ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN PEMBIAYAAN DENGAN JAMINAN FIDUSIA PADA PT BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG SOLO TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Oleh : MAY RURIN PUSPITASARI NIM 201 11 006
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM PROGRAM STUDI D3 PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014
ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN PEMBIAYAAN DENGAN JAMINAN FIDUSIA PADA PT BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG SOLO TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Oleh : MAY RURIN PUSPITASARI NIM 201 11 006
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM PROGRAM STUDI D3 PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014
MOTTO
...hidup hanyalah jalan penuh usaha, dan disetiap waktu harus berusaha terus melakukan yang terbaik
PERSEMBAHAN 1. Allah SWT yang telah memberiku kekuatan hingga mampu menyelesaikan semua kewajibanku selama aku menempuh progam studi D3 Perbankan Syariah 2. Bapak dan Ibu yang selalu mendoakanku agar bisa sukses dalam setiap kehidupanku 3. Juga Adikku Laela Nur Isti Qomah yang telah memotivasiku dalam membuat tugas akhir ini hingga selesai. 4. Teman-teman D3 Perbankan Syariah angkatan 2011, yang saling memberi semangat agar bisa lulus sama-sama.
KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-NYA sehingga
peneliti
dapat
menyelesaikan Tugas
Akhir dengan judul
“ANALISIS
PEMBERIAN PEMBIAYAAN DENGAN JAMINAN FIDUSIA PADA PT BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG SOLO” ini dengan baik. Tugas Akhir ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu sayarat kelulusan progam Diploma III Jurusan Syariah Progam Studi Perbankan Syariah (PS) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) salatiga. Dalah penulisan Tugas Akhir ini banyak pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan, maka sudah selayaknya peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Ketua STAIN Salatiga 2. Bapak Benny Ridwan selaku, M. Hum selaku Ketua Jurusan Syariah STAIN Salatiga 3. Bapak H. Ahmad Mifdlol M., Lc., selaku Ketua Progam Studi DIII Perbankan Syariah (PS) STAIN Salatiga 4. Dr. Anton Bawono, M.Si selaku pembimbing yang telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini 5. Bapak Taufikur Rahman, M.Si selaku dosen pembimbing magang di Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo 6. Bapak Khabib Saleh, selaku pimpinan cabang Bank Muamalat Solo, Bapak Muhammad Solikin selaku pembimbing magang. Beserta seluruh karyawan Bank Muamalat Solo yang memberi kesempatan peneliti untuk mlakukan kegiatan magang dan penulisan Tugas akhir 7. Bapak, Ibu dan Adikku yang selalu memberi dukungan, motivasi serta doa sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir 8. Teman-teman DIII Perbankan Syariah (PS) Angkatan Tahun 2011 9. Semua pihak yang membantu dalam Penyelesaian Tugas akhir ini. Semua pihak yang peneliti tidak dapat sebut satu persatu yang telah membantu kelancaran tugas akhir ini.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini peneliti sadar bahwa tidak ada sesuatu pun yang sempurna kecuali ALLAH SWT. Oleh karena itu, dengan senang hati peneliti menerima kritik serta saran yang bersifat membangun. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi peneliti dan bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga,.........................2014 Peneliti
May Rurin Puspitasari NIM. 20111006
ABSTRAK Rurin, May 2014. Analisis Prosedur Pemberian Pembiayaan Dengan Jaminan Fidusia Pada PT Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo. Tugas Akhir. Jurusan Syariah. Progam Studi DIII Perbankan syariah (PS). Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Pembimbing Dr. Anton Bawono, M.Si.
Kata kunci : Pembiayaan, Jaminan Fidusia Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang apa yang dimaksud dengan jaminan fidusia, tentang nasabah yang mengajukan pembiayaan yang menggunakan jaminan fidusia dan tentang bagaimanakah prosedur yang ada dalam pembiayaan tersebut yang ada pada PT Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif serta data yang diperoleh berupa dari dokumentasi, buku-buku dan laporan yang berkaitan dengan pembiayaan menggunakan jaminan fidusia. Pembiayaan yang menggunakan jaminan fidusia sebagai jaminan tambahannya merupakan pembiayaan yang sering dipakai oleh nasabah yang jaminan utamanya tidak mencukupi syarat. Walaupun menggunakan jaminan tambahan pihak bank tetap harus memeriksa lebih teliti bagaimana keaslian dari jaminan tersebut atau kesungguhan nasabah dalam melunasi hutangnya yang bisa dinilai dengan prinsip 5C dan 7P.
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………............................................................. i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.........................................................................
ii
MOTTO.............................................................................................................................. iii PERSEMBAHAN.............................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
vi
PENGESAHAN................................................................................................................
vii
ABSTRAK........................................................................................................................
viii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................................... B. Rumusan Masalah............................................................................................ C. Tujuan Penelitian............................................................................................. D. Kegunaan Penelitian........................................................................................ E. Metode Penelitian............................................................................................ F. Sistematika Penulisan...................................................................................... BAB II Landasan TEORI A. Telaah Pustaka................................................................................................ B. Kerangka Teoritik........................................................................................... BAB III LAPORAN OBJEK A. Gambaran Umum BMI.................................................................................. B. Gambaran Umum BMI Cabang Solo............................................................ C. Visi, Misi dan Budaya BMI........................................................................... D. Struktur Organisasi........................................................................................ E. Produk-Produk BMI...................................................................................... BAB IV ANALISIS DATA A. Prosedur Pembiayaan BMI Cabang Solo....................................................... B. Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Dengan Jaminan Fidusia di BMI Cabang Solo........................................................... C. Fungsi Jaminan Fidusia Pada BMI Cabang Solo.......................................... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan................................................................................................... B. Saran............................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
4 5 5 6 6 8 11 26 31 32 33 38 44 49 53 56 57 58 59
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran Perbankan di saat seperti ini sangatlah penting bagi kemajuan ekonomi saat ini, tidak terkecuali Perbankan Syariah yang saat ini pertumbuhannya sudah berkembang di Indonesia. Dengan semakin berkembangnya kegiatan ekonomi tersebut, semakin banyak pula yang ingin mengembangkan usaha–usaha yang mereka lakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sumber–sumber yang membiayai kegiatan usaha mereka. Salah satunya adalah pembiayaan dalam Perbankan Syariah dengan menggunakan sistem bagi hasil. Dengan menggunakan sistem bagi hasil nasabah tidak perlu memikirkan berapa besar bunga yang harus dibayarkan setiap bulannya. Dengan adanya pembiayaan sangatlah penting bagi faktor pembangunan ekonomi, hal ini sangat berpengaruh dalam berbagai aspek seperti perdagangan, perindustrian, perumahan dan bahkan transportasi. Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan pada persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2009 : 96). Bukan hanya pelaku usaha yang memiliki usaha besar, pelaku usaha menengah pun juga membutuhkan modal yang lebih besar untuk mengembangkan usaha mereka agar memperoleh keuntungan yang besar. Untuk memperoleh modal tersebut para pelaku usaha mengajukan pembiayaan kepada pihak bank, dan yang tidak lepas dari syarat pengajuan pembiayaan tersebut adalah tentang jaminan atau agunan yang dimiliki calon nasabah tersebut. Dalam Undang–Undang No. 10 Tahun 1998 Pasal 8 dijelaskan bahwa semua pembiayaan selalu mengandung resiko dan resiko tersebut haruslah diatasi. Jaminan yang
