan oleh pencari bakat. Pemain yang berposisi sebagai penyerang ini, ingat sekali golnya ke gawang Aston Villa pada 23 Agustus 2008. Satu golnya itu membantu Stoke City meraih kemenangan pertama mereka di Liga Primer. Namun, bukan itu yang akan dibahas pada bagian ini, melainkan komitmen Mamady Sidibe pada Islam yang berhubungan dengan kebiasaan di ruang ganti klub, yakni berjudi.
59
Dalam film dokumenter ini, pemain berusia 36 tahun itu mengaku tidak pernah berjudi lantaran agama Islam melarang segala bentuk perjudian. Baginya, berjudi hanya akan menghabiskan penghasilannya dan membawa lebih banyak masalah bagi kehidupan keluarganya. Meskipun harus diakui pula bahwa banyak yang memperoleh kekayaan lewat berjudi. Lebih lanjut, pemain berdarah Senegal ini tidak ragu untuk berkata, “And I can live without gambling.” Meski begitu, ada sumber ketegangan lain bagi pesepakbola muslim. Hal ini terkait dengan klub yang menggunakan rumah judi dan perusahaan pinjaman kredit sebagai sponsor. Seperti diketahui, sponsor berhak menaruh logo maupun nama produk mereka dalam seragam klub, dan ini membuat pesepakbola muslim berada dalam posisi sulit. Ketika pesepakbola muslim menggunakan seragam yang terpampang logo perusahaan judi dan riba, mereka secara tidak langsung disebut ikut mempromosikan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam. Papiss Cisse (l. 1985) dan Cheick Tiote (l. 1986) sempat menolak mengenakan seragam Newcastle United dengan logo „Wonga‟ karena khawatir dengan keyakinannya. Wonga sendiri adalah perusahaan pemberi pinjaman kredit yang menawarkan pinjaman jangka pendek dengan bunga yang sangat tinggi. Bahkan, Papiss Cisse sempat berlatih terpisah dan absen dalam tur pramusim klub. Namun, setelah melalui negosiasi panjang yang melibatkan spesialis hukum Islam dan Asosiasi Pesepakbola Profesional, ia pun bersedia untuk mengenakan seragam dengan sponsor perusahaan kredit tersebut.
60
Sementara penyerang Crewe United, Nathan Ellington (l. 1981), berpandangan bahwa ia tidak dapat mempengaruhi sponsor yang dipilih klub lantaran berada di luar kendali pemain. Pesepakbola muslim asal Inggris ini mengatakan, “I think that's usually out of the hands of the Muslim. Although he's not allowed to obviously gamble, I think that's something which is definitely out of the way, something that you cannot affect really.” Pandangan tersebut, turut diamini oleh kiper Wigan, Ali Al Habsi. Menurutnya, pesepakbola muslim hanyalah pemain dan hal-hal seperti demikian merupakan keputusan klub. “We can't do about it anything because we go there, we do our job," kata Al-Habsi. Namun, terlepas dari itu semua, yang terpenting adalah bagaimana pesepakbola muslim dapat mengontrol hawa nafsu dalam menggunakan kekayaan yang mereka miliki. Salah satu contoh terbaik adalah Abou Diaby (l. 1986), yang sering berpartisipasi dalam acara sosial. Selain itu, pesepakbola muslim asal Perancis ini juga memiliki sebuah lembaga amal bernama Development Trust yang berpusat di London, Inggris. Abou Diaby: “We live in a society, and everybody are different. But the differences have to bring people together. By doing charity activities to help people, I think is a very good thing to live together.” Lebih lanjut, apa yang dilakukan oleh Abou Diaby bukan sekedar untuk mengikuti pesepakbola lain yang juga memiliki yayasan amal sendiri. Namun bagi umat Islam, amal adalah salah satu fondasi dalam kepercayaan mereka. “When you become famous and you've got the money, you know what you have
61
to do, because as a Muslim you have to give 2.5% of your money away, like, every year,” terang pesepakbola muslim Stoke City, Mamady Sidibe. Adapun dalam perspektif komunikasi antar agama dan budaya, hal tersebut sesuai dengan salah satu dari teori dua puluh (KAAB) yang dikemukakan oleh Andi Faisal Bakti. Teori yang dimaksud adalah interdependency, yakni pemikiran KAAB yang terdiri atas nilai-nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, dan perasaaan yang mengutamakan saling tolong menolong dan bantu membantu. Lawan dari teori ini adalah Egoisme, yang diartikan sebagai pemikiran KAAB yang terdiri atas nilai-nilai, persepsi, adat-istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang cenderung kepada orang atau bangsa yang mampu dan egois akan tetapi sangat bergantung kepada orang lain. Dalam Islam kedua teori ini disebut dengan Al-Ta’awun.4
Adegan Keempat Kembali ke Wigan Athletic, tim yang diperkuat oleh Ali Al-Habsi itu, untuk kali pertama melenggang ke final Piala FA. Sekitar 23 ribu tiket telah diborong pendukung Wigan untuk menyaksikan pertandingan final yang berlangsung di Stadion Wembley. Final Piala FA sendiri, disponsori oleh perusahaan bir yang telah lama menjadi bagian dari sejarah, bahkan menjadi kultur sepakbola Inggris. Sedangkan Islam melarang umatnya mengkonsumsi minuman beralkohol. 4
Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program (Leiden: INIS, 2004), h. 128.
62
Zafar Iqbal: “As a Muslim, we don't drink alcohol because of the effects it can have on the body. Ultimately, we're meant to be in control of our own actions, so alcohol can influence that.” Meski terdapat perbedaan pandangan terkait masalah alkohol antara kultur sepakbola Inggris dengan ajaran Islam, namun Zafar Iqbal yang juga merupakan dokter tim utama Liverpool, tidak khawatir akan terganggu keimanannya. Pasalnya, ketika Liverpool memenangi final Piala Liga pada tahun 2012, perayaan kemenangan di ruang ganti, lengkap dengan semburan sampanye, dilakukan setelah pakaian para staf maupun pemain muslim disingkirkan terlebih dahulu supaya tidak terkena percikan minuman beralkohol itu. “So it's that kind of understanding and acceptance which, for me, was very touching and made me feel accepted,” ungkap Dokter Zaf.
Gambar 3. James Milner menerima hadiah botol sampanye.5
5
Mike Smith, 2013. The Muslim Premier League, BBC One, London, Inggris. Menit 04:02.
63
Contoh lain, adalah dalam bentuk apresiasi terhadap pemain yang meraih predikat Man of the Match. Jika sebelumnya, pemain yang mendapat predikat tersebut akan diberi hadiah sebotol sampanye. Namun, tradisi tersebut berubah ketika gelandang Manchester City, Yaya Toure (l. 1983) dengan sopan menolak untuk menerima penghargaan tersebut dengan mengatakan dirinya muslim dan tidak minum alkohol. Sialnya, pemain sekaliber Yaya Toure sering menjadi Man of the Match, begitupun dengan beberapa pesepakbola muslim lainnya. Oleh karenanya, kini penyelenggara kompetisi mengganti botol berisi sampanye dengan trofi kecil kepada pemain yang mendapat predikat pemain terbaik. “I think it was at some point after that, that Barclays realised actually Yaya is winning so many Man of the Matches and other Muslim players are doing so well and winning Man of the Match, we won't have champagne any more, we'll just have a sort of vase, bauble, trophy number,” demikian kata pengamat sepakbola Inggris, Henry Winter, menutup adegan ini. Sementara dalam pandangan komunikasi antar agama dan budaya, apa yang ditunjukkan oleh pengelola Liga Inggris di atas, merupakan hasil dari sikap tunduk dan patuh Yaya Toure terhadap ajaran Islam. Hal ini sesuai dengan teori submission, yakni sekelompok masyarakat, agama, dan budaya yang hanya tunduk kepada budayanya sendiri dan tidak terpengaruh dengan ajaran lain yang bertentangan dengan budayanya sendiri. Lawan dari teori ini adalah Egalitarian, yang diartikan sebagai sekelompok masyarakat, agama, dan budaya yang mengikuti aturan-aturan lain dan bersikap egaliter atau
64
tunduk serta ingin bebas dari cengkeraman yang sudah ada. Dalam Islam kedua teori ini sejalan dengan Al-Islam.6 Selain itu, sikap Mamady Sidibe yang enggan mengikuti rekannya yang gemar berjudi, serta penolakan Cheick Tiote dan Papiss Cisse untuk mengenakan seragam dengan sponsor perusahaan riba, juga termasuk dalam teori submission Andi Faisal Bakti.
Adegan Kelima Ini adalah hari yang dinantikan oleh suporter Wigan Athletic. Mereka berbondong-bondong menuju Stadion Wembley untuk mendukung tim pujaannya melawan Manchester City dalam Final Piala FA. Selain dari Inggris, suporter Wigan juga datang dari Oman, negara kelahiran Ali Al-Habsi. Di Oman sendiri, pesepakbola berusia 34 tahun itu mempunyai banyak pengagum lantaran prestasinya yang mampu memperkuat klub-klub di Liga Primer. Bahkan, kepopulerannya mampu menandingi David Beckham dan Wayne Rooney. Selain itu, ia disebut sebagai representasi Islam yang tidak melulu terkait dengan kegiatan ekstremisme. Sementara itu, dalam sebuah bus terdengar nyanyian pujian untuk Wigan dengan bahasa yang sangat berbeda. Mereka adalah keluarga dan kerabat Ali Al-Habsi yang terbang jauh ke London untuk mendukung jagoannya secara langsung. Sebelum mencapai stadion mereka berhenti sejenak di sebuah restoran Timur Tengah untuk istirahat dan shalat. Tidak ketinggalan, mereka pun menyantap hidangan nasi khas Yaman yang disebut „mandi‟. Seperti 6
Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program (Leiden: INIS, 2004), h. 128.
65
halnya nasi kebuli, „mandi‟ dihidangkan dalam sebuah wadah besar untuk dikonsumsi bersama. “There's quite a lot for three people on there. I'll never be starved, put it that way,” kata Dave, suporter Wigan lokal yang menjadi pemandu rombongan. Namun, di balik kelezatan nasi „mandi‟, makanan bisa menjadi sumber konflik bagi karir pesepakbola muslim. Hal ini terkait dengan kegiatan pesepakbola muslim di bulan Ramadhan, di mana aktivitas tanpa makan dan minum hampir 19 jam membuat pelatih dan manajemen klub khawatir terhadap penurunan performa pemainnya. Banyak yang mempertanyakan kekuatan fisik mereka yang tetap menjalankan ibadah puasa Ramadhan, terutama yang bergelut di pentas sepak bola profesional. “They're so starved of nutrition and fluid, they could quickly be fatigue and quickly feel faint and disorientated,” ujar Sam Allardyce, pelatih Sunderland. Sehubungan dengan hal tersebut, Riz Rehman (l. 1970) membuat terobosan dengan mengadakan kursus bagi para calon pelatih untuk memahami ritual seperti puasa dan sholat yang harus dijalani pemain muslim. Tujuannya tidak lain untuk mengurangi potensi konflik dan keseimbangan yang mutualistis bisa dicapai, dan harus diakui hal tersebut tidaklah mudah. Riz Rehman sendiri adalah mantan pesepakbola yang kini menjadi anggota Asosiasi Pesepakbola Profesional Inggris. Demba Ba: “Every time I had a manager who was not happy with it, I just tell him, Listen, I do it. If my performance is still good, then I keep playing. If it's bad, then you drop me on the bench’, and that's it.”
66
Namun begitu, ada pula klub yang mengerti atas keputusan pesepakbola muslim untuk tetap berpuasa. Abou Diaby misalnya, yang mendapatkan keistimewaan dari Arsenal. Jajaran pelatih, khususnya pelatih fisik dan dokter tim memberikan suplemen dan vitamin agar pemain bisa beraktivitas seperti biasanya. “They would prefer me to not fast but they understand it's a special moment for me and again, they try to accommodate things to make me better,” terang pesepakbola muslim asal Perancis tersebut. Adapun sehubungan dengan praktik ibadah puasa yang dilakukan pesepakbola muslim, berdasarkan perspektif komunikasi antar agama dan budaya, hal ini termasuk dalam teori flexibility, yakni pemikiran KAAB yang terdiri atas nilai-nilai, persepsi, adat-istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang menyampaikan ajaran secara elastis atau lentur. Lawan dari teori ini adalah Parochialism, yang diartikan sebagai pemikiran KAAB yang terdiri atas adat-istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang menyampaikan ajaran secara kaku. Dalam Islam kedua teori ini sejalan dengan Al Tasamuh.7 Teori ini dibuktikan dengan keputusan beberapa pesepakbola muslim yang tidak memaksakan diri untuk berpuasa ketika bertanding, seperti yang dilakukan Mamady Sidibe. Menurutnya, pesepakbola yang harus melakoni pertandingan berat di cuaca ekstrim, mendapat pengecualian untuk tidak berpuasa. Ia khawatir, siang hari yang panjang pada musim panas dapat
7
Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program (Leiden: INIS, 2004), h. 128.
67
mengganggu performa dan membahayakan kesehatannya. Namun demikian, ia mengaku akan mengganti puasa yang ditinggalkan pada hari yang lain. Terakhir, adegan ini ditutup oleh penghargaan suporter Newcastle United kepada Demba Ba terkait kemampuannya mencetak gol setelah Ramadhan. Ketika manajer Newcastle, Alan Pardew sempat mengkritik Demba Ba karena sang pemain dinilai terlambat panas pada awal kompetisi musim 2011-12, bulan Ramadhan diklaim Pardew, sebagai penyebabnya. Namun,
suporter
Newcastle justru menyatakan dukungannya lewat chant yang dipersembahkan untuk Demba Ba. Chant tersebut menggambarkan gol yang dicetak Demba Ba setelah Ramadhan dengan judul „Just Can’t Get Enough‟. Demba Ba sendiri mengakhiri musim tersebut dengan 16 gol di pentas Liga Primer Inggris, raihan terbaik sepanjang kariernya.
