Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013)
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. MAYORA INDAH, TBK DI BURSA EFEK INDONESIA David Afandi
[email protected]
Soebari Martoatmodjo Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT This research is in analysis descriptive which describing. taking anote, and interpreting the condition in the spesified period which occur at a the research object, so this reserch not only to do the hypotesis test but to describe the information and analysis in accordance with the condition of this subject and interpret it. Either quantitive analysis theqnique are used as the analysis technique in the research. Quantitive theqnique is performed by calculating the ratio of liquidity. Profitability, laverage, and activity at PT mayora indah.Tbk in the indonesian Stock Exchange. The result of the indicates that the financial performance at PT. Mayora indah Tbk. Has already had a good performance.This condition can be seen from the company liquidity ratio either from the current ratio level or quick ratio indicates that the compani having a liquidity level which tend to incerase and above the average of standart ratio. These result reflect that the capability of the company is more effective in managing their fixed assets. The company is able to see how big the level of their assets which are owned by the company, whether it is appropriate and resonable, very high or if viewed from very low level of sales. Key Words : Liquidity ratio,Profitability, Solvability, and Financial performence
ABSTRAK jenis penenelitian ini adalah deskriptif analisis, yaitu mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan mengintepretasikan kondisi-kondisi pada periode tertentu yang terjadi pada suatu obyek penelitian, sehingga penelitian ini tidak melakukan uji hipotesis melainkan mendiskripsikan informasi dan analisis sesuai dengan kondisi yang diteliti dan mengitepretasikan.Teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisa kualitatif maupun kuantitatif, yaitu dengan melakukan perhitungan atas rasiorasio likuiditas, profitabilitas, leverage dan aktivitas dari PT. Mayora Indah, Tbk di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan kinerja keuangan PT Mayora Indah, Tbk memiliki kinerja yang baik. Kondisi ini dapat dilihat dari tingkat rasio likuiditas perusahaan baik dilihat dari tingkat current ratio maupun quick ratio menunjukkan perusahaan memiliki tingkat likuiditas cenderung meningkat dan diatas rata-rata pedoman rasio. Dilihat dari tingkat rasio aktivitas yang diproksi melalui perputaran aktiva tetap, perputaran total aktiva dan perputaran persediaan menunjukkan kinerja yang semakin meningkat. Hasil ini mencerminkan kemampuan perusahaan tersebut lebih efektif dalam mengelola aktiva-aktivanya. Perusahaan dapat melihat seberapa besar tingkat aktiva tertentu yang dimiliki perusahaan, apakah sudah sesuai dan beralasan, sangat tinggi atau sangat rendah jika dipandang dari tingkat penjualan. Kata Kunci :
Rasio Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas, Solvabilitas dan Kinerja Keuangan
PENDAHULUAN Dewasa ini perkembangan dibidang ilmu dan teknologi telah mencapai kemajuan yang dangat pesat sehingga mempengaruhi pula perkembangan di dunia usaha, hal ini mengakibatkan persaingan yang sangat ketat didalam bisnis antara satu perusahaan dengan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013)
2 perusahaan lainya baik perusahaan milik swasta atau perusahaan milik Negara. Untuk mengantisipasi perkembangan didalam dunia usaha, maka setiap perusahaan akan menerapkan berbagai kebijakan dalam mengetrahui persaingan yang ketat akan dapat mempertahankan kelangsungan hisup perusahaan yang berusaha mendapatkan laba yang maksimuimUntuk itu perlu di perlakukan manajemen yang baik sehingga perusahaan mempunyai kesempatan untuk bersaing dan bertahan hidup, adapun kemampuan bersaing perusahaan ditentukan oleh baik tidaknya kondisi perusahaan umum dan khususnya kinerja keuangan perusahaan. Untuk dapaat menilai kinerja keuangan perusahaan maka pihak-pihak yang berkepentingan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan perhitungan laba rugi serta laporan perubahan modal.Namun dari laporan perusahaan saja belum dapat memberikan informasi yang tepat sebelum dilakukan analisis atas laporan keuangan tersebut. Analisis laporan keuangan merupakan suatu analisis yang membandingkan pos-pos yang berupa angka-angka dalam laporan keuangan, dalam analisis laporn keuangan informasi yang dibutuhkan bergantung pada permasalahan yang ada kebutuhan pemakaian laporan keuangan yamng masing-masing mempunyai kepentingan yang berbeda. Para investor berkepentingan terhadap informasi laporan keuangan antara lain untuk mengambil keputusan membeli, menjual, atau menahan saham pada perusahaan yang bersangkutan. Para kreditur mempunyai kekcenderungan untuk pengmbalian pinjaman dan membayar beban bunga pada saat jatuh tempo sedangkan para manajer berkepentingan terhadap informasi laporan keuangan untuk menilai kemampuan perusahaan membayar deviden serta tersedianya dana untuk mengembangkan usaha perusahaan dimasa yang akan datang. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Kinerja Keuangan Dievaluasi Melalui Analisis Trend Rasio Keuangan Pada PT Mayora Indah, Tbk Di Bursa Efek Indonesia “ Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Untuk mengetahui dan mengkaji manfaat analisa rasio keuangan melalui analisis trend guna menilai kondisi keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan melalui. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam penelitian kondisi keuangna dan kinerja suatu perusahaan dan dapat dijadikan suatu kegiatan untuk memperkuat teori-teori. TINJAUAN TEORETIS Tinjauan teoretis Laporan Keuangan Pengertian. Menurut Sundjaja dan Barlian (2003:76) pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data – data atau aktivitas tersebut. Menurut Sundjaja dan Barlian (2003:76) pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak - pihak yang berkepentingan dengan data – data atau aktivitas tersebut. Sedangkan pendapat lain dari Baridwan (2000:17) menyebutkan bahwa laporan keuangan merupakan ringkasan transaksi
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013)
3 – transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Pengertian lain laporan keuangan menurut Munawir (2002:19) adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang mana dari proses akuntansi itu dihasilkan tiga laporan umum yang terdiri dari neraca, laba rugi, dan laoran arus kas. Definisi lain laporan keuangan menurut Hardjito, (2001:51), adalah kondisii keuangan perusahaan yang melibatakan neraca dan laporan laba rugi, dimana neraca merupakan laporan yang menggambarkan jumlah kekayaan (harta) kewajibn (hutang) dan modal dari suatu perusahaan pada period tertentu. Berdasarkan definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan atau daftar yang berisi laporan utama yang memuat posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang terdiri dari neraca laporan rugi-laba, dan laporan perubahan posisi keuangan yang selama periode tertentu. Analisis Rasio Keuangan Pengertian. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan, rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainya. (Harahap, 2001:297). Analisis rasio keuangan merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan dalam dalam analisa laporan keuangan dengan ketentuan lain diantaranya adalah alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan dan kelemahan yang dihadapi perusahaan, sehingga dapat diketahui keadaan dan perkembangan finansial perusahaan tersebut. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan, rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainya. (Harahap, 2001:297) Pengertian analisis rasio keuangan menurut Sundjaja dan Barlian (2003:128) adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status sauatu perusahaan. Dari pendapat beberapa para ahlli diatas dapat disimpulan bahwa analisa laporan keuangan adalah suatu kegiatan untuk melakukan analisa dan memberikan penilaian terhadap keadaan dan perkembangan keuangan suatu perusahaan melalui laporan keuangan perusahaan tersebut dengan mempelajari angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan dan mencari hubungan sebab-akibat. Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen. Oleh karena itu untuk menilai kinerja perusahaan ini perlu dilibatkan analisis dampak keuangan komulatif dan ekonomi dari keputusan, dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komulatif. (Sawir 2003 :67).