diserahkan kepada pihak perbankan merupakan jaminan pokok yang berupa barang atau proyek usaha. Jaminan tambahan adalah merupakan harta kekayaan yang diberikan nasabah kepada pihak perbankan terutama untuk melindungi kewajiban yang tidak terlunasi akibat nasabah mengalami kerugian atau musibah.Tetapi disisi lain banyak calon nasabah yang tidak memiliki jaminan atau agunan seperti yang disyaratkan pihak perbankan dalam pembiayaan tersebut. Oleh karena itu mereka memilih pembiayaan dengan menggunakan jaminan fidusia. Fidusia adalah penyerahan hak milik atas dasar kepercayaan menyerahkan kedudukan kepada debitur untuk tetap menguasai barang jaminan tersebut walaupun hanya sebagai peminjam atau pemakai barang jaminan tersebut untuk sementara waktu. Pada tanggal 30 September 1999 Undang–undang No. 42 Tahun 1999 tentang jaminan fidusia telah disahkan. Maksud ditetapkannya Undang–Undang No. 42 Tahun 1999 tentang jaminan fidusiaadalah untuk menampung kebutuhan masyarakat Indonesia tentang jaminan fidusia sebagai salah satu sarana untuk membantu kegiatan usaha mereka, untuk memberikan kepastian hukum bagi pihak yang berkepentingan dan juga untuk memberikan kemudahan bagi pihak yang menggunakan jaminan fidusia dalam melakukan kegiatan pembiayaan.Pemilik barang juga mempunyai keuntungan dengan adanya jaminan fidusia ini, karena jaminan ini hanya berpindah haknya saja bukan barang yang dijaminkan. Bagi penerima fidusia lebih di untungkan dengan dimudahkannya pembiayaan tersebut dengan adanya jaminan yang disyaratkan oleh pihak bank. Jaminan fidusia yang saat ini telah banyak digunakan oleh masyarakat luas dalam hal mengajukan pembiayaan. Dengan pengertian dasar dari fidusia adalah kepercayaan maka hal mendasar yang terjadi dalam praktik fidusia adalah hubungan nasabah dengan pihak perbankan dalam menyelesaikan kewajiban hutangnya. Ada beberapa unsur–unsur dari jaminan fidusia, yaitu :
1. Adanya hak jaminan 2. Adanya objek, yaitu benda bergerak baik yang berwujud maupun tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dibebani hak tanggungan 3. Benda yang menjadi objek jaminan tetap berada dalam penguasaan pemberi fidusia Memang dalam melakukan suatu usaha atau bisnis, modal adalah suatu hal yang mutlak dimiliki oleh pemilik usaha tersebut. Karena dengan modal dapat dikembangkannya usaha–usaha mereka, dan yang tidak hilang unsur pembiayaan tersebut adalah jaminan dari nasabah. Oleh karena itu pembiayaan harus di syaratkan adanya jaminan dan juga melalui analisis–analisis yang meyakinkan pihak perbankan bahwa nasabah tersebut layak untuk diberikan pembiayaan. Berdasarkan hal–hal yang telah di uraikan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang membahas mengenai apa saja yang berhubungan dengan pembiayaan yang menggunakan jaminan fidusia, dengan judul “Analisis Prosedur Pemberian Pembiayaan Dengan Jaminan Fidusia Di PT Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo” B. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang tersebut, maka penulis akan membahas mengenai jaminan fidusia yang di jaminkan untuk pembiayaan pada PT Bank Muamalat Cabang Solo dengan pokok masalah yang akan dibahas yaitu : 1. Bagaimana prosedur dalam pembiayaan di PT Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo 2. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi pembiayaan dengan jaminan fidusia agar disetujui PT Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo
3. Apakah fungsi dari jaminan fidusia dalam pemberian pembiayaan di PT Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo C.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang penulis ambil sebagai tujuan dalam membuat
Tugas Akhir ini yaitu : 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pemberian pembiayaan dengan menggunakan jaminan fidusia pada PT Bank Muamalat Cabang Solo 2. Untuk mengatahui apa saja faktor yang mempengaruhi pembiayaan agar pihak Bank menyetujui pembiayaan tersebut 3. Untuk mengetahui fungsi yang ada pada jaminan fidusia D. Kegunaan Penelitian Agar penulis maupun pembaca dapat mengetahui tentang pembiayaan dengan menggunakan jaminan fidusia pada PT Bank Muamalat Cabang Solo, untuk mengetahui faktor apa sajakah yang mempengaruhi agar pembiayaan disetujui oleh pihak perbankan, dan untuk mengetahui fungsi dari jaminan fidusia. E.
Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tugas Akhir ini berjudul “Analisis Prosedur Pemberian Pembiayaan Dengan Jaminan Fidusia Di PT Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo”. Di mana peneliti melakukan studi lapangan pada PT Bank Muamalat Cabang Solo yang beralamatkan di Jl. Slamet Riyadi No. 314 (Depan stadion sriwedari solo). 2. Jenis Penelitian Dalam penulisan Tugas Akhir ini peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif, yaitu menganalisis secara langsung terhadap objek yang akan diteliti yaitu PT Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo.
Jenis data yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah data sekunder, yaitu data-data yang diperoleh dari buku-buku, dokumentasi atau bahkan laporan dari objek yang akan diteliti. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi lapangan Peneliti langsung mendekati, melihat langsung objek yang diteliti yaitu Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo. b. Telaah Pustaka Peneliti melakukan penelitian dengan melengkapi data yang sebelumnya diperoleh. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam Tugas Akhir ini dibagi menjadi 5 bagian, yaitu sebagai berikut : Bab I, Merupakan Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah tentang apa-apa saja masalah yang penulis akan teliti, tujuan penelitian tentang apa yang menjadi dasar dalam penelitian ini, kegunaan penelitian tentang apa manfaat yang ada dalam penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II , Merupakan Bab Kajian Pustaka yang menjelaskan tentang Telaah Pustaka yang berisikan tentang penelitian-penelitian terdahulu yang temanya hampir sama dengan tema penulis. Dan kerangka teoritik yang berisikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang ada dalam tugas akhir yang berguna untuk memperjelas apa maksud dari istilah tersebut. Bab III, Merupakan Bab Laporan Objek yang menjelaskan tentang gambaran umun Bank Muamalat Indonesia dan Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo, Visi dan Misi pada Bank Muamalat, Struktur Organisasi dan tugas dari masing–masing bagian dan juga produk-produk yang ada pada Bank Muamalat.
Bab IV, Merupakan Bab Analisis yang menjelaskan tentang analisis–analisis atau penyelesaian masalah yang ada pada rumusan masalah. Bab V, Merupakan Bab Kesimpulan yang menjelaskan tentang kesimpulan tentang masalah yang di angkat oleh peneliti dalam Tugas Akhir ini dan juga saran dari peneliti.
BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Penelitian sebelumnya tentang Analisis Prosedur Pemberian Pembiayaan Dengan Menggunakan Jaminan Fidusia Di Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo, yaitu : Tesis dari Dyah Kusumaningrum, SH Tahun 2008 dengan judul “Pelaksanaan Perjanjian Kredit Yang Diikat Dengan Jaminan Fidusia Di PT Bank Eksekutif Internasional, Tbk Cabang Semarang”. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Pendekatan secara yuridis empiris, yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk menganalisis tentang sejauh manakah suatu peraturan atau hukum yang sedang berlaku secara efektif, dalam hal ini pendekatan tersebut digunakan untuk menganalisis secara kualitatif tentang pelaksanaan perjanjian kredit di PT Bank Eksekutif Internasional, Tbk Cabang Semarang, Metode Spesifikasi Penelitian merupakan penelitian yang bersifat deskriptif analitis yaitu dimaksudkan untuk memberi data yang seteliti mungkin tentang suatu keadaan atau gejala– gejala lainnya, Populasi dan Teknik Penentuan Sampel yaitu dengn populasi dalam hal ini adalah PT Bank Eksekutif Internasional, TBK Cabang Semarang selaku penerima fidusia. Penarikan sampel merupakan proses dalam memilih suatu bagian dari suatu populasi yang berguna untuk menentukan bagian –bagian dari obyek yang akan diteliti. Sedangkan metode pengumpulan data yang dilakukan adalah data primer dan data sekunder, kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah pada PT Bank Eksekutif Internasional, Tbk Cabang Semarang terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan kredit dengan jaminan fidusia yaitu dalam pelaksanaan perjanjian kredit dengan jaminan fidusia dilakukan dengan perjanjian dibawah tangan dan tidak diikuti dengan pendaftaran dikantor pendaftaran fidusia, hal ini secara
kongkrit
dapat
Kusumaningrum, 2008).