Adegan Keenam Kembali ke Wembley, suporter Wigan telah memenuhi area stadion tempat final Piala FA berlangsung. Mereka bersorak dan bernyanyi seakan timnya telah memenangi pertandingan. Sementara itu, rombongan suporter dari Oman harus menelan pil pahit. Di tengah perjalanan, mereka menerima kabar bahwa Ali Al-Habsi tidak dimainkan oleh Roberto Martinez, pelatih Wigan. Sontak, hal ini membuat seisi bus kecewa. Namun, mereka berusaha menghormati keputusan Roberto Martinez yang mencadangkan Al-Habsi, dan menerima kenyataan ini sebagai takdir yang telah digariskan Tuhan.
68
Gambar 4. Ekspresi kekecewaan pendukung Ali Al-Habsi.8
Adapun bagi pesepakbola, masa-masa sulit dalam berkarir adalah sebuah keniscayaan. Baik itu karena cedera yang berkepanjangan, jadwal kompetisi yang menguras tenaga, maupun tekanan dari suporter yang kadang membuat mereka merasa frustasi. Namun, semua rintangan dan cobaan tersebut akan terasa lebih mudah jika mereka memiliki keyakinan kepada Tuhan. “If you've got a faith, I think that's what its main object is, to help you through life's trials and tribulations,” ujar Sam Allardyce, pelatih kawakan Inggris. Hal senada disampaikan Demba Ba, bahwa agama mempunyai peran sangat penting bagi kehidupannya. Keyakinan pemain kebangsaan Senegal ini kepada Allah, telah menuntunnya hingga menjadi pesepakbola profesional seperti saat ini. “My faith really guides my life, in everything I do, in everything I do every day. It gives me as well a lot of confidence,” ungkapnya. Begitu pun dengan Al-Habsi, yang yakin bahwa Tuhan selalu bersama umat-Nya.
8
Mike Smith, 2013. The Muslim Premier League, BBC One, London, Inggris. Menit 24:07.
69
“Sometimes you get very, very hard time with injury, or maybe you don't start the games or a competition. But when you have the belief for yourself from God, you come in really stronger,” terangnya.
Adegan Ketujuh Bis yang ditumpangi oleh rombongan suporter dari Oman tiba di Stadion Wembley. Meski Ali Al-Habsi dicadangkan, mereka tetap antusias menyambut Final Piala FA. Mereka pun bisa langsung berbaur dengan suporter Wigan lainnya. Tidak ada perbedaan warna kulit, suku, maupun agama di sini. Semua bernyanyi, semua menari, untuk menyatakan dukungannya kepada Ali AlHabsi dan Wigan. “Look at the people, look how much they like Ali. You know, how much Ali also likes those people. So we are happy at the end now,” kata Khalid, salah seorang suporter asal Oman. Adapun berdasarkan perspektif komunikasi antar agama dan budaya, apa yang ditunjukkan oleh suporter Wigan dengan kerabat Ali Al-Habsy, sudah sesuai dengan teori universalism, yakni pemikiran KAAB yang terdiri atas nilai-nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang sangat mengutamakan universal. Dalam arti tanpa sekat-sekat. Lawan dari teori ini adalah nationalism, yakni pemikiran KAAB yang terdiri atas nilai-nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi,
70
kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang sangat menekankan nasionalisme atau kesukuan. Dalam Islam kedua teori ini sejalan dengan Al Ta’aruf.9 Sedangkan menurut Sam Allardyce, yang terjadi di Stadion Wembley adalah bukti bahwa sepakbola merupakan produk multikultural yang tidak lepas dari masalah dan konflik. Salah satu yang mungkin paling sering didengar adalah isu rasisme. Namun, sepakbola juga bisa menjadi media untuk meluruskan ajaran Islam yang selama ini keliru dalam dunia Barat. “When the players come in more in the Premier League, I think the people will understand more about Islam. When they see some Muslim players in big clubs or Premier Leagues, they start reading about this Islam and everything and you get more understanding how we are like normal people. We like to be with everyone,” tutur Ali Al-Habsi. Sementara itu, setelah berjuang habis-habisan selama 90 menit, Wigan Athletic akhirnya sukses meraih gelar juara di FA Cup usai mengalahkan Manchester City dengan skor 1-0. Kemenangan The Latics sendiri dipersembahkan lewat gol dari Ben Watson. Gelar ini menjadi yang pertama bagi klub yang berdiri sejak tahun 1932. Adapun bagi Al-Habsi, meski tidak diturunkan pada pertandingan ini, kiper berusia 34 tahun ini merasa senang bendera Oman bisa berkibar di tengah perayaan kemenangan. Ia pun bangga menjadi bagian dari sejarah klub. “You can see all the flags in the stadium here in Wembley and you know, I'm so, so happy,” ujarnya.
9
Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program (Leiden: INIS, 2004), h. 128.
71
Sedangkan bagi Dave, menjadi pemandu kelompok suporter dari Oman adalah sebuah pengalaman tersendiri. Ia tidak merasa terisolasi meski hampir seharian bersama kelompok yang berbeda latar belakang tersebut. Ia justru bisa lebih mengenal budaya, makanan, dan ajaran Islam itu sendiri. “It just shows you can go to a game and not drink alcohol and have a better time. Absolutely overwhelmed by this and I've waited all my life,” katanya.
3. Alur Akhir Alur akhir adalah bagian penutup, di mana sebuah narasi akan selesai pada alur ini. Konflik-konflik yang telah muncul pada bagian perkembangan, biasannya diselesaikan. Tetapi, bagian ini bisa juga diberikan sebuah akhir yang menggantung. Hal ini dilakukan jika pembuat film menginginkan kelanjutan (sekuel) dari karyanya tersebut. Namun, Rob Cowling selaku director sekaligus producer film dokumenter The Muslim Premier League tidak memberikan akhir yang menggantung, melainkan sebuah penyelesaian. Penutup Pesepakbola muslim seperti Ali Al-Habsi semakin bermunculan di Liga Primer. Namun, belum ada muslim asli Britania Raya yang berjalan keluar dari lorong stadion Wembley untuk membela tim nasional Inggris. Begitu pun dengan negara-negara persemakmuran seperti Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara yang belum mempunyai pesepakbola muslim dalam tim nasional mereka. Namun demikian, Zesh Rehman percaya, bahwa suatu hari umat muslim Inggris akan melangkah lebih jauh dan bermain untuk negaranya.
72
“When the day comes, when a British Asian kid plays for England, it will be massive in terms of integration and opening up the mindsets of people a lot more because, if one thing can help to create harmony, it's football. If that day comes, it'll be a monumental occasion,” ujar Zesh Rehman, mantan pemain Fulham yang kini melatih muslim muda Inggris bermain sepakbola.
Gambar 5. Pemain muda Inggris tengah beribadah di sebuah lapangan sepakbola tempat mereka berlatih.10
Hal senada diungkapkan oleh pengamat sepakbola Inggris, Henry Winter yang berkata, “It's very disappointing that there aren't more home-grown Muslim footballers, but it also took time for black players to come through and represent England. It will happen. The door is open for them to get in.” Oleh sebabnya, akan menjadi peristiwa yang luar biasa ketika ada pesepakbola muslim Inggris yang mengenakan seragam dengan lambang tiga singa di dadanya. Ketika itu terjadi, sepakbola Inggris akan berada dalam level tertinggi, lantaran telah mampu menyentuh kekuatan terbesar dari sepakbola itu 10
Mike Smith, 2013. The Muslim Premier League, BBC One, London, Inggris. Menit 28:39.
73
sendiri. “It celebrates raw talent, no matter where you're from or what you believe,” kata Collin Murray, narator dalam film ini. Terakhir, Murray memungkasi adegan ini dengan berkata, “This is the English game, in all its unexpected and unlikely glory. To paraphrase Jimmy Greaves, it's a funny old game.”
B. Oposisi Biner atau Sifat-Sifat Berlawanan Pada bagian ini, penulis akan menganalisis film dokumenter The Muslim Premier League dengan menggunakan model analisis menurut Claude LeviStrauss. Dalam memahami narasi, Levi-Strauss berpendapat bahwa struktur pembuatan makna tidak hanya mitos, alur, dan peran, melainkan terikat dengan oposisi biner atau sifat-sifat yang saling berlawanan.11 Adapun pembagian analisis ini didasarkan pada pemisahan berdasarkan adegan. 1. Analisis Adegan Pembuka Dari hasil analisis, pada bagian pembuka film, penulis menemukan dua oposisi biner sebagai berikut: Banyak – Sedikit Oposisi biner ini menunjukkan perbedaan dari segi jumlah pesepakbola muslim di Inggris. Sebagai perbandingan, ketika format Liga Primer Inggris pertama kali dicetuskan pada 1992, hanya ada satu pesepakbola muslim. Pemain tersebut adalah Mohammed Ali Amar atau biasa disebut Nayim yang bermain untuk tim asal London, Tottenham Hotspurs. Namun, ketika film ini 11
h. 37.
Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book (London: Routledge, 2003),
74
dibuat tahun 2013, jumlah pesepakbola muslim melonjak drastis. Dalam film disebutkan terdapat lebih dari 40 pesepakbola muslim yang tersebar di klubklub Liga Primer. Jumlah itu belum termasuk dengan pesepakbola muslim lain yang bermain pada tujuh level kompetisi di bawahnya. Arogan – Santun Bersembunyi – Menampakkan Diri Jika seorang pesepakbola mencetak gol, biasanya ia akan merayakan keberhasilan tersebut dengan cara „jejingkrakan‟ dengan penuh kesombongan dan narsisme. Namun, pemandangan berbeda ditunjukkan oleh Demba Ba yang memilih cara lain. Pemain Newcastle United tersebut malah melakukan selebrasi sujud syukur di pinggir lapangan. Selebrasi yang awalnya dianggap aneh oleh publik Inggris ini, kemudian kemudian diterima dan menyebar ke seluruh dunia. kemudian diterima dan menyebar ke seluruh dunia. Tidak hanya pesepakbola muslim, pesepakbola yang beragama lain juga ada meniru selebrasi serupa. Lebih lanjut, selebrasi ini disebut sebagai momen di mana pesepakbola muslim mulai menunjukkan jati dirinya di Liga Primer Inggris.
2. Analisis Adegan Pertama Pada adegan yang masih termasuk dalam bagian pendahulan film ini, penulis hanya menemukan satu sifat. Oposisi biner tersebut yaitu: Sekular – Islami Seorang muslim tentu mengerti jika agama Islam melarang untuk berdekatan dengan dunia judi hingga menenggak minuman beralkohol. Selain
75
itu juga diwajibkan untuk beribadah, seperti shalat lima waktu dan puasa Ramadhan. Tentu, hal ini terasa asing bagi kultur sepakbola Inggris yang lazim menggunakan sampanye saat melakukan perayaan kemenangan, mengikat perusahaan judi sebagai sponsor, dan tetap berkompetisi saat bulan Ramadhan. Namun, seiring bertambahnya pesepakbola yang beragama Islam di Inggris, membuat klub dan pengelola kompetisi melakukan kompromi. Tujuannya tidak lain untuk meminimalisir konflik yang bisa saja terjadi.
3. Analisis Adegan Kedua Adegan ini merupakan awal dari inti cerita tentang praktik ibadah shalat pesepakbola muslim. Dari sini beberapa oposisi biner muncul: Kafir – Muslim Tahu – Tidak Tahu Di tengah rutinitasnya sebagai pesepakbola profesional, yakni berlatih empat hari dalam seminggu, dan dituntut mengeluarkan kemampuan terbaiknya tiap bertanding, Ali Al-Habsi juga memiliki kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan. Sebagai pemeluk agama Islam, Ali Al-Habsi dan umat muslim lainnya, setiap hari diharuskan menunaikan shalat lima waktu, apapun kondisinya. Sebuah komitmen yang menunjukkan berapa besar ketaatan seorang hamba terhadap Tuhannya. Lebih lanjut, praktik ibadah yang dilakukan pesepakbola muslim turut mendapat perhatian dari rekan seprofesi pemeluk agama lain. Hal ini diakui oleh Lucas Leiva, yang kerap bertanya kepada rekannya di Liverpool, mengapa
76
melakukan shalat dan apa tujuannya. Dari pertanyaan-pertanyaan itu, mereka yang awalnya tidak mengerti, jadi paham bagaimana ajaran Islam yang sebenarnya. Oleh karenanya, dalam dunia sepakbola jarang ditemukan insiden yang didasari kebencian terhadap Islam. Adapun, masalah islamophobia terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap Islam.
4. Analisis Adegan Ketiga Adegan ini membahas tentang pesepakbola muslim yang mulai menemui beberapa masalah dalam karirnya di Inggris. Salah satunya mengenai kehalalan makanan yang kerap diabaikan dalam budaya Barat. Berikut sifat-sifat berlawanan yang muncul: Halal – Haram Minoritas – Mayoritas Menjadi minoritas bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi jika itu terkait keyakinan. Dibutuhkan ketahanan mental dan keyakinan kuat untuk tetap eksis. Sebagai minoritas di Eropa, pesepakbola muslim juga harus menyesuaikan diri untuk mengkonsumsi makanan dan minuman halal. Beberapa pemain muslim yang kebanyakan pendatang dari Afrika dan Timur Tengah meminta klubnya untuk menyediakan makanan halal. Untungnya, permintaan ini mendapat persetujuan dari manajemen klub. Liverpool contohnya, yang hanya menyajikan ayam halal untuk dikonsumsi para pemain di musim latihan, karena baik yang muslim maupun bukan, sama-sama bisa mengonsumsinya.