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013)
4 Hubungan Rasio Keuangan Dengan Kinerja Keuangan Dengan perhitungan analisis rasio keuangan dapat digunakan oleh manajemen perusahaan untuk menilai efisiensi dan profitabilitas operasi, serta menimbang seberapa efektif penggunaan sumber daya perusahaan.Rasio-rasio yang bermanfaat dapat menunjukan perubahan dalam kondisi keuangan atau kinerja operasi, dan membantu menggambarkan kecenderungan serta pola perubahan pola tersebut yang pada giliranya, dapat menunjukan kepada analis rasio dan peluang bagi perusahaan yang sedang di telaah. (Helfret,1997). Rerangka pemikiran Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Kondisi keuangan akan dapat diketahui dari laporan keuangan yang bersangkutan terutama pada neraca dan laporan rugi laba. Dalam menganalisis laporan keuangan PT. Mayora Indah, Tbk penulis menggunakan analisis berupa rasio keuangan yang lazim digunakan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio produktivitas dan rasio aktifitas. Dengan menggunakan analisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan perusahaan, diharapkan dapat lebih mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai salah satu usaha untuk menilai keberhasilan manajemen dan menjadi masukan dalam pengambilan keputusan di masa yang akan datang METODA PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Jenis Penelitian. Dalam penelitian ini, sesuai dengan masalah yang di bahas: tentang analisis rasio untuk menilai kinerja keuangan perusahaan maka dapatlah diketahui bahwa jenis penelitian adalah deskriptif analisis yaitu: mendiskriptifkan, mencatat, menganalisis, dan mengiterprestasikan kondisi-kondisi pada periode tertentu yang terjadi pada suatu obyek penelitian. Sedangkan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dengan memanfaatkan sumber-sumber data sekunder yang meliputi laporan keuangan perusahaan yaitu Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode pengamatan 2007 sampai dengan 2011. Gambaran dari Obyek Penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan obyek penelitian yaitu PT. Mayora Indah, Tbk yaitu sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah data skunder yaitu data yang diperoleh dari catatan instansi dan literatur-literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti berupa laporan keuangan tahun 2006-2011 yang diambil dari Bursa Efek Indonesia Teknik Pengambilan Sampel Penelitian yang penulis lakukan bersifat studi kasus sehingga tidak memerlukan sampel, karena obyek yang diteliti hanya satu perusahaan yaitu PT. Mayora Indah, Tbk, Tbk yang berkaitan dengan analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja perusahaan tersebut yang terdiri neraca laporan laba rugi selama 2007-2011.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013)
5 Definisi Operasional Variabel Pengertian. Devinisi operasional variabel adalah segala sesuatu yang menjadi pengamatan dalam penelitian yang didasarkan atas sifat atau hal-hal yang dapat didefinisikan, diamati dan diobserfasi
Variabel Kinerja Keuangan Perusahaan Adalah suatu prestasi kerja yang dicapai perusahaan yang tercermin melalui informasi keuangan yang menggambarkan nilai suatu perusahaan pada akhir periode dan kinerja perusahaan dalam satu periode. Variabel ini dihitung dari hasil perhitungan analisa perbandingan rasio keuangan yang meliputi : Rasio likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas. Analisis Rasio Keuangan Analisis ini merupakan gambaran suatu hubungan dari dua unsur (Suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain) secara matematis, sehingga dapat diketahui tentang baik atau buruknya suatu keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Cara pengukurannya dengan membandingkan hasil analisa rasio keuangan pada PT. Mayora Indah, Tbk. a. Rasio Likuiditas Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kwajiban jangka pendeknya. Cara pengukurannya yaitu
Aktiva Lancar x 100 % Hutang Lancar Aktiva Lancar - Persediaan x 100 % Quick Ratio = Hutang Lancar Current Ratio =
b. Rasio Aktivitas Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam mengoperasikan dana yang ada. Cara pengukurannya yaitu :
Penjualan Aktiva Tetap Penjualan Total Assets Turnover = Total Aktiva HPP Inventory Turn Over = Persediaan Fixed Assets Turnover =
c. Rasio Profitabilitas Yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba selama periode tertentu. Adapun rasio yang digunakan yaitu Profit Margin =
Laba Bersih x 100 % Penjualan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013)
6 Laba Setelah Pajak (EAT) x 100 % Total Aktiva Laba Setalah Pajak (EAT) Return On Equity = x 100 % Modal Sendiri
Return On Investment =
d. Rasio Solvabilitas Yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kwajiban jangka pendek atau jangka panjang apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Adapun rasio yang digunakan yaitu :
Total Hutang x 100 % Total Aktiva Total Hutang x 100% Dept to Total Asset Ratio = Total Modal Sendiri Dept to Equity Ratio =