menimbulkan
problem
jika
nasabah
wanprestasi
(Dyah
Tesis dari Sri Hartini Tahun 2008 dengan judul “Pelaksanaan Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia Di kantor Pusat PT Bank Bukopin Tbk Jakarta”. Metode Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah Metode Pendekatan yuridis empiris yang dimaksudkan agar memberikan gambaran secara kualitatif tentang pelaksanaan perjaniian kredit dengan jaminan fidusia, Spesifikasi Penelitian yang bersifat penelitian deskriptif analitis yang bertujuan untuk memberi data yang seteliti mungkin tentang suatu keadaan atau gejala lainnya, Sumber Data yang terdiri dari Data Primer dan Data Sekunder. Populasi dan Sampel dalam hal ini populasinya adalah seluruh objek atau seluruh unit yang akan diteliti dan sampel dalam hal ini adalah dilakukan dengan purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang ditentukan berdasarkan tujuan tertentu. Kesimpulan yang diperoleh penelitian ini adalah jaminan fidusia pada PT Bank Bukopin Tbk merupakan lembaga jaminan yang dimintakan kepada debitur untuk menjamin pelunasan hutangnya dan obyek dari jaminan ini adalah benda bergerak. Untuk menjamin kepastian hukum dari pembebanan jaminan fidusia maka akta perjanjian fidusia tersebut selalu di daftarkan ke kantor pendaftaran fidusia. Dengan pemberian kredit menggunakan jaminan fidusia terkadang muncul hambatan seperti nasabah wanprestasi. Dengan kondisi tersebut upaya eksekusi adalah upaya yang harus dilakukan untuk menyelamatkan kredit yang telah disalurkan.(Sri Hartini, 2008). Skripsi dari Sheeny Adhisti Tahun 2009 dengan judul “Fidusia Sebagai Jaminan Dalam Pemberian Kredit Di PERUSDA BPR Bank Pasar Klaten”. Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah Jenis Penelitian yang merupakan jenis penelitian hukum empiris yaitu dengan mencari data langsung ke lapangan guna mendapatkan data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti, Lokasi Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perusda BPR Bank pasar Klaten berkedudukan di Jl Veteran No. 140 Klaten, Sifat Penelitian ini bersifat diskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang kejadian atau gejala–gejala lainnya. Metode Pengumpulan data yang
dilakukan oleh penulis adalah Jenis Data yang terdiri dari data primer dan data sekunder, Sumber Data yang terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah pelaksanaan prosedur pemberian kredit dengan jaminan fidusia pada dasarnya sama dengan pemberian kredit dengan jaminan lainnya. Namun untuk kredit dengan jaminan fidusia setelah diproses di Perusda BPR Bank Pasar Klaten harus dibuatkan akta fidusia. Permasalahan yang timbul pada dasarnya dikarenakan jaminan fidusia adalah benda bergerak sehingga nilai barang yang dijaminkan dalam waktu yang lama nilai barang tersebut akan turun dari waktu ke waktu (Sheeny Adhisti, 2009). B. Kerangka Teoritik Untuk lebih memahami penulisan tugas akhir yang berjudul “Analisis Prosedur Pemberian Pembiayaan Dengan Jaminan Fidusia Pada PT Bank Muamalat Cabang Solo” maka penneliti memandang perlu untuk menegaskan istilah–istilah yang terdapat dalam tugas akhir, yaitu sebagai berikut : 1. Pembiayaan a. Pengertian Pembiayaan Menurut Undang–undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Pembiayaan pada Bank Syariah adalah pembiayaan yang berdasarkan prinsip syariah berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara pihak perbankan dan pihak penerima penerima pembiayaan atau nasabah yang akan mengembalikan uang atau tagihan setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Pembiayaan secara luas yang bearti financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri atau dijalankan oleh orang lain. Dan dalam arti sempit pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga keuangan seperti perbankan (Muhammad, 2005 : 304).
Dari penjelasan di atas mengenai pembiayaan dapat dijelaskan, misalnya pihak bank membiayai pembelian sebuah rumah dan terjadi kesepakatan antara bank (kreditur) dan nasabah penerima pembiayaan (debitur) dengan perjanjian sebelumnya yang sudah disepakati. Dengan adanya kesepakatan tersebut telah tercakup hak dan kewajiban masing–masing pihak, seperti jangka waktu yang telah ditentukan oleh kedua belah pihak dan juga masalah sangsi apa bila nasabah tersebut ingkar janji. Dan yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh perbankan konvesional dan perbankan syariah terletak pada bank konvesional yang mengharapkan keuntungan dengan bunga yang dibebankan kepada nasabah sedangkan bank syariah mendapatkan keuntungan dari imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2004 : 73). b. Jenis-jenis Pembiayaan Berdasarkan sifat dari kegunaanya, pembiayaan dapat dibagi dua macam, yaitu : 1) Pembiayaan Produktif, adalah pembiayaan yang digunakan hanya untuk memenuhi kebutuhan produksi untuk peningkatan usaha baik usaha produksi maupun investasi. Pembiayaan produktif mempunyai dua jenis pembiayaan yaitu : a) Pembiayaan Modal Kerja, yaitu pembiayaan untuk pemenuhan kebutuhan peningkatan kuantitas maupun kualitas produksi dan keperluan perdagangan. b) Pembiayaan Investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barangbarang modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang berhubungan dengan itu. Pembiayaan investasi diberikan dalam
jumlah besar dan pengendapannya cukup lama sehingga perlu disusun proyeksi arus kas (projected cash flow). 2) Pembiayaan Konsumtif, adalah pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi
kebutuhan.
Kebutuhan
konsumtif
dibedakan
menjadi
kebutuhan primer, yaitu kebutuhan pokok yang baik berupa barang maupun jasa. Sedangkan kebutuhan sekunder, yaitu kebutuhan tambahan secara kuantitatif maupun kualitatif (Antonio, 2001 : 160). c. Produk Pembiayaan Produk pembiayaan bank syariah dibedakan menjadi 4 macam, yaitu sebagi berikut : 1) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil Adalah suatu pembiayaan yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dan pengelola dana. Produk dengan prinsip bagi hasil, meliputi : a) Mudharabah, adalah perjanjian antara penyedia dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati. b) Musyarakah, adalah adalah perjanjian diantara beberapa pemilik dana untuk mencampurkan dana mereka untuk melakukan kegiatan usaha bersama, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati. 2) Pembiayaan dengan prinsip jual beli Yaitu suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, dimana pihak perbankan akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan
kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah dengan keuntungan. Produk dengan prinsip jual beli, meliputi : a) Murabahah, adalah perjanjian jual beli antara nasabah dengan pihak bank, dimana bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah. b) Salam, adalah perjanjian jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat dan pembayaran dilakukan terlebih dahulu. c) Istishna, adalah perjanjian jual beli dimana bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang telah disepakati antara pemesan dan penjual. 3) Pembiayaan dengan prinsip sewa-menyewa Yaitu pihak bank membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan oleh nasabah kemudian menyewakannya dalam waktu dan hanya telah disepakati oleh nasabah. Prinsip sewa di bagi dalam beberapa jenis, meliputi : a) Ijarah, adalah perjanjian sewa menyewa suaru barang dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa. b) Ijarah Muntahiya Bittamlik, adalah perjanjian sewa menyewa suatu barang yang di akhiri dengan perpindahan kepemilikkan barang dari pihak yang memberikan sewa kepada pihak penyewa. 4) Pembiayaan dengan jasa pelayanan Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank. Pembiayaan jenis ini, meliputi :
a) Wakalah, adalah akad perwakilan antara dua pihak umumnya digunakan untuk menerbitkan L/C (letter of credit) akan tetapi juga dapat digunakan untuk menstransfer dana nasabah ke pihak lain. b) Kafalah, adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. c) Hiwalah, adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. d) Qardh, adalah pemberian harta kepada orang lain yamg dapat ditagih
kembali,
dengan
kata
lain
meminjamkan
tanpa
mengharapkan imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman sekaligus atau dicicil dengan jangka waktu tertentu (Muhammad, 2005 : 87). Dari hasil pembiayaan tersebut akan meningkatkan faktor ekonomi pengusaha kecil dan menengah akibat dari usaha mereka yang berkembang. Seperti usaha perdagangan, pertanian, perternakan dan juga usaha–usaha kecil lainnya. Di dalam Perbankan Syariah, kata pinjam–meminjam sebenarnya kurang tepat untuk digunakan karena disebabkan oleh dua hal, yaitu : a. Pinjam–meminjam merupakan suatu hubungan finansial dalam Islam. Masih banyak metode yang diajarkan oleh syariah selain pinjaman, seperti jual–beli, bagi hasil, sewa–menyewa dan sebagainya. b. Di dalam Islam pinjam–meminjam adalah akad sosial bukan komersial, maksudnya adalah bila seseorang meminjam sesuatu ia tidak boleh disyaratkan untuk memberikan tambahan pokok atas pinjamannya (Antonio, 2001:170).
d. Pendekatan Analisis Pembiayaan beberapa pendekatan analisis pembiayaan yang dipakai oleh para pengelola bank syariah dalam kaitannya dengan pembiayaan yang dilakukan adalah : 1) Pendekatan jaminan Bank dalam memberikan pembiayaan selalu memperhatikan kuantitas dan kualitas jaminan yang di miliki oleh peminjam. 2) Pendekatan karakter Bank mencermati secara sungguh-sungguh terkait dengan karakter nasabah. 3) Pendekatan kemampuan pelunasan Bank menganalisis kemampuan nasabah untuk melunasi jumlah pembiayaan yang telah diambil. 4) Pendekatan dengan studi kelayakan Bank memperhatikan kelayakan usaha yang dijalankan oleh nasabah peminjam. 5) Pendekatan fungsi bank Bank memperhatikan fungsinya sebagai lembaga intermediary keuangan, yaitu mengatur mekanisme dana yang dikumpulkan dengan dana yang disalurkan. Analisis pembiayaan juga memiliki tujuan umum yaitu untuk pemenuhan jasa pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan perdagangan, produksi, jasa-jasa, bahkan konsumsi yang kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sedangkan tujuan khusus analisis pembiayaan, yaitu sebagai berikut :
a. Untuk menilai kelayakan usaha calon peminjam b. Untuk menekan risiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan c. Untuk menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak (Muhammad, 2005 : 304-305) e. Aspek-aspek Pembiayaan Dalam pembiayaan juga perlu dilihat aspek-aspek yang mendukung pembiayaan, yaitu sebagai berikut : 1) Aspek Yuridis Di dalam aspek ini diberikan batasan untuk memudahkan dalam menganalisis penelitian yang meliputi, yaitu sebagai berikut : a) Legalitas Pendirian Perusahaan Dalam hal ini di analisis apakah pendirian perusahaan sudah sah dan sesuai dengan peraturan pemerintah. b) Legalitas Usaha Penelitian ini ditujukan kepada legalitas usaha nasabah, semua izin yang ada harus diteliti kebenaran dan masa berlakunya. c) Legalitas Pengajuan Permohonan Pembiayaan Penelitian ini dmaksudkan untuk menilai apakah orang yang mengajukan pembiayaan adalah orang yang berhak bertindak untuk dan atas nama perusahaan. d) Legalitas Barang Jaminan Penelitian ini bergunan untuk : 1) Meneliti bukti-bukti kepemilikkan barang yang di ajukan sebagai agunan atau jaminan, seperti misalnya sertifikat tanah, IMB, atau bahkan mesin-mesinnya.
