Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
1 ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN METODE Z-SCORE PADA PT. MAYORA INDAH, Tbk TAHUN 2009-2011 Razakky Arya Pratama
[email protected]
Triyonowati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to compare the financial ratios which reflect the financial position of the company and also the compant’s performance. Beside the financial report analisys. It also conduct the bankrupty analtysis indicatorio the company’s financial report whether the company has the financial difficulties and or the possibility of bankrupty. The method of this research is using study case research with the data analysis technique method of the financial ratio and the bancrupty method of Altman Models.From The the analysis result shows that the financial position and the performance at PT. Mayora Indah ,Tbk in year of 2009 until 2011 can be said quite well during economics fluctuation and the unstable economics condition in related period. It’is viewed from company’s ability in paying off its obligation and be able to utilitize. Then, for the banckruptyanalysisi indicator. the company is expected to improve itself by knowing its weaknesses, and be able to make some improvements in order to get a better result next year. Keywords: financial report, financial report analysis, bankrupty indicator ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan rasio keuangan yang dapat mencerminkan posisi keuangan perusahaan serta kinerja perusahaan tersebut.. Selain analisa laporan keuangan, dilakukan pula analisa indikator kebangkrutan terhadap laporan keuanganperusahaan. Yang bertujuan untuk mengetahui kondisi sebuah perusahaan, apakah perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan atau kemungkinan kebangkrutan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode penelitian studi kasus dengan teknik analisis data yang menggunakan metode rasio keuangan dan metode kebangkrutan Altman Models Dari hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa kinerja dan posisi keuangan PT. Mayora Indah Tbk pada tahun 2009 sampai dengan 2011 dapat dikatakan masih cukup baik ditengah gejolak ekonomi yang tidak stabil pada periode yang bersangkutan. Untuk analisa indikator kebangkrutan, Nampak perusahaan mengalami kondisi yang kurang stabil . Dengan demikian, perusahaan diharapkan dapat berbenah diri dengan mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada, dan dapat segera melakukan perbaikan agar memperoleh hasil yang lebih baik di tahun mendatang. Kata Kunci laporan keuangan, rasio keuangan, indikator kebangkrutan LATAR BELAKANG MASALAH Dalam kondisi perekonomian saat ini, laporan keuangan sudah merupakan media penting dalam proses pengambilan keputusan ekonomis. Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting di samping sumber informasi lainnya, seperti : informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
2 manajemen, dan lainnya. Laporan keuangan sudah menjadi kebutuhan para pengusaha, investor, bank, manajemenm, pemerintah , karyawan, serta pelaku pasar modal. Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat keuntungan (profitabilitas) dan tingkat rasio atau tingkat kesehatan perusahaan. Selain itu analisis terhadap laporan keuangan dapat memperluas, dan mempertajam informasi yang disajikan oleh laporan keuangan. Informasi kinerja laporan keuangan perusahaan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi kinerja keuangan bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas sumber daya yang ada, Disamping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan pengembangan sumber daya. Dalam menilai kondisi kinerja kesehatan keuangan suatu perusahaan maka diperlukan penilaian. Salah satu alat penilai yang biasanya sering digunakan adalah rasio, dimana rasiorasio tersebut terdiri dari : (1)Rasio Likuiditas.(2)Rasio Solvabilitas.(3)Rasio Profitabilitas.