77
Apa yang dilakukan Liverpool adalah bukti bahwa pesepakbola muslim telah menjadi bagian dari klub tersebut. Begitupun dengan Arsenal yang memberikan konsesinya kepada pesepakbola muslim agar bisa semaksimal mungkin dalam menjalankan kewajiban shalat. Selain itu, Arsenal juga memberikan pilihan kepada pesepakbola muslim untuk mandi terpisah dengan rekan setim. Dengan demikian, meski jumlah pesepakbola muslim masih sedikit, namun mereka tetap terintegrasi dalam klub. Mereka mendapatkan perlakuan yang sama dan tidak dianggap sebagai „kelompok lain‟ lantaran mempunyai budaya dan praktik ibadah yang berbeda. Ada niat tulus dari pihak klub untuk memahami dan mengakomodasi kebutuhan religius para pemain. Karena pada prinsipnya, kalau pemain senang, maka kinerja mereka di lapangan akan maksimal, dan klub juga yang akan meraih keuntungan.
5. Analisis Adegan Keempat Adegan ini mengisahkan tentang keresahan sebagian pesepakbola muslim terhadap sumber penghasilan yang mereka dapat. Selain itu, diceritakan pula bagaimana pesepakbola muslim mengelola kekayaannya. Berikut ini adalah beberapa oposisi biner yang ada: Pemain – Klub Bersih – Kotor Kaya – Miskin Kesepakatan sponsor telah menjadi sumber ketegangan baru. Tim yang mengiklankan perjudian dan perusahaan pinjaman kredit di baju mereka
78
menempatkan pemain Muslim mereka dalam posisi yang sulit. Papiss Cisse dan Cheick Tiote sempat menolak mengenakan seragam Newcastle dengan sponsor baru klub, Wonga. Mereka khawatir hal itu bertentangan dengan ajaran Islam yang menolak praktik riba. Adapun, Wonga sendiri dikenal sebagai perusahaan pemberi pinjaman kredit yang terkenal dengan bunga yang tinggi. Sementara itu, bila sponsor judi dan perusahaan riba masih menjadi perdebatan bagi pesepakbola muslim, Islam justru sudah memberikan jalan keluar bagi umatnya yang ingin membersihkan hartanya dengan berzakat. Setiap tahun pesepakbola muslim diwajibkan menyisihkan 2,5% dari total penghasilannya untuk disumbangkan. Selain itu, kebiasaan Abou Diaby yang sering berpartisipasi dalam acara sosial juga mendapat sorotan.
Gambar 6. Abou Diaby ketika mengikuti kegiatan sosial12
Seperti diketahui, meski telah hidup kerkecukupan dan bergelimang harta, pemain asal Perancis ini ternyata tidak pernah melupakan rakyat kecil.
12
Mike Smith, 2013. The Muslim Premier League, BBC One, London, Inggris. Menit 10:09.
79
Bersama pesepakbola muslim asal Mali, Frederic Kanoute, Diaby juga mempunyai sebuah lembaga bernama Development Trust yang berpusat di London, Inggris. Tujuan utama dari Development Trust adalah untuk mengentaskan kemiskinan melalui proyek-proyek pemberdayaan masyarakat, menciptakan lapangan kerja, dan peluang usaha. Dengan tersedianya pekerjaan, rakyat miskin diharap dapat terangkat martabatnya dan bukan lagi menjadi obyek, melainkan sebagai subyek dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Kemudian, pada tahun 2012, ia pernah melelang kostum Arsenal miliknya untuk muslim Rohingya, dan terjual sebesar 1600 poundsterling.
6. Analisis Adegan Kelima Adegan ini membahas tentang industri sepakbola Inggris yang erat kaitannya dengan minuman beralkohol. Sementara Islam melarang umatnya mengkonsumsi minuman beralkohol. Dari sini ditemukan oposisi biner, yakni: Suci – Najis Alkohol – Non Alkohol Sepakbola Inggris dan alkohol adalah suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Dalam tradisi Inggris, pemain terbaik dalam sebuah pertandingan berhak mendapat kehormatan membuka botol besar sampanye. Namun, hal tersebut berubah ketika Yaya Toure didaulat sebagai Man of the Match pada laga Manchester City kontra Newcastle United, 2013 silam. Sebagai muslim yang taat, Yaya Toure dengan sopan menolak menerima botol sampanye tersebut dan menyerahkannya pada Joleon Lescott, rekan setimnya. Sikap Yaya
80
Toure ini kemudian disikapi oleh oleh penyelenggara Liga Inggris dengan mengganti tradisi botol sampanye, dengan trofi kecil kepada pemain terbaik. Kemudian, dalam tradisi Liga Primer Inggris, alkohol juga sering dijumpai dalam setiap perayaan kemenangan. Ketika Liverpool menjuarai Piala Liga tahun 2012, para pemain merayakannya dengan saling menyemburkan bir kepada seluruh anggota klub. Namun, hal tersebut tidak dilakukan kepada dokter tim, Zafar Iqbal, lantaran mereka paham bahwa alkohol dilarang dalam agama Islam. Selain itu, ketika memasuki ruang ganti, para pemain Liverpool yang masih ingin „berpesta‟ dengan bir, terlebih dahulu memindahkan pakaian sang dokter ke tempat yang aman. Tujuannya agar pakaian tersebut tidak terkena percikan minuman beralkohol tersebut.
7. Analisis Adegan Keenam Adegan ini berfokus pada puasa Ramadhan yang dilakukan oleh pesepakbola muslim, meski di saat yang bersamaan tengah berada dalam sebuah kompetisi. Berikut oposisi biner yang mucul: Pemain – Pelatih Puasa – Tidak Puasa Berbeda dengan kompetisi di negara-negara dengan penduduk mayoritas Islam, Liga Primer Inggris tidak menghentikan kompetisinya ketika bulan Ramadhan. Bahkan beberapa pertandingan tetap digelar siang hari, ketika pesepakbola muslim menjalankan ibadah puasa. Karenanya, banyak yang mempertanyakan kekuatan fisik mereka. Begitu pula dengan pelatih dan
81
manajemen klub yang khawatir terhadap penurunan performa pemainnya. Tak jarang, terdapat pelatih yang lebih suka jika pemainnya tidak berpuasa ketika bertanding, seperti yang dialami oleh Demba Ba dan Abou Diaby. Namun demikian, sejak asosiasi tertinggi sepakbola Inggris, FA, memasukkan puasa Ramadhan sebagai salah satu programnya, kini klub-klub mulai melunak kepada kegiatan pemainnya. Klub-klub memperbolehkan pemainnya untuk berpuasa. Bahkan, pemain yang berpuasa mendapatkan keistimewaan tersendiri dari klub. Jajaran pelatih, terutama pelatih fisik dan dokter tim memberikan suplemen dan vitamin agar pemain bisa beraktivitas seperti biasa. Hasilnya pun cukup memuaskan. Demba Ba yang diawal musim terlambat panas, justru mampu membuka „keran‟ golnya ketika bulan Ramadhan. Total enam gol yang ia lesakkan pada bulan suci umat Islam itu.
8. Analisis Adegan Ketujuh Adegan ini menceritakan tentang kekecewaan rombongan suporter dari Oman setelah mengetahui pemain pujaannya, Ali Al-Habsi, tidak diturunkan pada partai Final Piala FA. Dan berikut adalah oposisi biner yang muncul: Pemain Inti – Pemain Cadangan Kegembiraan – Kesedihan Keluarga dan kerabat Ali Al-Habsi dengan penuh semangat terbang dari Oman menuju London untuk mendukung secara langsung pemain pujaannya pada partai Final Piala FA. Namun, semangat itu luntur ketika mengetahui bahwa pelatih Wigan, Roberto Martinez, tidak menurunkan kiper berusia 34
82
tahun tersebut. Adapun bagi Ali Al-Habsi, duduk di bangku cadangan jelas membuatnya kecewa. Tetapi, yang terpenting adalah bagaimana ia mengambil hikmah dari setiap kejadian dan tetap yakin dengan rencana Tuhan. Karena menurutnya, hanya dengan cara itu ia bisa melewati periode yang tidak mengenakkan dalam karir sepakbolanya.
9. Analisis Adegan Kedelapan Pada adegan ini, rombongan suporter dari Oman tetap memberikan dukungannya kepada Wigan Athletic, meski telah mengetahui jika Ali AlHabsi tidak dimainkan. Dari sini muncul oposisi biner sebagai berikut: Menang – Kalah Timur – Barat Sepakbola bukan lagi sekadar permainan indah dari para aktornya untuk menciptakan gol dan meraih kemenangan.. Tetapi sepakbola merupakan bahasa universal yang telah memberi pelajaran terhadap refleksi kemanusiaan seseorang. Salah satunya tentang multikulturalisme. Hal ini tercermin dari bergabungnya suporter dari belahan dunia timur, Oman, dengan suporter lokal Wigan Athletic yang notabene berasal dari negara Barat. Mereka bersatu membentuk barisan untuk bersorak, bernyanyi, dan memberikan semangat kepada klub yang bermarkas di County Greater Manchester, Inggris tesebut.
83
Gambar 7. Suporter Wigan dan rombongan dari Oman bernyanyi bersama mendukung klub jagoannya.13
Sementara itu, berkat dukungan dari puluhan ribu suporternya, Wigan Athletic sukses memenangkan Final Piala FA 2013 lewat gol tunggal Ben Watson pada penghujung babak kedua. Raihan ini menjadi yang pertama bagi klub yang berdiri sejak tahun 1932. Namun, prestasi ini tidak menjalar ke performa The Latics di pentas Liga Primer Inggris. Klub yang dilatih Roberto Martinez itu harus terdegradasi ke divisi Championship. Wigan hanya mampu finis di urutan ke-17 pada akhir klasemen setelah hanya mampu meraih 36 poin hasil dari sembilan kemenangan dan sembilan imbang. Ironisnya, Wigan dipastikan terdegradasi selang beberapa hari setelah meraih trofi Piala FA.
10. Analisis Adegan Penutup Sebagai penutup, film dokumenter ini menyampaikan harapannya agar suatu saat ada pesepakbola muslim yang mengenakan seragam tim nasional 13
Mike Smith, 2013. The Muslim Premier League, BBC One, London, Inggris. Menit 25:53.
84
Inggris, serta menyanyikan lagu kebangsaan Inggris “God Save The Queen di tengah puluhan ribu hooligan yang memadati Stadion Wembley. Berikut adalah oposisi biner yang ditemukan: Sekarang – Mendatang Skuat Muslim – Skuat Non Muslim Meski jumlah pesepakbola muslim yang berkarir di Liga Primer Inggris terus meningkat tiap tahunnya. Namun, belum ada satupun pemain muslim yang dipanggil untuk memperkuat tim nasional Inggris. Hal ini tidak lepas dari asal pemain muslim itu sendiri, yang mayoritas merupakan pendatang dari luar Britania Raya. Meski demikian, Zesh Rehman yakin suatu saat bakal ada pesepakbola muslim yang mengenakan seragam dengan lambang tiga singa di dadanya. Zesh Rehman sendiri adalah pesepakbola muslim keturunan Pakistan yang mempunyai kewarganegaraan Inggris. Di sela-sela kesibukannya, ia kerap melatih anak-anak muslim Inggris bermain sepakbola. Oleh karenanya, ketika hal tersebut terjadi, sepakbola Inggris akan berada dalam level tertinggi. Level di sini bukan diukur dari prestasi timnas semata, namun lebih kepada kemampuan Inggris dalam mengoptimalkan seluruh potensi yang ada untuk dipersatukan menjadi sebuah kesebelasan. Ketika Inggris mampu merangkul segala perbedaan di negaranya dan mentransformasikan hal tersebut menjadi kekuatan hebat, bukan tidak mungkin timnas Inggris akan mengikuti jejak Perancis di Piala Dunia 1998 dan Jerman di Piala Dunia 2014. Kedua negara tersebut sukses menjadi juara dunia dengan skuad multikulturalnya.
85
C. Mitos dan Simbol-Simbol Pada bagian ini, penulis akan menggunakan model analisis narasi menurut Joseph Campbell. Dalam memahami narasi, Campbell memfokuskan pada mitos dan simbol-simbol yang dimunculkan pada suatu kisah untuk mengetahui esensi tentang keberadaan tokoh dalam cerita tersebut.14 Meski model analisis ini lebih cocok digunakan untuk film horor dan misteri, namun penulis menemukan beberapa simbol maupun mitos yang relevan dalam film dokumenter The Muslim Premier League, dan berikut penjelasannya. 1. Olahraga Sebagai Mitos Michael Real dalam tulisannya berjudul Sport and Spectacle yang termuat dalam buku Questioning the Media: A Critical Introduction, menyebutkan bahwa apa yang disebut sebagai olahraga telah hadir sebagai mitos dalam kehidupan masyarakat modern. Mitos dalam masyarakat tradisional adalah sesuatu yang diangggap suci, sakral dan dihormati.15 Apa yang dinyatakan oleh Michael Real ini menemukan artikulasinya dalam sepakbola. Bagi suporter sepak bola, bentuk komunikasi yang dianggap menyinggung klub yang didukungnya akan dianggap sebagai pelecehan atas mitos dan identitas kediriannya. Begitupun sebaliknya, ketika ada pemain yang dianggap berjasa bagi klubnya, maka suporter tidak segan untuk menyanjung, menjadikan sebagai panutan, bahkan membuatkan persembahan khusus untuk pemain tersebut. Misalnya pendukung Newcastle United, yang memiliki chant
14
Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book (London: Routledge, 2003),
h. 33. 15
John Downing, dkk., Questioning the Media: A Critical Introduction (New York: SAGE Publications, 1995), h. 412.
86
atau lagu pujaan untuk pemain idola mereka, Demba Ba. Lagu itu sendiri mengaitkan kemampuan mencetak gol Demba Ba dengan bulan Ramadhan.
Gambar 8. Lirik lagu pujaan atau chant untuk Demba Ba.16
Seperti diketahui, Demba Ba dikenal sebagai salah satu pesepakbola muslim yang taat dengan perintah Tuhan. Saat memasuki bulan Ramadhan, ia selalu berpuasa, tidak peduli apakah itu hari latihan maupun hari pertandingan. Dengan demikian, chant atau lagu pujaan tersebut secara tidak langsung membuat pendukung Newcastle, yang awalnya tidak mengerti sama sekali tentang Islam, menjadi sedikitnya tahu tentang apa yang terjadi selama Ramadhan. Minimal mereka mengerti bahwa terdapat satu bulan yang istimewa dalam dunia Islam, dan bisa lebih menghargainya.