2) Meneliti surat kuasa menjaminkan dari pemilik barang agunan dalam hal barang tersebut bukan milik nasabah. 3) Meneliti status kepemilikkan atas agunan, baik agunan pertama maupun agunan tambahan. e) Kontrak Kerja sebagai Dasar Permohonan Kredit Penelitian di sini meliputi apakah kontrak tersebut telah memenuhi persyaratan yuridis, dalam arti kata bahwa kontrak tersebut telah ditandatangani secara sah dan mengikat kedua belah pihak. 2) Aspek Pemasaran Yang perlu diperhatikan dalam aspek pemasaran ini adalah kemampuan perusahaan dalam memasarkan produk atau jasa dari hasil usaha yang ada sekarang maupun yang sedang direncanakan, di antaranya adalah sebagi berikut : a) Produk jasa yang akan dipasarkan b) Penentuan volume atau rencana pemasaran produk c) Mengadakan penelitian tentang kebijakan dan strategi pemasaran yang ditempuh nasabah d) Mengadakan penilaian terhadap manajemen pemasaran e) Keadaan pemasaran saat ini f) Prospek pemasaran g) Target pemasaran 3) Aspek Teknis Bertujuan untuk menilai apakah barang yang diproduksi nasabah dapat dibuat dengan kualitas yang baik dengan biaya produksi yang rendah.
4) Aspek Jaminan Salah satu persyaratan yang ditetapkan dalam pemberian pembiayaan adalah penyerahan jaminan oleh calon nasabah. Jaminan yang diserahkan nasabah untuk pengajuan pembiayaan harus diteliti dan dinilai secara baik untuk mendapatkan nilai prakiran yang wajar. f. Faktor-faktor dalam pembiayaan Banyak sekali faktor yang nantinya dapat menjadi pertimbangan dalam memberikan suatu pembiayaan. salah satunya yaitu prinsip 5C, sebagai berikut : 1. Character Yaitu keadaan sifat atau watak debitur baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan nasabah untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. 2. Capacity Adalah kemampuan nasabah dalam menjalankan usahanya gunan memperoleh laba yang diharapkan. Penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan debitur dalam mengembalikan kewajibannya. 3. Capital Adalah modal atau jumlah uang sendiri yang dimiliki oleh nasabah. Terkadang pihak perbankan tidak mau memberikan pembiayaan 100% kepada nasabah, oleh karena nasabah juga harus memiliki modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dari sumber mana saja modal yang ada untuk membiayai usaha yang dijalankan. 4. Collateral
Adalah jaminan atau agunan yang diserahkan nasabah kepada pihak bank. Penilaian terhadap jaminan ini bisa meliputi : jenis jaminan, lokasi, bukti kepemilikkan dan status hukumnya. Jaminan hendaknya melebihi jumlah pembiayaan yang diberikan dan juga diteliti keabsahannya. 5. Condition of Economy Adalah situasi dan kondisi politik, sosial ekonomi budaya yang dapat mempengaruhi usaha calon nasabah dikemudian hari. (Rivai dkk, 2007 : 457-459) 2. Fidusia Fidusia berasal dari bahasa romawi fides yang bearti kepercayaan. Dalam terminologi Belanda istilah ini sering disebut dengan Fiduciare Eigendom Overdracht (FEO) yang bearti penyerahan hak milik secara kepercayaan. Fidusia menurut Undang– undang No. 42 Tahun 1999 adalah pengalihan hak kepemilikkan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda tersebut yang hak kepemilikkannya dialihkan tetap dalam penguasaan pemilik benda. Fidusia (fiduciare eigendoms overdracht) adalah penyerahan hak milik atas barang bergerak (untuk dipakai sebagai jaminan dalam pembiayaan) dengan menahan (menggunakan kembali) barang-barang tersebut secara kepercayaan. Adapun barangbarang yang diikat dengan jaminan fidusia, yaitu sebagai berikut : a. Stok barang-barang yang akan atau sedang diproduksi maupun barang yang diperdagangkan b. Inventaris kantor, pabrik, mesin-mesin peralatan c. Kendaraan bermotor Ada pula hal-hal yang harus diperhatikan dalam fidusia atau syarat minimum dari fidusia yaitu, sebagai berikut :
a. Adanya penyebutan secara terperinci benda-benda yang akan dipindahkan haknya b. Ketergantungan dari debitur bahwa ia berwenang untuk menguasai dan berwenang menyerahkan hak milik atas benda tersebut c. Adanya pembatasan-pembatasan terhadap perbuatan debitur yang merugikan (Mulyono, 2000 : 306-307) Perjanjian fidusia adalah perjanjian yang muncul karena adanya suatu pembiayaan, hal ini dikarenakan fidusia hanya bertindak sebagai jaminan assesoir atau jaminan tambahan. Jaminan utamanya tetap jaminan fixed asset. Dalam hal ini pemberi fidusia yaitu individu atau korporasi pemilik benda yang menjadi obyek jaminan fidusia. Sedangkan penerima fidusia yaitu individu ataupun korporasi yang mempunyai piutang yang pembayarannya dijamin dengan jaminan fidusia (Fina Mardiah Haq, 2011) Fidusia memiliki unsur–unsur, yaitu sebagai berikut : a. Adanya pengalihan atau pengoperan b. Pengalihan dari pemiliknya kepada kreditur c. Penyerahan berdasarkan kepercayaan Dari unsur di atas dapat disimpulkan bahwa perjanjian fidusia adalah pemberi jaminan fidusia bertindak sebagai pemilik manfaat dalam hal ini adalah nasabah dan penerima fidusia sebagai pemilik yuridis dalam hal ini yaitu pihak perbankan (Yoga Atmo Saputra, 2013) 3.
Jaminan Fidusia Jaminan fidusia yang perkembangannya akhir–akhir ini semakin pesat karena lembaga jaminan dengan fidusia dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan sejumlah dana tetapi tidak memiliki jaminan atas perolehan dana tersebut. Istilah jaminan fidusia
sendiri terdiri dari dua kata, yaitu jaminan yang bearti tanggungan atas pinjaman yang diterima dan fidusia bearti suatu hak tanggungan atas barang bergerak yang barang jaminannya dikuasai oleh debitur akan tetapi kepemilikkannya dikuasai oleh kreditur. Jaminan fidusia dalam Undang–undang No. 42 Tahun 1999 yaitu hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang–undang No. 4 Tahun 1996 tentang hak tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan pemberi fidusia sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu (Undang – undang No. 42 Tahun 1999). Maksudnya adalah fisik jaminan fidusia tetap berada pada pemberi fidusia dalam hal ini yaitu nasabah, akan tetapi hak jaminan fidusia tersebut ada di pihak pemegang fidusia dalam hal ini yaitu bank sebagai jaminan sampai kewajiban utang tersebut lunas. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang, oleh karena itu fidusia diberi kelegalitasannya yang telah diperkuat dengan adanya Undang–undang No. 42 Tahun 1999 tentang jaminan fidusia.
