Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
1 ANALISIS PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk Anne Erika Oktania
[email protected] Soedjono Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT Purpose of this research is to assess and analyses financial performance by using profitability ratio analysis and liquidity ratio at PT Indonesia Telecommunications, Tbk which go public in Indonesian Stock Exchange. Research type applies descriptive research, because the analysis arises descriptions and explanation of by comparing between data obtained from research with the theory bottoms. Based on result of solution by using financial ratio analysis, hence knowable of financial performance at PT. Indonesia Telecommunications, Tbk at range of time 2007-2011 is profitability PT. Indonesia Telecommunications, Tbk mirror in yielded shows improvement every year his its, causing affects at performance that is increasingly good. While liquidity PT. Indonesia Telecommunications, Tbk measured with current ratio and quick ratio experiences downdraft of this thing caused to be available of smaller current assets than current liabilitieses, and inventory experiencing improvement, so that affects at liquidity that is increasingly declines, and cash ratio shows good performance, this express at company ability to pay or fulfills its the financial obligation more timelyly from at other liquidity ratio Keywords: financial ratio, profitability, liquidity and financial performance ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai dan menganalisis kinerja keuangan dengan menggunakan analisis rasio profitabilitas dan rasio likuiditas pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang go public di Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian menggunakan penelitian deskriptif, karena analisis tersebut mengemukakan uraian-uraian serta penjelasan dengan membandingkan antara data yang diperoleh dari penelitian dengan dasar-dasar teori yang ada. Berdasarkan hasil pembahasan dengan menggunakan analisis rasio keuangan, maka dapat diketahui kinerja keuangan pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk pada kurun waktu 2007–2011 adalah profitabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang tercermin dalam laba setelah pajak yang dihasilkan menunjukkan peningkatan setiap tahunnya, sehingga berdampak pada kinerja yang semakin membaik. Sedangkan likuiditas PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang diukur dengan current ratio dan quick ratio mengalami penurunan hal ini disebabkan tersedianya aktiva lancar yang lebih kecil daripada hutang lancar, serta persediaan yang mengalami peningkatan, sehingga bedampak pada likuiditas yang semakin menurun, dan cash ratio menunjukkan kinerja yang baik, ini mencerminkan pada kemampuan perusahaan untuk membayar atau memenuhi kewajiban keuangannya lebih tepat waktu dari pada rasio likuiditas lainnya. Kata kunci: rasio keuangan, profitabilitas, likuiditas dan kinerja keuangan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
2 PENDAHULUAN Kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing sangat ditentukan pada kinerja perusahaan itu sendiri.selanjutnya untuk mengetahui kinerja perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan dimana laporan keuangan tersebut berisi informasi-informasi yang menyangkut posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan. Akan tetapi dengan melihat laporan keuangan saja belum cukup untuk mengevaluasi kinerja suatu perusahaan. Untuk itu perlu dilakukan analisis atas laporan keuangan sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diperoleh gambaran mengenai hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan. Disamping itu analisis laporan keuangan juga dapat digunakan untuk mengambil keputusan mengenai kondisi perusahaan secara keseluruhan. Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan dimasa lalu, saat ini dan kemungkinannya dimasa depan. Dalam rangka melakukan analisis untuk tujuan pengambilan keputusan, para analisis keuangan menggunakan informasi laporan keuangan. Informasi atas laporan keuangan yang telah dievaluasi sangat diperlukan bagi pihakpihak yang telah berkepentingan terhadap kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Pihak-pihak yang telah berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut adalah pemilik perusahaan, investor, kreditur, para banker dan pemerintah. Pemilik perusahaan berkepentingan terhadap laporan keuangan supaya dapat menilai sukses tidaknya memimpin perusahaan. Bagi investor berkepentingan terhadap laporan keuangan antara lain untuk mengambil keputusan membeli, menjual atau menanam saham pada perusahaan yang bersangkutan. Para kreditur memiliki kepentingan untuk mengembalikan pinjaman dan membayar beban bunga pada saat jatuh tempo. Bagi banker laporan keuangan berguna untuk mengambil keputusan apakah nanker harus member atau menolak