(4)Rasio Aktivitas. Dari keempat rasio kita dapat mengetahui perusahaan tersebut sehat atau tidak, serta untuk mengetahui perusahaan tersebut akan bangkrut atau tidaknya maka digunakan rumus Altman Z-score dimana komponen-komponen pada rumus ini adalah model kerja, aktiva, laba sebelum pajak, laba ditahan, penjualan, dan nilai pasar ekuitas. Penelitian ini bertitik tolak pada pentingnya analisis Z-score untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Salah satu untuk mencegah kebangkrutan perusahaan adalah dengan cara mengevaluasi kinerja keuangannya yaitu dengan cara melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Dari hasil penelitian kinerja laporan keuangan ini nantinya dapat diidentifikasikan apakah perusahaan tersebut dalam kondisi sehata atau tidak selama kurun waktu tertentu. Setiap perusahaan dapat terancam mengalami kebangkrutan tidak terkecuali pada perusahaan yang memproduksi beberapa kebutuhan masyarakat. Analsis terjadinya kebangkrutan tersebut, tentu saja akan dapat menghindari atau mengurangi resiko terjadinya kebangkrutan. Adapun permasalahan yang akan dikaji oleh penulis yaitu mengenai analsis rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan serta penggunaan metode z-score dalam prediksi kebangkrutan terhadap perusahaan PT. Mayora Indah, Tbk TINJAUAN TEORITIS Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, meliputi Neraca, Perhitungan Laba-Rugi dan laba ditahan, serta Laporan perubahan posisi keuangan. Laporan keuangan ini disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan mengenai suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi. Melalui laporan keuangan itu, secara periodik dilaporkan berupa informasi penting mengenai suatu perusahaan yang berupa : (1) Informasi mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal perusahaan.(2) Informasi mengenai perubahan-perubahan dalam sumber-sumber ekonomi netto atau kekayaann bersih (modal = sumber dikurangi kewajiban) yang timbul dari aktivitas usaha perusahaan dalam rangka memperoleh laba. (3) Informasi mengenai hasil usaha prusahaan yang dapat dipakai sebagai dasar untuk menilai dan membuat estimasi tentang kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. (4) Informasi mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban yang disebabkan oleh aktivitas
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
3 pembelanjaan dalam investasi. (5) Informasi penting lainnya yang berhubungan dengan laporan keuangan seperti : Kebijaksanaan akuntansi yang dianut perusahaan Tujuan Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 dalam Harahap, (2009:134) Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas. Perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi : Aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan beban termasuk keuntungan dan kerugian, arus kas Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan adalah metode atau teknik analisis atas laporan keuangan yag berfungsi untuk mengkonversikan data yang berasal dari laporan keuangan sebagai bahan mentahnya menjadi bahan informasi yang lebih berguna, lebih mendalam dan lebih tajam dengan teknik tertentu. Tujuan pokok analisis keuangan adalah analisis kinerja masa yang akan datang. Tujuan Analisis Laporan Keuangan Berikut beberapa tujuan analisis laporan keuangan. Tujuan ini akan menemukan arah analisis, batasan-batasan dalam analisis dan hasil yang diharapkan. Berikut ini beberapa contoh tujuan laporan keuangan. (1) Investasi Pada Saham : Sertifikat saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Investor bias membeli, menahan, dan kemudian menjual saham tersebut. Membeli dan menaham saham berarti si investor memiliki perusahaan tersebut dan berhak atas laba dan kerugian yang di dapat perusahaan. (2) Pemberian Kredit : Menilai kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut yang akan dibayarkan pada akhir periode pinjaman (pada waktu jatuh tempo) atau dibayar dengan angsuran.(3) Kesehatan Pemasok (Supplier) : Perusahaan yang tergantung pada “supply” pemasok akan mempunyai kepentingan pada pemasok tersebut. Pengetahuan akan kondisi keuangan supplier Ijuga akan bermanfaat bagi perusahaan dalam melakuakan negosiasi dengan supplier.(4) Kesehatan Pemasok (customer) : Analisa yang dilakukan akan tergantung pada besarnya kredit, jangka waktu kredit, jenis usaha pelanggan, besarn kecilnya usaha pelanggan dan lain-lain.(5) Pemerintah : Untuk menentukan besarnya pajak yang dibayarkan atau menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu industry.(6) Analsis Internal : Pihak internal perusahaan (manajemen) akan memerlukan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk menentukan sejauh mana perkembangan perusahaan.(7) Analisis pesaing : Kondisi keuangan pesaing bias dianalisis oleh perusahaan untuk menentukan sejauh mana kekuatan pesaing.(8) Penilaian perusahaan : Untuk menentukan besarnya kerusakan yang dialami oleh perusahaan. Setelah dianalisis mengidentifikasi tujuan dari analisis keuangan untuk bias merumuskan arah dan lingkup analisisnya. Pengertian Rasio Keuangan Berdasarkan pendapat Sawir (2005:6) untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