BAB III LAPORAN OBJEK
A. Gambaran Umum PT Bank Muamalat Indonesia PT Bank Muamalat Indonesia didirikan pada tanggal 1 Nopember 1991 dan diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia. Dan pada tanggal itu juga terlaksana penandatanganan Akte pendirian PT Bank Muamalat Indonesia di Sahid jaya Hotel dihadapan Notaris Yudo Paripurno, SH dengan akte notaris No. 1 tanggal 1 Nopember 1991 (izin menteri kehakiman No. C2.2413.HT. 01.01 tanggal 21 Maret 1992/Berita Negara RI tanggal 28 April 1992 No. 34). Dengan dukungan dari beberapa pihak seperti eskponen Ikatan Cendikiawan Muslin se–Indonesia (ICMI), beberapa pengusaha muslim dan juga dukungan dari Masyarakat yang memeproleh komitmen pembelian saham perseroan senilai Rp 84 Miliar pada saat penanda tanganan akta pendirian perseroan tersebut. Pada acara peringatan pendirian Bank Muamalat di Istana Bogor, Bank Muamalat memperoleh komitmen dari Masyarakat Jawa Barat yang turut menanamkan modal senilai Rp 106 Miliar. Dengan diikuti SK Menteri Keuangan RI No. 1223/MK. 013/1991, tanggal 5 Nopember 1991diikuti oleh izin usaha keputusan MenKeu RI No. 430/KMK. 030/1992 tanggal 24 April 1992. Dan tanggal 1 Mei 1992 PT Bank Muamalat
Indonesia
memulai
kegiatan
operasinya
untuk
melayani
kebutuhan
masyarakatmelalui jasa-jasanya (Bank Muamalat Indonesia) Pada tanggal 27 Oktober 1994 2 tahun setelah didirikannya PT Bank Muamalat Indonesia mampu menyandang predikat sebagai Bank Devisa yang tentunya semakin memperkokoh posisi perseoran sebagai Perbankan Syariah pertama dan terkemuka di Indonesia, dengan beragam jasa dan produk yang terus berkembang dan juga dengan pelayanan yang semakin meningkat. Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial dan positif oleh Islamic Development Bank
(IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi dan pada tanggal 21 Juni 1999 secara resmi IDB menjadi salah satu pemegang pemegang saham di Bank Muamalat. Pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2002 merupakan waktu yang penuh tantangan bagi Bank Muamalat Indonesia dikarenakan dalam kurun waktu ini Bank Muamalat Indonesia mampu membalikkan kondisi rugi menjadi laba berkat kerja keras dan dedikasi kru Muamalat. Melalui masa–masa sulit tersebut Bank Muamalat bangkit dari keterpurukkan yang di awali dengan pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota direksi di angkat dari tubuh Bank Muamalat. Kepengurusan baru tersebut membuat rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada : 1. Tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham 2. Tidak melakukan PHK satupun terhadap sumber daya insani yang ada dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong hak kru muamalat sedikitpun 3. Pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri kru Bank Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan direksi baru 4. Peletakkan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Bank Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua 5. Pembangunan
tonggak–tonggak
usaha
dengan
menciptakan
serta
menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada tahun ketiga dan seterusnya(Bank Muamalat Indonesia Profile). Berdirinya PT Bank Muamalat Indonesia selain berdasarkan pada ketentuan–ketentuan syariat islam, juga didasarkan pada kenyataan sebagai berikut : 1. Masyarakat
indonesia
yang mayoritasnya
adalah
beragama
meragukan hukumnya bunga pada perbankan konvensional
islam
2. Meningkatnya pembangunan di sektor agama akan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan nilai dari ajaran islam. 3. Bank konvensional yang ada di Indonesia dirasa kurang berperan secara optimal dalam membantu memerangi kemiskinan, hal ini disebabkan dengan perangkat bunga yang kurang memberi peluang kepada masyarakat menengah untuk mengembangkan usahanya. 4. Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi sangat mendukung bagi beroperasinya bank tanpa bunga di Indonesia. 5. UU No. 7 Tahun 1992 Pasal 1 butir 12 memberikan peluang bagi beroperasinya Bank yang menggunakan sistem bagi hasil. 6. Konsep yang melekat pada Bank Muamalat Indonesia sebagai salah satu wujud Bank Islam sejalan dengan kebutuhan dan orientasi pembangunan yang ada di indonesia, orientasi tersebut meliputi : a) Kebersamaan antara bank dengan nasabah b) Mendorong kegiatan investasi dan menghambat simpanan yang tidak produktif melalui sistem operasi profit and loss sharing sebagai pengganti bunga c) Mengurangi kemiskinan d) Mengembangkan produksi dengan memperluas kesempatan kerja(Sumitro, 2004 : 84-86). Ada pula tujuan dasar dari berdirinya PT Bank Muamalat adalah, yaitu sebagai berikut : 1. Meningkatkan kualitas kehidupan sosial masyarakat Indonesia sehingga semakin berkurang kesenjangan ekonomi dengan demikian pula akan melestarikan pembangunan sosial, antara lain : a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha
b. Meningkatkan kesempatan kerja c. Meningkatkan penghasilan rakyat banyak 2. Membantu partisispasi masyarakat dalam pembangunan nasional terutama dalam bidang keuangan 3.
Mengembangkan
lembaga
perbankan
syariah
yang
mampu
meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menggalakkan usaha–usaha rakyat 4. Membimbing dan mendidik masyrakat untuk berpikir secara ekonomi, agar meningkatkan kualitas hidup mereka.
B. Gambaran Umum PT Bank Muamalat Cabang Solo Perkembangan Bank MuamalatIndonesia akhir–akhir ini sangatlah menggembirakan. Dengan Bank Muamalat yang semakin berkembang membuktikan bahwa Bank Syariah dengan sistem bagi hasilnya dan berlandaskar syariah mampu bersaing dengan bank Konvensional. Awal pendirian Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo dimulai dengan didirikannnya Muamalat Bussines Centre (MBC) pada tahun 2002 sebagai awal permulaan untuk mengenalkan Bank Muamalat kepada masyarakat kota solo. Muamalat Bussines Centre beralamatkan di Jl. Mayor Kusmanto No. 10 tepatnya berkantor pada PT Telkom. Kegiatan sosialisasi dari progam Muamalat Bussines Centre ini mendapatkan respon yang baik dari masyarakat kota Solo, dan pada tanggal 8 september 2003 Bank Muamalat Cabang Solo memulai kegiatan operasionalnya yang berkantorkan di Jl. Kapten Mulyadi No. 87 F ruko Lojiwetan Pasar Kliwon Solo. Akan tetapi dengan semakin meingkatnya minan masyaraka solo dengan adanya Bank Muamalata Cabang Solo, maka Bank Muamalat Cabang Solo pun membuka kantor utama yaitu pada tanggal 13 November 2006 yang beralamtkan di Jl. Slamet Riyadi No. 314 (depan stadion sriwedari solo) dan kantor lama
yang berada pada Jl. Kapten Mulyadi No. 87 F ruko Lojiwetan Pasar Kliwon Solo sekarang dijadikan sebagai kantor Kas.
C. Visi, Misi Dan Budaya Perusahaan PT Bank Muamalat 1. Visi Menjadi Bank Syariah utama di Indonesia, dominan dipasar spiritual dikagumi dipasar rasional. 2. Misi Menjadi ROLE MODELLembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai kepada stakeholder 3. Budaya Perusahaan Kemampuan sumber daya alam, keunggulan produk dan jasa yang ditawarkan, jaringan dan teknologi yang unggul guna mendukung kegiatan operasional sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan. Tetapi yang menjadi faktor pendorong yang sesungguhnya terletak pada kekuatan Visi, Misi dan nilai–nilai yang menjadi sumber inspirasi dan budaya kerja perusahaan. Hal ini dibuktikan oleh PT Bank Muamalat Indonesia dengan Visi dan Misi perusahaan yang telah dibuat oleh PT Bank Muamalat. Pencapaian Visi dan Misi tersebut didukung
oleh nilai-nilai yang tertanam dan di tumbuh
kembangkan oleh Bank Muamalat sebagai Lembaga Keuangan Syariah yang harus dijalankan dengan sistem, akhlak dan aqidah sesuai prinsip syariah.
D. Struktur Organisasi PT Bank Muamalat
1. Bussines Manager
Pincapem 5. Operation
Manager 2. Marketing / AM
3. Lending
6. Teller
4. Funding
7. Customer
Service
8. Back Office
9. Umum Personalia
Sumber : Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo Gambar 1. Struktur Organisasi BMI Solo
10. Support (USP)
Tugas dan tanggung jawab setiap bagian–bagian dalam PT Bank Muamalat Cabang Solo, adalah sebagai berikut : 1. Bussines Manager Yaitu bertugas mengawasi, mengkoordinasi, melindungi dan bertanggung jawab atas seluruh kinerja karyawan dan kondisi umum pada Bank Muamalat cabang Solo, juga bertugas untuk : a. Memegang rahasia bank yang dipimpinnya dalam kode lalu lintas keuangan b. Melaksanakan misi kantor cabang c. Melaksanakan serta mengelola bisnis di wilayah kerja kantor cabang 2. Marketing Menangani tugas–tugas khusunya yang menyangkut bidang marketing dan pembiayaan. Disamping itu juga sebagai supervisi dan pekerjaan lain sesuai dengan ketentuan atau kebijakan manajemen, meliputi : a. Melakukan koordinasi setiap pelaksanaan tugas–tugas marketing dan pembiayaan dari unit atau bagian yang berada dibawah supervisinya. b. Melakukan
monitoring,
evaluasi,
review
dan
supervisi
terhadap
pelaksanaan tugas dan fungsi bidang marketing. c. Bertindak sebagai komite pembiayaan dalam upaya pengambilan keputusan pembiayaan. d. Melakukan monitoring, evaluasi, review terhadap kualitas pembiayaan yang telah diberikan dalam rangka pengamanan atas setiap pembiayaan.