permintaan kredit suatu perusahaan. Sedangkan bagi pemerintah, laporan keuangan berguna untuk menentukan besarnya pajak yang akan dibenbankan pada perusahaan. Data pokok sebagai input dalam analisis rasio keuangan adalah laporan laba rugi dan neraca perusahaan, dengan kedua laporan ini akan dapat ditenyukan sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini dapat digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan. Dengan demikian hasil angka-angka dari analisis rasio keuangan maka pihak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan dapat membuat keputusan dalam menetapkan kebijaksanaannya dalam suatu perusahaan. Munawir (2007:64), mengadakan analisa hubungan dari pos dalam suatu laporan keuangan merupakan dasar untuk dapat mengintrepresikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan yang dibandingkan, termasuk data tentang perubahanperubahan yang terjadi dalam jumlah rupiah, prosentase serta trendnya, penganalisa menyediri bahwa rasio individu akan membantu dalam menganalisa dan mengintretasikan posisi keuangan suatu perusahaan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard. Adanya perusahaan telekomunikasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia adalah sejalan dengan semakin besarnya peranan perusahaan jasa telekomunikasi dalam pengembangan perekonomian di Indonesia Kondisi keuangan perusahaan telekomunikasi dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan seperti neraca, laporan perhitungan rugi laba serta laporan keuangan lainya. Dengan mengadakan analisis terhadap pos-pos neraca, maka akan dapat diketahui dan diperoleh gambaran tentang posisi keuangannya. Sedangkan analisis terhadap laporan rugi laba akan memberikan gambaran
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
3 tentang hasil atau perkembangan usaha yang bersangkutan. Dari laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba-rugi dilakukan analisis. Analisis ini menggunakan analisis profitabilitas dan likuiditas. Profitabilitas adalah tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan suatu pendapatan maupun pemasukan yang tercermin dalam laba perusahaan, pihak manajemen selaku pelaksana dari suatu perusahaan mempunyai tanggung jawab akan berlangsungnya operasi perusahaan. Selain itu pihak manajemen mempunyai tanggung jawab yaitu tanggung jawab untuk memperoleh dana untuk membiayai aktiva dan tanggung jawab untuk menggunakan aktiva yang dimiliki perusahaan dalam rangka memperoleh penghasilan (Prastowo, 2002:38). Tingkat profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan seringkali menjadi bahan pertimbangan investor dalam pilihan investasinya. Berapa besar laba yang dapat dihasilkan oleh perusahaan menjadi faktor penting dalam ukuran keberhasilan kinerja pihak manajemen. Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat–alat pembayaran (alat–alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban keuangannya yang segera harus dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai kemampuan membayar (Riyanto, 2007:25). Setelah dilakukan analisis akan didapat hasil yang berupa kinerja keuangan perusahaan. Kemudian dari hasil analisis tersebut dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan perusahaan. Perusahaan sebagai unit usaha tentunya diharapkan agar dapat menghasilkan keuntungan dari usaha yang dijalankan tersebut. Kemudian sebagai pemilik ataupun pihak-pihak yang berkepentingan tentunya juga ingin mengetahui perkembangan perusahaan dari hasil perkembangan perusahaan dari hasil kegiatan usahanya dari waktu ke waktu. Maka dari itu menilai kondisi keuangan suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai alat penilaian kinerja keuangan Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, adalah sebagai berikut: “Bagaimana kinerja keuangan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang go public di Bursa Efek Indonesia diukur dengan menggunakan analisis rasio profitabilitas dan rasio likuditas” Tujuan penelitian ini adalah: Untuk menilai dan menganalisis kinerja keuangan dengan menggunakan analisa rasio keuangan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang go public di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS Laporan Keuangan Munawir (2007:5) mendefinisikan laporan keuangan adalah laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, di mana neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan (laporan) rugi laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Suharli (2009:4) memberikan definisi terhadap laporan keuangan sebagai gambaran kondisi perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya mengenai pertumbuhan atau kemunduran, dan memungkinkan untuk diperbandingkan dengan perusahaan lain pada
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
