ANALISIS PRODUKSI PROGRAM KISAH MENAWAN SANG TELADAN DI RADIO RODJA75,6 AM BOGOR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh : Muhammad Samih Rozin 1110051000077
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435H/2014 M
,F ANALISIS PRODUKSI PROGRAM KISAH MENAWAI\ SANG TELADAN
DI RADIO RODJA 75,6 AM BOGOR
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: Muhammad Samih Rozin
NIM : 1110051000077
NIP: 19580910 I
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2014M I tA3sIJ
PENGESAHAN PANITIAN UJIAN Skripsi berjudul ANLISIS PRODUKSI PROGRAM KISAH MENAWAN SANG TELADAN DI RADIO RODJA 75,6 AM BOGOR telah di ujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 22 Juli 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Ciputat, 22 Juli20l4 Sidang Munaqasyah, Ketua Merangkap Anggota
s Merangkap
Anggota
Fita Fatkhurokhmah, M. Si NrP. 1983060 2009122 001
30610 200912200r
Anggota Penguji I
Penguji
Dr. Fatmawati, MA NrP. 197609t7 200rr22 002
NIP. 19640428 199303
Dosen Pembimbing
19s80910
1
| 002
ABSTRAK PRODUKSI PROGRAM KISAH MENAWAN SANG TELADAN di RADIO RODJA 75.6 AM BOGOR Perkembangan media komunuikasi dewasa ini telah memungkinkan orang diseluruh dunia untuk saling berkomunikasi. Media penyiaran, yaitu radio merupakan salah satu bentuk media massa yang efisien dalam mencapai audiensnya dan dalam jumlah yang sangat banyak, oleh sebab itu sangat relevan untuk diterapkan dalam penyampaian ajaran agama Islam. Pemanfaatan radio untuk berdakwah, maka hal tersebut berkaitan dengan program acara dalam suatu radio. Karena melalui konsep acara program di radio, dapat menarik minat pendengar, oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti proses berjalannya program Kisah Menawan Sang Teladan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pertanyaannya adalah Bagaimana proses pra produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan? Bagaimana proses pelaksanaan produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan? Dan Bagaimana proses evaluasi dalam Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja? Secara umum dalam produksi program kisah menawan sang teladan yakni dimulai dari saran atau ide-ide program dari berbagai pihak. Setelah terpilih, tim produksi membuat perencanaan programnya, setelah itu membuat bagaimana berjalannya program tersebut, dan apa saja yang dibutuhkan, hingga evaluasi rutin. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah analisis deskriptif. Metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara fakta dan cermat. Dengan kata lain metode ini menganalisis dan mengintepretasi tentang arti dari data tersebut. Dalam pengertian analisis produksi ini adalah dimana dalam setiap produksi itu memiliki beberapa tahapan, yang harus diketahui. Menganalisa berarti kita menyelidiki proses itu terjadi sehingga penulis mengetahui dengan pasti akan kebenarannya. Adapun alur perencanaan dimulai dari saran atau ide-ide program. Setelah terpilih, tim produksi membuat perencanaan program nya. Setelah perencanaan selesai, materinya dikonsultasikan kepada pembina dengan disesuaikan dengan hadis yang shahih, setelah itu semua dianggap baik, kemudian masuk ke bagian program, ketika akan disiarkan secara langsung di hari minggu. Tim produksi paling banyak menyoroti bagian penyampaian dalam evaluasi, kemudian sisi kejelasan audio, aspek host-nya, dan aspek isi materi. Tim produksi juga memperhatikan penataan ruang, penataan kamera, komunikasi antara host dengan pendengar, bahkan kritik dari pendengar. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, dalam program kisah menawan sang teladan melalui beberapa tahap yaitu pra produksi meliputi: ide, perencanaan format, materi siaran, pengisi acara, nama program, dan waktu siaran. Proses produksi meliputi: pelaksanaan siaran, materi produksi, pelaksana produksi, serta sarana dan prasarana. Pasca produksi yaitu evaluasi mingguan dan seluruh tim. Kata Kunci : Radio, Proses Produksi, Program Dakwah, Kisah Teladan, Anakanak.
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi persayaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Mei 2014
Muhammad Samih Rozin
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam tiada kata yang pantas diucapakn selain kata syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan nikmat sehat, rejeki, dan sebagainya. Shalawat serta salam semoga Allah curahkan kepada baginda Rasulullah SAW yang memiliki banyak jasa kepada umat manusia. Dengan kesehatan dan kelancaran yang diberikan Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir atau skripsi ini dengan penuh kesabaran, kekuatan fisik, dan kekuatan mental untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul, Analisis Produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja 75,6 AM Bogor. Pada kesempatan yang baik ini pula, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan serta dorongan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada: 1. Dr. Arief Subhan, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr.Suparto. M.Ed, M.A., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Drs. Jumroni, M. Si., selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan, dan Dr. H. Sunandar, M.A., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan. 2. Rachmat Baihaki, MA., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islamdan Fita Fathurrokmah, SS, M.Si.,selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi
iii
dan Penyiaran Islam dan Umi Musyarofah, M.A.,sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan skripsi. 3. Dr. Hj. Roudhonah, M.A., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan inspirasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan yang bermanfaat. 5. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan pelayanan peminjaman buku-buku untuk digunakan dalam penulisan skripsi ini. 6. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Samudir dan Ibunda Siti Rohmah. Terima kasih atas pengorbanan, dorongan semangat dan membiayai kuliah hingga usai, serta do’a yang terus dipanjatkan untuk penulis. Serta dukungan moril, materil dan juga tenaga serta do’a dari sepupu drh. Hastin Utami Damayanti. 7. Abu Lukman dan Abu Zuhriyang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan dukungan dan bimbingan khususnya data pribadi yang diberikan untuk dituliskan pada skripsi ini. 8. Nur Damayanti S.Kom.I., yang telah memberikan semangat dan do’a terus menerus untuk menyelesaikan skripsi ini. 9. Seluruh teman-teman KPI C angkatan 2010, kelas yang berkesan dan menyimpan banyak kenangan didalamnya.
iv
10. Teman-teman KKN Yellow semua yang memberi semangat dan doa’nya (M. Adi Rahman, Reza Hermanto, Fatih Adzkia, Leiza Sixmansyah, A. Rian Lisandi, Ridho, Ali, Bagus, Tia, Rana, christie, Melina, Syifa, Putri, Shasa, Fitri). Dengan berbagai macam kekurangan dalam penulisan penelitian ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi semuanya khususnya bagi penulis. Akhirnya tiada satu ucapan melainkan ucapan terima kasih penulis kepada suluruh para Dosen yang telah memberikan ilmunya semoga ilmu tersebut menjadi ilmu yang bermanfaat dan barokah.
Jakarta, 22 Juli 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMABAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................
i
ABSTRAK .......................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
vi
BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Pembatasan Masalah ............................................................
5
C. Rumusan Masalah ...............................................................
5
D. Tujuan Penelitian .................................................................
6
E. Kegunaan Penelitian ............................................................
6
F. Metodologi Penelitian ..........................................................
7
G. Tinjauan Pustaka ..................................................................
12
H. Sistematika Penulisan ..........................................................
14
LANDASAN TEORI ..................................................................
17
A. Proses Produksi Siaran Radio ..............................................
17
1. Acuan Dasar Siaran Radio ...........................................
17
2. Tahapan Produksi ..........................................................
19
B. Ruang Lingkup Radio ..........................................................
21
1. Pengertian Radio............................................................
21
2. Sejarah Perkembangan Radio ........................................
23
3. Fungsi dan Karakter Radio ............................................
26
4. Dakwah Melalui Radio ..................................................
29
a. Pengertian Dakwah ..................................................
29
b. Tujuan Dakwah........................................................
30
c. Unsur Dakwah .........................................................
31
c.1. Da’I (Pelaku Dakwah) ......................................
31
c.2. Mad’u (Penerima Dakwah) ...............................
32
BAB II
vi
BAB III
c.3. Maddah (Materi Dakwah) .................................
32
5. Realita Dakwah Melalui Radio ......................................
36
6. Dakwah Untuk Anak .....................................................
38
PROFIL RADIO RODJA 75,6 AM BOGOR .............................
42
A. Sejarah dan Perkembangan Radio Rodja 75,6 AM .............
42
B. Gambaran Umum Radio Rodja 75,6 AM Bogor .................
43
1. Profile Data ....................................................................
43
2. Logo Radio Rodja ..........................................................
44
3. Program-Program di Radio Rodja 75,6 AM: .................
44
C. Visi-Misi ..............................................................................
45
D. Struktur Organisasi Radio Rodja 75,6 AM Bogor ...............
48
E. Gambaran Umum Acara Kisah Menawan Sang Teladan ....
49
1. Sejarah dan Tujuan Program Kisah Menawan
BAB IV
Sang Teladan .................................................................
49
a. Sejarah ....................................................................
49
b. Tujuan .....................................................................
50
2. Sinopsis Program Kisah Menawan Sang Teladan……..
53
PRODUKSI PROGRAM KISAH MENAWAN SANG TELADAN 62 A. Pra Produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan ........
62
1. Pencarian Ide dan Nama Program .................................
63
2. Format Program .............................................................
66
3. Materi ...........................................................................
67
4. Pengisi Acara .................................................................
67
5. Waktu Siaran .................................................................
69
6. Biaya Produksi ..............................................................
69
B. Produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan ..............
69
1. Pelaksanaan Siaran ........................................................
70
2. Materi Produksi .............................................................
71
3. Pelaksana Produksi ........................................................
91
vii
4. Sarana dan Pra Sarana Produksi ....................................
91
5. Set up dan Rehearsal .....................................................
92
C. Pasca Produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan ....
93
PENUTUP ..................................................................................
95
A. Kesimpulan ........................................................................
95
B. Saran ...................................................................................
98
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
100
BAB V
LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan media komunuikasi dewasa ini telah memungkinkan orang diseluruh dunia untuk saling berkomunikasi. Hal ini dimungkinkan karena adanya berbagai media (channel) yang dapat digunakan sebagai sarana penyampaian pesan. Media penyiaran, yaitu radio dan televisi merupakan salah satu bentuk media massa yang efisien dalam mencapai audiensnya dan dalam jumlah yang sangat banyak, oleh sebab itu sangat relevan untuk diterapkan dalam penyampaian ajaran agama Islam. Radio adalah media massa tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaan radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras seperti dengan bioskop dan televisi. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, hubungan yang saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya. Kelebihan dari media massa elektronik radio siaran ini adalah berada dimana saja. Kemampuan yang tinggi untuk menjangkau setiap pendengarnya yang sedang melakukan kegiatan-kegiatan lainnya sekalipun,atau bahkan sedang menikmati media massa lainnya.1 Radio melibatkan dan merangsang imajinasi, dimensi waktu dan ruang bisa dikembangkan. Secara potensial radio memungkinkan untuk menjangkau seluruh penduduk, dan bahkan penduduk miskin sekalipun, dan bahkan
1
Howard Goug, Perencanaan Penyajian Produksi Program Radio, (Jakarta : Pengurus Pusat HPPI/ Himpunan Praktisi Penyiaran Indonesia, 1999), h.272
1
2
dengan biaya yang sedikit.2 Keberhasilan sebuah stasiun radio tidak terlepas dipengaruhi oleh program acara yang disiarkannya. Oleh sebab itu, perusahaan radio berusaha menyajikan beragam program acara yang disiarkan. Beragam program acara tersebut disajikan dengan format semenarik dan seunik mungkin untuk mendapat perhatian dari pendengar. Suatu program juga diharapkan memiliki kualitas dari isi materi yang disiarkan. Kecanggihan teknologi radio, juga turut serta mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk di dalamnya kegiatan dakwah. Dengan mengetahui kelebihan radio, maka alat tersebut dapat digunakan sebagai media dakwah, sebab sangat diharapkan bahwa dakwah yang dilakukan melalui siaran-siaran di radio dapat berjalan dengan efektif dan efisien sebagai salah satu pola penyampaian informasi dan upaya transfer ilmu pengetahuan. Ciri utama yang paling jelas dimiliki media massa bahwa institusi ini dirancang untuk dapat menjangkau masyarakat luas. Potensi audien dipandang sebagai kumpulan orang dalam jumlahbesar yang memiliki sifat tidak saling mengenal satu sama lain. Begitu pula hubungan antara pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (receiver), adalah tidak saling mengenal.3 Berdasarkan penjelasan diatas, maka tidak heran jika para penyampai dakwah Islam saat ini memanfaatkan media massa sebagai sarana atau alat dalam berdakwah. Meskipun pada dasarnya program yang dibuat setiap media massa dituntut akan kebutuhan profit yang dihasilkan. Namun tidak berarti 2
Howard Goug, Perencanaan Penyajian Produksi Program Radio, (Jakarta : Pengurus Pusat HPPI/ Himpunan Praktisi Penyiaran Indonesia, 1999), h.272. 3 Morissan, Teori Komunikasi Massa, (Bogor : Ghalia Indonesia), Cet. 1, h. 9.
3
program yang dihasilkan oleh setiap media massa elektronik khususnya radio mengabaikan nilai-nilai kebaikan. Pada perkembangan radio saat ini, banyak program siaran yang memuat materi-materi dakwah, namun mayoritas program tersebut diperuntukan untuk kalangan remaja hingga dewasa.Dengan berbagai konsep menarik, sehingga tidak kalah menariknya dengan programprogram hiburan. Bahkan saat ini ada beberapa radio yang khusus sebagai radio dakwah, salah satunya ialah Radio Rodja 75,6 AM Bogor yang menyajikan program dakwah untuk anak-anak. Dengan format siaran dakwah, Radio Rodja yang beralamat di Jl. Kp. Tengah Rt.03/03 Cileungsi Bogor, hadir dalam upaya memperjuangkan kebaikan Ummat Islam melalui radio. Perkembangan era globalisasi dunia yang
begitu
pesat
disertai
berbagai
permasalahan
yang
kompleks
menimbulkan ketertekanan psikologi yang sangat mempengaruhi ketenangan batin, begitu pula menimbulkan efek negatif yang meresahkan perkembangan kehidupan moral masyarakat.4 Keprihatinan terhadap situasi tersebut menjadi motivasi bagi radio Rodja untuk berpartisipasi dalam memberikan kontribusi di tengah masyarakat, membangun Ummat di atas Pondasi pemahaman Agama Islam dengan benar.5Banyaknya radio di Indonesia yang mengudara dengan menyajikan bermacam-macam hiburan ke pendengar, mendorong Radio Rodja untuk ambil bagian dengan memberikan hiburan yang berbeda dengan radio pada umumnya, yakni melalui program siaran 24 jam non stop yang bernuansa 4 5
Profile Radio Rodja (Hard Copy) dari Ust. Abu Zuhri (Penanggung Jawab Program) Wawancara dengan Abu Zuhri tanggal 16 April 2014 di kantor Radio Rodja 75,6 AM
4
Islami seperti : Murottal Al-Qur’an, Ceramah Agama, Kajian Ilmiah, Hadist dan Seputar Islam, Resensi Buku, dan majalah Islami, Ensiklopedia yang sangat sarat dengan edukasi dan informasi, serta berbagai format acara yang menarik dan variatif lainnya.6 Radio rodja dalam aspek pembiayaan operasionalnya, 90% merupakan sumbangan dari donator, dan 10% dari keuntungan penjualan buku yang diterbitkan oleh Radio Rodja. Sehingga radio ini tidak terpaku pada kebutuhan keuntungan profit, dari suatu program yang dihasilkan.7 Salah satu programnya adalah, Program dakwah Kisah Menawan Sang Teladan yang bersegmentasi dakwah terhadap anak-anak, berdurasi 90 menit yang disiarkan pada hari Minggu pagi oleh Radio Rodja 75,6 AM ini dipandu oleh seorang penyiar dan seorang ustadz yang dikemas dengan pengetahuan tentang kisah-kisah perjuangan Rasulullah SAW melalui metode mendongeng dengan bahasa yang sederhana, sehingga dapat dengan mudah dipahami. Penyiar juga menceritakan tentang para sahabat Rasulullah SAW, dakwah yang secara interaktif juga mengajak para pendengarnya untuk mengambil pelajaran atas kisah yang telah siarkan seperti makna kesabaran, ketaatan, hingga pesan moral dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Program ini juga diselingi dengan pelajaran membaca Al-Qur’an secara interaktif di sesi terakhir bersama Ustadz Abu Unaish Ali Subhana dengan buku pedoman dari markas Imam Jazzali (Buku untuk pemula), pengajaran
6
Mukadimah Profile Radio Rodja (Hard Copy) dari Abu Zuhri diberikan tanggal 16 Maret 2014 7 Wawancara dengan Abu Lukman, Tanggal 20 April 2014 di Radio Rodja 75,6 AM Bogor.
5
tajwid, penyetoran ayat-ayat hafalan, dan juga penyampaian salam-salam kepada teman atau keluarga.8 Masih bertahannya program dakwah ini melalui radio, dapat dibuktikan dengan eksistensi kehadiran radio rodja dalam menyiarkan program-program atau acara-acara religius kepada seluruh aspek usia selama kurun waktu 7 Tahun. Contohnya Dakwah terhadap anak-anak di Radio Rodja, yakni dengan adanya kehadiran program kisah menawan sang teladan. Atas dasar pemikiran tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai program kajian ilmiah yang ada di radio rodja dengan judul AnalisisProduksi Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja 75.6 AM Bogor. B. Pembatasan Masalah Dalam penelitian di sebuah Radio Dakwah, terdapat berbagai hal yang dapat diteliti, baik dari retorika dakwahnya, tokoh pendakwahnya, sampai penelitian tentang produksi. Agar penelitian ini lebih terfokus, maka masalahnya hanya dibatasi meliputi tentang Produksi Program Acara Kisah Menawan Sang Teladan, ditinjau dari pra produksi, saat produksi dan pasca produksi selama bulan Februari 2014 sampai dengan April 2014 di Radio Rodja 75,6 AM Bogor, dengan pembahasan kisah yaitu : Nabi Ibrahim AS, Nabi Ismail AS, dan kisah perang khandak dari tokoh Salman Al-Farisi.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah
8
Wawancara dengan Abu Lukman, Tanggal20 April 2014 di Radio Rodja 75,6 AM
Bogor.
6
pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana proses pra produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan? 2. Bagaimana proses pelaksanaan produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan? 3. Bagaimana proses evaluasi dalam Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja? D. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui proses perencanaan produksi program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja 75,6 AM. 2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan produksidalam program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja 75,6 AM. 3. Untuk mengetahui proses evaluasi dalam program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja 75,6 AM.
E. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat akademis : memberikan tambahan informasi dalam ranah dakwah, khususnya dakwah modern melalui radio. Menambah wawasan dan referensi bagi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, tentang program keagamaan di radio yang bersegmentasi untuk anak-anak. 2. Kegunaan Praktis : memberikan tambahan informasi dan referensi bagi praktisi dakwah atau khalayak yang tertarik pada ranah dakwah, khususnya dakwah melalui radio. Sebagai dokumentasi dan bahan evaluasi
7
bagi pihak Radio Rodja dan bagi pemandu acara Kang Odja serta Kang Abu Lukman mengenai dakwah nya melalui radio terhadap anak-anak.
F. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
sering
disebut
metode
penelitian
naturalistik
Karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Metode penelitian kualitatif juga penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, dimana peneliti adalah instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.9 Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah analisis deskriptif. Metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara fakta dan cermat. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode deksriptif adalah penelitian yang memaparkan situasi atau peristiwa, dimana pada hakikatnya metode deksriptif ini adalah mengumpulkan data-data. Dengan kata lain metode ini juga analisis dan 9
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,
2013) h.9
8
intepretasi tentang arti dari data tersebut.10 2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah sumber-sumber tempat memperoleh keterangan. Sedangkan objek penelitian disini adalah suatu hal yang diteliti. Jadi, subjek dalam penelitian ini adalah radio Rodja 75,6 AM Bogor, sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja75,6 AM Bogor yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi. 3. Tekhnik Pengumpulan Data Adapun untuk pelaksanaan penelitian ini, tekhnik pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui : a. Observasi Secara luas observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran.11Salah satu jenis observasi yang penulis lakukan adalah Observasi dengan melakukan pengamatan langsung mengenai produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja 75,6 AM Bogor dengan mengadakan kunjungan langsung ke kantor dan studio Rodja 75,6 AM yang beralamat di Jl. Pahlawan Kp. Tengah Rt.03/03 Cileungsi, Bogor untuk mencari data mengenai produksi program dakwah untuk anak-anak dimulai dari pra produksi, proses produksi, dan pasca produksi.
10
Soejono dan H. Abdurrahman, Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h.24 11 Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesehjateraan Sosial dan Ilmu Lainnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), cet. Ke-1, h. 69
9
Peneliti juga melakukan pengamatan yang bersifat tidak langsung, yaitu mendengarkan rekaman siaran RadioProgram Kisah Menawan Sang Teladan, yang penulis dapatkan dari operator produksi radio Rodja AM. b. Wawancara/Interview Salah satu metode pengumpulan data adalah dengan jalan wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. Cara inilah yang banyak dilakukan di Indonesia belakangan ini.Wawancara merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap survey. Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada responden. Data semacam itu merupakan tulang punggung suatu penelitian. Yang dimaksud dengan wawancara menurut Nazir adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview
guide
(panduan
wawancara).
Walaupun
wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu penelitian.12 Jenis Wawancara, Sebagaimana metode lainnya yang digunakan 12
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2013) h.233
10
pada penumpulan data, metode wawancara dibedakan berdasarkan cara pengadministrasiannya menjadi wawancara pribadi. Wawancara pribadi dapat dilakukan di rumah subjek, melalui komputer, dan di tempat perbelanjaan. Berdasarkan
strukturnya,
wawancara
dibedakan
menjadi
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Pada skripsi ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur, yakni hal-hal yang akan ditanyakan telah terstruktur, telah ditetapkan sebelumnya secara rinci. Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan wawacara secara mendalam kepadaProgramm Directordan Penyiar, karena mereka berperan penting dalam produksi dan pelaksanaannya. Peneliti juga mewawancaraiKang Abu Lukman sebagai penyiar dan penanggung jawab siaran program dakwah untuk anak-anak, serta operator produksi serta pihak-pihak yang terkait di dalamnya.Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data akurat dalam penelitian ini. c. Dokumentasi Yaitu dengan mengumpulkan data-data berupa buku-buku penelitian, buku dakwah, buku komunikasi, buku tentang media penyiaran (khususnya radio) serta artikel yang relevan di internet. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Seperti dokumentasi tentang peristiwa kemerdekaan, yang sampai saat ini masih disimpan di Arsip Nasional, hal tersebut
11
bertujuan agar menjadi bukti yang autentik dan dapat dipertanggung jawabkan. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.13 Setelah melakukan pantauan dan wawancara, maka peneliti melakukan dokumentasi atau penyimpanan data-data yang diperlukan untuk penelitian. bahan-bahan yang didokumentasikan oleh peneliti berupa buku-buku, hasil wawancara, foto, serta rekaman audio dan audio visual pada saat produksi program kisah menawan sang teladan berlangsung.Bahan-bahan dokumentasi ini nantinya akan sangat dibutuhkan sebagai bahan penguat atas kebenaran yang diperoleh 4. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari data dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyususn ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.14 Berdasarkan data-data yang sudah terkumpul oleh peneliti melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, maka kemudian peneliti mengolah
data-data
tersebut.
Peneliti
kemudian
mendeskripsikan,
menggambarkan dan menginterpretasikan semua data-data yang terkumpul 13
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, h.240. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2013) h.244. 14
12
dengan apa adanya terlebih dahulu.Setelah semua data-data yang dibutuhkan telah terkumpul sesuai dengan kebutuhan, maka kemudian peneliti menganalisis dan menarik kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian. Metode yang digunakan adalah analisis deksriptif dengan menggunakan
pendekatan
kualitatif.
Karena
peneliti
berusaha
mendeksripsikan hasil wawancara, observasi, dokumentasi dan juga temuan lainnya ke dalam tulisan penelitian skripsi ini secara jelas dan apa adanya, sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Data digambarkan sedemikian rupa antara hubungan dan variabelnya, kemudian dilakukan analisis berdasarkan logika. 5. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kantor dan studio radio Rodja 75,6 AM yang beralamat di Jl. Pahlawan Kp.Tengah Rt.03/03 Cileungsi, Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan.
G. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah memastikan bahwa objek penelitian yang dilakukan belum pernah dilakukanpenelitian sebelumnya. Setelah peneliti mensurvey ke Perpustakaan Umum dan Fakultas, peneliti tidak menemukan objek penelitian yang sama, dan penelitian tentang dakwah terhadap anak-anak melalui radio. Oleh karena itu penelitian ini tidak sama dengan penelitian sebelumnya, maka disini peneliti mencoba menuliskan beberapa judul skripsi mengenai program atau analisis program radio yang
13
peneliti temukan antara lain : 1. Analisis Program Dakwah Fajar Islami di Radio Sheba 99,3 FM Bogor, tahun 2011. Penulisnya adalah Fitria Ramdani . penelitiannya membahas tentang Pra Produksi, Pelaksanaan Produksi, dan Pasca Produksi. Sasaran nya usia dewasa. 2. Analisis Program Dakwah Tazqia Qaldu bersama H.M. Arifin Ilham di Radio Music City FM Jakarta, tahun 2008. Penulisnya adalah Sofiatun. Penelitinya membahas tentang proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan kegiatan dakwah, serta membahas mengenai kekurangan dan kelebihan program Tazqia Qalbu. Sasaran pendengarnya Remaja. 3. Analisis Poduksi Program Voice of Islam di Radio KISI 93,4 FM Bogor, tahun 2011. Penulisnya dalah Rahmat Akbar. Penelitinya membahas tentang proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan format program radio tersebut , sasaran pendengarnya remaja dan dewasa muda. 4. Analisis Isi Program Siaran Lentera Hati di 93,6 FM di Radio El-Mizan Cakrawala Cemerlang (EMC) Tanggerang, tahun 2008. Penelitinya membahas program radio, naum tidak secara mendalam dalam proses produksi acara tersebut, sasaran pendengarnya dewasa. 5. Analisis Produksi Program Dakwah “Assalamu’alaikum” di M2 Radio 88,2 FM Bekasi. Penulisnya adalah Novita Roliana. Penelitinya membahas tentang program tentang proses produksi, evaluasi dan profil mengenai radio M2 88,2 FM Bekasi, sasaran pendengar nya remaja. Dari judul skripsi di atas intinya semua membahas program radio.
14
Adapun penelitian yang dilakukan di radio Rodja AM ini yaitu membahas mengenai pra produksi, proses produksi program, dan pasca produksi program serta mendeskripsikan keunggulan dari program tersebut, yaitu sampai saat ini masih konsisten dalam dakwahnya untuk usia anak-anak. Perbedaan dari penelitian skripsi sebelumnya yaitu terletak pada program yang disiarkan, waktu acara dan tempat penelitian. selain itu objek penelitiannya juga berbeda, dimana penulis meneliti salah satu radio di Bogor yang berkiprah ke masyarakat umum di seluruh Indonesia (Streaming). Radio Rodja AM setia menemani pendengarnya dengan program kajian, tilawah Al-Qur’an diseluruh Indonesia, bahkan sampai internasional (via internet, dan Tv Digital). Radio Rodja hadir dengan Tagline “Menebar Cahaya Sunnah, Salurah Tilawah dan Kajian Islam” (Mengikuti pemahaman Nabi SAW), serta mendakwahkan tentang Al-Qu’an dan Hadits serta kesepakatan para khalifah setelah Rasulullulah SAW wafat. Radio Rodja telah menggema di setiap hati pendengar radio ini untuk mendakwahkan islam. Program acara dakwah untuk anak-anak ini disajikan secara informatif, edukatif, dan interaktif secara menarik. H. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang baru diuraikan dalam penelitian ini, maka penulis membagi sistematika penulisan ke dalam lima bab, masing-masing bab dibagi ke dalam sub-sub bab dengan rincian sebagai berikut :
15
Bab I : Pendahuluan Dalam bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan. Bab II : Landasan Teori Analisis Produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja 75,6 AM Bogor Materi yang dibahas dalam bab ini yaitu Pengertian Analisis Produksi, Program,Proses Produksi Siaran Radio yang meliputi : Pra Produksi, Produksi, dan Pasca Produksi.Pengertian, Sejarah perkembangan radio, Fungsi dan Karakter Radio.Dakwah yang meliputi Pengertian, Unsur, Tujuan, serta Realita Dakwah melalui Radio dan Dakwah untuk anak-anak. Bab III :Profil Radio Rodja 75,6 AM Bogor Radio yang meliputi :Gambaran Umum Radio Rodja 75,6 AM Bogor dan Profil Program Kisah Menawan Sang Teladan. Dalam bab ini memaparkan tentang Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya Radio Rodja 75,6 AM Bogor, Visi &Misi, Struktur Organisasi, Maksud dan Tujuannya Radio Rodja, Program-Program Radio Rodja 75,6 AM Bogor dan Profil Program Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja mencangkup Latar Belakang Program, Sejarah perkembangan dan Tujuan Program, Dokumentasi, serta Sinopsis Program Kisah Menawan Sang Teladan.
16
Bab IV : Analisis Produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja 75,6 AM Bogor Pada bab ini menjelaskan tentang Pra Produksi, Pelaksanaan Produksi dan Pasca Produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja. Bab V : Penutup Pada bab ini meliputi Kesimpulan dan Saran. Selain itu di akhir skripsi ini juga dilengkapi dengan Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Proses Produksi Siaran Radio 1. Acuan Dasar Siaran Radio Acuan dasar di bawah ini merupakan hal yang sangat penting didalam merencanakan, memproduksi, dan menyiarkan suatu acara bagaimanapun bentuk dan sifatnya. Ada lima acuan dasar yang sangat penting, yaitu ide, pengisi acara, peralatan, satuan kerja produksi, dan pendengar. kelima satuan ini satu sama lain tidak dapat dipisahkan, akan saling terkait dengan yang lainnya dan saling melengkapi agar tercipta hasil produksi yang lebih baik. a. Ide Ide merupakan sebuah rencana dimana pada rencana tersebut akan disusun pesan-pesan yang akan disampaikan kepada komunikan (pendengar), melalui medium radio dengan tujuan tertentu. b. Pengisi Acara Pengisi acara terdiri dari penyiar, bintang tamu, artis, tokoh, pakar, cendikiawan, ulama dan sebagainya yang memiliki kemampuan tertentu dalam bidangnya untuk tampil dalam sebuah acara siaran. c. Peralatan Setidaknya sebuah studio harus dilengkapi dengan perlengkapan misalnya, seperangkat mixer audio, audio player (untuk memainkan musik), speaker (pengeras suara), turn table, ear phone, microphone,
17
18
computer, monitor, dan alat komunikasi yang dapat berhubungan dengan ruang operator. d. Organisasi pelaksana produksi Seorang
produser
harus
memikirkan
penyusunan
organisasi
pelaksana produksi yang sebaik-baiknya. Sebab bila tidak, akan menghambat jalannya peoduksi dan itu berarti kerugian waktu dan biaya. Dalam proses produksi diperlukan waktu yang cukup panjang dan diantara kerabat kerja harus mempu menjalin kerjasama yang benar-benar kompak, karena itu harus mampu menciptakan suatu satuan kerja yang baik. Kelompok kerja produksi dibagi menjadi tiga satuan kerja yang terdiri dari: 1) Satuan kerja produksi/siaran 2) Satuan kerja fasilitas produksi 3) Satuan kerja teknis atau operator teknik (engineering) e. Pendengar Mereka adalah sasaran dari setiap acara yang disiarkan dan mereka merupakan faktor yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya acara yang telah disiarkan. 1) Siaran yang berkualitas adalah siaran yang kualitas suara dan gambar atau visualnya prima. 2) Siaran yang baik adalah siaran yang isi pesannya, baik audio dan visualnya
bersifat
informatif,
komunikatif, dan stimulatif.
edukatif,
persuasif,
akumulatif,
19
3) Siaran yang benar adalah siaran yang isi pesannya, baik audio dan visualnya diproduksi sesuai dengan sifat fisik medium radio dan televisi.1 2. Tahapan Produksi Tahapan pelaksanaan produksi suatu program acara, baik di radio maupun di televisi, pasti melibatkan banyak orang dan juga banyak peralatan, serta biaya produksi yang tidak sedikit. Selain membutuhkan organisasi yang terstruktur, didalamnya juga diperlukan tahap pelaksanaan produksi yang lazim disebut Standard Operation Procedure (SOP). a. Pra Produksi Tahap ini sangat penting, sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah selesai. Tahap pra produksi meliputi tiga bagian, yaitu: 1) Penemuan Ide Tahapan ini dimulai ketika seorang produser menemukan idea tau gagasan dalam membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah atau mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. 2) Perencanaan Tahapan ini meliputi jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan
naskah,
pemilihan
penyiar,
estimasi
biaya,
penyediaan biaya, waktu siaran, dan rencana lainnya yang 1
Tommy Supapto, MS, Berkarir di Bidang Broadcasting, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006) h.12.
20
merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hatihati dan teliti. 3) Persiapan Tahap ini meliputi semua hal dalam perencanaan, latihan penyiar, dan pembuatan setting suara, meneliti dan melengkapi semua peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan.2 b. Produksi Produksi adalah seluruh kegiatan siaran, baik di dalam studio maupun di luar studio, baik dari tahap set up sampai selesai.3 Proses produksi juga ada yang dilaksanakan secara off air atau rekaman suara siaran, selain itu ada juga produksi yang dilakukan secara relay. Menurut lokasi atau tempatnya, produksi siaran dapat dibagi menjadi tiga yaitu: 1) Produksi yang diselenggarakan sepenuhnya di dalam studio 2) Produksi yang diselenggarakan sepenuhnya di luar studio 3) Produksi yang merupakan gabungan dari keduanya, di dalam dan di luar studio.4 c. Pasca Produksi Pasca produksi adalah proses evaluasi setelah sebuah program selesai disiarkan kepada pendengar. adapun jenjang evaluasi adalah sebagai berikut: 2
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007), h.39. 3 Departemen Program TVRI, Standard Operating Procedure, (Jakarta:PT.TVRI, 2008) 4 Darwanto Sastro Soebroto, Produksi Acara Televisi, (OP Cit), h.47.
21
1) Per Acara; dilakukan langsung usai acara disiarkan, melibatkan penyiar,
pengisi
acara,
operator,
dan
pihak-pihak
yang
berhubungan dengan pembuatan program 2) Per Divisi; divisi musik atau berita, dilakukan mingguan atau bulanan, melibatkan kepada divisi, para staff pelaksana program divisi. 3) Antar Divisi; evaluasi menyeluruh, dilakukan bulanan atau tahunan melibatkan seluruh pengelola radio. Tujuan dari evaluasi adalah: 1) Mengukur kekurangan materi dan kemasan acara 2) Mengukur disiplin dan kreatifitas pelaksana acara 3) Mengukur dampak acara (reaksi pendengar) Proses evaluasi terdiri dari: 1) Analisa isi acara (materi yang disampaikan, kecakapan penyiar) 2) Analisa isi kemasan acara (pemandu, kualitas audio, durasi) 3) Pembenahan dan acara (pengembangan acara selanjutnya)
B. Ruang Lingkup Radio 1. Pengertian Radio Secara etimologis radio adalah pengiriman suara atau bunyi melalui udara atau seperangkat elektronik, yang berfungsi sebagai penerima isyarat panggilan atau pemberitahuan dari seseorang yang disampaikan lewat
22
frekuensi gelombang radio.5 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, radio adalah siaran (pengiriman) suara atau bunyi melalui udara.6 Radio adalah suara yang merupakan modal utama terpaan radio kepada khalayak, dan stimulasi yang dikoneksikan kepadanya kepada khalayak.7 Pencampuran
mengajak
seperti
berada
dilokasi
yang
sedang
dikomunikasikan. Dengan kemampuan tersebut radio mampu membuat para pendengarnya menciptakan „theater of mind‟ dalam pikiran pendengar.8 Sedangkan dalam pendapat lain, menyatakan bahwa radio adalah keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan dari stasiun dan kemudian dapat diterima oleh berbagai pesawat penerima baik di rumah, di kapal, maupun di mobil, dan sebagainya. Radio merupakan media komunikasi yang dimanfaatkan untuk mengirim warta atau pesan jarak jauh yang dapat ditangkap oleh sekelompok orang mendengarkan melalui pemancar
radio
yang
diinginkan.Radio
juga
dianggap
sebuah
perkembangan teknologi, yang memungkinkan suara disiarkan secara serempak melalui gelombang radio di udara.9 Maka dapat disimpulkan bahwa radio adalah media komunikasi massa yang dapat mengirimkan suara atau bunyi melalui siaran gelombang atau frekuensi yang bisa dinikmati melalui indera pendengaran. 5
TIM Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), ed.3, cet. 3, h.919. 6 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.919. 7 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional (Yogyakarta: PT.LkiS 2005), H. 16 8 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikai Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta : Kencana, 2011), h. 131. 9 Antonius Darmanto, Teknik Penulisan Naskah Acara Siaran Radio, (Yogyakarta : Atmajaya, 1998), Cet.2, h. 69.
23
Radio memiliki sejumlah fungsi diantaranya seperti menyebarkan informasi, mendidik, membujuk dan menghibur. Radio juga dapat menciptakan gambar dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan suara dan kata-kata dari sang penyiar. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi pendengar melalui kata dan suara, musik dan efek lainnya yang mampu menciptakan suatu gambaran, yang semua itu dikenal dengan konsep theater of mind.10 Sebagai medium komunikasi, radio memiliki tiga kekuatan. Pertama, mobilitas radio yang tinggi dimana radio dapat membawa pendengarmnya kemana-mana, sambil mengerjakan aktivitas lain pun, seorang dapat mendengarkan radio. Kedua, realitas radio menggiring pendengar kedalam kenyataan dengan suara-suara dan bunyi dari fakta yang terekam dan disiarkan. Ketiga, kesegeraan radio menyajikan informasi dan petunjuk yang dibutuhkan pendengar secara cepat, bahkan secara langsung saat kejadian.11 2. Sejarah Perkembangan Radio Sejarah dan media penyiaran dunia dimulai ketika ahli fisika jerman bernama Heinrich Hertz pada tahun 1887 berhasil mengirim dan menerima gelombang radio. Upaya Hertz itu kemudian dilanjutkan oleh Guglielmo Marconi (1874-1973) dari italia yang sukses mengirimkan sinyal morse berupa titik dan garis kepada suatu alat penerima. Sinyal yang dikirim 10
A. Ius Y. Triartanto, Broadcasting Radio : Panduan Teori dan Praktek, (Yogyakarta : Pustaka Book Publisher), Cet.1, h. 32 11 A. Ius Y. Triartanto, Broadcasting Radio : Panduan Teori dan Praktek, h. 33
24
Marconi itu berhasil menyebrangi samudra atlantik pada tahun 1901 dengan menggunakan gelombang elektromagnetik.12 Seiring perkembangannya, Radio ditemukan oleh Marchese Guglielmo Marconi tahun 1894 yang pada awalnya hanya dapat membunyikan bel dalam jarak sekitar sepuluh meter. Sejalan dengan itu perkembangan radio sebagai media komunikasi terus mengalami perkembangan hingga diliputi dengan meningkatnya pendirian stasiun radio. Perkembangan radio pun terus-menerus terjadi sampai pada tahun 1930-an, dimana pada saat itu Edwin Howard Amstrong berhasil mengembangkan pesawat penerima radio yang menggunakan frekuensi modulasi (FM) menjadi dasar bagi pesawat radio modern saat ini. Radio FM memiliki kualitas suara lebih bagus, jernih, dan bebas dari gangguan siaran.13 Radio pada awalnya digunakan kebanyakan oleh maritim. Yaitu untuk mengirim pesan telegraf menggunakan kode Morse antar kapal dan darat. Salah satu pengguna awalnya adalah Angkatan Laut Jepang yang mematamatai armada Rusia saat perang Tsushima tahun 1901. Salah satu penggunaan yang paling dikenang adalah pada saat tenggelamnya kapal penumpang Inggris RMS Titanic pada 1912, termasuk komunikasi antara operator di kapal yang sedang tenggelam dan kapal terdekar, dan komunikasi ke stasiun darat mendaftar yang terselamatkan.
12
Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio Komunikasi dan Praktek, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008). Cet. 1 h.8. 13 Morrisan, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi (Jakarta: Kencana, 2008), h. 4.
25
Radio digunakan untuk menyaurkan perintah dan komunikasi antara Angkatan darat dan Angkatan Laut di kedua pihak pada Perang Dunia II. Jerman menggunakan komunikasi radio dan pesan diplomatik ketika kabel bawah
lautnya
dipotong
oleh
pihak
Britania.
Amerika
Serikat
menyampaikan 14 pokok pikiran Presiden Woodrow Wilson kepada jerman melalui radio ketika perang. Siaran radio mulai dapat dilakukan pada tahun 1920-an, Seiring populernya pesawat radio, terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Selain siaran, siaran titik ke titik, termasuk telepon dan siaran ulang program radio, mulai popular antara 1920-an dan 1930-an. Pada saat “arek-arek Suroboyo” dengan gagah berani menantang pendaratan Sekutu yang dibonceng tentara pendudukan Belanda, melalui corong RRI Surabaya, Bung Tomo dengan pekik “Merdeka”-nya yang terkenal itu mampu menggugah semangat juang bangsa Indonesia untuk bangkit secara patriotik hanya dengan bersenjatakan bambu runcing, membela Tanah Air Indonesia. Penggunaan radio pada masa perang adalah pengembangan pendeteksian dan pelokasian pesawat dan kapal dengan mengggunakan radar (radio detection and ranging). Sekarang, radio mengalami perkembangan bentuk yang amat beragam, termasuk jaringan tanpa kabel, komunikasi bergerak di segala jenis, dan penyiaran radio. Sebelum televisi menjadi terkenal, siaran radio komersil mencangkup drama, komedi, beragam show dan banyak hiburan lainnya, tidak hanya berita dan musik saja.14 14
Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Radio Kiat Menulis Berita Radio, (Jakarta: Erlangga, 2012) h.122.
26
3. Fungsi dan Karakter Radio Memang terlihat kuno, ketinggalan zaman, atau sebagainya begitu orang mendengar kata radio. Media yang sekarang mulai tertindas perannya dengan teknologi-teknologi terbaru. Media yang telah dilupakan perannya ketika manusia masih pada peradaban terdahulu. Bahkan sekarang hampir dipastikan tidak semua rumah memiliki radio. Sebuah kenyataan yang dilematis yang tentunya tidak kita inginkan, Namun begitulah adanya, orang telah melupakan peran dan fungsi dari radio. Perlu diingat, sejak PD II, radio telah menunjukkan kekuatannya sebagai media pendidikan dalam arti luas, dan media komunikasi politik, termasuk pendidikan politik. Fungsi pokok media komunikasi massa termasuk radio yaitu meliputi pengamatan/pengawasan lingkungan (surveillance of the environment). Bagi masyarakat fungsi pokok radio sebagai sumber informasi, kemudian fungsi kedua, pengembangan konsensus. Konsensus terkait dengan sosialisasi atau fungsi pendidikan dalam arti luas.15 Selain memiliki fungsi, radio juga memiliki sifat khas (karakterikstik), sehingga radio dapat dibedakan dari media massa lainnya. Dalam bukunya Media Fack Book-KBP, Pedrice, Toledo, dan Montilla mengungkapkan bahwa karakteristik radio memberikan manfaat yang unik, diantaranya: 1) Menarik imajinasi 2) Cepat, karena radio merupakan alat informasi yang efisien
15
M.Alwi Dahlan dalam situs http://www.pustekkom.go.id/teknodik/ diakses pada tanggal 16 April 2014 pukul 19.00 WIB
27
3) Mudah dibawa 4) Tidak memerlukan kemampuan membaca dan menulis 5) Tidak memerlukan konsentrasi yang penuh dari pendengarnya 6) Cukup murah 7) Mudah digunakan.16 Radio
juga
memiliki
sifat
khas
(karakteristik),
sehingga
dapat
membedakan dari media massa lainnya: 1) Sifat siaran radio hanya untuk didengar 2) Bahasa yang dipergunakan haruslah bahasa tutur 3) Orang yang mendengar dalam keadaan santai, berkerja dan sebagainya. 4) Siaran radio harus mempunyai daya reka 5) Siaran radio bersifat komunikasi dua arah.17 Dengan demikian, agar pesan atau materi yang disampaikan oleh penyiar sampai ke pendengar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya: 1) Karena kemampuan pendengar terbatas, maka pesan radio siaran harus disusun secara singkat dan jelas 2) Oleh karena hanya indera pendengar yang digunakan khalayak, dan pesannya
pun
selintas,
maka
radio
siaran
dapat
mengajak
komunikannya ntuk berimajinasi dan mampu menggugah emosi pendengar.
16
Tommy Suprapto, Berkarir di Bidang Broadcasting, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006) h.2-3. 17 Djamaludin Abidin, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), cet. Ke-1, h.125.
28
3) Penyiar diharapkan akrab terhadap pendengar, seolah-olah penyiar ada di samping pendengar. 4) Materi pada radio siaran sebaiknya bergaya percakapan.18 Jika melihat karakteristik serta kekuatan yang dimiliki radio, tentunya tidak salah lagi jika kita memanfaatkan media radio ini dalam dunia pendidikan. Dengan adanya radio tentunya pembelajaran akan lebih menyenangkan. Anak-anak dapat menikmati kembali cerita atau dongeng melalui radio yang dengan karakteristiknya hanya “suara” akan mampu membangkitkan daya imajinasi anak itu sendiri. Selain itu, radio masih dipandang oleh para pemilik opini sebagai saluran yang mempunyai pendengar efektif.19 Artinya baik guru yang menyampaikan materi pembelajaran maupun siswa sebagai audiens bisa saling bertukar pendapat tentang materi pelajaran yang disampaikan. Radio juga menjujung tinggi perbedaan karakteristik pendengarnya. Tidak selamanya siaran melalui media radio terkesan formal. Melalui cerita-cerita tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri. Pendengar senang mendengarkannya, pesan yang akan disampaikan pun tersampaikan dengan baik. Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik radio siaran perlu dipahami komunikator agar dalam menyusun dan menyampaikan pesan dengan menggunakan media radio, komunikator dapat melakukan penyesuaian, sehingga komunikasi tepat sasaran karena 18
Karlinah, Buku Materi Pokok Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999) cet. Ke-1, h. 125. 19 Redi Panuju, Nalar Jurnalistik: Dasarnya Dasar Jurnalistik, Bayumedia Publising, 2005) h.80.
29
melihat waktu siaran yang relatif singkat dan tidak bisa diulang-ulang, maka disnilah tantangan yang harus dihadapi oleh para penyiar sebagai komunikator.20 4. Dakwah Melalui Radio a. Pengertian Dakwah Ditinjau dari segi bahasa “Da‟wah” berarti penggilan, seruan atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut mashdar. Sedangkan bentuk kata kerja (fi‟il) nya adalah berarti : memanggil, menyeru atau mengajak (Da‟a, Yad‟u, Da‟watan).21 Dalam pengertian istilah dakwah diartikan oleh beberapa tokoh sebagai berikut : 1) Prof. Toha Yahya Oemar menyatakan bahwa dakwah islam sebagai upaya mengajak umat dengan cara bijakasana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat. 2) Syaikh Ali Makhfudz, dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin memberikan definisi dakwah sebagai berikut : dakwah islam yaitu; mendorong manusia agar berbuat baik dan mengikuti petunjuk (hidayah),menyeru mereka berbuat kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.
20
Karlinah, Buku Materi Pokok Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999) cet. Ke-1, h. 79. 21 Wahidin Saputra,Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 1, h. 1.
30
3) Menurut Prof. Dr. Hamka dakwah adalah seruan panggilan untuk menganut suatu pendirian yang ada dasarnya berkonotasi positif dengan substansi terletak pada aktivitas yang memerintahkan amar ma’ruf nahi mungkar,dan 4) Menurut Muhammad Natsir adalah dakwah mengandung arti kewajiban yang menjadi tanggung jawab seorang Muslim dalam amar ma’ruf nahi mungkar.22 Dari definisi-definisi tersebut, meskipun terdapat perbedaan dalam perumusan, maka penulis memahami pengertian-pengertian dakwah yakni merupakan kewajiban seorang Muslim untuk mengajak, menyeru, serta mendorong umat manusia kepada kebaikan dan mencegah mereka untuk membuat perbuatan tercela (nahi mungkar). b. Tujuan Dakwah Tujuan dakwah (Maqashid al-Dakwah); adalah tujuan yang hendak dicapai oleh kegiatan dakwah. Adapun tujuan dakwah itu dibagi dua yaitu: 1) Tujuan jangka pendek, yang dimaksud adalah agar manusia mematuhi
ajaran
Allah
dan
Rasul-Nya
dalam
kehidupan
keseharian. 2) Sedangkan Jangka panjang, untuk menciptakan manusia yang berakhlak mulia, dan tercapainya individu yang baik (khoiru alfardiyah), keluarga yang sakinah/harmonis (khairu al-Usrah), 22
Wahidin Saputra,Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 1, h. 2-3.
31
komunitas
yang
tangguh(khairu
al-jama‟ah),
masyarakat
madani/civil society (khairu al-Ummah) dan pada akhirnya akan membentuk bangsa yang sejahtera dan maju (khairu al-baldah) atau dalam istilah yang disebut dalam Al-Qur’an yaitu : Baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur.23 c. Unsur Dakwah Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah da‟I (pelaku dakwah), mad‟u (mitra dakwah), thariqah (media dakwah), dan atsar (efek dakwah). c.1. Da’i (Pelaku Dakwah) Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, tulisan, maupun perbuatan baik yang dilakukan secara individu, kelompok, atau lewat organisasi/lembaga. Secara umum kata Da’i ini sering disebut dengan sebutan mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran Islam), namun sebenarnya sebutan ini konotasinya sangat sempit, karena masyarakat cenderung mengartikannya sebagai orang yang menyampaikan ajaran Islam melalui lisan, seperti penceramah agama, khatib (orang yang berkhotbah), dan sebagainya. Nasaharuddin Latief mendefinisikan bahwa Da’i adalah muslim dan muslimat yang menjadikan dakwah sebagai satu amaliah pokok bagi tugas ulama. Ahli dakwah adalah Wa’ad, mubaligh, mustama’in (juru 23
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 1, h. 9.
