ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE 2011-2015 Disusun oleh : Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing
: Dilla Marta Yulia : 22213462 : Akuntansi : Bani Zamzami, SE. MM
LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, dimana sebuah negara berkembang menitikberatkan akan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi kearah yang lebih baik. Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari struktur modal. Bahwa perusahaan yang tumbuh akan membutuhkan dana dalam menjalankan aktivitas operasinya. Pertumbuhan perusahaan mencakup pertumbuhan penjualan, laba, dan aktiva. Dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan dapat dilihat dari kondisi kesehatan suatu perusahaan yang dapat dilihat dari kinerja keuangan, hal ini disebabkan karena laporan kinerja keuangan perusahaan sangat berguna sebagai informasi mengenai perencanaan, pendanaan, investasi dan operasi perusahaan. Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan posisi keuangannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan, terutama bagi pihak kreditur, investor dan pihak-pihak manajemen dari perusahaan itu sendiri.
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan, maka rumusan masalah yang akan diidentifikasikan adalah sebagai berikut : • Bagaimana analisis kinerja keuangan yang ditinjau dari Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas pada PT. Unilever Indonesia Tbk periode 2011-2015? • Bagaimana perbandingan kondisi kinerja keuangan dalam standar rata-rata industri pada PT. Unilever Indonesia Tbk periode 20112015?
BATASAN MASALAH dan TUJUAN PENELITIAN Dari permasalahan yang telah ditetapkan, maka penulis membatasi masalah hanya pada analisis kinerja PT. Unilever Indonesia Tbk yang berdasarkan laporan keuangan berupa laporan keuangan neraca dan laporan keuangan laba rugi dengan menggunakan perhitungan rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio leverage dan rasio aktivitas periode 2011 sampai 2015. Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukan diatas, maka penulis menetapkan tujuan dari penulisan ini sebagai berikut : • Untuk menganalisis kinerja keuangan yang ditinjau dari Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas pada PT. Unilever Indonesia Tbk periode 2011 sampai dengan 2015. • Untuk melihat perbandingan kondisi kinerja keuangan dalam standar rata-rata industri pada PT. Unilever Indonesia Tbk periode 2011 sampai 2015
HASIL PENELITIAN Diagram 4.1 Persentase Rasio Likuiditas PT. Unilever Indonesia Tbk Periode 2011– 2015 80,00% 70,00%
68,38%
71,50%
69,63%
66,82%
65,40%
60,00% 44,88%
50,00% 40,00%
40,50%
45,25%
39,46%
42,17%
30,00% 20,00%
9,70%
5,17%
10,00%
6,20%
3,10%
3,05%
0,00% 2011
2012
2013
2014
2015
HASIL PENELITIAN Diagram 4.2 Persentase Rasio Profitabilitas PT. Unilever Indonesia Tbk Periode 2011-2015
140,00% 120,00%
113,13%
121,94%
125,80%
124,86%
121,22%
100,00%
80,00% 60,00%
39,73%
40,38%
40,10%
41,50%
37,20%
40,00% 17,74%
17,72%
17,40%
17,17%
20,00%
16,04%
0,00%
2011
2012
2013
2014
2015
HASIL PENELITIAN Diagram 4.3 Persentase Rasio Leverage PT. Unilever Indonesia Tbk Periode 2011-2015 250,00% 202,01% 200,00%
225,85%
213,73%
200,86%
184,77%
150,00% 100,00% 66,89%
64,88%
68,12%
66,76%
69,31%
50,00% 12,11%
8,14%
16,05%
14,11%
15,84%
0,00% 2011
2012
2013
2014
2015
HASIL PENELITIAN Diagram 4.4 Persentase Rasio Aktivitas PT. Unilever Indonesia Tbk 15,88 16
14
14,83
14,75 13,24
12,94
12,92
12,11 12,5
12
14,01
10,3
10 8 6
4
2,24
2,28
2,3
2,41
2,32
2 0 2011
2012
2013
2014
2015
HASIL PENELITIAN Tabel 4.19 Perbandingan Rasio Likuiditas PT. Unilever Indonesia Tbk Periode 2011 – 2015
RASIO Current Ratio Quick Likuiditas Ratio
Cash Ratio
2011
2012
2013
2014
2015
Rata-rata Industri
68,38%
66,82%
69,63%
71,5%
65,4%
150%
Kurang Baik
40,50%
39,46%
44,88%
45,25%
42,71%
150%
Kurang Baik
5,17%
3,05%
3,10%
9,7%
6,20%
50%
Kurang Baik
Penilaian
HASIL PENELITIAN Tabel 4.20 Perbandingan Rasio Profitabilitas PT. Unilever Indonesia Tbk Periode 2011 – 2015
2011
2012
2013
2014
2015
Rata-rata Industri
Net Profit Margin
17,74%
17,72%
17,40%
17,17%
16,04%
20%
Kurang Baik
Return On Asset
39,72%
40,38%
40,10%
41,50%
37,20%
30%
Baik
121,94%
125,80%
124,86%
121,22%
40%
Baik
RASIO
Profitabili tas
113,10% Return On Equity
Penilaian
HASIL PENELITIAN Tabel 4.21 Perbandingan Rasio Leverage PT. Unilever Indonesia Tbk Periode 2011 – 2015
RASIO
Leverage
2011 Debt to 64,88% Asset Ratio Debt to 184,77% Equity Ratio Long Term Debt 8,14% to Equity ratio
2012
2013
2014
2015
Rata-rata Industri
66,89%
68,12%
66,76%
69,31%
35%
Baik
202,01%
213,73%
200,86%
225,85%
80%
Baik
12,11%
15,84%
14,11%
16,05%
40%
Kurang Baik
Penilaian
HASIL PENELITIAN Tabel 4.22 Perbandingan Rasio Aktivitas PT. Unilever Indonesia Tbk Periode 2011 – 2015
2011
2012
2013
2014
2015
Rata-rata Industri
Total Assets Turnover
2,24x
2,28x
2,30x
2,41x
2,32x
2x
Baik
Inventory Turnover
12,94x
13,24x
14,75x
14,83x
15,88x
20x
Kurang Baik
Receivable Turnover
12,5x
12,11x
10,3x
14,01x
12,92x
15x
Kurang Baik
RASIO
Aktivitas
Penilaian
KESIMPULAN 1. Analisis kinerja keuangan yang ditinjau dari rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio leverage dan rasio aktivitas PT. Unilever Indonesia periode 2011 sampai dengan 2015.