4 industri sejenis. Harahap (2008:1) laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Jika informasi ini disajikan dengan benar, informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja untuk mengambil keputusan tentang perusahaan yang dilaporkan tersebut. Untuk menganalisis laporan keuangan maka diperlukan penguasaan terhadap: (1) Cara menyusun laporan keuangan itu (proses akuntansi); (2) Konsep, sifat, karakteristik laporan keuangan atau akuntansi itu. Teknik analisisnya; (3) Segmen, dan sifat bisnis itu sendiri, serta situasi lingkungan ekonomi baik internasional maupun nasional. Tujuan dari laporan keuangan menurut Harahap (2008:132) adalah (1) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan; (2) Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva neto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba; (3) Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan didalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba; (4) Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiyaan dan investasi; dan (5) Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijan akuntansi yang dianut perusahaan. Analisis laporan Keuangan Analisis keuangan menggunakan data dari laporan keuangan yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi. Akuntansi keuangan biasanya digunakan untuk melihat lebih jauh permasalahan yang terjadi dala suatu perusahaan. Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya. Bactiar dan Nurwahyu (2008:3) analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. Harahap (2008:190) analisis laporan keuangan berarti, mengurangi pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kualitatif maupun data non kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Hanafi dan Halim (2007:71) Memberikan definisi terhadap analisis laporan keuangan adalah menguraikan adanya trend tertentu dalam laporan keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan adalah menelaah tentang hubungan dan kecenderungan atau tren tren untuk mengetahui bagaimana keadaan keuangan, hasil usaha dan kemajuan perusahaan memuaskan sehingga dapat mengambil keputusan dengan tepat. Kasmir (2008:68) tujuan adanya analisis laporan keuangan secara umum adalah: (1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode; (2) Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan; (3) Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.; (4) Untuk mengetahui langkahlangkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
5 keuangan perusahaan saat ini; (5) Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal; (6) Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
Analisis Rasio Keuangan Mengadakan analisis hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan adalah merupakan dasar untuk dapat menginterprestasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran tentang baik atau buruknya posisi keuangan perusahaan. Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan analisis perusahaan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara satu jumlah tertentu dengan jumlah yang lainnya, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dijelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Prastowo dan Julianty (2005:56) analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa datang. Sedangkan menurut Hanafi dan Halim (2007:91) analisis rasio adalah analisis yang disusun dengan menggabungkan gubungan angka angka dalam dan antara neraca dan laporan laba rugi. Harahap (2008:218) mendefinisikan analisis rasio keuangan adalah perbandingan antara pos pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan (berarti). Profitabilitas Profitabilitas adalah suatu pengertian relatif mengenai laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan jumlah modal yang tertanam dalam perusahaan yang bersangkutan dengan tidak dibedakan apakah modal itu merupakan kekayaan sendiri (seperti modal saham) ataukah “kekayaan asing (kredit bank, obligasi) yang terdapat dalam perusahaan itu”. Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan (Warsono, 2008:37). Beberapa indikator dari rasio Profitabilitas ini dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) Gross Profit Margin (marjin laba kotor); (2) Net Profit Margin (rasio marjin laba bersih); (3) Return On Investment (rasio pengembalian atas investasi); dan (4) Return On Equity (rasio pengembalian atas ekuitas). Profitabilitas memperlihatkan/ menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Harahap, 2008:304). Beberapa indikator dari rasio profitabilitas menurut (Harahap, 2008:305) adalah: (1) Return on total assets (ROA); (2) Return on Equity (ROE); dan (3) Net Profit Margin (NPM). Sedang Hanafi dan Halim (2007:83) rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Beberapa indikator rasio profitabilitas yang dapat digunakan yaitu: (1) Return On Assets (ROA); (2) Return On Equity (ROE); (3) Net Profit Margin (NPM)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