32
penerang) yang menyeru, mengajak, member pengajaran, dan pelajaran agama Islam.24 c.2. Mad’u (Penerima Dakwah) Mad’u adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain, manusia secara keseluruhan. Kepada manusia yang belum beragama islam, dakwah bertujuan untuk mengajak mereka untuk mengikuti agama islam, sedangkan kepada orang-orang yang telah beragama islam dakwah bertujuan meningkatkan kualitas iman, islam, dan ihsan. Mahmud Abduh membagi Mad‟u menjadi tiga golongan yaitu: 1. Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dapat berfikir kritis, dan cepat menangkap persoalan. 2. Golongan awam, yaitu golongan orang-orang yang belum dapat berfikir secara kritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi. 3. Golongan yang berbeda dengan kedua golongan, mereka senang membahas sesuatu tapi hanya dalam batas tertentu saja, dan tidak mampu membahasnya secara mendalam. c.3. Maddah (Materi Dakwah) Maddah dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’I kepada mad’u.25 Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah 24
M. Munir, Wahyu Illaihi, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h.22. 25 M. Munir, Wahyu Illaihi, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h.24.
33
dakwah adalah ajaran islam itu sendiri. Secara umum dakwah dapat diklasifikasikan menjadi empat masalah pokok yaitu : a) Masalah Akidah (keimanan) Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah akidah islamiyah. Aspek akidah ini yang akan membentuk moral (akhlak) manusia, yang pertama kali dijadikan materi dakwah islam adalah masalah akidah atau keimanan. Yang menjadi materi pada masalah akidah yaitu:26 a. Keterbukaan melalui persaksian (syahadat). Dengan demikian seorang muslim jelas identitasnya dan bersedia mengakui identitas keagamaan orang lain. b. cakrawala pandangan yang luas dengan memperkenalkan bahwa Allah adalah Tuhan seluruh Alam, bukan Tuhan kelompok atau bangsa tertentu. Seperti yang dapat kita lihat dalam Q.S Al-Hujarat ayat: 13 yang artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
26
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana, 2004), ed. Ke-1, cet. Ke-1, h.97-98.
34
Secara garis besar akidah dapat dikelompokan sebagai berikut: a. Iman kepada Allah b. Iman kepada Malaikat Allah c. Iman kepada Kitab-kitab Allah d. Iman kepada Rasul-rasul Allah e. Iman kepada Hari Kiamat f. Iman kepada Qada dan Qadar 2). Masalah syariah Hukum atau Syariah sering disebut sebagai cermin peradaban dalam pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang dan sempurna, maka peradaban mencerminkan dirinya dalam hukum-hukumnya. Materi dakwah yang menyangkut syariah ini sangat luas dan mengikat seluruh umat islam. Ia merupakan jantung yang tidak terpisahkan dalam kehidupan umat islam di berbagai penjuru dunia, dan sekaligus merupakan hal yang patut dibanggakan. Syariah ini bersifat universal, yang menjelaskan hak-hak umat muslim dan nonmuslim. Secara garis besar syariah dikelompokan sebagai berikut: a. Thaharah (bersuci) b. Sholat c. Zakat d. Puasa e. Haji
35
3). Masalah Muamalah Islam merupakan agama yang menekankan urusan mu‟amalah lebih besar porsinya daripada urusan ibadah. Islam lebih banyak memperhatikan aspek kehidupan sosial daripada aspek kehidupan ritual. Kata muamalah berasal dari fiil madhi amala yang berarti bergaul dengannya,
berurusan
(dagang).
Sedangkan
muamalah
adalah
ketetapan Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, dan dengan lingkungannya (alam sekitar)nya. Muamalah berarti aturan-aturan (hukum) Allah yang mengatur hubungan manusia dengan sesama dan lingkungan sekitarnya. Kaitannya dengan hubungan antar sesama manusia, maka dalam muamalah ini mengatur hal-hal yang berkaitan dengan masalah ekonomi, politik, sosial, hukum, dan kebudayaan.27 Muamalah (dalam arti sempit) meliputi: Al-qununul khas (hukum perdata), Muamalah (hukum Naga), Munakahat (hukum ukah), Waratsha (hukum warit), Al-qununul’ (hukum Negara), jihad (hukum perang dan damai). Islam adalah agama yang menjadikan seluruh bumi ini menjadi masjid, tempat mengabdi kepada Allah.28 Ibadah dalam Mu‟amalah disini, diartikan sebagai ibadah yang mencangkup hubungan dengan Allah dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT. Sehingga Mu‟amalah jauh lebih luas daripada ibadah. 27
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007) edisi 1-3, h. 2 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana, 2004), ed. Ke-1, cet. Ke-1, h.115-117.
28
36
4). Masalah Akhlak Materi akhlak ini diorientasikan untuk dapat menentukan baik dan buruk, akal dan kalbu, berupaya untuk menentukan standar umum melalui kebiasaan masyarakat. karena ibadah dalam islam sangat erat kaitannya dengan akhlak. Dalam materi akhlak ini sangat luas sekali pembahasannya, tidak hanya bersifat lahiriyah saja tetapi juga sangat melibatkan fikiran. Akhlak meliputi: a). Akhlak kepada Allah, akhlak ini bertolak pada pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah b). Akhlak terhadap sesama manusia c). Akhlak terhadap lingkungan, lingkungan disini adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia baik binatang, tumbuhtumbuhan, maupun benda-benda yang tidak bernyawa lainnya.29 5. Realita Dakwah Melalui Radio Dakwah melalui radio merupakan hal yang sudah tidak asing, banyak kita temukan radio yang menyiarkan dakwah, baik yang membahas masalah tauhid, fiqih, sampai dengan masalah keluarga dalam pandangan islam. Kebaradaan radio ini dalam dunia dakwah, sangat membantu syi’ar agama kepada objek dakwah yang tersebar di wilayah yang berbeda-beda. Program
dakwah
yang ada di
radio,
lebih banyak
yang
bersegmentasi kepada usia dewasa. Karena pada usia dewasa juga lebih
29
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah , h.118
37
tertarik kepada bidang agama, dibandingkan dengan remaja dan anakanak. Program dakwah yang bersegemntasi anak-anak di radio Rodja ini, menjawab kebutuhan akan dakwah pada usia anak-anak. Karena dengan dikemas secara menarik, bahasa yang sederhana, dan interaktif secara telepon akan menarik minat anak-anak terhadap agama. Sehingga anakanak akan mengenal sejarah perjuanganIslam, sebagai pengetahuan dan tauladan dalam diri anak tersebut. Dalam kegiatan da’wah keberadaan radio sangat penting dalam penyampaian materi da’wah dalam bentuk-bentuk pidato dan ceramah atau kuliah. Radio menjangkau mad’unya dalam jarak jauh dan meluas. Oleh karena itu radio merupakan media yang efektif dalam penyampaian da’wah untuk semua kalangan. Kelebihan da’wah melalui radio terletak pada efektifitas dan efisiensi berda’wah. Hal ini Nampak dari adanya bentuk yang sederhana tanpa harus ketemu antara da’I dan mad’unya.30 Seiring kemajuan teknologi di massa kini tak luput membawa perkembangan terhadap teknologi komunikasi khususnya media massa. Penyebaran informasipun serasa dapat dikonsumsi dengan mudah. Dakwah kini tidak hanya dapat dilakukan dari mimbar ke mimbar saja, dakwah di era modern dapat dilakukan melalui media elektronik, seperti : radio, televisi, internet bahkan telepon gengam. Namun kini “perkembangan masyarakat yang semakin meningkat, tuntutan yang sudah semakin beragam, membuat dakwah tidak bisa lagi 30
M. Bahri Ghazali,Da‟wah Komunikatif, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya Jakarta, 1997), Cet.1, h. 37.
38
dilakukan secara tradisional. Laju perkembangan zaman memacu tingkat kemajuan ilmu dan teknologi komunikasi sebagai sebuah sarana yang dapat menghubungkan suatu masyarakat di satu tempat dengan masyarakat di tempat lain. Dan kecanggihan itu teknologi yang ikut mempengaruhi aspek kehidupan manusia.31 Dari sudut objek dakwah dalam “Acara Kisah Menawan Sang Teladan” di Radio Rodja 75,6 AM Bogor, adalah berbicara mengenai perkembangan pengetahuan atau kognitif anak terhadap acara tersebut. Teori yang menjelaskan mengenai perkembangan kognitif tersebut adalah merujuk pada teori Piaget. 6. Dakwah Untuk Anak Dakwah terhadap anak merupakan hal yang harus menjadi perhatian. Karena dalam usia tersebut, anak-anak lebih mudah menangkap apa yang dia ketahui baik secara langsung maupun tidak, serta lebih mudah meniru suatu hal yang dikaguminya. Jika tidak diarahkan kepada pengetahuan agama, maka hal tersebut akan berpengaruh kepada pembentukan kepribadiannya. Hal ini sejalan dengan teori Piaget, yakni pengetahuan dianggap mempunyai tujuan atau maksud tertentu : membantu anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Anak-anak maupun orang dewasa tidak menerima informasi secara pasif dan pikiran-pikirannya bukan merupakan hasil yang sederhana dari ajaran langsung atau meniru orang lain. 31
h.33.
M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu, 1997), cet. Ke-1,
39
Kemajuan kognitif tidak saja dilihat terutama sebagai hasil dari proses kematangan otak. Pengetahuan didapat dan proses pemikiran menjadi lebih kompleks dan efisien sebagai konsekuensi dari kematangan interaksi anak dengan dunia.32Melalui konsep perkembangan dari Pieget, ingatan anak lebih banyak tergantung pada konsep simbolik, konsep tersebut
menyerupai
orang
dewasa
dan
mereka
lebih
mampu
menggambarkan konsep mereka. Mereka juga mampu mengintegrasikan lebih banyak informasi dalam memori berkerja. Anak-anak menunujukan kemajuan dalam proses penyimpulan mengumpulkan antisipasi dan harapan tentang informasi implisit atas dasar yang mereka ketahui. Pendekatan
utama
terhadap
perkembangan
kognitif,
ialah
pembentukan informasi tidak merupakan satu teori yang koheren tetapi sebuah rangkaian pendekatan yang menyelediki proses kognitif tertentu seperti persepsi. Persepsi dapat didefinisikan sebagai deteksi, pengenalan, dan interpretasi dari rangsangan sensoris. Mengenalkan kehidupan dakwah pada anak-anak dapat dimulai dengan melibatkan anak dalam aktivitas dakwah secara langsung. Hal ini penting untuk memberikan contoh dan lingkungan yang kondusif, sehingga suasana dakwah sudah bisa dirasakan anak sejak dini. Ajaklah anak turut serta ketika Anda menjadi peserta atau pembicara dalam pengajian, diskusi, seminar atau aksi-aksi protes di jalanan. Sesampai di rumah, anak bisa diminta pendapatnya tentang kegiatan yang baru saja ia ikuti.
32
Paul Henry Mussesn and His Friend, Perkembangan dan Keperibadian Anak, (Jakarta : Erlangga, 2005), Jilid 1, h. 198.
40
Untuk menumbuhkan semangat dan motivasi, bisa dengan menceritakan kepada anak-anak bagaimana kehidupan Rasulullah dan para sahabat. Sampaikan kepada mereka bahwa kehidupan Rasulullah dan para sahabat yang tidak pernah lepas dari kehidupan dakwah. Ceritakan bagaimana perjuangan Rasulullah dan para sahabat menyebarkan Islam ke seluruh dunia. Mulai dari Bilal yang begitu istiqamah mempertahankan akidahnya, Thariq Bin Ziad penakluk Spanyol atau Muhammad al Fatih penakluk Konstantinopel. Cerita-cerita seperti ini pasti akan melekat erat dan memberikan motivasi pada anak untuk bersemangat dan berani berdakwah. Sesekali, penting untuk disampaikan kepada anak janji-janji Allah untuk para pengemban dakwah. Tidak ada salahnya jika anak juga diberikan penjelasan yang benar tentang jihad misalnya. Ketika tengah melihat televisi atau membaca koran biasanya ada topik yang menarik. Bagus bila anak sudah langsung bisa berkomentar dan memberikan pendapat. Anda tinggal menambahi atau memberikan arahan serta solusi menurut Islam. Kalau anak-anak belum memberikan respon, Anda bisa memancingnya dengan bertanya kepada mereka, apa tanggapannya setelah melihat itu semua. Jangan lupa biasakan juga anak-anak diajak berdoa untuk keselamatan dan kejayaan umat Islam di seluruh dunia. 33 Jadi dengan membiasakan memberikan pengetahuan tentang perjuangan Rasulullah SAW dan para sahabat, secara tidak langsung akan 33
http://mediaumat.com/konsultasi/4628-104-agar-anak-terbiasa-berdakwah.htmldiakses pada tanggal 16 April 2014 pukul 19.00 WIB
41
dijadikan teladan dalam kehidupan mereka. Pada dasarnya aspek pengetahuan,
yang
berperan
penting
dalam
rangka
membentuk
kepribadian yang baik pada anak di usia anak-anak. Diperlukan peran aktif orang tua/wali anak dalam mengenalkan hal yang berkaitan dengan agama, mengajarkan ajaran agama Islam kepada anak sedini mungkin, tetapi juga disesuaikan dengan tingkat pemahamannya, danharus ada pengawasan dalam proses tersebut. Hal tersebut bertujuan sebagai usaha dalam membentuk generasigenerasi yang Islami, dan mengamalkan perintah agama, serta mencontoh tauladan yang baik dari para shalafus shalih.Dengan hadirnya program dakwah Kisah Menawan Sang Teladan ini, anak-anak akan lebih mudah memahami kisah-kisah perjuangan agama Islam, mengambil pelaran, serta akan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB III PROFIL RADIO RODJA 75,6 AM BOGOR
A. Sejarah dan Perkembangan Radio Rodja 75,6 AM Radio Rodja dimulai dari sebuah radio FM komunitas yang dirintis oleh ustaz Badrusalam sejak awal 2005. Mulai mengudara untuk ujicoba pada Maret 2005. Kemudian, dari animo masyarakat yang besar akan hadirnya Radio Rodja, sehinggaRadio Rodja untuk secara resmi mengudara pada frekuensi 756 kHz (AM) di tahun 2007.1 Tepatnya pada Mei 2007, Radio Rodja mengujicoba siarannya melalui frekuensi 75,6 AM. Migrasi ke gelombang AM ini, adalah sebuah keputusan yang harus diambil pada saat itu dengan segala konsekuensi akan kelebihan dan kekurangannya.2 Dalam perkembangannya, sejak mengudara dengan frekuensi 756 AM ini, Radio Rodja mengalami kemajuan pesat, karena karakteristik dari sinyal AM ini yang memiliki salah satu kelebihan paling utama yaitu daya jangkauanya yang jauh lebih luas daripada sinyal FM, Radio Rodja dapat menjangkau pendengar dari berbagai wilayah. Pendengar Radio Rodja semakin meluap, baik dari radio analog (756 AM) maupun radio streaming.3 Radio Rodja dan RodjaTV yang didirikan oleh ustaz Badrusalam menyajikan siaran tilawah Al-Qur’an Al-Karim, hadits-hadits Nabi SAW, kajian Islam Ahlus Sunnah wal Jama’ah, juganasihat para ulama Ahlus 1
Hard Copy Profil Radio Rodja oleh Abu Zuhri, diberikan Tanggal 16 Maret 2014 Hard Copy Profil Radio Rodja oleh Abu Zuhri, diberikan Tanggal 16 Maret 2014 3 http://www.radiorodja.com/profil-radio-rodja-dan-rodjatv/ diakses Tanggal 16 April 2014 jam 20.00 WIB 2
42
43
Sunnah, yangsesuai dengan pemahaman para sahabat Nabi SAW. Sekarang ini, siaran Rodja dapat dinikmati melalui radio frekuensi 756 AM (Jabodetabek dan stasiun relay Rodja di Bandung, Berau, Lampung, Pontianak, dan Tanjung Pinang), radio streaming, radio via Flexi (Flexi Radio), radio satelit dan TV salelit (membutuhkan perangkat antena parabola), dan TV streaming. Tentunya untuk radio streaming dan TV streaming ini, para pendengar dan pemirsa dapat menikmatinya melalui handphone, seperti Blackberry, Android, iPhone & iPad, Windows Phone, dan handphone berbasis Symbian.4
B. Gambaran Umum Radio Rodja 75,6 AM Bogor 1. Profile Data Nama Radio
: Radio Rodja (Radio Dakwah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah)
Nama On Air
: Rodja
Call Sign
: PM3BGN
Format Siaran
: Dakwah Islam
Call Listener
: Saudaraku Seiman
Tagline
: Menebar Cahaya Sunnah, Saluran Tilawah danKajian Islam
Waktu Siar Alamat Kantora
: 24 Jam Non Stop : Masjid Al-Barkah Jl.Pahlawan Kp.Tengah Cileungsi, Bogor.
4
2014
Hard Copy Profil Radio Rodja oleh Abu Zuhri, diberikan Tanggal 16 Maret
44
Telephone
: 021-823-6543 (On Air) 021-823-3661 (Office/Fax) 021-7073-6543 (info)
SMS Online
: 0819-896543
Website
: www.radiorodja.com
Email
:
[email protected]
2. Logo Radio Rodja
3. Program-Program di Radio Rodja 75,6 AM: a.
Kajian bedah kitab (Kitab Riyadhus Shalihin, Al lu’u Wal Marjan, Tafsir Al-Qur’an, dll)
b.
Kajian kitab karangan ulama-ulama robbaniyyin yang memuat berbagai disiplin ilmu syar’i disampaikan oleh Ustaz yang terpercaya keilmuannya. Seperti kitab karangan Syaikh Usaimin, Syaikh Muqbil, dan Syaikh Salim
c.
Pembacaan fatwa-fatwa ulama Islam (ulama yang bermanhaj ahlusunnah wal jama’ah/ salaf, yang sebelumnya telah didiskusikan dengan ulama di Arab Saudi, dan Ulama-ulama di Negara lainnya yang bermanhaj salaf)
45
d.
Pembacaan fatwa dari para ulama Islam yang diangkat dari kitab-kitab kumpulan hadits Nabi
e.
Pembacaan doa-doa
f.
Pembacaan doa-doa yang di-sunnah-kan oleh Rasulullah SAW berupa doa pagi dan sore serta doa-doa lainnya.
g.
Pembacaan mutiara hikmah dari salafush shalih
h.
Dialog interaktif
i.
Berupa acara Tanya jawab seputar permasalahan keagamaan maupun masalah sosial kemasyarakatan dengan menghadirkan narasumber ataupun via telepon.
j.
Murottal al Qur’an
k.
Pembacaan al Qur’an al Karim oleh Aimmatul Masajid
l.
Murottal al Qur’an dan terjemahannya
m.
Muhadhoroh ilmiyah
n.
Muhadhoroh
para
Masyaikh
Ahlus
Sunnah
dengan
disertai
terjemahannya. (Majlis Ta’lim baik melalui radio dan diskusi secara langsung)
C. Visi-Misi Visi : Menjadi media dakwah Islam istiqomah menyampaikan Tashfiyah dan Tarbiyah dengan senantiasa merujuk kepada pemahaman generasi Islam yang pertama dan utama.
46
Misi : a. Mengembalikan umat kepada pemahaman Islam yang benar sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah menurut pemahaman generasi para Sahabat, Tabi’in dan Taabi’ut Taabi’in. b. Pemurnian syariat Islam dari segala bentuk syirik, bid’ah dan pemikiran menyimpang c. Membina kaum muslimin dengan ajaran Islam yang murni dan beramal dengannya. d. Menghidupkan metode ilmiah dengan berdasarkan kepada Al-Qur’an dan As Sunnah sesuai pemahaman salafush shalih.5
Gambar 1. Gedung Radio Rodja
5
2014
Hard Copy Profil Radio Rodja oleh Abu Zuhri, diberikan Tanggal 16 Maret
47
Gambar 2. Studio Radio Rodja
Gambar 3. Ruang Produksi Acara Kisah Menawan Sang Teladan (TvRodja terkoneksi dengan Radio Rodja)
48
D. Struktur Organisasi Radio Rodja 75,6 AM Bogor
49
E. Gambaran Umum Acara Kisah Menawan Sang Teladan 1. Sejarah dan Tujuan Program Kisah Menawan Sang Teladan a. Sejarah Acara Kisah Menawan Sang Teladan yang sudah kurang lebih 7 tahun berjalan, merupakan jawaban atas kekhawatiran akan kondisi saat ini, untuk mencegah pengrusakan moral secara langsung maupun tidak langsung. Acara dakwah yang bersegmentasi anak-anak (usia 610 Tahun) ini menggunakan konsep interaktif, yakni dipandu oleh seorang penyiar yang setiap minggu bergantian (Kang Odja dan Abu Lukman).6 Acara ini mengkisahkan perjuangan Nabi dan Para Sahabat dalam mendakwahkan Islam kepada keluarga, kaumnya, dan kepada kaum bangsa lain. Dengan menggunakan konsep mendongeng, menggunakan bahasa yang sederhana membuat acara ini secara antusias disambut oleh pendengar khususnya anak-anak. Tujuan dari acara kisah menawan sang teladan ini adalah untuk memperkenalkan kisah-kisah sang teladan (Nabi dan Sahabat) kepada setiap pemirsanya, agar tumbuh rasa cinta, rasa kagum, dan ingin mencontoh
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Dengan
konsep
mendongeng, maka akan menumbuhkan rangsangan pada setiap anakanak tersebut untuk tersugesti dengan apa yang diceritakan.7 Berbeda 6
dengan
kaum
muslimin
dahulu,
kejayaan,
Wawancara dengan Abu Zuhri di Radio Rodja Tanggal 16 April 2014 Wawancara dengan Abu Lukman (Penyiar) di Radio Rodja Tanggal 20 April 2014
7
50
keselamatan mereka, ketika mereka meniti jalan orang-orang yang memang patut diikuti, dan layak untuk diteladani. Dewasa ini, anak-anak sedikit banyak yang mengidolakan tokoh yang akan mewarnai kehidupan dia. Baik agamanya, kehidupan sosialnya, baik sopan santun dan tata kramanya, moralnya, kalau mereka orang-orang yang jauh dari agama, orang-orang gemar melakukan kemaksiatan, orang-orang yang fasik, maka anak itu tidak akan jauh dengan orang yang diidolakannya.8Maka melihat fenomena ini sangat begitu ironis, kehidupan pemuda kaum muslimin, apalagi anak-anak, maka dengan program ini akan berusaha memberikan nutrisi yang bermanfaat, dan juga sebagai upaya kontribusi dalam membangun dan memberdayakan masyarakat Indonesia sesuai dengan tujuan pembangunan Negara ini, yakni membangun generasi yang baik, dapat dilihat dari kepada siapa dia meneladani, mengidolakan, dan yang pantas menjadi panutan, semua ada dalam program kisah menawan sang teladan.9 b. Tujuan Program Kisah Menwan Sang Teladan sadari bahwasannya, masih dalam tahap pengembangan, kita merupakan salah satu dari sekian banyak radio dakwah yang mempunyai format program yang hampir sama. Artinya antara satu media dengan media lain, dijadikan sarana untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, bukan masalah 8
Wawancara Pribadi dengan Abu Zuhri di Radio Rodja Tanggal 16 April 2014. Wawancara Pribadi dengan Abu Zuhri di Radio Rodja Tanggal 16 April 2014.