3. Lending Bertugas mencari nasabah yang akan menggunakan dana, terutama disalurkan dalam bentuk pembiayaan kepada masyarakat yang membutuhkan dana untuk memperluas atau mengembangkan usahanya. 4. Funding Bertugas dalam pengumpulan dana masyarakat seperti saham, deposito, dll untuk mencapai hasil yang optimum maka sebelum beroperasi haruslah membuat rencana target yang ingin dicapai. Funding juga bertugas untuk : a. Memperkenalkan, mempromosikan, dan juga memasarkan produk-produk yang ditawarkan dalam bank dan juga memperluas jaringan dengan dunia luar b. Bertanggung jawab atas pencapaian target dalam pendanaan 5. Operation Manager Operation Manager bertugas untuk mengawasi, mengkoordinasi dan menerima pertanggung jawaban secara langsung dari bagian operation, seperti : teller dan customer service. Yang bertanggung jawab atas pelakasanaan operasional harian di bagian lain seperti penggunaan inventaris kantor dan ijin keluar masuknya para karyawan. Operation Manager juga bertindak sebagai komite pembiayaan yang ikut bertugas dalam menyatakan layak atau tidaknya suatu pembiayaan. 6. Teller Bertugas melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan penerimaan dan penarikan ataupun pembayaran sejumlah uang. Teller juga bertugas mengatur dan memelihara saldo atau posisi uang kas yang ada didalam tempat khasanah bank. 7. Customer Service
Bertugas untuk menjelaskan produk dan jasa yang ada pada Bank Muamalat kepada calon nasabah maupun nasabah yang datang maupun berkonsultasi lewat telepon dan juga bertugas melayani pembukaan, penutupan, ataupun perubahan rekening dan memastikan bahwa semuanya sudah sesuai dengan standart perusahaan. 8. Back Office Back Office didalam Bank Muamalat Cabang Solo di bagi menjadi dua bagian, yaitu : a. Operasional Pembiayaan Yang berhubungan dengan droping, angsuran dan juga pelaporan pembiayaan.
b. Transffer (Kliring) Yang berhubungan dengan transfer antar bank, inkaso dan juga intercity kliring. 9. Umum personalia Bertugas untuk membantu penyediaan sarana kebutuhan karyawan agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Bidang umum juga dapat melaksanakan tugas lain sesuai dengan kebijakan direksi, meliputi : a. Menginventariskan kebutuhan karyawan dan menyediakan sepanjang ketentuan berlaku b. Melakukan pengadaan atau pembelian serta pembukuan dan melakukan penyusutan atas setiap harta atau inventaris kantor sesuai dengan ketentuan yang berlaku
c. Menyiapkan, melakukan pembayaran gaji karyawan sesuai dengan ketentuan direksi 10. Unit Support Pembiayaan USP bertugas untuk mengadakan penelitian apakah nasabah atau calon nasabah layak untuk menerima pembiayaan yang dilihat dari segi keabsahannya seperti kebenaran lampiran, usaha maupun penggunaan pembiayaan, taksasi jaminan, keabsahan jaminan, dan juga Bi Checking.
E. Produk Bank Muamalat Di dalam Bank Muamalat terdapat berbagai jenis macam produk yang ditawarkan. Mulai dari produk untuk pendanaan dan juga produk untuk tabungan, macam-macamnya adalah sebagai berikut : 1. Pendanaan a. Giro Muamalat 1) Giro Perorangan Adalah Giro dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang memudahkan semua jenis kebutuhan transaksi. Giro hanya diperuntukkan perorangan dengan usia 18 tahun keatas. 2) Giro Institusi Adalah giro syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang membantu dan memudahkan semua jenis transaksi bisnis perusahaan. Giro ini hanya memiliki legalitas badan.
diperuntukkan bagi institusi yang
b.
Tabungan 1) Tabungan Muamalat Adalah tabungan dalam mata uanga Rupiah yang digunakan untuk beragam jenis transaksi, memberikan akses yang mudah dan juga manfaat yang luas. Tabungan muamalat kini hadir dengan dua pilihan ATM yaitu Kartu Shar-E Reguler dan Shar-E Gold. 2) Tabungan Muamalat Dollar Adalah tabungan dalam denominasi valuta asing US Dollar dan Singapore Dollar yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan transaksi dan investasi yang lebih beragam. 3) Tabungan Haji Arafah Adalah tabungan dalam mata uang rupiah yang dikhususkan bagi masyarakat muslim di Indonesia yang berencana menunaikan ibadah haji. 4) Tabungan Haji Arafah Plus Alah tabungan dalam mata uang rupiah yang dikhususkan bagi masyarakat muslim di Indonesia yang berencana menunaikan ibadah haji secara reguler maupun plus. 5) Tabungan iB Muamalat Rencana Adalah tabungan berjangka dalam mata uang Rupiah dan setoran rutin bulanan yang tidak bisa ditarik sebelum jangka waktu berakhir kecuali penutupan rekening dan pencairan dana hanya dilakukan ke rekening sumber dana yang bertujuan untuk membantu mewujudkan berbagai rencana nasabah.
6) Tabungan Muamalat Umroh Adalah tabungan berencana dalam mata uang Rupiah yang akan membantu nasabah yang ingin melaksanakan ibadah umroh. 7) TabunganKu Adalah tabungan dalam mata uang Rupiah yang terjangkau bagi semua kalangan masyarakat. 8) Tabungan iB Muamalat Prima Adalah tabungan prioritas yang didesain untuk nasabah yang ingin mendapatkan bagi hasil maksimal dan kebebasan bertransaksi. c. Deposito 1) Deposito Mudharabah Adalah deposito syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang memberikan
hasil
investasi
yang optimal. Deposito
Mudharabah diperuntukkan bagi perorangan 18 tahun keata dan institusi yang memiliki legalitas badan. 2) Deposito Fulinves Adalah deposito dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yng memberikan hasil investasi yang optimal dan perlindungan asuransi jiwa secara gratis. Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan. 3) Dana Pensiun Muamalat Adalah Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat yang diikuti oleh mereka yang berusia minimal 18 tahun atau sudah menikah.
2. Pembiayaan a. Konsumen 1) KPR Muamalat iB Adalah produk pembiayaan yang membantu nasabah memiliki rumah, apartemen, ruko maupun pengalihan take overKPR dari Bank lain. 2) iB Muamalat Umroh adalah produk pembiayaan yang akan membantu mewujudkan impian masyarakat untuk beribadah umrom dalam waktu segera. 3) iB Muamalat Koperasi Karyawan adalah pembiayaan konsumtifyang diperuntukkan bagi beragam jenis pembelian konsumtif kepada karyawan atau guru atau PNS melalui koperasi. 4) iB Multiguna adalah pembiayaan untuk pemenuhan kebutuhan konsumen yaitu untuk pembelian barang halal serta sewa jasa yang diperbolehkan secara syariah. 5) iB Pensiun adalah pembiayaan consumer barang halal atau sewa jasa yang diberikan kepada para pensiun dan janda atau duda pensiunan. 6) Pembiayaan kepada Multifinance (AutoLoan) Adalah pembiayaan kepada perusahaan multifinance untuk penyaluran fasilitas pembiayaan pemilik kendaraan bermotor kepada end user . b.
Modal Kerja
1) iB Modal Kerja SME adalah produk pembiayaan yang akan membantu kebutuhan modal kerja yang akan diberikan dalam rupiah maupun valuta asing sehingga kelancaran operasional dan rencana pengembangan usaha akan terjamin 2) iB Rekening Koran Muamalat adalah produk pembiayaan modal kerja yang akan meringankan usaha modal kerja dalam mencairkan dan melunasi pembiayaan sesuai kebutuhan dan kemampuan. 3) iB Muamalat Usaha Mikro adalah pembiayaan dalam bentuk modal kerja dan investasi yang diberikan kepada pengusaha mikro baik perorangan maupun badan usaha. c. Investasi 1) iB Investasi SME adalah pembiayaan yang akan membantu kebutuhan investasi jangka menengah atau panjang guna membiayai pembelian barangbarang modal dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, maupun pendirian proyek baru. 2) iB Properti Bisnis Muamalat Adalah produk pembiayaan yang akan membantu usaha kita untuk membeli, membangun atau merenovasi atau pengalihan take over pembiayaan property dari bank lain utuk kebutuhan bisnis.