2. Mitos yang Keliru Seputar Puasa Ramadhan Puasa di bulan Ramadhan adalah rukun Islam ketiga bagi umat Islam. Para pesepakbola muslim di seluruh penjuru dunia pun ikut menjalankannya. Namun, kewajiban menjalankan ibadah puasa tersebut, juga ikut memengaruhi 16
http://fanchants.co.uk/football-songs/newcastle_united-chants/demba-ba-ramadan/
87
rutinitas mereka. Beberapa dari mereka tetap menjalankan ibadah selama sebulan penuh, termasuk di hari ketika mereka memiliki kewajiban berlatih dan bermain. Tapi, tak sedikit pesepakbola yang mencari dispensasi karena alasan berpuasa dan mencari hari pengganti untuk menunaikan kewajiban mereka itu. Di Inggris sendiri, puasa menjadi ujian tersendiri. Untuk tidak makan dan minum saja, Muslim harus melakoninya mulai pukul 02.00 pagi hingga 21.00 malam. Itu artinya umat muslim di Eropa harus berpuasa hingga 19 jam. Oleh karenanya, banyak yang mempertanyakan kekuatan fisik mereka yang tetap menjalankan ibadah puasa Ramadhan, terutama yang bergelut di pentas sepakbola profesional. Padahal hampir semua klub di Liga Inggris terdapat pesepakbola muslim, beberapa di antaranya adalah pemain penting. Hal ini juga diperkuat dengan mitos yang menyebut bahwa selama berpuasa, seseorang tidak boleh berolahraga karena hanya akan membuat tubuh lemas. Namun, mitos tersebut tidak sepenuhnya benar. Karena faktanya, jika selama berpuasa hanya berdiam diri dan tidak beraktivitas, maka kadar gula darah lebih cepat turun. Akibatnya, oksigen tidak masuk ke sel-sel tubuh sehingga tubuh lemas dan tidak bertenanga. Kemudian bagi pesepakbola, apakah puasa akan memberatkan atau malah meringankan, semua tergantung pada fokus individu itu sendiri. Karena keyakinan seorang muslim menjadi dasar dari kehidupan mereka di waktu yang penting. Keyakinan mereka menjadi yang utama dibanding sepakbola. Lebih lanjut, untuk bisa tetap kuat berpuasa, pesepakbola muslim harus menjaga mengkonsumsi air dan nutrisi yang cukup saat malam hari. Jajaran pelatih, khususnya pelatih fisik dan dokter
88
tim juga banyak yang memberikan suplemen dan vitamin agar pemainnya tidak dehidrasi, seperti yang dilakukan oleh manajemen klub Arsenal, Liverpool, Newcastle United, dan Manchester City.
3. Mitos Terkait Makanan Bagi Pesepakbola Sebagian pesepakbola percaya bahwa performa pada pertandingan tidak tergantung dari makanan apa yang dikonsumsi. Mereka menganggap hal ini sebagai fakta yang berasal dari literatur-literatur sains. Namun, mitos tersebut tidaklah benar karena seorang pesepakbola harus memperhatikan kebutuhan dan batas nutrisi dari makanan mereka. Secara umum diet nutrisi yang dibutuhkan oleh pemain sepakbola adalah sekitar 40% karbohidrat, 40% lemak, dan 20% protein. Kajian ilmiah menunjukkan bahwa diet makanan yang kaya akan karbohidrat dapat meningkatkan performa berlari pesepakbola. Semakin banyak karbohidrat maka akan semakin cepat bisa berlari, terutama pada akhir-akhir pertandingan. Oleh karenanya, beberapa klub di Liga Primer Inggris sangat ketat dalam mengatur pola makan pemainnya. Arsenal misalnya yang mewajibkan pemainnya untuk memakan dua buah pisang sebelum berlatih. Ini dilakukan agar stamina pemain meningkat daya tidak mudah lelah. Sementara Newcastle United, sengaja menyediakan „energy bar‟ dengan komposisi madu dan gandum untuk dikonsumsi pemainnya jelang pertandingan. Begitupun dengan dokter tim Liverpool yang hanya menyediakan ayam halal bagi pemainnya. Selain dapat dikonsumsi oleh pesepakbola dari agama apapun, daging ayam
89
merupakan bahan makanan yang memiliki protein paling tinggi, vitamin, dan mineral. Mengkonsumsi daging ayam juga dapat membantu menurunkan berat badan karena rendah lemak, mengontrol kadar kolesterol dan tekanan darah, serta mengurangi risiko serangan jantung dan kanker.
4. Sampanye Diganti dengan Simbol Piala Dalam tradisi Liga Primer, man of the match atau bintang pertandingan mendapat kehormatan untuk membuka botol besar sampanye. Namun, tradisi tersebut berubah ketika Yaya Toure didaulat menjadi pemain terbaik pada laga Manchester City kontra Newcastle United, 2012 silam. Pada laga itu, pesepakbola berusia 32 tahun ini mencetak dua gol sekaligus mengantar timnya meraih kemenangan. Sebagaimana kebiasaan di Inggris, Yaya Toure harus merayakannya dengan meminum sebotol sampanye yang disediakan panitia. Namun, sebagai muslim yang taat, pemain kebangsaan Pantai Gading itu menolak dan menyerahkan botol sampanye tersebut kepada Joleon Lescott, rekan satu timnya. Dan menariknya, pemain sekaliber Yaya Toure sering menjadi pemain terbaik. Begitupun dengan beberapa pesepakbola muslim lain. Oleh karenanya, agar tidak menimbulkan polemik di kemudian hari, penyelenggara Liga Inggris tidak lagi memberikan botol berisi sampanye bagi mereka yang dipilih menjadi pemain terbaik. Kini, mereka mendapatkan trofi atau piala kecil sebagai simbol pemain terbaik, karena pemain non-muslim juga tak keberatan sama sekali dengan pergantian itu.
90
Selain itu, klub-klub di Liga Primer Inggris juga makin sadar tentang persoalan yang bisa timbul dari sampanye, minuman yang biasanya hadir dalam acara-acara perayaan. Ketika Liverpool menjuarai Piala Liga pada 2012, perayaan yang melibatkan sampanye di ruang ganti dilakukan sedemikian rupa, sehingga minuman ini tidak mengenai pakaian milik dokter tim Liverpool, Zafar Iqbal, yang dikenal sebagai pemeluk Islam yang taat. Caranya adalah semua pakaian dan seragam milik dokter dipindahkan dari ruang ganti tim. Dalam Islam sendiri, minuman yang memabukkan disebut dengan khamr. Setiap minuman yang sifatnya memabukkan, meski memiliki nama yang berbeda-beda, pada hakekatnya diharamkan. Karenanya, pesepakbola muslim sangat berhati-hati terkait minuman yang memabukkan. Selain sebagai bentuk kepatuhan kepada Allah, sengan tidak meminum khamr mereka ingin menunjukkan profesionalismenya sebagai pesepak bola yang dituntut selalu menampilkan performa gemilang di setiap pertandingan. Dengan demikian, pelarangan Islam terhadap minuman memabukkan terjadi bukan tanpa sebab. Melainkan Islam mengatur penganutnya untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
5. Simbol Islam dalam Selebrasi Sujud Syukur Simbol-simbol Islam yang dimaksud adalah selebrasi gol dengan cara sujud syukur. Selebrasi yang dipopulerkan oleh Demba Ba dan Pappis Cisse di Newcastle United tersebut, menjadi kejutan bagi publik sepak bola Eropa. Alih-alih merayakan gol dengan diiringi kesombongan dan narsisme, mantan pemain Newcastle United itu justru merayakan gol dengan kerendahan hati
91
melalui sujud syukur di atas lapangan hijau. Selebrasi yang awalnya aneh bagi publik Eropa ini, kemudian diterima dan menyebar ke seluruh dunia. Tidak hanya pesepak bola yang beragama Islam saja, pesepak bola non Muslim seperti Fernando Torres dan Enrique García Martínez beberapa kali melakukan selebrasi serupa.
Gambar 9. Demba Ba dan Papis Cisse meluapkan kegembiraannya dengan sujud syukur.17
Ketika pesepakbola muslim melakukan selebrasi sujud syukur, terdapat nilai ibadah yang hendak disampaikan kepada publik Eropa. Saat sujud, posisi kepala sejajar dengan kaki. Kepala yang disimbolkan sebagai keagungan dan keistimewaan sama rendahnya dengan kaki sebagai simbolisasi kerendahan dan kelemahan manusia. Sekiranya jelas bahwa segala perilaku egois, sombong, arogan, munafik, dan masih banyak lagi, tak lebih mulia dari kaki yang merupakan simbolisasi dari serendah-rendahnya eksistensi manusia di dunia. Dengan demikian, ketika pesepak bola muslim melakukan sujud syukur usai 17
Mike Smith, 2013. The Muslim Premier League, BBC One, London, Inggris. Menit 00:47.
92
mencetak gol, mereka tidak sekedar mengekspresikan ungkapan terima kasihnya kepada Allah, melainkan untuk menjaga dirinya untuk selalu tawadhu dan tidak menilai orang lain lebih rendah dari dirinya. Lebih lanjut, dua pesepakbola muslim itu juga membawa pengaruh terhadap anak-anak pendukung Newcastle. Banyak di antara mereka yang meniru perayaan gol dengan cara sujud syukur di atas lapangan tersebut. Anakanak itu tentu tidak paham sama sekali mengapa mereka melakukannya. Tetapi, hal tersebut merupakan tanda bahwa ada dimensi kehidupan lain yang mulai menyusup tanpa disadari bahkan sejak kanak-kanak. Praktek atau simbol-simbol yang umat muslim lakukan telah menjadi bagian yang lebih akrab bagi budaya populer Eropa.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari analisis yang telah dilakukan, secara garis besar film dokumenter The Muslim Premier League menceritakan tentang peningkatan jumlah pesepakbola muslim yang turut membawa pengaruh bagi kultur sepakbola Inggris. Meski dari segi jumlah belum sebanding dengan pesepakbola yang beragama lain, namun dampak yang ditimbulkan oleh pesepakbola muslim tidak bisa dihiraukan. Secara rinci, film ini menunjukkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Sesuai dengan teori narasi Tzvetan Todorov, film ini terbagi menjadi tiga alur, di mana alur awal merupakan bagian cerita yang mengantarkan penonton untuk mengikuti alur-alur berikutnya. Bagian pendahuluan dari film ini, menceritakan tentang awal mula pesepakbola muslim yang menunjukkan jati dirinya dalam belantika sepakbola Inggris. Hal ini ditandai dengan simbol-simbol Islam yang ditampilkan Demba Ba, melalui selebrasi sujud syukurnya. Kemudian, alur tengah atau bagian perkembangan merupakan rangkaian dari tahapan-tahapan yang membentuk seluruh proses narasi. Pada bagian ini sudah muncul konflik, yang merupakan pengembangan dari situasi awal di bagian pendahuluan. Dalam film ini sendiri, para pesepakbola muslim diceritakan mulai menemui sejumlah masalah terkait karirnya. Hal ini terkait dengan kultur sepakbola Inggris yang kerap bersinggungan alkohol dalam pesta perayaan, menggunakan perusahaan judi dan riba sebagai sponsor, tetap
93
94
berkompetisi meski memasuki bulan Ramadhan, hingga dekat dengan dunia malam yang lebih banyak mudharat-nya. Sementara alur akhir adalah bagian penutup, di mana sebuah narasi akan selesai pada alur ini. Konflik-konflik yang telah muncul pada bagian perkembangan, biasannya diselesaikan. Pada bagian penutup ini, film lebih memfokuskan pada harapan agar suatu saat terdapat pesepakbola muslim Inggris yang bisa mengenakan seragam dengan lambang tiga singa di dada. Karena bila dibandingkan dengan Jerman, Belanda, Belgia maupun Perancis, belum ada satupun pesepakbola muslim Britania yang memperkuat tim nasional Inggris. 2. Dari hasil analisis per adegan yang telah dilakukan sebelumnya, muncul beberapa sifat berlawanan yang mewakili semua sifat berlawanan yang ada. Diharapkan oposisi biner berikut dapat menarasikan keseluruhan cerita, di antaranya: Mayoritas – Minoritas Kafir – Muslim Haram – Halal Klub – Pemain Kotor – Bersih Alkohol – Non Alkohol Puasa – Tidak Puasa Pemain Inti – Pemain Cadangan Kegembiraan – Kesedihan
95
Menang – Kalah Barat – Timur Sekarang – Mendatang Oposisi biner tersebut menunjukkan bahwa kata yang berada di sebelah kanan merupakan representasi dari pesepakbola muslim, bersanding dengan kultur sepakbola Inggris di sebelah kiri. Dari oposisi tersebut jelas terdapat pertentangan antara ajaran Islam yang dianut pesepakbola muslim dengan situasi di Inggris yang kurang Islami. Namun demikian, perbedaan yang ada bukan menjadi sumber konflik antara pihak-pihak yang bertentangan ini. Kultur sepakbola Inggris yang diwakili oleh pengelola kompetisi, manajemen klub, pelatih, hingga suporter justru memberikan „komprominya‟ kepada pesepakbola muslim. Kompromi tersebut berupa keistimewaan kepada pesepakbola muslim untuk memilih makanan halal, diberikan kebebasan beribadah, hingga mendapat asupan gizi sebagai pengganti nutrisi yang hilang ketika puasa Ramadhan. Oleh karenanya, ketika Islam menginspirasi untuk membentuk suatu model budaya baru dari budaya lokal yang sudah ada, maka akan terbentuk apa yang disebut kulturasi budaya. Sehingga, sekalipun kultur sepakbola itu tunggal, namun wujudnya dapat bermacam-macam. Setidaknya lebih multikultural. 3. Berdasarkan teori narasi Joseph Campbell yang menekankan pada mitos dan simbol-simbol, film dokumenter ini memunculkan bahwa apa yang disebut sebagai olahraga telah hadir sebagai mitos dalam kehidupan masyarakat modern itu sendiri. Mitos dalam masyarakat tradisional adalah sesuatu yang
96
diangggap suci, sakral dan dihormati. Bagi suporter sepak bola, bentuk komunikasi yang dianggap menyinggung klub yang didukungnya akan dianggap sebagai pelecehan atas mitos dan identitas kediriannya. Begitupun sebaliknya, ketika ada pemain yang dianggap berjasa bagi klubnya, maka suporter tidak segan untuk menyanjung, menjadikan sebagai panutan, bahkan membuatkan persembahan khusus untuk pemain tersebut. Selain itu, juga terdapat mitos yang keliru tentang Ramadhan dan makanan bagi pesepakbola. Sementara dari segi simbol-simbol yang ditampilkan, film ini hanya membahas simbol Islam dalam selebrasi sujud syukur yang dipopulerkan oleh Demba Ba. Ketika pesepakbola muslim melakukan selebrasi sujud syukur, terdapat nilai ibadah yang hendak disampaikan kepada publik Eropa. Saat sujud, posisi kepala sejajar dengan kaki. Kepala yang disimbolkan sebagai keagungan dan keistimewaan sama rendahnya dengan kaki sebagai simbolisasi kerendahan dan kelemahan manusia. Sekiranya jelas bahwa segala perilaku egois, sombong, arogan, munafik, dan masih banyak lagi, tak lebih mulia dari kaki yang merupakan simbolisasi dari serendah-rendahnya eksistensi manusia di dunia. Kemudian, terdapat pula simbolisasi sampanye kepada pemain terbaik yang diganti dengan piala kecil oleh penyelenggara kompetisi agar tidak memicu konflik dengan pesepakbola muslim yang dilarang berhubungan dengan alkohol.