6 Likuiditas Syamsuddin (2008:41) likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuan untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas. Beberapa indikator dalam pengukuran tingkat likuiditas adalah: (1) Net working capital; (2) Current ratio dan (3) Acid-test ratio (Quick ratio). Menurut Hanafi dan Halim (2007:37) yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. Ada beberapa indikator rasio likuiditas yang dapat digunakan untuk menganalisis likuiditas adalah (1) Rasio Lancar/Current Ratio; dan (2) Rasio Cepat/Quick Ratio. Harahap (2008:34), mendefinisikan likuiditas adalah suatu rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya yang harus dipenuhi. Ada beberapa rasio likuiditas yang dapat digunakan untuk menganalisis likuiditas perusahaan yaitu: (1) Rasio Lancar/Current Ratio; (2) Rasio Cepat/Quick Ratio; dan (3) Rasio Kas. Kinerja Keuangan Menurut Mahsun (2009:25) Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau masa depan, pertumbuhan dan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Untuk dapat mengukur tingkat kinerja perusahaan, pengukurannya dapat dilakukan dengan rasio keuangan dengan melihat trend setiap tahun dari masing-masing rasio keuangan. Kinerja perusahaan diukur melalui: (1) Rasio Likuiditas deng ukuran: (a) Current Rasio untuk perusahaan yang normal berkisar pada angka 2:1 atau 200%. Rasio yang rendah menunjukkan resiko likuiditas yang tinggi. Rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar yang akan mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan; (b) Quick Ratio diinterprestasikan sebagai berikut : ” Setiap Rp 1, hutang dijamin oleh aktiva lancar diluar persediaan”. Angka yang terlalu kecil menunjukkan resiko likuiditas yang lebih tinggi. Rasio atau pedoman yang baik adalah 1 : 1 atau 100%; (c) Cash Ratio merupakan alat paling likud, sehingga batasan angka normal yang baik adalah rasio atau pedoman yang baik adalah > 30% (minimal 0,3 atau 30%). (2) Rasio Aktivitas ; (a) Fixed Assets Turn Over menunjukkan ukuran seberapa efektif pemanfaatan aktiva tetap dalam mendapatkan penghasilan. Rasio atau pedoman yang baik adalah antara 150 -300% atau 1,5 - 3 kali; (b) Total Asset Turn Over menunjukkan ukuran seberapa efektif penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi menunjukkan manajemen yang baik. Rasio atau pedoman yang baik adalah lebih dari 0,5 kali (>50%). (3) Rasio Solvabilitas; (a) Debt Ratio beda dengan current ratio, walaupun total assets semakin tinggi hal ini tidak akan berefek buruk terhadap earning power, karena total assets tersebut didalamnya termasuk aktiva tetap yang sudah diinvestasikan dan produktif. Maka dari itu tidak ada ukuran angka normal seperti pada current ratio, tetapi batasan angka normal yang dianggap baik adalah <100% dan kinerja akan semakin baik bila ratio semakin kecil. (b) Debt To Equity Ratio bagi perusahaan sebaiknya besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetap tidak terlalu tinggi. Kreditur tidak akan member pinjaman tambahan bila Debt To Equity itu sudah lebih besar dari 100% karena resikonya akan menjadi bertambah besar juga. Dengan kata lain ratio pedoman adalah <100%. (4) Rasio Profitabilitas; (a) Return On Asset yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen asset yang berarti efisiensi manajemen. Rasio atau pedoman yang baik adalah > 5%; (b) Return On Equity yang tinggi menunjukkan semakin baik manajemen didalam mengelola perusahaanya. Rasio atau pedoman yang baik adalah antara 20% - 40%; (c) Profit Margin yang tinngi menandakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang tinggi pula pada tingkat penjualan rasio atau
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
7 pedoman yang baik adalah > 5%; (d) Gross Profit Margin yang tertinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba kotor yang tinggi pula pada tingkat penjualan tertentu. Rasio atau pedoman yang baik adalah 20% 40% Mulyadi (2009:428) Kinerja keuangan merupakan kemampuan atau prestasi, prospek pertumbuhan serta potensi perusahaan dalam menjalankan usahanya yang secara finansial ditunjukkan dalam laporan keuangan. Penilaian kinerja keuangan perusahaan diukur melalui pengevaluasian laporan keuangan perusahaan, khususnya analisa laporan keuangan. Kinerja keuangan dapat dilihat dari segi kualitatif dan kuantitatif yaitu: (1) Segi kualitatif adalah suatu kinerja perusahaan yang tidak dapat di ukur seperti keunggulan produk di pasar, pemanfaatan sumber daya manusia, kekompakan tim, kepatuhan perusahaan terhadap peraturan masyarakat ; dan (2) Segi kuantitatif adalah kinerja perusahaan yang dapat diukur dengan menggunakan suatu analisis tertentu (dalam hal ini analisis laporan keuangan) seperti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Tinggi rendahnya kinerja suatu perusahaan merupakan dasar pertimbangan guna pemilihan tujuan investasi oleh para investor pada umumnya. Apabila kinerja suatu perusahaan baik dapat dikatakan perusahaan tersebut telah menjalankan usahanya secara efektif dan efisien. Rerangka Pemikiran