9
51
persaingan dakwah tetapi berlomba-lomba dalam kebaikan, berlombalomba dalam memberikan kemaslahatan kepada umat. Sehingga radio rodja berupaya menyajikan program-program yang 1) sesuai dengan syariat, 2) Menyajikan program tersebut di atas pemahaman ulama ahlusunnah dari generasi ke generasi, berdasarkan Al-Qur’an, berdasarkan sunnah yang shahihah, dan juga pemahaman yang benar. 3) program kisah menawan sang teladan ingin memperkenalkan sosok ulama-ulama ahlusunnah, untuk mendekatkan kaum muslimin, kepada ulamanya, kepada generasi pertama yang telah memegang kejayaan agama Islam.10 Kebanyakan kaum muslimin, khususnya anak-anak tidak mengenal sosok pribadi sahabat. Seperti sosok Abu Bakar, Umar bin Khatab, sahabat Khalid bin Walid, Mus’ab bin Umair, para sahabat yang Allah SWT tinggikan derajat mereka di dunia, dan ketinggian derajat di akhirat, kaum muslimin terutama anak-anak tidak mengenal sosok
itu.11Maka
sudah
menjadi
kewajiban,
untuk
berusaha
mendekatkan mereka kepada ulamnya, para sahabat Rasulullah SAW yang telah dijamin surga ketika mereka masih di dunia. 4) Kemudian tim produksi program kisah menawan sang teladan juga berusaha memilah dan memilih kisah untuk pendengar, yakni perjalanan sahabat, perjalanan ulama, dari tulisan-tulisan ulama yang benar, karena tidak diingkari buku-buku sejarah yang menampilkan pribadi 10
Wawancara Pribadi dengan Abu Zuhri di Radio Rodja Tanggal 16 April 2014 Wawancara Pribadi dengan Abu Zuhri di Radio Rodja Tanggal 16 April 2014
11
52
sosok seorang ulama terkemuka, atau sahabat-sahabat Rasulullah yang berasal dari sumber-sumber yang tidak benar. Baik dari penulikan-penukilan hadist yang dhaif, yang palsu, dan dari sumber yang tidak jelas asal usulnya, akan tetapi dimasukan ke dalam buku sejarah tersebut, kemudian mereka sebarkan ditengahtengah kaum muslimin. Begitu banyak perjalanan kisah-kisah para sahabat yang memang tersebar di buku-buku itu ada hadist dhaifnya, hadist palsunya, ada cerita khurafatnya, kemudian ada takhayulnya, dan juga sebagian ulama yang mempunyai kharismatik, seperti Syekh Abdul Qadir Al-Zailani, kemudian yang lainnya, didapatkan dalam buku-buku perjalanan mereka, bercampur antara kebenaran dan kebathilan. Dewasa ini, banyak khurafat dan tahayul yang disandarkan kepada Syekh Abdul Qadir Al-Zailani, dan yang lainnya. Mungkin kelebihannya yakni menyajikan program ini dengan kisah yang benar (sumber yang benar dan asli), sesuai dengan penelitian ulama ahlusunnah, yang telah memilah dan memilih mana sejarah yang benar, kemudian mereka sajikan dalam kitab mereka, dan mana yang tidak benar dan dinisbatkan kepada ulama itu, yang kemudian kita pisahkan. Lalu diberikan cerita kepada anak-anak dengan sumber dan cerita yang benar, perjalanan kehidupan yang memang apa adanya dari penukilan-penukilan yang shahih, bukan di atas penukilan yang dhaif, dan bukan di atas khurafat, tahayul dsb.12
12
Wawancara Pribadi dengan Abu Zuhri di Radio Rodja Tanggal 16 April 2014
53
2. Sinopsis Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja Program Kisah Menawan Sang Teladan merupakan salah satu acara yang ada di Radio Rodja, dalam rangka berdakwah kepada pendengar (objek dakwahnya anak-anak). Program ini mengudara setiap hari minggu pagi, dengan durasi sekitar 90-120 menit. Pemilihan jadwal siaran ini mempertimbangkan objek dakwah yaitu anak-anak, agar mereka dapat ikut mendengarkan dan berpartisipasi dalam program tersebut. Karena pada hari minggu, anak-anak mempunyai waktu luang, dan tidak mengganggu kegiatan utamanya jika sudah bersekolah. Dalam perkembangannya, Radio Rodja terus berusaha agar tetap menjadi acara favorit anak-anak, salah satunya seperti sekarang ini dapat juga dinikmati melalui TV Rodja yang terkoneksi langsung dari Radio, sehingga dapat menambah ketertarikan dalam menyaksikan acara tersebut. Nama
program
Kisah
Menawan
Sang
Teladan
dipilih
untuk
menumbuhkan daya tarik dari para pendengar, untuk lebih mengetahui program ini. Ketertarikan tersebut yang menjadi harapan Radio Rodja untuk menarik rasa penasaran, dan pada akhirnya mendengarkan atau menyaksikan terlebih dahulu acara Kisah Menawan Sang Teladan ini. Dalam program ini dipandu oleh satu pengisi acara (penyiar) secara bergantian (Abu Lukman dan Kang Odja) setiap minggu, yang akan menceritakan kisah teladan para Nabi, Rasul, dan Sahabat. Mereka akan menyampaikan cerita tersebut dengan bahasa yang sederhana, penuh ekspresi (seperti ketika menceritakan dialog antara Nabi Ibrahim
54
kepadaIsmail tentang perintah menyembelihnya, disampaikan oleh Abu Lukman dengan seperti menjadi 2 tokoh tersebut). Pengisi acara (penyiar) juga mengajak pendengar maupun anak-anak yang hadir di studio untuk berinteraksi dalam program acara Kisah Menawan
Sang
Teladan
tersebut.
Seperti
ketika
Abu
Lukman
menceritakan tentang dakwah Nabi Ibrahim AS kepada ayahnya secara sopan santun dan penuh kelembutan walaupun ayahnya bernada keras menentang dakwahnya, penyiar langsung menayakan kepada anak-anak yang hadir di studio dan pendengar apakah ada yang pernah bernada keras kepada orang tuanya walaupun orang tuanya salah? (sambil berekspresi senyum) Abu Lukman langsung menjelaskan bahwa walaupun orang tua kita salah, janganlah berkata keras atau bahkan marah-marah, cukuplah kita berbicara dengan baik, sopan santun dan penuh kelembutan seperti yang dicontohkan Nabi Ibrahim AS tersebut. Pengisi acara (penyiar) juga menyampaikan kisah Nabi Ismail AS yang dengan kepatuhan nya baik terhadap perintah Allah SWT maupun kepada ayahnya Nabi Ibrahim AS walaupun perintah tersebut adalah untuk menyembelihnya, juga diceritakan kesabaran Ibunda Nabi Ismail AS (Siti Hajar) ketika ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim. Kisah yang diceritakan sebagai berikut : Setelah berminggu-minggu berada dalam perjalanan jauh yang memenatkan, tibalah pada akhirnya Nabi Ibrahim bersama Ismail dan ibunya di Makkah kota suci dimana Kaabah didirikan dan menjadi kiblat manusia dari seluruh dunia. Di tempat di mana Masjidil Haram sekarang
55
berada, berhentilah unta Nabi Ibrahim mengakhiri perjalanannya dan di situlah ia meninggalkan Hajar bersama puteranya dengan hanya dibekali dengan serantang bekal makanan dan minuman sedangkan keadaan sekitarnya tiada tumbuh-tumbuhan, tiada air mengalir, yang terlihat hanyalah batu dan pasir kering. Alangkah sedih dan cemasnya Hajar ketika akan ditinggalkan oleh Ibrahim seorang diri bersama dengan anaknya yang masih kecil di tempat yang sunyi senyap dari segala-galanya kecuali batu gunung dan pasir. Ia seraya merintih dan menangis, memegang kuat-kuat baju Nabi Ibrahim memohon belas kasihnya, janganlah ia ditinggalkan seorang diri di tempat yang kosong itu, tiada seorang manusia, tiada seekor binatang, tiada pohon dan tidak terlihat pula air mengalir, sedangkan ia masih menanggung beban mengasuh anak yang kecil yang masih menyusu. Nabi Ibrahim mendengar keluh kesah Hajar merasa tidak tergamak meninggalkannya seorang diri di tempat itu bersama puteranya yang sangat disayangi akan tetapi ia sedar bahwa apa yang dilakukan nya itu adalah kehendak Allah SWT. yang tentu mengandungi hikmat yang masih terselubung baginya dan ia sedar pula bahawa Allah akan melindungi Ismail dan ibunya dalam tempat pengasingan itu dan segala kesukaran dan penderitaan. Ia berkata kepada Hajar:"Bertawakkallah kepada Allah yang telah menentukan kehendak-Nya, percayalah kepada kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya. Dialah yang memerintah aku membawa kamu ke sini dan Dialah yang akan melindungi mu dan menyertaimu di tempat yang sunyi
56
ini. Sesungguh kalau bukan perintah dan wahyunya, tidak sesekali aku tergamak meninggalkan kamu di sini seorang diri bersama puteraku yang sangat ku cintai ini. Percayalah wahai Hajar bahwa Allah Yang Maha Kuasa tidak akan melantarkan kamu berdua tanpa perlindungan-Nya. Rahmat dan barakah-Nya akan tetap turun di atas kamu untuk selamanya, insya-Allah." Mendengar kata-kata Ibrahim itu segeralah Hajar melepaskan genggamannya
pada
baju
Ibrahim
dan
dilepaskannyalah
beliau
menunggang untanya kembali ke Palestina dengan iringan air mata yang bercurahan membasahi tubuh Ismail yang sedang menyusu. Sedang Nabi Ibrahim pun tidak dapat menahan air matanya keetika ia turun dari dataran tinggi meninggalkan Makkah menuju kembali ke Palestina di mana isterinya Sarah sedang menanti. Ia tidak henti-henti selama dalam perjalanan kembali memohon kepada Allah perlindungan, rahmat dan barakah serta kurniaan rezeki bagi putera dan ibunya yang ditinggalkan di tempat terasing itu. Ia berkata dalam doanya:" Wahai Tuhanku! Aku telah tempatkan puteraku dan anak-anak keturunannya di dekat rumah-Mu (Baitullahil Haram) di lembah yang sunyi dari tanaman dan manusia agar mereka mendirikanshalat dan beribadat kepada-Mu. Jadikanlah hati sebahagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan yang lazat, mudah-mudahan mereka bersyukur kepadaMu."
57
Sepeninggal Nabi Ibrahim tinggallah Hajar dan puteranya di tempat yang terpencil dan sunyi itu. Ia harus menerima nasib yang telah ditakdirkan oleh Allah atas dirinya dengan kesabaran dan keyakinan penuh akan perlindungan-Nya. Bekalan makanan dan minuman yang dibawanya dalam perjalanan pada akhirnya habis dimakan selama beberapa hari sepeninggalan Nabi Ibrahim. Maka mulailah terasa oleh Hajar beratnya beban hidup yang harus ditanggungnya sendiri tanpa bantuan suaminya. Ia masih harus menyusu anaknya, namun air susunya makin lama makin mengering disebabkan kekurangan makan. Anak yang tidak dapat minuman yang memuaskan dari susu ibunya mulai menjadi cerewet dan tidak henti-hentinya menangis. Ibunya menjadi panik, bingung dan cemas mendengar tangisan anaknya yang sangat menyayat hati itu. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri serta lari ke sana ke sini mencari sesuap makanan atau seteguk air yang dapat meringankan kelaparannya dan meredakan tangisan anaknya, namun sia-sialah usahanya. Ia pergi berlari harwalah menuju Bukit Safa kalau-kalau ia boleh mendapatkan sesuatu yang dapat menolongnya tetapi hanya batu dan pasir yang didapatnya disitu, kemudian dari Bukit Safa ia melihat bayangan air yang mengalir di atas Bukit Marwah, dan larilah ia berharwahlah ke tempat itu, namun ternyata bahawa yang disangkanya air adalah fatamorgana {bayangan} belaka dan kembalilah ke Bukit Safa kerana mendengar seakan-akan ada suara yang memanggilnya tetapi gagal dan melesetlah dugaannya.
58
Demikianlah maka kerana dorongan hajat hidupnya dan hidup anaknya yang sangat disayangi, Hajar mundar-mundir berlari sampai tujuh kali antara Bukit Safa dan Marwah yang pada akhirnya ia duduk termenung merasa penat dan hampir berputus asa.Diriwayatkan bahawa selagi Hajar berada dalam keadaan tidak berdaya dan hampir berputus asa kecuali dari rahmat Allah dan pertolongan-Nya, datanglah kepadanya Malaikat Jibril bertanya: "Siapakah sebenarnya engkau ini?" "Aku adalah hamba sahaya Ibrahim", jawab Hajar. "Kepada siapa engkau dititipkan di sini?" tanya Jibril. "Hanya kepada Allah", jawab Hajar. Lalu berkata Jibril: "Jika demikian, maka engkau telah dititipkan kepada Dzat Yang Maha Pemurah Lagi Maha Pengasih, yang akan melindungimu, mencukupi keperluan hidupmu dan tidak akan mensia-siakan kepercayaan ayah puteramu kepada-Nya." Kemudian diajaklah Hajar mengikutinya pergi ke suatu tempat di mana Jibril menginjakkan telapak kakinya kuat-kuat di atas tanah dan segeralah memancur dari bekas telapak kaki itu air yang jernih dengan kuasa Allah. Itulah dia mata air Zamzam yang sehingga kini dianggap keramat oleh jemaah Haji, berdesakan sekelilingnya bagi mendapatkan setitik atau seteguk air daripadanya dan kerana sejarahnya mata air itu disebut orang "Injakan Jibril". Alangkah gembiranya dan lega dada Hajar melihat air yang mancur itu. Segera ia membasahi bibir puteranya dengan air keramat itu dan segera pula terlihat wajah puteranya segar kembali, demikian pula wajah si
59
ibu yang merasa sangat bahagia dengan datangnya mukjizat dari sisi Tuhan yang mengembalikan kesegaran hidup kepadanya dan kepada puteranya sesudah dibayang-bayangi oleh bayangan mati kelaparan yang mencekam dada.Mancurnya air Zamzam telah menarik burung-burung berterbangan mengelilingi daerah itu menarik pula perhatian sekelompok bangsa Arab dari suku Jurhum yang merantau dan sedang berkhemah di sekitar Makkah. Mereka mengetahui dari pengalaman bahawa di mana ada terlihat burung di udara, nescaya dibawahnya terdapat air, maka diutuslah oleh mereka beberapa orang untuk memeriksa kebenaran teori ini. Para pemeriksa itu pergi mengunjungi daerah di mana Hajar berada, kemudian kembali membawa berita gembira kepada kaumnya tentang mata air Zamzam dan keadaan Hajar bersama puteranya. Segera sekelompok suku Jurhum itu memindahkan perkhemahannya ke tempat sekitar Zamzam, di mana kedatangan mereka disambut dengan gembira oleh Hajar kerana adanya sekelompok suku Jurhum di sekitarnya, ia memperolehi jiran-jiran yang akan menghilangkan kesunyian dan kesepian yang selama ini dirasakan di dalam hidupnya berduaan dengan puteranya saja. Hajar bersyukur kepada Allah yang dengan rahmatnya telah membuka hati orang-orang itu cenderung datang meramaikan dan memecahkan kesunyian lembah di mana ia ditinggalkan sendirian oleh Ibrahim. Kisah tersebut di atas sangat inspiratif, Abu Lukman langsung menanyakan kepada anak-anak yang ada di studio, maupun pendengar di rumah untuk menyampaikannya melalui telepon tentang pelajaran atau
60
hikmah yang dapat diambil dalam kisah tersebut. Abu lukman juga mendampingi anak-anak dalam menjawab dan juga tidak menyalahkan apabila jawaban dari mereka tidak sesuai dengan cerita yang disampaikan. Dari hikmah atau pelajaran yang telah disampaikan anak-anak, diulang kembali pada akhir sesi pertama untuk mengingatkan apa saja yang harus menjadi teladan dari tokoh teladan tersebut seperti : berkaitan tentang ketaatan kepada Allah, orang tua, kesabaran, keimanan atas kekauasaan dan pertolongan Allah yang berkaitan dengan ketauhidan. Pada sesi berikutnya dihadirkan satu narasumber yang akan memandu bimbingan tilawah Al-Qur’an yakni ustaz Ali Subhana. Beliau merupakan seorang Hafiz (Penghafal Al-Qur’an) mempunyai pesantren untuk membibit para penghafal Al-Qur’an, dan beliau juga mempunyai buku pedoman dan pembelajaran untuk para peminat penghafal Al-Qur’an yang dapat digunakan oleh usia anak-anak sampai dengan dewasa. Pada sesi ini, anak-anak baik yang hadir di studio maupun yang mendengarkan lewat radio dan menyaksikan melalui televisi ikut berpartisipasi dan dibimbing langsung oleh ustaz Ali Subhana. Dalam sesi tersebut, ustaz Ali akan memberikan arahan bagaimana tata cara pengucara huruf demi huruf Al-Qur’an dalam buku pedomannya. Seperti kaidah pengucapannya, baik tebal maupun tipisnya, jelas atau samarnya, hingga panjang atau pendeknya. Ustaz ali juga akan mengkoreksi bacaan anak-anak tersebut, kemudian dibimbing hingga sesuai dengan kaidah yang baik dan benar. Setelah bimbingan tersebut
61
benar, maka akan dilanjutkan dengan hafalan surah Al-Qur’an, satu anak menyetorkan hafalan 10-15 ayat setiap pertemuan atau ketika melalui telepon. Metode ini sebagai langkah awal untuk menciptakan minat dan keinginan kuat menghafal Al-Qur’an. Sesi bimbingan tilawah ini berjalan kurang lebih 1 tahun, semenjak promosi sesi ini melalui media sosial (Facebook), telah mendapatkan respon yang cukup baik yaitu lebih dari 1000 orang menyukai dan berkomentar positif.13 Pada akhir program kisah menawan sang teladan ini, penyiar dan narasumber memberikan pengulangan kembali pelajaran dari kisah pada sesi pertama, dan mengingatkan kembali tata cara membaca huruf dalam Al-Qur’an. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan kepada anak-anak agar lebih menerapkannya dalam kehidupan, serta dalam membaca Al-Qur’an.
13
Lampiran dokumentasi promosi program & respon
BAB IV ANLISIS PRODUKSI PROGRAM KISAH MENAWAN SANG TELADAN
Dalam suatu program di radio memiliki beberapa proses yang harus dilalui sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP) yang terdiri dari 3 tahap penting, yaitu : 1. Pra Produksi, yang terdiri dari penemuan ide, perencanaan, dan persiapan 2. Produksi, yakni pelaksanaan proses siaran program 3. Pasca produksi, yakni evaluasi pada program acara setelah produksi. Merujuk pada penjelasan di atas, maka program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja 75,6 AM melalui tiga tahapan, yaitu : A. Pra Produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan Keberhasilan sebuah produksi siaran radio bisa dilihat dari seberapa serius proses produksi ini dijalankan. Semakin baik perencanaannya, maka semakin baik pula kerja tim yang kompak dan maksimal, juga mempengaruhi keberhasilan dari suatu program di radio. Pada stasiun radio, perencanaan program mencakup pemilihan format dan isi program yang dapat menarik dan memuaskan kebutuhan audien yang terdapat pada satu segmen audien berdasarkan demografi tertentu. Perencanaan program radio juga mencakup mencari penyiar yang memiliki kepribadiandengan gaya yang sesuai dengan format yang sudah dipilih radio yang bersangkutan.1
1
Morissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta: Kencana, 2008), cet.1, h.274.
62
63
Sebelum acara dimulai, tim produksi yakni produser, operator produksi, penyiar, dan narasumber harus sudah stand by lebih kurang 30 menit untuk melakukan persiapan produksi dan untuk meminimalisir kesalahan saat produksi. Untuk menarik minat pendengar, operator member informasi melalui media online, seperti Facebook, Twitter bahwa program Kisah Menawan Sang Teladan mulsi disiarkan. Operator produksi mempersiapkan alat siaran seperti mixer, microphone, earphone, dan komputer yang menunjang ketika proses produksi siaran berlangsung.2 1.
Pencarian Ide dan Nama Program Program Kisah Menawan Sang Teladan disiarkan on air oleh Radio Rodja 75,6 AM setiap hari Minggu pagi, pada pukul 07.30 s/d 09.00 WIB. Program ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan tentang para pejuang Islam di waktu santai, liburan sekolah dan menjadi tempat belajar Al-Qur’an bagi anak-anak di seluruh Indonesia. Radio rodja banyak menampung ide-ide, baik yang datang dari tim produksi, para pembina, penasihat, bahkan melalui pendengar langsung. Setelah itu, tim penanggung jawab program akan mengolah, mendiskusikan, dan mempertimbangkan usulan program tersebut dengan berbagai unsur.Agar tetap menjadi minat anak-anak, acara ini selalu menceritakan kisah-kisah menawan para Nabi, Sahabat, dan para pejuang agama Islam secara interaktif dan dengan bahasa yang mudah dipahami. Selain itu, penyiar juga membawakan acara ini dengan teknik 2
Wawancara dengan Abu Lukman, tanggal 20 April 2014 di Kantor radio Rodja 75,6 AM, Bogor.
64
mendongeng, sehingga merangsang imajinasi, dimensi waktu dan ruang. Seperti yang disampaikan oleh Abu Zuhri selaku Program Director di kantor Radio Rodja : Alur perencanaan nya, yang dilakukan yaitu pengumpulan saransaran, baik berupa masukan, atau ide-ide program itu biasa kita terima dari berbagai kalangan. Adapun ide-ide program yang datang kepada kita, masuk ke meja redaksi baik radio maupun tv rodja kami tampung, lalu kami musyawarahkan kepada seluruh staf. Setelah terpilih, kita buat perencanaan program nya, lalu kita buat bagaimana berjalannya program tersebut, apa saja yang dibutuhkan, kita juga melihat dampak sosial nya jika program itu di direalisasikan kepada masyarakat.3 Dalam setiap ide pembahasan acara, pihak radio biasanya menyerahkan kepada penyiar sebagai pengisi acara untuk menentukan pembahasan pada setiap minggunya. Misalnya Abu Lukman selaku penyiar pertama akan mengkisahkan kisah-kisah para Nabi, sedangkan Kang Odja selaku penyiar kedua akan membahas kisah sahabat. “Pada setiap tema pembahasan saya dan kang odja sebelumnya sudah berkomunikasi agar tidak terjadi kesalahan, atau pengulangan cerita, juga untuk membagi pembagian dalam setiap minggunya. Kita mencari sumber-sumber yang shahih (kuat), dan kita Tafsiyah terlebih dahulu. Kita membagi tugas seperti ketika saya mengkisahkan tentang para Nabi, sedangkan kang odja menceritakan cerita sahabat”.4 Audien tidak saja melihat suatu program dari penampilannya semata namun juga hal-hal yang berada di luar itu. Dengan demikian, audien juga akan mempertimbangkan aspek-aspek, seperti kualitas, nama, kemasan program dan bahkan perusahaan yang berada di
3
Wawancara dengan Abu Zuhri, tanggal 16 Maret 2014 di Kantor radio Rodja 75,6 AM,
Bogor. 4
Wawancara dengan Abu Lukman (penyiar), tanggal, 20 Maret 2014 di Studio radio Rodja 75,6 AM, Bogor.
65
belakang suatu program dan media bersangkutan.5Dalam hal ini terdapat dua hal yang sangat terkait dengan program sebagai suatu produk yaitu merek dan kemasan. Nama Program, memilih suatu nama bagi suatu program merupakan kegiatan yang penting ditinjau dari prespektif promosi karena nama program berfungsi menyampaikan atribut dan makna. Dalam memilih nama suatu program, pengelola program harus memilih nama yang dapat menginformasikan konsep program yang dapat membantu menempatakan atau memposisikan program di memori otak audien. Salah satu peran penting dari iklan yang terkait dengan strategi nama adalah fungsinya yang penting dalam penciptaan dan pemeliharaan ekuitas nama program (brand equity) atau disingkat “ekuitas program” saja. Ekuitas program dapat didefinisikan sebagai suatu asset yang tak terlihat (intangible asset) seperti nilai tambah atau nama baik (goodwill) sebagai akibat dari image yang positif, kesan diferensiasi yang muncul serta perasaan menyukai suatu program atau media penyiaran yang menayangkan program bersangkutan.6 “Pengambilan nama program dilihat dari beberapa sisi, yang pertama dapat diterima oleh masyarakat luas, walaupun Radio Rodja identik dengan kajian-kajian, namun Radio Rodja berupaya membuat nama program itu yang sesuai dan mudah dipahami oleh pendengar maupun pemirsa, biasanya nama program disesuaikan dengan content isinya, sehingga dengan mendengar nama programnya minimal sedikit banyak sudah menjadi pengantar atau pendahuluan, bahwasannya program yang akan disimak, ataupun yang akan didengar, mewakili 5
Don E. Schultz, Stanley I. Tannenbaum dan Robert F. Lauterborn, Integrated Marketing Communication : Putting it Together an Making it Work, NTC Publishing Group, hlm. 72 dalam Belch, hlm. 60. 6 Dalam George E. Belch & Michael A. Belch, Op. cit., hlm. 60.
66
akan makna program tersebut, sehingga mereka sudah tau. Contohnya : kisah menawan sang teladan, tentunya ketika orang pertama kali mendengar atau membaca, maka yang akan terbayang atau tergambar dari fikiran mereka adalah kisah-kisah ataupun biografi orang-orang yang patut diteladani. Satu sisi untuk memberikan informasi utama kepada anak-anak, kedua memberikan rasa ketertarikan, dan mendorong keinginan kuat untuk mengambil faidah dengan menyimak melalui program yang akan ditayangkan”.7 2. Format Program Program Kisah Menawan Sang Teladan ini menggunakan format interactive, yaitu baik penyiar, pendengar, daan narasumber akan berinteraksi baik dalam segmen Kisah Menawan Sang Teladan maupun dalam segmen Bimbingan Tilawah Al-Qur’an. Pendengar dapat juga berkomunikasi melalui line telephone untuk memberikan pelajaran atau hikmah dari cerita yang disampaikan oleh penyiar. Atau jika tidak, pendengar bisa mengirimkan pesan singkat ke nomor yang telah disediakan oleh pihak radio. Produser membuatkan roundown agar waktu yang telah disediakan bisa digunakan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. “interaktif kita hanya sebatas telepon dan sms saja. Dimana saat itu kita hanya menyampaikan kisah, lalu kita meminta pendengar untuk menelepon dan mengirimkan pesan singkat sebagai wujud interaksi mereka dengan kita, dan sejauh mana pemahaman mereka dalam menyimak dapat kita ketahui melalui sms dan telepon, maka dengan hadirnya terkoneksi juga dengan televisi, lebih dapat interaktif antara penyiar dengan pendengar, dan juga agar lebih menarik, karena mayoritas anak-anak lebih suka audiovisual”.8
7
Wawancara dengan Abu Zuhri, tanggal 16 Maret 2014 di Kantor radio Rodja 75,6 AM,
Bogor. 8
Wawancara dengan Abu Lukman, tanggal 20 April 2014 di Kantor radio Rodja 75,6 AM, Bogor.