BAB IV ANALISIS Perbankan yang menjalankan fungsinya sebagai penyalur dana kepada masyarakat dengan cara memberikan pembiayaan kepada individu, perusahaan atau pemilik usaha menengah. Dan pemberian kredit tersebut harus didasarkan pada keyakinan bahwa debitur atau nasabah mampu membayar kewajibannya pada waktu yang sudah ditentukan. Jika pembiayaan yang disalurkan tersebut mengalami kemacetan dalam pembayarannya pihak bank harus segera menyelematkan pembiayaan tersebut dengan berbagai cara tergantung kondisi nasabah atau penyebab pembiayaan tersebut macet. Oleh karena itu sebelum pihak perbankan memberikan pembiayan tersebut harus banyak hal yang di analisis untuk meminimalisirkan resiko yang mungkin dapat membahayakan bagi pihak bank. Salah satunya adalah dengan menetapkan jaminan yang di agunkan oleh nasabah. Dan juga mengetahui berapa nilai dan kelegalitas dari jaminan yang sudah di agunkan nasabah. A. Prosedur Pembiayaan Dalam Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo Dalam Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo ketika memberikan pembiayaan kepada nasabah, pihak BMI Cabang Solo memiliki beberapa unsur yang perlu diperhatikan antara pihak perbankan sebagai kreditur dan calon nasabah sebagai debitur, hal–hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : 1. Kepercayaan Adalah suatu keyakinan dari pihak bank kepada calon nasabah bahwa pembiayaan yang berupa uang tersebut akan dikembalikan oleh nasabah tersebut. Sebelum pihak perbankan memberikan pembiayaan tersebut tentunya sudah dilakukan penelitian terhadap nasabah tersebut apakah nantinya layak diterima pengajuan pembiayaannya.
2. Kesepakatan Di dalam pembiayaan juga harus ada kesepakatan antara pemberi pembiayaan dan penerima pembiayaan. Dimana kesepakatan ini telah di atur dalam suatu perjanjian yang masing–masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya. 3. Jangka Waktu Pada setiap pembiayaan dipastikan selalu ada jangka waktu pelunasan pembiayaan yang dari awal sudah ditentukan antara pihak bank dengan nasabah. 4. Resiko Bisa dipastikan bahwa pada setiap pembiayaan selalu ada resiko yang bisa saja terjadi pada pihak perbankan. Resiko tersebut terjadi karena nasabah yang tidak mau membayar kewajibannya. Nasabah yang tidak mau membayar kewajibannya tergolong dalam dua tipe, yaitu nasabah yang mampu tapi tidak mau membayar kewajibannya dan nasabah yang tidak mampu melunasi kewajibannya disebabkan oleh nasabah yang mengalami kerugian atau bencana alam. 5. Balas Jasa Dari pembiayaan yang telah memfasilitasi usaha dari nasabah, tentunya pihak perbankan mengharapkan suatu keuntungan dari dana yang telah dikeluarkan tersebut. Bagi bank konvensional keuntungan tersebut disebut dengan bunga bank, sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah bank mengharapkan keuntungan tersebut dari bagi hasil Dari pengertian di atas dapat di lihat apa saja unsur–unsur yang terkandung dalam pembiayaan. Begitu pula yang terjadi dalam PT Bank Muamalat Cabang Solo juga
memakai unsur–unsur di atas. Berikut ini adalah prosedur pembiayaan yang ada pada PT Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo , yaitu sebagai berikut : 1. Nasabah bertemu dengan marketing dari Bank Muamalat cabang Solo untuk mengajukan pembiayaan dan marketing tersebut langsung memasukkan Surat Permohonan 1 ke USP (Unit Support Pembiayaan). Surat Permohonan 1 berguna untuk proses tahap pertama dalam pembiayaan yang di ajukan 2. USP menerima Surat Permohonan 1 dari marketing dan USP Melakukan pengecekkan terhadap data nasabah yaitu menyangkut : a. Bi Checking, yaitu untuk mengetahui calon nasabah yang mengajukan pembiayaan tersebut apakah masih mempunyai pembiayaan di Perbankan lainnya atau tidak. b. Taksasi, yaitu bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha dari nasabah dan mengetahui keabsahan harga dari nilai aktiva yang akan di agunkan serta sebagai bahan bagi marketing atau komite pembiayaan dalam merekomendasikan pembiayaan. c. Analisa Yuridis, bertujuan untuk melihat aspek–aspek kelegalitasan, keaslian identitas dari nasabah yang mengajukan pembiayaan dan melihat jaminannya apa saja. Tetapi analisa yuridis hanya dilakukan untuk pembiayaan di atas Rp 250 juta Dengan tahapan tersebut diharapkan menghindari bank dari resiko kerugian akibat nasabah cidera janji. 3. Setelah Bi Checking, Taksasi dan Analisa Yuridis selesai data–data tersebut diserahkan kepada Komite Pembiayaan untuk di nilai apakah pengajuan pembiayaan disetujui atau tidak.
4. Setelah Komite Pembiayaan menyetujui pengajuan pembiayaan tersebut, marketing segera menghubungi notaris untuk akad perjanjian atau pengikatan dalam pengajuan pembiayaan tersebut. 5. Setelah akad selesai dilaksanakan proses selanjutnya adalah Droping. Droping yaitu pencairan dana kepada nasabah yang mengajukan pembiayaan tersebut. Dan diharapkan nasabah tersebut dapat melunasi kewajibannya mengangsur setiap bulannya dengan jangka waktu yang sudah ditentukan. Demikian adalah alur atau tahapan dalam proses pembiayaan dalam PT Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo. Jika tahapan tersebut dijadikan bagan adalah, sebagai berikut :
1. SP 1 masuk USP
2. Bi Checking
Bi Checking Selesai
Taksasi Analisa Yuridis
Taksasi Selesai
Analisa Yuridis Selesai
3. Komite Pembiayaan Setuju / Tidak
4. Akad / Pengikatan
5. Droping
Sumber : Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo
Gambar 2. Tahapan alur prosedur pembiayaan
B. Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Dengan Jaminan Fidusia Pada Bank Muamalat Cabang Solo Di dalam Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyetujui suatu pembiayaan. sehingga bank benar-benar yakin akan kemampuan melunasi hutang dari nasabah tersebut. Tujuan dari diadakannya penelitian yang mempengaruhi pembiayaan adalah untuk memperoleh keyakinan apakah usaha nasabah layak atau nasabah tersebut mempunyai kemampuan untuk membayar hutangnya. Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo juga menggunakan prinsip 5C yang menjadi dasar dalam kepurusan suatu pembiayaan apakah pembiayaan tersebut diterima atau ditolak, yaitu sebagai berikut : 1. Character Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo melihat watak dan juga sifat dari nasabah dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usahanya. 2. Capacity Bank Muamalat indonesia Cabang Solo melihat kemampuan nasabah dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang di harapkan. 3. Capital Adalah modal atau jumlah uang sendiri yang dimiliki oleh nasabah. Karena Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo tidak mau memberikan pembiayaan 100% kepada nasabah, oleh karena itu nasabah yang mengajukan pembiayaan juga harus memiliki modal sendiri. 4. Collateral Adalah jaminan atau agunan yang diserahkan nasabah kepada pihak bank. Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo tidak akan mengambil resiko dengan
memberikan pembiayaan tanpa adanya jaminan dari nasabah. Penilaian terhadap jaminan ini bisa meliputi : jenis jaminan, lokasi, bukti kepemilikkan dan status hukumnya. 5. Condition Of Economy Adalah situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya yang dapat mempengaruhi usaha calon nasabah dikemudian hari. Bank Muanalat Indonesia Cabang Solo tentunya sangat memperhatikan kemungkinan usaha nasabah nantinya akan terpengaruh atau tidak dengan adanya kondisi-kondisi seperti ini. Jika kondisi tersebut mempengaruhi usaha nasabah yang mengalami kerugian tentunya pihak bank harus mempertimbangkan apakah nasabah tersebut masih layak menerima pembiayaan. Selain prinsip 5C, juga ada prinsip 7P yang dapat menjadi dasar keputusan dari suatu pembiayaan, yaitu sebagai berikut : 1. Personality Menilai nasabah dari segi kepribadian atau tingkah lakunya sehari– hari. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. 2. Party mengklasifikasikan nasabah kedalam golongan-golongan tertentu. Berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Pembiayaan untuk nasabah yang lemah sangat berbeda dengan nasabah yang kuat modalnya. Baik dari segi jumlah maupun dari persyaratan yang lainnya. 3. Perpose
Untuk mengetahu tujuan nasabah mengajukan pembiayaan, apakah untuk modal kerja, konsumtif atau lain-lain. Dan juga untuk mengetahui jenis pembiayaan apa yang nasabah ambil. 4. Prospect Tujuannya adalah untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah dapat memberi keuntungan atau tidak. Hal ini sangatlah penting karena jika suatu fasilitas pembiayaan tidak mempunyai keuntungan bukan hanya pihak perbankan yang rugi tetapi juga nasabah. 5. Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah melunasi tanggung jawabnya atau dari sumber mana saja nasabah mendapatkan dana untuk melunasi tanggung jawabnya. Semakin banyak usaha yang dijalankan oleh nasabah tersebut akan menjadi sangat baik, dikarenakan jika usaha yang satu tidak mendapatkan laba masaih ada usaha yang lainnya. 6. Profitabillity Tujuannya adalah untuk menganalisis bagaimana tujuan nasabah tersebut dalam mencari laba atau keuntungan. Profitabillity di ukur dalam periode ke periode, akankan keuntungan yang dihasilkan tetap sama, meningkat atau justru mengalami kerugian jika ditambah dengan pembiayaan yang diajukan. 7. Protection Tujuannya adalah untuk menjaga dana dari pembiayaan tersebut mendapat perlindungan dari jaminan yang diberikan nasabah. Jadi pembiayaan untuk memfasilitasi usaha nasabah tersebut benar-benar aman. C. Fungsi Dari Jaminan Fidusia Dalam Pembiayaan Di Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo
Setiap mengajukan suatu pembiayaan tentunya nasabah harus menyerahkan juga harta miliknya yang dijadikan sebagai jaminan atau agunan. Yang berfungsi untuk melindungi pembiayaan yang telah diberikan oleh nasabah dari resiko kerugian. Begitu juga yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo, selalu menetapkan adanya jaminan sebagai syarat dalam pembiayaan. Pada dasarnya tahapan atau proses setiap pembiayaan semuanya sama. Perbedaannya hanya terletak pada jaminannya yaitu jaminan fidusia dan jaminan fixed asset (sertifikat) seperti sertifikat tanah, gedung atau bangunan lainnya. Fungsi jaminan fidusia pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo sendiri adalah sebagai jaminan assesoir (jaminan tambahan) jika nasabah mengajukan pembiayaan dalam jumlah yang besar diperlukan jaminan fidusia. Atau bisa juga dengan orang yang ingin mengajukan pembiayaan tetapi tidak mempunyai barang jaminan, maka dia meminjam harta orang lain untuk dijadikan jaminan sementara waktu. Didalam Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo Jaminan fidusia juga mempunyai fungsi sebagai sarana pengaman dalam pemberian pembiayaan apabila nasabah wanprestasi atau ingkar janji dengan batas waktu yang sudah ditentukan. Jika nasabah tersebut wanprestasi, maka pihak Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo segera mengambil tindakan untuk menyelamatkan dana yang telah dikeluarkan tersebut. Jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan. Ada beberapa unsur-unsur dari jaminan fidusia, adalah : 1.