Kusumadiyanto (2006:5) untuk mengetahui dengan tepat bagaimana kondisi dan kinerja perusahaan dapat dilakukan analisis terhadap laporan keuangan yang dimilikinya. Analisis laporan keuangan merupakan suatu metode yang membantu para pengambil keputusan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan melalui informasi dari laporan keuangan. Untuk membantu laporan keuangan tersebut diperlukan suatu tolok ukur. Tolok ukur yang sering digunakan adalah berbentuk rasio atau indeks. Rasio keuangan merupakan suatu tolok ukur yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan lainnya. Analisis rasio keuangan yang menghubungkan unsur-unsur neraca dan laporan laba-rugi dan lainnya yang dapat memberikan gambaran tentang perusahaan dan posisinya pada saat ini. Analisis laporan keuangan meliputi dua jenis perbandingan. Pertama, membandingkan rasio sekarang, rasio yang lalu dan yang akan datang. Kedua, meliputi perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis. Perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran mengenai kinerja perusahaan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan. Analisis laporan keuangan dapat membantu manajemen untuk mengidentifikasi kekurangan dan melakukan tindakan memperbaiki kinerja perusahaan. Sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
8 Laporan Keuangan
Laporan Laba Rugi
Neraca Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
1.Rasio Profitabilitas 2.Rasio Likuiditas
Kinerja Perusahaan Gambar 1 RERANGKA PEMIKIRAN Proposisi Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diutarakan pada Bab 1, proposisi penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut: “salah satu alat untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan”. Untuk membuktikan proposisi penelitian menggunakan metode analisis perbandingan sebagai berikut: (1) Cross Sectional Approach adalah suatu cara menganalisis dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan ; (2) Time Series Analysis. Dilakukan dengan jalan membandingkan rasio-rasio financial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Pembandingkan antara rasio yang dicapai saat ini dengan rasio rasio pada masa lalu akan memperlihatkan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Perkembangan perusahaan akan dapat dilihat pada trend dari tahun ke tahun, sehingga dengan melihat perkembangan ini perusahaan dapat membuat rencana rencana untuk masa depannya, maka proposisi yang telah diajukan adalah analisis profitabilitas dan likuditas dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk mengetahui kondisi keuangan dan kinerja perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dan digunakan penulis adalah jenis penelitian deskriptif. Objek yang diteliti oleh penulis pada penelitian ini adalah PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
9 Teknik Pengumpulan Data Pada metode pengumpulan data ini penulis berusaha untuk mendapatkan data yang lengkap, dan sesuai dengan obyek penelitian. Dan dalam usaha mendapatkan data-data yang diperlukan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data tertulis seperti neraca dan laporan laba rugi yang diperoleh dari Pojok Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya. Satuan Kajian 1. Laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan, kedua daftar itu adalah neraca dan laporan laba rugi 2. Kinerja keuangan adalah penilaian mengenai keadaan keuangan perusahaan. Yang dimaksud kinerja keuangan perusahaan adalah tingkat prestasi yang dicapai oleh perusahaan yang mencerminkan kondisi kesehatan keuangan dari hasil operasi dari suatu perusahaan pada waktu tertentu. 3. Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. 4. Rasio Profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam didalamnya. Rasio profitabilitas terdiri dari: a. Return on Assets (ROA). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return on assets (ROA) dihitung dengan menggunakan rumus:
Return On Assets (ROA) b.
Return on Equity (ROE). Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia pemegang saham perusahaan. Return on Equity (ROE) dihitung dengan menggunakan rumus:
Return On Equity (ROE) c.
Laba Setelah Pajak Total Aktiva
Laba Bersih Modal Sendiri
Net Profit Margin. Rasio ini untuk membandingkan antara keuntungan sesudah pajak dengan penjualan, sehingga dari perhitungan ini dapat diketahui berapa keuntungan per rupiah penjualan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik operasi suatu perusahaan. Net profit margin dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Net Profit Margin
Laba Bersih Penjualan
5. Rasio Likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya dalam waktu jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari: a. Current Ratio. Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio dihitung dengan menggunakan rumus:
Current Ratio
Aktiva Lancar Hutang Lancar
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
10 b.