Teknik Pengumpulan Data Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersumber dari data yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan untuk tahun 2007 sampai tahun 2011 berupa Neraca, Laporan Laba Rugi. Sedangkan data dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data atau dokomen dari laporan keuangan perusahan PT. Mayora Indah, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini berasal dari PT. Bursa Efek Indonesia atau Indonesia Stock Exchange (IDX). PT. Bursa Efek Indonesia atau Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan lembaga yang menyediakan data pasar modal yang telah diaudit oleh akuntan publik, konsultasi investasi, dan penelitian Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis Metode Kualitatif Yaitu pengujian atau pengolahan data dengan menggunakan teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan dan penjelasan berupa laporan keuangan PT. Mayora Indah, Tbk. Untuk kemudian dikumpulkan, dan dianalis untuk mendapatkan kesimpulan yang ada dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Sedangkan Metode kuantitatif dengan Penyajian data dengan menggunakan angka-angka yang meliputi rasio-rasio keuangan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembahasan Pada sub bab ini diadakan pengolahan berdasarkan laporan keuangan PT Mayora Indah Tbk yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi tahun 2007-2011. Hal analisis ini dapat digunakan untuk mengetahui dan mengukur seberapa baik kinerja keuangan suatu perusahaan. Pengolahan data dilakukan dengan cara menghitung rasio keuangan perusahaan yang meliputi rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013)
7 Perhitungan Rasio Keuangan Rasio Likuiditas Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya tepat waktunya. Rasio likuiditas yang diukur adalah current rasio dan quick rasio sebagai berikut : a. Current Ratio Merupakan rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban keuangan yang segera harus dibayar dengan aktiva lancar. Rasio ini dapat diukur dengan rumus sebagai berikut : Current Ratio =
Aktiva Lancar x 100% Hutang Lancar Tabel 1 Tingkat Current Ratio Tingkat Current Ratio PT Mayora Indah Tbk Tahun 2007s/d2011 Aktiva Lancar
Hutang Lancar
CR
(a)
(b)
(c) = (a)/(b)
2007
1.043.842.500.869
555.772.762.224
187,82%
2008
1.684.852.654.975
769.800.272.970
218,87%
2009
1.750.424.018.336
764.230.447.224
229,04%
2010
2.684.853.761.819
1.040.333.647.369
258,08%
2011
4.095.298.705.091
1.845.791.716.500
221,87%
Tahun
Dari gambar pergerakan current ratio PT Mayora Indah Tbk selama tahun 2007 s/d 2011 menunjukkan pergerakan yang cenderung meningkat dari 187,82% menjadi 221,87%. Kondisi ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin baik. Tingkat current ratio tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 258,08% hal ini terjadi karena pada tahun tersebut perusahaan dapat meningkat tingkat aktiva lancarnya menjadi sebesar Rp 2.684.853.761.819,- peningkatan aktiva lancar ini didorong oleh peningkatan kas dan setara kas yang dimiliki oleh perusahaan menjadi sebesar Rp 472.105.631.514,- serta naiknya piutang usaha pada pihak yang berelasi menjadi sebesar Rp 1.061.627.264.340,-. b. Quick Ratio Quick ratio merupakan rasio yang memperbandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancarnya. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya tanpa memperhitungkan persediaan, karena persediaan tidak bisa sepenuhnya diandalkan dan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas. Rasio ini dapat diukur dengan rumus sebagai berikut : Quick Ratio =
Aktiva Lancar - Persediaan x 100% Hutang Lancar
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013)
8 Tabel 2 Tingkat Quick Ratio Tingkat Quick Ratio PT Mayora Indah Tbk selama tahun 2007 s/d 2011 Tahun
Aktiva Lancar
Persediaan
Hutang Lancar
(a)
(b)
(c)
QR (d) = [(a)-(b)]/(c)
2007
1.043.842.500.869
266.716.379.613
555.772.762.224
139,83%
2008
1.684.852.654.975
534.328.833.233
769.800.272.970
149,46%
2009
1.750.424.018.336
458.602.867.325
764.230.447.224
169,04%
2010
2.684.853.761.819
498.464.228.419
1.040.333.647.369
210,16%
2011
4.095.298.705.091
1.338.250.118.104
1.845.791.716.500
149,37%
Dari gambar pergerakan quick ratio PT Mayora Indah Tbk selama tahun 2007 s/d 2011 menunjukkan pergerakan yang cenderung meningkat dari 139,83% menjadi 149,37%. Kondisi ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewjaiban jangka pendeknya tanpa memperhitungkan tingkat persediaan semakin baik. Tingkat current ratio tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 210,16% . Hal ini terjadi karena pada tahun tersebut perusahaan dapat meningkat tingkat aktiva lancarnya menjadi sebesar Rp 2.684.853.761.819,- pada tahun 2011 tingkat quick ratio perusahaan terlihat turun menjadi 149,37%. Turunnya tingkat rasio ini dikarenakan pada tahun tersebut persediaan yang dimiliki oleh perusahaan meningkat menjadi Rp 1.338.250.118.104,- serta meningkatnya nilai hutang lancar yang dimiliki oleh perusahaan menjadi Rp 1.845.791.716.500,-. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam mengoperasikan dana yang ada. Cara pengukurannya yaitu : Fixed Assets Turnover (Perputaran aktifa tetap), Total Assets Turnover (Perputaran total aktiva), Inventory Turn Over ( Perputaran Persediaan. a. Fixed Asset Turn Over Fixed asset turnover merupakan rasio yang membandingkan antara penjualan dengan aktiva tetap yang mengukur efisiensi pengguna aktiva tetap. Rasio ini menunjukkan efektifitas dan efisiensi pemanfaatan aktiva dalam rangka memperoleh penghasilan yang menguntungkan. Rasio ini dapat diukur dengan rumus sebagai berikut : Fixed Asset Turnover =
Penjualan Aktiva Tetap
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013)
9 Tabel 3 Tingkat Fixed Asset Turnover Tingkat Fixed Asset Turnover PT Mayora Indah Tbk selama tahun 2007 s/d 2011
Penjualan
Aktiva Tetap
FATO
(a)
(b)
(c) = (a)/(b)
2007
2.828.440.024.641
774.390.434.747
3,65 x