97
B. Saran Secara garis besar film dokumenter ini mampu menjelaskan tentang fenomena mulai membanjirnya pesepakbola muslim di Liga Primer Inggris. Apalagi alur film ini yang memang berdasarkan fakta yang ada. Namun, film ini tidak menampilkan statistik jumlah pesepakbola muslim sehingga penonton harus menerka-nerka atau mencari sendiri jumlah yang sebenarnya. Selain itu, terdapat beberapa adegan yang diawali dengan pernyataan dari narasumber tanpa dimulai dengan latar belakang cerita. Hal ini membuat penulis kerap mengalami kesulitan dalam menarasikannya. Untuk mengatasinya, penulis harus menonton adegan tersebut hingga selesai sebelum mengubahnya menjadi kata-kata. Sebagai penutup, penulis berharap penelitian ini dapat terus berlanjut ke depannya. Semoga penelitian ini bisa digunakan untuk memperkuat keimanan kita kepada Allah SWT. Bila pesepakbola muslim yang hidup di negara dengan minoritas Islam saja bisa mempertahankan aqidahnya, kenapa kita yang hidup di negara dengan umat Islam terbesar di dunia tidak bisa? Mari kita tiru teladan yang ditampilkan pesepakbola muslim di Eropa, khusunya di Inggris.
98
DAFTAR PUSTAKA Buku: Aha, Agus. Legiun Muslim di Kancah Eropa. Bandung: PT Mizan Publika, 2008. Agusta, Husni. Buku Pintar Olahraga. Jakarta: Mawar Gempita, 1990. Al-Jaza‟iri, Syekh Abu Bakar Jabir. Minhajul Muslim. Terj. Musthofa Aini, dkk. Jakarta: Darul Haq, 2006. Al-Qardhawy, Yusuf. Pengantar Kajian Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003. Al-Usairy, Ahmad. Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad 20. Jakarta: Akbar Media, 2010. Ardianto, Elvinaro dan Erdijaya, Lukiati Komala. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007. Ayawaila, Garzon R. Dokumenter dari Ide sampai Produksi. Jakarta: FFTV IKJ Press, 2008. Bakti, Andi Faisal. Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program. Leiden: INIS, 2004. Boy, Pradana. Fikih Jalan Tengah: Dialektika Hukum Islam dan MasalahMasalah Masyarakat Modern. Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2008. Branston, Gill dan Stafford, Roy. The Media Student’s Book. London: Routledge, 2003. Campbell, Joseph. The Hero with a Thousand Faces. California: New World Library, 1949. Cangara, Hafid. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press, 2008. Cesari. When Islam and Democracy Meet: Muslims in Europe and in the United States. New York: Parlgrave Macmillan, 2004. Creswell. John W. Reseach Design Qualitative and Quantitative Approaches. United Kingdom: Sage Publications, 1994. Darmawan, M. Daud. Menelusuri Jejak-jejak Sejarah Kuno Sepak Bola Dunia. Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007.
99
D. A. Peransi. Film/Media/Seni. Jakarta: FFTV IKJ Press, 2006. Eddy, Elison. PSSI Alat Perjuangan Bangsa. Jakarta: PSSI, 2005. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003. Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-Dasar dan Penerapannya dalam Analisis Teks Berita Media. Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2013. Esposito, John L. Ancaman Islam: Mitos atau Realitas?. Terj. Alwiyah Abdurrahman. Bandung: Mizan, 1995. Ferguson, Alex. Leading. London: Hachette, 2015. Fikri, Syahruddin El. Olahragawan Muslim Top Dunia. Jakarta: Republika Penerbit, 2010. Hamalik, Oemar. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994. Handoko, Anung. Sepak Bola Tanpa Batas: City of Tolerance. Yogyakarta: Kanisius, 2008. Himayah, Ahmad Mahmud. Kebangkitan Islam di Andalusia. Jakarta: Gema Insani, 2004. Junaedi, Fajar. Merayakan Sepak Bola: Fans, Identitas, dan Media. Yogyakarta: Buku Litera, 2014. Karami, Luzman Rifqi. Sepak Bola dan Dakwah Islam. Jakarta: Kumaha Anjeun Publisher, 2011. Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1986. Khadhar, Lathifah Ibrahim. Ketika Barat Memfitnah Islam. Jakarta: Gema Insani, 2005. Kurniawan, Aep. Komunikasi dan Penyiaran Islam. Bandung: Benang Merah Press, 2004. Lenczonwski, George. Timur Tengah di Kancah Dunia. Terj. Asgar Bixby. Bandung: Sinar Baru Agesindo, 1993. Levi-Strauss, Claude. The Structural Study of Myth. New York: Doubleday Anchor, 1972.
100
Lewis, Bernard. Muslim Menemukan Eropa. Terj. Ahmad Niamullah Muiz. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1998. Marhaendra, Andy. Dari Sihir Afrika Hingga Gereja Maradona. Yogyakarta: Penerbit B-First, 2010 Marseli, Sumarno. Dasar-Dasar Apresiasi Film. Jakarta: Gramedia Widiasarana, 2005. Mas‟oed, Mochtar. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Jakarta: LP3ES, 1990. M. Suyanto. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2009. Natakusumah, Arief. Drama Itu Bernama Sepakbola. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008. Nugraha, Ubaidillah. Republik Gila Bola. Jakarta: Ufuk Press, 2008. O‟Donnell, Kevin. Sejarah Ide-Ide. Yogyakarta: Kanisius, 2009. Pandjaitan, Hinca. Kedaulatan Negara Versus Kedaulatan FIFA dalam Kompetisi Sepakbola Profesional Untuk Memajukan Kesejahteraan Umum. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011. Pradana, Mahir. Home and Away. Jakarta: Gagas Media, 2014. Prastita, Himawan. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008. Propp, Vladimir. The Morphology of the Folk Tale. Austin: University of Texas Press, 1975. Putra, Heddy Shri Ahimsa. Strukturalisme Levi-Strauss: Mitos dan Karya Sastra. Yogyakarta: Galang Press, 2001. Raco, J.R. Metode Penelitian Kualitatif Janis, Karakter dan Keunggulannya. PT Grasindo, 2010. Ramadan, Tariq. Teologi Dialog Islam-Barat: Pergumulan Muslim Eropa. Terj. Abdullah Ali. Bandung: Mizan, 2002. Ruslan, Rosady. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
101
Salwasalsabila, Syarifah. Islam, Eropa, dan Logika. Yogyakarta: Niaga Swadaya, 2008. Saraswati, Desi dan Juanda, Jho. Fakta Sepak Bola Dunia. Jakarta: Be Champion, 2013. Sasongko, Wisnu. Armageddon 2: Antara Petaka dan Rahmat. Jakarta: Gema Insani, 2008. Satori, Djam‟an dan Komariah, Aan. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2010. Shihab, Alwi. Membedah Islam di Barat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004. Sindhunata, Bola di Balik Bulan. Jakarta: Kompas, 2002. Sucipto, dkk. Sepakbola. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 2000. Suhaimi dan Nasrullah, Rulli. Bahasa Jurnalistik. Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009. Tasmara, Toto. Menuju Muslim Kaffah: Menggali Potensi Diri. Jakarta: Gema Insani, 2000. Tebba, Sudirman. Sosiologi Hukum Islam. Yogyakarta: UII Press, 2003. Thörner, Cordula. Sepak Bola. Bandung: Mizan, 2010. Todorov, Tzvetan. The Poetics of Prose. Oxford: Blackwell, 1977. Vetrov, Dzinga. Defining Documentary Film. New York: LB Tuoris, 2007. Wahyuti, Sri. Kisah Seru Bintang Sepak Bola Muslim. Jakarta: Adi Bintang, 2013. Watt, William Montgomery. Muslim-Christian Encounters: Perceptions and Misperceptions. London: Routledge, 1991. Widjaya, H.A.W. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. Jakarta: Rajawali Pers, 2004.
102
Zagzug, Mahmud Hamdi. Reposisi Islam di Era Globalisasi. Terj. Abdullah Hakam Syah. Yogyakarta: LkiS, 2004.
Jurnal: Herwin, “Latihan Fisik Untuk Pemain Usia Muda”, Jurnal Prestasi, Volume 2, Nomor 1, Januari 2006. Amin Mudzakkkir, 2013, “Sekularisme dan Identitas Muslim Eropa”, Jurnal Kajian Wilayah Eropa, Vol. IV, No. 1, 2013. Mochamad Faisal Karim, Proses Munculnya Euro-Islam sebagai Transnational Norms di kalangan Muslim Eropa, Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 1, No. 1, 2010.
Skripsi: Atik Sukriyati Rahmah, “Analisis Narasi Film 99 Cahaya di Langit Eropa.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. UIN Syarif Hidayatullah, 2014. Mega Nur Fitriana, “Analisis Narasi Film „My Name Is Khan‟ dalam Perspektif Komunikasi Antaragama dan Budaya.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. UIN Syarif Hidayatullah, 2014.
Situs: Rob Cowling, “Pemain Muslim ikut mengubah Liga Primer,” artikel diakses pada 28 Mei 2015 dari http://www.bbc.com/indonesia/olahraga/2013/07/130705 Abu Zainab, “New Season‟s Muslim Footballers 2015-16,” artikel diakses pada 23 Februari 2016 dari http://topislamic.com/new-seasons-muslimfootballers-2015-16/ http://fanchants.co.uk/football-songs/newcastle_united-chants/demba-ba-ramadan/
Film Dokumenter: Mike Smith, 2013. The Muslim Premier League, BBC One, London, Inggris. 30 menit.
103
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Transkrip Film Dokumenter The Muslim Premier League
1 00:00:02,000 --> 00:00:04,160 20 years ago, there were no Muslim players
12 00:00:40,640 --> 00:00:42,840 My religion is the most important thing to me.
2 00:00:04,160 --> 00:00:06,360 in the English Premier League.
13 00:00:42,840 --> 00:00:45,000 It's even more important than the football.
3 00:00:06,360 --> 00:00:09,360 But last year, here at Newcastle's St James' Park,
14 00:00:47,720 --> 00:00:51,600 The Premier League now has nearly 40 Muslim players.
4 00:00:09,360 --> 00:00:13,280 no-one was left in any doubt that they had arrived.
15 00:00:51,600 --> 00:00:54,040 Enough for three football teams.
5 00:00:13,280 --> 00:00:15,680 COMMENTATOR: Comes off Dunne, it's Taylor.
16 00:00:54,040 --> 00:00:57,120 In this programme, we'll talk to players and managers
6 00:00:15,680 --> 00:00:19,200 Now Demba Ba. Newcastle 1-0.
17 00:00:57,120 --> 00:01:02,720 and find out what impact Muslims are having on the English game.
7 00:00:19,200 --> 00:00:23,600 Demba Ba and Papiss Cisse celebrated a goal with a Muslim prayer.
18 00:01:02,720 --> 00:01:06,680 It's important to understand the basics of every religion.
8 00:00:25,000 --> 00:00:27,320 I'm a striker. I love scoring goals,
19 00:01:06,680 --> 00:01:09,080 COMMENTATOR: What an absolute screamer!
9 00:00:27,320 --> 00:00:30,440 and every time I score one goal then I'm more than happy.
20 00:01:09,080 --> 00:01:14,760 You find England is a very good place for practising the religion.
10 00:00:30,440 --> 00:00:33,640 That's why I prostrate.
21 00:01:14,760 --> 00:01:16,840 COMMENTATOR: Mamady Sidibe!
11 00:00:33,640 --> 00:00:40,640 It's a kind of submission, not to anyone but to your creator.