Quick ratio. Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancarnya. Semakin besar rasio ini maka semakin baik. Quick ratio dihitung dengan menggunakan rumus:
Quick Ratio
Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar
Teknik Analisis Data Analisis data kuantitatif, yaitu metode analisa data yang ada hubungannya dengan rumus-rumus dan angka-angka yang berhubungan dengan analisa rasio keuangan yang meliputi: (1) Menghitung rasio keuangan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang meliputi: rasio profitabilitas dan rasio likuiditas; (2) Membuat tabel rasio keuangan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk; (3) Menganalisisis rasio profitabilitas dan rasio likuiditas PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan menggunakan time series analysis dan cross sectional approach; dan (4)Menyimpulkan hasil analisis.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Obyek Penelitian Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk pada mulanya merupakan bagian dari “Post en Telegraafdienst”, yang didirikan pada tahun 1884 berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 7 tanggal 27 Maret 1884 dan diumumkan dalam Berita Negara Hindia Belanda No. 52 tanggal 3 April 1884. Pada tahun 1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1991, status Perusahaan diubah menjadi perseroan terbatas milik negara (Persero). Perusahaan didirikan berdasarkan akta notaris Imas Fatimah, S.H. No. 128 tanggal 24 September 1991. Akta pendirian tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C26870.HT.01.01.Th.1991 tanggal 19 November 1991 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 5 tanggal 17 Januari 1992, Tambahan No. 210. Rasio Profitabilitas Return on Assets (ROA) Tabel 1 Return on Assets PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Selama tahun 2007–2011 Tahun
Laba Bersih Total Asset (Rp) (Rp) 2007 12,857,018 82,058,760 2008 10,619,470 91,256,250 2009 11,332,140 97,559,606 2010 15,904 100,501 2011 15,481 103,054 Sumber Data: Pojok BEI STIESIA Surabaya (Diolah)
ROA (%) 15.67 11.64 11.62 15.82 15.02
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
11 Return on equity (ROE) Tabel 2 Return on Equity PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Selama tahun 2007–2011 Tahun
Laba Bersih Modal sendiri (Rp) (Rp) 2007 12,857,018 33,748,579 2008 10,619,470 34,314,071 2009 11,332,140 38,989,747 2010 15,904 56,415 2011 15,481 60,981 Sumber Data: Pojok BEI STIESIA Surabaya (Diolah)
ROE (%) 38.10 30.95 29.06 28.19 25.39
Net Profit Margin (NPM) Tabel 3 Net Profit Margin PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Selama tahun 2007–2011 Laba Bersih Penjualan (Rp) (Rp) 2007 12,857,018 59,440,011 2008 10,619,470 60,689,784 2009 11,332,140 64,596,635 2010 15,904 68,629 2011 15,481 71,253 Sumber Data: Pojok BEI STIESIA Surabaya (Diolah) Tahun
NPM (Rp) 21.63 17.50 17.54 23.17 21.73
Gross Profit Margin (GPM) Tabel 4 Gross Profit Margin PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Selama tahun 2007–2011 Tahun
Laba Kotor Penjualan (Rp) (Rp) 2007 26,472,708 59,440,011 2008 22,307,475 60,689,784 2009 22,603,141 64,596,635 2010 22,923 68,629 2011 21,948 71,253 Sumber Data: Pojok BEI STIESIA Surabaya (Diolah)
GPM (%) 44.54 36.76 34.99 33.40 30.80
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
12 Rasio Likuiditas Current ratio Tabel 5 Current Ratio PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Selama tahun 2007–2011 Tahun
Aktiva Lancar Hutang Lancar (Rp) (Rp) 2007 15,978,095 20,674,629 2008 14,622,310 26,998,151 2009 16,186,024 26,717,414 2010 18,729 20,473 2011 21,258 22,189 Sumber Data: Pojok BEI STIESIA Surabaya (Diolah)
CR (%) 77.28 54.16 60.58 91.48 95.80
Quick ratio (QR) Tabel 6 Quick Ratio PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Selama tahun 2007–2011 Tahun
Aktiva lancar Persediaan (Rp) (Rp) 2007 15,978,095 211,441 2008 14,622,310 511,950 2009 16,186,024 435,244 2010 18,729 515 2011 21,258 758 Sumber Data: Pojok BEI STIESIA Surabaya (Diolah)
Hutang lancar (Rp) 20,674,629 26,998,151 26,717,414 20,473 22,189
QR (%) 76.26 52.26 58.95 88.97 92.39
Cash ratio Tabel 7 Cash Ratio PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Selama tahun 2007–2011 Tahun
Kas Efek (Rp) (Rp) 2007 10,140,791 159,504 2008 6,889,945 267,044 2009 7,805,460 359,507 2010 9,120 370 2011 9,634 361 Sumber Data: Pojok BEI STIESIA Surabaya (Diolah)
Hutang lancar (Rp) 20,674,629 26,998,151 26,717,414 20,473 22,189
Cash Ratio (%) 49.82 26.51 30.56 46.35 45.04
Pembahasan Kinerja keuangan adalah pencapaian hasil kegiatan secara maksimal terhadap penggunaan sejumlah dana yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan dalam membiayai
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