67
3. Materi Untuk menentukan materi yang dibawakan pada setiap siaran acara Kisah Menawan Sang teladan, penyiar selaku pengisi acara menentukan sendiri materi yang akan dibahas pada setiap minggunya, namun dengan diskusi dengan pembina dan penasihat untuk mencegah kesalahan, serta mendapatkan masukan atau saran dari para ustaz. “Dalam materi diserahkan kepada pengisi acara (penyiar) yaitu saya sendiri (Abu Lukman) dan Kang odja, untuk penyampaian materinya tidak akan bentrok, karena kita sudah berkomunikasi sebelumnya, untuk saat ini contohnya saya (Abu Lukman) memegang kisah para nabi selain Nabi Muhammad SAW, sedangkan kang odja memegang kisah Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya juga ada kisah sahabat, dimana saya (Abu Lukman) kisah sahabat, kang odja akan mengkisahkan ulama, begitupun sebaliknya. Ada perencanaan materi, diserahkan kepada masing-masing pembawa acara dan tidak harus berurut, seperti saya mengkisahkan Nabi Adam AS, ke Nabi Nuh AS, lalu ke Nabi Ibrahim AS”.9 Penyiar bebas menyampaikan materi yang akan disampaikan kepada pendengar, dengan sumber yang shahih dan didiskusikan terlebih dahulu kepada para pembiana dan penasihat, setelah penyiar menentukan tema pembahasan. 4. Pengisi Acara a. Penyiar Penyiar bertugas untuk memimpin jalannya acara siaran. Penyiarlah akan membuka dan menutup acara, dan juga yang akan membacakan kisah para nabi dan sahabat. Kecakapan dan keterampilan penyiar radio juga sangat mempengaruhi suksesnya program siaran tersebut. 9
Wawancara dengan Abu Lukman (Penyiar), tanggal 16 Maret 2014 di Kantor radio Rodja 75,6 AM, Bogor.
68
Abu Lukman adalah penyiar Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja 75,6 AM yang beralamat di Jl. Kp. Tengah Cileungsi, Bogor. Beliau sudah menjadi penyiar, mulai dari awal pembangunan radio yang hanya komunitas, hingga bisa dinikmati seluruh Indonesia. Beliau juga sebagai pembawa acara televisi di Tv Rodja selama dua tahun, dalam dua program kajian islam.10 Oleh karena itu, Abu lukman dipercaya sebagai salah satu penyiar dalam mengisi
acara
berpengalaman,
tersebut, mampu
karena
memiliki
menghidupkan
wawasan
materi,
serta
luas, dapat
berimprovisasi. Dalam program kisah menawan sang teladan ini, dituntut untuk mampu berinteraksi dengan anak-anak sebagai pendengar, dan juga berimprovisasi agar acara lebih hidup. b. Narasumber Narasumber Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja 75,6 AM yakni Utadz Abu Unaish Ali Subhana. Beliau memiliki banyak pengalaman dalam mencetak penghafal Al-Qur’an dari mulai anak-anak, hal ini bisa diketahui dengan beliau menjadi pengajar dalam pesantren dibawah naungan Radio Rodja.11Dan sudah barang tentu, beliau berkompeten dalam membimbing pendengar dalam membaca Al-Qur’an.
10
Wawancara dengan Abu Lukman (Penyiar), tanggal 16 Maret 2014 di Kantor radio Rodja 75,6 AM, Bogor. 11 Wawancara dengan Abu Zuhri, tanggal 16 Maret 2014 di Kantor radio Rodja 75,6 AM, Bogor.
69
5. Waktu Siaran Program Kisah Menawan Sang Teladan disiarkan setiap hari Minggu, selama 90 Menit mulai dari pukull 07.30-09.00 WIB, live dari studio di Rodja 75,6 AM. “pemilihan waktu tersebut karena hari minggu dimana anakanak bisa berkumpul, ada waktu luang di hari tersebut. maka dipilih hari tersebut, dengan harapan bisa lebih dinikmati dan dimanfaatkan. Pagi hari karena fikiran mereka masih fresh, masih jernih, sehingga siap untuk menerima pelaran-pelajaran, karena memang dari sisi psikologis, pagi hari anak-anak akan lebih siap menerima pelajaran, mudah memahami apa yang disampaikan, dan langsung dicerna, oleh sebab itu kita juga mengundang mereka untuk interaktif, apa yang bisa mereka fahami dari kisah tersebut, dan apa yang dapat mereka ambil kesimpulan dari kisah yang telah mereka dengarkan.”12
6. Biaya Produksi Sumber biaya produksi acara Kisah Menawan Sang Teladan ini bersumber dari para donator, para pembina dan penasihat, juga hasil penjualan buku yang diterbitkan oleh ustaz-ustaz di Radio Rodja 75,6 AM.13
B. Produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan Setelah proses perencanaan selesai dilaksanakan, tahap selanjutnya adalah proses produksi. Dalam produksi, kesalahan teknis maupun non-teknis perlu dihindari, karena kesalahan tersebut dapat memepengaruhi kualitas produksi siaran. Dalam proses produksi program acara Kisah Menawan Sang Teladan dilibatkan seorang produser, operator produksi, penyiar, dan 12
Wawancara dengan Abu Zuhri, tanggal 16 Maret 2014 di Kantor radio Rodja 75,6 AM. Wawancara dengan Abu Zuhri, tanggal 16 Maret 2014 di Kantor radio Rodja 75,6 AM.
13
70
narasumber. Keempat komponen ini sangat berpengaruh terhadap jalannya produksi acara. Jika salah satu saja dari mereka tidak ada, maka produksi tidak akan berjalan baik dan lancar. 1. Pelaksanaan Siaran “Seiring berjalannya waktu sudah secara otomatis terprogram. Sebelum masuk waktu tayang, biasanya kisah itu sudah siap, maka ketika waktunya sudah masuk, maka bisa langsung menyajikannya kepada pendengar. Tim kreatif, kameramen, serta tim khusus yang mengarahkannya (floor director) akan mengarahkan anak-anak yang nanti berkumpul disitu, sebelum tayang biasanya kita persiapkan. Anakanak yang berasal dari lembaga pendidikan baik di Jakarta, maupun di luar, biasanya kita undang untuk ikut serta dalam program tersebut, dan juga akan diikutsertakan dalam program tilawatil Qur’an dan tajwidnya”.14 Penyiar bertugas untuk membuka, membacakan kisah teladan, berinteraksi
kepada pendegar,
sebagai
moderator dalam segmen
bimbingan tilawah Al-Qur’an, dan sebagai penutup acara. Ketika ada telepon, penyiarlah yang menyapa dan menanyakan nama serta alamat si penelepon, setelah itu penelepon dipersilahkan memberikan pelajaran atas kisah yang telah dibacakan oleh penyiar, dan juga menyampaikan salamsalam. Dalam hal ini penyiar harus memiliki sifat luwes dan kemampuan berkomunikasi yang bagus. Kriteria lain, penyiar harus memiliki wawasan keilmuwan tentang agama islam yang cukup, karena acara yang dibawakan bermuatan dakwah. Operator produksi bertugas menyiapkan dan mengoperasikan segala alat yang dibutuhkan ketika proses siaran berlangsung. Seperti :
14
Wawancara dengan Abu Zuhri, tanggal 16 Maret 2014 di Kantor radio Rodja 75,6 AM.
71
microphone, earphone, computer, dan lain sebagainya. Operator juga bertugas menerima dan menyaring telepon dan sms yang masuk agar tidak terjadi gangguan. Kekompakan antara operator dan penyiar harus terjalin dengan baik, agar proses produksi berjalan dengan lancar. Produser acara tentunya bertugas mengawasi jalannya acara, untuk meminimalisir kesalahan selama proses produksi berlangsung. 2. Materi Produksi Materi yang disampaikan dalam program acara Kisah Menawan Sang Teladan ini adalah mengenai kisah perjuangan para Nabi, Sahabat Nabi, dan kisah Ulama terdahulu dalam meperjuangkan agama Islam. Kisah tersebut dikemas secara menarik, dengan bahasa yang sederhana, dan berdasarkan sumber yang shahih serta dengan tafshiyah kepada para penasihat terlebih dahulu. Adapun materi yang disampaikan pada tanggal 23 Februari, 9, 23 Maret, 6, 20 April 2014, yakni menganai Kisah Nabi Ibrahim AS yang mendapatkan gelar kekasih khalilullah (Kekasih Allah). Abu Lukman menceritakan bagaimana proses Nabi Ibrahim AS dalam mencari Tuhan, yakni dengan menduga matahari dan bulan sebagai Tuhan-nya, hingga sadarnya akan Allah sebagai Tuhan. Ibrahim yang sudah bertekad ingin memerangi kesyirikan dan penyembahan berhala yang berlaku di dalam kaumnya ingin mempertebal iman dan keyakinannya lebih dulu, untuk menenteramkan hatinya serta membersihkannya dari keragu-raguan yang mungkin mangganggu pikirannya dengan memohon kepada Allah agar
72
diperlihatkan
kepadanya
bagaimana
Dia
menghidupkan
kembali
makhluk-makhluk yang sudah mati. Allah SWT Berfirman :
Artinya : “dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu15. (Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS.Al-Baqarah : 260)
15
Pendapat diatas adalah menurut At-Thabari dan Ibnu Katsir, sedang menurut Abu Muslim Al Ashfahani pengertian ayat diatas bahwa Allah memberi penjelasan kepada Nabi Ibrahim a.s. tentang cara Dia menghidupkan orang-orang yang mati. Disuruh-Nya Nabi Ibrahim a.s. mengambil empat ekor burung lalu memeliharanya dan menjinakkannya hingga burung itu dapat datang seketika, bilamana dipanggil. Kemudian, burung-burung yang sudah pandai itu, diletakkan di atas tiap-tiap bukit seekor, lalu burung-burung itu dipanggil dengan satu tepukan/seruan, niscaya burung-burung itu akan datang dengan segera, walaupun tempatnya terpisah-pisah dan berjauhan. Maka demikian pula Allah menghidupkan orang-orang yang mati yang tersebar di mana-mana, dengan satu kalimat cipta hiduplah kamu semua pastilah mereka itu hidup kembali. Jadi menurut Abu Muslim sighat amr (bentuk kata perintah) dalam ayat ini, pengertiannya khabar (bentuk berita) sebagai cara penjelasan. Pendapat beliau ini dianut pula oleh Ar Razy dan Rasyid Ridha.
73
Abdur Razzaq telah meriwayatkan dari Mu’ammar dari Zaid bin Aslam bahwasanya Namrudz memiliki berbagai makanan, orang-orang beramai-ramai datang untuk mendapatkan persediaan makanan, termasuk Ibrahim datang untuk mendapatkannya. Sebelumnya Ibrahim pernah bertemu dengan Namrudz sehingga terjadi perdebatan. Ibrahim tidak diberi bahan makanan, ia keluar tanpa mendapatkan makanan sedikitpun. Ketika telah dekat dengan rumahnya, Ibrahim menghampiri gundukan pasir dan memenuhi kedua kantungnya dengan pasir tersebut seraya berkata: “Bila aku telah sampai kepada keluargaku, maka aku akan menyibukkan keluarga (dengan pasir ini).” Ketika sampai dirumah dan bertemu dengan keluarganya, Ibrahim kemudian meletakan bawaannya, lalu berbaring dan tidur. Selanjutnya istrinya, Sarah berdiri dan melihat kedua kantung yang dibawa suaminya, ternyata keduanya berisi bahan makanan. Maka ia segera memasaknya dan menyajikannya sebagai makanan. Diselamatkan ketika dibakar, Sebagian ulama Salaf menyebutkan bahwa ketika Jibril menampakkan dirinya kepada Ibrahim di udara, ia bertanya kepada Ibrahim apakah Ibrahim memerlukan bantuan, kemudian Ibrahim menjawab tidak perlu bantuan. Diriwayatkandari Ibnu Abbas dan Sa'id bin Jubair mengisahkan bahwa, Malaikat Ar-Ra'd (malaikat pengatur awan dan hujan) mengatakan, "Kapan saja aku diperintah, maka aku akan menurunkan hujan, namun firman Allah lebih cepat,
74
Artinya : "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim".(QS.Al-Anbiyaa: 69) Menurut Ka'ab al-Ahbar mengatakan, Saat itu seluruh penduduk bumi tidak bisa menyalakan api, sedangkan Ibrahim tidak terbakar sedikitpun selain tali yang mengikat dirinya.Ad-Dhahak mengatakan, Diriwayatkan bahwa Jibril mengusap keringat Ibrahim dari wajahnya dan tidak ada yang tersentuh api kecuali keringatnya. As-Suddiy mengatakan, Saat itu Ibrahim didampingi oleh Malaikat Azh-Zhil (malaikat pemberi naungan), sehingga saat itu Ibrahim yang berada di kobaran api, sebenarnya ia berada di taman hijau. Orang-orang melihatnya dan tidak mampu mencapai padanya dan ia pun tidak keluar untuk menemui mereka. Ketika Ibrahim dilemparkan kedalam kobaran api besar semua hewan dimuka bumi berusaha memadamkan api tersebut, kecuali tokek yang berusaha membuat api semakin besar. Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir dengan sanad shahih dari Jarikh pada firman Allah: "Ketika Ibrahim berkata pada ayahnya azar,
75
Artinya : “dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar16, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhantuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata." (QS. Al-An’am:74) Diantara mufassirin berpendapat bahwa azar bukan ayahnya namun pamannya. Al-Qur'an hanya menjelaskan bahwa Ibrahim adalah putra Aazar, ayah Ibrahim sama sebagaimana kaumnya yang lain, bertuhan dan menyembah berhala, ia adalah pembuat dan pedagang patung-patung yang dibuat dan dipahatnya sendiri dan dariya orang membeli patung-patung yang dijadikan persembahan. Nabi Ibrahim merasa bahwa kewajiban pertama yang harus ia lakukan sebelum berdakwah kepada orang lain ialah menyadarkan ayah kandungnya dulu orang yang terdekat kepadanya bahwa kepercayaan dan persembahannya kepada berhala-berhala itu adalah perbuatan yang sesat dan bodoh. Ia merasakan bahwa kebaktian kepada ayahnya mewajibkannya memberi penerangan kepadanya agar melepaskan kepercayaan yang sesat itu dan mengikutinya beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa. Dengan sikap yang sopan dan adab yang patut ditunjukkan oleh seorang anak terhadap orang tuanya dan dengan kata-kata yang halus ia datang kepada ayahnya menyampaikan bahwa ia diutuskan oleh Allah sebagai nabi dan rasul dan bahwa ia telah diilhamkan dengan pengetahuan dan ilmu yang tidak dimiliki oleh ayahnya. Ia bertanya kepada ayahnya 16
Di antara mufassirin ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Abiihi (bapaknya) ialah pamannya.
76
dengan lemah lembut gerangan apakah yang mendorongnya untuk menyembah berhala seperti lain-lain kaumnya padahal ia mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak berguna sedikit pun tidak dapat mendatangkan keuntungan bagi penyembahnya atau mencegah kerugian atau musibah. Diterangkan pula kepada ayahnya bahwa penyembahan kepada berhala-berhala itu adalah semata-mata ajaran setan yang memang menjadi musuh kepada manusia sejak Adam diturunkan ke bumi. Ia berseru kepada ayahnya agar merenungkan dan memikirkan nasihat dan ajakannya berpaling dari berhala-berhala dan kembali menyembah kepada Allah yang menciptakan manusia dan semua makhluk yang dihidupkan memberi mereka rezeki dan kenikmatan hidup serta menguasakan bumi dengan segala isinya kepada manusia. Aazar menjadi merah mukanya dan melotot matanya mendengar kata-kata seruan puteranya Ibrahim yang ditanggapinya sebagai dosa dan hal yang kurang patut bahwa puteranya telah berani mengecam dan menghina
kepercayaan
ayahnya
bahkan
mengajakkannya
untuk
meninggalkan kepercayaan itu dan menganut kepercayaan dan agama yang ia bawa. Ia tidak menyembunyikan murka dan marahnya tetapi dinyatakannya dalam kata-kata yang kasar dan dalam makian namun seakan-akan tidak ada hubungan di antara mereka. Ia berkata kepada Nabi Ibrahim dengan nada gusar: "Hai Ibrahim! Berpalingkah engkau dari kepercayaan dan persembahanku? Dan kepercayaan apakah yang engkau berikan kepadaku yang menganjurkan agar aku mengikutinya? Janganlah
77
engkau membangkitkan amarahku dan coba mendurhakaiku. Jika engkau tidak menghentikan penyelewenganmu dari agama ayahmu tidak engkau hentikan usahamu mengecam dan memburuk-burukkan persembahanku, maka keluarlah engkau dari rumahku ini. Aku tidak sudi tinggal bersama denganmu di dalam suatu rumah di bawah suatu atap. Pergilah engkau dari mukaku sebelum aku menimpamu dengan batu dan mencelakakan engkau." Ibrahim menerima kemarahan ayahnya, pengusirannya dan kata-kata kasarnya dengan sikap tenang, normal selaku anak terhadap ayah seraya berkata: "Wahai ayahku! Semoga engkau selamat, aku akan tetap memohonkan ampun bagimu dari Allah dan akan tinggalkan kamu dengan persembahan selain kepada Allah. Mudah-mudahan aku tidak menjadi orang yang celaka dan malang dengan doaku untukmu." Lalu keluarlah Ibrahim meninggalkan rumah ayahnya dalam keadaan sedih karena gagal mengangkatkan ayahnya dari lembah syirik dan kafir. Kegagalan Ibrahim dalam usahanya menyadarkan ayahnya yang tersesat itu sangat menusuk hatinya kerana ia sebagai putera yang baik ingin sekali melihat ayahnya berada dalam jalan yang benar terangkat dari lembah kesesatan dan syirik namun ia sadar bahwa hidayah itu adalah di tangan Allah dan bagaimana pun ia ingin dengan sepenuh hatinya agar ayahnya mendapat hidayah, bila belum dikehendaki oleh Allah maka siasialah keinginan dan usahanya. Penolakan ayahnya terhadap dakwahnya dengan cara yang kasar dan kejam itu tidak sedikit pun memengaruhi
78
ketetapan hatinya dan melemahkan semangatnya untuk berjalan terus memberi
penerangan
kepada
kaumnya
untuk
menyapu
bersih
persembahan-persembahan yang bathil dan kepercayaan-kepercayaan yang bertentangan dengan tauhid dan iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Ibrahim tidak henti-henti dalam setiap kesempatan mengajak kaumnya berdialog dan bermujadalah tentang kepercayaan yang mereka anut dan ajaran yang ia bawa, dan ternyata bahwa apabila mereka sudah tidak berdaya menolak dan menyanggah alasan-alasan dan dalil-dalil yang dikemukakan oleh Ibrahim tentang kebenaran ajarannya dan kebathilan kepercayaan mereka maka dalil dan alasan yang usanglah yang mereka kemukakan yaitu bahwa mereka hanya meneruskan apa yang bapak-bapak dan nenek moyang mereka lakukan sejak turun-temurun dan sesekali mereka tidak akan melepaskan kepercayaan dan agama yang telah mereka warisi. Ibrahim pada akhirnya merasa tidak bermanfaat lagi untuk berdebat dan bermujadalah dengan kaumnya yang keras kepala dan yang tidak mau menerima keterangan dan bukti-bukti nyata yang dikemukakan oleh beliau dan selalu berpegang pada satu-satunya alasan bahawa mereka tidak akan menyimpang daripada cara persembahan nenek moyang mereka, walaupun telah Ibrahim menasihati mereka berkali-kali bahawa mereka dan bapakbapak mereka keliru dan tersesat mengikuti jejak syaitan. Ibrahim kemudian merancang akan membuktikan kepada kaumnya dengan perbuatan yang nyata yang dapat mereka lihat dengan mata kepala mereka
79
sendiri bahwa berhala-berhala dan patung-patung mereka betul-betul tidak berguna bagi mereka dan bahkan tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Adalah sudah menjadi tradisi dan kebiasaan penduduk kerajaan Babilonia bahwa setiap tahun mereka keluar kota beramai-ramai pada suatu hari raya yang mereka anggap sebagai keramat. Berhari-hari mereka tinggal di luar kota di suatu padang terbuka, berkemah dengan membawa perbekalan makanan dan minuman yang cukup. Mereka bersuka ria dan bersenang-senang sambil meninggalkan kota-kota mereka kosong dan sunyi. Mereka berseru dan mengajak semua penduduk agar keluar meninggalkan rumah dan turut beramai -ramai menghormati hari-hari suci itu. Ibrahim yang juga turut diajak untuk turut serta berlagak berpura-pura sakit dan diizinkanlah ia tinggal di rumah apalagi mereka merasa khawatir bahwa penyakit Ibrahim yang dibuat-buat itu akan menular dan menjalar di kalangan mereka bila ia turut serta. "Inilah dia kesempatan yang ku nantikan." kata hati Ibrahim tatkala melihat kota sudah kosong dari penduduknya, sunyi senyap tidak terdengar kecuali suara burung-burung yang berkicau, suara daun-daun pohon yang gemerisik ditiup angin kencang. Dengan membawa sebuah kapak ditangannya ia pergi menuju tempat beribadatan kaumnya yang sudah ditinggalkan tanpa penjaga, tanpa juru kunci dan hanya deretan patung-patung yang terlihat diserambi tempat peribadatan itu. Sambil menunjuk kepada sesaji bunga-bunga dan makanan yang berada di setiap
80
kaki patung berkata Ibrahim, mengejek: "Mengapa kamu tidak makan makanan yang lezat yang disajikan bagi kamu ini? Jawablah aku dan berkata-katalah kamu." Kemudian ditendang, ditamparlah patung-patung itu dan dihancurkannya berpotong-potong dengan kapak yang berada di tangannya. Patung yang besar ditinggalkannya utuh, tidak diganggu yang pada lehernya dikalungkanlah kapak Ibrahim itu. Terkejutlah para penduduk, ketika pulang dari berpesta dari luar kota dan melihat keadaan patung-patung, tuhan-tuhan mereka hancur berantakan dan menjadi potongan-potongan terserak-serak di atas lantai. Bertanyalah satu kepada yang lain dengan nada heran dan takjub: "Gerangan siapakah yang telah berani melakukan perbuatan yang jahat dan keji ini terhadap tuhan-tuhan persembahan mereka ini?" Berkata salah seorang di antara mereka:"Ada kemungkinan bahwa orang yang selalu mengolok-olok dan mengejek persembahan kami yang bernama Ibrahim itulah yang melakukan perbuatan yang berani ini." Seorang yang lain menambah keterangan dengan berkata:"Bahkan dialah yang pasti berbuat, karena ia adalah satu-satunya orang yang tinggal di kota sewaktu kami semua berada di luar merayakan hari suci dan keramat itu." Selidik punya selidik, akhirnya terdapat kepastian yang tidak diragukan lagi bahwa Ibrahimlah yang merusakkan dan memusnahkan patung-patung itu. Rakyat kota beramai-ramai membicarakan kejadian yang dianggap suatu kejadian atau penghinaan yang tidak dapat diampuni terhadap kepercayaan dan persembahan mereka. Suara marah, jengkel dan kutukan
81
terdengar dari segala penjuru, yang menuntut agar si pelaku diminta bertanggungjawab dalam suatu pengadilan terbuka, dimana seluruh rakyat penduduk kota dapat turut serta menyaksikannya. Memang itulah yang diharapkan oleh Ibrahim agar pengadilannya dilakukan secara terbuka di mana semua warga masyarakat dapat turut menyaksikannya. Karena dengan cara demikian beliau dapat secara tersirat berdakwah menyerang kepercayaan mereka yang bathil dan sesat itu, sambil menerangkan kebenaran agama dan kepercayaan yang ia bawa, kalau di antara yang hadir ada yang masih boleh diharapkan terbuka hatinya bagi iman dari tauhid yang ia ajarkan dan dakwahkan. Hari pengadilan ditentukan dan datang rakyat dari segala pelosok berduyungduyung mengujungi padang terbuka yang disediakan bagi sidang pengadilan itu. Ketika Ibrahim datang menghadap Namrudz yang akan mengadili ia disambut oleh para hadirin dengan teriakan kutukan dan cacian, menandakan sangat gusarnya para penyembah berhala terhadap beliau yang telah berani menghancurkan persembahan mereka. Ditanyalah Ibrahim oleh Namrud:"Apakah engkau yang melakukan penghancuran dan merusakkan tuhan-tuhan kami?" Dengan tenang dan sikap dingin, Ibrahim menjawab:"Patung besar yang berkalungkan kapak di lehernya itulah yang melakukannya. Coba tanya saja kepada patung-patung itu siapakah yang menghancurkannya." Namrudz pun terdiam sejenak. Kemudian beliau berkata:" Engkaukan tahu bahwa patung-patung itu
82
tidak dapat berbicara dan berkata mengapa engkau minta kami bertanya kepadanya?" Tibalah masanya yang memang dinantikan oleh Ibrahim, maka sebagai jawaban atas pertanyaan yang terakhir itu beliau berpidato membentangkan
kebathilan
persembahan
mereka,
yang
mereka
pertahankan mati-matian, semata-mata hanya karena adat itu adalah warisan nenek-moyang. Berkata Ibrahim kepada Namrud itu:"Jika demikian halnya, mengapa kamu sembah patung-patung itu, yang tidak dapat berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat membawa manfaat atau menolak mudharat, bahkan tidak dapat menolong dirinya dari kehancuran dan kebinasaan? Alangkah bodohnya kamu dengan kepercayaan dan persembahan kamu itu! Tidakkah dapat kamu berfikir dengan akal yang sehat bahwa persembahan kamu adalah perbuatan yang keliru yang hanya difahami oleh syaitan. Mengapa kamu tidak menyembah Tuhan yang menciptakan kamu, menciptakan alam sekeliling kamu dan menguasakan kamu di atas bumi dengan segala isi dan kekayaan. Alangkah hina dinanya kamu dengan persembahan kamu itu." Setelah selesai Ibrahim menguraikan pidatonya itu, Namrudz mencetuskan keputusan bahwa Ibrahim harus dibakar hidup-hidup sebagai ganjaran atas perbuatannya menghina dan menghancurkan tuhan-tuhan mereka, maka berserulah para hakim kepada rakyat yang hadir menyaksikan pengadilan itu:"Bakarlah ia dan belalah tuhan-tuhanmu, jika kamu benar-benar setia kepadanya."