4 dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Menurut pendapat Munawir (2002:37), analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hugungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi-laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Artinya berdasarkan data-data yang terdapat dalam laporan keuangan baik dari neraca, laporan laba-rugi, maupun kedua-duanya dapat dihitung bermacam-macam jenis rasio yang dapat disuguhkan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Kegunaan Rasio-rasio Keuangan Menurut pendapat Sawir (2005:6), analisis rasio keuangan yang menghubungkan unsurunsur neraca dan perhitungan laba-rugi satu dengan yang lainnya, dapat memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini. Analisis rasio juga memungkinkan manajer keuangan memperkirakan reaksi para kreditor dan investor serta memberikan pandangan ke dalam tentang bagaimana kira-kira dana dapat diperoleh. Penggunaan Analisis Rasio Menurut pendapat Sawir (2005:6), analisis rasio keuangan meliputi dua jenis perbandingan, yaitu (a) Perbandingan Internal : Memperbandingkan rasio sekarang dengan yang lalu untuk perusahaan yang sama. Jika rasio keuangan yang disajikan dalam bentuk suatu daftar untuk periode beberapa tahun, analisis dapat mempelajari komposisi perubahanperubahan dan menetapkan apakah telah terdapat suatu perbaikan atau bahkan sebaliknya di dalam kondisi keuangan dan prestasi perusahaan selama jangka waktu tersebut.(b) Perbandingan Eksternal : Perbandingan meliputi perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis atau dengan rata-rata industri pada suatu titik yang sama. Perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan. PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN Pengertian Kebangkrutan Kebangkrutan adalah situasi dimana perusahaan mengalami kekurangan dan ketikcukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya. Akibat yang lebih serius dari kebangkrutan adalah berupa penutupan usaha atau likuidasi. Berikut ini beberapa alternatif perbaikan berdasarkan besar kecilnya permasalahan keuangan yang dihadapi oleh perusahaan Arti Pentingnya Kontinuitas Perusahaan Salah satu pentingnya analisa terhadap laporan keuangan dari setiap perusahaan adalah untuk meramalkan kontinuitas atau kelangsungan hidup perusahaan, karena sebelum tujuan – tujuan yang lain dari analisa yang dilakukan seperti membuat proyeksi laba, penilaian, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas menjadi penting untuk jaminan perusahaan masih bias bertahan. Peramalan akan kontinuitas perusahaan atau kepastian bahwa perusahaan tidak akan bangkrut atau tidak di likuidasi pada saat tertentu di masa depan penting bagi para manjemen dan investor, karena kebangkrutan berarti menyangkut terjadinya biaya-biaya baik biaya langsung maupun biaya tidak langsung untuk mengatasinya. Oleh karena itu akan lebih baik
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
5 apabila adanya gejala dan tanda-tanda kebangkrutan itu di ketahui lebih awal, sehingga dapat dicari solusi dan penyelesainnya. Analisis Altman Z-Score Z-Score adalah skor yang ditentukan dari hitungan standar kali nisbah-nisbah keuangan yang menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan. Formula Z-score untuk memprediksi kebangkrutan dari Altman merupakan sebuah multivariate formula yang digunakan untuk mengukur kesehatan finaansial dari sebuah perusahaan. Altman menemukan lima jenis rasio keuangan yang dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dan yang tidak bangkrut. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran Objek Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah jenis penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian untuk membuat skripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang dimiliki. Gambaran Objek Penelitian Objek penelitian adalah PT.MAYORA INDAH,Tbk yaitu kegiatan utama perusahaan meliputi pengoperasian pabrik obat tradisional dan aktifitas lainnya, dengan menggunakan laporan keuangan sebagai dasar penelitian untuk membedakan rasio keuangan yang terjadi pada kurun waktu 2009-2011 Dalam penelitian ini variable yang akan diteliti dan cara pengukurannya adalah (1) Rasio Keuangan : Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk kemampuan suatu perusahaan baik secara keseluruhan maupun sebagian yang menyangkut kondisi keuangan suatu perusahaan. (2) Metode Z-score : Metode Z-score merupakan analisa untuk memorediksi sehat tidaknya perusahaan yang bersangkutan, dimana pada dasarnya dicari nilai “Z” untuk menunjukkan kinerja perusahaan apakah dalam kondisi sehat atau tidak ( mengalami masalah) serta untuk merefleksikan kondisi perusahaan di masa yang akan datang. Teknik Pengambilan Sample Dalam penulisan skripsi ini, data yang akan diteliti merupakan ringkasan laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan oleh pusat Referensi Pasar Modal (PRPM). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dengan cara mempelajari dan mengumpulkan laporan keuangan pada PT. MAYORA INDAH, Tbk di Bursa Pojok STIESIA. Pemilihan peruahaan ini ditentukan berdasarkan (1) Perusahaan masih aktif beroperasi. (2) Sahamnya masih diperdagangkan di bursa efek (3) Mempunyai laporan keuangan yang lengkap dari tahun 2009-2011 Teknik Pengumpulan Data Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu : (1) Studi kepustakaan adalah pengumpulan data dengan cara membaca buku-buku literature untuk mendapatkan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan materi skripsi.(2) Studi Lapangan adalah pengumpulan data yang diperoleh dari Bursa Pojok STIESIA dengan cara melihat dan menggunakan laporan-laporan serta catatan yang berhubungan dengan obyek penelitian, diantaranya : (a) Wawancara dilakukan dalam usaha memperoleh data kepada
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
6 petugas khususnya yang berhubungan dengan proses pengambilan data di Bursa Pojok STIESIA.(b) Dokumentasi Yaitu dengan memfotokopi dan menyalin data PT.Mayora Indah, Tbk yang telah tersedia di Bursa Pojok STIESIA. Teknik Analisis Data Data yang berhasil dikumpulkan, kemudian di analisis dengan menggunakan teknik analisis sebagai berikut : 1. Menghitung Rasio – rasio Keuangan : A. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) 1. Rasio Lancar (Current Ratio), dengan rumus : Aktiva Lancar Rasio Lancar = Utang Lancar 2. Rasio Cepat (Quick Ratio), dengan rumus : Aktiva Lancar - Persediaan Rasio Cepat = Utang Lancar B. Rasio Manajemen Utang (Solvability Ratio): 1. Rasio Utang (Debt Ratio), dengan rumus : Total Utang Rasio Utang = Total Aktiva 2. Rasio Laba terhadap Beban Bunga (Times Interest Earned Ratio), dengan rumus : EBIT Rasio Laba terhadap Beban Bunga = Beban Bunga
C. Rasio Manajemen Aktiva (Assets Managemen Ratio) : 1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio), dengan rumus : Harga Pokok Penjualan Rasio Perputaran Persediaan = Rata-rata Persediaan 360 hari Periode Rata – rata persediaan = Perputaran Persediaan 2. Rasio Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover Ratio), dengan rumus : Penjualan Rasio Perputaran Piutang = Rata – rata Piutang Usaha 360 hari Periode Rata-rata Piutang Usaha = Perputaran Piutang Usaha
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
7 3. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover Ratio), dengan rumus : Penjualan Rasio Perputaran Total Aktiva = Rata-rata Total Aktiva
D. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) : 1. Rasio Margin Laba Bersih (Profit Margin on Sales Ratio), dengan rumus : Laba Bersih Rasio Margin Laba Bersih = Penjualan 2. Rasio Daya Laba Dasar (Basic Earning Power Ratio), dengan rumus : EBIT Rasio BEP = Total Aktiva 3. Rasio Pengembalian Atas Total Aktiva atau ROA (Return on Assets Ratio) atau ROI (Return on Investment), dengan rumus : Laba Bersih Rasio ROI = Total Aktiva 4. Rasio Pengembalian Atas Ekuitas atau ROE (Return on Equity Ratio), dengan rumus : Laba Bersih Rasio ROE = Ekuitas
2. Menghitung dengan Altman Models ( Z-Score) Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4 + 0,998 X5 Dimana : Z = Zeta (Z-Skor atau total skor) Modal Kerja X1
= Total Aktiva Laba Ditahan
X2
= Total Aktiva EBIT
X3
= Total Aktiva Nilai Pasar Saham
X4
= Total Utang
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
8 Penjualan X5
=