2008
3.907.674.046.231
1.030.724.975.483
3,79 x
2009
4.777.175.386.540
1.282.771.283.456
3,72 x
2010
7.224.164.991.859
1.489.560.955.852
4,85 x
2011
9.453.865.992.878
2.038.406.656.429
4,64 x
Tahun
Dari gambar pergerakan perputaran aktiva tetap PT Mayora Indah Tbk selama tahun 2007 s/d 2011 menunjukkan pergerakan yang cenderung meningkat dari 3,65x menjadi 4,64x. Kondisi ini menunjukkan perusahaan semakin efektif dalam menggunakan aktiva tetapnya guna meningkatkan penjualan. Tingkat perputaran aktiva tetap tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 4,85x. Kondisi ini terjadi dikarenakan pada tahun tersebut tingkat penjualan meningkat menjadi Rp 7.224.164.991.859,Pada tahun 2010 rasio ini kembali turun menjadi 4,64x. Kondisi ini dikarenakan ada peningkatan aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan menjadi Rp 2.038.406.656.429,- peningkatan aktiva tetap ini tidak dapat dimanfaat oleh perusahaan untuk memaksimalkan nilai penjualan yang hanya meningkat menjadi sebesar Rp 9.453.865.992.878,-. Tingkat perputaran aktiva tetap terendah terjadi pada tahun 2007 sebesar 3,65x. kondisi ini dikarenakan nilai aktiva tetap yang dimiliki perusahaan merupakan terendah sepanjang tahun 2007-2011 yaitu sebesar Rp 774.390.434.747,dan dimafaatkan untuk meningkatkan nilai penjualan sebesar Rp 2.828.440.024.641,Rata-rata tingkat perputaran aktiva tetap perusahaan selama tahun 2007 s/d 2011 sebesar 4,13 x masih lebih tinggi dari pedoman rasio antara 1,5-3 kali”. Hasil ini mengindikasikan kinerja manajemen perusahaan dalam mengelola aktiva dapat dikatakan baik. Kondisi ini juga mencerminkan kinerja yang efektif dari manajemen perusahaan dalam mengunakan aktiva tetapnya yang digunakan untuk mendorong penjualan. b. Total Asset Turn Over Total asset turnover merupakan rasio yang membandingkan antara penjualan dengan total aktiva yang menyetujui efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan. Rasio ini menunjukkan bagaimana tngkat efektifitas perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan dalam mendapatkan laba. Pengukuran rasio ini dapat diukur dengan rumus sebagai berikut : Total Asset Turnover =
Penjualan Total Aktiva
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013)
10 Tabel 4 Tingkat Total Asset Turnover Tingkat Total Asset Turnover PT Mayora Indah Tbk selama tahun 2007 s/d 2011 Penjualan
Total Aktiva
TATO
(a)
(b)
(c) = (a)/(b)
2007
2.828.440.024.641
1.893.175.019.860
1,49 x
2008
3.907.674.046.231
2.922.998.415.036
1,34 x
2009
4.777.175.386.540
3.246.498.515.952
1,47 x
2010
7.224.164.991.859
4.399.191.135.535
1,64 x
2011
9.453.865.992.878
6.599.845.533.328
1,43 x
Tahun
Dari gambar pergerakan perputaran total aktiva PT Mayora Indah Tbk selama tahun 2007 s/d 2011 menunjukkan pergerakan yang cenderung meningkat dari 1,49x menjadi 1,64x. Kondisi ini menunjukkan perusahaan semakin efektif dalam menggunakan seluruh kekayaannya guna meningkatkan penjualan. Pada tahun 2011 tingkat perputaran total aktiva perusahaan sedikit turun menjadi 1,43x. Turunnya rasio ini dikarenakan perusahaan tidak dapat memanfaat kenaikan total aktiva dimiliki sebesar Rp 6.599.845.533.328,- untuk memaksimalkan nilai penjualan yang hanya meningkat sebesar Rp 9.453.865.992.878,-. Peningkatan nilai kekayaan yang dimiliki pada tahun tersebut didorong oleh peningkatan pada pos-pos aktiva lancar sebesar Rp 4.095.298.705.091,- serta aktiva tetap yang meningkat menjadi Rp 2.036.406.656.429,-. Tingkat perputaran total aktiva tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 1,64x. Kondisi ini terjadi dikarenakan pada tahun tersebut perusahaan dapat memaksimalkan peningkatan nilai kekayaan yang dimiliki sebesar Rp 4.399.191.135.535,- guna meningkatkan nilai penjualan menjadi Rp 7.224.164.991.859,peningkatan nilai kekayaan pada tahun 2010 diakibatkan oleh naiknya nilai piutang usaha pada pihak berelasi menjadi sebesar Rp 1.061.627.264.340,- sehingga aktiva lancar perusahaan terdorong naik menjadi Rp 2.684.853.761.819,Tingkat perputaran aktiva tetap terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar 1,34x. Kondisi ini dikarenakan perusahaan tidak dapat memanfaatkan kenaikan nilai kekayaan yang dimiliki perusahaan sebesar Rp 2.922.998.415.036,- sehingga nilai penjualan yang didapat sebesar Rp 3.907.674.046.231,Rata-rata tingkat perputaran total aktiva perusahaan selama tahun 2007 s/d 2011 sebesar 1,48 x. Pedoman yang baik adalah lebih dari 0,5 kali (>50%). Dari hasil perhitungan terlihat perputaran total aktiva yang dimiliki perusahaan selama tahun 2007 s/d 2011 diatas 0,5x. Hasil ini mengindikasikan bahwa kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari perputaran total aktiva dalam kondisi “baik”. c. Inventory Turn Over Inventory turnover Merupakan rasio yang membandingkan antara harga pokok penjualan dengan persediaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur beberapa kali persediaan perusahaan telah dijual dalam satu tahunnya. Pengukuran rasio ini dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013)
11 Inventory Turnover =
Harga Pokok Penjualan Persediaan
Tabel 5 Tingkat Inventory Asset Turnover Tingkat Inventory Asset Turnover PT Mayora Indah Tbk Tahun 2007 s/d 2011 HPP
Persediaan
ITO
(a)
(b)
(c) = (a)/(b)
2007
2.199.880.212.358
266.716.379.613
8,25 x
2008
3.153.750.902.226
534.328.833.233
5,90 x
2009
3.643.389.861.189
458.602.867.325
7,94 x
2010
5.517.778.681.917
498.464.228.419
11,07 x
2011
7.795.454.967.722
1.338.250.118.104
5,83 x
Tahun