Rasio Likuiditas yang dicapai oleh PT.Unilever Indonesia Tbk dengan menggunakan current ratio, quick ratio, cash ratio dapat dikatakan kurang baik, hal ini disebabkan karena hutang lancar lebih besar dibandingkan aktiva, persediaan, kas dan setara kas. Rasio Profitabilitas yang dicapai perusahaan mempunyai kinerja yang termasuk kategori kurang baik berdasakan net pofit margin, hal ini terjadi adanya kerugian yang disebabkan kurang optimalnya penggunaan hasil penjualan untuk memberikan laba bersih pada perusahaan. Berdasarkan pada return on assets dan return on equity kinerja keuangan perusahaan termasuk kategori baik, karena mampu mengahasilkan keuntungan melalui total aktiva dan modal sendiri.
KESIMPULAN
Rasio Leverage yang dicapai perusahaan mempunyai kinerja yang termasuk kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan yang baik dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Karena rasio yang dihasilkan menunjukan bahwa aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang sangat rendah. Rasio Aktivitas yang dicapai perusahaan mempunyai kinerja yang termasuk kategori baik berdasakan total assets turnover, karena rasio yang dihasilkan menunjukan bahwa total penjualan dan aktiva yang dimiliki perusahaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Berdasarkan pada inventory turnover dan receivable turnover perusahaan mengalami kinerja yang kurang baik, karena rasio yang dihasilkan menunjukan bahwa perusahaan memiliki rasio aktivitas yang rendah tentu mempunyai resiko terhadap tingkat kemampuan manajemen untuk menggunakan dan mengoptimalkan aktiva yang dimiliki tidak efisien dan efektif.
KESIMPULAN 2. Perbandingan kinerja keuangan dalam standar rata-rata industri pada PT. Unilever Indonesia periode 2011 sampai dengan 2015.
Rasio Likuiditas dapat di katakan perusahaan dalam keadaan kurang Baik, karena rasio yang diperoleh berada di bawah standar rata-rata industri. Hal tersebut berarti bahwa aktiva lancar yang di miliki perusahaan belum mampu di gunakan untuk menutupi hutang lancarnya, karena nilai utang lancar lebih besar dibandingkan aktiva lancar. Rasio Profitabilitas perusahaan dapat di katakan Kurang Baik. Karena mengalami kenaikan dan penurunan di setiap rasio serta hasilnya pun masih di bawah standar rata-rata industri. Hal tersebut bahwa perusahaan dapat dikatakan efektif, artinya perusahaan mampu menghasilkan laba walaupun laba yang dihasilkan masih kurang maksimal dan perusahan belum dapat dikatakan efisien, karena laba kotor dan laba bersih setelah di kurangi pajak masih rendah serta belum mampu mengimbangi antara laba bersih yang diterima oleh perusahaan dengan penjualannya.
KESIMPULAN
Rasio Leverage dapat di katakan perusahaan dapat dikatakan Cukup Baik. Karena rasio yang di peroleh masih dibawah standar rata-rata industri. Hal ini menunjukan bahwa aktiva yang di biayai dari pinjaman (utang) masih tergolong rendah, artinya semakin rendah jumlah hutang di perusahaan maka akan semakin besar batas pengaman bagi peminjam jika terjadi kerugian ataupun bila terjadi likuidasi.
Rasio Aktivitas perusahaan dapat di katakan kurang baik. Karena mengalami kenaikan dan penurunan di setiap rasio serta hasilnya pun masih di bawah standar rata-rata industri. Hal tersebut bahwa perusahaan dapat dikatakan tidak efisisen dan efektif, artinya perusahaan belum mampu untuk mencapai target yang telah ditentukan.