Total Aktiva Menganalisis Z-score dengan kriteria sebagai berikut: a) Z-Score > 2,90 dikatergorikan sebagai perusahaan yang sangat sehat sehingga tidak mengalami kesulitan keuangan. b) 1,23 < Z-Score < 2,90 berada di daerah abu-abu sehingga dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan, namun kemungkinan terselamatkan dan kemungkinan bangkrut sama besarnya tergantung dari keputusan kebijaksanaan manajemen perusahaan sebagai pengambil keputusan. c) Z-Score < 1,23 dikategorikan sebagai perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan yang sangat besar dan beresiko tinggi sehingga kemungkinan bangkrutnya sangat besar. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kinerja dan Posisi Keuangan PT. Mayora Indah Tbk beserta Anak Perusahaan Pada Tahun 2009,2010 dan 2011 berdasarkan Analisa Rasio Keuangan Perhitungan rasio-rasio keuangan PT. Mayora Indah Tbk beserta Anak Perusahaan berdasarkan pada data laporan keuangan tahun 2009 sampai tahun 2010 PT. Mayora Indah Tbk dan Anak Perusahaan yang telah tersedia, laporan keuangan tersebut terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi. Berikut ini adalah perhitungan rasio-rasio keuangan PT. Mayora Indah Tbk beserta Anak Perusahaan. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio): 1. Rasio Lancar (Current Ratio), dengan rumus: Aktiva Lancar Rasio Lancar = Utang Lancar
Tahun 2009 2010 2011 2
Tabel 1 Perhitungan Rasio Lancar ( Current Ratio ) Aktiva Lancar Utang Lancar (Dalam Rp) (Dalam Rp) 1.750.424.018.336 764.230.447.224 2.684.853.761.819 1.040.333.647.369 4.095.298.705.091 1.845.791.716.500
Rasio Cepat ( Quick Ratio ), dengan rumus : Aktiva Lancar – Persediaan Rasio Cepat = Utang Lancar
Rasio Lancar (Dalam Kali) 2,29 2,58 2,21
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
9
Tahun 2009 2010 2011
Tabel 2 Perhitungan Rasio Cepat (Quick Ratio) Aktiva Lancar Utang Lancar Persediaan (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp) 1.750.424.018.336 764.230.447.224 458.602.867.325 2.684.853.761.819 1.040.333.647.369 498.464.228.419 4.095.298.705.091 1.845.791.716.500 1.336.250.118.104
Rasio Cepat (Dalam Kali) 1,69 2,10 1,49
Rasio Manajemen Utang ( Solvability Ratio ) : 1. Rasio Utang ( Debt Ratio ), dengan rumus : Total Utang Rasio Utang = Total Aktiva
Tahun 2009 2010 2011
2
Tabel 3 Perhitungan Rasio Utang (Debt Ratio) Total Hutang Total Aktiva Rasio Utang (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam %) 1.623.443.299.810 3.241.498.515.952 50,01 2.359.027.500.267 4.399.191.135.535 53,62 4.175.176.240.894 6.599.845.533.328 63,26
Rasio Laba Terhadap Beban Bunga ( Times Interest Earned Ratio ) dengan rumus : EBIT Rasio Laba Terhadap Beban Bunga = Beban Bunga Tabel 4 Perhitungan Rasio Laba Terhadap Beban Bunga (Times Interest Earned Ratio) TIE Ratio Tahun E B I T (Dalam Rp) Beban Bunga (Dalam Rp) (Dalam Kali) 2009 503.933.575.805 98.183.758.504 5,13 2010 658.358.847.453 87.782.627.557 7,50 2011 626.440.817.709 123.856.315.729 5,06
Rasio Manajemen Aktiva (Assets Management Ratio) 1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio), dengan rumus : Harga Pokok Penjualan Rasio Perputaran Persediaan = Rata – rata Persediaan 360 Hari Periode Rata-rata Persediaan = (Umur Persediaan)
Rasio Perputaran Persediaan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
10 Rata – rata persediaan Tahun 2009 = = ( Persediaan Tahun 2009 + Persediaan Tahun 2008 ) : 2 = ( Rp. 458.602.867.325 + Rp. 534.328.833.233 ) : 2 = Rp. 496.465.850.279 Rata – rata persediaan Tahun 2010 = = ( Persediaan Tahun 2010 + Persediaan Tahun 2009 ) : 2 = ( Rp. 498.464.228.419+ Rp. 458.602.867.325 ) : 2 = Rp. 478.533.547.872 Rata – rata persediaan Tahun 2011 = = ( Persediaan Tahun 2011 + Persediaan Tahun 2010 ) : 2 = ( Rp. 1.336.250.118.104 + Rp. 498.464.228.419 ) : 2 = Rp 917.357.173.262 Tabel 5 Perhitungan Rasio Perputaran Persediaan ( Inventory Turnover Ratio )
Tahun 2009 2010 2011 2
Harga Pokok Penjualan (Dalam Rp) 3.643.389.861.189 5.517.778.681.917 7.795.454.967.722
Rata-rata Persediaan (Dalam Rp) 496.465.850.279 478.533.547.872 917.357.173.262
ITO Ratio (Kali Kali) 7,33 11,53 8,49
Umur Persediaan (Hari) 49 31 42
Rasio Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover Ratio), dengan rumus : Penjualan Rasio Perputaran Piutang = Rata-rata Piutang Usaha 360 Hari Periode Rata-rata Piutang Usaha = Rasio Perputaran Piutang Usaha Rata-rata Piutang Usaha Tahun 2009 = (Jumlah Piutang Usaha Tahun 2009 + Jumlah Piutang Usaha Tahun 2008) : 2 = (Rp. 857.566.254.446 + 737.412.469.492) : 2 = Rp 797.489.361.969 Rata-rata Piutang Usaha Tahun 2010 = (Jumlah Piutang Usaha Tahun 2010 + Jumlah Piutang Usaha Tahun 2009) : 2 = (Rp. 1.294.684.174.964 + 857.566.254.446) : 2 = Rp 651.629.918.755 Rata-rata Piutang Usaha Tahun 2011 = (Jumlah Piutang Usaha Tahun 2011 + Jumlah Piutang Usaha Tahun 2010) : 2 = (Rp. 1.673.227.844.346 + 1.294.684.174.964) : 2