Dari gambar pergerakan perputaran persediaan PT Mayora Indah Tbk selama tahun 2007 s/d 2011 menunjukkan pergerakan yang cenderung turun dari 8,25x menjadi 7,94x. Kondisi ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola tingkat persediaan barang dagang semakin tidak efektif. Karena dengan turunnya tingkat perputaran persediaan menunjukkan modal kerja yang tertanam dalam persediaan semakin meningkat, kondisi dapat dilihat dari nilai persediaan perusahaan yang mengalami peningkatan dari 266.716.379.613,- pada tahun 2007 menjadi Rp 458.602.867.325,- pada tahun 2009. Sedangkan harga pokok penjualan hanya meningkat sebesar Rp 2.199.880.212.358,- pada tahun 2007 menjadi Rp 3.643.389.861.189,Pada tahun 2010 tingkat perusahaan dapat meningkatkan nilai perputaran persediaan menjadi 11,07x dan merupakan nilai perputaran persediaan tertinggi selama tahun 2007-2011. Naiknya rasio ini dikarenakan perusahaan dapat mengontrol tingkat persediaan sehingga nilai penjualan dapat ditingkatkan menjadi sebesar Rp 7.224.164.991.859 ,-. Tingkat perputaran persediaan terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar 5,83x. Kondisi ini dikarenakan perusahaan tidak dapat mengelola tingkat persediaan yang dimiliki perusahaan sehingga modal kerja yang tertanam pada persediaan menumpuk menjadi sebesar Rp 1.338.250.118.104,- Kondisi ini tentunya tidak menguntungkan bagi perusahaan karena dengan menumpuknya modal kerja yang tertanam dalam persediaan tersebut perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk meningkatkan laba yang ingin diraihnya. Rata-rata tingkat perputaran persediaan perusahaan selama tahun 2007 s/d 2011 sebesar 7,8 x. Pedoman yang baik adalah antara 1,5- 3 kali. Dari hasil perhitungan terlihat perputaran total aktiva yang dimiliki perusahaan selama tahun 2007 s/d 2011 diatas 1,5- 3 kali. Hasil ini mengindikasikan bahwa kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari perputaran persediaan dalam kondisi “baik”. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan, kemampuan perusahaan menghasilkan laba, baik dengan menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun dengan menggunakan modal sendiri.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013)
12 Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan net profit margin, return on investment dan return on equity. a. Net Profit Margin Net profit margin merupakan rasio yang membandingkan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan operasional yang bisa diperoleh dari setiap rupiah penjualan. Pengukuran rasio ini dapat diukur dengan rumus sebagai berikut : Net Profit Margin =
Laba Bersih x 100 % Penjualan Tabel 6 Tingkat Net Profit Margin PT Mayora Indah Tbk selama tahun 2007 s/d 2011 Laba Bersih
Penjualan
NPM
(a)
(b)
(c) = (a)/(b)
2007
141.589.137.703
2.828.440.024.641
5,01%
2008
196.230.049.693
3.907.674.046.231
5,02%
2009
385.093.619.529
4.777.175.386.540
8,06%
2010
501.980.668.673
7.224.164.991.859
6,95%
2011
483.826.229.688
9.453.865.992.878
5,12%
Tahun
Dari gambar tersebut diatas terlihat pergerakan rasio net profit margin PT Mayora Indah Tbk selama tahun 2007 s/d 2011 menunjukkan pergerakan yang cenderung naik dari 5,01% menjadi 5,12%. Kondisi ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba semakin baik. Tingkat net profit margin tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 8,06%. Kondisi ini terjadi karena pada tahun tersebut perusahaan dapat meningkatkan nilai laba bersihnya menjadi Rp 385.093.619.529,-. Peningkatan laba bersih ini dikarenakan perusahaan dapat meningkatkan nilai penjualannya menjadi Rp 4.777.175.386.540,- disamping itu peningkatan laba bersih perusahaan juga mengindikasikan bahwa perusahaan dapat menekan biaya-biaya operasional mereka. Tingkat net profit margin terendah terjadi pada tahun 2007 sebesar 5,01%. Kondisi ini dikarenakan tingkat penjualan perusahaan selama tahun 2007-2011 memiliki nilai terendah sebesar Rp 2.828.440.024.641,- sehingga laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan juga rendah sebesar Rp 141.589.137.703,-. Rata-rata tingkat net profit margin perusahaan selama tahun 2007 s/d 2011 sebesar 6,03% masih berada diatas pedoman yang baik adalah >5%. Hasil ini mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan ditinjaua dari tingkat net profit margin dapat dikatakan “ baik”. b. Return On Investment Return on investment merupakan rasio yang membandingkan antara laba bersih sesudah pajak dengan total aktiva. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasar tingkat asset tertentu. Pengukuran rasio ini dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013)
13
Return On Invesment =
Laba Setelah Pajak (EAT) x 100 % Total Aktiva
Tabel 7 Tingkat Return On Investment Tingkat Return On Investment PT Mayora Indah Tbk selama tahun 2007 s/d 2011 Laba Bersih
Total Aktiva
ROI
(a)
(b)
(c) = (a)/(b)
2007
141.589.137.703
1.893.175.019.860
7,48%
2008
196.230.049.693
2.922.998.415.036
6,71%
2009
385.093.619.529
3.246.498.515.952
11,86%
2010
501.980.668.673
4.399.191.135.535
11,41%
2011
483.826.229.688
6.599.845.533.328
7,33%
Tahun