83
Sejak keputusan hukuman dijatuhkan sampai saat ia dilemparkan ke dalam bukit api yang menyala-nyala itu, Ibrahim tetap menunjukkan sikap tenang dan tawakkal karena iman dan keyakinannya bahwa Allah tidak akan rela melepaskan hamba pesuruhnya menjadi makanan api dan korban keganasan orang-orang kafir musuh Allah, dan memang demikianlah apa yang terjadi ketika ia berada dalam perut bukit api yang dahsyat itu ia merasa dingin sesuai dengan seruan Allah Pelindungnya dan hanya tali temali dan rantai yang mengikat tangan dan kakinya yang terbakar hangus, sedang tubuh dan pakaian yang terlekat pada tubuhnya tetap utuh, tidak sedikit pun tersentuh oleh api, hal mana merupakan suatu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada hamba pilihannya, Ibrahim, agar dapat melanjutkan penyampaian risalah yang ditugaskan kepadanya kepada hamba-hamba Allah yang tersesat itu. Kesabaran dalam mendakwahkan Islam, baik terhadap orang tuanya sendiri yang kafir, kepada raja namrud yang mengaku dirinya Tuhan. Pesan dakwah yang dapat diambil dari kisah tersebut, yakni tentang tauhid, tentang kesabaran dalam berdakwah, dan bersikap baik terhadap orang tua. Pelajaran tersebut yang banyak disampaikan oleh anak-anak selaku pendengar. Begitu pula kisah Nabi Ismail AS, Abu Lukman menceritakan nya sangat menarik yakni dengan menggambarkan se-olah menjadi 2 tokoh tersebut ketika berdialog (Nabi Ibrahim dengan Nabi Ismail) ketika
84
diperintahkan untuk menyembelih Nabi Ismail AS. Abu Lukman menceritakannya sebagai berikut : Sewaktu Nabi Ismail mencapai usia remajanya Nabi Ibrahim a.s. mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih Ismail puteranya. Dan mimpi seorang nabi adalah salah satu dari cara-cara turunnya wahyu Allah, maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim. Ia duduk sejurus termenung memikirkan ujian yang maha berat yang ia hadapi. Sebagai seorang ayah yang dikurniai seorang putera yang sejak puluhan tahun diharap-harapkan dan didambakan, seorang putera yang telah mencapai usia di mana jasa-jasanya sudah dapat dimanfaatkan oleh si ayah, seorang putera yang diharapkan menjadi pewarisnya dan penyambung kelangsungan keturunannya, tiba-tiba harus dijadikan qurban dan harus direnggut nyawa oleh tangan si ayah sendiri. Namun ia sebagai seorang Nabi, utusan Allah dan pembawa agama yang seharusnya menjadi contoh dan teladan bagi para pengikutnya dalam bertaat kepada Allah, menjalankan segala perintah-Nya dan menempatkan cintanya kepada Allah di atas cintanya kepada anak, isteri, harta benda dan lain-lain. Ia harus melaksanakan perintah Allah yang diwahyukan melalui mimpinya, apa pun yang akan terjadi sebagai akibat pelaksanaan perintah itu. Sungguh amat berat ujian yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim, namun sesuai dengan firman Allah yang bermaksud: "Allah lebih mengetahui di mana dan kepada siapa Dia mengamanatkan risalahnya". Nabi Ibrahim
85
tidak membuang masa lagi, berazam (niat) tetap akan menyembelih Nabi Ismail puteranya sebagai qurban sesuai dengan perintah Allah yang telah diterimanya. Dan berangkatlah serta merta Nabi Ibrahim menuju ke Makkah untuk menemui dan menyampaikan kepada puteranya apa yang Allah perintahkan. Nabi Ismail sebagai anak yang soleh yang sangat taat kepada Allah dan bakti kepada orang tuanya, ketika diberitahu oleh ayahnya maksud kedatangannya kali ini tanpa ragu-ragu dan berfikir panjang berkata kepada ayahnya:"Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepadamu. Engkau akan menemuiku insya-Allah sebagai seorang yang sabar dan patuh kepada perintah. Aku hanya meminta dalam melaksanakan perintah Allah itu, agar ayah mengikatku kuat-kuat supaya aku tidak banyak bergerak sehingga menyusahkan ayah, kedua agar menanggalkan pakaianku supaya tidak terkena darah yang akan menyebabkan berkurangnya pahalaku dan terharunya ibuku bila melihatnya,
ketiga
tajamkanlah
parangmu
dan
percepatkanlah
perlaksanaan penyembelihan agar meringankan penderitaan dan rasa pedihku, keempat dan yang terakhir sampaikanlah salamku kepada ibuku berikanlah kepadanya pakaian ku ini untuk menjadi penghiburnya dalam kesedihan dan tanda mata serta kenang-kenangan baginya dari putera tunggalnya." Kemudian dipeluknyalah Ismail dan dicium pipinya oleh Nabi Ibrahim seraya berkata: "Bahagialah aku mempunyai seorang putera yang
86
taat kepada Allah, bakti kepada orang tua yang dengan ikhlas hati menyerahkan
dirinya
untuk
melaksanakan
perintah
Allah".Saat
penyembelihan yang mengerikan telah tiba. Diikatlah kedua tangan dan kaki Ismail, dibaringkanlah ia di atas lantai, lalu diambillah parang tajam yang sudah tersedia dan sambil memegang parang di tangannya, kedua mata nabi Ibrahim yang tergenang air berpindah memandang dari wajah puteranya ke parang yang mengilap di tangannya, seakan-akan pada masa itu hati beliau menjadi tempat pertarungan antara perasaan seorang ayah di satu pihak dan kewajiban seorang rasul di satu pihak yang lain. Pada akhirnya dengan memejamkan matanya, parang diletakkan pada leher Nabi Ismail dan penyembelihan di lakukan . Akan tetapi apa daya, parang yang sudah demikian tajamnya itu ternyata menjadi tumpul dileher Nabi Ismail dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan sebagaimana diharapkan. Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah perkorbanan Ismail itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sampai sejauh mana cinta dan taat mereka kepada Allah. Ternyata keduanya telah lulus dalam ujian yang sangat berat itu. Nabi Ibrahim telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan perkorbanan puteranya. untuk berbakti melaksanakan perintah Allah sedangkan Nabi Ismail tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam memperagakan kebaktiannya kepada Allah dan kepada orang tuanya dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan, sampai-sampai terjadi seketika merasa
87
bahwa parang itu tidak lut memotong lehernya, berkatalah ia kepada ayahnya:" Wahai ayahku! Rupa-rupanya engkau tidak sampai hati memotong leherku karena melihat wajahku, cubalah telangkupkan aku dan laksanakanlah tugasmu tanpa melihat wajahku. "Akan tetapi parang itu tetap tidak berdaya mengeluarkan setitik darah pun dari daging Ismail walau ia telah ditelangkupkan dan dicuba memotong lehernya dari belakang. Dalam keadaan bingung dan sedih hati, kerana gagal dalam usahanya menyembelih puteranya, datanglah kepada Nabi Ibrahim wahyu Allah dengan firmannya: "Wahai Ibrahim! Engkau telah berhasil melaksanakan mimpimu, demikianlah kami akan membalas orangorang yang berbuat kebajikan". Kemudian sebagai tebusan ganti nyawa, Ismail telah diselamatkan itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih seekor Qibas yang telah tersedia di sampingnya dan segera dipotong leher kambing itu oleh beliau dengan parang yang tumpul di leher puteranya Ismail itu. Dan inilah asal permulaan sunnah berqurban yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap Hari Raya Idul Adha di seluruh pelosok dunia. Pada tanggal 13 April 2014, Abu Lukman juga menceritakan tentang Sahabat Nabi yang bernama Salman Al-Farisi. Beliau merupakan seorang muallaf yang berasal dari agama majusi, kemudian berpindah ke agama nasrani, hingga masuknya ke agama Islam. Hal ini dalam rangka perjalanan beliau dalam mencari keimanan dan kebenaran. Di negerinya
88
Persia, Salman radhiyallahu 'anhu telah mempunyai pengalaman luas tentang teknik dan sarana perang, begitu pun tentang siasat dan likulikunya. Maka tampillah ia mengajukan suatu usul kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yaitu suatu rencana yang belum pernah dikenal oleh orang-orang Arab dalam peperangan mereka selama ini. Rencana itu berupa penggalian khandaq atau parit perlindungan sepanjang daerah terbuka sekeliling kota madinah. Sewaktu menggali parit, Salman radhiyallahu 'anhu tidak ketinggalan bekerja bersama Kaum Muslimin yang sibuk menggali tanah. Juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ikut membelah batu. Kebetulan di tempat penggalian Salman radhiyallahu 'anhu bersama kawan-kawannya, mereka terbentur pada sebuah batu besar. Padahal Salman radhiyallahu 'anhu seorang yang berpostur kuat dan bertenaga besar. Sekali ayun dari lengannya yang kuat akan dapat membelah batu dan memecahnya menjadi pecahan-pecahan kecil. Tetapi menghadapi batu besar ini ia tak berdaya, sedang bantuan dari teman-temannya hanya menghasilkan kegagalan belaka. Salman
radhiyallahu
'anhu
pergi
mendapatkan
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dan minta idzin mengalihkan jalur parit dari garis semula, untuk menghindari batu besar yang tak tergoyahkan itu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun pergi bersama Salman radhiyallahu 'anhu untuk melihat sendiri keadaan tempat dan batu besar tadi. Dan setelah menyaksikannya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
89
meminta sebuah tembilang dan menyuruh para shahabat mundur dan menghindarkan diri dari pecahan-pecahan batu itu nanti. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu membaca basmalah dan mengangkat kedua tangannya yang mulia yang sedang memegang erat alat itu, dan dengan sekuat tenaga diarahkan ke batu besar itu.
Kemudian
batu
itu
terbelah dan dari celah belahannya yang besar keluar lambaian api yang tinggi dan menerangi. "Saya lihat lambaian api itu menerangi pinggiran kota Madinah", kata Salman radhiyallahu 'anhu, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan takbir, sabdanya: “Allah Maha Besar, aku telah dikaruniai kunci-kunci istana negeri Persi, dan dari lambaian api tadi nampak olehku dengan nyata istana-istana kerajaan Hirah begitu pun kota-kota maharaja Persi dan bahwa ummatku akan menguasai semua itu”. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat alat itu kembali dan memukulkannya ke batu untuk kedua kalinya. Maka tampaklah seperti semula tadi, pecahan batu besar itu menyemburkan lambaian api yang tinggi dan menerangi, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertakbir sabdanya: “Allah Maha Besar, aku telah dikaruniai kunci-kunci negeri Romawi, dan tampak nyata olehku istanaistana merahnya, dan bahwa ummatku akan menguasainya”.Kemudian dipukulkannya untuk ketiga kali, dan batu besar itu pun menyerah pecah berderai, sementara sinar yang terpancar daripadanya amat nyala dan
90
terang temarang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun mengucapkan la ilaha illallah diikuti dengan gemuruh oleh kaum Muslimin. Lalu diceritakanlah oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau sekarang melihat istana-istana dan mahligai-mahligai di Syria maupun Shan'a, begitu pun di daerah-daerah lain yang suatu ketika nanti akan berada di bawah naungan bendera Allah yang berkibar. Maka dengan keimanan penuh Kaum Muslimin pun serentak berseru: Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya, dan bukti kebenaran Allah dan Rasul-Nya.Setelah meninggalnya Nabi Muhammad, ia dikirim untuk menjadi gubernur di daerah kelahirannya, hingga ia wafat. Beliau merupakan sahabat yang sangat melindungi Nabi SAW dalam peperangan tersebut, dan beliau juga terkenal sebagai panglima perang yang tangguh. Melalui kisah-kisah tersebut, Abu lukman pada akhir cerita akan menanyakan pelajaran atau hikmah yang dapat diambil baik dari anakanak yang hadir maupun dari melalui telepon. Anak-anak dibebaskan untuk mengutarakan pelajaran yang disampaikan, lalu ditambahkan atau dikoreksi kembali oleh Abu Lukman. 3. Pelaksana Produksi Produser dan Program Director
: Abu Zuhri
Penyiar dan pengisi acara
: Abu Lukman dan Kang Odja
Narasumber dalam segmen
: Ustadz Abu Unaish Ali Subhana
Bimbingan tilawah Al-Qur’an Operator Produksi
: Ka Dani dan Ka Ari
91
4. Sarana dan Pra Sarana Produksi Dalam kegiatan produksi, dibutuhkan peralatan yang dibutuhkan untuk mendukung jalannya proses produksi dengan baik. Adapun beberapa peralatan yang digunakan dalam proses produksi acara Kisah Menawan Sang Teladan, yakni : 1. Mixer, digunakan untuk mengatur suara. Baik dari dalam studio ataupun suara penelepon yang masuk ketika siaran sedang berlangsung. 2.Pemancar Radio, digunakan untuk menyebarluaskan jangkauan siaran. a. Micropone, digunakan agar kualitas suara penyiar dan narasumber terdengar dengan jelas ke pendengar b. Earphone, digunakan untuk memonitor suara c. Recorder, digunakan untuk merekam siaran yang berlangsung d. Computer, digunakan untuk memutar lagu dan menerima sms yang masuk dan ditampilkan dimonitor. Prasarana juga dibutuhkan untuk menunjang jalannya proses produksi. Setidaknya ada beberapa prasarana penunjang produksi di studio siaran, diantaranya : a. Ruang strudio yang nyaman (ber-AC) b. Ruangan yang tidak bising dan kedap suara c. Properti pendukung, seperti sofa, meja, dan mini panggung 5. Set up dan Rehearsal Dalam acara Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja 75,6 AM, set up dan rehearsal terkadang dilakukan oleh tim produksi. Untuk
92
set up atau persiapan yang bersifat teknis, biasanya tim produksi melakukannya setegah jam sebelum acara dimulai yaitu, jam 07.00 WIB mereka hanya mengecek persiapan peralatan seperti, mixer, earphone, microphone, computer serta peralatan lainnya. Tim produksi termasuk pengisi acara sebelumnya sudah mengetahui apa yang menjadi tema pembahasan dalam acara Kisah Menawan Sang Teladan tersebut, karena pengisi acara merangkap sebagai penyiar yang menentukan tema pembahasan cerita, yang sebelumnya telah didiskusikan kepada penasihat dan pembina. Tim produksi hanya memastikan narasumber bimbingan tilawah Al-Qur’an dapat hadir dalam setiap minggunya.
C. Pasca Produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan Pasca produksi merupakan tahapan terakhir dari seluruh rangkaian proses produksi sebuah acara di radio. Pada tahap ini dilakukan evaluasi acara mulai dari awal hingga akhir siaran setiap minggunya. Tujuan diadakannya evaluasi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kesuksesan sebuah program acara dan kendala apa saja yang biasa terjadi. “Adapun sisi evaluasi, tim produksi menyoroti bagian penyampaian, kemudian dari sisi tata gerak (jika menyaksikan dari televisi) secara langsung, dari host-nya, jika dari materi sudah dilakukan evaluasi berulang-ulang, kita juga memperhatikan penataan ruang, penataan kamera, komunikasi antara host dengan pemirsa, bahkan kritik dari pendengar yang terkadang mereka memberikan masukan, dan kepada narasumber serta host-nya. kritik sifatnya yang membangun, bukan yang sifatnya negatif, kita juga mendapatkan masukan baik dari kru ataupun yang menyaksikan secara langsung maupun rekaman, dan terkadang masukan itu kita
93
dapatkan dari pendengar, ataupun pemirsa rodja, yang hal itu bisa membuat kita lebih baik kembali pada tayangan berikutnya. Adapun evaluasi secara menyeluruh memang ada, dari semua tim biasanya kita berkumpul setiap pekan, minimal dalam satu pekan itu kita ada pertemuan, untuk mengevaluasi terhadap masing-masing program yang diamanahkan”.17 Pada program Kisah Menawan Sang Teladan ini terdapat dua cara evaluasi, yaitu evaluasi langsung dan evaluasi keseluruhan program dalam rapat setiap pekannya. Evaluasi langsung dilakukan ketika terjadi kesalahan dalam penyampaian kisahnya, maupun kesalahan tata gerak kamera dan kualitas suara yang dihasilkan di radio. Sedangkan evaluasi keseluruhan, membahas permasalahan dan kesalahan pada saat siaran setiap minggunya. Evaluasi besar diadakan dalam setiap 6 bulan sekali, tujuannya untuk mengadakan perubahan atau penambahan acara atau merekrut sumber daya manusia baru. Setiap melakukan evaluasi, yang menjadi pembahasannya adalah : a. Kinerja personil b. Kerjasama tim c. Evaluasi sejauhmana respon positif dari pendengar dan pengaruhnya d. Evaluasi tema-tema yang cukup popular dan cocok bagi pendengar e. Evaluasi program siaran (termasuk penyiar, operator, dan materi siarannya)
17
Wawancara dengan Abu Zuhri, tanggal 16 Maret 2014 di Kantor radio Rodja 75,6 AM.
94
Pada tahap ini juga selalu dibahas mengenai strategi apa yang bisa digunakan untuk mengembangkan program acara untuk tetap diminati pendengar anak-anak setia radio rodja 75,6 AM. Evaluasi adalah bagian penting dari produksi agar acara bisa mencapai target dan bisa memperkecil kendala yang biasa terjadi.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Proses Produksi program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja 75,6 AM yang beralamat di Jl.Kp.Tengah Rt.03/03 Cileungsi Bogor, yakni meliputi: 1. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, dalam program kisah menawan sang teladan melalui beberapa tahap yaitu pra produksi meliputi: ide, perencanaan format, materi siaran, pengisi acara, nama program, dan waktu siaran. Proses produksi meliputi: pelaksanaan siaran, materi produksi, pelaksana produksi, serta sarana dan prasarana. Pasca produksi yaitu evaluasi. 2. Proses produksi meliputi: pelaksanaan siaran, materi produksi, pelaksana produksi, pengawasan, serta sarana dan prasarana. 3. Pasca produksi yaitu evaluasi, yakni menyoroti bagian penyampaian, kemudian dari sisi kualitas audio (suara),host-nya, materi pembahasan, penataan ruang, penataan kamera, komunikasi antara host dengan pemirsa, bahkan kritik dari pendengar. Program kisah menawan sang teladan ini merupakan program dakwah yang bersegmentasi usia anak-anak, dimana dewasa ini sangat jarang kita menemui program acara dakwah anak khususnya melalui media radio. Mayoritas acara anak-anak juga hanya bersifat menghibur, bahkan tidak
95
96
jarang bersifat tidak mendidik. Contoh : kartun sinchan, kartun tersebut menceritakan tentang anak Taman Kanak-Kanak yang nakal, bahkan sudah berani menggoda perempuan cantik yang lebih dewasa. Jika hal tersebut terus menerus dikonsumsi oleh anak-anak, maka menggoda perempuan dewasa akan menjadi hal yang lumrah, tentu hal ini sangat tidak diinginkan. Program religi baik di radio maupun televisi juga hanya dapat kita temukan dalam waktu tertentu saja, seperti dalam bulan ramadhan sampai bulan syawal. Setelah bulan tersebut berlalu, program religi khususnya anakanak tidak dapat diketemukan kembali (kecuali melalui stasiun tv islam berlangganan). Hal ini menjadi sangat ironis, karena baik sadar ataupun tidak pengrusakan moral kepada anak-anak diselipkan dalam film kartun yang disukai mayoritas anak-anak. Oleh sebab itu sebagai generasi yang peduli dengan masa depan Agama Islam nantinya, harus mengawal ketat perkembangan anak-anak, mengarahkannya, dan bertindak tegas terhadap penayangan yang dapat mengrusak moral. Latar belakang program acara ini adalah karena suatu hal yang bisa mempengaruhi pola pemikiran anak adalah orang-orang yang ada di sekitarnya. Terutama orang tua yang mengasuh anak tersebut. Komunikasi yang dijalin dengan anak akan bisa direkam dengan baik oleh anak yang kemudian dicerna oleh akalnya. Gaya bicara dan gaya komunikasi inilah yang nantinya berperan besar dalam membentuk pola pemikiran anak.Untuk membantu mengembangkan pola pemikiran anak maka kita sebagai orang tua bisa melakukan cara-cara sederhana namun memiliki dampak yang bagus untuk pemikiran anak.
97
Dongeng atau cerita adalah salah satu hal yang disukai anak. Apalagi kalau dalam pembawaan cerita dan dongeng bisa menampilkan ekspresi yang mirip dengan cerita sesungguhnya. Alur cerita dan dongeng yang didengar oleh si anak maka akan mampu untuk membantu mengarahkan pola pemikiran anak. Karena anak tentunya akan mendengar dan merasakan alur cerita. Anak
akan
bisa
belajar
dari
pengalaman
tokoh
yang
diceritakan
kepadanya.Oleh karena itu memilih cerita dan dongeng harus dilakukan agar anak tidak masuk ke dalam pola pemikiran yang salah karena anak mendengar cerita fiksi yang dibacakan untuknya. Banyak cerita dan dongeng yang beredar di dalam masyarakat. Ada cerita yang bisa mempengaruhi anak untuk berpikir irrasional dan cerita yang bisa membantu anak untuk berpikir lebih cerdas lagi. Dalam pemilihan kisah dan dongeng sebaiknya para orang tua menhindari cerita yang berisi banyak kebohongan dan tidak masuk diakal. Pilihlah cerita yang bisa memberi inspirasi dan manfaat untuk anak, agar anak bisa berkaca pada cerita tersebut dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari karena cerita yang didengarnya adalah nyata dan tidak sulit untuk menirunya. Contoh cerita yang bisa diterapkan adalah cerita tentang kisah Nabi-nabi, para pendahulu yang shaleh, salah satu contohnya adalah cerita tentang nabi Ibrahim,nabi ismail, sahabat seperti Salman Al-Farisi dll. Kisah-kisah tersebut bisa menginspirasi dan akan membentuk pola pemikiran anak. Dalam program acara Kisah Menawan Sang Teladan ini dikemas dengan bahasa yang sederhana oleh penyiar, disampaikan dengan penuh ekspresi, dan
98
interaktif antara penyiar dengan anak-anak. Sehingga secara tidak langsung akan menjadi stimulus bagi para anak-anak untuk mengikuti apa yang diceritakan oleh penyiar, seperti bersikap sopan satun, lemah lembut terhadap orang tua seperti Nabi Ibrahim AS dalam berdakwah kepada orang tuanya. Ketaatan dalam menjalakan perintah Allah SWT seperti Nabi Ismail AS ketika Beliau diperintahkan untuk disembelih melalui mimpi ayahnya Nabi Ibrahim AS, serta kegigihan dalam membela dan melindungi agama Islam seperti sahabat Salman Al-Farisi. Hal ini merupakan usaha untuk menumbuhkan kecintaan dan semangat meneladani Tokoh-Tokoh Islam yang relevan untuk dijadikan teladan. Karena untuk membentuk karakter manusia yang baik, haruslah dimulai dari sejak anak-anak salah satunya dengan mengajak anak-anak menyaksikan acara Kisah Menawan Sang Teladan ini.
B. Saran Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan keterbatasan penelitian, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut: 1.
Secara keseluruhan, produksi program Kisah Menawan Sang Teladan sudah bagus dan menarik dari sisi ide kreatifitas tema kisah para pejuang Agama Islam yang sudah terkenal di pendengar radio Rodja. Tetapi, agar program ini semakin disenangi oleh anak-anak khususnya, dapat memberikan innovasi penyampaian, baik melalui metode visual seperti kartun
dibarengi
dengan
pengisi
suara,
serta
cerita
yang
99
berkelanjutan.Seperti apabila kisah oleh satu penyiar belum selesai, hendaknya penyiar selanjutnya melanjutkan, agar tidak terjadi terpotongpotongnya suatu kisah yang disiarkan pada saat itu. 2.
Radio Rodja sebaiknya lebih memperhatikan struktur organisasi, karena tidak sesuai dengan divisi saat ini, disesuaikan antara bagan dengan posisi dan tugasnya.
3.
Radio Rodja diharapkan terus mengembangkan teknologi yang digunakan, mengembangkan hingga dapat diakses secara nasional tanpa harus menggunakan parabola, serta meningkatkan sumber daya manusia di semua lini, sehingga dapat membentuk tim yang solid dalam memproduksi rogram Kisah Menawan Sang Teladan.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Djamaludin, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, Jakarta: Gema Insani Press, 1996, cet. Ke-1.
Ali Aziz, Moh, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2004, ed. Ke-1, cet. Ke-1.