22 00:01:16,840 --> 00:01:18,400 Everything I does, I does for God. 23 00:01:18,400 --> 00:01:20,680
51
And if God is happy with me, I am happy. 24 00:01:22,680 --> 00:01:25,520 But how has a profession with a reputation 25 00:01:25,520 --> 00:01:28,400 for nightclub brawls, boozing and excess 26 00:01:28,400 --> 00:01:33,840 dealt with teetotal players who value prayer and fasting? 27 00:01:33,840 --> 00:01:35,760 They still go to the nightclubs. 28 00:01:35,760 --> 00:01:38,280 Don't worry about that! 29 00:01:38,280 --> 00:01:39,760 And we'll find out 30 00:01:39,760 --> 00:01:45,160 what inspired 40,000 Newcastle fans to start chanting about Ramadan. 31 00:01:45,160 --> 00:01:48,960 To have a chant like that, in the corner at Newcastle United, 32 00:01:48,960 --> 00:01:50,600 has got to be acceptance. 33 00:01:50,600 --> 00:01:54,760 And follow Wigan Athletic goalkeeper, Ali Al-Habsi, 34 00:01:54,760 --> 00:01:56,880 as his team triumphs in the FA Cup. 35 00:01:58,440 --> 00:02:02,280 When it comes to Islam, some might say British society needs 36
00:02:02,280 --> 00:02:05,960 positive messages of integration more than ever. 37 00:02:05,960 --> 00:02:10,360 Could English football offer up a surprising model for the future? 38 00:02:10,360 --> 00:02:14,640 # Championes, Championes... # 39 00:02:34,280 --> 00:02:38,720 It's May, almost the end of the English Premier League season, 40 00:02:38,720 --> 00:02:42,640 and not for the first time, Wigan Athletic are battling relegation. 41 00:02:47,920 --> 00:02:52,000 Goalkeeper Ali Al-Habsi trains four times a week. 42 00:02:52,000 --> 00:02:56,320 But there are other commitments in his life which rank much higher. 43 00:02:56,320 --> 00:03:00,840 As a practising Muslim, Ali must pray five times a day. 44 00:03:06,520 --> 00:03:09,960 Sometimes in the football you have a lot of pressure. 45 00:03:09,960 --> 00:03:12,240 You have a really hard time in football. 46 00:03:12,240 --> 00:03:16,880 But when you're a Muslim, when you believe in your faith, 47 00:03:16,880 --> 00:03:21,160 I think everything happen because...with a reason. 48 00:03:25,440 --> 00:03:30,040
When I left Oman 11 years ago, I was a fireman. 49 00:03:30,040 --> 00:03:33,600 And today, I reach the highest level of football 50 00:03:33,600 --> 00:03:35,880 in the most strongest league in the world. 51 00:03:35,880 --> 00:03:38,040 This is one of my dreams. 52 00:03:38,040 --> 00:03:41,920 When you have such a life like this, you have to thanks God. 53 00:03:46,960 --> 00:03:48,760 When he used to play for Bolton Wanderers, 54 00:03:48,760 --> 00:03:51,440 he used to come here with Sam Allardyce
Some players take a huge amount of time before a game, 61 00:04:08,560 --> 00:04:11,760 praying to their particular God. 62 00:04:11,760 --> 00:04:15,720 They won't go out on the pitch 63 00:04:15,720 --> 00:04:19,200 without doing some of the certain routines that they do. 64 00:04:19,200 --> 00:04:23,000 They feel God and their religion plays a huge part 65 00:04:23,000 --> 00:04:26,080 in how they perform on the field. 66 00:04:26,080 --> 00:04:29,360 When I start praying before the game, everyone respect what I do. 67 00:04:29,360 --> 00:04:30,960 And this is great.
55 00:03:51,440 --> 00:03:53,920 and the rest of the players, and we quite enjoyed it.
68 00:04:30,960 --> 00:04:33,920 And they ask me a lot of questions.
56 00:03:53,920 --> 00:03:57,040 Sam Allardyce, when he came, he stood outside the door and said,
69 00:04:33,920 --> 00:04:38,280 I feel very happy to have more questions about Islam and religion.
57 00:03:57,040 --> 00:03:59,400 "I've only got five minutes. I've not got much time."
70 00:04:41,320 --> 00:04:43,400 We are sometimes curious
58 00:03:59,400 --> 00:04:01,240 And you'll never guess what time he left. 59 00:04:01,240 --> 00:04:02,600 After one-and-a-half hours. 60 00:04:05,080 --> 00:04:08,560
71 00:04:43,400 --> 00:04:46,120 to know how it works 72 00:04:46,120 --> 00:04:50,640 because it's different, it's just different with the other religions. 73 00:04:50,640 --> 00:04:52,400 Especially for the Muslims. 74
00:04:52,400 --> 00:04:55,880 They have a lot of different things from the Catholics, 75 00:04:55,880 --> 00:05:00,320 so it's always interesting to ask them why they do it. 76 00:05:03,880 --> 00:05:07,920 I think the average professional in a Premier League dressing room 77 00:05:07,920 --> 00:05:11,040 knows far more about Islam than the person on the street. 78 00:05:11,040 --> 00:05:14,600 So actually, Islamophobia is an issue, 79 00:05:14,600 --> 00:05:16,680 but I think it's more an issue in English society 80 00:05:16,680 --> 00:05:17,880 than in English football. 81 00:05:21,440 --> 00:05:23,320 When it comes to accepting Islam, 82 00:05:23,320 --> 00:05:27,120 Premier League players are ahead of the game. 83 00:05:27,120 --> 00:05:31,000 But have the clubs adapted to Muslim players? 84 00:05:31,000 --> 00:05:33,160 Here at Liverpool's training ground, 85 00:05:33,160 --> 00:05:37,080 team doctor, Zafar Iqbal, looks after the physical well-being 86 00:05:37,080 --> 00:05:39,760
of some of the Premier League's biggest stars. 87 00:05:41,720 --> 00:05:44,560 All the players know that I'm Muslim. And they'll joke about it. 88 00:05:44,560 --> 00:05:50,280 And so for me, I'd much prefer that and that they at least understand 89 00:05:50,280 --> 00:05:53,600 what my way of living is and it's not hidden. 90 00:05:54,920 --> 00:05:58,560 The club itself have catered and been very accommodating. 91 00:05:58,560 --> 00:06:02,000 For example, in the canteen, the chicken is all halal. 92 00:06:02,000 --> 00:06:03,240 So the rest of the players, 93 00:06:03,240 --> 00:06:05,360 it doesn't really make a difference for them. 94 00:06:05,360 --> 00:06:07,600 I'm not asking for any preferential treatment. 95 00:06:07,600 --> 00:06:11,160 All it is, is just a little bit of awareness. 96 00:06:11,160 --> 00:06:12,480 You've got to be aware of it 97 00:06:12,480 --> 00:06:14,280 making sure you've got a prayer room, 98 00:06:14,280 --> 00:06:18,360 making sure you've got halal meat if you need it for the lads
99 00:06:18,360 --> 00:06:21,200 who have to have that type of food. 100 00:06:21,200 --> 00:06:24,240 And that's always very important for you, to make sure 101 00:06:24,240 --> 00:06:26,840 everybody's integrated into the club. 102 00:06:26,840 --> 00:06:30,160 We let everybody free to pray when you want. 103 00:06:30,160 --> 00:06:33,400 But, of course, it cannot be in the middle of a training session, 104 00:06:33,400 --> 00:06:36,720 it cannot be in the middle of a game. 105 00:06:36,720 --> 00:06:40,320 For the rest, everybody's free to believe what he wants 106 00:06:40,320 --> 00:06:43,400 and have the religion he wants. We respect that. 107 00:06:45,080 --> 00:06:49,000 It's quite simple. Clubs have realised that players, staff, 108 00:06:49,000 --> 00:06:51,880 are important assets and if you can get them on side, 109 00:06:51,880 --> 00:06:54,640 then you've got a better chance of them working harder for you. 110 00:06:54,640 --> 00:06:56,120 Come on, speed on the pass. 111 00:06:56,120 --> 00:06:59,200
Keeping players on side? Always a good idea. 112 00:07:00,720 --> 00:07:03,520 However, the business side of the Premier League 113 00:07:03,520 --> 00:07:05,840 can pose challenges for Muslims. 114 00:07:10,000 --> 00:07:13,800 Mamady Sidibe comes from the same mean streets of Paris 115 00:07:13,800 --> 00:07:17,120 that produced Didier Drogba and Thierry Henry. 116 00:07:17,120 --> 00:07:20,880 My first goal in the Premier League, 117 00:07:20,880 --> 00:07:23,920 our first win in the Premier League. 118 00:07:23,920 --> 00:07:27,600 It was a throw in from Rory Delap. 119 00:07:27,600 --> 00:07:33,120 He threw into the box. It was many Aston Villa defence here. 120 00:07:33,120 --> 00:07:35,680 And just touched the ball and it went in. 121 00:07:38,720 --> 00:07:40,480 Let's see that for real, shall we? 122 00:07:40,480 --> 00:07:43,880 'It's Delap, up went Larsson to try to clear. 123 00:07:43,880 --> 00:07:46,480 'Mamady Sidibe!
124 00:07:46,480 --> 00:07:48,720 'It's Big Mama.' 125 00:07:48,720 --> 00:07:50,840 But Mamady's commitment to Islam 126 00:07:50,840 --> 00:07:54,280 means there are some dressing room rituals, like gambling, 127 00:07:54,280 --> 00:07:55,720 that he has to pass on.
Although he's not allowed to obviously gamble, 137 00:08:29,000 --> 00:08:32,680 I think that's something which is definitely out of the way, 138 00:08:32,680 --> 00:08:34,840 something that you cannot affect really. 139 00:08:34,840 --> 00:08:36,360 We are the players
128 00:07:55,720 --> 00:07:57,840 Gamble, I never gamble.
140 00:08:36,360 --> 00:08:39,560 and all these things is coming from the football club.
129 00:07:57,840 --> 00:08:01,960 In my religion it's forbidden. I can't gamble.
141 00:08:39,560 --> 00:08:44,000 It's not about... We can't do about it anything because we go there,
130 00:08:01,960 --> 00:08:04,800 Somes going to make money but I think you lose more money
142 00:08:44,000 --> 00:08:45,040 we do our job.
131 00:08:04,800 --> 00:08:08,840 than anything else. It brings more problems into your family. 132 00:08:08,840 --> 00:08:13,160 And I can live without gambling. 133 00:08:13,160 --> 00:08:17,160 But for Muslim players, who wear their faith on their sleeve, 134 00:08:17,160 --> 00:08:21,280 wearing a betting company's logo on their shirt can be uncomfortable. 135 00:08:22,680 --> 00:08:26,280 I think that's usually out of the hands of the Muslim. 136 00:08:26,280 --> 00:08:29,000
143 00:08:46,360 --> 00:08:49,240 But one thing Muslim players can control 144 00:08:49,240 --> 00:08:51,680 is how they use their wealth. 145 00:08:51,680 --> 00:08:54,960 Arsenal player Abou Diaby has his own charity, 146 00:08:54,960 --> 00:08:58,240 and supports other good causes like this one in London. 147 00:08:58,240 --> 00:09:01,800 - 14. - You're 14? You sure? 148 00:09:01,800 --> 00:09:03,320 THEY LAUGH
149 00:09:03,320 --> 00:09:07,560 We live in a society, and if you like... 150 00:09:07,560 --> 00:09:10,520 everybody are different. 151 00:09:10,520 --> 00:09:15,160 But the differences has to bring people together. 152 00:09:15,160 --> 00:09:20,640 By doing charity activities to help people, I think is a very good thing 153 00:09:20,640 --> 00:09:22,600 to live together. 154 00:09:22,600 --> 00:09:24,000 I have one question, 155 00:09:24,000 --> 00:09:27,440 when are you going to sign for Tottenham Hotspur? 156 00:09:28,880 --> 00:09:31,200 It's a good one! 157 00:09:31,200 --> 00:09:35,320 Lots of Premier League players have their own charitable foundations. 158 00:09:35,320 --> 00:09:39,120 But for Muslims, charity is one of the foundations of their faith. 159 00:09:40,320 --> 00:09:42,000 When you become famous 160 00:09:42,000 --> 00:09:45,200 and you've got the money, you know what you have to do, because as 161 00:09:45,200 --> 00:09:48,800 a Muslim you have to give 2.5%
162 00:09:48,800 --> 00:09:54,440 of your money away, like, every year. 163 00:09:54,440 --> 00:09:57,000 So, does he give away 2.5%? 164 00:09:57,000 --> 00:09:59,080 Yeah, I am a Muslim, I have to. 165 00:09:59,080 --> 00:10:01,600 2.5% off the pitch, 166 00:10:01,600 --> 00:10:03,840 110% on it! 167 00:10:07,360 --> 00:10:10,760 Back in Wigan, Ali Al-Habsi has helped his team get through 168 00:10:10,760 --> 00:10:13,280 to their first ever FA Cup Final. 169 00:10:16,840 --> 00:10:19,840 As the squad heads down to Wembley for the big match, 170 00:10:19,840 --> 00:10:23,600 some unlikely Wigan fans have already arrived. 171 00:10:23,600 --> 00:10:28,760 It's a beautiful set. Imagine when it's full. 172 00:10:28,760 --> 00:10:31,920 This is the Omani FA. 173 00:10:31,920 --> 00:10:34,640 They've flown over to support Ali Al-Habsi, 174 00:10:34,640 --> 00:10:37,680 as he's the captain of their national team.
175 00:10:37,680 --> 00:10:39,440 Because of Ali Al-Habsi, 176 00:10:39,440 --> 00:10:42,360 every single person in Oman will be 177 00:10:42,360 --> 00:10:46,360 following this game and hoping that Wigan will win this game. 178 00:10:46,360 --> 00:10:49,680 In recent years, Wigan may have been one of the smallest clubs 179 00:10:49,680 --> 00:10:50,880 in the Premier League, 180 00:10:50,880 --> 00:10:53,640 but they now have a massive following in the Middle East. 181 00:10:53,640 --> 00:10:56,840 Wigan have got a quarter of their population coming, 23,000 tickets. 182 00:10:56,840 --> 00:10:59,920 The town only has a population of 80,000 people. 183 00:10:59,920 --> 00:11:02,840 There's probably about 15,000 Omanis as well! 184 00:11:04,480 --> 00:11:09,040 Wembley hasn't seen that many Omanis since the 1996 final, 185 00:11:09,040 --> 00:11:12,640 when the Liverpool squad wore those awful white suits. 186 00:11:12,640 --> 00:11:15,600 Ah, no, those were Armanis! 187 00:11:17,800 --> 00:11:21,040
The game here tomorrow is sponsored by a beer company. 188 00:11:21,040 --> The English game with booze. 189 00:11:24,120 --> Yet for Muslims, forbidden.