Dari gambar tersebut diatas terlihat pergerakan rasio return on investment PT Mayora Indah Tbk selama tahun 2007 s/d 2011 menunjukkan pergerakan yang cenderung naik dari 7,48% menjadi 11,86%. Kondisi ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan seluruh kekayaan yang dimilikinya guna menghasilkan laba semakin baik. Namun pada tahun 2010 dan 2011 pergerakan return on investment perusahaan terlihat turun masing-masing menjadi 11,41% dan 7,33%. Kondisi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan seluruh aktianya guna mendapatkan laba bersih juga menurun. Tingkat return on investment tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 11,86%. Kondisi ini terjadi karena pada tahun tersebut perusahaan dapat meningkatkan nilai laba bersihnya menjadi Rp 385.093.619.529,-. Tingkat return on investment terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar 7,33%. Kondisi ini dikarenakan perusahaan tidak dapat memanfaatkan peningkatan kekayaan yang dimilikinya yaitu sebesar Rp 6.599.845.533.328,- untuk meningkatkan laba bersih yang diharapkan, bahkan pada tahun tersebut laba bersih yang dapat diraih oleh perusahaan justru turun menjadi sebesar Rp 483.826.229.688,-. Rata-rata tingkat return on investment perusahaan selama tahun 2007 s/d 2011 sebesar 8,96% masih berada diatas pedoman yang baik adalah >5%. Hasil ini mengindikasikan bahwa secara umum kinerja perusahaan ditinjau dari tingkat return on investment dapat dikatakan “ baik”. c.Return On Equity Return on equity merupakan rasio yang membandingkan antara laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.. Pengukuran rasio ini dapat diukur dengan rumus sebagai berikut : Return On Equity =
Laba Setelah Pajak (EAT) x 100 % Modal Sendiri
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013)
14 Tabel 8 Tingkat Return On Equity Tingkat Return On Equity PT Mayora Indah Tbk selama tahun 2007 s/d 2011 Laba Bersih
Modal Sendiri
ROE
(a)
(b)
(c) = (a)/(b)
2007
141.589.137.703
1.081.794.981.993
13,09%
2008
196.230.049.693
1.245.109.325.465
15,76%
2009
385.093.619.529
1.623.055.216.142
23,73%
2010
501.980.668.673
2.040.163.635.268
24,60%
2011
483.826.229.688
2.424.669.292.434
19,95%
Tahun
Dari gambar tersebut diatas terlihat pergerakan rasio return on equity PT Mayora Indah Tbk selama tahun 2007 s/d 2011 menunjukkan pergerakan yang cenderung naik dari 13,09% menjadi 19,95%. Kondisi ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang tersedia bagi pemegang saham semakin baik. Tingkat return on equity tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 24,60%. Hal ini mencerminkan pada tahun tersebut kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih bagi pemegang saham adalah paling baik. Kondisi ini terjadi karena pada tahun tersebut perusahaan dapat meningkatkan nilai laba bersihnya menjadi Rp 501.980.668.673,- dengan tingkat modal sendiri yang dimiliki sebesar Rp 2.040.163.635.268,Tingkat return on equity terendah terjadi pada tahun 2007 sebesar 13,09%. Kondisi ini dikarenakan perusahaan tidak dapat memanfaatkan modal yang dimiliki sebesar Rp 1.081.794.981.993,- untuk memaksimalkan laba bersih yang diharapkan, sehingga laba bersih yang dicapai sebesar Rp 141.589.137.703,- merupakan pencapai laba bersih terendah selama tahun 2007-2011. Rata-rata tingkat return on equity perusahaan selama tahun 2007 s/d 2011 sebesar 19,43% masih berada sedikit dibawah pedoman rasio yang baik antara 20%40%. Hasil ini mengindikasikan bahwa secara umum kinerja perusahaan ditinjau dari tingkat return on equity dapat dikatakan “ sedikit kurang baik”. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan masih belum optimal.
Rasio Solvabilitas Solvabilitas merupakan rasio yang membandingkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka pendek atau jangka panjang. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan debt to total asset dan debt to equity ratio. a. Debt to Total Asset Debt to total asset merupakan rasio yang membandingkan antara total hutang dengan total asset. Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauhmana kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya dengan seluruh aktivanya seandainya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013)
15 Pengukuran rasio ini dapat diukur dengan rumus sebagai berikut : Debt to Total Asset =
Total Hutang x 100 % Total Aktiva Tabel 9 Tingkat Debt to Total Asset PT Mayora Indah Tbk selama tahun 2007 s/d 2011 Total Hutang
Total Aktiva
DTA
(a)
(b)
(c) = (a)/(b)
2007
785.033.927.472
1.893.175.019.860
41,47%
2008
1.646.322.490.012
2.922.998.415.036
56,32%
2009
1.623.443.299.810
3.246.498.515.952
50,01%
2010
2.359.027.500.267
4.399.191.135.535
53,62%
2011
4.175.176.240.894
6.599.845.533.328
63,26%
Tahun
Dari gambar tersebut diatas terlihat pergerakan rasio debt to total asset ratio PT Mayora Indah Tbk selama tahun 2007 s/d 2011 menunjukkan pergerakan yang cenderung naik dari 41,47% menjadi 63,26%. Kondisi ini menunjukkan beban yang ditanggung oleh perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang dengan menggunakan seluruh kekayaannya semakin meningkat. Tingkat debt to total asset tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 63,26%. Hal ini mencerminkan pada tahun tersebut beban yang ditanggung oleh perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang dengan menggunakan seluruh kekayaannya sangat berat selama tahun 2007-2011. Kondisi ini terjadi karena pada tahun tersebut nilai total hutang yang dimiliki oleh perusahaan berada pada posisi tertinggi sebesar Rp 4.175.176.240.894,- dengan nilai kekayaan sebesar Rp 6.599.845.533.328,Tingkat debt to total asset terendah terjadi pada tahun 2007 sebesar 41,47%. Hal ini mencerminkan pada tahun tersebut beban yang ditanggung perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya dengan menggunakan total aktivanya terendah selama tahun 2007 s/d 2011. Kondisi ini dikarenakan pada tahun tersebut posisi perusahaan berada pada tingkat paling rendah yaitu sebesar Rp 785.033.927.472,- dengan tingkat kekayaan sebesar Rp 1.893.175.019.860,Rata-rata tingkat debt to total asset perusahaan selama tahun 2007 s/d 2011 sebesar 52,94% dan cenderung meningkat. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar risiko yang dihadapi dan anggota akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi”. “Rasio atau pedoman yang baik adalah <100% (kurang dari 100%)”. Hasil perhitungan menunjukkan meskipun tingkat debt to total asset perusahaan semakin meningkat namun masih dibawah 100%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat debt to total asset Puskud Jatim Surabaya dapat dikatakan dalam kondisi “baik”. b. Debt to Equity Ratio Debt to equity merupakan rasio yang membandingkan antara total hutang dengan total modal sendiri. Rasio ini menjamin hutang yang diterima krediur dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013)
16 Pengukuran rasio ini dapat diukur dengan rumus sebagai berikut : Debt to Equit Ratio =
Total Hutang x 100 % Total Modal Sendiri
Tabel 10 Tingkat Debt to Equity Ratio Tingkat Debt to Equity Ratio PT Mayora Indah Tbk selama tahun 2007 s/d 2011 Tahun
Total Hutang
Total Modal Sendiri
DER
(a)
(b)
(c) = (a)/(b)
2007
785.033.927.472
1.081.794.981.993
72,57%
2008
1.646.322.490.012
1.245.109.325.465
132,22%
2009
1.623.443.299.810
1.623.055.216.142
100,02%
2010
2.359.027.500.267
2.040.163.635.268
115,63%
2011
4.175.176.240.894
2.424.669.292.434
172,20%
Dari gambar tersebut diatas terlihat pergerakan rasio debt to equity ratio PT Mayora Indah Tbk selama tahun 2007 s/d 2011 menunjukkan pergerakan yang cenderung naik dari 72,57% menjadi 172,20%. Kondisi ini menunjukkan beban yang ditanggung oleh perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang dengan menggunakan seluruh modal sendiri semakin meningkat. Tingkat debt to equity ratio tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 172,20%. Kondisi ini terjadi karena pada tahun tersebut nilai total hutang yang dimiliki oleh perusahaan berada pada posisi tertinggi sebesar Rp 4.175.176.240.894,- dengan nilai modal sendiri sebesar Rp 2.424.669.292.434,Tingkat debt to equity ratio terendah terjadi pada tahun 2007 sebesar 72,57%. Hal ini mencerminkan pada tahun tersebut beban yang ditanggung perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya dengan menggunakan modal sendiri terendah selama tahun 2007 s/d 2011. Kondisi ini dikarenakan pada tahun tersebut posisi perusahaan berada pada tingkat paling rendah yaitu sebesar Rp 785.033.927.472,- dengan tingkat modal sendiri sebesar Rp 1.081.794.981.993,Rata-rata tingkat debt to equity ratio perusahaan selama tahun 2007-2011 sebesar 172,20% dan cenderung meningkat. Hal ini merupakan indikasi bahwa perusahaan dalam menjamin modal yang dimiliki untuk membayar hutang perusahaan sudah tidak cukup efektif karena beban perusahaan untuk membayar hutang dengan modal yang dimiliki semakin bertambah, dengan kata lain terjadi peningkatan pada jumlah tiap rupiah atas modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang. Rasio atau pedoman yang baik adalah <100% (kurang dari 100%). Hasil perhitungan diatas terlihat tingkat debt to equity ratio masih diatas 100%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari tingkat debt to equity ratio dalam kondisi ”kurang baik” Dari hasil analisa yang telah dilakukan diatas, selanjutnya akan disimpulkan kinerja keuangan PT Mayora Indah, Tbk secara keseluruhan selama tahun 2007 s/d 2011. Untuk lebih memudahkan berikut akan disajikan tabel penilaian kinerja rasio secara keseluruhan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013)
17 Tabel 11 Tingkat Rasio dan Penilaian Tahun 2007 s/d 2011 PT Mayora Indah Tbk
Rasio
2007
2008
Tahun 2009
2010
2011
Rata-rata
Likuiditas CR 187,82% 218,87% 229,04% 258,08% 221,87% 223,14% QR 139,83% 149,46% 169,04% 210,16% 149,37% 163,57% Aktivitas FATO 3,65 x 3,79 x 3,72 x 4,85 x 4,64 x 4,13 x TATO 1,49 x 1,34 x 1,47 x 1,64 x 1,43 x 1,48 x ITO 8,25 x 5,90 x 7,94 x 11,07 x 5,83 x 7,80 x Profitabilitas NPM 5,01% 5,02% 8,06% 6,95% 5,12% 6,03% ROI 7,48% 6,71% 11,86% 11,41% 7,33% 8,96% ROE 13,09% 15,76% 23,73% 24,60% 19,95% 19,43% Solvabilitas DTA 41,47% 56,32% 50,01% 53,62% 63,26% 52,94% DER 72,57% 132,22% 100,02% 115,63% 172,20% 118,53%
Pedoman Rasio 200% 100%
Keterangan Baik Baik
1,5x - 3x Baik > 0,5x Baik 1,5x - 3x Baik > 5% > 5% 20-40%
Baik Baik Kurang Baik
< 100 % Baik < 100 % Kurang Baik
dari 10 rasio yang dianalisa 8 diantaranya kinerja dalam kondisi yang baik. Hal dapat terlihat dari tingkat likuiditas perusahaan memiliki rata-rata diatas pedoman rasio. Kondisi ini menunjukkan sangat likuid artinya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya sangat baik. Dilihat dari rasio aktivitas baik melalui fixed asset turnover, total asset turn over maupun inventory turnover juga menunjukkan kinerja yang baik. Hal ini mengindikasikan perusahaan sangat efektif dalam mengelola aktiva tetap, total assetnya maupun tingkat persediaanya dalam mendukung tingkat penjualannya. Tingkat profitabilitas perusahaan dilihat dari net profit margin dan return on investment juga menunjukkan kinerja yang baik, kondisi ini mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan memanfaatkan kekayaannya sangat baik. Tingkat solvabilitas perusahaan dilihat dari debt to total asset menunjukkan kinerja yang baik, hal ini mengindikasikan perusahaan mampu memnuhi hutang jangka panjangnya dengan menggunakan seluruh kekayaan yang dimiliki. Sedangkan 2 diantaranya mempunyai kinerja keuangan dalam kondisi yang kurang baik yaitu pada return on equity dan debt to equity ratio. Kondisi ini menunjukkan perusahaan belum mampu mengelola modal yang mereka miliki, baik digunakan untuk menghasilkan laba bersih maupun dijaminkan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya. Secara keseluruhan dapat dikatakan kinerja keuangan perusahaan PT Mayora Indah, Tbk selama tahun 2007-2011dalam kondisi baik