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
11 = Rp 1.483.956.009.655 Tabel 6 Perhitungan Rasio Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover Ratio)
Tahun 2009 2010 2011
Penjualan (Dalam Rp) 4.777.175.386.540 7.224.164.991.859 9.453.865.992.878
Rata-rata Piutang Usaha (Dalam Rp) 797.489.361.969 651.629.918.755 1.483.956.009.655
ACRT Ratio (Dalam Kali) 6 11,08 6,37
Periode Rata-rata Piutang Usaha (Dalam Hari) 60 32 56
Rasio Perputaran Total Aktiva ( Total Assets Turnover Ratio ), dengan rumus : Penjualan Rasio Perputaran Total Aktiva = Rata-rata Total Aktiva Rata-rata Total Aktiva Tahun 2009 = = (Jumlah Total Aktiva Tahun 2009 + Jumlah Total Aktiva Tahun 2008) : 2 = (Rp. 3.246.498.515.952 + Rp. 2.922.998.415.036) : 2 = Rp 3.084.748.465.494 Rata-rata Total Aktiva Tahun 2010 = = (Jumlah Total Aktiva Tahun 2010 + Jumlah Total Aktiva Tahun 2009) : 2 = (Rp. 4.399.191.135.535 + Rp. 3.246.498.515.952) : 2 = Rp 3.822.844.825.743 Rata-rata Total Aktiva Tahun 2011 = = (Jumlah Total Aktiva Tahun 2011 + Jumlah Total Aktiva Tahun 2010) : 2 = (Rp. 6.599.845.533.328 + Rp. 2.922.998.415.036) : 2 = Rp 4.761.421.974.182 Tabel 7 Perhitungan Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover Ratio) Penjualan Rata-rata Total Aktiva TATO Ratio Tahun (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Kali) 2009 4.777.175.386.540 3.084.748.465.494 1.55 2010 7.224.164.991.859 3.822.844.825.743 1.89 4.761.421.974.182 2011 9.453.865.992.878 1,99 Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) : 1.. Rasio Marjin Laba Bersih (Profit Margin on Sales Ratio), dengan rumus : Laba Bersih Rasio Marjin Laba Bersih = Penjualan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
12 Tabel 8 Perhitungan Rasio Marjin Laba Bersih (Profit Margin on Sales Ratio) Laba Bersih Penjualan PMOS Ratio Tahun (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp) 2009 382.503.008.746 4.777.175.386.540 0.080 2010 499.655.171.512 7.224.164.991.859 0.069 2011 438.486.152.677 9.453.865.992.878 0.046 2.
Rasio Daya Laba Dasar (Basic Earning Power Ratio), dengan rumus : EBIT Rasio BEP = Total Aktiva Tabel 9 Perhitungan Rasio Daya Laba Dasar (Basic Earning Power Ratio) Total Aktiva BEP Ratio Tahun EBIT (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp) 503.933.575.805 3.246.498.515.952 2009 0.155 658.358.847.453 4.399.191.135.535 2010 0.150 626.440.817.709 6.599.845.533.328 2011 0.095
3.
Rasio Pengembalian Atas Total Aktiva atau ROA (Return on Assets Ratio) Laba Bersih Rasio ROI = Total Aktiva
Tabel 10 Perhitungan Rasio Pengembalian Atas Total Aktiva atau ROA (Return on Assets Ratio) atau ROI (Return on Investment)
Tahun 2009 2010 2011
4
Laba Bersih (Dalam Rp) 382.503.008.746 499.655.171.512 483.486.152.677
Total Aktiva (Dalam Rp) 3.246.498.515.952 4.399.191.135.535 6.599.845.533.328
ROI (Dalam Rp) 0.12 0.11 0.07
Rasio Pengembalian Atas Ekuitas atau ROE (Return on Equity Ratio) dengan rumus : Laba Bersih Rasio ROE = Ekuitas
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
13 Tabel 11 Perhitungan Rasio Pengembalian Atas Ekuitas atau ROE (Return on Equity Ratio) Laba Bersih Ekuitas ROE Ratio Tahun (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp) 382.503.008.746 2009 1.623.055.216.142 0.236 499.655.171.512 2010 2.040.163.635.268 0.245 438.486.152.677 2011 2.424.669.292.434 0.181 Berikut ini adalah hasil perhitungan laporan rasio-rasio keuangan pada PT. Mayora Indah Tbk beserta Anak Perusahaan. Tabel 12 Hasil Perhitungan Rasio-rasio Keuangan Rasio Tahun 2009 2010 Rasio Likuiditas Rasio Lancar 2,29 kali 2,58 kali Rasio Cepat 1,69 kali 2,10 kali Rasio Manajemen Utang Rasio Utang 53,62% 50,01% Rasio Laba terhadap Beban Bunga 5,13 kali 7,50 kali Rasio Manejemen Aktiva Rasio Perputaran Persediaan 7,33 kali 11,53 kali 49 hari 31 hari Rasio Perputaran Piutang 6 kali 11,08 kali 60 hari 32 hari Rasio Perputaran Total Aktiva 1,55 kali 1,89 kali Rasio Profitabilitas Rasio Marjin Laba Bersih Rp 0,080 Rp 0,069 Rasio BEP Rp 0,150 Rp 0,155 Rasio Pengembalian Total Aktiva Rp 0,12 Rp 0,11 Rasio Pengembalian Ekuitas Rp 0,236 Rp 0,245
2011 2,21 kali 1,49 kali 63,26% 5,06 kali 8,49 kali 42 hari 6,37 kali 56 hari 1,99 kali Rp 0,046 Rp 0,095 Rp 0,07 Rp 0,181
Analisa Indikator kebangkrutan Dengan Menggunakan Metode Altman Models Z (Zeta) yang ditemukan Edward I, Altman adalah : Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4 + 0,998 X5 Keterangan : Z = Zeta ( Z-skor atau total skor) X1 = Modal Kerja / Total Aktiva X2 = Laba Ditahan / Total Aktiva X3 = Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Total Aktiva