13 kegiatan usahanya. Penilaian kinerja keuangan di ukur dengan membandingkan hasil perhitungan rasio keuangan perusahaan dengan data analisis trend yaitu analisis perkembangan rasio keuangan perusahaan dalam beberapa tahun yaitu perbandingan antara suatu rasio saat sekarang dengan rasio yang sama pada waktu yang lampau. Apabila hasil perhitungan rasio keuangan perusahaan lebih besar atau diatas angka teoritis atau rasio keuangan yang cenderung/ perkembangannya mengalami kenaikan maka kondisi keuangan perusahaan dikatakan efisien (baik) dan sebaliknya apabila hasil perhitungan rasio keuangan perusahaan lebih kecil atau dibawah angka teoritis, atau rasio keuangan yang cenderung/ perkembangannya mengalami penurunan maka kondisi keuangan perusahaan illikuid. Dari hasil analisis tersebut diatas dengan menggunakan rasio keuangan yang terdiri dari profitabilitas dan likuiditas maka dapat dinilai kinerja yang ada pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk pada kurun waktu 2007–2011 secara keseluruhan sebagai berikut: Tabel 8 Penilaian Kinerja Keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Kinerja Keuangan 2007
2008
Tahun 2009
2010
1. Profitabilitas a. ROA 11,67% 11,64% 11,62% 15,82% b. ROE 38,10% 30,95% 29,06% 28,19% c. NPM 21,63% 17,50% 17,54% 23,17% d. GPM 44,54% 36,76% 34,99% 33,40% 2. LIkuiditas a. CR 77,28% 54,16% 60,58% 91,48% 76,26% 52,26% 58,95% 88,97% b. QR c. Cash Ratio 49,82% 26,51% 30,56% 46,35% Sumber data : Pojok BEI STIESIA Surabaya (Diolah)
2011
Rata-rata Rasio Perush.
Angka teoretis
Ket
15,02% 25,39% 21,73% 30,80%
13,95% 30,34% 20,31% 36,10%
5% 20% 5% 20%
Efisien Efisien Efisien Efisien
95,80% 92,39% 45,04%
75,86% 73,77% 39,66%
200% 100% 30%
Il Likuid Il likuid Likuid
Berdasarkan tabel 8 dapat disimpulkan kinerja keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dilihat dari profitabilitas dikatakan memiliki kinerja yang baik dimana, pihak manajemen dapat mengoptimalkan sumber dana yang ada untuk menciptakan laba yang diharapkan karena semakin tinggi “earning power” semakin efisien perputaran modal dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh oleh perusahaan, dan implikasinya akan meningkatkan nilai perusahaan. Laba yang dicapai oleh perusahaan merupakan salah satu tujuan pokok perusahaan dan sebagai tolak ukur yang dipakai manajer, pemegang saham, dan kreditor dalam memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang akan datang dan dapat mengevaluasi secara lebih baik tentang peluang untuk bisa memperoleh kembali pembayaran atas investasi. kinerja keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dilihat dari likuiditas dikatakan kurang baik dalam hal ini current ratio dan quick ratio karena likuditas perusahaan masih dibawah data time series sebagai tolok ukur, hanya cash ratio dikatakan baik, karena cash ratio ini lebih tinggi likuiditasnya dibandingkan dengan rasio likuiditas lainnya. Disamping itu cash ratio juga lebih mencerminkan pada kemampuan perusahaan untuk membayar atau memenuhi kewajiban keuangannya lebih tepat waktu dari pada rasio likuiditas lainnya. Pentingnya kas sebagai bentuk akhir likuiditas seharusnya tidak dipandang rendah. Catatan kegagalan usaha memberikan banyak contoh perusahaan yang tidak sanggup membayar utangnya meskipun memiliki aktiva non kas yang cukup besar (lancar maupun
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
14 tak lancar) dan tidak mampu membayar utang atau menjalankan operasi. Kas dianggap sebagai aktiva yang paling likuid yaitu mudah untuk dicairkan dalam jangka pendek. Semakin tinggi rasio kas berarti jumlah uang tunai tersedia semakin besar, sehingga pelunasan hutang akan terjamin. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Dari hasil perhitungan dan analisis di atas dengan menggunakan analisis rasio keuangan, maka dapat diketahui kinerja keuangan pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan menggunakan profitabilitas dan likuiditas pada kurun waktu 2007 – 2011 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Dari hasil analisis tersebut di atas, maka dapat diketahui kinerja keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebagai berikut: a. Penilaian kinerja terhadap rasio profitabilitas 1) Return on Assets Secara keseluruhan rata-rata Return on Asset PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dari tahun 2007–2011 memiliki kinerja yang efisien. 2) Return on Equity Secara keseluruhan rata-rata Return on Equity PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dari tahun 2007–2011 memiliki kinerja yang efisien. 3) Net Profit Margin Secara keseluruhan rata-rata Net Profit Margin PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dari tahun 2007–2011 memiliki kinerja yang efisien. 