Astuti, SantiIndra, Jurnalisme Radio Komunikasi dan Praktek, Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2008. Cet. 1.
Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikai Teori, Paradigma, danDiskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta : Kencana, 2011.
Daneils Handoyo, Suyono W, Seluk Beluk Siaran Radio, Yogyakarta: Yayasan Kanisius, 1978.
Darmanto, Antonius, Teknik Penulisan Naskah Acara Siaran Radio, Yogyakarta : Atmajaya, 1998, Cet.2.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, cet. Ke-1.
Departemen Program TVRI, Standard Operating Procedure, Jakarta : PT.TVRI, 2008. Ghazali, M. Bakri, Da’wah Komunikatif, Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya Jakarta,1997, Cet.1.
100
101
Goug, Howard, Perencanaan Penyajian Produksi Program Radio, Jakarta
:
Pengurus Pusat HPPI/ Himpunan Praktisi Penyiaran Indonesia, 1999.
John M. Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta : PT.Gramedia, 1990.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
Karlinah, Buku Materi Pokok Komunikasi Massa, Jakarta: Universitas Terbuka, 1999, cet. Ke-1.
M.A, Morissan, Media Penyiaran Strategi, Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta: Ramadina Prakasra, 2005, Cet. Ke-1.
M.A, Morissan, Teori Komunikasi Massa, Bogor :Ghalia Indonesia, Cet. 1.
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, Yogyakarta :LKiS, 2004, Cet. 1.
Muryanto Ginting, Munthe, Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992, Cet. 1.
Mussesn, Paul Henry, Perkembangan dan Keperibadian Anak, Jakarta :Erlangga, 2005, Jilid 1. Oramahi, Hasan Asy’ari, Jurnalistik Radio Kiat Menulis Berita Radio, Jakarta: Erlangga, 2012.
Panuju, Redi, NalarJurnalistik: Dasarnya Dasar Jurnalistik, Bayu media Publising, 2005.
102
Saputra, Wahidin, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011, Cet. 1.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : ALFABETA, 2013.
Soehartono, Irwan, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesehjateraan Sosial dan Ilmu Lainnya, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995,
cet. Ke-1.
Soejonodan H. Abdurrahman, Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan,
Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
Suhendi, Hendi, Fiqih Muamalah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007 edisi 1-3.
Supapto, Tommy MS, Berkarir di Bidang Broadcasting, Yogyakarta: Media Pressindo, 2006.
Tebba, Sudirman, Hukum Media Massa Nasional, Ciputat: Pustaka IrVan, 2007.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai pustaka, 2005, ed.3, cet, ke-3.
Triartanto, Ius Y, Broadcasting Radio :Panduan Teori dan Praktek, Yogyakarta : Pustaka Book Publisher, Cet.1.
WahyuIllaihi, M. Munir, Manajemen Dakwah Jakarta: KencanaPrenada Media Group, 2009.
Wibowo, Fred, Teknik Produksi Program Televisi, Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007.
103
Profile Radio Rodja (Hard Copy) dariUst. Abu Zuhri (Penanggung Jawab Program)
Wawancara dengan Abu Zuhri tanggal 16 April 2014 di kantor Radio Rodja 75, 6 AM Bogor.
Wawancaradengan Abu Lukman, Tanggal 20 April 2014 di Radio Rodja 75, 6 AM Bogor.
Dahlan, M. Alwi, dalam situs http://www.pustekkom.go.id/teknodik/ diakses pada tanggal 16 April 2014 pukul 19.00 WIB
http://mediaumat.com/konsultasi/4628-104-agar-anak-terbiasa-berdakwah.html diakses pada tanggal 16 April 2014 pukul 19.00 WIB
http://www.radiorodja.com/profil-radio-rodja-dan-rodjatv/diakses April 2014 jam 20.00 WIB
Tanggal
16
Lampiran-Lampiran Dokumentasi Wawancara
Gambar 4. Wawancara dengan Abu Zuhri (Pogram Director/Koordinator Radio & Rodja TV)
Gambar 5. Wawancara dengan Abu Lukman (Penyiar Program Kisah Menawan Sang Teladan)
Dokumentasi Promosi Program Kisah Menawan Sang Teladan & Respon
I
KBMENTERIAI{ AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
IIN.
ATIX
X
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
Jl. Ir. H. JuandaNo.95 Ciputat 15412 Indonesia
Telepon/Fa.x : (021)
7 432728 I 7 47 03580 E-mail : rlakwah@f'dk.uiniakarta.ac.id
Website: ww.l'dkuirUakart;r.ac.id
Nomor
:
Lamp
:
Hal
:
thl
Un.01/F5lPP.}}.gl I ( satu) bundel Bimbingan Skripsi
|ZOU
Jakarta,
24anuari20I4
Kepada Yth.
Dr. Roudhonah, MA Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamu' alaikum Wr. Wb. Bersama ini kami sampaikan sebuah out line skripsi yang diajukan oleh mahasiswa Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut,
Fakr"rltas
i.iama Nomor Pokok Jurusan Semester Telp. Judul Skripsi
Muharrunad Samih Rozin 1110051000077 Komunikasi dan Pen,viaran Islam (KPI) VIII (Delapan) 0857t907s678
Produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja 75,6 AM Bogor (Analisis Program Acara Dakwah Bersegmentasi Anak-anak)
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalam penyusunan dan penyelesaian skripsinya pada waktu yang tidak terlalu lama.
Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih. Wassalarnu' alaikunt Wr.
I4tb.
an. Dekan,
Wakil Dekan Bidang Akademik
g Dr. Su
"
1 1. Dekan
Tembusan
--"
z
2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPD
NTP. u
M.Ed. 10330 199803 1 004
dlit%"q-"-"@. ..q: '''!!e-
,qiii
.
.,
KEMENTERIAN AGAMA UI{IVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
::;.&....
7k wi,ffiw,, 'qr.w%4,W.W
ffi
:
:
1
TeleponiFax (021)'7 432728 / 7 4703580
Jl. Ir. H. JuandaNo.95 Ciputat 15412 Indonesia
Nomor Lampiran Hal
Websiie: rvrrrv.fdkuiniakarta.ac.id, E-rnail : dal
:
Un.01/F5/PP.00.et
:
Izin Penelitian (Skripsi)
7jA
tzot+
I akarta,
l]
I unuuti
20 I 4
Kepada Yth, Bapak Agus Hasanudin Dirut Radio Rodja 75,6 AM Bogor Jl. Pahlawan Kp. Tengah RT 03i03 Cileungsi Bogor di Tempat As
s
sl amu' ai aikunt tlrr. II/b.
Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif i-iidayatuliah Jakarta menerangkan bahwa : Nama
Nomor Pokok Tempat/Tanggal Lahir Semester Jurusan Alamat
Muhammad Samih Rozin 1 I 10051000077
tnr*o.re, 6 OAp.:Aei tSgJ. VIII (Delapan) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Jl. Kebagusan Besar RT 009/007 No 49 Ps. Minggu Jakarta Selatan. 08571 907 5678
Telp.
adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan llmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatuliah Jakarta yang akan melaksanakan penelitianirnencari data dalam rangka penulisan skripsi berjudul Produksi Program Kisah Menav,an Sang Teladan di Radio Rodja 75,6 AM Bogor (Anolisis Program Acara Dakwah Bersegrnentasi Anak-anak).
Sehubungan dengan
itu, dimohon kiranya
Bapak/Ibr.r/Sdr. dapat
menerima./mengizinkan mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan kegiatan dimaksud. Demikian, atas kedasama dan bantuannya kani mengucapkan terima kasih. l[/s s al amu' al aikum Wr. Wb.
Dekan,
f Subhan, MA 60110 199303 Tembusan : 1. Wakil Dekan Bidang Akademik 2. Ka/Sekprodi l(omunikasi dan Penyiaran Isiam
f+'-il
'i'":jl
nl
C'+
SURAT KETERANGAN No : 002/RodiaN12014
dK14: irl a^-JJ 6.sic P*Jl Dengan hormat, tercurah Segala puji syukur kehadirat Allah Ta'ala, shalawat dan salam semoga tetap
kepada Nabi Muhammad Shollallahu'alaihi wasalam beserta keluarga,
para
petunjuknya' shahabatnya, serta seluruh ummatnya yang dengan teguh mengikuti
yang bertanda tangan dibawah ini, Direktur operasional Radio Rodja menyampaikan bahwa mahasiswa berikut:
Nama
: Muhammad Samih Rozin
Alamat
: Kebagusan Besar No.49 Rt'009/007
Asal universitas
: Universitas lslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
penulisan Telah melakukan penelitian selama 3 bulan di Radio Rodja untuk keperluan Di skripsi dengan judul "Analisis Produksi Program Kisah Menawan sang Teladan Radio Rodja 756 AM Bogor". khairan Demikian surat ini kami keluarkan semoga bermanfaat Jazaakumullahu
+jlS>-l
Cileungsi, 4 Rajab 1435 Hormat Kami,
tu
"irl
a-=JJ esic
fill3
Hl4 Mei 2014
Dian Fawwaz Direktur Operasional
Jl. Pahlawan Kp. Tengah Rt. 03 Rw. 03, Cileungsi-Bogor
lnfo : 021.823.3661, 081.823.6543, Fax: 021.823.3661 email :
[email protected],
1
682A, l ndonesia
7
\ PROFILE RADIO RODJA
Rodja merupakan akronim dari Radio Dakwah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, pada
awal kehadirannya hanya terbatas pada komunitas wilayah Cileungsi dan sekitarnya kemudian berkembang lebih luas untuk wilayah Jabodetabek dan sekitarnya serta saat ini dapat pula di akses melalui radio streaming,Fleksi
radio, serta radio satelit sehingga memiliki potensi komunitas pendengar yang sangat besar Dengan format siaran dakwah, radio Rodja hadir dalam upaya memperjuangkan kebaikan Ummat Islam melalui media radio. Perkembangan era globalisasi dunia yang begitu pesat disertai berbagai permasalahan yang kompleks menimbulkan ketertekanan psikologi yang sangat mempengaruhi ketenangan batin, begitu pula menimbulkan efek negatif yang meresahkan perkembangan kehidupan moral masyarakat
Keprihatinan terhadap situasi tersebut menjadi motivasi bagi radio Rodja untuk berpartisipasi dalam memberikan kontribusi di tengah masyarakat, membangun Ummat di atas pondasi pemahaman Agama Islam dengan benar. Melalui berbagai Program siaran 24 jam non stop yang bernuansa Islami seperti Murottal Al-Quran, Ceramah Agama, Kajian Islam ilmiah, Hadist dan Seputar Islam, resensi Buku dan majalah Islami, Ensiklopedia yang sarat dengan edukasi dan informasi, serta berbagai format acara yang menarik dan variatif lainnya yang kami hadirkan bagi masyarakat pendengar. Banyaknya radio di Indonesia yang mengudara dengan menyajikan bermacammacam hiburan ke pendengar, mendorong Radio Rodja untuk ikut ambil bagian dengan memberikan hiburan yang berbeda dengan radio pada umumnya. Karena hiburan bukan berarti musik dan sesuatu yang mengundang gelak tawa saja. Namun hakikat hiburan adalah segala sesuatu yang dapat menyenangkan serta menetramkan orang-orang yang sedang menikmatinya. Radio Rodja sebagai radio dakwah mempunyai keunggulan dan perbedaan terhadap radio lain, Perbedaan yang sangat mencolok adalah program siaran yang menitikberatkan pada dakwah Islam, Hal ini cukup beralasan, karena penduduk Indonesia pada umumnya dan wilayah Jabodetabek khususnya mayoritas beragama Islam, sehingga sangat tepat sekali diadakannya radio dakwah Islam yang menyiarkan program dakwah Islam yang berlandaskan pada Alquran dan Sunnah,
l-
-'
Menjadi media dakwah Islam istiqomah menyampaikan Tashfiyah dan Tarbiyyah dengan senantiasa merujuk kepada pemahaman generasi Islam yang pertama dan utama
r . . .
Mengembalikan umat kepada pemahaman Islam yg benar sesuai Al Qur'an dan Sunnah menurut pemahaman generasi para Shahabat Tabi'in dan Taabi'ut Taabi'in Pemurnian syariat Islam dari segala bentuk syirik, bid'ah dan pemikiran menyrmpang.
Membina kaum muslimin dengan ajaran Islam yang murni dan beramal dengannya. Menghidupkan metode ilmiah dengan berdasarkan kepada Al Qur'an dan As Sunnah sesuai pemahaman salafush shalih.
Dilandasi oleh begitu pentingnya ilmu syar'i dan penyebarannya sebagai jalan untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat, maka pendirian Stasiun Radio Dakwah Islam ini bertujuan untuk : Menumbuhkan semangat dan kecintaan kaum muslimin terhadap ilmu-
ilmu Syar'i yang shahih, yang bersumber pada Al Qur'an dan
As
Sunnah menurut pemahaman generasi salafush shalih
Memenuhi kebutuhan kaum muslimin dalam penyebaran dakwah dan informasi yang bermanfaat bagi kehidupannya di dunia, terlebih kehidupan yang pasti dan abadi di akhirat
dan menjelaskan tauhid, syirik, sunnah dan bid'ah melalui cara hikmah dan bijaksana dengan menerapkan metode
Menyampaikan
Tasfiyah dan Tarbiyah
Hanya kepada Allah kami mengharapkan sebaik-baik balasan bagi kita semua.
Dalam kegiatan penyiarannya susunan pola acara terdiri dari:
Kajian Bedah kitab
Pembacaan
Fatwa-fatwa Ulama Islam
Kajian Kitab Karangan Ulama -ulama robbaniyyin yang memuat berbagai disiplin ilmu syar'i disampaikan oleh Asatidz yang terpercaya keilmuannya Pembacaan Fatawa dari para Ulama Islam yang diangkat dari kitab-kitab Fatawa Ulama Islam
Pembacaan Mutiara Hadits Nabi
Pembacaan Nash hadits yang shohih disertai dengan terjemahnya diambil dari Kitab-kitab Kumpulan Hadits Nabi
Pembacaan Doadoa
Pembacaan doa-doa yang disunnahkan oleh Rasulullah berupa doa pagi dan sore serta doadoa lainnya
Mutiara Hikmah
Pembacaan Mutiara Hikmah dari Salafus Sholeh
Dialog Interaktif
Berupa acara tanya jawab seputar permasalahan keagamaan maupun masalah sosial kemasyarakatan dengan menghadirkan narasumber kestudio maupun melalui telepon
Murottal Al Qur'an
Pembacaan Al Qur'an Al Karim oleh Aimmatul Masajid & Murottal Al Qur'an beserta terjemahnya
Muhadhoroh
Ilmiyah Dialog Interaktif Kesehata n
Muhadhoroh para Masyayaikh Ahlus Sunnah dengan disertai terjemahnya Acara yang menghadirkan narasumber yang memilki keahlian dalam bidang pengobatan Modern ataupun Tradisional
1. RADIO
RODJA 756 AM tt r r tttta fl
,ttr
r l r r l,trllt
lil
tunt{
sMFAI*p_:*X.1,s",,.*h,.r*""
,
I
n..
I
lr|]l,!)r,,,,,,,r,
A':";.:,1&tii:l,a))).t::;r, :,
a {;.-_ :':a-,
,::,:,:',.
:.::::.::
::):
:a;j|::iiffi1,:a-:::
."..t"a ?-tt
siaran kami meliputi wilayah Jakarta,Bogor,Bekasi Depo k,Ta ngera n g, Ka rawa ng,seba g ia n Ind ra mayu, Subang
2. RADIO
Pu
rwa ka rta,Sera
n
g
da n
RODJA BANDUNG 1476 AM li.illii: i:i
l,**;:.,
...',..
/--\'** 'r.t
*?/.4
.
?@ad ..rlttt:.,:::,
.:i r l,lil
'.
.
:]1.]..'ll...lllllli:jlll:..'']]']]']]]]] "tl
:ritliltlilt.i':i :::.::tr,u.r:l:l,rr:lr:lr,l
.,,",::::'::.
:,' :,,::. :'. :.:':,,'.:'
:::i1,
...
....'..-.:
..,. :1"""t ,. . r'Yyrtr \i@tq
.i:::rrr4e,
\ ,t ilr'.
-..,,
:
tory'
W,: '.Sqa:..,
Jangkauan meliputi wilayah Kota dan kabupaten Bandung dan sekitarnYa
3. RADIO
RODJA LAMPUNG TIMUR 91.1 FM
4. SIARAN MELALUI RADIO
STREAMING
Siaran Streaming kami hadirkan dengan koneksi siaran dari studio dengan paket speedy 2 Mbps dan di relay oleh server di gedung cyber yang handal dan beroperasi 24 jam 7 hari non stop, setiap hari 300 pendengar dari seluruh penjuru dunia online menyimak siaran yang kami suguhkan rata-rata t3400 /hari pengunjung situs kami di www.radiq[odja.cpm d,ir,r.rrtd$tdrrrtli,(nrrla),\rt.t::l'4i r....r'tla,.)a:11:),a,.1:tt
,:
YaY:ffiffi;6::: G
r.ni -
:rtu
Dashboard
s*p
*.r
r.*r.
10.
zillg - {}el 1Q,201{ -
'**.*.*.r.*.r/\ \ \l
/\,_
,
'V
"*'v.t 'tt'-'''1i'
104,199 visirs 246,48&
2.37
?
4* tie*r,
?rtet,litt
57.60ol" 1ou*t* F.tte
00:04:?9
A.rV.'ritua
a, **$
29.02'l" r. rrav t\rtt1
Dan saat ini dengan seiring perkembangan teknologi, siaran streaming radio Rodja bisa juga disimak melalui Blackberry, yang salah satu aplikasinya adalah NuXRadio, dan berdasarkan data,radio Rodja saat ini masuk keperingkat 3 besar pendengar terbanyak,seperti tabel dibawah ini
Verbatim Wawancara Tanggal 16 April 2014 Pukul 10.00-11.00 WIB di Radio Rodja 75,6 AM Jl. Pahlawan Kp.Tengah Rt.03/03 Cileungsi, Bogor.
Narasumber : Abu Zuhri, Lc. (Produser Program & Koordinator Radio dan Televisi)
I.
Radio Rodja merupakan radio religi yang bermanhaj ahlusunnah wal jamaah yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, dengan sasaran pendengar segala usia melalui program-programnya, dari anakanak sampai dewasa, apakah benar seperti itu? Mengapa sasaran pendengarnya anak-anak khususnya dalam program kisah menawan sang teladan? Jawab : Radio Rodja merupakan radio religi yang bermanhaj ahlusunnah wal jamaah yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah itu memang benar, dan berusaha konsisten ke arah tersebut, berupaya untuk menyajikan kajian-kajian, serta program-program yang disesuaikan menurut batasan-batasan dan koridor ahlusunnah wal jamaah,
yakni
berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Hadist-Hadist yang shahih tentunya. Adapun program-program nya kami upayakan untuk semua kalangan, dari kalangan dewasa, remaja, dan anak-anak. Karena dewasa ini, kebutuhan akan ilmu tidak terpaku kepadasatu usia saja, karena inti dari dakwah ini adalah penyebaran ilmu yang bermanfaat kepada semua kalangan, tentunya disesuaikan dengan kadar pemikiran mereka, seperti untuk anak-anak tidak bisa kita masukan dakwah yang untuk dewasa,
begitupun sebaliknya. Semua kalangan membutuhkan ilmu, karena kewajiban seorang mulai dari anak-anak sampai ajal menjemput, ini yang disampaikan oleh Rasulullah dan banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang mendukungnya, bahwasannya menuntut ilmu tidak terpatok kepada satu usia saja, tetapi semua usia ataupun kalangan. II.
Bagaimana proses perencanaan dalam membuat program baru dan program yang sedang berjalan? Jawab ; Alur perencanaan nya, yang dilakukan yaitu pengumpulan saransaran, baik berupa masukan, atau ide-ide program itu biasa kita terima dari berbagai kalangan. Baik pendengar, pemirsa, orang-orang yang memang memiliki antusias yang begitu besar terhadap media ini, baik secara langsung dan melalui telepon. Atau ide-ide itu datang langsung dari para kru, para staf, maupun ide program baru datang dari para Pembina, pembimbing dan para Ustaz. Adapun ide-ide program yang datang kepada kita, masuk ke meja redaksi baik radio maupun tv rodja kami tampung, lalu kami musyawarahkan kepada seluruh staf. Setelah terpilih, kita buat perencanaan program nya, lalu kita buat bagaimana berjalannya program tersebut, apa saja yang dibutuhkan, kita juga melihat dampak sosial nya jika program itu di direalisasikan kepada masyarakat. Baik dari dampak psikologisnya, manfaatnya untuk dakwah, dan apakah dapat menambah ilmu keilmiahan kepada pendengar maupun pemirsa rodja. Apabila itu telah
disepakati
bersama
ada
sisi
manfaatnya,
dan
kemudian
kemashlahatannya juga besar, biasanya kita bawa ke rapat seluruh kru atau staf bersama para Ustaz untuk merumuskan, kemudian untuk membentuk tim, khusus untuk membuat program tersebut yang diamanahkan, kemudian nanti dalam pelaksanaannya dari pihak redaksi menyerahkan
kepada tim kreatif yang sudah diamanahkan. Tim tersebut akan mengolah, kemudian akan membuat program tersebut, setelah jadi lalu diperlihatkan kembali kepada para Pembina, para penasihat, lembaga sensor khusus, lalu dari sisi syar’I tidak bermasalah (tidak melanggar batas-batas yang telah disepakati), kemudian dari sisi audio bagus, ketika semuanya bagus langsung ditayangakan baik secara langsung maupun secara rekaman. III.
Apakah alasan mengambil nama program kisah menawan sang teladan? Jawab : pengambilan nama program bisa dilihat dari beberapa sisi, yang pertama dapat diterima oleh masyarakat luas, walaupun Radio Rodja identik dengan kajian-kajian, namun Radio Rodja berupaya membuat nama program itu yang sesuai dan mudah dipahami oleh pendengar maupun pemirsa, nama program disesuaikan dengan content isinya, sehingga dengan mendengar nama programnya minimal sedikit banyak sudah menjadi penghantar atau pendahuluan, bahwasannya program yang akan disimak, ataupun yang akan didengar, mewakili akan makna program tersebut, sehingga mereka sudah mempunyai gambaran awal. Contohnya : kisah menawan sang teladan, tentunya ketika orang pertama kali mendengar atau membaca, maka yang akan terbayang atau tergambar dari fikiran mereka adalah kisah-kisah ataupun biografi orang-orang yang patut diteladani, diikuti, dan layak menjadi panutan. Kemudian nama program kisah menawan sang teladan ini sebagai perwakilan ketika ditayangkan kepada masyarakat, terutama khususnya kepada anak-anak, dimana ketika anak-anak mendengar program ini akan timbul ketertarikan, akan timbul juga rasa ingin mengetahui, siapa sih yang akan diceritakan, bagaimana perjalanan hidupnya, kemudian apa saja jasa-jasa yang telah diberikan untuk islam dan dakwah, kemudian petikan-petikan atau faidah yang dapat
kita ambil, dari sejarah perjalan kehidupan dia, lalu kemudian bisa diamalkan. Satu sisi untuk memberikan informasi utama kepada anakanak, kedua memberikan rasa ketertarikan, dan mendorong keinginan kuat untuk mengambil faidah dengan menyimak melalui program yang akan ditayangkan. IV.
Apa yang menjadi daya tarik program kisah menawan sang teladan dibandingkan dengan program acara di radio religi lainnya? Atau apakah yang menjadi kelebihan program ini sehingga yakin akan mampu bersaing dengan program acara di radio lain khususnya dibogor? Jawab : kita (Pihak Radio Rodja) sadari bahwasannya, masih dalam tahap pengembangan, Radio Rodja merupakan salah satu dari banyak radio dakwah yang mempunyai format program yang hampir sama. Artinya antara satu media dengan media lain, dijadikan sarana untuk berlombalomba dalam kebaikan, bukan saingan-saingan dakwah tetapi berlombalomba dalam kebaikan, berlomba-lomba dalam memberikan kemaslahatan kepada umat ini. Sehingga Radio Rodja berupaya menyajikan programprogram yang memang diizinkan oleh syariat, menyajikan program tersebut di atas pemahaman ulama ahlusunnah dari generasi ke generasi, tentunya berdasarkan Al-Qur’an, berdasarkan sunnah yang shahihah, dan juga pemahaman yang benar juga,dan ingin memperkenalkan sosok ulama-ulama, ulama-ulama ahlusunnah, untuk mendekatkan kaum muslimin kepada ulamanya, kepada generasi pertama yang telah memegang kejayaan agama islam. Dimana kita lihat kebanyakan kaum muslimin, dimana anak-anak
tidak mengenal sosok pribadi sahabat.