00:11:24,120 has a love affair 00:11:27,040 alcohol is
190 00:11:30,280 --> 00:11:32,440 As a Muslim, we don't drink alcohol 191 00:11:32,440 --> 00:11:35,160 because of the effects it can have on the body. 192 00:11:35,160 --> 00:11:38,440 Ultimately, we're meant to be in control of our own actions, 193 00:11:38,440 --> 00:11:40,280 so alcohol can influence that. 194 00:11:41,640 --> 00:11:43,880 Greater professionalism in football 195 00:11:43,880 --> 00:11:47,440 has meant that the game is gradually sobering up. 196 00:11:47,440 --> 00:11:50,640 20 years ago you would have players who, after the match, 197 00:11:50,640 --> 00:11:53,400 their idea of refuelling would be ten pints of Guinness. 198 00:11:53,400 --> 00:11:55,760 Now their idea of refuelling 199 00:11:55,760 --> 00:11:59,880 is carefully calibrated bottles of isotonic drinks. 200
00:11:59,880 --> 00:12:03,400 And it's interesting talking to some managers, they think it's great 201 00:12:03,400 --> 00:12:06,720 having Muslim players in because they don't drink. 202 00:12:06,720 --> 00:12:10,040 They still go to the nightclubs, don't worry about that! 203 00:12:10,040 --> 00:12:14,640 So, er, I think generally they drink fruit juices and stuff like that, 204 00:12:14,640 --> 00:12:17,000 so they are capable of training 205 00:12:17,000 --> 00:12:20,440 without having intoxicated their body with alcohol.
And they even went to the extent of removing my clothes 212 00:12:43,480 --> 00:12:45,480 from the dressing room as well. 213 00:12:45,480 --> 00:12:48,920 So it's that kind of understanding and acceptance which, for me, 214 00:12:48,920 --> 00:12:52,320 was very touching and made me feel accepted. 215 00:12:53,920 --> 00:12:57,880 But has the football establishment in England moved with the times? 216 00:13:01,360 --> 00:13:04,600 At Wembley, the Omani FA are collecting a new cup 217 00:13:04,600 --> 00:13:06,720 for their own domestic competition.
206 00:12:22,200 --> 00:12:26,520 Dr Zafar Iqbal has found that, even in the mayhem of victory,
218 00:13:10,480 --> 00:13:13,720 But, due to the influx of top Muslim players,
207 00:12:26,520 --> 00:12:30,280 players have been careful to keep alcohol away from him.
219 00:13:13,720 --> 00:13:17,120 they're not the only ones getting a new trophy.
208 00:12:30,280 --> 00:12:33,880 We were playing in the Carling Cup Final and after the game,
220 00:13:17,120 --> 00:13:20,040 Traditionally, British football awards champagne
209 00:12:33,880 --> 00:12:37,000 the players were obviously going to be spraying champagne about,
221 00:13:20,040 --> 00:13:22,360 to the Man of the Match.
210 00:12:37,000 --> 00:12:40,720 and they made sure I wasn't in the dressing room, kept me out of it. 211 00:12:40,720 --> 00:12:43,480
222 00:13:22,360 --> 00:13:23,720 I was Man of the Match, 223 00:13:23,720 --> 00:13:26,280 but they say to me, we know that you are Muslim
224 00:13:26,280 --> 00:13:29,520 and you don't take alcoholic bottles. 225 00:13:29,520 --> 00:13:31,600 So what did they give him? 226 00:13:31,600 --> 00:13:33,440 Nothing! 227 00:13:33,440 --> 00:13:34,480 Nice(!)
00:14:02,560 --> 00:14:05,680 Muslim players are doing so well and winning Man of the Match, 237 00:14:05,680 --> 00:14:07,480 we won't have champagne any more, 238 00:14:07,480 --> 00:14:10,800 we'll just have a sort of vase, bauble, trophy number. 239 00:14:14,680 --> 00:14:20,080 It's the day of the FA Cup Final, between Wigan and Man City.
228 00:13:34,480 --> 00:13:38,200 They had the champagne, but when I take them,
240 00:14:20,080 --> 00:14:22,640 Wigan are massive underdogs.
229 00:13:38,200 --> 00:13:42,880 I always throw them out because if it's forbidden for me,
241 00:14:22,640 --> 00:14:27,040 Fans arriving at the stadium have come more in hope than expectation.
230 00:13:42,880 --> 00:13:46,800 I can't also give the champagne to someone else!
242 00:14:27,040 --> 00:14:31,160 - We love Ali, we love him! - We love him. - He's a Wiganer.
231 00:13:46,800 --> 00:13:49,000 There was a famous incident when Yaya Toure 232 00:13:49,000 --> 00:13:52,080 won the Barclays champagne bottle as Man of the Match.
243 00:14:31,160 --> 00:14:32,840 Come on, Wigan! 244 00:14:32,840 --> 00:14:34,600 Yeah, he prays at the start of the game.
233 00:13:52,080 --> 00:13:55,880 Yaya very politely said, I'm Muslim, I don't drink
245 00:14:34,600 --> 00:14:36,680 As a Wigan fan, everybody looks to the sky anyway
234 00:13:55,880 --> 00:13:59,920 and I think it was at some point after that, that Barclays realised
246 00:14:36,680 --> 00:14:38,560 to try and keep out the goals!
235 00:13:59,920 --> 00:14:02,560 actually Yaya is winning so many Man of the Matches and other 236
247 00:14:38,560 --> 00:14:40,280 He's a good player. 248 00:14:40,280 --> 00:14:44,960
He's got potential for the near future, so...
I'm a fan of Arsenal, to be honest with you.
249 00:14:44,960 --> 00:14:48,200 We got 100% faith in him. The guy's a god.
262 00:15:35,880 --> 00:15:39,120 People portray Islam as being extremism
250 00:14:51,080 --> 00:14:53,520 Meanwhile, on the M6,
263 00:15:39,120 --> 00:15:41,440 and I think this today shows
251 00:14:53,520 --> 00:14:57,000 a bus is bringing the family and friends of Wigan goalkeeper,
264 00:15:41,440 --> 00:15:45,560 that Islam distances itself from all this bad publicity.
252 00:14:57,000 --> 00:14:58,440 Ali Al-Habsi.
265 00:15:46,960 --> 00:15:49,960 Coming off now the M6, junction 38, 266 00:15:49,960 --> 00:15:52,920 we are heading to a nice Arabic restaurant,
253 00:14:58,440 --> 00:15:04,160 It seems that, even in Oman, the British summer is notorious. 254 00:15:04,160 --> 00:15:06,880 THEY SING: 255 00:15:12,520 --> 00:15:14,520 See? Happy! We're going to win it! 256 00:15:15,680 --> 00:15:19,320 It's a big day for Wigan, but it's just as big back in Oman. 257 00:15:22,400 --> 00:15:27,080 Ali in Oman is like David Beckham over here or Wayne Rooney here,
267 00:15:52,920 --> 00:15:55,960 for maximum one hour 15 minutes. 268 00:15:57,560 --> 00:16:00,680 Joining them on the bus is Ali's friend, Dave. 269 00:16:00,680 --> 00:16:02,720 He's Wigan through and through. 270 00:16:02,720 --> 00:16:05,520 All Wiganers are known as pieeaters,
258 00:15:27,080 --> 00:15:28,160 Ali is over there.
271 00:16:05,520 --> 00:16:09,320 but today Dave's getting a taste for something entirely different
259 00:15:28,160 --> 00:15:30,520 The majority of Muslim people around the world
272 00:16:09,320 --> 00:16:13,240 a rice dish from Yemen called Mandi.
260 00:15:30,520 --> 00:15:32,320 are very proud of Al-Habsi.
273 00:16:13,240 --> 00:16:16,040 Only thing I need to learn is the words to the songs!
261 00:15:32,320 --> 00:15:34,720
274
00:16:16,040 --> 00:16:18,520 I'm a bit stuck on that, no disrespect. 275 00:16:18,520 --> 00:16:19,840 But it's been fantastic 276 00:16:19,840 --> 00:16:23,440 and now I'm going to have my first ever taste of Arabic food. 277 00:16:23,440 --> 00:16:25,640 There's quite a lot for three people on there. 278 00:16:25,640 --> 00:16:27,320 I'll never starve, put it that way. 279 00:16:28,600 --> 00:16:30,720 I doubt Dave will ever go hungry. 280 00:16:32,360 --> 00:16:36,360 But for Muslim players, food is at the centre of a conflict 281 00:16:36,360 --> 00:16:38,680 between their football and their faith.
Muslims don't eat, or even drink, for up to 18 hours a day. 288 00:17:01,880 --> 00:17:04,840 The only issue I've got with regards to religion and football 289 00:17:04,840 --> 00:17:08,960 is when some of the players are obviously fasting through Ramadan 290 00:17:08,960 --> 00:17:11,400 and they're not the player that they could be. 291 00:17:14,360 --> 00:17:17,600 We just hope that it doesn't affect their performance 292 00:17:17,600 --> 00:17:20,280 because if it affects the performance, 293 00:17:20,280 --> 00:17:23,400 it will affect the team and will affect themselves as well.
282 00:16:40,960 --> 00:16:42,520 Ramadan.
294 00:17:23,400 --> 00:17:29,160 They're so starved of nutrition and fluids, they could quickly fatigue
283 00:16:42,520 --> 00:16:46,920 It's a 30-day period that can come at any time of the year
295 00:17:29,160 --> 00:17:31,920 and quickly feel faint and disorientated.
284 00:16:46,920 --> 00:16:49,200 and any time of the season.
296 00:17:35,520 --> 00:17:39,960 You don't want to upset your manager or your team or your club
285 00:16:49,200 --> 00:16:50,720 Come on, guys, let's pray. 286 00:16:53,480 --> 00:16:56,880 The aim is to get closer to God and to do this, 287 00:16:56,880 --> 00:17:01,880
297 00:17:39,960 --> 00:17:41,720 and also God on the other side. 298 00:17:43,160 --> 00:17:47,320 The controversy surrounding Ramadan is one reason why Riz Rehman 299
00:17:47,320 --> 00:17:49,880 wants to educate the managers of the future. 300 00:17:51,760 --> 00:17:53,280 You never ever know when, 301 00:17:53,280 --> 00:17:55,560 the situation they're going to find themselves in. 302 00:17:55,560 --> 00:17:58,960 As an example, if Alan Pardew at Newcastle gets the sack next week, 303 00:17:58,960 --> 00:18:01,400 Mark Viduka goes into position 304 00:18:01,400 --> 00:18:04,520 and he could inherit a squad with nearly 40% Muslim players. 305 00:18:04,520 --> 00:18:06,720 So if he's had that training and that awareness,
311 00:18:26,320 --> 00:18:28,440 But when he was playing for one certain manager, 312 00:18:28,440 --> 00:18:31,000 the manager dropped him as the manager had made his mind up
313 00:18:31,000 --> 00:18:33,840 that cos he's a Muslim, it's going to affect him, 314 00:18:33,840 --> 00:18:35,920 so I'm not going to pick him. 315 00:18:35,920 --> 00:18:38,680 Do you think that's fair? Right or wrong? 316 00:18:38,680 --> 00:18:41,840 It doesn't matter what he's saying, I know that his body wouldn't do it.
306 00:18:06,720 --> 00:18:09,200 they're better equipped to deal with them.
317 00:18:41,840 --> 00:18:45,080 I think if I was the manager, I would probably put him on the bench,
307 00:18:10,960 --> 00:18:15,120 - Anyone know what Ramadan is? - Fasting, isn't it?
318 00:18:45,080 --> 00:18:47,320 play him in the last 30 minutes or something.
308 00:18:15,120 --> 00:18:20,560 Yeah, fasting. In the summer now, it's going to be 18 hours. 18 hours.
319 00:18:47,320 --> 00:18:51,280 You're right. Yeah, of course it's going to affect their play.
309 00:18:20,560 --> 00:18:22,960 - For how many days? - 30 days. 310 00:18:22,960 --> 00:18:26,320 Nathan Ellington, he says it doesn't affect him.