4) Gross Profit Margin Secara keseluruhan rata-rata Gross Profit Margin PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dari tahun 2007–2011 memiliki kinerja yang efisien. b. Penilaian kinerja terhadap rasio likuiditas 1) Current Ratio Secara keseluruhan rata-rata Current Ratio PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dari tahun 2007–2011 memiliki kinerja yang illikuid. 2) Quick Ratio Secara keseluruhan rata-rata Quick Ratio PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dari tahun 2007–2011 memiliki kinerja yang illikuid. 3) Cash Ratio Secara keseluruhan rata-rata Cash Ratio PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dari tahun 2007– 2011 memiliki kinerja yang likuid. 2. Selama tahun 2007– 2011 profitabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk menunjukkan laba yang dihasilkan menunjukkan peningkatan setiap tahunnya, sehingga berdampak pada kinerja yang semakin membaik. 3. Dari hasil analisis diperoleh bahwa pada tahun 2007– 2011 current ratio dan quick ratio mengalami penurunan hal ini disebabkan tersedianya aktiva lancar yang lebih kecil daripada hutang lancar, serta persediaan yang mengalami peningkatan, sehingga bedampak pada likuiditas yang semakin menurun. 4. Dari hasil analisis cash ratio menunjukkan kinerja yang likuid, ini mencerminkan pada kemampuan perusahaan untuk membayar atau memenuhi kewajiban keuangannya lebih tepat waktu dari pada rasio likuiditas lainnya. Saran Melalui penelitian ini, saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk hendaknya mempertahankan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
15 kemampuannya dalam menghasilkan laba dengan jalan meminimumkan beban operasinal perusahaan; (2) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, hendaknya mempertahankan
kemampuannya dalam menghasilkan laba yang dicapai selama ini, karena rasio profitabilitas yang terdiri dari (NPM, ROA, ROE dan GPM) menunjukkan hasil yang efisien dilihat dari laba bersih setelah pajak mengalami kenaikan setiap tahunnya demikian pula dengan tingkat penjualan, total aktiva maupun modal yang dimiliki perusahaan mengalami kenaikan setiap tahunnya; (3) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebaiknya mengurangi beban hutang dan lebih mengutamakan penggunaan aset yang ada dalam operasionalnya, apabila tingkat hutang yang) semakin meningkat maka risiko bagi perusahaan semakin besar, sehingga resiko yang akan ditanggung perusahaan juga semakin besar; (4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk hendaknya dapat mengelola aktiva lancar dengan lebih baik lagi untuk dapat menghasilkan penjualan yang lebih baik serta dapat memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar untuk tahun-tahun selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Bactiar, M. dan Nurwahyu. 2008. Manajemen Keuangan (Finance Manajement). Cetakan Kedua. Galila Indonesia. Bogor. Hanafi, M. dan A. Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ketiga. UPP Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta. Harahap, S.S. 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Kedua. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1: Laporan Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Ikhsan, A. 2008. Metode Penelitian. Cetakan Keenam. Ghalia Indonesia Ciawi. Bogor Selatan. Indriantoro, N dan B. Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. BPFE. Yogyakarta. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Penerbit PT Rajagrafindo Persada. Jakarta. Kusumadiyanto, A. 2006. Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Perusahaan pada Kelompok Industri Rokok. Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. Bandung. Mulyadi. 2009. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen: Sistem Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan. Aditya Media. Yogyakarta. Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Ketujuh. Cetakan Ketiga Belas. Liberty. Yogyakarta. Mahsun, M. 2009. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Edisi Pertama. Cetakan Ketiga. BPFE. Yogyakarta. Prastowo, D. dan R. Juliaty. 2005. Analisis Laporan Keuangan (Konsep dan aplikasi). Edisi Kedua. Cetakan Pertama. UPP.AMP. YKPN. Yogyakarta. Riyanto, B. 2007. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Kesembilan. Cetakan Ketiga. BPFE. Yogyakarta. Suharli. 2009. Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan. Edisi kedua. Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta: Supangat, A. 2007. Metodologi Riset Bisnis. Cetakan Pertama. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Syamsudin, L. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Baru. PT. Raja Grafindo. Jakarta. Warsono. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. Ekonisia. Yogyakarta.