Seperti Abu Bakar, Umar bin Khatab, Khalid bin Walid, Mus’ab bin Umair, dan para sahabat lainnya. Kaum muslimin terutama anak-anak
tidak mengenal sosok itu. Maka kita berusaha mendekatkan mereka kepada ulamnya, para sahabat Rasulullah SAW yang mana mereka telah dijamin surga ketika mereka masih di dunia. Kemudian Radio Rodja berusaha memilah dan memilih untuk mereka, kisah perjalanan sahabat, perjalanan ulama, dari tulisan-tulisan ulama yang benar, karena dewasa inibanyak buku-buku sejarah yang menampilkan pribadi sosok seorang ulama terkemuka, atau sahabat-sahabat Rasulullah yang berasal dari sumber-sumber yang tidak benar. Baik dari penulikan-penukilan hadist yang dhaif (lemah dasarnya), palsu dan dari sumber yang tidak jelas asal usulnya, akan tetapi dimasukan ke dalam buku sejarah tersebut, kemudian mereka sebarkan ditengah-tengah kaum muslimin. Begitu banyak perjalanan kisah-kisah para sahabat yang memang tersebar di buku-buku itu ada hadist dhaifnya, hadist palsunya, kemudian ada takhayulnya. Sebagian ulama yang mempunyai kharismatik, seperti Syekh Abdul Qadir Al-Zailani, kemudian yang lainnya, kita dapatkan dalam buku-buku perjalanan mereka, bercampur antara kebenaran dan kebathilan. Dimana banyak khurafat dan tahayul yang disandarkan kepada Syekh Abdul Qadir Al-Zailani, dan yang lainnya. Kelebihan dari program ini diantaranya menyajikan program ini dengan kisah yang benar (sumber yang benar dan asli), sesuai dengan penelitian ulama ahlusunnah, yang telah memilah dan memilih mana sejarah yang benar, kemudian mereka sajikan dalam kitab mereka, dan mana yang tidak benar dan dinisbatkan kepada ulama itu, yang kemudian kita pisahkan. Lalu kita berikan cerita kepada anak-anak dengan sumber dan cerita yang benar, perjalanan kehidupan yang memang apa adanya dari penukilan-penukilan yang shahih, bukan di atas penukilan yang dhaif, dan bukan di atas khurafat, tahayul dsb.
V.
Siapakah yang menentukan tema dalam program kisah menawan sang teladan setiap mengudara? Jawab : Pihak yang menentukan tema, diserahkan kepada tim kreatif yang ada di program tersebut, seperti Abu Lukman, Kang Odja, saling bermusyawarah menentukan tema, mencari sosok ulama yang mungkin perlu ditampilkan, setelah menentukan tema, mereka akan mencari sumber-sumber yang shahih dari ualam tersebut, perjalanan hidup mereka, kehidupan keagamaan mereka, jasa-jasa mereka terhadap islam, biasanya juga dikonsultasikan kepada para Pembina, para penasihat, dan para ustadz-ustadz kita.
VI.
Siapakah yang menjadi narasumber? Dan Apakah Peran Narasumber dalam program tersebut? Jawab : Beliau adalah Ustaz Ali Subhana, Beliau memiliki banyak pengalaman dalam mencetak penghafal Al-Qur’an dari mulai anak-anak, hal ini bisa diketahui dengan beliau menjadi pengajar dalam pesantren dibawah naungan Radio Rodja. Dalam sesi program nya, beliau memberikan kontribusi dalam hal pengajaran tajwidnya, , yang mana ustadz Ali Subhana membimbing anak-anak membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai tajwidnya.
VII.
Apakah latar belakang dari program kisah menawan sang teladan? dan Tujuan apa yang diharapkan Radio Rodja dengan adanya program Kisah Menawan Sang Teladan? Jawab : Dewasa ini, fenomena yang ada di masyarakat dan terutama kehidupan kaum muslimin secara khusus, dimana kehilangan sosok yang harus dipanuti atau diteladani, melalui media-media yang telah masuk, yang dikonsumsi oleh sebagian besar anak-anak kaum muslimin, dimana
mereka mengidolakan tokoh-tokoh yang pada hakikatnya tidak layak untuk diteladani, dan tidak layak untuk diikuti, orang-orang yang fasik, gemar melakukan kemaksiatan, orang-orang yang jauh dari agama islam, itu yang sekarang menjadi idola kebanyakan. Dan itu tentu tidak berdampak kecil, bahkan akan berbahaya untuk generasi ke depan, dan bagi kehidupan mereka ke yang akan datang. Berbeda dengan kaum muslimin dahulu, kejayaan, keselamatan mereka, ketika mereka meniti jalan orang-orang yang memang patut diikuti, dan layak untuk diteladani. Ketika orang yang diikuti atau diteladani jauh dari agama, maka sedikit banyak yang didolakan akan mewarnai kehidupan dia. Baik agamanya, kehidupan sosialnya, baik sopan santun dan tata kramanya, moralnya, kalau mereka orang-orang yang jauh dari agama, orang-orang gemar melakukan kemaksiatan, orang-orang yang fasik, maka anak itu tidak akan jauh dengan orang yang diidolakannya. Maka melihat fenomena ini sangat begitu ironis, kehidupan pemuda kaum muslimin, apalagi anak-anak, maka Radio Rodja berusaha memberikan nutrisi yang bermanfaat, dan juga sebagai upaya kontribusi dalam membangun serta memberdayakan masyarakat Indonesia sesuai dengan tujuan pembangunan Negara ini, yakni membangun generasi yang baik, dapat dilihat dari kepada siapa dia meneladani, mengidolakan, dan mana yang menjadi panutan, maka kita masukan dalam program kisah menawan sang teladan. VIII.
Atas dasar pertimbangan apa program kisah menawan sang teladan ini tayang setiap hari minggu pukul 08.00-09.30? Jawab : dari sisi pertimbangan, karena hari tersebut hari dimana anak-anak kaum muslimin bisa berkumpul, ada kelonggaran waktu di hari tersebut. maka kita pilih hari tersebut, dengan harapan bisa lebih dinikmati dan
dimanfaatkan. Pagi hari karena fikiran mereka masih fresh, masih jernih, sehingga siap untuk menerima pelaran-pelajaran, karena memang dari sisi psikologis, pagi hari anak-anak akan lebih siap menerima pelajaran, mudah memahami apa yang disampaikan, dan langsung dicerna, oleh sebab itu program ini juga mengundang mereka untuk interaktif, apa yang bisa mereka fahami dari kisah tersebut, dan apa yang dapat mereka ambil kesimpulan dari kisah yang telah mereka dengarkan. Menurut evaluasi kita sangat baik dan bagus. IX.
Apakah faktor pendukung dari program kisah menawan sang teladan? Jawab : Pendukung dari sisi Pembina dan penasihat memberikan dukungan, dan juga memberikan arahan-arahan, memberikan ide-ide lain yang menjadi masukan bagi tim creative kisah menawan sang teladan. Sehingga dukungan baik dari pihak yang ada di dalam maupun di luar radio rodja, itu yang mungkin memberikan semangat, dan apresiasi positif dari para pendengar, dan mengenai sponsor khusus tidak ada. Tapi ada beberapa narasumber, yang kita jadikan bukunya lalu dijual-belikan, sehingga menjadi pendapatan tersendiri bagi Radio Rodja. Buku-buku itu telah di edit oleh para ahli, dan penerbit yang terpercaya, sehingga menjadi acuan dalam mengkisahkan di program kisah menawan sang teladan ini.
X.
Bagaimana dengan proses produksi program kisah menawan sang teladan? Jawab : Dari sisi tim kreatif, sisi host nya juga, seperti Abu Lukman dan Kang odja, beliau sendiri yang mengatur, membuat alur cerita, dari tokohtokoh maupun ulama terkemuka yang nanti akan disajikan dalam program tersebut. maka naskah yang sudah jadi itu, yang sudah ditulis, yang sudah disusun alurnya, tentunya disesuaikan dengan buku yang menjadi rujukan atau acuan. Terkadang dikonsultasikan kepada Pembina dan penasihat dan
disesuaikan dengan hadist yang shahih, setelah itu semua dianggap baik, dan sudah aman dari hal-hal yang tidak benar, baik dari sisi hadist nya, atau dari kisahnya, kemudian masuk ke bagian program, ketika akan disiarkan secara langsung di hari minggu, karena memang tidak ada persiapan khusus. Seiring berjalannya waktu sudah secara otomatis terprogram, artinya sebelum masuk waktu tayang, biasanya kisah itu sudah siap, maka ketika waktu nya sudah masuk, maka bisa langsung menyajikannya kepada pendengar, bersama tim kreatif, kameramennya, tim khusus yang mengarahkannya (floor director), mengarahkan juga anak-anak yang nanti berkumpul disitu, sebelum tayang biasanya dipersiapkan. Anak-anak yang berasal dari lembaga pendidikan baik di Jakarta, maupun di luar, diundang untuk ikut serta dalam program tersebut, dan juga akan diikutsertakan dalam program tilawatil Qur’an dan tajwidnya. Persiapan khusus tersebut, yang biasa dilakukan sebelum program itu berjalan. XI.
Kapan diadakan evaluasi dalam program kisah menawan sang teladan?, Menurut anda, mengapa evaluasi perlu dilakukan? Dan Bagaimana proses evaluasi tersebut dilaksanakan, apakah hanya menyoroti beberapa hal/aspek saja yang tiba-tiba muncul, atau secara keseluruhan, atau reaksi pendengar? Jawab : evaluasi itu memang penting dilakukan, dan itu dilakukan oleh tim kreatif di program itu, karena ini memang program siaran langsung, artinya sangat memperhatikan materinya yang akan disampaikan, ketika materi tersebut telah di setujui, baik dari alur ceritanya, kemudian keshahihan hadist-hadistnya, maka itu akan menjadi nilai plus, sehingga
dapat manfaat dari kisah tersebut dari perjalanan ulama atau para sahabat tersebut. Adapun sisi evaluasi, paling banyak menyoroti bagian penyampaian, kemudian dari sisi tata gerak (jika menyaksikan dari televisi), dari host-nya, jika dari materi sudah dilakukan evaluasi berulangulang,juga memperhatikan penataan ruang, penataan kamera, komunikasi antara host dengan pemirsa, bahkan kritik dari pendengar yang terkadang mereka memberikan masukan, dan kepada narasumber ataupun host-nya, sifatnya yang membangun, bukan yang sifatnya negatif, kita juga mendapatkan masukan baik dari kru ataupun yang menyaksikan secara langsung maupun rekaman, dan terkadang masukan itu didapatkan dari pendengar, ataupun pemirsa rodja, yang hal itu bisa membuat lebih baik kembali pada tayangan berikutnya. Adapun evaluasi secara menyeluruh memang ada, dari semua tim biasanya berkumpul setiap pekan, minimal dalam satu pekan itu kita ada pertemuan, terhadap masing-masing program yang diamanahkan. Hal-hal yang sifatnya negatif, dan kekurangankekurangan apa saja yang ada, kemudian kendala-kendala apa saja yang ada di program tersebut, kemudian masukan dan saran yang selama ini mereka terima, biasanya kita berkumpul satu atau perwakilan kru dan tim kreatif, baik televisi maupun radionya, untuk membahas kekuarangan yang ada di program itu. XII.
Apakah program Kisah Menawan Sang Teladan ini melibatkan sponsor? Jawab ; Tidak, biaya operasional 90% dari donator dan keuantungan penjualan buku, dan 10% dari para Pembina dan penasihat.
XIII. Selama mengudara, apakah program ini pernah berganti konsep atau format?, Sudah berapa lama program ini mengudara? Jawab : program ini sudah cukup lama, kurang lebih sekitar 7 tahun kebelakang sebelum hadirnya Tv-Rodja dan terkoneksi langsung, yang selama itu hanya sebatas mendengar, interaktif kita hanya sebatas telepon saja. Dimana saat itu hanya menyampaikan kisah, lalu kita meminta pendengar untuk menelepon, sebagai interaksi mereka dengan penyiar, dan sejauh mana pemahaman mereka dalam menyimak, dalam mendengar, bagaimana pemahaman mereka atas kisah tersebut. maka dengan hadirnya terkoneksi juga dengan televisi, maka lebih dapat interaktif, dan lebih menarik, karena terutama pendengar (anak-anak) bisa melihat, melihat narasumbernya, melihat host-nya, sehingga diharapkan akan memberikan daya pemahaman yang lebih tentunya, mendorong keinginan kuat mereka untuk menyaksikan sampai dengan selesai, di televisi sudah berjalan hampir 2 tahun. Selama ini tidak ada perubahan format yang signifikan, hanya saja ada penambahan sesi yaitu sesi program tilawatil Qur’an dan tajwid.
XIV. Bagaimana cara melihat respon pendengar atas program kisah menawan sang teladan? Jawab : untuk melihat respon pendengar di radio, ada beberapa cara : yang pertama dari sisi SMS yang masuk, dalam program kisah menawan sang teladan biasanya sampai ratusan yang ikut serta memberikan faidah-faidah, ataupun menjawab pertanyaan ketika diajukan, dan itu setiap pekan semakin
meningkat. Yang kedua karena Radio Rodja bisa melalui streaming, kita bisa melihat berapa banyak pendengar yang menyaksikan melalui via streaming, bahkan diantara radio yang paling banyak, pendengar streamingnya adalah Radio Rodja. Kita melihat dari sisi semua radio yang ada, baik dari radio yang dakwah dan non-dakwah yang dapat diakses melalui streaming, memang ada pendataan nya, kita termasuk yang paling banyak, yaitu peringkat kedua dari seluruh radio yang dapat streaming. Dari situ kita dapat melihat respon yang sangat baik dari masyarakat, dari kaum muslimin, terlepas dari latar belakang mereka, terlepas dari tingkat intelektual mereka, mendapatkan respon yang sangat positif. Radio Rodja juga mendapatkan sambutan yang hangat, baik ketika mereka datang langsung kesini, maupun melalui telepon, Radio Rodja juga mendapatkan undangan baik dari sekolah-sekolah umum, maupun sekolah yang berafiliasi dengan agama seperti SD IT, mereka mengajak kita untuk berkontribusi dalam program mereka tersebut.
Demikian wawancara ini dilaksanakan, informasi yang disampaikan adalah informasi yang benar, dan tidak dibuat-buat.
Bogor,
Mei 2014
Pewawancara
Narasumber
Muhammad Samih Rozin
Abu Zuhri
VERBATIM WAWANCARA DENGAN PENYIAR MINGGU, 20 APRIL 2014 di KANTOR RADIO RODJA 75,6 AM BOGOR Narasumber : ABU LUKMAN, Lc (Penyiar)
1. Siapa sajakah tim yang bertugas dan bagaimana pembagian tugas atau kewajiban mereka dalam produksi kisah menawan sang teladan? Jawab: Kalau secara umum, program kisah menawan sang teladan ini di bawah naungan radio dan televisi. awalnya sebelum adanya koneksi televisi, produksinya dibawah naungan tim produksi radio. Namun semanjak adanya televisi, maka kita terfokus pada tim produksi di televisi, tetapi juga di siarkan atau berkerja sama dengan tim produksi radio. Untuk radio dan televisi di bawah naungan pimpinan tim abu zuhri, dia yang bertanggung jawab atas siaran. Untuk host merangkap sebagai pengisi acara, saya sendiri (Abu Lukman), bertugas sebagai mixer dan juga cameramen yaitu ka dani, sendiri pun juga bisa, karena personil di radio rodja ini sangat sedikit, dan untuk kerjasama untuk terkoneksi ke radio, juga hanya ada satu orang yaitu untuk menaik atau menurunkan volume, pada saat tersambung dari rodja tv. Intinya pada saat produksi ini hanya ada tiga orang, yaitu ada saya (Abu Lukman) sebagai pengisi acara, kalau ada ustadz abu unaish juga dalam segmen tilawah, mixer dan cameramen, serta di bawah untuk menaik atau menurunkan volume di radio.
2. Bagaimana pembagian segmen dalam program kisah menawan sang teladan? Jawab : Pada awalnya program ini banyak segmen, yaitu ada segmen informasi, sampai 4-5 segmen pada saat itu. Tapi sekarang kita sudah pastikan hanya ada dua segmen yaitu segmen kisah menawan sang teladan, yang di dalamnya membaca pesan interaktif berupa pelajaran dari para pendengar, salam-salam. Dan setelah itu masuk ke segmen berikutnya yaitu segmen bimbingan tilawah Al-Qur’an, bersama ustadz abu unaish, yang di dalamnya juga ada salamsalam, setoran hafalan, dan bimbingan dalam membaca Al-Qur’an. 3. Seperti apakah proses perencanaan, sampai produksi dalam program kisah menawan sang teladan ini? Jawab : Kalau perencanaan produksi, dalam hal ini di serahkan kepada pengisi acara (penyiar) yaitu saya sendiri (Abu Lukman) dan Kang odja, untuk penyampaian materinya tidak akan bentrok, karena kita sudah berkomunikasi sebelumnya, untuk saat ini contohnya saya (Abu Lukman) memegang kisah para nabi selain Nabi Muhammad SAW, sedangkan kang odja memegang kisah Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya juga ada kisah sahabat, dimana saya (Abu Lukman) kisah sahabat, kang odja akan mengkisahkan ulama, begitupun sebaliknya. Ada perencanaan materi, diserahkan kepada masingmasing host dan tidak harus berurut, seperti saya mengkisahkan Nabi Adam AS, ke Nabi Nuh AS, lalu ke Nabi Ibrahim AS. Sebelum acara dimulai, tim
produksi yakni produser, operator produksi, penyiar, dan narasumber harus sudah stand by lebih kurang 30 menit untuk melakukan persiapan produksi dan untuk meminimalisir kesalahan saat produksi. Untuk menarik minat pendengar, operator member informasi melalui media online, seperti Facebook, Twitter bahwa program Kisah Menawan Sang Teladan mulsi disiarkan. Operator produksi mempersiapkan alat siaran seperti mixer, microphone, earphone, dan komputer yang menunjang ketika proses produksi siaran berlangsung. 4. Hal apakah yang menjadi unggulan dalam program kisah menawan sang teladan ini dibandingkan dengan program dakwah di radio lain, khususnya di kota bogor? Jawab : Kalau ciri khas kita, cerita kita ini di tafsiyah, kita berusaha menyaring kisahkisah ini agar benar-benar bersumber dari sumber yang shahih, bahkan setelah acara kita mendapatkan masukan dari assatidjah, contohnya dalam kisah Nabi Adam AS dalam penamaan buah khuldi, sebenarnya khuldi ini penamaan bagi iblis dalam Al-Qur’an, dalam menyebutkan buah khuldi, kisah-kisah yang lainpun juga sama. Kisah-kisah yang kita sampaikan, kita usahakan interaktif, sebekumnya juga sudah di coba untuk duet, terkadang kita juga libatkan, seperti anak-anak yang mengunjungi studio kita libatkan dalam program ini. Terkadang acara ini juga kita isi dengan review dari kisah-kisah sebelumnya, interaktif kita hanya sebatas telepon dan sms saja. Dimana saat itu kita hanya
menyampaikan kisah, lalu kita meminta pendengar untuk menelepon dan mengirimkan pesan singkat sebagai wujud interaksi mereka dengan kita, dan sejauh mana pemahaman mereka dalam menyimak dapat kita ketahui melalui sms dan telepon, maka dengan hadirnya terkoneksi juga dengan televisi, lebih dapat interaktif antara penyiar dengan pendengar, dan juga agar lebih menarik, karena mayoritas anak-anak lebih suka audiovisual, sehingga membuat anak-anak akan tertarik dengan interaktif tersebut. 5. Tujuan apakah yang diharapkan dengan adanya program ini? Jawab : Kita mengaharapkan pendengar, baik dari anak-anak, orang tua yang mendampingi, bahkan tadi juga ada yang menelepon yang sudah kuliah, lebih mengenal islam, aqidah yang benar melalui kisah atau cerita ini, karena intinya semua orang suka cerita, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan keinginan mempelajari islam lebih mendalam. 6. Sudah berapa lama program ini berjalan dan apakah mengalami pergantian format? Jawab ; Sebenarnya dari awal, sudah ada program kisah menawan sang teladan ini. Namun berbicara pergantian format sudah mengalami perubahan format, perubahan waktu siaran, mulai dari pagi dan sore hari ada, pada awalnya hari sabtu dan minggu, kemudian di pindah menjadi minggu pagi dan sore, kemudian menjadi minggu pagi saja. Yang pada awalnya juga 2 pembawa
acara, sekarang menjadi satu pengisi acara perminggu secara bergantian, dahulu juga sampai ada 4-5 segmen, sampai informasi-informasi yang sifatnya umum juga ada, seperti tips-tips mengahadapi ujian ada pada saat itu. Namun saat ini semua aspek di sederhanakan, juga hanya ada dua format yaitu kisah menawan sang teladan dan bimbingan tilawah (talaqi Al-Qur’an). 7. Terkait dengan segmen bimbingan tilawah Al-Qur’an, seperti apakah kegiatan tersebut, dan apakah tujuan nya? Jawab : Sebenarnya program ini di awali dengan pendengar yang begitu banyak khususnya anak-anak, kita coba dari respon melalui salam-salam, waktu nya kita panjangkan, pendengar yang begitu banyak mulai dari papua hingga aceh, juga pesan singkat yang begitu banyaknya, kurang lebih ratusan sampai tidak terbaca semuanya. Mulai terfikirkan, bagaimana memanfaatkan acara yang diminati ini untuk menumbuhkan minat untuk mengahafalkan Al-Qur’an. Karena dulu pada segmen ini, anak-anak hanya sekedar baca, perbaikan juga sekedarnya, langsung oleh host tanpa menghadirkan ustadz. Lalu kami berinisiatif untuk mengahadirkan ustadz, yaitu ustadz abu unaish ali subhana, beliau mempunyai sanad hafidz Qur’an sehingga sangat tepat, apalagi beliau juga mengarang buku bimbingan tilawah Al-Qur’an untuk pemula ini. Untuk formatnya materi kisah menawan snag teladan ini tidak terlalu panjang, sekitar 10-15 menit, dan untuk tahap awal ini hanya masuk satu demi satu huruf, dalam satu pertemuan hanya membahas satu huruf, baik makharijal
huruf maupun sifat-sifatnya, setelah itu baru interaktif. Mulai dari interaktif membaca buku ini, juga dalam hafalan, dan juga dalam membaca Al-Qur’an. 8. Hal apakah yang menjadi kendala dalam program kisah menawan sang teladan ini baik dari kisah menawan sang teladan, dan segmen bimbingan tilawah ini? Jawab : Idelanya dalam tim produksi baik di radio maupun televisi, masing-masing mempunyai
tugas
dan
tanggung
jawabnya
masing-masing.
Tidak
menggandakan tugas pada satu orang, namun karena ini radio dakwah dengan anggaran yang minim, satu orang menangani dua sampai tiga tugas sekaligus, bahkan multi fungsi. Termasuk dalam persiapan acara, diserahkan kepada penanggung jawab acara, mulai dari menyiapkan tempat duduk, menyiakan soundsystem. Kemudian kendala lainnya, karena acara kita mulai jam setengah delapan, termasuk sangat pagi di hari libur, terkadang kita menerima telepon dari anak-anak yang tidak mendengarkan cerita, mulai bergabung di segmen salam-salam, apalagi ada perbedaan waktu, disini mungkin setengah delapan, di Indonesia bagian lain mungkin jam setegah tuhuh, atau mungkin setegah Sembilan. 9. Terkait profesi penyiar, sudah berapa lama menjadi penyiar, dan hal apakah yang harus menjadi pedoman dalam penyiar religi? Jawab :
Sebelumnya saya sudah mengikuti pelatihan, seminar-seminar, berkerja menjadi penyiar mulai dari adanya radio dahulu, lalu ke Tv, pengalaman penyiarnya sama seperti mulai adanya radio rodja ini sudah menjadi penyiar, mulai dari awal pembangunan radio yang hanya komunitas, hingga bisa dinikmati seluruh Indonesia. Beliau juga sebagai pembawa acara televisi di Tv Rodja selama dua tahun, dalam dua program kajian islam. Yang harus dimiliki penyiar religi, tentunya sedikit ilmu, karena kita harus bermurojaah, menkaji, apalagi kita sudah mendengar kisah-kisah sewaktu kita kecil, yang ternyata kisah-kisah tersebut tidak benar, tidak rajih (kuat), kita bisa memilah mana kisah yang shahih (bersadarkan hadits Nabi SAW), maupun kisah yang ditambah-tambahkan. Komitmen yang kuat juga perlu dimiliki, karena ketika kita menjadi pengisi acara, kita akan dianggap mewakili dakwah itu sendiri, walaupun dari sisi ilmu kita belum memilikinya, dan hal itu menjadi pendorong kita untuk melakukan nya dalam kehidupan sehari-hari. 10. Apa harapan dengan adanya program ini khususnya untuk masyarakat kota bogor, dan umumnya untuk masyarakat Indonesia? Jawab : Semoga masyarakat lebih semangat dan lebih baik dalam mencari kisah-kisah yang shahih, meninggalakan cerita-cerita bohong, takhayul, drama, dan sinetron yang disana manfaat nya kurang, dan bahkan bisa di bilang isinya banyak mudharat (kejelekan). Masyarakat menjadi tertarik untuk menyimak kisah-kisah teladan, semoga kisah-kisah teladan ini menyebar di masyarakat,
bukan hanya melaluo radio rodja, namun juga melalui pengajian-pengajian. Dan juga harapan kita, untuk televisi-televisi swasta yang sudah ada, yang dapat dijangkau secara nasional tanpa parabola, bisa menghadirkan acaraacara yang serupa, yang di isi oleh orang-orang yang berkompeten, yang dapat memberikan kisah yang menawan, melalui format yang menarik yang dapat diminati oleh masyarakat.
Demikian wawancara ini dilaksanakan, informasi yang disampaikan adalah informasi yang benar, dan tidak dibuat-buat.
Bogor, 4 Mei 2014 Pewawancara
Narasumber
Muhammad Samih Rozin
Abu Lukman