Merupakan jaminan tambahan
2.
Diserahkan oleh nasabah kepada pihak perbankan
3.
Untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
Ada beberapa hal yang juga merupakan fungsi dari jaminan, yaitu sebagai berikut :
1. Jaminan sebagai pelunasan pembiayaan Sekecil-kecilnya nilai dari pembiayaan yang telah diajukan. Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo tetap akan meminta jaminan dari nasabah utuk menghindari resiko kerugian. 2. Jaminan sebagai pendorong motivasi nasabah Pengikatan jaminan yang merupakan harta dari nasabah yang dilakukan oleh pihak Bank Muamalat cabang Solo tentunya nasabah tersebut akan takut jika kehilangan harta yang sudah dijaminkan. Oleh karena itu nasabah akan berusaha sekeras mungkin agar harta milikknya kembali yaitu dengan cara melunasi kewajibannya tepat pada waktu yang sudah ditentukan. 3. Jaminan yang berdasarkan kepercayaan Jaminan yang berdasarkan keyakinan terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya, dari dana yang berasal dari usaha yang telah dibiayai oleh pihak bank yang tercermin dalam cashflow debitur yang diperoleh dengan melakukan analisis dan evaluasi atas watak, kemampuan, serta prospek dalam usaha yang dikenal sebagai first way out 4. Jaminan yang berdasar pada likuidasi agunan Dilakukan pada kemudian hari apabila first way out tidak dapat digunakan sebagai alat pelunasan hutang yang dikenal sebagai second way out Secara yuridis pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo jaminan mempunyai fungsi yaitu untuk mengcover hutang nasabah. Disamping itu pihak Bank Muamalat Indonesia Cabang Solojuga melihat dari penilaian faktor-faktor seperti watak, kemampuan modal, jaminan dan kondisi ekonomi (prinsip 5C) dapat dijadikan sebagai sarana perlindungan akibat nasabah yang tidak mampu melunasi kewajibannya atau nasabah wanprestasi. Sedangkan dasar hukum jaminan adalah perjanjian pemberian
jaminan kebendaan antara nasabah dan pihak bank dengan tujuan menjamin pemenuhan, pelaksanaan atau pembayaran suatu kewajiban atau hutang nasabah kepada pihak bank.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis adalah, sebagai berikut : 1.
Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo banyak sekali nasabah yang mengajukan pembiayaan. Hal itu menunjukkan bahwa pada saat sekarang ini
banyak
nasabah
yang
membutuhkan
pembiayaan
untuk
mengembangkan usahanya. Sehingga Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo melakukan prosedur atau tahapan dengan penuh kehati-hatian dalam menyetujui pembiayaan yang dikeluarkan. 2.
Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo juga menggunakan prinsip 5C dalam menilai kelayakan nasabah yang mengajukan pembiayaan. Dengan melihat unsur-unsur seperti : watak, jaminan, harta milik sendiri dll. Dengan itu Bank Muamalat Cabang Solo dapat mengetahui seberapa besar kemampuan nasabah dalam melunasi hutangnya.
3.
Jaminan fidusia pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo mempunyai fungsi sebagai jaminan assesoir atau jaminan tambahan. Jika nasabah mengajukan pembiayaan dalam jumlah yang besar tentunya akan diperlukan jaminan fidusia.
B. Saran Setelah melakukan penelitian terhadap analisa pembiayaan yang menggunakan jaminan fidusia di PT Bank Muamalat Cabang Solo, penulis akan memberikan saran yang bermanfaat bagi Bank Muamalat Cabang Solo, yaitu :
1. Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo harus menerapkan beberapa prinsip sebagai dasar kelayakan nasabah yang akan diberikan pembiayaan. Supaya Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo juga tidak mengalami kerugian akibat mengeluarkan pembiayaan tanpa diteliti dahulu. 2. Seharusnya Bank Muamalat Cabang Solo memiliki berbagai penilaian untuk menilai kelayakan nasabah. Tidak hanya menggunakan prinsip 5C, karena Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo bisa saja mengalami kerugian akibat tidak menilai karakter nasabah dengan benar. 3. Dengan pembiayaan menggunakan jaminan fidusia, Bank Muamalat Cabang Solo harus melihat juga apa-apa saja harta pribadi yang dimiliki nasabah. Sehingga nasabah tidak hanya memiliki jaminan yang dipinjammnya dari orang lain, tetapi juga harus menjaminkan harta milik pribadi.
DAFTAR PUSTAKA Adhisti, Sheeny. 2009. Fidusia Sebagai jaminan Dalama Pemberian Kredit Di Perusda BPR Bank Pasar Klaten. Surakarta Antonio, M.Syafi’I. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Gema Insani Press : Jakarta Bank Indonesia. 1996. Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 : tentang Hak Tanggungan Bank Indonesia. 1998. Undang-Undang No. 10 : tentang Perbankan Bank Indonesia. 1999. Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 : tentang Fidusia Bank Muamalat. 2013. Annual Report2013. Jakarta Hartini, Sri. 2008. Pelaksanaan Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia Dikantor Pusat PT Bank Bukopin, Tbk Jakarta. Semarang Kasmir, 2004. Manajemen Perbankan. PT Raaj Grafindo Persada : Jakarta Kasmir, 2009. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Rajawali Press : Jakarta Kusumaningrum, Dyah. 2008. Pelaksanaan Perjanjian Kredit yang Diikat Dengan Jaminan Fidusia Di PT Bank Eksekutif International, Tbk Cabang Semarang. Semarang Muhamad, 2000. Sistem Dan Prosedur Operasional Bank Syariah. UII Press : Yogyakarta Muhammad, 2005. Manajemen Bank Syariah. UPP AMP YKPN : Yogyakarta Mulyono, Teguh . P. 2000. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil. BPFE Yogyakarta : Yogyakarta Rivai, Veithzal dkk. 2007. Bank And Financial Institution Management : ConventionalAnd Sharia System. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta Sumitro, Warkum. 1996. Asas-Asas Perbankan Islam Dan Lembaga-Lembaga Terkait. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta http://finamardiahhaq.blogspot.com/2011/11/apa-itu-fidusia.html http://yogoatmosaputra.wordpress.com/2013/11/03/95/ http://www.muamalatbank.com/assets/cd/p03/01.html
http://www.muamalatbank.com/home/about/profile http://humaam-think.blogspot.com/2010/05/fungsi-jaminan.html