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
14 X4 = Nilai Pasar Saham / Total Aktiva X5 = Penjualan / Total Aktiva Apabila : d) Z-Score > 2,90 dikatergorikan sebagai perusahaan yang sangat sehat sehingga tidak mengalami kesulitan keuangan. e) 1,23 < Z-Score < 2,90 berada di daerah abu-abu sehingga dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan, namun kemungkinan terselamatkan dan kemungkinan bangkrut sama besarnya tergantung dari keputusan kebijaksanaan manajemen perusahaan sebagai pengambil keputusan. f) Z-Score < 1,23 dikategorikan sebagai perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan yang sangat besar dan beresiko tinggi sehingga kemungkinan bangkrutnya sangat besar. Perhitungan untuk mencari nilai X1, X2, X3, X4, X5 adalah sebagai berikut : Modal Kerja X1 = Total Aktiva Modal Kerja = Total Aktiva Lancar – Total Kewajiban Lancar Modal kerja tahun 2009 = Rp 1.750.424.018.336 – Rp 764.230.447.224 = Rp 986.193.571.112 Modal kerja tahun 2010 = Rp 2.684.853.761.819 – Rp 1.040.333.647.369 = Rp 1.644.520.114.450 Modal kerja tahun 2011 = Rp 4.095.298.705.091 – Rp 1.845.791.716.500 = Rp 2.249.506.988.591 Tabel 13 Perhitungan Mencari Nilai X1 Modal Kerja Total Aktiva (Dalam Rp) (Dalam Rp) 986.193.571.112 3.246.498.515.952 1.644.520.114.450 4.399.191.135.535 2.249.506.988.591 6.599.845.533.328
Tahun 2009 2010 2011
Nilai X1 0,30 0,37 0,34
Laba Ditahan X2
= Total Aktiva
Tahun 2009
Tabel 14 Perhitungan Mencari Nilai X2 Laba Ditahan Total Aktiva (Dalam Rp) (Dalam Rp) 1.136.081.982.403 3.246.498.515.952
Nilai X2 0,35
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
15
2010 2011
1.543.509.784.918 1.915.217.083.962
4.399.191.135.535 6.599.845.533.328
0,35 0,29
EBIT X3
= Total Aktiva
Tahun 2009 2010 2011
Tabel 15 Perhitungan Mencari Nilai X3 EBIT Total Aktiva (Dalam Rp) (Dalam Rp) 503.933.575.805 3.246.498.515.952 658.358.847.453 4.399.191.135.535 626.440.817.709 6.599.845.533.328
Nilai X3 0,16 0,15 0,09
Nilai Pasar Saham X4
= Total Utang
Tahun 2009 2010 2011
Tabel 16 Perhitungan Mencari Nilai X4 Modal Sendiri Jumlah Total Utang Ekuitas (Dalam Rp) (Dalam Rp) 1.623.055.216.142 1.623.443.299.810 2.040.163.635.268 2.359.027.500.267 2.424.669.292.434 4.175.176.240.894
Nilai X4 1,00 0,86 0,58
Penjualan X5
= Total Aktiva
Tahun 2009 2010 2011
Tabel 17 Perhitungan Mencari Nilai X5 Total Aktiva Penjualan (Dalam Rp) (Dalam Rp) 4.777.175.386.540 3.246.498.515.952 7.224.164.991.859 4.399.191.135.535 9.453.865.992.878 6.599.845.533.328
Nilai X5 1,47 1,64 1,43
Dari perhitungan tersebut diatas, maka diperoleh hasil dari X1, X2, X3, X4 dan X5 yaitu sebagai berikut : Tabel 18 Tahun Nilai X1 Nilai X2 Nilai X3 Nilai X4 Nilai X5 2009
0,30
0,35
0,16
1,00
1,47
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
16 2010 2011
0,37 0,34
0,35 0,29
0,15 0,09
0,86 0,58
1,64 1,43
Perhitungan untuk mencari nilai Z ( Z-skor ) adalah sebagai berikut : Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4 + 0,998 X5 Tahun 2009 : Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4 + 0,998 X5 Z = 0,717 ( 0,30 ) + 0,847 ( 0,35 ) + 3,107 ( 0,16 ) + 0,420 ( 1,00 ) + 0,998 (1,47) Z = 0,2151 + 0,29645 + 0,49712 + 0,42 + 1,46706 Z = 2,89582 Z = 2,9 Tahun 2010 : Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4 + 0,998 X5 Z = 0,717 ( 0,37 ) + 0,847 ( 0,35 ) + 3,107 ( 0,15 ) + 0,420 ( 0,86 ) + 0,998 (1,64) Z = 0,26529 + 0,29645 + 0,46605 + 0,3612 + 1,62032 Z = 3,00931 Z = 3,00 Tahun 2011 : Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4 + 0,998 X5 Z = 0,717 ( 0,34 ) + 0,847 ( 0,29 ) + 3,107 ( 0,09 ) + 0,420 ( 0,58 ) + 0,998 (1,43) Z = 0,24378 + 0,24563 + 0,27963 + 0,2436 + 1,41284 Z = 2,42548 Z = 2,42 Hasil Perhitungan berikut keterangan dari nilai Z-skor yang diperoleh, dengan menggunakan metode Altman Models adalah sebagai berikut :
Tahun 2009 2010 2011
Tabel 19 Hasil Perhitungan dan Keterangan dari Nilai Z-skor : Skor Keterangan 2,91 perusahaan yang sangat sehat sehingga tidak mengalami kesulitan keuangan. 3,00 perusahaan yang sangat sehat sehingga tidak mengalami kesulitan keuangan. 2,42 berada di daerah abu-abu sehingga dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan, namun kemungkinan terselamatkan dan kemungkinan bangkrut sama besarnya tergantung dari keputusan kebijaksanaan manajemen perusahaan sebagai pengambil keputusan.