SIMPULAN,SARAN DAN KETERBATASAN Simpulan 1. Dari hasil perhitungan rasio likuiditas perusahaan baik dilihat dari tingkat current ratio maupun quick ratio menunjukkan PT Mayora Indah, Tbk memiliki tingkat likuiditas cenderung meningkat dan diatas rata-rata pedoman rasio. Hasil ini mencerminkan kemampuan perusahaan tersebut dalam membayar kewajiban jangka pendeknya mempunyai kinerja yang baik. 2. Analisa kinerja keuangan dilihat dari tingkat rasio aktivitas PT Mayora Indah, Tbk yang diproksi melalui perputaran aktiva tetap, perputaran total aktiva dan perputaran
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013)
18 persediaan menunjukkan kinerja yang semakin meningkat. Hasil ini mencerminkan kemampuan perusahaan tersebut lebih efektif dalam mengelola aktiva-aktivanya. Perusahaan dapat melihat seberapa besar tingkat aktiva tertentu yang dimiliki perusahaan, apakah sudah sesuai dan beralasan, sangat tinggi atau sangat rendah jika dipandang dari tingkat penjualan. 3. Dari hasil perhitungan tingkat profitabilitas perusahaan yang diproksi melalui tingkat, net profit margin, return on ivestment maupun return on equity juga menunjukkan kinerja yang baik. Hasil ini dindikasikan tingkat profitabilitas perusahaan tersebut selama tahun 2007-2011 menunjukkan trend yang meningkat. Kondisi ini menggarambarkan kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva maupun modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih sudah baik. 4. Dari hasil perhitungan tingkat solvabilitas perusahaan menunjukkan tingkat debt to total asset perusahaan memiliki kinerja yang baik, kondisi ini dilihat dari rata-rata rasio sebesar 52,94% masih dibawah pedoman rasio yaitu 100%. Sedangkan tingkat debt to equity ratio perusahaan terlihat selalu meningkat dengan rata-rata sebesar 118,85% diatas pedoman rasio, sehingga dapat disimpulkan kinerja rasio ini masih kurang baik. 5. Dari simpulan diatas menunjukkan kinerja keuangan PT Mayora Indah, Tbk selama tahun 2007-2011 menunjukkan kinerja yang baik. Saran 1. Agar kinerja keuangan dapat lebih ditingkatkan, hendaknya perusahaan lebih dapat memanfaatkan modal yang ada dengan melakukan investasi yang menguntungkan misalnya pengembangan produk guna meningkatkan penjualan. 2. Perlu dilakukan usaha peningkatan penjualan produk sehingga memperoleh laba yang tinggi, dengan cara memperluas pangsa pasar dalam negeri 3. Dalam usaha meningkatkan kinerja perusahaan, usaha yang sebaiknya dilakukan adalah dengan meningkatkan nilai rasio yaitu dengan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan cara meningkatkan penjualan, menurunkan biaya administrasi dan penjualan, biaya operasi, serta biaya lainnya. 4. Dalam pemanfaatan modal pembiayaan, hendaknya perusahaan kombinasi pembiayaan baik modal asing maupun modal sendiri. Keterbatasan Dalam penelitian ini hanya mengukur kinerja keuangan periode 2007-2011, dengan obyek yang digunakan digunakan sebagai sampel penelitian hanya 1 perusahaan, b agi
peneliti berikutnya hendaknya lebih diperbanyak jumlah sampel, periode serta pengamatan untuk lebih diperpanjang, serta memperhitungkan kondisi ekonomi makro, internal non finansial, situasi politik dan kondisi umum regional serta internasional. DAFTAR PUSTAKA Anthony, R. N. dan Govindarajan. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Terjemahan. Buku Satu. Salemba Empat. Jakarta. Baridwan, Z. 2000. Intermediate Accounting. Edisi Ketujuh. Cetakan Ktujuh. BPFE. Anggota IKPI. Yogyakarta. Brigham, E. F. dan J. F.Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta. Hanafi, M. 2003, Analisis Laporan Kuangan. Edisi Pertama. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013)
19 Hansen, D. R. dan M. M. Mowen. 2001. Akuntansi Manajemen. Edisi Kelima. Jilid 1. Erlangga. Jakarta. Harahap, S. S. 2001. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Kesatu. Cetakan, Ketiga. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Harjito, A. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Penerbit Ekonosia. Yogyakarta. Helfred, A. E. 1997. Teknik Analisis Keuangan. Cetakan Kedua. Erlangga. Jakarta. Moelyadi. 2001, Manajemen Keuangan Satu. Banyumedia. Malang. Munawir, S. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Cetakan Kesebelas. Liberty. Yogyakarta. Prastowo, D. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ketujuh. Edisis Keempat. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Riyanto, B. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Sartono, A. 2001, Manajemen Keuangan. Edisi Ketujuh. Cetakan Keempat. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta. Sawir, A. 2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. PT. Gramedia Pustaka Utama. Anggota IKAPI. Jakarta. Sutrisno, 2001, Manajemen Keuangan Teori. Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Ekonosia. Yogyakarta. Yamit, Z. 2000. Ringkasan Teori dan Penyelesaian Soal. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Penerbit Ekonosia. Yogyakarta.
●●●