320 00:18:51,280 --> 00:18:54,400 I'm not saying they're not human cos they are. 321 00:18:54,400 --> 00:18:56,200 But at least first do talk to him 322 00:18:56,200 --> 00:18:58,760
and if all the tests mean he can run just as much
00:19:26,520 --> 00:19:28,640 be in peak physical condition,
323 00:18:58,760 --> 00:19:01,640 as someone who is drinking or who is eating as much,
336 00:19:28,640 --> 00:19:31,960 and if they are fasting throughout the day
324 00:19:01,640 --> 00:19:03,600 then why put him on the bench? 325 00:19:03,600 --> 00:19:05,640 We had a Muslim and in Ramadan
337 00:19:31,960 --> 00:19:34,120 and it's maybe an evening kick-off
326 00:19:05,640 --> 00:19:08,040 he used to have to have the morning off. 327 00:19:08,040 --> 00:19:09,800 None of the boys cared. 328 00:19:09,800 --> 00:19:12,520 Even half an hour before the match, he'd be nowhere to be seen 329 00:19:12,520 --> 00:19:14,120 because he'd be in the mosque, 330 00:19:14,120 --> 00:19:16,840 or he'd be outside in the coach service station. 331 00:19:16,840 --> 00:19:18,640 We'd stop, we didn't why we'd stopped, 332 00:19:18,640 --> 00:19:21,840 and we'd see him out on his mat in the middle of the car park, praying. 333 00:19:21,840 --> 00:19:23,440 No-one really cared, you know. 334 00:19:23,440 --> 00:19:26,520 The dilemma for a player during Ramadan is that they have to 335
338 00:19:34,120 --> 00:19:37,480 and they've had 12 hours without taking in fluids or foods, 339 00:19:37,480 --> 00:19:39,040 then that is an issue. 340 00:19:39,040 --> 00:19:42,120 Balancing the physical demands of the game 341 00:19:42,120 --> 00:19:46,400 with the religious requirements of Ramadan isn't always easy. 342 00:19:46,400 --> 00:19:49,440 Both players and managers have to make compromises. 343 00:19:50,760 --> 00:19:54,880 Every time I had a manager who was not happy with it, I just tell him, 344 00:19:54,880 --> 00:19:57,120 "Listen, I do it. 345 00:19:57,120 --> 00:19:59,960 "If my performance is still good, then I keep playing. 346 00:19:59,960 --> 00:20:02,800 "If it's bad, then you drop me on the bench and that's it." 347 00:20:02,800 --> 00:20:04,560 They would prefer me to not fast
348 00:20:04,560 --> 00:20:09,520 but they understand it's a special moment for me 349 00:20:09,520 --> 00:20:17,080 and again, they try to accommodate things to make me better. 350 00:20:17,080 --> 00:20:21,640 I make sure, like, on Saturday, on the match day, I'm not fasting. 351 00:20:21,640 --> 00:20:25,200 Also, probably to not give excuses to people 352 00:20:25,200 --> 00:20:28,240 to say, "Look, he's fasting, that's why he's not been good." 353 00:20:28,240 --> 00:20:32,800 But it's nothing to do with that because you have some players 354 00:20:32,800 --> 00:20:35,000 who fast on match days and they are doing very well, 355 00:20:35,000 --> 00:20:37,280 they're playing very well. It's no problem. 356 00:20:39,200 --> 00:20:43,400 Two years ago, Ramadan became part of football folklore. 357 00:20:43,400 --> 00:20:45,760 When Newcastle signed Demba Ba, 358 00:20:45,760 --> 00:20:50,240 the fans got a hungrier striker than they'd bargained for. 359 00:20:50,240 --> 00:20:53,560 However, a lack of goals put a spotlight on his fasting.
360 00:20:54,920 --> 00:20:57,240 People say it's because of Ramadan. 361 00:20:57,240 --> 00:21:02,280 I just said it's because of getting a new team and stuff like this. 362 00:21:02,280 --> 00:21:05,720 I start scoring goals just after Ramadan, 363 00:21:05,720 --> 00:21:12,880 so supporters, fans in England are very good at finding songs. 364 00:21:12,880 --> 00:21:16,880 Newcastle fans affectionately reworked the Depeche Mode song 365 00:21:16,880 --> 00:21:19,440 Just Can't Get Enough into a jubilant chant. 366 00:21:20,680 --> 00:21:23,280 THEY CHANT: 367 00:21:28,040 --> 00:21:30,840 The Ramadan song is absolutely fantastic. 368 00:21:30,840 --> 00:21:34,640 "He scored so many since Ramadan," and to have a chant like that 369 00:21:34,640 --> 00:21:38,320 in the corner at Newcastle United has got to be acceptance. 370 00:21:38,320 --> 00:21:41,280 To be accepted to that level, to me, is fantastic. 371 00:21:41,280 --> 00:21:46,480 The song was chanted all season, outside and inside stadiums. 372
00:21:57,960 --> 00:22:01,160 He scored 17 goals, so it was a bloody long song at the end
385 00:22:43,680 --> 00:22:45,880 Ali's not been chosen to play.
373 00:22:01,160 --> 00:22:04,800 because you had to sing every one of those verses 17 times!
386 00:22:45,880 --> 00:22:48,480 He'll sit on the bench as a substitute.
374 00:22:10,640 --> 00:22:13,400 Back at Wembley, the mist may not have descended,
387 00:22:54,360 --> 00:22:56,960 We are so disappointed because we were looking forward
375 00:22:13,400 --> 00:22:15,200 but the heavens have opened.
388 00:22:56,960 --> 00:23:00,000 to seeing Ali playing and it's not to be,
376 00:22:15,200 --> 00:22:17,480 # You'll never notice how much I love you 377 00:22:17,480 --> 00:22:20,240 # So please don't take my sunshine away... # 378 00:22:20,240 --> 00:22:21,960 All together now! 379 00:22:21,960 --> 00:22:25,200 # You are my sunshine... # 380 00:22:25,200 --> 00:22:28,560 Meanwhile, on the bus, the Omani weather forecasters 381 00:22:28,560 --> 00:22:33,000 are about to get some news they hadn't predicted. 382 00:22:33,000 --> 00:22:37,000 # We're going to Wembley Que sera, sera... # 383 00:22:37,000 --> 00:22:39,720 Is it...? 384 00:22:39,720 --> 00:22:43,680 You're joking? He's on the bench?
389 00:23:00,000 --> 00:23:03,480 but it's the manager's decision, so you have to respect it. 390 00:23:06,160 --> 00:23:09,120 Because of the shocking news we just had, 391 00:23:09,120 --> 00:23:12,080 I don't even feel that I want to go to the game really. 392 00:23:15,720 --> 00:23:19,040 If you've got a faith, I think that's what its main object is, 393 00:23:19,040 --> 00:23:22,960 to help you through life's trials and tribulations. 394 00:23:25,640 --> 00:23:28,480 My faith really guides my life, in everything I do, 395 00:23:28,480 --> 00:23:30,640 in everything I do every day. 396 00:23:30,640 --> 00:23:32,760 It gives me as well a lot of confidence.
397 00:23:37,120 --> 00:23:39,480 'I think faith is important for life.' 398 00:23:39,480 --> 00:23:44,360 If you don't have faith, I think you feel alone really. 399 00:23:47,400 --> 00:23:50,880 Sometimes you get very, very hard time with injury, 400 00:23:50,880 --> 00:23:54,640 or maybe you don't start the games or a competition, 401 00:23:54,640 --> 00:23:57,920 but when you have the belief for yourself from God, 402 00:23:57,920 --> 00:23:59,560 you come in really stronger. 403 00:24:03,040 --> 00:24:06,160 Arriving at the stadium lifts everybody's spirits. 404 00:24:07,200 --> 00:24:10,440 We did the big journey. Now it's the time to enjoy it. 405 00:24:12,040 --> 00:24:13,400 Come on, Wigan! 406 00:24:13,400 --> 00:24:16,160 CHEERING AND CHANTING 407 00:24:17,760 --> 00:24:19,880 THEY CHANT: 408 00:24:32,800 --> 00:24:36,840 'I think we live in a multicultural society full stop today.' 409 00:24:36,840 --> 00:24:39,680
While you'll never get rid of some of the problems that occur, 410 00:24:39,680 --> 00:24:43,600 I think generally in football, we are all blessed to be footballers 411 00:24:43,600 --> 00:24:45,760 and we're all blessed to be together. 412 00:24:45,760 --> 00:24:49,280 # Ali Habsi is a Blue He hates Bolton! # 413 00:24:49,280 --> 00:24:53,280 Look at the people, look how much they like Ali. 414 00:24:53,280 --> 00:24:56,560 You know, how much Ali also likes those people. 415 00:24:56,560 --> 00:24:59,040 So we are happy at the end now. 416 00:24:59,040 --> 00:25:01,560 Ali! Ali! Ali! 417 00:25:01,560 --> 00:25:03,840 People occasionally criticise English football 418 00:25:03,840 --> 00:25:06,840 as being behind the times, but actually it's way ahead of the time, 419 00:25:06,840 --> 00:25:09,120 it's maybe how society really should be. 420 00:25:09,120 --> 00:25:12,080 I'm from Oman! I'm not a Wiganer any more! 421
00:25:12,080 --> 00:25:15,040 Here's my new family! 422 00:25:15,040 --> 00:25:17,920 'When the players come in more in the Premier League, 423 00:25:17,920 --> 00:25:21,560 'I think the people will understand more about Islam.' 424 00:25:21,560 --> 00:25:26,440 Especially with...even with the fans, because the fans, you know, 425 00:25:26,440 --> 00:25:31,480 when they see some Muslim players in big clubs or Premier Leagues, 426 00:25:31,480 --> 00:25:35,760 they start reading about this Islam and everything 427 00:25:35,760 --> 00:25:41,520 and you get more understanding how we are like normal people. 428 00:25:41,520 --> 00:25:44,120 We like to be with everyone. 429 00:25:44,120 --> 00:25:46,520 Inside Wembley, Wigan pull off 430 00:25:46,520 --> 00:25:49,840 one of the biggest FA Cup Final upsets ever. 431 00:25:49,840 --> 00:25:52,760 COMMENTATOR: Added time, three minutes. 432 00:25:52,760 --> 00:25:55,400 There's a corner in towards WATSON! 433 00:25:55,400 --> 00:25:58,360 There is a new name on the old trophy!
434 00:25:58,360 --> 00:26:01,840 And that name is Wigan Athletic! 435 00:26:01,840 --> 00:26:04,760 We won! We won! We won! We won! Come on, Wigan! 436 00:26:04,760 --> 00:26:07,720 I told you we were going to win and we win it - yes! 437 00:26:07,720 --> 00:26:10,680 We went crazy. We were jumping like crazy. 438 00:26:10,680 --> 00:26:15,200 So how does Ali think the people of Oman will be feeling right now? 439 00:26:15,200 --> 00:26:18,600 You can see all the flags in the stadium here in Wembley 440 00:26:18,600 --> 00:26:21,160 and, you know, I'm so, so happy. 441 00:26:21,160 --> 00:26:23,440 CROWD CHEERS 442 00:26:23,440 --> 00:26:27,080 My friends said to me, "You're going on the coach, would you not feel isolated? 443 00:26:27,080 --> 00:26:29,560 "It's a bit strange for you, the only white person." 444 00:26:29,560 --> 00:26:31,160 It doesn't matter. 445 00:26:31,160 --> 00:26:34,800 It just shows you can go to a game and not drink alcohol 446
00:26:34,800 --> 00:26:36,480 and have a better time. 447 00:26:36,480 --> 00:26:39,840 Absolutely overwhelmed by this and I've waited all my life. 448 00:26:42,600 --> 00:26:45,080 Muslim players from abroad like Ali 449 00:26:45,080 --> 00:26:47,960 have thrived in the English Premier League. 450 00:26:47,960 --> 00:26:52,400 But, as yet, no British Muslim has ever walked out on the Wembley turf 451 00:26:52,400 --> 00:26:54,640 as an England player. 452 00:26:54,640 --> 00:26:56,800 Scotland, Wales and Northern Ireland 453 00:26:56,800 --> 00:27:00,720 also haven't fielded a Muslim footballer. 454 00:27:00,720 --> 00:27:04,160 Zesh Rehman is one of the few British Muslims 455 00:27:04,160 --> 00:27:06,800 to have broken through to the Premier League. 456 00:27:06,800 --> 00:27:08,880 He believes that, one day, 457 00:27:08,880 --> 00:27:13,360 a British Muslim WILL go one step further and play for England. 458 00:27:13,360 --> 00:27:16,120 When the day comes, when a British Asian kid plays for England,
459 00:27:16,120 --> 00:27:18,840 it will be massive in terms of integration 460 00:27:18,840 --> 00:27:21,560 and opening up the mindsets of people a lot more 461 00:27:21,560 --> 00:27:26,120 because, if one thing can help to create harmony, it's football. 462 00:27:26,120 --> 00:27:28,440 If that day comes, it'll be a monumental occasion. 463 00:27:28,440 --> 00:27:31,840 MAN LEADS PRAYER 464 00:27:33,440 --> 00:27:37,960 These sessions, where young Muslim players can both play and pray, 465 00:27:37,960 --> 00:27:41,080 are one way of encouraging the Muslim stars of the future. 466 00:27:42,520 --> 00:27:43,720 It's very disappointing 467 00:27:43,720 --> 00:27:46,400 that there aren't more home-grown Muslim footballers, 468 00:27:46,400 --> 00:27:49,960 but it also took time for black players to come through 469 00:27:49,960 --> 00:27:51,600 and represent England. 470 00:27:51,600 --> 00:27:55,200 It will happen. The door is open for them to get in. 471 00:27:55,200 --> 00:28:01,040
To have a Muslim lad wearing this would be a remarkable achievement 472 00:28:01,040 --> 00:28:04,960 for someone, and I'd invite them down to my house for some coffee. 473 00:28:04,960 --> 00:28:07,240 There's no doubt that, one day, 474 00:28:07,240 --> 00:28:10,280 a British Muslim will wear the three lions on his shirt 475 00:28:10,280 --> 00:28:13,160 because that is football's greatest strength 476 00:28:13,160 --> 00:28:16,000 it celebrates raw talent, no matter where you're from 477 00:28:16,000 --> 00:28:18,160 or what you believe. 478 00:28:18,160 --> 00:28:21,280 It doesn't matter about religion, it's football, it's just a game. 479 00:28:25,440 --> 00:28:29,200 There is something heartening about a Muslim fireman from Oman 480 00:28:29,200 --> 00:28:32,000 becoming a hero to a town of Northern pie-eaters. 481 00:28:32,000 --> 00:28:34,400 # Championes! Championes! # 482 00:28:34,400 --> 00:28:39,400 This is the English game, in all its unexpected and unlikely glory. 483 00:28:39,400 --> 00:28:42,560 To paraphrase Jimmy Greaves, it's a funny old game.
484 00:28:48,680 --> 00:28:50,360 During fasting, Luis Suarez, 485 00:28:50,360 --> 00:28:54,240 he'd come to me at sunset and say, "Doc, it's time to eat," 486 00:28:54,240 --> 00:28:55,920 just like I'd forgotten. 487 00:28:57,280 --> 00:28:59,960 What do you call that Everton player? 488 00:28:59,960 --> 00:29:02,640 Fellaini! 489 00:29:02,640 --> 00:29:04,280 Fellaini. He came here and loved it. Subtitles by Red Bee Media Ltd