PENUTUP Simpulan Untuk Kinerja dan Posisi Keuangan Perusahaan Dilihat Dari Periode 2009 Sampai Dengan 2011 Berdasarkan Analisa Rasio Keuangan : (1) Pada Rasio Likuiditas, dilihat dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 secara umum kondisi keuangan PT. Mayora Indah Tbk dalam keadaan baik, yang menandakan bahwa perusahaan dalam hal ini mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya.(2) Pada Rasio Manajemen Utang, dilihat dari tahun 2009 sampai
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
17 dengan tahun 2011 dapat dikatakan dalam keadaan stabil, karena penggunaan utang untuk membiayai kegiatan operasional PT. Mayora Indah Tbk serta dalam pelunasan kewajibannya dapat dilakukan dengan baik oleh PT. Mayora Indah Tbk. (3) Pada Rasio Manajemen Aktiva, dilihat dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 secara umum dalam keadaan baik, karena PT. Mayora Indah Tbk mampu memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien.(4) Pada Rasio Profitabilitas, dilihat dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 dapat dikatakan dalam keadaan menurun, meskipun pada tahun 2009 dimana PT. Mayora Indah Tbk dapat menghasilkan laba yang cukup besar. Untuk Kelangsungan Perusahaan Berdasarkan Analisa Indikator Kebangkrutan Dengan penggunaan Metode Altman Models untuk analisa indikator kebangkrutan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) Pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011, kondisi perusahaan kurang stabil meskipun pada tahun 2010 perusahaan mencapai kondisi terbaik dan kembali ke wilayah abu-abu pada tahun 2011 , namun perusahaan diharapkan dapat berbenah diri agar memperoleh hasil yang lebih baik di tahun mendatang. Saran Dilihat dari posisi perusahaan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 kurang stabil namun diharapkan perusahaan masih bisa meningkatkan kinerjanya agar posisi perusahaan dapat berada dalam kondisi aman. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain dengan : (1) Melakukan Manajemen Aset dengan baik, seperti manajemen kas, persediaan dan piutang dagang untuk mendapatkan hasil yang baik sekaligus dapat mengendalikan resiko. (2) Melakukan pengeluaran untuk pertumbuhan mendatang seperti mengadakan survei dan upaya penelitian untuk pengembangan produk yang dapat selalu disesuaikan dengan selera konsumen. (3) Menjaga agar tidak ketinggalan dalam penambahan teknologi, seperti mesinmesinn untuk produksi. (4) Melakukan hubungan kerja sama yang baik dengan bank dengan melakukan manajemen utang yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Brigham,E.F. dan Houtson,F. J. 2001. Manajemen Keuangan. Erlangga.Jakarta. Harahap,S.S.1991. Analisis Laporan Keuangan. UPP AMP YKP.Yogyakarta. __________. 2004. Analisis Kritis Laporan Keuangan. PT. Raya Grafindo Persada.Jakarta. Hernanto.1984. Analisis Laporan Keuangan. BPFE.Yogyakarta. Palepu,K.G.V. dan Healy.P.2000. Bussiness Analysis and Valuation .Using Financial Statement. South-Western. Prastowo,D. dan Juliyanti R.2005. Analisis Laporan Keuangan. UPP AMP YKPN.Yogyakarta Sawir,A.2005.Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT. GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA. Jakarta. Harahap,S.S.Laporan keuangan menurut PSAK.http :// CowokBungsu . Blogspot. com/2012/ 06/ Laporan – keuangan – menurut - PSAK . html . Diakses tanggal 08 Januari 2013